TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN
Prinsip-Prinsip Efisiensi Usahatani • Usahatani • ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya (Firdaus 2008; Soekartawi et al, 1986).
Faktor lingkungan Faktor Intern
• petani pengelola, • tanah usahatani, • tenaga kerja, • tingkat teknologi, • kemampuan petani mengalokasikan penerimaan keluarga , • jumlah keluarga petani
Faktor ekstern
• ketersediaan sarana angkutan dan komunikasi, • aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan input usahatani, • fasilitas kredit • penyuluhan bagi petani
Pendekatan Ekonomi Usahatani Profit Maximization
Cost Minimization
Fungsi Produksi • Produksi pertanian suatu proses aktivitas merubah input pertanian menjadi output (produk) pertanian yang dibutuhkan konsumen akhir atau konsumen antara (perusahaan-perusahaan atau lembaga pemasaran). • Periode produksi a) periode jangka sangat pendek dimana semua input adalah tetap; b) periode jangka pendek yaitu suatu kondisi periode produksi yang memiliki sejumlah input variabel dan input tetap; c) jangka panjang adalah suatu kondisi dimana semua input bervariasi
Analisis Produksi • analisis fungsi produksi Hubungan fisik atau teknis antara faktor produksi (input) dengan hasil produksi (output). • Secara matematis fungsi produksi ditulis: Y = f (X1, X2, ... , Xn) • Dimana: • Y= output pertanian sebagai peubah terikat, • X1, X2, ... , Xn adalah input-input produksi yang merupakan peubah bebas, misal tenaga kerja, bibit atau benih, pupuk, dan lain-lain. • Hubungan kuantitatif fungsi produksi • (a) Y = a + a1X (fungsi linier) • (b) Y = a + a1X – a2X2 (fungsi kuadratis) • (c) Y = aX1bX2cX3d (fungsi Eksponensial/Pangkat)
3 Bentuk Hubungan Fungsi a)
Produksi Total (Total Physical Product) yaitu banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi. TPP = Y = f(X1, X2, ... ,Xn) Dimana TPP atau Y= output atau produksi total, dan X1, X2, ... ,Xn adalah input-input produksi b) Produksi Marjinal (Marginal Physical Product) yaitu tambahan produksi (output) yang terjadi akibat penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. MPP = TPP’ = ∆Y/∆X Dimana MPP = produksi marginal c) Produksi rata-rata (Average Physical Product) yaitu rata-rata output yang dihasilkan per unit input. APP = TPP/X = Y/X Dimana APP = produksi rata-rata
The Law of Deminishing Returns • The Law of Deminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil yang Semakin Menurun) merupakan suatu kondisi dimana pertambahan input variabel satu satuan unit pada kondisi input lain tetap (ceteris paribus), penambahan satu unit input dalam satu proses produksi pada awalnya memberikan hasil yangg bertambah, tetapi setelah melalui titik tertentu, penambahan hasil tersebut semakin menurun.
Gambar
Terdapat 3 Daerah Produksi 1. Daerah I (tidak rasional, Increasing Marginal Returns) karena tambahan satu unit input variabel apada kondisi input lain tetap, selalu memberikian tambahan output yang lebih besar; 2. Daerah II (rasional, Decreasing Marginal Returns) yaitu daerah dimana setiap tambahan satu satuan dari unit input variabel akan memperoleh tambahan output output yang lebih kecil dan maksimal adalah sama; 3. Daerah III (tidak rasional, Negative Marginal Returns), karena setiap tambahan satu satuan input variabel akan memberikan tambahan output yang negatif.
Elastisitas Produksi • Definisi perubahan hasil yang diperoleh (output) karena ada perubahan input variabel satu satuan, pada kondisi input lainnya tetap.
• • • • • •
Dimana: Ep = elastisitas produksi X = input produksi Y = output/total produksi MPP = produksi marginal APP = produksi rata-rata
Efisiensi Produksi • Efisiensi dapat diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesarbesarnya • Situasi yang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat nilai produk marjinal (Value marginal product/ VMP) untuk suatu input sama dengan harga input yang digunakan. • VMPx = Px • Namun yang sering terjadi adalah • (a) VMPx > Px yang artinya penggunaan input X belum efisien, untuk mencapai efisien, input X perlu ditambah; • (b) VMPx < Px artinya penggunaan input X tidak efisien, untuk mencapai efisien, input X perlu dikurangi. Kondisi demikian disebut sebagai efisiensi harga (allocative efficiency).
• Efisiensi teknis (technical efficiency) memperlihatkan kemampuan dari usahatani memperoleh output maksimal dari jumlah input tertentu. • Efisiensi alokatif memperlihatkan kemampuan dari usahatani untuk menggunakan proporsi input optimal sesuai dengan harganya dan teknologi produksi yang dimilikinya. • Penggabungan keduanya akan menjadi efisiensi ekonomi (economic efficiency).
Biaya-Biaya Produksi • Biaya (cost) adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan output • Jenis biaya: 1. Biaya eksplisit adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan output 2. Biaya implisit (tersebunyi) yaitu semua biaya taksiran yang dimiliki oleh faktor produksi apabila digunakan • Jenis biaya menurut waktu: 1. Biaya jangka pendek biasanya bersifat tetap dan berubah, 2. Biaya jangka panjang umumnya adalah berubah
Biaya dalam Jangka Pendek 1.Biaya tetap (Fixed Cost = FC) • Biaya Tetap (Fixed Cost) yaitu biaya yang tidak berubah besarnya dengan berubahnya jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya ini meliputi biaya-biaya untuk faktor-faktor produksi tetap. Biaya ini hanya mempunyai arti dalam jangka pendek, dimana faktor-faktor produksi yang dipergunakan merupakan faktor produksi tetap. Jumlah biaya ini tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan. 2.Biaya variabel (Variable Cost = VC) • Biaya Variabel adalah biaya yang besarnya berubah sejalan dengan perubahan jumlah produksi yang dihasilkan atau jumlah biaya-biaya untuk faktor-faktor produksi variabel. Biaya ini dapat berbentuk uang tunai, barang atau nilai uang jasa dan kerja yang sesungguhnya tidak dibayarkan. 3.Biaya total (Total Cost = TC) • Biaya total merupakan penjumlahan biaya tetap dengan biaya variabel. • Jadi, TC = FC + VC. Adapun kurva biaya dapat dilihat pada gambar 3.2:
Manajemen Usahatani/Agribisnis • Manajemen adalah suatu cara individu atau organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui suatu kegiatan (Terry, 1994). • Manajemen merupakan proses membuat keputusan dari informasi-informasi dan pengalaman, untuk mempergunakan sumberdaya yang dimiliki sehingga tujuan perusahaan secara objektif dapat tercapai • Manajemen Agribisnis, merupakan pengembangan fungsi dari sistem agribisnis yang bersifat dinamis, mengkoordinasikan sumberdaya pertanian dalam arti luas, sehingga bisnis pertanian dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi pelaku-pelaku yang terlibat, mulai dari sub sistem hulu sampai sub sistem hilir.
• 3 maspek penting manajemen: 1. Manajemen agribisnis sebagai suatu proses, 2. Manajemen agribisnis sebagai suatu pengkoordinasian sumberdaya manusia, 3. Manajemen agribisnis sebagai suatu seni/ pendekatan atau approach • Unsur manajemen • 6M + 1i
Sumberdaya Lahan dan perannya sebagai faktor masukan dalam proses produksi pertanian • Perbedaan lahan pertanian dengan tanah pertanian • Lahan pertanian banyak diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk diusahakan usahatani misalnya sawah; tegal dan pekarangan • tanah pertanian adalah tanah yang belum tentu diusahakan dengan usaha pertanian • Nilai tanah juga perlu diperhatikan • Tanah sawah, tanah tegal, dan tanah pekarangan
Penyebab Perbedaan Nilai Tanah 1.
2.
3.
4.
Tingkat Kesuburan Tanah • pajak lahan sawah selalu lebih tinggi daripada pajak lahan tegal. • harga lahan sawah lebih tinggi daripada harga lahan tegal • lahan yang relatif lebih subur harganya relatif lebih mahal. Lokasi • Sering dijumpai bahwa walaupun lahan pertanian tersebut kurag subur, tetapi karena lokasinya dekat dengan jalan raya atau dekat dengan pusat pelayanan seperti pasar, KUD, kantor desa, pabrik, dan lainnya, maka harganya relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan lahan yang lebih subur tetapi lokasinya terpencil. Topografi • Lahan pertanian di daerah dataran rendah, seringkali harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan lahan di dataran tinggi. Situasi demikian berkaitan dengan kemampuan lahan untuk dapat berproduksi. Lahan pertanian di dataran rendah dapat ditanami padi, palawija, atau sayur-sayurandalam tiga atau empat kali dalam setahun, lahanya relatif lebih subur, beririgasi, sementara lahan di dataran tinggi, hanya mampu ditanami satu atau dua kali, dan umumnya tidak beririgasi Status Lahan • Status lahan pertanian, umumnya diklasifikasikan menjadi lahan milik sendiri, lahan sewa, lahan sakap, lahan pemberian negara, tanah waris dan tanah wakaf. • Nilai atau harga lahan dengan status milik seringkali lebih mahal bila dibandingkan dengan lahan yang bukan milik. Lahan milik biasanya dinyatakan dengan bukti sertifikat tanah selalu harganya lebih tinggi. • Tanah atau lahan pertanian dengan status hak pakai atau hak guna usaha, nilainya relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan harga lahan dengan status milik.
Sumberdaya modal dan kredit dalam mendukung proses produksi pertanian, terutama pertanian rakyat • Macam modal terdapat 2 yaitu: 1. Modal tetap 2. Modal bergerak •
• • •
Modal tetap: biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam satu kali proses produksi tanah, bangunan dan mesin-mesin Modal bergerak: biaya yang dikeluarkan dalam produksi atau habis dalam sekali proses produksi pupuk, benih, obat-obatan atau yang dibayarkan kepada tenaga kerja.
Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari berbagai hal, seperti: • Skala Usaha Besar kecilnya skalausaha sangat menentukan modal yang dipakai, makin besar skala usaha maka makin besar pula modal yang digunakan. • Macam Komoditas Komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan besar kecilnya modal yang dipakai. Usahatani tembakau akan memerlukan biaya yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan usahatani padi pada luas lahan yang sama. • Tersedianya kredit Kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani. Seringkali petani yang kekurangan modal mereka akan meminjam modal melalui kredit. Kredit tersebut dapat bersumber dari lembaga informal atau formal. Bentuk pembiayaan yang umum dikenal di Indonesia adalah kredit
Berdasarkan sumber pembiayaan, ada dua jenis pasar kredit mikro di pedesaan, yaitu: • Pasar kredit formal yang terbagi atas kredit nonprogram atau komersial (seperti BRI Unit Desa, BPR, koperasi, dan pegadaian) dan kredit program (seperti KUT dan KKP), dan • Pasar kredit informal seperti pelepas uang, pedagang input/output produksi, dan penggilingan padi.
Berdasarkan tujuan penggunaannya, kredit dibagi ke dalam dua jenis, yaitu: • Kredit produktif menurut Firdaus (2004) adalah kredit yang digunakan untuk kegiatan produktif dalam artian untuk meningkatkan kegunaan (utility) bisa dalam bentuk investasi atau modal kerja. • Kredit konsumtif digunakan untuk membeli barang-barang konsumsi.
Kajian Sumberdaya Tenaga Kerja dalam proses produksi pertanian Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja yaitu (Soekartawi, 1990): • Tersedianya tenaga kerja Setiap proses produksi memerlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan • Jenis kelamin Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, dimana masingmasing jenis kelamin memiliki tenaga yang berbeda-beda. • Tenaga kerja musiman Karena proses produksi pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Karena bersifat musiman, maka penawaran dan permintaan pasar akan tenaga kerja juga terjadi dan dipengaruhi oleh musim. • Upah tenaga kerja Upah merupakan balas jasa terhadap tenaga kerja. Upah tenaga kerja sangat tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan, jenis kelamin, dan waktu yang dikeluarkan oleh tenaga kerja.
Berdasarkan fisik dan powernya, tenaga kerja dibedakan menjadi: • • • • •
Tenaga kerja pria Tenaga kerja wanita Tenaga kerja anak Tenaga kerja ternak Tenaga kerja mesin
Berdasarkan Sumbernya, tenaga kerja usahatani dibedakan menjadi • tenaga dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. • Penentuan gaji/ upah pada tenaga kerja manusia pada pertanian kecil seringkali dilupakan oleh para petani. • Anggapan keluarga sendiri