NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR
ANALISA PERBAIKAN MESIN HAMADA 700Cda DAN UPAYA MEMINIMALKAN CACAT PADA PROSES CETAK BUKU MENGGUNAKAN METODE DMAIC
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh: AGUS YAZID NIM : D 600.060.039
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISA PERBAIKAN MESIN HAMADA 700Cda DAN UPAYA MEMINIMALKAN CACAT PADA PROSES CETAK BUKU MENGGUNAKAN METODE DMAIC
Naskah Publikasi Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi S-1 untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hari/Tanggal
:
Jam
:
Disusun Oleh: Nama
: Agus Yazid
NIM
: D 600.060.039
Jur/Fak
: Teknik Industri/Teknik
Mengesahkan:
Pembimbing I
(A. Kholid Al Ghofari, ST. MT.)
Pembimbing II
(Siti Nandiroh, ST, M.Eng)
HALAMAN PERSETUJUAN Tugas Akhir dengan judul ANALISA PERBAIKAN MESIN HAMADA 700Cda DAN UPAYA MEMINIMALKAN CACAT PADA PROSES CETAK BUKU MENGGUNAKAN METODE DMAIC (Studi Kasus di CV. Sumber Jaya Singopuran Rt/Rw:03/II, Gonilan Surakarta ) telah diuji dan dipertahankan dihadapan Dewan penguji Tugas Akhir sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hari/Tanggal : Jam
: Menyetujui:
Tim Penguji
Tanda Tangan
1. A. Kholid Al Ghofari, ST. MT.
2. Siti Nandiroh, ST, M.Eng
3. Mila Faila Sufa, ST. MT
4. Ratnanto Fitriadi, ST. MT
Mengetahui: Dekan Fakultas Teknik
Ketua Jurusan Tenik Industri
(Ir. Agus Riyanto, MT.)
(Hafidh Munawir, ST. M.Eng.)
ANALISA PERBAIKAN MESIN HAMADA 700Cda DAN UPAYA MEMINIMALKAN CACAT PADA PROSES CETAK BUKU MENGGUNAKAN METODE DMAIC
Agus Yazid1, Akhmad Kholid Al Ghofari2, Siti Nandiroh3 Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417 2,3 Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417 Email:
[email protected] 1
Abstrak CV. Sumber Jaya adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang produksi percetakan buku LKS. Sebagian besar dari konsumen menganggap kualitas merupakan salah satu faktor dasar akan produk atau jasa yang akan mereka gunakan. Kualitas merupakan faktor utama yang tidak boleh diabaikan, karena hal tersebut telah menjadi bagian yang penting dalam setiap proses produksi. Penggunaaan metode six sigma DMAIC sebagai cara untuk memperbaiki proses sekaligus mengurangi cacat produk sehingga diharapkan ada peningkatan dan perbaikan produk yang dihasilkan. Dimulai dari memetakan proses produksi, kemudian dianalisa untuk mengidentifikasi jenis cacat dan dihitung nilai sigmanya. Setelah itu dibuat diagram pareto untuk mencari jenis cacat terbesar dan dilakukan perbaikan kualitas yang kemudian akan dianalisa menggunakan FMEA untuk mencari permasalahan dan mengusulkan perbaikannya. Pada proses selanjutnya difokuskan pada maintenance guna meningkatkan mutu produk LKS. Penelitian bahwa rata-rata sigma dalam satu tahun terakhir dari bulan april’11 sampai maret’12 adalah 3.98864 dan jenis cacat dengan prosentase terbesar adalah terlipat. Cacat tersebut kemudian dianalisa dengan FMEA untuk dicari akar penyebabnya. Dengan diketahuinya penyebab kegagalan produk, komponen dan efek kegagalan selanjutnya dilakukan perhitungan Risk Priority Number (RPN) yang didapat dari penyebaran kuesioner kepada operator bagian produksi. Hasil dari penelitian diketahui nilai RPN tertinggi hingga terendah pada mesin cetak produksi buku LKS adalah blower bocor (432), roll tinta kotor (128), blanked aus (120), roll air kotor (64), plate (48), pepper kotor (36), stic air kotor (12), blower kotor (150), silinder kotor (45), vacuum kotor (30), motor berhenti (120), tek.angin tak setabil (75), newmel hank (24), vacuum kencang (16), bak air kotor (108),newmel mati (80), stic tinta aus (27), driver mati (105), stic tinta kotor (84). Kata Kunci: Cacat Produk; DMAIC, FMEA; Maintenance; Six Sigma.
Pendahuluan Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi serta semakin banyaknya produk yang ada di pasaran mengakibatkan tingkat persaingan yang semakin tinggi, ditambah dengan kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam pemakaian atau pemilihan suatu produk. Produksi di CV. Sumber Jaya Gonilan Surakarta masih belum mencapai zero defect (kecacatan nol), karena masih ditemui adanya cacat pada proses produksinya. Cacat buku yang ditemukan di bagian cetak antara lain cacat karena sobek, kasar, terlipat-lipat. Kecacatan tersebut dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan dan juga kepuasan konsumen. Karena bagian cetak merupakan unit proses produksi yang utama guna menghasilkan buku yang berkualitas sangat baik. Oleh karena itu, usaha yang harus dilakukan oleh CV. Sumber Jaya Gonilan Surakarta untuk memenuhi keinginan konsumen ialah dengan melakukan kontrol dan menerapkan toleransi yang sesuai pada setiap tahapan dari proses produksinya untuk menjamin kualitas produknya. Sehingga muncul upaya untuk mencoba menyelesaikan problem diatas adalah dengan menggunakan pendekatan metode Six Sigma. Dengan mengaplikasikan metode Six Sigma yang menggunakan pendekatan DMAIC diharapkan dapat mengevaluasi dan memperbaiki kualitas dari spesifikasi proses percetakan tersebut. Six Sigma bukan teori, melainkan praktik pengungkapan beberapa proses vital yang paling bermasalah (William dkk, 2004). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui nilai sigma sebelum dilakukan perbaikan (improvement). 2. Mengetahui penyebab terjadinya cacat pada proses produksi di mesin cetak. 3. Mengetahui faktor utama penyebab tingginya RPN. 4. Menghasilkan usulan perbaikan dan pengendalian kualitas untuk mengurangi jumlah cacat pada buku.
Landasan Teori Kualitas merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan untuk dapat eksis di tengah ketatnya persaingan dalam industri. kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Dalam mendefinisikan kualitas produk, ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) yang saling berbeda pendapat, tetapi maksudnya sama (Nasution, 2001: 15-16). Six Sigma menekankan penghilangan kesalahan, penghilangan “sampah”, dan meminimalisir pengerjaan kembali barang yang cacat. Dengan demikian, biaya yang semula digunakan untuk hal-hal tersebut, dapat dikurangi sehingga keuntungan yang diperoleh organisasi akan meningkat. Six Sigma merupakan simbol kesempurnaan penyelenggaraan manajemen mutu. Sigma merupakan simbol dari standar deviasi yang lazim kita temui dalam ilmu matematika dan statistika. Dengan demikian, konsep ini mengukur besar penyimpangan yang terjadi dari proses yang dilakukan. Makin tinggi nilai sigma yang diperoleh maka makin sempurnalah proses yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Patut diketahui bahwa rentang nilai sigma yang digunakan adalah 1 hingga 6 (www.vibizmanagement.com). Define merupakan langkah operasional pertama dalam program peningkatan kualitas six sigma. Yaitu mendefinisikan tindakan-tindakan (action plan) yang harus dilakukan untuk melaksanakan peningkatan dari setiap tahap proses bisnis kunci itu. Measure merupakan langkah operasional kedua dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Analyze merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Improve dalam langkah ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perbaikan untuk menurunkan DPMO dan meningkatkan Six Sigma. Control merupakan tahap operasional terakhir dalam proyek peningkatan kualitas six sigma. pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan.
Metodologi Penulisan Penelitian dilakukan di CV. Sumber Jaya Gonilan Surakarta yang bergerak di bidang percetakan buku yang terletak di Singopuran Rt 03 Rw 02, Gonilan Surakarta. 1. Obyek Penelitian Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka berpikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metode penelitian ini adalah agar proses dalam penelitian ini terstruktur baik dan dapat mencapai sasarannya. Penelitian dilakukan di CV. Sumber Jaya Gonilan Surakarta yang bergerak di bidang percetakan buku yang terletak di Singopuran Rt 03 Rw 02, Gonilan Surakarta. Dari obyek penelitian tersebut, akan dikumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan permasalahan yang di kaji secara langsung. Dengan demikian diperoleh data yang akurat.
2.
3.
Teknik Pengumpulan data Langkah-langkah pendukung pemecahan masalah yang akan dilakukan adalah dengan teknik pengumpulan data diantaranya: Observasi Lapangan, Studi Pustaka , Wawancara, Kuisioner dan Dokumentasi. Metode Pengolahan Data Setelah metode pengumpulan data dilakukan , selanjutnya dilakukan pengolahan data, tahap ini merupakan tahap dimana seluruh data yang diperlukan dikumpulkan, dan diolah sesuai dengan metodologi yang telah ditetapkan. Tahap ini merupakan penerapan siklus DMAIC meliputi tahap pendefinisian (Define), pengukuran (Measure), analisis (Analyse), perbaikan (Improve), serta pengendalian (Control). 1) Tahap Pendefinisian (Define) Pada tahap pendefinisian (Define) dilakukan tahap-tahap sebagai berikut: a. Pemetaan Produksi di Bagian Proses Percetakan Pemetaan proses bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi proses produksi kertas secara umum khususnya di bagian mesin cetak buku (Hamada 700 CDA). Untuk mengidentifikasi tahapan ini dilakukan wawancara kepada karyawan langsung di bagian proses cetak. b. Identifikasi Karakteristik Mesin cetak buku (Hamada 700 CDA) Dalam hal ini adalah identifikasi data karakteristik kualitas produkl akhir proses percetakan yang diinginkan. c. Pendefinisian CTQ Proyek Ini dimaksud agar penelitian dapat lebih fokus dalam perbaikan proses pada CTQ proyek, untuk mengetahui CTQ kenapa mesin bisa menyebabkan cacat produk. 2) Tahap Pengukuran (Measure) Pada tahap pengukuran (Measure) dilakukan pengukuran level sigma yang dilakukan dengan mengkonversikan hasil jumlah kecacatan dalam DPMO (Defect per Million Opportunities) kedalam level sigma. Yang akan dilakukan dalam tahap ini adalah: a. Melakukan pengumpulan data dan pengolahannya Melakukan pengumpulan data yang akan diolah pada tahap selanjutnya. Data yang akan digunakan, antara lain data laporan produksi cetak buku dan data laporan jenis cacat (afkir) di bagian cetak pada mesin hamada 700cda periode bulan April 2011- Maret 2012. b. Mengukur DPMO dan level sigma Pengukuran level sigma dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas hasil produk perusahaan. Karena dengan mengetahui tingkat level sigma dapat dijadikan sebagai salah satu parameter keberhasilan pencapaian target kualitas. Dimana semakin tinggi level sigma akan membuat tingkat kecacatan yang diproduksi per satu juta kesempatan (DPMO) semakin rendah. Langkah-langkah perhitungannya adalah: a. DPO (Defect per Opportunities)
DPO b.
JumlahCaca t Unityangdi periksa Peluangcac at (CTQ )
DPMO (Defect per Million Opportunities) Formula DPMO = DPO 1000000 c. Mengukur level sigma dengan mengkonversikan nilai DPMO ke tabel sigma. 3) Tahap Analisis (Analyze) Tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui serta menganalisa dimana ditemukan produk yang gagal. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi Presentase gagal produk Langkah ini akan dilakukan identifikasi penyebab cacat pada proses percetakan buku di mesin Hamada 700cda dari bulan April 2011 – Maret 2012 dengan menggunakan alat bantu diagram pareto. Sehingga memungkinkan diketahui presentase jenis penyebab cacat dari yang terbesar hingga yang terkecil. b. Mengidentifikasi sumber-sumber penyebab gagal produk Dari diagram pareto yang telah dibuat, akan diambil jenis cacat dengan presentase terbesar untuk dilakukan analisa dan penelusuran akar penyebab masalah yang menyebabkan penyimpangan pada proses produksi cetak buku di mesin hamada 700cda dimana six sigma adalah mengurangi jumlah variasi atau kegagalan produk yang di proses pada mesin. c. Perancangan dan Penyebaran Kuisioner Perancangan dan penyebaran kuisioner digunakan untuk mencari nilai-nilai severity (kuantifikasi atau skala yang menunjukkan seberapa serius akibat yang ditimbulkan jika potential failure mode terjadi), dibuat dalam 10 skala penilaian (1 sampai 10) yang menunjukkan akibat kegagalan yang tidak
4.
5.
berpengaruh (1) sampai dengan akibat yang penuh resiko/sangat berbahaya (10). occurence (skala yang menunjukkan frekuensi terjadinya penyebab kegagalan (potential causes(s) of failure). Ditunjukkan dalam 10 skala penilaian (1 sampai 10) dari yang sangat jarang terjadi (1) sampai kegagalan yang paling sering terjadi/pasti terjadi (10) ), dan detection (menunjukkan tingkat kemungkinan lolosnya penyebab kegagalan dari kontrol yang sudah kita pasang. Skala penilaian detection juga dari 1-10, dimana skala 1 menunjukkan kemungkinan untuk lewat dari kontrol pasti terdeteksi sampai dengan level 10 yang menunjukkan kemungkinan untuk lolos dari kontrol sangat besar atau tidak terdeteksi ), yang mempengaruhi pada tahap Failure Modes and Effect Analyze (FMEA). Dalam penelitian ini membahas khusus pada bagian mesin hamada 700cda. Karena FMEA (Failure Modes and Effect Analyze) lebih optimal pada penerapan permasalahan hardware atau mesin, (hamada 700cda). d. Analisis FMEA (Failure Modes and Effect Analyze) Pada tahap ini akan dilakukan analisis dan perhitungan secara detail setiap sumber variasi penyebab masalah dan menentukan prioritas penanganan perbaikan permasalahan yang disebabkan oleh faktor penyebab yang telah diidentifikasi sebelumnya dengan menggunakan tool Failure Modes Effect Analyze (FMEA). Langkah-langkah dalam penggunaan tools Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) untuk mendapatkan nilai RPN (Risk Priority Number) tertinggi yaitu sebagai berikut: 1) Identifikasi komponen dari sistem/alat yang kita analisis atau langkah-langkah prosesnya (Item or Process Step) 2) Identifikasi kegagalan potensial atau modus kegagalan yang sering terjadi (Potential Failure Mode) 3) Identifikasi Akibat Kegagalan (Potential Effect(s) of Failure) 4) Analisis Tingkat Keseriusan (Severity) 5) Identifikasi Sebab-Sebab Kegagalan (Potential Cause(s) of Failure) 6) Analisis Frekuensi Kegagalan (Occurrence) 7) Identifikasi penerapan metode untuk mengantisipasi kegagalan (Current Control/Fault Detection) 8) Analisis Tingkat Pedeteksian (Detection) 9) Penghitungan Risk Priority Number (RPN) RPN: risk priority number, adalah hasil perkalian bobot dari severity, occurrence dan detection. 4) Tahap Perbaikan (Improve) Merupakan aktivitas yang saling berhubungan untuk menghasilkan, menyeleksi dan mengimplementasikan solusi. Juga merupakan rencana tindakan perbaikan dan peningkatan kualitas untuk menghilangkan akar-akar penyebab dan mencegah penyebab-penyebab itu berulang kembali sehingga menjadi sebuah prosedur operasi baru. Rencana perbaikan tersebut diperoleh dari nilai-nilai RPN (Risk Priority Number) yang didapatkan dari hasil analisa FMEA. Rencana-rencana perbaikan tersebut diharapkan dapat menurunkan jumlah kegagalan produk yang disebabkan oleh mesin cetak hamada 700cda. Tetapi tahap ini masih berupa usulan perbaikan, dikarenakan kebijakan perusahaan belum pasti dapat melaksanakan usulan perbaikan pada mesin cetak hamada 700cda. 5) Tahap Pengendalian (Control) Tahap ini merupakan tahap operasional terakhir dalam proyek peningkatan kualitas Six Sigma DMAIC. Yaitu menyusun rencana-rencana pengendalian agar perbaikan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik serta bisa memberikan usulan pengendalian dalam bentuk dokumentasi dan identifikasi kepada perusahaan agar dikemudian hari tidak terjadi atau bisa mengurangi kegagalan produk yang disebabkan oleh mesin hamada 700cda. Kesimpulan dan Saran Tahap kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat dari hasil pengolahan data serta analisanya. Tahap kesimpulan ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan penyebab permasalahan yang terjadi khususnya pada mesin cetak buku, serta dilengkapi dengan memberikan masukan berupa saran-saran untuk membantu proses dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di perusahaan tersebut dan perbaikan pada mesin cetak buku hamada 700cda. Kerangka Pemecahan Masalah
Hasil dan Pembahasan Pada pembahasan selanjutnya dilakukan pengolahan data tetapi difokuskan pada maintenance proses, dengan melihat hasil produksi masa lalu kemudian dilakukan perbaikan pada mesin Hamada 700Cda. Apa saja penyebab timbulnya kegagalan produk pada proses produksi percetakan kertas.
Dimulai dengan Tahap define atau pendefinisian adalah langkah pertama dari tahapan six sigma DMAIC. Langkah awal yang harus diperhatikan adalah penentuan pendefinisian CTQ (Critical to Quality), untuk mengetahui karakteristik kualitas percetakan buku. Langkah-langkah yang harus diambil adalah pemetaan proses produksi percetakan buku, pemilihan proyek six sigma, serta pendefinisian CTQ proyek. Kemudian tahap measure Pada tahap ini merupakan langkah kedua setelah melakukan penetapan CTQ dalam proyek sig sixma. Berdasarkan CTQ yang diperoleh maka data yang nantinya menjadi acuan atau yang akan jadi bahan pertimbangan adalah hasil dari proses cetak tersebut yang menyebabkan terjadinya kegagalan produk mana yang lebih dominan. Tetapi tidak melihat data hasil produksi sebelumnya atau masa lalu. Berikut adalah data tabelnya dari bulan April 2011 sampai Maret 2012. Yang perincian selanjutnya bisa dilihat pada lampiran. Tabel 4.1. Perincian produksi dan Jenis Cacat dalam Satu tahun
Sobek
JENIS CACAT (kg) Kotor Miring Terlipat
580.660
2.977
3.827
4.274
7.024
3.942
22.044
May-11
552.651
4.156
3.951
3.749
10.644
3.939
26.439
Jun-11
538.389
3.652
3.687
3.524
8.280
3.325
22.468
Jul-11
941.665
3.905
4.474
5.127
8.298
4.332
26.136
Aug-11
925.904
4.558
5.295
4.512
7.954
4.178
26.497
Sep-11
965.099
4.239
4.141
4.651
7.842
3.998
24.871
Oct-11
107.8206
4.399
5.418
4.761
7.932
3.521
26.031
Nov-11
995.113
4.434
4.976
5.191
7.222
5.147
26.970
Dec-11
914.104
5.331
5.496
5.146
7.909
4.803
28.685
Jan-12
762.552
4.016
3.827
4.518
8.069
3.939
24.369
Feb-12
831.239
4.124
4.265
5.210
8.211
3.927
25.737
Mar-12
642.375 9727.957
3.709 49.500
6.049 55.406
5.169 55.832
10.112 99.497
4.029 49.080
29.068
TOTAL
BULAN/TAHUN
PRODUKSI(Kg)
Apr-11
Buram
TOTAL
309.315
Dari hasil analisa data produksi dan jenis cacat bisa dihitung dan didapatkan pada langkah-langkah berikut. a. Mengukur DPMO dan Level sigma Berdasarkan data jumlah kecacatan, total produksi dan banyaknya CTQ akan dilakukan pengukuran kinerja tempat percetakan saat sekarang, yaitu dengan menghitung DPMO dan nilai sigma setiap periode. Dari hasil survey dan wawancara bersama operator mesin Hamada 700Cda penyebab terjadinya cacat yang paling umum sering diantaranya: Blanked aus, terjadi keausan pada komponen tertentu, bak air yang kotor, stang roll bocor dll. Tabel 4.2. Rekapitulasi hasil perhitungan DPMO dan Nilai Sigma Bulan
Produksi(Kg)
Cacat (kg)
CTQ
DPMO
Sigma
April
580660
22.044
5
7592
3.930
552651
26.439
5
9568
3.845
538389
22.468
5
8346
3.894
941665
26.136
5
5551
4.042
925904
26.497
5
5723
4.031
965099
24.871
5
5154
4.068
1078206
26.031
5
4828
4.089
995113
26.970
5
5420
4.050
Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember
Desember Januari Februari Maret Total
914104
28.685
762552
24.369
831239
25.737
642375 9727957
29.068 309.315
5
6276
3.996
5
6391
3.990
5
6192
4.001
5 5
9050 6360
3.866 47.802
Pada tahap analyze ini merupakan langkah yang memperhatikan sesuai fakta dari proses percetakan itu. Dan menganalisa penyebab kegagalan produk yang disebabkan oleh mesin. Sesuai dari hasil analisa pada tahap measure, dilihat prosentase paling banyak adalah pada kecacatan terlipat-lipat pada hasil percetakan. Kegagalan produk pada percetakan di CV. Sumber Jaya akan diidentifikasi akar masalahnya terlebih dahulu. Pada langkah ini melihat dari hasil proses cetak mana yang lebih dominan persentase yang lebih banyak menimbulkan kegagalan produk. Karena mesin masih menggunakan semi auto, maka kemungkinan pada langkah proses cetak terjadi kesalahan yang terlalu sering. Berdasarkan hasil data yang penulis dapat penyebab-penyebab potensial sering terjadi kegagalan produk karena mesin, manusia itu sendiri, lingkungan dan metode perawatan. Namun peneliti fokuskan pada perawatan mesin yang banyak menimbulkan terjadinya kecacatan produk . Kegagalan produk yang disebabkan oleh mesin antara lain Silinder Blanked terhenti, plate cetak bergesar, roll tinta trouble, sensor control monitor terhenti, driver control ngadat, blower tersumbat, vacuum control bocor, roll air kering,streng kecil putus. Metode analisis menggunakan fishbone diagram dan FMEA untuk mengidentifikasi efek yang ditimbulkan oleh jenis cacat (CTQ) pada mesin, Dari hasil pengamatan pada mesin ditemukan berbagai penyebab terjadinya cacat karena mesin yang ada pada proses percetakan. Pada baseline kinerjanya ditemukan cacat sebanyak 309315 kg dalam pemakaian kertas 9727957 lembar. Langkah-langkah pembuatan FMEA adalah sebagai berikut: 1. Potential failure mode (identifikasi kegagalan modus potensial) Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah-masalah modus yang sering terjadi pada proses percetakan, diantaranya terlipat, sobek, miring, buram dan kotor. 2. Potential effect(s) of failure (identifikasi akibat kegagalan) Tahap ini membahas akibat atau dampak yang akan terjadi bila pada tahap awal sudah terjadi modus kegagalan, yang timbul pada masing-masing masalah yang di identifikasi pada Potential failure mode. 3. Potential cause(s) of failure (identifikasi penyebab kegagalan) Pada tahap ini membahas penyebab atau apa saja yang menyebabkan terjadinya karena kegagalan dalam proses. Yang akan berdampak pada efek dan potensial modus. Tabel 4.5. FMEA worksheet kegagalan produk pada mesin Hamada 700Cda Potential Failure Mode
Potential Effect of Failure a. Plate pencekam tidak jalan b. Sirkulasi air macet c. Driver kacau waktu pembacaan perintah d. Putarannya tidak setabil
Potential Causes of Failure
a. b. c.
Blanked aus Pepper kotor Blower bocor
Terlipat a. Mesin tidak bisa dijalankan b. Percetakan tidak lancar dan berhenti a. Tulisan tidak terlihat bagus b. Gerakannya lambat a. Motor tidak mau berputar b. Sensor perintah kacau c. Pencetakan doble
Sobek
a. Putarannya tidak setabil b. Berhenti sementara a. Mesin berhenti total b. Streng bisa putus Percetakan pengaruh kemana-mana
Roll air kotor
Plate kurang kencang a. b.
Roll tinta kotor Stic air kotor
a.
Newmel ngeblow (hank) Vacum kencang
b.
Motor Berhenti Tekanan angin tidak setabil
Miring
a. Tidak bisa meneruskan kertas b. Penyemprotan tidak sempurna a. Tulisan miring b. Roll berputar bolak-balik
Buram
Kotor
a. Tulisan kurang rata b. Tidak bisa jalan normal
Newmel mati a. b.
Bak air kotor Stic tinta aus
Stic tinta kotor
Driver kacau waktu pembacaan perintah
Driver mati
Percetakan tidak dapat diteruskan
Blower kotor
Tidak bisa menarik kertas selanjutnya
Vacum kotor
a. Tulisan tidak bagus b. Tidak bisa memutarkan streng roll
Silinder plate kotor
Tahap improve. Setelah sumber-sumber dan akar penyebab kegagalan produk ter identifikasi, maka langkah selanjutnya adalah perbaikan agar kelak mutu dan kualitas terjamin, bisa mengurangi kegagalan produk. Karena dengan adanya usulan perbaikan setidaknya perusahaan dikemudian hari memperhatikan sebelum melakukan proses produksi bahkan menerapkan dalam perusahaan tersebut. Pada tahap perbaikan ini juga menggunakan FMEA dalam usulan rencana perbaikan (recommended action). Rencana usulan perbaikan tersebut didapat dari hasil wawancara pada karyawan dan seputar pertanyaan menyangkut mesin Hamada 700Cda. Nilai RPN hanya terdapat pada satu kegagalan produk. Nilai dari RPN didapat dari hasil perkalian antara skala severity,occurrence dan detection. Kemudian RPN disusun dari yang terbesar ke yang terkecil sehingga dapat diketahui modus penyebab kegagalan produk yang menjadi prioritas untuk dilakukan tindakan perbaikan. Usulan rencana perbaikan (recommended action) yang dibuat berdasarkan pada penyebab-penyebab kegagalan dan data modus kegagalan yang telah dibuat sebelumnya melalui FMEA. Pelaksanaan tahap ini hanya sebatas usulan perbaikan, dikarenakan kondisi perusahaan yang belum menggunakan mesin otomatis. Tahap Control merupakan langkah operasional yang terakhir dalam program peningkatan kualitas six sigma. Tahap ini menjelaskan bagaimana proses systemcontrol atau pengendalian terutama pada mesin. dan keadaan lingkungan, pekerja atau operator maupun bahan material yang digunakan sehingga setiap proses dapat dikendalikan. Kegagalan produk karena factor-faktor yang mempengaruhinyapun dapat di atasi dan target dari peingkatan kualitas six sigma dapat tercapai.
Kesimpulan dan saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Melihat dari data tabel 4.2 bahwa prosentase dan sigma terkecil adalah pada bulan mei, walaupun produksi sebagian level sigma sudah mencapai nilai 4, namun masih bervariasi dalam satu tahun. Itu menunjukkan bahwa proses produksi di perusahaan belum dikelola secara baik. Dari tabel 4.1 dan gambar 4.5 diketahui bahwa kegagalan produk terlipat memiliki prosentase cacat terbesar. Yang kemudian akan dianalisa dengan menggunakan FMEA untuk mengetahui sumber sumber yang menyebabkan cacat. Yang kemudian akan dilakukan maintenance pada mesin tersebut. (terlampir) Tabel 4.5 berisi tentang analisa FMEA potensi kegagalan produk, efek dan penyebab-penyebab kegagalan, penilaian skala dan kemudian dihitung nilai RPNnya. Nilai RPN digunakan untuk mengetahui prioritas perbaikan yang akan dilakukan. Untuk nilai RPN tertinggi sampai terendah bisa dilihat pada tabel 4.13 beserta rekomendasinya. (terlampir) Tabel 4.13 adalah rekomendasi perbaikan yang disarankan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh mesin dan menurunkan jumlah kegagalan dalam proses produksi. Usulan perbaikan untuk mengatasi masalah ini adalah mengusahakan adanya dana tambahan untuk membeli spartpart baru, serta giat mengecek kondisi mesin sebelum dioperasikan.(terlampir) Jadi pada CV. Sumber Jaya diharapkan menjaga keadaan mesin agar dapat melaksanakan proses produksi cetak yang operator setiap kali memperhatikan kerusakan mesin. Salah satunya apa saja penyebabpenyebab yang memungkinkan terjadi kegagalan produk. Recomennded action yang disarankan peneliti adalah salah satunya sebagai upaya memperbaiki proses percetakan. Tetapi pada naskah ini tidak dapat disajikan karenaa halaman yang terbatas. Maintenance proses adalah salah satu tindakan yang harus dilaksanakan operator sebelum melakukan proses produksi agar hasil yang didapatkan mencapai minimum level sigma yang bisa menaikkan kualitas.
Daftar Pustaka Ariani, Dorothea Wahyu, 1999. Manajemen Kualitas. Universitas Atmajaya Yogyakarta, Yogyakarta. Brue, Greg. 2002. Six Sigma for Managers. Canary, Jakarta. De Feo, Joseph A. dkk, 2005. Juran Institute’s Six Sigma. The McGraw-hill, Newdelhi. Gaspersz, Vincent, 1997. Penerapan Konsep Kualitas dalam Manajemen Bisnis Total. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Handayani, Diah Kusuma. 2007. Skipsi: “Upaya Perbaikan Kualitas Proses Packing Semen Untuk Menurunkan Jumlah Cacat Kantong Pecah Dengan Metode Six Sigma DMAIC”. (Studi Kasus PT. Semen Gresik, Tbk). Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Miranda, Widjaja Tunggal, Amin. 2002. Six Sigma: Gambaran Umum, Penerapan Proses dan Metode-metode yang Digunakan untuk Perbaikan, Harvarindo, Jakarta. Nadif, Zulfanah. 2006. Skripsi: “Penerapan Six Sigma Untuk Menurunkan Jumlah Cacat Pakan Melintir (Snarling) Pada Konstruksi CMP 1005” (Studi Kasus PT. Kusumahadi Santosa). Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pyzdek, Thomas. 2002. The Six Sigma Handbook. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Senapati, Nihar Ranjan. 2004. Quality and Reliability Corner. Six Sigma: Myths and Realities, www.emerald_library.com/researchregister Truscott, William, Nasution. 2003. Cuntinues Improvement for Businesses. Taylor, Francis.