TUGAS REVIEW “Membuka Tabir Kegelapan dengan Filsafat Ilmu”
Disusun oleh:
Heni Nurul Nilawati
071211131091
Zakiyyah Ayu Kusuma
071211131018
Thomy Tri Utomo
071211133058
Mochammad Handal W
071211133052
Hanif Eka Rahmawati S.
071211133047
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya http://madib.blog.unair.ac.id/philosophy-of-science/membuka-tabir-kegelapan-dengan-filsafat-ilmu/
1
Minus One, but Be The Best One Pagi ini tanggal 7 mei 2013, adalah waktu yang mendebarkan bagi kelompok kami sekaligus waktu yang kami tunggu-tunggu untuk menyajikan materi yang telah kami persiapkan sejak lama. Target yang ingin kami capai hari ini adalah menjadi penyaji terbaik, namun hal yang tidak kami inginkan pun terjadi, salah satu anggota kelompok kami tidak dapat menghadiri kelas super hari ini karena sakit, debaran di hati kami pun semakin mendekati nyata ketika jam dinding dengan cepatnya berputar mulai mendekati waktu kuliah filsafat ilmu pagi ini. Materi yang kami sampaikan kali ini adalah mengenai teori kebenaran dan kesesatan ilmu pengetahuan. Walaupun kelompok kami tidak lengkap karena ada salah satu anggota yang tidak dapat hadir, tapi kami tetap ingin memberikan yang terbaik dan membagikan ilmu yang kami ketahui tentang materi hari ini, prinsip kami untuk memberi semangat pada presentasi pagi ini adalah “Although Minus One, But We Will Be The Best One”. Bapak dosen kami yang amat membanggakan ini seperti biasa telah hadir 15 menit sebelum perkuliahan dimulai. Sekali lagi, kami memang sungguh bangga dengan dosen kami yang satu ini. Seiring berjalannya waktu, jam dinding dengan tegasnya mengarahkan jarumnya tepat di pukul 10.00 WIB, kami pun bersiap menatap seluruh audiences untuk mempersiapkan untuk presentasi kami, dan kuliah pagi ini dimulai dengan kata-kata pembuka dari dosen idola kami yang sungguh mempunyai aura yang cetar membahana untuk membangkitkan motivasi kami sebagai mahasiswa Universitas Airlangga yang Excellent with Morallity. Sempat terjadi ketidaknyamanan karena LCD di kelas kami sempat tidak bisa digunakan pada saat itu, namun selang beberapa menit petugas memperbaiki dan akhirnya bisa kembali digunakan. Kami sangat bersemangat pada tiap hari selasa, karena kapan lagi kami dapat memperoleh ilmu dari dosen yang aktif dalam penulisan artikel-artikel ini. Setelah bapak dosen kami yang hebat ini memberikan beberapa kalimat pembuka pada kami semua, beliau pun mempersilahkan kelompok yang akan presentasi pada hari itu. Sontak ada perasaan sedikit nervous, tapi kami siap dan yakin bisa memberikan ilmu yang bermanfaat kepada teman-teman kami. Dan, presentasi kami pun dimulai dengan ditemani kelompok pembanding yang terdiri dari Vinanda, Mas Ula, Shintia, Fridz Ezza, dan Wisko .
http://madib.blog.unair.ac.id/philosophy-of-science/membuka-tabir-kegelapan-dengan-filsafat-ilmu/
2
Pada presentasi kami Heni Nurul Nilawati sebagai moderator dan penyaji 1, Hanif Eka Rahmawati S. sebagai penyaji 2, Mochammad Handal W sebagai penyaji 3, dan Thomy Tri Utomo sebagai penyaji 4. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya kami menyajikan materi yang luar biasa ,menurut kami. Dalam penyajian materi kami ini, kami menjelaskan apakah itu Filsafat, Ilmu, Pengetahuan, dan suatu kebenaran dan kesesatan dalam Ilmu Pengetahuan. Dimana Filsafat sebagai induk Ilmu Pengetahuan terdiri dari 3 eksistensi yaitu filsafat , agama, dan ilmu pengetahuan. Selain itu, kami juga menjelaskan teori-teori dari suatu kebenaran ilmu pengetahuan seperti Teori Kebenaran Korespondensi adalah teori kebenaran yang paling awal dan paling tua yang berangkat dari pengetahuan Aristoteles yang menyatakan segala sesuatu yang kita ketahui adalah sesuatu yang dapat dikembalikan pada kenyataan yang dikenal oleh subjek (Ackerman, 1965), Teori Kebenaran Koherensi atau teori kebenaran saling berhubungan adalah suatu proposisi itu atau makna pernyataan dari suatu pengetahuan benilai benar bila proposisi itu mempunyai hubungan dengan ideide dari proposisi yang terdahulu yang bernilai benar, Teori Kebenaran Pragmatis yang bahwa suatu proposisi bernilai benar bila proposisi itu mempunyai konsekuensikonsekuensi praktis seperti yang terdapat secara inheren dalam pernyataan itu sendiri, dan masih banyal lagi seperti Positivisme, Esensialisme, konstruktivime, religiusisme. Selain teori-teori dalam suatu kebenaran dalam ilmu pengetahuan, juga terdapat teoriteori kesesatan dalam suatu ilmu pengetahuan. Teori ini ada karena untuk dapat menemukan kesimpulan yang tepat atau benar dilakukan dengan menyusun pola penalaran sesuai dengan pola prinsip prinsip penalaran yang tepat atau dapat pula dengan cara menghindari pola penalaran yang sesat. Teori-teori kesesatan dalam Ilmu Pengetahuan seperti Kesesatan berfikir yang merupakan
kesalahan
yang
terjadi
dalam
aktivitas
berpikir
dikarenakan
penyalahgunaan bahasa atau relevansi. Kesesatan berfikir ini dibagi menjadi dua aspek yaitu kesesatan formal dan kesesatan material. Kesesatan Bahasa yang terdiri dari kesesatan aksentuasi yang terbagi lagi kesesatan aksentuasi verbal dan kesesatan aksentuasi non-verbal. Kesesatan Ekuivokasi yang terdiri dari kesesatan ekuivokasi verbal dan kesesatan ekuivokasi non verbal. Kesesatan Amfiboli, Kesesatan Metavoris, Kesesatan Relevansi. Kesesatan Relevansi ini memiliki beberapa argument seperti Argumentum ad Hominem Tipe I(Abusif), Argumen ad hominem Tipe II(Sirkumstansial), Argumentum ad baculum, Argumentum ad Misericordiam, Argumentum ad populum, Argumentum auctoritaris, Appeal to Emotion, Ignoratio elenchi, Argumentum http://madib.blog.unair.ac.id/philosophy-of-science/membuka-tabir-kegelapan-dengan-filsafat-ilmu/
3
ad ignoratiam, petitio principii, kesesatan non causa pro causa, kesesatan aksidensi, kesesatan karena komposisi dan devisi, kesesatan karena pertanyaan yang kompleks. Kami menjabarkan berbagai teori-teori kebenaran dan kesesatan lengkap dengan contohcontohnya. Selain teori-teori yang telah kami sampaikan pada kawan-kawan semua, kami juga memberikan relevansi denagn Ilmu Admministrasi Negara yaitu sebagai calon pejabat Administrasi Negara(administrator), diharapkan mampu bersikap kritis dan selalu skeptis terhadap sesuatu yang terjadi dalam masyarakat dengan tujuan untuk menghindari sebuah adnya kesestan dalam suatu pengetahuan. Selain itu, sebagai calon pembuat kebijakan publik, dengan menggunakan landasan paradigma-paradigma yang telah ada, yang walaupun terdapat beberapa paradigm yang berbeda-beda antar ilmuwan, namun kita sebagai calon pembuat kebijakan publik yang telah mendapat kesempatan mendapatkan mata kuliah filsafat ilmu ini harus bersikap skeptis, aktif, dan kritis yang misalnya mengangkat sebuah isuue-issue public untuk menjadi cikal bakal dalam pembuatan keputusan maupun kebijakan public. Setelah kami memberikan penyajian dari kelompok kami selaku kelompok penyaji pada kesempatan kemarin, tiba saatnya pada sesi tanggapan dari kelompok pembanding. Kelompok pembanding menambahkan bahwa kebenaran dalam suatu ilmu pengetahuan bersifat subyektif, dimana kita dapat membedakan suatu kebenaran yang baik dan buruk. Teori kebenaran, seperti Teori kebenaran siktasis, teori kebenaran semantic, teori kebenaran non diskripsi, dan teori logika yang berlebihan. Sifat kebenaran itu dapat muncul dari penelitian lmiah. Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan yaitu pengetahuan itu merupakan apa yang diketahui manusia. Memiliki 4 cabang yang terdiri dai filsafat, ilmu, pengetahuan dan wawasan. Ilmu merupakan pengetahuan, disusun secara sistematis. Ilmu dikandung oleh filsafat dan dibesarkan oleh ilmu-ilmu lainnya seperti matematika, statistika, bahasa dan lain-lain. Setelah sesi tanggapan dari kelompok pembanding, tiba saatnya sesi tanya jawab dari para audience. Terdapat 3 pertanyaan dari audience: 1. Pertanyaan dari Lia Safitri Telah dijelaskan bahawa Teori Korespondensi merupakan teori yang paling awal dan paling tua. Apakah teori tersebut masih digunakan di era modern saat ini? Kalau iya, apakah contohnya? 2. Pertanyaan dari Wahyu Sasongko
http://madib.blog.unair.ac.id/philosophy-of-science/membuka-tabir-kegelapan-dengan-filsafat-ilmu/
4
Seperti yang kita tahu, pada zaman dahulu yang merupakan tradisi dari nenek moyang kita, seperti contoh bintang jatuh. Nenek moyang kita beranggapan bahwa akan dating penyakit. Apakah itu dapat disebut sebagai kesesatan dalam pengetahuan? 3. Pertanyaan dari Syifaul Qolbia Apakah tolak ukur dari suatu kesesatn dalam ilmu pengetahuan?
Jawaban. 1. Pertanyaan dari Lia Safitri. Teori korespondensi memang teori yang paling awal dan tua. Namun masih tetpa digunakan walaupun tidak digunakan sepenuhnya. Karena, manusia terus berfikir dan mengalami perkembangan. Teori –teori yang ada akan terus mengalami perkembangan sebagai pencapaian kesempurnaan. Contoh: pembuatan tempe dengan bahan-bahan kimia sintesis. 2. Pertanyaan dari Wahyu Sasongko. Tradisi atau kepercayaan yang ada pada zaman nenek moyang kita dahulu, itu merupakan suatu kepercayaan masyarakat sekitar. Dalam hal ini juga dapat dikatakan sebagai mistis. Karena berbagai daerah memilki tradis ataupun kepercayaan yang berbeda-beda. Dan hal ini merupakan sebuah kepercayaan (mistis). Sehingga, kita tidak harus mengatakan itu merupakan sebuah kesesatan dalam ppengetahuan. Karena terkadang mistis yang telah m,enjadi kepercayaan masyarakat, merupakan sesuatu yang irasional yang telah dipercaya. 3. Pertanyyan dari Syifaul Qolbia.
Sebagai tolak ukrnya, kita sebagai mahasiswa yang telah mengenyam mata kuliah filsafat ini yang dituntut kritis dan skeptis, harus mampu menemukan kesimpulan yang tepat atau benar dilakukan dengan menyusun pola penalaran sesuai dengan pola prinsip prinsip penalaran yang tepat atau tudak atau dapat pula dengan cara menghindari pola penalaran yang sesat. Itulah yang disebut dengan kesesatan dalam penalaran ilmiah sebagai bagian dalam pembahasan tentang logika. Setelah sesi tanya jawab dari para audience, tiba saatnya sesi tanggapan dari para audience.Pada sesi ini terdapat beberapa audience yang memberikan tanggapan atas pertanyaan yang telah diajukan oleh penanya ketika sesi tanya jawab. Yang memberikan tanggapan yaitu, Dedi, Irul, Anton, Emas dan Ogin. Tanggapan dari
http://madib.blog.unair.ac.id/philosophy-of-science/membuka-tabir-kegelapan-dengan-filsafat-ilmu/
5
mereka yang intinya yaitu. Pertama, Teori Korespondensi pasti masih digunakan pada teori kebenaran pada suatu ilmu pengetahuan walaupun tidak sepenuhnya digunakan. Manusia merupakan makhluk yang berfikir yang pasti akan terus mengalami perkembangan cara berfikir sehingga dilakukan upaya-upaya penyempurnaan pada teori yang ada. Selain itu, seperti yang kita tahu, teori yang lama akan tetap digunakan bila belum ada teori baru yang mampu mengalahkan teori yang lama seperti Teori Darwin yang sampai saat inio masih eksis dalam Ilmu Pengetahuan karena belum ada teori baru yang mengalahkannya. Kedua, tentang tradisi ataupun kepercayaan dari masyarakat, tidaklah dapat dijkatan itu sebuah kesesatan dalam suatu ilmu pengetahuan karena pasti masyarakat sekitar yang mempercayai akan hal itu memilki sebuah dasar mengapa suatu hal ataupun fenomena dipercaya memilki sebuah arti ataupun pertanda walaupun suatu fenomena yang terjadi dapat dijabarkan secara ilmiah. Dan itu merupakan sebuah tradisi masyrakat dan tidak harus dikatakan secara gambalng bahwa hal itu suatu kesesatan dalam pengetahuan. Ketiga, sebuah kesesatan dalam pengetahuan terjadi karena kurangnya eksperimen ataupun penelitian yang lebihb lanjut tentang validitas sebuat pengetahuan ataupun teori yang telah dicetuskan oleh ilmuwan misalnya. Maka dalam hal ini, untuk membuktikan sebuah kebenaran haruslah suatu pengetahuan itu telah teruji, dan telah dilakukan eksperimen sevara sistematis sesuai prosedur yang baik dan lengkap. Penjabaran diatas merupakan kesimpulan dari tanggapan-tanggapan yang telah diberikan. Setelah sesi tanggapan dan kesimpulan, presentasi kami tutup dengan ucapan salam dan mohon maaf ketika terjadi kekurangan pada saat presentasi kelompok kami yang disampaikan oleh presenter kami yaitu Heni Nurul Nilawati. Setelah penutupan, Bapak dosen kami yang mengagumkan ini menyambut penutupan ini dengan berucap “Berikan applause untuk kelompok penyaji dan pembanding yang telah menampilkan presentasi dengan sangat baik”. Wahh…Terima kasih pak apresiasinya.. Bapak memang benar-benar mengagumkan. Berwibawa, bersahaja dan mau menghargai orang lain n_n. Setelah itu perkuliahan dilanjutkan oleh Bapak Adib. Dosen yang amat membanggakan dan mengagumkan bagi kami ini. Beliau menjelaskan bahawa ada subyek, obyek dan panca indera untuk mampu melihat sebuah kebenaran terhadap pengetahuan. Dalam hal ini juga harus terdapat sebuah realita atau kenyataan yang dapat ditangkap oleh panca inedera kita. Dapat dilihat, dicium, dirasakan atau diraba, didengar, dan dikecap kalau sesuatu itu merupakan inovasi pengetahuan berupa http://madib.blog.unair.ac.id/philosophy-of-science/membuka-tabir-kegelapan-dengan-filsafat-ilmu/
6
makanan atau minuman misalnya. Selain itu, Bapak Adib juga menambahkan tentang Teori Kebenaran Korespondensi yang merupakn teori ini salng berhubungan (koresponden). Sebagai contoh pernyatan X berhubungan dengan pernyataan Y. Selain itu, terdapat teori konsistensi yaitu kekonsistenan dan kesesuaian antara pernyataan terhadap kenyataan. Teori Kekuasaan (umu) yang telah kita ketahua bahawa kekuasaan cenderung korup. Serta Teori Pragmatis merupakan kebenaran dan adanya kegunaan dari sebuah pengetahuan. Telah banyak yang telah diberikan oleh Bapak Adib sebagai dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Ilmu ini. Kami sungguh bangga mempunyai dosen seperti beliau yang mengagumkan. Terimakasih kami haturkan untuk Bapak Drs. H. Mohammad Adib MA yang telah memberikan sejuta pengetahuan dan wawasan yang berharga bagi kami. Kami bangga punya bapak n_n
http://madib.blog.unair.ac.id/philosophy-of-science/membuka-tabir-kegelapan-dengan-filsafat-ilmu/
7