TUGAS BESAR SISTEM KOMUNIKASI 1
“WIMAX DI INDONESIA”
Disusun Oleh : Ahya Amalina (15101099)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015
BAB I PENDAHULUAN I.
LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang semakin pesat sekarang ini dikejutkan dengan munculnya teknologi baru yang semakin hari semakin ingin berlomba – lomba untuk melahirkan teknologi yang mutakhir, efisien, dan multiguna. Perkembangan teknologi yang pesat ini diimbangi dengan kebutuhan akses telekomunikasi yang semakin cepat dan layanan yang baik. Apalagi seperti di Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, sangat memerlukan akses untuk telekomunikasi.. Teknologi
wireless
merupakan
salah
satu
teknologi
dalam
dunia
telekomunikasi. Teknologi wireless ini sangat memudahkan pengguna, karena dapat diakses tanpa menggunakan kabel sebagai media perantara. Salah satu kehadiran teknologi wireless yaitu Teknologi WiFi yang dinilai sangat memudahkan dalam telekomunikasi. WiFi sudah banyak terpasang dimana saja, seperti perkantoran, sekolah, kampus, dan tempat lainnya. Namun jangkauan yang dimiliki oleh WiFi sangat terbatas dan tidak terlalu cepat, sehingga akses pengguna pun menjadi terbatas. Untuk mengatasi permasalahan pada WiFi, terciptalah teknologi WiMAX yang digunakan untuk menyempurnakan teknologi WiFi, karena memiliki jangkauan lebih luas. WiMAX adalah teknologi yang berbasis BWA (Broadband Wireless Access) dan memiliki kecepatan akses yang tinggi serta jangkauan yang luas. WiMAX juga merupakan perkembangan dari teknologi WiFi, dimana jangkauannya lebih luas mencapai 50 km. Teknologi WiMAX dinilai sangat pas dengan kondisi Indonesia yang berpulau – pulau. Selain itu teknologi WiMAX mempunyai kemampuan membawa bandwidth yang lebih besar, jarak lebih jauh, dan biaya yang lebih efisien. Teknologi WiMAX didesain bukan hanya untuk kondisi LOS (Line of Sight), tetapi juga N-LOS (Non / Near Line of Sight). Selain itu, WiMAX memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan bahkan di daerah yang sulit dicapai untuk infrastruktur kabel dan kemampuan untuk mengatasi keterbatasan fisik infrastruktur kabel.
II. PERUMUSAN MASALAH Perkembangan teknologi yang semakin pesat, tidak terlepas dari segala permasalahan, baik masalah dari segi lingkungan maupun segi pengguna. Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Untuk menghubungkan antara pulau yang satu dengan pulau yang lain perlu adanya telekomunikasi. Namun, dengan kondisi lingkungan Indonesia yang berbeda
–
beda
maka
diperlukan
teknologi
WiMAX
sebagai
teknologi
telekomunikasi. Dengan adanya gagasan tersebut, maka permasalahan yang dapat dikaji lebih lanjut adalah sebagai berikut : 1. Apa itu Teknologi WiMAX? 2. Bagaimana penerapan WiMAX di Indonesia?
III. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun tujuan dalam penulisan paper ini untuk mengetahui teknologi WiMAX dan penerapan teknologi tersebut di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN I.
PENGERTIAN WIMAX WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) merupakan teknologi BWA (Broadband Wireless Access) yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dan jangkauan yang luas. WiMAX adalah pengembangan dari teknologi WiFi yang sudah digunakan dalam kehidupan sehari – hari seperti komputer atau laptop. WiMAX dan WiFi dibedakan berdasarkan standar teknik yang tergabung didalamnya, dimana WiFi menggabungkan antara standar IEEE 802.11 dengan ETSI HiperLAN yang merupakan standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16 dengan ETSI HiperMAN. Standar IEE digunakan secara luas di daerah asalnya yaitu Eropa. WiMAX diciptakan agar Standarr IEEE dapat digunakan secara global. Standar global yang digunakan dunia adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Standar dan Spesifikasi yang mendukung komunikasi, disatukan dengan standar WiMAX
Teknologi untuk WiMAX sangat cocok untuk jaringan geografis yang luas hingga ratusan komputer. Gambar 2.1 menggambarkan perubahan ukuran jaringan, teknologi WiMAX mencakup : Wide Area Networks (WAN) dan Metropolitan Area Networks (MAN). Teknologi Local Area Network (LAN) seperti WiFi telah
mengantarkan data untuk jarak kurang 50 meter dan Personal Area Networks (PAN) seperti teknologi Bluetooth untuk jarak sekitar kurang dari 10 meter. Berikut ini merupakan tambahan untuk standard mobile broadband wireless access yang lain :
Gambar 2.2 Standard Mobile Broadband Wireless Access
Jangkauan maksimal WiMAX lebih jauh dibandingkan dengan WiFi. WiMAX mampu menjangkau hingga 50 km dan mampu mengantarkan dengan transfer rate tinggi meski dalam jarak yang jauh. Sedangkan WiFi hanya dapat mencakup jaringan lokal yang kecil yaitu 50 meter. Teknologi WiMAX dapat melayani para pengguna, baik yang berada dalam posisi Line of Sight (LOS) maupun N-LOS (Non / Near Line of Sight). Dalam menjalankan fungsinya, WiMAX berperan sebagai : 1. Penghubung antara hotspot WiFi yang satu dan yang lain, serta penghubung dengan bagian (jaringan) dari internet. 2. Sebagai teknologi alternatif untuk broadband jarak jauh. 3. Pengganti kabel coaxial pada line telepon di perusahaan maupun personal. 4. Pengganti kabel dalam menangkap siaran televisi melalui satelit maupun terrestrial. 5. Mendukung
layanan
telekomunikasi.
mobile
data
bekecepatan
tinggi
dan
layanan
Gambar 2.3 Penerapan WiMAX II. JENIS – JENIS WIMAX Jenis WiMAX ada dua, yaitu sebagai berikut : 1. Fixed WiMAX WiMAX dirancang untuk dapat memberikan layanan Point to Multipoint (PMP) maupun Point to Point (PTP). Fixed WiMAX digunakan untuk jaringan tetap. Fixed WiMAX mampu mencapai kecepatan transfer data dengan jangkauan sampai 50 km.
hingga 75 Mbps
Gambar 2.4 Fixed WiMAX
2. Mobile WiMAX Mobile WiMAX digunakan untuk jaringan bergerak. Pada mobile WiMAX terdapat pada konfigurasi sistem yang jauh lebih sederhana serta kemampuan data yang lebih tinggi. Mobile WiMAX mampu mencapai kecepatan transfer data hingga 15 Mbps dengan jangkauan 20 – 50 km.
Gambar 2.5 Mobile WiMAX
III. SPEKTRUM FREKUENSI DAN JARINGAN WIMAX WiMAX merupakan teknologi berbasis frekuensi. Dalam pelaksanaan jaringan WiMAX sangat tergantung pada kesesuaian dan ketersediaan pada spektrum frekuensi. Teknologi jaringan WiMAX memiliki dua jenis band frekeunsi sistem wireless yaitu : 1. Licensed Band Licensed Band adalah lisensi atau otoritas dari regulator, dimana operator yang memiliki hak lisensi diberikan hak eksklusif untuk menyelenggrakaan layanan dalam suatu area tertentu. 2. Unlicensed Band Unlicensed Band adalah tidak memerlukan lisensi dalam penggunaannya, sehingga memungkin setiap orang untuk menggunakan frekuensi secara bebas di semua area.
WiMAX memiliki frekuensi utama, sebagai berikut : 1. Fixed WiMAX : Band 3.5 GHz dan 5.8 GHz 2. Mobile WiMAX : Band 2.3 GHz, 2.5 GHz. 3.3GHz, dan 3.5 GHz.
Jenis Frekuensi WiMAX adalah sebaga berikut : 1. LOS (Line of Sight) Digunakan pada perangkat antena parabola yang mengarah langsung pada tower frekuensi WiMAX yang memiliki range frekuensi 66 GHz. LOS adalah suatu keadaan dimana antara pengirim dan penerima tidak ada obstacle atau penghalang. 2. N-LOS (Non / Near Line of Sight) Digunakan pada antena perangkat gadget yang dihubungkan pada tower frekuensi WiMAX yang memiliki range frekuensi 2 -11 GHz seperti pada jaringan WiFi. N-LOS adalah keadaan dimana sinyal yang dikirimkan antara pengirim ke penerima mengalami pembiasan, pemantulan, dan penghamburan dikarenakan obstacle atau penghalang. N-LOS dapat juga diartikan dekat dengan pengahalang (Near Line of Sight).
Jaringan WiMAX memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan daerah yang lebih luas dibandingkan dengan jaringan WiFi. WiMAX memiliki kecepatan 70 MBps untuk mengirim data dengan jangkauan 50 Km, sedangkan WIFi memilik kecepatan 54 MBps dengan jangkauan 100 meter.
IV. CARA KERJA WIMAX
Gambar 2.6 Cara Kerja WiMAX
Secara umum, WiMAX terdiri dari dua bagian yaitu base station WiMAX dan WiMAX Receiver atau disebut juga Customer Premise Equipment (CPE) 1. Base Station (BS) Base Station (BS) terdiri dari electronic indoor dan tower WiMAX. Umumnya site base-station menjangkau radius 6 mile (secara teori dapat menjangkau hingga radius 50 km atau 30 mile, tapi praktiknya baru terbatas sekitar 10 km atau 6 mile). Dalam area layanan tersebut dimanapun dapat mengakses internet secara wireless. Base station menggunakan MAC layer, sebuah interface umum yang membuat jaringan interoperable dan dapat mengalokasikan bandwidth uplink dan downlink ke pelanggan berdasarkan kebutuhan pada satuan waktu tertentu. Setiap base station menjangkau daerah yang dinamakan cell. Secara teori, maksimal radius dari cell adalah 50 km. Namun secara umum adalah
radius 3 sampai 10 km. Antena base station berupa antena omnidirectional dan antena directional. 2. WiMAX Receiver atau Customer Premise Equipment (CPE) CPE terdiri dari antena yang terpisah antara elektronik receiver dan antena yaitu dapat berupa box sendiri atau PCMCIA card dalam laptop. Akses ke base station hampir sama dengan mengakses access point dalam jaringan WiFi. Namun tingginya biaya instalasi CPE menjadi kendala karena memerlukan tenaga ahli dalam instalasi CPE untuk sistem BWA. 3. Backhaul Backhaul lebih ke koneksi access point ke provider dan koneksi dari provider ke jaringan inti.
WiMAX telah menggunakan teknologi frekuensi tinggi. Pengoptimalan WiMAX terletak jenis transmitter (beam antena) dan lokasi pengunaannya (dinding dan gedung tinggi). Selain itu, pemancaran transmitter HF dilakukan dengan sistem Beam Shaping. Jadi, mulai standar 802.16a, semua antena pada sebuah base station dapat saling terhubung untuk menyesuaikan beam characteristic terhadap jangkauan dan bandwidth. Teknologi transmisinya pun tergolong baru. Modulasi sinyal carrier dilakukan secara paralel melalui modulasi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). OFDM adalah metode modulasi multicarrier dengan ide awal untuk mengatasi efek dari multipath fading dalam lingkungan wireless. Dengan adanya modulasi tersebut teknologi WiMAX tidak hanya dapat digunakan dalam keadanan LOS,namun juga dapat digunakan dalam keadaan N-LOS.
V. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN Setiap teknologi yang dibuat pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan dari WiMAX : 1. Kelebihan WiMAX a. Akses secepat broadband b. Pembangunan infrastrukturnya jauh lebih cepat dan lebih murah ketimbang akses broadband
c. Area jangkauannya lebih luas ketimbang akses broadband lainnya dikarenakan WiMAX dapat mengisi celah broadband yang selama ini tidak terjangkau oleh teknologi kabel dan DSL (Digital Subscriber Line) d. WiMAX merupakan salah satu teknologi yang dapat memudahkan kita untuk koneksi dengan internet secara mudah dan berkualitas e. Jangkauan maksimalnya mencapai 50 kilometer. 2. Kekurangan WiMAX a. Harga peralatan infrastruktur yang masih sangat mahal. b. Teknologinya masih berkembang terus, sehingga bisa salah investasi. c. Terlalu banyak jenis perangkat yang tidak saling compatible. d. Dibutuhkkan pengalaman untuk memasang perangkatnya.
VI. PENERAPAN WIMAX DI INDONESIA Perkembangan WiMAX di Indonesia sangat tergantung pada pemerintah. Salah satunya yaitu permasalahan frekuensi. Pada WiMAX forum, frekuensi yang disepakati ada tiga frekuensi yang digunakan untk menjamin bandwidth yang besar. Frekuensi yang dipergunakan tersebut berkisar antara 2 GHz sampai 11 GHz. Dalam pemilihan frekuensi tersebut , dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu penggunaan frekuensi untuk komunikasi seluler, microwave link dan sistem komunikasi satelit. Dari pertimbangan tersebut, maka alokasi spektrum WiMAX khususnya di Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Spektrum Frekuensi 2,5 GHz Pada pita frekuensi 2500 – 2690 MHz digunakan untuk microwave link yang diterapkan di beberapa lokasi tertentu sejak tahun 1980-an. Pita frekuensi 2520 – 2670 MHz dgunakan untuk sistem telekomunikasi satelit Indovision sejak tahun 1997. Tahun 2001 telah dialokasin untuk beberapa penyelenggara BWA di pita frekuensi 2500 – 2520 MHz dan 2670 – 2690 MHz. Bandwidth yang dialokasikan sebesar 2x20 MHz dengan lebar kanal 6 MHz. 2. Spektrum Frekuensi 3,5 GHz Pada tahun 2000 spektrum ini ditetapkan untuk layanan BWA dan sharing frekuensi dengan satelit. Sejumlah penyelenggara BWA diberikan izin di
beberapa lokasi dengan pita frekuensi 3410 – 3497.5 MHz dan 351 – 3597.5 MHz. Namun karena adanya keluhan gangguan dari operator satelit seperti Telkom, PSN dan AceS maka spektrum frekuensi tersebut hanya dapat menggunakan 5 kanal, dimana sebelumnya yang bisa diperggunakan adalah 25 kanal. 3. Spektrum Frekuensi 5,8 GHz Pita frekuensi 5725 – 5825 MHz dibeberapa negara digunakan untuk komunikasi WiFI (Licensed Frequency), namun pada tahun 2001 oleh Dirjen Postel diberikan 5 kanal kepada operator BWA.
Pada tahun 2009, Pemerintah Indonesia menetapkan pemenang tender lisensi WiMAX untuk 15 zona secara nasional. Namun pada tahun 2010, hanya 5 operator yang masih memegang lisensi tersebut doantaranya Telkom, Indosat, Berca, Jasnita dan First Media. Dari lima operator tersebut hanya First Media dan Berca yang menggelar WiMAX secara komersial. Sedangkan Telkom, Indosat, dan Jasnita tampak ragu – ragu untuk melangkah. Namun, perkembangan teknologi WiMAX ini tidak populer di Indonesia. Hal ini dikarenakan tiga alasan penting yaitu : 1. Kebijakan lisensi adalah untuk Fixed WiMAX . Padahal saat itu Mobile WiMAX telah diterbitkan dan siap di komersilkan. Sehingga pemegang lisensi tampak ragu – ragu dalam menggelar Fixed WiMAX, khawatir layanannya tidak mampu bersaing dengan Mobile WiMAX yang tentunya lebih digemari masyarakat. Meskipun akhirnya pemerintah melunak dan mengijinkan pemegang lisensi tender untuk menggelar
Mobile WiMAX namun respon tersebut dianggap
terlambat. 2. Kebijakan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Pemerintah mensyaratkan TKDN minimal 30 persen untuk perangkat dan 40 persen untuk base station. Maksud dari kebijakan tersebut baik yaitu untuk membangkitkan indistri lokal dan transfer teknologi. Sehingga munculah produsen perangkat lokal seperti TRD dan HARIFF serta pembuat chipser XIRKA. Namun konsekuensinya, harga perangkat menjadi relatif lebih mahal karena skala ekonomi yang terbatas.
3. Bayang – bayang LTE. Operator GSM sudah pasti akan menggelar LTE ketika lisensinya telah ditenderkan oleh pemerintah. Dengan jumlah pelanggan seluler yang telah mencapai 245 juta, penetrasi LTE akan meluas. Sehingga WiMAX menjadi semakin sulit bersaing melawan LTE. Perkembangan WiMAX di Indonesia sempat digelar di wilayah Medan, Balikpapan, Batam, Denpasar, Makassar, Pekanbaru, Palembang, dan Pontianak oleh Berca dan Jabodetabek oleh First Media dengan merek dagang Sitra. Meskipun teknologi WiMAX di Indonesia sudah mulai ditinggalkan, tetapi oleh TNI AD masih dipergunakan untuk Battlefield Management System (BMS). BMS ini memerlukan jaringan yang aman dan mandiri dalam pengoperasiannya agar data yang dimiliki oleh TNI tidak diketahui pihak lawan. Mengingat medan operasi di Indonesia berbeda dengan Timur Tengah, maka WiMAX sangat cocok digunakan karena WiMAX menyediakan jalur komunikasi dengan kondisi N-LOS. Contoh saja, ketika menghadapi kontur medan yang berbukit. WiMAX di 2 MHz masih dapat mendukung komunikasi data dan voice secara optimal. Pemilihan penggunaan teknologi WiMAX oleh pihak TNI, karena pemerintah belum menyediakan jalur telekomunikasi yang aman untuk militer baik pada satelit maupun fiber optic. Penggunaan teknologi WiMAX ini dirasa aman karena tidak bercampur dengan kegunaan komersial seperti pada operator seluler.
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN Teknologi WiMAX merupakan perkembangan dari teknologi WiFi yang memiliki jangkauan yang luas hingga 50 km. Adanya modulasi Orthogonal Frequency Divison Multiplexing (OFDM) pada teknologi WiMAX, menjadikan teknologi ini dapat digunakan pada kondisi Line of Sight (LOS) maupun Non / Near Line of Sight (N-LOS). Perkembangan teknologi ini tidak cukup populer di Indonesia, namun tidak berarti
teknologi ini tidak dipergunakan di Indonesia.
Hingga saat ini teknologi WiMAX masih dipergunakan di Indonesia, salah satunya pada telekomunikasi untuk militer atau TNI AD.
2. SARAN Pemerintah Indonesia perlu mengkaji ulang mengenai teknologi WiMAX, karena teknologi WiMAX dapat dipergunakan di daerah pedesaan yang masih memiliki keterbatasan dalam telekomunikasi. Apabila berada di daerah pedesaan, pengguna masih kesulitan untuk mendapatkan akses telekomunikasi. Dengan adanya teknologi WiMAX, diharapkan dapat menjadi solusi untuk pemerataan telekomunikasi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA 1. Adjie, H. (2015, Desember 10). WiMax, Teknologi Jaringan Dibalik Battlefield Management System TNI AD. Retrieved December 25, 2015, from Indo Militer: http://www.indomiliter.com/wimax-teknologi-jaringan-dibalik-battlefieldmanagement-system-tni-ad/ 2. Helfin. (2007). Mengenal Lebih Jauh Tentang WiMAX. Retrieved December 28, 2015, from IlmuKomputer.com: http://ilmukomputer.org/ 3. Nuraksa Makodian, L. W. (2010). Teknologi Wireless Communication dan Wireless Broadband. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 4. Purnamasari, F. (2009). WiMAX vs WiBro. Fakultas Sistem Informasi, Universitas Sriwijaya. 5. WiMAX.
(n.d.).
Retrieved
https://id.wikipedia.org/wiki/WiMAX
December
25,
2015,
from
WiMAX: