1
Undang undang Republik Indonesia nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta
LINGKUP HAK CIPTA Pasal 2 (1) Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.
KETENTUAN PIDANA Pasal 72 (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masingmasing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjaara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 2
Kawirian
Kisah Cintaku
Kawirian / Printing Media Jambi, 2012 3
Kisah Cintaku
By : Kawirian Kawirian / Fantasy Media Desain Cover : Kawirian Editor : Kawirian Image : http://google.com/
Diterbitkan pertama kali oleh Kawirian / Fantasy Media
Jambi, Januari 2012 Dicetak oleh penerbit Kawirian / Fantasy Media ISBN : 110-088-820-10
Alamat Penulis Jl. Radja Yamin (Gotong Royong) No.15c RT.27 Kel. Selamat Kec. Telanaipura, Sipin Jambi EMAIL:
[email protected] SMS : 085266412341
4
Kisah Cintaku Apakah Itu Cinta? …………………….………. 7 My First Love…………………………..………. 13 Kekecewaan Itu Mulai Ada…………………… 20 Berakhirnya Cintaku…………………...……… 25 Dihari Ulang Tahunku………..….................... 30 Tahun Baru…………………………………….. 35 Teringat Akan Sosoknya………….…............. 39 Cinta Lama Bersemi Kembali………………... 48 Indahnya Lembaran baru…………………….. 55 Kebohongan Demi Cinta…………..……........ 60 Perang Tiba…………………………………..... 63 Perpisahan Sekolah & Perpisahan Untuknya……………………………………….. 67
5
“Ungu - Selamanya” Sayangku Dapatkah kau merasakan betapa besarnya Rasa cintaku untukmu cintaku Pernahkah kita menduga diantara kita Ada rasa yang mendalam Sayangku Yakinlah akan cintaku yang kupersembahkan Seutuhnya untukmu Kasihku Jangan pernah kau ragukan luasnya cintaku Yang kuberi untukmu
Genggamlah tanganku ini sayang Cintaku tlah tertambat mati untukmu
Selamanya…. Hanya dirimu yang selalu ada dalam hatiku Selamanya…. Tentang dirimu kau selalu hadir dalam mimpiku Engkau satu cintaku slamanya….
6
Kisah 1
7
Tak terasa aku sudah naik kekelas tiga SMA, begitu pula dengan umurku yang sudah 17 tahun itu. Tapi aku sama sekali belum memiliki pasangan yang artinya seorang pacar. Sebenarnya aku dari dulu sangat ingin memilikinya, namun mengutarakannya sulit bagiku. Makanya sampai sekarang aku belum memilikinya. Disinilah aku memulai kisah cintaku. *
*
*
Berawal dari saat aku kelas 3 SMA. Waktu itu aku diajak temen-temen ku bermain Jujurjujuran. Tadinya aku belum mengerti sama sekali permainan itu, dan juga aku sempat nolak. Tapi temen-temenku tetap maksa, ya apa boleh buat. Cara bermainnya dengan cara pena diputar, jika mata pena itu mengarah pada seseorang. Maka orang itulah yang akan di introgasi. Aku sempat deg-degan waktu itu, karena aku takut mereka akan menanyakan sesuatu hal padaku yang membuatku tidak bisa menjawab. Satu persatu sudah temanku yang sudah di introgasi. Tak berapa lama, akhirnya mata pena pun mengarah padaku. Langit dilangit seakan gelap, “huh,.. mampuslah aku”. Beberapa pertanyaan pun dilemparkan padaku. Salah satu teman ku menanyakan ku soal “CINTA”. “What,..!!”. Bagini nih pertanyaannya : “Ada nggak sih cewek yang kau suka di sekolah ini atau dimana, gitu,?”. Dalam hati berbisik – bisik “wah,.. cewek yang aku suka temen sekelasku sendiri “Novia Anjani” & kelas XII IPA 2 “Fera Asmarita”, duuhh,… bilang nggak yaa, bilang nggak yaa....” “Hmm,… ada, lucu dong kalo nggak ada”. “Siapa,??” Serentak mereka semua menyahuti. Dalam hatiku berbisik lagi, “Waduh, bilang nggak yaa… mereka berdua ada disini lagi. Bisa malu aku”. “Ada, anak kelas 2” Langsung aku berkata. “Siapa,?” Serentak mereka lagi. “Yang anak ipa 1 kelas 2. kenal pasti kau tu, sar,? Dia yang ikut olimpiade, anaknya kecilkecil” Seketika Sartika langsung menebak.
8
“Sabariah ye,…” “Hmm,… entah aku pun nggak tau namanya, mungkin itulah kali” Sartika mengenal Rya dari dia kelas 2. Mereka berdua sama-sama anak Olimpiade. Sartika orangnya pandai bergaul. Makanya dia bisa akrab dengan si Rya. Sebenarnya aku cuma suka-suka aja sama si Sabariah, karena dari wajahnya terlihat pintar, pendiam, menggunakan jilbab lagi. Aku suka perempuan yang seperti itu. Karena aku berfikir pacaran aja nggak pernah apalagi mendapatkan hati seorang wanita. Hmmm,… sebenarnya aku nggak suka cerita-cerita soal cinta. Karena bagiku not time for love, ya setidaknya suka sama cewek itu aja menurutku sudah normal. Sebenarnya juga aku maunya sama cewek yang bernama Nadiya. Dia adalah cinta pertamaku sekaligus cinta monyet. Nadiya adalah teman aku waktu SD, dia juga seorang cewek yang super smart, cantik, putih, baik, perfect lah pokoknya. Tapi sayangnya Nadiya dan aku sudah seperti Bumi dan Langit. Tapi dia nggak akan pernah terlupakan. Kembali kecerita sekarang. Aku tuh suka sama cewek tuh yang terpenting menggunakan jilbab, kreatif dan pintar. Bagi aku itu sudah cewek yang sempurna. Aku suka sama adik kelas aku yang Sabariah ini ya itu tadi pintar dan berjilbab. Jadi aku mau nggak mau harus dapati dia gimana pun caranya. Aku emang dari kelas 2 SMA suka sama dia. Tapi sekaranglah saatnya. Pertama aku cari tau dulu nomor Hp nya. Kalau soal no.Hp sih gampang carinya. Tinggal minta aja sama si Sartika, dia kan temenan juga sama Sabariah. Malamnya aku sms dia, dengan kata “Hyy” aku kirim pesan itu ke nomornya. Nggak lama sms aku dibalasnya. “Siapa,?”. Jantungku langsung berdebar-debar. “Aku kakak kelas kamu,?”. Balasanku. “Kakak kelas yang mana ya, kelas berapa,?” “Nama kakak Kawirian, kakak kelas Ipa 1”. Malam itu aku sms’an sama dia cuma sebentar. Karena topik pembicaraan nggak ada lagi. Besoknya di sekolah, yang biasanya aku sering ke perpustakaan akhirnya aku nggak pernah lagi menginjakkan kaki ku ke perpustakaan sekolah. Itu semua karena perpustakaannya terletak disebelah kelasnya. Kalau mau keperpustakaan itu harus melewati kelasnya. Kalau tidak akan memutar lagi dan harus melewati 8 kelas. Aku orang nggak percaya diri kalau lewat 9
depan orang banyak. Lagian juga jalan yang paling dekat ya harus melewati kelas dia. Kalau disekolah aku nggak pernah sms’an sama dia. Disekolah pun juga nggak pernah ketemu. Tapi sialnya aku, aku jadi olok-olok’an temanku karena aku suka sama adik kelas. Duh,.. bodohnya aku bisa suka sama adik kelas. Coba aja aku sukanya sama anak sekolah lain. Pasti nggak bakalan di ejek’in. penyesalan emang slalu datang terlambat. Ya apa boleh buat. Yang sudah terjadi ya harus dijalani dengan senang hati. Sepulang sekolah siangnya aku sms dia lagi. Sms aku pun dibalasnya. Aku terus berfikir aku suka sama dia, apa dia berfikir sama ya dengan apa yang aku fikirkan. Aku takut dia tidak akan suka denganku. Karena kami juga baru sama-sama kenal. Siangnya aku dan teman-teman berencana kerja kelompok dirumahku. Karena ini tugas kelompok jadi ini dikerjakan secara bersama. Janjinya jam 14.00 WIB. Sartika yang lebih cepat datangnya. Karena dia orangnya selalu Ontime jadi makanya dia selalu datang tepat waktu. Kalau yang lain selalu datang terlambat. Begitulah anak-anak zaman sekarang. Akhirnya aku memulai belajar jam 15.00 WIB. Disaat belajarnya mulai bosan, aku pun menyempatkan diri untuk meng-sms Rya. Karena nggak ada kerjaan lain. Jadi makanya aku sms dia. “Ass. Lagi apa nih?”. Sms ku. 5 menit sudah waktu berjalan, tetapi belum juga dibalasku. Mungkin dia lagi sibuk. Sembari ku mengatakan dalam hati. Setelah lamanya waktu, akhirnya dibalasnya juga. “lagi nyantai aja, maaf kak, td hapenya dikamar. Jadi nggak tau kalo ada sms” balasannya. “ohh gapapa koq, dek?” Setelah lama-lama sms’an, akhirnya waktu sudah semakin sore dan masuk pukul 17.00 WIB. Lalu teman-temanku semua pada pulang. Pekerjaan pun terselesaikan dengan cepat. Semua temanku yang bekerja. Cuma aku yang tidak. Tapi aku juga ikut membantu. *
*
*
Setengah bulan sudah aku mengenal Rya. Dan aku pun mencoba mengajak nya jalan. Tapi aku masih ragu dia masih punya cowok apa belum ya? Karena aku yakin sekali dia belum punya cowok. Terlihat dari wajahnya yang kutu buku. Karena firasat aku masih ragu-ragu, aku coba cari-cari informasi tentang dia melalui teman sekelasnya. Ada teman sekelasnya bernama “Azizah” yang juga temen Paduan Suara sekaligus adik kelasku. Setelah ku Tanya dia, dia pun 10
tidak tahu si Rya itu sudah punya cowok apa belum, tapi firasat dia juga si Rya itu tidak mempunyai cowok. Satu suara sudah ku dapat. Terus aku Tanya lagi kepada “Azura” yang juga temen Paduan Suara ku sekaligus temannya Rya waktu di X-4. Kata Azura sih ada. Tapi udah mau putusan. Mendengar hal itu aku pun terkejut. Seorang yang kutu buku punya juga seorang kekasih. Tapi nggak apa-apa, aku harus tetap pada pendirian. Waktu aku PDKT sama dia. Itu waktu dibulan puasa. Aku pengen banget ngajakin dia jalan. Tapi dia pasti shalat tarawih. Setiap aku mau ngajak dia jalan dia selalu menolaknya. Ada seseorang bilang padaku tapi aku lupa, kalo nggak salah Sartika. Dia bilang kalau Rya itu adalah keponak’annya pak Nurachmat. Pak Nurachmat adalah guru sejarah disekolah. Waw aku pun terkejut mendengarnya. Soalnya aku dendam dengan bapak itu waktu aku kelas 2.hehehe,… tapi itu udah masa lalu. Aku pun mencoba-coba pengen tahu tempat tinggalnya dimana. Rya pun memberitahukan dimana alamatnya. Alamatnya sih aku tahu, tapi letak rumahnya yang buat aku bingung. Jadi aku Tanya kepada Sartika tentang alamatnya Rya tinggal. Sartika pun memberitahukan, tapi aku masih tetap bingung. Akhirnya aku usulkan dia. “sepulang sekolah kasih tau langsung dimana alamatnya, nanti aku antar kau langsung kerumah”. Akhirnya dia menyetujuinya. Sepulang sekolah kami pun jadi ketempat alamat yang dituju. Akhirnya aku tahu juga alamat rumahnya. Hahahaha Mumpung bulan puasa, sekolah kami pun mengadakan Buber (Buka Bersama) di gedung pola. Inilah kesempatanku ngajakin dia pergi bareng. Aku sms dia dan bilang kalau aku pengen pergi bareng sama dia. Dia sempat nolak karena katanya dia perginya sama Oomnya, yaitu pak Nurachmat. Aku paksa dia untuk tidak pergi sama pak Rachmat, dan lebih memilih aku. Akhirnya dia mengalah dan memilih pergi bareng sama aku. Aku pun senang bercampur deg-deg’an. Aku sempat menyesal maksa dia, karena aku belum siap total. “Challenge is my needs” jadi aku harus siap dan berani. Huh,.. aku pun berfikir gimana caranya supaya aku nggak gugup. Tapi kayaknya nggak bisa. Kalo seandainya aku bisa melambatkan waktu yang dulunya 1 jam 60 menit menjadi 1 jam 1000 menit. Tapi emang tidak mungkin aku bisa merubah waktu seenaknya. Hari H pun telah tiba, aku bingung mau ngapain nih,… lalu aku sms dia “Udah siap blum,?” Lalu dibalasnya,
11
“Tunggu bentar lagi, cz mau shalat ashar dulu”. Aku pun menunggunya. Sampai dia sms. Akhirnya dia sms juga. “kami udah siap nih kak,?” Aduuhh,… rasanya aku pengen mati. Pas waktu aku mau menjemput dia. Hujan pun turun. Sempat kecewa bercampur senang juga. Hujannya juga datangnya nggak bilang-bilang. Pas udah aku dijalan baru turun hujan. Akhirnya aku singgah untuk berteduh. Hujan pun nggak lama-lama amat turunnya. Setelah teduh aku pun langsung menjemputnya. Setelah sampai ternyata dia udah nunggu didepan rumahnya. Waahh,… aku seperti kejatuhan bintang. Aku sempat berfikir aku ini mimpi apa nggak ya? Ternyata aku tidak sedang bermimpi. Aku pun menyapanya dulu, “Lama nggak,..”. “nggak ahh,!!” jawabnya. Lalu dia langsung naik kemotor ku. Dan kami pun pergi. Dijalan kami nggak ada ngomong apa-apa. Gedung pola dari rumah Rya nggak jauh-jauh sekali kira-kira 500 M. aku juga nggak yakin segitu, karena aku nggak pernah ngukur jalan. Setelah sampai ternyata temen aku dan teman-nya menyambut kami didepan gedung. Aku serasa pangeran waktu itu.hahahaha,… Lalu dia turun dari motorku dan langsung menyamperin temannya. Aku pun juga demikian setelah memarkirkan motorku aku langsung menyamperin temenku. Tak lama acara dimulai, Rya itu juga salah satu seksi acara. Dia sebagai penyanyi shalawat. Bukan dia aja. Tapi temen-temennya juga termasuk Azura. Aku pun sempat curi-curi pandang ke dia. Dia begitu manis, cuek, pendiam, pintar, dan kutu buku. Hhhhmmmm Waktu pun terus berputar. Buka bersama pun selesai. Lalu kami pulang, dan aku pun mengantar dia. Dia sempat bilang sebelum itu pulangnya barengan sama temennya karena mau kepasar mau beli Jilbab kalau nggak salah. Tapi ujung-ujungnya ikut aku juga. Hmmm it’s oke no problem,! Sekolah pun sudah 3 minggu waktunya liburan karena mau menyambut Hari Raya sebelum satu minggu. Rya bilang kalau dia akan pulang kampung di batang lumut tempat asal dia dan lebaran di sana, karena orangtuanya ada di sana. Rencananya kalau dia nggak pulang aku mau ngajakin dia lebaran bareng. Tapi emang nggak mungkin.
12
Kisah 2
13
14
Seminggu sudah waktu libur yang diberikan. Libur ini Karena menyambut Hari Raya Idul Fitri. Rasanya seminggu yang diberikan belum cukup. Namun apa boleh buat, ini bukan dari sekolah yang menginginkannya. *
*
*
Pagi yang cerah dengan di iringi kicauan burung yang sedang bernyanyi. Pagi itu juga masuk sekolah. Aku merasa malas banget ke sekolah. Apalagi kalo ingat sekolah, pasti aku ingat dia. Didalam fikiran aku cuma hanya dia dia dia. Sebenarnya aku malas berurusan yang namanya cinta. Tapi karena aku belum pernah menyicipi yang namanya cinta, jadi mau nggak mau harus jalanani. Aku biasa berangkat sekolah pake’ motor, dijalan ternyata aku ngeliat dia sedang jalan kaki. Kenapa sih loh jalan kaki. Jadi mau nggak mau aku harus nyamperin dia dan menyuruhnya berangkat bareng aku. Aku takut banget sama polisi, soalnya dia nggak pake helm, aku takut di tilang. Soalnya aku trauma soal itu. Alhamdulillah aman-aman aja dijalan. Padahal aku udah lama banget kenal dia, tapi pas aku lagi sama dia tuh aku selalu gugup. Entah apa yang membuat ini semua. Yang jelas aku gugup. Apakah ini yang dinamakan CINTA. *
*
*
Satu bulan berlalu aku PDKT sama dia. Inilah saatnya aku memberanikan diri untuk menyatakan cinta padanya. Kalau membayanginya aku jadi geli. Iiihhhhh,…. Malam itu aku sms’an sama dia,malam itu juga aku menembaknya. “Sebelumnya aku minta maaf kalau cuma berani lewat Hp, soalnya aku benar-benar, sungguh-sungguh, belum siap. Terserah kalian mau bilang aku apa”. Aku tau isi hatinya, dia pasti akan menerimanya, soalnya dia udah nyaman dengan aku. Hohohoho walaupun aku bukan Allah yang Maha Mengetahui. Akhirnya dia mau menerima cintaku. Aku menyatakan cinta padanya tanggal 26 September 2010. Pukul 20.39.40 WIB. Tapiiiiii, ada tapinya nih,… dia Tanya dulu kepada teman-temannya terima cinta aku apa nggak, kalo temennya bilang iya, dia akan iya. Kalo temennya bilang tidak, dia pasti akan bilang tidak. Kalo emang bener temannya bilang tidak, gimana? Sebenarnya yang jalani hubungan itu dia apa temannya sih,… tapi nggak apa-apalah, yang penting usaha dulu. Jadi aku terpaksa nunggu jawaban dia paling lambat besok. Hati aku deg-deg’an juga untuk menunggu hari besok.
15
Akhirnya besok pun telah tiba. Aku berangkat kesekolah seperti biasa dengan menggunakan motor. Di jalan itu hatiku terus berdebar-debar, terus membayangi jika sudah pacaran sama dia. Setelah sampai disekolah, tak berapa lama bel pun berbunyi. Soalnya aku selalu tepat masuk ke gerbang sekolah sebelum ditutup. Lalu aku berlari cepat masuk ke kelas, dan seperti biasa aku menyapa teman-temanku setiap hari. Karena aku orangnya baik hati dan tidak sombong. Hohohohoho. Pagi itu di sekolah belajar nya full. Tidak ada guru yang tidak masuk. Hari itu hari yang sangat membosankan sekali. Dan juga aku tidak sabar ingin pulang dan menunggu jawaban darinya. Akhirnya pulang sekolah pun tiba, dan aku pun menunggu dia keluar dari kelasnya dan ngajak pulang bareng. Dimotor pun kami cerita-cerita. Dan aku langsung menanyakan tentang jawaban tadi malam. Dan akhirnya dia menjawab YA. Mendengar hal itu aku langsung seperti kejatuhan Duren. Itu adalah hal yang terindah yang pernah ku dengar. Dan akhirnya kami pun resmi jadian. Dan hari itu juga aku ngajakin dia “JJS” (jalan-Jalan Sore). Dan dia langsung mengiyakan ajakanku. Setelah aku mengantar dia pulang, aku pun langsung pulang dan terus mengkhayal tentang kesenang diriku ini. Setelah pulang aku sms dia menanyakan soal makan, shalat & kapan bisa keluar untuk jadwal sore nanti. Ternyata dia ngajakinnya jam 4 sore. Katanya sih jam 5 sore dia harus udah dirumah. Maklumlah dia tinggal dirumah Oomnya yang bukan rumah dia seutuhnya. Sebenarnya aku pengennya jam setengah 5. Karena kalau jam 4 itu kan matahari masih menyinari panas. Kalau jam setengah 5 udah agak adem. Jadi apa boleh buat mau nggak mau aku harus jemput dia jam 4 sore. Karena aku nggak mau mengecewakan hari pertamaku jadian sama dia. Akhirnya jam 4 sore pun tiba. Aku sudah siap untuk menjemputnya. Shalat juga sudah. Tinggal berangkat aja lagi. Sebelum berangkat aku sms dia dulu. “Udah siap nggak nih, kalo udah kakak jemput sekarang,!”. Kataku. “Tunggu bentar, kami mau ke toko dulu sebentar”. Balas dia. Jadi akhirnya aku nungguin dia. Tak berapa lama kemudian Hp ku bergetar. Ternyata sms darinya. “Kak, jemputlah” Akhirnya aku segera naik motor dan segera langsung kerumahnya. 16
Setelah sampai ternyata dia sudah menunggu di depan rumahnya. Aku sangat terkejut sekali melihat penampilan dia. Ternyata dia tidak menggunakan jilbab seperti apa yang ku inginkan selama ini. Lalu aku menanyakan tentang hal itu kepadanya. “Kenapa koq nggak pake’ jilbab”. “Maaf, kak. Soalnya jilbab kami, kami bawa semuanya ke kampung. Jadi lupa bawanya?” Mendengar hal itu aku langsung mengangguk saja. Sebenarnya aku sangat begitu kecewa. Masa sih Jilbab begitu sangat pentingnya bisa terlupakan. Tapi gapapalah. cuma salah ini aja koq. Lagian ini hari jadianku. Jadi aku nggak mau mengecewakannya. Lalu kami keliling-keliling Tungkal walaupun tidak semua jalan kami lewati. Hampir sepanjang jalan kami berbicara berdua tanpa jeda. Namun ada kalanya jeda. Tapi lebih banyak ceritanya dibanding diem. Diselingi dengan ketawa-ketawa yang membuat aku dan dia benarbenar geli pada waktu itu. Hampir bosan kami berjalan. Karena sudah dua kali jalan yang sudah kami lewati itu kami lewati kembali. yaa namanya juga kota kecil. Tak berapa lama dia ngajakin aku ke rumah temannya karena temannya sms suruh main-main kerumahnya karena temannya itu lagi sendirian dirumah. “Kenapa harus si Rya sih yang di suruh. Kayak nggak ada temen lain aja. Ganggu acara orang bae” kataku dalam hati. Ternyata temannya tau kalau sore itu kami lagi jalan. Jadi mau nggak mau deh kami main kerumah temennya itu. Tak berapa lama sampailah kami kerumah temennya si Maya. Di depan pintu sudah ada Si Maya menunggu kedatangan kami. Lalu mereka berdua cerita-cerita asyik. Aku duduk di sebelah Rya tanpa ada suara sepetah katapun. Ku lihat Hp jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Tapi mereka malah sedang asyik cerita-cerita. Waktu itu aku sudah merasakan kekecewaan dalam diriku. Tapi aku tidak boleh berprasangka buruk terlebih dahulu. Setelah asyik bercerita. Akhirnya kami pun jalan lagi. Iya, kami pun keliling-keliling lagi. Dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. Dan apa yang aku fikirkan itu terjadi. Aku terus berfikir waktu itu. Apakah dia bener-bener nggak tau apa sengaja aku juga nggak tau. Yang jelas waktu itu aku kecewa. Tapi kekecewaanku belum begitu sangat. Dan akhirnya aku antar dia pulang karena awan merah mulai terlihat. Setelah aku mengantar dia pulang. Aku pun juga pulang. Karena hari semakin larut. Malamnya seperti biasa aku sms’an sama dia. Sms terus sampai bosan. Tapi tiba di sekolah aku dan dia seperti orang yang bukan pacaran. Karena aku nggak mau seperti orang lain selalu nempel kemana-mana. Karena aku bukan tipe orang seperti itu. Temen-temen ku sibuk sekali menghina diriku. Ya maklumlah orang tenar emang selalu begitu. 17
Sepulang sekolah juga ya seperti biasa aku dan dia pulang barengan. Dan untuk kedua kalinya aku ngajakin dia jalan, dan akhirnya juga dia mau. Pas sudah sore itu tiba ya kami juga jalan seperti biasa. Ketawa bersama, bercanda bersama. Waktu aku sangat senang sekali. Dan aku berfikir. “ohh ini yang dinamakan orang yang sedang jatuh cinta”. Tapi sore itu aku merasa aneh karena pas aku lagi jalan sama dia tuh ada yang ngikutin aku dari belakang. Trus juga seperti ada yang ngeliatin aku di sepanjang jalan kemana kami lewati. Jadi setelah kejadian itu aku nggak mau lagi JJS sama dia lagi. Sekarang jadwalnya ku rubah menjadi malam. Nah disaat aku mau ngajakin dia jalan malam. Itu tuh alasannya banyak banget. Alasan inilah itulah. Maunya apa sih nih anak. Jadinya aku mengalah. Kalau dia nggak mau ya sudah. Nggak ada yang namanya jalan-jalan lagi. Setiap minggu dia selalu pulang ke kampungnya. Dan itu mengganggu jadwal ng’Date aku dan dia. Sebenarnya dia itu sengaja apa nggak sih. Aku tau kalau dia itu tinggal dirumah Oomnya yang memang bukan rumah dia atau rumah orang tuanya. Kalau takut keluar malam kan bisa tuh aku minta izin. Tapi dianya juga banyak alasan. *
*
*
Pada tanggal 10 Oktober temen aku ada yang berulang tahun. Namanya Chacha. Aku di undangnya. Karena aku temannya SMP yang sampai sekarang masih akrab. Dan aku sering main kerumahnya bersama temanku Tuti yang juga temannya Chacha. Tuti biasa di panggil Awek. Jadi aku manggilnya Awek tetapi terkadang Tuti. Kami bertiga temenan dari dulu. Aku dan Tuti kalau malam sering main kerumahnya dari liburan kenaikkan kelas kemarin. Sorenya aku dan Tuti berencana bikin surprise untuk Chacha. Kami berencana pada saat kami mau datang kerumahnya, tiba-tiba kami kecelakaan. Padahal sih sebenarnya nggak? Sebelumnya kami meminta Turina teman kami disekolah untuk membantu kami membuat surprise itu. dengan membeli kue tart kecil lalu memintanya untuk taruh dirumahnya untuk sementara waktu. Kami meminta bantuannya karena rumah Chacha dan Turina satu jalan. Jadi makanya kami langsung punya insiatif buat ngelakuin sesuatu hal yang gila. Malam pun tiba, aku menjemput Tuti setelah habis Isya’. Sebelum pergi kerumah Chacha, kami singgah dulu ke Mini Market untuk membeli sebuah kue tart kecil dengan harga yang cukup murah juga. Setelah itu kami langsung menuju kerumah Turina. Diperjalanan aku suruh Tuti untuk meng-sms Turina. Akhirnya dia mengiyakan. Setelah persetujuan dari kami semua. Akhirnya kami menjalankan misi kami. Pertama, kue tart itu kami
18
taruh dirumah Turina. Kedua, dipersimpangan kami stop, dan mampir di tepi jalan yang ada kursinya. Ketiga, aku menelepon si Chachanya. Ke empat, mulailah acting ku. “Ass. Cha. Bisa tolong kami nggak? Kami kecelakaan nih…” dengan nada yang serius dan sedih. “Haa dimana, yan?” “Di simpang nih haa pas mau menuju kerumah kau” “Tunggu situ, aku dengan Anaz kesana” Lalu telpon pun dengan cepatnya mati. Peranku sekarang selesai. Tinggal peran Tuti lagi yang belum nampil. Dengan hitungan detik akhirnya mereka sampai dipersimpangan dan melihat kami. “Kalian, apa ada yang terluka?” kata Chacha dengan nada ketakutan. “Nggak, kaki aku cuma terkelis” kata Tuti dengan kesakitan. “Udah lah, kita bawa kerumah Turina dulu minta obat dirumahnya” kata aku. Lalu kami semua menuju kerumah Turina. Setelah sampai, kami mengajak Chacha masuk kerumah Turina, dan. “Tarrraaaa…. Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday, happy birthday to you. Met ulang tahun Chacha” serentak kami semua menyanyikannya untuk Chacha. “Ya ampun… makasih ya teman-teman udah mau bikin kejutan buat aku” katanya dengan terharu. “Iya, sama-sama. Udah yuk kita langsung kerumah Chacha” kataku sambil mengajak mereka keluar. “Makasih ya Turina atas waktunya” kata Tuti. “Iya, selamat ulang tahunnya ya Chacha” kata Turina sambil menyalami Chacha yang sedang berulang tahun. Lalu kami meninggal rumah Turina, dan langsung menuju kerumah Chacha. Setelah sampai, kamipun langsung memulai acara dan berdo’a yang dipimpin oleh Ibunya Chacha.
19
Dengan menu yang suguhkan yang apa adanya, karena juga ini bukan pesta besar. Temanteman sekolah Chacha juga datang semua. Malam itu acaranya cukup meriah. Setelah acara selesai. Semua teman-teman Chacha pulang. Aku dan Tuti tetap dirumahnya karena Chacha yang menyuruh kami untuk tidak pulang terlebih dahulu. Soalnya dia meminta bantu membukakan kado. Lalu Ibunya Chacha berkata. “Mana cewek kamu, yan?” “Dirumahnya Bu’?” kataku sambil tersipu malu. “Kenapa nggak dibawa?” “Orangnya nggak diizinin keluar malam dengan orang rumah, Bu’!” Teman-teman semuanya tersenyum. Aku jadi aneh saat itu. Kado pun semua telah dibuka. Kami disitu lama. Dan akhirnya jam 22.00 WIB. Lalu aku dan Tuti segera pulang. Dan berpamitan kepada Ibunya Chacha. Saat itu aku senang sekali. Makasih teman.
20
Kisah 3
21
Satu bulan lebih berlalu sudah hari jadianku. Selama satu bulan lebih itu juga aku nggak pernah lagi jalan sama dia. Jadi kerjaan kami cuma sms’an manjang. Huh, kan bosan juga kalau lama-lama begini. Setiap pulang sekolah aku selalu mengantarnya. Dirumah sms’an. Begitulah seterusnya. Akhirnya kejadian yang tak ku inginkan sebelumnya terjadi. Pas waktu aku pulang sekolah bareng dia. Aku tuh berfikir. “Selama pacaran aku nggak pernah traktir dia apa-apa. Jadi mumpung aku lagi haus, jadi aku pengen traktir dia es kelapa”. Akhirnya aku melarikan motorku ke penjual es kelapa yang berada di bawah turunan jembatan dekat sekolah. Dia sempat menolak pemberianku. Karena dengan alasan dia sakit tenggorokkan dan nggak mau minum es kelapa. Tapi aku tetap maksa. Karena cuma sekali ini aja. Karena aku ngotot maksa, akhirnya dia mau juga. Sambil mengendarai motor aku minum es kelapa itu. Dan dia pun juga. Tapi sedikit-sedikit. Pas mau sampai kerumahnya. “Kak, es kelapa nih kami buang ye?”. Sambil berkata dibelakangku. “Nanti aja dirumah buangnya?” aku menjawab. Tak berapa lama akhirnya es kelapa pemberian aku itu di buangnya. Aku tau dan aku merasakan gerakan tangannya. Pas itulah aku merasakan penyesalan dalam diriku. “MENGAPA AKU PUNYA KEKASIH YANG TIDAK MEMPUNYAI RASA SYUKUR”. Tapi aku diam dan tidak berkata apa-apa. Aku selalu berdo’a semoga saja ini yang terakhir kalinya di buat aku sakit hati. Hari terus berganti kami lewati, hubungan kami pun seakan mau retak. Karena aku sudah merasakannya. Tapi aku terus berfikir, pacaran itu tak ada gunanya. Pacaran itu cuma sebagai obat semangat kata orang bilang. Bagi aku pacaran itu membuatku banyak fikiran, membuat kita jadi buta. Hmmm,… jadi terserah mau putus apa tidak. Sore harinya biasa aku senggangi diri main komputer dirumah. Biasalah ngedit photo, main games, dll. Tiba-tiba saja Hp ku bergetar. Ternyata sms dari temannya si ANI. “tuh, cew’ kau nangis,…” sms dari dia. “Nangis kenapa,?” balasku. “Tanya aja Rya, kenapa,?” balasannya lagi. Setelah mengetahui tentang hal itu, aku langsung meneleponnya. 22
Saya : dek, kata Ani adek nangis ya? Rya : nggak ahh, nangis kenapa,? Saya : jangan bohong, cerita dong kalo ada masalah? Rya : nggak ada,… mana ada kami nangis… Saya : Oke oke,.. udah dulu ye. bye Rya : iya. bye Setelah aku menghubungi Rya. Aku langsung panas. Seakan meledak. Aku seperti di permainkan si Ani itu. Aku juga benci dengan dia. Karena si Ani itu dari awal aku kenal Rya, dia selalu mengganggu hidup kami. Teman yang lain nggak ada yang seperti dia. Selalu ikut campur masalah orang. Macam dia yang paling benar. Dengan kesalnya aku sms dia. “heee bohong kau nih, kata kau Rya nangis?” ketusku. “Sumpah, nggak percaya banget sih kau nih” balasannya. “Katanya nggak ada dia nangis, kau jangan ikut campur urusan kami lah ye?” balasanku. “Dah lah kalo nggak percaya. Payahh,..” balasan terakhirnya. Dengan jawaban dia yang seperti itu aku langsung marah besar kepadanya. Kalau dia ada didepanku. Ingin rasanya ku benyek-benyek mukanya. Tiba-tiba saja Hp aku bergetar. Ternyata itu sms dari Rya. “kak, maaf yech,.. tadi tu kami emang nanges, tapi sekarang udah nggak lagi,?” “Nah, tadi katanya nggak nangis?” balasanku. “iya, tapi sekarang udah nggak”. Balasannya. Ya ALLAH,.. aku seakan dipermainkan oleh mereka. Sebenarnya mau dia itu apa? *
*
*
Waktu telah berlalu, tapi rasa sakit hatiku masih terasa. Karena aku sudah bosan untuk ngejalaninya. Sudah beberapa kejadian yang sudah terjadi kepadaku. Tapi sampai sekarang aku tetap pertahankan. Dan sampai harinya aku bosan dengan dia. Waktu itu aku ngebet banget pengen ngajakin dia jalan. Aku yakin pasti dia beralasan lagi. Dan ternyata emang iya dia mempunyai alasan. Alasannya yaitu ada kerja kelompok. Coba 23
kalian fikir, ada nggak kerja kelompok malam minggu. Masuk akal atau tidak? Masuk akal sih iya, tapi kenapa harus bertumburan dengan pas aku mau ngajak dia jalan. Nggak ada hari lain apa? Itu yang kepengen banget ku Tanya sama dia. Malam itu sih aku jalan sama dia, tapi aku sebagai ojeknya. Pulang pergi aku anterin. Karena aku emang yang mau. Karena aku juga pengen tau dia emang kerja kelompok apa nggak. Mana tau dia kepengen menjauh dari aku atau kepengen ng’gossip dengan temantemannya aku juga nggak tau. Kalau berfikiran dia mau selingkuh aku yakin dia tidak begitu. Karena aku yakin banget dia tipe cewek yang setia. Setelah aku mengantar dia, tanpa fikir panjang aku langsung menuju kerumah teman aku Yuni. Tak berapa lama sampailah. Tapi dia mau pergi jalan. Mumpung malam minggu. Mumpung juga dia dapat kenalan cowok juga jadi dia jalan deh. Jadi aku mau nggak mau harus pulang. Setelah sampai dirumah, aku nonton sampai menunggu Rya sms aku suruh jemput. Karena aku yang minta juga. Hampir saja aku bosan menunggu dirumah. Tak berapa lama bergetarlah Hp aku, ternyata dia meneleponku. “Kak, jadi nggak jemput adek nih?” “Oke kakak jemputlah nih” jawabku. Tiba-tiba. Tiiiiitttt. Hp mati. Jadi secepat mungkin aku menjemputnya. Akhirnya sampai. Rencananya sih sepulang dari kerja kelompok aku pengen ngajakin dia jalan. Ternyata dia sudah berkata duluan. “Kak, jalan-jalannya bentar aja ya,… kami nggak boleh lewat dr jam 9 malam”. “iyalah” jawabku. Yah, jalanlah kami. Palingan jalannya nggak nyampe’ 1 kilo. Ya sudahlah apa boleh buat. Setelah aku mengantar dia pulang, langsunglah aku pergi kerumah temanku si Yuni lagi. Dirumah Yuni aku curhat habis-habisan dengannya. Ternyata Yuni benci juga dengan si Rya itu, katanya orangnya sombong. Mendengar hal itu aku langsung terkejut. Tapi gapapalah aku juga benci dengannya. Setelah aku curhat dengannya, pulanglah aku. Karena waktu itu sudah jam 11 malam. Esok harinya di sekolah. Ternyata teman-temanku pada benci semua dengan Rya. Katanya kalo ketemu tuh nggak mau negur atau senyum. Selalu kakak kelasnya yang negur duluan. Orangnya juga kecentilan. Tapi biarlah mereka mau bilang apa padaku, yang jelas aku juga benci dengannya.
24
*
*
*
Setiap aku mau pergi sekolah, aku sengaja perginya hampir gerbang sekolah mau ditutup. Artinya, jam nya akan segera berakhir. Itu dikarenakan supaya aku tidak bertemu dia dijalan. Soalnya aku nggak mau naiki dia di tengah jalan. itu kesannya seperti cewek murahan. Aku nggak mau dia dibilang cewek murahan, walaupun aku benci dengannya. Besoknya begitu lagi, aku selalu datang terlambat. Dan dia selalu datang pagi-pagi sekali. Jika aku datangnya pagi-pagi juga, pasti aku slalu ketemu dengannya. Terkadang aku langsung ngebut jika bertemu dengannya. Untung saja dia tidak melihat. Aku nggak tega juga melihatnya berjalan kaki. Besoknya lagi aku seperti biasa datang terlambat, nggak taunya aku ketemu dengannya pas di depan sekolah. Jadi aku ngebut aja dan pura-pura tidak melihatnya. Pas aku mau masuk gerbang dan menyalami guru yang sedang piket jaga, Miss Mitha langsung berkata. “Kok ceweknya dibiarkan berjalan kaki sih?” dengan nada yang agak sedikit menyinggung. Aku melihat Rya dan membalasnya dengan senyuman saja kepada Miss Mitha karena aku nggak bisa membalas perkataannya. Dan takut salah bicara. Lalu aku langsung masuk, dan menuju ke kelas. Sebelum pulang sekolah, Rya sms katanya dia nggak akan pulang bareng aku karena dia nggak pulang ke rumahnya tapi dia singgah dirumah sepupunya. Aku meminta untuk mengantarkannya, tetapi dia sendiri nggak mau. Apa mungkin dia marah, tapi aku tetap santai meskipun dia beranggapan bahwa aku sekarang cuekkin dia.
25
Kisah 4
26
Udah hampir dua bulan aku jadian dengannya. Tapi tinggal menghitung hari aja lagi untuk mencapai dua bulan itu. Sudah beberapa banyak kejadian yang membuat aku sakit hati. Tapi dengan kejadian itu hidupku slalu ku bawa santai. Aku juga sekarang jarang sms’an dengannya, pulang pun aku jarang dengannya. Itu dikarenakan kekecewaanku padanya. Besoknya dia pergi kesekolah dengan berjalan kaki. Pas aku lagi enak-enak jalan, eh nggak taunya ketemu dengan dia di jalan tepatnya di depan SD 18/v. aku bingung waktu itu, aku harus bagaimana. Mau nyamperin pasti sama dengan mempersilahkan dia ikut denganku. Karena di simpang sana polisi sudah menunggu diriku jika yang dibelakang tidak menggunakan helm. Jika tidak, aku masih ada ikatan dengannya, yang berarti masih pacaran. Walaupun aku sedikit tidak menganggap dia sebagai pacarku lagi. Jadi dengan tekatku, aku langsung berbelok mencari jalan pintas supaya aku tidak ketemu dia. Sebenarnya aku kasihan juga melihat dia berjalan. Mau nyuruh dia pergi serempak, dia selalu pergi sekolah pagi-pagi sekali. Sedangkan aku jam 7 baru pergi. Kan bingung jadinya. Pas aku belok menaiki jembatan, aku melihatnya dari kejauhan. Dalam hati ku berkata “Maafkan aku, sayang!”. Setelah sampai di sekolah, aku langsung menceritakan ke temanku. Katanya akan sangat sadis sekali. Tapi mau gimana lagi, aku jadi serba salah. Aku selalu berfikir, aku harus mencapai 2 bulan jika seandainya hal yang tidak di inginkan itu terjadi. Maka aku selalu pertahankan itu. Tapi karena tingkahnya yang membuatku tidak nyaman lagi, akhirnya tidak sampai 2 bulan itu akhirnya kandas juga. *
*
*
Hari Jum’at tanggal 18 November 2010 aku bubaran dengannya yang berarti PUTUS. Di sekolah, temanku mengajak ke rumah Meylani. Yang bertujuan untuk silahturahmi. Karena juga waktu itu masih dalam keadaan lebaran Idul Adha. Jadi aku mengiyakan saja. Janjiannya setelah pulang dari Jum’atan. Dan ngumpulnya di rumah Nurma. Lalu setelah aku pulang dari Jum’atan, aku pulang dan sebelum pergi aku makan siang dulu. Setelah yang di rumah selesai, aku langsung beranjak dari rumah dan pergi ke rumah Nurma. Setelah sampai di rumah Nurma, aku di persilahkan dia masuk. Dan aku langsung duduk di ruang tamu. Sedangkan Nurma lagi bersiap-siap didalam. Lalu aku sms si Vitri yang kebetulan juga dia ingin ikut. “Vit, cepatlah kerumah Nurma, aku udah di rumah Nurma nih?” 27
“Tunggu bentar, aku nunggu cowok aku dulu” balasnya. “Ok. Cepat yee” balasku lagi. Sudah satu jam aku duduk di ruang tamu itu. Hari juga sangat panas dengan badanku mengeluarkan keringat. “Ma, kita nunggu siapa lagi nih?” sapaku kepada Nurma seraya keluar dari kamarnya. “Haa, nunggu laki aku dulu, hahaha” katanya sambil mengusap-usapkan mukanya yang dilapisi bedak My Baby. “Hmmmm…” Tak berapa lama akhirnya orangnya datang juga. Aku sangat lelah sekali menunggu mereka. Tanpa basa basi lagi, akhirnya kami pergi juga. Butuh waktu 15 menit untuk sampai kesana. Waktu itu aku sendirian. Yang lainnya satu motor berdua. Tapi itu nggak masalah buatku. Nggak terasa akhirnya kami sampai juga. Tetapi Meylaninya ketiduran. Lalu dia di bangunkan sama kakaknya. Setelah bangun dari tidurnya, dia keluar menemui kami dan mempersilahkan masuk. Lalu Meylani menyugukan kami sebuah kue lebaran. Disana kami cerita-cerita, ngumpul-ngumpul sambil ketawa-ketiwi. Siang itu aku ceria banget. Tak lama Rya sms aku, waktu itu aku lupa dia sms apa. Sms-nya semacam minta pendapat tentang hubungan kami. Jadi aku minta saran deh kepada temanku si Meylani. Kata Meylani sih putusin aja. Karena Meylani kasian liat aku karena aku pacarannya nggak pernah selalu bersama. Jalan jarang, sms pun jarang. Jadi dengan keputusanku akhirnya aku mutusin dia. Hari ini detik ini juga. Karena aku juga kesal dengan temannya si Ani. Dia selalu ikut campur urusan kami. Jadi aku nggak mau diam aja. Aku masih tetap dendam dengan temannya itu. Gara-gara dia hubunganku jadi begini. Tapi aku nggak tau apa yang dia fikirkan pada waktu itu. Kalo menangis mungkin iya. Tapi aku nggak tau juga. Aku putus dengan seorang pacar itu biasa-biasa aja. Karena bagi aku pacaran itu nggak penting. Bikin tambah fikiran aja. Aku orangnya mudah marah, mudah kesal. Kalau udah kesal dengan seseorang pasti ingin marah bawaannya. Tapi tidak sampai berlarut-larut. Paling tidak sehari. Jadi dengan kandasnya hubungan kami. Aku dan dia pun jarang sms’an, jarang ketemu, pokoknya jarang-jaranglah. Kalau aku ketemu disekolah paling tidak aku menghindar darinya. Karena aku nggak mau liat dia lagi. Ini demi untuk melupakan masa lalu ku.
28
Di sekolah kantin kami ada 2. Satu di samping kelas. Satunya lagi di tengah-tengah sekolah. Aku lebih memilih kantin yang ditengah-tengah sekolah. Karena kantinnya dekat dengan kelasku. Setiap jam istirahat Rya Cs selalu kekantin yang di tengah-tengah sekolah itu. Padahal kantin yang di sebelah kelas lebih dekat dengan kelasnya. Itu sangat menggangguku. Soalnya aku malu ketemu dia dan kawan-kawannya. Putus atau tak putus pun aku jarang sekali ke kantin itu. Paling tidak pas jam belajar kosong aja. Hal itu di karenakan pacaranku bukan untuk di pamer-pamerkan melainkan untuk pribadi. Sepulang sekolah aku bersama temanku Tuti. Nggak lagi pulang bareng sama dia. Tapi itu tidak menjadi bebanku. Malam setelah aku putus dengan Rya, teman aku berulang tahun yaitu Awek. Aku dan Chacha memintanya untuk makan-makan. Tanpa kami suruh pun, dia sudah bersedia untuk merayakannya. Dan setelah malam tiba, akhirnya kami makan di Gor, tempat berkumpulnya anak-anak muda makan. Padahal aku baru aja putus dari Rya, dan malamnya aku sedang asyik-asyiknya meryakan pesta ulang tahun temanku itu. aku seperti merayakan hari bubaran ku saja, bukan seperti merayakan pesta ulang tahun. Tapi aku selalu memikirkan itu. dan tidak berniat untuk merayakan sesuatu hal yang mungkin membuat orang lain terluka. Setelah makan, kami pun pulang. Chacha mengantar Anaz kerumahnya, dan kami pun disuruh ikut. Dan setelah mengantar Anaz pulang, Kami berdua main kerumah Chacha karena dia juga yang mengajak. Setiap malam aku sering ke rumah temanku Chacha bersama si Tuti.. Kami ke rumah Chacha cuma sekedar main aja. Karena kami juga sering ke rumah dia. Chacha dan Awek sangat mendukung sekali aku putus sama Rya. Karena mereka kasihan melihatku pacaran yang nggak ada perkembangannya. Cuma di situ-situ aja. Mereka juga tau kalau penyebabnya temannya Rya si Ani. Jadi Chacha dan Awek ada rencana pengen ngajak ketemuan dengan si Ani. Kalau dia itu jangan hobi mengganggu hubungan orang. Tapi aku nggak mau ikut-ikutan karena aku nggak mau masalah ini di besar-besarkan dan juga aku nggak mau ketemu mereka lagi. Jadi akhirnya kami berencana mencari tau rumah Ani itu dimana dia tinggal. Setiap sepulang sekolah aku dan Awek menunggu si Ani pulang. Tapi kami kehilangan jejak. Besoknya lagi kami menunggu dia. Tapi kami tidak melihatnya. Walaupun begitu kami tetap cari rumah dia sampai dapat. Jadi kami ketemunya itu pas waktu kami nunggu di warnet. Karena waktu itu hari hujan, jadi kami stop dulu. Tak berapa lama akhirnya dia lewat juga. Jadi kami langsung ikutin dia. Kami juga nggak ada ketinggalan jejaknya. Akhirnya dapat juga kami alamat rumahnya. Di saat dia turun dari motor temannya, kami langsung bersembunyi masuk ke lorong yang bersebelahan dengan rumah temanku. Setelah mengetahui rumahnya. Kami langsung pulang. Dan aku mengantarkan si Awek ke rumahnya.
29
Siangnya aku, Awek, Chacha dan Anaz berencana mau makan-makan di warung yang terletak di Part 2. Kami juga sering ke situ. Di situ kami cerita tentang rumahnya si Ani itu. Waktu itu juga aku buat status tentang kesenanganku menemukan rumahnya si Ani. Tiba-tiba aja Rya membalas statusku dengan membuat status juga. Aku balas status dia dengan status. Di balas lagi sama dia. Sampai seterusnya seperti itu. Dan akhirnya usai. Lalu Chacha berencana teleponan langsung 4 orang sekaligus. Dan Awek menyetujui keputusan itu dan dia juga menyetujui kalau dia yang menelepon ke 4 orang itu sekaligus. Besok di sekolah pada jam istirahat akhirnya permainan itu dimulai. Tapi pada waktu itu Awek tidak masuk sekolah. Ternyata Awek dan Chacha sudah teleponan. Lalu Awek meneleponku. Setelah masuk, kami menyusun strategi. Chacha menyuruhku diam kalau nanti si Awek menelepon Si Rya. Jadi yang ngomong cuma Awek dan Rya. Jadi peran aku waktu itu cuma diam. Akhirnya cerita itu dimulai. Awek menelepon si Rya. Tuuuuuutttt,…. Rya
: hallo,!
Awek : hallo,! Ada ani nggak,? Kami mau bicara dengan Ani. Chacha: iya, Kami mau bicara dengan Ani. Rya
: tunggu ya kami panggil dulu.
Hp ku masih menempel di telingaku. Aku cuma bisa diam dan mendengar. rya
: ngga mau Ani-nya, kak,?
Cha cha: kenapa dia nggak mau, apa dia takut,? Rya
: nggak tau,? Sudah lah, kak. Kita bicara baik-baik aja.
Cha cha: nggak, temen kamu sudah mengganggu hubungan temen aku. Tiba-tiba aja bel masuk berbunyi. Aku langsung masuk kekelas. Tapi Hp masih tetap On. Dan aku biarkan begitu saja. Entah apa lagi yang mereka bicarakan. Karena aku tidak lagi mendengarkan mereka. Tak berapa lama Hp itu mati sendiri. Dan setelah kejadian itu. Kami tidak lagi mengganggu Ani.
30
Kisah 5
31
Setelah kejadian itu terlupakan, aku dan si Rya pun akrab kembali. Tapi hanya sebagai teman. Aku kembali Jomblo seperti dulu lagi. Jadi jomblo itu enak, nggak ada yang difikirkan. Bawa’annya nyantai, enjoy. yach… pokoknya asyik lah. Aku juga mutusin dia itu karena sebentar lagi mau masuk ujian semester. Aku nggak mau banyak fikiran pas ujian semesternya nanti. Aku pengen lepas dari semua tuntutan yang mengganggu fikiran aku. Si Rya tau kalau tanggal 07 Desember aku berulang tahun. Lalu dia bermaksud ingin membelikan aku hadiah. Dan hadiah itu tidak di beritahukan kepada ku. Tapi si Awek tahu hadiah yang akan di berikan kepada ku. Lalu aku minta Awek bicara apa hadiah itu. Lalu akhirnya Awek bilang apa hadiahnya itu. Ternyata hadiahnya itu sebuah jam tangan. Ternyata dia tahu skali apa yang aku inginkan sebelumnya. Tanggal 07 Desember adalah hari ulang tahunku. Temen-temen pada sibuk minta di rayain. Terutama si Chacha dan Si Awek. Paling sibuk pengen di rayain besar-besaran. Mereka kira aku orang kaya. Hahaha. Jadi Akhirnya kami bertiga menyetujui makan-makan di Pujasera. Setelah hari itu tiba, siangnya aku berada di rumah Chacha. Seperti biasa aku di temani Awek. Kami di sana berembuk membicarakan ulang tahun ku ini. Tak lama Chacha masuk kerumah. Dan Awek menawarkan kepada saya agar mengajak si Rya yang sudah menjadi mantan ku. Tapi aku tidak mau karena aku malu untuk bertemu dengannya. Si Awek menawarkan cuma untuk mengetes Rya saja. Akhirnya aku mau juga untuk mengajaknya. Lalu aku langsung sms dia. “Dek, ikut nggak nanti malam ultah kakak,?” “Maulah” balasnya. “Tapi jam 9 malam. Emang boleh?” kataku tidak memaksa. “Gapapa koq?” “Apa nggak dimarahi? Katanya nggak boleh keluar jam 9 malam?” terus membujuknya. “Bilang aja ada acara. Pasti boleh!” “Okelah. Nanti malam kaka jemput” kataku seakan tak bersemangat lagi. Lalu akhirnya mau tak mau aku harus mengajak dia, walaupun aku dan Awek mengajak dia hanya terpaksa. Malam pun tiba, kami sudah sepakat jam 20.00 WIB acaranya. Seperti biasa aku menjemput Awek ke rumahnya. Setelah sampai Awek mengajak ku ke Mini Market untuk membeli kue tart yang rencananya akan diberikan kepadaku. Waktu itu aku sempat menolak, 32
karena waktu hari ulang tahunnya aku tidak memberikan hadiah kepadanya. Tapi dia tetap maksa. Katanya kalau ulang tahun tidak ada kue, acara itu tidak akan lengkap. Jadi mau tidak mau aku harus mengalah. Aku sangat senang punya teman baik seperti dia. Lalu setelah membeli sebuah kue kecil kami langsung menuju kerumah Chacha. Tak berapa lama akhirnya sampai juga. Kami pun berangkat menuju tempat yang kami inginkan. Seperti biasa juga Chacha bersama pacarnya Anas. Setelah sampai ke pujes, mereka mencari tempat dan aku menjemput si Rya. Sebelumnya aku sms dia agar bersiap-siap dan menunggu di Depan rumah. “Dek, kakak jemput sekarang nih, tunggu depan,!” “Iya, nih udah siap dari tadi,!” balasnya. Lalu aku langsung mengarahkan motor ku menuju rumahnya. Setelah sampai ternyata dia emang sudah menunggu di depan. Lalu dia naik, tanpa basa-basi lagi aku langsung ngebut. Setelah sampai, aku pun ngajak dia ke tempat teman-teman yang sudah memesan tempat. Ternyata mereka sudah memesan makanan yang di inginkan mereka. Padahal sama sekali aku belum menyuruhnya. Malam itu suasananya harmonis, karena aku duduk di sebelah dia. Kami berdua samasama salting. Aku tersipu malu, tapi aku tidak menampakkan bahwa aku itu bersikap aneh padanya. Sebenarnya aku duduk di sebalh kiri, Awek di tengah dan Rya di tepi sebelah kanan. Karena mereka bertiga menyruhku duduk disebelah dia, jadi mau nggak mau aku harus duduk di sebelah dia. Di saat itu pengamen datang dan menyamperin kami. Ya biasalah pengamen zaman sekarang mencari uang dengan menyanyikan sebuah lagu. Waktu itu pengamennya menyanyikan lagu “Punk Rock Jalanan”. Karena mereka pengamen punk rock jalanan, makanya mereka menyanyikan lagu itu. Setelah selesai makan, lalu aku mengantarkan si Rya dulu. Pas pada saat mau berjalan, dia memanggil “Kak, ini ada kado buat kakak,!! Sambil memberikan padaku sebuah kado kotak kecil. “apa nih dex?” terkejut sambil tersipu malu. “pegang be?” “tarok be situ” sambil menunjuk ke sebuah meja.
33
Setelah itu, lanjutlah kami berjalan dan langsung mengantarkannya. Di sepanjang jalan, aku dan dia no bicara. Pas sudah sampai barulah aku mengucapkan terimakasih padanya. Dia membalasnya dengan sebuah senyuman. Setelah itu, kembalilah aku ke Pujasera. Ternyata setelah aku sampai, mereka telah membuka kado ku yang telah di berikan oleh seorang yang special yang pernah ku cinta dulu. “Apa yang ku bilang, jam tangan kan?” kata temen ku Awek. Aku membalasnya dengan senyuman. Barulah kami semua beranjak dari tempat itu. Si Chacha mengantarkan pacarnya si Anas pulang, aku dan Awek pun ikut. Karena kami sudah janji akan mengantar si Anas pulang ke rumahnya. Karena juga setelah mengantar Anas, kami berdua akan singgah dulu ke rumah Chacha. Biasalah itu tempat nongkrong berdua aku dan Awek. Hehehe. *
*
*
Hari senin tanggal 11 Desember adalah Ujian Semester. Hari itu aku sangat deg-deg’an sekali. Karena pelajaran hari pertama yang diujikan yaitu PKN & FISIKA. “Mana tadi malem aku cuma baca PKN aja. Yang fisikanya nggak, cuma baca sekilas aja. Gawat!!” kataku dalam hati. Ya apa boleh buat, kerjakan aja sendiri. Semoga aja bisa. Amiin… Setelah seminggu mengikuti ujian semester. Akhirnya selesai sudah. Biasanya setelah Ujian semester usai, akan di adakannya Class Meeting. Yaitu perlombaan antar kelas. Di sekolah lain juga sama halnya dengan sekolahku. Mungkin supaya relax aja kali setelah mengikuti Ujian Semester. Tapi aku nggak ikut lomba. Itu karena aku nggak suka Axis di depan adik-adik kelas. Apalagi aku orangnya pemalu. Alhamdulillah Class Meeting yang diadakan cuma sehari, jadi besoknya tinggal terima Rapor. Hari selasa, tanggal 19 Desember 2010 saatnya terima Rapor. Bagi yang anak kelas tiga sebelumnya sudah diberitahukan bahwa pengambilan Rapor Semester Ganjil harus dengan Wali. Orang tua ku keduanya-duanya pada nggak bisa hadir. Karena banyak kerjaan yang nggak bisa ditinggal. Jadi aku bingung saat itu siapa yang mengambilkan Rapor milikku. Jam 09.00 WIB semua siswa/i disuruh berbaris dilapangan. Karena akan ada pengumuman juara 1, 2, dan 3 Umum. Kalau yang juara 1 umum kelas 3 nya sudah ketebak. Pasti Sartika. Setelah lama menunggu, akhirnya juara pun akan segera di umumkan. Pertama dari kelas X. juara umum 1, 2, dan 3 nya aku tidak tahu siapa-siapa yang dapat. Yang jelas aku orangnya nggak mau tau. Setelah yang umumkannya kelas XI, ternyata mantan aku si Rya itu tidak mendapatkan juara umum lagi. Aku sangat kecewa sekali. Mungkin ini semua karena aku dia jadi begini. Tapi gapapa, yang penting dia dapat juara 1 dikelasnya. 34
Lalu diumumkanlah kelas XII. Pertama dari juara umum 3. Yang ternyata ‘Muhammad Guntur’ teman sekelasku paling kecil kira-kira seukuran pinggang aku itu yang mendapatkan juara 3 umum. Lalu juara 2 umum jatuh kepada temanku ‘Fera Asmarita’ kelas XII B atau juga temen cewek yang aku suka. Aku yakin pasti dia yang mendapatkannya. Karena orangnya sama pintarnya dengan Sartika. Lalu tibalah juara umum 1. Ini nggak perlu bingung lagi siapa yang mendapatkannya. Ya jelas Sartika. Karena dia ini anaknya memang super smart, yah pokoknya nggak bisa dikalahkan dengan kelas-kelas yang lain. Lalu setelah selesai mengumumkan juara-juara umum. Semua siswa/i masuk kekelas dan mengambil rapor masing-masing. Inilah saat yang di tunggu-tunggu. Tapi aku bingung, siapa yang mengambilkan rapor ku. Semua siswa/i disuruh berada diluar, sedangkan para wali berada didalam. Sebelum pembagian rapor wali kelas berbicara kepada para wali siapa-siapa saja yang bandel, sering alpa, sering ini itu bla bla bla… dan selesai dalam waktu setengah jam. Lalu di umumkanlah siapa-siapa saja yang mendapatkan sepuluh besar sampai tiga puluh besar. Satu persatu juara yang sudah diumumkan. Bagi yang ada walinya bisa langsung mengambil rapornya dan langsung pulang. Jika tidak, rapornya tetap ditangan wali kelas. Setelah lama membagikan, dan akhirnya nama ku disebut. “Kawirian, mendapatkan ranking 5” kata guruku dengan suara besar. Aku sangat senang sekali mendengar hal itu. aku seperti kejatuhan duren lagi. Tapi siapa yang mengambil raporku. Setelah lama menunggu, akhirnya aku di tolong dengan Bapaknya Andri yang juga saudaraku. Karena sebelumnya Bapakku sudah menelepon Bapaknya Andri untuk meminta tolong mengambilkan rapornya aku. Akhirnya raporku bebas dan aku merasakan senang yang luar biasa. Thank’s God!!
35
Kisah 6
36
Satu bulan sudah aku berpisah dengannya, tapi aku tidak ada merasa kehilangan sama sekali. Karena aku bukan tipe cowok yang tergila-gila sama sosok cewek. Diselang waktu ku yang kosong, aku selalu menyempatkan diri berada didepan komputer. Yaaa biasalah sebagai seorang Design Grafis. Apa yang enak dilakukan aku kerjakan. Apa yang tidak enak, ya sudah tinggal tidur. Mungkin kalau aku ingat-ingat lagi kejadian dulu, mungkin aku akan senang, sedih, susah, bahkan kecewa. Atau mungkin bisa disebut juga dengan Galau. Namun sisi baiknya aku bisa merasakan apa itu Cinta. Biasanya kalau ada waktu senggang, mungkin aku akan sms’an dengannya. Sekarang aku sendirian. Nggak ada lagi yang mau peduli denganku. Tiba malam, dulunya aku seperti punya teman curhat, sekarang teman curhat itu telah pergi. Namun kehidupan itu telah ku buang jauh-jauh. Tanpa ada rasa beban lagi difikiranku. Yang biasanya aku tidur sampai jam sebelas malam, sekarang aku tidur paling cepat jam 21.00 WIB. Ku buka Facebook milikku, ku buat satus. “Pacar hanya semangat hidup buat kita” Ku buka profil ku. Ku lihat status hubunganku. Ternyata aku masih berpacaran dengannya. Sebenarnya aku ingin menghapusnya. Aku takut terjadi kesalahpahaman. Jadi aku biarkan saja. Dan aku berfikir juga. Kalau aku jomblo kan malu…. *
*
*
Tinggal menghitung hari lagi tahun baru, aku sibuk dengan teman-teman untuk pesta bakar ayam. Banyak teman-teman mengajak ku. Ada teman sekelas, ada sepupu, dan ada juga teman waktu SMP. Aku mengiyakan saja, yang penting tahun baru aku ada acara. Tidak nganggur dirumah. Aku teringat dengan Tahun baru lalu, dengan cuaca yang tidak mendukung yaitu hujan yang sangat deras. Aku mengadakannya acara bakar-bakar bersama anak SMA 1 yang juga temanku waktu SMP. Kalau aku mengingatnya mungkin aku akan senyum-senyum sendiri. Hari berganti hari. Tahun baru tinggal menghitung jam lagi, aku sama sekali belum tahu mau buat acara dimana dan dengan siapa. Tapi alhamdulillah aku ikut sepupu ku Erni. Maksudnya aku bukan buat acara sama keluargaku, melainkan acara Erni dan teman-temannya. Malam pun tiba, aku menjemput Erni ke rumahnya. Itu pas Isya’ jam setengah delapan. Karena aku dan dia memang sudah janjian satu motor dengannya. Setelah sampai dirumahnya, kami pun langsung berangkat menuju rumah temannya. Setelah sampai ternyata rumahnya 37
sama sekali masih sepi, bahkan orang rumah pun tidak ada. Karena sepi jadi kami jalan-jalan dulu keliling Kuala Tungkal. Hampir satu jam kami jalan-jalan, lalu kami kembali lagi kerumah temannya yang bernama Rita. Soalnya acara bakar-bakarnya dirumah Rita. Setelah sampai, yang baru datang baru teman sekelasku si Vandra dan kekasihnya Wina yang juga temannya sekelasnya Erni. Jam pun sudah menunjukkan pukul 21.47 WIB. Satu persatu teman-teman sudah pada datangan. Satu persatu barang -barang yang diperlukan pun dikeluarin. Acara langsung dimulai. Aku dan teman-teman cowok lainnya sedang menikmati makanan pembuka yaitu kacang dua kelinci. Sedangkan para cewek-cewek sedang sibuk bakar-bakar. Jam pun terus berputar, kami semua menikmati sekali ayam yang telah dipanggang, dengan iyuran hanya Rp 10.000,00 bisa makan sepuasnya. dan tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 23.51 WIB. Dilangit kembang api satu persatu mulai dinyalakan. Kami pun bersiap-siap untuk menyudahi bakar-bakar dan pergi jalan-jalan untuk melihat disekeliling langit. Jalan terasa ramai sekali seperti lautan. Klakson-klakson motor mulai membuat kericuhan disepanjang jalan. Teman-teman semua berteriak dan aku juga ikut teriak. Karena malam itu adalah malam aku dan teman-teman semua bahagia tanpa sama sekali sedikit pun aku memikirkan si Rya dimana sekarang dia berada. Malam pun semakin larut, kami semua tetap bersama terus mengelilingi kota Tungkal, dan akhirnya semua merasa capek dan berpencar. Lalu aku dan Erni pun juga ikut pulang. Aku mengantar Erni kerumahnya. Setelah mengantarnya lalu aku pun juga pulang kerumah. Dan setelah itu aku membantingkan tubuhku dikasur dan terlelap tidur. *
*
*
Tak terasa sudah masuk tahun 2011, tak terasa sudah pagi dan tak terasa juga sudah pukul 08.15 WIB. Aku masih saja terbaring. Ingin skali rasanya bangun, tetapi badanku masih terasa sakit karena efek acara semalam. Karena juga waktu itu masih libur sekolah. Karena libur masih panjang, aku pun berlibur ke Jambi. Pertamanya aku tidak di izinkan sama orang tua, tapi setelah aku membujuknya akhirnya aku pergi juga. Tapi aku perginya tidak sendiri, melainkan sama abangku. Abangku sekarang kuliah di STIKBA Jambi semester 3. Karena dia libur, jadi dia tahun barunya di Tungkal. Karena sekarang dia mau pulang lagi ke Jambi, jadi aku ikut deh bareng dia. *
*
38
*
Akhirnya libur sekolah pun telah usai, dan dimulai sekolah hari senin tanggal 04 januari 2011. Tapi hari pertama aku tidak masuk sekolah dikarenakan aku berada dijambi. Sebenarnya hari minggu itu aku ingin pulang, tetapi dikarenakan aku di larang sama Bibi aku pulang hari minggu itu dan disuruh pulang hari senin saja, jadi mau tidak mau aku pulang hari senin. Padahal aku sudah memesan mobil untuk pulang. Jadi Hp itu ku non-aktif kan saja. Hari senin itu pun tiba juga, akhirnya aku meninggalkan kota Jambi itu. Walaupun lima bulan lagi aku harus kembali. Di perjalanan rasanya terasa lama sekali, agak sedih juga untuk meninggalkan Bibi dan abang ku. Aku tidak bias tidur karena memikirkannya. Ku raih Hp ku, kulihat layar ternyata satu pun sms tidak masuk, karena juga sinyal waktu itu tidak ada. Jadi aku cuma bisa melamun sepanjang jalan menuju Tungkal City. Tak terasa 3 jam sudah perjalanan, akirnya sampai juga ke Tungkal. Pasti aku akan kangen dengan keadaan disana. Setelah sampai depan rumah, beranjaklah aku dari mobil dan langsung menuju rumah. Setelah itu langsung aku menyalami kedua orangtuaku. Lalu aku menuju kamar dan menghempaskan tubuhku yang terasa pegal itu ke kasur. “Ahhh… leganya” seraya menghela nafas. *
*
*
Jam pun terus berputar, tak terasa sudah masuk hari selasa. Sudah waktunya aku masuk sekolah pertama dari libur yang panjang. Padahal sekolah dimulai hari senin kemarin. Tapi karena aku menambahkan libur satu hari. Jadi hari selasa aku anggap hari pertama ku masuk sekolah. Teman-teman semua pada kangen dengan keberadaan diriku. Mereka semua menanyakan kenapa aku kemarin senin tidak masuk. Ya aku jawab karena aku masih di Jambi. Aku sangat senang dengan teman-teman yang sangat peduli denganku. Aku akui, aku orang yang sangat beruntung, mempunyai banyak teman, dan aku senang menjadi diriku sendiri.
39
Kisah 7
40
Tinggal tiga bulan lagi kami semua termasuk aku, akan menghadapi perang yang dimana kami akan menentukan sendiri lulus atau tidaknya. Tergantung pribadi masing-masing. Aku takut akan menghadapi hari-hari seperti ini. Sebelum menghadapi peperangan ini, sebelumnya diadakannya sekolah sore agar siswa/i biasa lebih fokus dan faham terhadap pelajaran. Guru-guru semua sudah mendapatkan bocoran dari Dinas Pendidikan, katanya UN nanti akan menjadi 5 Paket. Yang dulunya 2 Paket sekarang menjadi 5 Paket. Kami semua takut serta merinding mendengar hal itu. Sekolah sore mulai diadakan tanggal 11 Januari 2011. Dengan hari yang renggang. Senin-rabu-jum’at. Hari itu adalah hari yang sangat melelahkan. Kenapa? Karena pulang sekolah jam 13.15 wib. Sedangkan sekolah sore masuk jam 14.30 dan pulang jam 17.30 wib. Karena satu hari itu ada dua mata pelajaran. Setelah terbiasa menguti sekolah sore tersebut. Akhirnya terbiasa juga. Enak ngejalaninya. *
*
*
Tiga minggu sudah kami belajar, capeknya itu terasa sekali. Tapi kami tidak putus asa. Kami semua enjoy ngejalaninya. Kelulusan tergantung kami, jadi kami tetap terus semangat. Teman-temanku yang cowok-cowoknya akan mengadakan pesta bakar ayam. Itu diadakannya di Betara kira-kira dari Tungkal 30 KM, tepatnya dikampung temanku Amdani. Ini inisiatif dari Gusti yang juga temanku. Karena sebelumnya mereka pernah mengadakan pesta tersebut. Jadi mereka mengadakannya kembali. tanpa sepengetahuanku. Di SMA 2, prodi IPA cuma ada 2 kelas saja. Bersebelahan dan berada di lantai atas. IPA 1 dan IPA 2 selalu akrab, bahkan sudah seperti saudara sendiri. Keakraban para cowok lebih erat pertemanannya dibanding dengan para cewek-cewekNya. Karena itu sudah dirasakan. Karena keakraban para cowok-cowok inilah bisa diadakannya pesta itu. bahkan dari anak IPS ada yang ikut juga. Sebelumnya mereka beremuk dulu kapan diadakannya acara dan berapa iurannya. Sebelumnya aku tidak mengetahui mereka sedang mengadakan acara dan mereka juga tidak mengajak ku. Jadi aku cuek-cuek saja. Lalu setelah mereka sudah menetapkan kapan acaranya dan berapa iurannya. Acaranya akan diadakannya hari sabtu tanggal 22 Januari 2011 dan iurannya Rp 10.000,00; karena merasa kurang dengan apa yang akan dibeli nanti, jadi mereka mencari teman lagi untuk bersedia untuk ikut dan semua motor pas bagi mereka yang berpasangan, kecuali Taiz yang tidak mendapatkan tumpangan. Lalu teman-teman mengajak teman yang lain termasuk aku. Aku sempat menolak, karena mereka pasti akan mebohongiku. Aku tau itu, karena sebelumnya mereka selalu saja membuat aku kesal. Mereka semua teman
41
yang baik, namun anak-anaknya pada nakal. Makanya aku agak ragu-ragu jika mereka semua pada baik denganku. Lalu pada akhirnya aku menolak ajakan mereka. Namun mereka tetap saja memaksaku. Tapi aku tetap pada pendirianku. Lalu Amdani pun turun tangan dan bicara dengaku. “Yan, ikutlah… soalnya kami kekurangan teman. Kasian Taiz nggak ada kendaraan?” dengan meyakinkanku. “Nggah ahh.. entar kalian menjahiliku. Aku sudah sering kejebak dengan tipuan kalian” belaku. “Sumpah, nggak akan lagi kami melakukan itu denganmu. Tolonglah ikut, yan? KasiHan Taiz nggak ada tumpangan…” seperti seorang pengemis yang sedang kesususahan. “Hmmm… okelah. Tapi ingat, kalau kalian jahil denganku, aku akan pulang!” pintaku. “Okelah tu. Tenang be kau, yan”. Katanya. Lalu pada akhirnya aku pun menuruti ajakan mereka. Karena juga aku nggak pernah ikut gabung mereka. Aku slalu saja main kekelas sebelah. Jarang sekali aku gabung dengan mereka. Jadi inilah saatnya aku bisa dekat dengan mereka. *
*
*
Hari Sabtu, 15 Januari 2011, tiba juga. Aku menjemput Taiz di rumahnya jam 15.00 WIB lalu ngumpul di rumah Firman. Namun apa yang terjadi, yang sudah tiba dirumah Firman cuma aku dan Taiz. Yang lainnya pada jam karet. Aku dan Taiz bisa saja pergi duluan kerumah Wahyu. Namu Firman nggak ada tumpangan. Teman satu motornya Daus. Tapi Daus saat ini sedang tidak ada di Tungkal, tetapi di Sungai Saren. Dia disana sedang kerja kelompok Fisika. Lalu Firman meneleponnya. Lalu Daus segera pulang. Hampir dua jam kami menunggunya. Dan hampir saja kami bosan. Karena Daus itu orangnya agak sedikit lelet. Dan akhirnya sampai juga. Dengan kedatangannya, kami bertiga merepet nggak karuan padanya. Dan dijawabnya dengan banyak alasan. Tanpa basa basi lagi kami langsung menuju kerumah Wahyu, karena sudah menunjukkan pukul 16.53 WIB dan juga tempat ngumpulnya disana. Lalu setelah tiba di rumah Wahyu, aku disuruh membawa kerang satu karung. Sebelumnya bukan aku yang di suruh, tapi Mu’in. karena Mu’in ini banyak alasannya, jadi mau nggak mau harus aku yang membawanya. Lalu ku suruh Taiz yang menyetir motor ku, karena aku nggak bisa menahan karung besar yang letaknya didepan perutku itu. setelah itu pergilah kami.
42
Kami tidak langsung berangkat, melainkan menunggu teman lagi di dekat jembatan. Menunggunya saja hampir 15 menitan. Aku saja hampir bosan menunggunya. Akhirnya tiba juga. Lalu kami melanjutkan perjalanan. Di perjalanan kami tidak santai, melainkan kebutkebutan. Karena juga hari sudah sore banget, jadi kami harus ngebut untuk mengejar waktu. Waktu yang di butuhkan untuk sampai kesana dengan waktu setengah jam saja. Ku lihat Taiz membawa motor ku sangat mantap sekali. Tapi aku takut juga dengan cara dia mengendarainya. Terkadang aku memarahinya jika dia menyelip kendaraan lain. Karena aku belum siap untuk mati. Tak kalah juga dengan Gusti, dia membawanya juga ngebut. Kami waktu itu seperti Racing sampai-sampai teman yang lain ketinggalan sangat jauh sekali. Setelah mencapai perjalan kira-kira 25 KM, karung kerang yang kami bawa itu jatuh di jalan. untung saja karungnya tidak berlobang, jika itu terjadi, pasti kerang-kerang itu berhamburan. Mau tak mau kami harus memungutnya. Tapi itu adalah sebuah keberuntungan. Lalu aku turun dari motor dan berlari mengambilnya, sebelum teman yang lain tahu. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi. Tinggal 5 KM lagi perjalan untuk sampai ke Betara. Akhirnya tak terasa sampai juga ke rumah Amdani. Tepat jam 18.00 WIB. Dan saat itu juga matahari sudah terbenam. Hampir saja adzan tiba. Ku lihat rumah Amdani, ternyata kecil dari yang ku bayangkan. Dan juga rumahnya itu bukan sepenuhnya rumah sendiri melainkan rumah dinas. Lalu Amdani keluar dari rumah dengan membawa potongan ayam yang sudah dibersihkan itu. sebagian kami ada yang membersihkan kerang. Teman yang lain masih dalam perjalanan. Dengan waktu 10 menit saja mereka yang dibelakang kami sudah tiba. Lalu aku masuk ke rumah Amdani untuk shalat. Karena Adzan dari tadi sudah berkumandang. Teman yang lain tidak ada yang shalat, hanya aku saja yang shalat. Dengan waktu 15 menit saja aku selesai. Lalu aku kembali keluar. Teman-teman yang lain pada sibuk untuk menyiapkan perapiannya. Sedangkan aku cuma bersantai. Acaranya dimulai jam 23.00 WIB. Jadi kami semua menyiapkan semuanya untuk pesta malam nanti. Sambil menunggu waktu 4 jam tersebut. Mereka semua berencana akan bermain futsal di Batang Lumut. Mereka semua membawa sepatu futsal juga dari rumah masing-masing tanpa sepengetahuanku. Mereka bermainnya setelah habis shalat Isya’, karena juga aku yang menyuruh mereka supaya aku bisa shalat Isya’. Tak terasa Adzan berkumandang, lalu aku cepat-cepat ke WC untuk berwudhu. Dengan waktu 15 menit saja aku selesai sudah. Tanpa menunggu lama lagi kami semua pergi. Dengan waktu perjalanan kira-kira 10 KM baru sampai di sana. Seperti biasa kami selalu kebut-kebutan. Gusti itu orangnya hobi kebut-kebutan, jadi udah biasa jika dia melakukannya. 43
Gusti adalah pimpinan kami. Jadi jika dia ngebut, pasti yang lain juga ikut ngebut. Yang cuma ikutan ngebut hanya 3 motor. Motor Gusti, motor Sudirman dan motor aku. Sedangkan Amdani dan yang lainnya santai tidak terlalu ngebut. Gusti selalu yang terdepan, sedangkan motorku dan motor Sudirman terkadang di no.2 dan terkadang terakhir. Dengan jarak tempuh 8 KM, yang mulanya motorku yang urutan no.2, lalu terkejar oleh motornya Sudirman. Sudirman itu prawakannya kecil pendek, jadi yang mengendarai motornya adalah Hardiansyah teman sekelasku. Hardiansyah di juluki si Codet jika di kelas. Codet ini orangnya juga hobi kebut-kebutan, jadi tidak salah jika dia di gelari si Codet. Aku memarahi si Taiz supaya untuk berhenti kebut-kebutan, karena aku takut sekali jika ada sesuatu yang tidak di inginkan itu terjadi. Lalu kami pelan dan terkejar oleh si Codet tadi. Jalanan itu sangat gelap sekali jika lampu motor itu dimatikan. Jalanan saja hampir tidak kenampakkan lagi. Lalu dari tikungan terlihat cahaya lampu yang terang dan ternyata itu mobil Truck. Gusti yang mengendarai motornya itu sendiri kehilangan penglihatan, dan akhirnya mereka oleng dan masuk kesemak tanpa bisa berbelok lagi. Dan di ikuti dengan si Codet. Jadi mereka berempat masuk kesemak. Yah bisa dibilang ini kecelakaan. Karena motornya si Sudirman menabrak motornya si Gusti. Karena mereka yang mengendarainya itu kehilangan kendali. Aku sangat terkejut sekali melihat kejadian yang berdurasi 3 detik itu. aku berfikir jika motorku itu ada di urutan no.2, mungkin akan terjadi sesuatu yang sama dengan si Codet. Lalu aku dan Taiz berhenti, dan membantu mereka mengangkat motornya. Aku ketakutan sekali malam itu. motor mereka hancur. Kap motor belakang Gusti hancur tertabrak oleh motornya Sudirman. Sedangkan motor Sudirman stangnya miring. Orang-orang yang lalu lalang berhenti melihat kami yang sedang kena musibah. Mereka sama sekali tidak membantu melainkan cuma melihat dan berkata. “Cepat kalian pergi dari sini, sebelum polisi tau!” Lalu mereka semua ke tempat yang gelap dan ada jalannya. Tapi itu bukan jalan. di situlah kami memperbaiki motor yang rusak. Sambil menunggu teman kami yang tertinggal jauh saat itu. lalu aku langsung buat status. “Woyy… kami kecelakkan!” Tak berapa lama, statusku dibalas temanku 2 orang yang dari SMA negeri 1. “Kecelakaan dengan siapa?” “Kecelakaan dimana?”
44
Lalu salah satu temanku melarangku untuk cerita-cerita ke teman yang lain untuk masalah ini. Dalam hatiku berkata. “Wah, aku sudah kedulu memberitahukan kepada publik. Gawat nih” Lalu ku balas status dari teman-temanku tadi. “Hahaha, mau aja di kibuli, kecelakaannya di tv. Karena aku lagi nonton tv. Hahaha” lalu ku tutup akun facebook ku. Dan aku teringat perkataan orang tadi, jika seandainya polisi tau dan menangkap kami. Apakah aku di cap sebagai anak nakal. Itu selalu yang ada dalam benakku. Lalu aku sibuk meminta mereka segera pulang sebelum polisi tau. “Woy, pulang yuk. Aku takut disini. Nanti polisi bisa tau” dengan nada ketakutan. “Nanti lah Yan, sabar. Tunggu teman yang lain dulu” kata Gusti. Lalu tak berapa lama akhirnya mereka sampai. Amdani terkejut sekali setelah melihat apa yang terjadi kepada kami. “Aduuuuhhhh……. kamu nih, aku udah ngingatin jangan kebut-kebutan. Di sini nih rawan kecelakaan” kata Amdani sambil menyarankan. Kami semua terdiam. Lalu kami kembali pulang kerumah Amdani. Dan tidak bisa melanjutkan perjalanan kami lagi. Padahal tinggal 2 KM lagi perjalanan. Jadi kami terpaksa kembali lagi dengan perjalanan 8 KM itu. dengan lambat kami berjalan, karena kami harus menggandeng motor-motor mereka yang tidak mampu lagi berjalan. Setelah beberapa lama berjalan, akhirnya kami sampai juga. Tapi kami tidak langsung ke rumah Amdani. Melainkan ke Puskesmas yang terletak di depan lorong rumah Amdani. Kami nggak berani masuk karena takut dengan bapaknya Amdani. Jika tau kalau kami kecelakaan, pasti Bapaknya akan marah besar. Di situ kami istirahat sejenak. Lalu terlihat dari wajah Codet dan Sudirman yang penuh luka dan darah. Kami tidak tega melihat keadaannya. Lalu teman-teman menyuruh Eko untuk mengantarkan mereka berdua pulang ke Tungkal. Lalu akhirnya Eko mengantarkan mereka berdua pulang tanpa membawa motor milik Sudirman. Dari jam 21.00 WIB kami berkumpul di puskesmas itu. di situ kami bercerita tentang kejadian yang barusan kami alami. Kami terus bercerita. Ketawa ketiwi bersama. Sampai akhirnya Gusti menceritakan pacarnya yang memberikan dia sebuah lagu “Dirimu Satu” kepada Gusti. Karena pacarnya sangat mencintai Gusti, begitu juga dengan Gusti sangat mencintai 45
pacarnya. Lalu aku langsung teringat oleh sosok Rya. Yang dulunya pujaan hatiku. Gusti juga menceritakan bahwa dia juga pernah membohongi pacarnya bahwa dia punya penyakit dalam. Mendengar hal itu pacarnya menangis. Setelah aku mendengar cerita Gusti, hatiku seakan tertegur. Aku merenunginya dan aku baru tau arti cinta sejati. Dan betapa inginnya lagi aku kembali padanya. Setelah keasyikkan bercerita, tak terasa jam menunjukkan pukul 23.00 WIB. Ternyata kami bercerita selama 2 jam. Lalu kami semua masuk ke halamannya Amdani dan bersiap-siap untuk mengadakan pesta bakar ayam. Aku sangat senang sekali bisa berkumpul bareng mereka. Ternyata berkumpul dengan mereka lebih asyik dibanding teman yang lain. Kami semua sibuk dengan tugas kami masing-masing, sedangkan Gusti masuk ke rumah Amdani untuk membersihkan badan yang bercampur tanah itu. setelah selesai. Lalu Gusti langsung membantu kami. Dan menyuruhku untuk memutar lagu Dirimu Satu di Hp ku. Karena Hp ku suaranya paling besar dari Hp teman yang lain. Kami seperti pesta besar saat itu. dan aku merasakannya. Mereka semua merokok dan mabuk-mabukkan. Sedangkan aku sendiri tidak. Karena aku nggak mau dan nggak bisa melakukan sesuatu hal yang dilarang itu. tapi temanku tetap memaksaku untuk meminumnya. Menciumnya saja aku sudah tidak selera dan hampir muntah, apalagi meminumnya. Amdani juga orang yang termasuk menyuruhku untuk meminumnya. Sedangkan dia sendiri tidak mencobanya. Aku suruh dia balik meminumnya. Dan dia tidak mau. Amdani sibuk dengan membakar ayam. Satu persatu ayam yang dibakar sudah masak. Dan akhirnya semua selesai. *
*
*
Jam 01.13 WIB bakar membakar sudah selesai, tinggal menyantapnya lagi. Kami menyusun strategi dengan duduknya secara melingkar. Satu persatu makanan di letakkan di tengah-tengah lingkaran. Setelah semua makanan sudah selesai di letakkan dalam lingkaran, Lalu kami semua rebutan. Kami seperti orang kelaparan waktu itu. sampai-sampai bahamburan. Tapi kami semua tidak peduli yang penting kami semua kenyang. Dalam hitungan menit saja kami semua selesai. Lalu kami membereskan sisa-sisa makanan yang berserakan dan membersihkannya secara bersama. Pada saat kami sedang membersihkan sampah-sampah, tiba-tiba saja orang masuk ke halaman Amdani sambil membawa kayu yang berkurang panjang 45 CM dan lebar 5 CM. aku takut, tapi untung saja ada teman-temanku yang berani dengan orang itu, dan menanyakan padanya. “Ada apa, Bang?” kata Eko. 46
“Nggak ada apa-apa. Cuma mau liat-liat aja” katanya dengan nada santai. Lalu kami biarkan orang itu tetap berada disitu dan akhirnya pergi. Lalu Amdani menyuruh kami semua untuk membawa motor kami ke samping rumahnya agar aman. setelah selesai, kami semua masuk kerumah Amdani. Mereka bercerita tentang orang tadi, sedangkan aku ke kamar Amdani dan pergi tidur. Setelah pukul 02.30 WIB mereka semua tidur. Gusti, Yusuf dan Firman tidur bersamaku didalam kamar tanpa sepengetahuanku. Sedangkan teman yang lain tidur di luar. Kalau Amdani dia tidak tidur, karena dia menonton acara bola. Amdani itu hobi bola, jadi nggak salah lagi jika dia begadang demi menonton bola. *
*
*
Tanpa terasa aku terbangun karena mendengar suara berisik, dan ternyata itu suara hujan turun yang begitu deras. Ingin sekali aku mencari selimut. Ku lihat jam, ternyata sudah pukul 05.00 WIB. Tanpa memikirkan yang lain, aku kembali tidur. Nggak terasa sudah pukul 06.00 WIB. Aku tidur seperti beberapa menit saja. Sebenarnya aku masih ngantuk, namun Karena ini bukan rumah sendiri, jadi mau tidak mau harus bangun. Karena teman yang lain sudah ada yang bangun. Lalu aku bangun dan keluar. Ternyata hujan masih saja deras dari waktu aku terbangun mendadak itu. Lalu Gusti juga ikutan bangun dan keluar. Gusti senyum-senyum sendiri. Kalian tau nggak kenapa dia senyum-senyum sendiri. Dia senyum-senyum sendiri karena dia tidak memakai celana dalam cuma memakai celana pendek saja. Dan lebih lucunya lagi, adeknya Gusti bangun sendiri. Kami semua tertawa melihat tingkahnya. Lalu kami semua mencoba menghidupkan motor mereka yang rusak. Gusti sibuk dengan motornya, Eko dan yang lainnya mencoba menghidupkan motornya si Sudirman. Dan aku hanya melihat saja. Karena aku tidak mengerti tentang kerusakannya. Dengan waktu setengah jam saja akhirnya motor mereka normal kembali. jika tidak, mungkin kami tidak akan bisa pulang. Lalu kami bersiap-siap untuk pulang, takut jika nanti akan turun hujan kembali. jam 07.00 tepat kami semua berangkat. Dengan sedih aku meninggalkan halaman itu. Baru beberapa meter berjalan, tiba-tiba saja hujan turun sangat lebat. Lalu kami semua singgah. Dengan waktu 15 menit saja hujan agak sedikit reda. Lalu kami melanjutkan lagi perjalanan kembali. baru saja berjalan 7 menit. Tiba-tiba saja hujan kembali datang, kami tetap melanjutkan perjalanan walaupun kami semua basah. Kami berkebut-kebutan lagi. Dengan waktu tempuh perjalanan 30 KM.
47
Kami seperti berlomba-lomba siapa yang sampai duluan, aku takut sekali jika kejadian semalam terulang kembali. dengan waktu setengah jam akhirnya kami semua sampai dan tidak terjadi apa-apa. Kami semua tidak langsung pulang kerumah masing-masing, melainkan menjenguk keadaan si Codet dan Sudirman di kontrakan Sudirman. Karena si Codet tidak pulang kerumahnya, melainkan menginap dikontrakkannya Sudirman. Ku lihat kedaannya baikbaik saja, namun luka yang di derita oleh Codet cukup parah. Karena banyak sekali tubuhnya yang terluka. Aku sendiri tidak tega melihatnya. Lalu aku menyuruh Taiz untuk pulang duluan karena aku nggak tahan dengan tubuh menggigil begini. Lalu aku mengantar Taiz pulang kerumahnya dan setelah mengantarkannya aku langsung cepat pulang. Setelah sampai aku langsung cepat masuk kerumah dan bergegas membersihkan diri dan menghangatkan diri dengan seduhan teh hangat. Dan aku takkan melupakan kejadian yang membuatku jadi senang, takut, sedih, dan teringat pada Rya. Mungkin aku akan jatuh cinta lagi.
48
Kisah 8
49
Hari senin, seperti biasa aku bangun pagi-pagi untuk shalat subuh. Dan juga aku harus bangun Karena aku harus sekolah. Aku nggak mungkin tidur sepanjang hari karena menuruti rasa ngantuk ku. Karena juga aku nggak mau bolos sekolah. Jadi mau tidak mau aku harus cepat bangun. Jika aku terlambat, bisa-bisa gerbang sekolah tidak mengizinkanku masuk. Karena juga senin itu upacara, jadi aku harus tiba disekolah sebelum jam 07.00 WIB. Pagi itu aku sangat senang sekali karena aku bertemu teman-temanku yang di acara pesta pora kemarin. Aku yakin pasti disekolah nanti akan jadi objek cerita yang seru bercampur tragis. Di jalan aku selalu membayangkannya sambil senyum-senyum sendiri. Setelah tiba disekolah, Alhamdulillah gerbang masih mengizinkanku. Karena juga aku nggak mau telat. Aku harus menjaga image ku. Bergegas aku berlari menuju kelasku, karena upacara sebentar lagi akan dimulai. Karena juga semua siswa/i sudah berkumpul dilapangan. Dengan terengah-engah aku berlari menuju ke kelas dan kembali ke lapangan dan dada yang sesak membuatku sulit untuk bernafas. Akhirnya tiba, dan aku berdiri dibarisan paling belakang. Aku sengaja memilih barisan di belakang, supaya dia tidak melihat keberadaanku. Dan juga aku nggak mau liat dia karena malu. Barisan kelas dia berada didepan kelas XII Ipa 2 dan sejajar dengan barisan mereka. Ku lihat Awek dan Rya senyum-senyum tak karuan. Ku perhatikan si Awek semenjak kejadian waktu kami memusuhi si Ani dan Rya itu mereka jadi akrab. Aku tidak tahu juga kapan Awek dan Rya bisa akrab. “Apa mungkin waktu malam ultah ku itu?” kataku sambil berbisik-bisik dalam hati. “Ahh sudahlah, yang penting ini bukan urusanku”. Setelah setengah jam menunggu, akhirnya selesai sudah upacara senin itu. capek juga berdiri setengah jam tanpa duduk. Tapi aku tak boleh ngeluh, yang penting aku senang. Tapi gawat, ternyata razia mendadak. Ku lihat perlengkapan yang wajib aku yang ngggak ada. Tali pinggang ada, dasi ada, topi ada, sepatu hitam, tali warna ungu. Ahh gapapa. Terusss wajah oke, postur tubuh oke, hahaha nggak masuk kale’. Ya udah. Beres! Ternyata aku bebas. Ku lihat teman belakangku, ternyata dia kena. Ternyata dia nggak pake tali pinggang, hahaha mampus loh. Sebagai gantinya harus memakai bunga tali putri sebagai tali pinggangnya. Itu nggak boleh dilepas sampai kelas. Aku ngeliatnya sambil ngakak. “Ehh gaya baru nih…” kata temanku yang nggak pake tali pinggang. “Gaya apa tuh? Gaya gembel ya. Hahahaha” kataku sambil ngeledek. “Biaso bae” jawabnya jutek.
50
Setelah cukup panjang perjalanan menuju kelas. Akhirnya sampai juga. Lalu temanku langsung melepaskan dan membuang ikat pinggang yang kalau diliat seperti orang gila. Aku masih saja ketawa melihat tingkahnya. Pelajaran pertama disambut dengan Kimia. Biasanya guru kimia ini datangnya cepat. Baru saja ingin mulai ngobrol dengan teman. Tiba-tiba saja dikejutkan dengan kehadirannya. Guru ini sudah bisa ditebak. Lalu semua kembali ke tempat duduk masing-masing. *
*
*
Dalam waktu satu setengah jam saja pelajaran itu selesai. Apa yang disampaikan dengan bapak itu aku tidak mengerti sama sekali. Aku lebih mengerti mempelajarinya sendiri. Setelah pelajaran kimia selesai, maka akan disambut lagi pelajaran Matematika. Aaaarrrggggghhh…. Pelajaran yang membuat otakku pecah. Ini semua gara-gara Phytagoras kali ya matematika bisa lahir begini. Nggak berapa lama, guru matematika pun masuk. Rumus demi rumus diterangkan, bla bla bla akhirnya lonceng berbunyi pertanda istirahat. Guru pun keluar dan saatnya kami untuk bersantai. Dalam hati ku sekarang cuma dia yang ada. Sekarang aku kangen dengan dia. Rasa-rasanya aku ingin kembali lagi padanya, namun aku malu untuk mengutarakan padanya. Soalnya aku belum pernah merasakan CLBK pada seorang cewek. Aku cuma merasakan jatuh cinta dan putus cinta yang berarti berakhir. Rasa-rasanya aku ingin menceritakan perasaanku ini dengan Awek, namun aku gengsi untuk mengatakannya. Aku takut Awek akan berfikiran yang negatif tentang diriku. Jadi aku belum siap sama sekali walaupun aku merasa aku siap. Aku cuma bisa melihat dia dari kelasku pada saat dia dan temannya menuju kantin. Tak berapa lama bel masuk pun berbunyi. Siap-siap lagi pelajaran Matematika akan kembali hadir. *
*
*
Jam 13.15 WIB akhirnya tiba juga, rasanya penat sekali dengan pelajaran yang begitu membosankan. Jam 14.30 WIB nanti sekolah sore, rasa-rasanya aku nggak sanggup lagi untuk melaksanakannya. Tapi aku harus kuat, karena ini untuk kebaikkanku juga. Seperti biasa aku pulang bersama Awek. Tapi saat ini dia tidak pulang bersamaku, melainkan dengan temannya. Kesendirianku itu seperti nggak ada pegangan. Aneh rasanya jika aku pulang sendirian tanpa ada teman dibelakangku. Apa mungkin aku sudah terbiasa dengan ini. Akhirnya aku pulang sendiri tanpa ditemanin seorang pun. Setelah sampai dirumah aku shalat Zhuhur dan makan. Setelah selesai aku mandi. Aku bergegas cepat menuju sekolah. Padahal itu masih jam 14.00, tapi aku sengaja untuk cepat datang supaya aku bisa ngumpul bareng sama teman-teman. Jika aku datangnya terlambat, 51
bisa-bisa aku nggak sempat ngobrol dengan teman-teman. Tapi aku bawa motornya santai saja. Nggak terasa lima menit aku sampai juga. Dalam fikiran aku selalu saja dia. Hampir aku frustasi karena memikirkannya. Untuk mengobrol saja aku rasa malas untuk mengeluarkan suara. Tibatiba Awek mengejutkanku. “Woy, melamun aja. Kenapa, yan?” “Nggak ada apa-apa kok, aku lagi kepanasan aja” dengan kebohonganku yang sebenarnya aku ingin menceritakan padanya bahwa aku ingin bicara sesuatu padanya. Tapi aku belum siap. Tiba-tiba saja Hp ku bergetar. Ternyata itu sms dari Rya. “Ass. Lagi apa kak?” “Lagi nyantai aja, sayang” itu baru kali pertama aku berani mengatakan sesuatu yang membuat hatinya berdebar setelah aku putus dengannya. “Apa nggak salah tulis tuh?” balasnya. “Nggak kok, yank?” Terus-menerus sms sampai pada akhirnya bel dibunyikan. Tidak terasa bel masuk berbunyi, kami pun masuk ke kelas masing-masing. Rasanya belajar pun aku bosan. Terkadang cinta ini bisa membuatku gila dan terkadang cinta ini bisa membuatku senang. Jam pun terus berputar, akhirnya pulang juga. Tak ada satupun pelajaran yang menyangkut di otakku. Cuma karena masalah ini. Begitu pulang aku mengingat-ingat kembali saat-saat aku dan dia memiliki masalah yang cukup rumit hingga membawaku untuk memutuskan hubungan ini bahkan aku berniat ingin melupakannya. Namun ditahun yang baru ini aku ingin memiliki dia lagi. Sungguh ini membuatku jadi banyak fikiran. Sampai-sampai rambutku beruban. Aku iri sekali dengan hubungannya Gusti dengan pacarnya. Mereka sungguh romantis, bahkan hubungan mereka bisa mencapai satu tahun lebih. Kenapa aku tidak bisa seperti itu. mungkin cintaku tidak sama dengan cintanya Gusti. Atau mungkin saja aku baru pertama kali pacaran. Makanya aku tidak tahu bagaimana untuk melakukannya. Empat hari berlalu…. Sepanjang hari aku selalu memikirkan sesuatu yang sebelumnya aku belum pernah memikirkannya. Aku tidak kuat untuk menyimpan masalah ini sendirian. Aku harus cerita kepada Awek tentang masalah ini. Bahwa aku ingin balikkan denganya.
52
Hari jum’at tanggal 21 Januari 2011, paginya di sekolah aku langsung memberitahukan padanya bahwa aku ingin balikkan lagi dengannya. “Wek, sini aku bilangin” sambil menarik tangannya dan membawanya ke tempat sepi. Dia pun mengikuti ajakkanku. “Kenapa, Yan? kayaknya serius nian” katanya penasaran. Dengan berat hati aku berkata “Gini, aku mau balikkan lagi sama Rya. Gimana, kau setuju nggak?” “Ahh yang bener, Yan? Ya ampun, aku nggak nyangka. Aku setuju banget kok! Aku jadi senang mendengarnya” dengan nada yang bercampur-campur. “Hahaha… aku ada rencana, aku inginnya sore ini ngajak balikkannya. Terus aku ingin memeberikannya sebuah lagu ‘ungu – Selamanya’. Tapi Hp ku nggak ada Bluetooth-nya. Pake Hp kau boleh nggak?” kataku. Maklum Hp ku waktu itu Nexian Telkomsel. “Ohh boleh kok, untung aku punya lagu itu” katanya dengan rasa senang. “Siiiipppp…” Selesailah obrolanku dengan Awek. Rasanya lega sekali mengeluarkan uneg-uneg ku dengan orang lain. Tinggal menunggu sore saja lagi. Kembali lagi jantungku berdegup kencang. Huh… Seperti biasa aku pergi cepat-cepat jam 14.00 WIB. Aku tidak sabar untuk menunggu setelah pulang sekolah sore. Ini juga untuk melatih mentalku. Dengan waktu yang lama bila di tunggu akan lama berputar. Bila dibiarkan akan cepat berputar. Tapi aku nggak bisa menunggu waktu yang begitu penting buat hidupku. Akhirnya dengan menunggu waktu selama tiga jam saja, akhirnya aku pulang minta ditemanin Awek untuk datang kerumahnya. Karena aku malu untuk ke sana sendirian. Biasa, aku orangnya pemalu. Sebelumnya aku sms Rya dulu, untuk menanyakan keberadaannya. “Ass. Dek, sekarang dimana?” “Dirumah kak, ada apa?” tanyanya.
53
“Kakak mau krumah nih dengan kak Tuti sekarang, boleh nggak?” “Ohh boleh koq?” Waktu itu jam menunjukkan pukul 17.30 WIB. Lalu aku menuju kerumahnya. Dirumahnya…. “Assalammu’alaikum…” kataku sambil mengetuk pintu. “Wa’alaikumsalam, ada apa kak?” tanyanya heran. “Sini dulu duduk dengan kakak!” dengan mengajaknya duduk dikursi depan rumahnya. Lalu duduklah dia. “Hmmm… gini, kakak mau balikkan lagi dengan adek. Mau nggak?” kataku sambil terbata-bata bercampur belepotan dengan sedikit gugup. Ku lihat Awek di sampingku sambil ketawa-ketawa pelan. Tapi dalam hatinya ketawa besar karena melihat tingkahku yang aneh. “haa.. tapi kami nggak bisa jawab sekarang kak?” katanya dengan perasaan terkejut tapi dalam keadaan belum siap karena perkataanku. “Ohh gapap koq, kapanpun kakak tunggu jawaban dari adek. Oiya, nih ada lagu untuk adek. Bahwa lagu ini adalah perasaanku kepadamu. Tolong Bluetooth-nya di on kan!” kataku sambil mengirimkan lagu pembirianku atau sebagai perasaanku yang memang khusus buatnya bahwa betapa aku sangat mencintainya. Setelah selesai mengirim. “Udah masuk tuh, ya udah kakak pulang dulu ya. Jangan lupa jawabannya” meninggalkannya sambil menuju motor. Diperjalanan aku tertawa bersama Awek. Ternyata apa yang aku fikirkan benar, Awek menertawakanku. Aku pun langsung bilang padanya “Wek, kalau ada kabar tentang Rya, kau kabarin aku ya? Atau kau tanyain tentang jawaban dia. Oke!”. “Sip lah tu?” Setelah sampai dirumah Awek. Aku pun langsung pulang.
54
Malam…. Pada saat itu aku lagi nonton, tiba-tiba Hp ku bergetar. Ternyata itu sms dari Awek. “Yan, ternyata dia mau menerima kau kembali. tadi aku sms’an dengannya katanya dia sangat senang sekali kau ngajak balikkan lagi dengannya. Coba kau sms dia, pasti dia langsung jawab. Tapi kau jangan bilang-bilang aku yang kasih tau, ya….” “Oke deh. Makasih ya atas bantuannya” Tanpa menunggu lama, aku langsung sms dia. “Ass. Gimana dek dengan jawabannya?” kataku. “Wa’alaikum salam, hmm gimana yaa. Harus jawab sekarang ya?” balasnya. “Terserah adek lah mau jawabnya kapan. Tapi lebih cepat lebih baik”. Jawabku dengan maksa. “Okelah lah. Jawabannya iya kak?” Mendengar hal itu aku rasanya senang sekali. Ternyata dia masih mencintaiku. “yang bener dek, Ya Allah makasih ya sayang udah mau menerima cinta kakak kembali” kataku dengan rasa senang yang sangat yang luar biasa. “Iya sama-sama kak, adek juga senang kakak ngajak balikkan lagi, tapi teman yang lain nggak setuju kak kita balikkan lagi. Cuma teman adek 2 orang bae yang setuju kita balikkan!” “Ahh iya apa? Gapapa, yang ngejalaninya kan kita bukan mereka” dengan meyakinkannya. Lalu aku sms’an lah dengannya sampai tengah malam dan akhirnya selesai. Itu adalah hari dimana aku bisa merasakan cinta yang begitu berarti untukku.
55
Kisah 10
56
Sekarang hidupku tidak sendiri lagi. Yang dulunya biasa aku sendiri yang berarti jomblo, tapi sekarang aku mempunyai pujaan hati kembali. dulunya aku ingin berniat mencari pengganti hati yang baru. Tapi ternyata itu tidak bisa ku laksanakan. Sekarang aku malah kembali kepada pacarku yang dulu yaitu Sabariah. Ternyata kekuatan cinta tidak bisa di pungkiri. Seperti biasa aku berangkat sekolah pagi-pagi. Dan dia juga sekarang tidak lagi pergi ke sekolah jalan kaki, tapi menggunakan motornya sendiri. Jadi aku santai-santai saja. Setelah sampai disekolah, aku memberitahukan kepada Awek bahwa tentang CLBK aku ini jangan diberitahu dengan siapa-siapa, karena aku malu. Dia mengangguk. Lalu aku masuk kelas, dengan wajah yang cukup ceria bercampur bahagia. Tapi aku nggak mau memberitahukan kepada teman-temanku. Karena jika mereka tahu, mereka tidak akan suka, karena aku nggak mau mereka memebenciku karena tentang hubunganku dengannya. *
*
*
Malam minggu aku mencoba mengajaknya untuk jalan. ternyata jawabannya iya. Aku sangat senang dengan perubahan yang begitu besar padanya. Aku berharap hubunganku dengannya bisa lebih baik dari kemarin, dari tahun sebelumnya. Sebelum aku menjemputnya, aku terlebih dahulu shalat Isya’ dulu, karena aku nggak mau shalatnya setelah usai jalan. jika begitu nanti bisa-bisa aku malas untuk melaksanankannya. Dia juga begitu, lebih mementingkan shalat dibanding mementingkan hal yang lain. Sebenarnya kami berdua ini sehati, tapi masalah selalu datang menimpa kami. Semoga saja hal itu tidak akan terulang lagi. Setelah shalat, aku pun sms dia. “Dek, kakak mau jemput nih…. Udah siap nggak?” “Jemputlah kak, tapi jemputnya dirumah Maya, soalnya adek tidur dirumahnya!” balasnya. “Oke!” balasku. Tanpa basa-basi lagi aku langsung menuju ke rumah Maya. Setelah sampai, aku pun sms dia. “Dek, kakak di luar nih?” Di tunggu-tunggu belum keluar juga, lalu akhirnya keluar juga. “Lama ya kak?” katanya. 57
“Nggak kok. Yok!” kataku. Lalu Maya berkata. “Dek, jangan lupa ya pulang bawa makanan. Awas lah kalau lupa. Aku kunci pintu” kata Maya dari balik pintu. “Mana duitnya?” kata Rya ngeladenin perkataan Maya. Tanpa menunggu lama, aku pun langsung jalan. jantungku kembali deg-deg’an karena bisa berada dekatnya kembali. Kami berjalan malam itu cukup lama, sambil bercerita asyik bersamanya. Bersenda gurau dengannya. Aku merasa pada saat-saat pertama kali pacaran dengannya. Hal itu seperti kembali lagi. Setelah cukup bosan jalan-jalan, aku pun mengajaknya untuk pulang kerumah, karena juga jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Setelah sampai dirumah Maya, aku pun tidak langsung pulang melainkan duduk-duduk dulu sambil ngobrol-ngobrol dengannya. Aku merasa tidak Pede, tapi aku paksain untuk di Pede-Pede kan. Setelah itu aku berpamitan untuk pulang, karena hari sudah malam. Belum lama di perjalanan, aku teringat tentang Maya yang berkata bahwa kalau pulang jangan lupa bawa makanan. Dengan mengetahui hal itu, aku langsung ngebut sengebutngebutnya mencari orang yang jual nasi goreng. Setelah dapat, aku langsung membeli nasi goreng dua bungkus. Setelah selesai, aku kembali lagi kerumahnya dan ngebut sengebutngebutnya. Dan setelah sampai aku pun langsung turun, ku lihat pintu rumahnya terkunci. Lalu aku sms dia dengan menanyakan dia sekarang lagi dimana. Karena lagi gangguan, jadi aku langsung menelponnya. “Tuuuuutttt… tuuuuutttt… hallo! Dek lagi dimana?” “Lagi cari makanan kak, ada apa?” “Sekarang kakak lagi dirumah Maya bawa makanan, balik lagi!” “Ohh iyalah” Setelah itu telpon teputus. Dan aku langsung duduk dan menunggunya didepan pintu. Dengan waktu lima menit, mereka tiba juga. Dari kejauhan aku melihat mereka senyumsenyum tak karuan. Lalu mereka turun dari motor dan Rya menyamperi ku. “Nih, kakak belikan makanan!” kataku. “Apa nih, kak? Ihh repot-repot nian…” katanya sambil menerima pemberianku. 58
“Gapapalah, adek belum makan kan?” Mereka berdua tersenyum. Dan setelah itu aku langsung berpamitan dan pulang. Sesampai dirumah, aku langsung ganti baju tidur dan membantingkan tubuhku di kasur. Tibatiba saja Hp ku bergetar. Dan ternyata itu sms dari Rya. “Makasih ya kak atas nasi gorengnya” “Iya sama-sama” balasku. “Maya senang banget kak, kakak Belikan nasi goreng, udah habis duluan dari adek, adek aja belom habis lagi” terangnya. “Hahahaha bagus lah” Dan akhirnya kami sms’an sampai akhirnya kami bosan dan tertidur. *
*
*
Aku mencoba membuat peraturan padanya. Jika ingin kemana-mana harus bilang padaku. Begitu juga denganku, jika aku pergi-pergi aku slalu bilang padanya. Akhirnya kesepakatan itu diterimanya. Hubungan kami berjalan cukup baik, terkadang berjalan baik-baik saja terkadang juga terjadi permasalahan pada kami. Itu karena aku jika pergi-pergi jalan jarang memberitahukan padanya. Makanya dia jengkel melihatku. Tapi itu tidak menjadi berlarut-larut. Lama-kelamaan akhirnya ketahuan juga dengan teman-temanku bahwa aku balikkan lagi dengan Rya. Bahkan guru-guru sampai tahu aku pacaran dengan Rya. Karena kami berdua cukup terkenal dilingkungan sekolah. Aku terkenal karena aku orangnya dekat dengan guru dan di cap sebagai siswa yang belum pernah pacaran, sedangkan Rya dikenal Karena dia dekat dengan guru-guru dan anaknya yang dibilang pintar dan dibanggakan dengan guru-guru. Di sekolah juga Rya ikut debat Bahasa Inggris. Makanya heboh jika kami berdua bisa pacaran. Untuk mereka-mereka yang ikut debat Bahasa Inggris di sekolah, mereka harus belajar berani dan percaya diri. Supaya nanti pada saat sudah debat, tidak lagi merasa takut dengan lingkungan baru. Jadi mereka di tantang oleh kepala sekolah untuk melatih berbicara Bahasa Inggris dengan memasuki setiap kelas untuk belajar debat dengan Siswa/i yang ada di kelas tiap-tiap mereka masuk kelas mereka. Dimulai dari kelas satu sampai kekelas tiga. Pada pelajaran Bahasa Inggris, aku disuruh Mom Nia untuk mengambil buku latihan. Aku nggak tahu jika kelasku yang menjadi gilirannya. Pas aku keluar, aku melihat pasukan para debat. Dan aku melihat Rya sedang tersenyum 59
padaku dan aku membalasnya. Dan juga aku tidak tahu bahwa mereka sudah masuk ke kelas XII Ipa 2. Aku fikir mereka akan berlatih debat di ruang Multimedia. Ternyata salah. Aku pergi ke kantor dengan temanku. Karena aku nggak bisa membawa buku sebanyak 37 buah. Jadi aku minta ditemani. Setelah sampai ke kantor dan kembali lagi ke kelas. Aku santai saja, karena aku sama sekali tidak tahu mereka akan masuk ke kelasku. Setelah sampai, temanku yang membuka pintu kelas duluan dan aku di belakangnya. Dan setelah masuk apa yang terjadi. “Eeeeeeeeeaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk………..” Mereka semua menyoraki ku. Aku terkejut sekali sambil tersenyum-senyum sendiri. Ku lihat ke depan. Oh my god, ternyata ada Rya di depan kelas. Mampus aku. Ingin sekali aku melarikan diri dari kelas. Tapi aku takut dengan mom Nia jika aku kelaur. Lalu aku langsung duduk di bangku temanku. Lalu Miss. Mitha menanyakan sesuatu padaku. “Kalian berdua pacaran ya. Ihhhhhh….” Sambil menunjuk ke arah kami berdua. Aku hanya senyum saja sambil melihat di sekeliling kelasku. Mereka semua menertawakanku. Dan aku nggak berani lihat wajahnya Rya. Lalu mereka berdebat dengan temanku Muttaqin. Karena Muttaqin juga mantan debat di sekolah. Sartika tidak mau kalah tentang masalah positive & negativeNya Hp jika di bawa ke sekolah. Kami semua hanya melihat mereka debat termasuk aku. Ingin sekali aku ikut berdebat, namun otakku jadi blank saat itu, tidak bisa berfikir apa-apa lagi. Yang cuma debat Ivani salah satu anak debat, Muttaqin dan Sartika. Rya waktu itu tidak ikut bicara, karena merasa malu sekali. Atau mungkin karena ada aku makanya dia tidak ikut bicara. Lalu Miss Mitha melemparkan pertanyaan kepaku. “kawirian, What do you think about this thing? Do you have your own opinion?” sambil menunjukku tanpa pemberitahuan lagi. Aku langsung terkejut saat diriku ditunjuk. Aku seperti patung waktu itu, sama sekali tidak bisa menjawab apa yang dikatakan Miss Mitha. Aku cuma bisa berkata. “Yeah…” dengan suara yang tidak meyakinkan. Lalu setelah itu, semuanya selesai. Para calon debat keluar. Dan juga ini yang terakhir untuk mereka, jadi mereka semuanya tinggal menunggu untuk waktunya mereka tampil untuk yang sebenarnya.
60
61
Kisah 10
62
Setelah aku jadian dengannya, saatnya aku menyusun strategi untuk memulai kebohonganku. Aku berencana untuk berpura-pura sakit yang parah. Aku melakukannya supaya aku bisa melihat seberapa besar cintanya padaku. Dan aku juga melibatkan Awek dalam permainan ini. Pada saat disekolah aku bilang pada Awek bahwa aku akan membuat Rya lebih perhatian denganku dengan cara berbohong dengannya. Aku dapat ide ini dari temanku Gusti, karena dia juga berbohong pada pacarnya dengan maksud untuk mengukur seberapa cinta pacarnya kepada Gusti. Lalu aku berkata kepada Awek. “Wek, aku ada rencana nih?” kataku. “Rencana apa, Yan?” balasnya. “Begini, aku ada rencana untuk membohongi ke Rya kalau aku ini punya penyakit dalam. Aku melakukannya supaya aku lebih mengetahui seberapa besar cintanya padaku” terangku. “Ide bagus tuh?” katanya sambil ketawa. “Tapi kau bilang padanya terlebih dahulu bahwa aku ini punya penyakit dalam” kataku. “Okelah” katanya langung mengetik Hpnya untuk mengsms Rya. Setelah percakapan itu, malam minggu aku pun beraksi dengan permainanku itu. Malam minggu. Seperti biasa aku menjemputnya setelah habis isya’. Setelah selesai, aku langsung ke rumah Maya. Karena semenjak aku balikkan dengannya, aku nggak pernah menjemputnya dirumah pak Rachmat. Setelah sampai, dia pun sudah menunggu didepan dan langsung naik ke motorku. Dan kami pun langsung jalan. Di jalan, aku pura-pura batuk. Supaya acting ku terlihat lebih nyata. Setiap aku bicara padanya aku selalu batuk, begitu dan seterusnya. Lalu dia bertanya padaku. “kakak sakit ya?” katanya. “Cuma batuk aja, dek?” balasku. “kayaknya parah nian” katanya lagi. “Ohh gapapalah” balasku lagi. Dalam setelah lama jalan-jalan, akhirnya kami pulang. Karena sudah larut malam.
63
*
*
*
Disekolah, aku menceritakan kepada Awek. Awek pun juga menceritakan kepadaku kalau Rya itu benar-benar percaya dengan penyakitku. Kami pun tertawa bersama. Kami berdua bukan bermaksud untuk berniat jahat. Kami tidak ada maksud untuk balas dendam atau lain sebagainya. Kalau untuk kejadian waktu lalu kami sudah melupakannya. Aku selalu berharap perhatian itu keluar dari mulutnya. Aku tidak akan berhenti untuk berbohong padanya sebelum diriku terbang kelangit karena perhatiannya. Dan setelah lama menunggu, akhirnya perhatian itu keluar juga dari mulutnya. Dan itu saat kami telponan. Pada saat aku batuk, dia langsung berkata. “kakak sakit apa sih? Kayaknya sakitnya tuh serius nian, kalau sakit minum obatlah kak? Kalau sakit parah tu jangan di rahasia-rahasiakan sama adek…” Mendengar hal itu, aku sangat senang sekali. Ternyata dia emang sayang dan cinta padaku. Setelah itu aku berhenti untuk membohonginya.
64
Kisah 11
65
66
Tak terasa aku jadian dengannya begitu lama. Yah bisa dibilang udah hampir 3 bulan. Bagiku itu sudah cukup lama. Lebih lama dari waktu aku jadian sama dia pertama kali. Yaitu hampir dua bulan. Semoga saja aku lebih lama lagi dengannya. Tak terasa juga aku akan menghadapi perang, dimana aku dan teman-temanku akan menentukan nasib kami selama tiga tahun belajar. Dibulan maret kami sudah melaksanakan Ujian Akhir Sekolah, yang dimana diadakannya tanggal 21 maret 2011. Tinggal menunggu hari untuk melaksanakan perang tersebut. Aku sangat takut, bahkan bisa dikatakan aku belum siap untuk berperang. Namun dibalik ketakutanku, Rya slalu mensupportku supaya aku bisa dan berani untuk menghadapi UN yang lebih menakutkan dari tahun kemarin. Dia orangnya sulit ditebak, terkadang membuatku marah, terkadang membuatku kangen, dan terkadang juga membuatku slalu salah. Tapi dia selalu mengerti apa yang ku rasakan. Sebenarnya setelah UAS seharusnya kami yang kelas tiga diliburkan. Karena bulan tenang. Karena kepala sekolah yang menyuruh kami untuk tetap sekolah, jadi kami mau tidak mau harus mengikuti perkataannya. Toh dia yang kepala sekolah, dan dia juga yang mengatur sekolah. Menurutku ide yang dikeluarkannya itu cukup bagus. Labih baik kesekolah daripada harus berdiam diri dirumah nggak ada kerjaan. Untuk belajar disekolah saja sudah malas, apalagi untuk belajar dirumah. Jadi lebih baik sekolah. *
*
*
Hari demi hari berlalu, jam demi jam berlalu, menit demi menit berlalu, dan detik demi detik juga berlalu. Hari ini tanggal 18 april 2011 adalah hari dimana kami semua akan berperang dan menentukan nasib. Saatnya kami mulai berperang. Hari pertama perang, aku pergi sekolah pagi-pagi karena aku nggak mau telat dan takut untuk telat. Lalu Rya mensupportku dengan sms. “Good luck ya kak, semoga bisa mengerjakan soal-soalnya” Aku pun tersenyum sambil membaca sms itu. lalu aku pergi sekolah. Ternyata teman-temanku sudah pada datangan. Aku pun masuk kekelas dan langsung duduk sambil mengeluarkan peralatan yang akan dibutuhkan nantinya. Aku slalu berdoa kepada Allah untuk dimudahkan dalam mengerjakan soal. Dan tanpa terasa bel masuk berbunyi.
67
Satu persatu pengawas berdatangan, aku seperti akan dijemput ke neraka. Jantungku mulai berdetak cepat. Langkah demi langkah terdengar olehku. Suasana kelas hening saat itu. dan…. Akhirnya satu langkah kaki masuk, ternyata pengawas telah tiba. Ku lihat wajah pengawas itu sepertinya pelit dan jahat. Aku semakin takut. Lembar demi lembar kertas soal dan lembar jawaban pun dibagikan, setelah selesai dibagikan. Kami semua berdoa masingmasing didalam hati. Ujian pun dimulai. Aku mulai membaca soal. Ohh sangat mudah. Sebenarnya sulit. jam demi jam berlalu, menit demi menit berlalu, dan detik demi detik juga berlalu. Akhirnya selesai semuanya. Karena waktu juga sudah habis. “bagi yang sudah selesai, letakkan saja lembar jawaban itu diatas meja kalian masingmasing” kata ibu pengawas itu. Aku pun langsung menurutinya dan pulang. Aku pulang bersama Awek. Karena setiap pulang aku slalu dengannya. Jadi nggak heran lagi. Tapi aku tidak langsung pulang, karena aku, Awek dan teman-teman lainnya makan bareng di warung yang letaknya di Part 2. Karena di situlah tempat makan andalan kami. Kami disitu sambil bercerita-cerita tentang sekeliling UN. Karena keasyikkan bercerita. Nggak terasa makanan yang kami lahap habis seketika. Lalu kami membayarnya dan langsung pulang. *
*
*
Besoknya aku datang kesekolah seperti biasa. Mengikuti ujian seperti biasa juga. Hari kedua adalah dimana giliran Rya yang piket jaga didepan sekolah. Ini bertujuan untuk mengerjakan apa yang disuruh pengawas, menyediakan makan dan minum untuk pengawas. Bisa dibilang seperti pembantu. Karena juga adik kelas yang lain sudah. Dan sekarang giliran Rya dan temannya. Piket jaga ini dua orang dua orang, dan juga mereka ditunjuk sebelum UN. Pada saat Rya sedang piket, dia dipanggil oleh pak Roqib selaku guru agama. Lalu Rya menurut saja karena dia guru. Rya menyangka ada urusan penting, ternyata bapak itu cuma menanyakan apakah benar Rya berpacaran dengan sosok lelaki yang bernama Kawirian itu. setelah mendengar jawaban dari Rya, lalu bapak itu senyum dan langsung percaya. Setelah aku selesai ujian dan langsung pulang, malamnya Rya langsung memberitahukan padaku bahwa dia dipanggil pak Roqib dan menanyakan sesuatu hal tentang kami berdua. Aku sangat senang sekali bahwa pak Roqib sudah mempercayai kalau aku memang benar pacaran dengannya.
68
Besoknya adalah hari terakhir, dengar-dengar katanya hari terakhir ini adalah hari dimana ujiannya akan lebih diketatkan lagi. Banyak teman-teman yang sms ku. Setelah aku sampai, ternyata tim Independent sudah berdiri di depan kelasku. Aku sangat takut sekali jika razia mendadak. Aku dan teman-teman tetap waspada. Tidak begitu lama akhirnya mereka pergi. Lalu tak berapa lama, bel pun berbunyi. Seperti biasa kami semua mengikuti ujian, namun tiba-tiba soal paket C kurang satu. Lalu teman-temanku yang paket C ketakutan. lalu akhirnya yang dapat paket cadangan yaitu Eka Wahyu Lestari. Semua teman-teman tertawa dan menakut-nakutinya. Dia ketakutan sekali diliat dari expresi wajahnya. Lalu semua diam dan melanjutkan mengerjakan soal-soal itu. Tak terasa waktu telah usai. Dan ujian pun telah berakhir. Aku dan teman-teman berdoa bersama-sama semoga kami lulus semuanya. Amin….
69
Kisah 12
70
Nggak terasa UN telah selesai, kami semua lega. Jadi kami semua tenang tinggal menunggu hasil. Perang selesai berarti artinya kami akan meninggalkan sekolah. Itulah saat kesedihan akan datang. Perpisahan akan di adakan tanggal 14 Mei 2011. Kami semua tidak sabar lagi menunggu untuk perpisahan itu, tapi kami tidak ingin segera cepat meninggalkan sekolah kami yang sudah tiga tahun suka dan duka ada di sekolah itu. Selama libur aku jarang ke sekolah. Jadi setiap ada kabar dari sekolah Yusuf yang selalu memberitahukan kami semua. Lalu tiba-tiba perpisahan di percepat menjadi tanggal 5 Mei 2011. Kami senang sekali perpisahan dipercepat. Aku sibuk mencari jas yang nanti digunakan untuk perpisahan. Sedangkan aku sendiri tidak mempunyai jas. Jika nyewa ditempat rias pengantin pasti mahal. Aku sudah mencarinya ditempat saudara-saudaraku. Tidak ada yang warnanya hitam, yang ada hanya warna biru dan merah. Lalu aku meminta ditemani sama Ibuku untuk meminjam ke rumah teman Ibuku. Anak dari teman Ibuku itu teman aku waktu SD tapi aku malu untuk meminjamnya. Malamnya Ibuku langsung menemaniku ke rumah temanku. Tapi sebelum ke rumah temanku, aku dan Ibuku singgah dulu ke rumah Uwak ku. Atau bisa disebut kakaknya Bapakku. Karena rumah temanku bersebelahan dengan rumah Uwak ku. Cuma jarak satu rumah saja. Kami ke situ untuk mengantarkan sesuatu sambil menanyakan jas warna hitam, mana tau ada. Namun apa yang terjadi, jas itu tidak ada. Lalu aku dan Ibuku langsung kerumah temanku. Setelah sampai, dari luar rumah itu seperti tidak ada orangnya. Ruang tamunya gelap. Mungkin orangnya sedang tidur. Tapi waktu itu masih menunjukkan pukul 19.54 WIB. Lalu aku pun mengetuk pintu itu. “Assalamu’alaikum………” Beberapa kali ku ulang perkataan itu. Namun orang yang ada dalam rumah belum terdengar berjalan. Setelah ku mengetuk pintu itu kuat namun sopan, akhirnya orang dalam rumah terdengar berjalan menuju pintu dan membukakan pintu. “Ohh, kirain aku siapa tadi yang mengetuk pintu. Soalnya aku lagi nonton dibelakang” kata Ibunya teman aku. “Ibu ada jas warna hitam nggak? Soalnya anak aku mau pinjam untuk perpisahan” kata Ibuku. “Tunggu bentar yaa aku liat dulu. Duduk lah dulu” sambil berjalan masuk menuju kamar. Lalu kami duduk. Dengan hitungan detik Ibu itu kembali lagi. 71
“Yang ada cuma ini” sambil menunjukkan jas yang dikeluarinya kepada kami. Aku pun melihatnya dan memakainya. Ternyata pas. Walaupun warnanya biru dongker, yang terpenting masih bercampur warna hitam dan tidak tampak warna biru. Dan juga jika aku tidak mengambilnya, mau cari dimana lagi. Setelah cocok, aku dan Ibuku pun berpamitan untuk pulang. Setelah sampai rumah, aku pun langsung menyobanya. Dan langsung pergi tidur. Karena besok aku harus pergi ke sekolah bersama teman-teman. *
*
*
Besoknya aku pergi ke sekolah. Sebelum pergi ke sekolah, aku menjemput Awek terlebih dahulu. Karena aku janji akan pergi bareng dengannya. Setelah aku menjemputnya. Kami pun langsung ke sekolah. Setelah sampai di sekolah, yang paling banyak hadir anak-anak IPS. Sedangkan anak IPA nya cuma sedikit. Kami pun ke kelas. Kami menunggu ke hadiran Nurma. Karena aku dan Nurma sudah berkeinginan dari kemarin saat perpisahan nanti akan bernyanyi duet di atas panggung. Kami tidak sabar lagi menunggu hal itu. Tak berapa lama Nurma pun tiba di sekolah. Kami pun langsung mencari Azizah, karena dia adalah seksi acara. Kami berdua ingin mendaftarkan diri untuk mengisi acara hiburan. Setelah bertemu dengan Azizah, kami berdua daftar dan ingin menyanyikan lagu “Pasha Feat. Adelia-Penghujung Cintaku”. Lalu dicatatnya nama kami dan kami di urutan no.5. *
*
*
Malamnya sebelum perpisahan tiba. Bagi peserta yang mengisi untuk acara hiburan disuruh datang untuk gladi bersih. Aku dan Nurma serasa malas ingin pergi. Karena takut dikeluarin namanya jika tidak datang, jadi mau tak mau harus datang. Untung saja temantemanku yang lain pada hadir. Jadi kami berdua tidak kesepian. Ternyata setelah tiba disana, apa yang terjadi. Di situ hanya yang latihan para Dancer. Anak-anak yang mendaftar untuk nyanyi tidak latihan. Aku kira malam itu akan jadi malam yang menyenangkan, ternyata malam itu adalah malam yang suram. Nggak ada asyik-asyiknya. Tapi seru juga liat para Dancer di panggung. Dan Alhamdulillah juga Rya tidak ada di situ. Setelah pukul 21.00 WIB. Nurma pun mengajak ku pulang. Karena jika dia berlama-lama di sekolah, nanti bisa-bisa dia dimarah sama Ayahnya. Jadi aku harus mengantarnya. Setelah mengantar dia pulang, aku pun langsung pulang juga. Karena untuk persiapan besok saat perpisahan tiba. 72
Setelah lama-lama ditunggu akhirnya hari kamis tanggal 5 Mei 2011 itu tiba juga. Aku pergi ke sekolah tidak ingin pergi sendirian, jadi aku meminta saudaraku si Erni untuk pergi barengan denganku. Untuk saja dia mau menerima ajakkanku. Jam 08.43 WIB aku menjemput Erni, karena kami tidak ingin cepat-cepat datang ke sekolah karena kami yakin pasti sekolah akan sepi. Setelah sampai dirumah Erni, aku pun langsung memanggilnya dan segera berangkat. Kami tidak langsung ke sekolah, tapi kami ke rumah Winda anak IPS yang juga teman Erni. Di rumah Winda kami foto bareng. Setelah asyik berfoto-foto. Aku dan Vandra pun langsung menuju ke tempat. Ternyata teman-teman sudah banyak yang ngumpul di bawah tenda. Dan aku pun mencari kursi yang kosong. Untuk menunggu waktu, salah satu temanku bernama “Murik” dari kelas XII IPA 2 menyumbang sebuah lagu dan menyanyikan lagu “Menunggu”. Setelah setengah jam berlalu, akhirnya acara pun di mulai. Tapi anak-anak kelas tiga belum sepenuhnya hadir. Dan lebih dominan pada anak perempuan. Karena mereka sibuk menandanin wajah mereka hingga menjadi badut. Acaranya tetap dilanjutkan karena mengejar waktu. Sesekali mataku mencari kekasihku. Namun tidak ketemu. Lalu ku lihat dia sedang ada di ruang TU dan mengintip ku di jendela. Dan aku pura-pura tidak tahu dan pura-pura tidak melihat. Satu persatu siswi berdatangan. Itu terjadi setiap kali. Dan akhirnya semua Siswa/i hadir di tempat. Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB. Dan saatnya pengumuman untuk Siswa/i Teladan. Siswa/i teladan ini cuma di tunjuk satu Siswa dan satu Siswi. Pada saat pengumuman itu kami semua tegang termasuk aku. Pembawa acara pun mengatakannya. “Untuk Siswa/i teladan yang dipilih dua orang yaitu satu laki-laki dan satu perempuan. Untuk yang laki-laki ini berasal dari kelas XII IPA, yaitu….” “Pasti aku nih woy” kataku kepada teman-teman sambil berdiri. “Jatuh kepada KAWIRIAN dari kelas XII IPA 1” kata pembawa acara melanjutkan pembicaraannya. Nama ituuuuuu…. Itu namaku. Aku terkejut. Seakan tidak percaya aku menjadi Siswa teladan. Aku seperti mimpi. Teman-teman ku semua juga terkejut seakan tidak percaya. Tapi ketahuilah teman, aku orangnya rajin tidak pernah absen jika sekolah, tidak pernah terlambat, selalu berpakaian rapi, akrab dengan guru-guru, dll. Teman-temanku semua memberi semangat padaku. Aku pun menyalami teman-temanku seperti aku menang di Ajang Panasonic Award. Lalu aku langsung ke depan. Lalu pembawa acara berbicara kembali. “Dan Siswi teladannya jatuh kepada anak perempuan bernama Erni dari kelas XII IPS 3” 73
Dan aku kembali terkejut mendengar nama Erni juga disebut. Erni juga terkejut seakan tak percaya. Lalu dia berdiri dan naik ke panggung. Kami berdua tidak menyangka sesama saudara bisa mendapatkan gelar Siswa/i Teladan. Semua teman-teman tahu jika kami bersaudara. Lalu kepala sekolah memberikan amplop putih kepadaku dan Erni. Lalu kami berfoto bersama dengan para guru-guru. Setelah itu kami kembali ke kursi kami. “Buka Yan amplopnya. Berapa duitnya dikasih” kata salah satu temanku. “Iya, nih aku mau buka” sambil mengoyak amplop itu. Dan ternyata setelah dibuka, isi dalam amplop itu berupa uang merah yang berarti uang sebesar Rp 10.000,00. Teman-temanku tertawa melihat uang yang dikasih cuma segitu. Tapi bagiku tidak masalah, yang penting aku lebih dikenal guru-guru, lebih dikenal adik-adik kelas, dan yang terpenting masuk Koran. Dan acara pun selesai. Semua guru-guru kembali berfoto bareng. Setelah selesai, akhirnya tiba juga acara hiburan. Dan MC pun tidak lagi lama-lama menunggu. Pembuka acara pertama disambut oleh penyanyi solo, yaitu Anak kelas dua. Namun dia tidak kunjung tiba, akhirnya digantikan oleh temanku Wulan dari XII IPA 2. Dia menyanyikan lagu berGenre dangdut. Teman-teman semua ikut bergoyang. Setelah selesai bernyanyi, Wulan meminta menyanyikan satu kali lagi. Aku jadi kesal melihatnya. Namun pada akhirnya selesai juga. Dan dilanjutkan dengan penyanyi kedua. Penyanyi kedua disambut oleh Andri Saputra. Dia adalah abang dari Erni. Aku sendiri tidak sabar lagi menunggu. Setelah selesai, disambut lagi dengan panampilan Dancer. Ini adalah penampilan yang di tunggu-tunggu. Ini adalah penampilan anak kelas XI. Goyangannya bikin mata para cowokcowok tidak berkedip. Setelah acara selesai, Wulan kembali hadir. Dia menyanyi lagi di atas panggung. Ingin skali rasanya aku memberontak, tapi aku tidak punya hak untuk itu. karena acara ini untuk sesama. Dunia kembali bergoyang. Aku menyuruh Nurma untuk tetap ditempat karena aku tidak ingin saat nama kami dipanggil dia tidak ada. Lalu setelah penampilan Wulan selesai, teman-teman meminta pak Roqib untuk menyumbangkan sebuah lagu. Aku berharap semoga pak Roqib tidak mau. Karena ini akan memperlambat penampilanku. Ternyata benar, pak Roqib benar-benar tidak mau. Lalu Wulan menunjuk ibu Ginting untuk mempersilahkan naik ke atas panggung untuk menyum74
bangkan sebuah lagu. Dan ternyata Ibu itu mau. Karena dia juga hobi sekali bernyanyi. Lalu akhirnya Ibu itu nyanyi deh. Aku ingin berontak dan berteriak sekencang-kencangnya. Tapi aku tidak bisa. Setelah Ibu Ginting bernyanyi, disambut lagi dengan Dancer kelas X. aku pun menikmatinya walaupun sudah lelah menunggu. Dan mempercepat waktu akhirnya selesai. Setiap penampilan telah selesai, aku merasa sekali nama kami akan dipanggil. Namun apa yang terjadi, selalu saja anak-anak lain yang nampil. Setelah Dancer saatnya makan siang. Karena waktunya sudah makan siang, saatnya nasi bungkus dibagikan. Aku tidak makan, karena setelah drama ini aku yakin pasti aku akan segera dipanggil. Penampilan yang selanjutnya drama dari kelasnya Rya. Aku sama sekali tidak tahu bahwa ada penampilan drama juga, apalagi drama ini penampilan Rya Cs. Aku kembali kesal, tapi gagapalah. Karena aku yakin pasti setelah ini bakal aku yang performance. Drama ini tentang menceritakan Anak SD yang diculik. Yang diculik itu adalah pacarku sendiri. Pada saat Rya meminta tolong. Teman-temanku memandang semuanya padaku dan salah satu temanku berkata padaku. “Tuh liat cewek kau, Yan. Tolonglah lagi?” Aku pun tersenyum padanya. Setelah 15 menit lebih berlalu, akhirnya drama pun selesai. “Semoga saja aku. Aku sudah nggak sabar lagi” dalam hati terus berkata. Pada saat MC sedang membacakan urutannya, tiba-tiba listrik mati dengan sekejap. Betapa kesalnya aku setelah menunggu selama dua jam, tapi akhirnya sia-sia. Tapi aku tetap menunggunya sampai listrik hidup kembali. sedangkan Nurma sudah pergi entah kemana. Aku berharap semoga pada saat nama kami dipanggil, Nurma sudah ada ditempat. Setengah jam sudah aku menunggu, tapi belum juga lsitrik hidup. Perut ku mulai merasakan sakitnya dan ternyata sakit lambungku kumat lagi. Tapi aku tetap pertahankan. Lalu Nurma tiba, ternyata dia makan bersama teman-teman yang lainnya. Teman-temanku yang lain juga semuanya sudah makan, hanya aku sendiri yang tidak. Karena listrik ini dari tadi tidak menyala, hampir saja semuanya pulang. Setelah menunggu waktu yang hampir dua jam itu, akhirnya lampu hidup. Aku sangat senang sekali. Dan MC pun menghilang entah kemana. Lalu acara di ambil alih oleh Wulan. Jadi sekarang tidak ada lagi acara bernyanyi solo atau lain dan sebagainya. Tapi sekarang acara gilagilaan. Ini berarti aku dan Nurma tidak jadi nampil. Aku sangat kesal. Ingin nangis sih ada juga. 75
Tapi sudahlah, mungkin ini bukan rezeki ku untuk tenar. Lalu teman-teman yang merasa dirinya pede naik ke atas panggung untuk bergoyang bersama. Dan aku makan nasi bungkusku yang masih terikat oleh karet. Aku bingung mencari tempat. Tanpa berfikir panjang dan tanpa rasa malu lagi aku makan di kursi yang ku duduki itu. dengan lahapnya aku makan karena bercampur kesalnya tadi. Tapi gapapalah yang penting aku bahagia. Setelah selesai makan, aku pun beristirahat sebentar sambil menunggu nasi yang di proses dalam perut. Setelah 15 menit, aku langsung ikut bergoyang di atas panggung. Karena untuk menghilangkan rasa stress ku karena kekecewaan yang telah ku alami. Ku lihat Rya melihat ku bergoyang di atas panggung, tapi aku tetap pede. Karena juga teman-temanku banyak yang goyang. Kami terus bergoyang berjam-jam, dengan puluhan lagu dangdut yang sudah kami nyanyikan bersama. bila perlu sampai panggung rubuh. Di atas panggung kira-kira ada 20 orang lebih, dan memang benar. Panggung yang tidak tahan menampung banyaknya orang itu akhirnya rubuh juga. Tapi kami tetap bergoyang sampai kami capek sendiri dan sampai sore biar kami semua puas. Tidak terasa jam pun menunjukkan pukul 16.15 WIB. Kami pun berhenti bergoyang, dan juga kami sudah capek bergoyang hingga perutku sakit. Lalu acara pun telah usai dan kami pun bubar dan pulang kerumah masing-masing. Dan saat itulah saat terakhir aku melihatnya. Dan aku tidak pernah lagi bertemu dengannya. Hingga pada saat bulan puasa aku memutuskan hubunganku dengannya. Karena aku tidak sanggup bila harus LDR. *
*
*
Tujuh bulan kemudian…. Aku pulang ke kota kelahiranku karena sedang libur minggu tenang. Karena aku juga kangen dengan orang tuaku. dan aku juga kangen dengan teman-temanku yang lain. Pada tanggal 14 januari 2012, sore harinya aku di suruh Bapak ku membeli tempe goreng di Part 1. Tiba-tiba dari hadapanku dikagetkan sosok cewek berjilbab. “Kak!” Aku terkejut saat melihatnya seakan tak percaya. Teman-teman, tahukah engkau siapa yang mengagetkanku itu? dia adalah cinta pertamaku Sabariah. SELESAI…. 76
Sekilas Tentang Penulis
awirian, laki-laki imut dan tampan ini lahir di Kuala Tungkal 07 Desember 1992, putra kedua dari pasangan H.Challil dan Hj. Husna. Dia termasuk remaja yang suka menghayal di luar kesadarannya. Menghayal juga termasuk dalam kesehariannya. Keinginannya menulis novel sejak kelas dua SMA. Tapi dia belum bisa berekspresi merangkai kata-kata. Setelah dia duduk dibangku kuliah, akhirnya dia memulai menulis hingga menjadi sebuah novel. Dan tak terasa dia sudah bisa bikin novel perdananya yang berjudul Kisah Cintaku. Kesibukkannya saat ini adalah menulis, kuliah, baca novel, dan nonton bioskop.
77
78