NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS TOOTH BUCKET EXCAVATOR SEBELUM DAN SESUDAH PROSES HEAT TREATMENT
Naskah Publikasi Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
MUH. ANDHY ISKANDAR NIM : D 200 060 027
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Naskah Publikasi berjudul ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS TOOTH BUCKET EXCAVATOR SEBELUM DAN SESUDAH PROSES HEAT TREATMENT, telah
disetujui
oleh
pembimbing
dan
diterima
untuk
memenuhi
persyaratan
memperoleh, derajat sarjana (S1) pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dipersiapkan oleh :
2
ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS TOOTH BUCKET EXCAVATOR SEBELUM DAN SESUDAH HEAT TREATMENT Muh Andhy Iskandar, Wijianto, Pramuko IP Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura ABTRAKSI Tujuan dari penelitian pada tooth bucket excavator adalah untuk mengetahui komposisi kimia, struktur mikro, kekerasan dan proses perlakuan panas (heat treatment) antara lain quenching, aging dan annealing. Metode penelitian yang digunakan dalam pengujian terdiri dari 5 spesimen dari tooth bucket excavator, yaitu 1 spesimen raw material (bahan mentah) untuk uji komposisi kimia, 1 spesiemen lagi dari raw material yang digunakan untuk uji struktur mikro dan kekerasan, serta 3 spesimen untuk proses heat treatment yang juga digunakan untuk uji struktur mikro dan uji kekerasan. Dari data hasil pengujian dan pembahasan, pada pengujian tooth bucket excavator, untuk pengujian komposisi kimia dapat diketahui unsur yang mendominasi adalah mangan (Mn), 1,0875%, dan dapat pula tooth bucket excavator dapat digolongkan baja ASTM A 487 karena pembuatannya dicetak, dipanaskan, dikeraskan dan dicor,untuk pengujian struktur mikro ditemukan fasa austenit, fasa martensit,fasa ferit, fasa perlit, untuk pengujian kekerasan Vickers didapatkan nilai rata-rata pada specimen raw yaitu 483,148 HVN, setelah mengalami perlakuan panas quenching memiliki kekerasan 481,14 HVN, aging memiliki kekerasan 282,402 HVN, annealing kekerasan menurun sampai 172,78 HVN. Kata kunci: Tooth Bucket Excavator, Komposisi Kimia, Heat Treatment, Struktur Mikro dan Kekerasan.
3
Pendahuluan Sekarang ini banyak sekali kemajuan yang telah dicapai di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seiring dengan perkembangan jaman yang didukung oleh sumber daya manusia yang semakin tinggi tingkat kecerdasannya. Disadari sepenuhnya bahwa berkembangnya ilmu pengetahuan dituntut karena semakin maraknya persaingan dan kebutuhan masyarakat yang semakin komplek. Dari sini pakar ilmu pengetahuan mencoba untuk membuat dan mencari sebuah metode baru untuk pemenuhan hal tersebut, sementara kalangan praktisi pendidikan juga melakukaan hal yang sama agar bisa menambah wacana dan suasana baru dalam bidang pendidikan yang semakin dibutuhkan oleh pasar. Apalagi saat menyongsong pasar global yang mana semakin dituntut adanya persaingan tanpa harus melihat itu siapa, bagaimana, dan dimana, sementara hal yang terpenting adalah menghadapi dan memenangkan persaingan dalam pasar global itu sendiri. Dalam hal teknologi misalnya kemajuan dapat dilihat dari banyaknya kegiatan yang dahulu dikerjakan oleh tenaga manusia ataupun hewan, sekarang mulai berpindah kearah pemanfaatan tenaga yang dihasilkan oleh mesin–mesin yang tentu saja ini dapat menambah efisiensi kerja dan mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Perkembangan jaman yang semakin pesat seiring dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia
mendorong manusia untuk menciptakan alat bantu yang semakin canggih yang dapat meringankan proses kerja, mengurangi waktu kerja dalam pembangunan sebuah proyek-proyek besar seperti: pembangunan jalan tol, gedung-gedung pencakar langit, jembatan layang, bandara udara dan lain sebagainya. Oleh karena itu diperlukan sebuah alat yang memiliki kemampuan untuk dapat melakukan pekerjaan berat seperti: penggalian tanah, pengankutan tanah, dan lain-lain dengan waktu yang semakin efisien. Salah satu jenis alat berat yang sering digunakan unuk penggalian adalah Excavator. Excavator adalah suatu peralatan konstruksi alat berat yang memiliki fungsi untuk melakukan pekerjaan berat seperti penggalian tanah, pengumpulan tanah, memindahkan dan mengangkut tanah serta mengangkut barang. Excavator dalam peralatan konstruksi alat berat ada berbagai macam jenisnya, antara lain ; Bulldozer, Backhoe, Tractor, Shovell dll. Dalam dunia alat-alat berat pasti ada bagian yang rusak, aus, dikarenakan pada saat penggalian tanah, pengumpulan tanah, pengangkutan tanah pada saat alat berat sedang bekerja. Disini penulis meneliti tentang tooth bucket excavator atau yang diartikan Cakar atau Kuku. Meneliti sifat logam yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Seperti sifat-sifat fisis, sifat mekanis dan sifat kimia. Maka diperlukan suatu penanganan khusus agar setiap
1
Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan di teliti ini benarkah spesimen yang digunakan untuk penelitian merupakan paduan yang dapat dikenai perlakuan panas (heat tretment), dan adakah perbedaan kekerasan yang mencolok sifat fisis dan mekanis yang dihasilkan karena proses heat treatment. Oleh karena itu untuk mengetahui hasil tersebut maka dilakukan penelitian dengan cara proses heat treatment atau perlakuan panas pada bahan atau spesimen tersebut.
elemen-elemen logam tersebut dapat digunakan sesuai yang di inginkan. Pentingnya sifat fisis dan mekanis pada tooth bucket excavator tersebut adalah untuk mengetahui sifat fisis bahan tersebut setelah terkena perlakuan panas pada suhu tertentu misalnya, bahan akan mengalami perubahan struktur mikro dan mengetahui fasa yang terkandung. Sedangkan sifat mekanik untuk mengetahui kemampuan bahan tersebut apakah mampu menahan beban yang dikenakan pada bahan tersebut. Sebagai contoh pada penelitian sebelumnya yang meneliti perlakuan panas pada roda gigi misalnya, Ahmad Aniq Soffiudin (2004) meneliti tentang pengaruh suhu carburizing menggunakan media arang batok kelapa terhadap kekerasan dan ketahanan aus roda gigi baja aisi 4140, menyimpulkan bawa dalam pengujian kekerasan dan keausan maupun perhitungan laju keausan hasil paling baik adalah suhu pemanasan carburizing 9500C dan pada sepesimen yang telah mengalami quenching dengan suhu carburizing 9500C. Penelitian ini memakai perlakuan panas (heat treatment) untuk memperbaiki sifat-sifat logam tersebut supaya mempunyai hasil yang lebih baik. Perlakuan panas (heat treatment) bisa berupa quenching, aging, annealing, carburizing misalnya. Perlakuan panas pada logam dapat merubah sifat dan mekanis suatu logam.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Sebelum proses heat treatment : 1.Mengetahui komposisi kimia tooth bucket excavator (unsur-unsur penyusun yang terkandung didalamnya). 2. Mengetahui kekerasan tooth bucket excavator sebelum proses heat treatment 3. Mengetahui fasa yang terkandung didalamnya Setelah proses heat treatment: 1. Mengetahui peningkatan atau penurunan kekerasan tooth bucket excavator setelah proses heat treatment. 2. Menetahui perubahan fasa yang yang tarjadi pada tooth bucket excavator setelah proses heat treatment.
2
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan bisa memberikan manfaat berupa konstribusi bagi:
a. Pengujian komposisi kimia (standar ASTM E 415) b. pengujian struktur mikro (standar ASTM E3) c. Pengujian kekerasan (standar ASTM E 92) Tinjauan Pustaka Agung Cahyono (2004) denganjudul” peningkatan kualitas kekerasan poros propeller dengan perlakuan panas quenching” dihasilkan bahwa pada pengujian kekerasan setelah quenching material mempunyai harga kekerasan yang lebih besar dari pada sebelum di quenching. Gatot Budianto (2003) dengan judul “pengaruh proses quenching dan annealing terhadap setruktur mikro dan kekerasan Sporket Toyota kijang” menyimpulkan bahwa setelah mengalami proses quenching, nilai kekerasan tidak menunjukan kenaikan sedangkan setelah annealing nilai kekerasan mengalami penurunandan proses heat treatmet tidak mempengaruhi struktur mikro baja. Ahmad Aniq Soffiyudin (2004) dengan judul “pengaruh suhu carburizing menggunakan media arang batok kelapa terhadap kekerasan dan ketahanan aus roda gigi baja aisi 4140” menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini adalah pengujian kekerasan dan keausan maupun perhitungan laju keausan hasil paling baik adalah suhu pemanasan carbirizing 9500C dan spesimen yang telah mengalami quenching dengan suhu carburizing 9500C.
1. Bidang Akademik Penelitian ini bisa mengetahui secara jelas dan akurat sifat-sifat fisis, mekanis serta unsur-unsur kimia yang terkandung dalam tooth bucket excavator sebelum dan sesudah proses heat treatment, dan dapat juga dipakai sebagai pengayaan data mata kuliah yang berhubungan dengan material. 2. Bidang Dunia Kerja Tooth Bucket Excvator digunakan dalam proses pengerjaan proyek-proyek pembuatan jalan seperti jalan tol, proses penggalian tanah, pengumpulan tanah, dan masih banyak lagi. Batasan Masalah Supaya pembahasan lebih fokus, maka penulis membatasi permasalahan pada beberapa hal: 1. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tooth Bucket Excavator. 2. Perlakuan panas (heat treatment) yang dilakukan pada spesimen ini berupa quenching, aging, dan annealing. 3. Pengujian yang dilakukan meliputi:
3
LandasanTeori
2.Baja Karbon Baja karbon adalah paduan antara Fe dan C dengan kadar C sampai 2,14%. Sifat-sifat mekanik baja karbon tergantung dari C yang dikandungnya, setiap baja termasuk baja karbon sebenarnya adalah paduan multi komponen yang disamping Fe selalu mengandung unsur-unsur lain seperti Mn, Si, S, P, N, H, yang dapat mempengaruhi sifatsifatnya. Baja karbon dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian menurut kadar karbon yang dikandungnya, yaitu baja karbon rendah dengan kadar karbon kurang dari 0,5%, baja karbon sedang mengandung 0,25-0,6% karbon, dan baja karbon tinggi mengandung 0,71,5% karbon, dan ini pembagian baja karbon. a. Baja karbon rendah Baja karbon rendah mengandung kurang dari 0,5% karbon. Kebanyakan dari produk baja ini terbentuk proses anneal, kandungan karbonya yang rendah dan mikro setruktur yang terdiri dari fasa ferrit dan perlit menjadikan baja karbon rendah bersifat lunak dan kekuatannya lemah namun keuletan dan ketangguhannya sangat baik. Baja karbon rendah kurang responsive terhadap perlakuan panas
Klasifikasi Baja Pada garis besarnya logam digolongkan menjadi dua: yaitu logam besi (fero) dan logam non fero. Logam besi terdiri dari baja, baja tuang, besi tuang, dan paduan besi. Untuk logam non fero dikelompokan menjadi dua: yaitu logam berat dan logam ringan. Logam berat dan logam ringan masingmasing terbagi menjadi logam murni dan paduan. Logam berat murni terdiri dari tembaga, timah putih, timah hitam, seng, nikel, dan lain-lain. Sedangkan logam berat paduan adalah kuningan, perunggu, contoh logam ringan paduan adalah anti corodal, aluman, dan avional logam-logam yang sering dijumpai dalam pekerjaan teknik adalah besi, tembaga, aluminium. Baja adalah logam ferro yang mempunyai paduan terdiri dari besi, karbon dan unsur lainnya seperti Si, S, P, Mn, Ni, Cr, Mo, Cu dan lainnya. Baja dikelompokan menjadi 2 yaitu: 1. Baja Paduan Maksud dari paduan adalah untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan. Baja paduan dapat dipisahkan menjadi 3 golongan yaitu: baja konstruksi (biasanya dipergunakan untuk bagian mesin dengan beban berat), baja untuk alat-alat berat (dengan kekerasan yang tinggi), dan baja sepesial (misalnya baja anti karat dan baja anti panas).
4
1. Diagram Fasa Fe – C
untuk mendapatkan mikrostruktur martensit maka dari itu untuk meningkatkan kekuatan dari baja karbon rendah dapat dilakukan dengan proses karburisasi. b. Baja karbon sedang Baja ini mengandung karbon antara 0,25% 0,60%. Didalam perdagangan biasanya dipakai sebagai alat-alat perkakas, baut, poros engkol, roda gigi, pegas dan lain-lain. c. Baja karbon tinggi Baja karbon tinggi ialah baja yang mengandung karbon antara 0,7% - 1,5% .
Gambar 1. Diagram kesetimbangan Besi Karbon (Fe-C) 2. Diagram fasa Fe-Mn
Gambar 2.diagram fasa (Fe-Mn)
5
3. Diagram Continuous Cooling Transformation (CCT)
Metode Penelitian Mulai Observasi Laboratorium Pengujian
Pembuatan Spesimen Uji komposisi kimia
Tanpa heat treatment/ raw material
Gambar 3.Continuous Cooling Transformation (CCT) 4. Diagram Time Temperatur Transformation (TTT)
Proses heat treatment
quenching Uji struktur mikro
Aging
Uji struktur mikro
Uji kekerasan
Uji kekerasan
Data hasil penelitian Analisa pembahasan Kesimpulan
Gambar 4. Diagram TimeTemperatur Transformation (TTT)
Selesai Gambar 5. Diagram Alir Penelitian
6
Annealing
Bahan Penelitian Pengujian yang dilakukan pada tooth bucket excavator ini meliputi uji struktur mikro dan uji kekerasan, yang terlebih dahulu dilakukan uji komposisi kimia untuk menentukan heat treatment yang sesuai. Pengujian struktur mikro dilakukan untuk mengetahui fasa atau struktur dari benda uji dan pengujian kekerasan dilakukan untuk mengetahui harga kekerasan serta pengujian komposisi kimia dilakukan untuk mengetahui unsur yang terkandung dalam material. Dari pengujianpengujian tersebut kita dapat mengetahui kualitas material dari tooth bucket excavator sebelum dan sesudah proses heat treatment.
Gambar 8. Spesimen raw material dengan pengujian struktur mikro dan kekerasan pada tooth bucket excavator
Gambar 6. Tooth bucket excavator
Gambar 9. Spesimen setelah proses heat treatment (quenching) dengan pengujian struktur mikro dan kekerasan pada tooth bucket excavator
Spesimen .
Penembakan Gas Argon
Gambar 7.Spesimen pengujian komposisi bucketexcavator
raw material kimia tooth
7
Alat Penelitian 1. Alat Potong
Gambar 12.Gerinda 1. Amplas
Gambar 10. Spesimen setelah proses heat treatment (aging) dengan pengujian struktur mikro dan kekerasan pada tooth bucket excavator
Gambar 13.Ampelas , 600, 800, (Lab.Teknik UGM. Yogyakarta, 2012) 2. Bahan Etsa
Gambar 11. Spesimen setelah proses heat treatment (annealing) dengan pengujian struktur mikro dan kekerasan pada tooth bucket excavator
Gambar 14.Nitrit acid (HNO3(Lab.Teknik UGM. Yogyakarta, 2012)
8
3.Peresinan
Alat Uji Kekerasan Harga kekerasan vickersdapat dihitung dengan rumus: 1,854 x P HV = d2 d1 d2 d 2 Dimana : HV :harga kekerasan vickers (kg/mm2) P :beban penekan penetrator (kg) d :diagonal bekas injakan penetrator (mm)
Gambar 15.peresinan 4. Alat-alat lain Autosol, pensil, mistar, spidol, kertas dan jangka sorong. Alat Uji Komposisi Kimia
Gambar 16.alat uji komposisi kimia Optical Emission Sepectrometer
Gambar 18.Vickers Hardeness Tester
Alat Uji Struktur Mikro
Alat Untuk Perlakuan Panas / Heat Treatment
Gambar 17.alat uji struktur mikro (Olympus Metalurycal mikroskope)
Gambar 19.Tanur elektrik lab. S1 Mesin UGM
9
Pengujian Komposisi Kimia Pengujian komposisi kimia dilakukan dengan mesin sepectrometer, dan memberikan hasil pembacaan secara otomatis kandungan komposisi kimia pada sampel uji. Pengujian komposisi kimia bertujuan mengetahui persentase kandungan unsur yang terdapat dalam sepesimen, selain itu juga untuk mengetahui karakter atau sifat bahan. Dari hasil uji komposisi kimia didapatkan 17 unsur.
97,06
Mn
1,0875
Cr
0,8753
Si
0,5438
C
0,2983
S
0,0257
P
0,0226
Ni
0,0223
Cu
0,0216
Al
0,0126
Ti
0,0074
Pb
0,0073
Sn
0,0058
W
0,0051
0,0037
Zn
0,0022
Ca
0,0016
Pengujian Struktur Mikro Pengujian struktur mikro ini dilakukan dengan mikroskop olympusmetalurgycal microscope pada spesimen raw material dan setelah mengalami perlakuan panas atau heat treatment dilakukan pembesaran 100x, dan diperoleh foto mikro sebagai berikut:
Tabel IV.I.1 Tabel hasil uji komposisi kimia tooth bucket excavator UNSUR (%) Fe
Mo
ferit
perlit
Gambar 20. Struktur Mikro tooth bucket excavator raw material
martensit perlit
Gambar 21. Struktur mikro tooth bucket excavator quenching
10
d1
ferit perlit
d2
Gambar 22. Struktur mikro tooth bucket excavator aging
perlit
ferit
Gambar 23. Struktur mikro tooth bucket excavator annealing
Angka kekerasan Vickers dapat dihitung dengan rumus: 1,854 x P HV = d2 d1 d2 d 2 Dimana: HV : harga kekerasan Vickers (kg/mm2 ) P : beban penekan penetrator (kg) d : diagonal bekas injakan penetrator (mm)
Daftar tabel 2.kekerasan vickers pada tooth bucket excavator sebelum proses heat treatment raw material. Diagonal I Diagonal II Kekerasan (d1) (d2) HV rata-rata No 2 Kg/mm HVN setrip mm setrip mm Kg/mm2 1 17 0,34 17 0,34 481,14 2 17 0,34 17 0,34 481,14 3 16 0,32 16 0,32 543,16 483,148 4 18 0,36 18 0,36 429,16 5 17 0,34 17 0,34 481,14
Data Hasil Pengujian Kekerasan Vickers Pengujian kekerasan ini dilakukan dengan alat uji Hardeness Vickers dengan beban 30 kg atau 294 N dan kemudian besaran strip diubah dalam satuan millimeter (mm), dimana untuk pembesaran 100 kali besaranya 1 setrip = 0,02mm.
11
Daftar tabel 3.kekerasan vickers pada toothbucket excavator setelah proses heat treatment (Quenching) Diagonal Diagonal Kekerasan (d1) (d2) HV rata-rata No Kg/ HVN titik 2 Kg/mm2 setrip mm setrip mm mm
No 1 2
17 17 17 17 17
0,34 0,34 0,34 0,34 0,34
17 17 17 17 17
0,34 0,34 0,34 0,34 0,34
481,14 481,14 481,14 481,14 481,14
3 481,14 4
Daftar tabel 4.kekerasan vickers pada tooth bucket excavator setelah proses heat treatment (Aging) Diagonal II Diagonal II Kekerasa (d1) (d2) n rataHV No rata Kg/ Titik HVN setrip mm setrip mm mm2 Kg/ mm2 1 2 3 4 5
22 22 22 23 22
0,44 0,44 0,44 0,46 0,44
22 22 22 23 22
0,44 0,44 0,44 0,46 0,44
287,29 287,29 287,29 262,85 287,29
282,402
Daftar tabel 5.kekerasan vickers pada tooth bucket excavator setelah proses heat treatment (Annealing) Kekerasan Diagonal I Diagonal II No HV Kg/ rata-rata (d1) (d2) HVN Titik mm2 setrip mm setrip mm Kg/mm2 1 28 0,56 28 0,56 177,35 2 28 0,56 28 0,56 177,35 3 28 0,56 28 0,56 177,35 172,78 4 28 0,56 28 0,56 177,35 5 30 0,6 30 0,6 154,5
12
Dari data hasil uji kekerasan tooth bucket excavator sebelum dan sesudah proses heat treatment berupa, quenching, aging, annealing sedikit mengalami penurunan yaitu dari pertama raw 483,148 HVN, ke quenching sedikit menurun 481,14 HVN, ke aging turun 282,402 HVN, sedangkan proses annealing kekerasan menurun sampai 172,78 HVN, dari data tersebut dapat dibuat diagram histrogram, berikut data histrogram . Kekerasan Rata-rata (HVN)
1 2 3 4 5
Tabel 6. Data kekerasan tooth bucket excavatorsebelum dan sesudah proses heat treatment. Jenis bahan Spesiemen Kekerasan (HVN) Raw Tooth Bucket 483,148 Material Excavator Quenching Tooth Bucket 481,14 Excavator Aging Tooth Bucket 282,402 Excavator Annealing Tooth Bucket 172,78 Excavator
500
483.148 481.14
400 282.402
300
172.78
200 100 0 1
2 Treatment 3 Heat
4
Dari diagram histrogram dapat kita lihat tooth bucket excavator yang pertama raw material, kekerasan lebih tinggi 483,148 HVN karena materialalnya masih mentah belum terkena perlakuan panas, dibandingkan dengan yang sudah mengalami perlakuan panas, setelah mengalami proses perlakuan panas quenching sedikit mengalami penurunan 481,14 HVN karena disebabkan pendinginan secara cepat jadi atom-atom mengalami pengerasan, setelah mengalami perlakuan panas aging mengalami penurunan 282,402 HVN , ini disebabkan atom-atom yang ada bergerak dan mulai membentuk susunan fasa yang lebih setabil, dan proses annealing mengalami penurunan sebesar 172,78 karena disebabkan pendinginan secara perlahan -lahan jadi bahan menjadi lunak dan memperbaiki butir-butir logam
ketahanan panas. Sehingga logam ini dapat digolongkan sebagai baja mangan, karena unsur mangan paling dominan dan digolongkan baja ASTM A 487 karena pembuatannya dicetak, dipanaskan, dikeraskan, dan dicor. b. Berdasarkan uji struktur mikro Dari hasil pengamatan struktur mikro material spesimen raw dan material yang telah diuji perlakuan panas (heat treatment) ada terdapat macam-macam fasa. Raw material terdapat fasa austenite, setelah mengalami perlakuan panas quenching terdapat fasa martensit.Setelah diaging terdapat fasa perlit dan ferit. Setelah di annealing terdapat fasa ferit dan perlit. c. Berdasarkan uji kekerasan Dari hasil pengujian kekerasan Vickers dapat dilihat harga kekerasan rata-rata yang dimiliki material spesimen raw sebesar 483,148 HVN, kemudian setelah mengalami perlakuan panas di quenching memiliki kekerasan 481,14 HVN ini sedikit menurun, setelah di aging kekerasan menurun 282,402 HVN setelah di annealing kekerasan menurun sampai 172,78 HV.
Kesimpulan Setelah melakukan serangkaian analisa sifat fisis dan mekanis pada tooth bucket excavator dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Berdasarkan uji komposisi kimia Dari hasil pengujian komposisi kimia baja paduan didapatkan prosentase unsur utama, yaitu: mangan (Mn) sebesar 1,0875%, merupakan unsur yang harus selalu ada didalam baja. Penambahan unsur mangan (Mn) didalam baja paduan menambah kekuatan, meningkatkan keuletan, kekerasan, ketahanan aus dan
Saran Penulis mempunyai beberapa saran yang mungkin suatu saat dapat berguna dalam proses pembuatan atau
13
pengembangan penelitian yang akan datang, beberapa saran tersebut. 1. Pemotongan spesimen diharapkan sesuai standarisasi yang telah ditentukan sebelum dilakukan penelitian 2. Pada pengujian komposisi diharapkan untuk dicocokan pada type tertentu untuk menghindari tercampurnya spesimen yang satu dengan yang lainnya, karena tiap type spesimen mempunyai bentuk yang mirip. 3. Pada saat proses heat treatment quenching, aging dan annealing diperlukan ketelitian untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan spesimen yang akan dilakukan pengujian karena banyak spesimen yang akan diuji.
4. Pembacaan hasil pengujian pada mikroskop setelah diuji kekerasan harus dilakukan dengan sangat teliti, 5. Pembuatan spesimen uji kekerasan vickers diharapkan sesuai standarisasi yang telah ditentukan sebelum dilakukan pengujian, supaya mendapatkan data yang akurat untuk mengetahui kekerasan bahan setelah diuji. Penulis berharap dari beberapa saran tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan penelitian-penelitian yang akan datang sehingga penelitian tersebut semakin berkembang dan bermanfaat pada bidang yang sejenis.
14
DAFTAR PUSTAKA
Agung Cahyono, 2004. Peningkatan Kualitas Kekerasan Poros Propeller Dengan Perlakuan Panas Quenching. Laporan Tugas Akhir Fakultas Teknik Mesin UMS, Surakarta Ahmad Aniq Soffiyudin, 2004. Pengaruh Suhu Carburizing Menggunkan Media Arang Batok Kelapa Terhadap Kekerasan dan Ketahanan Aus Roda Gigi Baja Aisi 4140. Laporan Tugas Akhir Fakultas Teknik Mesin UMS, Surakarta Amstead, B, H. ; Japrie, S (Alih Bahasa), 1995, Teknologi Mekanik, Edisi Ke-7, Jilid 1, PT. Erlangga, Jakarta Brooks, C, R. , 1979, Heat Treatment of Ferrous Alloys, Mc. Graw Hill, Singapore Gatot Budiyanto, 2003. Pengaruh Proses Quencing dan Annealing Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Spoket Toyota Kijang. Laporan Tugas Akhir Fakultas Teknik Mesin UMS, Surakarta Love, G. , 1986, Teori dan Praktek Kerja Logam, Edisi ke-3, PT. Erlangga, Jakarta Niemann, G. , 1994, Elemen Mesin, Jilid 1, Edisi ke-2, PT. Erlangga, Jakarta Sucahyo, B. , 1995, Pekerjaan Logam Dasar, Cetakan ke-1, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Sularso. ; Suga, K. , 1997, Dasar Perencanaan dan Pemilihan, Cetakan ke-9, PT. Pradnya Paramita, Jakarta Sumanto,
Drs.
,
1994,
Pengetahuan
Bahan
untuk
mesin
dan
Listrik,
Cetakan Ke-1, PT. ANDIPRATITA TRIKARSA MULIA, Jakarta Barat Surdia, T. ; Saito, S. , 2000, Pengetahuan Bahan Teknik, Cetakan ke-5, PT. Pradnya Paramita, Jakarta Van Vlack. , 1992, Ilmu dan Teknologi Bahan, Edisi ke-5, PT. Erlangga, Jakarta
Van Vliet, G, L, J. ; Haroen (Alih Bahasa), 1984, Teknologi untuk Bangunan Mesin : Bahan-bahan 1, Cetakan Ke-1, PT. Erlangga, Jakarta
1
Will John, By the ASM Committe on Metallography of Steel Castings, Asm Hand Book, Vol 8: USA WWW.Google.co.id/search?q=Gambar+Warna+Heat+Treatment+Logam&W=id&client= firefox–a&w=pjg&rls=org.moj
2