Uji Efektivitas Penggunaan Pupuk Organik (Karunia, Tablet Plus dan Bokashi) terhadap Perkembangan Tanaman Kakao (Theobroma cacao Linneaus) Rahman Hairuddin Universitas Cokroaminoto Palopo
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk organik karunia, bokashi dan tablet plus dapat memberikan respon perkembangan tanaman kakao (Theobroma kakao L), serta penggunaan pupuk organik karunia, tablet dan plus bokashi terhadap perkembangan tanaman kakao (Theobroma kakao L). Uji Efektivitas Penggunaan Pupuk Organik (Karunia, Tablet plus dan Bokashi) Terhadap Perkembangan Tanaman Kakao (Theobroma cacao Linneaus), Dilaksanakan di Desa Mario Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara, yang dimulai Januari sampai April 2014. Percobaan ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan masing-masing PO Kontrol, P1 (Pupuk Organik Karunia 350 gr + Pupuk Organik Tablet Plus 300 ml + Pupuk Organik Bokashi 2.0 kg/Pohon), P2 (Pupuk Organik Karunia 300 gr + Pupuk Organik Tablet Plus 250 ml + Pupuk Organik Bokashi 1.5 kg/Pohon), P3 (Pupuk Organik Karunia 250 gr + Pupuk Organik Tablet Plus 200 ml + Pupuk Organik Bokashi 1.0 kg/Pohon). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan jenis perlakuan pupuk organik dengan memberikan pengaruh sangat nyata dan yang terbaik memberikan pengaruh terhadap perkembangan tanaman kakao dari yang lainnya yaitu pada perlakuan dengan dosis 300 gr + 250 ml + 1.5 kg. Kata-kata kunci: pupuk organik, tanaman kakao.
PENDAHULUAN
telah mencapai 250,706,64 ha tetapi
1.1 Latar Belakang
produksi turun menjadi 117,119 ton,
Indonesia
mengalami
perkembangan perkebunan
areal
kakao
Sulawesi-selatan.
lahan
utamanya
Tetapi
di
produksi
areal
pertanaman
mengalami
pertumbuhan dari tahun 2006 ke tahun
2007
sedangkan
sebesar
11,55%
pertumbuhan
produksi
dalam 2 tahun terakhir mengalami
dan
penurunan. Pada tahun 2006 luas
penurunan pada tahun yang sama
areal
hanya
sebesar
masing-masing
produksi
25,48%
dan
tanaman
224,738,58
ha
kakao dengan
165,165 ton, tahun 2007 luas areal
produkvitasnya
mengalami
–24,19%.
sebesar (Dinas
Perkebunan Sulawesi Selatan, 2008).
Penurunan kemampuan produksi dan
Budidaya tanaman cenderung
produktivitas tanaman disebabkan
menyebabkan kemunduran lahan jika
karena pengelolaan tanaman oleh
tidak diimbangi dengan pemupukan
petani
yang memadai dan pengendalian
sangat
rendah,
seperti
pemupukan, pemangkasan, sanitasi
pengrusakan
kebun
Pemupukan
dan
panen
yang
sering
yang
memadai.
bertujuan
menambah
terlambat. Kondisi yang demikian
unsur-unsur hara tertentu di dalam
mengakibatkan penurunan populasi
tanah yang tidak mencukupi bagi
tanaman per satuan luas, terciptanya
tanaman yang diusahakan. Pupuk
kondisi
yang
yang sering digunakan antara lain
perkembangnya
pupuk N,P dan K (Nitrogen, Pospor
hama dan penyakit utama kakao
dan Kalium), (Pusat Penelitian Kopi
PBK, tikus, busuk buah dan VSD
dan Kakao Indonesia 2008).
ekologis
memungkinkan
(Vascular Streak Dieback) yang sangat tinggi dan cepat menyebar. Kakao (Theobroma cacao L)
Sejak dua dasawarsa terakhir telah
disadari
peningkatan
bahwa
hubungan
produksi
tanaman
merupakan salah satu komoditas
dengan kondisi lahan tidak lagi
andalan
karena interaksi positif antara potensi
bagi
Indonesia,
perekonomian
terutama
dalam
lahan yang tinggi dengan input yang
penyediaan lapangan kerja, sumber
diberikan, tetapi lebih tergantung
pendapatan petani dan sumber devisa
pada jumlah dan intensitas input-
bagi negara disamping mendorong
input kimia yang telah diaplikasikan
berkembangnya
dengan peranan sifat-sifat tanah yang
agrobisnis
kakao
dan agroindustri. Oleh karena itu
relatif kecil.
tidak menghe-rankan bahwa sejak
Keberhasilan
peningkatan
awal tahun 1980-an, perkembangan
produksi dan produktivitas karena
kakao di Indonesia sangat pesat.
penggunaan pupuk kimia, disisi lain
Keadaan iklim dan kondisi lahan
berdampak
yang
pengurasan lahan serta lingkungan
kakao
sesuai
untuk akan
pengembangan
pertumbuhan mendorong pembangunan
perkebunan kakao Indonesia.
biotik
pada
maupun
kemampuan untuk
perusakan
dan
abiotik
melebihi
ekosistem
tersebut
memulihkan
dirinya.
Pengelolaan kesuburan tanah pada
sehingga sangat mudah diserap oleh
sitem ini hanya ditekankan pada
tanaman, sekalipun oleh bagian daun
penggantian
melalui
atau batangnya. Oleh sebab itu selain
penambahan pupuk anorganik secara
dengan cara disiramkan pupuk jenis
berlebihan tanpa adanya upaya untuk
ini dapat digunakan langsung dengan
mempertahankan kesuburan tanah
cara disemprotkan pada daun atau
secara menyeluruh yang mencakup
batang tanaman.
kesuburan
hara
fisik,
maupun
Sumber bahan baku pupuk
biologi tanah. Hal ini berdampak
organik tersedia dimana saja dengan
pada makin meluasnya lahan-lahan
jumlah
krisis. Selain itu, subsidi harga untuk
semuanya dalam bentuk limbah, baik
pupuk anorganik dari tahun ke tahun
limbah rumah tangga, rumah makan,
terus meningkat, dari sisi distribusi
pasar pertanian, peternakan, maupun
pun sering bermasalah. Sering terjadi
limbah organik jenis lain. Walaupun
disaat petani sangat membutuhkan
hasilnya
pupuk
penggunaan bentuk-bentuk organik
selalu
kimia
terjadi
kelangkaan
pupuk.
yang
cukup
melimpah
yang
menggembirakan
tersebut belum berjalan sebagaimana
Berbagai
bentuk
teknologi
mestinya. Kandungan hara bentuk-
alternatif diupayakan untuk menekan
bentuk
penggunaan pupuk kimia dengan
mengharuskan penggunaan bentuk-
memanfaatkan materi atau pupuk
bentuk organik dalam jumlah besar
organik. Pupuk organik adalah pupuk
untuk memenuhi kebutuhan hara
yang bahan bakunya berasal dari
bagi tanaman. Kondisi ini merupakan
tumbuhan dan hewan. Pupuk organik
kendala yang sangat berat dirasakan
sangat ramah lingkungan sehingga
petani dengan segala keterbatasan
tidak akan mengakibatkan kerusakan
dalam
daya dukung lingkungan termasuk
permasalahan di atas, dibutuhkan
aman
Pupuk
usaha maksimal untuk menggali dan
Organik Cair (POC) yaitu pupuk
memanfaatkan potensi bahan organik
organik dalam sediaan cair. Unsur
yang
hara yang terkandung didalamnya
diantaranya
berbentuk larutan yang sangat halus
pemanfaatan limbah peternakan, dan
bagi
pengguna.
organik
yang
usahataninya.
tersedia
secara dapat
rendah
Melihat
alami berupa
mineral-mineral
tembaga
sebagai
a. Untuk mengetahui dosis pupuk
bentuk organik yang siap dan mampu
organik karunia, tablet plus dan
berperan
bokashi dapat memberikan respon
sebagai
suplayer
hara
secara cepat dan tepat.
perkembangan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dilaksanakan penelitian untuk
mengetahui
efektifitas
tanaman
kakao
(Theobroma cacao L). b. Untuk
mengetahui
penggunaan
pupuk
pengaruh organik
penggunaan pupuk organik karunia,
karunia, tablet dan plus bokashi
bokashi dan pupuk organik tablet
terhadap perkembangan tanaman
plus
kakao (Theobroma cacao L).
terhadap
perkembangan
tanaman kakao. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui
sejauh
mana
perkembangan tanaman kakao pasca pemberian pupuk organik karunia, bakashi dan pupuk organik tablet plus.
1.4 Manfaat Penelitan Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Memberikan
informasi
kepada
masyarakat
khususnya
petani
tentang prngaruh pupuk organik 1.2 Rumusan Masalah Rumusan
masalah
terhadap tanaman kakao. dalam
penelitian ini adalah: a. Berapa
dosis
pupuk
dosis pupuk organik yang terbaik organik
karunia, tablet plus dan bokashi terhadap perkembangan tanaman kakao (Theobroma cacao L)? b. Bagaimana pengaruh penggunaan pupuk organik karunia, tablet plus dan
bakashi
perkembangan
tanaman
terhadap kakao
(Theobroma cacao L)? 1.3 Tujuan Peneltian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
b. Memberikan informasi mengenai
terhadap perkembangan tanaman kakao.
timbangan analitik, plastik, spidol,
METODE PENELITIAN
tripleks, kertas, pulpen, dan kamera.
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di
3.3 Metode Penelitian
Desa Mario, Kecamatan Baebunta
Penelitian
ini
menggunakan
Kabupaten Luwu utara pada tanggal
metode Rancangan Acak Kelompok
09 Januari 2014 sampai dengan 30
(RAK) yang terdiri dari empat
Mei 2014.
perlakuan yang diulang sebanyak lima kali, namun pada perlakuan
3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman kakao, air, pupuk organik (pupuk karunia, pupuk tablet plus, dan
kontrol hanya diulang tiga kali. Sehingga
dalam
penelitian
terdapat 18 unit percobaan, dengan dosis pupuk sebagai berikut: Tabel 4. Jumlah perlakuan
pupuk bokashi). Alat yang digunakan adalah
ini
dosis
pupuk
yang
serta
digunakan.
skop, handsprayer, ember, gayung,
No
Perlakuan
1 2 3 4
P0 (kontrol) P1 P2 P3
Pupuk Karunia (gr) 350 300 250
Pupuk Tablet (ml) 300 250 200
Pupuk bokashi (kg) 2,0 1,5 1,0
Sumber: Metode Penelitian (2015) 3.4 Metode Pelaksanaan
persaingan
unsur
hara
3.4.1 Penyiapan Tanaman
tanaman kakao dan gulma.
antara
Tanaman kakao yang akan diteliti yaitu tanaman yang berumur produktif, selanjutnya areal tanaman dilakukan
penyiangan
Penyiangan
ini
pempermudah
gulma.
bertujuan proses
untuk
pembuatan
pringan dalam proses pengaplikasian pupuk,
serta
mengahindari
3.4.2 Penyiapan Pupuk Pupuk yang akan diaplikasikan perlu
disiapkan
terlebih
dahulu
sesuai dengan dosis yang akan digunakan
yaitu
dengan
cara
menimbang pupuk kemudian kemas
dalam plastik, hal ini dilakukan
bokashi, selanjutnya dititip dengan
untuk
tanah.
mempermudah
pengaplikasian
proses
tanpa
harus
melakukan penimbangan lagi.
3.4.5 Pemeliharaan Dalam
pemeliharaan
yang
3.4.3 Pembuatan Lubang/Piringan
perlu diperhatikan adalah dilakukan
Pupuk
penyiangan
Sebelum
untuk
menghindari
melakukan
persaingan unsur hara, sehingga
pengaplikasian pupuk terlebih dahulu
tanaman kakao lebih efektif dalam
dilakukan
menyerap pupuk yang diaplikasikan
penggalian
disekeliling
batang tanaman kakao, dengan jarak
dalam proses penelitian ini.
lubang pada batang yaitu 50 cm, lebar 10 cm dan dalam 10 cm.
3.5 Parameter Pengamatan Adapun parameter pengamatan
metode seperti ini disebut dengan
dalam penelitian ini adalah sebagai
metode piringan.
berikut: 3.4.4 Pengaplikasian Pupuk
1.
Persentase daun (%).
2.
Persentase bunga (%).
pembuatan
3.
Jumlah buah.
selanjutnya
4.
Jumlah tunas.
Setelah semua persiapan telah selesai
terutama
lubang/piringan dilakukan
maka
proses
pengaplikasian
pupuk. Pupuk diaplikasikan dengan cara
ditabur
secara
merata
disekeliling tanaman dalam piringan yang telah dibuat namu untuk pupuk tablet
yang
diaplikasikan disemprotkan
telah dengan disekeliling
dicairkan cara lubang
dengan merata. Dalam proses ini pupuk yang pertama ditabur yaitu pupuk karunia, selanjutnya pupuk tablet (disemprotkan) dan pupuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
pupuk organik (karunia, tablet plus
1.1 Hasil
dan bokashi) berpengaruh terhadap
4.1.1 Persentase Daun
persentase
Hasil
pengamatan
menunjukkan
bahwa
daun
tanaman
kakao
(gambar 2).
penggunaan
Persentase Daun 104,9
120,0
101,8
103,5
100,0 80,0 38,6
60,0
bc
40,0
bc
b
a
20,0 0,0
P0
P1
P2
P3
Gambar 2. Histogram Rata-rata Persentase Daun Tanaman Kakao Setelah Perlakuan Pupuk Organik (Karunia, Tablet Plus dan Bokashi) dan Angka-angka Pada Balok yang Diikuti Oleh Huruf Yang Sama Berbeda Nyata Pada Taraf Uji BNT 0.05 Persentase daun tanaman pada perlakuan
P1
(Pupuk
Organik
Karunia 350 gr + Tablet Plus 300 ml
menunjukkan
tanaman
kakao
menunjukkan
pesentase daun yang lebih tinggi. Perlakuan
P3
(Pupuk
Organik
Karunia 250 gr + Tablet Plus 200 ml +
bokashi
1.5
kg/Pohon),
daun
tanaman kakao lebih rendah. 4.1.2 Persentase Bunga
+ bokashi 2.0 kg/Pohon) lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya, kondisi
persentase
Hasil menunjukkan
pengamatan bahwa
penggunaan
pupuk organik (karunia, tablet plus dan
bokashi)
tidak
berpengaruh
terhadap persentase bunga tanaman kakao (gambar 3).
Persentase Bunga 161,6
200,0 150,0
108,4
96,9 66,1
100,0 50,0 0,0 P0
P1
P2
P3
Gambar 3. Histogram Rata-rata Persentase Bunga Tanaman Kakao. Persentase
bunga
tanaman
kakao pada perlakuan P3 (Pupuk
4.1.3 Jumlah Buah Hasil
Organik Karunia 250 gr + Tablet Plus 200 ml + bokashi 1.0 kg/Pohon) kondisi pesentase bunga tanaman kakao lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan P1 (Pupuk Organik Karunia 350 gr +
menunjukkan
pengamatan bahwa
penggunaan
pupuk organik (karunia, tablet plus dan bokashi) berpengaruh terhadap jumlah buah tanaman kakao (gambar 4).
Tablet Plus 300 ml + bokashi 2.0 kg/Pohon) lebih rendah.
Jumlah Buah
282,4
243,0
300,0
203,8
250,0 200,0 150,0
102,8
c
100,0 50,0
d
b
a
0,0 P0
P1
P2
P3
Gambar 4. Histogram Rata-rata Jumlah Buah Tanaman Kakao Setelah Perlakuan Pupuk Organik (Karunia, Tablet Plus dan Bokashi) dan Angka-angka Yang Diikuti Oleh Huruf yang Beda, Berbeda Nyata Pada Taraf Uji BNT 0,05
Hasil
uji
BNT
(0.05)
menunjukkan bahwa rata-rata jumlah jumlah buah pada perlakuan P2
Tablet Plus 200 ml + bokashi 1.0 kg/Pohon) lebih rendah. 4.1.4 Jumlah Tunas
(Pupuk Organik Karunia 300 gr + Tablet Plus 250 ml + bokashi 1.5 kg/Pohon) kondisi tanaman kakao menunjukkan jumlah buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan P3
Hasil
pengamatan
menunjukkan
bahwa
pupuk organik (karunia, tablet plus dan
bokashi)
terhadap
tidak
jumlah
kakao (gambar 5).
Jumlah Tunas
28,6 25,3
30,0 19,9
25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 P0
P1
P2
P3
Gambar 5. Histogram Rata-rata Jumlah Tunas Tanaman Kakao. Jumlah tunas tanaman kakao pada perlakuan P3 (Pupuk Organik Karunia 250 gr + Tablet Plus 200 ml + bokashi 1.0 kg/Pohon) lebih tinggi dibandingkan Perlakuan
P1
perlakuan
lainnya.
(Pupuk
Organik
Karunia 350 gr + Tablet Plus 300 ml + bokashi 2.0 kg/Pohon) lebih rendah.
berpengaruh
tunas
(Pupuk Organik Karunia 250 gr +
27,5
penggunaan
tanaman
yang berperan sebagai pendaur ulang
1.2 Pembahasan Penggunaan berbagai macam
hara dalam tanah sehingga hara akan
pupuk organik dengan berbagai dosis
lebih
memberikan pengaruh yang sangat
Kemudian Sarief (1980), menyatakan
nyata terhadap persentase daun dan
juga bahwa Unsur nitrogen sangat
jumlah
kakao.
diperlukan untuk pembentukan atau
Organik
pertumbuhan bagian-bagian vegetatif
Karunia 350 gr + Tablet Plus 300 ml
tanaman seperti daun, batang, dan
+
akar.
buah
Perlakuan
tanaman
P1
(Pupuk
bokashi
2.0
kg/Pohon)
memperlihatkan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan
perlakuan
tersedia
untuk
tanaman.
Perlakuan P2 (Pupuk Organik Karunia 300 gr + Tablet Plus 250 ml
lainnya. Hal ini disebabkan karena
+
bokashi
dari tiga jenis pupuk yang disatukan
memperlihatkan hasil jumlah buah
dosisnya sudah tepat, terutama buat
yang
tanaman yang sudah produktif.
perlakuan
lebih
1.5
baik
kg/Pohon)
dibandingkan
lainnya.
Hal
ini
Pupuk organik yang digunakan
disebabkan karena kombinasi dari
secara umum mampu memperbaiki
tiga jenis pupuk yang digunakan
struktur
Pupuk
mengandung unsur hara yang cukup
organik menyediakan unsur hara
untuk pembentukan buah misalnya
yang komplit bagi tanaman sehingga
unsur fosfor serta unsur kalium agar
perkembangan tanaman jauh lebih
buah tidak mudah gugur.
biologis
tanah.
baik, terutaman pada perkembangan
Pada tanaman kakao proses
daun tanaman karena pupuk organik
pembentukan
menyediakan unsur nitrogen yang
proses
baik unntuk vegetatif tanaman seperti
sebelumnya telah melalui proses
daun,
dengan
pemupukan terhadap tanaman, maka
pernyataan Soepardi (1979), yang
disinilah peran masing-masing unsur
menyatakan bahwa Pemberian pupuk
fosfor dan kalium. Sesuai dengan
organik
pernyataan
hal
ini
sesuai
mampu
memperbaiki
kesuburan biologi
tanah dimana
mikroorganisme
tanah
buah
dimulai
pembungaan
Hardjowinego
dari yang
(1987)
bahwa unsur P didalam tanah berasal
saling
dari bahan organik, pupuk buatan
berinteraksi dengan bahan organik
dan mineral-mineral dalam tanah. Di
dalam tubuh tanaman, P berfungsi
inilah tanaman kakao mengeluarkan
dalam pembelahan sel, pembentukan
semua
albumin,
mengeluarkan
bunga,
buah,
mempercepat
biji,
kemampuannya bunga
dan
Dengan
agar
tidak
tanaman ini secara otomatis terjadi
mudah roboh, perkembangan akar.
pemutusan jaringan pada tanaman
Sedangkan
Novizan
(2002),
sehingga terbrntuk tunas baru. Hal
menyatakan
bahwa
kalium
ini
mempunyai
batang
banyak
fungsi
bagi
sesuai
Supadman
pelukaan
tunas.
pematangan,
memperkuat
adanya
misalnya
dengan (2007),
pada
pernyataan menyatakan
tanaman. Salah satu diantaranya
bahwa
pemangkasan
yaitu, memperkuat tubuh tanaman
perlakuan
supaya daun, bunga, dan buah tidak
pengaruhnya terhadap perkembangan
mudah rontok. Selain membantu
dan produksi kakao.
yang
merupakan
sangat
besar
memperkuat daya tahan tumbuhan
Pemangkasan tanaman kakao
dari dalam, kalium juga membantu
adalah tindakan pembuangan atau
daya
pengurangan sebagian dari organ
tahan
tumbuhan
terhadap
faktor-faktor yang bisa menyebabkan
tanaman
kerapuhan tanaman.
ranting, dan daun. Pemangkasan
Persentase bunga dan jumlah
yang
tanaman
berupa
kakao
telah
tunas menunjukkan hasil yang tidak
berproduksi
berpengaruh nyata, pada penggunaan
keberhasilan bunga menjadi buah
berbagai
pentil dan yang sudah dewasa,
macam
pupuk
organik
sangat
yang
cabang,
dengan berbagai dosis. Hal ini
karena
disebabkan karena pemupukan tidak
berhubungan erat dengan jumlah
berpengaruh besar dalam proses
sinar matahari yang masuk serta
pembungaan dan keluarnya tunas
sirkulasi udara diareal kebun agar
pada tanaman. Dalam hal ini yang
kondisi kebun tidak terlalu lembab.
lebih
bunga
Jika kondisi kebun terlalu lembab
adalah pemangkasan atau pelukaan
dan sirkulasi udara diareal kebun
pada tanaman. Dimana tanaman
tidak baik, maka tanaman akan
kakao yang mengalami pelukaan
mudah diserang oleh penyakit busuk
akan mengalami stress, dimasa stress
buah yang disebabkan oleh jamur,
memacu
keluarnya
kondisi
menentukan
ini
sangat
serta serangan hama Helopeltis yang menyerang buah menjelang dewasa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
disimpulkan berbagai
maka
bahwa
macam
dapat
penggunaan
pupuk
organik
(Pupuk Organik Karunia, Tablet Plus
Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Hanum Chaerul. 2008. Tehnik Budidaya Tanaman Jilid 3 Untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. 179p Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah.
dan Bokashi) dengan berbagai dosis
PT.
berpengaruh
Perkasa, Jakarta
nyata
terhadap
persentase daun dan jumlah buah tanaman kakao. Sedangkan untuk persentase bunga dan jumlah tunas dari hasil sidik ragam menunjukkan pengaruh tidak nyata. Saran Berdasarkan hasil penelitian penulis
pada
selanjutnya
dilakukan
Hasibuan, B. E. 2006. Pupuk dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara Pres, Medan Murbandono. 2000. Manfaat Bahan Organik bagi tanaman. Puslit Biologi, LIPI, Bogor. Musnamar, E.I. 2009. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan
penelitian
yang Efektif. PT. AgroMedia.
penyamaan
jumlah ulangan dari setiap perlakuan
Jakarta Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan
sekalipun hanya kontrol. Dimana
Yang
kontrol
Pustaka. Jakarta
ini
adalah
sebagai
pembanding, jadi jumlah ulangannya harus
sama
dengan
Sarana
bahwa
menyarankan
sebaiknya
Mediyatama
perlakuan
lainnya. DAFTAR PUSTAKA
Efektif.
Agromedia
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2007, Panduan lengkap Budidaya Kakao Indonesia PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Rinsema, W.T. 1993. Pupuk dan
Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan, 2008. Gerakan Perbaikan Produksi, Produktivitas dan Mutu Kakao Sulawesi Selatan. Dinas
Cara Pemupukan. Jakarta : Penerbit Bhratara.
Sarief, S. 1980. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran Bandung, Bandung. Siregar, T.H.S., Riyadi, Nuraeni. 2006. Pengelohan dan Coklat. Penebar Jakarta
S dan L. Budidaya, Pemasaran Swadaya.
Soepardi. 1979. Sifat dan Ciri Tanah I. IPB. Bogor Supadman. 2007. Sosialisasi dan Alikasi Teknologi Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi Untuk Meningkatkan Mutu dan Hasil Tanaman Kakao di Kecamatan Salemadeg Tabanan. Universitas Udayana. Bali Susanto, H. 2004. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanisius. Yogyakarta. Susanto, H. 2002. Coklat Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Kanisius. Yogjakarta. Yuwono. 2006. Membuat Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta