TINJAUAN PERENCANAAN JEMBATAN KOMPOSIT TANJUNG MENGKUDUDESA KUALU, KABUPATEN KAMPAR,RIAU
Afrinaliza,Bahrul Anif,Rahmat Jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Universitas Bung Hatta Padang E-mail :
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected] Abstrak Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga menjadi suatu bahan studi yang menarik. Jembatan merupakan prasarana pendukung jalan yang berfungsi untuk memperlancar arus lalulintas dari suatu tempat ketempat lain yang terhahang oleh sungai,jurang,selat,dan lain-lain.Tujuan dari perencanaan Jembatan Tanjung Mengkudu secara umum adalah untuk memperlancar arus transportasi dari arah Kubang Raya menuju Danau Bingkuang maupun sebaliknya. Perencanaan jembatan menggunakan struktur kamposit dengan panjang bentang 30 meter dengan lebar jembatan 7 meter. Perencanaan jembatan ini mengacu pada RSNI-T 02-2005 tentang Pedoman Pembebanan Untuk Jembatan.Dari perhitungan digunakan dimensi profil gelagar baja IWF 500.300.11.15 mm. Dimensi profil balok diafragma H 150.100.6.9 mm.Penghubung geser menggunakan paku stud D25.Tulangan lantai kendaraan D13-175 mm, dengan tebal plat lantai 20cm, tulangan trotoar D13-200 mm,dengan lebar abutment 3,5 m dan panjang 7 m.Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang berdiameter 40 cm dengan kedalaman tanah keras mencapai 18 m.
Kata kunci : Jembatan,Komposit,Gelagar baja,Abutment
Review DISIGN BRIDGE COMPOSITE OF TANJUNG MENGUDUVILLAGE KUALU KABUPATEN KAMPAR,RIAU
Afrinaliza, Bahrul Anif, Rahmat Civil Engineering Department, Civil Engineering and Planning Faculty, Bung Hatta University Padang E- mail : :
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected]
Abstract The bridge has significant meaning for everyone.But the level of interest not there for everybody, so as to be an interesting study.Bridges are infrastructure supporting a road that serves in order to ease traffic flow from somewhere other all the way being hidered by a river,a ravine, the strait,and others.The purpose of planning the bridge tanjung mengkudu in general is to facilitate the tranportation from Kubang Raya to Danau Bingkuang and vice versa.Bridge is designed to from a structure with 30 m long and 7 m wide.Planning a bridge is refers to RSNI-T 02-2005 imposition of standar for bridge. Of calculation used demensions of the main girder profil is IWF 500.300.11.15 mm.Diaphragm beam profil dimensions H 150.100.6.9 mm,shear connector stud using nails D25, the vehicle slab reinforcement D13175 mm, with a 20 cm thick floor slab,pavement reinforcement D13-200mm,with a width of 3,5 m abutment,and 7 m long.The foundation used was a pile foundatin with a diameter of 40 cm soil depth loud read 18 m.
Keywords : Bridge, Composite,Gelagar Steel, Abutment
yang
1. PENDAHULUAN Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap
orang.
Akan
tetapi
tingkat
paling
kekuatannya,
menarik.
Jembatan
pendukung
jalan
merupakan yang
lain
yang
terhahang
sungai,jurang,selat,dan lain-lain. Dapat jembatan
dikatakan
2. Struktur Bawah (substructure)
sejalan
dengan
sejarah
waktu
sejarah
peradaban manusia. Akan tetapi keberhasilan dibidang teknik jembatan bukan berarti suatu hal
Dengan
yang mudah untuk menjadi seperti
berbagai
macam
jenis
jembatan. Dengan data yang telah didapat dari
bahwa
maupun
1. Struktur Atas (superstructure)
untuk
oleh
bahannya
dikelompokkan atas :
memperlancar arus lalulintas dari suatu tempat ketempat
mengenai
Secara garis besar susunan jembatan
prasarana
berfungsi
bahan-
baik
pembuatannya.
kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga menjadi suatu bahan studi yang
ekonomis,
Kementrian
Pekerjaan
Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II. Jembatan buayan merupakan jembatan penghubung dari arah
Kubang
Raya
menuju
Danau
Bingkuang maupun sebaliknya.
sekarang, tentunya melalui sebuah proses yang
cukp
berkembang
panjang. dalam
Struktur jenis-jenis
jembatan desainnya
seperti jembatan beton biasa (conventional), jembatan rangka baja, jembatan prestress, jembatan lengkung dan jembatan cable stay atau jembatan gantung. Karena jembatan merupakan salah satu alat yang vital bagi kelancaran lalu lintas,
2.
METODOLOGI Sebelum melakukan proses perencanaan
terlebih dahulu dilakukan survey lapangan untuk
mendapatkan
data-data
yang
dibutuhkan untuk perencanaan seperti datadata di bawah ini, 1. Data
potongan
melintang
sungai
maka jembatan harus di desain cukup kuat
2. Data daya dukung tanah
dan tahan, tidak mudah rusak sesuai dengan
3. Data muka banjir maksimum
kelas jembatan tersebut. Namun demikian
4. Data curah hujan
bukan berarti jembatan didesain lebih kuat dan kokoh secara berkelebihan. Akan tetapi
Setelah semua data terkumpul perlu
harus juga dilihat dari segi ekonomis. Jadi
dilakukan evaluasi, apakah semua data yang
konstruksi suatu jembatan harus diusahakan
telah didapatkan memenuhi kriteria untuk
Kalau
langsung kepada pihak-pihak yang
belum mencukupi harus dilakukan survey
bersangkutan pada pelaksanaan proyek
ulang. setelah semua data lengakap kemudian
tersebut
merencanakan
sebuah
jembatan.
dilakukan desain awal yang akan menentukan: 1. Tipe struktur
3. Analisa dari gambar kerja dan bestek 4. Referensi kepustakaan
2. Bahan struktur 3. Model struktur
2.2 Standar Perencanaan
4. Dimensi model struktur
“Standar Pembebanan Untuk Jembatan
5. Hitungan awal Dari
desain
awal
Jalan Raya RSNI T-02-2005” ini
dapat
di
evaluasi apakah suatu bangunan layak untuk di bangun atau tidak. Selain itu baru masuk kepada desain akhir yang akan menghasilkan : 1. Modifikasi akhir
untuk
beban-beban
untuk
perhitungan tegangan-tegangan yang terjadi pada setiap bagian jembatan.
Pedoman
3. Hitungan akhir
1989,
Produk dari perencanaan yang kita lakukan akan menghasilkan: DED(Detail
Engineering Design)
tentang
tata
cara
perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan jalan raya. 2. RSNI
Gambar
gaya-gaya
1. SNI 03-2833-1992.
2. Model struktur akhir
•
Ruang lingkup : tata cara ini digunakan
T-12-2004.
Tentang Perencanaan
struktur
beton
untuk jembatan. 2.1 Teknik Pengumpulan Data
3. RSNI T – 03 – 2005. Tentang
1. Penulis tidak mengadakan tinjauan langsung
kelapangan
untuk
mengamati, melihat dan mencatat informasi
dari
pelaksanaan
pekerjaan
proyek
kemudian
dianalisa dan dipahami jadi data yang penulis dapatkan hanya data primer. 2. Interview (Tanya jawab) Untuk
mengetahui
cara-cara
pelaksanaan tersebut maka penulis melakukan
tanya
jawab/komunikasi
tata cara perencanaan baja untuk jembatan.
e2). Apabila lebar jalur lebih besar dari 5,5m, beban “D” harus ditempatkan pada jumlah lajur lalu lintas rencana (n1) yang berdekatan, (table 2.2), dengan intensitas 100%.
Hasilnya
adalah
beban
garis
ekivalen sebesar n1 x 2,75 q kN/m dan beban terpusat ekivalen sebesar n1 x 2,75 p Kn, kedua-duanya bekerja berupa strip pada jalur selebar n1 x 2,75 m. e3).
Lajur
lalu
lintas
membentuk
strip
ini
rencana
bias
yang
ditempatkan
dimana saja pada jalur jembatan. Beban “D” tambahan harus ditempatkan pada seluruh lebar sisa dari jalur dengan intensitas Gambar 1: Diagram alir proses perencanaan jembatan komposit
sebesar 50%. Faktor beban “D” factor
Beban – beban yang harus diperhitungkan dalam perencanaan jembatan adalah:
beban
“D”
dengan
jangka
waktu transien (sementara) dapat dilihat dalam table berikut,
1. Beban Primer
factor beban akibat beban lajur “D”
2. Beban Sekunder 3. Beban Khusus
Penyebaran
beban
“D”
FAKTOR BEBAN pada arah
JANGKA
Kondisi
KondisiUltimate
WAKTU
service
(batas)
melintang jembatan Beban “D” harus disusun pada arah melintang
sedemikian
rupa
(layan) Transien
sehingga
1.0
1.8
Sumber : RSNI T 02 – 2005’
menimbulkan momen maksimum.Penyusunan komponen-komponen BTR dan BGT dari
Pembebanan Truk “T”
beban arah melintang harus sama.penempatan
Pembebanan
ini
dilakukan
dengan
ketentuan
sebagai
Bila
truk
“T” terdiri dari
semi-
trailer
yang
mempunyai susunan dan berat as seperti
berikut: e1).
kendaraan
truk
lebar
lajur
kendaraan
terlihat dalam gambar 3 di bawah. Berat
jembatan kurang atau sama dengan 5,5 m,
dari masing-masing as disebarkan menjadi
maka beban “D” harus ditempatkan pada
2
seluruh jalur dengan intensitas 100%.
merupaknan bidang kontak antara roda
beban
merata
sama besar
yang
dengan permukaan lantai. Jarak antara 2 as
tersebut bisa diubah-ubah antara 4,0 m
yang
sampai 9,0 m untuk mendapatkan pengaruh
Besarnya nilai tambah dinyatakan dalam
terbesar pada arah memanjang jembatan.
fraksi
Posisi dan penyebaran pembebanan truk
diterapkan pada keadaan batas daya
“T” dalam arah melintang jembatan
layan dan batas ultimit.
Terlepas dari panjang jembatan atau
bergerak
dari
c. Untuk
dengan
beban
jembatan.
statis.
pembebanan
FBD
“D”
ini
FBD
susunan bentang, hanya ada satu kendaraan
merupakan fungsi dari panjang bentang
truk “T” yang bisa ditempatkan pada satu
ekivalen seperti tercantum dalam gambar
lajur lalu lintas rencana. Kendaraan truk “T”
2.17. untuk bentang menerus panjang
ini harus ditempatkan ditengah-tengah lajur
bentang ekivalen LE diberikan dengan
lalu lintas rencana seperti terlihat dalam
rumus:
gambar 2.
Dimana, Lav adalah panjang bentang rata-rata dari kelompok bentang yang disambunkan secara menerus. Lmax adalah panjang bentang maksimum dalam kelompok bentang yang disambung Gambar 2: Pembebanan Truk “T”
secara menerus. d. Untuk pembebanan truk “T” diambil
Sumber : RSNI T – 02 – 2005
30% . Faktor Beban Dinamis a. Factor beban dinamis merupakan hasil interaksi
antar
kendaraan
FAKTOR BEBAN
yang
bergerak dengan jembatan. Besarnya
JANGKA
Kondisi service
FBD tergantung pada frekwensi dasar
WAKTU
(layan)
dari
suspensi
kendaraan.,
biasanya
Transien
1.0
KondisiUltimate (batas) 1.8
antara 2 sampai 5 Hz untuk kendaraan berat, dan frekwensi dari getaran lentur jembatan.
Untuk
peencanaan,FBD
dinyatakan sebagai beban statis ekivalen. b. Besarnya BGT dari pembebanan lajur “D” dan beban roda dari pembebanan truk “T” harus cukup untuk memberikan terjadinya interaksi antara kendaraan
harga FBD yang dihitung digunakan pada seluruh bagian bangunan bawah dan fondasi yang berada dibawah garis permukaan, harga FBD harus diambil sebagai peraliahan liniar dari harga pada garis permukaan tanah sampai nol pada kedalaman 2 meter.
Untuk
banguanan
yang
terkubur,
satu jurusan. Gaya remtersebut dianggap
seperti halnya gorong-gorong dan struktur
bekerja
baja tanah, harga FBD jangan diambil
jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,8
kurang dari 40% untuk kedalaman nol dan
m diatas permukaan lantai kendaraan. Beban
jangan kurang dari 10% untuk kedalaman 2
lajur “D” disini jangan direduksi
m. untuk kedalaman yang dipilih harus
panjang bentang melebihi 30 m, digunakan
diterapkan untuk bangunan seutuhnya.
rumus “D” q = 9 kPa.
horizontal
Beban pada sandaran
dalam
arah
trotoar,kerb
sumbu
bila
dan
Kerb harus direnncanakan untuk menahan beban rencana ultimit sebesar 15 KN/m yang bekerja sepanjang bagian atas kerb. Sandaran untuk pejalan kaki harus direncanakan
untuk
dua
pembebanan
Gambar 3: Faktor Beban Dinamis
rencana daya layan yaitu w* = 0,75
(FBD) untuk BGT, pembebanan lajur
KN/m. Beban ini bekerja secara bersamaan
“D” Sumber : RSNI T 02 – 2005
dalam arah menyilang dan vertical pada masing-masing sandaran.
Catatan :
Tiang sandaran direncanakan untuk Unuk L ≤ 50 m
beban daya layan rencana:
FBD = 0,4
Untuk 50 m < L < 90 m
w*L
FBD = 0,4 –
0,0025 .
L adalah bentang palang diantara
Untuk L > 90 m
FBD = 0,3
tiang dalam m,hanya dari bagan atas
Gaya Rem
sandaran.
Bekerjanya
gaya-gaya
diarah
Apabila
trotoar
memungkinkan
memanjang jembatan, akibat gaya rem dan
digunakan untuk kendraan ringan dan
traksi, harus ditinjau untuk kedua jurusan
ternak
lalu lintas. Pengaruh ini diperhitungkan
,maka trotoar harus direncanakan untuk
senilai dengan gaya rem sebesar 5% dari
bias memikul beban hidup terpusat sebesar
jurusan
ini
20 KN. Semua elemen dari trotoar atau
diperhitungkan senilai dengan gaya rem
jembatan penyeberangan yang langsung
sebesar 5% dari beban jalur “D” yang
memikul pejalan kaki harus direncanakan
dianggap ada pada semua jalur lalu lintas
untuk beban nominal 5 kPa.(sumber : RSNI
,(table 2.2 gambar 2.11), tanpa dikalikan
T-02-2005)
lalu
lintas.
Pengaruh
dengan factor beban dinamis dan dalam
3. HASIL Perhitungan Struktur Atas a) Pelat Lantai Kendaraan •
Berat Sendiri (MS)
NO Jenis
b
h
1
1
0.20 25
Lapisan
Wc Qms 5.00
beton b = Lebar yang tinjau untuk slab lantai jembata(m) h = Tebal slab lantai jembtan (m) wc = Berat jenis beton bertulang (kN/m)
Gambar 4.4 : Nilai koefien momen pada pelat
QMS = Berat sendiri (kN/m3) •
•
satu arah K= Koefisien momen
Berat Mati Tambahan (MA)
Beban Truck T
Jarak antar gelagar
s = 1.5 m
Untuk beban merata
M = k* Q * s2
Untuk beban terpusat
M=k*P*s
Untuk beban temperatur
PTT = (1+0,3)x 11,25
ΔT =k * α * ΔT * EC * s3
= 14,625 ton •
Beban Angin (EW)
Momen akibat berat sendiri (MS)
TEW = 0,0012 . CW . (VW)
2
Momen tumpuan,
CW = Koefisien seret =1, 2
= 1.71 kNm
VW = Kecepatan angin= 30m/s TEW
= 0,0012 . CW . (VW) 2
Momen lapangan,
= 1, 296 Kn/m
mendapatkan
pembebanan momen
Momen akibat beban tambahan (MA)
slab
untuk
maksimum
pada
bentang menerus dilakukan seperti gambar . momen
maksimum
pada
slab
dihitung
berdasarkan metoda one way slab dengan beban sebagai berikut:
M MS = 1/16 * QMS * s2 = 1.07 kNm
Momen Pada Slab Lantai Kendaraan
Formasi
M MS = 1/10 * QMS * s2
Momen tumpuan,
M MS = 1/10 * QMA * s2 = 0.73 kNm
Momen lapangan,
M MS = 1/16 * QMA * s2 = 0.46 kNm
Momen akibat beban truk (TT)
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton
Momen tumpuan,
d’ =35 mm
M TT = 1/10 * PTT * s = 27.07 kNm
Momen lapangan,
M MS = 1/16 * PTT * s = 16.91 kNm
Modulus elastisitas baja, E = 200.000 Faktor
bentuk
ρb =
M TT = 1/10 * PEW* s
β1 x 0.85 x
M MS = 1/16 * PEW * s = 0.051 kNm
Momen akibat beban Temperatur (ET) Momen tumpuan,
M TT
= 1/10 α * ΔT
fc ′ x600 fy
(600+𝑓𝑓𝑓𝑓 )
= 0.081 kNm Momen lapangan,
M MS = 1/16 * α* ΔT * EC * s3
=0.029 1
Rmax = 0.75 * ρb * fy * �1 − 2
∗0.75∗𝜌𝜌𝜌𝜌 ∗𝑓𝑓𝑓𝑓 0.85∗𝑓𝑓𝑓𝑓 ′
= 5.535
�
Faktor reduksi kekuatan lentur, φ = 0.80 Tebal efektif slab beton , d = h - d'
* EC * s3 = 1.66 kNm Momen lapangan,
tegangan,
β1 = 0.85
Momen akibat beban angin (EW) Momen tumpuan,
distribusi
=200 - 35 = 165 mm Ditinjau slab beton selebar 1 m,b=1000 mm
= 1.04 kNm Momen nominal rencana, Mn = Mu / φ = 68.13 kNm Faktor tahanan momen, 𝑀𝑀𝑛𝑛 ∗10 6
Rn = Pembesian Slab •
(𝑏𝑏∗ 𝑑𝑑 2 )
Rn < Rmax
Tulangan Lentur Negatif Momen rencana tumpuan = 54.502 kNm
= 2.503< 5.535 ….OK!!! Batas maksimum rasio penulanga ρ mak s = 0.75ρb
Mutu beton K – 250
= 0.75 x 0.029 = 0.0218
Kuat tekan beton fc’ = 20 Mpa
Rasio tulangan yang diperlukan :
Mutu baja : BJ – 32 Tegangan leleh baja,
= 2.503 kNm
fy = 320 Mpa
Tebal sbal beton, h = 200mm
𝑓𝑓𝑓𝑓 ′
2∗𝑅𝑅
𝑛𝑛 ρ = 0.85 *𝑓𝑓𝑓𝑓 ∗ �1 − �1 − 0.85∗𝑓𝑓𝑓𝑓 � ′
=0.0085
Rasio tulangan minimum, ρmin = (1.4/fy) = 0.004 Jadi ρ min < ρ perlu < ρ maks 0.004< 0.0085<0.0218 Luas tulangan yang diperlukan,
1 2 *π * d * b 4 s= As 1 2 * 3.14 * 13 * 1000 4 = 701.25 Digunakan tulangan,
ρ= 0.0085
D
Luas tulangan yang diperlukan, As =ρ*b*d
=0.0085*1000*165 = 1402.5 mm²
Diameter tulangan yang digunakan,
Jarak tulangan yang diperlukan,
1 2 1 *π * d * b * 3.14 * 13 2 * 1000 4 4 s= = As 1402.5 = 94.59 mm Digunakan tulangan, D
1 1 2 2 * π * d * b * 3.14 * 13 * 1000 4 4 = As = s 175 = 758.09 mm² Tulangan Lentur Positif
= 13 – 90 mm
= 1474.06 mm² Tulangan bagi/ susut diambil 50% dari tulangan pokok As’ = 50% * As = 701.25 mm² Diameter tulangan yang digunakan,
Kuat tekan beton
Jarak tulangan yang diperlukan,
fc’ = 20 Mpa
Mutu baja : BJ – 32 Tegangan leleh baja, fy = 320 Mpa h = 200mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d’ = 35 mm Modulus elastisitas baja, E = 200.000 Faktor bentuk distribusi tegangan, β1= 0.85 ρb =
β1 x 0.85 x
fc ′ x600 fy
(600+𝑓𝑓𝑓𝑓 )
= 0.029
Rmax = 0.75 * ρb * fy * �1 − = 5.535
= 13 mm
= 34.06kNm
Mutu beton K – 250
Tebal sbal beton,
1 1 2 2 * π * d * b * 3.14 *13 *1000 4 4 = As = 90 s
D
= 13 – 175 mm
Momen rencana lapangan
D=13mm
= 18 9.18 mm
1 ∗0.75∗𝜌𝜌𝜌𝜌 ∗𝑓𝑓𝑓𝑓 2
0.85∗𝑓𝑓𝑓𝑓 ′
�
Faktor reduksi kekuatan lentur, φ = 0.80 Tebal efektif slab beton, d = h - d' =200 -35
Digunakan tulangan, D
=13 – 90 mm
= 165 mm Ditinjau slab beton selebar 1 m, b= 1000 mm Momen nominal rencana, Mn
Tulangan bagi/ susut diambil 50% dari
= Mu / φ = 42.58 kNm
𝑀𝑀𝑛𝑛 ∗10 6 (𝑏𝑏∗ 𝑑𝑑 2 )
tulangan pokok As’ = 50% * As = 422.56mm²
Faktor tahanan momen, Rn =
= 1474.06 mm2
= 1.56 kNm
Diameter tulangan yang digunakan, D
Rn < Rmax
= 13 mm
Jarak tulangan yang diperlukan,
= 1.56 < 5.535 OK!!! Rasio tulangan yang diperlukan : 𝑓𝑓𝑓𝑓 ′
2∗𝑅𝑅
𝑛𝑛 ρ = 0.85 *𝑓𝑓𝑓𝑓 ∗ �1 − �1 − 0.85∗𝑓𝑓𝑓𝑓 � ′
= 313.95 mm
= 0.0051
Digunakan tulangan, Rasio tulangan minimum, D
= 13 – 175 mm
ρmin = (1.4/fy) = 0.004 Luas tulangan yang diperlukan, ρ = 0.0051 Luas tulangan yang diperlukan, As =ρ*b*d
= 758.09 mm²
= 0.0051*1000*165 =845.12 mm²
Diameter tulangan yang digunakan, D
= 13 mm
Jarak tulangan yang diperlukan,
Gambar 4 : Penulangan Plat Lantai
= 156.98mm
Perhitungan Gelagar Utama
Panjang bentang girder
L = 30000 mm
Tebal slab beton
h = 200 mm
Jarak antara girder
s = 1500 mm
Kondisi Girder Sebelum Komposit Gambar 5 : potongan melintang jembatan
1. beban sebelum komposit Tabel: beban sebelum komposit
Tabel : Data jembatan NO Jenis bahan Uraian Panjang total jembatan Jarak antara girder baja Tebal pelat lantai Lebar genangan air Lebar lajur lalu lintas Lebar trotoar Lebar total jembatan
Notasi L
Dimensi 30.0
Satuan m
S
1.50
m
ha
0.20
m
th
0.05
m
bl
6.00
m
b2 b
0.50 7.00
m m
1 2 3
Beban (kN/m) Berat sendiri 1.14 profil baja Berat diafragma 0.228 0.20* W profil Slab beton 7.500
Qd =8.868 kN/m Total beban pada girder sebelum komposit Qt = Qd = 8.868 kN/m 2. tegangan baja sebelum komposit panjang bentang girder keseluruhan
Tabel : spesific gravity
L = 30.00 Uraian
Berat (Kn/m3) 25.00 77,00 24.00 22.00 9.80
Beton bertulang Berat baja Beton Aspal Air hujan
jarak antar gelagar
s = 1.5 m
momen maksimum akibat beban mati Mmax = 1/8 *Qt *L2
Digunakan profil baja : WF 500x 300
= 1/8 * 8.868 * 302
Berat prfil baja W profil = 1.14 kN/m
= 997.65 kN/m b
Tinggi h = 482 mm Lebar b = 300 mm
f tw tf
Tebal badan
tw= 11mm
tw h
Tebal sayap
tf = 15 mm
Luas penampang
A= 14550 mm2
Tahanan momen
wx =2500000 mm3
Momen inersia
Ix =6,04E+09 mm4
f tw
Gambar 4.12 : diagram girder baja Tegangan lentur yang terjadi
𝑀𝑀 𝑥𝑥 10 6
F= =
Acom = A + Ac = 145.5 + 480 = 625.5
𝑊𝑊𝑊𝑊
jarak garis netral komposit
997.65 x10 6 2500000
Acom * yc = A* d / 2 + Act*(d + h /2)
= 399.06 Mpa yc = (A* d / 2 + Ac*(d + h /2)) / Acom 3. lendutan baja sebelum komposit = (145.5 * 482/2 +480*(482 +200/2)/ 625.5
Qt = 8.868 kN/m E = 200000000 kPa
L = 30 m
Ix=60.4 m4 𝛿𝛿 = 5
Acom > 200....... ris netral berada di
5 × 𝑄𝑄𝑄𝑄 × 𝐿𝐿4 /(𝐸𝐸 × 𝐼𝐼𝐼𝐼) 384
=384 × 8.868 × 30(200000000 ×
60.4 )
= 502.68
daerah baja Jarak garis netral komposit terhadap serat bawah baja Ys = (d + h )- yc = (482 + 200) - 502.68
= 0.000077 m = 179.32 mm
𝛿𝛿< L/240 0.000077m < 0,125 m ...OK
Jarak sisi atas slab beton terhadap garis netral
lebar efektif slab beton
yc = 502.68 mm
lebar efektif slab beton ditentukan dari Jarak garis netral beton terhadap haris netral
nilai terkecil berikut ini : L/4
= 30m / 4 = 7500 mm
S
= 1500 mm
komposit dc =yc- (0,5 * h) =502.68 –(0.5 * 200) =402.68 mm
12 * h = 2400 mm Diambil lebar efektif slab beton Be= 1500 mm
Jarak garis netral baja terhadap garis netral komposit
Balok Komposit ds = (0,5 * h)- ys =(0.5*482)- 179.32 Rasio perbandingan modulus elastic =61.68 mm n= Es /Ec
=9.52 Momen inersia penampang komposit
bE/n = 1.5/9.52=0.16m =16 cm luas penampang beton transformasi Ac= (16) .(30) = 480 luas penampang komposit
1/2 * Be * h3/n = ½*1500*2003/9.52 =777310924.4 mm4 Ac* (b/n)2*(dc) = 480* (300/9.52)2 * 402.68 =191941953.3 mm4
Ix = 6040000000 mm4
= ½ *6.368 * 30 =133,02 kN
A*(ds)^2 = 14550 (61.68 ) 2
2. Beban mati tambahan (MA) Tabel : Beban Mati Tambahan
=55354345.92 mm4 Icom = 7064607224 mm4 Tegangan izin lentur beton
No Jenis Konstruksi
Beban (kN/m)
1.
Aspal
1.65
2.
Air Hujan
0.735
Fc = 0.4* fc' = 8 Mpa
Qma = 2.385kN/m
Tegangan izin lentur baja Panjang bentang
L = 30 m
Fs = 0,8 * Fs = 170.7Mpa Momen dan gaya geser maksimum akibat beban mati tambahan, Mma = 1/8* Qma *L2 =1/8 *2.385*302 = 268.313 kNm Vma = ½ * Qma *L Beban Pada Girder Komposit =1/2 *2.385*30 =35.775 kN
1. Berat sendiri (MS) Tabel: Berat sendiri No Jenis kontruksi
Beban (kN/m)
1
Girder baja
1.14
2
Diafragma
0.228
3
Slab lantai
7.500
Tegangan Pada Girder Icom = 7064607224mm4 n = 9.52 Tegangan pada sisi atas beton, fc = M * 106 * Yc/ (n*Icom)
Qms = 8,868 kN/m Panjang bentang
L = 30 m
Tegangan pada sisi bawah baja, fs = M * 106 * Yc/ Icom
Momen dan gaya geser maksimum akibat, Mms = 1/8 * Qms *L2 =1/8 * 8,868 *302 = 997,65 kN/m Vms = ½ * Qms *L
Tegangan Pada girder komposit Tegangan –tegangan yang terjadi pada sisi No Jenis Beban Momen(kNm) 1 2
Berat Sendiri(MS) Berat Tambahan(MA
716.4
Atas beton Fc (Mpa) 4.55
268.313
2.00
Bawah baja Fs(Mpa) 50.97 19.091
3 4 5 6
Beban Lajur “D”(TD) Gaya Rem (TB) Beban Angin (EW) Beban Gempa(EQ)
255.7
1,019
105.38
0.79
7.49
113.175
0.85
8.05
116.18
0.87
8.27
18.19
Tabel : Resume Tegangan Teganagan – tegangan yang terjadi No Kombinasi 1 2 3 4
Kombinasi -1 Kombinasi - 2 Kombinasi - 3 Kombinasi - 4
Atas beton
Bawah baja
Fc (Mpa) 7.569 8.419 10.079 9.289
Fs (Mpa)
Tabel : resume V maksimal pada girder
88.2559 96.3059 112.061 104.571
No Jenis beban 1 2 3
Lendutan Pada Girder Komposit
4
Lendutan max. Pada girder akibat: 1. Beban merata Q:
Kombinasi -1 Kombinasi -2 Kombinasi -3 Kombinasi -4
% tegangan izin 100% 125% 130% 150%
Vmax (kN)
Gaya geser (kN)
152,022
152,0223
167,112
133,6898
174,137
124,3838
189,628
126,4188
Perencanaan Shear Connector
δmax =5/384*Q*L4/(Es*Icom)
Shear connector menggunakan stud Ø
2. Beban terpusat P:
25 mm dengan tinggi stud (H) = 100 mm
δmax =1/48*P*L3/(Es*Icom) 3. Beban momen M: δmax = 1/(72 √3)*M*L²/(Es* Icom)
10 cm
10 cm
Panjang bentang girder L = 30,0 m
6 cm
Modulus elastis Es = 2.0E+08 kPa Momen inrsia Icom = 0.00706 N o 1 2 3 4 5 6
Jenis beban Berat Sendiri (MS) Berat Tambahan (MA) Beban Lajur "D" (TD)
Q (kN)
M (kN/m)
δmax
6,368
0,0475 3
2,385
0,0178
0,5
Gaya Rem (TB) Beban Angin (EW) Beban Gempa (EQ)
P (kN)
40,778 210.75
1,023 0,875
0,0096 8 0,0000 1 0,0076 4 3,3E07
Gambar : pemasangan paku stud pada gelagar Perencanaan sambungan pada titik C Perhitungan kekuatan baut: Sambungan menggunakan baut mutu tinggi A325. Kekuatan baut tiap buah dihitung terhadap geser dengan persamaan : Ng = 1×¼πd2 τe
Batasan lendutan elastis L/240 = 0.125 Ng = kuat geser baut
τe = tegangan leleh baja 1800 – 12000
Direncanakan sambungan dengan 4 buah,
kg/cm2
sehingga di dapat 12 baut setiap barisnya (n =
D baut = 25,4 mm D eff = 0,85 x 25,4 = 21,59 mm
48 buah )
= 1/4 π d2
Ab
S U
= ¼ x 3.14 x 21,592 U S
= 366 mm2 = 3,66 cm2 = 1 x ¼ x π x d2 x τe
Ng
U
U
U
U
U
S
Gambar : tata letak baut pada sayap
= 1 x ¼ x 3.12 x 21,592 x 12000 = 45386 kg
Syarat : Jarak tepi = S = 1.8d = 1,8 x 2,159
a. Sambungan pada sayap 300 mm
= 3,886 = 4, 00 cm Jarak antar baut U = 3d = 3 x 2,159 = 6,477 = 7 cm
482 mm
Syarat: 2.5d ≤ U ≤ 7d 6,35 Gaya yang bekerja pada masing-masing sayap ≤7≤ 17,78……………..OK
adalah: P = momen / tinggi penampang P =12000800/ 4.82 = 2489792,53 Kg Jumlah baut yang dibutuhkan: n = P / Ng = 2489792,53 / 45386 = 54,86 = 48 buah
1.5d ≤ S ≤ 3d 3,81 ≤ 4 ≤ 7,62……………….OK
Perhitungan Perletakan Ukuran elastomer T =1,25 cm, A= 50 cm, B=
Pondasi Tiang Pancang Data pondasi :
100 cm Jenis pondasi = pondasi sumuran Kedalaman pondasi (Df) = 18 m Diameter tiang
= 40 cm
Perhitungan Struktur Bawah a. Abutmen Penulangan pada abutmen :
Gambar : Penulangan Tiang Pancang
DAFTAR PUSTAKA
4. PENUTUP Kesimpulan Setelah
1. Dirjen dilakukan
perhitungan
pada
perencanaan struktur jembatan dengan sistem komposit ini, ada beberapa kesimpulan yang diambil. 1. Bentang jembatan direncanakan tetap seperti halnya desain perencanaan sepanjang 30 m. 2. Dengan lebar 7 m menggunakan 5 buah balok utama dengan jarak as ke as balok utama sebesar 1,5 m. Dengan panjang
bentang
jebatan
30
m
menggunakan balok daigfragma 5 buah dengan jarak 4 m. 3. Pada gelagar memanjang digunakan profil baja WF 500 x 300 .Pada gelagar memanjang terbagi menjadi 2 bentang dimana digunakan baut sebagai alat penyambung. Digunakan baut mutu tinggi A-325 dengan diameter baut 25.4 mm. sambungan pada sayap diperoleh 48 buah baut dan sambungan pada badan diperoleh 6 buah baut. 4. Shear
connector
pada
jembatan
digunakan paku stud dengan diameter 2.5 cm dan tinggi paku 10 cm. 5. Pada struktur bawah digunakan pondasi tiang pancang yang kuat dan mampu menahan beban-beban yang bekerja dengan diameter tiang 40 cm pada kedalaman 18 m dan penurunan yang terjadi masih dalam batas yang diizinkan
Bina
Marga,
Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan (BridgeManagement
System),
Departemen
Pekerjaan Umum, 1992. 2. BSN
(2008).
Standar
Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Jembatan. SNI 2833 : 2008. 3. BSN
(2006).
Standar
Pembebanan
untuk Jembatan. RSNI T-02- 2005. 4. BSN (2006). Perencanaan struktur baja untuk Jembatan. RSNI T-03-2005. 5. BSN
(2004).
Perencanaan
struktur
beton untuk Jembatan. RSNI T-122004. 6. Sunggono K. H, Buku Teknik Sipil, Nova, Bandung 1979. 7. http://www.google.com./