SKRIP KARYA TUGAS AKHIR
TRAGEDI KECELAKAAN KENDARAAN SEBAGAI INTERPRETASI DALAM KEHIDUPAN
Oleh
I Gede Jaya Putra NIM : 2006.04.010 Program Studi Seni Lukis Jurusan Seni Rupa Murni
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011
HALAMAN PENGESAHAN/ PERSETUJUAN PROPOSAL TA
Proposal Tugas Akhir dengan judul : Tragedi Kecelakaan Kendaraan Sebagai Simbolik dalam kehidupan
yang diajukan oleh : Nama : I Gede Jaya Putra NIM : 2006.04.010 Prodi : Seni Lukis Jurusan : Seni Rupa Murni Telah disetujui untuk dilaksanakan sebagai karya Tugas Akhir Penciptaan Karya Seni/ Desain/ Skripsi, dan untuk itu ditetapkan : Dosen Pembimbing I
: Dra. Ni Made Rinu, M.Si
Dosen Pembimbing II
: Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn
Ditetapkan di Denpasar………………………
Ketua Jurusan
Ketua Minat Lukis
Drs. I Wayan Kondra,M.Si NIP.196608101992031003
Drs.A.A.Ngr.Gde Surya Buana,M.Si NIP.19540307198412100
SKRIP KARYA TUGAS AKHIR
TRAGEDI KECELAKAAN KENDARAAN SEBAGAI INTERPRETASI DALAM KEHIDUPAN
Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Seni (S1) pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Oleh I GEDE JAYA PUTRA NIM : 2006.04.010 PROGRAM STUDI SENI LUKIS JURUSAN SENI RUPA MURNI
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Skrip Karya Tugas Akhir ini disusun oleh :
Nama
: I Gede Jaya Putra
NIM
: 2006.04.010
Jurusan
: Seni Rupa Murni
Program Studi
: Seni Lukis
TRAGEDI KECELAKAAN KENDARAAN SEBAGAI INTERPRETASI DALAM KEHIDUPAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S1) pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar.
Denpasar,........................
Pembimbing I
Pembimbing II
(Dra, Ni Made Rinu, M.Si) NIP.195702241986012002
(Drs. I Made BendiYudha, M.Sn) NIP.196112251993031002
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN DAN LEMBAGA
Skrip Karya Tugas Akhir ini disusun oleh :
Nama
: I Gede Jaya Putra
NIM
: 2006.04.010
Jurusan
: Seni Rupa Murni
Program Studi
: Seni Lukis
TRAGEDI KECELAKAAN KENDARAAN SEBAGAI INTERPRETASI DALAM KEHIDUPAN Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tgl .........................., sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S1) dan dinyatakan sah. Dewan Penguji Nama Lengkap Ketua Sidang
:
Tanda Tangan
Dra. Ni Made Rinu, M.Si
.........................
NIP.195702241986012002 Sekretaris
:
Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn
.........................
NIP.196112251993031002 Penguji Utama
:
Drs. I Nyoman Marsa, M.Si
.........................
NIP.195212311975031008 Anggota
:
Dra. Ni Made Purnami Utami, M.Erg
.........................
NIP.196901021993032001 Anggota
:
Drs. A.A.Ngurah Gede Surya Buana, M.Sn
.........................
NIP.195403071984121001
Mengesahkan Denpasar, …………………. Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Mengetahui Ketua Jurusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
(Dra. Ni Made Rinu, M.Si) NIP. 195702241986012002
(Drs. I Wayan Kondra, M.Si) NIP. 196608101992031003 iii
PERSEMBAHAN Skrip Karya ini ku persembahkan untuk kedua Orang Tuaku yang telah mendukung ku hingga saat ini.
MOTTO “Coba melihat sesuatu dengan kaca mata yang berbeda”
iv
ABSTRAK
TRAGEDI KECELAKAAN KENDARAAN SEBAGAI INTERPRETASI DALAM KEHIPUDPAN
Skrip karya ini merupakan deskripsi dan uraian tentang penciptaan seni lukis dengan judul “Tragedi kecelakaan Kendaraan sebagai interpretasi dalam kehidupan”. Berangkat dari pengalaman pribadi pencipta hingga observasi langsung kelapangan tentang tragedi kecelakaan, di mana pencipta menemukan ketertarikan terhadap lekuk- lekuk besi pasca tabrakan dan warna-warna aneh yang muncul baik itu karat maupun noda yang memberikan kesan estetik di mata pencipta. Setelah melakukan beberapa kali observasi dan bereksperimen akhirnya pencipta menginterpretasikan tragedi kecelakaan tersebut ke dalam kehidupan manusia, agar bisa dikaitkan dengan fenomena- fenomena yang terjadi saat ini. Namun bagaimanakah menciptakan karya estetis dari objek yang mengalami tragedi kecelakaan kendaraan. Adapun tujuan dan manfaatnya untuk mencari dan mempresentasikan keindahan dari tragedi kecelakaan kendaraan, dan agar dapat membuka wawasan pencipta tentang suatu fenomena kehidupan yang terjadi baik itu bencana maupun berkah yang dikaitkan dengan tragedi kecelakaan kendaraan bermotor. Melalui paduan berolah estetik dengan aneka bahasa simbolis pencipta memadukan ide gagasan dan penyusunan elemen seni rupa hingga terwujud karya seperti “Tersudut”, “Tanda”, dan juga “Bantu Kami Keluar” adalah hasil dari eksplorasi panjang pemaknaan tentang tragedi kecelakaan sebagai subjek matternya dan terinspirasi dari fenomena- fenomena kehidupan saat ini sehingga karya yang diwujudkan memiliki makna yang ingin disampaikan. Pada akhirnya terwujudlah karya terkait dengan judul yang diangkat yaitu “Tragedi Kecelakaan Kendaraan Sebagai Interpretasi Dalam Kehidupan”, dan diharapkan dengan tercapainya karya ini dapat berguna bagi khalayak dan dapat memberikan kesadaran bagi kita tentang Tragedi kecelakaan dan fenomena Kehidupan.
Kata Kunci : Seni Tragedi kecelakaan : Fenomena Kehidupan.
v
ABSTRACT
VEHICLE ACCIDENT TRAGEDY AS INTERPRETATION IN THE LIFE
The script of this work is the description and the description of the creation of the painting titled "The Tragedy of vehicle accidents as an interpretation of life". Departing from personal experience the creator to direct observation in the field about the tragedy of accidents, where the creators find interest in the contours of post-collision iron and colors to appear either rust or stain which gives aesthetic impression in the eyes of the creator. After making several observations and experiment ultimately interpret the creator of the accident into a tragedy of human life, to be associated with phenomena that occur at this time. But how to create works of aesthetic objects that experienced the tragedy of a vehicle accident. The purpose and benefits to find and present the beauty of tragedy vehicle accidents, and in order to bring more information about the creator of a phenomenon of life that occurred either disaster or a blessing that is associated with the tragedy of motor vehicle accidents. Through a blend of aesthetic exercise with various symbolic language of the creator of the idea of combining ideas and compilation element to true works of art like "cornered", "Signs", and "Help Us Out" is the result of a long exploration of the meaning of the tragedy of the accident as a matter subject and inspired of the phenomena of life at this time so the work is embodied to have meaning to be conveyed. At the end of the work associated with the realization that lifted the title of "Vehicle Accident Tragedy As Interpretation In the Life", and with the expected achievement of this work can be useful for the audience and can provide for our awareness about the tragedy of the accident and the phenomenon of Life.
Keywords : Art of Accident Tragedy, The Life Phenomenon
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNyalah skrip karya tugas akhir yang berjudul “Tragedi Kecelakaan Kendaraan Sebagai Interpretasi Dalam Kehidupan” ini selesai tepat pada waktunya. Pengantar karya ini merupakan persyaratan mengikuti Tugas Akhir Program Studi S1 Seni lukis, Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar tahun akademik 2010/2011 Pencipta menyadari sepenuhnya bahwa skrip karya ini jauh dari sempurna. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki pencipta. Untuk lebih sempurnanya skrip karya ini maka pencipta mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Dalam kesempatan baik ini pencipta mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof.DR. I Wayan Rai S, M.A, sebagai Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar. 2. Dra. Ni Made Rinu, M.Si sebagai Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia dan juga selaku pembimbing I pencipta yang telah banyak memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penyelesaian Skrip Karya dan Karya Seni Tugas Akhir.
vii
3. Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn sebagai Pembantu Dekan II Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar dan juga selaku pembimbing II pencipta yang telah banyak memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penyelesaian Skrip Karya dan Karya Seni Tugas Akhir. 4. Drs. I Wayan Kondra,M.Si sebagai Ketua Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar. 5. Drs.A.A.Ngr.Gde Surya Buana,M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar. 6. Drs. I Wayan Gulendra, M.Sn selaku Pembimbing Akademik pencipta selama masa perkuliahan. 7. Ibu/Bapak Dosen Seni Rupa Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah banyak
membimbing tugas-tugas akademik selama masa
perkuliahan. 8. Seluruh Civitas Akademik Institut Seni Indonesia Denpasar atas dorongan moril dan spiritual dalam proses belajar. 9. Seluruh staf dan karyawan perpustakaan Institut Seni Indonesia Denpasar atas bantuan peminjaman buku dan dorongan moril dalam proses belajar. 10. I Nengah Dendi dan Ni Ketut Suarniti selaku orang tua pencipta serta Kadek Dewi Jayanti dan Komang Tutik Tri Cahyati selaku adik-adik pencipta yang telah memberikan dukungan yang sangat besar baik moril maupun materil.
viii
11. Teman – teman serta semua pihak yang sangat membantu kelancaran Tugas Akhir ini yang pencipta tidak bias sebutkan satu persatu atas bantuan dan kerja samanya selama pencipta dalam proses belajar.
Akhirkata, pencipta persembahkan skrip karya ini dengan segala kekurangannya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Denpasar, 7 Juni 2011
Pencipta I Gede Jaya Putra
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN DAN LEMBAGA.............................. iii PERSEMBAHAN………………………………………………………… iv MOTTO.......................................................................................................... iv ABSTRAK…………………………………………………………………. v ABSTRACT……………………………………………………………….. vi KATA PENGANTAR.................................................................................. vii DAFTAR ISI……………………………………………………………….. x DAFTAR FOTO SUMBER ACUAN .......................................................... xii DAFTAR FOTO SKETSA ........................................................................... xii DAFTAR FOTO BAHAN DAN PROSES BERKARYA .......................... xiii DAFTAR FOTO KARYA............................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1 1.1
Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................. 5
1.3
Tujuan Penulisan............................................................................... 5
1.4
Manfaat Penciptaan.......................................................................... 6
1.5
Ide Penciptaan.................................................................................. 7
1.6
Ruang Lingkup Penciptaan............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 9 2.1
Kajian Sumber Tertulis..................................................................... 9
2.2
Pengertian Judul............................................................................... 15
2.3
Pengertian Seni................................................................................. 17
2.4
Pengertian Seni Lukis...................................................................... 20
2.5
Pengertian Seni Instalasi.................................................................. 21
2.6
Elemen – elemen Seni Rupa............................................................ 22
2.7
Prinsip – prinsip Penyusunan Karya Seni Lukis.............................. 26
2.8
Kajian Sumber Lain …...…………………………...……………… 30 x
BAB III PROSES KREATIVITAS........................................................... 43 3.1
Tahap Penjelajahan (Eksplorasi)....................................................
44
3.2
Tahap Percobaan ( Eksperimentasi )............................................... 46
3.3
Tahap Pembentukan ( Forming )....................................................
52
BAB IV WUJUD KARYA......................................................................... 59 4.1
Aspek Ideoplastis............................................................................ 60
4.2
Aspek Fisikoplastis.......................................................................... 60
4.3
Wujud Karya ditinjau dari Aspek Ideoplastis dan Fisiolpastis...… 62
BAB V PENUTUP....................................................................................
92
5.1
Kesimpulan..................................................................................... 92
5.2
Saran…….......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
93
DAFTAR FOTO SUMBER ACUAN
1.
In Between Motorcyle ……………………………………………...……32
2.
Illusive Wall ……………………………………………………………..34
3.
Untitlle …………………………………………………………………..36
4.
Foto Dokumentasi,21-09-2010 ………………………………………….37
5.
Foto Dokumentasi,06-05-2010 ………………………………………….39
6.
Foto Dokumentasi,13-10-2010 ………………………………………….40
7.
Foto Street Art ……………...……………………………………………42
8.
Foto Street Art 2 …………………………………………………………42
DAFTAR FOTO SKETSA
1.
Sketsa 1…………….……………………………………………………47
2.
Sketsa 2 .…..…………………………………………………………….48
3.
Sketsa 3 ..……………………….……………………………………….49
4.
Sketsa 4 ..………………………………………………………………..50
5.
Sketsa 5 .
…………………………………………………………..51
xii
DAFTAR FOTO BAHAN DAN PROSES BERKARYA
1.
Alat dan Bahan…….………..…………………………………...............56
2.
Proses Melukis …..………………………………………………………57
3.
Proses Instalasi…..……….………………………………………………58
DAFTAR FOTO KARYA
1.
Tersudut………………………………………………………………….63
2.
Tanda ………………….………………………………………………...65
3.
Semiotika ………..………………………………………………………67
4.
Si Cantik dan Buruk Rupa ...……………………………………………69
5.
Dialektika ...……………………………………………………………..72
6.
Mutilasi ……………..…………………………………………………...74
7.
Obsesi ………………..………………………………………………….76
8.
Siklus …………………………………………………………………....79
9.
Melanggar Batas ………………………………………………………...82
10.
Sendiri …………………………………………………………………...84
11.
Si Cantik dan Buruk Rupa 2 …………………………………………….86
12.
Teropong Tragedi ………………………………………………………..88
13.
Bantu Kami Keluar ……………………………………………………...90
xiii
ABSTRAK
TRAGEDI KECELAKAAN KENDARAAN SEBAGAI INTERPRETASI DALAM KEHIPUDPAN
Skrip karya ini merupakan deskrips i da n ura ian te ntang pe nciptaan seni luk is denga n judul “Tra gedi kecelakaan Kendaraan sebagai interpretasi dala m kehid upan”. Bera ngkat dar i penga la ma n pribad i penc ipta hingga observasi la ngs ung ke lapanga n tenta ng tra gedi kecelakaan, di ma na penc ipta me nemukan ketertarikan terhadap lekuk- lekuk besi pasca tabrakan dan warna- warna aneh yang munc ul ba ik itu karat ma upun noda yang me mber ikan k esan estetik di mata pencipta. Setelah me lakukan beberapa kali observas i dan bereksperimen akhir nya pencipta me nginterpretasikan traged i kecelakaan tersebut ke dala m kehidupan ma nus ia, agar bisa d ika itkan dengan feno mena - fe nome na yang terjad i saat ini. Namun baga imanakah menc iptakan karya estetis dari objek yang me nga la mi tragedi kecelakaan kendaraan. Adapun tujua n dan ma nfaatnya untuk me ncari dan me mpresentas ikan ke indaha n dar i tra gedi kecelakaan kendaraan, dan agar dapat me mbuka wawasan penc ipta te ntang suatu fe nome na kehidupan ya ng terjadi ba ik itu benca na maup un berkah yang d ikaitkan dengan traged i kecelakaan kendaraan bermotor. Mela lui paduan bero lah estetik dengan aneka bahasa s imbolis penc ipta me madukan ide gagasa n dan penyusunan e le men seni r upa hingga terwujud karya seperti “Ters udut”, “Tanda”, dan juga “Bantu Kami Keluar” adala h has il dari eksplorasi panja ng pemaknaan tenta ng traged i kecelakaan sebaga i s ubjek matter nya dan ter insp iras i dar i feno me na - feno mena kehid upan saat ini sehingga karya yang d iwujudkan me milik i makna ya ng ingin d isampa ikan. Pada akhirnya terwujudla h karya terkait de nga n judul ya ng d iangkat yaitu “Tra gedi Kecelakaan Kendaraan Sebagai Interpretasi Da la m Kehidupan”, dan diharapkan denga n tercapainya karya ini dapat berguna bagi k ha layak dan dapat me mber ikan kesadaran bagi k ita tentang Traged i kecelakaan dan feno me na Kehidupan.
Kata Kunci : Seni Traged i kecelakaan : Fenome na Kehidupa n.
v
ABSTRACT
VEHICLE ACCIDENT TRAGEDY AS INTERPRETATION IN THE LIFE
The scr ipt o f this work is the descr iptio n a nd the description of the creation of the painting titled "The Traged y of vehic le accidents as an interpretatio n of life ". Departing from persona l experie nce the creator to direct observation in the fie ld about the traged y of acc idents, where the creators find interest in the contours of post- collis io n iron and colors to appear either rust or stain whic h gives aesthetic impressio n in the eyes of the creator. After mak ing severa l observations a nd exper iment ultimate ly interpret the creator o f the accident into a tragedy of huma n life, to be associated with phe nome na that occur at this time. But how to create works of aesthetic objects that exper ienced the tra gedy o f a ve hic le accident. The purpose and bene fits to find and present the beauty of tragedy ve hic le accidents, a nd in order to bring more infor mation about the creator of a phenome non of life that occurred either disaster or a blessing that is associated with the tragedy o f motor ve hic le accidents. Through a blend of aesthetic exerc ise with vario us symbo lic la nguage o f the creator o f the idea of combining ideas and comp ilation ele ment to true works of art like "cornered", "Signs ", and "He lp Us Out " is the result of a long exp loratio n of the meaning of the tragedy of the accident as a matter s ubject and insp ired of the pheno mena o f life at this time so the work is embodied to have mea ning to be conveyed. At the end o f the work associated with the realizatio n that lifted the title o f "Ve hic le Accident Tragedy As Interpretation I n the Life ", and with the expected achieve ment o f this work can be useful for the aud ience and can provide for our awareness about the tragedy o f the accident and the pheno menon o f Life.
Keywords : Art of Accident Tra gedy, The Life Pheno me non
v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Be lakang Seni adala h segala kegiatan dan has il karya manus ia yang mengutarakan penga la man batinnya ya ng disajikan secara menar ik, me mungkinkan timb ulnya penga la man atau kegiatan batin pada diri orang”. Seni luk is adalah sa lah satu cabang kesenian yang me milik i kapasitas me namp ung ide, ekspresi, pemaknaan kembali seseorang atas dunianya me lalui gar is, warna, bentuk dan tekstur. Tragedi kecelakaan mer upakan kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor tabrakan dengan benda la in dan menyebabkan kerusakan. Kadang kala kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka- luka, kematian manus ia atau b inatang. Kecelakaan merujuk kepada peristiwa yang terjadi se cara tidak sengaja. Sebagai contoh kecelakaan la lu lintas, Kecelakaan la lu- lintas mene la n korban jiwa sekitar 1,2 juta manus ia setiap tahun me nurut WHO. (Darwis, 2008 : 97) Tragedi kecelakaan me njadi perengut nyawa ma nus ia pa ling banyak di dunia, kecelakaan lalu lintas bagi sebagia n orang mer upakan suatu kejadian ya ng me nger ikan. Berda lih dari a nggapan tersebut, k ecelakaan tidak sela lu me mbawa dampak negative na mun me mberikan hik mah bagi yang te lah me ngala minya . Seperti ha lnya sete lah kecelakaan terjad i, secara tidak la ngs ung korban atau
1
orang- orang yang me nga la mi akan lebih waspada saat mengendara i kendaraan bermotor. Adapun 4 faktor penyebab terjadinya kecelak aan. Pertama faktor manus ia mer upakan faktor ya ng pa ling do minan da la m kecelakaan. Hamp ir se mua kejadian kecelakaan d idahului dengan pe langgaran ra mbu- ramb u la lu lintas. Kedua faktor kendaraan yang paling ser ing terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungs i sebaga imana seharus nya. Ketiga Faktor jalan terkait denga n kecepatan rencana jala n, geo metr ik ja lan, pagar pengama n d idaerah pegunungan, ada tidaknya media n ja lan. Keempat Faktor cuaca, hari hujan juga me mpengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengere ma n menjad i leb ih jauh, ja lan me njadi leb ih lic in. Secara kasat mata tragedi kecelakaan merupakan suatu ha l ya ng sangat me nger ikan. Namun d i s is i la in s udut panda ng ke indahan, tra gedi kecelakaan banyak me nyimpa n nila i- nila i estetik ya ng dapat me mber ikan inspiras i bagi penciptaan karya seni. Seperti yang d ilo ntarkan o leh I mmanue l Kant (1724-1804) dalam Djela ntik, (1999:124) ia tidak setuju denga n obyektifitas konsep keindaha n. Ia me nga nggap obyektivikasi akan menimb ulkan kekelir uan da lam me ncari jawaban tentang apa itu keindaha n. Ia tidak me mbanta h penga la man e mp ir is - dengan me nye lid ik i sebanyak mungk in orang b isa d idapatkan standard of taste atau ukuran perasaan indah ole h orang.
2
Oleh karena maraknya kejadian kecelakaan yang ser ing terjadi, ak ibat kelala ia n orang- orang
me nge ndarai kendaraannya,
dan
bahkan ser ingnya
me langgar rambu- ramb u la lu lintas ya ng terjadi d i kota- kota besar di indones ia seperti Jakarta, Bandung, S urabaya ter masuk De npasar. Dala m ka ita nnya dengan penciptaan ini penc ipta me la lukan observasi langs ung se hingga me nemukan ketertarikan d ibalik kecelakaan kendaraan tersebut. Ada pun ketertarikan pencipta d ibalik kece lakaan tersebut ia lah pada lekuk - lekuk bes i atau karat- karat motor ya ng terjad i secara spontan, sehingga me nyebabkan bentuk yang aneh yang tidak pernah terpik irkan dan menimb ulkan war na- warna yang tidak terduga. Pencipta tidak bermaksud untuk me ngga mbarkan perwujudan ya ng kasat mata saja, me lainkan juga me makna i nila i- nila i yang ters impan d ibalik tra gedi kecelakaan tersebut kemud ian d iinterpretasikan dan dika itkan dengan feno me na kehid upan saat ini. Perwujudan tersebut mungk in mer upakan sebuah hasil penga matan ata u e mosi ya ng d irasakan, bukan yang ko munikatif secara jelas dan efektif. Tra gedi kecelakaan kendaraan dipilih sebagai sumber insp irasi dala m me lukis dan sebaga i med ia dala m mengungkapkan atau mengkr itik tenta ng kehid upan di mana kehidupan tidak sela lu berjalan dengan baik atau mulus. Dala m pengekspresiannya vis ua lisas i karya akan d ivis ualka n dala m bentuk dua dimens i dan tiga dime ns i. Pada karya dua dimens i, karya- karya yang diungkapkan ke dalam bahasa vis ua l cenderung mendekati bentuk aslinya atau real dengan kombinas i abstrak, yang kemud ian menggunakan e leme nt - ele ment visua l ya itu gar is, war na, bentuk, rua ng dan teksrur yang d is usun secara har monis sehingga dapat mewak ili ide- ide yang ingin d isampa ikan. Seperti ide
3
tentang sala h satu luk isan penc ipta ya itu karya ya ng berjudul “Ta nda” di ma na ide tersebut ter insp irasi dari maraknya bencana ala m ya ng sering terjad i d i Bumi ini, ya ng mengakibatkan keha ncura n dan dampak bur uk bagi manus ia. Adapun teknik yang d igunakan penc ipta dala m pengekspresian karya dua d imens i adalah drawing, spray paint, stencil, tekstur dan le leha n.
Pencipta
me lakukan
pengkolaborasia n teknik ber maksud a gar luk isa n leb ih ter lihat variatif. Pada karya tiga dime ns i, pencipta me nggunakan bahan fiber, plat besi dan cat sebagai med ia ungkap pada karya pencipta. Adapun beberapa karya seniman ya ng me njad i inspiras i bagi penc ipta antara la in karya senima n luar Jean- Michae l Basquiat ya ng berjud ul “Untitled, 1984” di mana pencipta tertarik pada kebebasan Basquiat dala m me ne mpatkan teks atau tulisan- tulisa n sehingga karyanya terkesan bebas. Adapun
karya
senima n lokal Agus Cahaya ya ng berjud ul “ Ilusiv e Wall, 2009” di mana penc ipta tertarik pada goresan- goresan dan teknik stencil yang digunakan agus caha ya dalam pengko laborasian luk isannya serta ide konsep ya ng d ia ngkat juga berkaitan denga n kehid upan saat ini. P enc ipta secara sadar menga mb il se mua dari itu sebaga i re frens i, na mun secara ide dan pengo la han estetik dan bahasa ungkap tetap dalam kerangka estetik yang menjad i p iliha n penc ipta. Begitu juga dalam wujud vis ua l penc ipta tidak menta h- menta h me minda hkan teknik- teknik, desain gra ffiti dan stencil ke dalam karya luk is, na mun hanya menjadikan panduan ata u la ndasan penc ipta dala m proses berkarya seni, pada karya penc ipta ingin me namp ilkan karya- karya yang berbeda dengan me nggunakan teknik teknik ya ng d iterapkan ole h se niman- seniman d i atas, agar me milik i kehasan
4
karya dan me mbedakan pada karya- karya seniman di atas sehingga diharapkan dari penemuan ini akan me ne mui nila i- nila i baru dala m karya.
1.2 Rumus an Mas alah Ada
beberapa
permasalahan
yang
menyangkut
konsep
dan
cara
me nterjema hkan menjadi karya seni luk is, ada pun masa lah- masa lah tersebut sebagai berikut : a. Baga imanakah me nc iptakan karya estetis dari objek yang menga la mi tra gedi kecelakaan kendaraan yang ma mp u mewak ili ide- ide yang d iinginkan? b. Dapatkah media d ua dime ns i, tiga dime ns i dan tek nik apa saja yang digunakan dala m mewujudkan ide- ide tersebut kedalam proses berkarya seni? c. Baga imanakah langkah- la ngkah ya ng d ilakukan da lam mewujudkan karyakarya seni luk is yang d ic iptakan agar dapat mewak ili ide - ide yang ingin disa mpaikan?
1.3 Tujuan Pe nciptaan Adapun tujuan penc itaan ini adalah : a. Untuk mencar i dan me mpresentas ikan ke indahan dar i tra gedi kecelakaan kendaraan. b. Untuk dapat mengungkapkan fe no mena kehid upan sosia l me la lui teknik pembuatan karya dengan me ngusung jud ul Traged i kecelakaan kendaraan sebagai interpretasi da lam kehid upan.
5
c. Untuk me ngungkapkan makna- makna yang terkandung dala m suatu peristiwa atau feno me na yang dala m ha l ini divis ua lisasikan me la lui karya seni luk is.
1.4 Manfaat Pe nciptaan Besar harapan penc ipta dari proses penciptaan kar ya seni ini dapat bermanfaat bagi dir i penc ipta, mas yarakat, dan insta n akademik. Adapun ma nfaat yang diperole h penc ipta dalam proses penciptaan sebagai berikut : a. Agar dapat memb uka wawasan penc ipta te ntang s uatu feno mena kehidupan yang terjad i ba ik itu be ncana ma upun berkah yang d ika itkan de nga n tra gedi kecelakaan kendaraan bermotor. b. Agar
kha layak
dapat
mengetahui baga imana
akibat
dari
kela la ian
me nge ndarai ke ndaraan bermotor me la lui dokume ntas i yang d ivisua lisa ikan lewat luk isa n. c. Agar dapat me ngeta hui s is i positif diba lik Tra ged i kecelakaan me lalui karya seni luk is. d. Agar tragedi kecelakaan bisa menjadi suatu contoh untuk proses pembelajaran kepada anak- anak tentang kedis ip linan berla lu lintas dija lan. e. Agar traged i kecelakaan dapat menjad i contoh b uruk bagi k ha layak ya ng ge mar kebut- kebutan dija lan raya. f. Agar proses penciptaan karya pencipta yang bertajuk kecelakaan ini dapat me njadi re frens i bagi insta n akademik da la m pembuata n skrip maup un karya pada jenjang ber ikutnya.
6
1.5 Ide pe nciptaan Ide dalam penc iptaan ini terdapat pada inte rpretasi dala m kehidupan ma nus ia yang d ivis ua lisas ikan me la lui s ubjeck matter kendaraan ha ncur atau tragedi kecelakaan, di mana penc ipta tertarik dan me ne mukan ide dari observasi la ngs ung kelapangan dan me lihat secara langs ung terjadinya kecelakaan tersebut. Secara kasat mata tragedi kecelakaan merupakan suatu ha l ya ng sangat me nger ikan. J ika di lihat dar i sebuah kaca mata yang berbeda, tragedi kecelakaan banyak me nyimpan nila i- nila i estetik. Contohnya lekuk- lekuk besi atau karatkarat motor yang terjadi secara spontan, sehingga menyebabkan bentuk yang aneh ya ng tidak pernah terpik irkan dan me nimbulkan war na- warna yang tidak terduga. Da la m vis ualisas inya bentuk - bentuk akan dib uat sedetail mungk in sehingga me ncer minkan karakter yang je las kemud ian d iko mbina s ikan dengan goresan- goresan abstrak agar tercapai ide ya ng ingin d iwujudkan na mun
ide
tersebut tetap diinterpretas ikan kedalam kehidupa n ma nus ia.
1.6 Ruang Lingkup Pe ncipta Mengingat cukup luasnya per masala han yang d ia ngkat penc ipta yaitu tentang
“Traged i
Kecelakaan
Kendaraan”,
dis ini
penc ipta
mencoba
me mpersemp it r ua ng lingkup dar i per masala han tersebut ya itu tenta ng Tra gedi Kecelakaan Kendaraan yang dika itkan denga n kehidupan, di mana kehidupan tersebut tidak selalu berjala n denga n mulus atau bagus. Pencipta dis ini mencoba me mvisua lisas ikan Tra gedi Kecelakaan kendaraan ke dalam bentuk karya seni dua dimens i (kanvas) dan multimed ia me lalui pe manfaatan e le men visua l yaitu
7
gar is, warna, bentuk, r uang bahkan tekstur dan juga pema nfaat pr ins ip - prins ip penyus unan karya seni ya itu komposis i, proporsi, pusat perhatian, kesatuan, keseimbanga n, ira ma dan kontras pada karya-karya yang konvens iona l, kemud ian pada karya multimed ia me ngap likasikan mater ial seperti bes i, fiber, cat dan kaca dalam mewujudkan ide- ide yang ingin d icapai a gar karya terkesan har monis seperti karya-karya pencipta yang berjudul : .Tersud ut, Tanda, Semiotika, Dia lektika, Mutilas i, Obsesi, Sendir i, Mela nggar batas, Siklus, Si cantik dan Bur uk Rupa, Si ca ntik dan Bur uk Rupa 2, Teropong Tra gedi d an Ba ntu Kami Keluar.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Sumbe r Te rtulis Denga n menyaks ikan kejadian ata u traged i kecelakaan kendaraan sebagai suatu ha l yang me nar ik dapat me la hirkan bentuk karya se ni yang d ic iptakan. Sebagai suatu pertimbangan yang bers ifat teor itis untuk me ma ntapkan nila i ekstrensik maup un intr ins ik pe ncipta me nggunakan beberapa sumber dari bukubuku yang ma mpu mend ukung te ma yang akan d iungkap. Sumber - sumber ini tentu me milik i perana n ya ng sangat penting dala m mene mukan s uatu pe maha man secara teoritis serta infor matif me nge na i konsep karya yang akan diciptaka n. Sumber- sumber kajian tersebut berupa sumber tertulis seperti, buku, maja la h, koran, katalog dan sumber ya ng tidak tertulis seperti karya - karya seni dari senima n- senima n baik luar maup un da la m neger i yang dapat mewakili ide pencipta. Adapun beberapa contoh buku serta wacana yang me ndukung tema serta judul TA pencipta adalah Safety karangan Darwis (2008 ; 97) di mana dala m wacana tersebut darwis menuliskan tenta ng baga imana terjadinya kecelakaan hingga faktor- faktor penyebab kecelakan itu terjad i. Adapun faktor- faktor yang me nyebabkan terjadinya kecelakaan, pertama adalah faktor manus ia, faktor yang paling dominan da la m kecelakaan. Hampir se mua kejadian kecelakaan didahului dengan pela nggaran ra mbu- rambu la lu lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja me la nggar, ketidaktahua n terhadap arti aturan yang berlaku ataup un
9
tidak me lihat ketentua n ya ng d iberlakuka n atau pula pura - pura tidak tahu. Seperti yang dikatakan Direktur La lu Lintas Kepolis ian Daerah Ba li Komisaris Besar Polis i Ba mbang Sugeng, bahwa tingkat kematia n ak ibat kecelakaan di Ba li dapat dikategorikan tinggi karena dalam satu har i rata- rata mencapai tiga orang. "Dar i data kami, ada tiga orang setiap har inya yang me ningga l karena kecelakaan. Faktor utamanya karena kurang d is ip linnya mereka di jala n ra ya," katanya kepada wartawan di Denpasar, Rabu 25 november 2009. Menurut be liu, korban meningga l sebagian besar didominas i us ia produktif, yakni antara 16 hingga 24 tahun. Mereka umumnya bersikap uga l- uga lan d i ja la nan yang tidak me mperhatikan sta ndar kesela matan da lam berkendara , tidak menghiraukan rambu- rambu la lu lintas serta tidak me mperhatikan penge ndara la in. (Koran Jakarta, 19 April 2011) Faktor kendaraan yang paling sering terja di adalah ban pecah, rem tidak berfungs i sebaga imana sehar usnya, kelela han loga m yang mengakibatkan bagian kendaraan patah, peralatan yang sudah “aus ” tidak diga nti dan berbagai penyebab la innya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan teknolo gi ya ng digunakan, perawatan yang dilakuka n terhadap kendaraan. Contohnya tragedi yang terjad i d i kawasan GWK yang se mpat me ngge mparkan masyarakat Ba li dengan adanya peristiwa kecelakaan ma ut yang mene la n 7 korban dengan keadaan mati d ite mpat sungguh me mb uat mata mas yarakat tertuju kesana. Kecelakaan yang terjad i pada pukul 01.30 siang har i terse but d iakibatkan o leh sebuah truk pe nga ngk ut pasir ya ng hila ng kenda li d isebabkan oleh rem blo m sehingga menabrak 13 pengendara motor dan sebuah mob il pick up dihadapanya
10
dan merobohkan 9 toko dip inggir jala n. Tra gedi kecelakaan tersebut terjadi pada bula n Oktober 2010. (liputa n 6.com / 13 / 10 / 2010) Faktor jalan terkait denga n kecepatan rencana jalan, geo metr ik jala n, pagar pengama n di daerah pegunungan, ada tidaknya media n ja lan, jarak pandang dan kondis i permukaan ja lan. Jala n ya ng r usak/berlobang sangat me mbahayakan pemakai ja la n terutama bagi pe makai sepeda motor. Seperti yang d ilontarkan Kapolda
Bali
Irjen
Po l As hik in
Huse in
d i Denpasar,
Selasa
(29/12)
me ngungkapkan,mas ih cuk up tingginya a ngka kecelakaan la lu lintas pada tahun ini se lain d ikarenakan me nta litas penge mud i ya ng be lum seperti d iharapkan, juga ada faktor rekayasa atau kondisi ja la n. "Ja la n raya mas ih c ukup banyak ya ng semp it, menik ung taja m da n menur un, serta tidak dile ngkapi marka / med ian jalan sesua i kebutuhan, sehingga sering me nimbulkan kecelakaan” ucapnya . (berita.kapanlagi.co m) Faktor cuaca, hari hujan juga me mpengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengerema n menjad i leb ih ja uh, ja la n menjadi leb ih lic in, jarak pandang juga terpengar uh karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan me ngakibatkan jarak pandang me njadi leb ih pendek. Cuaca salju akan lebih berbahaya karena kinerja kendaraan tidak akan berjalan semaksima l mungk in karena terha la ng o le h sa lju. Angin, asap dan kabut juga b isa me ngganggu jarak pandang, teruta ma didaerah pegunungan.
11
Hubungan Estetik Seni dengan Realitas karanga n Chernyshev sk y dalam bukunya dipaparkan bahwa “Sebuah objek hid up tidak mungk in indah, se mata mata disebabkan berlangsungnya proses kehidupan yang keras dan kasar di dalamnya. “Sebuah karya seni adalah sebuah objek yang tidak hidup , karena ia tampak aman dar i ce laan ini”. Tetap i kesimp ulan seperti itu ada lah s uatu kedangkalan. Kenyataan- kenyataan bertentangan denga nnya. Sebuah karya seni adalah sebua h proses kehid upan, c iptaan seorang ma nus ia ya ng hid up, ya ng me nciptakannya tidak tanpa perjuangan berat, dan karya itu me muat tanda- tanda keras dan kasar dari perjuanga n itu di da lam produksinya. (2005 : 65) Dalam ur ian tersebut dapat ditar ik kesimpula n bahwa me mbuat sesuatu yang bersifat estetik har us berdasarkan perjuangan yang berat. Jika dika itkan dengan kar ya pencipta, di mana penc ipta me njadikan kendaraan ha ncur sebaga i subjek matter nya penc ipta secara sadar menga mb il ha l yang tidak bersifat estetik secara awam dan d iubah me njadi ses uatu yang estetik denga n me la lukan berbagai proses baik itu observasi maup un eksperimen denga n penuh perjuangan penc ipta berharap agar karya yang d ic iptakan dapat menjadi sebuah karya yang estetik dengan menggunakan e le me n- eleme n se ni r upa ya itu gar is, war na, bentuk, rua ng dan tekstur Krisis Seni Kris is Kesadaran karangan Soetomo, “Dia lektika kehidupan sehari- har i” Ana lis is Lukacs mengena i hubungan antara esens i dan penampakan luar yang dapat k ita tangkap me libatkan dua mo men penting. Pertama, Lukacs me negaskan bahwa pena mpakan dan fe nome na ya ng me nga ndung ideologi me nye mbunyikan dan me ngalie nas ikan kita dari apa yang hakik i sebagai
12
ma nus ia. Leb ih la njut, kedua ia me ncoba me mbangun baga imana ma nus ia dapat me njadi perwujuda n dala m le ve l pena mpakan luar. (2003 : 70) Dari uraia n d iatas pencipta dapat menarik kesimpula n bahwa analis is Lukacs mengena i kehidupan adalah baga imana manus ia dapat berfik ir secara ideolo gi agar bisa me njadi contoh ya ng ba ik sebagai manus ia. Jika dika itkan denga n karya pencipta, di ma na penc ipta menggunakan kata Dialektik a sebagai judul karya pe ncipta ya ng divis ua lkan dengan dua figure manus ia yang satu beridentitas polis i dan satunya beridentitas te ntara. Pencipta ingin me nerapkan ana lis is Lukas ter hadap satu ideolo gi d i ma na manus ia b isa me njadi contoh ya ng baik da la m kehidupa n. Dala m karya penc ipta polis i dan tentara d iinterpretasikan sebagai symbo l ba ik atau pertahanan. Seni Rupa Modern karangan Kartika dalam bukunya dipaparkan bahwa senima n tidak bermaksud untuk mengga mbarkan perwujudan ya ng kasat mata, me la inkan
ingin
me nceritakan tenta ngnya.
Perwujudan
tersebut
mungk in
mer upakan hasil penga matan atau e mos i ya ng d irasakan, bukan yang komunikatif secara jelas dan efektif secara wadhag. Seni memilik i pengertia n yang berbeda pada orang yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda. (2004 : 24) Kesimp ulan me nur ut penc ipta tentang pemaparan d i atas adalah di mana pada setiap orang akan me milik i pengertian atau pe maknaan ya ng berbeda tentang sesuatu, dala m ha l ini ada lah se ni. Pencipta mencoba me lihat sesuatu dengan d imens i ya ng berbeda saat banyak orang menila i hal tersebut mer upakan hal yang tabu. Sesua i dengan te ma penc ipta, yaitu kecelakaan kendaraan di ma na pencipta mencoba me mvisua lkan ha l tersebut ke dala m b idang dua d imens i da n multimed ia ya ng
13
ma na pencipta tidak mengga mbarkan perwujudan ya ng kasat mata, me la inkan hanya me njadikan kecelakaan tersebut sebagai subjeck matter pada luk isan pencipta. Seperti pada karya pencipta ya ng berjud ul “Tersud ut” di ma na penc ipta me ngga mbarkan empat buah sepeda motor dengan tiga kondis i motor baik atau bagus dan satunya denga n kondis i r usak atau bur uk. Pencipta tidak ingin me nceritakan te ntang
motor tersebut me la inkan
mena fs irkannya kedalam
kehid upan ma nus ia. Imma nue l Kant (1724-1804) dalam Dje la ntik, dala m bukunya berjudul Estetika menyebutkan Kant tidak setuju denga n obyektivitas konsep keindaha n. Ia menga nggap obyektivikasi akan menimb ulkan kekelir uan da la m me ncari jawaban tentang apa itu ke indaha n. Ia tidak me mbantah penga la man emp ir is dengan me nye lid ik i sebanyak mungk in orang b isa didapatkan standard of taste atau ukura n perasaan indah o le h orang. (1999 : 124) Setelah ditar ik kesimp ulan me nur ut penc ipta mas ing- nas ing orang me milik i rasa indah yang berbeda karena me milik i penga la ma n e mp ir is yang berbeda -beda juga. Sama hal nya de nga n apa yang d irasakan penc ipta, pada saat menjad ikan kecelakaan ke ndaraan sebagai subjek matter dala m luk isannya semata- mata bukan hanya ingin mena mp ilkan ha l yang a neh tetap i mer upakan has il dar i penga la man e mpir is penc ipta tenta ng kecelakaan. Selain s umber tertulis, ada juga s umber tak tertulis seperti : karya seni, foto, med ia elektronik, ya ng se muanya dapat memba ntu dan me mber i rangsangan ide pada pencipta dalam penc iptaan karya seni luk is.
14
2.2 Pe nge rtian Judul Agar tidak terjadi salah pengertian ter hadap judul ya ng dimaksud dala m penciptaan ini, dibawah akan penc ipta jelaskan dari mas ing- mas ing kata yang dimaksud antara la in : Tragedi ada lah je nis drama ya ng tokoh uta manya menjad i konflik moral besar yang berakhir dengan bencana. Istila h “Traged i” berasal dari bahasa yunani tragos yang berarti domba jantan. (Ens ik lopedi Nasiona l Indones ia,2004 : 417) Dari ura ian d iatas pencipta dapat menar ik kesimp ulan bahwa tra gedi mer upakan suatu bencana. Jadi dala m ha l ini bencana yang d imaksud ada lah kecelakaan kendaraan yang d ima na setiap kejad ian, tokoh uta ma atau pengendara akan me ndapatkan mus ibah. Kecelakaan, dilihat dar i ilmu kedokteran, biasanya terjadi d i luar rencana korban kecelakaan, dan timbul sebaga i akibat ruda paksa atau trauma yang tak dapat dihindar i. Kejadiannya dapat di mana- ma na, misa lnya dala m r uma h, dija lan ra ya, dan dite mpat kerja. Walaupun umumnya terjadi ta npa disengaja, kecelakaan biasanya timb ul ak ibat keaadan,
sikap,
atau tindakan
ya ng
me ngaba ikan faktor keamanan. (Ens ik lopedi Nasiona l Indones ia, 2004 :271) Menur ut kesimp ulan pe ncipta, kecelakaan merupakan suatu ke jadia n yang terjadi tanpa disengaja dan me ngak ibatkan sesuatu ya ng fata l yang b iasanya terjadi diluar rencana.
15
Kendaraan adalah sesuatu yang d igunakan untuk dikendara i atau d inaik i (kuda, kereta, mobil) untuk mene mp uh jarak jauh.(KBBI, 2002 : 543) Jika ditar ik kesimpulan, menur ut pencipta kendaraan adalah sebuah alat atau media antar – me nga ntar kita kesuatu te mpat, baik itu me nggunakan kuda, kereta, atau bahkan mob il. Interpretasi adalah pe mberia n pendap at, kesan, teoritis, me nafs irka n. (KBBI,2002 : 439) Dalam ha l ini interpretasi yang dimaksud adala h tafs ira n ya ng dikaitka n dengan objek kecelakaan kendaraan dengan kehidupan saat ini. Kehidupan ada lah feno me na atau perwujudan adanya hidup, ya itu keadaan yang me mbedakan organis me (makhluk hidup) denga n benda mati.(Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Mitche ll, L.G. : 2002) Dari penje lasan di atas dapat pencipta simpulka n bahwa ke hidupan mer upakan sebuah s iklus yang me mbedakan organis me denga n benda mati. Dari pe maparan d iatas pencipta me makna i jud ul tersebut sebaga i s uatu pesan di ma na tragedi kecelakaan tersebut berkaitan denga n kehid upan manus ia. Seperti contoh traged i kecelakaan identik d is ikapi o leh kha la yak sebagai ses uatu yang menger ikan atau menyera mkan, jika dikaitka n dala m kehidupan ma nus ia sebenarnya traged i merupakan war na dala m kehidupa n di ma na denga n adanya tragedi ma nus ia akan leb ih me ma ha mi arti dari hid up dan kehidupan. J ika dite liti dan dia mati leb ih me ndala m ter nyata apa yang ada dibalik traged i tersebut, oleh sebab itu penc ipta tertarik untuk me lakukan eksplorasi ter hadap nila i- nila i ya ng terkandung diba lik tragedi yang tela h menjad i penga matan penc ipta.
16
2.3 Pe nge rtian Se ni Upaya untuk me mvisua lkan s uatu ga gasan me mang bukan merupakan ha l baru, hal ini berla ngsung se la ma peradaban ini ada. Dala m setiap gerakannya ma nus ia se la lu ingin me nc iptakan apa yang me njadi ke inginannya, yaitu me nciptakan sesuatu ya ng baru, ya ng berdasar atas cita rasa atau pengala man batinnya. Seni me milik i definis i ya ng sangat luas, dan mas ing- mas ing definis i me milik i ukuran yang berbeda- beda. Di bawah ini akan d iura ikan beberapa pendapat para teoritis tentang seni sebagai ber ikut : Read dalam Sony Kartika (2004 : 2), me nyeb utkan bahwa se ni mer upakan usaha manus ia untuk me nc iptakan bentuk - bentuk yang menyena ngka n. Bentuk yang menyena ngkan dala m arti bentuk ya ng dapat me mb ingka i perasaan keindaha n
dan perasaan keindahan itu dapat terpuaskan apabila dapa t
me nangkap har moni ata u satu kesatuan dari be ntuk yang d isajikan. Dar i pemaparan di atas, dapat pencipta tarik kesimp ulan bahwa seni merupakan suatu bentuk- bentuk atau susunan yang unik dan menar ik hingga dapat menimb ulkan perasaan keindaha n. Dala m ha l ini pencipta dapat merasakannya pada bentuk bentuk atau lekuk- lekuk motor akibat kecelakaan yang me ndorong niat penc ipta untuk memvis ua lkannya ke dalam karya seni. Jika dika itkan denga n karya pencipta d i ma na bentuk- bentuk atau lekuk- lekuk tersebut mer upakan faktor domina n da la m me ndukung estetik dar i setiap karya penc ipta, baik itu karya d ua dimens i dan tiga dimens i.
17
Suzanne K. Langer da la m Sony Kartika, me ngatakan seni mer upakan simbo l dari perasaan. Seni merupakan kreasi bentuk simbo lis dari perasaan ma nus ia. Bentuk- bentuk simbo lis ya ng me nga la mi trans for mas i ya ng mer upakan universa lisasi
dari pe nga la man,
dan
bukan
mer upakan
terje maha n
dari
penga la man terte ntu dala m kar ya seninya me la inkan for mas i penga la man emos iona lnya ya ng bukan dari p ik irannya semata . (Kartika,2004 : 2) kesimp ulan me nur ut penc ipta tentang pemaparan diatas adalah di ma na seni mer upakan kreasi bentuk- bentuk yang b isa merangkai s imbol dar i penga la man e mos iona l yang universa l da n bukan dari mas ing- mas ing pemik ira n se mata. J ika dika itkan dengan karya pencipta, di mana penc ipta me ncari s imbol- s imbol atau berbicara tentang simbo l seperti pada karya pencipta yang berjudul Semiotika pencipta me mperbincangkan masa lah s imbo l la lu lintas sebaga i suatu perarutaran ya ng harus ditaati, jika diinterpretas ikan dala m kehidupan s imbol la lu lintas tersebut sebagai suatu tata krama ya ng harus dipatuhi o leh ma nus ia. Achille
Bo nito
Oliva
adala h
seorang
kr itik us
seni
yang
pa ling
berpengaruh d i Eropa, dalam tiga dekade terakhir me la lui penerbita n buku nya The Italian Trans-Av antgarde dan The International Trans-Av antgarde. Dalam bukunya Art Beyond The Year Two Thousand ia menyatakan bahwa tidak ada kesadaran inter nasio na l dala m se ni, tetapi ada kesadaran atas karya seni, ya ng ma mpu
me mfor mulas ikan
vis i
dunia
yang
mela ngkah
jauh
me la mpaui
pembuatnya. (Oliva, 1991 : 65) dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimp ulan me nur ut penc ipta bahwa seni itu universal tidak terikat o leh apapun karena tidak adanya kesadaran yang mendasar na mun ada kesadaran dalam kar ya seni seperti
18
pada contohnya karya seni setidaknya harus ber landasan estetika seperti pada karya multimed ia penc ipta dima na jika dilihat secara sudut pandang awa m ide dari karya tersebut tidak akan me milik i uns ur seni, na mun sete lah divis ua lkan ke dalam karya tiga dime ns i me la lui med ia plat besi, kaca, cat dan fiber ada kesadaran tentang seni yang terkandung pada karya pencipta. Dari pendapat- pendapat di atas, setelah dis impulka n ole h penc ipta jelas lah bahwa seni merupakan pengungkapan perasaan ya ng da la m dan d ituangkan kedalam suatu med ia baik itu media gerak maup un med ia dua deme ns i (kanvas) dan tiga d imens i ( multimed ia) atau p un ke giatan terte ntu seseorang berdasarkan penga la man- penga la man estetis nya sehingga ma mpu me mber ikan kesenangan bagi s i pe ncipta dan s i penik mat seni. Dar i sana juga dapat dis impulkan pengertian dar i seni luk is adala h pengungkapan perasaan yang da la m, dan dituangkan kedalam b idang dua dimens io na l ya ng berupa simbo l- simbol atau penga la man- penga la man estetis s i senima n denga n me nggunakan unsur- unsur seni r upa ya itu : gar is, bidang, warna, rua ng, tekstur dan bentuk - bentuk yang disajikan secara indah dan me nar ik, sehingga ma mpu me mber ikan rasa puas bagi si penc ipta dan s i penik mat se ni itu send ir i. Je las lah bahwa sebenarnya tujuan seni itu adala h untuk me mbahagiakan seseorang me la lui proses ataupun has il karya sehingga kedua be lah p ihak merasa puas, nik mat da n me mpunya i harapanharapan, serta dapat member ikan pesan antara si penc ipta dan si penikmat seni itu send ir i.
19
2.4 Pe nge rtian Se ni Lukis Soedarso Sp dalam M ikke Susanto me nje laskan bahwa Seni Luk is adalah pengungkapan atau pengucapan ide, penga la man artistik ya ng d ita mpilka n dala m bidang dua dimens i dengan me nggunakan gar is dan warna. (2011 : 241) Dari pe maparan di atas dapat pencipta tar ik kesimpula n bahwa se ni lukis mer upakan has il dari ide atau gagasa n yang d idasari ole h penga la manpenga la man ma nus ia. J ika dika itkan denga n karya penc ipta di mana penc ipta secara mur ni menggunakan penga la man pr ibadinya ya itu kecelak aan kendaraan sebagai dasar landasan dala m berkarya seni. Dala m buk u Ens ik lopedia Umum d isebutkan bahwa seni lukis mer upakan bentuk luk isan pada dua b idang d imens io na l berupa hasil dari pencamp uran warna- warna yang mengandung maksud tertentu. (Pringgodigno, A.G, 1977) Dala m ha l ini kesimp ulan me nur ut penc ipta adalah seni luk is merupakan ekspresi yang d ituangkan kedala m bida ng dua d imens i berupa has i l dari pencamp uran warna- warna
yang
mas ing- mas ing
warna
menga ndung
mak na
tertentu.
Contohnya pada karya pencipta warna maup un be ntuk sengaja dib uat mendekati aslinya, adapun maksud dar i se mua itu adala h a gar karya yang d ita mp ilkan kepublish
me ma ng
real
begitu
adanya
na mun
penc ipta
tidak
mutlak
me mindahkan se mua itu kedala m kanvas, tapi ada bagia n- bagia n ya ng d ita mbah ataupun yang dik urangi ole h pencipta. Dari uraia n di atas dapat pencipta simpulkan bahwa seni luk is adalah ungkapan batin seseorang (penc ipta) yang d ituangkan ke dalam med ia dua dimens i yang berupa has il dari penca mpura n warna - warna yang menga ndung
20
maksud tertentu agar dapat mewakili ide yang ingin ditua ngkan o leh penc ipta tersebut.
2.5 Pe nge rtian Se ni Ins talas i Asal mula dari berbagai seni insta las i konte mporer tidak terlepas dari gerakkan seni rupa garda depan pada awal abad ke- 20, seperti Futur is me, eksperimen Ba uhaus, Dadais me, surrealis me dan konstruktur is me. Dala m buku Seni Rupa Penyadaran Moelyo no dipaparkan bahwa seni insta lasi merupakan hak ikat seni yang ter letak pada la ndasan konseptua lnya, dan selanjutnya se ni insta las i b iasanya terwujud nyata pada saat perupanya berusa ha untuk me ndefinis ikan ulang ruanga n pameran yang akan dite mpatinya. (F akih, 1997 : 24) dari pemaparan d i atas dapat pencipta s imp ulkan bahwa seni instalas i mer upakan seni yang diwujudkan secara nyata me lalui b idang tiga dime ns i ya ng terletak pada la ndasan konseptua lnya. J ika d ikaitkan denga n karya penc ipta di ma na seperti ya ng diura ikan di atas bahwa se ni insta las i ter letak pada landasan konseptualnya, pada karya pencipta d i mana tra gedi kecelakaan kendaraan sebagai la ndasan dari ide penc ipta yang d ivisua lisas ikan me lalui media tiga dimens i. Dala m buk u Diks i Rupa me ngura ikan bahwa instalas i adalah seni ya ng belum me milik i kesepakatan arti secara baku, baik bagi penga mat ma upun pelaku seni. Secara teknis seni insta las i lahir dar i perkembangan leb ih la njut dari sa lah satu teknik dala m se ni r upa (patung) ya itu teknik Asembling. (Susanto, 2002 : 56) Dari uraia n diatas dapat pencipta simpulkan bahwa seni insta lasi mer upakan
21
evolus i dari seni patung yang bersifat lebih bebas dan modernis me, karena tidak terikat dala m segi apapun baik ide ma upun mater ia l. Dala m ha l ini, karya pencipta
juga
mena mp ilkan
insta lasi
yang
da lam proses
penciptaannya
me nggunakan kebebasan dalam berkarya denga m me nggunakan plat besi, fiber, kaca dan cat. Dari dua penje lasan di atas dapat pencipta simpulkan secara men nye lur uh bahwa seni insta las i mer upakan seni yang ber landaskan konseptua l sebagai pondasinya, dan merupakan evo lus i dar i seni patung yang me milik i kapasitas leb ih bebas dalam pengo la han ide maup un med ia.
2.6 Ele me n-Ele me n Se ni Rupa Berik utnya merupakan ele men- ele me n vis ual seni luk is yang mend ukung karya pencipta : a.
Garis Ada perbedaan antara sebuah gar is dan gar is pada umumnya. Sebuah gar is adalah goresan yang d ibuat o leh suatu a lat seperti pena, pens il, crayo n, lid i dan la in- la innya. Da lam pe ngertia n ilmu uk ur, sebuah gar is adalah ”serentetan titik yang tidak ada habis nya ”. (Arsana dan Supono, 1983 : 31) Dala m seni lukis gar is dapat pula d ibentuk dari perpaduan antara dua warna, sedang dala m seni tiga d ime ns i gar is dapat dibentuk karena belokan, sudut ya ng mema njang maup un perpaduan teknik dan bahan-
22
bahan la innya, denga n penggunaan gar is secara matang dan benar, dapat pula me mbentuk kesan tekstur (bar ik), nada, dan nuansa rua ng serta volume. (Susanto, 2001 : 45) Dari beberapa pernyataan tersebut di atas pencipta dapat me nar ik kesimpulan bahwa gar is tidak semata- mata batas limit, mela inkan e le men rupa ya ng me mbangun a neka kesan, fis io logis sebagaima na wujud gar is itu d ita mpilka n. Garis yang kencang me mber ikan rasa yang berbeda pada gar is yang me mbe lok atau me le ngk ung. Yang pertama me mberika n kesan kaku, keras, dan berikutnya me mberikan kesan luwes maupun le mbut. J ika dikaitka n pada karya pencipta,
di ma na penc ipta leb ih dominan
me nggunakan gar is ya ng spontan baik itu gar is lur us ma upun gar is ya ng le ngk ung agar luk isan leb ih tekesan bebas. b.
Warna Suatu benda dapat dikenali sebagai war na sep erti merah, kuning, hija u, dan la inya, karena secara alami mata kita dapat menangkap cahaya yang dipantulkan dari permukaan benda tersebut sehingga dapat dime ngerti bahwa warna mer upakan cahaya yang ditimbulkan pada mata. (Kartika, 2004 : 48) Setelah pencipta menar ik kesimpula n menur ut ura ia n di atas, warna terbentuk dar i reaksi pantulan ca haya yang me nge na i benda dan dipantulkan pada mata kita sehingga timb ul reaksi yang disebut warna. Warna- warna pada karya pencipta leb ih bnyak terkesan warna skunder karena untuk mend ukung karakteristik cat motor atau mob il dala m luk isan
23
pencipta, tidak jarang pula menggunakan warna- warna baru untuk me ndukung sis i estetik pada karya luk is pencipta. c.
Bentuk Bentuk merupakan wujud yang d iga mbarkan, bentuk me milik i s ifat : Geometr is dan organis, bentuk geo metr is struktur nya searah misa lnya segitiga,
se gie mpat,
lingkaran
dan
sebagainya.
Be ntuk
or ganis
susunan/str uktur nya bentuk- bentuk ilmia h (Sur yahad i, 1994 : 5) Bentuk me nur ut penc ipta adalah wujud ya ng diga mbarkan dengan me nggunakan ele me n- ele men seni r upa sehingga me mbentuk suatu karya yang harmo nis. Dengan goresan gar is, ak an me nciptakan bentuk, juga dari penyus unan war na dan kontras war na. Dala m karya luk is penc ipta bentukbentuk yang d ita mpilka n adalah bentuk- bentuk atau figur- figur kendaraan yang hanc ur akibat tra gedi kece lakaan ya ng d iluk iskan secara detail agar dapat mendekati aslinya, denga n atau adanya pena mbaha n maup un pengura ngan pada objek lukisa n. d.
Ruang Ruang kump ulan dar i beberapa bidang akan me mbentuk rua ng ya ng me mpunya i dime ns i panjang, lebar dan tinggi. Rua ng pada aslinya adalah sesuatu yang kosong tidak ada is inya. Ruang yang se luruhnya teris i benda disebut denga n massa, dan bila benda itu kenta l massanya akan me njadi besar. Karena selain tiga d imens i, massa me mpunya i berat badan seolaholah yang keempat. (Djlantik,1999 : 24)
24
Dala m seni rupa orang ser ing mengk aitkannya denga n bidang ya ng me milik i batas atau limit, wa laup un kadang- kadang ruang me milik i sifat yang tak terbatas dan tidak terjama h. Ruang juga dapat diartikan secara fis ik adalah rangga ya ng terbatas maup un tidak terbatas oleh bidang. (Susanto,2002 : 99) Dari pemaparan diatas dapat pencipta s impulkan bahwa rua ng merupakan kumpula n dar i beberapa bidang yang akan me mbentuk ruang ya ng me mp unya i dime ns i panjang, lebar dan tinggi. Ruang juga dapat diartika n secara fis ik adalah rangga yang terbatas ma upun tidak terbatas oleh bidang. Ruang pada karya pencipta dibentuk dari war na- warna dalam bidang latar belakang karya penc ipta. Rua ng dis ini juga tercipta dengan adanya warna warna kontras objek utama denga n objek pendukung sebaga i latar belakang. e.
Tekstur Tekstur mer upakan nila i raba pada permukaan baik nyata maup un se mu, tekstur nyata apabila diraba, secara fis ik akan betul- betul terasa sedangkan tekstur semu hanya ke lihata nnya saja berbeda, namun apabila diraba tidak nyata, sedangkan kekerasan dari tekstur nyata ada lah nyata. (Sid ik, 1981 : 41- 42) Tekstur dapat me luk iskan per mukaan objek, seperti kulit ra mbut, dan b isa merasakan kasar lemb utnya, teratur tidaknya suatu objek. Tekstur dimunc ulkan de nga n me ma nfaatkan kanvas atau bahan- bahan la inya
25
seperti pasir, serbuk kayu, zinc white dan baha n- bahan la innya yang b isa me nyebabkan terbentuknya tekstur. Pada karya pencipta menggunakan tekstur nyata dengan bantuan zinc white, tissu dan la in- la in agar luk isan ter lihat lebih artistik dan leb ih var iatif baik secara teknik maupun media ya ng digunakan.
2.7 Prins ip-prins ip Pe nyus unan Karya Se ni Lukis Terwujudnya karya seni tidak terlepas dari uns ur - unsur ke indaha n ya ng terbentuk dari penyus una n komposis i, proporsi, pusat perhatia n, keseimbanga n, ira ma dan kontras. a. Komposisi Komposisi mer upakan penyus una n atau pen gorga nisasia n dari unsur- unsur seni r upa. (Sidik, 1981 : 44) Dala m ura ia n di atas me nje laskan bahwa komposis i dapat dicapai me lalui pengatura n atau penyusunan unsur- uns ur seni r upa seperti garis, b idang, ruang, warna, bentuk dan tekstur secara bertump uk untuk mencapai kedina misan dala m s uatu karya. Jadi kompos is i yang d ita mp ilkan o leh pe ncipta ada lah pengaturan atau penyus unan dar i unsur gar is, r uang, warna, b idang, bentuk dan tekstur baik itu secara simetr is atau no n s imetr is.
26
b. Proporsi Proporsi menunjukan hub unga n bagian dala m keselur uha n dan bagian yang satu de nga n ya ng la innya. Konteks seni rupa me nunjukan apakah ukuran d ibaca sebagai ke le luasaan, ke lebaran, ketinggia n ata u kedala ma n. Sejak semula tidak ada peraturan yang sah dan ber laku sa mpai sepanja ng waktu ya ng menetapkan adanya proporsi yang “benar ” atau se laras. (Arsana dan Supono, 1983 : 73) Dari ura ian d i atas dapat pencipta tarik kesimpulan bahwa sa mpai saat ini be lum ada peraturan yang me netapkan adanya proporsi yang ba ik dan benar sehingga pada karya penc ipta, me nggunakan dua proporsi ya itu proporsi idea l dan imajinatif agar bentuk- bentuk
yang
d igambarkan
me ngik uti
perasaan- perasaan
yg
dibayangkan o leh penc ipta. c. Pusat Perhatian Pusat perhatian b iasanya d isebut denga n titik fokus dari suatu susuna n. Suatu p usat perhatian di e le men- ele men la in ya ng bertebaran dan tund uk me mbantunya sehingga ya ng kita fokuskan menonjo l, tetapi tidak lepas dari yang la in atau lingk unga nnya. (Arsana da n Supono, 1983 : 66) Dar i ura ian di atas pencipta dapat menar ik kesimpulan bahwa pusat perhatian mer upakan bagian ya ng terpenting da la m luk isan karena jika tidak adanya pusat perhatia n luk isan akan ter lihat flat ata u datar bahkan terkesan ringan Dan kosong. Da la m karya pe ncipta p usat perhatia n dapat dicapa i dengan me ns imua las i warna, baik itu ge lap terang ma upun dengan me ngatur kontras.
27
d. Kesatuan Kesatuan ini berarti estetis itu tersus un secara baik ataupun semp urna bentuknya dan
me milik i s uatu kesatua n b entuk, antara bagia n- bagian
sampai keselur uha n. (Liang Gie, 1976 : 48) Jadi menur ut kes impula n penc ipta kesatuan mer upakan penyus usunan dari ele men- ele men seni r upa sehingga tiap- tiap bagia n tidak terlepas dengan bagia n la innya. Kesatuan pada karya pencipta dapat dicapai dengan me nyusun bentuk abstrak dan bentuk real sehingga dapat me mbentuk suatu karya yang har mo nis. e. Bala nce/Keseimbangan Persesuaian mater i- mater i dari ukuran berat dan member ikan tekanan pada stabilitas pada suatu komposisi da la m karya se ni. (Susanto, 2002 : 20) Dala m uara ian d i atas pencipta dapat menimp ulkan bahwa kepekaan perasaan terhadap suatu unsur dala m se ni luk is ya ng me mberikan kesan stabil dala m suatu susuna n. Di da la m karya seni luk is keseimbangan infor mal ata u asimetr is b iasanya leb ih me narik karena leb ih ko mpleks (kelihatan lebih mulus, rumit) dapat me mber i kemungk inan yang lebih kaya dala m penyusunan, sehingga dapat me mber ikan kesan bergerak atau dinamis. Se mentara keseimbangan for ma l atau s imetr is me mber ikan rasa agung, tenang dan kepersisan karena bentuk maup un war na yang ada persis antara bagian yang kir i dan bagia n kanan. Sehingga terkesan agak dia m dan tidak bergerak. Dalam
28
karya pencipta kebanyakan me nggunakan kese imbanga n infor mal karena baik warna maup un bentuk- bentuk lebih ditekankan untuk mendekati bentuk aslinya atau real. f. Irama Irama adalah aturan atau pengula nga n ya ng teratur dari suatu bentuk atau uns ur- uns ur lainya. Bentuk- bentuk pokok irama adalah berula ng- ula ng (rev entitif ), berganti- ganti (alternatif ), berselang- selang (progresif ),dan me nga lir (flowing). (Arsana dan Supono, 1983 : 70) Dapat pencipta tambahka n bahwa ira ma dala m se ni luk is d iper lukan untuk me mbantu me mber ikan pusat perhatian ma upun untuk mence gah s uatu kebosanan atau kejenuha n. Jika dika itkan pada karya pencipta, irama b isa munc ul dar i pengulanga n bentuk, gar is, warna yang d igoreskan penc ipta pada karya luk isnya. g. Kontras Kontras adalah perbedaan antara ele me n- ele men da la m sebua h ta nda ya ng ada pada sebuah komposis i ata u desain. Kontras dapat dimunculkan dengan me nggunakan warna, bentuk, tekstur, uk uran da n ketajama n. Kontras di gunakan untuk me mber i ketegasa n dan me ngandung oposis ioposisi seperti gelap terang, cerah buram, besar kec il dan la in- la in. (Susanto,2000 : 66) Dari ura ian d i atas dapat pencipta simpulkan bahwa kontras merupakan perbedaan ele men yang satu dengan e le men ya ng la innya na mun mas ih da lam satu wadah atau kor idor. Jika dika itkan
29
dengan karya penc ipta kontras pada karya pencipta sela in untuk me mbuat pusat perhatian, kontras juga digunakan untuk me mbentuk kesan ruang.
2.8 Kajian Sumbe r Lain Di da la m me nciptakan karya seni luk is, penc ipta juga mengkaji karya seni me la lui penga matan dala m eve nt- event pameran. Di sana pencipta banyak me njadikan karya tersebut sebagai refre ns i ma upun perbandinga n dala m karya pencipta. Pencipta tidak menjip lak mutlak atau menjad ikan karya tersebut sebagai suatu ide dala m lukisa n, mela inkan sebaga i sumber acuan kedepan untuk leb ih me ningkatkan le ve l karya pencipta agar leb ih bervar iatif. Di sa mp ing me la lui kepustakaan, pencipta juga me lakukan observasi la ngs ung terjun kelapangan seperti dijala n raya, bengkel dan bahkan kantor polis i untuk mencar i objek dan infor masi me nyangkut tra gedi kecelakaan kendaraan yang penc ipta a ngkat sebaga i s ubjek matter dala m luk isannya. Tidak hanya observasi te ntang kendaraan saja, pencipta juga ser ing observas i mengena i street art karena dalam karya penc ipta, ingin mengkolaborasikan beberapa teknik agar luk isa n leb ih terkesan var iatif dan aktraktif. Adapun sa la h satunya dengan me madukan street art dalam luk isan pencipta dan teknik stencil agar hasil karya yang d icapai penc ipta sesua i dengan ide dan harapan penc ipta . Pencipta juga belajar me la lui karya- karya senima n pendahulu ma upun senima n k ini untuk me namba h wawasan, pengetahuan, dan penga la man estetik ter uta ma tenta ng
30
visua lisa i karya ba ik itu dari se gi ide, warna - warna, komposis inya dan bahkan var iasi berupa penempatan teks ataupun penggunaan media .
31
Foto-foto karya se ni lukis se bagai s umbe r acuan
Foto 1 Karya Lukis I Wayan Hendra Kusuma Judul
: In Between Motorcyle
Ukuran
: 135 x 180 cm
Bahan
:Cat Minyak pada Kanvas
Tahun
2008
(Katalog Real[ i]ti, 2009 : 51)
I Wayan Hendra Kus uma merupakan seorang pe lukis ya ng menjadikan kendaraan bermotor sebagai s ubjek matternya, di s ini penc ipta tertarik akan pengga mbaran kendaraan yang d ibuatnya sedetail mungkin. Ya ng me mbedakan 32
karya pencipta dan karya senima n ada lah penc ipta me njadikan kendaraan bermotor yang r usak sebagai subjek matternya dan visua lisas i penc ipta leb ih terkesan minima lis.
33
Foto 2 Karya Lukis Agus Cahaya Judul
: Illusiv e Wall
Ukuran
: 140 x 188 cm
Bahan
: Oil, Charcoal, & Spray Paint padaKanvas
Tahun
: 2009
(Katalog Real[ i]ti, 2009 : 23)
Pada karya ini penc ipta banyak ter inspiras i dar i kebebasan dalam me nggoresnya, juga dari berbaga i banyak nya me nggunakan med ia hingga teknik. Pencipta sangat tertar ik dar i pengkola borasian teknik stencil yang d ilakukan senima n, sehingga tidak ada kesan ragu ya ng ter lihat pada karya senima n. 34
Pencipta tidak me njip lak mutlak karya senima n, na mun hanya menjad ikannya suatu perbandinga n terhadap karya pencipta.
35
Foto 3 Karya Lukis Jean Mic hael Basquiat Judul
: Untitled, 1984
Ukuran
: 223.5 cm x 196.6 cm
Bahan
: Acrylic, Silkscreen dan Oilstick padaKanvas
Tahun
: 1984
(The Art Book, 1994 : 29)
Karya ini me nginsp iras i penc ipta tentang kebebasan mene mpatkan objek ma upun teks di da la m b idang ga mbar,
juga keberanianya dala m me masa ng
warna ya ng kesannya tidak d iperhitungkan na mun menjad i visua lisas i ya ng me narik, coret- coretan yang spontan mena mbah kesan artis tik dalam luk isannya. 36
Foto-foto obse rvas i se bagai s umbe r acuan
Foto 4 ( Foto Dokumentas i Penc ipta, 21/ 09/ 2010 11 : 51 am)
Tragedi kecelakaan yang terjadi d i ja lan Ha ya m Wur uk pada pukul 04.00 dini
har i,
disebabkan
oleh
pengendara
yaitu
anak
SMA
yang
sedang
me nge mud ikan kendaraannya denga n kesadaran minim atau ngantuk sehingga 37
me nyebabkan terjadinya kecelakaan. Tra gedi ini terjad i p ada bulan September, yang tidak mene la n korban. Makna ya ng ingin d isa mpa ikan o leh penc ipta adalah berhati- hatilah pada saat mengendara i kendaraan di ja lan a gar t idak berakibat fata l.
38
Foto 5 ( Foto Dokumentas i Penc ipta, 06/ 05/ 2010 04 : 00 am )
Pada pukul 03.30 dini har i tepatnya pada bulan Mei d i sekitar kawasan Simpang Siur terjad i sebuah kecelakaan hebat, yang terjadi karena pengemud i kendaraan mabuk berat sehingga kosentrasinya me nur un dan mengak ibatkan mob il yang d ikendarainya keluar ja lur dan me nabrak sebuah pohon pe mbatas jalan ya ng mengakibatkan mob il tersebut terge linc ir, terseret dan terbalik kura ng leb ih 20 meter, untungnya tidak ada korban jiwa dala m kecelakaan tersebut. Makna
yang
ingin
d isampa ikan
penc ipta
adalah
baga ima na
seharus nya
me nge ndarai kendaraan dengan benar tanpa mengkons ums i minuman keras saat ma upun sebelum berkendara karena akan menyebabkan resiko yang berbahaya bagi pengendara dan orang la in.
39
Foto 6 ( Foto Dokumentas i Penc ipta, 13/ 10/ 2010 17 : 03 )
Tragedi kecelakaan ya ng
sempat
me ngge mparkan
masyarakat bali
khus usnya masyarakat kawasan GWK dengan adanya peristiwa kecelakaan maut yang mene la n 7 korban dengan keadaan mati d ite mpat sungguh me mb uat mata masyarakat tertuju kesana. Kecelakaan yang terjadi pada pukul 01.30 siang har i tersebut diakibatkan ole h sebuah truck pengangkut pasir yang hila ng kendali disebabkan oleh rem blo m sehingga me nabrak seluruh pengendara motor dihadapanya dan merobohkan 9 toko dipinggir ja la n. Traged i kecelakaan tersebut terjadi pada bulan Oktober 2010. Makna yang ingin d isampa ikan penc ipta 40
berhati- hatilah saat me nge ndarai kendaraan d i ja lan ya ng ar us la lu lintas nya padat dan kondisi ja lan yang terja l, karena akan me mpengaruhi k inerja kendaraan.
41
Foto Street Art se bagai s umbe r acuan
Foto 7 (foto dikutip dari http ://sabet.tv/gro up/mura lartwork )
Foto 8 foto dikutip dari http ://sabet.tv/gro up/mura lartwork )
42
BAB III PROSES PENCIPTAAN
Bab ini me nje laskan tenta ng baga imana proses kreatifitas d idala m proses penciptaan karya seni
luk is,
dimula i denga n kepekaan berola h estetik,
me madukannya denga n kema mpua n dala m me nyus un e le men se ni r upa atau me ngko mposis ikan e le me n tersebut, serta me mber ikan se ntuhan- sentuha n war na yang nantinya ma mpu menjadikan karya seni lukis ya ng me milik i nila i estetis sesuai denga n kepr ibadian penc ipta dan yang dapat dipertanggung jawabkan secara akademis. Penciptaan sebuah karya seni lukis d iperlukan sebuah proses, di mana pada proses penciptaan karya seni luk is ini penc ipta memer lukan re ntang waktu yang c ukup la ma dengan beraga m penga la man yang d ipero leh, serta persiapan dan pemik iran yang cuk up mata ng se hingga sebuah karya seni dapat diwujudkan. Secara garis besar proses penciptaan karya seni terd ir i dar i beberapa tahapan ya itu
: Ta hap
Penjelajahan
(ek splorasi),
tahap
Improvisasi,
dan
tahap
pembentuka n (Forming) sebagaima na ya ng d iura ikan o le h Hawk ins terjema han Hadi dala m Bend i Yudha (2005 : 35) yang menterjema hkan metode tersebut me liputi: eksplorasi, improvisas i , dan for ming. Eksplorasi yang d imaksud dala m ha l ini adala h sebagai langkah awa l dar i s uatu penc iptaan kar ya seni. Ta hap ini termasuk ber fikir, ber imajinasi, merasakan dan merespon objek yang dijadikan sumber penciptaan.
43
Tahap improvisas i, tahap ini me mber ikan kesempatan ya ng lebih besar bagi ima jinas i, se leksi da n menc ipta dari pada tahap eksplorasi. Karena dalam tahap improvisas i terdapat kebebasan yang ba ik, sehingga jumla h keterlibatan dir i dapat ditingkatkan. Dala m tahap ini me mungk inkan untuk me lakukan berbagai maça m percobaan-percobaan (eksperime n) denga n berbagai se lek si mater ia l dan pene mua n bentuk- bentuk artistik untuk me ncapai integr itas dari hasil percobaan yang te la h dilakukan. Forming, tahap ini adalah s uatu proses perwujudan (eksekusi) dari bebagai percobaan yang te lah d ilakukan. Kebutuha n me mbuat komposis i tumb uh dari hasrat ma nus ia untuk me mber i bentuk terhadap sesuatau yang te lah d ite muka n. Tahap ini merupakan proses penyus unan dengan me nggab ungkan s imbo l- simbol yang dihas ilkan dar i berbagai percobaan yang berdasarkan pada pertimbangan har moni, kerumitan, inte ns itas, dan la in sebagainya.
3.1 Proses Pe nje lajahan (Eksplorasi) Proses penjelajahan merupakan proses ya ng pa ling awa l d ilakukan untuk me mbuat sebuah karya seni luk is. Proses ini dilak ukan untuk
me mberi
pertimbangan dala m persiapan me luk is. Pertimbangan ini mencakup penga matan dan pengga lia n ide atau ga gasan tentang te ma yang he ndak diangkat. Dala m proses ini sega la faktor yang mencangkup ide penciptaan karya dipik irkan dengan matang, adapun proses penjajagan ya ng d ilakukan penc ipta sebagai berikut :
44
a. Penga matan objek secara langs ung, pada tahap ini penc ipta me lakukan penga matan objek yang dilakuka n secara langs ung kelokasi, ya ng biasanya pencipta menge lilingi daerah De npasar, Badung, Tabanan hingga Negara. Dalam perjala nan tersebut penc ipta me ncari tra ged i kecelakaan maupun pacsa tragedi kecelakaan tersebut. Tidak jarang pencipta menyaksika n lans ung incident kecelakaan tersebut, hingga munc ul ra ngsa nga n penc ipta untuk me mvis ua lkannya kedala m karya seni luk is. b. Penga matan me la lui karya seni, pada proses ini penc ipta me lakuan penga matan ter hadap karya-karya luk is la in yang d ibuat o leh se niman la innya, ya ng d ijumpa i di muse um- museum, rua ng pub lik, ga lery ma upun kamp us ya ng ada di Ba li hingga luar neger i. Ha l ini d ilakukan oleh penc ipta untuk me ncari ide yang da pat mendukung te ma garapan, atau sebagai perbandingan karya penc ipta dengan karya pelukis la innya. Mela lui proses ini penc ipta banyak me ndapat masukanmasuka n berupa ide- ide dan teknik- teknik baru yang berguna dala m proses kreatif penc ipta. c. Penga matan me la lui foto- foto ya ng terdapat me la lui b uku- buku, maja lah dan kata log pameran, untuk me mperkaya imajinas i ya ng dituangkan dala m ide, yang akhir nya dituangkan kedalam karya seni.
45
3.2 Pe rcobaan (Eksperimen) Percobaan / eksperime n ini adala h suatu tahap di mana penc ipta mencoba me ngo lah has il dar i eksploras i tersebut dan menerje mahkannya ke dala m sketsa dikertas samb il me mpertimbangkan je nis e le ment apa yang akan d ipakai, serta penga mbila n iko n yang tepat guna terwujudnya pesan yang ingin d isampa ikan d i dalam luk isan na nti. Proses percobaan dilakukan pencipta berupa mencoba bereksperimen dengan mencoba berbagai macam a lat dan teknik, guna menunjang karya seni luk is yang berkualitas. Sketsa- sketsa yang terpilih tidak mutlak ditra ns fer la ngs ung untuk diwujudkan ke dalam karya, me lainkan me la lui pertimbanganpertimbangan menyangkut ide, estetik, dan artistik, sketsa- sketsa tersebut ditinjau dan dise leksi ke mbali bahkan adakalanya tidak terpakai sama sekali dan dianggap gaga l sebagai suatu rancanga n karena tidak sesuai denga n ga gasan ya ng ada. Langkah berik utnya dari proses rancanga n ini juga d ilakukan dengan me ngko mbinas ikan sketsa- sketsa yang dip ilih atau d ise leksi sebelumnya untuk dijadika n rancangan ya ng nantinya akan dipakai sebagai pedoman dala m merea lisasikan suatu ga gasan yang ada. Upaya- upaya seperti ini sa ngat me nar ik dan perlu d icoba untuk d iterapkan sebagai sala h satu bagian dar i proses eksperimentasi, karena sketsa-sketsa sebelumnya dapat member ikan berbagai alternatif ya ng dapat me mber ikan doronga n dan ra ngsangan imajinatif untuk me ndapatkan ide- ide cemerlang dan kreatif.
46
Berik ut ini ada lah beberapa contoh sketsa- sketsa yang me njadi gagasan pencipta.
Ske tsa 1 Judul
: Semiotika
Ukuran
: 30 x 42 cm
Bahan
: Penc il, Cat Air pada majalah
Tahun
: 2010
47
Ske tsa 2 Judul
: Mercy
Ukuran
: 30 x 42 cm
Bahan
: Penc il pada Kertas
Tahun
: 2011
48
Ske tsa 3 Judul
: Supra ft sho gun
Ukuran
: 30 x 42 cm
Bahan
: Penc il pada Kertas
Tahun
: 2010
49
Ske tsa 4 Judul
: Dia lektika
Ukuran
: 30 x 42 cm
Bahan
: Penc il pada Kertas
Tahun
: 2011
50
Ske tsa 5 Judul
: Send ir i
Ukuran
: 30 x 42 cm
Bahan
: Penc il pada Kertas
Tahun
: 2011
51
3.3 Pe mbe ntukan (Forming) Tahap ini adalah tahap pembentukan ya ng mana dar i gagasan awa l itu pencipta coba terapkan dan diterje mahkan d i dala m sketsa dan kemudia n me milih dari sketsa yang terbaik menurut penc ipta kemudia n diwujudkan, na mun dala m ha l ini penc ipta kerap kali me lakukan pero mbakan- perombakan demi pencapaian estetik baik itu dari segi war na dan besarnya bidang yang akan dipakai. Dala m me lakukan proses pembentukan
ha l pertama ya ng d ilakukan
pencipta adalah me ncari objek yang akan diluk is pencipta dan d irekam me la lua i alat dokumentas i ya itu kamera, setela h itu objek dicetak sesuai ke inginan pencipta. Penc ipta tidak me njip lak secara mutlak objek foto tersebut me lainkan me nsket terlebih dahulu kedala m med ia buku ga mbar ha l- ha l ya ng me nar ik bagi pencipta. Tahap
berikutnya
me milih
sketsa
yang
sekira nya
cocok
untuk
dip indahkan kedala m med ia kanvas dengan me nggunakan c harcoal ya ng b iasanya pencipta goreskan secara globa l dengan penekanan charcoa l yang tip is agar mudah d ihapus dan tidak mer ubah warna dasar pada lukisa n na ntinya, jika pencipta me ngala mi kesala han saat mensketsa, biasanya penc ipta me nggunakan sapu bulu segaba i penghapus kemud ian setela h itu se lesa i penc ipta per lu me lihat leb ih te liti la gi, ha l- hal ya ng sekira nya tidak sesua i dengan keingina n penc ipta, misa lnya pada komposisi, proporsi dengan objek yang pencipta contoh. Tidak me nutup kemungk ina n na ntinya terjadi improv isasi pada sketsa awal atau pun foto- foto yang penc ipta dapatkan itu denga n apa nantinya ya ng penc ipta akan tuangkan d ikanvas, karena adanya suatu pertimba nga n pada dalam pr ins ip -
52
prins ip penyusunan se ni luk is dan e le ment- ele me nt vis ua l yang ada, namun ta npa me ngubah maksud sketsa awal tersebut. Setelah sekira nya d ianggap selesai, maka tahap berikutnya me mberikan warna. Pencipta biasanya me mula i tahapan warna dari proses pengerjaan back ground,
yang
biasanya
dibuatkan
tekstur
ter lebih
d ahulu
dengan
me nempe lkan tiss u me nggunakan le m fox dan me mberi zinc white baru dimula i dengan me mber ikan war na ya itu cat acrylic dengan me nggunakan teknik ro ll dan me mber i stencil dengan me nggunakan tr ip lek sebagai ma ll dan spray paint sebagai mater ia l cat dan pada bagian- bagia n terte ntu penc ipta me mberikan kesan le leha n dengan me nggunakan warna yang leb ih redup. Jika d ianggap back ground sudah selesa i dila njutkan dengan me mbuat war na ge lap yang camp urannya antara la in burnt umber, light black , vermilion, sap green dan ultramarine kemud ian dicamp ur me nggunakan pa let dan pa let nes agar war na yang tercamp ur me njadi rata. Setelah itu objek utama diwar na i denga n me nggunakan cat minyak ya ng telah d ica mpur tad i, kemud ia n me mb lok- blok bagian pa ling ge lap ter lebih dahulu dan dita mbahkan warna ya ng leb ih terang hingga paling te rang pada akhir tahap pewarnaan dengan me nggunakan kuas ya ng ukura nnya relatif leb ih besar atau me nyes uaika n kebutuha n denga n teknik me nggores seperti drawing. Dis ini pencipta berusaha me mberikan war na dengan mendekati war na aslinya dan tidak jarang juga penc ipta me na mbahkan atau mengurangi war na agar luk isa n leb ih terkesan harmonis.
53
Tahap berikutnya adala h tahapan me ncari detail luk isan, yang d i mana proses pengerjaannya leb ih berhati- hati dan teliti agar detail lukisa n dapat terlihat. Namun tidak jarang juga pada objek utama penc ipta juga me mberikan kesan lele han dengan me nggunakan white spirit setelah lukisa n total d iwarna i dan ada beberapa bagian yang me ma ng sengaja tidak dideta il na mun ha nya diwak ilkan ole h goresan ya ng leb ih impres if. Tahap berikutnya merupakan tahap terakhir dari proses penciptaan sebelumnya. Eva luas i d ilakukan berdasarkan atas rasa estetik dan kemamp uan untuk me njadikan ide- ide sebagai tujuan vis ua lnya.Segala unsur dar i subject matter, komposisi, pusat perhatia n, kesatuan serta bentuk - bentuk yang te lah dicapai diteliti kemba li. Sehingga has il dar i luk isan penc ipta sesuai dengan harapan. Setelah respon ya ng dilak ukan dapat me muaskan hati penc ipta, maka terakhir penc ipta me mber ikan lapisa n perlindunga n pada luk isan penc ipta disertai dengan me mber ikan na ma atau tanda ta nga n sebaga i bentuk pertanggung jawaban terhadap karya yang d ic iptakan. Terkadang penc ipta juga mena mbahkan bingka i atau frame demi perhitunga n keserasian serta tercapainya keharmo nisan dalam berkarya, dengan demik ia n proses berkarya telah selesai. Dala m
pe nciptaan
karya
seni
luk is
ini
penc ipta
me nggunakan
studio/r umah penc ipta sendir i sebagai tempat berkarya. Dala m penc iptaan kar ya luk is ini penc ipta banyak sekali me ndapat kendala - kendala, baik itu faktor interna l ma upun faktor eksternal. Faktor interna l seperti tidak adanya ga irah me lukis ya ng disebabkan susa hnya me ncari objek ya ng diinginkan penc ipta. Dan faktor eksternal seperti kes ibukan d imasyarakat ya ng tidak bisa d ie lakkan oleh
54
pencipta, na mun d ibalik kendala- kendala tersebut ada beberapa faktor pendukung yang me mbuat penc ipta kemba li se mangat da la m berkarya. Penc ipta sa ngat berterimakasi kepada keluarga dan te ma n- teman yang me mba ntu me mberi dukungan baik itu secara mor il ata upun mater ia l sehingga penc ipta dapan me nye lesa ikan karya pencipta tepat pada waktunya. Dibawah ini juga dita mp ilkan secara periodik beberapa contoh bahan dan alat serta tahapan- tahapan yang d ilakukan dala m proses perwujudan karya seni sebagai berikut :
55
Foto 9 Alat dan Bahan Cat oil dan acrylic sebaga i baha n pewarna, spray pa int sebagai mater ia lperwujudan ste nc il, var nish sebaga i pe lindung warna, roller untuk meratakan warna dan kuas dari berbagai ukura n.
56
Foto 10 Pros es be rkarya Lukis Pencipta saat berkarya dengan me nggunakan cat minyak pada kanvas.
57
Foto 11 Pros es be rkarya ins talas i Pencipta saat berkarya dengan me nggunakan spray paint untuk me ngecat insta lasi.
58
BAB IV WUJUD KARYA
Pencipta seni luk is d ilakukan me la lui beberapa tahapan- tahapan yang sangat mendasar dan mer upakan sebagian dar i proses kreatif ter masuk kenda la kendala dan res iko yang d ihadapinya serta akan me nentukan arah da n perjala nan berkeseniannya d idala m pencar ia n jati d ir i maup un eksistens i kesenima nannya. Bila ma na seorang penc ipta telah berhas il dala m me mvisua lkan ide - ide dengan segala tota litas nya, pada saat itu pula ia te la h me ncurahka n l uapan emos inya secara kreatif ke dala m bahasa vis ua l me la lui med ia tertentu, ke mud ian d i wujudkan dala m suatu karya seni. Wujud karya dala m skr ip karya ini merupakan penje lasan dar i karya seni yang penc ipta buat untuk dapat diter ima dan d ikaji secara ilmia h. Untuk me maha mi leb ih jauh baga imana te ntang hub ungan a ntara ide dengan wujud karya, dapat dipahami lewat visua lisas i karya. Pada karya ini, pencipta berusa ha mewujudkan karya seni yang s ifatnya me mber ikan suatu ga mbaran tentang traged i kecelakaan seca ra wujud karya na mun secara ide, pencipta ingin mena fs irkan te ntang kehidupan ma nus ia saat ini di mana dala m kehidupan tersebut tidak selalu berjala n baik atau mulus. Dala m wujud karya, ada dua aspek yang per lu diperhatika n ya itu aspek ideoplastis dan aspek fis iop lastis. Adapun penje lasan leb ih r inci mengena i d ua aspek tersebut akan diura ikan d ibawah ini.
59
4.1 As pe k Ideoplas tis Suwarjono dala m Apresias i Seni me nje laskan bahwa aspek ideoplastis mer upakan karya yang la hir atas dasar ide sang penc ipta dala m me lahirkan bentuk, me nuntun kela hiran perwujudannya (seni secara visua l). (Dar mawan. T. 1985 : 9) Aspek ideoplastis dala m kar ya penc ipta bertitik tolak pada karya ya ng direalisa ikan dengan me nga mbil kendaraan hancur sebaga i subject matter nya na mun ide yang me mpengaruhi penc ipta berasal dari kehidupan manus ia saat ini di ma na kehidupan berjalan tidak sela lu sesua i dengan kehendak manus ia. Pada ide penciptaan, penc ipta tertarik pada lekuk- lekuk besi atau karat-karat motor yang terjad i secara spontan, sehingga menyebabkan bentuk yang ane h yang tidak pernah terfik irkan dan menimb ulkan war na - warna yang tidak terduga. Dala m visua lisas inya
bentuk- bentuk
akan
dib uat
sedetail
mungk in
sehingga
me ncerminkan karakter ya ng je las kemud ian d iko mbinas ikan denga n goresangoresan abstrack agar tercapai ide ya ng ingin d iwujudkan na mun ide tersebut tetap diinterpretasikan kedala m kehid upan manus ia.
4.2 As pe k Fis ioplas tis Suwarjono dala m Apres iasi Seni menje laskan bahwa aspek fis ioplastis pengha mp ira n bentuk seni me la lui aspek teknis tanpa me mentingkan ide terciptanya seni itu send ir i.(Dar mawan. T. 1985 : 9)
60
Aspek fis ioplastis pada karya penc ipta dapat dilihat dar i penerapan unsur uns ur seni rupa atau se ni lukis seperti misa lnya gar is, bidang, warna, bentuk tekstur, komposis i, proporsi, keseimbangan dan juga ha l la in ya ng mend ukung perwujudan karya. Demik ia n pula pada pemiliha n warna ya ng berupaya untuk me mber ikan ruang di dala m lukisa n yang merupakan objek yang dekat maupun yang jauh. Pena mp ilan war na ya ng coba dipakai sebagai representas i dari suasana hati penc ipta, dan dipadukan dengan unsur te matik ya ng coba digarap sehingga
ma mp u
me mber ikan
r uang
komunikasi
untuk
orang
ya ng
me nikmatinya. Penekanan dengan bentuk- bentuk yang meno njol dengan war na ya ng tajam serta gar is- garis serta stroke kuas (brush strok e) yang sengaja dilihatkan untuk me mberika n efek kasar dan le mb ut pada permukaan b idang ga mbar, ya ng leb ih dominan adala h upaya untuk me ngko laborasikan beberapa teknik dala m satu karya luk is. Walaupun penc ipta menerapkan suatu unsur seni se maca m komposis i dan proporsi misalnya, na mun secara sadar pencipta berusaha pula melepaskan proses keterikatan terhadap hal tersebut agar komposis i ya ng d iinginkan penc ipta dapat terealisasi dengan bebas. Hal ini penc ipta rasakan baik, sebab mampu me mberi dorongan untuk pembebasan ekspresi dalam berteknis. Namun da la m karya multimed ia, pencipta tetap memperhitungkan unsur uns ur dan pr ins ip- prins ip penyus unan karya se ni da lam vis ua lisas inya dengan me nggunakan media ya ng leb ih bebas yang me mbedakan antara karya dua dimens i dan karya tiga dime ns i.
61
4.3 Wujud Karya ditinjau da ri As pek Ide oplas tis dan Fis ioplas tis Agar karya- karya yang d iciptakan dapat dipahami denga n jelas dari aspek ide ma upun vis ualisasinya, di bawah ini akan dibahas s ecara rinc i sebanyak 13 buah karya seni luk is dan multimed ia yang bentuk karya dan uraia nnya a ntara la in :
62
Foto Karya 1
Judul
: Ters udut
Ukuran
: 130 x 180 cm
Bahan
: Media Campura n pada Kanvas
Ukuran
: 2010
63
Karya yang menga mbil judul “Ters udut” ini berawal dari ide kecalakaan kendaraan bermotor sebagai la ndasan oleh penc ipta. Pencipta mengintepretasi kehid upan dengan me mvis ua lkan kendaraan ber motor sebagai s ubjek matter nya. Dala m kar ya ini penc ipta me mvisua lisas ikan e mp at sepeda motor, tiga motor dengan kond is i baik dan satu motor dengan kond is i bur uk atau hanc ur. Di mana ide pencipta tiada la in me nga mb il s is i kehidupa n manus ia sebagai conto h dala m luk isan tersebut. Seperti yang kita ketahui, manus ia sela lu ingin me mperl ihatkan sis i ba ik mereka di depan pub lik sehingga seb isa mungk in manus ia akan me nutup- nutup i kekurangan atau keje lekan mereka. Seperti ya ng terlihat pada karya di atas pencipta me ngga mbarkan tiga bua h motor denga n kondis i ba ik yang bermaksud sesuatu ya ng lebih ba ik sela lu d ita mp ilkan leb ih banyak ketimbang sesuatu yang b uruk atau jelek. Da la m ha l ini ter lihat pengga mbaran sebuah sepeda motor yang diletakan pada posisi tersud ut dengan maksud sesuatu yang buruk atau jelek sebisa mungk in akan dise mbunyika n. Pada karya Tersudut d i atas pengga mbaran motor sengaja d iberi warna yang berbeda- beda agar memberi kesan var iatif, pada pengga mbaran objek uta ma pencipta sengaja ga mbarkan mendekati as linya agar kar ya lebih ter lihat riel kemud ian d ita mbahkan teknik le le han agar lebih terkesan dramatis, pada penggarapan background digunakan teknik ro ll, spray paint dan drawing agar me ndukung kesan abstrak. Terakhir kali penc ipta me mber i stencil dalam kar ya bermaksud ingin me mber ikesan street art atau yang leb ih d ikena l dengan seni jalana n.
64
Foto Karya 2 Judul
: Ta nda
Ukuran
: 150 x 130 cm
Bahan
: Media Campura n pada Kanvas
Tahun
: 2010
65
“Ta nda” mer upakan jud ul dar i karya kedua penc ipta, dala m karya ini pencipta menggambarkan sebua h sepeda motor yang berwana hita m dengan kondis i buruk atau rusak akibat ins ident kecelakan sebagai objek pada luk isannya.
Karya
“Ta nda”
berbicara
tentang
baga ima na
cara
untuk
me nghentika n kehancura n ya ng terjad i baik itu ulah ma nus ia maup un a la m ya ng divis ua lkan me la lui karya se ni luk is. Dala m kar ya tanda d iga mbarkan sebuah motor rusak atau hanc ur, yang pengga mbarannya mendekati bentuk as linya atau real. Tanda “Dilara ng” ya ng berada tepat di depan motor atau objek luk isan mer upakan judul dar i luk isa n ini, ta nda dilarang digarap me nggunakan teknik stencil dan kata Stop This Destruction yang artinya he ntikan keha ncura n ini sengaja d ibuat tepat dibawah ta nda Dilarang, coretan pada kata Destruction me ngartikan bahwa kehanc uran atau kerusakan ya ng terjad i tidak akan bisa dihe ntikan. Karya Tanda ini mer upakan interpretasi da la m kehid upan ma nus ia d i ma na kejadian bur uk sering terjadi sehingga me ngak ibatkan kehanc uran atau kerusakan yang sa mpai saat ini masih ber langs ung ta npa adanya cara untuk me nghentika n kerusakan ini. Da lam karya ini penc ipta menggunakan beberapa teknik antara la in teknik stencil, drawing, teknik roll dan le le han. Penggarapan back ground dengan menggunakan beberapa teknik, stencil wajah dan coretan pensil d imaksudkan ingin me mberika n kesan liar a gar leb ih terlihat seni jala nan atau yang sering disebut street art.
66
FotoKarya 3 Judul
: Semiotika
Ukuran
: 130 x 150 cm
Bahan
: Media Campura n pada Kanvas
Tahun
: 2010
67
Semiotika merupakan b idang stud i tenta ng ta nda dan cara tanda- tanda itu bekerja (dikatakan juga se mio logi) atau leb ih tepatnya d ikatakan tanda dan makna. (Firdus i, 14 oktober 2006) Semiotika, me mvisua lisas ikan objek motor berwarna mera h yang r usak akibat kecelakaan sebagai pusat perhatiannya. Di sebela hnya terdapat rambu atau tanda belok kir i yang berwarna kuning sebaga i penye imbang kompos is i sekaligus judul dar i karya tersebut. Luk isan ini ter insp iras i dari banyaknya kha layak ya ng tidak me matuhi peratura n la lu lintas. Contohnya seperti “pela ng ja la n”, wa laup un ini bers ifat pember ita hua n kecil na mun b ila tidak diper hatikan b isa berakibat fata l bagi penge ndara motor maupun mobil. Ba nyak tragedi kecelakaan ya ng bermula dari tidak pedulinya akan suatu ta nda atau pelang ramb u- rambu. Dala m karya ini penc ipta ingin me mper lihatkan dampak yang akan terjadi b ila kita me langgar sebuah peraturan. Di mana sebela h tanda belok kir i terdapat sebuah motor r usak akibat kecelakaan yang penc ipta jad ikan conto h bur uk sete lah me langgar tanda atau peraturan. Penggarapan motor diga mbar me ndekati aslinya dengan pengkolaborasia n teknik le leha n ya ng d ilakuka n penc ipta agar luk isan terkesan lebih dramatis. Background dibuat leb ih impresif ketimbang objek bermaksud ingin me lihatkan kebebasan pencipta saat berkarya yang juga d ipadukan dengan teknik roll dan stencil agar kesan background lebih var iatif.
68
Foto Karya 4 Judul
: Si Cantik dan Bur uk Rupa
Ukuran
: 150 x 180 cm
Bahan
: Media Campuran pada Kanvas
Tahun
: 2010
69
Marilyn Monroe (1 Juni1926 - 5 Agustus1962) ya ng terla hir denga n nama Norma Jeane Mortenson adalah seorang aktr is, penya nyi dan juga model terkenal asal Amer ika Serikat. Hingga saat ini, dia mer upakan bintang film dan s imbol seks paling terkena l pada abad ke- 20. Namun demik ia n permasa laha n ya ng me nya ngk ut kar ir maup un ke hidupan pr ibadinya menjad i se makin b uruk dan rumit. Kehid upan Marilyn Monroe berakhir me nge naskan, dia dite mukan tewas di r umahnya ya ng dipercaya sebaga i ak ibat tindakan b unuh d ir i karena ov erdosis me minum obat tidur. Hingga saat ini, berbagai teori konspiras i me nyangkut kematian Mar ilyn mas ih menjad i pokok pembahasan khus us nya bagi para pengge mar nya mula i dari keter libatan keluarga Kennedy untuk me mbunuh Marilyn sa mpai teor i bahwa Marilyn Monroe dibunuh ole h Mafia. (Wik iped ia Bahasa Indonesia, Ens iklopedia Bebas) Karya pencipta yang
yang berjud ul Si Cantik
dan Buruk
Rupa
divis ua lisas ikan denga n objek wanita ca ntik pada komposis i t engah ya ng bermaksud me ngedepankan kecantikan, kemewa han dan popular itas dala m kehid upan na mun tetap semua itu akan berujung bencana, jika kita tidak bisa me nja laninya secara benar. Motor rusak yang diko mposis ikan pada kedua sis i objek uta ma ber maksud ingin me nekankan res iko atau bencana ya ng terjad i jika kita tidak pintar dan benar dalam me ns iasati kehidupan. Seperti yang dico ntoh penc ipta, di ma na pada akhir Marilyn Monroe matinya tidak baik dan mas ih banyak mengundang ta nya hingga saat ini. Pengga mbaran karya d iatas sengaja d ibuat me ndekati as linya na mun war na pada objek utama dib uat hita m putih a gar kesan a mbigu leb ih je las
70
terlihat. Goresan objek uta ma lebih d ib uat impres if ketimbang dua motor disebelahnya agar objek utama lebih me milik i power dari moto r disamp ingnya. Pengga mbaran ke dua motor dibuat me ndekati as linya baik bentuk maup un warna. Pada back ground pencipta menggunakan beberapa teknik a ntara la in, teknik ro ll, le le han, dan stencil. Dari beberapa tekik tersebut dipadukan juga dengan coretan- coretan cat pylox dan dikolaborasikan sehingga back ground karya terkesan abstrak.
71
Foto Karya 5 Judul
: Dia lektika
Ukuran
: 130 x 170 cm
Bahan
: Media Campura n pada Kanvas
Tahun
: 2011
72
Percakapan atau pemb icaraan merupakan ha l yang pa ling r utin d ilakukan oleh manus ia na mun percakapan yang ser ius b iasanya d ilakukan jika terjadi sebuah sesuatu atau adanya incident . Dialektika merupakan judul karya dar i luk isan penc ipta, pada karya ini penc ipta me ngga mbarkan dua figure manus ia yang satu berindentitas po lis i dan satunya ber identitas tentara sebagai objek dalam luk isan penc ipta. Pengga mbaran berhadapan
bertujuan
dua agar
figure
manus ia
suasana
yang
percakapan
diko mposis ikan lebih
terk esan
sa ling priv ate.
Pengga mbaran ma nus ia d ibuat leb ih mendekati as linya dengan goresan ya ng leb ih impresif. Dua motor d i sebela h figure manus ia, ya ng satu berwarna hita m dan satunya berwarna hita m merah ya ng d iga mbarkan dengan kond is i rusak atau hanc ur bermaksud untuk menyatakan masala h yang terjad i atau adanya incident kehancuran. Pengga mbaran dua bua h motor denga n komposis i yang d icroping dengan menggunakan teknik le leha n agar luk isan penc ipta leb ih terkesan dramatis dan dita mbah denga n stencil wajah agar terlihat penggarapan karya leb ih bebas dan liar. Pada background sepeda motor diberi war na hita m a gar objek motor lebih ter lihat. Back ground dengan latar putih
yang d ikolaborasi
dengan teknik kolase, berikut denga n penggarapan teknik roll, stencil dan drawing bertujuan agar kesan back ground mendekati abstrak.
73
Foto Karya 6 Judul
: Mutilas i
Ukuran
: 130 x 150 cm
Bahan
: Media Campura n pada Kanvas
Tahun
: 2011
74
Mutilas i merupakan judul karya penc ipta, pada karya ini d i ma na penc ipta terinspiras i dar i ser ingnya kasus pe mbunuha n ya ng terjadi pada kehidupan ma nus ia saat ini. Seperti ya ng k ita ketahui d i te levis i banyak mengungkap tentang kasus mutilas i. Mutilas i adala h aks i yang me nyebabkan satu atau beberapa bagian tub uh (ma nus ia) tidak dapat bekerja sebagaima na mestinya. Beberapa contoh mutilas i misa lnya a mputas i, pembakaran, atau flage las i. Da la m beberapa kasus, mulitas i juga dapat berarti me motong- motong tubuh ma yat manus ia. (W ik ipedia, ensik lopedia bebas). D i ma na dala m karya penc ipta, penc ipta me mvisua lkan sepeda motor hancur sebagai objek utama nya denga n komposis i terpotongpotong yang me negaskan kesan mutilas i pada karya pencipta. Pada pengga mbarannya pencipta sengaja mengga mbar sepeda motor me ndekati aslinya menggunakan goresan yang lebih impres if. Warna biru pada motor dip ilih penc ipta karena agar mendekati warna seperti mayat yang te lah me mbus uk
( me mb iru),
pada
back ground
seperti
b iasa
pencipta
leb ih
me mbebaskan goresan dengan me nggunakan cat pylox dan beberapa stencil terdapat pada karya pencipta bermaksud me namba h kesan garang d an bebas pada karya luk is penc ipta, kemud ian terakhir menggunakan teknik ro ll dan le le han agar background terkesan abstrak.
75
Foto Karya 7 Judul
: Obsesi
Ukuran
: 120 x 150 cm
Bahan
: Media Campura n pada Kanvas
Tahun
: 2011
76
Karya 7 terinspiras i dar i besarnya ke inginan a nak - anak belum c ukup umur untuk mengendara i sepeda motor. Obsesi adalah judul dar i karya pencipta, di ma na dala m karya ini penc ipta me nggunakan anak kecil sedang duduk di atas sepeda motor sebagai objek utamanya. Seperti yang k ita ketahui, tra gedi kecelakaan d i ja lan ra ya saat ini ser ing terjadi karena banyaknya anak- anak yang belum cukup umur untuk me ngendarai sepeda motor. Di ma na mereka akan bertindak uga l- uga la n dan tak jarang pula mereka tidak menghiraukan ra mbu la lu lintas sehingga dapat menimbulkan bencana atau tragedi kecelakaan ucap Kabid Humas Polda Ba li Kombes Pol Gede Sugianyar dan be liau juga mengatakan akan me masukan masa lah tertib ber la lu lintas ke dalam kur ik ulum pend id ikan anak di sekola h dan pada tahun 2011 kurik ulum itu d iharapkan sudah dapat diterapkan sehingga dapat menumbuhkan kesadaran para siswa untuk dapat tertib di jala n raya . Pada karya pencipta yang menjadikan anak kecil duduk d i atas motor sebagai objek utamanya adalah sebaga in contoh betapa inginnya anak- anak untuk me nge ndarai sepeda motor. Pada vis ualisa inya penc ipta ga mbarkan mendekati aslinya dengan ta mp ilan ekspresi waja h anak kecil ya ng berter iak senang ya ng seoalah- olah ingin me nge ndarai sepeda motor. Pada background diga mbarkan sebuah motor r usak atau hanc ur sebaga i conto h atau res iko berkendara jika belum me menuhi persyaratan atau umur ya ng ter la lu d ini untuk me ngendarai sepeda motor. Penggarapan background juga d iga mbarkan me ndekati as linya na mun tone warna lebih d irendahkan ketimbang objek utama agar tidak me nga nggu objek utama pada luk isan. Latar back ground berwarna hita m
77
bermaksud agar suasana terkesan kelam dan d ita mbah stencil dan coret-coretan pylox agar karya lebih terkesan bebas.
78
Foto karya 8 Judul
: Sik lus
Ukuran
: 210 x 150 cm (3 Panel)
Bahan
: Media Campura n pada Kanvas
Tahun
: 2011
79
Siklus ( lahir, hidup, mati) di ma na dala m kehidupan ma nus ia pasti akan me nga la minya, karya berikut ini terins ipar i dari kehidupan manus ia ya ng ma na berawal dari la hir, hid up dan mati begitulah hendaknya manus ia menja la ni s ik lus kehid upannya. Karya yang d ivis ua lisasikan denga n mene mpatkan sepeda motor sebagai objek utamanya d imasing- mas ing pane l yang nantinya akan d igab ung o leh pencipta saat proses penye lesaia n. Di mana penc ipta bermaksud berbicara tentang
mas ing- mas ing
pane l
tersebut.
Pada
panel
pertama
penc ipta
me ngga mbarkan sebuah sepeda motor dengan me nggunakan teknik drawing bermaksud, pada sebuah luk isan awa l mula terbentuknya me la lui sket atau drawing yang pada karya ini penc ipta interpretas ikan sebagi lahir nya s uatu kehid upan pada manus ia dengan me nggunakan background merah
ya ng
bermaksud agar kelak menjad i sesuatu ya ng berani dan tangguh. Pada panel ke dua pencipta mengga mbarkan sebuah sepeda motor dengan keadaan baik yang s udah tersentuh ole h mod ifikasi sehingga motor tampak leb ih tampan dari aslinya. J ika d iinterpretas ikan da la m kehid upan d i mana pane l ke dua ini seperti kehid upan seorang re maja ya ng se la lu mer ias d ir inya a gar ter lihat leb ih cantik dan ta mpan d i hadapan kha la yak. Back ground dengan war na pink bermaksud agar lukisa n leb ih terkesan romantis. Pada panel ke tiga penc ipta mengga mbarkan motor ha ncur sebagai s imbol kematian d i mana seperti diga mbarkan penc ipta motor dengan kond is i yang tidak bisa dipakai. Pengga mbaran motor tersebut cendr ung me ndekati as linya ba ik warna maupun bentuk. Jika d iinterpretasikan dala m kehid upan d i mana ma nus ia
80
sudah tidak b isa me lanjutkan hid upnya pada saat ini karena pada hak ikatnya ma nus ia pasti akan me nga la mi yang nama nya kematian atau s ik lus kehidupan ya itu la hir, hid up dan mati. Pada penggarapan back ground sengaja diber i war na putih agar mendapatkan suasana suc i atau tentra m saat kematian dengan sentuhan cat pylox dan beberapa stencilan agar lebih terkesan abstrak.
81
Foto Karya 9 Judul
: Me langgar batas
Ukuran
: 120 x 130 cm
Bahan
: Media Campura n pada Kanvas
Tahun
: 2011
82
Pada karya ini penc ipta me mvis ualka n mobil ya ng ha ncur akibat terjatuh dari atas gedung sebaga i objek uta ma nya. Me la nggar batas merupakan judul dari karya di atas, di ma na pencipta ber maksud
me mberikan sebua h gambaran
terhadap kehidupan. J ika k ita selak u manus ia tidak pernah
me ma ha mi atau
me ngerti batasan k ita se laku manus ia maka siap - siap saja kita akan terkena mus ibah ataupun hukuma n. Pada karya ini penc ipta me mvis ua lkan sebuah mobil yang me laju denga n me lewati batas sehingga jatuh dan hancur, begitu juga dengan ma nus ia jika k ita sela lu me maksakan dir i untuk se la lu ter gesa - gesa kedepan maka akan berisiko fata l. Vusua lisas i dar i karya di atas, objek utama d ibuat de nga n me madukan teknik drawing dan olahan cat minyak agar luk isan lebih ter lihat artistik. Pada back ground dibuat gar is kuning dengan kata- kata Do not cross bermaksud me negaskan kesan dilarang me langgar agar tidak terjadi suatu traged i. Lele han pada background bermaksud agar lukisa n leb ih terlihat dramatis dan beberapa stencilan untuk mend ukung kesan variatif pada karya.
83
Foto Karya 10 Judul
: Sendir i
Ukuran
: 140 x 150 cm
Bahan
: Media Campuran pada Kanvas
Tahun
: 2011
84
pencipta mengga mbarkan sebuah tr uk ya ng r usak akibat kecelakaan, di ma na pencipta tertarik me mvis ua lkan
truk tersebut karena setelah pencipta
me lakukan observasi berulang kali pasca tragedi kecelakaan tersebut, terlihat tidak adanya kepedulian orang bahkan pe miliknya untuk me mperbaiki tr uk itu. Oleh karena itu, pencipta me mber i jud ul “Send ir i” pada karya ke sepuluh. Pencipta me mvis ua lkan sebua h tr uk sebagai objek uta ma dengan ko mposis i penempatan obyek di tengah- tengah, bermaksud pada saat truk tersebut bagus atau dala m kond is i baik tr uk tersebut d irawat sede mik ian r upa, sedangkan pada saat rusak truk tersebut d itingga l bahkan tidak dihira ukan sa ma sekali. Diibaratkan seperti jika bagus diagungkan saat buruk ditingga l. Back ground dibuat denga n menggunakan beberapa teknik yaitu kolase, roll, stencil. Coretancoretan pada background tidak bermaksud apa- apa mela inkan hanya ingin me namba h kesan bebas pada karya, agar karya lebih terlihat lebih bebas dan liar.
85
Foto Karya 11 Judul
: Si Cantik dan Bur uk Rupa #2
Ukuran
: 150 x 130 cm
Bahan
: Media Campura n pada Kanvas
Tahun
: 2011
86
Karya ini mer upakan karya ser i kedua dar i S i Cantik dan Bur uk Rupa yang ter inspiras i dar i artis film dewasa ya itu Mar ia Osawa yang me milik i paras yang cantik dan me milik i banyak keleb iha n sebaga i wa nita d i mana dapat me mbuat para le lak i mengaguminya na mun dala m karya ini penc ipta bermaksud me ngga mbarkan cantik secara fis ik na mun buruk secara sifat, seperti mana ya ng telah d iketahui bahwa Maria Osawa tersebut merupakan figur ya ng tidak baik dan tidak patut ditiru. Dala m visua lisas inya penc ipta me ngga mbarkan sosok wanita cantik tersebut dengan me ndekati as linya, sepeda motor hanc ur mer upakan interpretasi pada pengungkapan buruk rupa ya ng penc ipta gambarkan dengan sosok sepeda motor rusak atau hancur. pengga mbaran back ground lebih me nekankan pada teknik kolase di mana pencipta
mene mpelka n beberapa foto wanita ya ng berparas cantik agar leb ih
me ndukung kesan si cantik pada karya pencipta. Teknik roll, lele han dan stencil juga d ipadukan pada background agar lebih terkesan bebas dan mendekati abstrak, warna back ground lebih d itekankan pink agar luk isan Nampak leb ih fe minim (cantik).
87
Foto Karya 12 Judul
: Teropong Tra gedi
Ukuran
: 120 x 100 cm
Bahan
: Media Campuran pada Kanvas
Tahun
: 2011
88
Teropong
Tra gedi mer upakan karya dua dime ns i terakhir penc ipta di
ma na pada karya ini penc ipta ter insp iras i pada kegiatan po lis i / me lacak suatu keadaan. Karya ini lebih berbicara tentang baga ima na kita bisa me lihat sesuatu kedepan baik itu ha l bur uk ma upun ha l ya ng me nye nangkan, na mun dala m ha l ini pencipta me ngga mbarkan sosok seorang polis i ya ng sedang me neropong me lalui kameranya untuk me lihat sesuatu d i depan. Pencipta mengga mbarkan mob il rusak atau hanc ur d i depan polis i tersebut bermaksud bahwa kita dapat me lihat ses uatu yang hanc ur atau b uruk kedepannya agar kita bisa me nyiasati atau bertindak secara langsung me ngena i sesuatu ya ng buruk tersebut agar dapat dilewati / d ihadapi dengan ba ik. Pada vis ua lisasinya pencipta me ngga mbarkan karya tersebut dengan me nggunakan
komposis i
ya ng
hor izo nta l dengan
penggarapan
objeknya
me ndekati as linya baik dar i segi bentuk maup un warna, na mun pada bagian tertentu penc ipta mena mbahkan da n mengura ngi objek a gar lukisa n dapat terlihat leb ih me narik. Pada penggarapan background pencipta mengunakan teknik ko lase dengan me nempe lkan koran pada kanvas dan lele han cat serta beberapa stencil a gar luk isan ter lihat leb ih variatif.
89
Foto karya 13 Judul
: Ba ntu Kami Keluar
Ukuran
: Menyesua ikan As linya
Bahan
: Mobil, Fiber, Pylo x
Tahun
: 2011
90
Bantu Kami Keluar, karya ini ter insp iras i dari ser ingnya terjadi bencana ala m d i Bumi ini. Karya ini berbicara tenta ng baga ima na sebaiknya ma nus ia me nghadapi cobaan / bencana yang ser ing me nimpanya dan baga imana so lus i atau cara untuk keluar dari bencana tersebut. Karya “Bantu Kami Ke luar ” ini merupakan karya
insta las i ya ng
divis ua lisas ikan denga n menggunakan sebuah mobil yang hancur pasca tabrakan yang diartikan penc ipta sebagai bencana yang terjadi d i Bumi denga n mobil hanc ur sebagai med ia uta manya kemudia n direspon denga n patung tangan ya ng terbuat dari fiber yang me negaskan kesan manus ia yang seo lah- olah ingin ke luar dari bencana tersebut. Patung tangan d iwarna secar a variatif agar kesan perbedaan antara satu orang dengan orang la in leb ih tertangkap dan juga tidak terkesan monoton. Terakhir pada body mobil diber ikan coretan- coretan “celotehan” ya ng bermaksud ingin me ngungkapkan tentang is i hati orang- orang ya ng terkena bencana, juga sebaga i je mbatan pengungkapan perasaan dan sebagai pena mbah artistik pada karya pencipta.
91
BAB V PENUTUP
5.1 Kes impulan Dari ura ia n diatas maka dapat disimpulka n beberapa hal sebagai berik ut : 5.1.1 Karya divis ua lisa ikan dengan me lakukan observas i kelapangan dengan me lihat, me mperhatikan dan me makna i setiap peristiwa yang terjadi dan me ncar i uns ur estetis nya berupa lekuk- lekuk, karat- karat pada motor pasca tabrakan merupakan ketertarikan pencipta dala m mene ntukan ide maupun inspiras i dala m berkarya na mun dala m ha l ini penc ipta tetap
me nginterpretasikannya
kedalam kehidupan saat ini. 5.1.2 Media dua dime ns i yang menggunakan cat minyak dan pengo lahan teknik
yang
d igunakan
untuk
me nduk ung
ide
ya ng
ingin
divis ua lisas ikan ole h pencipta antara la in teknik drawing, roll, le leha n dan stencil. Adapun maksud me nggunakan beberapa teknik tersebut antara lain agar luk isan ter lihat leb ih var iatif dan bebas. Sementara pada media tiga dimens i me nggunakan bahan p lat besi, fiber, pylox dan kaca sebagai visua lisas inya. Untuk mewujudkan tragedi
kecelakaan
yang
diinterpretasikan
dala m
kehidupan
tersebut, dila lui denga n me lakuka n tiga tahapan ya itu : Tahap
92
Penjelajaha n
(ek splorasi),
tahap
Improvisas i,
dan
tahap
pembentuka n (Forming). 5.1.3 Eleme n- ele men vis ua l seperti gar is, warna, bentuk, r uang dan tekstur
serta
penyusunan
komposis i,
proporsi,
(balance),
irama
pr ins ip- prins ip
pusat
mer upakan
perhatian, faktor
seni
kontras, yang
rupa
seperti
keseimbangan
mend ukung
da lam
penciptaan karya se ni ba ik dua d imens i ma upun tiga d ime ns i demi terciptanya karya yang har monis, dina mis yang me mpunya i nila i artistik dan estetik.
5.2 Saran Sebelum me ngakhir i tulisan ini penc ipta ingin me mberika n saran- saran la in sebagai berik ut: 5.2.1 Bagi mahas iswa progra m stud i seni lukis I nstitut Seni Indones ia Denpasar, hendaknya mena mbah kreatifitas dan wawasan da lam berkarya, rajin me mbaca, bereksperime n, berdiskusi, dan me mb uat suatu gebrakan ya ng akan ma mpu me mbawa kita me njad i penc ipta yang lebih baik kedepannya. 5.2.2 Berbagai feno mena dala m lingk unga n kita merupakan sumber ide yang tak akan pernah abis untuk d iungkap dan diperjua ngkan me la lui karya seni ba ik itu seni luk is maup un seni multimed ia.
93
5.2.3 Untuk le mbaga I institut Seni I ndones ia hendaknya me ngusa hakan buku- buku tenta ng se ni r upa terbaru baik itu berupa katalog ma upun maja lah yang akan bisa merangsang kebangk ita n berkarya dan juga sebaga i penunjang proses belajar mengajar d i I nstitut Seni Indonesia De npasar.
94
DAFTAR PUSTAKA
Arsana, Nyoman dan Supono. 1983, Dasar-dasar Seni Luk is, Departemen Pendid ikan dan Kebudayaan : Denpasar. Bend i Yudha, I Made. 2005, Dwi Tungga l da la m Dime ns i Lontar : Tesis PPs ISI Yogyakarta. Bonito Olivia, Achille. 2010, Art Beyond The Year Two Thousand, BIASA Artspace little Librar y : Yo gyakarta. Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Mitche ll, L.G. 2002. Biologi. jilid 1. d iterjema hkan oleh R. Lestar i dkk. (edisi ke- edis i ke- 5). Penerbit Er la ngga. ISBN 979- 688- 4682 : Jakarta. Chernys hevsky, N.G. 2005, Hubungan Estetik Seni dengan Realitas, Ultimus : Bandung. Darwis 97. 2008, Safety. http://darwis97.wordpress.com/2008/06/29/k ecelak aan lalu-lintas/ Dermawa n. T, Agus, Sumarji dan Sr i Warso Wahono. 1985, Apresiasi Seni, Badan Pelaksana Pembanguna n Proyek Ancol : Jakarta. Djela ntik, A.A.M. 1999, Estetika Sebuah Pertunjukan Indones ia (MSPI) : Jakarta.
Pengantar,
Masyarakat
Seni
Ensik lopedia Nasional Indonesia. 2004, PT Delta Pamungkas : Jakarta. Fakih, Mansour. 1997, Seni Rupa Penyadaran Moelyono, Yayasan Be ntang Budaya : Yogyakarta. Koran Jak arta. Edisi Cetak : 1011 – 19 April 2011 : Jakarta. Liquite x. 2007, The Acrylic Book, Liquitex Artist Mater ia l : Jakarta. Pringgodigno, A.G, 1977, Ensik lopedia Umum, Kanis ius : Yogyakarta.
Sidik, Fadjar dan Aming Prayitno. 1979, Desain Elementer, STSRI, ASRI : Yogyakarta. Soetomo, Greg. 2003, Krisis Seni Krisis Kesadaran, Kanis ius : Yo gyakarta. Sony Kartika, Dharsono. 2004, Seni Rupa Modern, Rekayasa Sains : Yo gyakarta. Suryahad i. 1994, Pengembangan Kreatifitas melalui Seni Rupa , Departemen Pendid ikan dan Kebudayaan : Yogjakarta. Susanto, Mikke. 2002, Dik si Seni Rupa, Kanis ius : Yo gyakarta. Susanto, Mikke. 2011, Dik si Rupa, DictiArt Lab & Djagad Art House : Yogyakarta. The Art Book, 1994, Phaidon Press Limited : S ingapore. The Liang Gie. 2004, Filsafat Seni, Pusat Be lajar I lmu Ber guna (PUBI B) : Yogyakarta. Tim Pusat Pe mb inaa n dan Pe mbangunan Ba hasa. 1998, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendid ikan dan Kebudayaan : Jakarta. Vanessa Artlink. 2009, Real[ i]ti, Edelwe is : Jakarta Http : Antara News.com 23 Juli 2010. Http : Berita. Kapan Lagi.com , 29 Desember 2008. Http : fahri99.wordpress.com/2006/.../semiotika-tanda-dan-mak na/
Http :Liputan 6.com , 13 Oktober 2010.
LAMPIRAN
Foto bersama mahasiswa TA FSRD ISI Denpasar.
Foto pencipta bersama Prof.DR. I Wayan Rai S, M.A, Drs. I Ketut Murdana, M.Sn, Dra. Ni Made Rinu, M.Si, Drs. D.A Tirta Ray, M.Si, Drs. I Wayan Gulendra, M.Sn dan Bapak Warih.
Foto suasana Pameran TA “Life Style” di Bentara Budaya Bali
Foto Dr. Jean Couteau saat Diskusi Pameran Seni Rupa & Desain ISI Denpasar “Life Style”