31
BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG ZAKAT
A. Definisi Zakat berasal dari bentukan kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh dan berkembang. Menurut terminologi syariah (istilah), zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula (Kifayatul Ahyar, 1:1/2). Kaitan antara makna secara bahasa dan istilah ini berkaitan sekali, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik berkah,tumbuh, dan berkembang. 1 Zakat berarti kesucian dan kebersihan. Sebagian dari harta benda anda yang anda sisihkan dan anda berikan kepada fakir miskin disebut zakat karena dengan cara demikian harta, bersama itu pula, jiwa anda menjadi bersih dan suci. Harta seseoarang yang tidak dizakati adalah harta yang kotor dan tidak bersih, karena mengandung rasa tidak berterima kasih kepada Allah.2
1
Didin hafidhuddin, Zakat, Infaq dan Sedekah, (Jakarata: Gema Insani 2008), Cet 8, hlm.
2
Abul A’la Maududi, Dasar-Dasar Islam, (Bandung, Pustaka Pelajar, 2005.) Cet ke-4,
13. hlm. 171.
31
TM. Hasbi As Shiddieqy mengartikan zakat dengan Annama’ (kesuburan), karena zakat itu merupakan suatu sebab yang diharapkan akan mendatangkan kesuburan atau menyuburkan pahala dan mengartikan zakat dengan thaharah (kesucian), berkah (keberkahan) dan mensucikan, karena zakat adalah suatu kekayaan yang merupakan kesucian jiwa dari kekikiran dosa.3
Buku yang disusun oleh Dr. Wahbah Al-Zuhayli zakat mempunyai definisi tersendiri yang berati tumbuh (numuw) dan bertambah (ziyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah. Jika diucapkan zakat al-nafaqah, artinya nafkah tumbuh dan bertambah jika diberkati. Kata itu sering dikemukakan untuk makna thaharah (suci).4 Sesudah mengeluarkan zakat (infak) seseorang telah suci (bersih) dirinya dari penyakit kikir dan tamak. Hartanya juga telah bersih, karena tidak ada hak orang lain pada hartanya itu. 5 Ketika zakat telah dikeluarkan juga akan sedikit meringankan beban saudara-saudra yang membutuhkan. B. Syarat dan Rukun Zakat 1. Syarat Zakat (syarat wajib dan syarat sah) a. Syarat Wajib Zakat.
3
Teuku M.Hashby As-Shiddieqy, Pedoman Zakat (Pustaka Rizki Putra), 1999. hlm. 3. Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Madzhab, (Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 82. 5 M. Ali Hasan, Zakat Dan Infaq: Salah Satu Solusi Mengtasi Probelma Sosial , Cet ke-2, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 15. 4
31
1. Merdeka Menurut kesepakatan ulama, zakat tidak wajib atas hamba sahaya karena hamba sahaya tidak mempunyai hak milik. Tuannyalah yang memiliki apa yang ada ditangan hambanya. Pada dasaranya, zakat diwajibkan atas tuan karena dialah yang memiliki harta hambanya. Oleh karena itu, dialah yang wajib mengeluarkan zakatnya, seperti halanya harta yang berada ditangan syarik (partner) dala sebuah usaha perdagangan.
2. Islam Menurut Ijma’ zakat tidak wajib atas orang kafir karena zakat merupakan ibadah madhah yang suci sedangkan orang kafir bukan orang kafir bukan orang suci. Madzhab Syafi’i, berbeda dengan madzhabmadzahab yang lainnya, mewajibkan orang murtad mengeluarkan zakat hartanya sebelum ridhah-nya terjadi, yakni harta yang dimilki ketika dia masih menjadi muslim.6
3. Baligh dan berakal
Keduanya dipandang sebagai syarat oleh Madzhab Hanafi. Dengan demikian, zakat tidak wajib diambil dari harta anak kecil dan orang gila
6
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Madzhab, ( Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 99.
31
sebab keduanya tidak termasuk dalan ketentuan orang yang wajib mengerjakan ibadah; seperti salat dan puasa.
Sedangkan menurut jumhur, keduanya bukan merupakan syarat. Oleh karena itu zakat wajib dikeluarkan dari harta anak kecil dan orang gila. Zakat tersebut dikeluarkan oleh walinya. 7
4. Harta yang dikeluarkan adalah Harta yang Wajib dizakati. Harta yang dimaksut dalam kriteria ini adalah lima jenis yaitu : a. Uang, emas, perak, baik berbentuk uang logam maupun uang kertas. b. Barang tambang dan barang temuan. c. Barang dagangan d. Hasil tanaman dan buah-buahan e. Menurut jumhur, binatang ternak yang merumput sendiri atau diberi oleh pemiliknya.8 Al-qur’an, sebenarnya tidak secara jelas dan tegas dinyatakan harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Sunnah Rasulullah-lah yang menjelaskan lebih lanjut mengenai harta yang wajib dizakati dan jumlah yang wajib dikeluarkan.9
7
Ibid. hlm. 100 Ibid. hlm. 101 9 M. Ali Hasan, Zakat Dan Infaq: Salah Satu Solusi Mengtasi Probelma Sosial , (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), Cet ke-2, hlm. 25. 8
31
5. Harta yuang dizakati telah mencapai nishab atau senilai dengannya. Maksudnya ialah telah mencapai nisab yang ditentukan oleh syara’ sebagi tanda kayanya dan kadar-kadar berikut yang mewajibkan zakat dari barang atau harta yang dimilki seseorang.
6. Harta yang dizakati adalah milik penuh.
Bahwa yang dimaksud dengan harta yang dimiliki adalah harta yang dimilki secara penuh ialah harta yang dimilki secara asli, penuh dan ada hak untuk mengeluarkannya.
7. Harta telah mencapai setahun, menurut hitungan tahun qomariyah. 8. Harta tersebut bukan merupakan hasil hutang.
C. Macam-macam Zakat 1. Zakat Binatang Ternak Binatang banyak jenisnya namun tidak semua binatang bermanfaat bagi manusia. Di Indonesia ini hanya dibicarakan binatang-binatang yang ada disini saja, dan tidak membicarakan zakat unta. Yang dibahasn disini merupakan binatang yanga pada umumnya ada di Indonesia.
Sebagai landasan zakat binatang ternak adalah firman Allah SWT:
31
ِ ِ ِ ِ ِ ني تَ ْسَر ُحو َن ْ َواألنْ َع َام َخلَ َق َها لَ ُك ْم فِ َيها ِد َ ني تُِرحيُو َن َوح َ فءٌ َوَمنَاف ُع َومْن َها تَأْ ُكلُو َنۖ َولَ ُك ْم ف َيها َج َم ٌال ح ٍ ِ ِ ٌ س إِ َّن ربَّ ُكم لَرء ِ ِ ِ ِ ِِ ِ َْ ۖ يم ٌ وف َرح ُ َ ْ َ ِ وَتم ُل أَثْ َقالَ ُك ْم إ ََل بَلَد ََلْ تَ ُكونُوا بَالغيه إال بش ِّق األنْ ُف “Dan dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat bermanfaat dan sebagiannya kamu makan. Dan kamu memperolah pandangan yang indah padanya. Ketika kamu membawanya kembali kekandang dan ketika kamu melepaskanya ketempat pengembalaan dan ia memikul beban-bebanmu kesuatu negeri yang kamu tidak sangggup sampai kepadanya melainkan kesukaran-kesukaran yang memayahkannya. Sesunggguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.(An-Nahl/16:5-7).10 Sedangkan kadar zakat hewan ternak itu berbeda-beda. Termasuk yang dizakati diindonesia adalah kambing atau biri-biri, sapi dan kerbau.
a. Nishab kambing Tidak wajib zakat terhadap kambing hingga berjumlah 400 ekor. Apabila sesesorang memilki 40 ekor hingga 120 ekor, maka zakatnya seekor kambing. Dari 120 ekor hingga 200 ekor, zakatnya 2 ekor kambing. Dari
200 ekor hingga 300 ekor zakatnya tiga ekor kambing.
Kemudian pada tiap-tiap 100 ekor, seekor kambing.11 b. Nishab antara lembu dan kerbau disamakan, digabungkan masing-masing setengahnya. Sebagian ulama’ mengatakan, tidak ada zakat terhadap lembu yang kurang dari 50 ekor. Jika ada 50 ekor, zakatnya adalah seekor lembu.
10
M. Ali Hasan, Zakat Dan Infaq: Salah Satu Solusi Mengtasi Probelma Sosial , Cet ke2, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 28. 11 M. Hasby As- Shiddieqy, Pedoman Zakat , Cet ke-3, (Semarang : PT Pustaka Rizki putra, 2012) , hlm. 124.
31
Jika 100 ekor, dua ekor lembu, demikian seterusnya. Tidak ada zakat terhadap yang lebih sebelum sampai 50 ekor.12 c. Nishab sapi adalah 30 ekor 30 sampai 39 ekor, zakatnya 1 ekor sapi sampai berumur setahun lebih 40 sampai 59, zakatnya 1 ekor sapi sampai berumur dua tahun lebih 60 sampai 69, zakatnya 2 ekor sapi berumur satu tahun lebih 70 sampai 79, zakatnya 2 ekor sapi, 1 ekor berumur satu tahun dan 1 ekor berumur 2 tahun Selanjutnya setiap tambahan 3o ekor zakatnya 1 ekor sapi berumur setahun lebiuh dan seterusnya. Patokannya adalah 30 dan 40. 2. Zakat Uang , Emas dan Perak Emas dan perak diwajibkan zakat. Dalam hal ini berdasarkan firman Allah SWT yang artinya : “....Dan orang-orang yang membendaharakan emas dan perak dan mereka tidak membelanjakan dijalan Allah, maka khabarkanlah kepada mereka, bahwa mereka akan menderita adzab yang pedih.13
Dalam pendapat Inbu Rusyd bahwa untuk barang berupa emas dan perak adalah wajib untuk dikeluarkan zakatnya. 14 Apabila seseorang telah memilki emas sejumlah se-nishab dan telah cukup setahun dimiliki, maka wajib mengeluarkan zakatnya. Jika tidak sampai se-nishab, maka tidak wajib
12 13 14
Ibid, hlm. 123. Ibid, hlm. 67. Asnaini, Zakat Produktif , Cet ke-1, (Yogyakarta : PT Pustaka Pelajar, 2018) , hlm. 35
31
zakat, kecuali jika emas yang tidak sampai senishab tersebut diperjualbelikan dan ada perak yang menyampaikan nishabnya ataupun barang yang lain, maka wajib zakat atas nama jual beli barang yang lain. Ibnu munzir mengatakan, “ Para ahli ilmu telah ijma’(sepakat) bahwa emas apabila ada 20 mistqal dan harganya 200 dirham, sudah wajib zakat. Tegasnya, nishab emas ialah dua puluh mistqal. Kebanyakan fuqoha’ mengatakan, nishab “nishab emas 20 mistqal dengan tidak melihat harganya.” Demikian pendapat Abu Hanifah, Malik, Asy- Syafi’i dan Ahmad.15 3. Zakat Hasil Bumi (tumbuh-tumbuhan) Zakat
tumbuh-tumbuhan
meliputi:
padi,
biji-bijian,(jagung,
kacang,kedelai dan sebagainya) tanaman hias (angggrek dan segala jenis bunga-bungaan,
rumput-rumputan
(rumput
hias,
tebu
bamabu
dan
sebagainya. Buah-buahan ( mangga, jeruk, pisang, kelapa, rambutan, durian dan sebagainya. Sayur-sayuran (bawang, wortel, cabe). Segala jenis buahbuahan yang bernilai ekonomis.16 4. Zakat Perusahaan dan Pendapatan Zakat perusahaan, perdagangan,
pendapatan dan jasa meliputi:
industri( industri semen,pupuk tekstil, gula, mesin-mesin dan sebagainya). Usaha jasa perhotelan hiburan restoran dan lain-lain. Pendapatan tetap( gaji,
15
M. Hasby As- Shiddieqy, Pedoman Zakat , Cet ke-3, (Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2012) , hlm. 68. 16 Departemen Agama RI, SKB Menteri Dalam Negeri Dan Menteri Agama Ri Tentang BAZIZ dan Zuklaknya,( Jakarta,1992) , hlm. 127.
31
honorarium, jasa, produksi, lembur dsb. Usaha perkebuanan, uang simpanan( deposito, tabanas dan lain sebagainya.17 D. Tujuan dan Hikmah Zakat 1. Tujuan zakat Secara umum zakat bertujuan untuk menata hubungan dua arah yaitu hubungan vertikal Tuhan dan hubungan horizontal dengan sesama manusia. Artinya
secara vertikal zakat sebagai ibadah dan wujud ketaqwaan dan
kesyukuran seorang hamba kepada Allah atas nikmat beruapa harta yang diberikan Allah kepadannya serta untuk membersihkan dan mensucikan diri dan hartanya itu. Dalam konteks inilah zakat bertujuan untuk mewujudkan hubungan seorang hamba dengan Tuhannya sebagai pemberi rizki.18 Jadi dapat dikatakan bahwa secara horizontal zakat berperan dalam mewujudkan keadilan dan kesetiakawanan sosial dan menunjang terwujudnya keamanan daslam sosial dan menunjang terwujudnya keamanan dalam masayrakat dar berbagai perbuatan negatif seperti pencurian dan tindaan kriminal lainny. Tujuan secara horizontal ini tampak secara jelas karena didalam zakat telah ditetapkan ketentuan dan prosedurnya seperti batas nishab haul dan kadar yang harus dikeluarkan.19 2. Hikmah Zakat
17
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat ( Terjemahan Salman Harus) , (Jakarta: Mizan, 1987) ,
hlm. 848.
18 19
Asnaini, Zakat Produktif , Cet ke-1, (Yogyakarta : PT Pustaka Pelajar, 2008) , hlm. 42. Ibid. hlm. 43.
31
Sebagai salah satu rukun islam (kelima) yang wajib ditunaikan oleh umat islam, zakat mempunyai beberapa hikmah yang terkandung didalamnya baik kepada pemberi, penerima, harta itu sendiri maupun masyarakat. Hikmah yang dapat dikembalikan kepada pemberi: a. Dapat membersihkan diri dari sifat kikir akan harta. b. Dapat membiasakan diri dan mendekatkan diri kepada sang Kholiq. c. Dapat melaksanakan kesyukuran hamba kepada pemberi nikmat. Hikmah yang dapat dikembalikan kepada pemberi : a. Membantu simiskin dan silemah memenuhi kebutuhan yang memang sangat memerlukan serta agar dapat melaksanakn kewajiban-kewajiban dialam Allah. b. Mendorong penerima untuk menjadi orang yang terpanggil dalam melaksanakan kewajiban seperti itu. c. Dapat menghilangkan faktor-faktor dan sebab-sebab pengangguran. Karena diantara sebab pengangguran yang terpenting ialah kefakiran, dimana seorang fakir tida bisa lagi memperoleh modal barang sedikitpun untuk membuka suatu usaha sesuai dengan pengalaman dan kemampuannnya. d. Menjaga kejahatan-kejahatan yang akan timbul dari si miskin dan susah.20 Hikmah yang kembali kepada harta itu sendiri: a. Dapat memfungsikan harta adalah nikmat Allah seabagai
manifestasi
kesyukuran hamba keapada Kholiqnya.
20
217.
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994), Cet Ke-2, hlm.
31
b. Dapat dihindarkan uang sebagai tujuan kehidupan dalam masyarakat, tetapi dapat dijadikan sesama untuk mencapau tujuan hidup angggota masyarakat. E. Asnaf/Orang yang Berhak Meneriman Zakat Para ulama’ dan ahli hukum islam ketika membahas mengenai sasaran zakat, atau yang dikenal dengan mustahiqqu al-zakah atau musathiq, selalu merujuk kepada surat al-Taubah ayat 60. Ayat ini menyebutkan delapan golongan yang berhak menerima zakat.21 Adapun golongan yang berhak menerima zakat: 1. Pertama/kedua: Fakir Miskin Kenyataannya di masayarakat fakir miskin sulit dibedakan dan dipisahkan. Golongan ini disebut sebagai golongan pertama dan kedua yang berhak menerima zakat. Bahwa mereka yang tidak mencukupi kebutuhan pokoknya. Dan inilah yang dinamakan fakir. Sedangkan yang dinamakan seseorang memiliki setengah dari makanan untuk sehari-semalam, maka ia tergolong fakir. Sebab dalam keadaan seperti itu, ia tidak cukup memiliki apa yang patut baginya dan tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Sedangkan miskin adalah apabila penghasilannya tidak mencukupi kebutuhannya. Adakalanya ia memiliki seribu dirham sedangkan ia tergolong miskin, tetapi adakalanya ia hanya memiliki sebuah kapak dan tali sedangkan ia tergolong berkecukupan. Gubuk yang dimiliki pakaian yang dikenakan.
21
Asnaini, Op.Cit., 49.
31
2. Ketiga : Amilin Amilin (‘amilun) kata jama’ dari mufrad amilun. Menurut imam Syafi’i amilun adalah “orang-orang yang diangkat untuk memungut zakat dari pemilik-pemiliknya yaitu par sa’i dan penunjuk-penunjuk jalan yang menolong mereka. Karena mereka tidak bisa memungut zakat tanpa pertolongan petunjuk jalan itu. Dapat dikatakan, bahwa ‘Amil ialah orang-orang yang bertugas mengumpulkan zakat termasuk ketua, penulis, bendahara dan petugas lainnya. Menurut Yusuf Qardhawi, Amilun adalah semua orang yang bekerja dalam mengurus perlengkapan administrasi urusan zakat, baik urusan
pengumpulan,
pemeliharaan,
katatausahaan,
perhitungan,
pendayagunaan dan seterusnya. 3. Muallaf Menurut Abu Ya’la, muallaf terdiri dari 2 golongan(orang islam dan orang musyrik): a.Mereka yang dijinakkan hatinya agar cenderunng menolong kaum muslim.
b.Mereka yang dijinakkan hatinya agar cebderung membela umat islam. c. Mereka yang dijinakkan agar ingin masuk islam. d.Mereka yang dijinakkan dengan diberi zakat agar kaum dan sukunya tertarik masuk islam.
31
Untuk golongan muslim terdiri atas: a. Tokoh dan pimpinan orang islam. b. Pemimpin
orang-orang islam
yang
lemah imannya,
dipatuhi
masayarakat. c. Orang-orang islam yang berada digaris perbatasan musuh. d. Golongan orang islam yang diperlukan untuk memungut zakat ddari orang-orang yang tidak akan mengeluarkan zakat tanpa pengaruh mereka. 4. Al-Riqab Imam Malik, Ahmad dan Ishaq menyatakan riqab adalah budak biasa yang dengan jatah zakat mereka dapat dimerdekakan. Menurut golongan Asy-Syafi’iyyah dan Al-Hanafiyah, riqab adalah budak mukattab yakni budak yang diberi kesempatan oleh tuannya untuk berusaha membebaskan dirinya, dengan membayar ganti rugi secara angsuran. Dalam pemberian zakat ini diberikan kepada majikan selanjutnya akan disalurkan kebudak masing-masing. 5. Al-Gharimin Al-Gharimin adalah kata jama’ dari kata mufrad al-gharimu artinya oarang yang berhutang dan tidak bisa melunasinya. Adapun syaratsyarat gharim untuk kepentingan pribadi adalah: 1) Tidak mampu untuk membayar seluruh atau sebagian hutangnya. 2) Ia berhutang untuk bidang ketaatan kepada Allah atau dalam bidang yang mubah(diperbolehkan agama). 3) Hutang yang harus sudah dilunasi bukan hutang yang masih
31
lama pembayarannya. Patokan ini sangat perlu agar pengertian alGharimin ini tidak dipahami dengan keliru. 6. Sabili Allah (sabilillah) Menurut bahasa sabil berati jalan. Sabil-Allah berarti jalan Allah. Jalan yang menuju kepada kerelaan Allah. Untuk jalan inilah Allah mengutus para Nabi, yaitu untuk memberi petunjuk kepada manusia, untuk bedakawah. Rasyid Ridha mengatakan bahwa sabilillah itu mencakup semua kemaslahatan syari’ah secara umum yang mencakup urusan agama dan negara. Apabila dilihat dari sejarah perkembangan arti sabilillah memiliki 3 arti: a. Mempunyai arti perang, pertahanan dan keamanan islam. b. Mempunyai arti kepentingan agama islam. c. Mempunyai arti kemasalahatan atau kepentingan umum. 22 7. Ibnu As-Sabil ( ibnu sabil) Menurut golongan asy-Syafi’iyyah, ibnu sabil ada dua macam: (1) Orang yang mau berpergian. (2) orang yang ditengah perjalanan. Keduanya
berhak
menerima
zakat,
meskipun
ada
yang
mau
menghutanginya atau dia mempunyai harta dinegerinya. Dalam pengertian ini, mereka yang berpergian dalam bidang ketaatan, seperti haji, perang, ziyarah yang disunnatkan, berhak diberi bagian zakat untuk nafkah, pakaian dll.
22
Asnaini, Loc.cit., hlm.60.
31
Juga masuk didalamnya, mereka yang tidak mempunyai rumah tangga bergelandangan dijalan-jalan raya, tidak tentu tempat tinggalnya dan
tidak
mempunyai
usaha
yang
menghasilkan
nafkah
untuk
kehidupannya. Orang yang hendak berjalan tapi tidak punya belanja yang cukup tidak termasuk
inbu sabil karena dia dapat memperoleh
pertolongan selama diperjalanan. Tetapi punya kepentingan besar dan tidak ada ayang menolong maka bisa dimasukkan sebagai ibnu sabil.23 F. Keutamaan dan Manfaat Zakat Menurut Hadist-hadist Nabi SAW, Mengenai keutamaan dan manfaat zakat atau sedekah itu mempunyai beberapa faedah: a. Menyuburkan pahala dan menambahkannya. b. Memberi berkah terhadap harta yang ada dan dijauhkan dari benacana serta menambah keuntungan. c. Menjauhkan orang yang berzakat dari api neraka dan dari gila harta d. Menjadi perisai yang kuat dan menolak berbagai malapetaka. e. Menghilangkan kesalahan mensucikan dari dosa.24
23 24
Hashby ash Siddieqy, Op.Cit, hlm.125. Ibid, hlm. 269.