TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Gambaran Umum Tentang Anggaran Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada
perusahaan, maka ruang lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen memerlukan alat bantu yang digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya. Salah satu alat bantu dalam melaksanakan fungsi utama manajemen yaitu fungsi perencanaan dan pengendalian adalah anggaran. Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Anggaran diperlukan sebagai pedoman di dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan. Mengingat pentingnya anggaran bagi perusahaan, maka dalam penyusunannya harus dilakukan secara hati-hati berdasarkan kepada perencanaan dan perhitungan yang matang serta melibatkan berbagai departemen tertentu. Anggaran sebagai alat bantu manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian, dapat diterapkan terhadap berbagai macam bentuk badan usaha terutama pada perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya tergantung kepada skala organisasi serta rumitnya masalah yang dihadapi. Namun demikian teknik dan prosedur pelaksanaanya mempunyai banyak kesamaan karena dilandasi oleh teori yang sama.
2.1.1
Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu alat di dalam proses perencanaan dan
pengendalian operasional keuangan dalam suatu perusahaan, baik yang bertujuan untuk mendapatkan laba maupun yang tidak bertujuan mendapatkan laba. Oleh karena itu anggaran merupakan suatu alat yang dapat membantu manajemen perusahaan. Ada beberapa pengertian tentang anggaran yang pada intinya mangandung makna yang sama hanya bahasanya yang berbeda. Di bawah ini penulis mengutip beberapa pengertian anggaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu pengertian anggaran menurut Munandar (2004:1), mendefinisikan anggaran sebagai berikut: ”Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahan, yang dinyatakan dalam (moneter) kesatuan dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa yang akan datang” Menurut Haruman dan Sri Rahayu (2007:4), mengungkapkan bahwa : “Anggaran adalah suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut mempunyai tujuan serta cara kerja tersendiri yang merupakan satu kebulatan dan yang berbeda dengan tujuan serta cara kerja sistem lain yang yang terdapat dalam perusahaan”. Sedangkan menurut Adisaputro (2003:6), pengertian anggaran adalah : “Business budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan”.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, anggaran tidak dapat dipisahkan dari fungsi manajemen karena anggaran merupakan alat bantu bagi manajemen dalam melakukan fungsinya. Jadi, anggaran adalah suatu perencanaan, koordinasi, dan pengawasan yang memiliki tujuan tersendiri serta disusun secara tertulis dan sistematis oleh manajer bersangkutan, meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam kesatuan dan berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datng.
2.1.2 Unsur-unsur anggaran Penulis mengutip unsur-unsur anggaran yang dikemukakan oleh Munandar (2004:1), suatu anggaran mempunyai empat unsur, yaitu: 1. Rencana (planning) Merupakan suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk menyusun rencana untuk menghadapi waktu yang akan datang, antara lain: a. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian dan banyak pilihan alternatif, sehingga perusahaan memerlukan atau membuat sebuah rencana. b. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan dan sebagai alat pengawasan terhadap pelaksana (realisasi) dari rencana tersebut di waktu yang akan datang.
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan Yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagianbagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan (fungsi) perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (production), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administration) serta kegiatan yang berhubungan dengan masalah-masalah personalia (personnel). 3. Dinyatakan dalam unit moneter Yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beranekaragam. 4. Jangka waktu tertentu yang akan datang Menunjukkan bahwa anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini berarti apa yang dimuat dalam anggaran adalah ramalan (forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.
2.1.3 Jenis-Jenis Anggaran Jenis-jenis anggaran dapat dikelompokkan dari berbagai sudut pandang, menurut Nafarin (2007:22) anggaran dapat dikelompokkan sebagai berikut ini: 1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari: a. Anggara variabel (variable budget)
Yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kaisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan intinya merupakan suatu anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Anggaran variabel juga disebut juga dengan anggaran fleksibel. b. Anggaran tetap (fixed budget) Yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis. 2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari: a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang disusun untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari: a. Anggaran jangka pendek (anggaran tektis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut dengan anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (master budget). Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan. Anggaran triwulanan kemudian dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari: 1) Anggaran penjualan 2) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik. 3) Anggaran beban usaha 4) Anggaran laporan laba rugi b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari: 1) Anggaran kas 2) Anggaran piutang 3) Anggaran persedian 4) Anggaran utang 5) Anggaran neraca 5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari: a. Anggaran komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan
perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan secara lengkap. b. Anggaran parsial, adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka yang dapat disusun hanya anggaran operasional. 6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari: a. Anggaran apropriasi (appropriation budget), adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan lain. b. Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan) misalnya untuk menilai apakah biaya atau beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melebihi batas.
2.1.4 Tujuan dan Manfaat Anggaran Anggaran yang disusun oleh pihak manajemen tentunya mempunyai tujuan yang baik bagi perusahaan. Tujuan anggaran menurut Haruman dan Sri Rahayu (2007:6) di dalam perusahaan adalah untuk : 1. Menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen. 2. Mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan.
3. Menyediakan rencana rinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. 4. Mengkoordinasikan
cara/metode
yang
akan
ditempuh
dalam
rangka
memaksimalkan sumber daya. 5. Menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya koreksi.
Selain itu anggaran juga bermanfaat dalam proses manajemen dimulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Menurut Haruman dan Sri Rahayu (2007:5) adalah sebagai berikut: 1. Di bidang perencanaan (Planning) a. Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan. b. Mengarahkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan. c. Menunjang kebijakan perusahaan. d. Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan. e. Menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. f. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. 2. Di bidang koordinasi (Coordinating) a. Mengkoordinir sumber daya manusia dengan perusahaan.
b. Menilai kesesuaian antara rencana aktivitas perusahaan dengan keadaan lingkungan usaha yang dihadapi. c. Menempatkan pemakaian modal pada saluran-saluran yang menguntungkan sesuai dan seimbang dengan program perusahaan. d. Mengetahui kelemahan dalam organisasi. 3. Di bidang pengawasan (Controlling) a. Mengawasi kegiatan, pemasukkan dan pengeluaran. b. Mencegah pemborosan dan menetapkan standar baru.
2.1.5 Fungsi Anggaran Salah satu fungsi anggaran adalah sebagai pedoman kerja, yaitu untuk mengarahkan pekerjanya dalam pencapaian target. Menurut Munandar (2004:10), anggaran mempunyai tiga komponen pokok yaitu: 1. Sebagai pedoman kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta memberikan
target-target
yang
harus
dicapai
oleh
kegiatan-kegiatan
perusahaan di waktu yang akan datang. 2. Sebagai alat pengkoordinasi kerja Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasi kerja agar semua bagianbagian yang terdapat dalam perusahaan dapat saling menunjang, bekerja sama dengan baik untuk menuju kesasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran perusahaan akan lebih terjamin. 3. Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja. Selain itu, dapat diketahui pula sebab-sebab penyimpangan budget dengan realisasinya, serta kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencanarencana selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.
2.1.6 Prosedur Penyusunan Anggaran Pada dasarnya prosedur penyusunan suatu anggaran akan dipengaruhi oleh jenis masing-masing perusahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan aktivitas perusahaan yang menimbulkan permasalahan yang berbeda pada masingmasing perusahaan. Sofyan Syafri Harahap (2001:83), mengemukakan tiga proses penyusunan anggaran yang biasa digunakan dalam suatu organisasi yaitu: 1. Anggaran Puncak-Bawahan (Top-Down Budgeting) Top-Down Budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggaran ditentukan oleh manajemen puncak dengan sedikit / bahkan tidak ada konsultasi dengan manajemen tingkat bawah. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun budget atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini biasa terjadi dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian cukup untuk menyusun
suatu budget. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau tim untuk menyusunnya. 2. Anggaran Bawahan-Atasan (Bottom-Up Budgeting) Bottom-Up Budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggaran disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan anggaran tersebut, kemudian anggaran akan diberikan oleh pihak yang lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuannya. 3. Top-Down dan Bottom-Up (metode campuran) Di sini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan. Jadi, ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.
2.1.7 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran Dalam penyusunan anggaran perusahaan, ada beberapa keunggulan yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik, menurut Haruman dan Sri Rahayu (2007:7), antara lain: 1. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi menciptakan peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan.
2. Dalam penyusunan anggaran, diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekali pun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut. 3. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai baik dan buruknya suatu hasil yang diperoleh. 4. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan. 5. Mengingat setiap manajer dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka memungkinkan
terciptanya
perasaan
ikut
berperan
serta
(sense
of
participation).
Beberapa keunggulan tersebut, terdapat pula beberapa kelemahan menurut Haruman dan Sri Rahayu (2007:8), antara lain: 1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (permintaan efektif, kapasitas produksi dan lain-lain), maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut. 2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan secara sungguh-sungguh. 3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bukan menggantungkannya. 4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, sebab itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.
2.1.8 Prinsip Penyusunan Anggaran Agar suatu anggaran dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik, susunan anggaran tersebut harus memenuhi dan mentaati prinsip-prinsip dasarnya. Menurut Haruman dan Sri Rahayu (2007:9), ada sembilan prinsip dasar penyusunan anggaran antara lain:
1. Keterlibatan Manajemen (Management Involvement) Keterlibatan manajemen dalam penyusunan rencana mempunyai makna bahwa manajemen mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai segala sesuatu yang direncanakan. 2. Adaptasi Organisasi (Organizational Adaption) Suatu rencana keuangan harus disusun berdasarkan struktur organisasi dimana ada ketegasan garis wewenang dan tanggung jawab. 3. Tanggung Jawab Akuntansi (Responsibility Accounting) Agar rencana keuangan dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus didukung adanya suatu sistem responsibility accounting yang polanya disesuaikan dengan pertanggung-jawaban organisasi. 4. Tujuan Orientasi (Goal Orientation) Penetapan tujuan yang realistis akan menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. 5. Kendali Komunikasi (Full Communication)
Suatu perencanaan dan pengendalian dapat berjalan secara efektif apabila antara tingkatan manajemen mempunyai pemahaman yang sama tentang tanggung jawab dan sasaran yang harus dicapai. 6. Harapan Realistis (Realistic Expectation) Dalam perencanaan, manajemen harus menghindari konservatisme yang berlebihan yang menjadikan sasaran tidak dapat dicapai. Jadi manajemen harus menetapkan sasaran yang realistis artinya memungkinkan dapat dicapai.
7. Barisan Waktu (Timelines) Laporan-laporan berupa informasi mengenai realisasi rencana harus diterima oleh manajer yang berkompeten tepat pada waktunya agar informasi tersebut efektif dan berguna bagi manajemen. 8. Aplikasi Fleksibel (Flexible Application) Perencanaan tidak boleh kaku tetapi harus terdapat celah untuk perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi. 9. Penghargaan dan Hukuman (Reward and Punishment) Manajemen harus melakukakan penilaian kinerja manajer berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan. Jadi manajer yang kinerjanya dibawah atau melebihi standar harus dapat dilakukan sehingga pemberian riward ataupun punishment oleh manajemen menjadi transparan.
2.1.9 Faktor-faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Penyusunan Anggaran
Penjualan menurut Munandar (2004:10), dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Faktor-faktor intern Yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat dalam perusahaan sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain berupa : a. Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas harga, waktu maupun tempat penjualannya. b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan seperti tentang pemilihan saluran distribusi, pemeliharaan media-media promosi, cara penetapan harga jual. c. Kapasitas
produksi
yang
dimiliki
perusahaan,
serta
kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang. d. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilannya dan keahliannya, serta kemungkinan pengembangan diwaktu yang akan datang. e. Modal kerja yang dinilai perusahaan, serta kemungkinan perusahaan perluasannya diwaktu yang akan datang. 2. Faktor-faktor ekstern Yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan tetapi mempunyai pengaruh terhadap budget penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain: a. Keadaan persaingan dipasar b. Posisi perusahaan dalam persaingan c. Tingkat pertumbuhan penduduk
d. Tingkat penghasilan masyarakat e. Agama, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat f. Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. g. Keadaan perekonomian nasional mapun internasional h. Kemajuan teknologi, barang-barang subtitusi, dan selera konsumen Terhadap faktor-faktor ekstern ini, perusahaan tidak mampu untuk mengaturnya sesuai dengan apa yang diinginkannya dalam periode yang akan datang. Oleh karena itu, faktor-faktor ekstern ini sering disebut sebagai faktor yang un-controlable (tidak dapat dikendalikan). Akibatnya, perusahaanlah yang menyesuaikan diri dan menyesuaikan kebijaksanaan-kebijaksanaannya dengan faktor-faktor tersebut.
2.1.10
Hubungan Anggaran dengan Akuntansi Secara sederhana, akuntansi diartikan sebagai suatu cara yang sistematis
untuk melakukan pencatatan, peringkasan terhadap peristiwa-peristiwa yang finansial yang terjadi dari hari kehari secara teratur dan sistematis. Sedangkan anggaran menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Bilamana dihubungkan maka terlibat bahwa antara anggaran dengan akuntasi mempunyai hubungan erat. Menurut Munandar (2004:14) hubungan antara anggaran dan akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Akuntansi
menyajikan
data
historis
yang
sangat
bermanfaat
untuk
mengendalikan ramalan (forecasting) yang akan dituangkan dalam anggaran
2. Akuntansi juga melakukan pencatatan sistematis yang teratur tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya dari hari kehari, maka akuntansi menyediakan data realisasi anggaran inilah yang nantinya dibandingkan dengan apa yang tercantum dalam taksiran anggaran itu sendiri untuk menyediakan penilaian (evaluasi kerja perusahaan).
Oleh karena itu data akuntansi diperlukan untuk menyusun anggaran dan sebagai bahan perbandingan dengan anggaran dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan kerja, maka semua teknis pencatatan dan sistematika yang digunakan dalam akuntansi harus sepadan dan sejalan dengan teknis yang digunakan dalam anggaran.
2.2
Penjualan Definisi penjualan terus mengalami perkembangan, pada umumnya
pengertian penjualan yang dikembangkan oleh para ahli memberikan makna yang tidak jauh berbeda. Menurut Buchari Alma (2003:92), pengertian penjualan yaitu : “Penjualan merupakan suatu cara atau siasat untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan penjualan, dalam menjalankan politik penjualan harus berdasarkan ilmu dan seni. Diusahakan agar siasat penjualan dapat memperbesar penjualan dan menguntungkan serta memuaskan para pelanggan”. Pengertian penjualan menurut Djaslim Saladin (2003:163), yaitu :
“Meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang-barang atau jasa kepada mereka yang membeli untuk dijual kembali atau dan untuk keperluan bisnis atau dan untuk keperluan pribadi”
Sedangkan menurut Syahrul dan Nizar (2000:746), pengertian penjualan ada tiga, yaitu sebagai berikut: 1. Pertukaran barang atau jasa dengan uang. 2. Pendapatan yang diterima dari pertukaran barang atau jasa yang dicatat untuk suatu periode tertentu, baik berdasarkan kas (sebagaimana diterima) atau berdasarkan akrual (sebagaimana diperoleh). 3. Dalam perdagangan surat-surat berharga, surat perdagangan atau penjualan dilaksanakan apabila pembeli dan penjual sudah menyepakati harga surat-surat berharga tersebut.
2.3
Anggaran Penjualan Dalam suatu perusahaan anggaran penjualan harus disusun paling awal
karena merupakan dasar dalam penyusunan anggaran yang lainnya. Hal ini karena penjualan umumnya merupakan faktor kritis yang dihadapi oleh perusahaan dan juga umumnya kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk menjual hasil produksi jauh lebih tinggi dibandingkan penjualannya sehingga data dikatakan bahwa anggaran penjualan merupakan dasar dilakukannya aktivitasaktivitas yang lain, dan pada umumnya anggaran penjualan disusun paling dahulu dari anggaran lainnya 2.3.1 Pengertian Anggaran Pejualan
Penulis hanya mengambil sumber dari tiga buku untuk menjelaskan pengertian anggaran penjualan. Berikut ini pengertian anggaran penjualan menurut Munandar (2004:49), pengertian anggaran penjualan adalah : “Anggaran penjualan (sales budget) adalah anggaran yang direncanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah barang yang akan dijual, waktu penjualan, serta tempat (daerah) penjualannya”.
Menurut Haruman dan Rahayu (2007:45), anggaran penjualan adalah: ”Anggaran penjualan ialah anggaran (budget) yang direncanakan secara periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis barang yang akan dijual, jumlah, harga barang, waktu penjualan serta tempat atau daerah penjualan”. Menurut Nafarin (2007:30) anggaran penjualan adalah sebagai berikut : “Anggaran penjualan adalah dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya dalam jangka pendek maupun jangka panjang”.
Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa anggaran hanyalah merupakan salah satu bagian saja dari seluruh rencana perusahaan dibidang pemasaran produk, yang dikeluarkan kepada konsumen dapat berupa barang atau jasa. Pada umumnya anggaran penjualan jangka pendek akan menjadi pedoman pelaksanaan penjualan produk perusahaan yang akan digunakan didalam perusahaan. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan maka anggaran penjualan jangka pendek perlu disusun secara rinci sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang beranekaragam, dengan rincian yang jelas manajemen perusahaan yang akan melaksanakan anggaran tersebut akan terhindar dari keragu-raguan dan kesulitan.
2.3.2 Kegunaan Anggaran Penjualan Anggaran penjualan yang disusun oleh pihak manajemen mempunyai kegunaan bagi perusahaan. Menurut Munandar (2004:50), ada dua kegunaan anggaran penjualan yaitu sebagai berikut:
a. Secara umum (General) Semua anggaran, termasuk anggaran penjualan, mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat koordinasi kerja dan alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam memimpin jalannya perusahaan. b. Secara khusus (Specifically) Anggaran penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing, anggaran penjualan harus disusun paling awal daripada semua anggaran yang lain, yang ada dalam perusahaan.
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan sebuah perusahaan. Menurut Nafarin (2007:176), ada tujuh faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan antara lain: 1. Pemasaran (Marketing) Faktor pemasaran yang perlu dipertimbangkan, seperti:
a. Luas pasar, apakah bersifat pasar lokal, regional atau nasional. b. Keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoly atau bebas c. Keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen, tingkat daya beli konsumen (apakah konsumen akhir atau konsumen industri). 2. Keuangan (Finance) Adalah kemampuan perusahaan, khususnya dalam pendayagunaan dan untuk mendukung target penjualan sesuai dengan hasil ramalan penjualan yang ada, maka akan timbul kekuatan akan kekurangan modal justru akan mengurangi liquiditas perusahaan serta gangguan pelaksanaan produksi perusahaan. 3. Ekonomis (Economic) Kemampuan ekonomis adalah bahwa dengan adanya penjualan perusahaan masih bergerak dalam bidang skala ekonomis. Perubahan volume penjualan dapat menambah keuntungan perusahaan tersebut. Tetapi jika penambahan volume penjualan ini dilakukan secara terus menerus sampai saat tertentu, penambahan keuntungan ini akan terhenti dan akhirnya justru yang berbeda dalam tingkat produksi yang merugikan perusahaan. 4. Teknis (Technical) Kemampuan teknis adalah kemampuan perusahaan dilihat dari segi aspek teknis, yang disebut sebagai kapasitas yang tersedia dari hasil ramalan penjualan produk perusahaan tersebut, perlu diperhatikan apakah kapasitas yang terpasang ada di dalam perusahaan jika tidak tentunya harus membatasi diri dengan kapasitas yang terjadi kecuali dapat diupayakan dengan cara lain, misalnya dengan perluasan perusahaan.
5. Kebijakan perusahaan (Policies Company) Manajemen dapat menentukan beberapa kebijakan khususnya hasil ramalan penjualan yang telah disusun selain memperhatikan atau mempertimbangkan kemampuan perusahaan tersebut, atas dasar permasalahan tersebut maka perencanaan penjualan yang telah ditetapkan mungkin mempunyai sedikit perbedaan dengan ramalan penjualan dapat disusun berdasarkan : a. Sales forecasting, yaitu ramalan volume penjualan yang dapat dicapai pada periode yang akan datang. b. Market
strategy,
yaitu
penentuan
anggaran
penjualan
dengan
memperhatikan kebijakan perusahaan, proses indikator lainnya. c. Saelain sales forecasting dan market strategy dapat pula digunakan metode statistik dan korelasi serta pengalaman. 6. Perkembangan produk (Development Product), dan 7. Kondisi nasional (National Conditions)
Penyusunan anggaran penjualan dimulai dari penyimpangan faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan. Setelah itu, menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu, kemudian membuat ramalan tiap jenis produk yang
akan
dijual
pada
daerah
tertentu.
Langkah
selanjutnya
adalah
memperhitungkan anggaran penjualan dan terakhir disusun anggaran penjualan.
2.3.4 Tujuan Anggaran Penjualan Tujuan dari penyusunan anggaran penjualan adalah untuk merencanakan setepat mugkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan
memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang dialami perusahaan dimasa lalu, khususnya dibidang penjualan. Tujuan dari penyusunan anggaran penjualan yang dinyatakan Welsch (2000:147), adalah sebagai berikut: 1. Mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan di masa yang akan datang. 2. Menentukan
kebijakan
dan
keputusan
manajemen
kedalam
proses
perencanaan. 3. Memberikan informasi penting bagi pembentukan elemen lain dari rencana laba yang menyeluruh, dan 4. Memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang dilakukan
2.3.5 Prosedur Penyusunan Anggaran Perusahaan Dalam penyusunan anggaran penjualan harus memperhatikan prosedur dan langkah-langkahnya. Menurut Adisaputro dan Marwan Asri (2003:127), langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi: 1. Penentuan dasar-dasar anggaran, yang meliputi: a. Penentuan relevan variabel yang mempengaruhi penjualan b. Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan c. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai 2. Penyusunan rencana penjualan, yang meliputi: a. Analisis ekonomi dengan mengadakan proyeksi terdapat aspek-aspek makro seperti: 1) Moneter
2) Kependudukan 3) Kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang ekonomi 4) Teknologi b. Melakukan analisis industri Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan masyarakat menyerap sejenis produk yang dihasilkan oleh industri. c. Melakukan analisis prestasi penjualan yang lalu Analisis ini dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan pada masa lalu, dengan kata lain untuk mengetahui market share yang dimiliki perusahaan dimasa lalu. d. Analisis penentuan prestasi penjualan yang akan datang Analisis ini dilakukan untuk megetahui kemampuan perusahaan mencapai target penjualan dimasa lampau dengan memperhatikan faktor-faktor produksi seperti: 1) Tenaga kerja 2) Bahan mentah 3) Kepastian produksi 4) Keadaan permodalan e. Menyusun forecast penjualan, yaitu meramalkan jumlah penjualan yang diharapkan dengan anggapan segala sesuatu berjalan seperti masa lalu f. Menentukan jumlah penjualan yang dianggarkan (Budgeted Sales) g. Menghitung rugi/laba yang mungkin diperoleh (Budgeted Profit)