PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
PERKIRAAN KEKUATAN BETON PASCA GEMPA DENGAN METODE UJI TAK RUSAK Renaningsih Setjo, Hardja Widjaja Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi – BATAN, email :
[email protected] Daud Supriyanto, Sudarmadi B2TKS- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
ABSTRAK PERKIRAAN KEKUATAN BETON PASCA GEMPA DENGAN METODE UJI TAK RUSAK. Beberapa daerah di Indonesia terletak pada lempeng pertemuan Indo Australia dan Aurasia, sehingga rentan terhadap gempa. Untuk tujuan keselamatan operasi suatu bangunan beton, perlu dilakukan penilaian integritas terhadap konstruksi beton pasca gempa untuk mengkaji pengaruhnya terhadap kekuatan struktur beton. Perkiraan kekuatan tekan beton dilakukan dengan metode pengujian Ultrasonik (UT), dan hammer test. Sedangkan metode radiografi dilakukan untuk mendapatkan data sistem pembesian didalam struktur balok dan kolom. Dari hasil pengujian ditunjukkan bahwa kuat tekan kolom 292,91 - 450 kg/cm2 , dan kuat tekan balok adalah 390.- 440,8 kg/cm2 . Hasil pengukuran kecepatan rambat gelombang UT dalam kolom dan balok > 3 km/detik, menunjukkan bahwa kualitasnya cukup baik dan secara umum konstruksi beton masih handal dan layak untuk dioperasikan kembali. Kata Kunci Uji Tak Rusak, Kuat tekan, struktur beton, ultrasonik, uji hammer, uji radiografi
ABSTRACT ESTIMATION OF CONCRETE STRENGTH POST EARTHQUAKE USING NDT METHODS. Some areas in Indonesia is located on the Indo Australian plate and Aurasia cros point, making it vulnerable to earthquakes. For purposes of the safe operation of a concrete building, it is necessary to perform the integrity assessment of concrete post earthquake to assess its effect on the strength of concrete structures. Estimation the compressive strength of concrete have been conducted using Ultrasonic Testing methods (UT), and Hammer test. While radiographic methods was performed in order to get the information related to bar reinforcement in the structural beams and columns as well. Test results indicated that the compressive strength of columns are 292.91 - 450 kg / cm2, and the beam compressive strength are 390. 440.8 kg / cm2. Measurements of wave propagation velocity in the columns and beams are > 3 km / sec, indicating that the quality is good and in general, concrete construction is reliable and feasible for the next operation. Keywords: Non Destructive Testing, compressive strength, concrete structure, ultrasonic test, hammer test, radiography test
PENDAHULUAN
B
eberapa pulau yang merupakan bagian dari NKRI terletak di lempeng Indo Australia sehingga rentan terhadap bencana alam seperti gempa dan tsunami apabila pusat gempa terletak di bawah permukaan laut. Dalam beberapa tahun terakhir bencana alam melanda pada beberapa Buku I hal. 72
wilayah di Indonesia termasuk gempa yang terjadi beberapa kali di beberapa kota di Indonesia, dengan kekuatan sekitar 6- 7 skala richter, dan mengakibatkan runtuhnya beberapa bangunan.. Banyak permasalahan sosial yang timbul akibat bencana alam terutama masyarakat yang terkena musibah pada saat pasca bencana, seperti yang
ISSN 1410 – 8178
Renaningsih Setjo, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
terjadi di Jogjakarta dan Aceh yang menghancurkan sejumlah besar bangunan.. Ada beberapa bangunan yang tidak sepenuhnya roboh tetapi kekuatan struktur beton yang tersisa perlu dipertanyakan. Ada beberapa bangunan dimana struktur beton dengan desain tertentu masih mampu bertahan, dan secara visual ada indikasi retak dipermukaan beton. Namun sejauh ini belum pernah dilakukan pengujian struktur beton secara komprehensif, sehingga perlu dilakukan penilaian kekuatan struktur melalui serangkaian pengujian, agar didapatkan data yang valid tentang kondisi dan pengaruh gempa yang signifikan terhadap kekuatan struktur. Selain itu untuk beberapa bangunan tua yang mengalami beban karena gempa, perlu dilakukan penilaian struktur beton untuk evaluasi apakah struktur masih mampu beroperasi secara handal dan aman. Saat ini teknologi pengujian material telah berkembang dan berperan nyata dalam menyawab permasalahan yang terkait dengan dengan keandalan, integritas dan keselamatan operasi suatu bangunan. Mengingat bahwa ada beberapa insatalasi yang berkandungan risiko tinggi terhadap operator dan lingkungan di Indonesia maka studi tentang penilaian struktur beton pasca gempa merupakan kegiatan yang strategis dan penting untuk menjamin keselamatan operasi instalasi. Penilaian struktur beton dilakukan dengan beberapa teknik pengujian NDT seperti Ultrasonik, Radiografi, hammer test, ground penetration radar dan lain sebagainya. Penilaian dilakukan melalui serangkaian pengujian untuk memonitor integritas dan kekuatan struktur konstruksi /beton pasca gempa secara periodik. Dari hasil pengujian terhadap konstruksi bangunan pasca gempa dan atau akibat penuaan dapat dilakukan beberapa tindakan untuk antisipasi agar keandalan dan keselamatan operasi bangunan bisa dijamin. Pengujian secara periodik, perawatan, dan perbaikan adalah faktor penting dalam manegemen penuaan dan pengaruh gempa pada struktur /konstruksi beton untuk evaluasi pengaruhnya terhadap kapasitas dan kekuatan konstruksi. Beberapa penelitian yang bermanfaat untuk manajemen penuaan dan paska gempa pada struktur beton adalah kompilasi data tentang sifat material untuk jangka waktu yang cukup lama, evaluasi tentang pengaruh lingkungan, penilaian dan validasi metode pengujian yang digunakan, utilisasi dari teori keandalan struktur yang dikombinasikan dengan perubahan sifat struktur untuk estimasi sisa umur struktur beton[5]. Diharapkan dengan kegiatan ini hasilnya dapat membantu pengelola/operator bangunan dan Renaningsih Setjo, dkk.
regulator dalam menentukan kelangsungan operasi bangunan terutama bangunan tua Pengalaman yang didapatkan bisa dimanfaatkan pada desain bangunan terutama untuk perhitungan aselerasi gempa. Dalam tulisan berikutnya studi kasus estimasi kekuatan dan kelaikan konstruksi beton yang dilakukan terhadap bangunan tua pasca gempa dan telah beroperasi . 30 tahun serta berkandungan risiko tinggi baik terhadap operator maupun lingkungan, melalui serangkaian pengujian dengan metode ultrasonik, hammer test .serta radiografi. Tujuan pengujian adalah untuk estimasi kekuatan struktur beton dan penilaian tingkat keamanan konstruksi pasca gempa serta kelayakan operasi karena faktor penuaan bangunan tersebut.. TINJAUAN PUSTAKA Kekuatan tekan beton merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kekuatan konsruksi. Didalam mengevaluasi kekuatan beton, compression test menjadi standar untuk mengetahui kualitas suatu struktur secara keseluruhan. Pengujian kualitas beton biasanya dilakukan dengan metode destructive test (DT) dengan cara merusak benda uji. Pengujian DT biasanya dilakukan pada saat proses konstruksi suatu bangunan dengan cara mengukur kuat tekan beton melalui suatu sampel hasil pengecoran yang berbentuk kubus atau silinder dengan memberikan beban tekan (compresive strength) sampai batas nilai tertentu dimana sampel ((benda uji) tidak mampu menahan beban dan hancur[6]. Pada kenyataannya, seringkali dibutuhkan pengujian secara langsung pada struktur di lapangan. Misalnya ketika nilai hasil compression test benda uji di laboratorium tidak mencapai kuat tekan yang direncanakan. Sesuai peraturan, maka sampel core harus diambil dari struktur tersebut dan diuji tekan di laboratorium. Sampel core sendiri tidak bisa diambil secara massive pada suatu struktur yang diamati.apalagi pengujian dilakukan pada existing construction diperlukan metode pengujian yang dapat dilakukan tanpa merusak struktur beton yang diuji. Oleh karena itu, dibutuhkan metode non destructive test (NDT). Metode NDT sangatlah bervariasi di dalam sistem kerja maupun alat yang digunakan untuk uji kekuatan beton. Pada penelitian ini metode NDT yang digunakan adalah rebound hammer atau biasa disebut hammer test, dan Ultrasonik Sedangkan untuk penilaian kekuatan stuktur beton yang sudah terpasang teknik pengujian tersebut dikenal dengan pengujian tanpa merusak (Non Destructive Test, NDT) antara lain pengujian menggunakan gelombang Ultrasonik dan Hammer Test [4,6] untuk
ISSN 1410 – 8178
Buku I hal. 73
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
memperkirakan nilai compressive strength (kuat tekan) serta uji radiografi untuk melihat homogenitas pengecoran maupun sistem pembesian[5]. Pengujian NDT dilakukan terhadap struktur beton yang telah eksisting di lapangan, untuk evaluasi tingkat kelaikan konstruksi baik untuk keperluan penambahan kapasitas beban bangunan.maupun pasca kebakaran atau gempa[1]. Dalam praktek diperlukan persamaan konversi antar hasil cara DT dan NDT mengingat kekuatan karakterisrik beton saat perencanaan dan pelaksanaan umumnya adalah hasil uji DT. Dari anlisis statistik terhadap hasil uji beton dengan variasi mutu dan 3 cara pengujian di atas menghasilkan persamaan dengan korelasi yang kuat (r >0,94) antara hasil uji gelombang ultrasonik vs uji tekan hancur, hasil uji hammer test vs uji tekan hancur[4]. Dasar pengujian radiografi terhadap struktur beton adalah dengan mempergunakan berkas radiasi sinar gamma yang dipancarkan oleh isotop Co 60 dengan energi 1.17 – 1.33 MeV sehingga mampu menembus struktur beton. Dengan menggunakan prinsip perbedaan intensitas sebelum dan sesudah berinteraksi dengan mataerial ( I = I0 e µt) maka dapat diketahui kondisi internal benda uji. Perbedaan intensitas digambarkan sebagai perbedaan tingkat kehitaman ( density) pada film radiografi yang berfungsi sebagai detektor. Dari image yang terbentuk pada film radiograph dapat diketahui kondisi internal struktur dan informasi tentang homogenitas, dan sistem pembesian dalam struktur kolom, balok dan slab[7]. Prinsip pengujian Ultrasonik (UT) adalah dengan merambatkan gelombang UT kedalam benda uji melalui probe /transducer yang terbuat dari bahan piezoelektrik. Transduser piezoelektrik berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi gerak mekanik atau sebaliknya. Dalam pengujian material/benda uji, metode UT biasanya menggunakan minimun dua probe yang bertindak sebagai probe transmiter yang memancarkan gelombang UT ke dalam benda uji, sedangkan probe lainnya berfungsi sebagai penerima (receiver). Kemudian gelombang UT yang diterima oleh trnaduser penerima akan dirubah menjadi signal listrik yang bisa ditampilkan oleh layar CRT sehingga bisa memberikan data tentang kondisi internal benda uji. Untuk pengujian struktur beton gelombang longitudinal yang dipancarkan oleh transduser transmiter ditarnsmisikan kedalam benda uji (beton). Pengukuran kecepatan rambat gelombang (longitudinal) ultrasonik pada beton dinyatakan dengan persamaan: V = S/t, dimana V = Kecepatan rambat gelombang ultrasonik (km/sec), S = Jarak tempuh (mm), t = waktu tempuh Buku I hal. 74
gelombang ultrasonik (detik). Didalam pelaksanaan pengujian digunakan suatu alat yang bernama “Probe”. Probe yang sering digunakan di lapangan terdiri dari Probe emas (Gold Probe) dan Probe perak (Silver Probe). Probe emas digunakan pada beton ringan yang menggunakan agregat buatan dan probe perak digunakan untuk semua jenis beton yang menggunakan agregat alami[6]. Hasil pengukuran kecepatan pulsa ultrasonik kemudian dimasukkan ke dalam rumus Chung-Law sederhana dan dibandingkan dengan hasil uji tekan kubus. Persamaan koreksi terhadap penerapan rumus Chung-Law Sederhana disusun dengan analisis regresi terhadap hubungan yang ada antara hasilhasil rumus Chung-Law Sederhana dan uji tekan kubus. Analisis regresi juga dilakukan terhadap hubungan hasil pengukuran kecepatan pulsa ultrasonik dan uji kuat tekan untuk mengembangkan rumus baru Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai kuat tekan beton yang diestimasi dengan rumus Chung-Law Sederhana perlu dikoreksi dan bahwa rumus baru yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan untuk estimasi kuat tekan beton secara lebih praktis karena hanya terdiri dari satu persamaan[1]. Selain pengujian RT dan UT untuk pengujian struktur beton biasanya dilakukan dengan uji rebound hammer ( hammer test) . Pengujian hammer dilakukan in - situ dengan menggunakan peralatan hammer karya Ernst Schmidt dari Swiss, Alatnya cukup portabel, ringan dan sangat praktis untuk dipergunakan dalam pengujian in in-situ. Prinsip kerja hammer test adalah dengan pantulan massa di ujung alat (jadi semacam memukulkan „palu‟) pada permukaan beton yang rata Pada sisi luar alat terdapat bagian yang akan menunjukkan nilai pantulan/rebound tersebut [6]. Pengujian biasanya dapat dilakukan pada struktur kolom dan balok serta slab sebagai penyangga konstruksi. TATA KERJA Metode pengujian kekuatan sturuktur beton dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Review dokumen dan gambar teknis terkait desain konstruksi beton 2. Pengukuran dimensi struktur beton seperti balok, slab dan kolom 3. Pengujian kekuatan kolom dan balok dengan metode Ultrasonik PUNDIT berdasarkan standar ASTM C 597-83 4. Uji sifat mekanis beton dengan Schimdt hammer test 5. Pengujian RT untuk mengetahui sistem penulangan ( bar reinforcement) 6. Estimasi kekuatan struktur beton
ISSN 1410 – 8178
Renaningsih Setjo, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian dengan Ultrasonik dan Hammer test terhadap 6 struktur kolom dan 2 balok suatu bangunan yang berkandungan risiko tinggi dan sudah tua, menunjukkan bahwa kuat tekan beton pada kolom dan balok cukup baik walaupun ada indikasi ketidakhomogenan pada saat pengecoran pada sebagian kecil kolom KU 6. Estimasi kekuatan tekan beton pada kolom yang diuji adalah 292.91 - 450 kg/cm2 , dan kuat tekan balok adalah 390.- 440.8 kg/cm2 seperti yang ditunjukkan pada tabel 1 sampai dengan 4.. Estimasi diambil berdasarkan harga minimum untuk tujuan keselamatan. Dari hasil pengukuran kecepatan rambat gelombang UT dalam kolom maupun balok adalah > 3 km/detik. Menurut British Standard ( BS) kualitas dan densitas beton baik dalam kolom dan balok cukup baik. Hasil estimasi kekuatan struktur beton dapat dilihat pada tabel 4. yang dilakukan untuk estimasi kuat tekan beton dapat dilihat pada tabel .1 .s/d..8.
Tabel 1: Hasil Pengukuran UT dan Hammer test pada Kolom Utama ( KU 6) No
Waktu Rambat (S)
Tebal Kecepatan Grade (Cm) (km/Sec)
Kuat Tekan (kg/cm2)
1
118,4
38
3,21
Baikk
313,96
2
122,6
38
3,10
Baik
290,47
3
116,4
38
3,26
Baik
326,45
4
119,3
38
3,19
Baik
308,63
5
117,8
38
3,23
Baik
317,61
6
115,4
38
3,29
Baik
333,04
7
118,7
38
3,20
Baik
312,17
8
180,7
38
2,10
Baik
143,55
9
175,8
38
2,16
Baik
149,63
10
123,7
38
3,07
Baik
284,87
11
120,7
38
3,15
Baik
300,67
12
113,4
38
3,35
Baik
347,01
13
113,5
38
3,35
Baik
346,28
14
116,4
38
3,26
Baik
326,45
Rerata
3,07
292,91
Std
0,40
64,61
Koefisien variasi, %
13,18
22,06
Kharacteristic 2,40 186,95 Hasil Hardness test : Kuat tekan karakteristik 370 kg/cm2 dengan n=10
Tabel 2: Hasil Pengukuran UT dan Hammer test pada struktur balok ( B1) No
Gambar 1 : Pengujian UT dan rebound hammer pada balok dan kolom beton Ada indikasi porositas/ketidak homogenan pada saat pengecoran pada daerah dengan TT > 180 detik. Koefisien variasi kecepatan ultrasonik > 3%, berdampak karakteristik beton rendah karena ada void atau ada ketidak homogin.
Renaningsih Setjo, dkk.
Waktu Tebal Kecepatan Grade Rambat (S) (Cm) (km/Sec)
Kuat Tekan (Kg/cm2)
1
72,8
26
3,57
Baik
405,56
2
70,6
26
3,68
Baik
438,77
3
70,3
26
3,70
Baik
443,67
4
70,1
26
3,71
Baik
447,00
5
68,9
26
3,77
Baik
467,89
6
72,6
26
3,58
Baik
408,39
7
72,4
26
3,59
Baik
411,26
8
69,6
26
3,74
Baik
455,50
9
70,3
26
3,70
Baik
443,67
10
71,0
26
3,66
Baik
432,38
Rerata
3,67
435,41
Std
0,07
20,96
Koefisien variasi, %
1,87
4,81
Kharacteristic
3,56
401,03
Catatan : Beton dalam kondisi, kekuatan dan homoginitas baik. Hasil Hardness test : Kuat tekan karakteristik 430 kg/cm2 dengan n=10
ISSN 1410 – 8178
Buku I hal. 75
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
Tabel 3: Hasil Pengukuran UT dan Hammer test pada struktur Kolom Utama ( KU 5) Waktu Kuat Tekan Tebal Kecepatan No Rambat Grade Beton (cm) km/Sec (detik) (kg/cm2) 1 112,6 38 3,37 Baikk 352,90 2 113,2 38 3,36 Baik 348,46 3 111,8 38 3,40 Baik 358,98 4 116,3 38 3,27 Baik 327,10 5 115,2 38 3,30 Baik 334,39 6 116,7 38 3,26 Baik 324,52 7 112,6 38 3,37 Baik 352,90 8 112,4 38 3,38 Baik 354,40 9 115,6 38 3,29 Baik 331,71 10 114,1 38 3,33 Baik 342,00 11
112,3
38
3,38
Baik
355,16
12
113,2
38
3,36
Baik
348,46
dalam struktur kolom dan balok sebagai penyangga konstruksi beton. Pengujian dilakukan terhadap beberapa kolom dan balok sebagai representasi struktur yang ada. Data pengujian dapat dilihat pada gambar 3-7 yang menunjukkan sistem pembesian atau konfgurasinya dan besar diameter besi beton untuk kolom bervariasi dari 12,7 s.d 26.8 mm sedangkan untuk balok besar diameter besi beton dari 8.9 s/d 17 mm.
Rerata 3,34 344,25 Stdd 0,05 11,94 Koefisien variasi, % 1,48 3,47 Kharacteristic 3,26 324,67 Catatan: Beton dalam kondisi kekuatan dan homoginitas baik. Hasil Hardness test : Kuat tekan karakteristik 375 kg/cm2 dengan n=10 Hasil pengukuran kuat tekan dan kekerasan keseluruhan kolom dan balok yang diperiksa ditunjukkan pada tabel 4. Tabel 4. Hasil Pengukuran kecepatan rambat, kuat tekan dan kekerasan beton Kuat Kecepatan Kekerasan tekan No Struktur rambat Grade beton beton (km/detik) (kg/cm2) 2 (kg/cm ) 1 KU 6 3.07 Baik 292.91 370 2 KU 5 3.34 Baik 344.25 375 3 KU2 3.17 Baik 304.83 386 4 K4 3.71 Baik 446.8 579 5. K5 3.71 Baik 451.45 510 6. Bt 3.69 Baik 440.8 413.4 7. B1 3.67 Baik 435.4 401 8 B2 3.51 Baik 390.2 334.5 Catatan : pengukuran dilakukan 10 x pada setiap kolom dan balok, K = kolom B = Balok
Gambar 2: Pengujian RT terhadap struktur kolom dan balok
Hasil Pengujian RT Pengujian dengan metode RT dilakukan untuk melihat sistem pembesian (besar dan jumlah besi beton , konfigurasinya serta diameternya) Buku I hal. 76
ISSN 1410 – 8178
Gambar 3. Kolom KU-2 Renaningsih Setjo, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
Gambar 7. Beton B5 KESIMPULAN
Gambar 4. Kolom K 5-3
Gambar 5. Kolom K4-2
Dari hasil pengujian Ultrasonik didapatkan kecepatan rambat gelombang UT didalam beberapa kolom dan balok adalah dari 3,07 sampai dengan 3.71 km/detik seperti yang ditunjukkan pada table 1 s/d 4. Kecepatan rambat dalam kolom dan beton menunjukkan densitas beton pada struktur kolom dan balok. Menurut BS (British Standard) apabila kecepatan rambat gelombang UT lebih dari 3 km/detik, maka kualitas beton dalam kategori cukup baik. Estimasi kekuatan mekanis beton seperti kuat tekan juga dilakukan dengan menggunakan hammer test. Data yang didapatkan dari pengujian menunjukkan UT bahwa kuat tekan kolom cukup bervariasi dari 370 sampai dengan 510 kg/cm2 sedangkan kekerasan balok dari 390,2 sd 440,8 kg/cm2. . Hasil pengujian dengan metode RT ditunjukkan sistem pembesian dan jumlah serta diameter besi beton yang bervarisi tergantung kepada fungsi dan beban yang diperhitungkan sesuai desain konstruksi Diharapkan bahwa data pengukuran kuat tekan, kekerasan dan sistem penulangan/pembesian pada struktur kolom dan balok sebagai masukan dan sangat bermanfaat bagi civil engineer untuk penilaian kelaikan konstruksi pasca gempa dan akibat penuaan dengan metode finite element. Data akan lebih lengkap apabila dilakukan juga pengujian NDT pada slab dan uji in pile integrity untuk evaluasi kondisi fondasi serta uji kemiringan bangunan pasca gempa. DAFTAR PUSTAKA
Gambar 6. Kolom K2-4 Renaningsih Setjo, dkk.
1. AMIR PRATOWIYATMO , SUDARMADI, Pengembangan Estimasi Kekuatan Beton Dengan Uji Ultrasonik, Jurnal Saint dan Tehnology, BPPT, vol IIIB.09, 2003 2. ANONYM, Handout of Training Course on NDT for Civil Engineering, Jakarta, Juli 20010. ISSN 1410 – 8178
Buku I hal. 77
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
3. ANONYM, Handout of NTC on NDT for concrete, Singapore 1993 4. Rachma Yunita, Ahmad Khotib, Analisis Persamaan Konversi Kuat Tekan Beton Dengan Metode NDT ( UT dan hammer Test) Terhadap Metode DT ( Uji Tekan Hancur) , Jurnal Teknik Sipil Universitas Tarumanegara, ISSN 0853527, No 3/vol08/2002, halaman 339. 5. RENANINGSIH SETJO, Aplikasi Metode UTR untuk Pemeriksaan Beton, SigmaEpsilon, 2001 6. Rony Andryansah MT, IR, UT Pulse Velocity , Science and Civil Structure Media, posted on May 23, 2010 7. RENANINGSIH : Aplikasi Teknik Radiografi Dalam Pengujian Integritas Struktur Beton , Majalah Beta Gamma, voulme 03 no 1., Februari 2012
Buku I hal. 78
TANYA JAWAB Umar S Apakah hasil “cukup baik” angkanya > 3 km/s sudah mengakomodir persyaratan terbaru tentang kekuatan struktur? Renaningsih Setjo Menurut British Standart, masih mengakomodir persyarata terbaru, di dalam “BS” kecepatan ≥ 4 km/s masih dalam katagori beton baik, dan ≥ 3 km/s masuk dalam katagori cukup baik Tri Haryanto Apakah dengan radiografi tersebut pengeroposan tulang dapat dideteksi (belum tampak di paparan). Untuk alatnya sendiri memakai sumber apa dan berapa intensitasnya? Renaningsih Setjo Pengeroposan dapat dideteksi dengan teknik RT. Sumber yang dipakai adalah sumber (Co60) dengan energi 1,17 – 1,33 KeV dan aktivitas sebaiknya > 50 Ci untuk efisiensi waktu iradiasi.
ISSN 1410 – 8178
Renaningsih Setjo, dkk