JEMI, Vol.2, No.2, Desember 2011
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Perusahaan Property & Real Estate di BEI) TUMPAL MANIK, M.Si (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan menganalisis pengaruh signifikan kepemilikan instansi, kepemilikan manajemen, komisaris independen komite audit, dan umur perusahaan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 – 2010. Jumlah populasi penelitian 35 perusahaan dan sampel data 175. Pengujian hipotesisi melalui Uji Asumsi Klasik, Uji T, Uji F dan Uji Determinasi dengan program statistic SPSS V.20. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan adalah kepemilikan manajemen sebesar 25,3%, komisaris Independen berpengaruh sebesar 9,1%, komite audit sebesar 27,7% dan umur perushaan sebesar 37,7%. Sedangkan yang tidak berpengaruh signifikan adalah kepemilikan instansi
Key words : Kepemilikan Manajemen, Komisaris Independen, Komite Audit, Umur Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan PENDAHULUAN Latar Belakang Tata kelolah perusahaan menjadi kewajiban setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk meningkatkan kinerja para manajemen dalam mengendalikan praktek kecurangan dalam korporasi, juga menentukan arah dan pengendalian kinerja perusahaan. Para manajemen puncak korporasi menyelaraskan kepentingannya dengan pemegang saham untuk menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan, memonitor kinerja manajamen sebagai acuan pengambilan keputusan maupun tindakan. Perlakuan kecurangan korporasi dari para pemimpin perusahan memiliki kekuatan dan kesempatan khususnya dalam penerapan tata kelolah perusahaan, karena mereka diberi wewenang untuk mengatur, mengelola dan mengawasi proses aktivitas perusahan dalam meningkatkan laba dan aset selama periode akuntansi. Perlakuan kompensasi pengelolaan organisasi yang diberikan kepada para eksekutif telah mengalami perkembangan selama satu dekade terakhir, kekayaan yang dimiliki para eksekutif
25
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KOMISARIS INDEPENDEN,KOMITE AUDIT, UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Perusahaan Real Estate dan Develover di BEI)
dipengaruhi oleh adanya kepemilikan saham yang dikuasai oleh eksekutif. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah kepemilikan instansi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ? 2. kepemilikan manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan ? 4. Apakah komite audit dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan ? 5. Apakah umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan ? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh signifikan kepemilikan instansi terhadap kinerja perusahaan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh signifikan kepemilikan manajemen terhadap kinerja perusahaan. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh signifikan komisaris independen terhadap kinerja perusahaan. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh signifikan komite audit terhadap kinerja perusahaan. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh signifikan umur perusahaan terhadap kinerja perusahaan. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kepemilikan Instansi Tata kelolah perusahaan menjadi kewajiban setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk meningkatkan kinerja para manajemen dalam mengendalikan praktek kecurangan dalam korporasi, juga menentukan arah dan pengendalian kinerja perusahaan. Para manajemen puncak korporasi menyelaraskan kepentingannya dengan pemegang saham untuk menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan, memonitor kinerja manajamen sebagai acuan pengambilan keputusan maupun tindakan. Mencapai tujuan organisasi, tata kelola perusahaan mempunyai tantangan dalam memaksimalkan pencapian kesejahteraan serta meningkatkan kinerja korporat, termasuk dalam membangun kepercayaan pasar dan mendorong arus investasi nasioanal maupun internasional yang lebih stabil, bersifat jangka panjang 26
JEMI, Vol.2, No.2, Desember 2011
(Widjaja, 2010). Penerapan tata kelolah perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak tersebut adalah pihak internal yang meliputi dewan komisaris, direksi, karyawan dan pihak eksternal yang meliputi investor, kreditor, pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan atau stakeholders. Sedangkan menurut penelitian Ndaruningpuri Wulandari (2006), penerapan corporate governance hanya mencapai 1% taraf kepercayaan terhadap kinerja perusahaan. Selama proses pengelolaan perusahaan, manajer memiliki asimetri informasi terhadap pihak eksternal perusahaan seperti investor dan kreditor. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki informasi kondisi perusahan lebih banyak dibandingkan pihak eksternal. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada manajer puncak untuk menggunakan informasi yang diketahuinya dalam memanipulasi pelaporan keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya (Setiawan, dkk. 2006). Kepemilikan Manajemen Transparansi dan penjelasan laporan keuangan merupakan bagian dari tanggungjawab pimpinan, sehingga tata kelola korporasi sudah menjadi pusat perhatian para pemimpin perusahaan. Tanpa tata kelola korporasi yang baik dan jujur oleh kepemilikan manjerial, maka organisasi apapun dapat dengan mudah terjebak kedalam perilaku atau proses kerja yang cendrung menghalalkan segala cara untuk mencapai hasil yang ingin dicapai. Kepemilikan manajerial berdasarakan rasio jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola, Susiana dan Herawaty 2007). Menurut Isnanta (2008), corporate governance dan struktur kepemilikan tidak terbukti berpengaruh secara positif terhadap manajemen laba, namun terbukti berpengaruh secara positif terhadap kinerja keuangan. Komisaris Independen Dewan komisaris independen secara umum mempunyai tanggungjawab terhadap pengawasan yang lebih baik terhadap manager, sehingga pengaruh kemungkinan penyimpangan dalam menyajikan laporan keuangan yang dilakukan manager, sehingga dewan komisaris independen mempunyai hubungan terhadap keberhasilan corparate governance (Wulandari, 2006). Selain tanggungjawab, dewan komisaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan. Mengingat manajamen yang bertanggungjawab untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan, sedangkan Dewan Komisaris bertanggungjawab untuk
27
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KOMISARIS INDEPENDEN,KOMITE AUDIT, UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Perusahaan Real Estate dan Develover di BEI)
mengawasi manajemen maka Dewan Komisaris ketahanan dan kesuksesan perusahaan.
merupakan
pusat
Komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak sematamata demi kepentingan perusahaan Machmud dan Djakman (2008). Memberikan pendapat kepada dewan komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris tidak terlepas dari tugas komite audit, juga penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya; penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap perundangundangan di bidang Pasar Modal. Penelaahan dan melaporkan kepada komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan emiten atau perusahaan publik untuk menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan (Amalia. 2008). Komite Audit Komite audit sebagai salah satu mekanisme corporate governance mampu mengurangi praktek manipulasi dan kecurangan dengan menjunjung prinsip corporate governance, transparansi, fairness, tanggung jawab, dan akuntabilitas yang pada prosesnya menghambat praktek kecurangan dan manupulasi dalam perusahaan. Hal ini sesuai dengan Nasution dan Doddy (2007), bahwa keberadaan komite audit dapat menghambat terjadinya kecurangan dalam manajemen laba, namun tidak selaras dengan Paramita Sari Rika (2008), menyatakan bahwa keberadaan komite audit dalam sebuah perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Kelompok lainnya yang tergolong dalam tata kelolah perushaan adalah ukuran komite dan audit, tujuannya mampu memoderasi hubungan antara asimetri informasi dan manajemen laba, tetapi komposisi dewan komisaris dan ukuran dewan komisaris tidak mampu memoderasi hubungan antara asimetri informasi dan manajemen laba (Wisnumurti, 2010). Selain corporate governance, umur perusahan juga dapat dikaitkan dengan kinerja perusahaan, sebab perusahaan yang telah berdiri lama menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis dan mampu bersaing. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak dan mengetahui kebutuhan atas informasi tentang perusahaan. Kinerja Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu media yang digunakan untuk mengukur kinerja jangka perusahaan dari aktualisasi aspek kinerja manajer. Menurut Sulistyanto (2008) ukuran kinerja untuk membantu menerapkan strategi dan pengendalian manajemen sebagai faktor keberhasilan penting (critical success factors) jangka 28
JEMI, Vol.2, No.2, Desember 2011
pendek dan jangka panjang. ukuran kinerja merupakan suatu mekanisme yang memperbaiki kemungkinan perusahaan mengimplementasikan keberhasilan startegi manajemen tanpa melakukan manipulasi data keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dari pihak luar pemakai yang berkepentingan (stockholders) menjadi indikator perusahaan untuk jangka pendek dan jangka panjang serta meyakinkan investor khususnya saat penawaran saham. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan hipotesis pertama dalam penelitian ini yang berkaiatan dengan dugaan perusahaan melakukan coporate fraud melalui corporate governance berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. H1 : Kepemilikan institutional dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan H2 : Kepemilikan manajemen berpengaruh signifikan kinerja perusahaan H3 : Komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan H4 : Komite audit berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan H5 : Umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Kinerja Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu media yang digunakan untuk mengukur kinerja jangka perusahaan dari aktualisasi aspek kinerja manajer. Menurut Sulistyanto (2008), ukuran kinerja untuk membantu menerapkan strategi dan pengendalian manajemen sebagai faktor keberhasilan penting jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan menurut Malikah (2008), kinerja keuangan merupakan penilaian perusahaan terhadap posisi dan mengelola sumber daya yang ada dimana informasi sumber daya, struktur keuangan, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas perlu memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan untuk memenuhi komitmen sehingga kinerja keuangan dapat diprediksi baik atau tidak. METODE PENELITIAN Populasi dan
Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor property and real estate, bangunan dan kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Periode pengamatan penelitian dilakukan dari perusahaan-perusahaan di bidang tahun 2006 2010. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling), yaitu: (1) Telah terdaftar dan listing di Bursa Efek Indonesia terdaftar Indonesia tahun tahun 2006 sehingga 2010.
29
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KOMISARIS INDEPENDEN,KOMITE AUDIT, UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Perusahaan Real Estate dan Develover di BEI)
(2) Perusahaan yang memiliki data kepemilikan instansi, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit, (3) Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan lengkap untuk periode yang berakhir per 31 Desember selama periode 2006-2010 selama waktu penelitian. Perusahaan property & real estate sebanyak 39, perusahaan bangunan & kontruksi 7 dan perusahaan property & real estate, bangunan & kontruksi sebanyak 46 dan yang tidak memenuhi syarat 10 perusahaan sehingga jumlah populasi penelitian 35 perusahaan dan sampel data 175 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Varibel Independen (Variabel Bebas) dari Tata Kelola Perusahaan 1. Kepemilikan Institutional, merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan perusahaan (Siregar dan Utama 2005). Kepemilikan institusional diukur dengan skala rasio melalui jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusional dibandingkan dengan total saham perusahan (Guna dan Herawaty.2010).
INST
Jumlah Saham yang Dimiliki Investor Institusi .......... .......... ..... 1) Total Modal Saham Perusahaan yang Beredar
2. Kepemilikan Manajemen, adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Gideon, 2005). Kepemilikan menajemen diukur menggunakan skala rasio melalui persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh saham yang beredar (Susiana dan Herawaty, 2007)
KPMJ
Jumlah Saham yang Dimiliki pihak Manajemen .......... .......... .2) Total Modal Saham Perusahaan yang Beredar
3. Komisaris Independen, Diukur dengan menggunakan indikator proporsi jumlah dewan komisaris independen terhadap total dewan komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel, Wulandari. (2006), Machmud dan Djakman.(2008) dan Isnanta (2008).
KI
Jumlah Anggota Dewan Komisaris dari Luar Perusahaan .......... .... 3) Seluruh Anggota Dewan Komisaris Perusahaan
4. Komite Audit terdiri sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen dan sekurang-kurangnya 2 orang anggota lainnya berasal dari luar emiten. Komite audit dalam penelitian ini diukur menggunakan skala rasiao melalui persentase anggota komite audit yang berasal dari luar komite audit terhadap seluruh anggota komite audit (Istanta 2008).
30
JEMI, Vol.2, No.2, Desember 2011
KMA
Jumlah Anggota Komite Audit dari Luar .......... .......... ........ 4 ) Jumlah Seluruh Anggota Komite Audit
Varibel Depend (Variabel Terikat) : Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan sebuah konsep untuk mencerminkan keuntungan perusahaan masa depan dari laba saat ini, diukur dengan Tobin Q model. Kinerja perusahaan merupakan suatu penilaian perusahaan posisi keuangan mengelola sumber daya yang ada dan kemampuan beradapstasi dnegan lingkungannya Hastuti, (2005), Haryono (2008). Penentuan nilai Tobins (Q) adalah sebagai berikut :
Tobin' s Q
( EMV D) ...................................(11) ( BVE D)
di mana :Tobin’s Q = Kinerja Perushaaan EMV = Nilai pasar ekuitas (closing price x jumlah saham) D = Nilai buku dari total hutang BVE = Nilai buku dari total ekuitas HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Asumsi Klasik Salah satu syarat agar dalam pelaksanaan regresi berganda tidak terjadi bias maka dilakukan uji asumsi klasik terdiri dari empat pengujian yaitu, uji normalitas data, heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas di uraikan pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Asymp. Sig. (2-tailed)
0,468 1,768
Durbin-Watson Variabel
Kepemilikan Institusi Kepemilikan Manajemen Komisaris Independen Komite Audit Umur Perusahaan
Multikolinearitas VIF
Heteroskedastisitas
Probabi Keterangan litas Multikol 0,570 Tidak ada Hetero Multikol 0,509 Tidak ada Hetero Multikol 0.149 Tidak ada Hetero Multikol 0,066 Tidak ada Hetero Multikol 0,222 Tidak ada Hetero
Keterangan
1,712 Tidak 3,639 Tidak 1,526 Tidak 3,295 Tidak 4,612 Tidak
ada ada ada ada ada
Sumber : Ouput pengolahan data dengan menggunakan SPSS.20
Pengujian asumsi klasik tabel 4.1 di atas, dapat diambil kesimpulan uji normalitas jika sig α = 0,05 maka hipotesis diterima. Dari hasil perhitungan Uji nomalitas diperoleh nilai sig sebesar 0,468 > 0,05 yang artinya penelitian diterima sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi nornal melalui
31
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KOMISARIS INDEPENDEN,KOMITE AUDIT, UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Perusahaan Real Estate dan Develover di BEI)
standardized residual dari seluruh variabel penelitian. Sedangkan uji multikolinieritas, inflation factor (VIF) < 10 maka Ho diterima artinya tidak terdapat masalah multikolinieritas, nilai tolerance semua variabel independen mendekati angka 1(satu). Penujian untuk heteroskedastisitas signifikansi (probabilitas) > 0,05, maka tidak ada heteroskedastisitas (homokedastisitas). Uji heteroskedastisitas seluruh variabel tidak ada hetero. Sedangkan untuk uji autokorelasi, nilai DW sebesar 1,768, artinya memenuhi syarat bebas autokorelasi atau bebas autokorelasi. Pengujian
Hipotesis
Uji T (Uji Individu) Untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen secara individu, digunakan Uji-t, tingkat kepercayaan (Sig5%) dengan hipotesis dibawah ini. Tabel 2.1 Uji T (Uji Individu) Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients B
1 (Constant) -38127.194 KPI
.108
KSI
1.746
KPM KTA
.193
2.957
Std. Error
138173.926
Standardized Coefficients Beta
.073
.062
.774
.091
.040 .556
UPS 1.650 .285 a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan
.253 .277 .377
t
-.276 1.488 4.765 2.255 5.315 5.795
Sig.
.783 .139 .000 .025 .000 .000
Hasil ouput statistik SPSS V.20 Uji t dari tabel 1.2 pengujian koefisien regresi masing-masing varibel menunjukkan hasil yang signifikan (t-statistik < 0,05) adalah kepemilikan manajemen (KPM) yakni (0,000 < 0,005), komisaris independen (KSI) yakni (0,025 <0,05), komite audit (KTA) yakni (0,000 < 0,005), dan umur perusahaan (UPS) yakni (0,000 < 0,005). Sedangkan variabel yang tidak signifikan yakni (0,000 > 0,005) adalah kepemilikan intitusi (KPI). Pengaruh secara parsial (individu) adalah kepemilikan manajemen (KPM) sebesar 25,3%, komite audit (KTA) sebesar 27,7% dan umur perusahaan (UPS) sebesar 37,7%
32
JEMI, Vol.2, No.2, Desember 2011
Uji F (Uji bersamaan/Simultan) Tabel 1.3 Uji F (Uji Simultan)
1
ANOVAb
Sum of Squares
Model
Regression
df
2.271
Residual
5.440
5
169
Mean Square 4.542 3.219
F
141.092
Sig.
.000a
Total 2.815 174 a. Predictors: (Constant), UPS, KSI, KPI, KTA, KPM b. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan
Uji Determinasi
Tabel 1.4 Uji Determinasi Model Summaryb
Model
R
a
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .898 .807 .801 1.79414 a. Predictors: (Constant), UPS, KSI, KPI, KTA, KPM b. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan
1.891
Nilai Adjusted R-Square di atas adalah sebesar 0,807 menunjukkan bahwa kontribusi variasi nilai UPS, KSI, KPI, KTA, KPM dalam mempengaruhi variasi nilai kinerja perusahaan (KPS) adalah sebesar 80,7%, sisanya 19,3% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak diikutsertakan di dalam model penelitian ini. Hasil penelitian ini dilihat dalam model persamaan regresi berganda diformulasikan sebagai berikut : Y = -38127.194 + 0.108 KPI + 0.193 KPM + 1.746 KSI + 1.650 UPS + 2.957 KTA + ɛ Keterangan KPI (X1) = KPM (X2) = KSI (X3) = KTA (X4) = UPS (X5) =
Kepemilikan instansi Kepemilikan manajemen Komisaris Independen Komite Audit Umur Perusahaan
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian yang dilakukan pada 175 perusahaan sektor property and real estate, bangunan dan kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Periode pengamatan penelitian dilakukan dari tahun 2006 -2010, melalui uji statistik SPSS. 20 33
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KOMISARIS INDEPENDEN,KOMITE AUDIT, UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Perusahaan Real Estate dan Develover di BEI)
antara lain: H1 : Kepemilikan instansi (KPI) tidak berpengaruh signifikan (0,139 > 0,05) terhadap kinerja perusahaan H2 : Kepemilikan manajemen (KPM)berpengaruh signifikan (0,000 < 0,05) terhadap kinerja perusahaan, terbukti melalui uji t berpengaruh sebesar 25,3% H3 : Komisaris Independen (KSI) berpengaruh signifikan (0,025 <0,05) terhadap kinerja perusahaan, terbukti melalui uji berpengeruh sebesar 9,1% H4 : Komite Audit (KTA)berpengaruh signifikan (0,000 < 0,05) terhadap kinerja perusahaan, terbukti melalui uji t berpengaruh sebesar 27,7% H5 : Umur Perusahaan (UPS)berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, terbukti melalui uji t berpengaruh sebesar 37,7% Saran Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel-variabel lain yang relevan seperti praktik akuntansi kreatif (creative accounting practice), akuntansi agresif dan kaulitas laporan keuangan untuk mendapatkan model hipotesisis dan estimasi yang lebih baik. Peneliti selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan relevansi dari informasi yang diungkapkan dalam menjelaskan laporan keuangan perusahaan.
34
JEMI, Vol.2, No.2, Desember 2011
DAFTAR PUSTAKA Amalia, Khaira Fachrudin. (2008), Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Personal, USU Press Art Design, Publishing & Printing Gedung F Jl. Universitas No. 9, Kampus USU Medan, Indonesia. Guna, I. Welvin dan Herawaty, Arleen. (2010), Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Indenpendensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol12, No.1 April, 2010 STIE Trisakti Hamzah, Ardi. (2009), Deteksi Earning Management Melalui Beban Pajak Tangguhan, Akrual dan Arus Kas operasi (Studi pada perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Trunojoyo. Malikah, Anik. (2008), Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktuk Kepemilikan Kinerja Keungan, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang. Isnanta, Rudi. (2008), Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Skripsi jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Machmud dan Djakman. (2008), Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan : Study Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia 2006. Simposium Nasional Akuntansi 11. Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi X. Sari, Rika Paramita. (2008), Hubungan Komite Audit Terhadap Kinerja Keuangan Melalui Good Corporate Governance Sebagai Variabel Intervening, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Setiawan, Maman (2006), Pengaruh Struktur Kepemilikan, Karakteristik Perusahaan, dan Karakteristik Tata Kelola Korporasi Terhadap Kinerja Perusahaan Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Penelitian Sumber Dana DIPA Fakultas Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Padjadjaran. Siregar dan Utama. (2006), Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management) Jurnal Risat Akuntansi Indonesia, Vol. 9 N0.3, September 2006, hal : 3007 – 326 Sulistyanto, Sri. (2008), Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Susiana, dan A. Herawaty. (2007), Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Intergrasi Laporan Keuangan . Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 26-28 Juli, 2007 Widjaja, Amin Tunggal. (2010), Ikhtisar Teori dan Tanya Jawab Audit Internal. Harvarindo. Wisnumurti, Adhika. (2010), Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Hubungan Asimetri Informasi Dengan
35
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KOMISARIS INDEPENDEN,KOMITE AUDIT, UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Perusahaan Real Estate dan Develover di BEI)
Praktik Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI). Skripsi Jurusan Akunatnsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Roychowdhury. (2006), Earnings Management through Real Activities Manipulation. Journal of Accounting and Economics. 42: 335-370. Wulandari, Ndaruningpuri. (2006), Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Fakus Ekonomi Vol. 1 No.2 , STIE PENA Semarang.
36