Gesture
TORTOR PINING ANJEI PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN KAJIAN TERHADAP ETIKA DAN ESTETIKA VALENT R P TARIHORAN Prodi PendidikanTari
Abstract Pining Anjeitortor dance tortor is entertainment on Simalungun society. Tortor dance creations that this is taken from folklore Simalungun. This study aims to determine how the shape and Ethics and Aesthetics Tortor Pining Anjei the Community Simalungun. To discuss the purpose of the study above, use the theories related to the topic of this research is the theory of the Presentation Form AM. Hermin K theory of Manner and Costum Ethics and Aesthetics of Dharsono theory.Time used in the research to discuss Tortor Pining Anjei In Simalungun Study on Public Ethics and Aesthetics for 2 months ie June 2016 to July 2016. The research site is in Pamatang Raya, Simalungun, North Sumatra. Analysis of the data in this study using a qualitative descriptive, data collection techniques by observation, library research, interviews, and documentation.The results based on the data collected can be seen that Tortor Pining Anjei as dance entertainment for the community Simelungun pick ethical values and aesthetics that can be seen from the movement, as well as the clothing worn in Tortor Pining Anjei. Ethical values contained therein are tortor movement which moved from the activities and habits of the people Simalungun. And also ethics in Simalungun tor tor-like hands that should not be open too wide, and must not exceed the ears. It is clear that a woman should be polite. Ethics in a dress no where used clothing is Marabit Top. However Marabit Top fashion is clothing worn by women Simalungun society. Aesthetic value can be observed from the movement of the arms, legs and head. Motion carried out can be seen with a good, neat, organized, and flexible. In addition to aesthetics in motion, there is also the aesthetic in the distinctive fashion Simelungun like Ragi Pane and suriSuri makes Tortor Pining Anjei more beautiful views. Keywords: Pining TortorAnjei, Ethics, Aesthetics, Simalungun.
Gesture
Anjei adalah tari
PENDAHULUAN Sumatra Utara adalah salah
hiburan pada
masyarakat Simalungun.
satu provinsi yang memiliki beragam
Tortor
Pining
Anjei
– ragam suku yaitu Batak Toba,
mempunyai nilai-nilai estetika yang
Simalungun, Karo, Pak-pak Dairi,
dapat diamati dari gerakan lengan,
Mandailing, Pesisir Sibolga, Melayu,
torso, kaki dan kepala. Dapat dilihat
dan Nias serta suku pendatang dari
dari pergelangan tangan yang diputar
luar Sumatra Utara seperti suku Jawa,
secara perlahan dan lembut yang
Minangkabau, dan Cina. Simalungun
menunjukan masyarakat Simalungun
adalah salah satu suku di Provinsi
memiliki sifat yang lemah lembut,
Sumatra Utara yang menetap di
gerakan kaki yang dihenjut sesuai
Kabupaten Simalungun. Marga asli
dengan irama musik, torso dan kepala
pertama penduduk Simalungun yaitu
bergerak mengikuti tangan dan penari
Damanik, Saragih, Purba, dan Sinaga.
dalam tortor Pining Anjei berjumlah
Taralamsyah Saragih dalam Seminar
tujuh
Kebudayaan
Anjeiterdapat etika yang berlaku di
Simalungun
1964
penari.tortor
mengatakan bahwa kesenian yang ada
dalam
di Simalungun dapat dibagi atas seni
Seperti gerakan tangan yang tidak
musik (Gual), seni suara (doding),
boleh melebihi bahu harus sejajar
seni tari (tortor). Dalam tulisan ini,
dengan dada dengan begitu etika
penulis lebih terfokus untuk mengkaji
dalam menarikan tortor Pining Anjei
seni tarinya.Adapun beberapa jenis
ini pun berlaku. Sementara itu etika
tortor
dalam pemakaian busana disesuaikan
di
Simalungun
diantaranyaTortor
Manduda,Tortor
Sombah,Tortor
Sitalasari,Tortor
Haruan
Bolon,Tortor
masyarakat
Pining Simalungun.
dengan norma – norma adat. Tortor Pining Anjei adalah tari
Toping-
yang mentradisi, yang tumbuh dan
Bolon,Tortor
berkembang didaerah simalungun dari
Nasiaran,dan Tortor Pining Anjei
satu generasi ke generasi lainnya.
sebagai tari yang menjadi kajian
Tidak diketahui siapa pencipta tari
dalam penelitian ini.Tortor Pining
ini, akan tetapi menurut narasumber
toping,Tortor
Ilah
1
Gesture
tari ini adalah milik masyarakat
Pining
Anjei
Simalungun.
MasyarakatSimalungun
Pada Kajian
terhadap Etika Dan Estetika. Landasan Teori Untuk estetika
a. Lokasi dan Waktu Penelitian
membahasetika
dan
1) Lokasi penelitian
tortorpining anjei Pada
Masyarakat
Simalungun
Lokasi
penelitian
ini
penulis
dilaksanakan di Kecamatan Raya
menggunakan teori beberapa teori
Kabupaten Simalungun. Karena di
yaitu teori bentuk bentuk penyajian
Kecamatan inilah tor tor Pining Anjei
dari Hermin, teori etika dari Manner
sering ditampilkan terutama
dan Costum dan teori estetika dari
acara
Dharsono.
Simalungun.
hiburan
dalam
masyarakat
2) Waktu Penelitian Metodologi Penelitian Pelaksanaan dilakukan
Pengumpulan informasi dan data
penelitian
dengan
ini
yang diperlukan dalam penelitian ini,
menggunakan
dan waktu pelaksanaan penelitian ini
metode deskriptif dengan pendekatan
sejak bulan Juni
kualitatif.Hal ini dimaksudkan untuk
2016. Tetapi sebelum waktu tersebut,
menggali data yang masih ada untuk memperoleh
informasi
peneliti
yang
(1990:18)
penggunaan
metode
sudah
mengadakan
diperlukan dalam penelitian Menurut Surachmad
sampai Agustus beberapa dialog
kali dengan
narasumber untuk mencari informasi
tujuan
seputar topik yang dipilih.
deskriptif
kualitatif. Metode ini dipilih karena
b. Populasi dan Sampel
memberi penjelasan dan keterangan
1) Populasi
dalam mengumpulkan serta dianalisa
Populasi
adalah
terlebih dahulu.Berdasarkan hal ini,
generalisasi
sebelum penelitian dilakukan, terlebih
obyek/subyek
dahulu disusun langkah-langkah atau
kualitas dan karakteristik tertentu
prosedur dalam pengumpulan dan
yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penganalisisan
dipelajari
data
tentangTortor
2
yang
wilayah
dan
terdiri
atas
yangmempunyai
kemudian
ditarik
Gesture
kesimpulannya.populasi
dalam
Teknik Pengumpulan Data
penelitian ini bersifat terbatas.Maka
Teknik
pengumpulan
yang terjadi populasi dalam penelitian
yang
dilakukan
adalah
ini adalah beberapa seniman-seniman
berikut:
dan tokoh-tokoh adat masyarakat
1.
Observasi
yang mengerti tentang Tortor Pining
2.
Wawancara
Anjei..
3.
Dokumentasi
2) Sampel
4.
Studikepustakaan
data
sebagai
Sampel adalah bagian dari Teknik Analisis Data
jumlah dan karateristik yang dimiliki
Tahapan analisis data dalam
populasi tersebut. Setelah populasi
penelitian
ditemukan dengan jelas dan perkiraan
menjawab
menganalisis apakah mungkin untuk
dengan permasalahan yang diangkat, setelah
sampel. Menurut Faisal (1982:324)
analisis”.
Berdasarkan
dengan
secara
menggunakan
kualitatif ke dalam bentuk tulisan
keperluan
ilmiah berupa skripsi.
pendapat
diatas maka yang menjadi sampel adalah
menganalisis
metode strategi analisis deskriptif
suatu proporsi kecil dari populasi untuk
itu
sistematis
menyatakan bahwa “sampel adalah dipilih
pertanyaan
yang terkumpul dikelompokan sesuai
dari
populasi saja yang disebut dengan
yang
keseluruhan
penelitian. Dari keseluruhan data
meneliti seluruh elemen populasi atau sebagian
untuk
data secara sepesifik dalam rangka
maka selanjutnya penulisan harus
menganalisis
diupayakan
memperdalam atau menginteperetasi
jumlah elemen/anggotanya diketahui,
perlu
ini
B. ISI
dua orang seniman dan
Gambaran Umum LokasiPenelitian
masyarakat sekaligus penari yang
Kabupaten
menegetahui tentang Tortor Pining
Simalungun
merupakan salah satu kabupaten yang
Anjei.
terdapat di Provinsi Sumatera Utara, secara geografis terletak antara 3 18˚ 9 36˚ LU dan 98 32˚ - 99 35˚ BT.
3
Gesture
Dengan luas 438.66 ha atau 6,12 %
meliputi
luas wilayah Provinsi Sumatera Utara.
pengiring, kostum atau
KabupatenSimalungunterdirid ari
tema,
gerak,
musik, busana
penari, tata rias, properti dan pola
31
lantai.
KecamatandansalahsatuKabupatenter
Nilai Etika Gerak Tortor Pining
sebutadalahKecamatanRaya
Anjei
dimanapenelitianinidilaksanakan.
Etika adalah tata cara atau
Bentuk Penyajian Tortor Pining
kebiasaan yang bersangkutan dengan
Anjei
prinsip dasar masyarakat tersebut
Wujud tari terbentuk dari rangkaian-
yang
rangkaian gerak tubuh seperti tangan,
lainnya. Nilai etika yang terdapat
jari-jari
pada
tangan,
kepala,
badan,
dapat
diterima
Tortor
Pining
suatu
masyarakat Anjei
tungkai, kaki yang telah mengalami
berhubungan
proses penggarapan, yaitu gerak yang
kebiasaan atau adat yang melekat bagi
sudah
masyarakat Simalungun.
distilir
dan
mengalami
dengan
ini
kebiasaan-
perombakan sehingga menjadi suatu
Nilai Etika Busana Pada Tortor
rangkaian gerak yang indah dan
Pining Anjei
menarik. Terbentuknya rangkaian
gerak
rangkaian-
tersebut
Cara pemakaian busana Tortor
juga
Pining Anjei adalah Marabit Atas
membentuk garis-garis yang tidak
yaitu
busana adat Simalungun
tampak, yaitu garis-garis yang dilalui
dahulu yang terdiri dari Hiou Ragi
dalam perpindahan gerak
Pane, Suri-suri dan Bulang (penutup
.Tortor Pining Anjei adalah
kepala). Hiou Ragi Pane adalah
bersifat hiburan biasanya tortorini
busana yang dililitkan dari dada
ditarikan pada saat acara yang biasa
sampai ke betis. Memang dalam hal
masyarakat
ini busana Tortor Pining Anjei ini
Simalungun
lakukan.
Seperti pada Rondang Bittang,Pesta
terlihat
Martonun,
kegiatan-
pundak dan etika seperti menjaga
kegiatanlainnya. Dalam tulisan ini
kesopanan tidak tampak, namun bagi
penulis akan membahas
masyarakat
dan
mengenai
bentuk penyajian tortor ini yang
terlalu
terbuka
Simalungun
dibagian
sendiri
Marabit Atas merupakan busana adat
4
Gesture
dan
kebiasaan
wanita
unsur yang didalam pementasan baik
Simalungun. Untuk menjaga etika
itu didalam iringan, gerak tari, tata
dalam berbusana pada Tortor Pining
rias maupun busananya sehingga
Anjei
yang
berperan sebagai media pemenuhan
dipakai untuk mengikat bagian dada
bathin akan suatu keindahan. Nilai
boleh di letakkan diatas pundak guna
estetika dalam gerak Tortor Pining
menutupi
Anjei juga dipengaruhi oleh unsur
ini
bagi
adalah
bagian
Suri-suri
yang
terbuka
sehingga akan terlihat lebih sopan.
estetik
penari
sendiri,
artinya
Suri-suri yaitu Hiou yang diikatkan
bagaimana penari tersebut bergerak
pada bagian dada, gunanya sebagai
melakukan suatu
pengikat kain marabit atas agar
estetik dalam gerak dapat dilihat pada
menjaga kenyamanan bagi wanita
saat penari melakukan gerakan yang
Simalungun dan juga sebagai penutup
dibawakan
bagian dada agar terlihat lebih sopan.
seirama. Gerak yang dilakukan dapat
Bulang atau penutup kepala yang
terlihat dengan baik, rapi, teratur,
digunakan untuk menutupi rambut
serta luwes.
gerakan. Unsur
dengan
serempak,
wanita Simalungun. C. PENUTUP
Nilai Estetika Tortor Pining Anjei
Dari semua yang telah diteliti
Nilai estetika merupakan nilai yang
berkaitan
keindahan.
erat
Dengan
dilapangan dan berdasarkan uraian
dengan
panca
yang sudah dijelaskan mulai dari latar
indera
belakang sampai pembahasan, maka
manusia dapat menikmati keindahan
penulis dapat memperoleh beberapa
yang ada di sekelilingnya. Selain menggunakan manusia
juga
panca
inderanya,
dapat
merasakan
kesimpulan sebagai berikut: 1. Tortor Pining Anjei merupakan tortor hiburan bagi masyarakat
keindahan melalui perasaan yang dimilikinya.
Keindahan
Simalungun. Tortor ini diangkat
pada
dari
umumnya bersifat visual, audio, dan
cerita
berkembang
audio visual.
rakyat di
yang
Simalungun.
Tortor ini menceritakan tentang
Nilai estetika pada Tortor
seorang anak bungsu yang telah
Pining Anjei terlihat dalam setiap
5
Gesture
kehilangan mangkuk
cawan
atau
B. Saran
Marranggirtempat
biasa putri-putri
Adapun
Simalungun
saran-saran
yang
diajukan sesuai penelitian ini adalah
untuk mandi ke sungai. Singkat
sebagai berikut :
cerita si bungsu tersesat dan
1. Dengan dilakukan penelitian ini,
menemukan
sebuah
Pohon
penulis
berharap
kepada
pinang ia memanjatnya dan dari
Masyarakat
pohon
bungsu
menjadi pemilik dari upacara ini
kekampung
agar dapat memperhatikan dan
itulah
terlembing halamannya. merupakan Simalungun
si Tortor milik yang
ini
Simalungun
yang
menjaga keragaman dari adat dan
rakyat
budaya
telah
yang
masyarakatnya.
ada Hal
di ini
bertumbuh dan berkembang di
dikarenakan Tortor dalam upacara
Simalungun.
ini
2. Etika dan estetika Tortor Pining
memiliki
fungsi
untuk
penyampaian suatu tujuan.
Anjei dapat dilihat dari ragam
2. Diharapkan kepada semua pihak
gerak, irama, dan busana yang
agar bertanggung jawab bersama
dipakai. Tortor Pining Anjei
atas
mempunyai nilai-nilai estetika
kebudayaan dalam hal kesenian,
yang dapat diamati dari gerakan
terutama seni tari.
kelangsungan
sebuah
lengan, kaki, kepala,dan torso atau badan. Etika dalam gerak
Adapun
saram-saran
yang
yaitu gerakan tangan yang tidak
diajukan sesuai penelitian ini adalah
boleh melebihi telinga penari.
sebagai berikut:
Selain estetika dalam gerak ada
1. Dengan dilakukan penelitian
juga estetika dalam pemakaian
ini, penulis berharap kepada
busana yang dilihat dari model
masyarakat Simalungun yang
dan
dalam
menjadi pemilik dari Tortor
berbusana juga dapat dilihat
Pining Anjei ini agar tetap
dari cara pemakaiannya.
mempertahankan dan menjaga
warna.
Etika
kesenian tortor ini. Hal ini
6
Gesture
dikarenakan
tortor ini adalah
budaya
DAFTAR PUSTAKA
masyarakat
Aziz,
Simalungun. 2. Diharapkan
kepada
semua
Alimut Hidayat. 2007. MetodePenelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Surabaya : Salemba Media.
pihak agar bertanggungjawab bersama
atas
Bartens, K. 1999. Etika, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
kelangsungan
sebuah kebudayaan terutama Djelantik, A A M, 2004. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia bekerja sama dengan Arti.
seni tari. 3. Memperkenalkan
warisan
budaya kepada masyarakat luas adalah salah satu wujud cara
Hadi, Sumandiyo Y, Prof.Dr. 2000 “Sosiologi Tari: Sebuah Wacana Pengenalan Awal” Yogyakarta.
menghargai dan juga salah satu wujud kecintaan kita terhadap budaya daerah kita sendiri.
Japiten Sumbayak. 2001. Refleksi Habonaron Do Bona Dalam Adat Budaya Simalungun. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3, 2001. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Balai Pustaka. Ningsih, Susi. 2012. “Keberadaan Horja Harangan pada Masyarakat Simalungun”.Medan: Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk meraih gelar sarjana Pendidikan : Unimed Margono S, Drs. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta : PT Rineka Cipta. Purba, Jamin, 2011 “Upacara Adat Marhajabuan pada Masyarakat Simalungun Studi
7
Gesture
Analisis terhadap Tortor” Medan: Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk meraih gelar sarjana Pendidikan : Unimed.
Zulhafni ,Wiwien P. 2013. Judul skripsi “Dokumentasi Tari Berdasarkan Fungsi di Kabupaten Simalungun”. Medan : Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk meraih gelar sarjana Pendidikan : Unimed.
Soedarsono,1977. Tari-tarian Indonesia. Jakarta : Proyek pengembangan media kebudayaan direktorat jendral kebudayaan.
Winarto, Surachmad. 1995. Metode Penelitian, Bandung: Tarsito.
Soekanto, Prof. Dr. Mr. dan SoerjonoSoekanto, Dr. S.H, M.A. 1981. Pokok – Pokok Hukum Adat, Bandung :Penerbit Alumni. Sri, Ulina, 2013 “Tor-tor Bodat Na Haudanana Sebagai Seni Pertunjukan Dalam Pesta Rondang Bittang di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun’’ Medan: Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk meraih gelar sarjana pendidikan :Unimed. Sudjana, Nana. 1998. Tuntutan Karya Ilmiah. Jakarta : Pustaka AZ. Supranto. 2004. Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia. Surah,
Susi Ningsih. 2012. “Keberadaan Horja Harangan pada Masyarakat Simalungun” Medan: Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk meraih gelar sarjana Pendidikan : Unimed.
8