TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA PENDIDIKAN DAN KOMPUTER PROF. DR. BUDI MURTIYASA
PEMANFAATAN ICT/TIK DALAM PEMBELAJARAN DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU
NAMA
: UJUK YUHANA
NIM
: Q100140007
KELAS/ NO URUT : 1D / 3 PROGDI
: MPD
I. PENDAHULUAN Information and Communication Technology (ICT) merupakan satu istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita. ICT yang kemudian diterjemahkan sebagai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Kita sedang berada dalam pusaran gelombang perubahan teknologi informasi sebagaimana dikemukakan John Naisbit. Penulis buku Megatrend 2000 ini menyatakan bahwa saat ini kita telah memasuki gelombang ketiga, yakni perubahan teknologi informasi. Gelombang perubahan ini tidak terhindarkan juga melanda dan mem-pengaruhi dunia pendidikan. Masihkah kita bertahan pada batasan ruang belajar sebagai ruang berbentuk kotak berisi sejumlah meja kursi murid, meja kursi guru, dan sebuah papan tulis di dinding, guru sebagai satu-satunya sumber belajar, media belajar sebagai sekedar papan tulis dan kapur, bahan ajar sebagai buku yang merupakan kumpulan kertas yang tercetak? Tidakkah semua sudah berubah oleh arus perubahan teknologi informasi? Bagaimanakah kita menyikapi gelombang perubahan teknologi informasi yang melanda dunia pendidikan ini? Kita dapat membangun tembok yang kokoh agar tidak terkena badai tersebut, atau berdiam diri dan membiarkan diri kita terbawa arus, atau memanfaatkan arus tersebut sebagai sumber energi pembaharuan pendidikan. Pilihan manakah yang kita ambil? Kiranya kita sepakat bahwa pilihan terbaik adalah memanfaatkan arus tersebut sebagai sumber energi pembaharuan pendidikan. Pada makalah ini akan memandu Anda dalam memahami pemanfaatan ICT dalam pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru. Pembahasan ini terdiri atas dua bagian yaitu bagian 1 membahas pembelajaran berbasis ICT, dan bagian 2 mengupas tentang peningkatan professionalisme guru berbasis ICT.
II. RINGKASAN MATERI A.Pembelajaran Berbasis ICT/TIK Sebagaimana di singgung di atas, pendidikan tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh gelombang perubahan teknologi informasi. Respon kita terhadap gelombang perubahan tersebut adalah memanfaatkannya sebagai wahana transfor-masi pendidikan. Transformasi pendidikan dapat terjadi dalam seluruh pilar pendidikan mulai dari kurikulum dan konten, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, sumberdaya manusia. Administrasi, manajemen dan kebijakan serta supra dan infra struktur pendidikan. Dalam aspek kurikulum dan konten, TIK dapat menjadi wahana transformasi pendidikan dalam arti menjadi gudang ilmu pengetahuan. Dalam aspek pembelajaran TIK dapat menjadi alat bantu pembelajaran, dari aspek SDM TIK menjadi salah satu standar kompetensi. Dari aspek administrasi TIK dapat menjadi wahana transformasi pendidikan dalam arti menjadi penunjang sistem administrasi dan sebagainya. Ade Koesnandar (2008:10) menyatakan bahwa dalam blue print TIK untuk pendidikan, fungsi-fungsi TIK digambar sebagai sebuah bangunan gedung yang terdiri dari pondasi, tiang, dan atap. Secara singkat berikut dikemukakan peran TIK dalam masingmasing aspek pendidikan: Manajemen Berbasis Sekolah (Suplemen BAC) 3 1. Kurikulum dan Konten TIK sebagai gudang ilmu pengetahuan dengan kapasitas dan ruang lingkup yang hampir tidak terbatas. Bentuknya dapat berupa referensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses melalui fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan antar institusi pendidikan, pusat pengembangan materi ajar, wahana pengembangan kurikulum dan sebagai komunitas perbandingan standar kompetensi. 2. Fasilitas dan Sarana Prasarana Teknologi informasi dan komunikasi memberi manfaat yang sangat berarti dalam penyediaan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan. TIK di sekolah dapat berupa pojok internet, perpustakaan digital, kelas virtual, laboratorium multimedia, papan elektronik, dll. 3. Sumber Daya manusia Sebagaimana telah disinggung dalam Unit 8, penguasaan dan pemanfaatan TIK untuk kepentingan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi guru sekolah dasar. Dalam Permendiknas nomer 16 tahun 2007 dinyatakan bahwa salah satu kompetensi pedagogik guru sekolah dasar adalah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 4. Administrasi Lembaga Pendidikan Admistrasi lembaga pendidikan merupakan salah satu lini pendidikan yang sangat terbantu dengan kehadiran ICT. Manajemen siswa, guru, kelas, materi dan ekstra kulikuler sebagai proses inti dalam administrasi menjadi lebih mudah dilakukan dengan
ketelitian dan keakuratan yang lebih terjamin. Di samping administrasi sekolah, SDM, keuangan dan manajemen fasilitas juga lebih mudah dikelola dengan memanfaatkan ICT. Pemanfaatan ICT dalam administrasi lembaga pendidikan dapat digambarkan dalam diagram berikut: Manajemen Berbasis Sekolah (Suplemen BAC) 5. Manajemen dan Kebijakan Lembaga Pendidikan ICT dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai alat bantu manajemen sekolah dalam pengambilan keputusan manajerial lembaga pendidikan. Untuk itu lembaga pendidikan perlu mengembangkan sistem informasi manajemen eksekutif sekolah, sistem penunjang keputusan, sistem informasi manajemen berbasis sekolah dan sebagaimya. Dari berbagai sistem yang dikembangkan dapat diperoleh informasi yang akurat dan terkini sebagai dasar manajemen sekolah mengambil kebijakan sekolah. B. Peningkatan Profesionalisme Guru Berbasis ICT Dalam proses pembelajaran TIK dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu mengajar bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu interaksi antara guru dengan siswa. Pada dasarnya untuk mempelajari dan mengembangkan konsep ICT/ Komputer sangatlah sederhana, tinggal bagaimana seseorang mengembangkan pola pikirnya ke arah positif untuk maju dan berkembang untuk mendapatkan tingkat akselerasi yang baik. Setelah pemanfaatan ICT/Komputer dapat dikuasai maka yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana mengaplikasikan ICT/Komputer dalam kehidupan Pendidikan dan Pembelajaran. Pelbagai penerapan yang mungkin digunakan di sekolah diantaranya: Jaringan Komputer Lokal atau LAN (Local Area Network), Koneksi ke Internet, Laboratorium Komputer, Sistem Informasi yang berkaitan dengan kegiatan sekolah seperti Perpustakaan, Data Pelajar, Bahan Pelajaran, dll. Penerapan ICT ini harus dalam sebuah kesatuan, integrasi teknologi ini harus menjadi sebuah bentuk penerapan yang mendukung secara utuh proses pendidikan dan pembelajaran sehari-hari di sekolah, sehingga usaha dan dana yang dikeluarkan untuk pengadaannya tidak menjadi sia-sia. Program ini benar-benar dapat diterapkan di semua sekolah. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan sarana untuk melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran. Tujuan pengembangan ICT atau komputer dalam pendidikan adalah: a)
b)
Menciptakan pusat layanan informasi pendidikan bagi sekolah, industri dan masyarakat. Pusat interkoneksi intranet dan internet di setiap kota/kabupaten dan sekolah.
c)
Memperluas proses pembelajaran yang terstandar di semua jenjeng pendidikan di seluruh Indonesia.
d)
Menmgurangi disparitas pendidikan di setiap jenjeng pendidikan di seluruh Indonesia. Sebagai sarana pembelajaran jarak jauh yang merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mempersiapkan SDM Indonesia yang memiliki kompetensi skala nasional dan internasional berbasis keunggulan lokal. Manajemen Berbasis Sekolah (Suplemen BAC) 7
e)
Menyediakan pusat informasi yang inovatif yang mampu membangkitkan kreatifitas guna meningkatkan kompetensi.
f)
Mendistribusikan internet ke sekolah, dinas pendidikan dan institusi pendidikan lainnya.
g)
Membantu memajukan perekonomian daerah melalui informasi dan komunikasi.
Untuk membuat media pembelajaran yang kreatif dan inovatif bebasis ICT perlu memanfaatkan perangkat multimedia. Dengan perangkat multimedia dapat menyerap konsentrasi dari segala aspek rangsangan yang ada pada indra manusia, antara lain visual, audio dan motorik. Pemanfaatan multimedia pembelajaran saat ini sudah banyak diproduksi dan diterapkan di sekolah-sekolah, universitas maupun lembaga diklat. Multimedia pembelajaran yang baik adalah paket yang dapat mengakomodasi semua konsep ICT yang sesuai untuk siapa, kapan dan dimana multimedia pembelajaran tersebut digunakan. Karena sebaik dan secanggih apapun multimedia pembelajaran dibuat kalau tidak dapat dicerna dengan mudah oleh pebelajar maka artinya media tersebut tidak baik karena tidak memberikan tambahan pemahaman pada pebelajar yang bersangkutan. Hal-hal yang penting dalam penerapan dan pembuatan media pembelajaran berbasis ICT antara lain: 1. Unsur visual yang sesuai dengan kondisi materi yang diajarkan. Misal meng-gunakan gambar atau animasi harus berhubungan dengan materi yang sedang dibahas. Jangan sampai animasi mendominasi tampilan sehingga terkesan menggangu 2. Unsur suara yang jelas dan tertata sehingga mudah didengar secara sempurna dan terkesan indah, merdu dan mudah dipahami. Selingan musik hanya diberikan pada hal-hal yang tidak memerlukan perhatian serius untuk dianalisa dan dipahami. 3. Pemanfaatan ukuran huruf yang tepat dan sesuai dengan topik dan materi yang dibahas serta seimbang dengan tampilan keseluruhan media yang ditayangkan. 4. Penggunaan warna yang menarik sesuai dengan kondisi dan posisi tayangan dan harus diseimbangkan dengan warna huruf dan gambar yang ada. Beberapa hal berikut ini dapat kita jadikan acuan sebagai konsep dasar yang paling sederhana dalam mengaplikasikan ICT/Komputer dalam dunia pendidikan, dan pembelajaran, yaitu: 1. Adanya web site pada sekolah dengan dwi bahasa (Inggris dan Indonesia) a.Pusat interkoneksi intranet dan internet di setiap sekolah. b. Pusat layanan informasi pendidikan bagi sekolah, Pemerintah, industri dan masyarakat yang meliputi kegiatan sekolah antara lain: Penerimaan Siswa Baru, Data Sekolah, Data Siswa, Proses Pembelajaran, Berita Sekolah, Bursa Kerja Khusus, Evaluasi, dll.
2. Sarana Komunikasi Sisterschool dan partnership dengan sekolah luar negeri. ICT sebagai alat komunikasi di sekolah dan dengan partnership Luar negeri bermanfaat sebagai: a. Video Conference (Pembelajaran Jarak Jauh) b. Tukar-menukar informasi unutk mengembangkan pembelajaran 3. ICT sebagai instrument untuk menampilkan pelaporan sekolah kepada stakeholder (Pemerintah, Guru, Pemda, masyarakat dan industri serta partnership. 4. Sarana kemudahan presentasi dan akses ke sumber referensi 1.
Sumber data informasi lembaga yang berfungsi sebagai media informasi dan promosi kinerja lembaga. Berkenaan dengan tujuan dan sasaran dari pendidikan dan pembelajaran pada masyarakat pendidikan. Apakah silabus yang dipakai sudah tepat dan dimana tempat untuk mencari acuan yang tepat. Metode-metode pengajaran harus tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan Jadwal pelajaran, jadwal diklat, atau jadwal ujian dapat di-upload secara online Pemberian tugas dan pengumpulan data Sebagai media penampung informasi daftar referensi atau bahan bacaan Profil lembaga dan kontak pengajar atau masyarakat instansi
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
a. Pemanfaatan diktat dan catatan pelajaran b. Memudahkan pencarian dan pembuatan bahan presentasi c. Sebagai bank data semisal mencari contoh ujian yang lalu atau soal yang lalu d. Sebagai media tanya jawab / FAQ (frequently asked questions) e. Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas f. Sebagai penyedia situs-situs bermanfaaat g. Pencarian artikel-artikel dalam jurnal online Sarana Komunikasi dalam kelas yang atraktif, inovatif dan menarik 1. 2. 3. 4.
Pemanfaatan forum diskusi online Mailing list diskusi Papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah, informasi tugas dan deadline-nya) Sarana untuk melakukan kerja kelompok
5. Sarana untuk sharing file dan direktori dalam kelompok 6. Sarana diskusi untuk mengerjakan tugas dalam kelompok
Sistem ujian online dan pengumpulan umpan balik (feedback) Memanfaatkan fasilitas jaringan lokal maupun internet sebagai saran ujian yang online memudahkan dan menyederhanakan kerja pendidik. Konsep diatas tidak mutlak harus ada semua dalam sebuah aplikasi ICT instansi pendidikan, karena tiap lembaga atau sekolah selalu mempunyai latar belakang keadaan dan topologi geografis yang berbeda, maka biasanya selalu Manajemen Berbasis Sekolah (Suplemen BAC) mempunyai konsep yang berbeda pula. Yang paling penting adalah pemanfaatan ICT dapat diterapkan seoptimal mungkin untuk memberikan akselerasi pendidikan ke arah positif dan maju dengan lebih cepat, berkesinambungan, terarah dan terkoordinasi. 1.
C.
Pemanfaatan e-Learning
Ketika kita berbicara tentang pemanfatan e-Learning, maka hakikatnya adalah sama saja dengan strategi pemanfaatan perangkat lunak. Hal ini karena e-Learning adalah juga merupakan suatu perangkat lunak. Aplikasi e-Learning terlengkap dan terbaik yang ada di internet belum tentu sesuai dengan kebutuhan sebenarnya dari pengguna. Saat ini sebenarnya industri e-Learning sedang mengalami krisis, yang berakibat ke kegagalan eLearning. Dari sebuah studi tahun 2000 yang dilakukan oleh Forrester Group kepada 40 perusahaan besar menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja (lebih dari 68%) menolak untuk mengikuti pelatihan/kursus yang menggunakan konsep e-Learning. Ketika e-Learning itu diwajibkan kepada mereka 30% menolak untuk mengikuti ([Dublin, 2003] dalam Romi Satria Wahono. IlmuKomputer.Com) Sedangkan studi lain mengindikasikan bahwa dari orang-orang yang mendaftar untuk mengikuti e-Learning, 50-80% tidak pernah menyelesaikannya sampai akhir ([Delio, 2000] dalam Romi Satria Wahono) Dari berbagai literatur yang ada, kegagalan e-Learning sebagian besar diakibatkan oleh kegagalan dalam analisa kebutuhan yang mengandung pengertian bahwa pengembang tidak berhasil meng-capture apa sebenarnya kebutuhan dari pengguna (user needs). Hasil dari proses analisa kebutuhan (requirements analysis) pengguna diterjemahkan sebagai fitur-fitur yang sebaiknya masuk dalam sistem e-Learning yang di kembangkan. Sebagai pedoman fitur-fitur yang biasanya disediakan dalam sistem e-learning dapat menggunakan konsep penggunaan ICT yang penulis kemukakan diatas. Karena pada dasarnya e-Learning merupakan salah satu metode penerapan ICT yang berbasis WEB dengan menggunakan teknologi Internet, dalam artian sistem jaringan online yang lebih luas tanpa batas. Dengan sistem e-Learning, seseorang yang ingin belajar bebas untuk memilih apa yang akan di pelajari dalam waktu yang tidak terikat dan bebas untuk mengekspresikan semua materi yang didapatkan. Dalam pembuatan konsep pengaplikasian e-Learning alangkah baiknya bila kita gunakan konsep-konsep yang berbasis pada analisis kebutuhan tiap-tiap pemakai. Sehingga dalam hal ini diperlukan suatu kerja sama yang saling berkaitan dalam membentuk suatu wadah untuk menuangkan karya cipta antara kebutuhan dan proses produksi materi untuk menghasilkan pembelajaran berbasis e-Learning yang optimal dan sesuai. Maka dalam hal ini
diperlukan suatu pengembangan SDM yang dapat menguasai teknologi dan materi-materi pendidikan untuk dapat bekerja sama membentuk team work yang solid. Merangkum berbagai pemikiran, Uwes A. Chaeruman (2008) menyatakan bahwa integrasi TIK dalam pembelajaran yang sesungguhnya harus memungkinkan terjadinya proses belajar yang: 1. 2.
3.
4. 5.
6.
7.
8.
9.
Aktif; memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna. Konstruktif; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya. Kolaboratif; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya. Antusiastik; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dialogis; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah. Kontekstual; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan ”problem-based atau case-based learning” Reflektif; memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri. (Jonassen (1995), dikutip oleh Norton et al (2001)). Multisensory; memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik (dePorter et al, 2000). High order thinking skills training; memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta secara tidak langsung juga meningkatkan ”ICT & media literacy” (Fryer, 2001).
III. PEMBAHASAN Pendidikan tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh gelombang perubahan teknologi informasi. Kita mesti merespon terhadap gelombang perubahan tersebut adalah memanfaatkannya sebagai wahana transfor-masi pendidikan. Transformasi pendidikan dapat terjadi dalam seluruh pilar pendidikan.TIK dapat menjadi wahana transformasi pendidikan dalam arti menjadi gudang ilmu pengetahuan. Dalam aspek pembelajaran TIK dapat menjadi alat bantu pembelajaran, dari aspek SDM TIK menjadi salah satu standar kompetensi. Dari aspek administrasi TIK dapat menjadi wahana transformasi pendidikan dalam arti menjadi penunjang sistem administrasi dan sebagainya. Pada buku ini pada dasarnya ICT dapat digunakan dalam meningkatkan profesionalisme guru. Perannya diantaranya ada 5, Kurikulum dan Konten, Fasilitas dan Sarana Prasarana, Sumber Daya manusia, Administrasi Lembaga Pendidikan, Manajemen dan Kebijakan Lembaga Pendidikan. Dan mempunyai Tujuan pengembangan ICT atau komputer dalam pendidikan adalah, Menciptakan pusat layanan informasi pendidikan bagi sekolah, industri dan masyarakat, Pusat interkoneksi intranet dan internet di setiap kota/kabupaten dan sekolah, Memperluas proses pembelajaran yang terstandar di semua jenjeng pendidikan di seluruh Indonesia., Menmgurangi disparitas pendidikan di setiap jenjeng pendidikan di seluruh Indonesia. Jadi untuk membuat media pembelajaran yang kreatif dan inovatif bebasis ICT perlu memanfaatkan perangkat multimedia. Dengan perangkat multimedia dapat menyerap konsentrasi dari segala aspek rangsangan yang ada pada indra manusia, antara lain visual, audio dan motorik.Pemanfaatan multimedia pembelajaran saat ini sudah banyak diproduksi dan diterapkan di sekolah-sekolah, universitas maupun lembaga diklat. Multimedia pembelajaran yang baik adalah paket yang dapat mengakomodasi semua konsep ICT yang sesuai untuk siapa, kapan dan dimana multimedia pembelajaran tersebut digunakan. Karena sebaik dan secanggih apapun multimedia pembelajaran dibuat kalau tidak dapat dicerna dengan mudah oleh pebelajar maka artinya media tersebut tidak baik karena tidak memberikan tambahan pemahaman pada pebelajar yang bersangkutan. Ada hal-hal yang penting dalam penerapan dan pembuatan media pembelajaran berbasis ICT antara lain:Unsur visual yang sesuai dengan kondisi materi yang diajarkan. Misal meng-gunakan gambar atau animasi harus berhubungan dengan materi yang sedang dibahas. Jangan sampai animasi mendominasi tampilan sehingga terkesan menggangu, Unsur suara yang jelas dan tertata sehingga mudah didengar secara sempurna dan terkesan indah, merdu dan mudah dipahami. Selingan musik hanya diberikan pada hal-hal yang tidak memerlukan perhatian serius untuk dianalisa dan dipahami, Pemanfaatan ukuran huruf yang tepat dan sesuai dengan topik dan materi yang dibahas serta seimbang dengan tampilan keseluruhan media yang ditayangkan., Penggunaan warna yang menarik sesuai dengan kondisi dan posisi tayangan dan harus diseimbangkan dengan warna huruf dan gambar yang ada. Acuan yang bisa sebagai konsep dasar yang paling sederhana dalam mengaplikasikan ICT/Komputer dalam dunia pendidikan, dan pembelajaran, yaitu: Adanya web site pada sekolah dengan dwi bahasa (Inggris dan Indonesia), Sarana Komunikasi Sisterschool dan partnership dengan sekolah luar negeri. ICT sebagai instrument untuk menampilkan pelaporan sekolah kepada stakeholder (Pemerintah, Guru, Pemda, masyarakat dan industri serta partnership.
Memanfaatkan fasilitas jaringan lokal maupun internet sebagai saran ujian yang online memudahkan dan menyederhanakan kerja pendidik. Konsep diatas tidak mutlak harus ada semua dalam sebuah aplikasi ICT instansi pendidikan, karena tiap lembaga atau sekolah selalu mempunyai latar belakang keadaan dan topologi geografis yang berbeda, maka biasanya selalu Manajemen Berbasis Sekolah (Suplemen BAC) mempunyai konsep yang berbeda pula. Yang paling penting adalah pemanfaatan ICT dapat diterapkan seoptimal mungkin untuk memberikan akselerasi pendidikan ke arah positif dan maju dengan lebih cepat, berkesinambungan, terarah dan ter-koordinasi. Dalam pemanfatan e-Learning, maka hakikatnya adalah sama saja dengan strategi pemanfaatan perangkat lunak. Hal ini karena e-Learning adalah juga merupakan suatu perangkat lunak. Aplikasi e-Learning terlengkap dan terbaik yang ada di internet belum tentu sesuai dengan kebutuhan sebenarnya dari pengguna. Saat ini sebenarnya industri e-Learning sedang mengalami krisis, yang berakibat ke kegagalan e-Learning. Dari sebuah studi tahun 2000 yang dilakukan oleh Forrester Group kepada 40 perusahaan besar menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja (lebih dari 68%) menolak untuk mengikuti pelatihan/kursus yang menggunakan konsep e-Learning. Ketika e-Learning itu diwajibkan kepada mereka 30% menolak untuk mengikuti ([Dublin, 2003] dalam Romi Satria Wahono. IlmuKomputer.Com), Sedangkan studi lain mengindikasikan bahwa dari orang-orang yang mendaftar untuk mengikuti e-Learning, 50-80% tidak pernah menyelesaikannya sampai akhir ([Delio, 2000] dalam Romi Satria Wahono), Dari berbagai literatur yang ada, kegagalan e-Learning sebagian besar diakibatkan oleh kegagalan dalam analisa kebutuhan yang mengandung pengertian bahwa pengembang tidak berhasil meng-capture apa sebenarnya kebutuhan dari pengguna (user needs). Hasil dari proses analisa kebutuhan (requirements analysis) pengguna diterjemahkan sebagai fitur-fitur yang sebaiknya masuk dalam sistem e-Learning yang di kembangkan.
IV. PENUTUP Program pembelajaran berbasis ICT melalui media internet, sangat cocok diterapkan di kelas, karena siswa akan dapat dengan mudah mencari informasi dan berkomunikasi dengan komunitas lainnya. Selain itu internet dapat memberikan contohcontoh nyata mengenai pengetahuan yang terintegrasi. Internet memberikan informasi elektronik yang tidak terkira jumlahnya yang dikemas dalam berbagai cara dan yang mewakili berbagai topik yang berbeda-beda. Dengan jumlah jam pelajaran yang sangat banyak (36 jam/minggu) di kelas, dan belum adanya layanan individual sesuai dengan bakat dan minat siswa, mengakibatkan siswa harus mempelajari semua mata pelajaran dalam waktu yang sangat cepat. Melalui media internet, dan kemampuan komputer untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik semua itu dapat dengan cepat teratasi, dengan program e-learning, online learning, web-based learning, school net, dan lain-lain.