TUGAS AKHIR
EVALUASI PERGANTIAN FASILITAS DARI DUA MESIN CETAK KOMORI S.26 MENJADI SATU MESIN CETAK SM 72F dengan PENDEKATAN ANALISA EKONOMI TEKNIK dan PRODUKTIVITAS
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun Oleh : Nama
: Zakiyah
NIM
: 41605110095
Program Studi
: Teknik Industri
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
ABSTRACT PT ABC is a printing company which is working on the order-based book printing. Responding to the current market competitiveness, the expanding trend of product development and an efficient and low cost production that enable of producing high quality product, PT ABC adopted a high technology-based strategy through upgrading its printing machines, one of which was through replacement of two printing machines Komori S26 A & B with one Speedmaster 72F machine. The research is aiming to analyze the effectiveness of the above company’s strategy and how it contributes to increasing company’s profit. The methodology used in this research is a combination of technical economy method and partial productivity calculation method, focusing particularly on calculating the internal rate of return (IRR), net present value (NPV), payback period (PBP), productivity value of the man power and the running time of the two different printing machines. Due to the result of calculation NPV, IRR and PBP of two printing machines Komori S26 is : Rp 7.161.083.322, > 60%, 10 months 5,4 days and Speedmaster 72F machine is : Rp 5.937.413.172, 35 – 40%, 3 years 19 days. And for productivity value of the man power and the running time 69.425 sheet/man power/month, 1.139 sheet/hour for two printing machines Komori S26 dan 103.688 sheet/man power/ month, 2.003 sheet/hour for Speedmaster 72F machine. PT ABC adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan dengan produk utamanya adalah buku dan bersifat pesanan (job shop production). Dalam menanggapi persaingan yang semakin ketat, mengikuti trend perkembangan produk, tuntutan waktu proses yang semakin cepat, biaya produksi yang semakin rendah serta kualitas produk yang semakin tinggi, maka PT ABC dengan salah satu strategi teknologinya melakukan pergantian fasilitas mesin cetak dengan mengganti dua buah mesin cetak Komori S.26 A & B dengan satu buah mesin cetak Speedmaster 72F. Dari data yang ada di sini penulis mencoba menganalisa kebijakan tersebut untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang didapat dengan metode ekonomi teknik khususnya nilai internal rate of return (IRR), net present value (NPV) dan payback period (PBP) serta metode pengukuran produktivitas parsial khususnya nilai produktivitas tenaga kerja dan nilai produktivitas waktu kerja dari kedua jenis mesin tersebut Adapun hasil perhitungannya menghasilkan nilai NPV, IRR dan PBP untuk dua mesin cetak Komori S.26 : Rp 7.161.083.322, > 60%, 10 bulan 5,4 hari dan mesin cetak Speedmaster 72F : Rp5.937.413.172, 35 – 40%, 3 tahun 19 hari. Sedangkan nilai produktivitas tenaga kerja dan waktunya 69.425 lbr/orang/bulan, 1.139 lembar/jam untuk 2 mesin cetak Komori S.26 dan 103.688 lembar/orang/bulan,, 2.003 lembar/jam untuk mesin cetak Speedmaster 72F
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Zakiyah
NIM
: 41605110095
Jurusan
: Teknik Industri
Fakultas
: Teknologi Industri
Judul Skripsi : EVALUASI PERGANTIAN FASILITAS DARI DUA MESIN CETAK KOMORI S.26 KE SATU MESIN CETAK SM 72F dengan PENDEKATAN ANALISA EKONOMI TEKNIK dan PRODUKTIVITAS
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri, bukan salin atau duplikat dari karya orang lain kecuali pada bagian yang telah disebutkan sumbernya Penulis,
( Zakiyah) NIM : 41605110095
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul: “ EVALUASI PERGANTIAN FASILITAS DARI DUA MESIN CETAK KOMORI S.26 KE SATU MESIN CETAK SM 72F dengan PENDEKATAN ANALISA EKONOMI TEKNIK dan PRODUKTIVITAS “
Nama
: Zakiyah
NIM
: 41605110095
Jurusan
: Teknik Industri
Fakultas
: Teknologi Industri
Telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata (S-1) Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana.
Jakarta, April 2008 Dosen Pembimbing
iv
Ir. M. Kholil MT
LEMBAR PENGESAHAN
Judul: “ EVALUASI PERGANTIAN FASILITAS DARI DUA MESIN CETAK KOMORI S.26 KE SATU MESIN CETAK SM 72F dengan PENDEKATAN ANALISA EKONOMI TEKNIK dan PRODUKTIVITAS “
Nama
: Zakiyah
NIM
: 41605110095
Jurusan
: Teknik Industri
Fakultas
: Teknologi Industri
Telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata (S-1) Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana.
Jakarta, April 2008 Koordinator Tugas Akhir/Kaprodi v
Ir. M. Kholil MT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan tak henti-hentinya kepada Allah SWT karena hanya atas berkat, rahmat dan ridhoNyalah penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada penghulu para nabi, Rasulullah SAW, kepada keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : Keluargaku, bapak, mimi, dan kakak- kakak juga kurcaci-kurcaci tercinta atas dorongan dan semangat serta doa yang tulus Bapak Kholil, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan arahan yang berharga bagi penulis Seluruh Dosen PKSM Teknik Industri dan staf administrasi Teman-teman PKSM Teknik Industri angkatan 7 atas semangat kebersamaan dan kekompakannya Pimpinan PT. ABC beserta staff-staffnya atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan penelitian
vi
Paryoto, Lince, Yuyun, Rina, Amal, Anto, Syukur, Ongah dan teman-teman lainnya yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan demi selesainya tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, namun penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk menambah wacana dan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi teknik dan produktivitas.
Cibitung , April 2008 Penulis
( Zakiyah )
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………………….. i Abstrak ……………………………………………………………………….......... ii Halaman Pernyataan …………………………………………………………......... iii Halaman Persetujuan …………………………………………………………........ iv Halaman Pengesahan …………………………………………………………........ v Kata Pengantar ……………………………………………………………….......... vi Daftar Isi …………………………………………………………………………... viii Daftar Tabel …………………………………………………………………..........xiii Daftar Gambar………………………………………………………………………xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah …………………………………………... 1
1.2
Perumusan Masalah ………………………….................................. 2
1.3
Pembatasan Masalah ………………………………………………. 2
1.4
Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 3
1.5
Sistematika Penulisan …………………………………................... 4
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1
Strategi Teknologi.............................................................................. ....6 2.1.1 Dimensi Teknologi Dalam Strategi Korporasi .................... 7 2.1.2 Formulasi dan Implementasi Strategi ..... ............................. 10
2.2
Investasi............................................................................................. 11
2.3
Teori Ekonomi Teknik ......................................................... ........... 12 2.3.1 Bunga ........................................................................ ........... 12 A. Tingkat Suku Bunga ........................................................ 13 B. Bunga Sederhana ............................................................... 13
viii
C. Bunga Majemuk ................................................................. 14
2.3.2 Metode Ekuivalensi ................................................................ 14 2.3.3 Single of Cash Flow (Aliran Kas Tunggal) ............................ 15 2.3.4 Cash Flow Annual (A) ........................................................... 16 2.3.5 Cash Flow Gradient (G) ......................................................... 18 A.Future (F) dengan Gradient (G)........................................... 18 B. Present (P) dengan Gradient (G) ........................................ 19 C.Gradient (G) dengan Annual (A) ........................................ 19 2.4
Depresiasi (Penyusutan)..................................................................... .19 A. Metode Garis Lurus (Straight Line)............................................... 20 B. Metode Jumlah Digit Tahun (Sum of the Year Digit/SOYD) ...... 20 C.Metode Keseimbangan Menurun (Decline Balance)....................... 21 D.Metode Depresiasi Singking Fund.................................................. 21
2.5
Biaya dalam Hubungannya dengan Produk........................................ 22 A. Biaya Produksi ............................................................................. 22 B. Biaya Pemasaran........................................................................... 23 C. Biaya Administrasi dan Umum .................................................... 23 D. Biaya Keuangan ............................................................................ 23
2.6
Kriteria/Evaluasi Untuk Manganalisa Investasi ................................. 23 2.6.1 Net Present Value (NPV).........................................................24 2.6.2 Internal Rate of Return (IRR) ..................................................25 2.6.3 Pay Back Period.......................................................................26
2.7
Produktivitas ....27 2.7.1 Sejarah Perkembangan Produktivitas......................................27 2.7.2 Pengertian Produktivitas..........................................................29 2.7.3 Unsur-Unsur Produktivitas.......................................................33 2.7.4 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas..............................34 2.7.5 Pengukuran Produktivitas.........................................................36 2.7.6 Persyaratan Kondisional dalam Pengukuran Produktivitas......36 2.7.7 Manfaat Pengukuran Produktivitas..........................................37 2.7.8 Model Pengukuran Produktivitas dalam Sistem Industri.........39 2.7.8.1 Model Pengukuran Porduktivitas ix
Berdasarkan Pendekatan Rasio Output/Input .............39 2.7.8.2 Model
Pengukuran
produktivitas
berdasarkan
Pendekatan Angka Indeks............................................40 2.7.8.3 Model
Pengukuran
Produktivitas
berdasarkan
Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas ...............43 2.7.9 Penyebab Penurunan Produktivitas Perusahaan…………..….44
BAB III 3.1
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................46 3.1.1 Tempat Penelitian.....................................................................46 3.1.2 Waktu Penelitian......................................................................46
3.2
Studi Pendahuluan................................................................................46
3.3
Studi Kepustakaan................................................................................47
3.4
Pengumpulan Data ..............................................................................47
3.5
Tahapan Pengolahan Data dan Analisa................................................48
3.6
Kesimpulan dan Saran..........................................................................48
BAB IV 4.1
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Data Umum Perusahaan......................................................................50 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan.................................. 50 4.1.2 Jenis Produk, Fasilitas Produksi dan Proses Produksi............. 51 A. Jenis Produk yang ditawarkan............................................ 51 B . Fasilitas Produksi............................................................... 52 C. Alur Proses Produksi………………………………………52
4.2
Data Penjualan......................................................................................54
4.3
Pendapatan Penjualan………………………………………………...58
4.4
Data Investasi.......................................................................................58 4.4.1 Perhitungan Kapasitas, Pendapatan Penjualan, dan Biaya Mesin Komori 2 buah S.26......................................................60 A. Kapasitas Maksimum Produksi Mesin per Tahun..............61 B. Peramalan Penjualan...........................................................61 C. Pendapatan dari Hasil Peramalan Penjualan.......................61 D. Biaya Spare Part..................................................................63 E. Biaya Pemeliharaan……………………………………….63 x
F. Biaya Listrik........................................................................64 G. Biaya Gaji...........................................................................65 H. Biaya Chemicals..................................................................66 I. Biaya Lain-lain……………………………………………..67 4.4.2 Perhitungan Kapasitas, Pendapatan Penjualan, dan Biaya Mesin SM 72F..........................................................................71 A. Kapasitas Maksimum Produksi Mesin per Tahun...............71 B. Peramalan Penjualan………………………………………72 C. Pendapatan dari Hasil Peramalan Penjualan………………72 D. Biaya Spare Part…………………………………………..72 E. Biaya Pemeliharaan……………………………………….72 F. Biaya Listrik……………………………………………….73 G. Biaya Gaji…………………………………………………74 I. Biaya Chemicals…………………………………………...75 J. Biaya Lain-lain…………………………………………….75
BAB V 5.1
ANALISA PEMECAHAN MASALAH Analisa Mesin Komori S.26.................................................................77 A. Analisa dengan Metode Net Present Value (NPV).........................77 B.Analisa dengan Metode Internal RateOf Return (IRR)……………79 C.Analisa dengan Metode Payback Period (PBP)...............................80
5.2
Analisa Mesin SM 72F.........................................................................81 A. Analisa dengan Metode Net Present Value.....................................82 B. Analisa dengan Metode Internal RateOf Return (IRR)…………...83 C.Analisa dengan Metode Payback Period (PBP)...............................84
5.3
Analisa dengan Metode Pengukuran Produktivitas Parsial Mesin Komori S.26 dan SM 72F.........................................................85 A. Analisa dengan Metode Produktivitas Parsial dari Segi Tenaga Kerja............................................................................................... 86 B. Analisa dengan Metode Produktivitas Parsial dari Segi Waktu......88
5.4
Perbandingan Kedua Mesin..................................................................90 A. Mesin Komori S.26……………………………………………....91 B. Mesin SM 2F……………………………………………………..91
5.5
Analisa Kapasitas Mesin dengan Peramalan Penjualan………………92 xi
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan............................................................................................93
6.2
Saran......................................................................................................94
xii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sejarah Perkembangan Pengertian Produktivitas.........................................28 Tabel 4.1 Data Fasilitas Produksi PT.ABC………………………………………….52 Tabel 4.2 Data Penjualan Produk................................................................................ 54 Tabel 4.3 Rekap Data Cetak Separasi Mesin S.26 & SM 72F……………………….55 Tabel 4.4 Data Hasil Produksi Mesin S.26 A dan B ...................................................56 Tabel 4.5Data Hasil Produksi Mesin SM 72F..............................................................57 Tabel 4.6 PeramalanPenjualan……………………………………………………….58 Tabel 4.7 Data Spesifikasi Mesin Komori S.26……………………………………...59 Tabel 4.8 Data Spesifikasi Mesin SM 72F…………………………………………...60 Tabel 4.9 Pendapatan Hasil Peramalan Penjualan…………………………………...62 Tabel 4.10 Contoh jenis SparePart...............................................................................63 Tabel 4.11 Ramalan Biaya Pemeliharaan.....................................................................64 Tabel 4.12 Ramalan Biaya Listrik................................................................................65 Tabel 4.13 Ramalan Biaya Gaji...................................................................................66 Tabel 4.14 Ramalan Biaya Chemicals……………………………………………….68 Tabel 4.15 Ramalan Biaya Overtime Tenaga Kerja dan Waktu Mesin S.26 A & B...69 Tabel 4.16 Rekap Pendapatan dan Biaya Mesin S.26 AB…………………………...70 Tabel 4.17 Ramalan Biaya Pemeliharaan.....................................................................73 Tabel 4.18 Ramalan Biaya Listrik................................................................................74 Tabel 4.19 Ramalan Biaya Gaji...................................................................................75 Tabel 4.20 Rekap Pendapatan dan Biaya Mesin SM 72F……………………………76 Tabel 5.1 Penjualan, Nilai Sisa, Investasi dan Total Biaya…………………………..78 Tabel 5.2 Perhitungan NPV Mesin Komori S.26 A&B Selama 10 Tahun…………..79 Tabel 5.3 Perhitungan IRR Mesin Komori S.26 A&B Selama 10 Tahun……………80 Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Analisa Payback Period Mesin Komori S.26………….81 Tabel 5.5 Penjualan, Nilai Sisa, Investasi dan Total Biaya………………………….82 Tabel 5.6 Perhitungan NPV MesinSM 72F Selama 10 Tahun………………………83 Tabel 5.7 Perhitungan IRR Mesin Komori SM 72 F Selama 10 Tahun……………..84
xiii
Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Analisa Payback Period MesinSM 72F……………….85 Tabel 5.9 Data Output, Input Tenaga Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja.............86 Tabel 5.10 Data Output, Input Waktu Kerja dan Produktivitas Waktu Kerja.............89 Tabel 5.11 Perbandingan Mesin Komori S.26 dengan SM 72................................... 90
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Input and Process for Strategic Corporate Planning………………….9 Gambar 2.2 Grafik cash fow dengan simbol-simbol yang telah di standarkan............14 Gambar 2.3 Single of Flow (Aliran Kas Tunggal).......................................................15 Gambar 2.4 Cash Flow Annual (A)..............................................................................16 Gambar 2.5 Cash Flow Gradient (G)...........................................................................18 Gambar 2.6 Sistem Produksi………………………………………………………..30 Gambar 2.7
Peningkatan Produksi………………………………………………...31
Gambar 2.8 Skema Sistem Produktivitas...................................................................33 Gambar 3.1 Diagram Kerangka Berifikir…………………………………………….49 Gambar 4.1 Alur Proses Produksi Buku......................................................................53 Gambar 4.2 Plot Data Cetak Separasi Mesin S.26 & SM 72F……………………….55 Gambar 5.1 Data Output, Input Tenaga Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja.........87 Gambar 5.2 Data Output, Input Waktu Kerja dan Produktivitas Waktu Kerja............88
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Menanggapi kebijakan perusahaan dalam menghadapi persaingan yang
semakin ketat pada perkembangan teknologi grafika yang semakin pesat serta usaha untuk mengikuti trend perkembangan produk , telah menempatkan fungsi produksi sebagai bagian penting dari sistem manajemen dimasa depan, dimana fungsi produksi dituntut untuk mampu melakukan proses transformasi, memberi nilai tambah produk dan memiliki fleksibilitas menghadapi diversifikasi produk yang dikehendaki konsumen dengan tingkat kualitas produk yang semakin tinggi, biaya produksi yang semakin rendah, waktu proses yang semakin cepat, dan penyampaian barang jadi yang tepat waktu. Sehingga dibutuhkan sebuah analisis terhadap kegiatan produksi yang telah berjalan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi manajemen dalam mendeteksi kemampuan yang dimiliki perusahaan. Komponen yang diproduksikan bisa cacat karena alat produksi menjadi lusuh. Untuk mencegah hal ini perlu dipertimbangkan usaha-usaha memelihara alatalat produksi tersebut sejauh mungkin agar tidak menghasilkan produk-produk yang cacat dan apabila hal ini tidak mungkin lagi dicegah, menggantikan alat-alat produksi yang sudah lusuh tersebut dengan yang baru sama sekali. Karena itu PT ABC melakukan peremajaan mesin dari 2 buah mesin cetak Komori S.26 @ 2 unit menjadi
1
2
1 buah mesin cetak Speedmaster 72F 5 unit .Dan ini mengakibatkan pertimbangan investasi/finansial bagi perusahaan. Untuk itu penulis mengangkat tema ini dengan judul ” EVALUASI PERGANTIAN FASILITAS DARI DUA MESIN CETAK KOMORI S.26 KE SATU MESIN CETAK SM 72F dengan PENDEKATAN ANALISA EKONOMI TEKNIK dan PRODUKTIVITAS ” Kalau dilihat fase-fase pengggunaan fasilitas produksi serta usaha-usaha pemeliharaan dan perbaikan-perbaikan yang dilakukan terhadap pada fasilitas produksi tersebut, dapatlah dikatakan bahwa tujuannya ialah mempertahankan suatu tingkat produktivitas tertentu tanpa merusak kualitas produk akhir.
1.2
Perumusan Masalah Dari latar belakang yang ada timbul suatu permasalahan yaitu bagaimana
Perhitungan ekonomi teknik dan pengukuran produktivitas parsial merupakan salah satu metode yang aplikatif serta feasible untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang di dapat dengan peremajaan mesin yang telah dilakukan dari 2 buah mesin cetak Komori S.26 @ 2 unit menjadi 1 buah mesin cetak Speedmaster 72F 5 unit .
1.3
Pembatasan Masalah Agar pembahasan masalah yang dilakukan dapat lebih terarah dalam arti
tidak terjadi penyimpangan dalam penyusunan dan tajam dalam pencapaian sasaran yang diharapkan dari penelitian tugas akhir ini, maka penulis memberikan batasanbatasan alur yang akan dilakukan, yaitu sebagai berikut :
2
3
a) Obyek yang dianalisis adalah usaha pergantian fasilitas 2 buah mesin cetak Komori S.26 @ 2 unit menjadi 1 buah mesin Speedmaster 72F 5 unit. b) Aspek manajemen produksi yang dianalisis adalah dengan pendekatan ekonomi teknik dan tingkat produktivitas parsialnya. c) Data-data yang dikeluarkan pihak perusahaan dianggap valid (sah) selama penelitian tahun Januari 2005 s/d Desember 2006 untuk mesin Komori S.26 A & B, Februari 2007 s/d Januari 2008 untuk mesin SM 72F. d) Semua harga estimasi yang digunakan dalam perhitungan dianggap layak dan memenuhi kriteria yang ditentukan. Perubahan harga-harga sebagai akibat adanya kebijakan ekonomi nasional tidak ikut dipertimbangkan. e) Tidak di bahas teknologi mesin cetak, menyangkut perbedaan pada hasil kualitas cetak, waktu proses cetak serta ukuran maksimum dan minimum kertas. f) Tidak dihitung depresiasi mesin karena sudah diketahui nilai sisa mesin.
1.4
Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam menyusun tugas akhir ini adalah
untuk mengetahui : a. Keuntungan yang di dapat dengan pergantian mesin yang telah dilakukan dari 2 buah mesin cetak Komori S.26 menjadi 1 buah mesin cetak Speedmaster 72F dengan pendekatan ekonomi teknik b. Keuntungan yang di dapat dengan pergantian mesin yang telah dari 2 buah mesin cetak Komori S.26 menjadi 1
3
buah
dilakukan mesin
4
cetak Speedmaster 72F dengan pendekatan produktivitas
parsial dari nilai
produktivitas tenaga kerja dan waktu kerja
1.5
Sistematika Penulisan Agar lebih memudahkan pemahaman Tugas Akhir ini, maka dalam
penyusunan akan diuraikan secara singkat dan sistematis iktisar keseluruhan bab laporan yang disusun menjadi enam bab, dimana sistematika pembahasannnya adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis membahas tentang gambaran umum masalah yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisikan tentang teori yang digunakan untuk melakukan pembahasan masalah dengan landasan teori tentang ; Strategi Teknologi, Ekonomi Teknik dan Teori Produktivitas sebagai pedoman untuk membahas atau menganalisa masalah-masalah yang di hadapi sebagai kerangka berfikir.
4
5
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Menguraikan tentang tempat dan waktu penelitian, tahapan penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data dalam pemecahan masalah.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini berisi pengumpulan data-data perusahaan baik data primer maupun data sekunder. Kemudian data-data tersebut akan di olah sehingga akan diperoleh hasilnya.
BAB V : ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Pada bab ini berisi pembahasan dan analisis terhadap hasil pengolahan data yang telah didapatkan dengan metode NPV, IRR, Payback Period, Pengukuran produktivitas parsial dari sisi tenaga kerja dan waktu kerja.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis terhadap pengumpulan dan pengolahan data serta korelasinya terhadap tujuan penelitian dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian tersebut
5
6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Strategi Teknologi Strategi teknologi saat ini merupakan faktor yang penting dalam strategi korporasi. Secara umum, strategi perusahaan berkenan dengan penetapan tujuan, target
produk serta pasarnya dan keunggulan bersaing yang akan di terapkan.
Perencanaan strategis merupakan suatu proses memformulasikan strategi dengan mempertimbangkan aspek eksternal (lingkungan) yaitu peluang (Oppurtunities) serta ancaman (Threats) dan aspek internal, yaitu kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) perusahaan berkenan dengan sumber daya yang dimilikinya. Strategi dapat dikategorikan dalam empat tingkat sebagai berikut : 1. Strategi institusi menyangkut misi perusahaan sebagai suatu entitas (basic character and purpose) 2. Strategi korporasi menggambarkan tujuan dan sasaran perusahaan secara keseluruhan. 3. Strategi unit usaha menggambarkan tujuan dan sasaran (pertumbuhan, pangsa pasar, pengenalan produk baru) dan sarana yang akan di gunakan untuk memenangkan persaingan (keunggulan biaya atau segment pasar)
6
7
4. Strategi fungsional (produksi, pemasaran, sumber daya manusia) sebagai sarana untuk menjamin bahwa strategis usaha dapat diimplementasikan secara terpadu di dalam organisasi)
2.1.1 Dimensi Teknologi Dalam Strategi Korporasi Pada dekade awal perkembangan teknologi, persaingan hanya berfokus pada teknologi produknya, tetapi pada saat ini fase tersebut berganti menjadi teknologi di dalam proses, Pada saat teknologi sudah mencapai mature, maka persaingan bisnis dilakukan dengan cara melakukan inovasi-inovasi di dalam proses, dengan mengembangkan teknologi-teknologi yang telah ada dan di tuangkan ke dalam suatu produk yang dapat dipasarkan dengan harga terjangkau serta berkualitas. Fungsi produksi merupakan aspek utama yang perlu dipertimbangkan dalam menilai kondisi internal perusahaan, sedangkan fungsi lainnya seperti pemasaran keterlibatannya lebih bersifat eksternal, yaitu interaksi antara perusahaan dengan konsumen. Namun, kemampuan produksi akan menentukan sampai sejauh mana perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen. Oleh karena itu, efektivitas strategi usaha sangat tergantung pada keterpaduan keputusan-keputusan yang menyangkut produksi. Dengan keterpaduan ini, maka setiap fungsi dapat bekerjasama untuk memperkuat daya saing perusahaan. Keterkaitan fungsi produksi dengan perencanaan strategis terutama berkenan dengan pengkajian kemampuan produksi perusahaan. Fungsi produksi diharapkan dapat mewujudkan dan meningkatkan keunggulan bersaing (competitive advantage) Dengan demikian, perusahaan dapat memanfaatkan secara maksimal setiap peluang.
7
8
Hal ini dapat dicapai jika perusahaan dapat memproduksi barang atau jasa yang sesuai dengan permintaan pasar. Kemampuan produksi perusahaan beserta kendalanya harus mendapat perhatian khusus dalam formulasi strategi. Kemampuan dan kompetensi tertentu dapat disajikan sebagai sarana bersaing terhadap perusahaan pesaing. Fungsi produksi juga harus mampu menampilkan kinerja yang sesuai dengan strategi usaha tertentu. Secara khusus, keputusan berkenan dengan kemampuan produksi selalu melibatkan analisis untung-rugi (trade off) dari faktor-faktor biaya, kualitas, fleksibilitas, dan derajat ketergantungan teknologi (dependability). Hubungan dan keterkaitan fungsi produksi lebih jelasnya dapat di lihat dari gambar berikut :
8
9
EXTERNAL ENVIRONMENT: ECONOMICS POLITICAL & LEGAL CULTURAL & SOCIAL TECHNOLOGICAL
INTERNAL RESOURCES: MANAGEMENT RES. FINANCIAL RES. MARKETING EXPERTISE TECHNO. CAPABILITIES
STRATEGIC CORPORATE PLAN
FINAN CIAL PLANS
MARKE TING PLANS
PRODUC TION PLANS
R&D PLANS
OPERATING PLANS : FINANCIAL, MARKETING, PRODUCTION, R & D
SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGES
Gambar 2.1 : Input and Process for Strategic Corporate Planning
9
10
2.1.2 Formulasi dan Implementasi Strategi Dalam
menentukan
strateginya
perusahaan
perlu
mempertimbangkan
permasalahan berikut : 1.
Jumlah, ukuran, kapasitas, dan lokasi pabrik. Contoh : PT ABC melakukan pergantian mesin dari ukuran maksimum kertas Mesin Komori ( 508 x 660 mm) ke Mesin SM 72F dengan ukuran maksimum kertas ( 520 x 720 mm).
2.
Jenis peralatan dan teknologi proses
3.
Derajat integrasi vertikal
4.
Jumlah dan hubungan dengan vendor
5.
Produk baru yang akan dikembangkan
6.
Analisis make or buy
7.
Seleksi dan pelatihan sumber daya manusia
8.
Pengendalian kualitas
9.
Penjadwalan produksi
10.
Manajemen persedian
Secara umum, pendekatan perencanaan startegis dapat dikelompokkan atas : 1. Pendekatan Konvergen (top-down) Dalam pendekatan ini, Perusahaan harus terlebih dulu menentukan keunggulan
bersaingnya
(strategi),
kemudian
melanjutkan
dengan
menentukan karakteristik produksi, pemasaran dan fungsi-fungsi lain yang sesuai (struktur)
10
11
2. Pendekatan Divergen (bottom-up) Dalam pendekatan ini terlebih dulu mempertimbangkan kondisi organisasi (kompetensi), kemudian memformulasikan struktur yang sesuai. 3. Pendekatan Berimbang Dalam pendekatan ini, perusahaan tidak saja mempertimbangkan hubungan produk-pasar tetapi juga perlu mempertimbangkan hubungan prosesteknologi. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat menjajagi potensi teknologi baru dalam meningkatkan keunggulan bersaing.
2.2 Investasi Investasi adalah pengeluaran untuk suatu harapan di masa yang akan datang dan bertujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) yang layak. Ada dua faktor yang mempengaruhi satu investasi. Kedua faktor itu adalah waktu dan resiko. Investasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam yakni investasi finansial dan investasi nyata. Investai finansial adalah suatu investasi yang dilakukan dengan cara menyimpan uang di bank dalam bentuk tabungan, deposito, obligasi, saham, reksa dana dan lain-lain. Sedangkan investasi nyata adalah investasi yang dilakukan dalam wujud benda-benda nyata seperti pabrik, peralatan produksi, tanah, rumah dan sebagainya. Pengambilan keputusan suatu investai selalu berkaitan dengan penentuan layak tidaknya suatu investasi dilakukan dan penentuan yang terbaik di antara alternatif-alternatif yang ditawarkan. Proses pengambilan keputusan itu terjadi
11
12
karena suatu investasi suatu proyek bisa dikerjakan lebih dari satu cara sehinga harus ada proses pemilihan. Selain itu, sumber daya yang tersedia untuk melakukan investasi selalu terbatas maka tidak semua alternatif bisa dilaksanakan. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan yang paling menguntungkan. Hampir semua proses pengambilan keputusan mulai dari adanya Ketidakpuasan terhadap suatu hal atau adanya pengakuan terhadap kebutuhan sehingga pembuat keputusan merasa perlu untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan hak itu. Proses pengambilan keputusan akan berakhir dengan rencana untuk memperbaiki ketidakpuasan atau memenuhi kebutuhan tersebut.
2.3
Teori Ekonomi Teknik
2.3.1 Bunga Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang dibayarkan akibat pemakaian uang yang dipinjam sebelumnya. Penarikan bunga pada dasarnya merupakan kompensasi dari penurunan nilai uang selama waku peminjaman sehingga besarnya bunga relatif sama besarnya dengan penurunan nilai uang tersebut. Oleh karena itu, seseorang yang membungakan uangnya sebesar tingkat penurunan nilai uang (inflasi), tidak akan mendapatkan keuntungan ekonomis terhadap uang yang dibungakan itu, tetapi hanya bisa menjamin nilai kekayaan yang bersangkutan relatif tetap dan stabil. Besarnya bunga dapat dicari dengan mengurangkan antara jumlah utang yang dibayar dengan utang semula. Pernyataan itu dapat diformulasian sebagai berikut : Interest
= Present amount owed – Original investment
12
13
Bunga
= Jumlah utang sekarang – Jumlah pinjaman semula ................ ( 2-1 )
A. Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga (rate of interest) merupakan rasio atau perbandingan antara bunga yang dibebankan per periode waktu dengan jumlah uang yang dipinjam awal periode dikalikan dengan 100% atau dapat diformulasikan sebagai berikut :
Rate of Interest
= Bunga yang dibayarkan per satuan waktu x 100% .. ( 2-2 ) Jumlah pinjaman awal
B. Bunga Sederhana Sistem bunga sederhana (simple interest) yaitu sistem perhitungan bunga hanya didasarkan atas besarnya pinjaman semula dan bunga periode sebelumnya yang belum di bayar tidak termasuk faktor pengali bunga. Dengan demikian, metode perhitungan bunganya dapat dilakukan dengan formula sederhana. Secara formula sistem bunga sederhana dapat dihitung sebagai berikut : Bunga = i x P x n ............................................................................... ( 2-3 ) Di mana : i
= suku bunga
P
= pinjaman semula
n
= jumlah periode peminjaman
13
14
C. Bunga Majemuk Sistem bunga majemuk (compund interest), yaitu sistem perhitungan bunga di mana bunga tidak hanya dihitug terhadap besarnya pinjaman awal, tetapi perhitungan didasarkan atas besarnya utang awal periode yang bersangkutan. Dengan kata lain sistem bunga berbunga. Dengan demikian jumlah bunga yang harus dibayarkan dengan sistem bunga majemuk akan lebih besar dari sistem bunga sederhana untuk pinjaman yang sama.
2.3.2 Metode Ekuivalensi Metode ekuivalensi adalah metode yang digunakan dalam menghitung kesamaan nilai uang dari suatu waktu ke waktu yang lain. Konsep ekuivalensi mengatakan bila sejumlah uang yang berbeda dibayar pada waktu yang berbeda dapat menghasikan nilai yang sama (ekuivalen) satu sama lain secara ekonomis. Dalam rangka menganalisis cash flow sering dipergunakan grafik cashflow dengan simbol-simbol yang telah distandarkan sebagai berikut :
P
F
0
1
2
3
….n1
n
0
1
2
3
….n1
n
Gambar 2.2 Grafik cash fow dengan simbol-simbol yang telah di standarkan
14
15
Simbol-simbol yang biasanya dipergunakan dalam perhitungan ini adalah : i
= Interest rate / suku bunga dalam %
n
= Jumlah periode pembungaan
P
= Present/ sejumlah nilai uang sekarang
F
= Future/ nilai masa depan ”n” periode yang akan datang
A
= Annual/ pembayaran seri setiap akhir periode
2.3.3 Single of Cash Flow (Aliran Kas Tunggal) Sistem ini bisa digambarkan dengan diagram sebagai berikut : F=…?
0
1
2
3
….n-1
n
P
Gambar 2.3 Single of Flow (Aliran Kas Tunggal)
Untuk menghitung dengan sistem cashflow tunggal ini digunakan rumus sebagai berikut : F
= P(1+i)n ................................................................................... ( 2-4 )
Di mana (1+i)n merupakan faktor pembungaan majemuk tunggal (single payment compound amount factor). Apabila dipergunakan tabel bunga dalam perhitungan ekuivalensi, maka persamaan faktor bunga di atas menjadi : P
= F (P/F, i, n) ........................................................................... ( 2-5 )
15
16
Formula ini di baca : F sama dengan P kali faktor bunga F/P suku bunga i dan umur n’. Antara F dengan P mempunyai hubungan kebalikan. Dari persamaan di atas F = P(1+i)n, maka kebalikannya adalah : P=F [ 1 ] (1+i)n
......................................................................... ( 2-6 )
Atau bisa ditulis dengan cara lain sebagai berikut : P = F (1+i)n ........................................................................................... ( 2-7 ) Rumus faktor bunganya (apabila dicari dengan tabel bunga) dapat ditulis sebagai berikut : F = P (F/P, i, n) ................................................................................................. ( 2-8 )
2.3.4 Cash Flow Annual (A) Dalam banyak hal sering terjadi bahwa suatu pembayaran sama besarnya untuk setiap periode dalam jangka waktu yang panjang. Secara grafik cashflow annual dapat digambarkan sebagai berikut :
0
A1
A2
A3
A4
….
1
2
3
4
n
Gambar 2.4 Cash Flow Annual (A)
Dalam cashflow annual bisa dihitung hubungan antara : A. Annual (A) dengan Future (F)
16
An
17
A=F[ i ] n (1+i) - 1
................ ........................................................... ( 2-9 )
Atau dengan rumus tabel bunganya sebagai berikut : A = F (A/F, i, n) .................................................................................... ( 2-10 )
B. Future (F) dengan Annual (A) F = A [ (1+i)n -1] ............................................................................ ( 2-11 ) i Atau dengan rumus tabel bunganya sebagai berikut : F = A (F/A, i,n ) .................................................................................... ( 2-12 )
C. Annual (A) dengan Present (P) A = P [ i(1+i)n ] ............................................................................. ( 2-13 ) (1+i)n-1 Atau dengan rumus tabel bunganya sebagai berikut : A= P (A/P, i, n) ..................................................................................... ( 2-14 )
D. Present (P) dengan Annual (A) P= A [ (1+i)n - 1] i(1+i)n
.......................................................................... ( 2-15 )
Atau dengan rumus tabel bunganya sebagai berikut : P = A ( P/A, i, n) ................................................................................. ( 2-16 )
17
18
2.3.5 Cash Flow Gradient (G) Cashflow gradient adalah cashflow di mana jumlah aliran uangnya meningkat dalam jumlah tertentu setiap periodik. Secara grafik cashflow annual dapat digambarkan sebagai berikut :
G G G
0
A
A2
A3
A4
1
2
3
4
….n
Gambar 2.5 Cash Flow Gradient (G)
Seperti cashflow annual dengan cashflow gradient ini juga ada hubungan antara : A. Future (F) dengan Gradient (G) F = G [ (1+i)n – 1 _ n ] ...................................................................... ( 2-17 ) i i
Khusus hubungan F dan G tidak diperoleh faktor bunganya karena G masih dalam bentuk tunggal dan masih terkait dengan bilangan pembagi. Konsekuensinya tidak ada tabel bunganya. Jadi, rumus dengan tabel bunga tidak ada.
18
19
B. Present (P) dengan Gradient (G) P = G [(1+i)n – in – 1 ] ................................................................... ( 2-18 ) i2(1+i)n Atau dengan rumus tabel bunganya sebagai berikut : P = G (P/G, i, n) .................................................................................... ( 2-19 ) C. Gradient (G) dengan Annual (A) G = A [ (1+i)n – in - 1] ..................................................................... ( 2-20 ) I (1+1)n - 1 Atau dengan rumus tabel bunganya sebagai berikut ; G = A (G/A, i, n) .................................................................................. ( 2-21 )
2.4
Depresiasi (Penyusutan) Depresiasi adalah salah satu komponen biaya tetap yang timbul karena
digunakannya aktiva tetap, dimana biaya ini dapat dikurangkan dari penghasilan. Depresiasi bukan berupa aliran kas, namun besar dan waktunya yang mempengaruhi pajak yang ditanggung perusahaan. Pajak merupakan aliran kas sehingga biaya yang terkait harus diperhitungkan. Dengan kata lain depresiasi merupakan penurunan nilai properti atau aset karena waktu pemakaian. Untuk mencapai suatu tujuan, maka suatu perusahaan membutuhkan alat. Alat yang digunakan ini bersifat tidak abadi. Artinya suatu alat tidak akan berguna lagi atau rusak akibat dipergunakan. Proses dari keadaan berguna/bermanfaat sampai dianggap tidak berguna lagi itu disebut dengan penyusutan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan antara lain :
19
20
a. Harga pembelian b. Nilai sisa c. Umur aktiva Dengan demikian bila alat tersebut tidak berguna lagi, saat itu pula sudah tersedia biaya sebagai pengganti alat tersebut yang dikumpulkan selama umur pemakaian alat tersebut. Untuk menghitung biaya penyusutan atau biaya depresiasi dikenal
4
macam metode yakni : A. Metode Garis Lurus (Straight Line) Dalam metode ini umumnya jumlah biaya penyusutan diasumsikan sama besar untuk tiap tahunnya selama umur ekonomis, sehingga merupakan suatu garis lurus. Adapun rumus perhitungannya adalah : Dt = P – S .................................................................................. ( 2-22 ) N Di mana : P
= Biaya awal (satuan mata uang)
S
= Nilai sisa (satuan mata uang)
N
= Umur investasi (tahun)
Dt
= Depresiasi pada periode ke-t (satuan mata uang)
B. Metode Jumlah Digit Tahun (Sum of the Year Digit/SOYD) Metode ini merupakan salah satu metode yang dirancang untuk membebankan depresiasi lebih besar pada tahun-tahun awal dan semakin kecil untuk tahun-tahun berikutnya. Ini berarti bahwa metode ini membebankan depresiasi yang lebih cepat daripada metode straight line.
20
21
Untuk menghitung depresiasi dengan metode ini dipergunakan rumus sebagai berikut : Dt = N – t + 1 ........................................................................... ( 2 -23 ) SOYD Di mana : Dt
= Beban depresiasi pada periode ke-t (satuan mata uang)
SOYD = Jumlah digit tahun dari 1 sampai N
C. Metode Keseimbangan Menurun (Decline Balance) Seperti metode jumlah digit tahun, metode ini juga menyusutkan nilai aset lebih cepat pada tahun-tahun awal dan secara progresif menurun pada tahun-tahun selanjutnya. Metode ini dipakai bila umur aset lebih dari 3 tahun.
Dt = dBV t-1 .......................................................................... ( 2-24 ) Di mana : D
= Tingkat depresiasi yang ditetapkan
BVt-1 = Nilai buku akhir tahun (t-1)
D. Metode Depresiasi Singking Fund Metode ini menggunakan asumsi bahwa penurunan nilai suatu aset semakin
cepat dari suatu waktu ke waktu berikutnya. Peningkatan ini
diakibatkan karena konsep nilai waktu dan uang dimasukkan dalam perhitungan. Sehingga besarnya depresiasi akan meningkat sejalan dengan tingkat suku bunga yang berlaku. Dengan kata lain bahwa besarnya depresiasi
21
22
akan lebih kecil pada awal dan sangat besar pada akhir umur ekonomis. Dengan sifat ini maka pemakaian metode ini tidak akan menguntungkan bila ditinjau dari pajak, sehingga metode ini jarang dipakai oleh perusahaan.
2.5 Biaya dalam Hubungannya dengan Produk Dalam melaksanakan operasinya perusahaan melaksanakan fungsi-fungsi seperti fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum, dan fungsi
keuangan.
Fungsi-fungsi
tersebut
dalam
melaksanakannya
tentu
membutuhkan biaya. Atas dasar fungsi tersebut maka biaya dapat dikelompokkan menjadi :
A. Biaya Produksi Biaya produksi adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang.produk. Jadi. yang termasuk dalam biaya produksi ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai dalam pengolahan produk. Biaya tenaga kerja ialah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan penolong, misalnya biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik, biaya listrik, biaya telepon dan lain-lain.
22
23
B. Biaya Pemasaran Biaya pemasaran ialah biaya dalam rangka penjualan produk jadi sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya ini meliputi biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran, iklan, contoh barang gratis dan lainlain.
C. Biaya Administrasi dan Umum Biaya administrasi dan umum ialah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Yang termasuk dalam biaya ini ialah gaji pimpinan tertinggi perusahaan, personalia, alat-alat tulis, benda-benda pos dan lain-lain.
D. Biaya Keuangan Biaya keuangan adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan misalnya biaya pinjaman, hutang, jangka panjang dan pendek dan lain-lain.
2.6 Kriteria/Evaluasi Untuk Manganalisa Investasi Untuk bisa mengeavaluasi suatu investasi perlu adanya tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh perusahaan sebagai dasarnya. Ketetapan ini dalam bahasa ekonomi teknik biasa disebut MARR ( Minimum Atractive Rate of Return). Dengan kata lain MARR adalah tingkat suku bunga yag dipakai sebagai patokan dasar oleh perusahaan dalam mengevaluasi/menganalisa serta membandingkan berbagai
23
24
altenatif. Misalnya, pemilihan untuk membeli mesin/alat X atau Y. MARR ini merupakan nilai minimal dari tingkat pengembalian atau bunga yang diterima oleh investor. MARR ini befungsi sebagai dasar alat ukur layak tidaknya suatu investasi dinilai dari segi ekoomi. Jadi, apabila suatu investasi menghasilkan bunga atau tingkat pengembalian yang lebih kecil dari MARR maka investasi itu dinilai tidak ekonomis sehingga tidak layak untuk dikerjakan. Nilai MARR akan berbeda pada jenis industri yang satu dengan jenis industri yang lainnya. Umumnya perusahaan menetapkan suatu standar MARR sendiri-sendiri sebagai bahan untuk mempertimbangkan investasi-investasi yang akan dilakukan. Nilai MARR harus ditetapkan lebih tinggi dari cost of capital. MARR harus tetap dipakai sebagai patokan walaupun invstasi dibiayai oleh investor sendiri.
2.6.1 Net Present Value (NPV) Metode ini mengandaikan bahwa semua aliran kas dikonversikan menjadi nilai sekarang (P) dan dijumlahkan sehingga P yang diperoleh mencerminkan nilai netto dari keseluruhan aliran kas yang terjadi selama perencanaan. Tingkat suku bunga yang dipakai untuk melakukan konversi adalah MARR. Secara matematis, nilai sekarang dari suatu aliran kas dinyatakan sebagai berikut : N
Pi = ∑ At ................................................................................................ ( 2-25 ) t=0 (1+i)t Atau N
Pi = ∑ At (P / F,i%,t ) .................................................................................... ( 2–26 ) t=0
24
25
Di mana : Pi
= Nilai sekarang aliran kas pada tingkat bunga i%
At
= Aliran kas pada akhir periode t
i
= MARR
N
= Horison perencanaan
Kriteria yang dipergunakan untuk penerimaan usulan investasi adalah : - Apabila NPV > 0
: proyek tersebut layak untuk dilaksanakan
- Apabila NPV < 0
: proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan
2.6.2 Internal Rate of Return (IRR) Metode NPV umumnya mencari nilai ekuivalensi cashflow dengan mempergunakan suku bunga sebagai faktor penentu utamanya, maka pada metode IRR, yang dicari adalah suku bunga di saat NPV = 0. Jadi, metode IRR memberikan informasi
yang
berkaitan
dengan
tingkat
kemampuan
cashflow
dalam
mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk % periode waktu. Dengan kata lain IRR menjelaskan seberapa kemampuan cashflow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi. Kemampuan inilah yang disebut Internal Rate of Return (IRR), sedang kewajibannya disebut Minimum Atractive Rate of Return (MARR). Untuk mencari IRR rumusnya sebagai berikut : N
Pi = ∑ At = 0 ............................................................................................. ( 2-27 ) t=0 (1+r)t
25
26
Di mana At
= Cashflow periode t
R
= tingkat suku bunga yang menjadikan PV proceeeds sama dengan PV dari Capital outlay.
N
= periode terakhir dari cashflow yang diharapkan
2.6.3 Pay Back Period Pada dasarnya metode pengembalian adalah jumlah periode yang diperlukan untuk mengembalikan ongkos investasi awal dengan tingkat pengembalian tertentu. Perhitungannyan dilakukan berdasarkan aliran kas baik tahunan maupun yang berupa nilai sisa. Untuk mencari Pay Back Period ini digunakan rumus sebagai berikut : N
Payback Period = -P + ∑ At ......................................................... ( 2-28 ) t=0
Di mana : P
= Besarnya biaya investasi
At
= Kumulatif jumlah uang pada saat n Apabila suatu alternatif mempunyai masa pakai ekonomis lebih besar dari
periode pengembalian maka alternatif tersebut layak di terima. Sebaliknya, apabila pengembalian lebih besar dari estimasi masa pakai ekonomis maka alternatif investasi itu tidak layak diterima karena tidak cukup waktu untuk mengembalikan modal yang dipakai sebagai biaya awal dari investasi tersebut
26
27
2.7
Produktivitas Produktivitas merupakan suatu makna yang sangat penting sebagai penunjang
kemajuan industri di suatu negara. Produktivitas memiliki arti di dalam perusahaan, karena suatu tolak ukur di dalam menentukan keberlangsungan proses produksi di sebuah perusahaan. Selain itu produktivitas merupakan suatu faktor penentu teciptanya kualitas/mutu produk yang dihasilkan.
2.7.1 Sejarah Perkembangan Produktivitas Seperti di ketahui bahwa banyak dari perusahaan saat ini yang sulit mengambil keputusan di sebabkan banyaknya pesaing dan kurangnya perusahaan untuk dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam perusahaan, maka muncullah kata ”produktivitas”. Telah banyak perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur yang terus berusaha untuk mencari tahu tentang produktivitas ini , tidak mengherankan karena produktivitas dapat memecahkan permasalahan baik di sektor industri maupun di sektor pemerintahan yang berhasil menerapkan sistem produktivitas dengan baik, selain itu produktivitas sangat berkaitan erat dengan keberhasilgunaan dan keberdayaan serta kemampuan sebuah perusahaan jika di ukur pada tingkat mikro sedangkan untuk tingkat makro produktivitas lebih sering di gunakan untuk perbandingan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Dalam perkembangan selanjutnya produktivitas mulai di kenal banyak kalangan baik industri maupun negara. Oleh karena itu, pengertian dan perkembangan produktivitas terus berkembang, perkembangan selanjutnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
27
28
Tabel 2.1 Sejarah Perkembangan Pengertian Produktivitas
Abad Ke
Pelopor
Tahun
XVIII
Quesnay
1766
Kata produktivitas muncul pertama kalinya
XIX
Littre
1883
Kecakapan atau keinginan yang amat mendalam untuk memproduksi
1900an
Hubungan antara masukan dan keluaran yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut
OEEC
1950
Besaran yang diperoleh melalui pembagian antar keluaran dengan salah satau faktor produksi
Davis
1955
Peningkatan produk yang dapat di hasilkan atas sumber daya yang terpakai
Fabricant 1962
Senantiasa merupakan suatu hubungan antara keluaran terhadap masukan
Kendrick dan 1965 Creamer
Pengertian fungsional tentang produktivitas parsial, produktivitas faktor total dan produktivitas total
Siegel
1976
Serumpun rasio antara keluaran dan masukan
Sumanth
1979
Produktivitas total adalah rasio tangible output dan tangible input
XX
Perkembangan
Sumanth, David J, 1984
28
29
Istilah produktivitas pertama kali di ungkapkan secara formal dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Quesnay pada tahun 1766, dengan demikian ungkapan produktivitas itu sendiri kini telah berumur sekitar 213 tahun. Lebih dari seratus tahun kemudian Litre mendefinisikan produkivitas sebagai kecakapan dalam memproduksi ataupun suatu niat yang sangat mendalam untuk memproduksi, atau dalam matematis ditujukan dalam rasio ataupun hubungan anatara keluaran dan masukan yang dipergunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Sejarah perkembangan produktivitas tersebut di atas menunjukkan bahwa pergertian produktivitas pencerminan tingkat keefisienan dan keefektifan suatu sektor produksi dalam menghasilkan produk atau jasa yang akan di pasok ke pasar dengan tetap mempertahankan mutu atau bahkan selalu menyesuaikannya dengan permintaan konsumen. Peningkatan produktivitas juga menghasilan peningkatan langsung pada standar hidup yang berada di bawah kondisi distribusi yang sama dari perolehan produktivitas yang sesuai dengan makna masukan tenaga kerja. Produktivitas merupakan kemampuan memperolah manfaat yang sebesar-besarnya dari saran dan prasarana yang tersedia dengan hasil maksimal (Sondang P Siagian).
2.7.2 Pengertian Produktivitas Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. Masukan sering di batasi dengan
29
30
tenaga kerja, sedangkan keluaran di ukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai (Sinungan, 2003). Menurut Gasperz (1998), sebagai konsep ekonomis produktivitas berkenan dengan usaha atau kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk memproduksi pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat umumnya. Sebagai konsep filosofis produktivitas mengandung pandangan hidup atau sikap mental yang selalu berguna untuk meningkatkan mutu kehidupan di mana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jadi, secara sederhana produktivitas dapat di definisikan sebagai peningkatan output tanpa adanya peningkatan input (Hidayat, 1986) Dalam pengertian yang lebih luas, produktivitas merupakan hubungan antara output dengan input yang di gunakan untuk menghasilkan output tersebut. Produktivitas adalah rasio dari beberapa output tersebut dengan beberapa input : Produktivitas = Output Input Produktivitas dengan produksi merupakan dua konsep yang sangat berbeda. Yang terkadang sering membingungkan dan tertukar dalam pengertiannya. Perbedaan antara produksi dengan produktivitas dapat diilustrasikan sebagi berikut :
Input
Output Proses
Sumber :Sinungan (1993)
Gambar 2.6 Sistem Produksi
30
31
Konsep dari system produksi adalah adanya input, yang digambarkan dengan anak panah dari sebelah kiri, yang dapat menghasilkan output, seperti yang digambarkan di sebelah kanan. Untuk menghasilkan output dalam jumlah yang lebih besar dapat di capai dengan cara menambah input yang dibutuhkan.
Input
Output Proses
Sumber :Sinungan (1995)
Gambar 2.7
Peningkatan Produksi
Dalam hal ini tidak ada jaminan bahwa penambahan input akan menyebabkan penambahan output dalam jumlah yang sebanding. Hubungan antara input dan output ini merupakan konsep dasar produktivitas. Hal ini dilakukan melalui penambahan input dengan meningkatkan produktivitas, yaitu berusaha untuk meningkatkan output tanpa adanya input(Hidayat, 1986). Menurut Sinungan (2003) peningkatan produktivitas dapat dikelompokkan dalam lima cara, yaitu : 1. Output tetap, input berkurang 2. Output bertambah, input berkurang 3. Output bertambah, input tetap 4. Output bertambah, Input bertambah, dengan syarat penambahan lebih besar dari pertambahan input ( Q>I )
31
32
5. Output berkurang, Input berkurang, dengan syarat pengurangan lebih kecil dari pengurangan input ( Q
input
dalam
memproduksi
output
(barang
dan/atau
jasa)
(Gaspersz,2000). Mali (1978) menyatakan bahwa produktivits tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, perfomasi kualitas, hasil-hasil merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan demikian produkivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan efisiensi, sehingga produktivitas dapat di ukur berdasarkan pengukuran berikut :
, Pencapaian tujuan Penggunaan sumber-sumber daya
Produktivitas = Output yang di hasilkan Input yang digunakan
= Efektivitas pelaksanaan tugas , Efektivitas Efisensi penggunaan sumber daya Efisiensi
Berdasarkan definisi produktivitas di atas, sistem produktivitas dalam industri dapat digambarkan sebagai berikut :
32
33
* LINGKUNGAAN
INPUT
PROSES
OUTPUT
Modal
PROSES
PRODUK
Material
TRANSFORMASI
(Barang/
Energi
NILAI TAMBAH
Jasa)
PRODUKTIVITAS
Tenaga PRODUKTIVITAS SISTEM PRODUKSI (OUTPUT/INPUT)
Tanah Informasi Manajerial Umpan balik untuk Pengendalian sistem produksi Agar meningkatkan Produktivitas Terus menerus
Gambar 2.8 Skema Sistem Produktivitas
2.7.3 Unsur-Unsur Produktivitas Menurut David J. Sumanth (Sumanth : 1985, h5) unsur-unsur yang mempengaruhi produktivitas yaitu : 1. Effisiensi Produkivitas sebagai rasio output/input merupakan effisiensi pemakaian sumber daya (input). Effisiensi merupakan perbandingan antara sumber daya (input) terencana dengan pemakaian input yang sebenarnya. Jadi pengertian effisiensi berorientasi masukan.
33
34
2. Efektivitas Efektivitas menggambarkan seberapa jauh target yang ditetapkan dapat dicapai baik dari segi jumlah dan waktu, dan makin besar persentasi target makin tinggi pula tingkat keefektifan dan konsep ini berorientasi pada keluaran. 3. Kualitas Produktivitas merupakan ukuran kualitas, meskipun kualitas sulit diukur dari rasio output/input. Namun jelas kualitas input dan kualitas proses menentukan kualitas output. Output dengan kualitas tinggi secara tidak langsung menaikkan rasio output/input, karena disana ada pertambahan nilai (value atau value added).
2.7.4 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas pada satu perusahaan, yaitu : 1. Jumlah Investasi Ada hubungan yang kuat antara jumlah uang yang dinvestasikan dalam suatu Negara dengan tingkat produktivitas tenaga kerja di Negara tersebut. 2. Perbandingan antara Modal Investasi dengan Jumlah Tenaga Kerja Jika besarnya perbandingan antara modal investasi dengan jumlah tenaga kerja menurun, artinya penambahan jumlah modal investasi yang
34
35
ditanamkan lebih kecil bila dibandingkan penambahan jumlah tenaga kerja yang tidak terserap di sektor-sektor
produksi, sehingga secara nasional
produktivitas negara tersebut menurun. 3. Penelitian dan Pengembangan Pada umumnya, penelitian dan pengembangan lebih berfokus pada pengembangan produk bukan untuk pengembangan produktivitas. Tetapi secara tidak langsung ini juga mempengaruhi tingkat produktivitas. 4. Peraturan Pemerintah Berguna untuk mengatur keseimbangan pencapaian sasaran industri dan sosial. 5. Kapasitas Terpakai Adalah kapasitas saat ini di mana suatu pabrik beroperasi. 6. Umur Pabrik dan Peralatan Pabrik dan peralatan yang sudah tua tidak bisa memberi output maksimal seperti saat pabrik dan peralatan masih baru. 7. Harga Energi Tingkat biaya industri sangat di pengaruhi oleh besarnya komponen energi. Kenaikan biaya energi mengakibatkan kenaikan biaya produksi, bahkan berpengaruh juga pada tingkat produktivitas. 8. Semangat Kerja dan Lingkungan Semangat kerja erat kaitannya dengan hasil kerja. Lingkungan kerja yang baik dari pekerjaan yang di lakukan.
35
36
9. Peran Manajemen Peran
manajemen
sangat
menentukan
tingkat
produktivitas
perusahaan dengan keputusan yang diambilnya.
2.7.5 Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemn yang penting di semua tingkatan ekonomi. Pada tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong effisiensi produksi.
2.7.6 Persyaratan Kondisional dalam Pengukuran Produktivitas Karena hasil pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi landasan dalam membuat kebijakan perbaikan produktivitas secara keseluruhan dalam proses bisnis, kondisi-kondisi berikut sangat diperlukan untuk mendukung pengukuran produktivitas yang sah (Gaspersz, 1998). Beberapa kondisi itu adalah : 1. Pengukuran harus di mulai
pada permulaan program perbaikan
produktivitas. 2. Pengukuran produktivitas di lakukan pada sistem industri itu. 3. Pengukuran produktivitas seharusnya melibatkan semua invividu yang terlibat dalam proses industri itu. 4. Pengukuran produktivitas seharusnya dapat memunculkan data. 5. Pengukuran produktivitas yang
menghasilkan informasi-informasi
utama seharusnya dicatat tanpa distorsi.
36
37
6. Perlu adanya komitmen secara menyeluruh dari manajemen dan karyawan untuk pengukuran produktivitas dan perbaikannya. 7. Program-program pengukuran dan perbaikan produktivitas seharusnya dapat dipecah-pecah atau di uraikan dalam batas-batas yang jelas sehingga tidak tumpang tindih dengan program-program yang lain.
2.7.7 Manfaat Pengukuran Produktivitas Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivits mana perusahaan itu beroperasi, agar dapat membandingkannya dengan produktivitas standar yang telah ditetapkan manajemen, mengukur tingkat perbaikan produktivitas dari waktu ke waktu, dan membandingkan dengan produktivitas industri sejenis yang menghasilakan produk serupa. Hal ini menjadi penting agar perusahaan itu dapat meningkatkan daya saing dari produk yang di hasilkannya di pasar global yang amat kompetitif (Gaspersz, 1998). Beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, antara lain : 1. Perusahaan dapat menilai effisiensi kinversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui effisiensi penggunaan sumbersumber daya itu. 2. Perencanaan sember-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, bail dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
37
38
3. Tujuan
ekonomis
dan
nonekonomis
dari
perusahaan
dapat
diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas. 4. Perencanaan target tingkat produtivitas di masa mendatang dapat di modifikasi
kembali
berdasarkan
informasi
pengukuran
tingkat
produktivitas sekarang. 5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas yang ada di antara tingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur. 6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas di antara organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global. 7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan. 8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus-menerus. 9. Pengukuran produktivitas terus menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan-perbaikan terus-menerus yang di lakukan dalam perusahaan itu.
38
39
10. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang untuk secara terus menerus melakukan perbaikan dan juga akan meningkatkan kepuasan kerja. 11. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terusmenerus yang di lakukan dalam perusahaan itu. 12. Aktivitas perundingan bisnis (kegiatan tawar-menawar) secara kolektif dapat diselesaikan secara rasional, apabila telah tersedia ukuran-ukuran produktivitas.
2.7.8 Model Pengukuran Produktivitas dalam Sistem Industri Menurut Gaspersz (1998), terdapat beberapa model yang relevan untuk dipilih oleh manajemen industri guna dijadikan sebagai model pengukuran sistem yang sedang berjalan, yaitu :
2.7.8.1 Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Pendekatan
Rasio
Output/Input Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio output/input akan mampu menghasilkan tiga jenis ukuran produktivitas, yaitu : 1. Produktivitas Parsial Adalah perbandingan antara keluaran dengan salah satu faktor masukan, sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja (rasio dari keluaran
39
40
dan masukan tenaga kerja); produktivitas bahan baku (rasio dari keluaran dan masukan bahan baku). 2. Produktivitas Faktor Total Adalah perbandingan antara keluaran bersih dengan masukan tenaga kerja dan masukan kapital, di mana keluaran bersih sama pengertiannya dengan nilai tambah yaitu keluaran total di kurangi jumlah nilai barang dan jasa yang dibeli. 3. Produktivitas Total Merupakan perbandingan antara keluaran dengan jumlah seluruh faktor masukan. Dengan demikian produktivitas total mencerminkan pengaruh bersama seluruh masukan dalam menghasilkan keluaran.
2.7.8.2 Model Pengukuran Produktivitas berdasarkan Pendekatan Angka Indeks Pada dasarnya angka indeks merupakan suatu besaran yang menunjukkan variasi perubahan dalam waktu atau ruang mengenai suatu hal tertentu. Agar dapat mengukur laju perubahan itu, sederet angka-angka harga atau produksi di bakukan berdasarkan periode tahun dasar atau periode waktu dasar tertentu. Dengan demikian angka indeks yang diperoleh dapat diperbandingkan terhadap keadaan periode dasar itu. Dari sini akan terlihat perubahan bersifat menaik, tetap atau menurun. 1. Model Mundel Marvin E. Mundel (1978) memperkenalkan angka indeks produktivitas pada tingkat perusahaan berdasarkan dua bentuk pengukuran, yaitu :
40
41
IP = [ (AOMP/RIMP) / (AOBP/RIBP) ] X 100 IP = [ (AOMP/AOBP) / (RIMP/RIBP) ] X 100 Di mana : IP
= indeks produktivitas
AOMP
= output agregat untuk periode yang di ukur
AORP
= output agregat untuk periode dasar
RIMP
= input-input untuk periode yang di ukur
RIBP
= input-input untuk periode dasar
Daru dua bentuk pengukuran indeks produktivitas yang di kemukan oleh Marvin E. Mundel, tampak bahwa pada dasarnya kedua bentuk pengukuran itu serupa, sehingga kita dapat menggunakan salah satu dalam penerapan pengukuran produktivitas pada tingkat perusahaan. Bentuk pengukuran pertama merupakan rasio antara indeks performansi pada periode pengukuran dan indeks performansi pada periode dasar, sedangkan bentuk pengukuran kedua merupakan rasio antara indeks output dan indeks input. Dengan demikian kedua bentuk pengukuran di atas dapat pula dinyatakan sebagai : IP = [ (AOMP/RIMP) / AOBP/RIBP) ] X 100 = (Indeks performansi periode pengukuran/Indeks performansi periode dasar) X 100 IP = [ (AOMP/AOBP) / (RIMP/RIBP) ] X 100 = (Indeks output/indeks input) X 100
41
42
2. Model APC (The American Productivity Center Model) Pusat produktivitas Amerika (The American Productivity Center = APC) telah mengemukakan ukuran produktivitas yang didefinisikan melalui kerangka kerja berikut : Profitabilitas
= Hasil Penjualan Biaya-biaya = Banyaknya Output
X
Banyaknya Input
Biaya/unit
= Banyaknya Output Banyaknya Input
Harga/unit
X
Harga Biaya
= Produktivitas x Faktor perbaikan harga Dari bentuk pengukuran produktivitas yang di kemukakan oleh APC, tampak bahwa profitabilitas berhubungan secara langsung dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Berdasarkan hubungan ini, profitabilitas
perusahaan
dapat
meningkat
melalui
peningkatan
produktivitas dan/atau perbaikan harga produk di pasar global. Pengukuran produktivitas menggunakan model APC akan memberikan informasi yang lebih jelas dan kompherensif tentang sumber-sumber peningkatan profitabilitas perusahaan, apakah berasal dari peningkatan produktivitas, perbaikan harga produk di pasar global, atau produktivitas sekaligus dengan perbaikan harga produk di pasar global.
42
43
2.7.8.3 Model Pengukuran Produktivitas berdasarkan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas Fungsi produksi Cobb menjadi terkenal setelah diperkenalkan oleh Cobb, C.W. dan Douglas, P/H. Pada tahun 1928 melalui artikelnya yang berjudul A Theory Of Production. Artikel ini di muat untuk pertama kalinya di majalah ilmiah American Economic review 18 (Suplement), halaman 139-165. Sejak itu fungsi Cobb-Douglas dikembangkan oleh para peneliti sehingga namanya bukan saja ”fungsi produksi’, tetapi juga yang lain, yaitu ”fungsi biaya Cobb-Douglas” dan ”fungsi keuntungan Cobb-Douglas”. Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variable, di mana variable yang satu di sebut dengan variable independen, yang dijelaskan, (Y), dan yang lain di sebut variable independen, yang menjelaskan, (X). Penyelesaian hubungan antara Y dan X akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Dengan demikian, kaidah-kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb-Douglas. Bentuk umum dari fungsi produksi CobbDouglas adalah sebagai berikut : Q = M L T Di mana : Q
= output
M, L, T
= jenis input yang dipergunakan dalam proses produksi
= indeks effisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output
, ,
= elastisitas produksi dari input yang di gunakan
43
44
Sifat-sifat fungsi produksi Cobb-Douglas : 1. Masing-masing inputnya bisa saling mensubtitusi 2. Produktivitas marjinal dari faktor-faktor produksinya mengikuti hukum kenaikan yang berkurang (law of diminishing returns) 3. Q = M L T a. Constant return to scale, jika ( + + ) = 1, artinya jika input M, L dan T ditambah masing-masing menjadi dua kalinya, maka outputnya juga bertambah dua kali. Dalam hal ini, output bertambah secara proporsional b. Incerasing returns to scale, jika ( + + ) > 1. Artinya, jika input M, L dan T ditambah masing-masing menjadi dua kalinya, maka outputnya bertambah lebih dari dua kalinya. Dalam hal ini, output bertambah lebih dari proporsi pertambahan input. c. Decreasing returns to scale, jika ( + + )
< 1.
Artinya, jika input M, L dan T ditambah masing-masing menjadi dua kalinya, mak outputya bertambah menjadi kurang dari dua kalinya. Output bertambah kurang dari proporsi pertambahan input.
2.7.9 Penyebab Penurunan Produktivitas Perusahaan Menurut Gaspersz (1998) pada umunya terdapat sejumlah faktor penyebab penurunan produktivitas perusahaan, antara lain :
44
45
1. Ketidakmampuan manajemen dalam mengukur, mengevaluasi dan mengelola produktivitas perusahaan. 2. Motivasi karyawan yang rendah karena sistem pengakuan dan penghargaan yang diberikan tidak berkaitan dengan produktivitas dan tanggung jawab dari karyawan itu. 3. Pengiriman produk yang sering terlambat karena ketidakmampuan memenuhi jadwal yang ditetapkan, sehingga mengecewakan pelanggan. 4. Peningkatan biaya-biaya untuk produksi dan pemasaran. 5. Pemborosan pengggunaan sumber-sumber daya material, tenaga kerja, energi, modal, waktu, informasi dan lain-lain. 6. Terdapat konflik-konflik dan hambatan-hambatan dalam tim kerja sama yang tidak terpecahkan, sehingga menimbulkan ketidakefektifan dalam kerjasama dan partisipasi total dari karyawan. 7. ketiadaan
sistem
pendidikan
dan
pelatihan
bagi
karyawan
untuk
meningkatkan pengetahuan tentang teknik-teknik peningkatan kualitas dan produktivitas perusahaan 8. Kegagalan perusahaan untuk selalu menyesuaikan diri dengan tingkat peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri. 9. dan lain-lain, yang dapat di identifikasikan dan dikembangkan sendiri sesuai dengan masalah penurunan produktivitas dari masing-masing perusahaan.
45
46
46
46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
3.11. Tempat Penelitian Penelitian di lakukan di PT ABC Jalan Inspeksi Kalimalang Desa Cibuntu Cibitung Bekasi.
3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian di lakukan dengan mengambil data primer dan data sekunder yang di mulai dari Januari 2005 – Januari 2008 .
3.2
Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, dilakukan penelitian pendahuluan
Penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan itu sendiri dan masalah yang dihadapi perusahaan tersebut, juga memenuhi rasa keingintahuan penulis untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang di dapat dengan peremajaan mesin yang telah di lakukan perusahaan.
46
47
3.3
Studi Kepustakaan Studi kepustakaan menyangkut pemahaman teori – teori konsep Ekonomi
Teknik , perhitungan produktivitas juga karakteristik dari perusahaan menyangkut proses produksi serta kegiatan usaha dari perusahaan itu sendiri. Cara yang di pilih harus dapat di lakukan (feasible) dalam arti tersedianya data-data yang yang diperlukan, disesuaikan dengan keadaan PT ABC .
3.4
Pengumpulan Data Pengumpulan data di lakukan untuk memperoleh data-data yang di butuhkan
untuk melakukan penelitian. Pengumpulan data di lakukan dengan cara mengumpulkan data mengenai perusahaan, melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak perusahaan. Dalam rangka pengumpulan informasi yang berguna bagi perusahaan, ada dua jenis data yang diambil : 1. Data Primer Yaitu hasil pengamatan dan analisa penulis 2. Data Sekunder Yaitu data yang sudah di olah oleh perusahaan Dalam penelitian ini diperlukan data yang berhubungan dengan masalah yang di teliti. Pengumpulan data di lakukan agar data dapat diolah dan digunakan sebagai sumber informasi dalam melakukan analisa. Data-data yang dikumpulkan meliputi :
47
48
1.
Data Umum Perusahaan
2.
Data penjualan, pembelian, biaya perawatan, biaya chemicals, biaya sparepart, biaya energi serta penyusutan akan mesin-mesin yang di jual dan di beli.
3.5
Tahapan Pengolahan Data dan Analisa Data-data yang telah penulis dapatkan akan diolah sedemikian rupa sehingga
data-data tersebut bisa di gunakan untuk mengevaluasi dan mengukur besarnya keuntungan yang di dapat dengan peremajaan mesin yang telah di lakukan perusahaan.
3.6
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan analisa yang telah dikemukakan sebelumnya, kemudian di tarik
kesimpulan dari hasil yang didapat dan pemberian saran untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.
48
49
KERANGKA BERFIKIR
Mulai
Studi Pendahuluan
Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Studi Literature Pengolahan Dan Analisa Data - Nilai Produktivitas L & T -
Nilai NPV, IRR dan Payback Period
Kesimpulan dan saran
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Kerangka Berifikir
49
50
50
50
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1
Data Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. ABC, didirikan pada tahun 1988 di daerah Pertukangan utara, Jakarta Selatan. Awal berdirinya Perusahaan hanya memiliki satu buah mesin sprint 26 (2 warna ), dan untuk bagian finishingnya dikerjakan secara manual. PT.ABC adalah perusahaan percetakan yang pekerjaannya berdasarkan pesanan (job shop production). Hasil cetaknya berupa buku, majalah, brosur dan semacamnya. Dua tahun kemudian, PT.ABC mulai berkembang, dan secara bertahap mulai menambah jumlah mesin untuk menambah kapasitas produksi pada bagian cetak dan finishingnya. Pada tahun 1996, PT.ABC mulai memperluas usahanya dengan mencari lahan baru di daerah Cibitung. Dan pada bulan Agustus tahun 1997 mulai mendirikan cabang, dengan luas bangunan 3000 m . Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam perusahaan adalah: 1.
Ingin berpartisipasi dalam rangka ikut menciptakan lapangan kerja.
2.
Ingin meningkatkan mutu produk grafika.
3.
Terlepas dari dua poin diatas, tujuan PT.ABC adalah mencari keuntungan.
50
51
Visi dan misi PT. ABC adalah : 1. Visi Menjadi percetakan yang handal dan terpercaya dengan menerapkan sistem manajemen mutu. 2. Misi - Memberikan dukungan kerja yang optimal bagi pelanggan. - Mencapai hasil maximum untuk kesejahteraan karyawan dan pemegang saham. - Membantu membangun industri grafika. - Menerapkan sistem manajemen mutu secara terus-menerus dan terpadu 4.1.2 Jenis Produk, Fasilitas Produksi dan Proses Produksi A. Jenis Produk yang ditawarkan : Buku
: - Pelajaran & Modul Latihan - Ensiklopedi Umum & Kamus Pelajar - Buku Novel & Komik - Company Profile & Biografi - Buku Umum, & Buku Agenda
Majalah
: - Majalah Komersil - Majalah BUMN - Majalah Intern
Cetakan Lainnya
: - Brosur
- Kalender
- Poster
- Notes
51
52
B . Fasilitas Produksi : Tabel 4.1 Data Fasilitas Produksi PT.ABC Departemen Komputer
Fotorepro
PEKERJAAN
FASILITAS
Setting Layout
Kom.Samsung
3 Unit
Disain Grafis
Kom.Mac
2 Unit
Proses Film
Repro master
2 Unit
Kontak Film
Dainippon Sc
2 Unit
CTF Platemaking
Cetak
Finishing
JUMLAH
1 Unit
Copier Plate
Horsel
2 Unit
Proses Plate Cetak Warna (FC) 1 Plano Cetak FC ½ Plano
Danagraf
2 unit
CD,SM, Miller
4 Unit
Heidelberg, GTO
2 Unit
Cetak BW 1 Plano
SM, Miller
3 Unit
Lipat Cetakan
MBO
5 Unit
Jahit Kawat
Rosback, MM
2 Unit
Jahit Benang
Muller
5 Unit
Potong Bahan Baku
Itoh, Pollar
4 Unit
Potong Buku 3 Sisi Blok Lem / Lem Punggung Komplit Katern
Wohlenberg
1 Unit
M.Martini
2 unit
Veb Polygraph
1 Unit
C. Alur Proses Produksi
Alur proses produksi melalui 3 devisi utama yang meliputi Pre Press, Press, Post Press. Gambar alur proses dapat digambarkan sebagai berikut :
52
53
Gambar 4.1 Alur Proses Produksi Buku
53
54
4.2
Data Penjualan Untuk data penjualan di ambil dari hasil produksi aktualnya bukan dari order
yang di terima. Mengapa ? karena di bulan Januari masih ada order yang di terima di bulan Desember atau bulan sebelumnya. Dan data tersedia hanya dari tahun 2005 sampai 2007. Adapun tampilan perhitungan produktivitas dari sisi hasil produksi di bagi jumlah tenaga kerja yang di hitung hanya dari hasil produksi buku baik softcover maupun hardcover sebagai produk utamanya.
Tabel 4.2 Data Penjualan Produk Satuan eksemplar
Jenis Produk Softcover Hardcover Cetakan Promosi Lain-lain Total Karyawan Eksemplar Buku/ Orang
2005 5,071,428 470,532 5,450,928 9,956,280 101,268
2006 5,374,608 488,796 7,577,184 6,476,760 8,676
2007 6,456,954 729,169 11,491,913 7.361.013 2,368
323
307
309
1,430
1,593
1,939
Departemen cetak adalah salah satu bagian dari PT ABC, di sini departemen cetak bertugas untuk mencetak atau dengan pengertian memperbanyak suatu naskah dengan mesin cetak sebanyak jumlah pesanan. Produk utama yang di hasilkan PT ABC adalah dalam bentuk produk buku. Adapun elemen dari buku itu sendiri terdiri dari cover buku dan isi buku. Untuk jenis buku, secara garis besar di bagi menjadi dua, yakni : softcover adalah jenis buku dengan cover menggunakan lembaran kertas yang bergramatur 150 – 310 gram, dan hardcover adalah jenis buku dengan cover menggunakan board
54
55
karton yang di lapisi lembaran kertas 120 – 190 gram atau dengan di lapisi bahan sejenis linen ataupun kulit. Mesin Cetak S.26 dan SM 72 umumnya di peruntukkan untuk mencetak bagian cover atau sampul dari buku tersebut. Adapun untuk mendapatkan data hasil cetak S.26 adalah rata-rata dari hasil cetak mesin S.26A & S.26B dengan asumsi kedua mesin tersebut mencetak masing-masing 2 warna untuk menghasilkan cetakan 4 warna. Secara lengkap data hasil produksi tiap mesin tersebut dapat di lihat pada tabel 4.4 & 4.5 :
Tabel 4.3 Rekap Data Cetak Separasi Mesin S.26 & SM 72F
Tahun
Penjualan Lembar 4 Warna 2005 9,469,200 2006 6,664,848 2007 9,124,574 Target 2008 9,382,912
Gambar 4.2 Plot Data Cetak Separasi Mesin S.26 & SM 72F
55
56
56
57
57
58
4.3 Pendapatan Penjualan Dari plot data di atas dapat di lihat trend/kecenderungan data bersifat naik turun karena situasi tahun 2006 adalah tahun persiapan peremajaan mesin dan kenaikan pada tahun 2007. Untuk pendapatan hasil penjualan tahun 2007 di dapat dari data aktual lintasan cetak sedangkan pendapatan penjualan tahun 2008 sampai tahun 2016 di dapat dari data target penjualan PT ABC. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.6 Peramalan Penjualan Tahun
Periode (n)
Penjualan (F)
2007
1
9.124.574
2008
2
9.382.912
2009
3
9.970.668
2010
4
10.269.788
2011
5
10.577.882
2012
6
10.895.218
2013
7
11.222.075
2014
8
11.558.098
2015
9
11.905.499
2016
10
12.262.664
4.4 Data Investasi Adapun data mesin yang diambil adalah 2 mesin Komori S.26 @ 2 warna yang telah di jual pada Januari 2007 dan Mesin Speed Master SM 72 yang mulai beroperasi di Februari 2007. Data Investasi dapat di lihat pada tabel berikut ini :
58
59
Tabel 4.7 Data Spesifikasi Mesin Komori S.26 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Spesifikasi Mesin Jenis Mesin Merek Mesin Negara Pembuat/ Tahun di buat Kapasitas/Jam Tenaga Listrik Harga Mesin/ Tahun Pembelian Umur Ekonomis Mesin ke-1 Umur Ekonomis Mesin ke-2 Nilai Sisa ke-1 Nilai Sisa ke-2 Maskimum Areal Cetak Maksimum Ukuran Cetak Maksimum Ukuran Plat Biaya Biaya Sparepart & Reparasi (100% dari nilai sisa pertama) Biaya Pemeliharaan Biaya Gaji Biaya Listrik Biaya Cetak/druck
Keterangan S.26 (2 warna) Komori Jepang/ 1994 9.000/jam 7,2 Kwh Rp 778.981.160/ Tahun 1995 12 Tahun 10 Tahun Rp 650.000.000 Tahun 2007 Rp 500.000.000 Tahun 2016 470 x 650 mm 508 x 660 mm 560 x 670 mm
Rp 5.416.700,-/bulan Rp 1.500.000,-/bulan Rp 10.480.000,-/ 8 Orang per bulan Rp 2.231.000,-/bulan Rp 120,- /lembar (4 Warna)
59
60
Tabel 4.8 Data Spesifikasi Mesin SM 72F No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Spesifikasi Mesin Jenis Mesin Merek Mesin Negara PembuatTahun di buat Kapasitas/Jam Tenaga Listrik Harga Mesin/Tahun Pembelian Umur Ekonomis Mesin Nilai Sisa Maksimum Areal Cetak Maksimum Ukuran Kertas Maksimum Ukuran Plat Biaya Biaya Sparepart & Reparasi (50% dari Penyusutan) Biaya Pemeliharaan Biaya Gaji Biaya Listrik Biaya Cetak/druck
Keterangan Speed Master 72 (5 warna) Heidelberg Jerman/ Tahun 1990 10.000/jam 28 Kwh Rp 2.714.000.000/ Tahun 2007 10 Tahun Rp 2.714.000.000 510 x 720 mm 520 x 720 mm 615 x 740 mm
Rp 11.308.400/bulan Rp 2.408.000/bulan Rp 10.142.000,-/8 Orang per bulan Rp 4.337.000,-/bulan Rp 120,-/lembar (4 warna)
4.4.1 Perhitungan Kapasitas, Pendapatan Penjualan, dan Biaya Mesin Komori 2 buah S.26 Dari data diatas (tabel 4.4) dapat di hitung kapasitas maksimum produksi per tahun, pendapatan penjualan dan biaya-biaya yang menyertainya untuk 10 tahun (umur ekonomis mesin dari saat umur ekonomis pertama selesai) Adapun data perhitungannya sebagai berikut :
60
61
A.
Kapasitas Maksimum Produksi Mesin per Tahun
- Kapasitas Maksimum per jam
= 9.000 lintasan
- Effsiensi Mesin tahun 2005
= 49%(49% x 9.000) = 4.410 lintasan
- Jam Kerja per bulan
= 22 hari x 16 jam = 352 jam
- Jam kerja per tahun
= 12 x 352 jam = 4.224 jam
- Running Mesin tahun 2005
= 37 %
- Jam Kerja Running per tahun
= 37 % x 4.224 = 1.563 jam
- Jadi kapasitas maksimum per tahun
= 1.563 jam x 4.410 lintasan = 6.892.830 lintasan
B.
Peramalan Penjualan Dengan kapasitas 6.892.830 lintasan per tahunnya, maka kapasitas tersebut
di bawah jumlah penjualan tahunnya. Untuk tetap dapat menampilkan biaya keseluruhan maka kekurangan kapasitas tesebut di asumsikan dapat diatasi dengan overtime atau dengan subkontrak.
C.
Pendapatan dari Hasil Peramalan Penjualan Dari tabel peramalan penjualan dapat di hitung pendapatan dari hasil
61
62
ramalan penjualan. Dari data mesin diperoleh biaya cetak/druck atau harga per lembar/ per warna yang dibebankan ke konsumen sebesar Rp 30,- atau Rp 120 per 4 warna/ full Colour. Harga ini merupakan nilai saat ini (P) tahun 2007. Untuk menghitung tahun 2007 sampai tahun 2010 dipergunakan rumus (2-4) pembungaan majemuk tunggal yakni: F = P(1+i)n. Dalam hal ini (i) adalah asumsi rata-rata kenaikan penjualan berdasarkan pengalaman adalah 5% per tahun. Maka contoh perhitungan pada periode ke ke-3 di mana : P
= 120
n
= periode peramalan
i
= 5 % rata-rata kenaikan pernjualan per tahun
Misalnya, untuk periode 3 hasil pendapatan dapat dihitung sebagai berikut : F3
= P(1+i)n
F3
= 120 (1+0,05)3
F3
= 120 (1,157625)
F3
= 138,915 = 139
Tabel 4.9 Pendapatan Hasil Peramalan Penjualan (rupiah)
Tahun
Periode
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lembar 4 Warna 9.124.574 9.382.912 9.970.668 10.269.788 10.577.882 10.895.218 11.222.075 11.558.098 11.905.499 12.262.664
Harga/Lbr
Jumlah (Rp)
Rp 120,Rp 132 Rp 139,Rp 146,Rp 153,Rp 161,Rp 169,Rp 177,Rp 186,Rp 196,-
Rp 1.094.949.000,Rp 1.238.544.000,Rp 1.385.923.000,Rp 1.499.389.000,Rp 1.618.416.000,Rp 1.754.130.000,Rp 1.896.531.000,Rp 2.045.783.000,Rp 2.214.423.000,Rp 2.403.482.000,-
62
63
D.
Biaya Spare Part Sistem perawatan, perbaikan, pergantian sparepart dan overhaul mesin yang
dipakai adalah breakdown system . Maka untuk pengaanggarannya dengan metode peramalan konstan yakni 100% dari nilai sisa ke-1 mesin di bagi dengan umur ekonomis . Untuk mesin komori S.26 ini di ambil dari nilai sisa Rp 650.000.000,- di bagi 10 tahun umur ekonomis ke-2 menjadi Rp 65.000.000 pertahunnya. Termasuk dalam biaya sparepart ini adalah : Tabel 4.10 Contoh jenis SparePart No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
E.
Jenis Spare Part Blanket (Silinder Karet) Under blanket (Bantalan) Roll tinta Rol penarik kertas Roll bak tinta Belt pengantar kertas Gear Selang-selang angin Penepat samping dan depan Mur, baut, peer, lacker dll
Biaya Pemeliharaan Dari data diatas (tabel 4-4) biaya pemeliharaan sebesar Rp 1.500.000,-
/tahun. Biaya ini merupakan nilai saat ini (P) tahun 2007. Untuk menghitung tahun 2008 sampai tahun 2016 dipergunakan rumus (2-4) pembungaan majemuk tunggal. Dalam hal ini (i) adalah asumsi rata-rata kenaikan biaya pemeliharaan berdasarkan pengalaman adalah 5% tahun. Maka contoh perhitungan pada periode ke-3 adalah :
63
64
F3
= P(1+i)n
F3
= 1.500.000 (1+0,05)3
F3
= 1.500.000 (1,05)3
F3
= 1.500.000 (1, 157625)
F3
= 1.736.438 = Rp 1.736.000 Tabel 4.11 Ramalan Biaya Pemeliharaan Tahun
Periode
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya Pemeliharaan Rp 1.500.000,Rp 1.654.000,Rp 1.736.000,Rp 1.823..000,Rp 1.914.000,Rp 2.010.000,Rp 2.111.000,Rp 2.216.000,Rp 2.327.000,Rp 2.443.000,-
Yang termasuk biaya pemeliharaan ini adalah : -
Biaya pelumasan rutin harian, mingguan dan bulanan
-
Penggantian komponen-komponen mesin.
F.
Biaya Listrik Dari data diatas (tabel 4-4) biaya listrik sebesar Rp 26.772.000,-
/tahun. Biaya ini merupakan nilai saat ini (P) tahun 2007. Untuk menghitung tahun 2008 sampai tahun 2016 dipergunakan rumus (2-4) pembungaan majemuk tunggal.
64
65
Dalam hal ini (i) adalah asumsi rata-rata kenaikan biaya listrik berdasarkan pengalaman adalah 5% tahun. Maka contoh perhitungan pada periode ke-3 adalah : F3
= P(1+i)n
F3
= 26.772.000(1+0,05)3
F3
= 26.772.000(1,05)3
F3
= 26.772.000 (1,157625)
F3
= 30.991.936,- = Rp 30. 992.000,Tabel 4.12 Ramalan Biaya Listrik
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
G.
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya Listrik Rp 26.772.000,Rp 29.516.000Rp 30.992.000,Rp 32.542.000,Rp 34.169.000,Rp 35.877.000,Rp 37.671.000,Rp 39.554.000,Rp 41.532.000,Rp 43.609.000,-
Biaya Gaji Untuk masing-masing mesin di butuhkan seorang operator dan seorang kenek
.Maka Untuk 2 buah mesin Komori dengan delapan karyawan ini di gaji Rp 136.240.000 /tahun. Biaya ini merupakan nilai saat ini( P) tahun 2007. Untuk menghitung tahun 2008 sampai tahun 2016 dipergunakan rumus (2-4) pembungaan majemuk tunggal. Dalam hal ini (i) adalah asumsi rata-rata kenaikan biaya Gaji
65
66
berdasarkan pengalaman adalah 6% tahun. Maka contoh perhitungan pada periode ke-3 adalah : F3
= P(1+i)n
F3
= 136.240.000(1+0,06)3
F3
= 136.240.000 (1,06)3
F3
= 136.240.000(1,191016)
F3
= 162.264.019,8 = Rp 162.264.000,Tabel 4.13 Ramalan Biaya Gaji
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
H.
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya Gaji Rp 136.240.000,Rp 153.079.000,Rp 162.264.000,Rp 172.000.000,Rp 182.320.000,Rp 193.260.000,Rp 204.855.000, Rp 217.146.000,Rp 230.175.000,Rp 243.985.000,-
Biaya Chemicals Untuk rumusan biaya chemicals di ambil dari data tahun 2007 dengan jumlah
lintasan 9.124.574 lintasan di dapat satu liter fountain untuk 60.000 lintasan, satu liter alkohol untuk 14.000 lintasan dan satu liter RWA untuk 8.000 lintasan. Sedangkan untuk biaya powder sementara ini disamakan dahulu dengan biaya pemakaian alkohol. Untuk penggunaan chemicals terdiri dari :
66
67
- Fountain Solution
= Rp
577.890/tahun.
- IPA
= Rp
9.128.000 /tahun
- Powder
= Rp
9.128.000 /tahun.
- RWA
= Rp
8.326.174 /tahun.
Sehingga total biaya per tahunnya Rp 27.160.063,- .Biaya ini merupakan nilai saat ini( P) tahun 2007. Untuk menghitung tahun 2008 sampai tahun 2016 dipergunakan rumus (2-4) pembungaan majemuk tunggal. Dalam hal ini (i) adalah asumsi rata-rata kenaikan biaya Chemicals berdasarkan pengalaman adalah 5% tahun. Adapun detail biayanya dapat di lihat pada tabel 4.9 Ramalan biaya chemicals.
I.
Biaya Lain-lain. Untuk biaya pemasaran, keuangan, administrasi , overhead serta operasional
PT ABC sementara ini di asumsikan secara konstan tiap tahunnya Rp 40.000.000,untuk yang di bebankan pada mesin S.26 A & B atau mesin SM 72F. Karena penganggaran biaya-biaya tersebut kadang-kadang masih dibebankan pada tiap-tiap order.
67
68
Tabel 4.14 Ramalan Biaya Chemicals Tahun 2007
Periode 1
Jml Lintasan 9,124,574
Fountain
EPA
RWA
Harga
Harga
Harga
Fountain
EPA
RWA
152
652
1141
3800
14000
7300
2008
2
9,382,912
156
670
1173
4190
15435
8048
2009
3
9,970,668
166
712
1246
4400
16207
8450
2010
4
10,269,788
171
734
1284
4620
17017
8873
2011
5
10,577,882
176
756
1322
4850
17868
9317
2012
6
10,895,218
182
778
1362
5090
18761
9783
2013
7
11,222,075
187
802
1403
5347
19700
10272
2014
8
11,558,098
193
826
1445
5614
20684
10785
2015
9
11,905,499
198
850
1488
5895
21719
11325
2016
10
12,262,664
204
876
1533
6190
22805
11890
Tahun
Periode
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya
Total Biaya
Fountain
EPA
RWA
Powder
Chemicals
2007
1
577,890
9,128,000
8,326,174
9,128,000
2008
2
655,240
10,341,450
9,439,209
10,341,450
30,777,349
2009
3
731,182
11,539,384
10,531,518
11,539,384
34,341,468
2010
4
790,774
12,490,478
11,390,479
12,490,478
37,162,208
2011
5
855,045
13,508,208
12,319,266
13,508,208
40,190,727
2012
6
924,278
14,596,058
13,323,490
14,596,058
43,439,883
2013
7
1,000,074
15,799,400
14,409,144
15,799,400
47,008,018
2014
8
1,081,453
17,084,984
15,581,761
17,084,984
50,833,182
2015
9
1,169,715
18,461,150
16,853,722
18,461,150
54,945,737
2016
10
1,265,098
19,977,180
18,225,384
19,977,180
59,444,843
68
27,160,063
69
69
70
70
71
4.4.2 Perhitungan Kapasitas, Pendapatan Penjualan, dan Biaya Mesin SM 72F Dari data diatas (tabel 4.5) dapat di hitung kapasitas maksimum produksi per tahun, pendapatan penjualan dan biaya-biaya yang menyertainya untuk 10 tahun (umur ekonomis mesin dari tahun pembelian) .Untuk running time di buat 50%, karena running time tahun 2007 sebesar 40% di anggap belum menampilkan kapasitas sebenarnya atau kondisi mesin dan operatornya masih dalam tahap uji coba. Adapun data perhitungannya sebagai berikut :
A.
Kapasitas Maksimum Produksi Mesin per Tahun
- Kapasitas Maksimum per jam
= 10.000 lintasan
- Effsiensi Mesin tahun 2007
= 64,3%(64,3% x 10.000) = 6.430 lintasan
- Jam Kerja per bulan
= 22 hari x 16 jam = 352 jam
- Jam kerja per tahun
= 12 x 352 jam = 4.224 jam
- Running Mesin tahun 2007
= 50 %
- Jam Kerja Running per tahun
= 50 % x 4.224 = 2.112 jam
- Jadi kapasitas maksimum per tahun
= 2.112 jam x 6.430 lintasan = 13.580.160 lintasan
71
72
B.
Peramalan Penjualan Dengan kapasitas 13.580.160 lintasan per tahunnya, maka kapasitas tersebut
jauh di atas jumlah penjualan per tahunnya.
C.
Pendapatan dari Hasil Peramalan Penjualan Sama dengan mesin Komori S.26
D.
Biaya Spare Part Sistem perawatan, perbaikan, pergantian sparepart dan overhaul mesin yang
dipakai adalah breakdown system . Maka untuk pengaanggarannya dengan metode peramalan konstan yakni 50% dari nilai beli mesin di bagi dengan umur ekonomis. Untuk mesin SM 72F ini di ambil dari nilai sisa Rp 2.714.000.000,- di bagi 10 tahun umur ekonomis menjadi Rp 135.700.000 pertahunnya
E.
Biaya Pemeliharaan Dari data diatas (tabel 4-4) biaya pemeliharaan sebesar Rp 2.408.000,-
/tahun. Biaya ini merupakan nilai saat ini (P) tahun 2007. Untuk menghitung tahun 2008 sampai tahun 2016 dipergunakan rumus (2-4) pembungaan majemuk tunggal. Dalam hal ini (i) adalah asumsi rata-rata kenaikan biaya pemeliharaan berdasarkan pengalaman adalah 5% tahun. Maka contoh perhitungan pada periode ke-3 adalah : F3
= P(1+i)n
F3
= 2.408.000 (1+0,05)3
F3
= 2.408.000 (1,05)3
F3
= 2.408.000 (1, 157625)
F3
= 2.787.561 = 2.788.000
72
73
Tabel 4.17 Ramalan Biaya Pemeliharaan Tahun
Periode
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya Pemeliharaan Rp 2.408.000,Rp 2.655.000,Rp 2.788.000,Rp 2.927.000,Rp 3.073.000,Rp 3.227.000,Rp 3.388.000,Rp 3.558.000,Rp 3.736.000,Rp 3.922.000,-
Yang termasuk biaya pemeliharaan ini adalah : -
Biaya pelumasan rutin harian, mingguan dan bulanan
-
Penggantian komponen-komponen mesin
F.
Biaya Listrik Dari data diatas (tabel 4-4) biaya listrik sebesar Rp 52.044.000,- /tahun.
Biaya ini merupakan nilai saat ini (P) tahun 2007. Untuk menghitung tahun 2008 sampai tahun 2016 dipergunakan rumus (2-4) pembungaan majemuk tunggal. Dalam hal ini (i) adalah asumsi rata-rata kenaikan biaya listrik berdasarkan pengalaman adalah 5% tahun. Maka contoh perhitungan pada periode ke-3 adalah : F3
= P(1+i)n
F3
= 52.044.000(1+0,05)3
F3
= 52.044.000(1,05)3
73
74
F3
= 52.044.000 (1,157625)
F3
= 60.247.435,5 = 60.247.000
Tabel 4.18 Ramalan Biaya Listrik Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
G.
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya Listrik Rp 52.044.000,Rp 57.379.000,Rp 60.247.000,Rp 63.260.000,Rp 66.423.000,Rp 69.744.000,Rp 73.231.000,Rp 76.893.000,Rp 80.737.000,Rp 84.774.000,-
Biaya Gaji Untuk masing-masing mesin di butuhkan seorang operator dan tiga kenek .
Maka Untuk mesin SM 2F dengan delapan karyawan ini di gaji Rp 121.704.000 /tahun. Biaya ini merupakan nilai saat ini( P) tahun 2007. Untuk menghitung tahun 2008 sampai tahun 2016 dipergunakan rumus (2-4) pembungaan majemuk tunggal. Dalam hal ini (i) adalah asumsi rata-rata kenaikan biaya Gaji berdasarkan pengalaman adalah 6% tahun. Maka contoh perhitungan pada periode ke-3 adalah : F3
= P(1+i)n
F3
= 121.704.000 (1+0,06)3
F3
= 121.704.000 (1,06)3
F3
= 121.704.000 (1,191016)
F3
= 144.951.411,3 = 144.951.000,-
74
75
Tabel 4.19 Ramalan Biaya Gaji Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
I.
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya Gaji Rp 121.704.000,Rp 136.747.000,Rp 144.951.000,Rp 153.649.000,Rp 162.867.000,Rp 172.640.000,Rp 182.999.000,Rp 193.978.000,Rp 205.616.000,Rp 217.953.000,-
Biaya Chemicals Sama dengan mesin Komori S26
J.
Biaya Lain-lain. Sama dengan mesin Komori S26
75
76
76
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
Untuk bisa melihat sejauh mana keuntungan yang didapat, diperlukan suatu analisa ekonomi (tepatnya analisa ekonomi teknik) dan pengukuran produktivitas .Adapun analisa yang akan dipergunakan untuk masing-masing mesin adalah : 1. Analisa Net Present Value (NPV) 2. Analisa Internal Rate Of Return (IRR) 3. Analisa Payback Period (PBP) 4. Analisa Produktivitas Parsial Tenaga Kerja (Labour) dan Waktu (Time)
5.1
Analisa Mesin Komori S.26
A.
Analisa dengan Metode Net Present Value (NPV) Untuk keperluan analisa NPV, dipergunakan tabel 4-16 dengan
Penyederhanaan sebagai berikut :
78
Tabel 5.1 Penjualan, Nilai Sisa, Investasi dan Total Biaya (Rupiah)
Tahun
Periode
Penjualan
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1,094,949,000 1,238,544,000 1,385,923,000 1,499,389,000 1,618,416,000 1,754,130,000 1,896,531,000 2,045,783,000 2,214,423,000 2,403,482,000
Nilai Sisa
Investasi
Total
Pendapatan
Biaya
Bersih -650,000,000 766,054,805 878,273,183 998,957,805 1,089,764,122 1,184,276,506 1,293,473,432 1,407,100,739 1,525,236,965 1,655,161,940 2,337,787,364
650,000,000
500,000,000
328,894,195 360,270,817 386,965,195 409,624,878 434,139,494 460,656,568 489,430,261 520,546,035 559,261,060 565,694,636
Untuk menghitung NPV dipergunakan formula sebagai berikut: NPV = [Nilai Pendapatan + Nilai Sisa] - [Investasi + Biaya] NPV = [FPn(P/F.i%.n)+Nilai Sisa(P/F.i.n)] - [I+FBn(P/F.i%.n)] Formula ini dipergunakan karena peningkatan pendapatan dan biaya pertahun tidak sama. Jadi tidak dipergunakan formula gradien, walaupun gambarnya menunjukkan kenaikan berjenjang. Dengan kata lain tidak dipergunakan perhitungan gradien karena tidak mempunyai tingkat kenaikan yang sama dari tahun ke tahun. Jadi, pendapatan dan biaya yang akan datang dari tiap-tiap periode/future (F) dibawa ke nilai awal atau saat ini/present (P). Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut : Contoh perhitungan untuk periode ke-1: P1
= [Nilai pendapatan periodeke-1] - [Biaya Periodeke-1] = [FP1(P/F.i%.n)] - [FB1(P/F.i%.n)] =[1.094.949.000(P/F.9%.1)] - [328.894.195(P/F.9%.1)
78
79
= [1.094.949.000(0,9174)] - [328.894.195(0,9174)] = 702.778.678,1070 Adapun hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.2 Perhitungan NPV Mesin Komori S.26 A&B Selama 10 Tahun (Rupiah) Discount Tahun
Periode
Penjualan
Nilai Sisa
Investasi
Total Biaya
Factor
Nilai Saat ini (P)per periode
(P/F.9%.n) 2006
0
650,000,000
2007
1
1,094,949,000
328,894,195
0.9174
2008
2
1,238,544,000
360,270,817
0.8417
2009
3
1,385,923,000
386,965,195
0.7722
2010
4
1,499,389,000
409,624,878
0.7084
2011
5
1,618,416,000
434,139,494
0.6499
2012
6
1,754,130,000
460,656,568
0.5963
2013
7
1,896,531,000
489,430,261
0.5470
2014
8
2,045,783,000
520,546,035
0.5019
2015
9
2,214,423,000
559,261,060
0.4604
2016
10
2,403,482,000
565,694,636
0.4224
500,000,000
(650,000,000.0000)
Jumlah
702,778,678.1070 739,242,538.1311 771,395,217.0210 771,988,904.0248 769,661,301.2494 771,298,207.5016 769,684,104.2330 765,516,432.7335 762,036,557.1760 987,481,382.5536
7,161,083,322.7310
Dari tabel dapat terlihat bahwa dengan bila mempertahankan mesin Komori S.26 ternyata menghasilkan NPV positif Rp 7.161.083.322,7310 ,ini berarti nilai NPV>0. Jadi mesin Komori S.26 secara ekonomi masih layak untuk dipertahankan.
B.
Analisa dengan Metode Internal RateOf Return (IRR) Data yang dipergunakan untuk menganalisa IRR sama dengan data pada
79
80
analisa NPV yakni tabel 5.1. Pada dasarnya, perhitungan IRR ini bertujuan untuk mencari tingkat suku bunga yang memberikan hasil NPV=0. Perhitungan dilakukan dengan mencoba-coba sampai ketemu bilangan NPV yang bernilai positif dan NPV yang bernilai negatif. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat seperti pada tabel berikut : Tabel 5.3 Perhitungan IRR Mesin Komori S.26 A&B Selama 10 Tahun (rupiah) Periode
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasil Pendapatan Bersih -650,000,000 766,054,805 878,273,183 998,957,805 1,089,764,122 1,184,276,506 1,293,473,432 1,407,100,739 1,525,236,965 1,655,161,940 2,337,787,364
Disount Factor
NPV ( - )
Disount Factor 60% 0.625 0.3906 0.2441 0.1526 0.0954 0.0596 0.0373 0.0233 0.0146 0.0091
Jumlah
NPV (+) -650,000,000 478,784,253.13 343,053,505.28 243,845,600.20 166,298,005.02 112,979,978.67 77,091,016.55 52,484,857.56 35,538,021.28 24,165,364.32 21,273,865.01 905,514,467
Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa tingkat suku bunga yang sebenarnya adalah >60 %. Hal ini berarti bahwa tingkat suku bunga yang sebenarnya lebih tinggi dari tingkat suku bunga bank sebesar 9%. Dengan kata lain IRR>MARR. Jadi mesin Komori S.26 secara ekonomi masih layak untuk dipertahankan.
C.
Analisa dengan Metode Payback Period (PBP) Untuk menghitung payback period dilakukan dengan cara mengurangkan
80
81
Investasi awal dengan akumulasi hasil pendapatan setiap tahunnya sampai investasi awal tersebut habis tertutup. Sebenarnya mesin Komori S.26 biaya investasinya sudah tertutup, perhitungan ini hanya seolah-olah bila mesin Komori tetap dipertahankan. Secara lengkap perhitungan analisa PBP sebagai berikut. Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Analisa Payback Period Mesin Komori S.26 (Rupiah)
Keterangan
Periode
Pendapatan tahun 2006
Pendapatan Bersih
Akumulasi Pendapatan
0
Selisih
116,054,805
Jumlah
650,000,000
Pendapatan tahun 2007
1
n= n= n= n=
Pengeluaran/ Investasi Total 650,000,000
650,000,000
766,054,805
0 tahun - ( 116.054.805 / 766.054.805) 0 tahun - 0, 1514 0,8486 tahun 10 ,18 bulan/ 10 bulan 5,4 hari
Dari perhitungan di atas diperoleh bahwa periode pengembalianya untuk investasi adalah 10 bulan 5.4 hari Ini berarti masih dibawah usia ekonomis mesin yakni 10 tahun. Jadi mesin Komori S.26 secara ekonomi masih layak untuk dipertahankan.
5.2
Analisa Mesin SM 72F Untuk analisa SM 72F sama dengan Komori S.26. Dalam analisa NPV, IRR
dan PBP dengan 10 tahun sebagai umur ekonomis mesin.
81
82
A.
Analisa dengan Metode Net Present Value Untuk
keperluan
analisa NPV, dipergunakan tabel 4.20 dengan
penyederhanaan sebagai berikut :
Tabel 5.5 Penjualan, Nilai Sisa, Investasi dan Total Biaya (Rupiah) Tahun
Periode
2006
0
Penjualan
Nilai Sisa
Investasi
Total Biaya
2007
1
1,094,949,000
379,016,063
715,932,937
2008
2
1,238,544,000
403,258,349
835,285,651
2009
3
1,385,923,000
418,027,468
967,895,532
2010
4
1,499,389,000
432,698,208
1,066,690,792
2011
5
1,618,416,000
448,253,727
1,170,162,273
2012
6
1,754,130,000
464,750,883
1,289,379,117
2013
7
1,896,531,000
482,326,018
1,414,204,982
2014
8
2,045,783,000
500,962,182
1,544,820,818
2015
9
2,214,423,000
525,734,737
1,688,688,263
2016
10
2,403,482,000
541,793,843
4,575,688,157
2,714,000,000
2,714,000,000
Pendapatan Bersih -2,714,000,000
Untuk menghitung NPV dipergunakan formula sebagai berikut: NPV = [Nilai Pendapatan + Nilai Sisa] - [Investasi + Biaya] NPV = [FPn(P/F.i%.n)+Nilai Sisa(P/F.i.n)] - [I+FBn(P/F.i%.n)] Formula ini dipergunakan karena peningkatan pendapatan dan biaya pertahun tidak sama. Jadi tidak dipergunakan formula gradien, walaupun gambarnya menunjukkan kenaikan berjenjang. Dengan kata lain tidak dipergunakan perhitungan gradien karena tidak mempunyai tingkat kenaikan yang sama dari tahun ke tahun. Jadi, pendapatan dan biaya yang akan datang dari tiap-tiap periode/future (F) dibawa ke nilai awal atau saat ini/present (P). Adapun perhitungannya secara lengkap dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :
82
83
Tabel 5.6 Perhitungan NPV MesinSM 72F Selama 10 Tahun (Rupiah)
Tahun
Periode
Penjualan
Nilai Sisa
Investasi
Discount
Nilai Saat ini (P)
Factor
per periode
Total Biaya
(P/F.9%.n) 2006
0
2,714,000,000
2007
1
1,094,949,000
379,016,063
0.9174
656,796,876
2008
2
1,238,544,000
403,258,349
0.8417
703,059,932
2009
3
1,385,923,000
418,027,468
0.7722
747,408,930
2010
4
1,499,389,000
432,698,208
0.7084
755,643,757
2011
5
1,618,416,000
448,253,727
0.6499
760,488,461
2012
6
1,754,130,000
464,750,883
0.5963
768,856,767
2013
7
1,896,531,000
482,326,018
0.5470
773,570,125
2014
8
2,045,783,000
500,962,182
0.5019
775,345,569
2015
9
2,214,423,000
2016
10
2,403,482,000
2,714,000,000
-2,714,000,000
525,734,737
0.4604
777,472,076
541,793,843
0.4224
1,932,770,678
Jumlah
5,937,413,172
Dari tabel bisa dilihat bahwa dengan pembelian mesin SM 72F ternyata menghasilkan nila positif Rp 5.937.413.172,-. Ini berarti nilai NPV>0, jadi investasi pembelian mesin ini secara ekonomi layak untuk dilaksanakan.
B
Analisa dengan Metode Internal RateOf Return (IRR) Data yang dipergunakan untuk menganalisa IRR sama dengan data pada
analisa NPV yakni tabel 5.5. Pada dasarnya, perhitungan IRR ini bertujuan untuk mencari tingkat suku bunga yang memberikan hasil NPV=0. Perhitungan dilakukan dengan mencoba-coba sampai ketemu bilangan NPV yang bernilai positif dan NPV yang bernilai negatif. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat seperti pada tabel berikut :
83
84
Tabel 5.7 Perhitungan IRR Mesin Komori SM 72 F Selama 10 Tahun (rupiah) Periode
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasil Pendapatan Bersih -2,714,000,000 715,932,937 835,285,651 967,895,532 1,066,690,792 1,170,162,273 1,289,379,117 1,414,204,982 1,544,820,818 1,688,688,263 4,575,688,157
Jumlah
Disount
NPV ( + )
Factor 35% 0.7407 0.5487 0.4064 0.3011 0.223 0.1652 0.1224 0.0906 0.0671 0.0497
Disount
NPV ( - )
Factor 40% -2,714,000,000.00 530,291,526.44 458,321,236.70 393,352,744.20 321,180,597.47 260,946,186.88 213,005,430.13 173,098,689.80 139,960,766.11 113,310,982.45 227,411,701.40
116,879,861.58
0.7143 0.5102 0.3644 0.2603 0.1859 0.1328 0.0949 0.0678 0.0484 0.0346
-2,714,000,000.00 511,390,896.90 426,162,739.14 352,701,131.86 277,659,613.16 217,533,166.55 171,229,546.74 134,208,052.79 104,738,851.46 81,732,511.93 158,318,810.23
-278,324,679.24
Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa tingkat suku bunga yang sebenarnya adalah di antara kisaran 35 - 40 %. Hal ini berarti bahwa tingkat suku bunga yang sebenarnya lebih tinggi dari tingkat suku bunga bank sebesar 9%. Dengan kata lain IRR>MARR. Jadi mesin SM 72F secara ekonomi pembelian investasi ini layak untuk dilakukan..
D.
Analisa dengan Metode Payback Period (PBP) Untuk menghitung payback period dilakukan dengan cara mengurangkan
investasi awal dengan akumulasi hasil pendapatan setiap tahunnya sampai investasi awal tersebut habis tertutup. Secara lengkap perhitungan analisa PBP sebagai berikut
E.
84
Analisa dengan Metode Payback Period (PBP)
85
Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Analisa Payback Period MesinSM 72F (Rupiah)
Keterangan
Periode
Pendapatan tahun 2006 Pendapatan tahun 2007 Pendapatan tahun 2008 Pendapatan tahun 2009
0 1 2 3
Pendapatan Bersih 715,932,937 835,285,651 967,895,532
Akumulasi Pendapatan 715,932,937 1,551,218,588 2,519,114,120
Selisih
194,885,880
Jumlah
2,714,000,000
Pendapatan tahun 2010
n= n= n= n=
4
1,066,690,792
Pengeluaran/ Investasi Total 2,714,000,000
2,714,000,000
3,585,804,912
3 tahun + ( 194.885.880/3.585.804.912) 3 tahun + 0,054 tahun 3,054 tahun 3 tahun 19 hari
Dari perhitungan di atas diperoleh bahwa periode pengembaliannya adalah 3 tahun 19 hari. Ini berarti di bawah usia ekonomis mesin yakni 10 tahun. Jadi, investasi pembelian mesin ini secara ekonomi layak untuk dilakukan.
5.3
Analisa dengan metode Pengukuran Produktivitas Parsial Mesin Komori S.26 dan SM 72F Dengan data yang tersedia yakni mempergunakan tabel 4.3 dan 4.4
pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara parsial dari segi input tenaga kerja (labour) dan waktu (time)
85
86
Untuk menghitung produktivitas parsial ini dipergunakan formula sebagai berikut: Produktivitas = Output yang di hasilkan Input yan digunakan
A.
Analisa dengan Metode Produktivitas Parsial dari Segi Tenaga Kerja Tenaga kerja yang di pakai untuk mesin Komori S.26 adalah 2 shif dengan 2
regu masing-masing untuk mesin Komori S.26A dan S.26B sehingga jumlah keseluruhan 8 orang. Untuk tenaga kerja yang di pakai di mesin SM 72F adalah 2 shif dengan per shifnya terdiri dari satu orang operator dan tiga orang tenaga pembantu (helper) sehingga jumlah keseluruhan 8 orang. Hasil perhitungannya secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.9 Data Output, Input Tenaga Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja 2006 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
86
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Q (Jumlah Lintasan) Komori
Komori
S.26A 672,153 609,316 827,585 549,343 749,987 1,100,881 892,115 625,312 758,509 564,855 626,398 358,755
S.26B 585,469 416,559 290,284 552,356 384,685 705,579 1,012,115 242,765 126,342 25,628 314,343 338,353
Ratarata S.26 628,811 512,938 558,935 550,850 567,336 903,230 952,115 434,039 442,426 295,242 470,371 348,554
2007 L
Q (Jumlah
L
Lintasan)
(Org)
176,540 478,240 600,256 807,240 1,267,970 857,345 593,945 1,005,980 1,055,152 1,121,756 1,160,150
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P (Org) 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
78,601 64,117 69,867 68,856 70,917 112,904 119,014 54,255 55,303 36,905 58,796 43,569
P
22,068 59,780 75,032 100,905 158,496 107,168 74,243 125,748 131,894 140,220 145,019
87
Rata-rata produktivitas lintasan per orang per bulan
69,425
103,688
Di mana : Input
: L = labour (jumlah tenaga kerja)
Output
: Q = Quantity (jumlah lintasan cetak)
Produktivitas : Q/L = Quantity/labour 180,000 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0 1 PL2006 PL2007
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
78,60 64,117 69,86 68,85 70,91 112,90119,0154,25 55,30 36,90 58,79 43,56 22,06 59,78 75,03 100,9 158,4 107,1674,24 125,7 131,89 140,2 145,01 B ul a n
PL2006
PL2007
Gambar 5.1 Data Output, Input Tenaga Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas dengan jumlah lintasan cetak sebagai output dan jumlah tenaga kerja sebagai input, terlihat bahwa nilai produktivitas Komori S.26 lebih rendah yakni 69.425 lintasan cetak per orang per bulan apabila dibandingkan dengan SM 72F yakni 103.688 lintasan cetak per orang per bulan.
87
88
B.
Analisa dengan Metode Produktivitas Parsial dari Segi Waktu Data waktu produksi untuk mesin SM 72F di mulai pada Februari 2007,
Karena Januari 2007 output yang di hasilkan masih dalam rangka uji coba. Dan untuk mesin Komori S.26 di bulan Desember 2006 sekitar 40% waktu yang tersedia dipergunakan untuk persiapan penjualan mesin . Hasil perhitungannya secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Di mana : Input
: T = Time ( Waktu Kerja)
Output
: Q = Quantity (jumlah lintasan cetak)
Produktivitas : Q/T = Quantity/Time
3,000
Produktivitas waktu
2,500 2,000 1,500 1,000 500 0
1
2
3
4
5
6
7
PT2006 1,310 1,066 1,062 1,210 1,082 1,650 1,762 PT2007
986
8
9
10
11
12
858
832
734
905
1,191
1,902 1,477 1,955 2,567 2,022 1,567 2,593 2,404 2,113 2,453 Bulan PT2006
88
PT2007
89
Gambar 5.2 Data Output, Input Waktu Kerja dan Produktivitas Waktu Kerja
89
90
Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas dengan jumlah lintasan cetak sebagai output dan jumlah waktu terpakai sebagai input, terlihat bahwa nilai produktivitas Komori S.26 lebih rendah yakni 1.139 lintasan cetak perjam dibandingkan mesin SM 72F sebesar 2.003 lintasan cetak perjamnya.
5.4
Perbandingan Kedua Mesin
Dari analisa pemecahan masalah di atas diperoleh rekap perbandingan kedua Mesin yang bisa di lihat dalam tabel berikut :
Tabel 5.11 Perbandingan Mesin Komori S.26 dengan SM 72F No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
90
Keterangan Net Present Value (NPV) Internal Rate Of Return (IRR) Minimum Atractive Rate Of Return (MARR) Payback Period (PBP) Nilai Produktivitas Tenaga Kerja Nilai Produktivitas Waktu Umur Mesin Harga Mesin Nilai Sisa Tahun Pembuatan Kapasitas produksi per jam Kapasitas produksi per tahun Ramalan Penjualan Tahun 2008
Perbandingan Komori S.26 SM 72F Rp 7.161.083.322 Rp 5.937.413.172 > 60% 35 – 40% 9% 9% 10 bulan 5,4 hari 3 tahun 19 hari 69.425 lbr/org/bln 103.688 lbr/org/bln 1.139 lbr per jam 2.003 lbr per jam 10 tahun 10 tahun Rp 650.000.000 Rp 2.714.000.000.000 Rp 500.000.000 Rp 2.714.000.000.000 Tahun 1994 Tahun 1990 9.000 per jam 10.000 per jam 6.892.830 lbr 13.580.160 lbr 9.382.912 lbr
91
Dari tabel di atas dapat dperbandingkan antara mesin Komori S.26 dengan SM 72F apabila dilihat dari analisa NPV, IRR,PBP dan Nilai produktvitas dari segi tenaga kerja dan waktu. Sebagai berikut : A. -
Mesin Komori S.26 Menghasilkan nilai NPV positif sebesar Rp 7.161.083.322. Ini berarti lebih besar dari 0 atau (NPV>0).
-
Mempunyai nilai IRR sebesar >60 % . Ini berarti lebih besar dari suku bunga bank (MARR) 9% atau (IRR>MARR).
-
Mempunyai tingkat Payback Period (PBP) selama 10 bulan 5,4 hari. Ini berarti lebih kecil/cepat dari umur ekonomis mesin yakni 10 tahun atau PBP
-
Mempunyai
nilai
produktivitas
tenaga
kerja
sebesar
69.425
lembar/orang/bulan atau 67% dari nilai produktivitas tenaga kerja SM 72F . -
Mempunyai nilai produktivitas waktu sebesar 1.139 lembar per jam atau 57% dari nilai produktivitas waktu SM 72F.
B. -
Mesin SM 2F Menghasilkan nilai NPV positif sebesar Rp 5.937.413.172 Ini berarti lebih besar dari 0 atau (NPV>0).
-
Mempunyai nilai IRR sebesar 35 – 40 % . Ini berarti lebih besar dari suku bunga bank (MARR) 9% atau (IRR>MARR).
91
92
-
Mempunyai tingkat Payback Period (PBP) selama 3 tahun 19 hari. Ini berarti lebih kecil/cepat dari umur ekonomis mesin yakni 10 tahun atau PBP
-
Mempunyai
nilai
produktivitas
tenaga
kerja
sebesar
103.688
lembar/orang/bulan atau 150% dari nilai produktivitas tenaga kerja Komori S.26. -
Mempunyai nilai produktivitas waktu sebesar 2.003 lembar per jam atau 176% dari nilai produktivitas waktu Komori S.26.
5.5
Analisa Kapasitas Mesin dengan Peramalan Penjualan
Dari table 5.11 tentang perbandingan kedua mesin tersebut dapat dilihat kapasitas maksimum produksi mesin dan peramalan penjualan. Bahwa untuk mesin SM 72F sampai periode ke-10 atau 10 tahun ke depan masih dapat memenuhi order peramalan penjualan dengan kondisi waktu kerja standar dan masih bisa di tingkatkan kapasitasnya dengan metode overtime. Sebaliknya untuk kapasitas maksimum produksi mesin Komori S.26 di periode ke-1 atau tahun 2007 saja sudah tidak bisa memenuhi kapasitas penjualan, walaupun bisa disiasati dengan system kerja lembur (over time) atau dari 2 shif menjadi 3 shif. Maka akan beresiko dengan penjadwalan pekerjaan karena sedikit fleksibiltas dari kapasitas dan waktu yang tersedia.
92
93
BAB VI KESIMPULAN dan SARAN
Dari pengumpulan dan pengolahan data serta diadakannya suatu analisa pemecahan masalah dengan metode NPV, IRR, PBP dan pengukuran nilai produktivitas tenaga kerja dan waktu, maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
6.1
Kesimpulan
1.
Mesin Komori S.26A & B dengan asumsi kapasitas di pasang secara optimal dengan adanya biaya tambahan overtime menghasilkan nilai NPV positif sebesar Rp 7.161.083.322, Mempunyai nilai IRR sebesar >60 % , tingkat PBP selama 10 bulan 5,4 hari, nilai produktivitas tenaga kerja sebesar 69.425 lembar per orang per bulan dan nilai produktivitas waktu kerja sebesar 1.139 lembar per jam
2.
Mesin SM 72F menghasilkan nilai NPV positif sebesar Rp 5. 937.413.172, mempunyai nilai IRR sebesar 35 - 40 %, tingkat PBP selama 3 tahun 19 hari, nilai produktivitas tenaga kerja sebesar 103.688 lembar per orang per bulan dan nilai produktivitas waktu kerja sebesar 2.003 lembar per jam.
3.
Dari kedua mesin diatas, ternyata mesin Komori S.26 A dan B mempunyai NPV, IRR dan PBP lebih besar daripada mesin SM 72F dan mempunyai tingkat/masa pengembalian modal lebih cepat.
4.
Tetapi nilai produktivitas tenaga kerja dan waktu mesin Komori S.26 A dan B 93
94 lebih kecil dari SM 27F yang memungkinkan resiko fleksibilitas dari kapasitas dan waktu produksi yang rendah. Untuk itu keputusan PT ABC melakukan pergantian fasilitas dari mesin Komori S.26 A dan B menjadi SM 72F penulis menilai sebagai keputusan yang tepat sebagai usaha perusahaan yang bergerak secara pesanan untuk menghadapi persaingan agar dapat berproduksi semakin cepat , efektif dan effisien, penyampaian barang jadi tepat waktu serta mempertahankan atau meningkatkan tingkat produktivitas tanpa merusak kualitas produk akhir.
6.2
Saran Bagi PT ABC. Perhitungan ini bisa dipergunakan sebagai salah satu bahan
pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam melakukan pergantian fasilitas mesin kembali di kemudian hari.
94
Daftar Pustaka
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi UI. Jakarta
Atmaja L.S., 2002, Manajemen Keuangan, Edisi 2, Andi Offset, Yogyakarta
Basmalah S., Haming ., Syam S., 1994, Penilaian Kelayakan Rencana Penanaman Modal, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Budiarti S., 2003, Analisis Ekonomi Untuk Menentukan Penambahan Kapasitas, Universitas Atmajaya Yogyakarta (AJY), Yogyakarta
Gaspersz, V 1998. Manajemen Produktivitas Total : Strategi Peningkatan Produktivitas Bisnis Global. Gramedia Pustaka Utma. Jakarta.
Giatman M., 2006, EkonomiTeknik, Edisi 1, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Hasibuan. 2003. Organisasi dan Motivasi : Dasar Peningkatan Produktivias. Bumi Aksara. Jakarta.
Kholil M., 2006, Modul Ekonomi Teknik, Universita Mercu Buana, Jakarta
Sinungan, M. 1997. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara. Jakarta
Subagyo P., 1989, Forecasting Konsep dan Aplikasi, Edisi 2, BPPE-UGM, Yogyakarta.
Sunaryo, T. 2001. Ekonomi Manajerial : Aplikasi Teori Ekonomi Mikro, Erlangga, Jakarta.