Types and abundance of periphyton in the glass substrate placed in the Salo River, Salo District, Kampar Regency
By Santo Rio Pakpahan1) Madju Siagian2) Asmika H. Simarmata2) E-mail:
[email protected] ABSTRACT Periphyton it is aquatic microorganisms that are attached in any submerged substrate. This research aims to understand the type and periphyton abundance on glass substrates that were immersed in the Salo River. The research was conducted in August – September 2015. There were 3 stations, namely. Station 1, Station 2 and Station 3. Water quality measured were transparency, temperatur, dissolved oxygen, current velocity, carbon dioxide and pH. Periphyton were then identified. Results shown that there were 33 species and they were included in 5 classes. Bacillariophyceae (22 species), Cyanophyceae (3 species), Chlorophyceae (4 species), Dynophyceae (1 species), and Xanthophyceae (3 species). The abundance of periphyton was 5,460 cell/cm2 – 61,941 cell/cm2. The highest abundance was found in the Station 3 (61,941 cell/cm2) and the lowest was found in the Station 1 (5,460 cell/cm2). Based on data obtained, it can be concluded that the water in the Salo River is categorized as oligotrophic to mesotrophic. Keywords: Salo River, Periphyton, Glass Substrate, Type and Abundance 1) Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University 2) Lecturer of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University wisata karena airnya yang bersih dan
PENDAHULUAN Sungai Salo merupakan anak
jernih membuat batu-batu kecil di
Sungai Kampar yang berada di
sepanjang dasarnya terlihat jelas.
Kecamatan
Kabupaten
Lumut yang tumbuh di sebagian
Kampar, Riau. Sungai Salo memiliki
batu-batu kecil dan rumput air yang
lebar lebih kurang 2-3 m dan panjang
tumbuh di pinggir sungai, membuat
lebih kurang 7-8 km, terletak di Desa
sungai ini semakin terlihat berwarna
Salo Kecamatan Salo Kabupaten
hijau oleh karena itu masyarakat
Kampar, Riau. Lokasi Sungai Salo
sering menyebutnya Sungai Hijau.
sangat
Salo,
strategis
dan
mudah
Perifiton adalah mikroorganisme
dijangkau, oleh masyarakat sehingga
baik tumbuhan maupun hewan yang
Sungai Salo dimanfaatkan sebagai
hidup menempel dan melekat pada
1
permukaan benda-benda yang ada di
alami seperti batu yang memiliki
sungai seperti batu, kayu, batang-
permukaan tidak teratur ataupun
batang
dan
daun yang rapuh sulit dilakukan
sebagainya. Karena perifiton relatif
(Azim et al., 2005 dalam Masitho
tidak bergerak, maka kelimpahan dan
2012).
tumbuhan
komposisi
air,
perifiton
di
sungai
Subtrat yang terbuat dari benda
dipengaruhi oleh kualitas air sungai
hidup
tempat
suatu
karena adanya proses pertumbuhan
alga
dan kematian. Oleh sebab itu subtrat
sebagai
dari benda mati lebih baik karena
produsen dari pada fitoplankton.
benda mati bersifat permanen dan
Alga perifiton juga penting sebagai
lebih
makanan beberapa jenis invertebrata
pembentukan
dan ikan (Graham dan Wilcox,
berjalan sangat lambat akan tetapi
2000).
tidak mengalami perubahan rusak
hidupnya.
perairan
mengalir
perifiton
lebih
Perifiton
Dalam (lotik),
berperan
berperan
produsen
primer
perairan
dengan
sering
bersifat
tahan
sementara
lama,
meskipun
komunitas
perifiton
sebagai
atau mati (Armand dan Supriyanto,
suatu
2007). Maka dalam penelitian ini
menghasilkan
digunakan substrat buatan dari kaca
dalam
oksigen dan menjadi makanan bagi
untuk
organisme lain, seperti zooplankton,
perifiton. Di Sungai Salo belum
benthos, ikan dan organisme akuatik
pernah dilakukan Penelitian tentang
lainnya. Keberadaan perifiton tidak
jenis dan kelimpahan perifiton pada
terlepas
substrat buatan kaca. Berdasarkan
dari
hidupnya.
substrat
tempat
Aktivitas
yang
hal
dijadikan
tersebut
media
perlu
dilakukan
berlangsung di lingkungan sungai
penelitian
juga
kelimpahan perifiton pada substrat
berpengaruh
pertumbuhan
perifiton.
terhadap Saat
ini
substrat buatan sudah digunakan untuk
menumbuhkan
mengenai
tumbuh
jenis
dan
buatan kaca. Penelitian ini bertujuan untuk
perifiton
mengetahui jenis dan kelimpahan
karena perifiton dapat menempel erat
perifiton pada substrat buatan kaca di
dengan substrat sehingga pemisahan
Sungai Salo. Manfaat dari hasil
perifiton yang menempel di substrat
penelitian
ini
diharapkan
dapat
2
memberikan informasi dasar bagi
keasaman (pH), kedalaman, oksigen
pihak yang memerlukan serta dapat
terlarut
dijadikan salah satu langkah awal
karbondioksida bebas (CO2) dan
dalam melakukan upaya pengelolaan
parameter biologi adalah perifiton.
perikanan dan perairan Sungai Salo yang berwawasan lingkungan.
Agustus 2015 di perairan Sungai Salo Desa Salo Kecamatan Salo
sampel
perifiton
Identifikasi
dilakukan
di
Laboratorium Produktivitas Perairan Fakultas
Perikanan
Kelautan
dan
Universitas
Ilmu Riau
Pekanbaru. Pengukuran kualitas air dilakukan
di
lapangan
dan
di
laboratorium. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dimana
perairan
Sungai
Salo
dijadikan sebagai lokasi penelitian. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari data lapangan berupa data kualitas air yang diamati di lapangan ataupun yang dianalisis di
laboratorium.
Data
pengambilan
Pengambilan
Penelitian ini dilaksanakan pada
Kampar.
Lokasi
Oxygen),
sampel
dalam penelitian ini ada 3 stasiun.
METODE PENELITIAN
Kabupaten
(Dissolved
sekunder
berupa literatur yang mendukung penelitian ini. Data kualitas air yang diamati dalam penelitian ini adalah
sampel
dilakukan
sebanyak 4 kali pengulangan dengan interval minggu. masing
waktu
pengambilan
Karakteristik stasiun
1
masing-
adalah
sebagai
berikut: Stasiun 1:Berada di bagian hulu sungai. Di sekitar Stasiun ini
terdapat
perkebunan kelapa
aktifitas karet
sawit.
dan
Terletak
pada koordinat N 0º 17’ 0” E 100º 59’ 55”. Stasiun 2:Berada di bagian tengah sungai. ini
Pada
terdapat
Stasiun aktifitas
wisata dan perkebunan karet.
Terletak
pada
koordinat N 0º 18’ 30” E 100º 59’ 52”. Stasiun 3: Berada di bagian hilir sungai. Pada stasiun ini terdapat aktifitas rumah tangga, dan pengerukan pasir.
fosfat, nitrat, suhu, kecerahan, derajat
3
Terletak pada koordinat
Sketsa pengambilan sampel dalam
N 0º 15’ 55” E 100º 59’
penelitian
48”.
Gambar 1.
dapat
dilihat
pada
Gambar 1. Sketsa Stasiun Penelitian Penempatan
kaca
eutrofik, posisi yang tepat untuk
mengacu pada Berkman and Canova
meletakkan substrat buatan adalah
(2007) dalam Simarmata (2015)
secara horizontal,sedangkan untuk
yaitu kaca yang digunakan berukuran
perairan oligotrofik posisi yang tepat
8 x 3 cm masing-masing stasiun
adalah secara vertikal.
ditanam pada stasiun 1 sebanyak 24
Oleh karena itu posisi kaca dalam
keping kaca, stasiun 2 sebanyak 12
penelitian ini ditanam secara vertikal
keping kaca dan stasiun 3 sebanyak 8
pada kedalaman 15 cm dari atas
keping kaca dilakukan satu minggu
permukaan air.
sebelum (1972)
substrat
sampling. dalam
Schwoerbel
Supriyanti
(2001)
menjelaskan bahwa untuk perairan
Berikut sketsa penempatan dan kerangka substrat perifiton dapat dilihat pada Gambar 2
Gambar 2. Sketsa Penempatan Substrat 4
Dalam
pengambilan
sampel
perifiton, jumlah keping kaca yang dikerik di Stasiun 1 (hulu) sebanyak
dikemukakan oleh APHA (2012) sebagai berikut :
menggunakan penjepit lalu dikerik
𝑁 𝑥 𝐴𝑡 𝑥 𝑉𝑡 𝐴𝑐 𝑥 𝑉𝑠 𝑥 𝐴𝑠 Keterangan : K = Kelimpahan perifiton (sel/cm2) N = Jumlah perifiton yang diamati As = Luas substrat 8 x 3 (cm2) x 6 At = Luas cover glass (20 x 20 mm2) Ac = Luas sapuan (20 x 0,045) mm2 x 10 Vt= Volume sampel perifiton (50 ml) Vs= Volume sampel yang diamati (10 x 0,05 ml)
dengan sikat halus. Bagian plat kaca
Data hasil pengukuran parameter
yang dikerik adalah permukaan kaca.
kualitas air di lapangan (kecerahan,
Hasil kerikan dimasukkan ke dalam
suhu, kedalaman, kecepatan arus,
botol sampel menggunakan corong
pH, CO2 bebas, DO), jenis dan
plastik dimana botol sampel telah
kelimpahan perifiton di laboratorium
diisi dengan akuades, lalu diawetkan
ditabulasikan dalam bentuk tabel
dengan larutan lugol 1% sampai
serta grafik. Untuk menguji apakah
berwarna kuning teh dan dibungkus
hipotesis diterima atau ditolak dilihat
dengan plastik hitam. Setelah itu
dari uji two way anova menurut
dibawa
Sokal dan Rohlf (1995). Jika F
6 , Stasiun 2 (tengah) sebanyak 3 dan Stasiun
3
(hilir)
sebanyak
2,
mengacu pada Berkman and Canova (2007) dalam Simarmata (2015). sehingga ada 44 keping kaca yang dikerik.
Plat
kaca
yang
sudah
ditanam di setiap stasiun diambil
ke
Produktifitas
Laboratorium Perairan
𝐾=
Fakultas
hitung > F tabel maka hipotesis
Perikanan dan Ilmu Kelautan untuk
diterima, sebaliknya jika F hitung ≤
dianalisis
di
F tabel maka hipotesis ditolak.
binokuler.
Perifiton
menggunakan
bawah
mikroskop diidentifikasi
buku
identifikasi
menurut Prescot (1974) Belcher dan
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Sungai Salo merupakan anak
Swale (1978), Yunfang (1995), Bigg
Sungai
dan
Perhitungan
kedalaman 30-50 cm, lebar ± 4-13 m
dilakukan
dan panjang ± 7-8 km. Sungai Salo
yang
adalah salah satu sungai yang ada di
Kilroy
kelimpahan berdasarkan
(2000). perifiton rumus
Kampar
yang
memiliki
Provinsi Riau. Terletak di Kabupaten
5
Kampar Kecamatan Salo dan Desa
Bacillariophyceae,
Salo. Sebelah Utara Sungai Salo
dan
berbatasan dengan Sungai Kampar,
kelimpahan perifiton yang banyak
sebelah Barat berbatasan dengan
ditemukan
Desa Siabu dan sebelah Timur
Bacillariophyceae (52,6 % - 69,5 %)
berbatasan dengan Desa Salo Timur.
diikuti oleh Chlorophyceae, dan
Sungai Salo merupakan sungai yang
Xanthophyceae
airnya
berupa
terendah adalah kelas Dinophyceae
bebatuan dan memiliki air yang
(0,4% - 1%) (Tabel 2). Menurut
sangat jernih. Air sungai terlihat
Nontji (2006), kelas Dynophyceae
hijau disebabkan oleh lumut-lumut
merupakan
yang ada di dasar sungai dan sungai
yang sangat umum ditemukan di
ini
perairan laut. Oleh karena itu kelas
dangkal,
dikelilingi
substrat
oleh
pepohonan
Chlorophyceae
Xanthophyceae.
Komposisi
adalah
dari
sedangkan
kelompok
organisme
sehingga sungai ini terlihat seperti
Dinophyceae
berwarna hijau Oleh karena itu,
ditemukan di perairan tawar.
masyarakat
setempat
sering
menyebut Sungai Hijau.
Berikut
sangat
komposisi
kelas
jarang
perifiton
dapat dilihat pada Tabel 2.
Hasil Perifiton yang ditemukan selama penelitian terutama terdiri dari kelas Tabel 2. Komposisi Keilimpahan Perifiton Berdasarkan Kelas yang Ditemukan pada Masing-Masing Stasiun di Sungai Salo Selama Penelitian Komposisi Kelimpahan Perifiton (%) Kelas Stasiun Bacillariophyceae Chlorophyceae Xanthophyceae Cyanophyceae Dinophyceae Total
Kelimpahan
perifiton
1
2
3
52,6 16,0 19,4 11,6 0,4 100
64,1 16,3 13,3 5,6 0,6 100
69,5 15,1 8,9 5,6 1,0 100
dari
pertumbuhan dan menurun pada
minggu ke minggu menunjukkan
minggu ke-4. Hal ini sesuai dengan
pada minggu ke-3 merupakan puncak
pendapat Osborne dalam Simarmata, 6
(1991)
proses
kolonisasi
untuk
mantap terjadi antara 13 sampai 21
mencapai tingkat komunitas yang
hari (Gambar 4).
Kelimpahan Perifiton (sel/cm2)
35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 0
1
2
3
4
Minggu
Gambar 4. Grafik Pertumbuhan Kelimpahan Perifiton di Setiap Stasiun Selama Pengamatan Parameter Pendukung
Kualitas
Air
Suhu tertinggi terdapat di Stasiun 2
Kualitas air ditentukan oleh faktor
berkisar antara 28-28,5 0C (Tabel 4).
fisika
dan
kimia
yang
(28,5 0C), sedangkan pada Stasiun 1 dan Stasiun 3 sama yaitu 28 0C.
mempengaruhi populasi organisme
Adanya
perairan. Kualitas air memberikan
diperkirakan karena perbedaan waktu
pengaruh yang cukup besar bagi
pengukuran, serta perbedaan tingkat
pertumbuhan makhluk hidup yang
intensitas
hidup di air. Perairan dianggap layak
kondisi
apabila
mampu
karena suhu rata-rata di setiap stasiun
mendukung kelangsungan organisme
tidak jauh berbeda. Hal ini karena
yang terdapat pada perairan tersebut.
Indonesia merupakan daerah tropis,
Parameter
sesuai
kualitas
yang
airnya
diukur
selama
perbedaan
cahaya cuaca
dengan
suhu
matahari
saat
ini
dan
pengukuran
pendapat
Nontji
penelitian di sungai Salo yaitu suhu,
(1993) yang menyatakan bahwa suhu
derajat keasaman (pH), kecepatan
di perairan tropis relatif stabil dan
arus, CO2 bebas, oksigen terlarut
Hal ini diperjelas oleh Barus (2004)
(DO), nitrat dan fosfat.
yang mengatakan bahwa suhu suatu
Suhu Hasil pengukuran suhu yang telah dilakukan di Sungai Salo,
badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut,
sirkulasi
udara,
penutupan
7
awan, dan aliran serta kedalaman
secara wajar, nilai pH berkisar dari
dari badan air.
5-9.
Dari hasil
pengukuran suhu
selama penelitian di sungai Salo bahwa
suhu
masih
mendukung
kehidupan organisme di perairan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Parkins dalam
Yuliana
(2001), bahwa kisaran suhu optimal untuk kehidupan dan perkembangan organisme akuatik adalah 25-32oC.
Kesimpulan Berdasarkan
hasil
pengukuran
derajat
penelitian,
jenis perifiton yang diperoleh pada substrat kaca terdapat 33 jenis yang terdiri
dari
5
Bacillariophyceae
kelas
yaitu
(22
jenis)
kemudian kelas Chlorophyceae (4 jenis),
Cyanophyceae
Xanthophyceae
Derajat Keasaman (pH) Hasil
KESIMPULAN DAN SARAN
Dinophyceae
(3 (1
(3
jenis),
jenis) jenis).
dan Total
keasaman (pH) di Sungai Salo adalah
kelimpahan perifiton yang ditemukan
sama yaitu 5 dan bersifat asam dapat
pada substrat kaca di Sungai Salo
dilihat pada Tabel 4. Kondisi pH
berkisar
yang asam pada sungai ini diduga
Kelimpahan
disebabkan karena hulu dari sungai
ditemukan di Stasiun 3 yaitu 61.941
ini
sel/cm2 dan kelimpahan terendah di
berada
didalam
kawasan
perkebunan karet dan bersumber dari
Stasiun
rawa-rawa
Kelimpahan
perkebunan kawasan
yang
ada
tersebut. Provinsi
di
sekitar
Selain Riau
sel/cm2.
5.460-61.941
I
perifiton
yaitu
tertinggi
sel/cm2.
5.460
perifiton
mencapai
itu,
puncak pada hari ke-21 atau minggu
yang
ke-3. Hasil uji statistik menggunakan
bergambut juga menyebabkan kadar
F hit (6,88) > F tab
pH di Sungai Salo asam, meskipun
berarti ada perbedaan kelimpahan
warna air di sungai ini jernih. Derajat
perifiton di Hulu, Tengah dan Hilir
keasaman (pH) 5 di Sungai Salo
Sungai Salo. Berdasarkan kandungan
masih mendukung untuk kehidupan
nitrat
organisme perairan. Hal ini sesuai
termasuk perairan yang oligotrofik
dengan pendapat Effendi (2003)
dan mesotrofik.
dan
fosfat,
(0.05)
Sungai
(5,14),
Salo
yang mengatakan untuk mendukung kehidupan suatu organisme perairan 8
Produktifitas Primer dan Struktur Komunitas Perifiton Pada Berbagai Substrat Buatan di Sungai Kromong Pacet Mojokerto. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. Surabaya. (Tidak diterbitkan)
Saran Dalam penelitian ini, subtrat kaca yang digunakan adalah kaca yang
permukaannya
licin,
maka
perlu adanya penelitian lanjutan tentang
jenis
perifiton
pada
permukaannya pembanding
dan
kelimpahan
substrat kasar
atau
yang sebagai
menggunakan
substrat buatan yang lain batu dan keramik. DAFTAR PUSTAKA Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Medan: USU Press. Belcher, H dan E. Swale. 1976. A Beginner’s Guide to Freshwater Algae. Institute of Teresterial Ecology. London. Biggs, B. J. F dan C. Kilroy. 2000. Stream Periphyton Monitoring Manual. Niwa, New Zeland. Effendi, H. 2000. Telaahan Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya Dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. Graham L. E. and Wilcox L.W. 2000, Algae. University Of Wisconsin PrenticeHall Inc. Upper Saddle River, New Jersey.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta Prescot, G. W. 1974. Algae of the Western Great Lakes Area. WCM. Brown Company Publisher. Dubuque Lowa. Simarmata, A.H., 1991. Struktur Komunitas Perifiton pada Substrat Kaca di Danau Hipereutrofik Situ Rawakalong Kecamatan Cimanggis Bogor. Skripsi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Tidak diterbitkan) Supriyanti.
2001. Struktur Komunitas Perifiton Pada Substrat Kaca Dilokasi Pemeliharan Kerang Hijau (Perna viridis I) Perairan Muara Kamal Teluk Jakarta. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, IPB. Bogor. (Tidak diterbitkan).
Masitho. I., S. Hariyanto, dan N. Moehammadi. 2012.
9