TUGAS AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
PERANAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) DALAM ADMINISTRASI PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT
DIAJUKAN O L E H
NAMA
: REZA ADNAN SYAHREVI
NIM
: 062600015
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menamatkan Studi Pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK MEDAN 2009 Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH :
NAMA
: REZA ADNAN SYAHREVI
NIM
: 062600015
PROGRAM STUDI
: DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN
FAKULTAS
: ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JUDUL
: PERANAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
(NPWP) DALAM ADMINISTRASI PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT
KETUA PRODIP III
DOSEN PEMBIMBING
ADM PERPAJAKAN
SUPERVISOR LAPANGAN
Drs. Husni Thamrin NST, M.Si NIP. 131 930 631
Kusno Kuntoaji NIP. 131 568 389
Esteriah Br. Sitepu, SE NIP. 010209906
DIKETAHUI OLEH: DEKAN FISIP USU
Prof. Dr.H. M. Arif Nasution, MA NIP. 131 757 010 Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan rahmat-Nya pada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat”. Penulis dalam penyusunan laporan tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menamatkan studi Program Diploma III Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara. Tugas akhir ini tidak mungkin terlaksana oleh penulis tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada dalam kesempatan ini, izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan, kepercayaan, bantuan dan doa, sehingga laporan PKLM ini dapat terselesaikan. Maka secara khusus penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 2. Bapak Drs. H. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara 3. Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan saran, dan arahan kepada saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Diploma III 5. Ibu Elita, Kak Korby, Pak Indra, Bang Faisal, dan Bang Ijal pada program studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan keringanan dalam segala prosedur yang ada hubungannya dengan kegiatan perkuliahan Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
6. Bapak Kepala KPP Pratama Medan Barat berserta staf pegawai yang telah memberikan izin untuk melakukan PKLM dan membantu Penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini 7. Kedua Orang Tuaku yang telah memberikan doa dan dukungan kepada anak, adik dan abangnya ini, baik secara moril maupun materi sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ini. 8. Teman-temanku angkatan ’06 yang kocak abis dalam hal pendidikan dan hiburan. Khususnya teman berkelana selama di Medan ini Iqbal 10 dan 32, Riza, edy, yudhi, mela, deli, maya, yan, nuzul, reza, indra, dan teman seperjuangan riset Ajo, Indra dan audry yang begitu memiliki potensi dalam bidang mencari data-data yang diperlukan. 9. Semua Pihak-pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,. Dan ini semua tidak terlepas dari keterbatasan waktu, bahan, pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi mencapai hasil yang maksimal untuk tugas akhir ini. Sehingga dapat memberikan menfaat bagi penulis, mahasiswa dan masyarakat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang perpajakan.
Medan, November 2009
Penulis
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PKLM .............................................................................................. 1 1.2 Tujuan dan Manfaat PKLM ...................................................................................... 3 1.2.1 Tujuan PKLM ................................................................................................. 3 1.2.2 Manfaat PKLM ............................................................................................... 4 1.3 Ruang Lingkup PKLM ............................................................................................. 5 1.4 Metode PKLM.......................................................................................................... 5 1.5 Metode Pengumpulan Data PKLM ........................................................................... 6 1.6 Sistematika Penulisan Laporan PKLM ..................................................................... 7 BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ................................ 9 2.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pratama Medan Barat.................................... 11 BAB III
GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
3.1 Ketentuan Umum 3.1.1 Pengertian Pajak .............................................................................................. 15 Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
3.1.2 Fungsi Pajak .................................................................................................... 15 3.1.3 Pengertian Wajib Pajak .................................................................................... 15 3.2 Teori-Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak..................................................... 16 3.3 Pengelompokan Pajak .............................................................................................. 17 3.4 Pengertian NPWP .................................................................................................... 18 3.5 Dasar Hukum Nomor Pokok Wajib Pajak ................................................................ 19 3.6 Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak ........................................................................... 19 3.7 Nomor Identitas Tunggal Wajib Pajak ..................................................................... 20 3.8 Tempat Pendaftaran NPWP ..................................................................................... 21 3.9 Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak serta Pelaporan dan Pengukuhan Pengukuhan Pengusaha Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak .......................................................................... 22 3.10 Tata Cara Perubahan Data Wajib Pajak .................................................................. 24 3.11 Tata Cara Pemindahan Wajib Pajak dan Pengusaha Kena Pajak ............................. 25 3.12 Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak serta Pelaporan dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dengan sistem e-Registration ..................................................................................................... 27 3.13 Tata Cara Perubahan Data Wajib, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
dengan sistem e-registration .......................................................................................... 29 3.14 Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ................................................................................................... 30 3.15 Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak................................................................ 31 3.16 Sanksi Nomor Pokok Wajib Pajak.......................................................................... 31 BAB IV
ANALISIS DAN DAN EVALUASI DATA
4.1 Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) .......................................................... 33 4.2 Hak Dan Kewajiban Setelah Memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak ...................... 35 4.3 Upaya-Upaya Yang di Lakukan Direktorat Jenderal Pajak Untuk Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak ................................................................................ 37 4.4 Upaya Peningkatan Jumlah Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat .................................................................................................... 39 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 46 5.2 Saran
................................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 48 LAMPIRAN
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Peningkatan penerimaan negara dari sektor perpajakan memegang peranan penting di negara
kita. Melalui penerimaan negara atas pembayaran pajak yang dilakukan masyarakat, pemerintah akan mampu membiayai segala keperluan rutin penyelenggaraan pemerintahan dan juga untuk menyediakan berbagai sarana maupun prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan. Seperti yang kita ketahui bersama, pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang (UU), dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU No. 28 Tahun 2007). Reformasi perundang-undangan perpajakan telah memberikan keleluasaan kepada masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Hal ini terlihat pada penerapan sistem penghitungan sendiri (Self Assessment System) dalam penghitungan pajak.
Sistem pemungutan pajak Self
Assessment System adalah sistem dimana wajib pajak (WP) diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, serta melaporkan sendiri jumlah pajak terutang, sehingga wajib pajak berperan besar dan aktif dalam sistem ini dalam rangka memenuhi kewajiban perpajakan. Dalam hal ini, pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berperan sebagai Pembina, pengawas, peneliti, serta memberikan petunjuk dan juga sanksi terhadap wajib pajak. Namun dalam kenyataannya, masih banyak wajib pajak yang belum menyadari dan tidak melaksanakan secara penuh kepercayaan yang diberikan oleh DJP dalam memenuhi kewajiban perpajakannya (mardiasmo, 2004), terutama dalam hal pendaftaran sebagai wajib pajak baru guna Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajaknnya (UU No. 28 tahun 2007). NPWP dalam prakteknya menjadi satu identitas yang penting yang dapat memberikan begitu banyak kemudahan bagi wajib pajak. Pada saat ini, NPWP telah menjadi salah satu perbincangan yang populer setelah munculnya program Sunset Policy. Sunset Policy adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga yang diatur dalam pasal 37 a UU KUP (UU no 28 tahun 2007). Namun dalam kenyataanya, masih saja banyak WP yang tidak mendaftarkan dirinya untuk mempunyai NPWP. Salah satu penyebabnya adalah masyarakat masih kurang menyadari arti pentingnya membayar pajak dan kurang memahami tata cara pendaftaran diri untuk memperoleh NPWP. Berangkat dari pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan praktik kerja lapangan dan pengamatan atas peranan NPWP dalam administrasi perpajakan. Dalam hal ini, penulis bermaksud melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat, sehingga melalui PKLM ini, penulis akan mampu menyampaikan serta memberikan gambaran mengenai peranan NPWP dalam administrasi perpajakan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam hal perpajakan. Berdasarkan hal tersebut di atas maka untuk pembuatan laporan tugas akhir penulis tertarik untuk mengambil judul “Peranan NPWP dalam Administrasi Perpajakan”.
2. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 2.1 Tujuan PKLM Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
Di dalam suatu kegiatan yang dilakukan selalu memiliki tujuan yang sesuai dengan yang diharapkan. Demikian halnya dengan PKLM yang dilaksanakan oleh mahasiswa administrasi perpajakan, mempunyai tujuan tersendiri, khususnya bagi mahasiswa yang bersangkutan. Adapun tujuan kegiatan PKLM ini adalah: a)
Untuk mengetahui peranan daripada NPWP.
b)
Untuk mengetahui hak dan kewajiban wajib pajak setelah memperoleh NPWP.
c)
Untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak akan pentingnya pajak.
2.2 Manfaat PKLM 1.
Bagi Mahasiswa a)
Penerapan teori dan ilmu yang sudah diperoleh dan menuangkannya ke dalam penyelesaian masalah yang timbul selama melakukan PKLM di KPP Pratama Medan barat.
b)
Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan.
c)
Menumbuhkan
semangat
profesionalisme
dalam
melaksanakan
pekerjaan
serta
mengembangkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan. 2.
Bagi Instansi pemerintahan a) Untuk meningkatkan kualitas generasi muda melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). b) Untuk menciptakan hubungan baik antara instansi pemerintahan dalam hal ini KPP Patama Medan Barat dengan pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU. c) Mempromosikan citra aparat pajak yang baik kepada masyarakat.
3.
Universitas a)
Membuka interaksi antara mahasiswa dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa melalui PKLM.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
b) Memperbaiki pandangan (image) masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera Utara dengan persepsi umum.
4.
Bagi Masyarakat a) Agar masyarakat khususnya wajib pajak mengerti dan memahami pentingnya NPWP. b) Pentingnya penerimaan pajak bagi negara untuk melaksanakan pembangunan.
3. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam melakukan PKLM pada KPP Pratama Medan Barat adalah:
1.
Peranan dari NPWP
2.
Hak dan kewajiban pajak setelah memperoleh NPWP
3.
Upaya peningkatan jumlah wajib pajak
4. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi yang sesuai, maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut: a)
Tahap Persiapan Pada tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari penentuan tempat PKLM,
mencari bahan untuk pembuatan proposal, hingga pada konsultasi dengan pihak dosen.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
b)
Studi Kepustakaan Penulis mencari berbagai sumber-sumber bacaan seperti buku-buku, majalah, undang-undang
maupun referensi yang berhubungan dengan PKLM. c)
Observasi Lapangan Penulis melakukan observasi lapangan di kantor KPP kurang lebih 1 bulan, dalam observasi
ini penulis memberikan surat pengantar untuk melakukan PKLM dan melakukan PKLM serta melakukan pengamatan data yang akan diminta.
d)
Pengumpulan Data Penulis melakukan pemgumpulan data-data di KPP Pratama Medan barat dan permasalahan
yang berhubungan dengan peranan NPWP dalam administrasi perpajakan. e)
Analisis Data dan Evaluasi Penulis menganalisis dan mengevaluasi data megenai peranan NPWP dalam Administrasi
perpajakan. 5.
Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data di atas adalah sebagai berikut:
a)
Wawancara (Interview) Yaitu dengan mengajukan pertanyaan langsung ke pihak KPP yang dianggap mampu
memberikan data dan informasi yang diberikan bagi penyusunan laporan ini. b)
Pengamatan (Observasi) Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan
dengan pencatatan terhadap tiap fenomena yang menjadi objek penelitian.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
c)
Dokumen Dalam metode ini, penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan objek PKLM,
dokumen tersebut berupa struktur organisasi. 6. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) BAB I
: Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas mengenai Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup, Metode PKLM, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan Laporan.
BAB II
: Gambaran Objek/Lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam bab ini, diuraikan Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Barat, Struktur Organisasi, Uraian Tugas serta data-data mengenai jumlah pegawai, tingkat pendidikan dan golongan.
BAB III
: Gambaran Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam bab ini menyajikan data dan tinjauan pustaka tentang Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Tatacara Pendaftaran serta Penghapusan NPWP
BAB IV
: Penyajian dan Analisis Data Dalam bab ini, penulis menganalisa mengenai Peranan NPWP, Hak dan Kewajiban Wajib Pajak memperoleh NPWP serta upaya-upaya oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk Meningkatkan jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Medan Barat.
BAB V
: Penutup
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari uraian sebelumnya, di samping untuk dikemukakan juga saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan yang ada di bidang perpajakan.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT
2.1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Pada tahun 1987, Kantor Pelayanan Pajak, masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu ada 2 (dua) Kantor Inspeksi Pajak yaitu Kantor Inspeksi Pajak medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran, dengan adanya pertumbuhan ekonomi penduduk semakin cepat, maka pemerintah perlu adanya penambahan Kantor Inspeksi Pajak yang gunanya untuk menambah penerimaan negara dari sektor pajak. Dengan alasan diatas maka didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak Medan Barat yang berkedudukan di Binjai. Pada tahun 1988, Kantor Inspeksi Pajak dipecah menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Kantor Inspeksi Pajak Medan yang wilayah kerjanya meliputi Kotamadya Medan, Kebupaten Langkat, Kabupaten Asahan dan kabupaten Labuhan Batu. Dan Kantor Inspeksi Pajak Medan beralamat di jalan Sukamulia No. 17-A 2. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar, dengan adanya Kantor Inspeksi pajak Pematang Siantar Wajib pajak yang terdaftar di wilayah tersebut dimudahkan dalam mengurus keperluan Pajak. Sehingga apa yang menjadi tujuan pemerintah yaitu menetapkan pelayanan yang memberikan kemudahan kepada masyarakat umum khususnya Wajib pajak tercapai.
1.
Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara yang berlamat di jalan Sukamulia No. 17-A Medan, yang wilayah kerjanya meliputi Kotamadya Medan, Kabupaten Langkat, Kotamadya Binjai.
2.
Kantor Inspeksi Pajak medan selatan yang beralamat di jalan Diponogoro No. 30-A Medan.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
3.
Kantor Inspeksi Pajak Medan Barat yang saat itu beralamat di Jalan Binjai No. 1 Medan Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. Kep.758/KMK.01/1993 mengenai Kantor
Pelayanan Pajak, jajaran Kantor Wilayah 1 Sumatera bagian Utara terhitung Agustus 1993, terdiri dari : 1.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara yang beralamat di Jalan kejaksaan No. 2 Medan.
2.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat yang beralamat di Jalan Sukamulia
3.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang beralamat di jalan Binjai KM, 7 Medan
No. 17-A.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat yang beralamat di jalan asrama No. 7-A Medan sebelum diterapkan modernisasi di bidang Perkantoran merupakan salah satu Kantor Pelayanan Pajak Tipe A yang dibawah naungan Kantor Wilayah 1 Sumatera Bagian Utara dari 3 (tiga) Kantor Pelayanan Pajak tipe A yang berada di Medan. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat merupakan salah satu kantor Pajak terbesar di wilayah Sumatera Bagian Utara 1, yang meliputi wilayah kerjanya :
1. Kecamatan Medan Selayang 2. Kecamatan Medan Sunggal 3. Kecamatan Medan Helvetia 4. Kecamatan Medan Tuntungan 5. Kecamatan Medan Petisah 6. Kecamatan Medan Polonia 7. Kecamatan Medan Baru 8.
Kecamatan Medan Maimun
9. Kecamatan Medan Johor Setelah adanya modernisasi perpajakan, Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, yang beralamat Jalan Asrama no. 7A Medan.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
2.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Barat Organisasi dimaksudkan untuk membina keharmonisan kerja, agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan penuh tanggung jawab, sehingga rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang maksimal. Jenis organisasi yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan organisasi yang menggunakannya.
KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya, KPP Pratama menyelenggarakan fungsi: a.
pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;
b.
penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;
c.
pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;
d.
penyuluhan perpajakan;
e.
pelaksanaan registrasi Wajib Pajak;
f.
pelaksanaan ekstensifikasi;
g.
penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak;
h.
pelaksanaan pemeriksaan pajak;
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
i.
pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;
j.
pelaksanaan konsultasi perpajakan;
k.
pelaksanaan intensifikasi;
l.
pembetulan ketetapan pajak;
m. pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan; n.
pelaksanaan administrasi kantor.
KPP Pratama terdiri dari: a.
Subbagian Umum;
b.
Seksi Pengolahan Data dan Informasi;
c.
Seksi Pelayanan;
d.
Seksi Penagihan;
e.
Seksi Pemeriksaan;
f.
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan;
g.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I;
h.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II;
i.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III;
j.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV;
k.
Kelompok Jabatan Fungsional.
(1) Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga. (2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta penyiapan laporan kinerja. (3) Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan. (4) Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. (5) Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya. (6) Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi. (7) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, serta Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, masingmasing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak,
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan dan melakukan evaluasi hasil banding.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
3.1 Ketentuan Umum 3.1.1 Pengertian Pajak Menurut UU No.28 Tahun 2007, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang (UU), dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 3.1.2.Fungsi Pajak Pada Dasarnya, Ada dua fungsi pajak,yaitu: 1.Fungsi Budgetair (penerimaan) Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. 2.Fungsi Regulerend (mengatur) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonom. 3.1.3.Pengertian Wajib Pajak Menurut UU No.28 Tahun 2007 Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
3.2 Teori-Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak.Teori-teori tersebut antara lain adalah: a.Teori Asuransi Negara melindungi keselamatan jiwa,harta benda,dan hak-haknya.Oleh karena itu rakyay harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut. b.Teori Daya Pikul Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan (misalkan perlindungan) masing-masing orang. Semakin besar kepentingan sseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar. c.Teori Daya Pikul Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya,artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. d.Teori Bakti Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya.Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban. e.Teori Asas Daya Beli Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak berarti menarik.Maksudnya memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara.Selanjutnya Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
negara akan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat.Dengan demikian kepentingan seluruh masyarat lebih diutamakan.
3.3 Pengelompokan Pajak Menurut golongannya, terdiri dari: a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain Contoh : Pajak Penghasilan b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai Menurut sifatnya, terdiri dari: a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya,dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak Contoh : Pajak Penghasilan b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Menurut lembaga pemungutnya, terdiri dari:
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Materai. b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah Pajak Daerah terdiri atas :. •
Pajak Propinsi, Contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
•
Pajak Kabupaten/Kota, Contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak reklame, dan Pajak Penerangan jalan.
3.4 Pengertian NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Menurut UU No.28 Tahun 2007, NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. Dengan identitas ini, wajib pajak dapat dengan mudah menyelesaikan segala urusan yang berkaitan dengan pemungutan kewajiban perpajakan, baik mengenai pembayaran pajak, kepindahan lokasi usaha, perubahan badan usaha atau kegiatan lain yang diisyaratkan untuk memiliki identitas perpajakan. Setip wajib pajak hanya memiliki satu nomor pokok wajib pajak untuk semua jenis pajak yang kewajiban, NPWP mempunyai 15 digit, dengan susunan sebagai berikut:
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
a)
9 (sembilan ) digit pertama merupakan kode wajib pajak
b)
6 (enam) digit berikutnya merupakan kode administrasi perpajakan
3.5 Dasar Hukum Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dasar hukum Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah Keputusan Direktorat Pajak nomor KEP 161/ PJ/ 2001 tentang jangka waktu pendaftaran dan penghapusan NPWP, serta pengukuhan dan pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan yang berbunyi “Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
3.6 Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Setiap wajib pajak dalam hal berhubungan dengan dokumen perpajakan diharuskan mencantumkan NPWP yang dimilikinya. Fungsi dari NPWP tersebut adalah sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui identitas wajib pajak
b.
Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan Administrasi Perpajakan
c.
Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakannya, karena yang berhubungan dengan dokumen perpajakan diharuskan mencantumkan NPWP.
d.
Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan misalnya dalam Surat Setoran Pajak (SSP) yang ditetapkan sendiri maupun pemotong/ pemungut oleh pihak ketiga harus mencantumkan NPWP
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
e.
Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang mewajibkan mencantumkan NPWP dalam dokumen-dokumen yang dilakukan seperti dokumen impor dan dokumen ekspor.
f.
Untuk keperluan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) masa atau tahunan.
3.7 Nomor Identitas Tunggal Wajib Pajak Dalam rangka penyederhanaan administrasi perpajakan dipandang perlu mempergunakan satu nomor identitas wajib pajak.Pengaturan tersebut telah terutang dalam Surat Edaran DJP No.SE. 02/PJ9/1998 tanggal 4 Mei 1998 dengan pokok pengaturan: 1. NPWP ditetapkan sebagai identitas tunggal wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan di bidang PPh dan PPN/PPnBm. 2. Setiap Pengusaha Kena Pajak (PKP) diberlakukan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) baru yaitu sama dengan nomor pokok wajib pajak dari wajib pajak yang bersangkutan 3. Wajib pajak yang digunakan NPPKP lama (sebelum berlakunya surat edaran) diminta untuk menggunakan NPPKP baru. 4. Dengan ketentuan pada butir 1 dan 2 tidak mengubah hak dan kewajibannya serta prosedur administrasi, kecuali: a.Wajib pajak yang kantor pusat dan cabangnya terdaftar sebagai pengusaha kena pajak dalam satu KPP harus digabung menjadi satu KPP yaitu KPP Kantor Pusat. b.
Wajib pajak yang kantor cabangnya lebih dari satu PKP tempat pajak terutang yang di tunjuk melaksanakan hak dan kewajiban PKP yaitu salah satu PKP cabang sesuai dengan pilihan wajib pajak.
3.8 Tempat Pendaftaran NPWP
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
Tempat pendaftaran diri wajib pajak memperoleh NPWP adalah kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak yang bersangkutan. Apabila tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak berada dalam dua atau lebih wilayah kerja Kantor Dirjen Pajak, Direktorat Jendral Pajak menetapkan tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak. Untuk mempermudah pelaksanaan pendaftaran diri wajib pajak di tempattempat yang mudah di jangkau, Dirjen Pajak dapat menentukan tempat pendaftaran lain selain Kantor Pelayanan Pajak. 3.9 Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak serta Pelaporan dan Pengukuhan Pengukuhan Pengusaha Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak 1.
Menerima formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak, berfungsi sebagai formulir pendaftaran, yang telah ditandatangani Wajib Pajak atau kuasanya yang sah beserta lampirannya.
2.
Memeriksa kelengkapan formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak yang terdiri dari : a. Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas : •
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau Paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi orang asing.
b Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas : •
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau Paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah kepala desa bagi orang asing.
•
Surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
c.Untuk Wajib Pajak Badan : •
Fotokopi Akte Pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan penunjukkan dari Kantor Pusat bagi Bentuk Usaha Tetap
•
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau Paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi orang asing, dari salah seorang pengurus aktif.
•
Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang sekurangkurangnya lurah atau kepala desa.
d.Untuk Bendaharawan sebagai Wajib Pajak Pemungut/Pemotong : •
Fotokopi surat penunjukan sebagai bendaharawan.
•
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bendaharwan
e.Untuk Joint Operation sebagai Wajib Pajak Pemungut/Pemotong a) Fotokopi Perjanjian Kerja sama sebagai sebagai Joint Operation. b) Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing anggota Joint Operation. c) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau Paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang sekurangkurangnya lurah atau kepala desa bagi orang asing, dari salah seorang pengurus Joint Operation. 3. Mengisi kolom-kolom pada formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak yang diisi oleh dinas.
3.10 Tata Cara Perubahan Data Wajib Pajak
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
Yang dimaksud dengan perubahan data Wajib Pajak meliputi perubahan identitas Wajib Pajak, pemindahan Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak, serta penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Perubahan identitas wajib pajak meliputi : d)
Perbaikan data karena kesalahan dalam keluaran (data dalam dokumen masukan tidak sama dengan data keluaran).
e)
Perubahan Nomor Pokok Wajib Pajak karena adanya kesalahan (misalnya Kode Wajib Pajak cabang tidak sama dengan pusat).
f)
Perubahan nama Wajib Pajak karena penggantian nama.
g)
Perubahan bentuk badan hukum
h)
Perubahan alamat Wajib Pajak karena perpindahan tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha dalam wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak yang sama.
i)
Perubahan status usaha Wajib Pajak.
j)
Perubahan jenis usaha karena ada perubahan kegiatan usaha Wajib Pajak.
k)
Perubahan jenis pajak, karena sesuatu hal yang mengakibatkan kewajiban jenis pajaknya berubah.
3.11 Tata Cara Pemindahan Wajib Pajak dan Pengusaha Kena Pajak Dalam hal surat pernyataan pindah diajukan melalui Kantor Pelayanan Pajak lama: 1.
Menerima surat pernyataan pindah yang telah ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasa yang sah beserta lampiran yang diisyaratkan atau dari Kantor Penyuluhan Pajak.
2.
Memeriksa kelengkapan lampiran yang diisyaratkan, terdiri dari : a.Untuk Wajib Pajak orang pribadi :
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
•
pindah tempat tinggal, adalah surat keterangan tempat tinggal yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa.
•
pindah tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, adalah surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang baru dari instansi yang berwenang sekurangkurangnya lurah atau kepala desa.
b.Untuk Wajib Pajak Badan : •
pindah tempat kedudukan, adalah surat keterangan tempat kedudukan yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa.
•
pindah tempat kegiatan usaha, adalah surat keterangan tempat kegiatan usaha yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa.
Dalam hal surat pernyataan pindah diajukan melalui Kantor Pelayanan Pajak baru 1.
Menerima surat pernyataan pindah dan formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak, Kartu Nomor Pokok dan/atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak lama, dari Wajib Pajak atau dari Kantor Penyuluhan
2.
Memeriksa kelengkapan lampiran yang diisyaratkan, terdiri dari: a.Untuk Wajib Pajak orang pribadi : •
pindah tempat, adalah Surat Keterangan Terdaftar, fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan tempat tinggal yang baru dari instansi yang berwenang sekurangkurangnya lurah atau kepala desa bagi penduduk Indonesia, atau Paspor bagi orang asing ditambah surat keterangan tempat tinggal yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa.
•
pindah tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, adalah Surat Keterangan Terdaftar dan/atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dalam hal Pengusaha Kena Pajak,
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
dan surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang baru dari instansi yang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa. b.Untuk Wajib Pajak Badan : •
pindah tempat kedudukan, adalah fotokopi akte perubahan atau surat keterangan tempat kedudukan yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa, dan Surat Keterangan Terdaftar
•
pindah tempat kegiatan usaha, fotokopi akte perubahan atau keterangan tempat kegiatan usaha yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kuirangnya lurah atau kepala desa, dan Surat Keterangan Terdaftar dan/atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dalam hal Pengusaha Kena Pajak.
3.12 Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak serta Pelaporan dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dengan sistem e-Registration a.Pendaftaran melalui Internet : 1. Membuka situs Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat http :www.pajak.go.id atau situs lainnya yang terdapat sistem. 2. Memilih menu system e-registration. 3. Membuat account Wajib Pajak yang antara lain berisi username dan password. 4. Login ke sistem e-Registration dengan mengisi username dan password yang telah dibuat. 5. Memilih jenis Wajib Pajak yang sesuai (Orang Pribadi, Badan atau Bendaharawan). 6. Mengisi formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data pada layer komputer dengan lengkap dan benar. 7. Memilih tombol “daftar” untuk mengirim Formulir Registrasi Wajib Pajak secara elektronis ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
8. Mencetak Formulir Registrasi Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar Sementara sebagaimana yang tertera pada layar komputer. 9. Menandatangani Formulir Registrasi Wajib Pajak dan melengkapinya dengan dokumen persyaratan seperti pada angka II di atas. 10. Mengirimkan Formulir Registrasi Wajib Pajak yang sudah ditandatangani beserta persyaratannya ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Catatan : Wajib Pajak dapat melihat status permohonan pendaftaran melalui e- mail atau aplikasi e-Registration. 11. Menerima permintaan kelengkapan persyaratan, dalam hal terdapat persyaratan yang belum lengkap. 12. Mengirim kelengkapan persyaratan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. 13. Menerima kartu Nomor Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar dan atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena bagi Wajib Pajak yang melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dari Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak. Catatan : dalam hal alamat Wajib Pajak terbukti tidak benar, maka permohonan pendaftaran Wajib Pajak dan atau pelaporan usaha Wajib Pajak ditolak dan Wajib Pajak menerima Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan 3.13 Tata Cara Perubahan Data Wajib, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dengan sistem e-registration
a.Melalui Internet.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
1. Melakukan kegiatan seperti pada Lampiran I angka III.a.1) sampai dengan Lampiran 1 angka III.1.a.4) Catatan
: Dalam hal Wajib Pajak sudah memiliki account, Lampiran I angka III.1.a.3) tidak
perlu dilakukan. 2. Melakukan perubahan data sesuai dengan item-item yang berubah.. 3. Memilih tombol “perbarui” untuk mengirim formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data pada layar komputer secara elektronis ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. 4. Melakukan kegiatan seperti pada Lampiran I angka III.1.a.8) sampai dengan Lampiran I angka III.1.a.8) sampai dengan Lampiran I angka III.1.a.12) 5. Menerima : a. Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak, Surat Keterangan Terdaftar, dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak bagi Wajib Pajak sesuai dengan angka I.3.a.8) sampai dengan angka I.3.a.sampai dengan angka I.3.c. b. Surat Keterangan Terdaftar, dan atau Surat Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak bagi Wajib Pajak sesuai dengan angka I.3.d. sampai I.3.f. c. Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak, Surat Keteranagan Terdaftar, dan atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak untuk I.3.g.
3.14 Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak a. Melalui Internet. 1. Melakukan kegiatan seperti pada Lampiran I angka III.1.a.1) sampai dengan lampiran I angka III.1.A.4) Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
Catatan
: Dalam hal Wajib Pajak sudah memiliki account,Lampiran I angka III.1.a.3) tidak
perlu dilakukan. 2. Memilih tombol “Penghapusan”untuk mengirim Formulir Registrasi Wajib Pajak secara elektronis ke Kantor Pelayanan Pajak terdaftar. 3. Mencetak Formulir Registrasi Wajib Pajak. 4. Melakukan kegiatan seperti pada Lampiran I angka III.1.a.9) sampai dengan Lampiran I angka III.1.a.12) 5. Menerima Surat Pencabutan Surat Keterangan Terdaftar, Surat Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, dari Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak Terdaftar.
3.15 Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Yang dimaksud dengan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak adalah tindakan menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dari tata usaha Kantor Pelayanan Pajak. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan dalam hal : •
Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia dan tidak meninggal warisan
•
Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan
•
Warisan yang telah selesai terbagi dalam kedudukan sebagai Subjek Pajak sudah selesai dibagi
•
Wajib Pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
•
Bentuk usaha tetap yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai bentuk usaha.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
•
Wajib Pajak orang pribadi lainnya selain yang dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang tidak memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak.
3.16 Sanksi Nomor Pokok Wajib Pajak Terhadap Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak dikenakan sanksi perpajakan sebagaimana diatur di dalam Pasal 39 No.28 Tahun 2007, yaitu setiap orang yang dengan sengaja : a)
Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
b)
Menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
c)
tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan.
d)
menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap.
e)
menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
f)
memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
g)
tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain.
h)
tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara program on-line di Indonesia dalam Pasal 28 ayat (11).
i)
tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.Dengan dimilikinya NPWP ini menandakan bahwa wajib pajak tersebut sudah terdaftar sebagai wajib pajak dan mempunyai kewajiban untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang. NPWP diberikan kepada wajib pajak yang mendaftarkan diri kekantor Pelayanan Pajak ataupun Kantor Penyuluhan Pajak, namun NPWP juga dapat diberikan secara jabatan. Yang dimaksud diberikan secara jabatan adalah pemberian NPWP yang dilakukan terhadap wajib pajak atau pengusaha wajib pajak yang telah memenuhi syarat untuk memperoleh NPWP dan atau di kukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tetapi tidak memnihi kewajiban untuk mendaftarkan dan atau melaporkan usaha berdasarkan data yang diperoleh dan dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dengan kata lain, pemberian NPWP di lakukan secara sepihak oleh fiskus tanpa sepengetahuan wajib pajak, lalu oleh fiskus wajib pajak di beri agar melaksanakan kewajibanya sebagai wajib pajak. Apabila himbauan tersebut tidak diatnggapi maka wajib pajak tersebut di kenakan sanksi Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Wajib Pajak yang mempunyai NPWP harus mencantumkan NPWP pada dokumen atau berkas yang berhubungan dengan urusan perpajakan. Dokumen Perpajakan itu sangat banyak jumlahnya, ini tentu sangat menyulitkan bagi petugas pajak yang menangani urusan administrasi di Kantor Pelayan Pajak Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
yang berhungan langsung dengan wajib pajak. Untuk itu di dalam berbekas atau dokumen perpajakannya telah tercantum kolom yang digunakan untuk tempat NPWP. Dokumen-dokumen perpajakan seperti surat setoran pajak yang sudah diterima Kantor Pelayanan Pajak biasanya di lakukan pertama kali adalah penyortiran, agar lebih mudah dalam pekerjaan memproses lebih lanjut Surat Setoran Pajak (SSP). Penyortiran dilakukan berdasarkan NPWP yang tercantum didalam dokumen perpajakan tersebut, yang diurut dari nomor pokok wajib pajak yang terkecil sampai yang terbesar. Setelah tahap awal dilakukan selanjutnya yaitu dengan pencatatan yang di lakukan pada buku register, pengisian buku register ini berdasarkan urutan NPWP yang terkecil sampai yang terbesar yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak. Fungsi NPWP adalah sebagai sarana dalam administrasi perpajakan dan Tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Pengurusan NPWP mulai dari terkecil sampai pada yang terbesar ditujukan agar mempermudah dalam proses administrasinya dan untuk mengawasi kepatuhan wajib pajak di dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Setelah
penyortiran
dan
pencatatan
dilaksanakan
maka
atas
dokumen-dokumen
perpajakannya tersebut dilanjutkan dengan pengarsipan berkas.Dokumen perpajakannya tersebut dimasukkan ke dalam anak berkas yang telah di buat kemudian selanjutnya dimasukkan ke dalam induk berkas wajib pajak untuk di simpan dan dimasukkan pada rumah berkas. Namun terlebih dahulu dibuat NPWP beserta anak berkas wajib pajak, nama wajib pajak pada berkas wajib pajak beserta anak berkas wajib pajak tersebut. Fungsinya ialah untuk memudahkan di dalam memasukkan dokumen perpajakannya.Jika kita melihat semakin banyaknya wajib pajak bertambah setiap tahunnya hal ini akan menambah jumlah dokumen wajib pajak yang lama maupun wajib pajak yang baru.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
Untuk itulah pengarsipan perlu dilakukan secara benar dan efisien guna menghindarkan adanya kesalahan-kesalahan di dalam memasukkan berkas wajib pajak ke dalam induk berkas wajib pajak kemudian ke dalam rumah berkas. Pada Kantor Pelayanan Pajak digunakan NPWP sebagai pedoman pengarsipan, dengan adanya identitas wajib pajak yang jelas dan lengkap akan mempermudah dan sangat membantu fiskus untuk menatauasahakan setiap berkas wajib pajak.Demikian juga halnya dengan induk berkas tersebut di rumah berkas yang menggunakan urutan dan susunan NPWP dalam penataannya.
Hak Dan Kewajiban Setelah Memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak Banyak wajib pajak yang sudah memiliki NPWP tetapi tidak memenuhi hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak.Hal ini disebabkan oleh karena wajib pajak tidak mau dan tidak tahu menggunakan haknya dikarenakan wajib pajak menganggap segala yang berhubungan dengan pajak merepotkan dan peraturan-peraturan yang senantiasa berubah membuat masyarakat bingung, misalnya wajib pajak tidak menggunakan haknya membuat surat permohonan penundaan masuknya SPT karena wajib pajak merasa malas, dan menganggap pengurusannya sulit sehingga ia lebih memilih dikenakan denda daripada mengurus surat permohonan masuknya SPT. Sedangkan sebagian lagi belum mengetahui apa sebenarnya hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak.Sehingga wajib pajak tersebut tidak menjadi wajib pajak aktif, hanya sekedar menjadi wajib pajak pasif agar memperoleh NPWP yang digunakan untuk kepentingan pribadinya.Seharusnya menjadi wajib pajak mempunyai kewajiban menghitung,menyetor,dan melaporkan pajaknya walaupun nihil.Wajib pajak tetap mempunyai kewajiban melapor, jika wajib pajak terlambat atau tidak melaporkan pajaknya maka wajib pajak tersebut akan tetap dikenakan sanksi sesuai Peraturan Perundangan-Undangan yang berlaku. Wajib pajak yang telah memiliki NPWP mempunyai hak: Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
1. Mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu atau fiskus 2. Memperoleh dokumen-dokumen yang dipergunakan untuk pembayaran pajak terutang. 3. Membuat permohonan penundaan pemasukan SPT, penundaan dan pengangsuran pembayaran pajak. 4. Meminta adanya suatu keterangan tertulis yang menjadi dasar penggenaan pajak dalam SKP. 5. Melakukan keberatan dan banding. 6. Meminta kompensasi dan restitusi pajak. 7. Meminta penghapusan atau pengurangan sanksi serta pembetulan SPT yang salah. 8. Memberi kuasa kepada orang lain untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya
Wajib pajak yang telah memiliki NPWP mempunyai kewajiban: 1. Menghitung sendiri besar pajaknya yang harus dibayar oleh wajib pajak. 2. Menyetorkan pajaknya yang terutang ke bank-bank persepsi atau kantor pos 3. Melaporkan pembayaran pajaknya ke kantor pelayanan pajak yang terutang.
Upaya-Upaya Yang di Lakukan Direktorat Jenderal Pajak Untuk Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak Untuk mendukung penerimaan pajak agar optimal, perlu dilakukan beberapa langkah mengenai ekstensifikasi dan intensifikasi.Terhitung dari tanggal 15 Mei sampai 30 Juni 2008, pemerintah secara serentak melakukan pendataan mengenai wajib pajak terdaftar baik wajib pajak orang pribadi ataupun wajib pajak badan terjadi peningkatan. Upaya peningkatan wajib pajak yang dilakukan Dirjen Pajak untuk meningkatkan jumlah wajib pajak yang memiliki NPWP dapat ditempuh dengan dua cara yaitu:
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
1.
Ekstensifikasi Pajak yaitu: Tindakan yang dilakukan oleh Dirjen Pajak dengan melakukan
penambahan jumlah wajib pajak.Dalam hal ini Dirjen Pajak memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk mendaftarkan diri, artinya yang wajib pajak mendaftakan diri hanyalah yang sudah memenuhi ketentuan menjadi wajib pajak dengan penghasilan satu tahun di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP),PTKP 2008 adalah Rp 13.200.000 untuk wajib pajak Rp 1.200.000 tambahan untuk wajib pajak yang kawin Rp 1.200.000 tambahan untuk setiap anggota sedarah dalam garis keturunan paling banyak tiga orang untuk setiap keluarga.Tetapi tetap saja tingkat kesadaran pajak kita masih rendah, sehingga Dirjen Pajak melakukan berbagai upaya dengan pendekatan biaya hidup wajib pajak tersebut,apakah memiliki/menyewa rumah yang cukup besar, listrik 1.300W, telepon, HP, mobil, motor, dll. 2. Intensifikasi Pajak yaitu: Dengan melakukan peningkatan kualitas aparatur perpajakan (Tax Administration Reform), pelayanan prima terhadap wajib pajak, dan pembinaan kepada para wajib pajak, pengawasan administratif, pemeriksaan, penyidikan, serta penegakan hukum.Tindakan ini berupa upaya Dirjen Pajak dengan melakukan berbagai penyuluhan, seminar, lokakarya, pelatihan, simulasi, brosur, majalah, surat kabar, radio dan sebagainya. Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pajak bernomor SE-68/PJ/2009 tentang Target Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh pada 2009, Dirjen Pajak telah memerintahkan kepada kepala kanwil Dirjen Pajak bersama para Kepala KPP di wilayah kerjanya masing- masing untuk membuat target bulanan pemasukan SPT.Dirjen Pajak juga melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan jumlah wajib pajak dengan cara sebagai berikut: 1.
Melakukan inventarisasi terhadap wajib pajak yang tidak atau belum menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2008.
2.
Melakukan pemisahan antara wajib pajak baru dan lama (khusus wajib pajak orang pribadi)
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
3.
Segera mengirimkan imbauan kepada wajib pajak baru dan segera menerbitkan Surat Teguran bagi wajib pajak lama yang dilanjutkan dengan Surat Tagihan Pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
4.
Memberikan edukasi perpajakan terutama kepada wajib pajak baru.
4.4 Upaya Peningkatan Jumlah Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Dalam administrasi perpajakan di seluruh Kantor Pelayanan Pajak Pratama dimanapun, memang jumlah wajib pajak orang pribadi memiliki prosentase yang lebih besar daripada jumlah wajib pajak badan. Hal ini disebabkan jenis penghasilan yang dapat diterima/ diperoleh wajib pajak orang pribadi juga bervariasi, seperti:
1. Penghasilan dari pekerjaan. 2. Penghasilan dari usaha. 3. Penghasilan dari pekerjaan bebas. 4. Penghasilan dari kegiatan. 5. Penghasilan dari modal 6. Penghasilan lain-lain
PERKEMBANGAN JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR TAHUN 2006 KPP PRATAMA MEDAN BARAT
JUMLAH WAJIB PAJAK NO
JENIS WP
% 01-01-2006
31-12-2006
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
1
ORANG PRIBADI
7,549
8,012
6.13
2
BADAN
2,507
3,296
31.47
Dari table diatas terlihat bahwa dalam kurun waktu tahun 2006, walaupun jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Medan Barat jauh lebih banyak daripada jumlah wajib pajak badan namun perkembangannya sangat lambat. Dalam tempo 12 bulan jumlah wajib pajak orang pribadi hanya tumbuh sebesar 6,13%. Itu artinya, secara matematis prosentase NPWP yang didaftarkan di KPP Pratama Medan barat, baik melalui pendaftaran langsung maupun terdaftar secara “jabatan” hanya sebesar 0,5% setiap bulan. Kondisi yang bertolak belakang dapat dilihat dari angka perkembangan wajib pajak badan. Walaupun secara jumlah memang wajib pajak badan jauh lebih kecil daripada wajib pajak orang pribadi namun pertumbuhannya cukup signifikan. Dalam tempo hanya 12 bulan terdapat kenaikan jumlah wajib pajak badan sebesar 31,47%. Artinya, secara rata-rata ada kenaikan sebanyak 2,5% setiap bulannya. Apabila gambaran kedua kondisi di atas dikaitkan dengan luas wilayah kerja KPP Pratama Medan Barat (dahulu KPP Medan Barat) pada tahun 2006, maka terdapat potensi pertumbuhan jumlah wajib pajak yang belum tergali. Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun 2006 KPP Medan memiliki wilayah kerja: 1. Kecamatan Medan Barat. Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
2. Kecamatan Medan Helvetia 3. Kecamatan Medan Petisah 4. Kecamatan Medan Sunggal Mengingat bahwa wilayah geografis 4 (empat) kecamatan di atas terdiri dari perkantoran, home industry, perumahan, dan sebagainya, maka seharusnya terdapat jumlah wajib pajak yang juga besar, seperti :PNS, pegawai swasta, professional, dan pengusaha.
PERKEMBANGAN JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR TAHUN 2007 KPP PRATAMA MEDAN BARAT
JUMLAH WAJIB PAJAK NO
JENIS WP
% 01-01-2007
31-12-2007
1
ORANG PRIBADI
8,012
10.573
31.96
2
BADAN
3,296
3,522
6.86
Dari tabel diatas terlihat bahwa dalam kurun waktu tahun 2007 terdapat kondisi yang bertolak belakang dibandingkan dengan kondisi tahun 2006.perkembangan jumlah wajib pajak orang pribadi mulai menunjukkan besaran yang signifikan. Apabila dihitung secara rata-rata, terdapat penambahan wajib pajak orang pribadi sebesar 2,5% untuk setiap bulannya. Hal ini dimungkinkan oleh beberapa aspek, yaitu: 1. Kesadaran wajib pajak akan pentingnya kepemilikan NPWP mulai meningkat. 2. Kegiatan penambahan wajib pajak orang pribadi (ekstensifikasi) melalui penetapan NPWP jabatan mulai meningkat. Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
Sampai dengan akhir tahun 2007 struktur organisasi KPP Pratama Medan Barat belum dilakukan perubahan terkait dengan penerapan sistem administrasi modern, sehingga wilayah kerja yang ada juga masih sama dengan keadaan tahun 2006. Namun kenyataannya terlihat bahwa perkembangan jumlah wajib pajak badan dalam tahun 2007 mengalami penurunan yang juga cukup signifikan. Secara rata-rata, setiap bulannya hanya terdapat 0,5% wajib pajak badan terdaftar.
PERKEMBANGAN JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR TAHUN 2008 KPP PRATAMA MEDAN BARAT
JUMLAH WAJIB PAJAK NO
JENIS WP
% 01-01-2008
31-12-2008
1
ORANG PRIBADI
10,573
12,968
22.65
2
BADAN
3,522
3,843
9.11
Perlu diketahui bahwa mulai tahun 2008, KPP Pratama Medan barat telah menerapkan sistem administrasi modern. Penerapan sistem tersebut juga membawa pengaruh terhadap struktur organisasi yang ada. Dalam perkembangannya, pengelolaan 4 (empat) wilayah kerja yang ada dibagi menjadi dua unit kantor, yaitu : KPP Pratama Medan Petisah yang menangani 3(tiga) kecamatan, dan KPP Pratama Medan Barat yang menangani 1 (satu) kecamatan. Walaupun saat ini KPP Pratama Medan Barat hanya memiliki 1 (satu) wilayah kerja, yatiu kecamatan medan barat namun dari tabel di atas terlihat bahwa pertumbuhan jumlah wajib pajak Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
orang pribadi masih jauh lebih besar daripada jumlag wajib pajak badan. Secara rata-rata, besaran pertumbuhan wajib pajak orang pribadi berkisar pada angka 2 % setiap bulannya. Hal ini dimungkinkan bahwa dalam tahun 2008 telah diberlakukan beberapa kebijakan, yaitu:
1. Ketentuan Tentang Kepemilikan NPWP Bagi Orang Yang Akan Bepergian Ke Luar Negeri. Pembebasan biaya fiskal ke luar negeri mulai 2009 bagi yang memiliki NPWP dan telah berusia 21 tahun. Bagi masyarakat yang telah memiliki NPWP akan dibebaskan dari pengenaan Fiskal Luar Negeri mulai 2009. Pemungutan Fiskal Luar Negeri ini kelak akan dihapuskan secara total mulai 2011. 2. Ketentuan Tentang Sunset Policy. Sunset Policy adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan, yang berlaku hanya di tahun 2008, dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga yang diatur dalam Pasal 37A Undang-Undang Ketentuan Umun dan Tata Cara Perpajakan (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007) Sunset Policy ini hanya berlaku dalam 1 tahun, yaitu mulai berlaku dari 1 januari 2008 sampai 31 Desember 2008. Yang dapat memanfaatkan Sunset Policy adalah: a)
Orang Pribadi yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang dalam tahun 2008 secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak 2007 dan tahun-tahun pajak sebelumnya paling lambat 31 Maret 2009.
b)
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang telah memilki NPWP sebelum tahun 2008, yang menyampaikan pembetulan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2006 dan tahun-tahun pajak
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
sebelumnya untuk melaporkan penghasilan yang belum diperhitungkan dalam pelaporan SPT Tahunan PPh yang telah disampaikan.
3. Ketentuan Tentang Pengenaan PPh Pasal 21, 22, Dan 23 Yang Lebih Besar Dari Orang Pribadi/Badan Yang Tidak Memiliki NPWP. Selain itu, dalam aturan RUU PPh ini juga diatur penerimaan tarif pemotongan atau pemungutan PPh yang berbeda bagi masyarakat yang telah memiliki NPWP. Bagi wajib pajak (WP) penerima penghasilan dari pekerjaan yang tidak mempunyai NPWP akan dikenakan pemotongan PPh 21 sebesar 20% lebih tinggi dari tarif normal. Tapi bagi WP penerima penghasil dari jasa yang tidak mempunyai NPWP dikenakan pemotongan PPh pasal 23 sebesar 100% lebih tinggi dari tarif normal. Dan bagi WP yang dikenakan PPh pasal 22 yang tidak mempunyai NPWP, dikenakan pemungutan PPh 22 sebesar 100% lebih tinggi dari tarif normal. Sebagai tambahan dapat disampaikan bahwa peningkatan NPWP juga dimungkinkan dilakukan melalui sarana elektronik (e-regsitration) maka dalam kurun waktu beberapa tahun, KPP Pratama Medan Barat telah menerbitkan NPWP sebanyak 525 wajib pajak. apabila jumlah tersebut dibandingkan jumlah wajib pajak terdaftar terdapat besaran yang cukup signifikan. Ini menandakan bahwa kemudahan fasilitas yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak juga telah meningkatkan kesadaran wajib pajak tentang pentingnya kepemilikan NPWP.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan evaluasi data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1.
Peranan daripada NPWP adalah sebagai sarana dalam administrasi perpajakan dan Tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
2.
Setelah memperoleh NPWP, wajib pajak akan memperoleh hak untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu atau fiskus, Memperoleh dokumen-dokumen yang dipergunakan untuk pembayaran pajak terutang, Membuat permohonan penundaan pemasukan SPT, penundaan dan pengangsuran pembayaran pajak, meminta adanya suatu keterangan tertulis yang menjadi dasar penggenaan pajak dalam SKP, melakukan keberatan dan banding, meminta kompensasi dan restitusi pajak, meminta penghapusan atau pengurangan sanksi serta pembetulan SPT yang salah, memberi kuasa kepada orang lain untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.
3.
Setelah Memperoleh NPWP, Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk Menghitung sendiri besar pajaknya yang harus dibayar oleh wajib pajak, menyetorkan pajaknya yang terutang ke bankbank persepsi atau kantor pos, melaporkan pembayaran pajaknya ke kantor pelayanan pajak yang terutang.
4.
Upaya peningkatan wajib pajak yang dilakukan Dirjen Pajak untuk meningkatkan jumlah wajib pajak yang memiliki NPWP dapat ditempuh dengan dua cara yaitu ektensifikasi dan intensifikasi perpajakan.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
5.2 Saran Adapun dari hasil analisis dan sintesis atas pembahasan yang dilakukan, maka dapat diberikan saran/rekomendasi untuk dikaji dan ditindaklanjuti, yaitu: 1. Hendaknya peningkatan jumlah wajib pajak (meningkatnya pendaftaran NPWP) menjadi sebuah program yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak. 2. Ada baiknya dalam pelaksanaan sosialisasi mengenai peranan NPWP kepada masyarakat ke depannya, peranan para akademisi seperti mahasiswa perpajakan dapat menjadi bahan pertambangan bagi Direktorat Jenderal Pajak, yang dalam hal ini KPP Pratama Medan Barat. Dalam hal ini, pihak KPP Pratama Medan Barat dapat berkoordinasi dengan pihak akademi dalam rangka melaksanakan sosialisasi ke masyarakat.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Cyrus, Sihaloho, 2003. Modul Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan, PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta. Marsyahrul, Tony, 2005. Pengantar Perpajakan, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia; Jakarta. Mardiasmo, 2008. Perpajakan. Penerbit Andi; Yogyakarta. Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor KEP-173/PJ./2004 Tentang Nomor Pokok Wajib Pajak. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Reza Adnan Syahrevi : Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.