UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BUAH TALOK (Muntingia calabura L.) DENGAN METODE DPPH DAN RANCIMAT Yunahara Farida1), Setyorini Sugiastuti 1), Witha Lingga Sari1) 1
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta
Abstract Talok (Muntingia calabura L.) is one of fruit used for medication and has antioxidant activity. The phytochemical screening and antioxiidan activity test of raw and matured talok fruit, either fresh or dried, have been conducted using DPPH method and Rancimat. The result of phytochemical screening shows that talok fruit contains flavonoid, tanin, and steroid/triterpenoid. Flavonoid indicated the existence of antioksidan activity. By using DPPH method, antioxidant activity of matured fresh fruit (IC50 = 41,10 g/mL ) is bigger than raw fresh fruit (IC50 = 169,67 g/mL ). The result of Rancimat method is shown by value protection factor shows that antioxidant activity of etanol extract matured fruit fresh (83,66 %) and raw fresh (52,28 %) bigger than matured fruit run dry (44,11 %) and raw run dry (33,13 %). At matured extract of fruit water run dry (27,28 %) and raw run dry (26,51 %) bigger than matured fruit fresh (19,38 %) and raw fresh (17,17 %). From research result indicated that the biggest antioxidant activity was fruit fresh matured talok (IC50 = 41,10 g/mL ) but rather small in comparison with vitamin C (IC50 7,84 g/mL ) and Trolox (IC50 11,70 g/mL). Keywords : Muntingia calabura L , antioxidant, DPPH, Rancimat
1. PENDAHULUAN Antioksidan dari bahan alam saat ini banyak diteliti oleh para ahli kimia dan kesehatan karena mempunyai kemampuan untuk menetralkan dan melawan bahan toksik (radikal bebas) dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel tubuh sehingga mengurangi terjadinya kerusakan jaringan. Radikal bebas merupakan molekul yang relatif tidak stabil, mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbital terluar. Molekul tersebut bersifat aktif dalam mencari pasangan elektronnya. Jika sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah. Senyawa antioksidan alami yang telah terbukti memiliki potensi tinggi sebagai antioksidan adalah vitamin C, vitamin E, karotenoid dan senyawa polifenol seperti asam fenolat, flavonoid, tanin dan lignan. Senyawa polifenol adalah senyawa fenolik yang memiliki lebih dari satu gugus hidroksil (OH). Diantara senyawa polifenol golongan flavonoid yang meliputi flavon, flavonol, isoflavon dan khalkon merupakan senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan. Salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan aktivitas
antioksidan adalah buah talok (Muntingia calabura L.) yang sering kita jumpai di jalan ataupun pekarangan rumah yang didalamnya terdapat kandungan vitamin C. Untuk mengetahui kandungan aktivitas antioksidannya digunakan metode DPPH (uji peredaman radikal bebas) yang memberikan hasil dengan perubahan warna dari ungu menjadi kuning yang dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibition concentration 50). Dan juga digunakan metode Rancimat yang memberikan hasil periode induksi yang dinyatakan dengan nilai Protection Factor (%). 2. BAHAN DAN METODE BAHAN Buah talok mentah dan matang baik yang segar dan kering, etanol, DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), metanol, natrium hidrogen karbonat, minyak kedelai, tween 80, BHT, ammonia 30%, kloroform, HCl, pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, magnesium, amilalkohol, feri(III) klorida 1%, formaldehid 30%,
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009
1
natrium asetat, NaOH 1N, eter, asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. ALAT Spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak (Shimadzu UV mini 1240), Rancimat (Methrom model 743), oven (Binder), neraca analitik (Kern ALS 220-4), vortex (Geniez), mikropipet, mortir, stamper, spatula, alumunium foil dan alat-alat gelas (Pyrex Iwaki Glass). METODE 2.1. Penapisan Fitokimia Penapisan fitokimia dilakukan terhadap serbuk dan ekstrak buah talok mentah dan matang untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung didalamnya. Metode yang digunakan adalah metode Farnsworth. 2.2. Uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH Terhadap buah talok mentah dan matang yang segar dan kering dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dengan prinsip reaksi penangkapan hidrogen dari antioksidan (AH) oleh radikal bebas DPPH (ungu) dan diubah menjadi 1,1-2-difenil-2-pikrilhidrazin (kuning). Perubahan warna ungu menjadi kuning (setelah diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37oC) dapat diukur dengan spektrofotometer UVVIS pada panjang gelombang 515 nm sebagai perubahan serapan cahaya. Penurunan serapan atau intensitas warna ungu sebanding dengan peningkatan konsentrasi antioksidan. Dari nilai hambatan aktivitas radikal bebas (%) dan konsentrasi dibuat persamaan garis regresi dan diperoleh nilai IC50. Sebagai kontrol positif digunakan vitamin C dan Trolox (6- Hydroxy2,5,7,8- tetramethylchroman-2- carboxylic acid). Trolox adalah Vit. E yang larut dalam air. 2.3. Uji aktivitas antioksidan dengan metode Rancimat Terhadap buah talok mentah dan matang dalam air atau etanol, dilakukan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode Rancimat. Pada metode Rancimat ini digunakan minyak kedelai murni sebagai media oksidasi karena memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi, sehingga mudah dioksidasi. Sebagai kontrol
positif digunakan BHT (Butylated Hidroxy Toluen) karena dapat bercampur dengan minyak dan tahan terhadap pemanasan. Dan sebagai kontrol negatif adalah minyak kedelai. Besarnya aktivitas antioksidan dapat diketahui dari besarnya penghambatan terhadap pembentukan senyawa oksidan yang disebabkan oleh panas pada minyak kedelai murni. Besarnya penghambatan dapat diketahui dengan membandingkan antara periode induksi (PI) sampel dengan periode induksi (PI) kontrol yang dinyatakan dengan nilai protection factor (%). Periode induksi adalah waktu pada saat terjadinya peningkatan konduktivitas listrik dan dinyatakan dalam satuan jam. Semakin lama waktu induksi maka semakin tinggi aktivitas antioksidan tersebut. Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut: P1 – P2 Protection factor (%) =
x 100% P3 – P2
P1 = Periode induksi larutan uji P2 = Periode induksi kontrol negatif P3 = Periode induksi kontrol positif 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penapisan fitokimia pada buah talok mentah dan matang menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah (flavonoid), busa yang stabil (saponin), warna hijau kehitaman (tanin), hijau merah (steroid/triterpenoid). Hasil uji penapisan fitokimia disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil penapisan fitokimia buah talok mentah dan matang baik yang segar dan kering Golongan senyawa Buah talok Buah talok metabolit sekunder mentah matang Alkaloid Saponin Flavonoid Kuinon Tanin Steroid/triterpenoid
Segar
+ + + +
Kering
+ + +
Segar
+ + + +
Kering
+ + +
Terdapatnya flavonoid pada buah talok merupakan indikasi adanya aktivitas antioksidan.
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009
2
Uji aktivitas antioksidan dari buah talok mentah dan matang dengan metode DPPH dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Hasil uji Aktivitas Antioksidan dengan DPPH terhadap buah talok Sampel Konsentrasi Peredaman IC50 Buah talok Radikal ( g/mL)) ( g/mL) Bebas (%)
Mentah kering
Matang segar
Matang kering
50 100 200 400 800
26,45 43,44 59,71 85,65 88,89
50 100 200 400 800
22,74 25,36 36,82 47,54 87,58
50 100 200 400 800
26,45 43,44 59,71 85,65 88,89
50 100 200 400 800
7,14 30,36 45,50 58,81 65,06
169,67
379,70
41,10
Trolox
7,84
11,70
Ekstrak air Talok mentah segar Ekstrak air Talok mentah kering Ekstrak air talok matang segar Ekstrak air talok matang kering Ekstrak etanol talok mentah segar Ekstrak etanol talok mentah kering Ekstrak etanol talok matang segar Ekstrak etanol talok matang kering
18,67
100
7,77 8,88
17,17 25,61
8,06
19,38 5,51
9,10
27,28
12,39
52,28
9,87
33,13
16,52
83,66
11,32
44,15
120 100
444,35
Tabel 3. Nilai IC50 dari vitamin C, Trolox dan buah talok Vit.C
BHT
Nilai IC50 ( g/mL) Talok mentah Talok matang segar kering segar kering 169,67 379,70 41,10 444,35
Dari Tabel 2 dan tabel 3 dapat dilihat bahwa aktivitas antioksidan berturut-turut dari yang paling tinggi adalah pada buah talok matang yang segar (IC50 41,10 g/mL), buah talok mentah yang segar (IC50 169,67 g/mL, buah talok mentah kering (IC50 379,70 g/mL) dan buah talok matang yang kering (IC50 444,35 g/mL. Namun apabila semua nilai ini dibandingkan dengan vitamin C yang memiliki nilai IC50 sebesar 7,84 g/mL dan Trolox yang memiliki nilai IC50 sebesar 11,70 g/mL, maka aktivitas antioksidan dari vitamin C dan Trolox jauh lebih tinggi. Hasil uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode Rancimat dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 2 berikut
Protection Factor (%)
Mentah segar
Tabel 4. Nilai protection factor (%) pada buah talok waktu Waktu Protection induksi Induksi minyak factor (%) sampel kedelai (jam) (jam)
Sampel
100 83.66 80 60
52.28 44.11
40
25.61 17.17
20
27.28
33.13
Nilai Protection Factor (%)
19.38
0 A
B
C
D
E F Sampel
G
H
I
Gambar 1. Nilai Protection factor (%) dari BHT dan ekstrak buah talok
Dari Tabel 4 terlihat bahwa aktivitas antioksidan yang paling aktif terdapat pada ekstrak etanol buah talok matang yang segar dengan nilai protection factor 83.66%, diikuti dengan ekstrak etanol talok mentah segar 52,28%, ekstrak etanol talok matang kering 44,11% dan yang mentah 33,13%. Sedangkan pada ekstrak air diperoleh hasil bahwa nilai protection factor dari ekstrak air talok matang kering 27,28% dan yang mentah 26,51%, dan ekstrak air talok matang segar 19,38% dan mentah 17,17%. Namun dibandingkan dengan BHT yang nilainya 100 % maka aktivitas antioksidan BHT jauh lebih tinggi.
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009
3
Dari metode DPPH dan Rancimat diperoleh hasil bahwa aktivitas antioksidan yang paling besar terdapat pada buah talok segar yang matang
4. KESIMPULAN Dari hasil penapisan fitokimia pada buah talok mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid yang merupakan indikasi adanya aktivitas antioksidan. Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode : a. DPPH yaitu sampel yang paling aktif terdapat pada buah talok matang yang segar dengan nilai IC50 41,10 g/mL. b. Rancimat yaitu sampel yang paling aktif terdapat pada ekstrak etanol buah talok matang yang segar dengan nilai Protection Factor 83.66 %.
DAFTAR PUSTAKA 1. Hutapea RJ, dkk. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan; 1999 hal 153-4. 2. Loliger j. Natural antioxidant. Dalam: Allen JC, Hamilton RJ, editor. Rancidity in foods. London: Apllied science published:1990. hal. 65-98. 3. Molyneux Philip. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazil (DPPH) for estimating antioksidant activity. Journal of science and technology. Songklanakrin; 2004. Vol. 26. no.2. Hal. 211 - 19. 4. Xing Zao, Song KB, Kim MR. Antioksidant Activity of Salad vegetables grown in Korea. Journal of food Science and Nutrition. Korea : 2004. Vol.9. hal.289-94.
Dari kedua metode tersebut didapat bahwa aktifitas antioksidan yang paling besar terdapat pada buah talok matang yang segar
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009
4
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009
5
1. PENDAHULUAN Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menetralkan dan melawan bahan toksik (radikal bebas) dan menghambat terjadinya kerusakan jaringan. Salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan aktivitas antioksidan adalah buah talok (Muntingia calabura L.) yang sering kita jumpai di jalan ataupun pekarangan rumah yang didalamnya terdapat kandungan vitamin C. Untuk mengetahui kandungan aktivitas antioksidannya digunakan metode DPPH (uji peredaman radikal bebas) yang memberikan hasil dengan perubahan warna dari ungu menjadi kuning yang dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibition concentration 50). Dan juga digunakan metode Rancimat yang memberikan hasil periode induksi yang dinyatakan dengan nilai Protection Factor (%).
2. BAHAN, ALAT DAN METODE Buah talok mentah dan matang baik yang segar dan kering, etanol, DPPH (1,1-difenil-2pikrilhidrazil), metanol, natrium hidrogen karbonat, minyak kedelai, tween 80, BHT, ammonia 30%, kloroform, HCl, pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, magnesium, amilalkohol, feri(III) klorida 1%, formaldehid 30%, natrium asetat, NaOH 1N, eter, asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. Spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak (Shimadzu UV mini 1240), Rancimat (Methrom model 743), oven (Binder), neraca analitik (Kern ALS 220-4), vortex (Geniez), mikropipet, mortir, stamper, spatula, alumunium foil dan alat-alat gelas (Pyrex Iwaki Glass). Metode peredaman radikal bebas 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penapisan fitokimia pada buah talok mentah dan matang yang segar terdapat senyawa metabolit sekunder flavonoid, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid. Kemudian pada buah talok mentah dan matang yang kering terdapat flavonoid, tanin dan steroid/triterpenoid. Terdapatnya flavonoid
merupakan antioksidan.
indikasi
adanya
aktivitas
1. Uji Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH Tabel 1. Nilai IC50 dari vitamin C, Trolox dan buah talok Vit.C
Trolox
7,84
11,70
Nilai IC50 ( g/mL) Talok mentah Talok matang segar kering segar kering 169,67 379,70 41,10 444,35
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa aktivitas antioksidan yang paling aktif terdapat pada buah talok matang yang segar dengan nilai IC50 41,10 g/mL, diikuti dengan buah talok mentah yang segar dengan nilai IC50 169,67 g/mL, kemudian buah talok mentah kering 379,70 g/mL dan yang terakhir buah talok matang yang kering 444,35 g/mL. Apabila semua nilai ini dibandingkan dengan vitamin C yang memiliki nilai IC50 sebesar 7,84 g/mL dan Trolox yang memiliki nilai IC50 sebesar 11,70 g/mL, maka aktivitas antioksidan dari vitamin C dan Trolox jauh lebih. 2. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode Rancimat Tabel 2. Nilai Protection factor (%) pada BHT dan ekstrak buah talok B Nilai Protection factor (%) H Ekstrak air Ekstrak etanol T Buah talok Buah talok Buah talok Buah Talok mentah matang mentah matang segar kering segar kering segar kering segar kering 100 17,17
25,61
19,38
27,28
52,28
33,13
83,66
Dari Tabel 2 terlihat bahwa aktivitas antioksidan yang paling aktif terdapat pada ekstrak etanol buah talok matang yang segar dengan nilai Protection Factor 83.66 %, diikuti dengan ekstrak etanol buah talok mentah yang segar 52,28 %, kemudian ekstrak etanol buah talok matang yang kering 44,11 % dan yang mentah 33,13 %. Sedangkan pada ekstrak air diperoleh hasil bahwa nilai protection factor dari ekstrak air buah talok matang yang kering 27,28 % dan yang mentah 26,51 %, kemudian yang terakhir yaitu ekstrak air buah talok matang yang segar 19,38 % dan yang mentah 17,17 %. Apabila semua nilai ini dibandingkan dengan BHT yang nilainya 100 % maka aktivitas antioksidan BHT jauh lebih tinggi. Dimana BHT merupakan kontrol positif. Dari metode DPPH dan Rancimat diperoleh hasil bahwa aktivitas antioksidan yang paling besar terdapat pada buah talok segar yang matang
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009
6
44,11
4. KESIMPULAN Dari hasil penapisan fitokimia pada buah talok mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid yang merupakan indikasi adanya aktivitas antioksidan. Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode : a. DPPH yaitu sampel yang paling aktif terdapat pada buah talok matang yang segar dengan nilai IC50 41,10 g/mL. b. Rancimat yaitu sampel yang paling terdapat pada ekstrak etanol buah talok matang yang segar dengan nilai Protection Factor 83.66 %. Dari kedua metode tersebut didapat bahwa as aktifitas antioksidan yang paling besar terdapat tok pada buah talok matang yang segar DAFTAR PUSTAKA 5. Hutapea RJ, dkk. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan; 1999 hal 153-4. 6. Loliger j. Natural antioxidant. Dalam: Allen JC, Hamilton RJ, editor. Rancidity in foods. London: Apllied science published:1990. hal. 65-98. 7. Molyneux Philip. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazil (DPPH) for estimating antioksidant activity. Journal of science and technology. Songklanakrin; 2004. Vol. 26. no.2. Hal. 211 - 19. 8. Xing Zao, Song KB, Kim MR. Antioksidant Activity of Salad vegetables grown in Korea. Journal of food Science and Nutrition. Korea : 2004. Vol.9. hal.289-94.
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009
7