PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL “1 LITER OF TEARS” KARYA AYA KITO
I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jepang adalah negara maju di Asia yang telah banyak melahirkan sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah diterjemahkan dalam beberapa bahasa. Sama halnya dengan kesusastraan lainnya, sastra jepang mengenal dua jenis kesustraan yakni kesusastraan lisan yang disebut dengan koosho bungaku dan kesusastraan tulisan yang disebut kisai bungaku. Karya sastra merupakan hasil karya salah satu cabang kebudayaan, yakni kesenian. Seperti halnya bentuk kesenian umumnya, sebuah karya sastra akan dihargai penikmatnya apabila karya tersebut mampu memberikan manfaat. Karya sastra mengandung unsur keindahan yang menimbulkan rasa senang, nikmat, terharu, bahagia, sedih, dan bahkan bisa membantu penikmatnya menemukan suatu kepuasan bathin yang tidak mampu untuk diekspresikan. Boulton dalam Aminuddin (2000:37) mengungkapkan bahwa cipta sastra, selain menyajikan nilai-nilai keindahan serta paparan peristiwa yang mampu memberikan kepuasan bathin pembacanya, juga mengandung pandangan yang berhubungan dengan masalah keagamaan, filsafat, politik, maupun berbagai macam masalah yang berhubungan dengan kompleksitas kehidupan ini. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kedudukan dan manfaat karya sastra bukan hanya sekedar sebuah imajinasi,
melainkan ekspresi pengalaman jiwa yang secara implisit
Universitas Sumatera Utara
dapat mempengaruhi, mendorong para penikmatnya agar terhanyut dalam alur yang dilukiskan oleh sastrawan melalui tulisan-tulisan yang penuh arti. Karya sastra pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam. Karya sastra yang bersifat fiksi dan karya sastra yang bersifat non fiksi. Karya sastra yang bersifat fiksi berupa novel, cerpen, essai, dan cerita rakyat. Sedangkan karya sastra yang bersifat bersifat non fiksi berupa puisi, drama dan lagu. Novel merupakan dunia dalam skala lebih besar dan kompleks, mencakup berbagai pengalaman kehidupan yang dipandang aktual, namun semuanya tetap saling terjalin. Ini disebabkan karena novel menawarkan dunia yang padu. Sementara itu, sastrawan sebagai anggota masyarakat tidak lepas dari tata masyarakat dan kebudayaan. Semua itu sangat berpengaruh dalam karya sastranya ataupun tercermin dalam karya sastranya. Sebab, karya satra itu mencerminkan masyarakatnya. Menurut Tarigan (1990:164) novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan yang nyata dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Hal ini berarti di dalam sebuah novel berceritakan kisah nyata tentang suatu keadaan yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan menurut Nursisto (2000:168) mengatakan bahwa novel adalah media penuangan pikiran, perasaan dan gagasan penulis dalam merespon kehidupan di sekitarnya. Ketika didalam kehidupan muncul permasalahan baru, nurani penulis novel akan terpanggil untuk segera menciptakan suatu cerita. Novel
juga ada di dalam karya sastra Jepang, yang dikenal dengan
sebutan Shousetsu. Menurut Takeo dalam Yulita (2005:2), menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
pengertian shousetsu adalah novel yang timbul sebagai sesuatu yang menggambarkan tentang kehidupan sehari-hari di masyarakat, meskipun kejadiannya tidak nyata. Tetapi itu merupakan
sesuatu yang dapat dipahami
dengan prinsip yang sama dengan kehidupan sehari-hari. Novel lebih menitikberatkan kepada tokoh manusia (peran) di dalam karangannya daripada kejadiannya dan keseluruhannya mengambil bentuk yang disebut dengan ciptaan dunia berdasarkan kepada perbedaan individu. Karya sastra tercipta karena adanya luapan perasaan dari pengalaman hidup yang disampaikan pengarang ketengah-tengah masyarakatnya (Siregar, dalam Sriwati, 2006:1). Pengalaman hidup yang dituangkan dalam karya sastra bukanlah pengalaman yang murni lagi. Tetapi ada juga pengalaman pribadi pengarang yang dituangkan dalam karya sastra karena pengalaman hidup tersebut dapat berguna kelak bagi pembaca karya sastra tersebut. Pengalaman hidup tersebut sampai kepada pembaca sesudah melalui saringan pribadi pengarangnya. Umumnya yang disampaikan sastrawan adalah gambaran dirinya sendiri. Adapun penelitian yang akan dibahas adalah sastra yang bersifat non fiksi yang mencerminkan kondisi kehidupan realita yang dituangkan dalam sebuah novel berjudul “1 Liter Of Tears” dimana dalam novel ini merupakan rangkuman dari 40 lebih buku catatan harian yang telah ditulis oleh pengarang sekaligus orang yang mengalaminya yakni Aya Kito. Novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang remaja yang berusaha melawan penyakit Spinocerebelar Ataxia atau disingkat dengan SCA. Penyakit ini menimbulkan ketidakseimbangan dalam daya kerja saraf dalam
tubuh. Akibatnya, sel saraf sumsum tulang
belakang, otak kecil, dan penghubung otak besar ke otak kecil mengalami
Universitas Sumatera Utara
perubahan dan bahkan kehilangan fungsinya. Ketika berusia 15 tahun Aya mulai merasakan kejanggalan-kejanggalan pada tubuhnya. Begitu pula yang di perhatikan ibunya dimana sebagai orang tua ia melihat ada perubahan-perubahan yang terjadi pada diri anaknya. Kondisi kesehatan Aya terlihat semakin menurun. Ketika berjalanpun ia terlihat sedikit aneh bahkan sering ia terjatuh tanpa ada sesuatu yang menjadi penyebabnya. Perlahan tapi pasti SCA telah membuat tubuhnya kian melemah. Aya tidak mampu lagi berjalan tanpa penyanggah bahkan pada akhirnya ia harus terduduk di kursi roda. Syaraf-syaraf jarinya pun semakin buruk dalam
merespon sehingga
ia praktis tidak bisa lagi
menggunakannya. Ketika akhirnya ia hanya mampu berbaring diatas ditempat tidurnya. Sungguh penyakit SCA ini telah mengubur masa depannya. Hal ini tentu saja berdampak terhadap kondisi psikologis Aya Kito. Ia mengalami depresi yang sangat berat. Ia tumbuh menjadi remaja yang sangat sensitif terhadap perlakuan dari lingkungan sekitarnya. Namun, di lain sisi ada sebuah kekuatan dalam diri yang ia miliki yaitu keinginannya untuk tetap hidup, ingin membantu orang lain, ingin memberikan sesuatu buat orang-orang yang menderita sama seperti dirinya. Meskipun dengan kondisi yang ia jalani saat menderita SCA. Hal inilah yang menjadi daya tarik penulis untuk meneliti lebih dalam lagi akan kondisi psikologis Aya Kito ketika ia berjuang untuk bertahan dari penyakitnya bahkan pada akhirnya ia mampu menjadi panutan bagi orangorang disekitarnya. Berdasarkan alasan diatas penulis mengambil judul Analisis Psikologis Tokoh Utama dalam novel “1 Liter Of Tears” karya Aya Kito.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Universitas Sumatera Utara
Setiap manusia memiliki keinginan untuk dapat hidup sempurna. Menjalani setiap fase dalam hidupnya dengan baik. Dimulai dengan masa balita, anak-anak, remaja, dewasa, menikah, memiliki anak, memiliki kehidupan yang sejahtera, keluarga yang harmonis dan masih banyak lagi lainnya. Karena sudah menjadi sifat dasar manusia ingin mendapatkan yang lebih baik dari apa yang ia miliki saat ini. Namun apa jadinya ketika seorang manusia sudah tidak memiliki harapan untuk bisa merencanakan masa depannya, ditambah lagi dengan hal tersebut sudah diketahui ketika berumur 15 tahun. Adalah kisah nyata di Jepang dimana seorang anak bernama Aya Kito divonis menderita penyakit Spinocerebelar Ataxia. Yang penyakit ini masih belum ditemukan obatnya. Dalam menghadapi penyakitnya inilah Aya Kito mengalami pergulatan pikiran yang tiada habisnya. Berulang-kali ia bertanya kepada ibunya kenapa harus ia yang menderita penyakit tersebut. Dimasa muda dimana seharusnya ia mulai merencanakan jalan kehidupannya di saat itu pula ia harus menghadapi ujian yang begitu berat. Sungguh beban mental yang begitu besar yang harus dihadapi seorang remaja yang masih belia. Jika dilihat dari sudut pandang psikologis masa remaja adalah masa yang sangat labil bagi seorang individu dalam menjalani kehidupan. Karena pada masa remaja seorang individu mulai mencari konsep diri yang ia miliki. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan. Konsep diri berkembang dari pengalaman-pengalaman yang terusmenerus. Menurut William H. Fitts (2006:138) mengemukakan bahwa konsep
Universitas Sumatera Utara
diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dari Novel yang berjudul “1 Liter Of Tears” terlihat dengan jelas kekuatan jiwa yang begitu besar dimiliki oleh Aya. Meskipun tak jarang ia dilanda depresi yang membuatnya terpuruk tapi ia mampu untuk bisa tetap bertahan dan berjuang dalam menjalani hidupnya. Tujuan hidup dan motivasi yang kuat telah menjadi energi besar bagi dirinya untuk terus berjuang melawan penyakit yang diderita. Motivasi dan tujuan hidup memiliki peranan yang besar dalam menjalani kehidupan. Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan dasar dimana kebutuhan itu sendiri merupakan kebutuhan akan menjadi motivasi bagi setiap individu disadari atau tidak.. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, seseorang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Di Jepang sendiri terdapat sebuah istilah “Ikigai” yang berarti tujuan hidup. Pada dasarnya ikigai adalah cerminan dari tujuan hidup atau dengan kata lain sebuah motivasi Oleh karena itulah penulis ingin mencoba mendefinisikan lebih detil terhadap kondisi psikologis yang dihadapi oleh Aya Kito sebagai remaja yang dihadapkan pada penyakit yang mematikan.. Selain itu penulis juga ingin melihat sejauh mana tujuan hidup atau yang disebut dengan ikigai bisa menjadi kekuatan dalam menjalani sebuah kehidupan khususnya yang telah dialami oleh Aya Kito. Maka
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan hal tersebut, penulis merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kondisi psikologis Aya Kito ketika ia dihadapkan dengan penyakitnya tersebut sesuai dalam novel “1 Liter Of Tears”? 2. Bagaimana motivasi Aya Kito dalam menjalani kehidupannya?
1.3. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, agar pembahasan tidak terlalu meluas maka penulis membatasi permasalahan yang akan di teliti nantinya. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan kepada analisis penokohan Aya Kito ditinjau dari sudut psikologisnya dengan kondisinya yang menderita penyakit SCA dan bagaimana kaitannya dengan Ikigai yang ada dalam masyarakat Jepang khususnya yang terdapat dalam novel “1 Litter Of Tears”. Adapun maksud dan tujuan penulis dalam meneliti novel ini adalah untuk melihat sejauh mana sebuah tujuan hidup dan motivasi mampu memberikan energi yang luar biasa terhadap setiap manusia dalam hal ini khususnya Aya Kito sehingga ia mampu untuk tetap bertahan dan berjuang hingga batas ketidak berdayaannya dalam menghadapi penyakit SCA tersebut. Bagaimana perasaan, semangat, motivasi, dan daya juang yang luar biasa pada Aya Kito akan penulis jabarkan dalam penelitian ini. Sehingga diharapkan nantinya para pembaca dapat
Universitas Sumatera Utara
menjadikannya sebagai sebuah pelajaran yang berharga bagi penulis pribadi dan pembaca sekalian. Melalui pendekatan psikologis penulis berusaha untuk melihat kekuatan jiwa yang dimiliki oleh Aya Kito dalam menjalani kenyataan hidupnya. Melalui novel “1 Liter Of Tears” ini, penulis juga ingin menunjukkan bagaimana peranan keluarga khususnya, lingkungan sosial umumnya dan subjek sendiri tentunya dalam membentuk pribadi seorang individu dimana dalam hal ini adalah Aya Kito sendiri. Novel “1 Litter Of Tears” ini setidaknya merupakan perwakilan dari gambaran bagaimana karakter dari remaja Jepang dalam menjalani kehidupannya.
1.4 1.4.1
Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori Tinjauan Pustaka Melalui karya sastra segala kemungkinan-kemungkinan diungkapkan oleh
pengarang, baik kehidupan jasmani maupun rohani. Sastra memiliki nilai budaya yang tercermin dalam pemberian arti aspek psikologis pada berbagai jenis perilaku atau tindakan antar individu maupun golongan secara utuh. Cerita dalam novel “1 Liter Of Tears” ini banyak mengandung nilai-nilai psikologis yang dapat dijadikan sebagai pendidikan moral. Untuk mengetahui struktur dalam sebuah karya sastra, haruslah dilakukan analisis unsur instrinsik karya sastra tersebut. Dalam unsur instrinsik digunakan 4 struktur karya sastra prosa yang harus dianalisi yaitu : alur (plot), penokohan/perwatakan, latar, dan tema .
Universitas Sumatera Utara
Di lain sisi sastra juga memiliki unsur-unsur ekstrinsik salah satunya dalah psikologi. Pada dasarnya, psikologi sastra ditopang oleh tiga pendekatan sekaligus. Pertama, pendekatan tekstual, yang mengkaji aspek tokoh psikologis tokoh dalam karya sastra. Kedua, pendekatan reseptif-pragmatik, yang mengkaji aspek psikologis pembaca sebagai penikmat karya sastra yang terbentuk dari pengaruh karya yang dibacanya, serta proses resepsi pembaca dalam menikmati karya sastra. Ketiga, pendekatan ekspresif, yang mengkaji aspek psikologis sang penulis ketika melakukan proses kreatif yang terproyeksi lewat karyanya, baik penulis sebagai pribadi maupun wakil masyarkatnya (Roekhan, 1990:88). Dalam pandangan Wellek & Warren (1990) dan Hardjana (1985:60-61), psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan penelitian. Pertama, penelitian terhadap psikolog pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Kedua, penelitian proses kreatif dalam kaitannya dengan kejiwaan. Ketiga, penelitian hukum-hukum psikologis yang diterapkan pada karya sastra. Keempat, mempelajari dampak sebuah karya sastra terhadap pembaca. Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja mambahas peristiwa perilaku yang beragam. Bila ingin melihat dan mengenal manusia lebih dalam diperlukan psikologi. Penjelasan ke dalam batin atau kejiwaan untuk mengetahui lebih lanjut tentang seluk-beluk manusia yang unik merupakan sesuatu yang merangsang dan sangat menarik. Banyak penulis dan peneliti sastra yang mendalami masalah psikologi untuk dapat memahami karya sastra dengan bantuan psikologi. Para tokoh psikologi memberikan inspirasi untuk pemecahan misteri tingkah laku manusia melalui teori-teori psikologi. Di antaranya adalah teori
Universitas Sumatera Utara
psikoanalisis yang dikembangkan oleh Freud, Freudlah yang secara langsung berbicara tentang proses penciptaan seni sebagai akibat tekanan dan timbunan masalah di alam bawah sadar yang kemudian disublimasikan ke dalam bentuk penciptaan karya seni. Teori-teori mengenai psikologi sastra terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu Reokhan dalam Aminuddin (1990:89) mengatakan bahwa, ”.....psikologi sastra sebagai salah satu disiplin ilmu ditopang oleh tiga pendekatan studi, yaitu (1) pendekatan ekspresif, yang mengkaji aspek psikologis penulis dalam proses kreatif yang mengkaji terproyeksi lewat karya ciptaannya, (2) pendekatan tesktual, yang mengkaji aspek psikologis sang tokoh dalam karya sastra dan (3) pendekatan reseptif pragmatis yang mengkaji aspek psikologi pembaca yang terbentuk setelah melakukan dialog dengan karya sastra yang dinikmatinya serta proses rekreatif yang ditempuh dalam menghayati teks sastra tersebut”. Di dalam masyarakat Jepang di kenal adanya “Ikigai”. Ikigai didefinisikan sebagai sebuah tujuan hidup yang menjadi motivasi bagi seorang individu. Jika dikaitkan dengan novel “1 Liter Of Tears” ini maka penulis melihat adanya pengaruh ikigai dalam pembentukan perilaku oleh tokoh utama yakni Aya Kito. Penulis mengamati akan adanya sebuah hubungan antara ikigai dengan kondisi psikologis yang diperlihatkan Aya ketika ia berjuang dalam melawan penyakit SCA tersebut.
1.4.2 Kerangka Teori Psikologi berasal dari bahasa latin, yaitu psyche berarti jiwa dan logos artinya ilmu. Dengan demikian psikologi dapat diterjemahkan kedalam bahasa
Universitas Sumatera Utara
indonesia menjadi ilmu jiwa. Jiwa sebagai objek dari psikologi tidak dapat dilihat, diraba, atau disentuh. Jiwa adalah sesuatu yang abstrak, hanya dapat diobservasi melalui hasil yang ditimbulkannya. Hal ini dapat dilihat dari tingkah laku dan aktivitas lainnya sebab tingkah laku mempunyai arti yang lebih nyata daripada jiwa karena itu lebih mudah untuk dipelajari. Melalui tingkah laku, pribadi seseorang dapat terungkap dengan mudah, cara makan, berjalan, berbicara, menangis, dan sebagainya yang merupakan suatu perbuatan terbuka sedangkan perbuatan tertutup
dapat dilihat dari tingkah lakunya seperti berpikir, takut,
senang, dan lain-lain. Dalam pembahasan ini penulis mengunakan pendekatan tekstual yaitu mengkaji aspek psikologis sang tokoh dalam karya sastra. Sebagai salah satu pendekatan dalam studi psikologi sastra pendekatan tekstual pada mulanya hanya bertumpu pada pendekatan psikologi dalam atau psikologi analisis yang dikembangkan Freud. Sekarang pendekatan tekstual tidak hanya bertumpu pada pendekatan psikologi analisis, tetapi juga pendekatan-pendekatan psikologi yang lain seperti pendekatan psikologi kognitif, behavioral dan pendekatan eksistensial. Pendekatan psikologis kognitif berangapan kepribadian manusia dibentuk oleh faktor agen internal atau pembawaan. Pendekatan psikologis behavioral berpijak pada angapan bahwa kepribadian manusia adalah hasil bentukan dari lingkungan tempat ia berada. Pendekatan psikologi eksistensial menegaskan bahwa manusia membentuk dirinya sendiri dalam pola jalan hidup yang dipilihnya sendiri. Jadi, dari uraian di atas dapat diketahui begitu luasnya materi psikologis sastra. Dalam pembahasan penelitian ini mengunakan pendekatan tekstual dengan teori behavioral. Pendekatan behavioral. Mengabaikan faktor
Universitas Sumatera Utara
pembawaan lahir seperti, kecerdasan, bakat, insting dan lain-lain. Dengan kata lain manusia dianggap sebagai produk lingkungan. Manusia menjadi jahat, beriman, penurut, berpandangan luas atau kolot adalah hasil dari bentukan lingkungannya. Berdasarkan hal ini, perilaku manusia disebut sebagai respon yang akan muncul kalau ada stimulus tertentu yang berasal dari lingkunganya. Perilaku manusia selalu dipandang dalam bentuk hubungan stimulus dan respon atau stimulus respon. Mengenal pendekatan behavioral lebih lanjut Roekhan dalam Aminuddin (1990:96) mengatakan bahwa : ”.....Untuk menerapkan pendekatan behavioral dalam studi sastra, haruslah dilakukuan dengan mengikuti tahapan berikut : (1) Mencari dan menentukan tokoh cerita yang akan dikaji (2) Menelusuri perkembangan karakter sang tokoh yang dikaji. Penelusuran ini dapat dilakukuan terhadap (a) lakukan sang tokoh (b) dialog sang tokoh (c) pemikiran sang tokoh. (3) Mengidentifikasi perilaku sang tokoh dan mendeskripsikan serta mengklasifikasikanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui macammacam perilaku yang telah ditujukan oleh sang tokoh sebagai landasan untuk mengidentifikasi lingkungan yang telah membentuk perilakunya. (4) Menghubungkan perilaku yang muncul dengan lingkungan yang melatarinya. Suatu prinsip yang bagaimanapun adalah mutlak dalam psikologi yaitu bahwa tingkah laku merupakan ekspresi mempunyai peranan yang penting dalam psikologi sekalipun patut diketahui bahwa tidak semua yang terdapat dalam
Universitas Sumatera Utara
tingkah laku. Aminuddinn(1990:49) menyatakan bahwa : “…..ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan perbuatan individu semua berbentuk dorongan dari (impulsum:dorongan,tolakan,rangsangan,rasa)
dalam
diri
manusia
yang
menyebabkan timbulnya macam-macam aktifitas fisik dan psikis dijelaskan oleh psikologis. Oleh karena itu penulis memutuskan untuk menggunakan psikologi behaviouristik dalam menganalisa novel “1 Liter Of Tears” tersebut. 1.5.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan pokok masalah yang telah dipaparkan diatas sebelumnya, maka ditentukan bahwa adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Mengetahui kondisi psikologis tokoh utama dan faktorfaktor
yang
mempengaruhi
novel “1 Liter Of Tears”.
perilaku
tokoh
utama
dalam
Menemukan nilai-nilai motivasi yang terdapat pada tokoh utama dalam novel ”1 Liter Of Tears”.
b. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian terhadap novel 1 Liter Of Tears
dipusatkan
pada
perilaku
melalui
diharapkan
dapat
menambah
khasanah
analisis penelitian
ini
tokoh
yang
sastra
dan
dapat dijadikan sebagai pedoman penelitian selanjutnya. Di samping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
ilmu
pengetahuan kepada pembaca dan khususnya mahasiswa program studi
Sastra
Jepang bahwa, bidang ilmu sastra dapat bekerja sama dengan
bidang-bidang ilmu yang lain dalam mengapresiasikan karya
Universitas Sumatera Utara
sastra
misalnya
analisis
tokoh
berdasarkan pendekatan psikologi. Selain itu,penelitian ini diharapkan pembaca
membuka
pada
umumnya
cara
pandang
dalam
penulis
menyikapi
khususnya
setiap
dan
permasalahan
hidup yang dihadapi dalam menjalani kehidupan ini.
1.6 1.6.1
Metode dan Teknik Penelitian Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang didasarkan pada data deskripsi dari suatu kasus, keadaan, sikap, hubungan, atau suatu sistem pemikiran suatu masalah yang menjadi objek penelitian. Biasanya objek penelitian dilakukan untuk mendapat deskripsi, gambaran, atau suatu lukisan secara sistematis, faktual, detail, dan akurat serta sifat-sifat atau perilaku hubungan antara berbagai fenomena. Ciri dari metode ini biasanya, difokuskan pada masalah faktual yang ada pada waktu penelitian. Data yang dikumpulkan, disusun, dianalisis, dan interpretasi sangat tergantung pada teknik penelitian yang digunakan, karena itu teknik-teknik pengumpulan dan analisis data harus disajikan secara jelas dan detail . Mula-mula data dikumpulkan dan disusun, lalu dideskripsikan, dengan maksud menemukan unsur-unsurnya, kemudian dianalisis.
1.6.2
Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik penelitian yang digunakan dalam membahas dan
memecahkan masalah penelitian ini adalah dengan menggunakan studi kepustakaan (Library Research). Berdasarkan pengertian tersebut penulis
Universitas Sumatera Utara
melakukan studi kepustakaan (Library Research) dengan membaca buku yang ada di perpustakaan umum Universitas Sumatera Utara, membaca skripsi yang ada di Departemen Sastra Jepang, membaca literatur dan melalui penelusuran media internet. Literature yang menjadi objek penelitian penulis adalah sebuah novel biografi dan memori yang berjudul “1 Liter Of Tears”. Melalui novel ini penulis melakukan metode deskriptif untuk menggambarkan bagaimana suatu kasus, keadaan, sikap, hubungan, atau suatu sistem pemikiran suatu masalah yang menjadi objek penelitian yang didekatkan dengan nilai-nilai psikologis maupun edukasi bagi pembacanya. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Mengumpulkan data dan referensi atau buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian. 2. Membaca novel “1 Liter Of Tears” yang merupakan ringkasan daripada buku harian Aya Kito sendiri. 3. Mencari, mengumpulkan, menganalisis, dan mendeskripsikan nilainilai yang terdapat dalam novel “1 Liter Of Tears” yang diprediksikan mengandung unsur psikologis yang dapat memberikan cerminan baik bagi pembaca. 4. Setelah dianalisis penelitian tersebut disusun dalam sebuah laporan.
Universitas Sumatera Utara