#20HariNulisDuet
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA
Lingkup Hak Cipta: Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan eksklusif bagi Pencipta dan Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana: Pasal 72 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
2
Time 2 Write Collaboration
Time 2 Write : #20HariNulisDuet Penulis: Teguh Puja, dkk Penyunting: Teguh Puja Penata Letak: Sari Afriza Desain Sampul: Ahmed S. Copyright © 2012 by Teguh Puja, Asih Mitra, dkk Penerbit Nulisbuku.com ILP Center Lt. 3-01 Jalan Raya Pasar Minggu No. 39A Pancoran, Jakarta Selatan 12780 Telp: (021) 7981283 Website: www.nulisbuku.com E-mail:
[email protected] Twitter: @nulisbuku Buku ini diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
3
#20HariNulisDuet
Kata Mereka Tentang #20HariNulisDuet
Ini benar-benar buku kolaborasi. Tidak hanya penulisnya, tetapi juga tentang semua ceritanya. One stop story, mengajak kita untuk bisa menjelajah dalam segala cerita. - Eko Martina Sriwulaningsih. Penulis. Blogger.
Cerita di buku “Time to Write: #20HariNulisDuet” ini benar-benar kayak nano-nano, ada yang manis, ada yang pahit, ada juga yang asem.. ceritanya benar-benar berbeda dari novel roman fiksi biasa. Thank’s buat mas @teguhpuja dan mbak @asihmitra untuk tema yang mengesankan setiap hari - Avreya Kumala Sheary, Blogwalker.
4
Time 2 Write Collaboration
Ucapan Terima Kasih Salam hangat untuk semua pihak yang selama ini memberikan kekuatan, dorongan dan juga motivasi sepanjang perjalanan buku ini dibuat. Dan juga salam yang manis untuk semua yang sudah berpartisipasi dalam proyek menulis #20HariNulisDuet. Terima kasih yang sangat besar untuk semua orang, baik teman, sahabat, dan juga keluarga yang selama ini sudah berbagi rasa dan cinta bersama-sama. Buku ini kami persembahkan untuk kalian.
Teguh Puja dan Asih Mitra Project Coord. #20HariNulisDuet
5
#20HariNulisDuet
Daftar Isi Hari dan Tema Pertama
: Persahabatan
Hari dan Tema Kedua
: Ketulusan
Hari dan Tema Ketiga
: Komitmen
Hari dan Tema Keempat
: Ketulusan
6
Time 2 Write Collaboration
Hari dan Tema Pertama: Persahabatan Lima ~ @teguhpuja & @violetkecil Mendoan Glasgow ~ @ariansilencer & @rezanufa Menanti Senja ~ @wulanparker & @rintadita The Story of Edelweis and Sunflower ~ @andray1009 & @ittibanwife Antara Hitam dan Putih ~ @punyatari & @alizarinnn Kolong Langit ~ @ikachibii & @crystalzizahh Friendship ~ @danissyamra & @maliyya Terlambat ~ @danissyamra & @iiphche Rasa ~ @child_murf & @weirdaft
7
#20HariNulisDuet
LIMA
Aku sedikit menahan debaran jantung yang semakin berdegup cepat. Mengedarkan pandangan ke sekeliling kafe yang cukup sepi. Kaca tertutupi tetesan kecil air hujan yang mulai tersisa gerimis, menciptakan embun. Embun yang menutupi pandanganku pada deretan tokotoko tua yang berjejer. Lima menit. Sepi. Dan sosoknya belum juga muncul. Lima menit menunggumu untuk lima tahun yang terlewati tanpa kebersamaan. Kebersamaan yang aku maknai sebagai persahabatan, tapi tidak bagimu. 8
Time 2 Write Collaboration
Jika ini memang saat paling tepat bagiku untuk bertemu dengannya. Semoga semua bentuk penantianku terbalas dengan manis dan tak menyisakan sakit atau luka. Untukku, menjadi sahabatnya adalah pilihan yang kurasa jauh lebih baik, karena dengan menjadi sahabat aku akan selalu bisa berada di sampingnya tanpa merasa terluka, karena dengan menjadi sahabatnya aku tentu akan lebih bisa menjaga sikapku atas semua keputusankeputusannya. Karena ketika aku menjadi sahabatnya, tidak akan ada sedikit pun rasa canggung apalagi tidak nyaman yang akan aku rasakan. Sahabat akan hadir dalam kondisi apa pun. Ia tidak akan berusaha menyakiti karena tidak ada sedikit pun manfaat yang ia dapatkan ketika ia menyakiti kita. Ia akan berusaha melakukan yang terbaik. Karena dalam posisi menjadi sahabatnya. Aku tidak akan menjadi terlampau posesif, mengaturnya berlebihan, dan merasa menguasainya. Aku akan berada di sampingnya sebagai teman atau bagian yang ia tetapkan sebagai keluarganya, yang dengan tulus akan bersamanya di saat menghadapi masalah-masalah yang ia miliki, tanpa harus merasa takut akan ditinggalkan di tengah perjalanan yang ia tuju. Sahabat akan hadir dalam kondisi apa pun. Memberikan kekuatan, dorongan, dan kekuatan agar kita bisa tetap maju dengan pilihan yang kita ambil. Itu pikirku, itu yang kuinginkan dulu. Itu yang kuharapkan akan ia pahami saat itu.
9
#20HariNulisDuet
Ya, meski begitu. Keputusan 5 tahun yang lalu, ketika dia memutuskan meninggalkan kota ini. Tetap membawa serta cinta yang dia pendam untukku. “Aku akan menyimpannya dan menawarkan rasa yang sama jika kita bertemu lagi,” ucapnya waktu itu. Aku menggelengkan kepala pelan. Apakah aku sanggup bertemu dengannya? Apa yang harus kulakukan ketika aku bertemu dengannya nanti? Sedalam apakah perasaannya kini kepadaku? Apakah ia masih menyimpan rasa itu di dalam ruang terdalam di hatinya? Apakah ia masih berharap begitu besar atas rasa yang ia ingin bagi kepadaku? Aku tak pernah kuasa menolak pintanya. Aku tak pernah kuasa menahannya. Apa pun yang terucap dari bibir manisnya tak pernah sekali pun bisa kubiarkan begitu saja. Lakunya, ucapnya, apa pun yang ia lakukan, aku berharap bisa selalu memenuhinya. Aku mencoba memantapkan hati. Sekarang setelah lima tahun berlalu. Semuanya tidak akan lagi sama. Tapi katakata yang ia ucapkan waktu itu justru menerobos pikiranku dengan lantang. Masih terdengar jelas. Ada rasa, rasa yang ia maknai sebagai cinta. Rasa yang ia simpan dan aku elak. “Lama menunggu?” Suara itu. Suara yang aku rindukan tanpa sadar. Suara dari seorang pria yang berdiri tegap di depanku. Suara dari seorang pria yang tersenyum dengan mata hangat yang 10
Time 2 Write Collaboration
terbingkai di balik kaca mata. Suara darinya, yang aku tunggu. Aku menggelengkan kepala pelan. Lima menit menunggunya bukan apa-apa dibanding lima tahun ini. Aku tersenyum. Ia duduk di depanku dan semuanya semakin nyata. “Ia sahabatku,” tekadku dalam hati. Aku menatap lekat wajahnya yang sekarang lebih tirus. Aku menerka-nerka, apakah ia bahagia? Apakah ia menemukan seseorang yang ia cintai dan mencintainya sama besar? Aku ingin mendengar jawaban untuk pertanyaan pertama. Tapi pertanyaan kedua, aku harap aku tidak tahu jawabannya. “Kok melamun?” Aku kaget dengan tanyanya. “Aku tidak melamun kok.” Kulihat kedua bola matanya. Matanya terasa begitu teduh. Tidak berubah. “Jadi, apa kabar kamu sekarang?” Ia mengambil posisi di sebelah tempatku duduk. Dan seperti kebiasaannya dulu, dia kini duduk bersampingan dengan posisiku sekarang. Rasanya begitu berbeda bersamanya sekarang. Ada perasaan yang aneh. “Aku baik, seperti yang kamu lihat,” jawabnya singkat. Aku tersenyum mendengarnya. Mendadak aku merasa canggung. Lima tahun ini kenapa justru membuat perasaanku berbeda. “Lima tahun berlalu, kamu gak berubah,” lanjutnya. 11
#20HariNulisDuet
“Lalu kamu?” tanyaku. “Aku? Masih sama, dengan perasaan berbeda. Aku mengerti kenapa kau tawarkan persahabatan waktu itu.” “Maksud kamu?” “Aku jadi bisa menemuimu dengan hati terbuka.” Entah mengapa kini aku terdiam mendengar jawabannya. Rasanya sedikit terguncang. Dia masih seperti dahulu, namun dengan perasaan yang berbeda. “Apa yang kamu maksud dengan perasaan berbeda? Apakah itu berarti seperti yang mungkin aku pikirkan sekarang?” Dia tidak menjawabku. Dalam hening aku mulai mencaricari jawaban. Menerka-nerka apa yang mungkin akan ia beritahukan kepadaku melalui mulutnya. Apakah berarti kini ia sudah melepaskan rasa yang dulu ia punya dan kini ia memandangku dengan cara yang lain? Apakah ada orang lain yang kini ia cintai? Aku tidak seharusnya merasa aneh seperti sekarang. Ya, aku harus bahagia untuknya, untuk semua pilihan yang ia ambil. “Jadi siapa wanita yang beruntung itu?” tanyaku getir. Dia menatapku lekat. Dari sorot matanya aku tahu ia sedang mencoba merangkai kata yang tepat. “Selamat untukmu,” ucapku. Aku sudah tahu jawabannya dan aku tidak perlu tahu siapa orangnya.
12
Time 2 Write Collaboration
Ia meraih tanganku, menggenggamnya erat. Dan masih belum berkata-kata. “Kamu sahabat terbaikku,” ucapnya kemudian. “Dan akan selalu seperti itu.” Ada perih yang tiba-tiba menjalar. Rasa itu tidak lagi sama. Tanpa kusadari, terdengar sayup-mayup suara sebuah lagu yang sangat kuhapal dimainkan di coffee shop ini. Love takes the patience of Job That’s what my Mama always said Faith is the belief in something more than what you know That’s what the Good Book says You gotta play the cards you got Who knows what fate is holding At times you gotta go without knowing where you’re going
“Ini lagunya Reba McEntire kan?” “Iya.” Aku hanya bisa menggangguk untuk menjawab tanyamu itu. That’s why I keep on lovin’ you I keep on lovin’ you Through the baby don’t leave mes And never will agains And I promise tos I keep on lovin’ you
13
#20HariNulisDuet
“Kamu baik-baik saja kan Sha?” “Aku baik-baik saja.” “Tapi matamu merah, kamu tidak sedang menahan tangis kan?” Aku menggeleng. Berusaha menyembunyikan air mata yang sepertinya sebentar lagi tak akan kuasa kutahan. Sungguh demi apa pun itu, aku tidak ingin menangis. Terlebih jika tangis ini untuknya. Tangis ketika aku baru saja menyadari arti dirinya untukku. Semua terlambat. Aku hanya sahabatnya. “Kamu beneran baik-baik saja?” Aku mengangguk pelan. Bohong. Aku tidak pernah lagi baik-baik saja. Aku terlampau bodoh mengartikan perasaanku sendiri. Persahabatan dan cinta menjadi kabur untukku. Di lima belas menit ini, setelah lima tahun berlalu, aku baru sadar. Lord knows we’ve had our share of fights Our sleepless nights, our ups and downs We’ve had plenty and then some of baby I’m gones and turn arounds Sometimes I swear it might be easier to throw in the towel Someday we’re gonna look back Say look at us now
“Kamu yakin kamu baik-baik saja Sha?” 14
Time 2 Write Collaboration
Rasanya begitu berat. Bibirku kelu. Aku tak ingin menyakiti perasaannya. “Aku baik-baik saja. Terima kasih.” Ia menatapku ragu. Kami saling mengenal dan aku tahu ia bisa menerka perasaanku. Aku tersenyum, mencoba meyakinkannya. “Kau tahu? Jika cinta berwarna merah, persahabatan tidak memiliki warna. Jadi, persahabatan tidak akan berubah,” ucapku. Aku tiba-tiba teringat kalimat yang aku temukan di salah satu acara yang aku tonton. Kalimat yang tepat untukku dan dia. Sekali lagi, hanya persahabatan yg terulur. Untuk lima tahun ini.
Tulisan Kolaborasi Teguh Puja @teguhpuja & Asih Mitra @violetkecil
15
#20HariNulisDuet
Baca selengkapnya dengan memesan buku ini di
16