KEARIFAN LOKAL/TRADISIONAL DALAM KONSERVASI TUMBUHAN Ellyn K. K Damayanti Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB November 2010
KEARIFAN LOKAL/TRADISIONAL Adaptasi Ad t i manusia i terhadap t h d lingkungannya li k Æ pengelolaan lingkungan ´ Lingkungan: alam, sosial, dan buatan ´ Wujud: j ´
« Ideasional: ² pengetahuan/ide, ² norma
adat, ² nilai budaya « Kegiatan/Aktifitas « Peralatan
B if lokal Bersifat l k l dan d rinci i i
Berkaitan dengan g sistem kepercayaan Sistem budaya
Upaya perlindungan, pemenuhan kebutuhan, integrasi sosial, pendidikan, & aktualitas diri
UPAYA PERLINDUNGAN ´
T Tempat t bermukim: b ki « Sekitar
hutan ÆÆ dalam hutan « Tepi T i sungaii « Bukit/gunung « Jurang J g yang g curam & terjal t j l ´
Sistem zonasi pemukiman
adaptasi berupa pengembangan sarana fisik
« Perkampungan P k
sebagai b i zona inti i ti « Hutan campuran di sekeliling perkampungan sebagai zona penyangga ´
Bentuk rumah « Rumah
panggung, rumah panjang, panggung panjang rumah terapung
UPAYA PERLINDUNGAN (2) Konsesi hutan diberikan kepada kelompok sosial tertentu di luar suku/etnisnya ´ Persekutuan antarsuku untuk menghadapi musuh bersama ´ Pengasingan diri – sistem zonasi sosial ´
UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN Berburu & meramu
Ladang berpindah
Pertanian menetap
Pertanian modern
Apa, di mana, kapan, bagaimana ´ Pengetahuan berburu & meramu ´
Belum mengenal hak milik atas tanah « Mengenal peruntukan, penguasaan, dan pelestarian hutan «
´
Pengetahuan ladang berpindah Konsep hak milik atas tanah: individu & kolektif « Batas hak milik atas tanah «
´
Pengetahuan pertanian menetap: Struktur & sifat tanah « Jenis tanaman yang cocok dengan kondisi tanah «
UPAYA INTEGRASI SOSIAL ´
Masyarakat berburu & meramu « Mobilitas
tinggi gg « Teritori & homerange luas Æ kerjasama & kesetiakawanan sosial antarkelompok untuk pengamanan keutuhan wilayah pemukiman & sumberdaya ´
Masyarakat ladang berpindah & pertanian p menetap « Sumberdaya
terbatas « Jumlah penduduk & gerakan penduduk Æ struktur masyarakat yang ketat
UPAYA PENDIDIKAN & AKTUALITAS DIRI ´
Manusia = Homo sapiens « Makhluk
y yang g berakal dan menciptakan p p peralatan Æ mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Memiliki kemampuan berpikir & bekerja ´ Memahami lingkungannya secara aktif ´ Mengembangkan cara-cara cara cara efektif untuk menghadapi tantangan hidup ´ Î pengalaman l Æ diperkenalkan d k lk kepada k d anak-anaknya Æ turun-temurun Æ tradisi Æ b d budaya ´
PRAKTEK KONSERVASI PADA MASYARAKAT TRADISIONAL
BADUY
Courtesy: Dolly Priatna, 2007
KONDISI UMUM ´ ´ ´ ´ ´
´ ´
´
Banten memiliki hutan terluas di Jawa bagian barat Terbentang Pegunungan Kendeng dengan bukit-bukit di sekitarnya, serta hulu beberapa sungai. Daerah Kanekes berbukit-bukit dengan kemiringan lereng rata-rata 45%, ketinggian 150-450 meter dpl. Di Kanekes masih terdapat hutan hutan-hutan hutan lebat. lebat Vegetasinya: pohon rasamala (Altingia exelsa), saninten (Castanopsis spp.), jamuju (Prodocarpus imbrikata), puspa (Schima noronhae), dan nyamplung (Calophyllum inophyllum) Curah hujan mencapai 4.000 mm/tahun, serta suhu rata-rata ata ata lebih eb da dari 20 20ºC C Wilayah asal orang Baduy diperkirakan meliputi beberapa kecamatan, seperti Muncang, Sajira, Cimarga Maja, Cimarga, Maja Bojongmanik, Bojongmanik dan Leuwidamar. Leuwidamar Desa Kanekes memiliki luas 5.101,85 hektar
SISTEM PERTANIAN Utamanya bertanam padi di lahan kering (huma)) ´ Menjual hasil-hasil hutan, buah-buahan, dan jjenis tanaman ladang g lainnya y ´ Membuat dan menjual gula kawung atau gula pasar mingguan gg di Cibengkung g g dan aren ke p Ciboleger, kampung desa luar Kanekes ´ Menjual j komoditi lain,, seperti p cengkeh g yang y g ditanam di luar Kanekes ´
SISTEM PENGETAHUAN ´ ´ ´ ´
Pengetahuan P h tentang tumbuh-tumbuhan b h b h dan d binatang bi cukup luas Nama jjenis p padi Langga gg Sari misalnya, y , adalah nama suatu lakon pantun Baduy. Jenis-jenis padi yang disebut menurut warnanya: pare beureum pare bodas beureum, bodas, dan pare hideung. hideung Mengenal paling sedikit 21 jenis pisang (Musa paradisiaca), setiap jenis diberi nama, misalnya pisang gembo panggalek, gembor, anggalek gejloh, gejloh raja aja budug, budug ka kapas as dan
kulutuk. ´
´
Di huma p panamping p g terdapat p 73 jenis tanaman, di huma tangtu 53 jenis tanaman (yang terbanyak adalah dari golongan buah), sayuran, kayu bakar dan bahan g obat-obatan, serta p pangan g karbohidrat. bangunan, Orang Baduy tidak mau menggunakan racun untuk menangkap binatang buruan dan ikan
SISTEM TEKNOLOGI Konstruksi jembatan ´ Sistem penyaluran air bersih ´ Terasering pada tapak-tapak rumah ´ Pembuatan kain menggunakan benang serat dan pewarna alami ´ Pandai besi ´ Leuit yang anti tikus ´
PRAKTEK KONSERVASI Hutan dianggap sakral sehingga masyarakat adat menghormati kawasan hutan mereka ´ Konsep pengelolaan lingkungan dengan sistem zonasi, juga telah dikenal dan dipraktekan masyarakat Baduy secara turun turun-temurun temurun ´ Daerah Baduy Dalam analog dengan zona inti pada konsep taman nasional ´ Daerah Baduy Luar analog dengan zona pemanfaatan intensif dari konsep barat ´ Daerah D h Dangka D k analog l dengan d zona penyangga pada konsep taman nasional moderen ´ Tata ruang yang lebih mendetail telah diterapkan pada tiap kampung ´
ZONASI DAERAH BADUY U Daerah Dangka Daerah muslim Daerah Baduy Luar/
Zona/area transisi Daerah muslim
Daerah D h kurang k sakral, k l Analogi dengan zona/
Daerah panamping
Daerah Baduy Dalam/Tangtu
Sasaka Domas
Daerah makin kurang Sakral, analogi dengan
Makin sakral
Area transisi
Daerah sakral, analogi dengan zona penyangga paling g sakral, Daerah p analogi dengan
zona/area inti
ZONASI BUKIT/GUNUNG
Sumber: Iskandar (1998)
(I) = zona permukiman/lembur dan dukuh lembur, tabu dibuka dijadikan ladang (II) = zona huma h d reuma, daerah dan d h untuk k ladang l d d lahan dan l h hutan h sekunder k d (III)= zona hutan tua/leuweung kolot, hutan/leuweung titipan, tidak boleh dibuka dijadikan ladang (huma)
ZONASI BUKIT/GUNUNG (2) ZONASI BUKIT/GUNUNG: (I) LEMBUR & DUKUH LEMBUR;
E D
C
(II) HUMA DAN REUMA
B
(III) LEUWEUNG KOLOT/LEUWEUNG TITIPAN
A
E D A.
I. A. RUMAH TRADISIONAL BADUY
B B.
I B. I. B DUKUH LEMBUR
C.
II. C. HUMA
D.
II. D. REUMA
E.
III. E. LEUWEUNG KOLOT/ LEUWEUNG TITIPAN
A B C
CONTOH-CONTOH KASUS
CONTOH KONSERVASI TUMBUHAN 1. 2. 3 3. 4. 5. 6. 7 7.
Berawal dari makan buah-buahan (buah hutan) sambil jalan Membuang biji-biji seenaknya sepanjang jalan pulang ke tempat tinggal Ada diantara dianta a bijian berkecambah be kecambah mendekati tempat tem at tinggal (domestikasi) Kegiatan trial and error memilih makanan hutan Secara tak sengaja melakukan seleksi atas spesies tumbuhan hutan untuk berbagai keperluan Tumbuh dan berkembangnya pengetahuan aspek kehutanan Dampak kegiatan secara sadar atau tidak terjadi modifikasi habitat
HUTAN KEMENYAN DI TAPANULI UTARA ´
Kemenyan menurut peneliti (Sasmuko, 1995): toba (Styrax sumatrana J.J. J J SM) « Durame (Styrax benzoin Dryand.) « Aek nauli « Kemenyan
´
Kemenyan (haminjon) menurut petani kemenyan: « Haminjon
toba: getah cepat kering & lama kering « Haminjon bulu « Haminjon durame « Haminjon dairi
HUTAN KEMENYAN (2) Endemik Tapanuli Utara ´ Tradisi berkebun kemenyan, kemenyan karena perdagangan kemenyan di masa lalu ´
« Pedagang P d
´
d i Timur dari Ti T Tengah, h Cina, Ci I di India
Kegunaan: « Bahan
campuran rokok « Perlengkapan upacara religi « Bahan pengawet: makanan, mummi « Bahan pewangi Sumber: Zuska, 2001
KEARIFAN ORANG BUKIT Orang Bukit/Masyarakat Bukit di Pengunungan Meratus ´ Tradisi berladang: ´
« Menanam M
pohon h karet k di seluruh l h luasan l l d ladang ketika padi berumur 2 bulan « Pada P d saatt lahan l h ditinggalkan diti gg lk (setelah ( t l h 2 kali k li masa tanam/ 2 tahun kemudian), sudah ada tanaman yang siap menghijaukan lahan berupa pohon karet berumut 20 bulan. Sumber: Purba, 2001
CONTOH KONSERVASI TUMBUHAN BERSAMA MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL: Konservasi Kedawung di Taman Nasional Meru Betiri
A GLIMPSE OF KEDAWUNG Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) is one of medicinal plants species that well known by people and traditional medicinal industry in Indonesia from a long time ago. ago ´ This species is endangered and one of the ten most utilized medicinal plants in people and Indonesian Traditional Medicinal Industries ´ Kedawung K d (Parkia P ki timoriana i i ) is i one off the h five most wanted species in Java traditional medicinal di i l plant l and d industry i d market. k ´
HABITAT, DISTRIBUTION, & UTILIZATION Kedawung K d (Parkia P ki timoriana i i ) grow wild ild in i lowland forest at 5 to 500 meters above the sea level. ´ The main distributions in South East Asia are in Java, Kalimantan (Borneo), Sumatera, and M l Peninsula, Malay P i l especially i ll in i beach b h areas. ´ The main uses of Kedawung are ingredients in medicines for: ´
« stomachache, « heartache, « diarrhea, « cholera, « intestinal « fever
inflammation inflammation,
PENYEBARAN KEDAWUNG
BACKGROUND FOR CONSERVATION Meru Betiri National Park (MBNP) is one of g natural habitats in Java and few Kedawung’s the local people of Meru Betiri National Park has been harvesting the fruits for a long time without cultivation activities. ´ Since 1993, IPB, LATIN in cooperation with Meru Betiri National Park (MBNP) and the local people have conducted conservation activities, ti iti such h as kedawung k d (Parkia P ki timoriana) cultivation with agroforestry system involving local people’s people s participation in 1,000 hectares. ´
Technique of harvesting Kedawung
Technique of climbing Kedawung tree
Germ of Kedawung Fruits of Kedawung
Workshop on the cultivation of K d Kedawung
Research on the viability of Kedawung
Nursery
Seedling
Land-preparation
Two years old Kedawung
Kedawung and the farmer
Four years old Kedawung
Cultivating beans under Kedawung
CONTOH JAMU YANG MENGANDUNG KEDAWUNG
PUSTAKA ´
´
´ ´
´
Iskandar, J. 2009. Pelestarian Daerah Mandala dan Keanekaragaman Hayati oleh Masyarakat Baduy. Makalah dalam Seminar Nasional Etnobotani IV, Cibinong, g 18 Mei 2009. Priatna, D. 2008. Praktek Ekoteknologi Dalam Etnik Tradisional Baduy. Praktikum M. K. Ekoteknologi, SPS - Mayor Konservasi Biodiversitas, IPB. Tidak dipublikasikan. P b J (ed). Purba, ( d) 2001 2001. Bunga B R Rampai i Kearifan K if Lingkungan Li k . Jakarta: J k Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Purba. J. 2001. Kearifan Lingkungan pada Masyarakat Bukit di Pengunungan Meratus Propinsi Kalimantan Tengah. Tengah Purba, Purba J. J (Ed (Ed.), ) hal. 227 – 236 dalam Bunga Rampai Kearifan Lingkungan, Jakarta: Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Zuska, F. 2001. Hutan Kemenyan: y Upaya p y Pemanfaatan Sumberdaya Hutan secara Lestari. Purba, J. (Ed.), hal. 91-100 dalam Bunga Rampai Kearifan Lingkungan, Jakarta: Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup.