1 Tugas 3 Tradisi SosioPsikologi Mengelola Ketidakpastian dan Kecemasan Kelompok 4 Herdian Yudi H Lukni F Riski P Patrick L Metty A Hendri C Irfan J F...
Tradisi SosioPsikologi Mengelola Ketidakpastian dan Kecemasan
Kelompok 4 Herdian | Yudi H | Lukni F | Riski P | Patrick L | Metty A | Hendri C | Irfan J | Fahrul F | Bachtiar R | Galang H | Dodi A | Teori Komunikasi
Percakapan Tradisi Sosiopsikologi Mengelola Ketidakpastian dan Kecemasan Charles Berger dan William Gudykunst menjelaskan bahwa pada bagian ini merupakan garis penyambung kita dalam hal mendapatkan informasi tentang orang lain, kenapa kita melakukan hal tersebut, dan hasil apa yang akan kita dapatkan ketika melakukan hal tersebut. Dengan kata lain pada teori ini berfokus pada cara manusia untuk memonitoring lingkungannya dan untuk mengetahui lebih jauh tentang dirinya dan orang lain melalui interaksi. Teory berger ini disebut sebagai Uncertainty Reduction Teory (URT) (teori untuk mengurangi ketidak pastian) dan yang kedua dirumuskan oleh Gudykunst kawan kerja Berger yaitu Anxiety Uncertainty managemen (AUM) ( teori managemen kecemasan dan ketidak-pastian).1 Teori ini lebih banyak membahas tentang proses dasar mengenai bagaimana kita menambah pengetahuan kita tentang orang lain ketika kita bertemu dengan orang asing, kita mungkin memiliki keinginan yang kuat untuk mengurangi ketidak tahuan kita tentang orang tersebut, seperti pada situasi di mana kita cenderung tidak tahu tentang kemampuan yang dimiliki orang lain dalam mengkomunikasikan target-targetnya , rencananya, bagaimana dia merasakan saat-saat itu, dan apa yang digemarinya. Dengan bahasa yang lain, proses komunikasi dilakukan untuk mengurangi ketidakpastian sehingga tujuan komunikasi tercapai. 2
Konsep-konsep dasar Anxiety/Uncertainty Management Theory :3
Modul Theories of Human Communication – Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss http://pangerankatak.blogspot.com/2008/05/conversation-chapter-6-little-john.html 3 http://ahlikomunikasi.wordpress.com/2012/01/07/strategy-perubahan-komunikasi-antarbudaya/ 1
2
a. Konsep Diri Meningkatnya harga diri ketika berinteraksi dengan orang asing akan menghasilkan peningkatan kemampuan mengelola kecemasan. Ketika kita mampu mensejajarkan diri dengan orang asing, maka kecemasan dan ketakutan karena prediksi tidaklah menghalangi komunikasi. b. Motivasi untuk berinteraksi dengan orang asing Karena didorong oleh kebutuhan informasi bahkan kebutuhan akan teknologi maka tidak dapat dihindari andanya komunikasi yang lebih baik dengan orang asing. Meningkatnya kebutuhan diri untuk masuk di dalam kelompok ketika kita berinteraksi dengan orang asing akan menghasilkan sebuah peningkatan komunikasi dan menekan kecemasan-kecemasan. c. Reaksi terhadap orang asing Jika kita mampu menerima orang asing maka sudah terbukti bahwa kita mampu berkomunikasi dengannya. Merupakan sebuah peningkatan jika kita mampu melakukan interaksi dalam memproses informasi yang kompleks tentang orang asing yang akan menghasilkan sebuah kemampuan baru, bahwa kita sudah dapat untuk memprediksi secara tepat perilaku mereka. Sebuah peningkatan untuk mentoleransi ketika kita berinteraksi dengan orang asing menghasilkan sebuah peningkatan mengelola kecemasan kita dan menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan memprediksi secara akurat perilaku orang asing. Sebuah peningkatan berempati dengan orang asing akan menghasilkan suatu peningkatan kemampuan memprediksi perilaku orang asing secara akurat.
d. Kategori sosial dari orang asing Status sosial orang asing tidak mempengaruhi banyak hal tentang prediksi tentang latarbelakangnya atau siapa dia, pada saat mereka masuk kedalam kelompok masyarakat kita mereka justru mendapat penghormatan dan perlakuan istimewa. Sebuah peningkatan kesamaan personal yang kita miliki seperti persepsi antara diri kita dan orang asing akan menghasilkan peningkatan kemampuan mengelola kecemasan kita dan kemampuan memprediksi perilaku mereka secara akurat. Pembatas kondisi: pemahaman perbedaan-perbedaan kelompok kritis hanya ketika orang orang asing mengidentifikasikan secara kuat dengan kelompok. Sebuah peningkatan kesadaran terhadap pelanggaran orang asing dari harapan positif kita dan atau harapan negatif akan menghasilkan peningkatan kecemasan kita dan akan menghasilkan penurunan di dalam rasa percaya diri dalam memperkrakan perilaku mereka. Kadang mereka ditolak oleh masyarakat kita karena pelanggaran etika dan budaya kita, namun toleransi masih sangat sangat diutamakan dalam mengahdapi kasuskasus seperti ini. e. Proses situasional Sebuah peningkatan di dalam situasi informal di mana kita sedang berkomunikasi dengan orang asing akan menghasilkan sebuah penurunan kecemasan kita dan sebuah peningkatan rasa percaya diri kita terhadap perilaku mereka. Prediksi yang berlebihan tentang kesempurnaan orang asing merupakan hal yang sangat merugikan sekali. Sebab pada kesempatan-kesempatan tertentu mereka dianggap tamu yang dihormati, pada hal perilaku mereka sangat tidak senonoh. Seperti pandangan masyarakat awam Indonesia terhadap orang (bangsa) ARAB, yang selalu dianggap lebih suci karena berasal dari negera asal muasal Nabi. Pada budaya mereka tidaklah lebih istimewa dengan budaya asli (esensi) budaya Indonesia. Pada acara-acara keagamaan (situasional) justru mereka mendapat tempat penghormatan yang lebih tinggi.
f. Koneksi dengan orang asing Hubungan interpersonal dengan orang asing selalu membawa perubahan dalam pola penyesuaian dengan cara kerja mereka. Sebuah peningkatan di dalam rasa ketertarikan kita pada orang asing akan menghasilkan penurunan kecemasan kita dan peningkatan rasa percaya diri dalam memperkirakan perilaku mereka. Namun, kemampuan dan daya saing orang asing selalu membawa dampak kepada diri sendiri. Paradigma bahwa orang asing itu memiliki kemampuan lebih, sangat merugikan pada tingkat komunikasi dalam hubungan kerja (koneksi bisnis). Berger memberi Tips tentang bagaimana cara mendapatkan informasi dari orang lain. Dengan beberapa strategi di antaranya yaitu : Passive Strategies (Strategi Pasif) adalah pengamatan di area mana suatu kebutuhan dari pengamat untuk melakukan sesuatu dalam rangka mendapatkan informasi. Interactive strategy menisbahkan secara langsung proses komunikasi kepada orang lain. Kemudian ada yang dikenal sebagai Disinhibition Searching ini adalah passive strategy yang lain di mana orang melakukan pengamatan pada situasi informal di mana mereka kurang dapat melakukan self monitoring dan bersikap alami atau tidak dibuat buat. Sedangkan interaktif strategi itu sendiri adalah hal yang memuat pemeriksaan dan pembukaan diri. Yang penting dari strategi ini adalah bagi kita bisa menambahkan informasi karena jika kita membuka sesuatu dari diri kita maka orang lain juga akan membuka dirinya juga. Tetapi sebuah peningkatan hubungan jaringan kerja yang baik dan mampu berbagi informasi dengan orang asing akan menghasilkan penurunan kecemasan bahwa mereka bukanlah ancaman dan menghasilkan peningkatan rasa percaya diri kita untuk memprediksi perilaku orang lain. Sebagai contoh kasus dalam teori mengelola ketidakpastian dan kecemasan yaitu Patrick teman satu mata kuliah kita ini, tertarik untuk berkencan dengan salah satu mahasiswi jurusan Visual and Art Communication. Yang biasa dipanggil dengan nama Gita atau biasa dikenal Gita Novayanti. Sebelum berkencan Patrick mungkin mengamati
Gita secara diam-diam dalam jangka waktu tertentu. Hal yang dapat dilakukannya ialah dengan mengamati cara Gita bereaksi terhadap kejadian dalam kelas. Misalnya pertanyaan dari dosen, diskusi kelas, berbicara dengan teman, dan sebagainya. Selain Patrick dapat mengamati Gita dikelas, Patrick juga dapat mengamati Gita teman sekelasnya itu diluar kelas, seperti di warung makan atau di café. Patrick mungkin saja, dapat meminta bantuan salah satu teman dekatnya Gita untuk mengajak Gita keacara pesta yang ia buat. Inilah hal yang mungkin dilakukan oleh setiap individu untuk mengurangi rasa ketidakpastian terhadap orang lain dengan menggunakan strategi pasif dan strategi aktif.