PERGOLAKAN JIWA TOKOH HIROKO DAN SRINTIL DALAM KEHIDUPAN SEBAGAI WANITA PENGHIBUR (SEBUAH STUDI ANALISIS PSIKOLOGIS NOVEL NAMAKU HIROKO KARYA NH. DINI DAN TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI ) Ekarini Saraswati Universitas Muhammadiyah Malang Abstrak Gejolak jiwa apa yang terlukis dalam novel Namaku Hircko dan Ronggeng Dukuh Parak, Lintang Kemukus Dini Hari serta Jentera Bianglala? Mengapa gejolak jiwa semacam itu muncul dari tokoh-tokoh yang ada dalam keempat novel tersebut? . Bagaimana cara tokoh-tokoh itu mengatasi gejolak jiwa mereka? Berdasarkan hasil analisis tergambar bahwa Hiroko dan Srintil termasuk ke dalam perkembangan mental remaia. Keduanya harus menialani kehidupan orang dewasa dengan terpaksa. Dari segi motif dapat dikatakan bahwa motif Hiroko menjadi penari kabaret hanya semata-mata bermotifkan penghidupan untuk kemewahan diri sedangkan Srintil menjadi wanita penghibur karena tuntutan dari masyarakat. Jenis kepribadian yang mereka miliki berbeda. Hiroko memiliki kepribadian sanguinis artinya dalam menialani hidupnya berlandaskan masa sekarang tanprx memeikirkan masa lalu dan masa depan. Dia menganut kehidupan bebas. Emosinya dangkal tidak pernah memikirkan norma-norma masyarakat yang berlaku yang penting dia dapat menikmati hidupnya dengan menyenangkan. Sedangkan Srintil termasuk ke dalam kepribadian perasa karena sering dia mengolah sendiri perasaannya sehingga ketika dia merasa kecewa dengan perlakuan pria yang diharapkan dapat membantunya dia kehilangan akal dan masuk ke Rumah Sakit Jiwa. Adapun dari segi struktur batin keduanya termasuk ke dalam struktur batin terpisah karena tidak mendapatkan masalah etis dari pendidiknya sehingga mereka tidak terlalu beban dalam menialani kehidupannya. Kata kunci: pergolakan jiwa, wanita penghibur, psikologis
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nh. Dini merupakan pengarang novel angkatan '66 sedangkan Ahmad Tohari merupakan pengarang novel periode 70-an. Kepengarangan Nh. Dini di dalam peta kesusatraan Indonesia tidak diragukan lagi. Dia
merupakan pengarang novel terkemuka Indonesia dan telah banyak dibicarakan di antaranya Teeuw mengatakan, "Wanita pengarang terkemuka dalam sastra prosa Indonesia
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 362
modern, tidak ayal lagi, ialah Nh. Dini. Ia tergolong dalam apa yang saya maksud sebagai pengarang konvensional dalam gaya penceritaan, walaupun dalam hal pengarang ini, sebutan tersebut sudah pasti lebih berarti sebagai pujian ketimbang kecaman." (Teeuw, 1989:192) Sedangkan Ahmad Tohari merupakan pengarang muda yang berbakat berbagai penghargaan nasional maupun internasional telah diraihnya. Novelnya yang berjudul Kubah dinyatakan sebagai karya fiksi terbaik tahun 198C) oleh Yayasan Buku Utama. Demikian juga pada tahun 1996 dia mendapat penghargaan SEA Write Award. Dari kedua pengarang di atas penulis tertarik untuk meneliti novel Namaku Hirokc dari Nh. dini dan Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Rhmukus Dini Hari serta Jentera Bianglala dari Ahmad Tohari yang merupakari trilogi novel tentang kehidupan ronggeng Dukuh Paruk. Penulis tertarik untuk meneliti keempat novel tersebut karena keempatnya menceritakan perialanan hidup seorang wanita penghibur dalam menghadapi berbagai cobaan yang dialaminya sehingga mempengaruhi kejiwaan mereka. Hiroko dan Srintil merupakan tokoh-tokoh ciptaan Nh. Dini dan Ahmad Tohari yang memiliki profesi sebagai wanita penghibur. Hiroko merupakan tokoh wanita penghibur yang berasal dari Jepang, sedangkan Srintil merupakan tokoh wanita penghibur dari Indonesia. Keduanya memiliki perkembangan jiwa yang berbeda. Hiroko menjadi wanita penghibur karena faktor ekonomi. Dia manialani profesinya dengan
ringan karena merupakan pilihan sendiri, sedangkan Srintil menjadi wanita penghibur karena dibentuk oleh masyarakat yang menganggap dia memiliki,bakat untuk menjadi ronggeng sehingga dalam menialaninya dengan berat karena dalain hati kecilnya dia menginginkan hidup sebagai istri dan seorang ibu. Kehidupan remaja mereka jalani bukan dengan teman sepermainanya tetapi mereka harus menialani kehidupan yang asing bagi mereka, yaitu kehidupan orang dewasa, kehidupan seksual antara pria dan wanita. Bagaimanakah keadaan jiwa mereka dalam menghadapi problema kehidupannya. Untuk menganalisisnya perlu pendekatan yang sesuai yaitu pendekatan yang dapat mangungkap jiwa tokoh-tokoh tersebut adalah pendekatan Psikologis. 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah Di dalam penelitian ini yang diteliti hanya pergolakan jiwa tokoh yang tergambar dalam novel Namaku Hiroko dan Ronggeng Dukuh Parak, Lintang Kemukus Dini Hari serta Jentera Bianglala . Peneliti tidak meneliti. hubungan novel tersebut dengan keadaan jiwa p2ngarang ketika menulis novelnya. Agar masalah tersebut menjadi jelas, hal itu dapat dirumuskan dalam kalimat pertanyaan sebagai berikut. Bagaimanakah gejolak jiwa yang tergambar dalam novel Namakc.t Hiroko dan Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini. Hari serta Jentera Bianglala? Masalah itu dapat dirinci menjadi beberapa kalimat lagi. a. Gejolak jiwa apa yang terlukis dalam novel Namaku Hircko dan Ronggeng Dukuh Parak, Lintang Kemukus Dini Hari serta Jentera Bianglala? Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 363
b. Mengapa gejolak jiwa semacam itu muncul dari tokoh-tokoh yang ada dalam keempat novel tersebut? c. Bagaimana cara tokoh-tokoh itu mengatasi gejolak jiwa mereka? Metode Penelitian Metode penelitian berkaitan erat dengan pembicaraan bagaimana secara berurut suatu penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan (Nazir, 1988:52) Dewasa ini berbagai macam metode penelitian digunakan orang sesuai dengan kepentingannya. Akan tetapi berkaitan dengan penelitian ini akan digunakan metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk meneliti suatu subiek dengan tuiuan membuat deskripsi,, gambaran atau lukisan secara secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta,sifat, serta hubungan antarfenomena (Nazir, 1?88:65). Penerapan metode ini dilakukan dengan menggunakan teknik penelitian studi pustaka. Langkah-langkah yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Penelitian in praesentia akan mengawali tugas ini. Penelitian itu akan difokuskan pada unsur alur, yaitu suatu unsur yang dapat diteliti dari aspek sintaksis yang terdapat dalam novel Namaku Hiroka, Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari serta Jentera Rianglala. Tentu saja dalam hal ini akan diteliti pula hubungan antara unsurunsur in praesentia itu. Dalam telaah alur ini, diperhatikan urutan peristiwa dan urutan sebab akibat atau urutan temporal dan logis (Todorov, 1986:40). Rangkaian peristiwa dalam alur itu akan diteliti dalam bentuk sekuen dengan memperhatikan susunan teks dan fungsi utama dengan memperhatikan sebab akibatnya. Penelitian sekuen dan fungsi utama ini diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang keadaan jiwa dari kedua wanita dalam novel tersebut. Selanjutnya akan diteliti hubungan in absentia melalui analisis tokoh, yaitu hubungan antara apa yang tersurat dengan makna yang ada di balik yang tersurat itu melalui pemilihan makna konotasi. Namun, apa pun bentuknya, telaah ini akan dilakukan seobjektif mungkin yang bersumber pada karya itu sendiri dengan melihat hubungan antara unsur-unsur dan keseluruhan novel-novel itu sebagai kesatuan.
3.2 Pembahasan Hasil Analisis Novel Nkmaku Hiroka Karya Nh. Dini Novel ini menceritakan pengalaman hidup seorang perempuan Jepang dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Dikisahkan bahwa dia berasal dari desa yang mengadu nasib ke kota. Kehidupannya berubah dari seorang gadis yang lugu meniadi wanita dewasa seiak dia diperkenalkan hubungan suami istri oleh adik majikannya. Khayalan tentang kehidupan glamor membelenggunya ditambah kesadaran diri akan kecantikannya menyebabkan dia begitu mudah menyerahkan diri pada seorang pria yang dicintai dan yang berkantong tebal. Majikannya merupakan pria pertama yang tidak disukainya, namun dia tidak bisa menolak untuk melayaninya karena sehelai kain sutra. Pekerjaan sebagai pelayan sekaligus model sebuah toko pakaian juga penari kabaret menuniang penampilannya sehingga ada beberapa pria yang tertarik kepadanya. Selam beberapa bulan menajdi kekasih seorang pengusaha dan selama setahun hidup bersama dengan seorang pria berkebangsaan Indonesia hingga akhirnya menjadi wanita simpanan suami temannya. Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 364
Alur Alur cerita bersifat linear artinya cerita berjalan mulai dari awal hingga akhir. Pada awal diungkapkan dengan pemaparan dan perkenalan para tokoh cerita. Cerita mulai menanjak ketika Hiroko mulai mengenal kehidupan dewasa dengan adik majikannya. Klimaks cerita teriadi ketika Hiroko memutuskan untuk menjadi penari telanjang. Selanjutnya teriadi konflik antara Hiroko dan kekasihnya yang merupakan suami temannya. Kekasihnya ingin menjadikan dia sebagai wanita simpanannya sedangkan Hiroko merasa keberatan karena dia merasa berdosa kepada temannya. Akhirnya cerita ditutup dengan kerelaan Hiroko menjadi wanita simpanan kekeasihnya yang merupakan suami dari temannya. Adapun peristiwa-peristiwa yang teriadi dalam cerita tersebut adalah sebagai berikut: 1. Selepas Sekolah Dasar Hiroko harus mencari nafkah menjadi pembantu rumah tangga di kota. 2. Ketika usia 19 tahun dia kehilangan kesuciannya oleh adik majikannya. 3. Deberapa kali ia harus melayani majikannya. 4. Hiroko bekerja sebagai pramuniaga dan menjadi model rias di toko temapat dia bekerja. 5. Hiroko menjadi wanita pimpanan pria kaya yang tidak dicintainya. 6. Hiroko menjadi penari kabaret. 7. Hiroko hidup bersama dengan seorang pria Indonesia. B. Menjadi istri simpanan dari pria yang menjadi suami temannya. 3.2.1.2 Tokoh Tokoh utama novel ini bernama Hiroko. Namaku Hiroko. Kata "hiro" bermacam-macam artinya sesuai
dengan huruf Kanji yang dipergunakan. Di desaku ada empat orang yang senama, tetapi dengan tulisan yang berlainan. Namun biasanya suku kata terakhir "ko" diVulis dengan huruf yang sama, karena searti, yaitu "kecil" atau "anak". Jika orang menanyakan nama di negeriku, adat kami menyebutkan nama keluarga lebih dulu, baru disusul nama diri. Tetapi sejak kecil mula aku begitU menyukai nama diriku sehingga di sekolah guruku sering menegur karena aku menyebut nama keluarga di belakang nama diri. (NH, hal:12) Dia memiliki waiah yang menarik terutama tubuhnya yang berisi. ... Wajah dan kakiku memang ieperti waiah dan kaki kebanyakan perempuan negeri kami. Rambutku tegang kaku, tumbuhnya tidak lebat, kusut kurangterpelihara. Oleh karenanya sejak keluar dari sekolah tidak pernah kubiarkan paniang. Tetapi dadaku padat ... (NH, hal:53) Dia anak seorang anak petani miskin Aku anak sulung Yamasaki Ueno, seorang petani biasa yang bekerja keras melawanmusim di daerah kami, pulau besaryangtereletak paling selatan negeri kami. Dari koperasi desa, bersama beberapa tetangga, ayahku menerima sepetak tanah yang dapat dikeriakan guna penanaman hasil bumi utama. Tergantung kepada musim, kadang-kadang sayur mayur,kadang-kadang dua tiga macamiamur. desa. kami tidak jauh dari kota, tertembus jalan raya yang menghubungkan Nobeoke dengan Miyasaki. Desa kami memiliki listrik dan tilpon umum, tersebar di setiap warung atau toko kecil di pinggir jalan. (NH, hal:12)
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 365
3.2.2 Kejiwaan 3.2.2.1 Perkembangan Mental Dari segi mental Hiroko termasuk ke dalam masa remaja karena diceritakan bahwa Hiroko harus bekerja ketika dia berusia enam belas tahun. Empat hari kemudian aku duduk di samping sopir truk yang membawa hasil panen desa ke kota. Waktu itu umurku hampir enam belas tahun. Sudah dua tahun aku tidak bersekolah. (NH, hal:15) Umur empat tahun ibunya meninggal dan dibesarkan oleh ayahnya dan ibu tirinya yang baik. Empat tahun satelah lahir, ibuku meninggal. Ayahku kawin lagi setelah waktu berkabung habis. Dari istri yang kedua ini, ayahku mendapatkan idamannya atas lahirnya dua orang anak lakilaki, berantarakan setahun. Keduanya, seperti biasanya anak laki-laki di negeri kami, tumbuh dengan semaunya serta dengan kemanjaan yang mengkhawatirkan. Perempuan pengganti ibuku juga seperti perempuan petani lain di desaku. Badannya pendek tetapi kuat, terpancang pada kedua kaki yang menggembung seperti batang bambu hijau. Mukanya bulat dan gemuk, penuh pengucapan keibuan yang mengharukan. Dia memang seorang ibu yang baik. Tidak sekali pun memukulku. Sebagaimana kebanyakan peempuan, dia suka kepada anakanak.Aku dibesarkannya dengan kesayangan serta kehalusannya. Di musim dingin aku selalu malas bangun pagi ke sekolah. Dengan kelembutannya dia membujukbujukku, menolong menjalin
rambut dan menyuapkan dua tiga gumpal susi .... (13) Pendidikannya hanya sampai sekolah dasar. Dari sekolah rendah aku tidak meneruskan pelajaran ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan pengetahuan huruf kanji yang agak terbatas boleh dikata akU sudah bisa membaca surat kabar. Aku tinggal di rumah mengganti tenaga ibuku. (hal:14) Kemudian mengambil sekolah khusus dansa untuk menuniang karirnya ebagai penari kabaret. Setelah dua bulan, aku mulai biasa dengan ritme isi sakuku. Menepati janii kepada diri sendiri, aku mengikuti sekolah dansa yang dipegang oleh temanku Tomiko. Dengan membayar sekaligus buat tiga bulan, aku menerima kartu yang memberiku hak menghadiri pertemuan-pertemuan, atau yang mereka sebut dengan kata asing klub, tempat murid-murid bisa mempraktekkan apa yang mereka pelaiari di sekolah dansa (124) Pekerjaan yang dilakukannya mula - mula sebagai pembantu rumah tangga selama dua kali, menjadi pramuniaga dan terakhir menjadi penari kabaret. Pertama-tama dia bekeria di sebuah rumah yangdihuni sepasang suami istri yang telah berusia lanjut dengan berbagai pekeriaan rumah tangga yang harus dikeriakannya. Aku bekeria sebagai pembantu di rumah suami istri yang lanjut umurnya. Rumah itu cukup Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 366
besar. Setiap kamar luasnya lebih dari enam tatami. setiap hari ada tujuh kamar yang harus kubersihkan. Sedangkan dimusim dingin, separuhnya ditutup, menunggU datangnya kunjungan keluarga. Aku tidak diberi pekerjaan tertentu selain itu. Nyonya rumah mema5al--. -. sendiri. Aku membantu sedikit-sedikit di dapur seperti yang kukerjakan di desa. Seminggu dua kali ada cucian pakaian, tergantung kepada musim kadangkadang banyak; kadangkadang sedikit. (16) Selanjutnya dia bekerja di rumah keluarga muda. Untuk kedua kalinya aku bekerja sebagai pembantu. Majikanku kali ini suami istri muda, bayinya berumur beberapa bulan. rumahnya tidnk besar, terselip di antara rumah-rumah pribumi, terbuat dari kayu dan papan ringan, di tengah kampung tidak jauh dari tempat Tomiko bekeria. (35) Karema tidak cocok dengan majikannya dia berusaha mencari pekerjaan lain yang lebih baik dan akhirnya Hiroko diterima sebagai pramuniaga sebuah toko besar. Pakaianku seragam. tepat melekat di tubuh seolaholah memang dipotong buatku. Benar-benar hari itu aku dilindungi dewa keuntungan. Ketika terpikir olehku akan mencoba mencari pekerjaan di toko bertingkat, sama sekali aku tidak mengharap akan diterima seketika itu juga. (NH, hal:86)
Ketika pertama bekeria dia ditempatkan di bagian penerima tamu di sekitar eskalator. Pekerjaannya tidak sukar, aku berdiri di samping tangga askalator yang naik atau turun diialankan oleh mesin. Setiap kali ada pendatang ataU langganan menginjak tangga itu; aku menganggukkari kepala sesopan mungkin diiringi ucapan selamat datang atau selamat jalan sesuai dengan tamu yang bersangkutan .. (NH, hal:87) Kemudian menjadi model rias di bagian kosmetik. Suatu kali aku disuruh pergi ke tingkat paling bawah, ke bagian penjualan alatalat kecantikan. Di sana aku dijadikan model rias muka danrambut dan dipertunjukkan kepada pengunjung toko ... Sejak itu ia mulai percaya akan kecantikannya. Aku disuruh berdiri, melepaskan blus luar pelindung seragamku, lalu disuruh melihat wajahku sendiri pada kaca yang disodorkan seorang penjual. Yang kudapati dalam kaca semula tidak kukenal. Mungkinkah aku secantik ini? Waiah itu mengingatkan aku kepada Michiko... (NH, hal:92) Dia menganggap pekerjaannya sebagai pranuiaga sebagai anugrah, suatu ,keberuntungan yang tak diduga duga. Dan aku sendiri mengalami dua kali kebetulan: pekerjaan yang kudapat dua kali berturut-turut sebagai pembantu rumah tangga yang bergaii kecil. dan kebetulan lainnya: aku memperoleh pekerjaan yang sekarang. (NH, hal:124)
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 367
3.2.2.2 Motif Motif Hiroko menjadi wanita penghibur karena keadaan ekonomi. Pertama-tama dia menjadi pembantu rumah tangga karena perintah dari ayahnya. Keputusan yang diambil ayahku merupakan peraturan yang harus diturut tanpa dirunding pihak bersangkutan. Pada waktu itu aku menerimanya dengan kewaiaran abadi penuh ketaatan. Ayahku orang yang menentukan dalam kehidupan kami (NH, hal:15) Satelah mengetahui kehidupan majikannya yang kaya Hiroko banyak menghayal tentang kemewahan. Fanpa sadar, aku mulai hidup dalam lamunan. Hingga waktu itu yang kukenal adalah kehidupan serba kekurangan, meskipun belum pernah aku mengalami kelaparan sesungguhnya. Di musim-musim dahsyat, di mana kekerasan udara atau pergantian musim menghancuckan panen dan hasil jerih payah petani desag kami selalu menerima sedikit pemberian dan bantuan penyambung hidup hingga permulaan musim mendatang. Sepurti anak-anak lain di desa, tumbuhku tanpa kemanjaan benda mewah. Kelebihan bersolek maupun berdandan bagi seorang anak perawan sama sekali asing bagiku... (NH, hal:23) Kemudian pertemuannya dengan wanita cantik yang menarik perhatiannya selain penghasilannya yang menggiurkan. Selama beberapa hari aku tidak melupakan percakapan itu. Apakah sebenarnya pekerjaan Michiko? Pertanyaan ini memburuku setiap saat, sedangkan bayangan ribuan yen yang beterbangan mengganggu ketenangan tidurku. Mungkinkah dengan pelayan saia Michiko dapat hingga empat ribu
yen semalam, sepuluh atau sebelas ribu yen? pekerjaan sebagai mengumpulkan uang bahkan kadangkala (NH, hal:58) Setelah mendapatkan pekerjaan sebagai pramuniaga, Hiroko belum merasa puas juga ingin kemewahan yang lebih. Meskipun kukatakan cukup puas, namun aku menghendaki kemewahan yang lebih tinggi. Aku akan berbuat sesuatu untuk mendapatkannya. Ada kepercayaan orang bahwa kita harus bersiul buat memanggil angin. Siapa tahu memang ada angin baik yang akan menghembus dari arah belakang perahU kehidupanku. (NH, hal:124) Selanjutnya dia menjadi penari kabaret karena memperhitungkan penghasilannya yang menggiurkan. "Berapa gaiinya?" terus terang aku membicarakan pokok terpenting bagiku. "Bukan gaii, tetapi honorarium. Karena buat sementara saya hanya memerlukan dua penari. WIWI ada dua orang, bergantian jam-jama pertuniukannya. Masing-masing dua kali keluar, berarti dua kali lima atau enam menit.'' Disebutkan jumlah uang imbalan yang menarik. Selama pertunjukan film di televisi, pikiranku tidak sepenuhnya tertuju ke layar kecil itu. Tawaran pekerjaan datang tanpa kuminta atau kucari Tantangan sedemikian indah, berhakkah aku menolaknya. (NH, hal:145) Kemewahan yang ingin dia raih tidak perlu melakukan tugas yang begitu berat. Pekerjaanku tidak sukar. Masuk panggung dari pintu di pojok, lalu melangkah mengikuti musik. Guna menghangatkan suasana aku berdansa seorang diri, mengikuti lingkaranJurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 368
lingkaran dengan gerak menuruti irama. Sedikit demi sedikit selendang bulu kutarik ke depan, lalu kuputar-putar di tangan sambil kuangkat kakiku untuk menunjukkan kepenuhan pinggulku. Pada waktu itu, biasanya seluruh mata hadirin mulai bergantung kepadaku, mengikuti seluruh gerakku. Mereka tidak lagi mendengar musik piringan hitam atau pita suara yang diputar keras untuk mengiringi pertunjukanku. Kemudian satu demi satu, kaus tangan kulempar ke sebuah sudut. Selendang meluncur melalui dada, perut dan pahaku hingga lantai. Topi kulepas perlahan, dan kedua lengan kuangkat tinggi-tinggi, menunjukkan sikap menantang yang pasti. Menyusul kancing baju lepas satu-satu. Dan puncak dari semua itu adalah terbukanya kutangku. Dua buah yang kuning dan segar kutonjolkan ke depan, bebas dari kantung dan ikatannya. Beberapa detik kemudian lampu padam bersamaan dengan berhentinya musik pengiring. (NH, hal:148) Selain pekerjaan yang bermotifkan penghidupan di dalam mencari pria pun tidak terlepas dari motif itu. Ini terlihat ketika dia memilih Pria yang tidak terlalu tampan tetapi yang penting berkantong tebal. Sejak itu lipatan kain yang kupergunakan sebagai penyimpan uang selalu tebal berisi, kusisipkan di pojok di belakang timbunan pakaian. Awal pergaulan rapatku dengan Yukio bersamean dengan persiapan toko mengadakan pameran keliling .... Setelah penghidupan terpenuhi, Hiroko mulai
memandang pria dari segi kesukaan dia terhadapnya. Jadi, motifnya adalah motif sekual Aku tidak menghendakinya. Meskipun ada tantangan keenakan serta rasa sejahtera karena memiliki pelindung yang memberi belania kebutuhan hidup,., tetapi aku tidak menyukai ujud jasmaniahnya sedikit pun. (130) Barangkali rekan-rekanku itu benar. Tetapi aku tidak dapat mengingkari hatiku sendiri. Aku telah mengalami dua kali berhubungan dengan laki-laki yang tidak kusukai. Itu sudah lebih dari cukup bagiku. Aku tidak terlalu memerlukan uang. KalaLt aku ke hotel bersama seorang laki-laki, aku harus telah mendapat kepastian bahwa aku juga akan merasakan kenikmatan seienak seperti pasanganku. Dan itu hanya kuperoleh sepenuhnya jiga aku tertarik oleh laki-laki tersebut. (NH, hal:205) Selain bernotifkan penghidupan, perilaku Hiroko pun bermotifkan seksual. Sejak berpisahku dari Suprapto, aku tidur dengan beberapa lelaki yang kusukai. Aku bukan malaikat yang dapat menahan tantangan kenikmatan yang tersuguh clan telah kurasakan kelezatannya. Kebanyakan laki-laki itu orang asing. Kabaret tempatku bekerja mewah dan mahal. Hanya saku orang asing yang cukup dapat membayarnya... (NH, hal:205) (NH, hal:130) 3.2.2.3 Kepribadian Jenis kepribadian Hiroko termasuk kepribadian sanguinis Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 369
karena pertama diamuclah dirangsang oleh yang sifatnya jasmani, namun tanpa kedalaman emosi. dia hidup untuk masa sekarang tanpa memikirkan masa depan. Aku amat pemalu. Atau lebih baik kukatakan akU pemalu. Keluar dari lingkungan desa yang tidak. pernah kutinggalkan lebih dari tiga hari, harus bekerja di kota pada majikan kaya, kemudian harus melayanipula seorang pemuda asing dari negeri jauh. Kadang-kadang aku mencuri memandanginya ... Aku belum pernah iatuh cinta. di tahun-tahun terakhir masa sekolah, bersama teman-teman sekolah, kami biasa mengagumi gambar-gambar pemuda bintang film,penyanyi atau tokoh-tokoh terkenal lainnya ... Bayangan impianku selalu sama, hampir merupakan impian semua gadis; laki-laki yang lebih tinggi daripadaku, lebih pandai dan berambut lebat. Pada waktu memandang adik majikanku, aku berusaha mencari kekurangankekarangan kesigapan tubuhnya. Bahkan dari mana yang dipanggikan nyonya kepadanya, Sanao, aku mencoba membujuk diri bahwa itu bukanlat--i nama yang bagus didengar. letapi daya tarik yang clatang dari pemuda itu demikian kuat, sehingga akU ticlak berdaya menolaknya. Dengan susah payah sering kali aku menyembunyikan kebodohanku karena akLA ketahuan olehnya sedang memandanginya. (NH, hal:43) Demikian juga ketika adik majikannya merenggut kesuciannya
dia tidak melakukan perlawanan atau merasa berdosa malah menikmatinya. Inilah lelaki yang seharusnya membayar sewa kamar paling mahal buatku. Aku berbaring dengan kemabukan yang nikmat, di dalam kamarku yang terlalu sempit~ di atas kasur yang kubeli dengan uang bekal dari desa. Hingga beberapa waktu lamanya aku tidak berani mengingat kembali malam pertamaku. Seolah-olah aku hendak melarikan diri dari kenangan itu. hal:17)oleh rasa Barangkali (NH, disebabkan kesalahan. Atau rasa penyesalan telah kehilangan sesuatu (NH, hal:48) Setelah malam pertama itu dia hanya merasakan penyesalan sebentar dan kembali diulanginya dengan lebih bergairah. Ketika aku mulai berayun di dunia antara sadar dan tidak kurasakan suatu kehadiran yang hangat di atas kasurku. Dia datang. Malam itu aku membuktikan sendiri betapa Sanao menganggapku lebih menarik daripada perempuan lainnya (NH, hal:54) Demikian juga kedangkalan emosi Hiroko terlihat ketika dia tak berdaya menolak melayani majikannya yang tidak dia sukai. Dia tuan rumah majikanku. Meskipun sering kali dia menunjukkan sikap kekeluargaan, lebih-lebih bila nyonya berada di tempat lain, namun akU berhati-hati meneguhi tempatku. Terus terang, akLk tidak begitu menyukainya. Menurut bahasa temantemanku, dia bukan laki-laki idamanku. Aku Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 370
senang kepada laki-laki tegap, yang nyata memperlihatkan kekuatannya. Sedangkan dia kurus kering, meskipun lebih tinggi daripadaku. mukanya pun tidak menarik dengan mulut yang seakan-akan terlalu penuh gigi berdesakan. Tetapi aku tidak'dapat menghindari majikanku .. (NH, hal:42) Sekalipun dia tidak mencintai majikannya, tapi dia tak berdaya menolaknya dan akhirnya dia harus melayani majikannya sekalipun setelah itu dia harus mengumpat dirinya. Selama delapan hari aku menanggung tingkah kerewelan tuan. Selama itu kualami kejadian yang sebelumnya tidak pernah kubayangkan. Dengan sikap kelakilakiannya yang memerintah ia menyuruh akt..~ mengeriakan segala khayal yang dikehendakinya. Dituniukkannya kepadaku sebuah buku, kertas kuning ketuaan, di mana dilukiskan gambar serta keterangan-keterangan letak badan dalam pargaulai-i intim maupun percintaan. Dengan sikap pasip yang mendendam bercampur rasa ingin tahu, akU menurutinya. Kemudian, jika perbuatan itu telalh berlalu, aku berkata keras-keras dalam hati memberanikan diri, esok aku akan menolaknya, akan berkata terus terang kepadanya bahwa aku tidak mencintainya sedikit pun, dan aku membecinya. AkU masih hendak berkeras kepala, bahwa perbuatan itu hanya dapat dibenarkanjika dilakukan oleh pasangan yang bercintaan. Tetapi keesokan harinya mulutku membisu. Dan sekali lagi tubuhku terbakar olel--i nafsu yang sama, rasa ingin tahun yang
tersembunyi di balik sikap pasrah yang terkutuk. (NH, hal:75) Setelah Hiroko dapat melepaskan diri dari perlakuan majikannya dan mendapatkan pekerjaan lain. Dia mencari laki-laki yang bisa memuaskan hidupnya dengan kemewahan. Untuk menarik perhatian pria itu sendiri dia melakukan berbagai cara di antaranya dengan memanfaatkan kemampuan bicaranya dengan berbohong mengaku sebagai wanita terpelajar. Dengan puas petang itu aku memainkan peranan sebagai anak perempuan keluarga baik-baik. Kuulangin apa yang kudengar dari percakapanpercakapan singkat dengan teman sekerja waktu istirahat makan atau berhias. Kusebutkan tingkat-tingkat sekolah tinggi dengan nama-nama mata pelaiaran, seperti yang sekali-sekali terselip dalam perbincangan temanteman sekeriaku. Kemudian untuk memberi sedikit tekanan, tidak lupa kuterangkan bahwa salah seorang pamanku mengaiar pada salah satu perguruan tinggi di Kyushu. (101) Di dalam melaksanakan agamanya, Hiroko tidak terlalu sungguh-sungguh. Dia teringat kepada tuhannya apabila dia membutuhkan. Malam itu tiba-tiba aku teringat bahwa berdoa adalah sesuatu yang baik. Seperti keluarga-keluarga di negeri ini, orang tua mendidik berdasarkan kepercayaan roh nenek moyang dan kekuasaan Budha. Keduanya bercampur.Di samping itu, aku juga diaiar akan adanya kekuatan Kami, penjaga kerahmatan seluruh alam, termasuk keluarga raja yang Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 371
diturunkan oleh dewi matahari, Amaterasu. Malam itu aku berdoa karena aku memerlukannya untuk berharap. Setelah mengucapkan segala pujian kepada Kami, aku berianii akan mengirim uang ke desa buat membangun meja pemujaan baru bagi roh nenek moyang, seandainya aku cepat mendapat pemondokan baru, menjadi pegawai tetap dengan gaji yang kuidamkan. (NH, hal:96-97) Hidupnya hanya untuk masa sekarang. Dia lekas melupakan maba lalu dan tidak menghiraukan masa depan. Di samping itu dia menganut pendidikan bebas "Tidak ada orang yang ingin hidup kekurangan,'' sahut Suprapto. "Tetapi, adakah Anda memiliki ambisi, mempunyai keinginan buat mencapai yang lebih tinggi lagiT' "Tentu saja saya mempunyai ambisi, yaitut mengumpulkan uang sebanyakbanyaknya.'' "Lalu untuk apa?'' "Untuk hidup tentu saia.l . Suprapto terdiam, meneruskan makan. "Barangkali itu kurang bagi Anda," kataku lagi. "Lalu menurut pikiran Anda, ambisi apa yang baik bagi saya.'' "Seperti kebanyakan wanita: kawin.'' Makanan yang ada di mulut hampir mencekikku, turun terdesak ke kerongkongan karena rasa terkejutku. Mengapa hal itu tak pernah terpikirkan olehku. Atau
barangkali pernah. Tetapi demikian selitas,, demikian ringan dan kabur secepatnya, sehingga terlupa atau tak kuanggap sesuatu yang tetap dan menguasai diriku, lalu lepas entah ke mana tanpa kusesali. Barangkali pula oleh kuatnya cengkaman pikiran, kehendak buat hidup semaunya dengan bebas. (NH, hal:156) Di dalam kegiatan seksual dia tidak terlalu mengindahkan norma-norma yang penting dia dapat menikmatinya. Sejak berpisahku dari Suprapto,aku tidur dengan beberapa lelaki yang kusukai. Aku bukan malaikat yang dapat menahan tantangan kenikmatan yang tersuguh dan telah kurasakan kelezatannya. Kebanyakan laki-laki itu orang asing. Kabaret tempatku bekeria mewah dan mahal. Hanya saku orang asing yang cukup dapat membayarnya ... Dia juga tidak terlalu merasa berdosa ketika mencintai suami temannya. Kalimat yang terakhir itu diiringi senyum manis, sambil menoleh ke arahku. Darahku tersirap. Barangkali itu diucapkannya hanya sebagaikalimat kesopanan yang mengantar perkenalan kami. Demikian pula senyum yang dituiukan kepadaku. Tetapi hatiku tiba-tiba mengharapkan yang lain. AkU menjadi serakah, ingin mendapatkan arti yang lebih dari isyarat kekawanan biasa. Untuk beberapa waktu aku lupa bahwa laki-laki di sampingku adalah suami temanku, Natsuko. (NH, hal:199) Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 372
Dia juga memiliki bakat berbicara yang menyenangkan lawan bicara. ... Pekerjaan di toko memberiku latihan dalam keberanian menghadapi siapa pun; memberi keprcayaan kepada diri sendirisehingga aku tidak khawatir bergaul dengan orang lain. Di toko aku harus banyak berbicara dengan banyak orang yang menambahkLt pengetahuan memilih kata-kata bagaimana seharusnya dan memungkinkan aku menguji kesabaran pada waktuwaktu melayani langganan tertentu yang tidak mengerti apa yang dikehendaki dan apa yang akan dibelinya. Semua itu ditambah dengan sekolah dansa, membuat aku dapat bergerak leluasa di antara berbagai kalangan. Kepercayaan kepada diri sendiri yang memancar dari pengucapan waiah Michiko, yang dengan keras meninggalkan kesa tak terlupakan, kini sudah kumiliki. Dengan bangga aku merasakan ketenangan mutlak pada waktu berhadapan dengan siapa pun,kuanggap sebagai jaminan langgeng terhadap kehausanku akan kebebasan. (NH, hal:133-134) Dia dapat menikmati hidupnya tanpa merasa berclosa telah merebut suami temannya. Ya. Yashida tidak dapat melepaskanku. Aku termasuk Yoshida tidak-.-. selalu akan mengatakan dan sesuclah jenis berlainan dari Natsuko. Kini akan dapat melupakanku. Dalam dirinya ada pertengkaran clan perdebatan untuk kesimpulannya: sebelum kukenal
Hiroko kukenal Hiroko ...(NH, hal:240) Aku menclapat sebutan perempuan simpanan dari mulut masyarakat. Tetapi itu ticlak menyinggung perasaanku.Aku dan Yoshida saling membutuhkan. memberiku semua yang kuminta. Tetapi aku ticlak pernah mengganggu ketentraman orang lain, idak merugikan siapa pun. Bahkan aku menolong banyak kawan clan kenalan clangan hartaku. Panghasilan Manhattan kupergunakan buat membangUn kembali orang tuaku. Juga buat menyekolahkan adikku. Seorang belaiar ilmu pertanian, lainnya ilmu peternakan. Kedua pengetahuan itu dapat digabung guna pembangunan desa. (NH, hal:242) 3.3 Pembahasan Novel Trilogi tentang Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari Cerita dimulai dengan keadaan Dukuh Faruk yang sepi karena sudah lama ticlak muncul seorang ronggeng yang merupakan produk kh8'S desa Dukuh Paruk. Tak lama kemudian cliketahui bahwa Srintil yang baru berumur sebelas tahun mampu menarikan tarian yang biasa ditarikan oleh seorang ronggeng dengan diiringi suara musik mulut teman-temannya. Bakat Srintil ini ditemukan oleh kakeknya Sakarya yang kemudian disampaikannya kepada dukun ronggeng Kertaraia. Lewat Kertaraialah Srintil dikukuhkan menjadi ronggeng. Dia jalani kehidupan ronggeng sebagai suatu kewajiban tanpa ia sadari. Ternyata kehidupan ronggeng tidak segemerlap uang emas yang dia terima. Dia harus kehilangan kekasihnya yang diharapkan dapat menjadi suaminya, dia Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 373
dipeniara karena dituduh terlibat G 30 S PKI. Akhirnya dia harus masuk rumah sakit jiwa karena emosinya terganggu ketika harus menerima kenyataan bahwa pria-pria yang baik kepadanya tidak bersedia menjadikannya sebagai istri sejati. Struktur Cerita Alur
Alur cerita linear dan kronologis. Cerita dimulai ketika kakek Srintil Sakarya menemukan dia memiliki bakat menjadi ronggeng. Cerita mulai menanjak ketika Srintil menjadi ronggeng. Konflik teriadi ketika Srintil harus menghadapi berbagai perlakuan yang tidak ramah dari beberapa warga desa di antaranya oleh lelaki hidung belang yang minta pelayanannya. Demikian juga dengan dukun yang selama ini memeliharanya. Kemudian dengan Rasus yang tidak bersedia menikahinya. Klimaks cerita teriadi ketika Srintil merasa ditipu dengan Bayus yang memperalatnya untuk mendapatkan proyek. Srintil tidak bisa menerima perlakuan Dayus tersebut yang akhirnya pengaramg mengakhiri cerita dengan masuknya Srintil ke Rumah Sakit Jiwa. Adapun susunan peristiwa itu sendiri terdiri dari: 1. Srintil dapat menari dengan sendirinya seperti ronggeng. 2. Srintil diangkat menaidi ronggeng olph dukun Kartareja. 3. Srintil menyerahkan keperawanannya kepada temannya Rasus bukan kepada pria yang memenangkan sayembara. 4. Srintil ditinggalkan Rasus kekasihnya yang memilih meniadi tentara daripada meniadi suami Srintil. 5. Kesepian Srintil ditinggal Rasus ia tumpahkan kepada bayi yang bernama Goder.
6. Srintil meniadi istri sementara anak seorang juragan. 7. Srintil ditangkap karena dituduh terlibat G 30 S PKI. B. Srintil tidak mau lagi menjadi ronggeng. 9. Keinginanya meniadi istri sejai punah karena disakiti Rasus dan Baius 10.Srintil kehilangan akal sehingga harus masuk rumah sakit jiwa. 3.3.2 Masalah Kejiwaan 3.3.2.1 Perkembangan Mental Perkembangan mental Srintil termasuk ke dalam masa remaja. Karena dia baru berusia sebelas tahun. Tidak dijelaskan sekolah di mana dia bersekolah, namun yang pasti dia dididik oleh lingkungan yang bersifat dewasa seperi bicara yang cabul atau terbiasa dengan perilaku ronggeng di kala menari dan memberikan ciuman kepada pria. Lagu erotik. Srintil, perawan yang baru sebelas tahun, menyanyikannya dengan sungguh sungguh. Boleh jadi Srintil belum paham benar makna lirik lagU itu. Namun, sama saia. Dukuh Paruk tidak akan bersusah hati bila ada anak kecil menyanyikan lagLA yang paling cabul sekalipun. (RDP hal:10) Srintil adalah seorang yatim piatu sisa sebuah malapetaka yang membuat banyak anak Dukuh Paruk kehilangan ayah-ibu. (RDP hal. 25) Srintil menjadi ronggeng karena bakat yang dipunyainya. Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 374
Mimik penagih birahi yang selalu ditampilkan oleh seorang ronggeng yang sebenarnya, juga diperbuat oleh Srintil saat itu. Lenggok lehernya, matanya, bahkan cara Srintil menggoyangkan pundak akanmemukau laki-laki dewasa manapun yang melihatnya. Seorang gadis kencur seperti Srintil telah mampu menirukan dengan baiknya gaya seorang ronggeng. Dan orang Dukuh Paruk tidak bakal heran. (RDP, hal:12) Demikian sore itu Srintil menari dengan mata setengah tertutup. Jari tangannya melentik kenes. Ketiga anak laki-laki yang mengiringinya menyaksikan betapa Srintil telah mampu menyanyikan banyak lagu-lagu ronggeng. (12) "Nah. Kalian telah menerima upah. Sekarang aku meanri. Kalian harus mengiringi lagi.'' Ketiganya patuh. Ceria di bawah pohon nagka itu berlanjut sampai matahari menyentuh garis cakrawala. Sesungguhnya Srintil belum hendak berhenti menari. Namun, Rasus berkeberatan karena ia harus menggiring tiga ekor kambing pulang ke kandang. Pada akhir permainan, Rasus, Warta danDarsun minta upah.Kali ini mereka yang berebut menciumi pipi Srintil. Perawan kecil itu melayani bagaimana laiknya seorang ronggeng.Sebelum berlari pulang, Srintil minta jaminan besok hari Rasus dan dua temannya akan bersedia kembali bermain bersama (RDP. hal:14) 3.3.2.2 Motif
Adapun motif Srintil menjadi ronggeng karena masyarakat menghendakinya. Dia diangkat menjadi ronggeng karena dianggap telah kemasukan indang ronggeng yang merupakan suatu pernyataan bahw gadis itu telah dipilih menjadi ronggeng. Ronggeng itu sendiri memang bukan hasil suatu ajaran tetapi merupakan hasil pelahiran. Ronggeng itu teriadi karena dilahirkan bukan dengan cara dididik. Beberapa hari kemudian Sakarya dan Kertareja selalu mengintip Srintil menari di bawah pohon nangka. Kedua laki-laki tua itu sengaja membiarkan Srintilmenari sepuas hatinya diiringi calung mulut oleh Rasus dan kedua kawannya Kartareja percaya akan cerita Sakarya Srintil telah kemasukan indang ronggeng Betelah diketahui bahwa Srintil merupakan ronggeng sejati. Dia telah diyakini lahir sebagai ronggeng, maka tanpa Srintil sadari dan dia inginkan dia diserahkan kepada seorang dukun yang akan memolesnya menjadi ronggeng yang sebenarnya. Pada hari baik, Srintil diserahkan oleh kakeknya, Sakarya kepeda Kartareia. Itu hukum Dukuh Paruk yang mengatur perihal seorang calon ronggeng. Keluarga calcn harus meny2rahkannya kepada dukun ronggeng menjadi anak akuan. (RDP hal. l?) Kemudian pada hari yang telah ditentukan Srintil mulai didandani dan diperlihatkan kepada masyarakat. Banyak perempuan dan anakanak memenuhi rumah Kartareia. Mereka ingin melihat Srintil dirias. Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 375
Sepaniang usianya yang sebelas tahun, baru pertama kali Srintil menjadi perhatian orang.Dia tersipu. Terkadang tertawa kecil bila dia mendengar orang berbisik memuji kecantikannya. Mulutnya mungil.Cambang tipis di pipinya menjadi nyata setelah Srintil dibedaki. Alis yang diperielas dengan jelaga bercampur getah pepaya membuatnya kelihatan seperti boneka. (RDP, hal:21). Dia baru merasakan beratnya menjadi ronggeng ketika dia harus melewati kehidupan orang dewasa yaitu menyerahkan keperawanannya kepada laki-laki yang bisa memberinya uang yang telah ditentukan oleh dukun. Ketika itu teriadi dia tidak dapat menerima karena keperawanannya harus diberikan kepada Rasus pria yang dicintainya. "Aku benci, benci. Lebih baik kuberikan padamu. Rasus, sekarang kau tak boleh menolak seperti kaulakukan tadi siang.Di sini bukan pekuburan. Kita takkan kena kutuk. Kau mau, bukan?'' Sepatah pun aku tak bisa menjawab. Kerongkonganku terasa tersekat. Karena gelap aku tak dapat melihat dengan jelas. Namun, aku merasakan Srintil melepaskan rangkulan, kemudian sibuk melepaskan pakaian. (RDP. Hal:120). Motif sebenarnya bagi Srintil adalah menjadi wanita sejati, istri dari seorang lelaki yang dicintainya. Ini terlihat dari pernyataan Rasus yang menjadi kekasihnya. Malam terakhir di Dukuh Paruk aku hampir gagal memejamkanmata hingga pagi
hari.Sepaniang malam itu aku menghadapi ulah seorang perempuan yang sedang dituntut oleh nalurinya. Seorang perempuan yang ingin kuanggap tanpa sebutan ronggeng atau sebutan perempuan Dukuh Paruk. Srintil hanya ingin disebut sebagai perempuan utuh. Dia sungguhsungguh ingin melahirkan anakku dari rahimnya. Dia ingin akU tetap tinggal bersamanya di Dukuh Paruk, atau ikut bersamaku, pergi dengan kelompok Sersan Slamet. (RDP hal: 171) Kemudian Brintil sendiri yang merasakan kepahitan seiarah hidup yang ditempuhnya sebagai perempuan milik umum. Dia ingin membalik pengertian semula; menjadi istri laki-laki tertentu adalah inti keberimbangan antara keperempuanan dan kelelakian. MAka tugas seorang istri lebih mulia daripada tugas seorang ronggeng. Dan pagi ini Srintil mendengar Sakum borkata bahwa dia bukan lagi ronggeng (JP hal:129). 3.3.2.3 Kepribadian Dari segi kepribadian Srintil termasuk ke dalam jenis kepribadian perasa. Ini terlihat ketika dia menghadapi kenyataan bahwa keka5ihnya Rasus meninggalkannya. Ketika itu teriadi tidak banyak yang dapat dia lakukan dia hanya M2nyendiri dan menghadapi masalahnya sendiri. Dukuh Paruk tidak memerlukan waktu lama buat menyadari apa yang sedang teriadi atas diri Srintil. Hari berikutnya, pedukuhan kecil itu sudah hangat oleh celoteh orang-orang perempuan. Perhatian mereka tertuju kepada Srintil yang kini lebih suka diam merenung dan menyendiri. Semuanya tahu bahwa keadaan Srintil tidak bisa dipisahkar-) dengan Rasus Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 376
yang telah meninggalkan Dukuh Paruk dan bergabung kembali dengan kelompok tentara pimpinan Sersan Slamet. (LKDH hal:12). Karena dia hanya memecahkan masalahnya sendiri maka tanpa dia sadari dia meniadi tontonan orang lair, dan sepertinya dia telah mengalami Szizophrenia yang merupakan kemungkinan kelainan iiwa yang akan dialami oleh seorang perasa. Entah dorongan apa yang menyebabkan Srintil kembali memasuki pasar Dawuan. Duduk di sebual--i lincak kosong Brintil memanggil Wirsiter danistrinya dan meminta mereka menggelar musik.Selesai satu babak Srintil meminta penjaia musik kecapi itu menyambungnya. Dan seterusnya, tanpa menghiraukan berapa banyak uang yang harus dikeluarkannya. Hingga matahari hampir torbenam pasar Daman masih berhiaskan suara kecapi Wirsiter dan tembang yang dinyanyikan oleh Ciplak. Srintil menampilkan kegembiraan yang aneh. Terkadang Srintil terS2nyufri pacak gulu, tetapi senyumnya aneh. Terkadang ia ikut berduet dengan Ciplak, tetapi suaranya parau, tidak polos. Semuanya memb2ri kesan perilakU Srintil bertentangan dengan apa yang sedang dirasakan dalam hatinya.(LKDH hal:40) Karena sering mengolah perasaannya sendiri, akhirnya Brintil kehilangan akal. Cita-citanya M2niadi istri seiati tidak kesampaian sehingga Srintil harus masuk rumah sakit iiwa. "Begini saia, Srinj kata Baius dengan suara mulai M2mberat. "Bila b2nar kamu ingin membalas budi
maka ada cara yang amat mudah kamu laksanakan. Mudah sekali. Aku akan lebih dari senang bila permintah ini kamu laksanakan.'' "Katakan, Mas. Aku harus berbuat apa? kiranya selama ini Mas menutup-nutupi kenyatnan bahwa sebenarnya Mas sudah punya istri, maka aku MaU menjadi istri kedua. Dan biarlah aku menjadi. pelayan istri pertama serta anak-anak Mas.'' "Ohi tidak begitu. Aku memang belum mempunyai istri.Jangan berangan tentang perkara yang sulit--sulit. Permintaanku amat bersahaia.'' "Apa?'' Bajus menarik napas dan menggeleng-gelongkan kepala seakan sedang mengibas pergi lumpur yang menodai jidatnya. "Anu, Srin. Kamu sudah kuperkenalkan kepada Pal.-. -. Blengur. Percayalah, dia orangnya baik.Aku yakin bila kamu minta apa-apa kepedanya berapa pun harganya akan di akabulkan. Annti dia akan bermalam di sini. Temanilah dia. Temanilah dia, Srin.'' Srintil tersentak dengan kedua matanya terbelalak. Mulutnya terbuka dan dadanya turun naik dengan cepat. Kedua tangannya bergetar .... "Tidak!" (JB, hal:197) Satu detik setelah daun pintu terbanting mulailah berlangsung proses lenyapnya akal budi dari totalitas sebentuk pribadi. Godam pertama mengguncangkan tiang kesadaran yangmenopang akal budi Srintil, yakni ketika diamendapatkan kenyataan citanya menjadi istri BAjus adalah sebuah pundi-pundi hampa.Srintil masih sempat Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 377
merasakan perih dan pahitnya guncangan itu. Deraan kedua membuat tiang kesadarnnya miring, tidak kuat menahan bebai--) perintah harus melakukan periinahan; seiarahnya sendiri yang sudah ingin ditinggalkan dengan suatu tekad membaia ... (JB 200). .3.2.4 Analisis Struktur Batin: Eric Berne Tokoh Srintil maupun Hiroko keduanya memiliki konflik batin Struktur yang terpisah. Dalam struktw"normal", instansi P,D, dan A berkOML.Inikaad St~.ItU dengan ya"g'lainnya.Akan tetapi, ada keadaan psikis yang "memisahkan" P dari D,atau A dari D, ataLt bahkan bail: P dan A dari D.Pada diri Srintil P tidak berfungSi karena sejak kecil dia telah kehilangan kedua orang tuanya dan dirawat oleh neneknya. Kakeknya sendiri yang mempekc--~nalkzin dia dengan dengan dunia ronggeng. Srintil tidak mengenal etis jadi yang dia jalani sebagai ronggeng tanpa dia sadari dantanpa dia merasa berdosa. Demikian juga dengan Hiroko yang begitu bebas menialani hidupnya tanpa mengindahkan nilai-nilai etis. Adapun ada perbedaan yang mendasar pada diri keduanya. Semua cita-cita Hiroko tercapai sedangkan cita-cita Srintil meniadi istri tidaka yang ulkan sehingga dalam diri Srintil teriadi kelainan jiwa yang termasuk ke dalam jenis psikosis emosi tergangggu. Suasana emosinya begitu berlebiham dan tidak waiar, baik terlalLt gembira, atau kelewat sedih, Kesimpulan Nh. Dini dan Ahmad Tohari merupaka dua novelis yang sering dibicarakan oleh pengamat sa5tra. Nh. Dini merupakan novelis wanita yang produktif sedangkan Ahmad
Tohari merupakan novelis pria muda yang berbakat. Novel-novelnya telah sering dibicarakan dan mendapat penghargaan dalam dan luar negeri di antaranya Sea Write Award. Novel Namaku Hiruku karya Nh. Dini menceritakaj kehidupan penari kabaret di Jepang sedangkan novel Runggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Dianglala karya Ahmad Tohari menceritakan kehidupan ronggeng di Indonesia. Keduanya menceritakan tentang kehidupan wanita penghibur. Di dalam penelitian, ini penuli5 menganalisis kedua novel terS2but dari 5egi psikosastra karena menganggap kehidupan wanita penghibur merupakan kehidupan yang kompleks. Adapun segi-segi kejiwaan yang dianalisis adalah segi perkembangan mental, motih, kepribadian dan interaksional. Berdasarkan hasil analisis tergambar bahwa Hiroko dan Srintil termasuk ke dalam perkembangan mental remaia. Keduanya harus menialani kehidupan orang dewasa dengan terpaksa. Dari segi motif dapat dikatakan bahwa motif Hiroko menjadi penari kabaret hanya semata-mata bermotifkan penghidupan untuk kemewahan diri sedangkan Srintil menjadi wanita penghibur karena tuntutan dari masyarakat. Jenis kepribadian yang mereka miliki berbeda. Hiroko memiliki kepribadian sanguinis artinya dalam menialani hidupnya berlandaskan masa sekarang tanprx memeikirkan masa lalu dan masa depan. Dia menganut kehidupan bebas. Emosinya dangkal tidak pernah memikirkan norma-norma masyarakat yang berlaku yang penting dia dapat menikmati hidupnya dengan menyenangkan. Sedangkan Srintil termasuk ke dalam kepribadian perasa karena sering dia mengolah sendiri perasaannya sehingga ketika dia merasa kecewa dengan perlakuan pria yang diharapkan dapat membantunya dia Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 378
kehilangan akal dan masuk ke Rumah Sakit Jiwa. Adapun dari segi struktur batin keduanya termasuk ke dalam struktur batin terpisah karena tidak mendapatkan masalah
etis dari pendidiknya sehingga mereka tidak terlalu beban dalam menialani kehidupannya.
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 379
DAFTAR PUSTAKA Brouwer, N.A.W. 1989. Kepribadian dan Perubahannya. Jakarta:Gramedia. Dini, Nh. 1990. Namaku Hiroko. Jakarta:Balai Pustaka Luxemburg, Yan van dkk. 1984. Pengantar Amu Sastra. Diindonesiakan oleh Dick Hartoko. jakarta:Sramodia. Mahmud, Dimyati, 1990. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta: FKIP IKIP Yogyakarta Moleong, Lexy Y. 1989. Metudologi Penelitian Walitatif. Bandung: Remaja Karya. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Semi, Atar. 1990. Metode Penelitian Sastra. Bandung. Angkasa. Teeuw, A. 1959. Pokok dan Tokoh dalam Kesusastraan Baru. Jakarta: Pembangunan. Teeuw, A. 1984. Sastra dan ZJmu Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka. Teeuw, A. 1989. Bastra Modern Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya. Tohari, Ahmad. 1981. Ronggeng Dukuh Paruk. Jakarta: Gramedia. Tohari, Ahmad. 1981. Lintang Kemukus Dini Hari. Jakarta: Gramedia. Tohari, Ahmad. 1992. Jentera Sianglala. JakartaGramedia. Todorov, Tzvetan. 19B5. Tata Sastra. Teriemahan Okke Zaimar dkk. Jakarta:Jambatan. Zaimar, Okke K.S. 1990. Menelusuri Makna Ziarah Karya Iwan Simatupang. Jakarta: WDEP.
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 380