ANALISA TRAGEDI KEHIDUPAN WANITA DALAM NOVEL BAN SHENG YUAN KARYA ZHANG AILING Meilinda, Xuc Lin Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730
[email protected];
[email protected]
ABSTRACT In "Half Life Fate" novel, the author, Eileen Chang with her feminism characteristics created two female characters: Gu Manlu and Gu Manzhen whose life experiences are unique. The story not only depicts woman tragedy in facing life difficulties, but also stresses more on the implementation which surpasses a human character by the fate.Through Half Life Fate, the writer analyzes women life tragedy which happened in the novel. The analysis contains the beginning, the process and the ending of the tragedy of Gu Manlu and Gu Manzhen. In the beginning, it tells about Chinese traditional society about gender concept which deeply influences human life value in society until now. Then, the process of tragedy describes the process of two women who faced male-centered society struggle and human egocentric such as willingness to sacrifice anything to fulfill their desire. In the ending of tragedy, the writer analyzes the character-change factor from Gu Manlu and Gu Manzhen when they faced self-intern and self-ex tern pressure. Finally through the whole analysis, the writer figures out that Gu Manlu and Gu Manzhen totally attempted to live on their own, but male-centered society made them unable to go out from this escape and showed more human powerlessness which was drawn by the fate. Keywords: Ban Sheng Yuan, Gu Manlu, Gu Manzhen, Tragedy, Fate
ABSTRAK Dalam novel Half Life Fate Eileen Chang dengan tipikal tokoh wanitanya menciptakan dua tokoh wanita Gu Manlu dan Gu Manzhen dengan pengalaman hidup mereka yang khas, isi cerita tidak hanya menggambarkan tragedi wanita dalam menghadapi kesulitan hidup, tapi lebih menekankan perwujudan dari takdir yang melampaui sifat sebagai seorang manusia. Penulis melalui novel Half Life Fate menganalisa tragedi pada wanita yang ada pada novel ini. Analisa terdiri dari awal mula tragedi, proses tragedi yang terjadi pada tokoh Gu Manlu dan Gu Manzhen. Di awal tragedi menggambarkan konsep perbedaan gender pada masyarakat trdisional cina di mana masih berpengaruh terhadap penilaian gender dijaman sekarang. Kemudian pada proses tragedi menggambarkan kesulitan tokoh menghadapi tragedi hidup yang mereka alami baik karena pengaruh dari konsep penilaian masyarakat terhadap wanita, maupun karena sifat sesama manusia yang saling menjatuhkan demi bertahan dalam kondisi yang sulit. Dan pada akhir tragedi penulis menganalisa faktor perubahan karakter dari tokoh Gu Manlu dan Gu Manzhen karena tekanan dari diluar diri dan dari dalam diri. Hasil dari keseluruhan analisa menunjukkan bahwa kedua tokoh sebagai seorang wanita telah berusaha untuk meggapai kehidupan yang mereka inginkan, tapi pada akhirnya mereka tetap saja tidak bisa melampaui konsep pandangan masyarakat yang membelenggu kehidupan wanita dan ketidakberdayaan manusia pada takdir hidup. Kata kunci: Ban Sheng Yuan, Gu Manlu, Gu Manzhen, Tragedi, Takdir
1
PENDAHULUAN Masyarakat feodal cina mempunyai konsep perbedaan antara pria dan wanita. Di dalam masyarakat feodal beranggapan kaum pria mempunyai karekter yang kuat sedangkan kaum wanita mempunyai karakter yang lemah. Posisi kaum wanita pada masa feodal hanya merupakan suatu alat bagi kaum pria untuk meneruskan garis keturunan. Wanita tidak punya hak untuk memutuskan masa depan hidupnya sendiri. Konsep ajaran ini diajarkan selama ribuan tahun pada masyarakat cina. Di dalam novel Half Life Fate dua tokoh wanita Gu Manlu dan Gu Manzhen berjuang mendobrak konsep ajaran ini, namun pada akhirnya malah mendatatangkan tragedi hidup yang tidak bisa mereka hindari. Menurut Lu Xun tragedi adalah sesuatu hal yang berharga dalam hidup manusia yang akan dihancur -kan. Tokoh Gu Manlu dan Gu Manzhen saat menghadapi tragedi hidup telah menghancurkan cinta, cita-cita dari kehidupan mereka bahkan tokoh Gu Manlu pada akhirnya perlahan kehilangan rasa antusias terhadap kehidupan. Oleh karena itu penulis sangat ingin meneliti faktor penyebab yang akhirnya menjadi tragedi hidup dari kedua tokoh yang pada akhirnya menghancurkan kehidupan mereka. Dalam penelitian sebelumnya Liu Xue dalam Analisa Sifat Tragedi dari Tokoh Gu Manlu yang mengangkat faktor internal dan eksternal yang menjadi penyebab tragedi dari kehidupan tokoh Gu Manlu. Faktor internal yaitu faktor dari diri sendiri yaitu pasrah terhadap diri sendiri yang menjadi salah satu penyebab terjadinya tragedi dan faktor eksternal yaitu budaya, lingkugan hidup serta keluarga yang menjadi pemicu terjadinya tragedi dalam kehidupan tokoh. Namun pada penelitian kali ini penulis tidak hanya menanalisa penyebab tragedi dari tokoh Gu Manlu tapi juga menemukan bahwa tokoh Gu Manzhen juga menjadi tokoh penting karena tokoh Gu Manzhen menjadi pemicu semua tragedi kehidupan kedua tokoh yang pada hakekatnya saling berhubungan erat. Tokoh Gu Manzhen juga mencerminkan tragedi yang sering dialami ole kaum wanita dalam hidupnya, oleh karena itu penulis menilai tokoh ini layak untuk menjadi objek penelitian.
METODE PENELITIAN Penulis menggunakan metode Studi Pustaka. Media : Novel Half Life Fafe karya Eileen Chang Instrumen : Tokoh utama wanita dalam novel Half Life Fate Waktu : Maret- Juli Tempat : Universitas Bina Nusantara Kompilasi Data : Novel Half Fate hasil karya Eileen Chang yang menggambarkan wanita yang berjuang menghadapi konsdisi sulit. Wanita demi bertahan hidup dapat mengorbankan dirinya sendiri dan dalam pengorbanan itu wanita harus kehilangan cinta, kebahagiaan serta citacita hidup.Walaupun sudah berjuang bertahan hidup, namun karena kondisi faktor luar berupa budaya, konsep pandangan masyarakat dan faktor dari dalam tokoh sendri membuat ia kehilangan semangat perjuangan hidup bahkan menjadi manusia yang kehilangan rasa antusias hidup.
HASIL DAN BAHASAN 1.
Awal Mula Tragedi
Kata tragedi mempunyai makna yang luas. Tragedi menggambarkan antara kekuatan tokoh utama yang dominan dengan suatu perkembangan konflik yang pada akhirnya mencapai titik klimaks penderitaan atau petaka yang menjadi akhir cerita. Berkenaan dengan tragedi, Lu Xun mengungkapkan suatu gagasan yang terkemuka; “ tragedi merupakan penghancuran benda berharga dalam kehidupan.” Dalam tragedi tokoh utama mengalami kekecewaan, melewati banyak kesulitan, bahkan kegagalan dan kematian yang tak dapat dihindari.” Awal mula tragedi dalam cerita adalah konsep pandangan masyarakat feodal terhadap pria dan wanita. Menyangkut pria dan wanita dalam tradisi masyarakat cina menganut beberapa konsep yaitu, kaum pria adalah makhluk mulia sedangkan wanita adalah hina, cenderung menghormati kaum pria dan mengabaikan kaum wanita. Pandangan seperti ini telah lama dianut oleh masyarakat feodal cina yang
2
menyebabkan posisi kaum wanita selalu menempati posisi kedua dari kaum pria. Mengenai konsep ajaran ini ada pernyataan yang terkenal dari Konfusius “ hanya orang hina dan para wanita yang sulit untuk diajari.” Konsep ajaran ini ribuan tahun mempengharuhi budaya cina. Walaupun sekarang perempuan cina selama beberapa dekade berjuang mendapatkan hak mereka dalam masrakat, tapi pada kenyatannya dalam budaya masyarakat konsep ajaran ini masih masih mengakar dalam masyarkat yang diwujudkan dengan istilah, ‘pria kuat wanita lemah’, ‘pria mendominasi wanita mengikuti’, ‘pria utama wanita kedua’. Konsep pandangan inilah yang menjadi salah satu sumber tragedi kehidupan tokoh Gu Manlu dan Gu Manzhen.
2.
Proses Tragedi Gu Manlu 2.1 Kematian Ayah
Ayah Gu Manlu bekerja disebuah balai penerbitan, upah di balai penerbitan sangat kecil. Namun dari pekerjaan inilah ia menghidupi seluruh anggota keluarga yang berjumlah 9 orang. Setelah ayah Gu Manlu meninggal Gu Manlu sebagai anak sulung harus menggantikan ayah menghidupi keluarga. Lalu ia mulai mencari pekerjaan, akan tetapi di dalam masyarakat yang masih cenderung melemahkan posisi wanita, Gu Manlu yang ingin mencari pekerjaan bukan suatu hal yang mudah , apalagi ia belum lulus sekolah menengah, maka demi menghidupi keluarga ia hanya bisa menjadi seorang wanita penghibur.
2.2 Kemerosotan Diri Gu Manlu di dalam kondisi masyarakat yang masih feodal menyebabkan ia memilih pekerjaan sebagai wanita penghibur untuk menghidupi keluarga. Kehidupan sebagai wanita penghibur membuat ia kehilangan kontrol diri. Demi untuk bisa menghibur para tamu diumur yang belia ia mulai belajar merokok dan minum minuman alkohol. Lalu demi untuk menarik lebih banyak pria ia harus bisa merias diri, semuanya hanya demi kepuasan para pria. Pada dasarnya ia adalah gadis yang lugu, akan tetapi karena gelapnya kehidupan wanita penghibur telah merubah sifatnya. Bagi wanita penghibur atau pelacur masa muda adalah masa berharga, karena bisa melayani lebih banyak pelanggan, tapi pada umur tertentu manusia akan mengalami penurunan secara fisik. Gu Manlu diumur paruh baya secara alami mengalami hal tersebut, ia menyadari telah kehilangan masa mudanya. Pelanggannya perlahan menurun, ketenarannya ikut merosot, masa muda dan kecantikan telah memudar. Gu Manlu tidak dapat menerima kenyataan ini, ia ingin mengejar kembali kecantikan yang dahulu, kemudian hidup didalam kepalsuan, membuat ia semakin ingin merias diri. Pada saat itu pelanggannya datang kerumah, Gu Manlu segera ke meja rias menambal riasan, pelangganya Zhu Hongcai yang sedang melihat foto, kemudian bertanya siapakah gadis muda yang ada di dalam foto. Pertanyaan seperti ini sangat menusuk hati Gu Manlu , karena gadis muda di dalam foto adalah dirinya, sungguh sulit dipercaya perubahan yang terjadi padanya, membuat orang tak mengenali dirinya lagi. Gu Manlu kemudian berkaca kembali tidak percaya bahwa ia telah kehilangan kecantikan masa mudanya, kemudian menambal riasan kembali, walaupun dapat menarik perhatian Zhu hongcai, tetapi kalau dilihat secara dekat Zhu hongcai merasa ada perasaan yang menakutkan. Gu Manlu bersikap seperti itu bukan tidak ada sebabnya, sikap yang seperti itu disebabkan kurangnya rasa percaya diri. Didalam menjalani gelapnya kehidupan wanita penghibur membuat dirinya kehilangan akal sehat mengenal citra diri. Mengenal citra diri menggambarkan nilai diri. Saat kita mangenal citra diri secara sehat, disaat itu juga kita melihat dan menerima sisi kuat maupun lemah diri kita. Saat kia memiliki pengenalan citra diri yang tidak sehat, saat itu pula kita menutupi semua kelemahan dan akhirnya menolak diri sendiri.
2.3 Kehidupan Berkeluarga Diumur paruh baya sulit bagi Gu Manlu untuk terus menjalani kehidupan sebagai wanita penghibur, oleh karena itu ia memutuskan untuk menikah, karena bagi seorang wanita penghibur bisa menikah adalah hal yang terhormat, walaupun sebenarnya ia mengetahui Zhu Hongcai tidak punya apapun bahkan ia telah punya seorang istri yang sah, tapi ia tetap setuju menjadi istri yang tidak sah. Diluar dugaan setelah mereka menikah kehidupan ekonomi mereka sangat mapan. Membuat Gu Manlu bisa menikmati kehidupan materil yang berlimpah. Tapi ia tidak merasa bahagia. Istri pertama Zhu Hongcai hanya melahirkan anak perempuan. Gu Manlu sendiri telah menjalani dua kali aborsi yang membuat dirinya tidak mungkin untuk mempunyai keturunan lagi, sedangkan Zhu Hongcai sangat menginginkan anak laki-laki. Mengtahui Gu Manlu mandul membuat ia mencari kesenangan dengan wanita lain. Ia sangat meremehkan Gu Manlu. Gu manlu sebagai “barang bekas” yang telah dipakai, bahkan kodrati sebagai wanita untuk melahirkan keturunan tidak dapat ia
3
penuhi. Apalagi setelah mengetahui suaminya punya maksud hati terhadap adik perempuannya, Gu Manlu tidak setuju. Sejak permintaannya ditolak oleh Gu Manlu, sikap Zhu Hongcai terhadap Gu Manlu semakin memburuk. Membuat Gu manlu merasa sangat menderita. Prinsip etika kuno cina mempunnyai konsep; sebuah keluarga harus mempunyai keturunan, tepatnya harus mempunyai anak laki-laki untuk meneruskan penghormatan leluhur. Apabila salah satu pihak dari pasangan suami istri tidak bisa memberikan keturunan, maka harus mencari cara untuk mendapatkan anak laki-laki. Kemudian pada ajaran masyarakat feodal, sepasang suami istri paling tidak harus mempunyai
不孝为三,无后为大
” yang telah sangat seorang anak laki-laki untuk meneruskan ketenurunan. Konsep “ dalam mempengaruhi cara berpikir masyarakat Cina dan Zhu Hongcai sendiri diumur paruh baya sangat
七出
mengingkan anak laki-laki. Kemudian apabila muncul “ ” suami punya hak kapan saja dapat mentalak istrinya. Oleh karena itu membuat Gu manlu tertekan dan merasa posisinya sebagai seorang nyonya kaya mendapatkan ancaman.
3.
Proses Tragedi Gu Manzhen 3.1 Pemerkosaan Menjadi Awal Tragedi
Gu Manzhen tidak menyangka kakak kandungnya bisa memanfaatkan dirinya. Bagi seorang wanita pemerkosaan adalah pelecehan yang paling menyakitkan, apalagi konsep feodal yang menekankan kesucian seorang wanita. Wanita sebelum menikah harus seorang perawan. Gu Manzhen tidak hanya diperkosa, tetapi juga dikurung hampir satu tahun, mereka baru rela mengeluarkan Gu Manzhen saat hari ia kesulitan dalam melahirkan. Selama berada dalam kurungan Gu Manzhen sangat berharap Shen Shijun datang menolongnya, tapi pada kenyataanya tidak ada siapapun yang datang menolongnya. Karena terus menahan kemarahan terhadap Gu Manlu dan suaminya membuat Gu Manzhen jatuh sakit. Saat sakit berpikir kenapa ibunya tidak datang menolong dirinya. Ternyata semua telah direncanakan oleh Gu Manlu, ia memaksa ibunya untuk secepat mungkin pindah rumah, karena takut ibunya menceritakan keadaan Gu Manzhen yang sebenarnya kepada kekasihnya Shen Shijun, karena takut rencanyan gagal ia segera mengatur kepindahan ibunya. Saat Gu Manzhen telah sadar dari sakitnya, iapun meminta tolong kepada A Bao, A Bao yang dulunya bekerja dikeluarga mereka, sekarang telah bekerja kepada Gu Manlu. Gu Manzhen ingin menulis surat kepada Shen Shijun menceritakan semua keadaanya, demi untuk bantuan A Bao mengambil secarik kertas dan sebuah pena, Gu Manzhen pun merelakan cincin tunangannya. Akan tetapi A Bao malah menyerahkan cincin tersebut kepada Gu Manlu. Kemudian setelah Shen Shijun datang kerumahnya menanyakan keberadaan Gu Manzhen, Gu Manlu berbohong bahwa ia telah menikah dengan pria lain. Shen Shijun merasa tidak percaya karena ia sangat mengenal Gu Manlu, akan tetapi walau bagaimanapun ia sangat merasa sedih setelah mengetahui Gu Manzhen ternyata dengan mudahnya menikah dengan pria lain. Shen Shijun dan Gu Manzhen selama menjalin hubungan tidak pernah bertengkar. Namun pada saat Gu Manzhen mengetahui ayahnya sangat meremehkan kakaknya mereka akhirnya salah paham. Shen Shinjun dan Gu Manzhen belum sempat menjelaskan kesalahpahaman ini, tragedi tanpa diundang datang menghampiri Gu Manzhen, yang menyebabkan hubungan mereka hanya sampai setengah jalan dan tidak selesai. Gu Manzhen sebernarnya mengetahui Shen Shijun pernah datang mencarinya, ia tidak dapat memanggil Shen Shijun karena dalam kondisi sakit. Hal ini membuat Gu Manzhen sangat terpukul, kesempatan terakhirnya telah hilang. Apalagi sekarang telah menemukan dirinya telah hamil, dikurung oleh mereka Gu Manzhen telah terisolasi dari dunia luar. Ia tidak pernah menangis, kecuali saat berharap bertemu dengan Shen Shijun.
3.2 Putus Cinta Gu Manzhen baru bawa keluar ketika sulit untuk melahirkan, Gu Manzhen memanfaatkan kesempatan ini untuk keluar, tapi setelah melahirkan kondisi tubuhnya sangat lemah. Beruntungnya setelah Gu Manzhen menceritakan apa yang ia alami selama ini kepada seorang wanita yang berada di samping ranjangnya yang baru saja melahirkan percaya dengan apa yang dikatakan oleh Gu Manzhen, karena Gu Manzhen sangat takut orang menilai ia sudah gila. Saat Gu Manzhen tiba di rumah Jinfang ia segera menulis surat untuk Shen Shijun, menceritakan dengan singkat keadaanya sekarang, tapi sampai sekarang Shen Shijun tidak pernah membalas surat dari Gu Mazhen. Keadaan tubuh Gu Manzhen telah kembali sehat ia segera mencari pekerjaan dan pindah dari rumah Jinfang.
4
Ia sangat ingin mengetahui keadaan Shen Shijun, Gu Manlu kemudian pergi ke rumah teman lamaya Shuhui, Shuhui baru saja pulang dari Nanjing menghadiri pesta pernikahan dari Shen Shijun. Gu Manzhen setelah mengetahui hal ini membuat dirinya sangat sedih, bahkan tidak berani untuk percaya. Gu Manzhen merasa hal yang paling menyakitkan di dunia ini adalah berita pernikahan Shen Shijun, sejahat apapun Gu Manlu tidak bisa dibandingkan dengan sakit hati yang ia rasakan sekarang.
3.3 Kehidupan Pernikahan dan Perceraian Saat ini Gu Manzhen mengajar di sebuah sekolah, selama ini ia menjalani hidup yang kesepian. Saat libur sekolah semua orang pulang untuk berkumpul di rumah, tapi hanya Gu Manlu sendiri yang tidak pulang. Hari itu saat ia sedang tidur siang, Gu Manlu sambil menggendong bayi datang mencari Gu Manzhen. Keadaanya sekarang sedang sakit berat, kalau bukan karena anak ini, Zhu Hongcai sudah pasti meninggalkan Gu Manlu, oleh karena itu ia datang membujuk Gu Manzhen demi anak ini untuk menikah dengan Zhu Hongcai. Gu Manzhen setelah mendengarkan nama Zhu Hongcai selain dendam, ada sebuah perasaan rasa benci yang timbul dengan sendirinya, oleh sebab itu tanpa berpikir langsung menolak permintaan Gu Manlu. Gu Manzhen bukan tidak mencintai anaknya, selain anak tersebut di dunia ini tidak ada orang terdekat lagi. Apabila bisa mendapat hak asuh, walaupun di masyarakat sangat merendahkan wanita yang membesarkan anak di luar nikah, Gu Manzhen tidak takut, demi anak tersebut sanggup ia mengorbankan apapun, hanya tidak boleh menikah dengan Zhu Hongcai. Sejak Gu Manlu datang membawa anak tersebut, Gu Manzhen sangat sering memikirkan anaknya. Suatu hari Gu Manzhen bertemu A Bao, A Bao mengatakan bahwa kakanya telah meninggal kemudian anaknya di asuh oleh Zhang Ma yang suka memarahi dan memekuli anak Gu Manzhen. Setelah Gu Manzhen pulang bekerja bertemu Zhang Ma sedang mengantar sebuah peti mati, Gu Manzhen sangat panik, ia segera memikirkan anaknya sangat takut kalau yang terbaring di dalam peti mati adalah anaknya. Gu Manzhen segera perge ke rumah Zhu Hongcai, rupanya yang ada didalam peti mati itu adalah anak istri pertam dari Zhu Hongcai. Putrinya terjangkit penyakit menular, anak Gu Manzhen juga tertular dan panas tinggi. Sedangkan Zhu Hongcai tidak begitu memperhatikan anak-anak. Gu Manzhen sangat takut anaknya bernasib seperti putri Zhu Hongcai. Gu Manzhen tidak sanggup lagi melihat mereka mengabaikan anaknya, sebernaya orang yang paling ia benci adalah Zhu Mongcai, orang yang telah memperkosa dirinya, yang membuat ia kehilangan kekasihnya, sekarang ia tdak punya siapapun, hanya anak itulah satu-satunya bagian dari jiwanya. Gu Manzhen dengan sangat terpaksa menikah dengan Zhu hongcai. Setelah menikah dengan Zhu Hongcai, Gu Manzhen tidak pernah merasa bahagia, karena cinta adalah pondasi pernikahan yang bahagia, sedangkan pernikahan mereka tidak didasari oleh cinta, tapi dengan perasaan sukarela dari Gu Manzhen. Oleh karena itu setiap hari mereka selalu bertengkar. Pada suatu hari Gu Manzhen membawa ibunya ke rumah sakit, tidak menyangka bertemu suaminya membawa anak kecil dan ditemani seorang wanita, Gu Manzhen melihat hal ini tidak merasa sakit hati, karena sekarang tidak ada hal apun yang dapat mempengaruhi hatinya. Tak lama berselang Gu Manzhen menggugat cerai suaminya dan mendapatkan hak asuh atas anaknya, tapi karena penyewaan pengacara Gu Manzhen terlilit banyak hutang.
4.
Akhir Tragedi 4.1 Gu Manlu - Kehilangan Kemulian Hati
Sebenarnya Gu Manlu adalah wanita yang tidak hanya mencintai keluarga, tapi juga wanita yang jujur, tapi di dalam masyarakat demi bertahan hidup, demi menjaga kenyamanan pribadi, manusia bisa menggunakan berbagai macam cara. Di dalam pernikahan Gu Manlu terdapat persoalan yang membuat Gu Manlu merasa posisinya tidak aman, oleh karena itu demi diri sendiri dan rasa iri yang mendalam terhadap Gu Manzhen ia memanfaatkan adiknya meminjam janin untuk melahirkan. Walaupun ia mengetahui didalam keluarga hanya Gu Manzhen yang sangat memahami dan memperhatikan dirinya, akan tetapi apapun itu demi keberadaan diri sendiri kerugian orang lain tidak menjadi masalah, bahkan merusak kehidupan dan masa depan Gu Manzhen juga bukan suatu masalah. Kata iri bukan sebuah kata yang asing bagi setiap orang. Manusia semakin iri akan semakin membukti kan bahwa ia lebih lemah dari orang tersebut, karena pada dirinya tidak ada kelebihan itu, maka dapat menimbulkan asa iri. Zhu zhixin dalam (kamus besar psikologi) mendefinisikan kata iri yaitu, jika di bandingakan dengan orang lain, menemukan kemampuan, reputasi, jabatan atau kondisi dan bidang lain
5
lebih rendah dari dari lain yang menimbulkan semacam rasa malu, marah, benci dan berbagai macam jenis bentuk emosi yang kompleks. Riben dalam (Guangcifan) mendefinisiakan kata iri, rasa iri adalah setelah melihat kelebihan orang lain akan timbul rasa mengagumi, gangguan dan penderitaan. Dari kedua makna ini penulis berkesimpulan rasa iri adalah refleksi dari kondisi persaan hati yang tidak sehat. Ia tidak hanya memperlihatkan kelemahan manusia, tingkat lebih lanjut ia dapat merugikan orang lain secara fisik dan mental. Wanita tidak suka bersaing, tapi apabila ia menemukan orang lain di hal tertentu (terutama hubungan asmara) melampaui dirinya, bisa menimbulkan rasa iri, rasa iri adalah bagian dari diri wanita yang tak dapat dipisahkan, rasa iri dapat menghasilkan semacam ketergantugan secara psikologi yang tidak jelas. Saat rasa iri timbul, ia dapat sampai ketahap kebencian yang sulit dilepaskan oleh kaum wanita. Gu Manlu membenci Gu Manzhen bukan hanya karena mantan kekasihnya jatuh cinta kepada adiknya tapi juga karena Gu Manzhen adalah wanita muda belia, cantik dan berpendidikan, wanita yang penuh semangat juang dalam hidup. Sedangkan apabila dibangdingkan dengan Gu Manlu dimana masa depannya tidak ada harapan apapun. Rasa iri Gu Manlu yang begitu kuat membuat ia melampiaskannya dengan perilaku yang buruk, ia merencanakan menjebak Gu Manzhen, disebut iri karena suatu perilaku yang merusak, melukai, menaklukan objek diluar diri tersebut. Gu Manzhen setelah dijebak kemudian diperkosa kemuadian dikurung, dimanfaatkan untuk mendapatkan keturunan, semua yang dilakukan untuk mempertahankan apa yang ia miliki sekarang ini. Gu Manzhen diperlakukan seperti itu merasa sangat marah, kemudian mereka bertengkar, ia meminta kakaknya segera melepaskan dirinya. Tapi Gu Manlu malah melampiaskan semua penderitaanya selama ini kepada Gu Manzhen. Pelampiasan kepada objek penderita adalah pelampiasaan isi hati ketidakpuasaaan dan kebencian yang ada didalam hati.
4.2 Gu Mazhen – Kehilangan Antusias Hidup Gu Manzhen adalah seorang wanita yang tegar, setelah lulus kuliah ia bekerja di sebuah pabrik, setelah kakaknya menikah Gu Manzhen menggantikan Gu Manlu menghidupi keluarga, akan tetapi karena gajinya sangat kecil setelah pulang kerja ia melanjutkan bekerja sampingan. Setiap hari Gu Manzhen menjalani hari yang sibuk dan lelah, tapi ia tidak pernah mengeluh, malah merasa senang. Bahkan Zhang Yujin juga sangat salut kepadanya, karena semangat juangnya berbeda dengan wanita manapun. Akan tetapi setelah diperkosa dan dikurung Gu Manzhen ia mulai kehilangan semagat juang dalam hidupnya. Perkosaan adalah suatu usaha untuk melampiaskan nafsu seksual yang dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap perempuan dengan cara yang dinilai melanggar menurut moral dan hukum. Makna perkosaan adalah segala macam bentuk pemaksaan hubungan seksual. Korban perkosaan berpotensi untuk mengalami trauma yang cukup parah karena peristiwa perkosaan tersebut merupakan suatu hal yang membuat shock bagi korban. Efek utama dari peristiwa perkosaan adalah luka batin. Selang waktu setelah diperkosa, ada yang meraung, ketakutan, marah, gundah dan gelisah. Saat Zhu Hongcai ingin memperkosa Gu Manzhen, ia merasa sangat panik dan terkejut kemudian berteriak. Perbuatan Gu Manlu dan Zhu hongcai mencelakai Gu Manzhen membuat ia sangat marah, tidak hanya itu trauma yang ditinggalkan karena kejadian yang menggoncang jiwa itu membuat Gu Manzhen perlahan-lahan kehilangan semangat juang dalam hidupnya. korban perkosaan karena mengalami peristiwa yang menyakitkan dari segi kejiwaan mengalami depresi dan kesedihan. Dalam keadaan seperti ini Gu Manzhen ekspresinya mati rasa dan tidak peduli, sikap yang kuyu tak berseri semua menggambarkan kesedihan dan depresi yang ia alami. Perlakuan mereka terhadap Gu Manzhen membuat dirinya sulit untuk menyembuhkan trauma ini, apalagi setelah mengetahui bahwa kekasihnya Shen Shijun telah menikah dengan wanita lain, luka di hati Gu Manzhen bagai ditaburi garam, bahkan merasa hanya badan raga yang masih hidup, tapi jiwanya sudah lama mati. Korban perkosaan berpotensi mempunyai trauma jangka panjang, seperti memperkecil ruang lingkup kehidupan. Sifat yang menyendiri dan tidak peduli dan sering menjadi sangat pendiam. Secara psikologis korban perkosaan dapat mnederita gangguan kecemasan. Gangguan ini berasal dari kejadian yang menakutkan. Sedangkan perkosaan adalah salah satu dari kejadian yang menakutkan. Ciri-cirinya seperti acuh tak acuh, merasa asing dan menyendiri. Gu Manzhen walaupun mengajar di sebuah sekolah, tapi tidak pernah bergaul dengan orang lain, menjalani hidup yang sepi dan hampa, saat liburan musim semi hanya Gu Manzhen sendiri yang berada di lingkungan tersebut, menyendiri melewati perayaan tahun baru. Tidak hanya itu ia juga dengan hati yang sukarela menikah dengan Zhu Hongcai dan Zhu Hongcai selama menjalani hidup
6
bersama Gu Manlu juga merasa bahwa ia telah berubah. Dari sini dapat dilihat bahwa sikap Gu Manzhen dalam menjlani hidup tidak seperti dulu lagi ia hanya hidup demi menyelesaikan tanggung jawab sebagai seorang ibu, antusias dirinya terhadap kehidupan perlahan telah hilang.
SIMPULAN DAN SARAN Dalam novel Half Life Fate sumber tragedi dari tokoh Gu Manlu dan Gu Manzhen adalah mereka tidak mampu melepaskan tragedi nasib sebagai wanita.Gu Manlu demi untuk menghidupi keluarga mengorbankan masa muda memiih menjadi seorang wanita penghibur, kehidupan sebagai wanita penghibur juga penuh dengan tragedi karena menjadi alat pemuas nafsu bagi kaum pria. Kemudian Gu manlu akhirnya menikah , akan tetapi setelah sang suami mengetahui ia tidak mampu memberikan keturunan membuat suaminya berpindah hati jatuh cinta kepada Gu Manzhen , akhirnya timbul rasa iri dari Gu Manlu. Iri adalah apabila dibandingkan dengan orang lain akan menemukan kemampuan, nama, kedudukan atau nasib dan lain sebagainya tidak sepadan dengan dengan orang lain yang kemudian timbul rasa minder, marah, benci yang membentuk kondisi perasaan yang kompleks. Perasaan iri yang kuat dari Gu Manlu membuat ia mencelakai adiknya meminjam rahim untuk melahirkan anak sebagai pelampiasan rasa iri. Gu Manlu adalah seorang wanita yang penuh dengan semangat juang terhadap kehidupan, setelah kakaknya menikah ia menggantikan kakaknya untuk menghidupi tujuh anggota keluarga, tetapi setelah dikurung demi melahirkan anak untuk kakak iparnya, ia mulai kehilangan semangat juang tersebut. Selain itu saat mengetahui bahwa kakaknya sudah meninggal, anak Gu Manzhen terlantar tanpa ada orang yang merawat, oleh sebab itu Gu Manlu demi sang anak rela menikah dengan orang yang telah memperkosa dirinya. Jangka panjang mengalami rasa depresi dan kesedihan membuat Gu Manzhen kehilangan rasa antusias hidup yang lebih menakutkan sampai ke tahap jiwa yang mati rasa. Penulis melalui tragedi hidup dua tokoh wanita ini menemukan bahwa wanita demi untuk bertahan hidup dalam kondisi mayarakat yang mengutamkan kaum pria, tidak hanya mengorbankan diri sendiri tetapi juga dapat mengorbankan orang lain, bersamaan dalam proses pengorbanan hal yang berharga dalam hidup seperti kehidupan, cinta, kebebasaan, cita-cita telah dihancurkan.
REFERENSI
编辑委员会.汉语大词典. 香港: 商务印书馆有限公司,2003. [2] 刘达临.性与中国文化[M].北京:人民出版,1999. [3]鲁迅.鲁迅全集[M]. 北京:人民文学出版社,2005. [4] 韦特利.成功心理学---发现工作和生活的意义[M].北京:中国人民大学出版社,2009. [5] 周华山.无父无父的国度北京[M].北京:光明日报出版社,2001. [6] 哈里斯.古中国生活[M].太原:希望出版社,2007. [7] 岳晓东.爱情中心理学[M].北京:机械工业出版社,2009. [8] 埃扎奥布里奇斯.女性心理学[M].北京:北京大学出版社,2003. [9] 赵广娜.20 几岁决定女人一生全集[M].汕头:汕头大学出版社,2008. [10] 冯绍群.行为心理学[M].广州:广州出版社,2008. [11] 陈建功.鲁迅文学奖获奖作品丛书杂文卷[M].北京:华文出版社,2001. [12] 达菲.心理学改变生活[M].北京:世界图书出版公司北京公司,2006. [13] 张爱玲.半生缘[M].北京:北京十月文艺出版社,2009. [14] 戴维迈尔斯.社会心理学[M].北京:人民邮电出版社,2010. [15] 伯格.人格心理学[M].北京:中国轻工业出版社,2010. [1]
7
罗慧兰.女性学[M].北京:中国国际广播出版社, 2002. [17] 田思阳.汉乐府女性题材审美论[M].北京:中国社会科学出版社,2009. [18] 烨子.当代嫉妒心理学[M].香港:中国艺术文化出版社,2003 [19] 悲剧含义[Z].http://baike.baidu.com/view/103973.htm [20] 悲剧定义[Z].http://wenku.baidu.com/view/2e91d38271fe910ef12df8ff.html [21] 漫谈嫉妒心理.http://women.sohu.com/57/51/women_article15025157.shtml ,2012-7-9 [22] 徐振玺.鲁迅小说的悲剧性特色[Z].http://wenku.baidu.com/view/f1743123aaea998fcc220eac.html, 2008-12/ 2012-5-25 [23] 刘雪 . 论《半生缘》中顾曼璐悲剧性正文 [Z].http://www.docin.com/p-192317886.html , 2012-4-17/ [16]
2012-7-9 [24] Faturochman,E.S.(2002,June).Dampak Sosial Psikologis Perkosaan. Buletin Psikologi. Retrieved June 7, fromhttp://fatur.staff.ugm.ac.id/file/JURNAL%20-%20Dampak%20Sosial-Psikologis%20Perkosaan.pdf
8