1
Types and Density of Aquatic Plant in Rengas Lake, Buluh Cina Village, Siak Hulu Sub-Regency, Kampar Regency, Province of Riau.
By : Muhammad Fazli1), Efawani2), Yuliati2) Abstract This Research aims to discover the types and density of aquatic plant in Rengas Lake, Buluh Cina Village, Siak Hulu Sub-regency, Kampar Regency, Province of Riau. This research was conducted on January until April 2013. This research uses Survey Method with doing both observing and sampling. Samples were taken 3 times, once a week and they were analyzed in the Picology Laboratory of the Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau. Result shown that there are 3 classes, 6 families and 6 species of aquatic plants. There are Eicchornia crassipes, Vetiveria zizaniodes, Salvinia natans, Ipomoea aquatica, Myriophyllum brasilliense, and Cyperus esculentus. From those aquatic plants, the species that has the most value of density is Eucchornia crassipes (54 - 82 cells/m2) and the least value of density is Myriophyllum brasilliense (20-66 cells/m2)Based on data obatained, Eucchornia crassipes is relatively the most dense aquatic plant (16 - 28%) and Myriophyluum brasillense is the least (7-19%). Keyword: Aquatic Plant, Density, Rengas Lake
1) Student of the Fisheries and Marine Science Faculty Riau University 2) Lecturers of the Fisheries and Marine Science Faculty Riau University
I.
Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
PENDAHULUAN Danau Rengas merupakan salah
Kampar dan
termasuk
tipe danau
satu danau yang terdapat di Desa Buluh
oxbow. Sumber air Danau ini berasal
Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
dari
Kampar dan
tipe danau
kedalam danau melalui anak Sungai
oxbow. Danau ini dahulunya bernama
Kampar yaitu Sungai Watas Hutan dan
Danau Kutib yang kemudian diganti
air hujan.
termasuk
Sungai
Kampar
yang
masuk
nama menjadi Danau Rengas karena
Danau Rengas banyak ditumbuhi
disekitar danau banyak ditanami pohon
oleh tanaman air yang hidup disekitar
rengas. Danau Rengas merupakan salah
danau bahkan pada permukaan danau
satu danau yang terdapat di Desa Buluh
yang
hampir
menutupi
seluruh
2
permukaan.Hal ini disebabkan adanya
kerapatan tumbuhan air dilakukan di
aktivitas pembendungan saluran keluar
Danau Rengas Desa Buluh Cina.
air dari Danau Rengas sehingga terjadi penumpukan nutrien dan pendangkalan. Jika pada musim kemarau tidak
ada
pemasukan air dari Sungai Kampar melalui anak sungai Watas Hutan, maka terjadinya
penyusutan
volume
air,
volume air yang berubah-ubah dan adanya aktivitas pembendungan saluran
Penentuan Stasiun Penetapan
sampling (Hadiwigeno, 1990). Metode purposive sampling merupakan suatu metode
dimana
dengan
mempengaruhi
pertimbangan
perairan
tersebut
lingkungan
penentuan
memperhatikan kondisi
stasiun berbagai
di
daerah
dapat
penelitian yang dapat mewakili kondisi
mempengaruhi keberadaan unsur-unsur
perairan, kriteria dari ketiga stasiun
hara di perairan maupun pertumbuhan
tersebut adalah:
organisme
serta
ditentukan
dengan menggunakan metode purposive
keluar air inilah yang akan dapat kondisi
stasiun
perairan
diantaranya
makrofita. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian
Stasiun I
: Lokasi ini terletak di dekat pemukiman penduduk, di
tentang jenis dan Kerapatan Tumbuhan
stasiun ini terdapat vegetasi
Air di Danau Rengas Desa Buluh Cina
berupa
Kecamatan
Kabupaten
dibagian pinggir danau dan
Kampar Riau dan dikaitkan dengan
banyak di tumbuhi oleh
faktor fisika-kimia perairan.
tumbuhan air..
Siak
Hulu
Stasiun II : II. METODE PENELITIAN
bagian
Lokasi dan Waktu
bulan Januari-April 2013 di Danau Rengas Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Riau.
langsung
kualitas di
laboratorium,
ini tengah
rengas
merupakan perairan
Danau Rengas. Stasiun ini
Penelitian ini dilaksanakan pada
Pengukuran
Lokasi
pohon
air
lapangan sedangkan
dilakukan dan
di
analisis
merupakan perairan terbuka dimana sinar matahari dapat langsung kedalam
menembus perairan
dan
terdapat berbagai macam tumbuhan air
3
Stasiun III :
Lokasi
ini
merupakan
tiga plot (Lampiran 5). Untuk melihat
saluran masuk air dari
jenis dan kerapatannya, maka dilakukan
anak Sungai Watas hutan
perhitungan tumbuhan air yang terdapat dalam transek
(apabila
fluktuasi
air
2. Identifikasi
Sungai Kampar naik atau 1.
Untuk mengindentifikasi tumbuhan
pada waktu banjir), di
air,
stasiun
sampel
ini
terdapat
tumbuhan
pengambilan air.
Sampel
dibersihkan dari substrat dan benda-
dan
benda
berbagai
macam
yang
menempel.
Sampel
tumbuhan air serta pohon-
tumbuhan air yang telah diambil dari
pohon yang rindang di
setiap
bagian pinggir.
berdasarkan Department of Registration
1. Pengambilan Sampel Tumbuhan Air
dilakukan Garis
stasiun
Education
di
(1966)
identifikasi
dan
website
www.coremap.or.id/tumbuhan air. 3. Analisis Tumbuhan Air
Pengambilan sampel tumbuhan
Transek
dilakukan
perkebunan kelapa sawit
&
air
maka
berdasarkan
metode
(Romimohtarto
Untuk menghitung kerapatan tumbuhan air dilakukan perhitungan berdasarkan
dan
Juwana dalam Nurmaini, 2001). Pada setiap stasiun dibuat dua transek garis,
metode Atrimus dan Hendri (1985). A = Jumlah individu dalam kuadran Luas kuadran ( m2 )
yaitu dengan merentangkan tali dari pinggir daratan kearah danau sepanjang 2,5 m. Transek garis yang digunakan
Dimana : A = Kerapatan tumbuhan air (individu/m2)
sebanyak 2 transek garis. Pada setiap
Sedangkan untuk menghitung
zona yang berada disepanjang transek
kerapatan relatif dilakukan perhitungan
garis diletakkan secara acak petak
berdasarkan metode Bengen (2001)
contoh (plot) berbentuk segi empat dengan ukuran 0,5 m x 0,5 m dan jarak antara plot 0,5 m. Jumlah petak contoh (plot) untuk setiap transek garis adalah
sebagai berikut : KR (%) = Kerapatan Suatu Jenis x 100 Kerapatan Seluruhnya
4
Dimana : KR = Kerapatan relative Analisis Data Data
Rengas Desa Buluh Cina di temukan 3 kelas, 6 famili dan 6 jenis tumbuhan air.
hasil
pengamatan Masing-masing
jenis
tumbuhan
air
tumbuhan air dan pengukuran parameter kualitas air (fisika dan kimia) baik di
temasuk ke dalam tipe emergen dan
lapangan dan di laboratorium selama
floating. Tumbuhan yang termasuk tipe
penelitian, ditabulasikan dalam bentuk
emergent yaitu tumbuhan E. crassipes,
tabel dan ditampilkan dalam bentuk
V. zizanioides, C. esculentus, dan M.
grafik
brasiliense
atau
gambar.
Selanjutnya
dilakukan analisis secara deskriptif.
dan
tumbuhan
yang
termasuk floating yaitu S. natans, I. aguatica. Untuk lebih jelasnya dapat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dilihat pada Tabel 2.
keragaman jenis tumbuhan air di Danau Tabel 1. Jenis Tumbuhan Air yang Terdapat di Danau Rengas
Klas Liliopsida
Pteridopsida
Family
Genus
Spesies
Pontederiaceae
Eichhornia
Eichornia crassipes
Poaceae
Vetiveria
Vetiveria zizanioides
Cyperaceae
Cyperus
Cyperus esculentus
Salviniaceae
Salvinia
Salvinia natans
Ipomoea
Ipomoea aguatica
Magnoliopsida Convolvulaceae Sumber : Data Primer Kerapatan Tumbuhan Air
Danau
Rengas
Berdasarkan hasil penelitian di
kerapatan
Desa
rata-rata
Buluh tumbuhan
Cina air
5
berkisar 44 – 57, 67 individu/ m2.
jasad hidup organisme serta dalam
Kerapatan
proses fotosintesis. Selain itu, stasiun
tertinggi
terdapat
pada 2
Stasiun III yaitu 57,67 individu/m . Sedangkan kerapatan terendah terdapat
ini dekat dengan perkebunan kelapa
pada Stasiun II yaitu 44 individu/m2.
sawit, sehingga limbah nitrat dan fosfat
Kerapatan jenis tumbuhan yang paling
yang
tinggi
yaitu
jenis
tumbuhan
dari
berasal dari pemupukan dan
pestisida yang digunakan diperkebunan
Eicchornia crassipes yaitu berkisar 54 – 82 individu/m2 dan yang terendah dari
kelapa sawit mengalir ke Stasiun III.
jenis Myriophyllum brasilliense 20 – 66
Menurut
individu/m2. Untuk lebih jelasnya dapat
perkebunan kelapa sawit tidak terlepas
dilihat pada Tabel 3.
Azwar
(2013),
aktivitas
dari kegiatan pemupukan. Penggunaan
Tingginya kerapatan tumbuhan pupuk
secara
berlebihan
dapat
air di Stasiun III ini dikarenakan nitrat meningkatkan konsentrasi nitrat dan dan fosfatnya lebih tinggi di stasiun ini fosfat di perairan. dari
pada
stasiun
lainnya,
yaitu Tingginya kerapatan di Stasiun
0,50 - 0,55 mg/l dan 0,41 - 0,74 mg/l. III ini menyebabkan sedikitnya cahaya Tingginya unsur hara yang terdapat di matahari
yang
mampu
perairan,
hal
ini
rendahnya
suhu
pada
menembus
Stasiun III menyebabkan tumbuhan air menyebabkan
dapat tumbuh dengan baik. Menurut Ulqodry
et
al.
(2009),
zat
Stasiun
III
hara dibandingkan stasiun yang lainnya.
merupakan zat-zat yang diperlukan dan Suhu
yang
rendah
ini
akan
mempunyai pengaruh terhadap proses mengakibatkan
nilai
oksigen
pada
dan perkembangan hidup organisme Stasiun III lebih rendah dibandingkan seperti fitoplankton, terutama zat hara Stasiun I dan II yakni 2,09 - 3,14 mg/l nitrat dan fosfat. Kedua zat hara ini karena kegiatan respirasi yang rendah, berperan penting terhadap sel jaringan
6
hal
ini
sesuai
dengan
pendapat
sebagian kecil yang dilepas ke air. Hal
Puspitaningrum et al. (2012) yang
ini
menyatakan peningkatan suhu juga
tumbuhan ini tidak sebanyak suplai
akan mempercepat laju respirasi dan
oksigen yang dihasilkan tumbuhan yang
dengan
seratus persen tenggelam di dalam air.
demikian
laju
penggunaan
oksigen juga meningkat.
Jenis
Tingginya nilai kerapatan di Stasiun
III
mengakibatkan
tumbuhan paling
tinggi
oksigen
yang yaitu
kadar
Eicchornia crassipes yaitu berkisar 54 –
karbondioksida menjadi tinggi. Hal ini
82 individu/m2. Tingginya kerapatan
dikarenakan
di
tumbuhan eceng gondok dikarenakan
dominasi tumbuhan yang tidak seratus
banyaknya unsur hara yang terkandung
persen tenggelam tetapi daunnya berada
di perairan ini. Unsur-unsur hara yang
di permukaan air. Akibatnya sebagian
sangat dibutuhkan oleh tumbuhan eceng
oksigen yang dihasilkan akan dilepas ke
gondok berupa nitrat dan fosfat untuk
udara dan hanya sebagian kecil yang
pertumbuhan dan perkembangannya.
dilepaskan ke air, hal ini membuat nilai
Berdasarkan penelitian Fitria (2013),
karbondioksida lebih besar di perairan
kadar nitrat dan fosfat yang terkandung
dibandingkan nilai kadar oksigen. Hal
di perairan danau rengas mencapai 0,50
ini
pernyataan
- 0,55 mg/l dan 0,41 - 0,63 mg/l.
Puspitaningrum et al. (2012) yang
Adanya aktivitas perkebunan kelapa
menyatakan
yang
sawit, sehingga sisa-sisa pupuk akan
daunnya berada di permukaan air akan
terbawa oleh air hujan ke perairan. Sisa-
mengakibatkan oksigen yang dihasilkan
sisa pupuk itu akan menjadi unsur-unsur
akan dilepas ke udara dan hanya
hara bagi perairan tersebut. Selain itu,
sesuai
membuat
kerapatannya
suplai
pada
Stasiun
dengan
tumbuhan
air
III
7
eceng
gondok
memiliki
ataupun
A.
pinnata
memiliki
perkembangbiakan yang sangat cepat.
kemampuan untuk memenangkan suatu
eceng gondok mampu mengikat unsur
kompetisi dengan tumbuhan air lainnya,
logam dalam air, sehingga tanaman ini
akibatnya spesies lainnya tersingkir
cocok
untuk menguasai ruang tumbuh dalam
hidup
di
air
yang
kotor
dibandingkan air bersih. Seperti pada
suatu perairan.
Stasiun I yang terletak di kawasan
Jenis kerapatan yang terendah
pemukiman penduduk sehingga banyak
yaitu Myriophylum brasilliense yaitu
terdapat
berkisar
organik
limbah/buangan dan
anorganik.
sampah Chambers
20
Rendahnya
–
individu/m2.
66
kerapatan
tumbuhan
dalam Dewiyanti (2012) menyatakan
Myriophylum braslliense dikarenakan
bahwa E. crassipes merupakan jenis
kurangnya cahaya matahari yang masuk
tumbuhan air yang memiliki tingkat
ke
toleransi
tingginya kerapatan tumbuhan eceng
yang
tinggi
terhadap
pencemaran.
gondok
Tingginya gondok
ini
tertutupnya
perairan,
kerapatan
dapat
eceng
menyebabkan
kawasan
permukaan
hal
ini
sehingga
dikarenakan
menghambat
tembusnya cahaya matahari kedalam perairan.
Selain
itu,
rendahnya
kerapatan
Myriophyllum brasilliense
perairan, sehingga membatasi penetrasi
pada Danau Rengas dikarenakan Danau
cahaya yang masuk ke dalam perairan.
Rengas merupakan areal yang dekat
Selain
dengan pemukiman penduduk yang
itu
eceng
gondok
dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem
membuang
di dalamnya. Menurut Najamuddin
perairan. Sampah anorganik seperti
(2010) bahwa Eicchornia
sampah plastik, kaleng maupun lainnya
crassipes
sampah
anorganik
ke
8
yang mengendap di substrat perairan
anorganik seperti kaleng dan sampah
namun tidak dapat hancur. Hal ini akan
plastik akan mengendap di sedimen, hal
menghambat
ini akan mengganggu pertumbuhan
pertumbuhan
Myriophyllum
brasilliense
yang
merupakan tumbuhan berakar di bawah perairan
sulit
untuk
hidup
tumbuhan air yang tumbuh berakar di dalam tanah.
karena
Tumbuhan
Myriophylum
substrat perairan yang banyak tertutup
brasilliense merupakan tumbuhan ini
oleh limbah anorganik.
tidak mampu hidup di perairan yang
Darmono (1995) menyatakan
kotor, dimana menurut Sillahi (2009)
bahwa faktor yang menyebabkan logam
tumbuhan
berat termasuk dalam kelompok zat
hidup pada kondisi perairan yang jernih,
pencemar adalah karena adanya sifat-
wilayah litoral yang landai, curam dan
sifat logam berat yang tidak dapat
terdapat batu–batu karang.
Myriophylum
brasilliense
terurai (non degradable) dan mudah diabsorbsi.
Limbah
rumah
tangga
.
Tabel 2. Nilai Kerapatan Tumbuhan Air Berdasarkan Jenis pada Masing-Masing Stasiun Penelitian No.
Jenis Tumbuhan Air
1. Eichhornia crassipes 2. Vetiveria zizaniodes 3. Cyperus esculentus 4. Salvinia natans 5. Ipomoea aquatica 6. Myriophyllum brasilliense Jumlah Rata-rata Sumber : Data Primer
Stasiun 1 82 42 42 72 37 20 295 49,16
Stasiun 2 (individu/m2) 60 42 22 50 54 36 264 44
Stasiun 3 54 54 88 52 32 66 346 57,67
9
perairan dipenuhi dengan eceng gondok
Kerapatan Relatif Kisaran kerapatan relatif tumbuhan
maka dapat menghambat masuknya sinar
air yaitu 0,07 – 0,28 %. Kerapatan relatif tumbuhan air yang tertinggi terdapat pada
matahari ke perairan, sehingga akan
tumbuhan Eicchornia crassipes yaitu 0,16
menghambat pertumbuhan tanaman air
– 0,28 %, sedangkan yang terendah
lainnya, karena tanaman akan sangat
terdapat pada tumbuhan Myriophyllum membutuhkan sinar matahari yang cukup
brasilliense yaitu 0.07 – 0,19 %. Pada Stasiun I kerapatan relatif
untuk melakukan fotosintesis dengan baik.
tertinggi sebesar 28 % yaitu Eichhornia
Oleh
crassipes dan persentase kerapatan relatif
Myriophylum brasilliense paling rendah.
tumbuhan
air
terendah
sebab
itulah
Tingginya kerapatan Eicchornia crassipes 12%
dikarenakan pada Stasiun I merupakan
25%
penduduk sehingga zat pencemaran dari limbah rumah tangga membuat eceng gondok tumbuh dengan baik. Kerapatan
Myriophylum brasilliense pada Stasiun I ini diperkirakan karena kurangnya sinar matahari yang menembus perairan di akibat
Eichhornia cressipes Myriophyllum brasilliense Vetiveria zizaniodes Cyperus esculentus Salvinia natans Ipomoea aquatica
Gambar 7. Persentase Kerapatan ` Relatif Tumbuhan Air Stasiun I (%)
Myriophylum
brasilliense. Rendahnya kerapatan relatif
I
28%
7% 14% 14%
lokasi yang dekat dengan pemukiman
Stasiun
kerapatan
adalah
Myriophyllum brasilliense sebesar 7 %.
relatif terendah yaitu
nilai
melimpahnya
ketersediaan eceng gondok.
Jika suatu
Pada Stasiun II kerapatan relatif tertinggi sebesar 23 % yaitu Eicchornia crassipes dan persentase kerapatan relatif tumbuhan air terendah adalah Cyperus esculentus (Gambar 8).
dengan persentase 14 %
10
Kerapatan relatif tumbuhan air Eichhorn ia cressipes
20%
Myriophy llum brasillien se Vetiveria zizaniode s
23%
19% 14% 8% 16%
Cyperus esculentu s
tertinggi di seluruh stasiun penelitian adalah
Eicchornia
crassipes.
Tinggi
kerapatan jenis ini dikarenakan jenis Eicchornia crassipes mampu bertahan hidup
pada
tercemar,
hal
kondisi
perairan
tersebut
yang
dikarenakan
tumbuhan ini mampu menyerap logamlogam berat. Sedangkan kerapatan relatif
Gambar 8. Persentase Kerapatan Relatif Tumbuhan Air Stasiun II (%) Pada
Stasiun
III
persentase
tumbuhan air terendah diseluruh stasiun penelitian
adalah
Myriophyllum
brasilliense. Rendahnya kerapatan jenis
kerapatan relatif tertinggi tumbuhan air sebesar 25 % yaitu Cyperus esculentus, sedangkan
yang
terendah
persentase
kerapatan relatif adalah Ipomoea aquatica
ini dikarenakan jenis ini tidak mampu bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang tercemar.
dengam persentase 9 % (Gambar 9). IV. KESIMPULAN Eichhornia cressipes Myriophyllu m brasilliense 9% Vetiveria 15% 16% 19% zizaniodes Cyperus 25% 16% esculentus Salvinia natans Ipomoea aquatica
Berdasarkan hasil penelitian di Danau Rengas Desa Buluh Cina jenisjenis tumbuhan air yang ditemukan di perairan Danau Rengas meliputi 3 kelas, 6 famili dan 6 jenis. Masing-masing jenis tumbuhan air temasuk ke dalam tipe emergent dan floating. Tumbuhan yang termasuk tipe emergent yaitu tumbuhan E. crassipes, V. zizanioides,
Gambar 9. Persentase Kerapatan Relatif Tumbuhan Air Stasiun III (%)
C. esculentus
dan M. brasiliense dan tumbuhan yang termasuk floating yaitu S. natans, I.
11
aguatica. Jenis-jenis tumbuhan air yang
V. DAFTAR PUSTAKA
ditemukan di Danau Rengas adalah ;
APHA. 1989. Standard Method for the Examination of Water and Waste Including Bottom Sediment and Sludges. 12th Edition. American Public Health Association, Inc. New York.
Eicchornia
crassipes,
Myriophyllum
brasilliense, Vetiveria zizaniodes, Cyperus esculentus, Salvinia natans dan Ipomoea aquatica. Nilai kerapatan total rata-rata pada stasiun yaitu
Stasiun 1 ditemukan dengan
kerapatan total 49,16 individu/m2, Stasiun II dengan kerapatan total ratarata 44 individu/m2, dan Stasiun III ditemukan dengan kerapatan total ratarata 57,67 individu/m2. Kerapatan tertinggi bedasarkan jenis tumbuhan air pada tiga stasiun selama penelitian adalah Eicchornia crassipes dengan kerapatan antara 54 – 82 individu/m2 dan
kerapatan
terendah
yaitu
Myriophyllum brasilliense antara 20 66
individu/m2.
Kerapatan
relatif
tumbuhan air tertinggi di seluruh stasiun penelitian adalah Eicchornia crassipes, sedangkan kerapatan relatif terendah brasilliense.
adalah
Myriophyllum
Asmawi, S., 1983. Pemeliharaan Ikan dalam Keramba. Gramedia. Jakarta. 82 hal. Bijaksana, I. jaffry, R. Lina, C. R. 2010. Pengaruh Faktor Fisika dalam Budidaya Ikan. Tugas Limnologi. Dalam Situs : http://citra1401.blogspot.com/. Brower, J. E. dan J. H. Zar. 1989. Field and Laboratory Method from General Ecology. 3rd ed. Wm. C. Brown Publishers. Dubuque. Lowa. Depik. 2012. Komunitas fitoplankton di perairan Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. ISSN 2089-7790 (93-98). Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya Air dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 258 hal. Hadiwigeno, C. 1990. Petunjuk Teknik Pengelolaan Perairan Umum bagi Pembangunan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.10 hal. (tidak diterbitkan). Hakim, L. 2009. Hubungan Kandungan Nitrat dan Fosfat Dengan Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Baru Desa Mentulik Kecamatan Kampar Kiri Hilir
12
Kabupaten Kampar. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Kasry, A. E, Sumiarsih. N. E. Fajri, Yuliati. 2009. Ekologi Perairan. Penuntun Praktikum. Universitas Riau. Pekanbaru. Krebs,
C. J. 1985. Ecology. The Expremental Analisys of Distribution and Abdundance. Third eds. Harper and Row Publisher. New York. 800 pp.
Murniarti. 2013. Keragaman Fitoplankton di Danau Rengas Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar, Riau. Skripsi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru. Odum,
E.P. 1971. Fudamentals of Ecology. Third Edition. W.B. Sounder Co. Philadelphia. , E.P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi Umum. Diterjemahkan Oleh T. Samingan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 576 hal.
Sachlan, M. 1980. Planktonologi. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 98 hal. Siagian, M. 2012. Kajian Jenis dan kelimpahan Perifiton Pada Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Di Zona Litoral Waduk Limbungan, Pesisir Rumbai, Riau. Jurnal Akuatik Vol III No. 2/ September 2012 (95-104) ISSN 0853-2523. Yunfang, H.M.S. 1995. Atlas of FreshWater Biota in China. Yauton University, Fishery College, China Ocean Press, Beijing. 375.