PENDAHULUAN Menurut Undang – undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Perkembangan ekonomi dan perbankan syariah di Indonesia mulai tumbuh sejak 20 tahun yang lalu diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Menurut Bank Indonesia, perkembangan perbankan syariah selama satu tahun terakhir berkembang sudah ada 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Bank Syariah dalam bentuk Unit Usaha Syariah (UUS), dan 156 BPRS, dengan jaringan kantor meningkat dari 1.692 kantor di tahun sebelumnya menjadi 2.574 di tahun 2012. Dengan demikian jumlah jaringan kantor layanan perbankan syariah meningkat sebesar 25,31% (2012) dan pada bulan Oktober 2012 cukup menggembirakan. Perbankan syariah mampu tumbuh ± 37% sehingga total asetnya menjadi Rp174,09 triliun. Pembiayaan telah mencapai Rp 135,58 triliun (40,06%, yoy) dan penghimpunan dana menjadi Rp 134,45 triliun (32,06%). Penghimpunan dana masyarakat terbesar dalam bentuk deposito yaitu Rp 78,50 triliun (58,39%) diikuti oleh tabungan sebesar Rp 40,84 triliun (30,38%) dan giro sebesar Rp15,09 triliun (11,22%). Penyaluran dana masih didominasi piutang murabahah sebesar Rp 80,95 triliun atau 59,71% diikuti pembiayaan musyarakah yang sebesar Rp 25,21 triliun (18,59%) dan pembiayaan mudharabah sebesar Rp 11,44 triliun (8,44%), dan piutang qardh sebesar Rp11,19 triliun (8,25%) (Data : Outlook perbankan syariah 2013). Menurut Iqbal (2011) bank konvensional jauh lebih dulu ada jika dibandingkan bank syariah.Dengan waktu yang jauh lebih dulu ada itulah bank konvensional sudah menguasai pasar perbankan nasional dengan jumlah bank yang lebih banyak dibandingkan dengan bank syariah. Namun dengan perkembangan perbankan saat ini adanya kebutuhan masyarakat muslim untuk mendapatkan layanan keuangan yang bersyariatkan Islam yang berdasarkan pada prinsip bagi hasil maka dengan keluarnya Undang – Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan membuka peluang untuk kegiatan usaha perbankan yang bersistemkan bagi hasil yang dipertegas dengan Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Dunia perbankan tidak terlepas dari hal kepercayaan dari masyarakat. Semakin bank dipercaya, semakin bagus bank tersebut karena mencerminkan bahwa semakin baiklah kinerja bank tersebut. Kepercayaan dari masyarakat itu adalah jika masyarakat merasa aman
1
dan mendapat pelayanan yang baik ketika melakukan transaksi perbankan di bank tersebut.Untuk itu bank harus mampu berkinerja dengan baik sehingga membuktikan kinerja bank yang baik. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik kesehatan suatu bank perlu dijaga ( Noor, 2005). Melihat realita perkembangan bank syariah di Indonesia hingga ini, maka peningkatan daya saing bank syariah merupakan hal yang sangat harus dilakukan.Oleh sebab itu kekuatan daya saing sangat menentukan bagi keberhasilan atau kegagalan. Alih – alih mendukung pembangunan ekonomi bangsa, jika terus beroperasi dengan daya saing yang rendah maka eksistensi bank syariah akan terancam oleh peta persaingan perbankan yang semakin ketat (Alfarizi, 2010). Menurut Mubasyiroh (2008) pemetaaan perilaku masyarakat sebagai nasabah perbankan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu syariah loyalist market, conventional loyalist market dan floating market yang terpilah lagi dengan kecenderungan kepada convenience atau service. Mereka yang termasuk kelompok syariah loyalist market memilih jasa yang ditawarkan oleh perbankan syariah karena kecenderungannya terhadap norma agama. Masyarakat merasa aman dengan label agama dan bebas riba. Kemudian yang termasuk ke dalam conventional loyalist market merasa lebih nyaman dengan produk dan jasa yang ditawarkan oleh perbankan konvensional, sehingga dengan menyimpan uangnya di bank konvensional mereka merasa lebih mudah untuk melakukan suatu transaksi.Potensi pasar perbankan syariah terbesar saat ini adalah floating market yang mempunyai ciri lebih menunjukkan pada aspek financial benefit dibandingkan dengan aspek syariah ataupun konvensional. Jadi, jika dilihat dari tingkat suku bunga maka semakin tinggi tingkat bagi hasil pada bank syariah akan meningkatkan total simpanan di bank syariah, begitu juga sebaliknya semakin tinggi tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh bank konvensional, maka akan berhubungan pada jumlah simpanan atau tabungan pada bank konvensional. Menurut Kasmir (2008) potensi pasar perbankan terbesar di Indonesia adalah floating market, sehingga dalam memilih produk akan lebih mendasarkan pada tingkat keuntungan yang ditawarkan. Jenis produk pada pasar floating market yang memberikan keuntungan lebih disukai, apabila keuntungan yang ditawarkan lebih tinggi daripada tingkat bagi hasil. Demikian juga sebaliknya, produk dari bagi hasil akan lebih disukai apabila lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang ditawarkan bank konvensional (Mubasyiroh 2008).
2
Setelah melihat gambaran di atas terlihat bahwa perilaku masyarakat yang masih mengharapkan bagi hasil yang tinggi.Namun dari sisi pembiayaan, nasabah bank syariah mengharapkan margin dan nisbah yang rendah.Oleh sebab itu adanya hubungan persaingan antara bank konvensional dan bank syariah dalam menarik nasabah dalam kesamaan target pasar yaitu pasar floating market yang kemudian tergolong dalam nasabah rasional yang mengharapkan keuntungan yang tinggi. Bank konvensional dengan tingginya suku bunga dan bank syariah dengan tingginya bagi hasil yang ditawarkan, karena ketika bank syariah menetapkan jumlah bagi hasil bank syariah mengacu pada penetapan suku bunga BI sehingga adanya hubungan tingkat suku bunga bank konvensional (BI) dengan jumlah tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan di bank syariah Penelitian Julianti (2013) membuktikan bahwa BI rate berhubungan negatif terhadap tabungan mudharabah.Penelitian Mariantini (2007) membuktikan bahwa suku bunga bank konvensional dan nisbah yang diberikan oleh bank syaiah berhubungan terhadap besarnya jumlah simpanan pada bank syariah tahun 2002 sampai 2006.Penelitian Andriyanti et al(2010) membuktikan bahwa adanya hubungan negatif antara tingkat suku bunga depsotito berjangka pada bank konvensional terhadap pertumbuhan deposito mudharabah berjangka 1 bulan.Penelitian Saminja (2012) membuktikan bahwa adanya hubungan antara tingkat suku bunga bank konvensional terhadap jumlah deposito pada PT Bank Sulsel Utama Makassar. Sedangkan penelitian Rahmawati (2005) membuktikan bahwa tidak adanya hubungan antara suku bunga kredit terhadap piutang (investasi) bank. Penelitian Hilmi (2006) membuktikan bahwa tidak adanya hubungan antara suku bunga pembiayaan bank konvensional dengan pembiayaan di bank syariah hal ini. Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat inkonsistensi hasil penelitian tentang hubungan tingkat suku bunga bank konvensional dengan jumlah penempatan bank syariah, untuk itu penelitian ini akan menganalisis hubungan tingkat suku bunga tabungan, deposito, piutang, pembiayaan pada bank konvensional dengan jumlah tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan pada bank syariah. Tabungan dan deposito diambil sebagai objek karena merupakan produk terbesar dari dana pihak ketiga. Piutang (investasi) dan pembiayaan (modal kerja) yang merupakan terbesar dari sisi earnings asset Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Khaidar (2007) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku bunga pada bank konvensional berpengaruh negatif terhadap tabungan dan deposito bank syariah serta suku bunga kredit pada bank konvensional
3
berpengaruh negatif terhadap piutang dan pembiayaan pada bank syariah. Namun dalam mereplikasi, penelitian ini meneliti hubungan antara suku bunga bank konvensional dengan jumlah tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan pada bank syariah.Dalam penelitian Khaidar (2007) sampel yang digunakan hanya pada salah satu bank syariah sebagai objeknya. Dalam mereplikasi penelitian Khaidar (2007) sampel yang digunakan lebih luas dengan meneliti beberapa bank syariah yang terdapat di Indonesia pada tahun 2011 sampai 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat suku bunga tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan pada bank konvensional terhadap jumlah tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan pada bank syariah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi bank syariah sebagai bahan dan informasi dalam menghimpun dan mengelola dana dari nasabah secara amanah dan bertanggungjawab. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi akademisi dalam mengembangkan penelitian dimasa yang akan datang, serta penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya di bidang akuntansi syariah mengenai pembiayaan berbasis bagi hasil. TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Perbandingan bank syariah dengan bank konvensional Menurut Rindawati (2007) bank konvensional dan bank syariah juga memiliki perbedaan yang menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. 1) Akad dan aspek legalitas Akad yang dilakukan bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam.Nasabah seringkali melanggar kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif
belaka,
tapi
tidak
demikian
bila
perjanjian
tersebut
memiliki
pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah nanti.Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad. 2) Lembaga Penyelesaian Sengketa Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dengan nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional. Kedua belah pihak dalam perbankan
4
syariah tidak menyelesaikan dalam peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama badan Arbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia. 3) Struktur Organisasi Bank syariah dapat memilik struktur organisasi dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini menjamin efektivitas dari setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah karena itu biasanya penetapan anggota Dewan pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional. 4) Bisnis dan usaha yang dibiayai Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari kriteria bank syariah. Hal tersebut akan menyebabkan bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur-unsur yang diharamkan. Terdapat pembatasan dalam hal pembiayaan.Tidak semua proyek atau objek pembiayaan dapat didanai oleh bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah-kaidah syariah. 5) Lingkungan dan budaya kerja Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai dengan syariah. Dalam hal etika misalnya sifat amannah dan siddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik, selain itu karyawan bank syariah harus professional dan mampu melaksanakan tugas secara team work dimana informasi merata diseluruh fungsional organisasi. Dalam hal reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.
5
Tabel 1.Perbandingan antara bank konvensional dengan bank syariah Parameter Landasan Hukum
Bank Syariah UU Perbankan dan Landasan Syariah Return Bunga, Komisi/fee Bagi hasil, margin investasi, investor, sosial, jasa keuangan Fungsi dan Kegiatan Bank Intermediasi, Jasa Keuangan Intermediasi, manajer Mekanisme dan Objek Usaha investasi, investor, sosial, jasa keuangan Prinsip Dasar Operasi Tidak anti riba dan anti Anti riba dan anti maysir maysir Prioritas Pelayanan Bebas nilai (prinsip Tidak bebas nilai materialis), uang sebagai (prinsip syariah komoditi bunga Islam) Uang sebagai alat tukar dan bukan komoditi Bagi hasil, jual beli, sewa Orientasi Kepentingan pribadi Kepentingan publik Bentuk usaha Evaluasi nasabah
Hubungan nasabah
Sumber likuiditas pendek Pinjaman yang diberikan Prinsip usaha
Bank Konvensional UU Perbankan
Tujuan sosial – ekonomi islam,keuntungan Bank komersial Bank komersial, bank pembangunan, bank universal atau multipurpose Kepastian pengembalian Lebih hati – hati karena pokok dan bunga partisipasi dalam risiko (creditworthiness dan collateral) jangka Terbatas debitur – kreditur Erat sebagai mitra usaha Keuntungan
Pasar uang, bank sentral Komersial dan nonkomersial, berorientasi laba Pengelolaan dana Aktiva ke pasiva Lembaga penyelesaian Pengadilan , arbitrase sengketa Risiko investasi Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur, risiko tidak terkait langsung dengan bank Kemungkinan terjadi negative spread
Terbatas Komersial dan nonkomersial, berorientasi laba dan nirlaba Pasiva ke aktiva Pengadilan, badan arbitrase syariah nasional Dihadapi bersama antara bank dan nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran Tidak mungkin terjadi negative spread
6
Parameter
Bank Konvensional
Bank Syariah
Monitoring pembiayaan
Terbatas pada administrasi
Memungkinkan bank itu ikut dalam manajemen nasabah
Struktur organisai pengawasan
Dewan komisaris
Dewan komisaris, dewan pengawas syariah, dewan syariah nasional
Kriteria pembiayaan
Bankable halal atau haram
Bankable halal
Sumber:Rivai, Veithzal, Idroes (2007:766) Suku Bunga Menurut Mariantini (2007) teori klasik tentang tingkat suku bunga (loanable funds) tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga, makin tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya dari bank, artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk berkonsumsi guna menambah tabungan. Selanjutnya dinyatakan bahwa bunga adalah harga dari (penggunaan), atau dalam arti lain yaitu dana yang tersedia untuk dipinjamkan atau dana investasi, karena menurut teori klasik bunga adalah harga yang terjadi di pasar investasi. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga makin tinggi tingkat bunga (tingkat bunga kredit), maka keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil, karena seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayarkan untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital). Makin rendah tingkat bunga maka pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi karena biaya penggunaan juga makin kecil. Teori menurut Marshall menjelaskan bahwa suku bunga merupakan instrument yang baik untuk menarik dana dari masyarakat, karena peningkatan suku bunga berarti peningkatan imbalan bagi penabung sehingga kecenderungan menabung akan lebih tinggi. Keynes berpendapat bahwa volume tabungan tergantung pada volume investasi yang dilakukan di masyarakat bisnis. Kondisi tingginya suku bunga ini akan menimbulkan hubungan negatif terhadap kegiatan perekonomian secara keseluruhan (Khaidar, 2007). Menurut Wibowo (2004) teori utilitas, secara bahasa, utilitas berarti kepuasan atau lebih tepatnya mengacu pada bagaimana konsumen mampu membuat ranking kepuasan dari
7
barang dan jasa yang akan dikonsumsi. Secara rasional, seorang konsumen tentu akan memaksimalkan kepuasan, yaitu dengan memilih barang yang lebih banyak memberikan kepuasan baginya. Dalam menganalisis pilihan konsumsi, seorang konsumen mendasarkan pilihannya pada karakteristik pilihan rasional yang sering disebut dengan Axioms of Rational Choice atau aksioma piliha rasional Menurut Wibowo (2004) aksioma pilihan rasional ini serupa dengan konsep preferensi. Hubungan preferensi berbagai pilihan tersebut didasarkan pada tiga konsep hubungan, yaitu: 1. Kelengkapan (Completeness), yaitu jika hanya ada dua pilihan A dan B, maka akan terdapat 3 kemungkinan hubungan kedunya yaituA lebih baik dari B. B lebih baik daru A, A dan B sama menarik 2. Transitivitas (Transitivity), yaitu jika A lebih baik dari B, dan B lebih baik dari C, maka pasti A lebih baik dari C 3. Kesinambungan (Contiuity), yaitu jika A lebih baik daripada B, maka pada kondisi yang sama, maka A harus selalu disukai daripada B Menurut Karim (2004) pada teori bejana berhubungan mengungkapkan bahwa kebijakan moneter konvensional akan mempunyai hubungan terhadap perbankan syariah seperti misalnya tingkat suku bunga. Kebijakan moneter mempengaruhi variabel – variabel neraca bank konvensional (suku bunga kredit, suku bunga deposito, dan sekuritas yang dimiliki).Hubungan tersebut terlihat pada kondisi neraca bank syariah. Ketika bank konvensional menawarkan return yang lebih rendah dari sebelumnya maka akan terjadi perpindahan dana dari bank konvensional ke bank syariah. Dana yang menumpuk di bank syariah tidak dapat dikelola dengan baik terlebih return yang ditawarkan SWBI yang sangat kecil. Hal ini mengakibatkan bagi hasil yang ditawarkan bank syariah ikut menurun. Sehingga terjadi perpindahan dana dari bank syariah ke bank konvensional. Hal ini diibarakan dua bejana yang bila satu bejana penuh maka akan masuk ke bejana yang lainnya. Menurut Karim (2004) sifat nasabah dibagi menjadi dua yaitu nasabah rasional (memperhitungkan keuntungan) dan nasabah emosional (syariah loyalis dan konvensional loyalis), dengan asumsi bahwa nasabah yang menjadi target masing – masing bank adalah sama serta tidak dibutuhkan transaction cost yang cukup besar untuk berganti bank.
8
Jenis Bunga Bank Dalam kegiatan perbankan sehari – hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya (Kasmir,2008), yaitu sebagai berikut: 1. Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito 2. Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit. Menurut Karim (2004) faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan dana Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara pemohonan simpanan sedikit maka bunga simpanan akan turun. 2. Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% maka, jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing, misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing. 3. Kebijakan Pemerintah Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Target laba yang diinginkan
9
Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. 5. Jangka waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga relatif lebih rendah. 6. Hubungan baik Biasanya bank menggolongkan antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganyapun berbeda dengan nasabah biasa. Bagi Hasil Bank Syariah Pengertian bagi hasil menurut Karim (2004) adalah bentuk return dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu bergantung pada hasil usaha yang benar – benar terjadi. Faktor – faktor yang mempengaruhi bagi hasil terbagi menjadi dua garis besar (Antonio 2001) diantaranya: 1. Faktor langsung a) Invesment rate adalah presentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana b) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan, merupakan jumlah dana dari berbagai sumber yang tersedia untuk diinvestasikan c) Nisbah 2. Faktor tidak langsung a) Penentuan butir – butir pendapatan dan biaya mudharabah dimana bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya. Pendapatan yang “dibagihasilkan” merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya - biaya b) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting), bagi hasil secara tidak langsung 10
dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya. Perumusan Hipotesis Secara umum pernyataan bahwa tingkat suku bunga mempunyai hubungan yang positif dengan saving adalah merupakan suatu opini yang diterima secara umum. Dengan kata lain, keinginan nasabah untuk menabung di bank didorong oleh motif untuk mendapatkan profit. Hubungan Tingkat Suku Bunga Tabungan Pada Bank Konvensional Dengan Tabungan Pada Bank Syariah Suku bunga adalah salah satu faktor yang mendorong masyarakat untuk menginvestasikan hartanya pada bank.Bank konvensional menggunakan tingkat suku bunga yang tinggi untuk menarik nasabah, dengan banyaknya nasabah maka jumlah tabunganpun akan meningkat. Sampai sekarang suku bunga merupakan faktor pertimbangan yang utama dalam menyimpan dana pada bank tertentu. Tingkat bagi hasil pada bank syariah juga tidak dapat lepas dari tingkat suku bunga yang diberikan oleh bank konvensional.Tarsidin (2010) menyatakan bahwa pendapatan bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah terhadap simpanan masyarakat diindikasikan masih merujuk pada tingkat suku bunga yang diberikan oleh bank konvensioanal. Hal ini dipertegas oleh Judisseno (2005:81) yang menyatakan bahwa fluktuasi bunga dapat mempengaruhi perilaku penabung bahwa ketika tingkat bunga cukup tinggi, maka jumlah tabungan secara agregat meningkat dalam jumlah yang sangat besar dalam bentuk dana yang siap dipinjamkan. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa bagi hasil bank syariah masih mengacu pada tingkat bunga yang diberikan oleh bank konvensional. Penetapan suku bunga tabungan bank konvensional akan menjadi dasar acuan pada bank syariah dalam menentukan bagi hasil yang akan ditawarkan. Berdasarkan pada teori utilitas dalam hubungan suku bunga bank konvensional dengan jumlah tabungan bank syariah adalahketika suku bunga bank konvensional meningkat dan diimbangi dengan kinerja bank syariah yang baik maka akan mengakibatkan bagi hasil pada bank syariah juga meningkat, sehingga nasabah akan tertarik melakukan kerjasama dengan bank syariah, yang akan membuat jumlah pada tabungan bank syariah akan meningkat pula. Ketika suku bunga bank konvensional meningkat tetapi kinerja bank syariah sedang tidak baik maka akan mengakibatkan bagi hasil pada bank syariah tidak naik karena 11
penetapan bagi hasil bank syariah salah satu faktornya adalah berdasarkan kinerja bank syariah itu sendiri, sehingga mengakibatkan nasabah lebih tertarik melakukan kerjasama dengan bank konvensional dan mengakibatkan jumlah tabungan pada bank syariah turun. Mariantini (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa suku bunga tabungan pada bank konvensional berhubungan negatif dengan besarnya tabungan pada bank syariah. Dapat dibuktikan apabila sebuah bank konvensional meninggikan suku bunga dimana lebih tinggi dari bagi hasil /ekuivalen rate tabungan yang diberikan oleh bank syariah maka masyarakat akan lebih memilih menabungkan uangnya di bank konvensional, dengan menurunnya jumlah dana pada bank syariah maka total dana yang dihimpun oleh bank syariahakan menurun pula. Perubahan suku bunga tabungan bank konvensional akan mempengaruhi competitiveness bank syariah. Tingkat return yang diberikan bank syariah tergantung dari tingkat keuntungan bank syariah pada waktu tertentu. Apabila bagi hasil tabungan yang diberikan lebih tinggi (artinya bank syariah sedang memiliki keuntungan yang besar) daripada suku bunga tabungan pada bank konvensional, maka nasabah akan lebih memilih untuk menempatkan dananya di bank syariah, sehingga jumlah tabungan di bank syariah akan meningkat. Hasil penelitian Julianti (2013) membuktikan bahwa BI rate berhubungan negatif terhadap tabungan mudharabah dengan menggunakan asumsi ceteris paribus (variabel independen yang lain konstan). Adanya kenaikan BI rate sebagai tingkat suku bunga pendamping pada bank – bank umum baik langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah. Sebab naiknya BI rate akan mempengaruhi tingkat suku bunga yang diikuti juga oleh naiknya suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman pada bank konvensional, sehingga masyarakat akan lebih cenderung untuk menyimpan dananya di bank konvensional dibandingkan di bank syariah, dimana sesuai dengan pandangan ekonomi klasik yang menyatakan tingkat bunga yang tinggi akan semakin mendorong seseorang untuk manabung dan mengorbankan konsumsi sekarang untuk konsumsi yang akan datang. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H 1 a : Tingkat suku bunga tabungan bank konvensional berhubungan dengan tabungan pada bank syariah
12
Hubungan Tingkat Suku Bunga Deposito Pada Bank Konvensional Dengan Deposito Pada Bank Syariah Istilah bagi hasil yang terdapat pada bank syariah menggunakan istilah nisbah bagi hasil, yaitu proporsi bagi hasil yang diberikan antara nasabah dan bank syariah.Menurut Edy dan Untung (2005:89) menyatakan bahwa produk perbankan syariah tidak seutuhnya bebas dari pengaruh metode bunga.Menurut Andriyanti et al (2010) para nasabah dalam menyimpan dananya pada deposito mudharabah didorong oleh motif profit akibatnya bank syariah dalam menentukan bagi hasil masih melakukan benchmark dengan tingkat suku bunga yang diterbitkan oleh bank konvensional. Tujuan dari dilakukannya benchmark adalah untuk mengetahui berapa tingkat suku bunga yang diinfokan oleh bank konvensional sehingga bisa menginfokan bagi hasil yang tidak jauh dari bank konvensional kepada para deposannya. Dalam penelitian sebelumnya oleh Nurdin (2007) menyebut bahwa dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah dipengaruhi oleh tingkat suku bunga deposito bank konvensional. Apabila suku bunga deposito konvensional naik, masyarakat akan cenderung menyimpan dananya di bank konvensional sehingga jumlah deposito bank syariah akan mengalami penurunan. Menurut penelitian Andriyanti et al (2010) meningkatnya suku bunga akan menyebabkan peningkatan risiko displacement fund (pengalihan dana dari bank konvensional) yang akan dihadapi bank syariah, hal ini tentunya akan membuat jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun bank syariah menurun. Berdasarkan teori utilitas, dalam hubungan suku bunga bank konvensional dengan jumlah deposito bank syariah adalah ketika suku bunga bank konvensional meningkat dan diimbangi dengan kinerja bank syariah yang baik maka akan mengakibatkan bagi hasil pada bank syariah juga meningkat, sehingga nasabah akan cenderung melakukan kerjasama dengan bank syariah, yang akan membuat jumlah deposito bank syariah meningkat pula. Ketika suku bunga bank konvensional meningkat tetapi kinerja bank syariah sedang tidak baik maka akan mengakibatkan bagi hasil pada bank syariah tidak meningkat, sehingga akan mengakibatkan jumlah deposito pada bank syariah menurun. Saminja (2012) membuktikan bahwa adanya hubungan antara tingkat suku bunga bank konvensional terhadap jumlah deposito pada PT Bank Sulsel Utama Makassar, karena lebih besarnya suku bunga deposito dari tingkat suku bunga dana penghimpun pihak ketiga lainnya dan memberikan keuntungan yang labih besar karena waktunya hanya satu tahun.
13
Penelitian dari Haron dan Ahmad (2000) menganalisa hubungan antara total dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan syariah Malaysia dengan tingkat bagi hasil yang ditawarkan oleh masing-masing bank syariah dan bank konvensional. Dalam penelitian tersebut mereka menggunakan Adaptive Expectation Model yang digunakan untuk mengukur efek dari tingkat bagi hasil yang dikeluarkan oleh bank syariah terhadap jumlah dana yang disimpan oleh para nasabah bank syariah tersebut. Setiap kenaikan satu persen dari bagi hasil bank syariah akan menyebabkan kenaikan jumlah dana deposito sebanyal 71 milyar ringgit. Sedangkan kenaikan dari satu persen suku bunga bank konvensional akan menyebabkan penurunan jumlah dana deposito sebesar 65 milyar. H 1 b : Tingkat suku bunga deposito bank konvensional berhubungan dengan deposito pada bank syariah. Hubungan Tingkat Suku Bunga Piutang Pada Bank Konvensional Dengan Piutang Pada Bank Syariah Kebutuhandanabank merupakan pembiayaan usaha dari segi investasi maupun modal kerja, dimana bank mempunyai kegiatan utama untuk membiayai permodalan suatu bidang usaha dan usaha lain untuk menampung uang yang sementara waktu belum digunakan olek pemiliknya. Tarsidin (2010) dalam pengakuan piutang murabahah, diakui sebesar biaya perolehan dan ditambah margin yang telah disepakati antara bank dengan nasabah.Penetapan margin keuntungan pada bank syariah merupakan selisih antara pembelian dan penjualan atas suatu barang yang diambil berdasarkan besaran pembiayaan yang telah dikeluarkan bank. Menurut Tarsidin (2010) perbankan syariah menentukan kebijakan harga jual masih merujuk kepada suku bunga konvensional, karena proses penentuan harga jual murabahah tetap menggunakan metode pembebanan bunga flat rate dan prinsip cost of fund yang merupakan pikiran utama dalam perbankan konvensional. Sehingga adanya hubungan antara penetapan bagi hasil di bank syariah dengan suku bunga yang ditetapkan di bank konvensional, karena persaingan antara kedua bank tersebut ketika bank konvensional meninggikan suku bunganya maka bank syariah akan meninggikan bagi hasilnya hal ini disebabkan sifat nasabah rasional yang menjadi target kedua bank tersebut yang memperhitungkan keuntungan. Menurut Usmani (2003), pertama, murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek, dan dibandingkan dengan profit and loss sharing cukup memudahkan; kedua, mark-up dalam murabahah dapat ditetapkan demikian rupa sehingga
14
memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank Islam; ketiga, murabahah menjauhkan dari ketidakpastian yang ada pada pendapatan bisnis-bisnis dengan sistem profit and loss sharing; keempat, murabahah tidak memungkinkan bank-bank Islam untuk mencampuri manajemen bisnis, karena bukanlah mitra nasabah, sebab hubungan mereka dalam murabahah adalah hubungan hutang-piutang dagang. Berdasarkan teori utilitas dalam hubungan suku bunga bank konvensional dengan jumlah piutang bank syariah adalah ketika suku bunga pinjaman bank konvensional rendah akan tetapi bank syariah menawarkan bagi hasil dan cicilan berdasarkan margin sejak awal yang lebih baik dibandingkan dengan suku bunga bank konvensional yang selalu mengalami fluktuasi maka nasabah akan cenderung untuk tertarik melakukan kerjasama dengan bank syariah karena nasabah memperoleh kepastian pada awal kesepakatan kerjasama, sehingga mengakibatkan jumlah piutang pada bank syariah meningkat. Ketika suku bunga bank konvensional rendah tetapi bagi hasil dan penawaran yang diberikan oleh bank syariah tidak lebih baik dari suku bunga bank konvensional maka nasabah akan cenderung untuk memilih melakukan kerjasama dengan bank konvenisonal sehingga jumlah piutang pada bank syariah menurun. Sudarsono (2009) dalam menelitiannya menganalisis dampak krisis keuangan global terhadap perbankan di Indonesia yang membandingkan antara bank konvensional dan bank syariah. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa dampak krisis keuangan menyebabkan kenaikan tingkat bunga dan mempengaruhi likuiditas bank konvensional, sedangkan tingkat margin dan bagi hasil bank syariah tidak terpengaruh langsung dengan adanya keniakan BI rate karena tidak akan berubah selama waktu kontrak belum selesai dan untuk mengubahnya harus melalui kontrak baru yang disepakati kedua belah pihak. Dalam menjaga likuiditas, tingkat suku bunga masih menjadi benchmark bagi bank syariah dalam penentuan tingkat margin dan nisbah bagi hasil bank syariah. Dengan tingkat margin pembiayaan investasi yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat fee/ bagi hasil pada tabungan dan deposito, membuat pembiayaan investasi bank syariah lebih menarik bagi investor dibandingkan bank konvensional. Keadaan ini akan menyebabkan meningkatnya dana yang keluar untuk pembiayaan investasi dari dana pihak ketiga yang masuk sehingga konsekuensinya financing deposit rasio bank syariah meningkat. Sebagai bank yang tidak menggunakan bunga, tingkat imbalan/margin/bagi hasil/fee bank syariah lebih rendah dibandingkan dengan bank
15
konvensional. Sehingga apabila bagi hasil pada bank syariah lebih tinggi dari suku bunga bank konvensional masyarakat akan lebih memilih investasi pada bank syariah, namun sebaliknya ketika tingkat suku bunga bank konvensional lebih tinggi dari bagi hasil bank syariah masyarakat akan menginvestasikan dananya pada bank konvensional. Sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H
2 a
: Tingkat suku bunga piutang bank konvensional berhubungan dengan piutang pada
bank syariah Hubungan Tingkat Suku Bunga Pembiayaan Pada Bank Konvensional Dengan Pembiayaan Pada Bank Syariah Dalam bank syariah penyaluran dana lebih akrab disebut dengan pembiayaan sedangkan pada bank konvensional sering disebut kredit. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut Dendawijaya (2005) dalam industri perbankan yang sangat kompetitif, penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang sangat strategis.Besar kecilnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga simpanan, semakin besar bunga simpanan, maka semakin besar bunga pinjaman.Menurut Arif (2010) beberapa hal yang dapat ditetapkan bank kompetitor serta tingkat suku bunga bank konvensional, apabila loyalitas nasabah dipengaruhi oleh return maka akan berdampak pada perpindahan dana nasabah. Sehingga bagi hasil pada bank syariah tidak terlepas dari penetapan suku bunga bank konvensional karena adanya hubungan persaingan antara bank konvensional dengan bank syariah dimana kesamaan target nasabah yang bersifat rasional. Berdasarkan teori utilitas dalam hubungan suku bunga bank konvensional dengan jumlah pembiayaan bank syariah adalah ketika suku bunga pinjaman bank konvensional rendah akan tetapi bank syariah menawarkan bagi hasil yang lebih baik berdasarkan kesepakatan awal maka nasabah akan cenderung memilih untuk bekerjasama dengan bank syariah karena suku bunga bank konvensional yang selalu mengalami fluktuasi sedangkan bank syariah telah memberikan kepastian perjanjian diawal, sehingga mengakibatkan jumlah pembiayaan pada bank syariah meningkat. Ketika suku bunga bank konvensional rendah
16
tetapi bagi hasil dan penawaran yang diberikan oleh bank syariah tidak lebih baik dari suku bunga bank konvensional maka nasabah akan cenderung untuk memilih melakukan kerjasama dengan bank konvenisonal sehingga jumlah pembiayaan pada bank syariah menurun. Sejalan dengan penelitian Sudirman (2009) yang meneliti tentang Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvensonal dan Bank Syariah Di Indonesia, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kredit maupun pembiayaan ikut berhubungan akibat adanya perubahan tingkat suku bunga bank, perubahan yang timbul dari perubahan tingkat suku bunga bank terhadap perkembangan kredit perbankan konvensioal lebih besar dibandingkan pengaruh yang ditimbulkan akibat perubahan tingkat suku bunga bank terhadap perkembangan pembiayaan. Herdiyanto (2004) dalam penelitiannya mengenai Mekanisme Transmisi Syariah di Indonesia, juga mendapatkan kenyataan bahwa suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) secara signifikan mempengaruhi terhadap tingkat pembiayaan di bank syariah. Pembiayaan pada bank syariah di dominasi oleh murabahah, dalam hal ini, sesuai dengan penelitian Herdiyanto dapat dijadikan indikasi bahwa suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah, lebih khusus pada penetapan margin keuntungan dari pembiayaan murabahah tersebut. Herdiyanto dalam penelitiannya, secara utuh dapat menunjukkan bahwa mekanisme transmisi syariah melibatkan alur tingkat suku bunga SBI satu bulan sebagai pemicu dari perubahan tingkat bunga pasar uang (PUAB) dan terus berlanjut kepada perubahan pangsa pasar pembiayaan syariah. Iqlima (2010) dalam penelitiannya mengenai analisis pengaruh inflasi, dana pihak ketiga dan tingkat bunga kredit modal kerja terhadap posisi kredit modal kerja menyimpulkan bahwa suku bunga kredit modal kerja berpengaruh signifikan terhadap posisi kredit modal kerja jika suku bunga kredit meningkat maka akan menurunkan posisi kredit modal kerja dan jika suku bunga kredit turun maka akan meningkatkan posisi kredit modal kerja. Masalah pokok yang sering dihadapi oleh bank atau yang bergerak dalam bidang usaha apapun selalu tidak terlepas dari kebutuhan akan dana (modal) untuk membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan baik untuk modal investasi maupun modal kerja. Semakin tinggi volume perkreditannya, maka semakin besar pula kemungkinan suatu bank untuk memperolah laba/ profit. Akan tetapi persaingan dalam menghimpunan dana dari masyarakat juga menjadi
17
perhatian bank dalam meningkatkan modalnya sehingga bank memberikan fasilitas yang baik kepada nasabah masing – masing. Menurut Muhamad (2012) Faktor mark-up juga berperan dalam menentukan nisbah dalam bagi hasil suatu pembiayaan dan didasarkan pada proyeksi pendapatan dan dalam penghitungan mark-up tingkat suku bunga ikut dalam komponen penentuan hasil. Semakin besar suatu pendapatan suatu pembiayaan maka nisbah bagi bank akan semakin kecil, sebaliknya jika semakin kecil suatu proyeksi pembiayaan maka akan semakin besar nisbah yang akan diperoleh bank. Maka perubahan tingkat suku bunga akan membuat nasabah kreditur akan berfikir ulang dalam melakukan pengkreditan atau pinjaman karena tingkat suku bunga yang berubah – ubah. Sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H
2 b
: Tingkat suku bunga pembiayaan pada bank konvensional berhubungan dengan
pembiayaan pada bank syariah METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditemukan. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah: 1. Bank syariah tersebut merupakan Bank Umum Syariah (BUS) bukan Unit Usaha Syariah (UUS) 2. Bank syariah tersebut memiliki laporan keuangan publikasi triwulan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 Sampel yang masuk dalam kriteria berjumlah 11 bank syariah dengan tiga tahun pengamatan 2011 sampai 2013. Jenis dan Sumber Data Data – data yang diperlukan dalam pengelolahan data agar dapat diuji adalah Laporan Keuangan Bank Umum Konvensional (persero) dan Bank Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia tiga tahun pengamatan yaitu tahun 2011-2013. Data tersebut tersedia di www.bi.go.id pada tahun 2013. Pengaruh Variabel Penelitian
18
Variabel yang digunakan untuk menganalisis hubungan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel Independen (X)
Tingkat suku bunga untuk tabungan pada bank umum (X1) Tingkat suku bunga tabungan adalah tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk penghimpunan dana pada produk tabungan. Adapun perhitungan bunga atas sumber dana tabungan ini dapat dilakukan berdasarkan saldo triwulan yang kemudian dirata – rata.
Tingkat suku bunga deposito pada bank umum (X2) Tingkat suku bunga deposito adalah tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk penghimpunan dana pada produk deposito. Besarnya bunga pada penelitian ini berdasarkan jangka waktu 3 bulan yang kemudian dirata – rata.
Tingkat suku bunga kredit (konsumsi dan investasi) pada bank umum (X3) Tingkat suku bunga kredit konsumsi adalah tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk pengajuan kredit yang akan digunakan untuk membeli barang yang sifatnya tidak menghasilkan.
Tingkat suku bunga kredit (modal kerja) pada bank umum (X4) Tingkat suku bunga modal kerja adalah tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk pengajuan kredit yang akan digunakan untuk menambah modal kerja.
b. Variabel Dependen (Y)
Jumlah tabungan mudharabah pada Bank Syariah (Y1) Tabungan mudharabah adalah suatu produk penghimpunan dana seperti tabungan pada bank konvensional, hanya saja menggunakan sistem bagi hasil.
Jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah (Y2) Deposito mudharabah adalah suatu produk penghimpunan dana seperti deposito pada bank konvensional, hanya saja menggunakan sistem bagi hasil.
Jumlah piutang (mudharabah dan istishna) pada Bank Syariah (Y3) Piutang mudharabah adalah produk penyaluran dana dimana bank akan membiayai pembelian barang lalu nasabah akan membelinya sebesar harga 19
beli ditambah keuntungan bagi bank yang telah disepakati. Jenis piutang ini mirip dengan kredit investasi pada bank konvensional.
Jumlah pembiayaan (mudharabah dan musyarakah) pada Bank Syariah (Y4) Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan dalam bentuk modal/dana yang diberikan oleh bank untuk dikelola dimana nasabah dan bank sepakat untuk berbagi hasil atas pendapatan usaha tersebut. Pembiayaan musyarakah adalah kerjasama perkongsian yang dilakukan antara nasabah dan bank dalam suatu bentuk usaha dimana masingmasing pihak berdasarkan kesepakatan memberikan kontribusi sesuai dengan kesepakatan bersama berdasarkan porsi dana yang ditanam. Pada variabel ini digunakan adalah jumlah pembiayaan mudharabah dan musyarakah pada Bank Syariah.
Dalam penelitian ini, hubungan tingkat suku bunga tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan bank konvensional dengan jumlah tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan akan diuji dengan menghubungkan tingkat suku bunga bank konvensional akhir periode t dengan jumlah tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan di bank syariah pada periode t + 1. Sebagai contoh, tingkat suku bunga tabungan bank konvensional pada akhir 31 Maret 2011 akan dihubungkan dengan jumlah tabungan di bank syariah pada akhir 30 Juni 2011. Menggunakan pengujian seperti di atas karena pada penelitian ini ingin melihat bahwa penetapan suku bunga pada bank konvensional pada satu periode akan menjadi acuan pada bank syariah dalam menentukan bagi hasilnya pada periode setelahnya. Teknik dan Langkah Analisis Penelitian pada dasarnya merupakan penelitian yang sistematik dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari (Indriantoro & Supomo, 1999:16). Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Menurut Nazir (2005) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif karena
20
data yang diperolah berupa angka atau nilai yang kemudian dianalisis menggunakan analisis statistik. Menurut Iyano (2010) chi-square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi atau aktual dengan frekuensi harapan.Yang dimaksud dengan frekuensi harapan adalah frekuensi yang nilainya dapat di hitung secara teoritis.Sedangkan dengan frekuensi observasi adalah frekuensi yang nilainya di dapat dari hasil percobaan.Chi-square digunakan untuk menguji hubungan dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel mekanisme corporate governance dengan variabel kinerja keuangan. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini analisis deskriptif dan chi-square kemudian didukung dengan analisis tabulasi silang (crosstab)dimana pengelompokkan kategori suku bunga bank konvensional menggunakan median dari masing - masing suku bunga sedangkan jumlah tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan bank syariah pengelompokan kategorinya adalah kurang dari Rp 50.000, Rp 50.000 sampai Rp 200.000, Rp 500.000 sampai Rp 2.000.000, Rp 2.000.000 sampai Rp 5.000.000, dan lebih dari Rp 5.000.000.Tabulasi silang (Indriatno, dkk,;1998) merupakan metode analisis kategori data yang menggunakan data nominal, ordinal, interval, serta kombinasi diantaranya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank syariah di Indonesia pada tahun 2011 – 2013. Berdasarkan teknik purposive sampling diperolah sampel sebanyak 121 laporan keuangan dari 11 bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 11 bank syariah yang terdafar pada Bank Indonesia dengan tiga tahun pengamatan 2011 – 2013, dengan menggunakan laporan triwulanan sehingga berjumlah 132 objek pengamatan. Namun bank syariah yang tidak mempublikasikan laporan keuangan bulan Desember tahun 2013 berjumlah 2 bank diantaranya adalah Bank Victoria Syariah dan Bank Syariah Bukopin.Sehingga bank syariah yang dapat dijadikan sampel penelitian berjumlah 11 bank syariah dengan 121 pengamatan. Statistik Desktiptif Berikut adalah statistik deskriptif yang digunakan untuk melihat sebaran data laporan keuangan tahunan bank syariah periode 2011 – 2013. 21
Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Tabungan bank syariah (ribuan Rp) Suku bunga tabungan bank konvensional (%) Deposito bank syariah (ribuan Rp) Suku bunga deposito bank konvensioanal (%) Piutang bank syariah (ribuan Rp) Suku bungan piutang bank konvensional (%) Pembiayaan bank syariah (ribuan Rp) Suku bunga pembiayaan bank konvensional (%)
Mean 2011
2012
2013
1.886.216,75
2.458.021,34
3.079.777,94
2 ,53
2 ,53
1 ,83
4.839.042,30
5.761.219 ,72
7.588.106,30
7 ,02
6 ,04
5 ,90
3.789.994,33
5.229.661 ,25
7.198.148,65
13 ,28
12 ,63
12 ,87
2.083.189,93
2.609.796, 97
3.518.179,81
12,99
12 ,35
12 ,42
Sumber Data Sekunder, diolah 2014
Berdasarkan hasil deskripstif diatas dapat dilihat bahwa rata - rata tabungan pada tahun 2011 adalah senilai Rp 1.886.216.000,75 pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp 2.458.021.000,34 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp 3.079.777.000,94. Sedangkan pada suku bunga tabungan bank konvensional pada tahun 2011 adalah 2,53% kemudian pada tahun 2012 tetap dengan angka 2,53% dan kemudian pada tahun 2013 turun menjadi 1,83%. Berdasarkan hasil uji deskriptif di atas dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan jumlah tabungan bank syariah dari tahun 2011 sampai 2013 secara berturut - turut. Namun suku bunga tabungan bank konvensional berfluktuasi, pada tahun 2011 sampai 2012 suku bunga tabungan bank konvensional tetap dan kemudian turun pada tahun 2013. Sehingga dapat diindikasikan tidak adanya hubungan antara suku bunga tabungan bank konvensional dengan tabungan bank syariah. Pada sisi deposito dapat dilihat bahwa rata – rata deposito bank syariah pada tahun 2011 adalah Rp 4.839.042.000,30 kemudian pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp 5.761.219.000,72 dan kemudian tahun 2013 meningkat kembali menjadi Rp
22
7.588.106.000,30. Kemudian pada sisi suku bunga deposito bank konvensional pada tahun 2011 adalah 7 ,02% pada tahun 2012 turun menjadi 6,04% kemudian pada tahun 2013 naik menjadi 5,90%. Berdasarkan hasil uji deskriptif di atas dapat disimpulkan bahwa adanya kenaikan jumlah deposito bank syariah dari tahun 2011 sampai 2013.Namun pada sisi suku bunga deposito bank konvensional mengalami fluktuasi turun setiap tahunnya.Sehingga dapat diindikasikan tidak adanya hubungan antara suku bunga deposito dengan deposito bank syariah. Pada sisi piutang dapat dilihat bahwa rata – rata piutang bank syariah pada tahun 2011 adalah Rp 3.789.994.000,33 kemudian pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi Rp 5.229.661.000,25 dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan kembali menjadi Rp 7.198.148.000,65. Pada sisi suku bunga piutang bank konvensional dapat dilihat rata – rata pada tahun 2011 adalah 13,28% kemudian pada tahun 2012 terjadi penurunan menjadi 12,63% dan kemudian pada tahun 2013 terjadi kenaikan menjadi 12,87%. Berdasarkan hasil uji deskriptif dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan jumlah piutang pada bank syariah setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai 2013. Namun dari sisi suku bunga piutang bank konvensional mengalami fluktuasi, pada tahun 2011 sampai 2012 mengalami penurunan dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan. Sehingga dapat diindikasikan tidak ada hubungan antara piutang bank syariah dengan suku bunga piutang pada bank konvensional. Pada sisi pembiayaan dapat dilihat bahwa pembiayaan pada tahun 2011 adalah Rp 2.083.189.000,93 kemudian pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi Rp 2.609.796.000,97 dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi Rp 3.518.179.000,81. Pada sisi suku bunga pembiayaan rata – rata pada tahun 2011 adalah 12.99% kemudian pada tahun 2012 mengalami penurun menjadi 12,35% dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 12,42%. Berdasarkan hasil uji deskriptif dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan jumlah pembiayaan bank syariah dari tahun 2011 sampai 2013. Namun dari sisi suku bunga pembiayaan bank konvensional mengalami fluktiasi, pada tahun 2011 sampai 2012 mengalami penurunan dan kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2013. Sehingga dapat diindikasikan tidak ada hubungan antara pembiayaan bank syariah dengan suku bunga pembiayaan bank konvensional. Kesimpulan dari uji statistik deskriptif di atas adalah pada periode pengamatan 2011 sampai 2013 aset bank syariah seperti tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan selalu mengalami kenaikan pada setiap tahunnya hal ini mungkin dikarenakan kinerja bank syariah semakin baik setiap tahunnya serta masyarakat yang semakin banyak mempercayakan 23
uangnya pada bank syariah, namun suku bunga tabungan, suku bunga deposito, suku bunga piutang dan suku bunga pembiayaan pada bank konvensional selalu mengalami fluktuasi terus menerus karena adanya penuruan ataupun kenaikan pada setiap tahunnya. Uji Chi-Square Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji chi-square. Dengan melalukan uji chi-square akan diketahui apakah hubungan antara tabungan, deposito, piutang serta pembiayaan terhadap suku bunga pada tabungan, suku bunga pada deposito, suku bunga pada piutang serta suku bunga pada pembiayaan terdapat hubunagan signifikan atau tidak. Tabel 3. Hubungan suku bunga tabungan bank konvensional dengan tabungan bank syariah Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
5
,430
4,941
5
,423
Linear-by-Linear Association
,333
1
,564
N of Valid Cases
121
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio
4,889
a. 3 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,18. Sumber: Data Sekunder diolah, 2014
Dari hasil pengujian melalui uji Chi-square menunjukkan bahwa nilai value sebesar 4,889 dengan probabilitas signifikansi 0,430. Oleh karena nilai signifikansi jauh diatas 0,05 ( α ), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara suku bunga tabungan bank konvensional dengan jumlah tabungan di bank syariah. Dengan begitu menunjukkan bahwa H
1 a
ditolak.Berikut adalah tabulasi silang untuk melihat sebaran tabungan bank syariah
dengan suku bunga bank konvensional.
24
Tabel 4. Uji tabulasi silang suku bunga tabungan bank konvensional dengan tabungan bank syariah SUKU BUNGA TABUNGAN BANK KONVENSIONAL (%) >2,5 <2,5 >=5.000.000 TABUNGAN BANK SYARIAH (dalam ribuan rupiah)
5.000.000 - 2.000.000 2.000.000 - 500.000 500.000 - 200.000 200.000 - 50.000 <50.000
Total Sumber Data Sekunder diolah, 2014
Total
12
10
22
5
5
10
5 7 11 26 66
2 13 9 16 55
7 20 20 42 121
Dari tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa sebaran bank syariah yang memiliki jumlah paling banyak pada suku bunga tabungan bank konvensional rentang lebih dari 2,5% adalah pada tabungan syariah kurang dari Rp 50.000.000-. Kemudian pada suku bunga tabungan bank konvensioanal rentang kurang dari 2,5% tabungan bank syariah yang memiliki jumlah paling banyak adalah pada tabungan bank syariah Rp 50.000.000 Berdasarkan hasil uji tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa adanya fluktuasi jumlah tabungan dari masing – masing periode tabungan.Dapat disimpulkan bahwa sebaran tabungan bank syariah tidak merata bahwa ada kenaikan pada tabungan bank syariah dan adapula penurunan pada tabungan bank syariah dengan tingkat suku bunga bank konvensional yang berubah – ubah. Berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara tabungan bank syariah dengan suku bunga tabungan bank konvensional hal ini disebabkan karena suku bunga adalah salah satu daya tarik bank dalam menarik nasabah untuk menginvestasikan dananya yang tergolong dalam perilaku nasabah floating market yang memiliki ciri lebih pada aspek financial benefit , selain itu karena faktor norma agama dimana masyarakat merasa aman dengan lebel agama dan bebas riba (syariah loyalist market) sebagai salah satu faktornya (Mubasyiroh, 2008). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Julianti (2013), Nikmah et al. (2013) dan bahwa suku bunga tabungan bank konvensional tidak memiliki hubungan dengan tabungan bank syariah.
25
Tabel 5. Hubungan suku bunga deposito bank konvensional dengan deposito bank syariah Value
Pearson Chi-Square
Df
a
5
,029
15,930
5
,007
5,503
1
,019
12,503
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2-sided)
121
a. 4 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,36. Sumber: Data Sekunder diolah, 2014
Dari hasil pengujian melalui uji Chi-square menunjukkan bahwa nilai sebesar 12,503 dengan probabilitas signifikansi 0,029. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil dai 0,05 ( α ) maka ada hubungan antara tingkat suku bunga deposito bank konvensional dengan jumlah deposito bank syariah. Dengan begitu H
1 b
ditolak.Berikut adalah tabulasi silang untuk
melihat sebaran tabungan bank syariah dengan suku bunga bank konvensional. Tabel 6. Uji tabulasi silang suku bunga deposito bank konvensional dengan deposito bank syariah SUKU BUNGA DEPOSITO BANK KONVENSIONAL (%) >6 <6 DEPOSITO BANK SYARIAH (dalam ribuan rupiah)
>5.000.000 5.000.000 - 2.000.000 2.000.000 - 500.000 500.000 - 200.000 200.000 - 50.000 <50.000
Total Sumber: Data Sekunder Diolah, 2014
22 18 16 18 1 2 77
17 11 15 1 0 0 44
Total
39 29 31 19 1 2 121
Dari tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa ketika suku bunga deposito bank konvensional ada pada rentang kurang dari 6% jumlah deposito bank syariah yang paling banyak ada pada deposito bank syariah lebih dari Rp 5.000.000.000.-. Pada suku bunga
26
deposito bank konvensional rentang lebih dari 6% jumlah deposito bank syariah paling banyak ada pada jumlah deposito bank syariah lebih dari Rp 5.000.000.000.-. Berdasarkan hasil tabulasi silang di atas juga dapat dilihat bahwa adanya kenaikan pada setiap jumlah deposito bank syariah ketika suku bunga bank konvensional yang naik pula.Dengan demikian, adanya hubungan positif antara tingkat suku bunga di bank konvensional dengan jumlah deposito di bank syariah. Berdasarkan uji chi – square menunjukkan bahwa deposito bank syariah memiliki hubungan terhadap suku bunga deposito bank konvensional hal ini dikarenakan nasabah bank syariah juga melihat suku bunga deposito yang terdapat di bank konvensional jika diasumsikan lebih menguntungkan dari bagi hasil yang diberikan bank syariah maka nasabah beralih untuk menyimpan dananya (Gumelar, 2013). Deposito merupakan dana yang dalam memperoleh hasil bunga yang umunya lebih tinggi dari bentuk simpanan lainnya dan pengelolaan keuangan secara lebih terencana sesuai kebutuhan dan jangka waktu deposito dan dapat dijadikan jaminan kredit dan ketika tahun 2011 hingga 2013 kondisi ekonomi makro yang sedang stabil dan adanya pelayanan dan tingkat kepercayaan yang baik serta adanya jumlah bagi hasil yang tinggi ketika itu, sehingga terlihat dalam penghimpunan dana masyarakat bank syariah terbesar ada pada deposito senilai Rp 78,50 triliun (59,39) diikuti oleh tabungan sebesar Rp 40, 84 triliun (30,38%) dan Giro sebesar Rp 15,09 triliun (11,22%) (Outlook perbankan syariah tahun 2013) dan pada bank konvensional komposisi dana pihak ketiga tahun 2012 yang menunjukkan bahwa deposito sebesar 57,44% yang kemudian diikuti dengan tabungan sebesar 30,55% dan giro sebesar 12,00% (Laporan Pengawasan Perbankan 2012), yang menunjukkan bahwa pada perbankan syariah maupun konvensional, deposito merupakan terbesar dalam penghimpunan dana masyarakat. Adanya penawaran menarik dari bank syariah dengan menawarkan produk – produk seperti minimnya saldo rekening, penarikan atm gratis, paket umroh serta aksesibilitas yang nyaman.Sehingga ketika suku bunga deposito bank konvensional naik jumlah deposito bank syariah juga naik karena hubungan persaingan.Penelitian ini sejalan dengan Hartan (2013) dan Saminja (2012) bahwa suku bunga deposito bank konvensional berpengaruh terhadap deposito bank syariah.
27
Tabel 7. Hubungan suku bunga piutang bank konvensional dengan piutang bank syariah Value
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
5
,075
11,926
5
,036
1,490
1
,222
10,023
121
a. 4 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,91. Sumber: Data Sekunder diolah, 2014
Dari hasil pengujian melalui uji Chi-square menunjukkan bahwa nilai sebesar 10,023 dengan probabilitas signifikansi 0,075. Oleh karena nilai signifikan 0,05 sama dengan nilai ( α ) maka disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara suku bunga piutang bank konvensional dengan jumlah piutang bank syariah. Dengan begitu H
2 a
ditolak.Berikut
adalah tabulasi silang untuk melihat sebaran tabungan bank syariah dengan suku bunga bank konvensional.
28
Tabel 8. Uji tabulasi silang suku bunga piutang bank konvensional denganpiutang bank syariah
SUKU BUNGA PIUTANG BANK KONVENSIONAL (%) >13 <13
PIUTANG BANK SYARIAH (dalam ribuan rupiah)
Total
>5.000.000
15
25
40
5.000.000 - 2.000.000
12
7
19
2.000.000 - 500.000
15
22
37
500.000 - 200.000
8
12
20
200.000 - 50.000
3
0
3
<50.000
2
0
2
55
66
121
Total Sumber: Data Sekunder diolah, 2014
Dari tabulasi silang diatas dapat dilihat bahwa pada suku bunga bank konvensional rentang lebih dari 13% jumlah piutang paling banyak ada pada piutang bank syariah lebih dari Rp 5.000.000.000 dan Rp 500.000.000 samapi Rp 2.000.000.000.-. Pada suku bunga bank konvenisonal rentang kurang dari 13% jumlah piutang paling banyak ada pada piutang bank syariah lebih dari Rp 5.000.000.000.-. Berdasarkan hasil tabulasi silang diatas juga dapat dilihat bahwa sebaran piutang bank syariah tidak stabil artinya ada kenaikan dan penurunan pada jumlah piutang bank syariah dengan perubahan suku bunga bank konvensional. Berdasarkan hasil uji chi – square dan uji tabulasi silang di atas dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan antara suku bunga piutang bank konvensional dengan piutang bank syariah hal ini dikarenakan faktor mark- up atau margin yang digunakan dalam menentukan piutang di bank syariah diantaranya adalah kebutuhan bank syariah untuk memperoleh keuntungan riil, suku bunga dalam negeri atau bahkan suku bunga luar negeri serta marketabilitas barang barang murabahah, dan laba yang yang diharapkan (Muhamad, 2012). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmawati (2005) bahwa tidak adanya
29
pengaruh antara suku bunga piutang bank konvensional dengan piutang bank syariah hal ini dikarenakan bahwa faktor mark-up yang diterapkan pada bank syariah berdasarkan keuntungan rill, inflasi, suku bunga berjalan, kebijakan moneter, dan bahkan suku bunga luar negeri serta marketabilitas barang – barang mudharabah serta laba yang diharapkan dari barang – barang itu. Tabel 9. Hubungan suku bunga pembiayaan bank konvensional dengan pembiayaan bank syariah Value
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
9,570
a
5
,088
Likelihood Ratio
10,341
5
,066
Linear-by-Linear Association
,904
1
,342
N of Valid Cases
121
a. 2 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,18. Sumber: Data Sekunder diolah, 2014
Dari hasil pengujian melalui uji Chi-square menunjukkan bahwa nilai sebesar 9,570 dengan probabilitas signifikansi 0,088. Oleh karena nilai signifikansi diatas 0,05 ( α ), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara suku bunga pembiayaan bank konvensional dengan jumlah pembiayaan bank. Dengan begitu H
2b
ditolak.Berikut adalah
tabulasi silang untuk melihat sebaran tabungan bank syariah dengan suku bunga bank konvensional.
30
Tabel 10. Uji tabulasi silang suku bunga pembiayaan bank konvensional dengan pembiayaan bank syariah SUKU BUNGA PEMBIAYAAN BANK KONVENSIONAL (%) >12,5 <12,5 >5.000.000 PEMBIAYAAN BANK SYARIAH (dalam ribuan rupiah)
5.000.000 - 2.000.000 2.000.000 - 500.000 500.000 - 200.000 200.000 - 50.000 <50.000
Total Sumber: Data Sekunder diolah, 2014
Total
12
10
22
2
5
7
19 12 8 13 66
23 2 4 11 55
42 14 12 24 121
Dari hasil tabulasi silang diatas dapat dilihat bahwa pada suku bunga bank konvensional rentang lebih dari 12,5% jumlah pembiayaan bank syariah paling banyak ada pada pembiayaan bank syariah Rp 500.000.000-. sampai Rp 2.000.000.000.-. Pada suku bunga pembiayaan bank konvensional rentang kurang dari 12,5 jumlah pembiayaan bank syariah paling banyak ada pada pembiayaan bank syariah pada Rp 500.000.000 sampai Rp 2.000.000.000.-. Berdasarkan hasil tabulasi silang diatas juga dapat dilihat bahwa adanya sebaran pembiayaan yang tidak stabil artinya adanya kenaikan dan penuruan pada jumlah pembiayaan bank syariah ketika adanya perubahan suku bunga pembiayaan bank konvensional. Berdasarkan uji chi-square dan tabulasi silang diatas dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan antara suku bunga pembiayaan bank konvensional dengan pembiayaan bank syariah hal ini karena melihat faktor mark-up atau margin yang digunakan. Semakin besar suatu proyeksi pendapatan suatu pembiayaan maka nisbah bagi hasil bank pun akan semakin kecil, sebaliknya semakin kecil suatu proyeksi maka akan semakin besar nisbah bagi hasil yang dimana akan mempengaruhi jumlah pembiayaan bank syariah (Nurapriyani, 2009). Selain itu dikarenakan karena kesepakatan awal jumlah pembayaran yang harus dibayar oleh pembeli (nasabah) telah ditentukan diawal dengan pihak penjual (bank) sehingga berapapun tingkat suku bunga yang berfluktuasi tidak mempengaruhi jumlah pembayaran yang akan dibayar oleh pembeli. Menurut (2007) bila pada bank konvensional menggunakan cost concept artinya bunga yang diberikan kepada deposan adalah beban biaya
31
yang harus dibayar, sehingga dalam penyalurannya bank harus mengenakan bunga yang lebih tinggi untuk mendapatkan spread. Sementara pada bank syariah menggunakan konsep bagi hasil, artinya keuntungan yang didapat dari hasil investasi dana deposan harus dibagi antara bank dengan deposan berdasarkan nisbah yang ditetapkan di awal.Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hilmi (2006) yang mengatakan bahwa tidak adanya hubungan antara suku bunga pembiayaan bank konvensional dengan pembiayaan bank syariah hal ini dikarenakan peningkatan bunga kredit mengakibatkan penurunan pembiayaan mudharabah di bank syariah karena faktor mark-up pada bank syariah. PENUTUP Dari hasil pengujian yang telah dilakukan telah ditemukan bahwa tingkat suku bunga tabungan bank konvensional tidak memiliki hubungan dengan jumlah tabungan bank syariah.Tingkat suku bunga deposito bank konvensional memiliki hubungan dengan jumlah deposito bank syariah.Berdasarkan uji tabulasi silang hubungan tingkat suku bunga bank konvensional berhubungan positif dengan jumlah deposito bank syariah.Tingkat suku bunga piutang bank konvensional tidak memiliki hubungan dengan jumlah piutang bank syariah.Tingkat suku bunga pembiayaan bank konvensional tidak memiliki hubungan dengan jumlah pembiayaan bank syariah. Diduga bahwa adanya persaingan antara bank konvensional dan bank syariah yang terjadi pada penerapan aktivitas perbankan di Indonesia. Selain itu, adanya kesepakatan awal yang dilakukan antara nasabah dengan bank syariah mengakibatkan walaupun suku bunga bank konvensional yang terus berfluktuasi tidak memiliki dampak yang besar dalam aktivitas perbankan syariah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Khaidar (2007) sebagai acuan jurnal replikasi, yang menyatakan bahwa secara keseluruah suku bunga bank konvensional berpengaruh negatif dengan jumlah tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan pada bank syariah. Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian Julianti (2013) dan Nikmah et al. (2013) bahwa suku bunga tabungan bank konvensional tidak memiliki hubungan dengan tabungan bank syariah.Penelitian Hartan (2013) dan Saminja (2012) bahwa suku bunga deposito bank konvensional berhubungan terhadap deposito bank syariah.Penelitian Rahmawati (2005) bahwa tidak adanya hubungan antara suku bunga bank konvensional terhadap piutang bank syariah.Penelitian Hilmi (2006) yang mengatakan bahwa tidak adanya hubungan antara suku bunga pembiayaan bank konvensional terhadap pembiayaan bank syariah.Sehingga ditemukan masih adanya ketidak konsistenan hasil penelitian terkait
32
hubungan suku bunga tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan dengan suku bunga tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan pada bank syariah. Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah bagi pemerintah diharapkan memperbaiki peraturan maupun perundang – undangan perbankan syariah karena terlihat bahwa respon masyarakat terhadap adanya bank syariah cukup baik.Bagi bank syariah sendiri diharapkan terus berinovasi dengan mengeluarkan produk – produk baru dengan tetap berlandaskan syariat Islam. Bank syariah juga harus lebih memberikan penjelasan tentang manfaat, cara operasional yang ditawarkan bank syariah tidak hanya mengutamakan halal dan haramnya saja serta bank syariah harus lebih memperhatikan tingkat suku bunga suku bunga deposito bank konvensional. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel yang digunakan tidak lengkap karena beberapa bank syariah tidak melaporkan laporan keuangan pada Bank Indonesia.Pada penelitian ini juga tidak mempertimbangkan jumlah nasabah terkait dengan jumlah tabungan, deposito, piutang, serta pembiayaan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk mempertimbangkan jumlah sampel penelitian sehingga hasil yang di dapat akan lebih akurat dan dengan menambahkan variabel jumlah nasabah.
33
DAFTAR PUSTAKA Alfarizi, Ahmad. 2010. “Strategi Persaingan Bank Syariah Terhadap Bank Konvensional (Studi Kasus Di Kecamatan Bukit Kecil)”.Skripsi.Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang. Andriyanti et al. 2010.“Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 bulan) Bank Muamalat Indoensia (BMI)”.Jurnal Nasional Akuntansi XIII Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. http://asp.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/AKSR_23.pdf . Diunduh tanggal 23 Juli. 21.21 Antonio, Moh Syafi’i. 2001. “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”. Jakarta: Gema Insani. Press. Arif. 2010. Tingkat Suku Bunga Bank Konvensional dan Pengaruhnya Terhadap Penetapan Presentase Bagi Hasil Di Bank Syariah. Jurnal Dialog Balitbang Kemenag RI No.69, Tahun XXXIII, Juli 2010, hlm 80 – 93:Universitas Islam Negeri Hidayatullah Jakarta. Arundina, Tika, Wibisono dan Yusuf.2007. “Dampak Suku Bunga Konvensional Terhadap Return dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia, 2000-2004”.Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia Vol 1 No. 01. Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. Ghalia Indonesia.Bogor Edy, Untung. 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia Herdiyanto. 2004. “Mengenai Mekanisme Transmisi Syariah di Indonesia”. http://abm-permatailahi.blogspot.com/2008_05_01_archive.html. Diakses tanggal 9 November 2013, 19.43. Hartan, Dian. 2013. “Pengaruh Suku Bunga Deposito Berjangka untuk Jangka Waktu 3 dan 6 Bulan Terhadap Jumlah Dana Deposito Berjanka Periode Januari 2012 s/d Juni 2013 pada PT BRI (PERSERO) TBL KCP Belawan”. Skripsi: Universitas Politeknik
34
Negeri Medan. Haron, dr. Sudin dan Norafifah Ahmad.2000. “The Effect of Conventional Interest Rates and Rate of
Profit
on Funds Deposited with Islamic Banking
System in
Malayasia”.International Journal of Islamic Financial Service Vol. 1 No.4. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125836-5557-Pengaruh%20tingkatLiteratur.pdf. Diunduh tanggal 27 November 2013, 12.35. Hilmi. 2006. “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah Mandiri”. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/109728-T%2020728-Analisis%20faktorfaktor.pdf. Diunduh tanggal 25 Juli 2014.15.15 Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 1999.“Metode Penelitian Bisnis”.Yogyakarta: Edisi pertama, Penerbit BPFE. http://usupress.usu.ac.id/files/Metode%20Penelitian%20Bisnis%20Edisi%202_Nor mal_bab%201.pdf. Diunduh tanggal 22 Juni 2014. 15.15 Indriatno, Imamdan Rahmat Irwinsyah. 1998. “Aplikasi Analisis Tabulasi Silang (Crosstab) dalam Perencanaan Wilayah dan Kota”, Jurnal PWK No. 2. http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/?page_id=1300. Diunduh tanggal 24 Juli. 10.56. Iyano.Chi-Square. http://iyano.wordpress.com/2010/05/26/chi-square/ (Diakses pada tanggal 5 Juni 2014) Iqbal, Ahmad. 2011. “Perbandingan Efesiensi Bank Umum Syariah (BUS) Dengan Bank Umum Konvensional (BUK) Di Indonesia Dengan Stochastic Fronter Approach (SFA)”. Skripsi: Universitas Diponegoro Semarang. http://eprints.undip.ac.id/29376/1/Skripsi013.pdf. Diunduh tanggal 20 Juli. 22.51 Iqlima, Nresna. 2010. “Analisis Pengaruh Inflasi, DPK Dan Tingkat Suku Bunga Kredit Modal Kerja Terhadap Posisi Kredit Modal Kerja”. Skripsi: Univertias Islam Negeri Syarif Hidayatullah Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jakarta. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA%20IQL IMA-FEB.pdf. Diunduh tanggal 22 Juli 2014. 10.35. 35
Judisseno, Rimsku. 2005. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Julianti, Friska. 2013. “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar dan BI Rate Terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syarih”. Skripsi: Universitas Islam Negeri. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23775/1/FRISKA%20JUL IANTI.pdf. Diunduh tanggal 25 Juli 2014. 10.34. Karim, Adimarwan. (2004).Bank Islam Analisis Fikih dan Keuangan.Jakarta: PT Grafindo Persada. Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Khaidar,Muhamad. 2007. “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Pada Bank Umum Terhadap Tabungan, Deposito, Serta Piutang dan Pembiayaan Pada Bank Syariah Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia”. Thesis:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta. Nurdin, Farikh. 2007. “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah dan Konvensional di Indonesia”. Thesis: PSKTTI UI. http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-109746.pdf.Diakses tanggal 1 September 2014. 20.30. Mariantini, Bety. 2007. “Analisis Pengaruh Suku Bunga Bank Konvensional Terhadap Jumlah Simpanan Pada Bank Umum Syariah Tahun 2002-2006”. Skripsi: Universitas IPB Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/14898/H07bma.pdf?sequenc e=3 diakses tanggal 11 November 2013, 19.35.
Muhamad. 2012. Teknik Perhitungan Bagi Hasil Dan Pricing Di Bank Syariah. Yogyakarta.:UII Press. Mubasyiroh. 2008. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi terhadap Total Simpanan Murabahah (Studi kasus: Bank Muamalat Indonesia)”. Skripsi:Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. http://digilib.uin-suka.ac.id/2347/1/BAB%20I,V.pdf. Diunduh tanggal 10 September 2013, 19.19. 36
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Bogor. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/524/jbptunikompp-gdl-anitaagust-26162-5unikom_a-i.pdf. Diunduh tanggal 23 Juli 2014. 15.15. Nikmah, dkk. 2013. “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil dan Suku Bunga Terhadap Simpanan Mudharabah Pada Bank Syariah di Indonesia”.Jurnal Ekonomi: Universitas Pandanaran Semarang. http://jurnal-sosioekotekno.org/article/135423/pengaruh-tingkat-bagi-hasil-dansuku-bunga-terhadap-simpanan-mudharabah-pada-bank-syariah-di-indonesia.html. Diunduh tanggal 26 Juli 2014. 17.15. Noor Agung. 2005. “Perbandingan Kinerja Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional: Indonesia”.Skripsi: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Nurapriyani, Dwi. 2009. “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah di Bank Syariah Mandiri Periode 2004 – 2007”.Skripsi: Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. http://digilib.uinsuka.ac.id/3955/1/BAB%20I,%20V,%.pdf. Diunduh tanggal 25 Juli 2015. 19.30. Rindawati, Ema, 2007. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional”.Skripsi :Universitas Islam http://Indonesia.rac.uii.ac.id/server/document/.../2008042503432800312235.pdf.Dia kses tanggal 28 Agustus 2014.15.09. Rivai, Veithzal, Idroes. 2007. “Bank and Financial Institution Management”. Jakarta: Rajawali Press. Saminja, Supardi. 2012. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Jumlah Dana Deposito Berjangka Pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar”. Skripsi: Univertsitas Hasanuddin Makassar. http://supardisaminja.blogspot.com/2012/10/pengaruh-tingkat-suku-bungadeposito_2159.html. Diunduh tanggal 27 Juli 2014. 15.45.. Sudarsono, Heri. 2009. “Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di Indonesia:Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah”. Jurnal
37
Ekonomi Islam Volume III, No.1, Juli 2009. Sudirman. 2009. Analisis Komparatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvensonal dan Bank Syariah Di Indonesia. Skripsi: Universitas Sumatra Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/10373/1/09E02794.pdf.Diunduh tanggal 18 November 2013,19.01. Tarsidin. 2010. “Bagi Hasil : Konsep dan Analisis”. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Usmani. 2003. “Analisis Pembiayaan Murabahah Pengaruhnya Terhadap Tingkat Likuiditas Pada PT. Bank Muamalat Indonesia”. Jurnal Ekonomi – Insentif. Volume 5 nomer 2: Universitas Komputer Indonesia. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0C CsQFjAC&url=http%3A%2F%2Fejournal.kopertis4.or.id%2Ffile.php%3Ffile%3Dkaryailmiah%26id%3D14&ei=rdXa U6ucK9O1uATIxoD4Aw&usg=AFQjCNHGECiumY88tgkEDeoZb8o2oJrM1Q&si g2=qFviUqRgtXHRlO8XTpQJrQ&bvm=bv.72197243,d.c2E. Diunduh tanggal 23 Juli 2014. 21.25. Wibowo Ghafur. 2004. “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Nasabah di Bank Syariah (studi kasus Bank Muamalat Indonesia). Jurnal Aplikasi Ilmu 0 ilmu Agama, Vol V.NO.2, Desember 2004:130-147).
38
LAMPIRAN
39
TABUNGAN BANK SYARIAH Periode Jun-11
Nama Bank BCA Syariah
6
BNI Syariah
1,967,055
BRI Syariah
71,117
BUKOPIN MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI
Mar-11
Nama Bank
Jumlah
KODE
BCA Syariah
2.66
1
3
BNI Syariah
2.66
1
5
BRI Syariah
2.66
1
38,130
6
BUKOPIN
2.66
1
725,531
3
JABAR
2.66
1
10,309
6
MAYBANK
2.66
1
314,000
4
MEGA
2.66
1
5,107,781
1
MUAMALAT
2.66
1
6,790
6
PANIN
2.66
1
10,931,661
1
MANDIRI
2.66
1
3,648
6
VICTORIA
2.66
1
BCA Syariah
45,425
6
BCA Syariah
2.59
1
BNI Syariah
2,151,004
2
BNI Syariah
2.59
1
BRI Syariah
81,376
5
BRI Syariah
2.59
1
BUKOPIN
39,875
6
BUKOPIN
2.59
1
171,056
5
JABAR
2.59
1
14,798
6
MAYBANK
2.59
1
MAYBANK MEGA
Jun-11
285,802
4
MEGA
2.59
1
5,411,362
1
MUAMALAT
2.59
1
7,409
6
PANIN
2.59
1
11,947,910
1
MANDIRI
2.59
1
VICTORIA
3,592
6
VICTORIA
2.59
1
BCA Syariah
37,771
6
BCA Syariah
2.5
1
BNI Syariah
2,398,202
2
BNI Syariah
2.5
1
BRI Syariah
102,790
5
BRI Syariah
2.5
1
MUAMALAT PANIN MANDIRI
BUKOPIN JABAR MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI VICTORIA Mar-12
Periode
VICTORIA
JABAR
Dec-11
KODE
45,128
JABAR
Sep-11
Jumlah
SUKU BUNGATABUNGAN BANK KONVENSIONAL
BCA Syariah
Sep-11
64,724
5
BUKOPIN
2.5
1
200,508
4
JABAR
2.5
1
15,399
6
MAYBANK
2.5
1
364,524
4
MEGA
2.5
1
6,154,742
1
MUAMALAT
2.5
1
7,661
6
PANIN
2.5
1
13,513,079
1
MANDIRI
2.5
1
4,994
6
VICTORIA
2.5
1
37,906
6
BCA Syariah
2.37
2
BNI Syariah
2,466,907
2
BNI Syariah
2.37
2
BRI Syariah
116,303
5
BRI Syariah
2.37
2
BUKOPIN
96,539
5
BUKOPIN
2.37
2
197,163
5
JABAR
2.37
2
4,646
6
MAYBANK
2.37
2
684,720
3
MEGA
2.37
2
6,070,010
1
MUAMALAT
2.37
2
10,724
6
PANIN
2.37
2
14,185,523
1
MANDIRI
2.37
2
JABAR MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI
Dec-11
40
VICTORIA Jun-12
BCA Syariah
2
6
BCA Syariah
2.67
1
2
BNI Syariah
2.67
1
BRI Syariah
135,374
5
BRI Syariah
2.67
1
BUKOPIN
80,967
5
BUKOPIN
2.67
1
236,952
4
JABAR
2.67
1
31,378
6
MAYBANK
2.67
1
762,799
3
MEGA
2.67
1
6,284,563
1
MUAMALAT
2.67
1
MUAMALAT PANIN
40,142
6
PANIN
2.67
1
15,304,158
1
MANDIRI
2.67
1
VICTORIA
8,218
6
VICTORIA
2.67
1
BCA Syariah
43,176
6
BCA Syariah
2.59
1
BNI Syariah
2,877,096
2
BNI Syariah
2.59
1
BRI Syariah
164,717
5
BRI Syariah
2.59
1
BUKOPIN
103,360
5
BUKOPIN
2.59
1
JABAR
264,296
4
JABAR
2.59
1
MANDIRI
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI
Jun-12
33,478
6
MAYBANK
2.59
1
779,542
3
MEGA
2.59
1
7,228,823
1
MUAMALAT
2.59
1
21,251
6
PANIN
2.59
1
16,372,864
1
MANDIRI
2.59
1
VICTORIA
10,153
6
VICTORIA
2.59
1
BCA Syariah
43,464
6
BCA Syariah
2.5
1
BNI Syariah
3,389,019
2
BNI Syariah
2.5
1
BRI Syariah
195,285
5
BRI Syariah
2.5
1
BUKOPIN
115,194
5
BUKOPIN
2.5
1
JABAR
322,657
4
JABAR
2.5
1
23,708
6
MAYBANK
2.5
1
MAYBANK MEGA
Sep-12
714,294
3
MEGA
2.5
1
8,455,504
1
MUAMALAT
2.5
1
30,040
6
PANIN
2.5
1
17,528,889
1
MANDIRI
2.5
1
VICTORIA
11,046
6
VICTORIA
2.5
1
BCA Syariah
41,435
6
BCA Syariah
2.37
2
BNI Syariah
3,467,977
2
BNI Syariah
2.37
2
BRI Syariah
212,996
4
BRI Syariah
2.37
2
BUKOPIN
101,816
5
BUKOPIN
2.37
2
JABAR
295,775
4
JABAR
2.37
2
16,990
6
MAYBANK
2.37
2
690,655
3
MEGA
2.37
2
8,458,874
1
MUAMALAT
2.37
2
96,465
5
PANIN
2.37
2
17,988,931
1
MANDIRI
2.37
2
11,678
6
VICTORIA
2.37
2
MUAMALAT PANIN MANDIRI Mar-13
2.37
37,261
MEGA
Mar-12
VICTORIA
2,626,735
MAYBANK
Dec-12
6
BNI Syariah
JABAR
Sep-12
6,095
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI VICTORIA
Dec-12
41
Jun-14
BCA Syariah
43,482
6
BNI Syariah
3,659,894
BRI Syariah
230,946
BUKOPIN JABAR MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI Sep-14
BCA Syariah
1.78
2
2
BNI Syariah
1.78
2
4
BRI Syariah
1.78
2
92,620
5
BUKOPIN
1.78
2
305,933
4
JABAR
1.78
2
13,930
6
MAYBANK
1.78
2
472,508
4
MEGA
1.78
2
8,673,275
1
MUAMALAT
1.78
2
106,875
5
PANIN
1.78
2
18,471,268
1
MANDIRI
1.78
2
VICTORIA
15,876
6
VICTORIA
1.78
2
BCA Syariah
39,412
6
BCA Syariah
1.84
2
BNI Syariah
3,934,286
2
BNI Syariah
1.84
2
BRI Syariah
265,867
4
BRI Syariah
1.84
2
BUKOPIN
208,594
4
BUKOPIN
1.84
2
JABAR
357,227
4
JABAR
1.84
2
19,381
6
MAYBANK
1.84
2
MAYBANK MEGA
Jun-14
412,363
4
MEGA
1.84
2
10,132,123
1
MUAMALAT
1.84
2
107,060
5
PANIN
1.84
2
19,235,074
1
MANDIRI
1.84
2
VICTORIA
21,508
6
VICTORIA
1.84
2
BCA Syariah
43,780
6
BCA Syariah
1.87
2
BNI Syariah
4,280,855
2
BNI Syariah
1.87
2
BRI Syariah
281,388
4
BRI Syariah
1.87
2
BUKOPIN
254,397
4
BUKOPIN
1.87
2
JABAR
411,971
4
JABAR
1.87
2
31.732
6
MAYBANK
1.87
2
376,004
4
MEGA
1.87
2
11,770,778
1
MUAMALAT
1.87
2
69,566
5
PANIN
1.87
2
19,818,365
1
MANDIRI
1.87
2
0
6
VICTORIA
1.87
2
MUAMALAT PANIN MANDIRI Dec-14
Mar-14
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI VICTORIA
Sep-14
42
DEPOSITO BANK SYARIAH Periode Jun-11
Nama Bank BCA Syariah
4
BNI Syariah
2,307,551
BRI Syariah BUKOPIN
Mar-11
Nama Bank
Jumlah
KODE
BCA Syariah
7.16
1
2
BNI Syariah
7.16
1
5,222,342
1
BRI Syariah
7.16
1
1,398,263
3
BUKOPIN
7.16
1
464,437
4
JABAR
7.16
1
MAYBANK
343,187
4
MAYBANK
7.16
1
2,131,114
2
MEGA
7.16
1
13,196,411
1
MUAMALAT
7.16
1
370,978
4
PANIN
7.16
1
18,687,254
1
MANDIRI
7.16
1
229,137
4
VICTORIA
7.16
1
PANIN MANDIRI VICTORIA BCA Syariah
493,839
4
BCA Syariah
7.09
1
BNI Syariah
2,841,026
2
BNI Syariah
7.09
1
BRI Syariah
6,816,612
1
BRI Syariah
7.09
1
BUKOPIN
1,667,897
3
BUKOPIN
7.09
1
JABAR
1,415,639
3
JABAR
7.09
1
216,951
4
MAYBANK
7.09
1
2,424,947
2
MEGA
7.09
1
14,538,680
1
MUAMALAT
7.09
1
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN
Jun-11
225,153
4
PANIN
7.09
1
21,393,987
1
MANDIRI
7.09
1
VICTORIA
256,509
4
VICTORIA
7.09
1
BCA Syariah
677,736
3
BCA Syariah
6.96
1
BNI Syariah
3,245,319
2
BNI Syariah
6.96
1
BRI Syariah
7,901,067
1
BRI Syariah
6.96
1
BUKOPIN
1,917,143
3
BUKOPIN
6.96
1
JABAR
1,771,096
3
JABAR
6.96
1
MANDIRI
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI Mar-12
Periode
JABAR
MUAMALAT
Dec-11
KODE 462,361
MEGA
Sep-11
Jumlah
SUKU BUNGA DEPOSITO BANK KONVENSIONAL
Sep-11
153,627
5
MAYBANK
6.96
1
2,945,227
2
MEGA
6.96
1
19,625,142
1
MUAMALAT
6.96
1
393,044
4
PANIN
6.96
1
23,524,711
1
MANDIRI
6.96
1
VICTORIA
430,009
4
VICTORIA
6.96
1
BCA Syariah
746,506
3
BCA Syariah
6.88
1
BNI Syariah
3,214,770
2
BNI Syariah
6.88
1
BRI Syariah
7,010,964
1
BRI Syariah
6.88
1
BUKOPIN
1,778,565
3
BUKOPIN
6.88
1
JABAR
1,661,943
3
JABAR
6.88
1
261,563
4
MAYBANK
6.88
1
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI
Dec-11
2,515,134
2
MEGA
6.88
1
18,120,190
1
MUAMALAT
6.88
1
485,413
4
PANIN
6.88
1
22,779,096
1
MANDIRI
6.88
1
43
VICTORIA Jun-12
BCA Syariah
1
3
BCA Syariah
6.51
1
2
BNI Syariah
6.51
1
BRI Syariah
7,406,366
1
BRI Syariah
6.51
1
BUKOPIN
2,024,885
2
BUKOPIN
6.51
1
JABAR
1,879,575
3
JABAR
6.51
1
242,958
4
MAYBANK
6.51
1
2,413,958
2
MEGA
6.51
1
18,100,807
1
MUAMALAT
6.51
1
PANIN
634,567
3
PANIN
6.51
1
22,098,719
1
MANDIRI
6.51
1
VICTORIA
463,655
4
VICTORIA
6.51
1
BCA Syariah
727,301
3
BCA Syariah
6.04
1
BNI Syariah
3,341,814
2
BNI Syariah
6.04
1
BRI Syariah
7,868,799
1
BRI Syariah
6.04
1
BUKOPIN
2,121,298
2
BUKOPIN
6.04
1
JABAR
1,956,186
3
JABAR
6.04
1
MANDIRI
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI
Jun-12
228,672
4
MAYBANK
6.04
1
3,945,784
2
MEGA
6.04
1
19,634,354
1
MUAMALAT
6.04
1
844,160
3
PANIN
6.04
1
21,300,901
1
MANDIRI
6.04
1
VICTORIA
414,881
4
VICTORIA
6.04
1
BCA Syariah
985,547
3
BCA Syariah
5.83
2
BNI Syariah
3,702,313
2
BNI Syariah
5.83
2
BRI Syariah
9,393,326
1
BRI Syariah
5.83
2
BUKOPIN
2,322,244
2
BUKOPIN
5.83
2
JABAR
2,744,766
2
JABAR
5.83
2
549,611
3
MAYBANK
5.83
2
MAYBANK MEGA
Sep-12
4,711,809
2
MEGA
5.83
2
25,016,940
1
MUAMALAT
5.83
2
1,006,049
3
PANIN
5.83
2
21,826,644
1
MANDIRI
5.83
2
VICTORIA
614,144
3
VICTORIA
5.83
2
BCA Syariah
947,632
3
BCA Syariah
5.8
2
BNI Syariah
5,376,607
1
BNI Syariah
5.8
2
BRI Syariah
10,466,895
1
BRI Syariah
5.8
2
BUKOPIN
2,597,399
2
BUKOPIN
5.8
2
JABAR
3,119,251
2
JABAR
5.8
2
681,609
3
MAYBANK
5.8
2
5,402,340
1
MEGA
5.8
2
26,922,034
1
MUAMALAT
5.8
2
1,253,222
3
PANIN
5.8
2
23,623,732
1
MANDIRI
5.8
2
605,314
3
VICTORIA
5.8
2
MUAMALAT PANIN MANDIRI Mar-13
6.88
721,429
MUAMALAT
Mar-12
VICTORIA
3,182,053
MEGA
Dec-12
4
BNI Syariah
MAYBANK
Sep-12
493,009
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI VICTORIA
Dec-12
44
Jun-13
BCA Syariah
1,015,267
3
BNI Syariah
4,740,485
BRI Syariah
11,016,347
BUKOPIN JABAR MAYBANK
5.74
2
2
BNI Syariah
5.74
2
1
BRI Syariah
5.74
2
2,719,484
2
BUKOPIN
5.74
2
3,012,100
2
JABAR
5.74
2
718,832
3
MAYBANK
5.74
2
1
MEGA
5.74
2
26,840,517
1
MUAMALAT
5.74
2
1,176,700
3
PANIN
5.74
2
24,681,646
1
MANDIRI
5.74
2
548,034
3
VICTORIA
5.74
2
BCA Syariah
1,132,097
3
BCA Syariah
5.72
2
BNI Syariah
5,011,701
1
BNI Syariah
5.72
2
BRI Syariah
10,939,696
1
BRI Syariah
5.72
2
BUKOPIN
2,746,425
2
BUKOPIN
5.72
2
JABAR
3,018,530
2
JABAR
5.72
2
378,439
4
MAYBANK
5.72
2
MUAMALAT PANIN MANDIRI VICTORIA
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI VICTORIA Dec-13
BCA Syariah
5,235,409
MEGA
Sep-13
Mar-13
Jun-13
5,386,849
1
MEGA
5.72
2
27,898,114
1
MUAMALAT
5.72
2
1,625,475
3
PANIN
5.72
2
27,213,848
1
MANDIRI
5.72
2
VICTORIA
5.72
2
BCA Syariah
6.26
1
752,726
3
BCA Syariah
1,409,122
3
BNI Syariah
4,916,755
2
BNI Syariah
6.26
1
BRI Syariah
10,916,883
1
BRI Syariah
6.26
1
BUKOPIN
2,591,998
2
BUKOPIN
6.26
1
JABAR
2,944,172
2
JABAR
6.26
1
739.238
6
MAYBANK
6.26
1
6,070,177
1
MEGA
6.26
1
26,956,987
1
MUAMALAT
6.26
1
2,430,835
2
PANIN
6.26
1
26,834,253
1
MANDIRI
6.26
1
0
6
VICTORIA
6.26
1
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI VICTORIA
Sep-13
45
SUKU BUNGA BANKPIUTANG KONVENSIONAL
PIUTANG BANK SYARIAH Periode Jun-14
Nama Bank BCA Syariah
4
BNI Syariah
2,852,351
BRI Syariah
Jumlah
KODE 1
2
BNI Syariah
13.4
1
3,879,567
2
BRI Syariah
13.4
1
BUKOPIN
1,172,759
3
BUKOPIN
13.4
1
JABAR
1,157,195
3
JABAR
13.4
1
531,868
3
MAYBANK
13.4
1
MEGA
2,792,084
2
MEGA
13.4
1
MUAMALAT
8,939,604
1
MUAMALAT
13.4
1
151,500
5
PANIN
13.4
1
16,332,377
1
MANDIRI
13.4
1
43,868
6
VICTORIA
13.4
1
VICTORIA BCA Syariah
Mar-14
Nama Bank
13.4
MANDIRI
302,435
4
BCA Syariah
13.47
1
BNI Syariah
2,964,605
2
BNI Syariah
13.47
1
BRI Syariah
4,401,867
2
BRI Syariah
13.47
1
BUKOPIN
1,161,382
3
BUKOPIN
13.47
1
JABAR
782,818
3
JABAR
13.47
1
MAYBANK
708,143
3
MAYBANK
13.47
1
MEGA
3,029,180
2
MEGA
13.47
1
MUAMALAT
9,496,805
1
MUAMALAT
13.47
1
PANIN
Jun-14
250,112
4
PANIN
13.47
1
17,922,064
1
MANDIRI
13.47
1
VICTORIA
82,607
5
VICTORIA
13.47
1
BCA Syariah
340,604
4
BCA Syariah
13.19
1
BNI Syariah
3,142,593
2
BNI Syariah
13.19
1
BRI Syariah
5,369,344
1
BRI Syariah
13.19
1
BUKOPIN
1,275,671
3
BUKOPIN
13.19
1
806,632
3
JABAR
13.19
1
MANDIRI
JABAR MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI Mar-14
Periode
BCA Syariah
PANIN
Dec-14
KODE 224,202
MAYBANK
Sep-14
Jumlah
Sep-14
998,858
3
MAYBANK
13.19
1
3,414,861
2
MEGA
13.19
1
10,196,681
1
MUAMALAT
13.19
1
382,311
4
PANIN
13.19
1
19,767,335
1
MANDIRI
13.19
1
VICTORIA
195,530
5
VICTORIA
13.19
1
BCA Syariah
315,308
4
BCA Syariah
13.09
1
BNI Syariah
3,415,532
2
BNI Syariah
13.09
1
BRI Syariah
5,707,241
1
BRI Syariah
13.09
1
BUKOPIN
1,383,749
3
BUKOPIN
13.09
1
869,959
3
JABAR
13.09
1
1,181,317
3
MAYBANK
13.09
1
JABAR MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI
Dec-14
3,613,401
2
MEGA
13.09
1
10,316,850
1
MUAMALAT
13.09
1
380,162
4
PANIN
13.09
1
21,288,992
1
MANDIRI
13.09
1
46
VICTORIA Jun-12
BCA Syariah
13.09
1
314,688
4
BCA Syariah
12.81
2
2
BNI Syariah
12.81
2
BRI Syariah
6,200,558
1
BRI Syariah
12.81
2
BUKOPIN
1,566,795
3
BUKOPIN
12.81
2
944,613
3
JABAR
12.81
2
MAYBANK
1,260,108
3
MAYBANK
12.81
2
MEGA
3,769,788
2
MEGA
12.81
2
12,011,215
1
MUAMALAT
12.81
2
PANIN
430,932
4
PANIN
12.81
2
23,548,541
1
MANDIRI
12.81
2
VICTORIA
384,712
4
VICTORIA
12.81
2
BCA Syariah
368,600
4
BCA Syariah
12.76
2
BNI Syariah
4,200,279
2
BNI Syariah
12.76
2
BRI Syariah
6,530,052
1
BRI Syariah
12.76
2
BUKOPIN
1,747,879
3
BUKOPIN
12.76
2
JABAR
1,118,608
3
JABAR
12.76
2
MAYBANK
1,353,153
3
MAYBANK
12.76
2
MEGA
4,717,717
2
MEGA
12.76
2
13,416,783
1
MUAMALAT
12.76
2
681,554
3
PANIN
12.76
2
MANDIRI
MUAMALAT PANIN MANDIRI
Jun-12
25,310,046
1
MANDIRI
12.76
2
VICTORIA
373,965
4
VICTORIA
12.76
2
BCA Syariah
439,943
4
BCA Syariah
12.56
2
BNI Syariah
4,806,759
2
BNI Syariah
12.56
2
BRI Syariah
7,128,905
1
BRI Syariah
12.56
2
BUKOPIN
1,784,352
3
BUKOPIN
12.56
2
JABAR
1,371,920
3
JABAR
12.56
2
MAYBANK
1,377,712
3
MAYBANK
12.56
2
MEGA
Sep-12
5,360,112
1
MEGA
12.56
2
16,324,705
1
MUAMALAT
12.56
2
771,938
3
PANIN
12.56
2
27,537,639
1
MANDIRI
12.56
2
VICTORIA
396,812
4
VICTORIA
12.56
2
BCA Syariah
452,704
4
BCA Syariah
12.41
2
BNI Syariah
5,392,604
1
BNI Syariah
12.41
2
BRI Syariah
7,510,248
1
BRI Syariah
12.41
2
BUKOPIN
1,842,611
3
BUKOPIN
12.41
2
JABAR
1,607,216
3
JABAR
12.41
2
MAYBANK
1,213,604
3
MAYBANK
12.41
2
MEGA
6,266,609
1
MEGA
12.41
2
17,727,126
1
MUAMALAT
12.41
2
1,192,275
3
PANIN
12.41
2
28,900,396
1
MANDIRI
12.41
2
423,553
4
VICTORIA
12.41
2
MUAMALAT PANIN MANDIRI Mar-13
Mar-12
VICTORIA
3,738,478
MUAMALAT
Dec-12
4
BNI Syariah
JABAR
Sep-12
342,723
MUAMALAT PANIN MANDIRI VICTORIA
Dec-12
47
Jun-13
BCA Syariah
419,564
4
BNI Syariah
6,319,841
BRI Syariah
8,248,288
BUKOPIN
BCA Syariah
12.28
2
1
BNI Syariah
12.28
2
1
BRI Syariah
12.28
2
1,951,130
3
BUKOPIN
12.28
2
JABAR
1,877,017
3
JABAR
12.28
2
MAYBANK
1,212,145
3
MAYBANK
12.28
2
MEGA
6,682,990
1
MEGA
12.28
2
18,586,498
1
MUAMALAT
12.28
2
1,252,388
3
PANIN
12.28
2
MUAMALAT PANIN MANDIRI Sep-13
30,586,664
1
MANDIRI
12.28
2
VICTORIA
439,739
4
VICTORIA
12.28
2
BCA Syariah
468,726
4
BCA Syariah
12.18
2
BNI Syariah
7,289,631
1
BNI Syariah
12.18
2
BRI Syariah
8,564,330
1
BRI Syariah
12.18
2
BUKOPIN
2,100,281
2
BUKOPIN
12.18
2
JABAR
2,140,920
2
JABAR
12.18
2
MAYBANK
1,283,865
3
MAYBANK
12.18
2
MEGA
Jun-13
6,858,159
1
MEGA
12.18
2
19,054,924
1
MUAMALAT
12.18
2
1,440,206
3
PANIN
12.18
2
32,276,169
1
MANDIRI
12.18
2
VICTORIA
503,844
3
VICTORIA
12.18
2
BCA Syariah
606,671
3
BCA Syariah
14.15
1
BNI Syariah
8,072,437
1
BNI Syariah
14.15
1
BRI Syariah
9,004,029
1
BRI Syariah
14.15
1
BUKOPIN
2,176,053
2
BUKOPIN
14.15
1
JABAR
2,143,312
2
JABAR
14.15
1
MAYBANK
1,412,693
3
MAYBANK
14.15
1
MEGA
6,871,695
1
MEGA
14.15
1
19,907,340
1
MUAMALAT
14.15
1
1,242,474
3
PANIN
14.15
1
33,195,572
1
MANDIRI
14.15
1
0
6
VICTORIA
14.15
1
MUAMALAT PANIN MANDIRI Dec-13
Mar-13
MUAMALAT PANIN MANDIRI VICTORIA
Sep-13
48
SUKU BUNGA PEMBIAYAAN BANK KONVENSIONAL
PEMBIAYAAN BANK SYARIAH Periode Jun-11
Nama Bank BCA Syariah
5
BNI Syariah
1,014,510
BRI Syariah
Mar-11
Nama Bank
Jumlah
Kode
13.13
1
3
BNI Syariah
13.13
1
1,245,973
3
BRI Syariah
13.13
1
BUKOPIN
436,661
4
BUKOPIN
13.13
1
JABAR
131,542
5
JABAR
13.13
1
MAYBANK
109,006
5
MAYBANK
13.13
1
MEGA
126,643
5
MEGA
13.13
1
8,455,224
1
MUAMALAT
13.13
1
238,918
4
PANIN
13.13
1
9,792,439
1
MANDIRI
13.13
1
5,801
6
VICTORIA
13.13
1
130,987
5
BCA Syariah
13.06
1
BNI Syariah
1,085,218
3
BNI Syariah
13.06
1
BRI Syariah
1,304,501
3
BRI Syariah
13.06
1
BUKOPIN
427,419
4
BUKOPIN
13.06
1
JABAR
493,033
4
JABAR
13.06
1
MANDIRI VICTORIA BCA Syariah
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI
Jun-11
17,145
6
MAYBANK
13.06
1
119,363
5
MEGA
13.06
1
9,012,897
1
MUAMALAT
13.06
1
265,185
4
PANIN
13.06
1
9,891,985
1
MANDIRI
13.06
1
VICTORIA
14,764
6
VICTORIA
13.06
1
BCA Syariah
207,798
4
BCA Syariah
12.95
1
BNI Syariah
1,009,346
3
BNI Syariah
12.95
1
BRI Syariah
Sep-11
1,760,141
3
BRI Syariah
12.95
1
BUKOPIN
632,574
3
BUKOPIN
12.95
1
JABAR
504,655
3
JABAR
12.95
1
-
6
MAYBANK
12.95
1
MAYBANK MEGA
72,540
5
MEGA
12.95
1
9,902,213
1
MUAMALAT
12.95
1
301,807
4
PANIN
12.95
1
9,902,919
1
MANDIRI
12.95
1
VICTORIA
18,428
6
VICTORIA
12.95
1
BCA Syariah
252,996
4
BCA Syariah
12.82
1
BNI Syariah
1,064,773
3
BNI Syariah
12.82
1
BRI Syariah
1,899,327
3
BRI Syariah
12.82
1
BUKOPIN
632,192
3
BUKOPIN
12.82
1
JABAR
469,491
4
JABAR
12.82
1
-
6
MAYBANK
12.82
1
56,990
5
MEGA
12.82
1
10,607,728
1
MUAMALAT
12.82
1
330,300
4
PANIN
12.82
1
9,912,866
1
MANDIRI
12.82
1
MUAMALAT PANIN MANDIRI Mar-12
Periode
BCA Syariah
PANIN
Dec-11
Kode 113,633
MUAMALAT
Sep-11
Jumlah
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI
Dec-11
49
SUKU BUNGA PEMBIAYAAN BANK KONVENSIONAL
PEMBIAYAAN BANK SYARIAH Periode Jun-14
Nama Bank BCA Syariah
5
BNI Syariah
1,014,510
BRI Syariah
Mar-14
Nama Bank
Jumlah
Kode
BCA Syariah
13.13
1
3
BNI Syariah
13.13
1
1,245,973
3
BRI Syariah
13.13
1
436,661
4
BUKOPIN
13.13
1
JABAR
131,542
5
JABAR
13.13
1
MAYBANK
109,006
5
MAYBANK
13.13
1
PANIN MANDIRI VICTORIA
126,643
5
MEGA
13.13
1
8,455,224
1
MUAMALAT
13.13
1
238,918
4
PANIN
13.13
1
9,792,439
1
MANDIRI
13.13
1
VICTORIA
13.13
1
BCA Syariah
13.06
1
5,801
6
130,987
5
BNI Syariah
1,085,218
3
BNI Syariah
13.06
1
BRI Syariah
1,304,501
3
BRI Syariah
13.06
1
BUKOPIN
427,419
4
BUKOPIN
13.06
1
JABAR
493,033
4
JABAR
13.06
1
17,145
6
MAYBANK
13.06
1
119,363
5
MEGA
13.06
1
9,012,897
1
MUAMALAT
13.06
1
265,185
4
PANIN
13.06
1
9,891,985
1
MANDIRI
13.06
1
14,764
6
VICTORIA
13.06
1
BCA Syariah
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI VICTORIA BCA Syariah
Jun-14
207,798
4
BCA Syariah
12.95
1
BNI Syariah
1,009,346
3
BNI Syariah
12.95
1
BRI Syariah
1,760,141
3
BRI Syariah
12.95
1
BUKOPIN
632,574
3
BUKOPIN
12.95
1
JABAR
504,655
3
JABAR
12.95
1
-
6
MAYBANK
12.95
1
72,540
5
MEGA
12.95
1
9,902,213
1
MUAMALAT
12.95
1
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN
Sep-14
301,807
4
PANIN
12.95
1
9,902,919
1
MANDIRI
12.95
1
VICTORIA
18,428
6
VICTORIA
12.95
1
BCA Syariah
252,996
4
BCA Syariah
12.82
1
BNI Syariah
1,064,773
3
BNI Syariah
12.82
1
BRI Syariah
1,899,327
3
BRI Syariah
12.82
1
BUKOPIN
632,192
3
BUKOPIN
12.82
1
JABAR
469,491
4
JABAR
12.82
1
MANDIRI Mar-14
Periode
BUKOPIN
MUAMALAT
Dec-14
Kode
113,633
MEGA
Sep-14
Jumlah
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI
Dec-14
-
6
MAYBANK
12.82
1
56,990
5
MEGA
12.82
1
10,607,728
1
MUAMALAT
12.82
1
330,300
4
PANIN
12.82
1
9,912,866
1
MANDIRI
12.82
1
50
Jun-12
VICTORIA
17,163
6
BCA Syariah
283,148
4
VICTORIA
12.82
1
BCA Syariah
12.55
1
BNI Syariah
999,206
3
BNI Syariah
12.55
1
BRI Syariah
2,020,064
2
BRI Syariah
12.55
1
BUKOPIN
732,412
3
BUKOPIN
12.55
1
JABAR
651,143
3
JABAR
12.55
1
-
6
MAYBANK
12.55
1
42,890
6
MEGA
12.55
1
11,843,302
1
MUAMALAT
12.55
1
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN
493,085
4
PANIN
12.55
1
10,355,069
1
MANDIRI
12.55
1
VICTORIA
29,751
6
VICTORIA
12.55
1
BCA Syariah
396,378
4
BCA Syariah
12.44
2
BNI Syariah
1,123,041
3
BNI Syariah
12.44
2
BRI Syariah
2,228,743
2
BRI Syariah
12.44
2
BUKOPIN
827,413
3
BUKOPIN
12.44
2
JABAR
912,290
3
JABAR
12.44
2
MANDIRI Sep-12
MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI Dec-12
Jun-12
-
6
MAYBANK
12.44
2
40,002
6
MEGA
12.44
2
12,760,014
1
MUAMALAT
12.44
2
664,433
3
PANIN
12.44
2
10,440,290
1
MANDIRI
12.44
2
VICTORIA
47,508
6
VICTORIA
12.44
2
BCA Syariah
467,852
4
BCA Syariah
12.29
2
BNI Syariah
1,271,224
3
BNI Syariah
12.29
2
BRI Syariah
2,663,262
2
BRI Syariah
12.29
2
831,263
3
BUKOPIN
12.29
2
1,095,839
3
JABAR
12.29
2
-
6
MAYBANK
12.29
2
BUKOPIN JABAR MAYBANK MEGA
Sep-12
36,851
6
MEGA
12.29
2
15,045,617
1
MUAMALAT
12.29
2
743,482
3
PANIN
12.29
2
10,462,107
1
MANDIRI
12.29
2
VICTORIA
79,562
5
VICTORIA
12.29
2
BCA Syariah
515,661
3
BCA Syariah
12.14
2
BNI Syariah
1,424,136
3
BNI Syariah
12.14
2
BRI Syariah
2,880,614
2
BRI Syariah
12.14
2
MUAMALAT PANIN MANDIRI Mar-13
Mar-12
BUKOPIN JABAR MAYBANK MEGA MUAMALAT PANIN MANDIRI VICTORIA
Dec-12
846,200
3
BUKOPIN
12.14
2
1,077,863
3
JABAR
12.14
2
-
6
MAYBANK
12.14
2
33,868
6
MEGA
12.14
2
16,387,398
1
MUAMALAT
12.14
2
691,371
3
PANIN
12.14
2
10,515,006
1
MANDIRI
12.14
2
95,779
5
VICTORIA
12.14
2
51
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Dwi Kartini
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 21 April 1992 Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Katholik
Alamat
: Jl. Soka IV Blok K 6 No. 9 Taman Cibodas, Tangerang
Email
:
[email protected]
Pendidikan
:
2010 – 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2007 – 2010 SMA Tarakanita Gading Serpong Tangerang 2004 – 2007 SMP Strada Santa Maria Tangerang 1998 – 2004 SD Strada Santo Fransiskus Tangerang 1996 – 1998 TK Trisula Bakti Tangerang Pengalaman
:
Panitia National Accounting Competition and Seminar, sebagai publikasi dan dokumentasi yang diadakan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis tanggal 4 – 5 April 2012 Panitia Lomba Debat Ilmu Ekonomi, sebagai usaha dana yang diadakan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis tanggal 24 – 25 februari 2011 Panitia Go Ahead, sebagai publikasi dokumentasi pada tahun 2013 yang diadakan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis tanggal
52
53