BAB II DASAR TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Definisi Sistem Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem adalah suatu kelompok dari bagianbagian tertentu yang saling berhubungan guna mencapai suatu tujuan tertentu. “Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan” [Jogianto,1995]. “Sistem didefinisikan sebagai kumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya dalam mencapai tujuan bersama” [Eddy Prahasta 2001]. Pendekatan sistem yang menyebutkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak diterima. Karena kenyataanya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri tetapi saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. 2.2 Analisis Sistem Alasan yang melatarbelakangi dilakukannya analisis sistem : 1. Dikarenakan sistem yang lama sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan, sehingga diperlukan pengembangan sistem yang baru. Hal ini memerlukan analisis sistem agar sistem yang baru dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan. 2. Adanya kebutuhan baru dalam lingkungan atau organisasi di tempat sistem berjalan yang memerlukan modifikasi untuk mendukung organisasi. 10
11
3. Meningkatkan kemampuan atau performansi sistem. Adapun kegiatan–kegiatan yang dilakukan dalam analisis sistem adalah sebagai berikut : 1. Manganalisis klasifikasi data, proses dan fungsi kebutuhan informasi seluruh bagian organisasi yang merupakan kebutuhan informasi untuk masa yang akan datang. 2. Menganalisis
dokumen–dokumen
yang
bisa
dijadikan
pedoman
bagi
tahap
pengembangan berikutnya. 3. melakukan evaluasi terhadap sistem yang sedang berjalan. Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut : 1. Identyfy, yaitu mengidentifikasikan masalah. 2. Understand, yaitu memahami kerja dan sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisa sistem. 4. Report, yaitu laporan hasil kerja. Untuk masing-masing langkah ini, beberapa tugas perlu dilakukan oleh analis sistem. Supaya lebih mudah untuk melakukan koordinasi dan pengawasan, koordinator, team analis dapat membuat satu kertas kerja yang memuat tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk masing-masing analis.
12
2.3 Desain Sistem 2.3.1
Definisi Desain Sistem Desain Sistem memiliki beberapa definisi, diantaranya :
Menurut Robert J. Verjello / John Reuter III : “Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem : pendefinisian dari kebutuhan– kebutuhan
fungsional
dan
persiapan
untuk
rancang
bangun
implementasi
;
menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk” [Jogiyanto, 2001]. Menurut John Burch & GrundGrundnitski : “Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi” [Jogiyanto, 2001]. Menurut M. Scott : “Desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan; tahap ini menyangkut konfigurasi dari komponen–komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar – benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem” [Jogiyanto, 2001]. 2.3.2
Tujuan Desain Sistem Desain Sistem memiliki dua maksud dan tujuan utama, yaitu :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem 2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancangan yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli–ahli teknik lainnya yang terlibat.
13
Agar tujuan tersebut dapat dicapai, maka seorang analis sistem harus mencapai sasaran–sasaran sebagai berikut : 1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. 2. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan yang telah didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan pada tahap analisis sistem. 3. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi. 4. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing – msing komponen dari sistem informasi. 2.3.3
Desain Input Input memulai arus data melalui sebuah sistem, seperti komponen perancangan sistem
lainnya, rancangan input harus direncanakan dan dilaksanakan dengan hati–hati untuk mengkonversikan data mentah (input) ke dalam informasi yang dapat digunakan (output). Kegiatan yang dilakukan pada desain input : a. Menentukan kebutuhan–kebutuhan input dari sistem informasi, menentukan media pemasukan dan pengaturan format data ketika dimasukan dalam media tersebut b. Mendefinisikan data yang akan dicatat, atau direkam. c. Merancang antar muka dalam proses pemasukan data. 2.3.4
Desain Output Tujuan dari desain output adalah untuk mengubah tumpukan data menjadi informasi
yang berkualitas dan dapat dipergunakan. Sasaran sesungguhnya bukan untuk menghasilkan data, bahkan juga bukan informasi. Sasaran akhirnya adalah pengambilan keputusan yang tepat.
14
Kegiatan dari desain output : a. Menentukan kebutuhan output dari sistem informasi. b. Menentukan parameter dari output, yang meliputi : 1) Bentuk output 2) Format output 3) Media yang digunakan 2.4 Definisi Keputusan Kata keputusan sudah menjadi hal yang biasa dalm kehidupan, karena berhubungan dengan masalah-solusi. Definisi dari keputusan pada umumnya adalah pilihan (choise), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Jika berhubugan dengan proses, maka keputusan adalah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis yang diberi label pengambilan keputusan. Keputusan dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktivitas yang berhubungan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana, dengan kata lain, keputusan merupakan kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan. Bila dikaitan dengan suatu organisasi, keputusan ini disebut dengan Sistem Keputusan. Dan sistem keputusan ini adalah salah satu bagian dari sistem organisasi. Keputusan dapat diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan, yaitu : 1. Strategis, keputusan dengan ciri : ketidakpastian besar dan orientasi masa depan. 2. Taktis, keputusan dengan ciri : berhubungan dengan aktivitas jangka pendek dan alokasi sumber-sumber daya guna mencapai sasaran. 3. Teknik, keputusan dengan ciri : standard-standard diterapkan dan bersifat deterministik, mengusahakan agar tugas spesifik diimplementasikan dengan efektif dan effesien.
15
2.5 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Konsep sistem pendukung keputusan diperlenalkan pertama kali oleh Michael S. Scoott Morton pada tahun 1970-an dengan istilah Management Decision System (Sprague,1982). SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif. 2.5.1 Pengambil keputusan Pengambil keputusan merupakan proses pemilihan alternative tindakan untuk mencapai tujuan sasaran tertentu. Pengambil keputusan dilakuikan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambil keputusan. 2.5.2 Tahapan- tahapan pengambil keputusan A. Jenis-jenis keputusan menurut Herbert a. Simon : 1. Keputusan Terprogram, bersifat berulang dan rutin, sedemikian sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya. 2. Keputusan Tak Terprogram, bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini. B. Tahap-tahap pengambilan keputusan menurut Simon : 1. Kegiatan Intelijen, mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. 2. Kegiatan Merancang, menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin. 3. Kegiatan Memilih, memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
16
4. Kegiatan Menelaah, menilai pilihan-pilihan yang lalu. C. Konsep Decision Support System (Dss) 1. Masalah Terstruktur, merupakan suatu masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan. 2. Masalah Tak Terstruktur, merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada 3 tahap Simon diatas. 3. Masalah Semi-Terstruktur, merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap Simon 2.5.3 Sistem pendukung keputusan Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambil keputusan melalui alternatif-alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data informasi dan rancangan model. Menurut Keen dan Scoot Morton sistem pendukung keputusan merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem pendukung keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pendukung keputusan yang mengenai masalah-masalah Dengan pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
17
2.5.4 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan Dari pengertian Sistem Pendukung Keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain : a. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception b. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan c. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak terstruktur d. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan e. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item f. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen Komponen Penyusun Sistem Pendukung Keputusan Suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis sistem pendukung keputusan, antara lain : 1. Subsistem Manajemen Basis data 2. Subsistem Manajemen Basis Model 3. Subsistem Dialog
18
2.6 METODE PEMBOBOTAN Merupakan metode pendukung keputusan yang paling sederhana. Dalam metode ini dilihat beberapa parameter yang menjadi penentu keputusan tersebut. Parameter tersebut mempunyai range nilai dan bobot yang berbeda-beda. Nilai tersebut nantinya akan menjadi penentu keputusan yang diambil. Sebagai contoh dapat dilihat pada table 2.1 Tabel 2.1 Contoh Perhitungan dalam Metode Pembobotan No
Kriteria Penilaian
Nilai
Bobot
1
Surat Permohonan Kepada Gubernur/TPSDM
100 0
5%
100 0
5%
100 0
5%
100 0
5%
100 0
5%
Ya Tidak 2
Proposal Permohonan Beasiswa Ya Tidak
3
WNI berdomisili di Gorontalo Ada KTP Gorontalo Tidak ada KTP Gorontalo
4
Terdaftar sebagai mahasiswa (S1, S2, S3) Terdaftar ada bukti KTM Tidak ada bukti KTM
5
Daftar Nilai (S1) / Transkrip S1 (S2), Transkrip S2 (S3) Ada daftar nilai / transkrip Tidak ada daftar nilai / transkrip
6
7
IPK .> 3.50 3.00 – 3.49 2.50 – 2.99 .< 2.50 Tidak menerima beasiswa dari instansi lain Tidak menerima Menerima
15 % 100 80 60 20 100 0
10%
19
8
Surat Rekomendasi dari HPMIG setempat
100 0
5%
100 80 60 20
10 %
100 50
20%
100 80 60 20
15%
Ada Tidak 9
Test TPA oleh TPSDM (Nilai)
10
90 – 100 75 – 89 50 - 74 < 50 Bidang keilmuan merupakan program unggulan Jurusan program unggulan Non program unggulan
11
Rayon lokasi kandidat studi Luar Negeri Luar Sulawesi Sulawesi non Gorontalo Gorontalo
Contoh tersebut merupakan SPK pada penentuan penerima beasiswa. Proses penilaiannya adalah melakukan proses kalkulasi terhadap semua jenis model penilaian dan menampilkan hasil dari penetapan keputusannya. Sedangkan kategori layak atau tidak, disesuaikan dengan nilai berikut : 1. Penilaian 2. Penilaian 3. Penilaian
80 – 100 60 – 79 0 – 59
kategori Sangat Layak kategori Layak kategori Tidak Layak
2.7 Metodologi Siklus Hidup Sistem 2.7.1 Prototipe Prototipe dimulai dengan komunikasi sehingga memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototipe disebut prototyping. Menurut Jane M. Carey (McLe, 1996) ada dua jenis prototipe, yaitu:
20
2.7.1.1 Prototipe Jenis I Prototipe jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Pendekatan ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototipe memuat semua elemen penting dari sistem baru. Langkah-langkah pengembangan prototipe jenis I adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai. 2. Mengembangkan prototipe 3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima 4. Menggunakan prototipe 2.7.1.2 Prototipe Jenis II Prototipe jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika prototipe tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting. Tiga langkah pertama dalam pengembangan prototipe jenis II sama seperti untuk prototipe jenis I. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Mengkodekan sistem operasional b. Menguji sistem operasional c. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima d. Menggunakan sistem operasional.
21
2.8 Definisi Data Flow Diagram “Data Flow Diagram (DFD) atau diagram alir data adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut.” [Andri, 2003] . DFD dapat digunakan untuk menyajikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada setiap tingkat abstraksi. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. 2.9 Levelisasi DFD Model ini menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu dengan yang lain dengan aliran dan penyimpanan data. Dalam levelisasi DFD ini akan terjadi penurunan level dimana dalam penurunan level yang lebih rendah harus mampu mempresentasikan proses tersebut ke dalam spesifikasi proses yang lebih jelas. Dalam penurunan level, tidak semua bagian dari sistem harus diturunkan dengan jumlah level yang sama. Aliran data yang masuk dan keluar dari suatu proses di level X harus
22
berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar dari level X+1 yang mendefinisikan proses pada level X tersebut. Tingkatan–tingkatan yang ada pada DFD, yaitu : 1. Diagram Konteks Diagram konteks adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entity luar, masukan dan keluaran dari sistem.Diagram konteks dipresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD. 2. Diagram Zero/ Diagram Level 0 Tingkat yang lebih bawah dari diagram konteks adalah diagram zero atau DFD level 0. diagram zero menggambarkan proses–proses utama dari sistem. 3. Diagram Level n Diagram level n adalah hasil dekomposisi dari diagram zero. Diagram level n menjelaskan proses secara lebih terperinci. Diagram level 1 merupakan turunan langsung dari diagram zero, artinya diagram level 1 berada satu tingkat lebih rendah dari diagram zero. Apabila diagram level 1 ini diuraikan lagi, maka akan terbentuk diagram level 2, dan seterusnya. 2.10
Simbol-simbol DFD Yang mempelopori pengembangan diagram arus data adalah Tom De Marco, Edward
Yourdon, Chris Gane, dan Trish Sarson. Namun demikian, symbol symbol DFD yang mereka kemukakan berbeda, dan perbedaannya terletak pada [Jogianto. HM 1999]
23
a. Sumber (Source dan Sink) Persegi panjang [ Yourdon dan DeMarco] dan Bujur sangkar [Gane dan Sarson] menunjukan atau menggambarkan masukan bersih ( net input ) ke system dan keluaran bersih ( net output ) dari system.
Yourdan & DeMarco
Gane & Sarson
Gambar 2.1 Simbol Sumber (Source dan Sink) b. Proses ( Proccess ) Proses digambarkan dengan lingkaran ( Yourdon dan DeMarco ), yang juga disebut gelembung atau transform, dan digambarkan dengan persegi panjang yang mempunyai pojok yang bulat ( Gane dan Sarson ).
Yourdan & DeMarco
Gane & Sarson
Gambar 2.2 Simbol Proses ( Proccess ) c. Penyimpanan Data ( Data Storage ) Digambarkan dengan dua garis paralel ( Yourdan dan DeMarco ) ataupun dengan persegi panjang terbuka ( Gane dan Sarson ).
Yourdan & DeMarco
Gane & Sarson
Gambar 2.3 Simbol Penyimpanan Data ( Data Storage )
24
d. Arus Data ( Data Flow ) Ditampilkan dengan garis dan tanda panah yang menggambarkan transfer data antara penyimpanan data, source atau sink dan proses. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran gambar. Gambar 2.4 Simbol Arus Data 2.11
PHP
2.11.1. Pengertian PHP PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Maksud dari server-side scripting adalah sintaks dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan pada dokumen HTML. Pembuatan web ini merupakan kombinasi antara PHP sendiri sebagai bahasa pemrograman dan HTML sebagai pembangun halaman web. Ketika seorang pengguna internet akan membuka suatu situs yang menggunakan fasilitas
server-side
scripting PHP, maka terlebih dahulu server yang bersangkutan akan memproses semua perintah PHP di server lalu mengirimkan hasilnya dalam format HTML ke web browser pengguna internet tadi. Dengan demikian seorang pengguna internet tidak dapat melihat kode program yang ditulis dalam PHP sehingga keamanan dari halaman web menjadi lebih terjamin. Tetapi tidak seperti ASP yang juga cukup dikenal sebagai server-side scripting, PHP merupakan software yang Open Source (gratis) dan mampu lintas platform, yaitu dapat digunakan dengan sistem operasi dan web server apapun. PHP mampu berjalan di Windows dan beberapa versi Linux. PHP juga dapat dibangun sebagai.modul pada web server Apache dan sebagai binary yang dapat berjalan sebagai CGI. PHP
dapat
mengirim
HTTP
header,
dapat
mengeset
cookies,
mengatur
authentication dan redirect users. PHP menawarkan koneksitas yang baik dengan beberapa
25
basis data, antara lain Oracle, Sybase, mSQL, MySQL, Solid, PostgreSQL, Adabas. File.Pro, Velocis, dBase, Unix dbm dan tak terkecuali semua database berinterface ODBC. Juga dapat berintegrasi dengan beberapa library eksternal yang membuat Anda dapat melakukan segalanya mulai dari membuat dokumen PDF hingga mempurse
XML. PHP juga
mendukung komunikasi dengan layanan lain melalui protokol IMAP, SNMP, NNTP, POP3 atau bahkan HTTP. Bila PHP berada dalam halaman web Anda, maka tidak lagi dibutuhkan pengembangan lingkungan khusus atau direktori khusus. Hampir seluruh aplikasi berbasis web dapat dihuat dengan PIIP. Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada permintaan dari client. 2.11.2. Kelebihan PHP 1. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya. 2. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana - mana dari mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah. 3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis - milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan. 4. Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak. 5. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah system. 2.12
Basis Data Basis data (database) dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, yaitu
[Fatansyah 99]
26
1.
Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang di organisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan dengan mudah, efektif dan efisien.
2.
Kumpulan data yang saling berhubungan yang di organisasi sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan.
3.
Kumpulan file atau table atau arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.
2.13
Perancangan Sistem Basis Data Tujuan perancangan adalah untuk mendefinisikan informasi apa yang di butuhkan
oleh system yang akan dibangun [Fatansyah 99]. 2.14
Perancangan Model Data Model data bisa berbasis objek, record atau lainnya. Perancangan model data ini
terisi oleh paket-paket program yang ada dalam Data Base Management Sistem (DBMS). Support yang diberikan adalah Data Definition Language (DDL) untuk mendefinisikan struktur data, dan Data Manipulation Language (DML) untuk pengelolaan data (operator). Entitas adalah objek yang nyata atau tidak nyata yang dapat dibedakan antara satu dengan yang lainnya dengan sifat-sifatnya. Set entity adalah kumpulan entitas yang mempunyai sifat atau karakteristik yang sama. Relationalship adalah asosiasi atau keterhubungan yang muncul diantara anggota set entity lainnya. 2.15
Pemetaan dari satu Set Entity ke Entity lain Pemetaan yang dimaksud disini yaitu relasi antara beberapa entitas melalui kunci
primer (Primary Key) dan kunci tamu (Foregin Key) yang mempunyai sifat-sifat :
27
1. Relasi satu menuju satu (One to one) Setiap anggota entitas pertama hanya bisa dipetakan kesatu elemen dari entitas kedua dan sebaliknya. 2. Relasi satu menuju banyak (One to many) Setiap anggota entitas pertama boleh dipetakan pada beberapa elemen dari entitas kedua. 3. Relasi banyak menuju satu (Many to one) Beberapa entitas pertama boleh dipetakan ke satu elemen yang sama dari entitas kedua. 4. Relasi banyak menuju banyak (Many to many) Beberapa anggota entitas pertama boleh dipetakan lebih dari satu pada elemen entitas kedua dan sebaliknya. 2.16
Model Relasi Model relasi diperlukan untuk menghindari pemborosan memori karena menyimpan
data yang berjumlah besar dan banyak serta untuk menjaga konsistensi data. Istilah-istilah digunakan dalam model relasi adalah : 1. Tuple: Kumpulan elemen-elemen dalam table yang saling berkaitan yang menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap, dalam bahasa yang lebih umum disebut record. 2. Cardinalitas: Banyaknya tuple dalam satu relasi. 3. Aritas: Banyaknya atribut dalam satu relasi.
28
4. Skema relasi : Kumpulan nama-nama atribut dari suatu relasi yang didefinisikan dalam sebuah skema. 2.17
Normalisasi Istilah normalisasi berasal dari E. F. Codd, salah seorang perintis teknologi basis
data. Selain dipakai sebagai metodologi tersendiri untuk menciptakan struktur tabel (relasi) dalam basis data (dengan tujuan mengurangi redudansi/ kemubaziran data), normalisasi terkadang hanya dipakai sebagai perangkat verifikasi terhadap tabel-tabel yang dihasilkan oleh metodologi lain. Normalisasi memberikan panduan yang sangat membantu bagi pengembang untuk mencegah penciptaan struktur tabel yang kurang fleksibel atau mengurangi ketidakefisienan. Normalisasi berkaitan dengan satu proses, sedangkan normal form berkaitan dengan output proses. Beberapa bentuk normal pada normalisasi adalah sebagai berikut : 1.
Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form). Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan
mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya. 2.
Bentuk Normal Kesatu (1NF / First Normal Form). Bentuk normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file (file
datar / rata), data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field-field berupa atomic value. Tidak ada sel atribut yang berulang-ulang atau atribut bernilai ganda. Tiap field hanya ada satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan kata-kata sehingga artinya lain.
29
3.
Bentuk Normal Kedua (2NF / Second Normal Form). Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria
bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama/primary key. Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. 4.
Bentuk Normal Ketiga (3NF / Third Normal Form) Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal kedua
dan semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif. Dengan kata lain, setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key dan pada primary key secara menyeluruh. Contoh pada bentuk normal kedua diatas termasuk juga bentuk normal ketiga karena seluruh atribut yang ada disitu bergantung penuh pada kunci primernya. 2.18
Simbol-simbol ERD
Simbol-simbol yang digunakan untuk mengembangkan Entity Relationship Diagram adalah [jogianto. HM 1999]: a. Entitas ( entity ) Digambarkan dengan segi empat adalah sekumpulan orang, atau benda yang semuanya mempunyai nama yang sama, dan seperangkat sifat atau atribut yang sama.
Gambar2.5 Simbol Entitas
30
b. Relasi ( relationship ) Digambarkan dengan belah ketupat adalah menunjukan bagaimana entitas berinteraksi dan bekerja sama. Gambar2.6. Simbol Relasi c. Atribut Digambarkan dengan elips adalah menunjukan penjelasan detail mengenai entitas atau relationship tertentu.
Gambar2.7. Simbol Atribut 2.19
Langkah Dalam Desain Database
1.
Mendefinisikan kebutuhan (Requirements definition)
2.
Tujuan: untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan data yang dibutuhkan oleh user dalam sebuah organisasi.
3.
Rancangan Konseptual (Conceptual design) Tujuan: untuk membuat sebuah model data konseptual (atau arsitektur informasi) yang akan mendukung perbedaan kebutuhan informasi dari beberapa user dalam sebuah organisasi.
4.
Rancangan Implementasi (Implementation design) Tujuan: untuk memetakan model data logis (logical data model) ke dalam sebuah skema yang dapat diproses oleh DBMS tertentu
5.
Rancangan Fisik (Physical design) Pada tahap terakhir ini, logical database structured (normalized relation, trees, network dll) dipetakan menjadi physical storage structure seperti file dan tabel.
31
Langkah Perbaikan (Stepwise ( refinement)) Keseluruhan proses perancangan pada perancangan database harus dipandang sebagai satu langkah perbaikan, dimana perancangan pada setiap tahapan diperbaiki secara progresif melalui perulangan (iteration (iteration). Langkah perbaikan harus dilakukan pada bagian akhir setiap tahapan sebelum melang melangkah ke tahapan berikutnya.
Gambar 2.8 Langkah Dalam Disain Database 2.20
Pengertian MYSQL MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa
Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus kasus kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.
32
2.20.1 Keunggulan MySQL a.
MySQL merupakan program yang multi-threaded, sehingga dapat dipasang pada server yang memiliki multi-CPU.
b.
Didukung program-program umum seperti C, C++, Java, Perl, PHP, Python, TCL APIs dls.
c.
Bekerja pada berbagai platform. (tersedia berbagai versi untuk berbagai sistem operasi).
d.
Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan konfigurasi sistem database.
e.
Memiliki sistem sekuriti yang cukup baik dengan verifikasi host.
f.
Mendukung ODBC untuk sistem operasi Microsoft Windows.
g.
Mendukung record yang memiliki kolom dengan panjang tetap atau panjang bervariasi. dan masih banyak keunggulan lainnya
h.
MySQL merupakan software yang free, dan bisa di download di www.mysql.com.
i.
MySQL dan PHP saling terintegrasi. Maksudnya adalah pembuatan database dengan menggunakan sintak PHP dapat di buat. Sedangkan input yang di masukan melalui aplika si web yang menggunakan script server-side seperti PHP dapat langsung dimasukan ke database MySQL yang ada di server dan tentunya web tersebut berada di sebuah web server.
2.21 Pengujian White-Box Pengujian white-box, yang kadang-kadang disebut pengujian glas-box, adalah metode desain test case yang menggunakan struktur kontrol desain prosedural untuk memperoleh tast case. Dengan menggunakan metode pengujian white-box, perekayasa sistem dapat melakukan test case yang memberikan jaminan bahwa semua jalur indefenden pada suatu modul telah digunakan paling tidak satu kali, menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false, mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas oprasional
33
mereka, menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya (Pressman, 2002:533). 2.21.1
Pengujian Black-Box
Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian back-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black-box bukan merupakan alternatif dari teknik white-box, tetapi
merupakan
pendekatan
komplementer
yang
kemungkinan
besar
mampu
mengungkapkan kelas kesalahan daripada metode white-box. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut (Pressman, 2002:551) : 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang; 2. Kesalahan interface; 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal; 4. Kesalahan kinerja; 5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi