Daftar isi Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan
Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003
ISSN 1693 - 7902
UJI TAK RUSAK DAN PROGRAM PERAWATAN ALAT DALAM JAMINAN KUALIT AS PRODUK
Muhammad Rifai Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir (PSJMN) - BATAN
ABSTRAK UJI TAK RUSAK DAN PROGRAM PERAWATAN ALAT DALAM JAMINAN KUALIT AS PRODUK. Telah dipelajari elemen-elemen penting untuk meningkatkan kemampuan alat dan meningkatkan kualitas produk. Elemen-elemen tersebut adalah kehandalan alat dan penggunaan program perawatan alat yang mana merupakan hal yang efektif untuk mengendalikan dan merawat peralatan yang digunakan dalam perusahaan. Dengan membuat rencana yang mewakili semua aspek yang terdapat di aset manajemen. Kita dapat mencapai tujuan dan menyediakan alat yang handal dengan biaya yang optimum. Uji Tak Rusak (UTR) merupakan uji kehandalan alat yang digunakan untuk mendapatkan produk berkualitas dan bemilai tinggi. Kualitas kepuasan pelanggan merupakan inti masalah yang kritis dan strategi setiap perusahaan. Kata kunci: Jaminan kualitas, Program Perawatan Alat, Uji Tak Rusak, Kehandalan alat
ABSTRACT NON DESTRUCTIVE TESTING AND EQUIPMENT MAINTENANCE PROGRAM IN PRODUCT QUALITY ASSURANCE. Important elements that use for improving equipment performance and increasing product quality have been learnt. That elements are equipment reliability and the implementation of a equipment maintenance program that is effective in monitoring and maintaining equipment that use in company. By making a program which addresses all aspects of asset management. We can achieve our goal and provide maximum reliability of equipment at optimum cost. Non Destructive Testing (NDT) in equipment reliability can be used to get a high quality products and high value products. Satisfying customer's quality are a critical focus and every company's strategy. Keyword : Quality assurance, Equipment Maintenance Program, Non Destructive Testing, Equipment Reliability
263
ISSN 1693 - 7902
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan T~naga Nuklir • Jakarta, II Desember 2003
PENDAHULUAN Sering dijumpai banyak kasus dimana peralatan tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, meskipun peralatan skala besar telah diinvestasikan.
Hal tersebut
disebabkari karena kurangnya perawatan alat. Bila suatu peralatan skala besar dioperasikan atau digunakan dengan presisi yang tinggi, maka operasi ini dapat dilakukan dengan mudah dan kualitas produk dapat dijamin begitu juga kuantitas produk keluaran. Bagaimanapun
juga
proses
perawatan
semakin
jadi
penting,
perusahaan-
perusahaan yang menggunakan proses ini harus mengambil pandangan yang serius mengenai perawatan. Secara lebih luas, sepanjang kemajuan dari metode dan teknik manajemen perawatan, dibutuhkan untuk mengenalkan sistem dan teknik baru. Alasan-alasan mengapa fungsi perawatan menjadi sangat penting dalam sebuah manajemen, adalah seperti berikut ini(l) : 1. lnvestasi peralatan dengan skala besar memerl ukan biaya yang besar. 2. Karena peningkatan kapasitas produksi per satuan waktu dari peralatan. 3. Kemungkinan
keakurasian atau kesalahan dalam peralatan otomatis
lebih
besar dibandingkan dalam peralatan dengan mekanisme yang sederhana. Jika peralatan otomatis rusak, maka diperlukan waktu yang lebih lama untuk menemukan kesalahan oleh seorang ahli. 4. Pada saat sekarang, karena adanya tekanan dibidang ekonomi diseluruh dunia dan kebocoran dana, maka keberadaan peralatan harus ada dalam jangka waktu panjang. MANAJEMEN ASET FISIK Dalam proses produksi, tujuan peralatan adalah untuk mendorong proses produksi dari persiapan mempertemukan secara
normal
produksi
sampai
ke pelanggan.
Hal yang penting
adalah
untuk
kebutuhan pelanggan dengan pihak produsen. Harapan pelanggan dilihat
kelayakanlkehandalan
dari
kualitas
produk,
ketepatan
pengiriman
dan
syarat
dari aset fisik yang dimiliki perusahaan. Parameter kehandalan
alat dapat ditunjukkan dengan kualitas, kesediaan, biaya/unit, integritas keamanan dan lingkungan. Untuk mendapatkan kehandalah ini, ada tiga masukan yang dapat dikelola, yaitu(2) :
264
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan
ISSN 1693 - 7902
Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 1003
Syarat pertama adalah teknologi proses. Teknologi proses menyediakan peralatan yang mencukupi untuk menemui persyaratan untuk kemampuan alat. Syarat kedua adalah melakukan pengoperasian kemampuan
yang mana digunakan
dari
dari proses alat terse but. Dokumentasi dari standar pengoperasian yang
praktis menjamin kekonsistenan dan kebenaran operasi dari peralatan untuk penampilan alat yang optimal. Syarat yang ketiga adalah melakukan perawatan, yang mana akan memelihara kemampuan
dari peralatan terse but. Kemunduran proses alat dapat diatasi dengan
mengambil alih peralatan segera mungkin, kemudian dikomsioning. Penyebab lainnya mengenai kemerosotan fungsi kerja alat adalah kerusakan yang mungkin terjadi. Hal ini terjadi pada saat peralatan digunakan di luar batas kemampuannya terjadinya
kesalahan
kemampuan
operasional.
Penurunan
kondisi
peralatan
atau pada saat
akan mengurangi
kerja alat. Waktu turun mesin, masalah kualitas atau potensial untuk
kecelakaan dan atau penyimpangan terhadap lingkungan merupakan hasil yang tampak. Semua hal itu merupakan dampak negatif dari pengoperasian. PROGRAM PERAWATAN ALAT Sistematika Management), (Maintenance
perawatan
terdiri
dari
Manajemen
Perawatan
Teknik Perawatan (Maintenance Engineering),
(Maintenance
dan Kerja Perawatan
Work). Cara untuk melakukan manajemen perawatan secara efektif, hal
yang perlu dilakukan secara normal bahwa sebuah sistem organisasi yang baik perlu dibuat. Bagaimanapun yang menjadi dasar masalah adalah diperlukan suatu kesadaran bahwa manajemen atasan seharusnya lebih tertarik dalam manajemen perawatan dan pelatihan
untuk
karyawan
seharusnya
berlanjut,
sehingga
mereka
mengetahui
manajemen secara benar dan mengobservasi secara tepat pada aturan-aturan mengenai perawatan alat(I). Sejak perusahaan sekarang ini cepat menjadi berkembang, perawatan alat menjadi hal yang tidak mungkin untuk merawat kemampuan alat pada tingkat tinggi tertentu tanpa sistematika perawatan. Lebih jauh dalam sistematika perawatan, jumlah besar dari sumber daya manajemen seperti sumber daya manusia, informasi, bahan perawatan, alat perawatan dan perlengkapannya
harus dimasukkan. Hal ini diperlukan sebuah nilai
biaya yang besar.
265
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tel1!lga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
ISSN
J 693
- 7902
Manajemen atasan hams menentukan uang investasi pada bagian perawatan sesuai dengan dana yang didapatkan dalam satu tahun dan bagian perawatan hams me~entukan kegunaan dana tersebut pada setiap sumber daya perawatan dengan batasannya. Teknik Perawatan Pekerjaan
perawatan
mempunyai
kepentingan
yang
kuat
untuk
mempereayakannya pada eksperimen terjadi sampai sekarang. Bagaimanapun teknologi dan teknik yang bermaeam-maeam telah dikembangkan belakang ini dan sistem teknik perawatan telah dilakukan. Fenomena yang bermaeam-maeam
memberikan kesalahan serius pada masa
hidup peralatan seperti rusaknya bagian alat, abrasi, dan korosi. Perlakuannya telah diklasifikasikan
seeara fisik
dan kimia
dan perlakuan
yang merupakan
gejala
konvensional yang telah diubah menjadi metode penyebab perlakuan terse but. Sejauh ini, teknik diagnosa alat telah maju seeara eepat dan inspeksi alat(l). KERJA PERAWATAN Inspeksi Tujuan inspeksi adalah untuk menemukan ketidaknormalan bagian
alat, sistem
meneegah
dan lain-lain,
proses penurunan
mengamati
dan menentukan
atau penyimpangan
proses penurunan, waktu perbaikan.
mengukur
dan
Oleh karena itu,
peneegahan dengan perawatan dapat menjadi efektif dan informasi yang didapat dari inspeksi diproses seeara sistematis(l). Inspeksi Rutin Inspeksi rutin dibuat dalam sirkulasi keeil dengan tujuan untuk menemukan tahap awal ketidaknormalan
dari peralatan yang akan menyebabkan kesalahan alat seperti
kehilangan bagian penting untuk menjaga keakurasian vibrasi, keboeoran eairan, bagian yang terlepas, keboeoran sistem eairan untuk menjaga ketidaknormalan
porsi eairan,
dan seterusnya(l). Pembersihan dan Penyesuaian Mesin Pad a Saat Inspeksi Salah
satu keuntungan
terbesar
dari inspeksi
rutin adalah
mampu
untuk
menemukan ketidaknormalan tahap awal. Ketidak normal an itu antara lain kehilangan
266
Seminar Tahunan Pengawasan
Pemanfaatan
ISSN 1693 - 7902
Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003
mur dan baut, yang harns
dikencangkan
dengan
segera, karena
hal itu dapat
menyebabkan patah pada suatu bagian yang disebabkan oleh beban berlebih. Masuknya material asing pada cairan oli atau posisi cairan yang dapat menyebabkan sistem cairan yang tidak efisien(I). Hal yang lebih diperlukan
adalah melakukan
pembersihan
mesin dan juga
disekeliling bagian yang akan diinspeksi. Keakurasian cacat sering ditemukan pada saat pembersihan debu dan kotoran dari mesin.
Waktu Inspeksi Secara Periodik atau Ditentukan Waktu inspeksi dapat ditentukan secara periodik atau dalam waktu tertentu. Tujuannya optimal.
untuk memegang Secara sistematis
kondisi bagian, sistem dan lain-lain, dalam keadaan untuk melacak kemajuan
ketidaknormalan
yang telah
ditemukan dalam rangka untuk memutuskan waktu perbaikan. Pada saat kemajuan ketidaknormalan
lambat,
maka putaran
inspeksi
harns
panjang,
dan pada saat
kemajuannya cepat, maka putaran inspeksi harus pendek(l). UJI T AK RUSAK Program perawatan alat didalamnya terdapat sebuah bagian yang menjelaskan mengenai
inspeksi.
Inspeksi
ini dilakukan
untuk
mengetahui
kehandalan
alat.
Kehandalan suatu alat dapat diketahui dengan melakukan suatu pengujian pada alat terse but.
Didalam
bagian
inspeksi
dalam
dilakukan
dengan
cara merusak
dan
sebagainya dan cara tidak merusak. Uji tak rusak merupakan salah satu metode untuk menguji kehandalan suatu alat dalam melakukan fungsinya, antara lain uji ultrasonik, uji arns eddy, uji radiografi, dan sebagainya. Uji Tak Rusak (UTR) merupakan suatu metode atau cara untuk menguji bahan yang dihasilkan dari proses tanpa harns merusak bahan yang akan diuji. Proses yang diuji dalam hal ini adalah pengelasan, pengecoran, pembentukan
logam, dan lain-
lainnya. Uji Tak Rusak di Indonesia sudah berkembang dengan pesat, diperlukan faktorfaktor pendukung dalam perkembangannya(4). Uji tak rusak mempunyai beberapa m~tode di dalamnya antara lain metode nuklir dan non nuklir. Uji tak rusak non nuklir adalah uji tak rusak yang tidak mengunakan bahan radioaktif dalam pengujian suatu bahan, antara lain tes ultrasonik, tes partikel
267
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan
Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
ISSN 1693 - 7902
magnetik, tes arus eddy, dan lain-Iainnya, sedangkan uji tak rusak dengan menggunakan teknologi nuklir adalah tes radiografi(4). Uji tak rusak merupakan
salah satu hal terpenting
untuk mendeteksi
dan
meverifikasi kualitas barang. Sebuah organisasi yang menyediakan jasa uji tak rusak, hal yang sangat penting untuk menjamin kebenaran dan keakurasian hasil tes untuk menjamin kualitas inspeksi uji tak rusak, tidak diperlukan saja suatu alat dan bahan saja(S). Metode inspeksi tak rusak untuk mendeteksi kerusakan(3) : •
Inspeksi Arus Eddy
•
Inspeksi Ultrasonik
•
Inspeksi Radiografi
•
Inspeksi Partikel Magnetik
Teknik tak rusak seperti inspeksi arus eddy, ultrasonik, radiografi dan partikel magnetik dapat digunakan unuk membuktikan(3) : •
Menyediakan pendeteksi cacat yang baik
•
Melalui otomatisasi dan proses inspeksi
•
Mengurangi waktu dan biaya inspeksi
•
Menyediakan informasi yang benar.
KESIMPULAN DAN SARAN Tujuan perusahaan adalah untuk memproduksi kualitas tinggi. Nilai yang tinggi perlu ditambahkan pada produk berkualitas untuk memuaskan pelanggan. Oleh karena itu, kita harus mempunyai peralatan yang baik dengan kehandalan yang tinggi sehingga dapat menopang produksi. Hal ini hanya dapat dicapai dengan komitmen organisasi di semua tingkatan dan dengan menggunakan kecanggihan teknologi. Kesuksesan proses uji kehandalan alat harus sinambung dengan proses bisnis. Proses ini harus berintegrasi dengan kedua aspek, yaitu manusia dan campur tangan teknologi. Hal ini merupakan proses hidup dan oleh karena itu subjek harus selalu maju terus.
268
Seminar Tahunan Pengawasan
Pemanfaatan
ISSN 1693 - 7902
Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember ro03
DAFT AR PUST AKA 1)
, "Introduction Destructive
Inspection
To Maintenance Technique
Management
Course,
and Engineering",
Japan International
Non
Cooperartion
Agency, 1995; 2).
Douglas, J. Marshall,
"NDT Overview-Equipment
Reliability",
10th
APCNDT
Brisbane, 2001; 3).
Gregory, W.Good., Van, B. Nakagawara., William, K.Krebs., "Vision Standards and Testing Requirements
for Non Destructive Inspection (NDI) and Testing
(NDT) Personnel and Visual Inspectors", 2003; 4).
Ir. Syahrudin., Muhammad Rifai, S.Si., Ir Widjanarko., Ir Arlinah Kusnowo., "Pembuatan Film Referensi Untuk Pengujian Personel Uji Tak Rusak Radiografi", Pertemuan Presentasi Ilmiah BSN, 2003;
5).
Liu, Jinhong., Du Jianying, Zhou Zaiqi., "Quality Assurance for Non-Destructive Testing",
Suzhou Nuclear Power Research Institute, State Power Corporation,
P.R. China.
269