Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBIA SENYAWA AKTIF HASIL ISOLASI BIJI MAHONI Swietenia mahagoni (L.) Jacq. TERHADAP BAKTERI Mycobacterium tuberculosis INTISARI Metty Latar belakang : Biji mahoni memiliki kandungan flavonoid dan Saponin. Ekstrak metanol biji mahoni (S. mahagoni (L.) Jacq.) mempunyai aktivitas antimikroba terhadap bakteri gram positif maupun negatif. Tujuan Penelitian : Mengembangkan senyawa aktif dari biji mahoni (S.mahagoni (L.) Jacq.) sebagai antibiotika terhadap Mycobacterium Tuberculosis. Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan ialah quasi eksperimental post test control group design. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode prospektif. Untuk menentukan nilai KHM dengan teknik dilusi cair, dilakukan pula pengenceran zat aktif hingga menjadi berbagai konsentrasi uji (800; 400; 200; 100; 50; 25; 12,5; 6,25; 3,125; 1,56 µg/mL), kemudian ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama. Terdapat 2 kontrol yaitu kontrol negatif, kontrol positif. Hasil : Hasil percobaan menunjukkan bahwa dari kelima isolat S.mahagoni (L.) Jacq hanya dua isolat yaitu isolat III (alkaloid 3,4,5,6,7-pentaetil-1-metoksi-1-hindazol) dan isolat IV (5-etil-6-metoksimetil-2-metil1,2-dihidro-piridin) yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri dan dapat membunuh isolat Mycobacterium tuberculosis maupun ATCC. Kesimpulan : Senyawa aktif yang dihasilkan dari isolasi biji mahoni dapat membunuh isolat III dan IV Mycobacterium tuberculosis. Kata kunci : Senyawa antimikrobia, biji mahon S.mahagoni (L.) Jacq, Mycobacterium tuberculosi
ABSTRACT Background: mahogany seeds contains flavonoids and saponins. Methanol extract mahogany seeds (S. mahogany (L.) Jacq.) have antimicrobial activity against gram positive and negative. Objective: to analysis an active compound of mahogany seeds (S. mahagoni (L.) Jacq.) as antibiotics against Mycobacterium tuberculosis. Methods: The study design used a quasi experimental posttest control group design. Antibacterial activity test conducted with prospective method. To determine the value of MIC with liquid dilution technique, also conducted dilution of active substances to be a wide range of test concentrations (800; 400; 200; 100; 50; 25; 12.5; 6.25; 3.125; 1.56 mg / mL), bacterial suspension was then added to the same volume. There are two control ie negative control, positive control. Results: The results showed that of the five isolates S. mahagoni (L.) Jacq only two isolates that isolates III (3,4,5,6,7-pentaetil alkaloid-1-methoxy-1-hindazol) and isolates IV (5 -etil-6-metoksimetil-2-methyl-1,2dihydro-pyridine) which has the potential to inhibit the growth of bacteria and can kill Mycobacterium tuberculosis isolates and ATCC. Conclusion: active compounds resulting from the isolation of mahogany seeds can kill III and IV isolates of Mycobacterium tuberculosis. Keywords: antimicrobial compounds, seeds mahogany S. mahagoni (L.) Jacq, Mycobacterium tuberculosis.
68
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Selatan,
PENDAHULUAN
Kuba,
Bahama,
Hispaniola,
dan
Secara global, Beban TB masih sangat
Jamaika.Pohon mahoni banyak dibudidayakan di
besar. Pada tahun 2011, terdapat perkirakan 8,7
daerah tropis seperti India, Malaysia, dan Cina. (4)
juta kasus baru TB (13% nya merupakan co-
Di Malaysia mahoni mendapat perhatian lebih.
infeksi HIV) dan 1,4 juta orang meninggal karena
Di negeri tetangga itu, buah mahoni atau biasa
TB, termasuk hampir satu juta kematian di antara
disebut sky fruit dijadikan bahan dasar vitamin
orang dengan HIV-negatif dan 430.000 diantara
maupun obat-obatan alami.
orang yang HIV-positif. TB merupakan salah
Beberapa penelitian dilakukan untuk
satu pembunuh atas wanita, dengan 300.000
membuktikan aktivitas farmakologi dari biji
kematian di antara perempuan HIV-negatif dan
mahoni. Kandungan flavonoidnya berguna untuk
200.000 kematian di antara perempuan HIV-
melancarkan peredaran darah, terutama untuk
positif di tahun 2011. Masalah regional seperti
mencegah
daerah
dapat
mengurangi kadar kolesterol dan penimbunan
mengurangi separuh tingkat kematian seperti
lemak pada dinding pembuluh darah, membantu
pada tahun 1990, hingga tahun 2015 (WHO,
mengurangi rasa sakit, pendarahan, dan lebam,
2012).
serta
Afrika
dan
Eropa
belum
tersumbatnya
bertindak
sebagai
saluran
darah,
antioksidan
untuk
resistensi
menyingkirkan radikal bebas. Saponin berguna
bakteri terhadap antibiotik pada umumnya,
mencegah penyakit sampar, mengurangi lemak
khususnya resistensi Bakteri Mycobacterium
tubuh,
tuberculosis telah mendorong usaha menemukan
memperbaiki
antibiotika baru yang lebih efektif, paten, mudah
menguatkan fungsi hati dan memperlambat
diperoleh, memiliki efek samping ringan, dan
proses pembekuan darah.(5)
Meningkatnya
kejadian
meningkatkan
sistem
tingkat
gula
kekebalan, darah,
serta
tersedia secara kontinyu dalam jumlah yang
Beberapa penelitian dilakukan untuk
cukup. Berbagai strategi digunakan oleh para
membuktikan aktivitas farmakologi dari biji
peneliti untuk mencari antibiotika baru melalui
mahoni. Hasilnya
sintesis senyawa murni, studi metabolisme
mahoni
spesifik mikroorganisme patogen dan eksplorasi
antioksidan,
terbukti .(5)
melaporkan bahwa biji mempunyai
antimalaria,
aktivitas
antidiare,
dan
senyawa aktif dari bahan alam atau tanaman obat
antimikroba
Penelitian lain juga membuktikan
yang telah digunakan oleh masyarakat untuk
bahwa ekstrak metanol biji mahoni (S. mahagoni
mengobati penyakit infeksi.(2,3)
(L.) Jacq.) mempunyai aktivitas antimikroba
Mahoni (S. mahagoni (L.)Jacq.) adalah
terhadap bakteri gram positif maupun negatif.
tanaman hijau sepanjang tahun yang mempunyai
Penelitian lebih lanjut menunjukkan biji mahoni
nilai ekonomi tinggi. Tanaman ini merupakan
(S. mahagoni (L.) Jacq.) mengandung senyawa
jenis pohon berkayu yang berasal dari Florida
69
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
aktif golongan alkaloid, terpenoid, antrakuinon,
antibakteri dilakukan dengan metode prospektif.
(6)
Untuk menentukan nilai KHM dengan teknik
telah
dilusi cair, maka dilakukan pula pengenceran zat
dilakukan dari Fakultas Matematika dan Ilmu
aktif hingga menjadi berbagai konsentrasi uji
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
(800; 400; 200; 100; 50; 25; 12,5; 6,25; 3,125;
telah berhasil mengisolasi lima senyawa aktif
1,56 µg/mL), kemudian ditambah suspensi
dari biji mahoni (S. mahagoni (L.) Jacq.). Kelima
bakteri dengan volume yang sama. Terdapat 2
senyawa tersebut adalah 1) flavonoid 7-hidroksi-
kontrol yaitu kontrol negatif, kontrol positif.
2-(4-hidroksi-3-metoksi-fenil)-kroman-4-one; 2)
Media dengan konsentrasi terendah yang tetap
alkaloid
jernih merupakan KHM untuk bahan uji tersebut.
glikosida jantung, saponin dan minyak atsiri. Penelitian
sebelumnya
yang
3,6,7-trimetoksi-4-metil-1,2,3,4-
tetrahidro-isoquinolin;
3)
alkaloid
pentaetil-1-metoksi-1-hindazol;
4)
3,4,5,6,7-
Selanjutnya semua media digores pada Agar
5-etil-6-
Darah untuk mengetahui KBM bahan uji
metoksimetil-2-metil-1,2-dihidro-piridin; 5) 1,4-
terhadap
bis(3,4,5-trimetoksi-fenil)-tetrahidrofuro(3,4-
kosentrasi
c)furan. Meskipun telah berhasil diisolasi dari
menunjukkan pertumbuhan bakteri. Masing -
biji mahoni (S. mahagoni (L.) Jacq.) kelima
masing pengujian bakteri dilakukan uji 3 kali.
senyawa
tersebut
belum
dikaji
aktivitas
tuberculosis
terendah
bahan
dengan uji
melihat
yang
tidak
A. Variabel Penelitian
antibakterinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji aktivitas antibakteri dua
M.
1. Variabel Bebas
senyawa
Sebagai variabel bebas adalah konsentrasi
tersebut terhadap Mycobacterium Tuberculosis.(7)
bahan uji yang telah diencerkan untuk dua jenis zat aktif hasil isolasi dari biji mahoni.
BAHAN DAN METODE
2. Variabel Tergantung
Rancangan penelitian
Sebagai variabel tergantung adalah:
Penelitian ini termasuk ke dalam metode
a.
Kadar hambat minimum (KHM)
penelitian eksperimental laboratorium dimana di
b.
Kadar bunuh minimum (KBM)
dalamnya terdapat perlakuan untuk memanipulasi
3. Variabel Terganggu Terkendali
objek penelitian dan diperlukan kontrol sebagai
Variabel
pembandingnya.
memperoleh
Desain penelitian yang digunakan ialah
pengganggu kevalidan
dikendalikan penelitian,
untuk variabel
tersebut antara lain:
quasi eksperimental post test control group
a. Subjek penelitian, dijaga validitasnya dengan
design, dimana setia perlakuan diberikan kondisi
menggunakan bakteri yang diperoleh dari
yang homogen sehingga diharapkan tidak ada
biakan murni isolasi laboratorium KESMAS
faktor yang mempengaruhi aktivitas antibakteri
FIKES UNRIYO.
MRSA,
mtuberculosis.
Pengujian
aktivitas
70
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
b. Bahan
uji,
dijaga
validitasnya
ISSN : 1907 - 3887
dengan
kelompok II dimasukkan 1 mLBHI DS
mengambil zat aktif hasil isolasi biji mahoni
ditambah 1 mL suspensi bakteri sebagai
yang dilakukan oleh petugas laboratorium
kontrol positif. Pada kelompok III, dan IV
KESMAS FIKES UNRIYO dalam seluruh
dimasukkan1,840 mL BHI DS ditambah 160
rangkaian percobaan.
mL bahan uji pada tabung konsentrasi 800
c. Validitas daya uji bakteri, dijaga dengan
µg/mL yang telah
berisi 1 mL BHI DS,
menggunakan teknik uji daya antimikroba
kemudian dicampur dan diambil 1mL ditaruh
berdasar
laboratorium
ke tabung konsentrasi 400µg/mL yang telah
KESMAS FIKES UNRIYO dengan teknik
berisi BHI DS, dicampur lalu diambil 1 mL
prospektif.
ditaruh
pedoman
kerja
ketabung
berturut-turut Jalannya Penelitian
dan
beberapa tahap yang akan diuraikan sebagai
KESMAS
FIKES
satu
sampai
UNRIYO.
dua
percobaan
dilakukan
dalam suasana aerob pada suhu 37oC selama 24
jam.Setelah
masa
inkubasi
dilihat
pertumbuhan bakteri. Konsentrasi terkecil
penyiapan suspensi bakteri. Untuk mendapatkan bakteri,
konsentrasi
Seluruh kelompok perlakuan diinkubasi
tuberculosis dilakukan di
Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan
suspensi
sampai dengan konsentrasi
sebanyak 3 kali.
berikut: Penelitian untuk melihat daya hambat
Laboratorium
dilakukan
0,125 µg/mL. Pada masing-masing kelompok
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam
pertumbuhan M.
200µg/mL
yang tidak mengalami pertumbuhan koloni
ose
bakteri dinyatakan sebagai kadar hambat
dimasukkan dalam tabung yang berisi 2 mL
minimum. Pertumbuhan bakteri dapat diamati
NaCl, dicampur setelah itu disamakan dengan
dengan terjadinya kekeruhan pada media.
pembanding Mc. Farland 108 cfu/mL. Diambil
2. Penentuan kadar bunuh minimum Bakteri Mycobacterium Tuberculosa Selanjutnya semua media digores pada
400 µL hasil suspensi bakteri 108 cfu/mL dimasukkan ke dalam tabung dan ditambahkan
Agar Darah untuk mengetahui KBM Bakteri
40 mL Nacl sehingga didapatkan suspensi bakteri
Mycobacterium Tuberculosis dengan melihat
106 cpu/mL.
kosentrasi terendah yang tidak tumbuh bakteri.
1. Penelitian untuk melihat kadar hambat minimal terhadap Bakteri Mycobacterium tuberculosis
Masing-masing pengujian bakteri dilakukan uji 3 kali.
Pada masing-masing suspensi bakteri yang sudah dibuat dilakukan perlakuan dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
beberapa kelompok. Pada kelompok I yang
Hasil
merupakan kontrol negatif, dimasukkan 1
1. Penelitian Untuk Melihat Daya Hambat dan Daya Bunuh Terhadap Bakteri
mLBHI DS ditambah 1 mL ekstrak. Pada
71
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
Percobaan dilakukan dengan tiga kali
ISSN : 1907 - 3887
(alkaloid
3,4,5,6,7-pentaetil-1-metoksi-
pengulangan untuk masing-masing bakteri. Hasil
1hindazol) dan isolat IV (5-etil-6-metoksimetil-2-
penelitian KHM lima senyawa aktif hasil isolasi
metil-1,2-dihidro-piridin), dengan nilai KHM dan
dari biji mahoni, kontrol positif dan kontrol
KBM sebesar 100 µg/mL.
negatif
terhadap
isolat
Mycobacterium
tuberculosis maupun ATCC.
Hasil Uji KHM dan KBM terhadap kelima isolat S.mahagoni (L.) Jacq hanya dua
Hasil percobaan menunjukkan bahwa
isolat yaitu isolat III (alkaloid 3,4,5,6,7-pentaetil-
dari kelima isolat S.mahagoni (L.) Jacq hanya
1-metoksi-1-hindazol) dan isolat IV (5-etil-6-
dua isolat yaitu isolat III (alkaloid 3,4,5,6,7-
metoksimetil-2-metil-1,2-dihidro-piridin)
pentaetil-1-metoksi-1-hindazol) dan isolat IV (5-
dapat
etil-6-metoksimetil-2-metil-1,2-dihidro-piridin)
Mycobacterium tuberculosis ATCC, dengan nilai
yang
KHM dan KBM pada kedua isolat sebesar 50
berpotensi
bakteri
dan
menghambat dapat
pertumbuhan
membunuh
isolat
menghambat
Secara lengkap hasil KHM dan KBM
Hasil percobaan S. mahagoni (L.) Jacq menggunakan bakteri,
bakteri
µg/mL.
Mycobacterium tuberculosis maupun ATCC.
dengan
pertumbuhan
yang
menunjukkan
lima
senyawa
aktif
hasil
isolasi
dari
Mycobacterium tuberculosis resisten metisilin
bahwa dari kelima isolat hanya dua isolat yang
(MRSA),
dan
Mycobacterium
tuberculosis
berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri
ATCC disajikan dalam bentuk Tabel 1.
Mycobacterium tuberculosis, yaitu pada isolat III Tabel 1. Hasil Uji Kadar Hambat Minimal dan Kadar Bunuh Minimum lima senyawa aktif hasil isolasi dari biji mahoni terhadap Mycobacterium tuberculosis, dan Mycobacterium tuberculosis ATCC.
Strain Bakteri Kontrol (-) M.t1 M.t2 Keterangan:
I KHM 0 0 0 M.t1: M.t2:
KBM KHM KBM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Mycobacterium tuberculosis Mycobacterium tuberculosis ATCC
Hasil KHM dan KBM kontrol positif (+)
levofloxacin
Bahan Uji (µg/mL) III IV KHM KBM KHM KBM 0 0 0 0 200 200 100 100 100 100 50 50
II
terhadap
Mycobacterium
V KHM 0 0 0
tuberculosis, dan Mycobacterium tuberculosis ATCC
72
disajikan dalam bentuk Tabel 2.
KBM 0 0 0
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Tabel 2. Hasil Uji Kadar Hambat Minimal dan Kadar Bunuh Minimum Levofloxacin terhadap Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium tuberculosis ATCC. Bahan Uji (µg/mL) Levofloxacin KHM KBM 1 1 1 1
Strain Bakteri Mycobacterium tuberculosis Mycobacterium tuberculosis ATCC Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak
ditunjukkan oleh tidak terjadinya kekeruhan dan
terjadi kekeruhan dan pertumbuhan bakteri pada
pertumbuhan bakteri mulai pada tabung dengan
semua tabung, mulai pada konsentrasi 1 µg/mL
konsentrasi 1 µg/mL.
KHM
dan
KBM
Mycobacterium
levofloxacin
pada
penelitian
ini
menggunakan Uji Anova dan LSD. Hasil analisis
menunjukkan bahwa mulai terjadi penghambatan
Kadar Hambat Minimum disajikan sebagai
bakteri
berikut:
konsentrasi
1
dan
Analisis
ATCC
pada
tuberculosis
terhadap
µg/mL
yang
Tabel 3. Hasil Analisis Uji Anova dan LSD Terhadap Kadar Hambat Minimum tuberculosis, Mycobacterium tuberculosis ATCC. Mean (µg/mL) No Variasi Mean (µg/mL) P 1
Kontrol -
0d
0d
2
Kontrol +
1c
4c
3
Isolat I
0d
0d
4
Isolat II
0d
0d
5
Isolat III
200a
100a
6
Isolat IV
100b
50b
7
Isolat V
0c
0c
Mycobacterium
<0,01
Keterangan : M.t1: Mycobacterium tuberculosis M.t2: Mycobacterium tuberculosis ATCC Ket: Huruf yang berbeda menunjukkan ada beda nyata antar variasi Hasil Analysis of Varians (ANOVA)
Hasil uji LSD menunjukkan bahwa isolat
terhadap kadar hambat minimum S. aureus
III
resisten metisilin diperoleh probabilitas kurang
paling berbeda nyata dengan isolat lainnya dalam
dari 0,01 (p<0,01). Oleh karena p<0,01 maka
hal
dapat dinyatakan ada beda nyata antar variasi
Mycobacterium tuberculosis, dan Mycobacterium
perlakuan terhadap kadar hambat minimum
tuberculosis ATCC. Senyawa isolat IV (5-etil-6-
terhadap
metoksimetil-2-metil-1,2-dihidro-piridin)
Mycobacterium
tuberculosis,
dan
Mycobacterium tuberculosis ATCC.
(3,4,5,6,7-pentaetil-1-metoksi-1-hindazol)
kadar
hambat
minimum
terhadap
juga
menunjukkan hasil yang berbeda nyata dalam hal
73
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
kadar hambat minimum terhadap Mycobacterium
(L.) Jacq. kontrol negatif dan kontrol positif
tuberculosis, dan Mycobacterium tuberculosis
terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis
ATCC dibandingkan isolat lainnya.
dapat dilihat dari Gambar 1.
Secara lebih jelas besarnya perbedaan KBM dan KHM antara kelima isolat S. mahagoni 250 Konsentrasi (µg/mL)
200 200 150 100 100 100 50 1 1
0 0
0 0
0 0
Isolat I
Isolat II
50
0 0
0 Kontrol - Kontrol +
Isolat III
Isolat IV
Isolat V
KHM / KBM Gambar 1. Diagram KHM dan KBM isolat S. mahagoni (L.) Jacq. terhadap Bakteri Mycobacterium tuberculosis, dan Mycobacterium tuberculosis ATCC kimianya. Sebagaimana diungkapkan bahwa
A. PEMBAHASAN Hasil
uji
KHM
dan
KBM
mekanisme daya antibakteri senyawa kimia
pada
bervariasi dan kompleks.
penelitian ini menunjukkan bahwa dari lima senyawa aktif hasil isolasi dari biji mahoni (S.
Kandungan kimia yang dimiliki oleh biji
mahagoni (L.) Jacq.), hanya dua isolat yang
S. mahagoni (L.) Jacq yaitu flavonoid, alkaloid
mempunyai
terhadap
dan saponin. Hasil penelitian menunjukkan
Mycobacterium tuberculosis yaitu isolat III
bahwa isolat III yaitu alkaloid 3,4,5,6,7-pentaetil-
(alkaloid
1-metoksi-1-hindazol
aktivitas
antibakteri
3,4,5,6,7-pentaetil-1-metoksi-1-
mempunyai
potensi
hindazol) dan isolat IV (5-etil-6-metoksimetil-2-
sebagai antibakteri dengan nilai KHM dan KBM
metil-1,2-dihidro-piridin).
sebesar 100 µg/mL. Isolat III tersebut dapat berpotensi sebagai antibakteri karena kandungan
Mekanisme aktivitas kandungan biji S.mahagoni
(L.)
Jacq
dalam
alkaloid dalam senyawa tersebut. Senyawa isolat
menghambat
pertumbuhan bakteri belum diketahui secara
IV
pasti. Kemampuan S.mahagoni (L.) Jacq sebagai
piridin)
antibakteri
dimungkinkan
karena
senyawa
74
(5-etil-6-metoksimetil-2-metil-1,2-dihidroberdasarkan
hasil
penelitian
juga
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
mempunyai potensi sebagai antibakteri. Alkaloid
Apabila dibandingkan dengan kontrol
memiliki kemampuan sebagai antibakteri.
cara
positif (levofloxacin), potensi senyawa isolat III
Mekanisme yang diduga adalah dengan
(alkaloid
mengganggu
hindazol) dan isolat IV (5-etil-6-metoksimetil-2-
komponen
penyusun
3,4,5,6,7-pentaetil-1-metoksi-1-
peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan
metil-1,2-dihidro-piridin)
dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan
masih rendah. Hal ini terlihat dari aktivitasnya
menyebabkan kematian sel tersebut.
(8)
sebagai
antibakteri
dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Isolat
Alkaloid mencakup senyawa bersifat
III mempunyai nilai KHM dan KBM sebesar 200
basa yang mengandung satu atau lebih atom
µg/mL pada bakteri Mycobacterium tuberculosis,
nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai
100
bagian dari sistem siklik. Alkaloid sering kali
tuberculosis ATCC. Pada isolat IV mempunyai
beracun bagi manusia dan yang mempunyai
nilai KHM dan KBM sebesar 100 µg/mL pada
kegiatan fisiologi yang menonjol, jadi digunakan
bakteri Mycobacterium tuberculosis, serta 50
secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid
µg/mL pada bakteri Mycobacterium tuberculosis
biasanya tak berwarna, sering kali bersifat optis
ATCC.
µg/mL
pada
bakteri
Mycobacterium
aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya
Pada penelitian ini ditemukan bahwa
sedikit yang berupa cairan (misalnya nikotina)
isolat klinik Mycobacterium tuberculosis, yang
pada suhu kamar.
tergolong strain multi drugs resistent (MDR)
Antibiotik levofloxacin dipilih sebagai
masih dapat dibunuh oleh isolat III (alkaloid
kontrol positif berdasarkan pada pemilihan
3,4,5,6,7-pentaetil-1-metoksi-1-hindazol)
bakteri
isolat
uji
Mycobacterium
Levofloxacin
(5-etil-6-metoksimetil-2-metil-1,2-
dihidro-piridin), dengan nilai KHM masih lebih
Mycobacterium
tinggi dibandingkan dengan KHM isolat standar.
tuberculosis karena mempunyai daya hambat
Penelitian ini membuktikan bahwa isolat III dan
yang
tersebut.
IV dari hasil isolasi dari biji mahoni (S.
Levofloxacin mengandung atom nitrogen dan
mahagoni (L.) Jacq.) berpotensi sebagai alternatif
mempunyai spektrum aktivitas antibakteri yang
antibakteri,
luas yaitu dapat melawan bakteri gram positif
strain klinik yang sudah resisten terhadap
(seperti: S. pneumoniae termasuk yang resisten
berbagai antibakteri. Hal tersebut dapat dilakukan
terhadap penicillin, S. aureus yang peka terhadap
dengan cara mengkombinasikan dengan obat lain
methicillin) dan negatif (seperti: H. infuenzae, M.
yang sudah dipakai oleh klinisi sehingga dapat
catarrhalis, Enterobacteriaceae) serta bakteri
meningkatkan kemampuan atau potensi dari obat
atipikal (seperti: C. pneumoniae, M. pneumoniae
tersebut.
poten
tinggi
untuk
terhadap
dan Legionella spp).
antibiotik
IV
yang
dianggap
merupakan
tuberculosis.
dan
bakteri
(9)
75
khususnya
untuk
bakteri-bakteri
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Resistensi adalah suatu keadaan karena pengaruh
obat
antiinfeksi
terhadap
Berdasarkan
kuman
berikut:
sensitif
1. Isolat
perlakuan
obat
anti
yang
telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berkurang khasiatnya atau kuman tersebut tidak oleh
penelitian
infeksi.
III
(alkaloid
3,4,5,6,7-pentaetil-1-
Resistensi merupakan kegagalan pengobatan
metoksi-1-hindazol) dari senyawa isolasi S.
dengan suatu antibiotika dengan dosis terapi.(10)
mahagoni
Mekanisme resistensi bakteri terhadap antibiotik
potensi sebagai antibakteri dengan nilai KHM
terjadi
obat,
dan KBM sebesar 200 µg/mL pada bakteri
enzim,
Mycobacterium tuberculosis, 100 µg/mL
berkurangnya akumulasi obat oleh adanya sel
pada bakteri Mycobacterium tuberculosis
resisten,
ATCC.
dengan
perubahan
cara
target
variasi
penginaktifan
atau
jalur
sirkulasi
metabolisme.
Cara
mengurangi resistensi antibakteri bisa dengan
(L.) Jacq.
mulai
mempunyai
2. Isolat IV (5-etil-6-metoksimetil-2-metil-1,2-
mengkombinasikan dengan senyawa alam. Untuk
dihidro-piridin)
meningkatkan potensi antibakteri terhadap MDR
mahagoni
maka
dengan
potensi sebagai antibakteri dengan nilai KHM
mengkombinasikan dengan senyawa alam seperti
dan KBM sebesar 100 µg/mL pada bakteri
isolat III (alkaloid 3,4,5,6,7-pentaetil-1-metoksi-
Mycobacterium tuberculosis, serta 50 µg/mL
1-hindazol) dan isolat IV (5-etil-6-metoksimetil-
pada bakteri Mycobacterium tuberculosis
2-metil-1,2-dihidro-piridin).
ATCC.
dapat
Hasil
dilakukan
penelitian
ini
mendukung
dari
senyawa
(L.) Jacq.
mulai
mempunyai
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka
dua senyawa limonoid yaitu Swietenolide dan 2-
dapat disarankan hal sebagai berikut:
hydroxy-3-O-tigloylswietenolide
1.
antibakteri
terhadap
S.
Saran
penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa
aktivitas
isolasi
mempunyai
Perlu
adanya
penelitian
lebih
lanjut
multiple-drug-
mengenai uji daya antibakteri isolat dari S.
resistent (MDR) Mycobacterium tuberculosis.
mahagoni (L.) Jacq. terhadap bakteri lain,
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
baik terhadap bakteri yang sensitif maupun
semakin banyak senyawa aktif yang dapat
yang resisten antibiotik, sehingga dapat
digunakan sebagai anti bakteri yang berasal dari
melengkapi data mengenai daya antibakteri
biji mahoni selain limonoid yaitu alkaloid dan
isolat dari S. mahagoni (L.) Jacq.
flavonoid seperti yang ditunjukkan oleh hasil penelitian ini
2.
.(11)
Penelitian
selanjutnya
diperlukan
untuk
mengetahui efek toksisitas dari isolat S. mahagoni (L.) Jacq.
KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan
76
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
1.
WHO. WHO Report 2013-Global Tuberculosis Control. www.who.int/tb/data. 2. Dwiprahasto, I., 2005. Kebijakan untuk meminimalkan risiko terjadinya resistensi bakteri di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit. JMPK 08(4): 177-178. 3. Katzung, Bertram G., 2001. Basic and Clinical Pharmacology Second Edition. Lange Medical Publications, USA. 4. Haldar, P.K., Bhattacharya, S., Bala,A., Kar, B., Mazumder, U.K., dan Dewanjee, S., 2011.Chemopreventive role of Indigofera aspalathoides against 20methylcholanthrene-induced carcinogenesis in mouse.ToxicolEnvironChem 92(9): 17491763. 5. Falah, S., Suzuki, T., dan Katayama, T., 2007.Chemical constituents from Swietenia macrophylla Bark andtheir antioxidant activity. Pakistan BiolSci11(16): 20072012. 6. Sahgal, G., Ramanathan, S., Sasidharan, S., Mordi, SM., Ismail, S., dan Mansor, SM., 2009.In vitroantioxidant and xanthine oxidase inhibitory activities of methanoli Swietenia mahagoniseed extracts.Molecules14: 4476-4485. 7. Mursiti S, Matsjeh S, Mustofah, 2013. Isolasi, Identifikasi, Dan Elusidasi Struktur Senyawa Alkaloid dalam Ekstrak Metanol -Asam Nitrat Dari Biji Mahoni Bebas Minyak (Swietenia Macrophylla, King. Jurnal MIPA, 36(2). 8. Robinson, T., 1991.Kandungan OrganikTumbuhan Tingkat Tinggi. ITB, Bandung. 9. Croom, Goa.,2003. Levofloxacin: A review of its use in the treatment of bacterial infections in the United States. Drugs6(24):2769-2802. 10. Gran, L. 1983. Identification of Serotonin in Aquous Extracts of Oldelandia Affinis.Lloydia. Rahman, AKM., Chowdhury, AKA.,Ali,HA., Raihan, SZ., Ali, MS.,Nahar, N.,dan Sarker, SD., 2009.Antibacterial activity of two limonoids from Swietenia mahagoni against multipledrug-resistant (MDR) bacterial strains.Nat Med63(1): 41-5
77
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887