(Makalah disampaikan dalam Lokakarya) Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Program Studi IKM Universitas Udayana
IT
G
L NA S H A IO NE A
UNIV DEPA ER R S
NDIDIKA N PE N ME PENDIDIKA NA TE AS N S
U NDI
KSHA
OLEH : NYOMAN DANTES
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2008
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
1
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI PERGURUAN TINGGI Oleh: Nyoman Dantes1
Disampaikan dalam Lokakarya Kurikulum Pada PS-IKM (Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana 29 Januari 2008 *****************************************
A. Rasional Konstruksi masyarakat masa depan ditandai dengan semakin menguatnya semangat Bhineka Tunggal Ika, sistim sosial yang mengakar pada masyarakat, ekonomi yang berorientasi pasar dengan perspektif global, akulturasi multikultur dalam berbagai hal, serta moralitas hukum. Hal
tersebut
mengindikasikan
orientasi
pembangunan
yang
mengedepankan kepentingan mayoritas yang berimplikasi pada perlunya upaya peningkatan mutu sember daya manusia, peningkatan aktivitas sektor
ekonomi
riil,
pengembangan
kreativitas
dan
produktivitas
kelembagaan, model akomodasi multikultur masyarakat dalam bidang pendidikan, dan pengembangan hati nurani kemanusiaan melalui sektor pendidikan. Paradigma baru pembangunan pendidikan tinggi yang digariskan oleh pemerintah, seiring dengan pemberlakuan otonomi pendidikan, telah menghadirkan warna baru bagi setiap pelaku pendidikan tinggi dan stake holder. Pada Renstra Depdiknas tentang pendidikan tinggi, dengan tegas telah
digariskan
bahwa
pengelolaan
pendidikan
tinggi
harus
mengedepankan: keotonomian, kesehatan organisasi, akuntabilitas, dan kemampuan daya saing. Untuk menterjadikan hal itu, semua komponen dalam mekanisme sistim penyelenggaraan pendidikan tinggi ”harus berubah”, baik dari sisi konstruk berpikir maupun performansi kerja. Bila dihubungkan dengan analisis sistem dalam pendidikan, hal tersebut dapat disajikan dalam diagram berikut. 1
Guru Besar Makro Pedagogik Universitas Pendidikan Ganesha
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
2
Instrumental Biaya, Sarana, Prasarana, Kurikulum, dll
Pengelola, Guru, Staf
Faktor indinamic
Faktor instatic
Sesuai dengan Kebutuhan masyarakat / pembangunan
Raw Input
Kampus
Output
Outcome
Lingkungan
PS-IKM Universitas Udayana
sebagai salah satu pelaku
pendidikan tinggi, juga dituntut untuk mengantisipasi berbagai dinamika pembangunan pendidikan yang sering tidak terprediksi dengan akurat oleh para pelaku pendidikan itu sendiri, dan untuk itu dituntut mampu menyesuaikan berbagai program dan aktivitas akademiknya sejalan dengan paradigma baru pendidikan kita, demi menyambut pendidikan berwawasan masa depan, yang diartikan sebagai pendidikan yang dapat menjawab tantangan masa depan, yaitu suatu proses yang dapat melahirkan individu-individu yang berbekal pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk hidup dan berkiprah dalam era globalisasi. Komisi Internasional bagi Pendidikan Abad ke 21 yang dibentuk oleh
UNESCO
melaporkan bahwa di era global ini pendidikan
dilaksanakan dengan bersandar pada empat pilar pendidikan, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan
learning to live
together (Delors, 1996). Dalam learning to know mahasiswa belajar pengetahuan yang penting sesuai dengan jenjang pendidikan yang diikuti. Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
3
Dalam learning to do mahasiswa mengembangkan keterampilan dengan memadukan pengetahuan yang dikuasai dengan latihan (law of practice), sehingga terbentuk suatu keterampilan yang memungkinkan mahasiswa memecahkan masalah dan tantangan kehidupan. Dalam learning to be, mahasiswa belajar menjadi individu yang utuh, memahami arti hidup dan tahu apa yang terbaik dan sebaiknya dilakukan, agar dapat hidup dengan baik. Dalam learning to live together, mahasiswa dapat memahami arti hidup dengan orang lain, dengan jalan saling menghormati, saling menghargai, serta memahami tentang adanya saling ketergantungan (interdependency). Dengan demikian, melalui keempat pilar pendidikan ini diharapkan mahasiswa tumbuh menjadi individu yang utuh, yang menyadari segala hak dan kewajiban, serta menguasai ilmu dan teknologi untuk bekal hidupnya. Dalam Fasli Jalal dan Supriadi (2001) disebutkan tiga acuan dasar pengembangan pendidikan di Indonesia dalam era reformasi untuk menjawab tantangan global, yaitu acuan filosofis, acuan nilai kultural, dan acuan lingkungan strategis. Acuan filosofis, didasarkan pada abstraksi acuan hukum dan kajian empiris tentang kondisi sekarang serta idealisasi masa depan. Secara filosofis
pendidikan
mengembangkan
perlu
kreativitas,
memiliki
karakteristik:
kebudayaan,
dan
(a)
mampu
peradaban;
(b)
mendukung diseminasi dan nilai keunggulan, (c) mengembangkan nilainilai demokrasi, kemanusiaan, keadilan dan keagamaan; dan (d) mengembangkan secara berkelanjutan kinerja kreatif dan produktif yang koheren dengan nilai-nilai moral. Kesemua ini tidak terlepas dari cita-cita pembentukan masyarakat Indonesia Baru, yakni apa yang disebut dengan masyarakat madani. Pendidikan kita harus pula memiliki acuan nilai kultural dalam penataan aspek legal. Tata nilai itu sendiri bersifat kompleks dan berjenjang mulai dari jenjang nilai ideal, nilai instrumental, sampai pada nilai
operasional.
pemberdayaan
Pada
untuk
tingkat
ideal,
kemandirian
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
4
dan
acuan
pendidikan
keunggulan.
Pada
adalah tingkat
instrumental, pendidikan
nilai-nilai adalah
yang
otonomi,
penting
perlu
kecakapan,
dikembangkan
kesadaran
melalui
berdemokrasi,
kreativitas, daya saing, estetika, kearifan, moral, harkat, martabat dan kebanggaan. Pada tingkat operasional, pendidikan harus menanamkan pentingnya kerja keras, sportifitas, kesiapan bersaing, dan sekaligus bekerjasama dan disiplin diri. Acuan lingkungan strategis mencakup lingkungan nasional dan lingkungan global. Lingkungan nasional ditandai dengan dua hal yang substansial yaitu: masih berlanjutnya krisis dimensional yang menerpa bangsa ini, dan tuntutan reformasi secara total yang belum berjalan secara baik dan optimal. Lingkungan nasional meliputi perubahan demografis, pengaruh ekonomi yang tidak merata sehingga penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan meningkat, pengaruh sumber kekayaan alam yang pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan yang baik, pengaruh nilai sosial budaya di era global ini, dimana munculnya nilai-nilai baru di masyarakat seperti kerja keras, keunggulan, dan ketepatan waktu, pengaruh politik yang sejak era reformasi terasa sangat labil, serta pengaruh ideologi dimana pendidikan ideologi perlu terkait dengan yang universal. Lingkungan nasional yang saat ini masih dalam situasi reformasi, bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Secara nasional acuan strategis ini mengandung arti bahwa pendidikan kita harus dapat menjawab tantangan reformasi dan membawa negeri ini keluar dari berbagai krisis. Lingkungan
global
ditandai
antara
lain
dengan
pesatnya
perkembangan teknologi informasi sehingga kita tidak bisa menjadi warga lokal dan nasional saja, tetapi juga warga dunia. Lingkungan strategis sangat berpengaruh bagaimana pendidikan masa depan tersebut hendaknya dirancang. Sebagai implikasi dari globalisasi dan reformasi tersebut, terjadi perubahan pada paradigma pendidikan. Perubahan tersebut menyangkut, pertama:
paradigma
proses
pendidikan
yang
berorientasi
pada
pengajaran dimana dosen lebih menjadi pusat informasi, bergeser pada
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
5
proses
pendidikan
yang
berorientasi
pada
pembelajaran
dimana
mahasiswa menjadi sumber (student center). Dengan banyaknya sumber belajar alternatif yang bisa menggantikan fungsi dan peran dosen, maka peran dosen berubah menjadi fasilitator. Kedua, paradigma proses pendidikan tradisional yang berorientasi pada pendekatan klasikal dan format di dalam kelas, bergeser ke model pembelajaran yang lebih fleksibel, seperti pendidikan dengan sistem jarak jauh. Ketiga, mutu pendidikan menjadi prioritas (berarti kualitas menjadi
internasional).
Keempat, semakin populernya pendidikan seumur hidup dan makin mencairnya batas antara pendidikan di formal dan nonformal.
B. Standarisasi Mutu Pendidikan Nasional dan kaitannya dengan Pengembangan Kurikulum Kondisi
terpaparkan
di
atas,
mengharuskan
pendidikan
menerapkan berbagai prinsip yang sangat mendasar seperti penerapan standar mutu sehingga kita bisa bersaing dengan dunia global, dan penggunaan berbagai cara belajar dengan mendayagunakan sumber belajar. Bila kita cermati acuan di atas merupakan dasar hukum dan operasional
pengembangan
pendidikan
masa
depan.
Dalam
pembangunan pendidikan ke depan ini, ketiga acuan itu merupakan dasar dalam mengembangkan cetat biru (blueprint) pendidikan nasional. Untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang didasarkan paradigma baru tersebut, diperlukan acuan dasar bagi setiap satuan pendidikan/Perguruan Tinggi yang meliputi serangkaian kriteria dan kriteria minimal sebagai pedoman, yang saat ini dikenal dengan delapan standar mutu nasional pendidikan. Tujuan standar mutu pendidikan ditetapkan adalah untuk menjamin mutu proses transpormasi, mutu instrumental dan mutu kelulusan, yang meliputi : (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
6
(8)standar penilaian
pendidikan. (Bab IX UUSPN). Konsep tersebut di
atas dapat diwujudkan dalam diagram berikut :
KETERKAITAN ANTAR STANDAR
Standar Isi
Standar Tenaga
Standar Sar. & Pras.
Standar Pembiayaan
Standar Pengeloaan
Standar Proses Pembelajaran
Peserta Didik
Standar Penilaian
Lulusan
Standar Komp. Lulusan
Lingkungan
Dalam kaitan dengan standar di atas, bila mungkin kedelapan standar tsb secara serempak dapat dipenuhi. Namun karena keterbatasan fasilitas, dana dan sumber daya yang belum mungkin dipenuhi sesegera mungkin, maka secara skala perioritas standar kompotensi lulusan(SKL), standar isi (SI), standar proses, dan standar penilaian harus dipenuhi. SKL menyangkut kualitas kompetensi lulusan suatu program pendidikan, sedangkan SI menyangkut tiga hal yaitu
standar kompotensi (SK) ,
kompotensi dasar (KD) dan struktur kurikulum. Sedangkan standar proses menyangkut, pendekatan pembelajaran yang berbasis kompetensi serta persyaratan pendukungnya, dan standar penilaian akan menyangkut asesmen yang tepat digunakan untuk dapat mendorong tercapainya kompetensi yang diharapkan. Berbicara penyusunan dan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi
(KBK)
secara
murni,
sebenarnya
penyusunan dan pengembangan kurikulum dengan
berorientasi
pada
pendekatan pola
induktif (yang pada hakikatnya berbeda dengan penyusunan dan pengembangan
kurikulum
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
berdasarkan 7
subject
matter
yang
menggunakan pendekatan pola deduktif). Pola induktif ini sangat tepat digunakan untuk penyusunan kurikulum pada program yang baru. Dalam kenyataannya pada program-program akademik (program studi) yang sudah berjalan dengan pengalaman pengelolaan kurikulum program sudah cukup lama, dan dalam perjalanan kurikulumnya diarahkan berbasis kompetensi, pendekatan pola gabungan (deduktif-induktif) cocok untuk digunakan. Maka dari itulah dalam SI tersebut menyangkut tiga komponen pokok yaitu SK, KD, dan Struktur Kurikulum. Untuk lebih memperjelas konsep di atas diwujudkan dalam diagram berikut : a. Pemunculan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Suatu contoh Program Pendidikan pada PS (program Studi ) Kebidanan SKL 1.Pengembangan Diri sbg Bidan Profesional yg Ber Kepribadian Indo. 2.Menguasai Teori Keilmuan dan Praksis yg menda sari Profesionalisme bidan dlm memberi asuhan dan layanan kebidanan 3.Terampil melaksanakan asuhan kebidanan (ASKEB) secara profesional dengan mempertimbangkan kultur dan budaya.
Tenaga Kesehatan: a.l.: Bidan
Meningkatkan kesadaran, kemauan, ,kemampuan hidup sehat secara optimal pd masy.
Pembangunan Masy/ Bangsa 1. Agama 2. Kesehatan 3. Pendidikan 4. dst
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
Usaha:pemeliharaan , peningkatan Kes, pencegahan ………..dst
8
b. Pemunculan SK, KD dan Struktur Kurikulum
KD SK
I N D I K A T O R
SKL 1. 2. 3.
a.1 a.2 a.3
a b c
Penc apai an
MATERI
STRUKTUR K U R I K U L U M
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
9
P E N G A L A M A N B E L A J A R
C. Pengembangan Kurikulum Secara umum, tujuan dari pengembangan kurikulum di Perguruan Tinggi (PT) dalam konteks berbasis kompetensi dapat dideskripsikan antara lain sebagai berikut: (1) merealisasikan
visi
dan
misi
PT
yang
bersangkutan
secara
komprehensif dan berkelanjutan. (2) mendukung prakarsa pemerintah dalam meningkatkan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi bagi masyarakat . (3) merangsang terpolanya perubahan sikap dan persepsi mahasiswa (sebagai tenaga terampil) tentang tangungjawab, kemitraan, toleransi, dan kekuatan multikultural masyarakat dalam pembangunan. (4) memberikan peluang yang optimal kepada mahasiswa untuk memilih kualifikasi yang terbaik bagi dirinya dan pemenuhan kebutuhan kualifikasi
ketenagaan
yang
sesuai
dengan
pangsa
pasar
di
masyarakat. (5) menjawab tantangan dinamika kebutuhan kualifikasi dalam bidang tertentu. (6) memperkuat dasar keilmuan lulusan, sehingga lebih berdaya dalam berkompetisi di pangsa pasar. Model KBK ini diharapkan dapat menghasilkan: (1) pengelolaan kurikulum yang dapat membantu mahasiswa mengembangkan potensi diri secara optimal dan sesuai dengan tuntutan pangsa pasar, (2) peningkatan kualitas lulusan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan sehingga sesuai dengan kebutuhan riil di masyarakat, (3) pencapaian kompetensi dengan berorientasi pada mastery learning yang berbasis pada penilaian otentik dan proses, (4) sikap otonomi pengelolaan pembelajaran dengan meningkatkan peranan jurusan dan staf dosen dalam mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran demi peningkatan kualitas lulusan. Dalam kaitan dengan itu, dasar penyusunan dan pengembangan kurikulum Pendidikan Tinggi didasarkan pada SK Mendiknas No. 232/U/2000 dan No.045/U/2002 yang secara prinsip rambu-rambu penyusunan dan pengembangannya sebagai berikut.
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
10
KEPMENDIKNAS RI NO. 232/ U/ 2000, TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA
KELOMPOK MATAKULIAH
KURIKULUM INTI
KURIKULUM INSTITUSIONAL
Kompetensi Utama
Kompetensi Pendukung
Kompetensi Lainnya
40% - 80%
20% - 40%
0% – 30%
1. Kelompok Pengembangan Kepribadian ( MPK ) 2. Kelompok Keilmuan dan Ketrampilan ( MKK ) 3. Kelompok Keahlian Berkarya ( MKB ) 4. Kelompok Perilaku Berkarya ( MPB ) 5. Kelompok Berkehidupan Bermasyarakat ( MBB ) INTI : Pancasila dan Kewarganegaraan , Agama, Bahasa Indonesia. INST : Bahasa Inggris, ISD, IBD, IAD, Filsafat Ilmu, Olah Raga dsb. KURIKULUM INTI ( Kompetensi Utama) : ditetapkan oleh Menteri.
Sedangkan menurut Kepmendiknas RI No.045/U/2002 tentang kurikulum Pendidikan Tinggi dapat dideskripsikan sebagai berikut, KEPMENDIKNAS RI NO. 045 / U/ 2002. TENTANG KURIKULUM INTI PENDIDIKAN TINGGI
ELEMEN KOMPETENSI
KURIKULUM INTI
KURIKULUM INSTITUSIONAL
Kompetensi Utama
Kompetens Kompeten i si Lainnya Pendukung
40% - 80 %
20% - 40%
1. Landasan kepribadian 2. Penguasaan ilmu dan ketrampilan 3. Kemampuan berkarya
0% - 30%
4. Sikap dan perilaku dalam
berkarya 5. Pemahaman kaidah berkehidupan
bermasyarakat Kompetensi Utama : Ditetapkan oleh kalangan Perguruan Tinggi, masyarakat profesi, dan pengguna lulusan. Kompetensi Pendukung dan Kompetensi lainnya ditetapkan oleh Institusi penyelenggara program studi
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
11
Mengenai deskripsi dari kelompok mata kuliah (yang merupakan elemen kompetensi) diberi definisi operasional sebagai berikut.
KEPMENDIKNAS RI NO: 232/U/2000. KELOMPOK MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK): kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. KELOMPOK MATAKULIAH KEILMUAN DAN KETRAMPILAN (MKK) : kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberi landasan penguasaan ilmu dan ketrampilan tertentu. KELOMPOK MATA KULIAH KEAHLIAN BERKARYA (MKB) : kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai. KELOMPOK MATAKULIAH PERILAKU BERKARYA (MPB) : kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasainya. KELOMPOK MATAKULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT (MBB): kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
D. Aplikasi Konsep KBK dalam Pembelajaran Secara prinsip ada dua model penyusunan kurikulum, yaitu model subject matter dan model kompetensi/topik inti. Model subject matter menggunakan pola deduktif dalam penyusunan kurikulumnya yaitu dengan cara menentukan struktur kurikulum atau mata kuliah sebagai patokan.
Tetapi
model
KBK
menggunakan
pola
induktif
dalam
penyusunannya yaitu, penyusunan kurikulum dan penentuan mata kuliah didasarkan pada pengalaman belajar yang harus diberikan pada mahasiswa yang dirumuskan dalam pencapaian kompetensi yang telah dirancang. Bagi pengelolaan pendidikan yang sedang berjalan dengan pengalaman yang memadai dalam mengaplikasikan kurikulum dengan model subject matter dan dalam perkembangannya mengorientasikan pelaksanaan kurikulumnya/ pembelajarannya pada basis kompetensi, maka pola pengembangan kurikulumnya biasa menggunakan pola deduktif-induktif, sehingga pengembangan kurikulum tersebut didasarkan
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
12
pada penyusunan standar isi yang didalamnya menyangkut standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan struktur kurikulum. Proses pemunculan SK, KD dan struktur kurikulum secara diagramatis telah disampaikan di atas. Dalam kaitan dengan hal di atas, semua konsep tersebut harus diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas dalam keadaan riil. Untuk itu, langkah awal yang dilakukan oleh dosen adalah menterjemahkan struktur kurikulum (mata kuliah) menjadi Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) E.Penyusunan Silabus dan SAP 1. Silabus, adalah rencana pembelajaran dalam satu semester pada satu/ suatu kelompok mata pelajaran tertentu, yang minimal mencakup Standar kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian, dan Materi Pokok. Berikut dikemukakan contoh satu mata pelajaran yang umum sifatnya, sbb : Silabus Berbasis Kompetensi Jurusan/ Ps Mata Kuliah Kode SKS Semester Prasayarat
: : Metodologi Penelitian Kuantitatif : : 4 (Sks) : V (Empat) : Statistika Dasar Statistika Lanjut
Standar Kompetensi :Menguasai konsep dan Praksis Penelitian ( Riset) dalam bidang ............
No 1 1.
Kompetensi Dasar 2 1.Memahami berbagai jenis dan metode riset
Indikator Pencapaian 3 1.Dapat menjelaskan, konsep, prinsip-prinsip dan metode riset
2.Mampu merancang riset 2.Mampu dalam bidang ........... menjelaskan dan memahami desain Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
13
Materi Pokok 4 1.1Konsep dasar riset 1.2Pendekatan riset kuantitatif
2.1 Desain riset kuantitatif 2.2 Spektrum
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
riset, dapat mendeskripsikan dan memahami spektrum riset dalam alur bagan dan kaitan dg fokus penelitian dan manfaat hasilnya
Penelitian 2.3 Latar belakang dan identifikasi masalah 2.4 Perumusan masalah/fokus penelitian 2.5 Perumusan tujuan dan manfaat hasil riset
3.Mampu menjelaskan, memahami dan melakukan kajian teori, kajian empirik dan penyusunan kerangka pikir dlm konstelasi variabel dlm rangka perumusan hipotesis
3.1 Kajian teori dlm rangka perumusan grand teori dasar kajian variabel penelitian 3.2 Kajian empirik hasil penelitian relevan. 3.3 Perumusan kerangka pikir dan perumusan hipotesis.
4.Dapat menentukan pendekatan dan penentuan subyek riset
4.1.Jenis pendekatan dlm riset 4.2 Subyek riset : populasi dan sampel
5. Dapat menentukan prosedur dan pengembangan metode pengumpulan data
5.1 Jenis metode dan prosedur pengumpulan data 5.2 Prosedur penyusunan instrumen riset
6.Dapat menentukan teknik dan prosedur
6.1 Teknik analisis data kuantitatif
14
analisis data
6.2 Teknik analisis data kualitatif
7.Melaksanakan penafsiran hasil riset dan melakukan riset artificual
7.1 Penafsiran hasil riset 7.2 Penyusunan proposal riset 7.3 Melakukan riset artificial.
2. Satuan Acara Perkuliahan (SAP), merupakan penjabaran dari Silabus. SAP disusun berdasarkan pengelompokan materi/rincian materi yang dapat disampaikan dalam satu kali atau beberapa kali pertemuan. Untuk pembelajaran di Perguruan Tinggi, butir-butir yang terkandung di SAP minimal sebagai berikut. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) I.IDENTITAS MATA KULIAH Jurusan Mata Kuliah Kode Sks Semester Prasayarat
: :Metode Penelitian Kuantitatif : : 4 Sks :V : Statistik Dasar Statistik Lanjut
II DESKRIPSI MATA KULIAH : Mata Kuliah ini membahas tentang berbagai jenis metode riset, rancangan riset yang menyangkut desain riset kuantitatif, beserta uraian dari spektrumnya
Minggu ke 1
I
Standar Kompetensi 2 Menguasai konsep dan Praksis Penelitian (Riset) dlm bidang pendidikan dan sosial
Kompetesi Dasar 3 1. Memahami berbagai jenis dan metode riset
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
Materi Pokok/ Rincian Mater 4 1.1Konsep dasar riset
1.2Pendekatan riset kuantitatif
15
Pengalaman Belajar 5 Mengkaji konsep dan prinsip-prinsip riset Mengkaji berbagai pendekatan dan metode riset
Alokasi Waktu 6
4x50 mnt
Media/Sumber 7 1.Power Point 2.Metode Statistika (Dr Sujana) 3.Statistik 3 (Prof Sutrisno
Hadi)
II+III
2.Mampu merancang riset dlm bidang pendidikan dan sosial
2.1
Desain riset kuantitatif
Mengkaji desain riset kuantitatif
2.2
Spektrum Penelitian
Mengkaji spektrum penelitian
2.3
Latar belakang dan identifikasi masalah
Mencari fakta dan kajian logika/ konsep yg relevan dg masalah riset.
2.4
Perumusan masalah/fo kus penelitian
Membuat rumusan masalah/fokus riset.
Perumusan tujuan dan manfaat hasil riset
Merumuskan tujuan dan manfaat riset
2.5
2.6
7.Mutiple Regression in Behavioral Research (Fred N Kerlinger & E.J.Penhazur)
2x4x50 mnt
2.7
Kajian empirik hasil penelitian relevan.
Berlatih memilih dan meramu kajian empirik yg relevan dg variabel riset
4x50 mnt
2.8
Perumusan kerangka pikir dan perumusan hipotesis.
Berlatih menyusun kerangka pikir keterkaitan antar variabel sesuai dg jenis konstalasi variabel Berlatih merumuskan berbagai jenis hipotesis dan tipe kesalahan uji hipotesis
2x4x50 mnt
U T S
9. Metodologi Research 1,2,3,4 (Sutrisno Hadi)
4x50 mnt
X
2.9 Jenis pendekatan dlm riset
Mengkaji jenis pendekatan dlm riset
2.10Subyek riset
Mengkaji dan
16
8.Managemen Penelitian (Suharsimi Arikunto)
10. Conducting Educational Research (Tuckman)
IX
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
6.Korelasi dan Analisis Regresi GandaTerjemahan Nurcahaya (Fred N Kerlinger & E.J.Penhazur)
Berlatih menyusun kerangka teori /grand teori yg menjadi dasar kajian variabel penelitian
VI
4.Analisis Regresi (Prof Sutrisno Hadi) 5.Analisis Varians (Prof Dantes)
Kajian teori dlm rangka perumusan grand teori dasar kajian variabel penelitian
IV+V
VII+VIII
2x4x50 mnt
4x50 mnt
XII
XIII
XIV
XV
XVI
: populasi dan sampel
mendiskusikan subjek riset dg berbagai teknik yg sesuai dg konteks riset.
2.11 Jenis metode dan prosedur pengumpulan data
Mengkaji berbagai jenis dan prosedur pengumpulan data
2.12Prosedur penyusunan instrumen riset
Berlatih menentukan , mengkaji, dan menyusun instrumen riset
2.13 Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif
Mengkaji dan memilih teknik analisis data yg sesuai dg karakteristik riset dan konstalasi variabel
2.15 Penafsiran hasil riset
Berlatih penafsiran hasil riset dr studi empirik yg relevan
2.16Penyusunan proposal riset
Menyusun proposal sbg embrio proposal Tugas Akhir
2.17 Melakukan riset artificial
Berlatih melakukan penelitian dlm skop kecil
U A S
4x50 mnt Hasil studi empirik sebelumnya (Skripsi/hasil riset) 4x50 mnt
4x50 mnt
4x50 mnt (studi mandiri+ tersetruktur, secara bertahap dilaporkan dlm portofolio)
4x50 mnt
III.PENILAIAN & ASSIGNMENT A.Penilaian Proses (bobot 60 %) 1. Partisipasi dan aktivitas dalam mengikuti perkuliahan 2. Aktivitas dan kegairahan dalam mencapai karya terbaik dalam Asesmen Portofolio (sesuai dg assigment yg diberikan) B.Penilaian Produk (bobot 40 %) 1.Ujian Tengah Semester 2.Ujian Akhir Senester
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
17
Pengalaman belajar yang termuat dalam SAP, akan memandu dosen untuk memilih dan menggunakan berbagai pendekatan/metode pembelajaran
yang
cocok
sehingga
mahasiswa
mendapatkan
pengalaman belajar yang dimaksud. Perumusan pengalaman belajar tersebut merupakan kondisi yang harus diterjadikan untuk dapat mencapai indikator pencapaian. Indikator pencapaian merupakan isyarat tercapainya kompetensi dasar yang dirumuskan. F. Hirarki Perumusan SK-KD-Indikator Pencapaian Kompetensi
pada
hakikatnya
merupakan
seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan, serta dapat ditampilkan secara riil dalam unjuk kerja. Sehingga kata kunci dari kompetensi adalah able to do. Mengenai Standar Kompetensi – Kompetensi Dasar - Indikator Pencapaian, merupakan dasar dari perancangan pengalaman belajar yang harus diterjadikan dalam proses pembelajaran. Standar Kompetensi (SK) merupakan gugus kemampuan sejenis yang dirumuskan dari sekumpulan kompetensi dasar. Kata Kunci Kinerja (K3) dari SK dapat digunakan kata-kata (sebagai acuan saja), seperti : menguasai, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesiskan dan menilai. Jabaran K3 dari SK menjadi Kompetensi dasar (KD) dan menjadi indikator pencapaian kompetensi, dapat disajikan (sebagai ancer-ancer) sebagai berikut. Equvalensi Taxonomi Bloom C1
Kata Kunci Kinerja (K3) Standar Kompetensi (SK) Menguasai
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD) Mengetahui
18
Indikator Pencapaian Kompetensi Mengidentifikasikan Menyebutkan Menunjukkan Memberi nama Menyusun daftar Menggarisbawahi Menjodohkan Memilih Memberi definisi
Menyatakan C2
Memahami
Menterjemahkan Menafsirkan Memperkirakan Menentukan.......(metode, Prosedur) Memahami......(konsep, kaidah, prinsip, kaitan antar fakta) Mengartikan/ menginterpretasikan.......... (misal, tabel, grafik, bagan)
Menjelaskan Menguraikan Merumuskan Merangkum Mengubah Memberi contoh Menyadur Meramalkan Menyimpulkan Memperkirakan Menerangkan Menggantikan Menarik kesimpulan Meringkas Mengembangkan Membuktikan
C3
Menerapkan
Memecahkan masalah Membuat bagan dan Grafik Menggunakan................. (misal:metode/prosedur, konsep, kaidah, prinsip)
Mendemonstrasikan Menghitung Menghubungkan Memperhitungkan Membuktikan Menghasilkan Menunjukkan Melengkapi Menyediakan Menyesuaikan Menemukan
C4
Menganalisis
Mengenali kesalahan Membedakan................... (misal : fakta dari interpretasi, data dari kesimpulan) Menganalisis.................... (misal:struktur dasar, bagian-bagian, hubungan a n ta r )
Memisahkan Menerima Menyisihkan Menghubungkan Memilih Membandingkan Mempertentangkan Membagi Membuat diagram/skema Menunjukkan hubungan antara
C5
Mensintesiskan
Menghasilkan................... (misal:klasifikasi, karangan, kerangka teoretis) Menyusun (misal:rencana, skema, program kerja)
Mengkatagorikan Mengkombinasikan Mengarang Menciptakan Mendesain Mengatur Menyusun kembali Merangkaikan Menghubungkan Menyimpulkan Merancangkan Membuat pola
C6
Menilai
Menilai berdasarkan
Memperbandingkan
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
19
norma internal......(misal: hasil karja seni, mutu karangan, mutu pekerjaan, ....) Menilai berdasarkan norma eksternal....(misal: hasil karja seni, mutu karangan, mutu pekerjaan, ....) Mempertimbangkan....... (misal: baik-buruknya, prokontraqnya, untung-rugi)
Menyimpulkan Mengkritik Membuktikan Memberikan argumentasi Menafsirkan Membahas Menaksir Memilih Menguraikan Membedakan Elukiskan Mendukung Menyokong Menolah
G. Penutup Demikianlah beberapa konsep dasar minimal yang terkait dengan pengembangan kurikulum dan implementasinya di dalam perkuliahan. Perlu diingat bahwa kurikulum yang tertampilkan di dalam perkuliahan, sangat menyangkut kualitas dan komitmen dosen sebagai fasilitator dalam pembelajaran tersebut. Bila dipinjam kuadrannya Glickman, fasilitator (dosen) yang didambakan adalah dosen yang berada dikuadran 4, karena dosen tersebut memiliki kualitas, komitmen dan kinerja yang positif sehingga sangat besar peluang dapat memunculkan kondisi pembelajaran yang optimal. Penggambarannya dalam kuadran adalah sbb : KR
KM
+
+ KA -
KA +
KM +
KM +
KR +
KR +
-
+ KA KA -
KA +
KM -
KM –
KR -
KR –
-
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
-
20
Keterangan : KA = Keahlian KM = Komitmen KR = Kinerja Kinerja, keahlian dan komitmen dosen jelas akan didukung dengan kepiawaiannya meramu dan menggunakan pendekatan / pembelajaran
yang
inovatif
yang
mendukung
metode
penyelenggaraan
pembelajaran yang berbasis kompetensi dan begitu pula dengan asesmennya.
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
21
Daftar Pustaka
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : BSNP Beeby, C.E., (1979). Assessment of Indonesia Education. London: Oxford University Press. Buchori, M. (2000). Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Delors, J. (1996). Learning: The Treasure Within. France: UNESCO Publishing. Deming, Edwards W. American Association of School Administrators Conference, Washington, DC, January 1992. Seperti dikutip oleh Lee Jenkins. Improving Student Learning. Applying Deming Quality Principles in Education. Milwaukee,WI: ASOQ Press Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. 2003. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. 2005. Hoy, Charles, Colin Bayne-Jardine and Margaret Wood. (2000). Improving Quality in Education. London: Falmer Press. Marhaeni, A. A. I. N. (2006). Menggunakan Pembelajaran Kontekstual di SMP. Makalah disampaikan dalam workshop tentang pembelajaran di SMP Negeri 1 Negara, tanggal 31 Juli 2006. Miarso, Yusufhadi.(2004). Menyemai benih Teknologi Pembelajaran. Jakarta : Pustekkom Diknas & Kencana. Nitko A.J. (1996). Educational Assessment of Students, 2nd Ed. Columbus Ohio : Prentice Hall.
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
22
O’Malley, J.M. & Valdez Pierce, L. (1996). Authentic Assessment for English Language Learners. New York: Addison-Wesley Publishing Company. Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn and Bacon.
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta :Depdiknas R.I. Salvia, J. & Ysseldyke, J.E. (1996). Assessment. 6th Edition. Boston: Houghton Mifflin Company. Rolheiser, C. & Ross, J. A. (2005) Student Self-Evaluation: What Research Says and What Practice Shows. Internet download. Wyaatt III, R.L. & Looper, S. (1999). So You Have to Have A Portfolio, a Teacher’s Guide to Preparation and Presentation. California: Corwin Press Inc.
Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi
23