IT
G
U NDI
L NA S H A IO NE A
UNIV DEPA ER R S
NDIDIKA N PE N ME PENDIDIKA NA TE AS N S
KSHA
OLEH : PROF. DR. NYOMAN DANTES
IT
G
U NDI
L NA S H A IO NE A
UNIV DEPA ER R S
NDIDIKA N PE N ME PE NDIDIKA NA TE AS N S
KSHA
PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DALAM KAITANNYA DENGAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN1 --------------------------------------------------------------------------------------------------Oleh: NYOMAN DANTES2 1.Pendahuluan Saat ini kita berada pada abad global dan hal ini menyangkut setiap aspek
kehidupan.
Globalisasi
mengandung
arti
terjadinya
keterbukaan,
kesejagatan, persaingan, tuntutan kualitas, dimana batas-batas negara tidak lagi menjadi penting. Salah satu yang menjadi trend dan merupakan ciri globalisasi adalah adanya tuntutan yang tajam dalam bidang kualitas dan persamaan hak. Dalam konteks pendidikan, persamaan hak itu tentunya berarti bahwa setiap individu berhak mendapat pendidikan yang setinggi-tingginya dan sebaik-baiknya tanpa memandang bangsa, ras, latar belakang ekonomi, maupun jenis kelamin. Dengan adanya kesamaan hak ini, terjadi kehidupan yang penuh dengan persaingan karena dunia telah menjadi sangat kompetitif. Karena itu, mau tidak mau setiap orang mesti berusaha untuk menguasai ilmu dan teknologi agar dapat ikut dalam persaingan. Terkait dengan itu, pendidikan mesti dapat menjawab tantangan tersebut. Dengan kata lain, pendidikan harus menyediakan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk memperoleh bekal pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sebagai bekal mereka memasuki persaingan dunia yang kian hari semakin ketat
1
Disampaikan pada Seminar Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pengurus PGRI Kac. Tegallalang Gianyar tanggal 22 November 2008. 2 Guru Besar Makro Pedagogik Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali.
itu. Di samping tersedianya kesempatan yang seluas-luasnya, namun yang penting juga adalah memberikan pendidikan yang bermakna (meaningful
learning). Karena, hanya dengan pendidikan yang bermakna peserta didik dapat dibekali keterampilan hidup, sedangkan pendidikan yang tidak bermakna
(meaningless learning) hanya akan menjadi beban hidup. Peran
pendidik
(baca
guru)
merupakan
faktor
vital
dalam
penyelenggaraan pendidikan yang bermakna dan berwawasan masa depan. Pendidikan berwawasan masa depan diartikan sebagai pendidikan yang dapat menjawab tantangan masa depan, yaitu suatu proses yang dapat melahirkan individu-individu yang berbekal pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk hidup dan berkiprah dalam era globalisasi. Komisi Internasional bagi Pendidikan Abad ke 21 yang dibentuk oleh UNESCO melaporkan bahwa di era global ini pendidikan dilaksanakan dengan bersandar pada empat pilar pendidikan, yaitu learning to know, learning to do,
learning to be, dan learning to live together (Delors, 1996). Dalam learning to know peserta didik belajar pengetahuan yang penting sesuai dengan jenjang pendidikan yang diikuti. Dalam learning to do peserta didik mengembangkan keterampilan dengan memadukan pengetahuan yang dikuasai dengan latihan (law of practice), sehingga terbentuk suatu keterampilan yang memungkinkan peserta didik memecahkan masalah dan tantangan kehidupan. Dalam learning to
be, peserta didik belajar menjadi individu yang utuh, memahami arti hidup dan tahu apa yang terbaik dan sebaiknya dilakukan, agar dapat hidup dengan baik. Dalam learning to live together, peserta didik dapat memahami arti hidup dengan orang lain, dengan jalan saling menghormati, saling menghargai, serta memahami tentang adanya saling ketergantungan (interdependency). Dengan demikian, melalui keempat pilar pendidikan ini diharapkan peserta didik tumbuh menjadi individu yang utuh, yang menyadari segala hak dan kewajiban, serta menguasai ilmu dan teknologi untuk bekal hidupnya. Sebagai
implikasi
dari
globalisasi
dan reformasi
tersebut, terjadi
perubahan pada paradigma pendidikan. Perubahan tersebut menyangkut,
pertama: paradigma proses pendidikan yang berorientasi pada pengajaran dimana guru lebih menjadi pusat informasi, bergeser pada proses pendidikan yang berorientasi pada pembelajaran dimana peserta didik menjadi sumber (student center). Dengan banyaknya sumber belajar alternatif yang bisa menggantikan fungsi dan peran guru, maka peran guru berubah menjadi fasilitator. Kedua, paradigma proses pendidikan tradisional yang berorientasi pada pendekatan klasikal dan format di dalam kelas, bergeser ke model pembelajaran yang lebih fleksibel, seperti pendidikan dengan sistem jarak jauh.
Ketiga,
mutu
pendidikan
menjadi
prioritas
(berarti
kualitas
menjadi
internasional). Keempat, semakin populernya pendidikan seumur hidup dan makin mencairnya batas antara pendidikan di sekolah dan di luar sekolah. Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan tersebut adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terkait dengan visi tersebut telah
ditetapkan
serangkaian
prinsip
untuk
dijadikan
landasan
dalam
pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai
proses
pembudayaan
dan
pemberdayaan
peserta
didik
yang
berlangsung sepanjang hayat, di mana dalam proses tersebut harus ada pendidik yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah
pergeseran
paradigma
proses
pendidikan,
yaitu
dari
paradigma
pengajaran ke paradigma pembelajaran. Paradigma
pengajaran
yang
telah
berlangsung
sejak
lama
lebih
menitikberatkan peran pendidik dalam mentransfer pengetahuan kepada peserta didik. Seperti telah disebutkan pada pendahuluan , dewasa ini paradigma
tersebut telah
bergeser menuju
paradigma pembelajaran yang memberikan
peran lebih banyak kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang didasarkan paradigma baru tersebut, diperlukan acuan dasar bagi setiap satuan pendidikan yang meliputi serangkaian kriteria dan kriteria minimal sebagai pedoman, yang saat ini dikenal dengan
delapan standar mutu nasional pendidikan. Tujuan standar mutu pendidikan ditetapkan adalah untuk menjamin mutu proses transpormasi, mutu instrumental dan mutu kelulusan, yang meliputi : (1)
standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. (Bab IX UUSPN). Konsep tersebut di atas dapat diwujudkan pada diagram berikut:
Standar Isi
Peserta didik
Standar Tenaga
Standar Sar. & Pras.
Standar Pembiayaan
Standar Pengeloaan
Standar Proses Pembelajaran
Lingkungan
Gambar 1: Keterkaitan antara Aspek-Aspek Standar Mutu
Standar Penilaian
Standar Komp. Lulusan
Lulusan
Bila dikaji lebih dalam situasi pendidikan masa depan dan bagaimana peran tenaga pendidik (guru) sebagai pengemban paradigma pendidikan yang berpusat pada pembelajaran, maka kualifikasi dan kompetensi guru sebagai pemangku jabatan ahli haruslah menjadi salah satu fokus utama. Jabatan guru adalah jabatan profesi, dimana suatu jabatan profesi harus diampu oleh seorang yang profesional, yang memiliki keahlian dalam bidangnya. Sehingga jabatan guru harus dipegang oleh seorang profesional. Maka dari itu keprofesionalan tersebut harus dibuktikan dengan pencapaian kualifikasi, penguasaan keahlian dan kompetensi dalam bidangnya. Dalam UU No.14/2005 dan PP No. 19/2005, disebutkan bahwa guru yang profesional adalah guru yang memiliki kualifikasi pendidikan sarjana (S1/D4) dalam bidang studi yang diajarkan, dan menguasai kompetensi
sebagai
agen
pembelajaran
yaitu
: kompetensi
pedagogik,
kompetensi profesional, kompotensi sosial, dan kompetensi keperibadian. Untuk semua tujuan di atas, secara prioritas pada guru-guru dalam jabatan perlu dilakukan sertifikasi pendidik. Sudah dua tahun berjalan ini sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan. Berbagai kecenderungan dan pertanyaan bermunculan di kalangan guru, dari pertanyaan apa memang perlu mengikuti sertifikasi, apa kegunaannya, baimana pengaruhnya pada peningkatan kualitas pembelajaran dan juga kesejahteraan, dan lain sebagainya. Untuk itu perlu dibahas beberapa pemikiran berikut ini, apa sebenarnya yang diharapkan dari sertifikasi itu?, apa gunanya bagi kualitas pendidikan?, dan bagaimana proses itu dilakukan?. 2. Sertifikasi guru3 dan peningkatan profesionalisme a. Pengertian dan Fungsi UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN), UU No.14/2005 tentang Guru dan Dosen, dan PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), menyatakan bahwa : guru ádalah pendidik profesional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur 3
Dikutip dari Panduan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, 2008
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk menjawab hal tersebut, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal S1/D4 sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Menindaklanjuti proses sertifikasi tersebut, dikeluarkan Permen Diknas No 18/2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan. Dalam Permen tersebut dinyatakan untuk tahap sekarang ini sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan berdasarkan penilaian Portofolio guru dalam 10 komponen. Dalam kaitan dengan itu, Portofolio yang dimaksud adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial). Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan, komponen portofolio meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru (khususnya guru dalam jabatan) untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai agen pembelajaran. Kompetensi pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik. Portofolio juga berfungsi sebagai: (1) wahana guru untuk menampilkan dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung; (2) informasi/data dalam
memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan; (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidikan atau belum); dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru. b. Komponen Portofolio Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan, komponen portofolio meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3) maupun nongelar (D4 atau Post Graduate diploma), baik di dalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma. Pendidikan dan Pelatihan yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat. Pengalaman mengajar yaitu masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari
lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang. Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Bukti fisik dari sub komponen ini berupa dokumen perencanaan pembelajaran (RP/RPP/SP) yang diketahui/ disahkan oleh atasan. Pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Kegiatan ini mencakup tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran yang dikelola oleh guru dengan format terlampir. Penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek: ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas, kemamampuan menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama dengan menggunakan Format Penilaian Atasan terlampir. Prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Komponen ini meliputi lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan karya monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan), pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti, tutor), dan pembimbingan siswa kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, mading, karya ilmiah remaja-KIR). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.
Karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional; artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah/buletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional; menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANAS/UN; modul/buku cetak lokal (kabupaten/kota) yang minimal mencakup materi pembelajaran selama 1 (satu) semester; media/alat pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok); dan karya seni (patung, rupa, tari, lukis, sastra, dll). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut. Keikutsertaan dalam forum ilmiah yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi nara sumber, dan sertifikat/piagam bagi peserta. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial yaitu pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan dan sosial dan atau mendapat tugas tambahan. Pengurus organisasi di bidang kependidikan antara lain: pengurus PGRI, Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI), Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indoensia (ISMaPI), dan asosiasi profesi kependidikan lainnya. Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT, ketua RW, ketua LMD/BPD, dan pembina kegiatan keagamaan. Mendapat tugas tambahan lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan, kepala lab, kepala bengkel, kepala studio. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil, lokasi/geografis), kualitatif (komitmen, etos kerja), dan relevansi (dalam bidang/rumpun bidang), baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.
c. Pengisian Istrumen Portofolio (1) Identitas guru peserta sertifikasi. Identitas guru peserta sertifikasi, meliputi: nama (lengkap dengan gelar akadmeik), nomor peserta, NIP/NIK, pangkat/golongan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, pendidikan terakhir, akta mengajar, sekolah tempat tugas (nama, alamat, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nomor telepon, e-mail, nomor statistik sekolah), guru matapelajaran/guru kelas, dan beban mengajar perminggu. Pangkat dan golongan bagi guru non-PNS mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Halaman identitas ini ditandatangani oleh penyusun dan disahkan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan setelah portofolio selesai disusun. (2) Daftar isi. Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen portofolio dengan daftar isi agar memudahkan tim penilai (asesor) dalam melaksanakan tugasnya. Daftar isi ini menjelaskan tentang nama komponen dan di halaman berapa komponen tersebut disusun. (3) Dokumen portofolio. Dokumen portofolio ini memuat sepuluh komponen portofolio yang di dalam instrumen ditampilkan dalam bentuk tabel. Peserta sertifikasi diminta untuk mengisi tabel tersebut sesuai dengan pengalaman dan hasil karya yang dimiliki secara jujur dan bertanggungjawab. Peserta juga diminta melampirkan bukti-bukti fisik berupa dokumen dan/atau hasil karya sesuai dengan yang dituliskan dalam tabel. Untuk dokumen-dokumen seperti sertifikat/ piagam/surat keterangan dapat berupa foto kopi dokumen-dokumen tersebut yang telah dilegalisasi oleh atasan. Untuk dokumen foto kopi ijazah/akta mengajar harus dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang mengeluarkannya atau oleh Direkktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk ijazah luar negeri. (4) Penutup. Komponen penutup ini berisi pernyataan dari penyusun dan pemilik dokumen yang memuat tentang jaminan keaslian dan tidak melanggar kode etik dalam membuat dan atau mendapatkannya. Di samping itu, pernyataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas pelanggaran yang terkait dengan hak cipta, apabila ditemukan atau di kemudian hari ditemukan bukti terjadinya pelanggaran.
d. Prosedur Pengajuan dan Pelaksanaan Penilaian Portofolio Prosedur pengajuan dan penilaian portofolio oleh para guru dapat digambarkan seperti bagan berikut.
Guru dlm Jab S1/D4
Lulus
Sertifikat Pendidik
Penel.PF
Kegiatan Melengkapi PF Tidak Lulus
Diklat Profesi Guru
Pelaksanaan Diklat
Ujian
Lulus
Tidak Lulus Dinas Dik
Tidak Lulus
Ujian Ulang 2X
e. Rubrik Penilaian Portofolio4 1). Kualifikasi akademik 4
Dikutip dari Panduan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, Depdiknas RI, 2008
Lulus
Ijazah
S1 / D4
Post Graduate Diploma
S2
S3
Relevansi Kependidikan sesuai bidang studi (mapel)* Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel) mimiliki Akta Mengajar Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang studi (mapel)** Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel) Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi (mapel) Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi memiliki Akta Mengajar Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi Sesuai bidang studi Tidak sesuai Kependidikan sesuai bidang studi (mapel) Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang studi (mapel) Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel) Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi Kependidikan sesuai bidang studi (mapel) Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang studi (mapel) Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel) Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi
Skor 150 150 140 130 120 120 110 80 50 175 160 160 145 130 200 180 180 160 140
Catatan: * Untuk mata pelajaran produktif di SMK, program keahlian analog dengan bidang studi (mapel) ** Untuk mata pelajaran produktif di SMK, bidang keahlian analog dengan rumpun bidang studi S1, S2, atau S3 yang kedua dan seterusnya diperhitungkan dengan skor 25% dari skor yang ditetapkan dalam rubrik ini. 2). Pendidikan dan Pelatihan Lama Diklat (Jam Pelatihan) > 640 481 – 640 161 – 480 81 – 160
Internasional R TR 60 55 45 40
45 40 35 30
Nasional R TR
Provinsi R TR
Kab/Kota R TR
50 45 40 35
45 40 35 30
40 35 30 25
40 35 30 25
35 30 25 20
30 25 20 15
Kecamatan R TR 35 30 25 20
25 20 15 10
30 – 80 8 – 29
35 30
25 20
30 25
20 15
25 20
15 10
20 15
10 5
15 10
7 3
Keterangan: R: relevan; materi diklat mendukung pelaksanaan tugas profesional guru TR: tidak relevan; materi diklat tidak mendukung pelaksanaan tugas profesional guru. Pendididikan prajabatan atau STPPL,sebagai persyaratan untuk menjadi PNS tidak diperhitungkan. 3). Pengalaman Mengajar Masa Kerja Guru > 25 tahun 23 – 25 tahun 20 – 22 tahun 17 – 19 tahun 14 – 16 tahun 11 – 13 tahun 8 – 10 tahun 5 – 7 tahun
Skor 160 145 130 115 100 85 70 55
Catatan: tugas belajar diperhitungkan dalam pengalaman mengajar 4). Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran a. Perencanaan Pembelajaran Aspek yang dinilai Skor maks 1. Perumusan tujuan pembelajaran 5 Mengumpulkan 5 2. Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar 10 buah RP/RPP/SP 3. Pemilihan sumber /media pembelajaran 5 yang berbeda 4. Skenario atau kegiatan pembelajaran 10 5. Penilaian hasil belajar 10 Catatan: Lima RP/RPP/SP dinilai oleh asesor dengan menggunakan Instrumen Penilaian RPP dan dihitung skor reratanya. Khusus untuk Guru Bimbingan dan Konseling a. Perencanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling
Mengumpulkan 5 buah RP/RPP/SP yang berbeda
1. 2. 3. 4.
Aspek yang dinilai Perumusan tujuan pelayanan Pemilihan dan pengorganisasian materi layanan Pemilihan instrumen dan media Strategi pelayanan
Skor maks 4 8 8 8
5. Waktu dan beaya 6. Rencana evaluasi dan tindak lanjut 1. Program semesteran Bimbingan dan Konseling 2.Program tahunan Bimbingan dan Konseling
Mengumpulkan program semesterandan program tahunan
4 4 2 2
Jumlah skor 40 Catatan : Kumpulkan lima buah Program Pelayanan Bimbingan Konseling (PPBK) yg mencakup bidang (1) pendidikan/belajar, (2) karir, (3) pribadi, (4) sosial, (5) akhlak mulia/budi pekerti. RPPBK dinilai oleh asesor dengan menggunakan instrumen penilaian RPPBK dan dihitung skor reratanya b. Pelaksanaan Pembelajaran
Mengumpulkan dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran
Aspek yang dinilai 1. Prapembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi) 2. Kegiatan inti: penguasaan materi strategi pembelajaran pemanfaatan media/sumber belajar evaluasi penggunaan bahasa 3. Penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut)
Skor maks 10 100
10
Khusus untuk Guru Bimbingan dan Konseling b. Pelaksanaan Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Laporan pelaksanaan program pelayanan bimbingan konseling
1. 2. 3. 4. 5. 6. a. b.
c.
Aspek yang dinilai Agenda kerja guru BK Daftar konseli (siswa) Data kebutuhan dan permasalahan konseli Laporan bulanan Laporan semesteran/tahunan Aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling Pemahaman (antara lain: sosiometri, kunjungan rumah, catatan anekdot, konferensi kasus) Pelayanan langsung (antara lain ; konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, referal) Pelayanan tidak langsung (antara lain; papan bimbingan, kotak masalah, bibliokonseling, audiovisual, audio, media
Skor maks 5 5 10 5 5 20 40
15
cetak: liflet, buku saku) 7. Laporan hasil evaluasi program, proses, dan produk bimbingan dan konseling, serta tindak lanjutnya. Jumlah skor
15
120
Laporan Pelaksanaan Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling dinilai oleh asesor.
5). Penilaian dari atasan dan pengawas Bukti Dokumen hasil penilaian oleh atasan dan/atau pengawas tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial
Aspek yang dinilai 8. Ketaatan menjalankan ajaran agama 9. Tanggung jawab 10. Kejujuran 11. Kedisiplinan 12. Keteladanan 13. Etos kerja 14. Inovasi dan kreativitas 15. Kemampuan menerima kritik dan saran 16. Kemampuan berkomunikasi 17. Kemampuan bekerja sama Jumlah
Skor maks 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
6). Prestasi Akademik a. Lomba dan karya akademik Prestasi Bukti juara lomba akademik
Sertifikat keahlian/keterampilan (Guru SMK, Guru OR) Bukti menemukan karya monumental
Tingkat* Internasional Nasional Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Internasional Nasional Regional Pendidikan Nonpendidikan
Skor 60 40 30 20 10 30 20 10 60 40
*Yang dimaksud juara adalah juara I, II, dan III. Kejuaraan dinilai pada setiap kegiatan (event). b. Pembimbingan kepada teman sejawat / siswa Jenis Pembimbingan teman sejawat/siswa Instruktur Guru Inti/Tutor/Pemandu
Skor Internasional : 40 per-keg Nasional : 30 per-keg Kab/Kota : 20 per-keg 20 per-periode kegiatan
Pamong PPL calon guru
1-4 orang per-semester : 10 5-8 orang per-semester : 15 Lebih dari 8 orang per-semester : 20 Pembimbingan siswa dalam berbagai lomba/karya sampai meraih Tingkat juara Internasional Tingkat Nasional Tingkat Provinisi Tingkat Kabupaten/Kota Tingkat Kecamatan Pembimbngan siswa dalam berbagai lomba/karya tidak mencapai juara
5 per-keg
Catatan : Jenis pembimbingan teman sejawat sebagai instruktur, guru inti, guru pemandu, atau tutor diakui (diberi skor) apabila guru ybs telah memiliki hak untuk tugas tsb yg dibuktikan dengan pernah mengikuti dan memiliki sertifikat trainingof trainer (TOT).
7). Karya Pengembangan Profesi Jenis Dokumen / Karya
Publikasi
Skor Relevan Tidak relevan 50 35 40 25 30 15 25 20 10 8 10 8 5 3
Nasional Provinsi Kabupaten/Kota Jurnal Terakreditasi Jurnal Tdk Terakreditasi b. Artikel Majalah/koran nasional Majalah/koran local c. Menjadi reviewer buku, penulis soal 2 per kegiatan EBTANAS/UN/UASDA d. Modul/Diktat dicetak Minimal mencakup materi 1 semester skor 20 local (Kab/Kota) Setiap membuat satu media/alat pelajaran diberi e. Media/Alat pelajaran skor 5 f. Laporan penelitian di Setiap satu laporan diberi skor maksimum 15** bidang pendidikan Sebagai ketua 60% dan anggota 40% g. Karya teknologi (TTG) dan karya seni Setiap karya seni diberi skor maksimum 15*** (patung, kriya, lukis, sastra, musik, tari,dll) *)Buku publikasi nasional adalah buku yang dipakai secara nasional dan ber-ISBN dan ditetapkan oleh BSNP sebagai buku standar; publikasi provinsi adalah buku berISBN; publikasi kab/kota adalah buku yang tidak ber-ISBN. a. Buku*
: 40 : 25 : 20 : 15 : 10
**Penskoran mempertimbangkan kualitas laporan yg meliputi aspek masalah, telaah teoretik, metode, hasil, dan tata tulis ilmiah. ***Penskoran mempertimbangkan kualitas, karya teknologi mempertimbangkan manfaat, dan karya seni mempertimbangkan estetika. 8). Keikutsertaan dalam forum ilmiah Relevan Pemakalah Peserta 50 10 40 8 30 6 20 4 10 2
Tingkat Internasional Nasional Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan
Tidak Relevan Pemakalah Peserta 25 5 20 4 15 3 10 2 5 1
Dinilai relevan apabila materi forum ilmiah mendukung kompetensi professional dan pedagogik
9). Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kependidikan dan sosial a. Pengurus organisasi di bidang kependidikan dan sosial Skor per tahun Kependidikan Sosial 10 7 7 5 5 4 4 3 3 2 2 1
Tingkat Organisasi Internasional Nasional Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan b. Tugas Tambahan
Tugas Tambahan Kepala sekolah Wakil kepala sekolah/ketua jurusan/kepala lab/ kepala bengkel Pembina kegiatan ekstra kuriluler (pramuka, drumband, mading, KIR, dsb.)
Skor per tahun 4 2 1
10). Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan Tingkat Internasional Nasional Provinsi Kabupaten/Kota Melaksanakan tugas di daerah khusus*
Skor 30 20 10 5 Setiap tahun 10
Daerah khusus adalah daerah yg terpencil atau terbelakang; daerah dengan kondisi masyarakat adat yg terpencil; daerah perbatasan dengan negara lain; daerah yg mengalami bencana alam; bencana sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain. Ketentuan Kelulusan Batas minimal kelulusan (passing grade) adalah 850, dengan mengikuti ketentuan pengelompokan sepuluh komponen portofolio ke dalam unsur A, B, dan C sebagai berikut : Unsur A, Kualifikasi dan Tugas Pokok (total skor unsur A minimal 340 dan
semua sub unsur tidak boleh kosong, dan skor komponen perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran/A.3 minimal 120). Unsurnya terdiri dari : 1. 2. 3.
Kualifikasi akademik Pengalaman mengajar Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
Unsur B, Pengembangan Profesi (total skor unsur B minimal 300 , khusus
untuk Guru yang ditugaskan pada daerah khusus minimuml 200, dan skor komponen penilaian dari atasan dan pengawas/ B.2 minimal 35). Unsur ini terdiri dari empat komponen sbb: 1. 2. 3. 4.
Pendidikan dan pelatihan Penilaian dari atasan dan pengawas Prestasi akademik Karya pengembangan profesi
Unsur C, Pendukung Profesi (total skor unsur C tidak boleh nol ). Unsur C terdiri dari komponen sbb: 1. 2. 3.
Keikutsertaan dalam forum ilmiah Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
3. Penutup Telah dibahas tantangan pendidikan kita untuk masa depan dan bagaimana guru harus ditingkatkan profesionalismenya. Mau tidak mau dunia pendidikan kita harus bahu membahu meningkatkan diri agar bisa menjawab tantangan tersebut. Dalam kaitan dengan itu, sesungguhnya pendidikan kita
menghadapi kendala yang tak kurang seriusnya dibandingkan dengan tantangan tersebut. Dalam kaitan dengan itu, minimal dapat diidentifikasi dua kendala pokok yaitu: pertama, kesiapan teknis komponen-komponen yang terkait dengan upaya perbaikan pendidikan. Dengan adanya berbagai upaya perbaikan seperti otonomi pendidikan memang memberikan angin segar bagi kebermaknaan pendidikan. Pengalaman beberapa tahun ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi daerah otonom untuk memperbaiki kinerjanya yang masih kelihatan secara nyata kedodoran diberbagai aspek yang terkait dengan inovasi penyelenggaraan tersebut. Kedua, faktor budaya meminta petunjuk yang masih kental kelihatan bagi penyelenggara pendidikan. Malah diberbagai kesempatan wawancara dengan guru menggambarkan kondisi yang mengkhawatirkan, seperti ketidak berdayaan guru untuk merumuskan kurikulum yang sesuai dengan tingkat satuan pendidikannya, bingungnya menghadapi uji sertifikasi guru dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak boleh terjadi, lebih-lebih dikalangan guru sebagai ujung tombak. Idealisme keguruan, kreativitas, komitmen guru harus tumbuh dalam
rangka
peningkatan
profesinya.
Guru
kita
harus
profesional,
profesionalisme guru menyangkut minimal tiga hal, yaitu : (i) keahlian (expertise), (ii) komitmen dan tanggungjawab (responsibility), dan (iii) keterlibatan dalam organisasi profesi (involvement in professional organizations ). Keahlian menyangkut konten keilmuan yang harus dikuasai guru sesuai dengan bidang yang didalami; dan hal ini diperoleh melalui pendidikan formal. Komitmen dan tanggungjawab merupakan nilai profesi yang dianut terkait dengan pelaksanaan tugas (tugas pokok guru) demi kemaslahatan peserta didik. Sedangkan keterlibatan dalam suatu organisasi profesi diperlukan dalam rangka meningkatkan secara berkelanjutan keahlian maupun komitmen guru terhadap profesinya.
Sertifikasi
guru
merupakan
salah
satu
pendekatan
untuk
meningkatkan profesionalisme guru kita. Berdasarkan konsep di atas, bila dirumuskan dalam suatu formula, maka profesi guru dapat dirumuskan sebagai
fungsi dari keahlian (KA), komitmen (KM), dan kinerja (KR); sehingga dapat diformulasi sebagai berikut: Profesi = f (KA + KM + KR), dan bila digambarkan secara kuadrantik terujud sbb:
Kuadran Glickman KM +
KR +
KA+ KM+ KR+
KAKM+ KR+
+KA
KAKMKR-
KA+ KMKR-
DAFTAR BACAAN Buchori, M., (2000). Pendidikan Antisipatoris. Jakarta: Gramedia. Delors, J. et al. (1996). Learning the Treasure Within, Education for the 21th Century. New York : UNESCO. Depdiknas R.I (2003). UUSPN RI No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas R.I (2005) UUGD RI No. 14 Tahun 2005. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas R.I (2005) PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas R.I (2007) Permen Diknas Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Guru. Jakarta: Depdiknas Depdiknas R.I. (2007). Panduan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Jalal, F. & Supriadi, D., (2001). Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa.