UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah Pengembangan Bimbingan dan Konseling Belajar Dosen Pengampu: Dr. Muh Farozin, M.Pd & Dr. Muh Nur Wangid, M. Si
Oleh Moh Khoerul Anwar, S. Pd (14713251002)
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2015
0
REVISI UJIAN AKHIR SEMESTER 1. Kembangkan pemikiran tentang bimbingan dan konseling belajar yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan meliputi : pengertian, tujuan, ruang lingkup, dan topik-topik materi bimbingan dan konseling belajar satu semester bagi kelas 7, 8, 9, 10, 11, atau kelas 12 dan temukan sumber bacaan memuat tentang bimbingan belajar/ bimbingan dan konseling belajar,
materi bimbingan dan konseling belajar, dan
permendikbud 111. Pengertian Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 111 tahun 2014 mengatakan bahwa pengertian bimbingan dan konseling belajar merupakan proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konselingkepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan dalam menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Pendapat lain juga disampaikan oleh Winkel dan Sri hastuti (2010) bahwa bidang pengajaran menangani kurikulum pengajaran yaitu seluruh pengalaman belajar siswa yang diperoleh melalui bidang studi yang disajikan. Artinya bahwa bidang pengajaran menyajikan sejumlah pengalaman belajar sedangkan pelayanan bimbingan mengajak siswa untuk merefleksi atas pengalaman belajar tersebut, apa yang telah diketahui tentang diri sendiri dalam hal kemampuan, minat, nilai-nilai kehidupan dan aspirasi masa depan. Dari bimbingan ini, kurikulum pengajaran diindividualisasikan. Winkel dan Sri Hastuti juga (2010) menjelaskan hal lain bahwa bimbingan akademik merupakan bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Hal ini menjadi sebuah dasar dalam merancang gagasan struktur keilmuan bimbingan belajar karena bimbingan belajar memiliki berbagai macam tujuan yang akan dicapai. Abin Syamsudin M (2012) juga menegaskan bahwa tugas layanan seorang guru tetap berporos pada terselenggaranya proses belajar mengajar. Artinya bahwa inti dari pembelajaran adalah guru bila berkaitan dengan mata pelajaran. Lain halnya jika ingin
1
mengembangkan atau mengatasi kesulitan belajar maka guru BK memiliki peranan yang penting didalamnya. Proses perancangan gagasan keilmuan bimbingan belajar didasarkan pada dua hal menurut Barringer, M D, dkk (2010) yaitu visi yang jelas terhadap siswa berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang terdapat pada siswa. Dari kedua hal tersebut maka dalam merumuskan rancangan tersebut diperlukan kolaborasi yang baik agar struktur bimbingan belajar dapat tersusun dengan baik. Selain itu juga Barringer, M D, dkk (2010) mempertegas bahwa pendidik, kepala sekolah dan pengambil kebijakan berbicara meliputi sekitar pengajaran bukan tentang pengajaran. Artinya bahwa pendidik, kepala sekolah dan pengambil keputusan diharapkan selalu berupaya agar bisa mengembangkan berbagai hal sekitar pengajaran bukan membicarakan apa itu pengajaran. Tujuan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 111 tahun 2014 bahwa bimbingan dan konseling belajar bertujuan membantu peserta didik untuk 1) menyadari potensi diri dan memahami berbagai hambatan belajar, 2) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, 3) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat, 4) memiliki keterampilan belajar yang efektif, 5) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya dan 6) memiliki kesiapan mengahadapi ujian. Abin Syamsudin juga berpendapat bahwa tujuan dari bimbingan belajar adalah peserta didik yang bersangkutan dapat mencapai taraf perkembangan dan kebahagiaan secara optimal serta adanya layanan ini, kita dapat menjalani proses pengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan, perwujudan, serta penyesuaian diri baik terhadap diri maupun lingkungannya. Tujuan bimbingan dan konseling belajar didasarkan pada unsur-unsur yang terdapat dalam pembelajaran. Menurut Barringer, M D, dkk (2010) unsur-unsur tersebut meliputi perhatian, pengetahuan yang luas, bahasa, ingatan, kognisi sosial, fungsi neuromotor, kemampuan spasial dan kemampuan temporal-sequential. Beberapa hal tersebut menjadi bagian terpisahkan dalam kegiatan belajar atau bimbingan dan konseling belajar. Tujuan dari bimbingan dan konseling belajar lain juga seperti yang disampaikan oleh Mustaqim (2008) yakni terwujudnya situasi belajar yang mampu mendukung proses kegiatan belajar yakni kesehatan jasmani, keadaan psikis, ingatan, 2
berfikir dan pengalaman dasar. Kelima hal tersebut menjadi penting ketika berada dalam situasi belajar. Selain itu, tujuan bimbingan dan konseling menurut Barringer M D (2010) adalah siswa perlu mengembangkan afinitas. Afinitas adalah satu bidang yang ingin dikejar terus dengan semnagat. Hal ini menjadi kekuatan siswa dalam menemukan dan mengembangkan kemampuan sendiri. Hal ini juga merupakan dasar siswa dalam menyukai, menyenagi dan memahami satu bidang yang memang sangat sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya dalam belajar. Ruang Lingkup Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 111 tahun 2014 bahwa lingkup bimbingan dan konseling belajar terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang efisiensi dan keefektivan belajar pada satuan pendidikan dan sepanjang kehidupannya: menyelesaikan studi pada satuan pendidikan, memilih studi lanjut, dan makna prestasi akademik dan non akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan masyarakat. Berdasarkan peraturan tersebut, maka dikembangkan oleh beberapa pendapat lain seperti Barringer M D (2010) mengatakan bahwa hal yang terpenting dalam ruang lingkung bimbingan dan konseling belajar itu aset siswa sebagai dasar pendekatan dalam pengajaran dan pembelajaran. Hal ini didasarkan karena pendidik memiliki tanggung jawab untuk terus mencari apa yang tepat untuk siswa (kekuatan) dan membantu siswa dalam menemukan minat atau keinginan mereka (afinitas). artinya ruang lingkup yang lebih utama dari bimbingan dan konseling belajar adalah bagaimana guru mampu menemukan dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa dan siswa mampu memahami keinginan dan kemampuan yang dimilikinya. Inman Sally, dkk (2005) mempertegas bahwa ruang lingkup bimbingan dan konseling belajar meliputi peserta didik dapat mengidentifikasi kebutuhan diri mereka sendiri, dapat mencari sumber daya dan dapat merencanakan kesempatan belajar. Selain itu, dalam mengembangkan potensi dan menggali lebih dalam siswa sebagai pembelajar terdapat beberapa pemikiran yakni menanyakan siswa dan mencatat perkembangannya dari berbagai pengalaman kerja dan pengalaman belajarnya, hasil belajar siswa merupakan kerjasama antara siswa, guru dan pegawai sekolah, melakukakan
latihan
untuk
meningkatkan
hasil
belajar
dan
memastikan
perkembangan siswa ketahap selanjutnya, mengevaluasi perkembangan pribadi sosial 3
setiap siswa serta antara guru yang satu dengan yang lainnya berdiskusi tentang perkembangan potensi yang dimiliki oleh siswa. Beberapa hal tersebut dapat menjadi sebuah acuan pelaksanaan dan pengukuran mengenai perkembangan yang sedang dialami oleh siswa serta menjadi ruang lingkup bimbingan dan konseling belajar yang perlu digali dan dikembangkan oleh guru BK. Materi/ Topik Bimbingan dan Konseling Belajar untuk siswa SMA kelas X pada Semester Gasal No 1.
2.
Tema Orientasi
Memasuki Dunia SMA
Pengembangan Topik BK Belajar Pengenalan BK,
Siswa mampu memahami apa yang
khususnya materi BK
dimaksud
Belajar
ruang lingkup BK belajar
Masalah Belajar yang
Siswa mampu mengetahui, mengenali
sering
dan memahami masalah-masalah yang
dihadapi siswa SMA
sering terjadi dalam belajar, Siswa
Tujuan
dengan BK, khususnya
memahami berbagai hambatan belajar 3.
Cara belajar,cita-cita,
Siswa
mampu
menerapkan
cara
minat dan kesulitan
belajar sesuai dengan dirinya, siswa mampu mengetahui, memahami dan mengatasi masalah belajar
4.
Tipe belajar
Mengenal tipe
Siswa
mampu
belajar
memahami gaya belajar yang tepat dengan
dirinya,
membentuk
mengenal
siswa
kelompok
dan
mampu
berdasarkan
gaya/ tipe belajar yang sama 5.
Berfikir dan berjiwa
Bagaimana berfikir dan
Siswa mampu mengembangkan pola
besar
berjiwa besar?
fikir dan berjiwa besar, siswa mampu berfikir kritis terhadap suatu masalah
6.
Kemandirian Belajar
Apaan si mandiri belajar? Siswa mampu memahami pentingnya mandiri dalam belajar, siswa mampu merefleksi
mengenai
keinginannya
tentang tentang belajar dan siswa dapat belajar dengan keinginan sendiri 4
sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya, siswa memiliki motif
yang
tinggi
untuk
belajar
sepanjang hayat. 7.
Membangun potensi
Potensi siswa
Siswa
belajar
mampu
memahami siswa
mengenali
potensi-potensi
dapat
dan belajar,
mengambangkan
potensinya dengan kegiatan lain yang mendukung, siswa mampu menyadari potensi diri 8.
Mengeliminasi
Ketakutan dalam kelas
Siswa
mampu
menghilangkan
Ketakutan belajar
ketakutan-ketakutan
dalam
kelas,
dalam kelas
siswa mampu percaya diri ketika dalam kelas dan siswa dapat belajar dengan baik ketika dalam kelas
9.
Antusias dan senang
Antusias dan enjoy
Siswa dapat belajar dengan antusias
dengan mata pelajaran
dan nyaman, siswa mampu berbaur
yang disukai
dengan semua siswa, siswa memiliki keterampilan belajar yang efektif
10.
Rahasia sukses belajar
Siswa dapat mengenal dan memahami kunci-kunci dalam mencapai sukses belajar, siswa memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
11.
Sosial Learning
Belajar dari
Siswa
mampu
mengidentifikasi
Masyarakat
perilaku yang positif yang baik untuk dirinya dan siswa dapat memahami lingkungannya sendiri
12.
Remidial teaching atau Remidial teaching atau Siswa mampu mengikuti pelajaran enrichment
enrichment
sesuai dengan siswa lain, siswa yang tertinggal
mampu
menyesuaikan
dengan siswa yang lain 13.
Membangun Harapan- Membangun
Harapan- Siswa 5
mampu
mengembangkan
harapan yang realistik
harapan yang realistik
keinginan sesuai dengan kemampuan yang
realistik,
siswa
dapat
mengembangkan kegiatan dalam kelas dengan harapan yang nyata. 14.
Komponen
perilaku Komponen
belajar
perilaku Siswa mampu memahami komponen
belajar
perilaku belajar meliputi tindakan, pikiran, perasaaan dan psikologis.
15.
Rutinitas dan jadwal Rutinitas kegiatan belajar
dan
jadwal Siswa
kegiatan belajar
mampu
mengidentifikasi
pentingnya rutinitas kegiatan belajar, siswa
mampu
konsisten
danlam
belajar 16.
Mengajarkan siswa
Evaluasi diri
Siswa
mampu
merefleksi
atas
agar sadar dalam
pengalaman belajar, apa yang telah
mengevaluasi diri
diketahui tentang diri sendiri dalam hal kemampuan, minat, nilai-nilai kehidupan dan aspirasi masa depan, dan siswa
memiliki keterampilan
perencanaan
dan
penetapan
pendidikan selanjutnya serta siswa memiliki kesiapan mengahadapi ujian
DAFTAR PUSTAKA Abin Syamsudin M. (2012). Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Rosda. Barringer, M D. (2010). School For All Kinds Of Minds. San Fransisco: Jossey Bass. Inman Sally, dkk. (2005). Assesing Personal and Development: Measuring the Unmeasurable?. Francis: Falmer Press. Mustaqim. (2008). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Winkel dan Sri Hastuti. (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. 6