TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG)
NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Muamalat (Syariah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S. Sy.)
Oleh: Muchamat Yudianto NIM : I000110028 NIRM : 11/X/02.1.2/0255
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ABSTRAK Perkembangan ekonomi pada masa sekarang ini telah banyak muncul berbagai macam praktek jual beli, diantaranya adalah praktek jual beli ikan nelayan. Praktek jual beli ikan sudah sejak zaman dahulu dan sudah menjadi kebiasaan di lingkungan masyarakat. Walaupun sering ditemui ada yang dijalankan sesuai dengan syariat maupun bertentangan dengan syariat. Maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsiskan secara jelas tentang praktek akad jual beli ikan yang dilakukan nelayan di Desa Pangkalan, dan menjelaskan pandangan hukum Islam terhadap praktek akad jual beli ikan nelayan di Desa Pangkalan. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach), untuk mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan memberikan peneliti terhadap keadaan atau fenomena sosial yang berhubungan dengan praktek akad jual beli ikan nelayan. Dalam pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menganalisa data yang diperoleh dengan cara deskriptif kualitatif yaitu analisis yang menggambarkan keadaan atau suatau fenomena dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Berdasarkan penelitian akad perjanjian yang ada di Desa Pangkalan dalam pelaksanaan praktek akad jual beli sesuai dengan adat yang ada di Desa tersebut. Bentuk akad yang dilakukan dalam pelaksanaan praktek jual beli di Desa Pangkalan Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang adalah secara lisan tidak tertulis, karena mereka sistem kepercayaan diantara kedua belah pihak yang melakukan akad. Yang menjadi permasalahan dalam penulisan Skripsi ini yaitu dalam penetapan harga sepihak yang dilakukan oleh tengkulak sehingga menimbulkan unsur keterpaksaan pada pihak nelayan dan transaksi ini merasa dirugikan karena ada kecurangan ketika tengkulak melakukan penimbangan ikan tersubut, berdasarkan hal tersebut maka praktek jual beli ikan nelayan di Desa Pangkalan Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang hukumnya tidak sah dalam pertentangan hukum Islam. Kata kunci : Hukum Islam. Jual beli, ikan.
x
tertentu
PENDAHULUAN
sesuatu
A. Latar Belakang Masalah Sebagai
makhluk
Konsep satu
dan membutuhkan orang lain. Salah satunya dalam bidang muamalah,
syariat
Islam yang
Desa
Pangkalan
Kecamatan
Sluke
Kabupaten
Rembang.
Kegiatan
muamalah
Desa
Pangkalan
barang yang diinginkan. Khususnya
diridhai Allah
dalam pembahasan ini adalah jual beli ikan nelayan dimana banyak
Al-ba’i (jual beli) menurut
masyarakat Desa Pangkalan dalam
terminologis adalah saling menukar dengan
di
bervariasi, guna untuk mendapatkan
sesuai
atau sebaliknya.
harta
sangat
masyarakat
yang penting karena menjadi sebuah tersebut
sistem perekonomian Islam
khususnya jual beli yang dilakukan
muamalah akad merupakan suatu hal
apakah
dengan
masyarakat
ditetapkan
menjalankan
penentu
sama
akad jual beli yang dilakukan oleh
sesuai
syari’at Islam. Dalam
kerja
masyarakat khususnya dalam praktik
harus ditaati dan dilaksanakan. Jadi
sudah
bentuk
ba’i sebagai salah
perekonomian. Sistem perekonomian
ketentuan atau kaidah-kaidah yang
yang
dengan
sebagai alat untuk memotret sistem
Islam telah memberikan ketentuan-
dengan
diingini
menarik bila konsep ini di jadikan
dalam hal muamalah itu sendiri
harus
yang
bermanfaat1 .
artinya manusia selalu berhubungan
muamalah
juga tukar menukar
sepadan melalui cara tertentu yang
sosial
manusia tidak dapat hidup sendiri,
praktek
dan
harta
melalui cara 1
1
Ibid, hlm 53
transakasi
jual
beli
hasil
ikan
kejanggalan
nelayan.
yang
terjadi
dalam
praktek jual beli tersebut, penulis
Sejalan
dengan
ingin meneliti sebenarnya sistem jual
perkembangan sistem perekonomian
beli
yang berjalan di Desa Pangkalan
Nelayan.
Kecamatan
yang
digunakan
oleh
Kabupaten
Praktik akad jual beli ikan
Rembang, muncul berbagai bentuk
nelayan di Desa Pangkalan itu terjadi
jual beli hingga saat ini. Salah satu
dari kebiasaan/tradisi atau memang
praktek akad jual beli yang marak
adanya
digunakan
perdagangan.
adalah
Sluke
apa
masyarakat bentuk
jual
setempat
peniagaan/strategi Ketika
melihat
yang
masyarakat
Desa
menggunakan akad jual beli yang
kebanyakan
beragama Islam yang
hanya
kuat namun masih banyak praktik-
menguntungkan
beli
aturan
salah
satu
pihak saja.
Pangkalan
yang
praktik jual beli sebenarnya masih
Para tengkulak meminjamkan
diperdebatkan
kaum
modal para nelayan dengan syarat
Jawaban
yang
hasil tangkapan ikan tersebut harus
dalam fenomena kasus diatas. Maka
di
peneliti tergugah untuk mengadakan
jual
hasil
tangkapan
ikannya
itulah
ingin
penelitian
di
oleh
tuangkan dalam bentuk skripsi yang
tengkulak , sedangkan nelayan tidak
berjudul: Tinjauan Hukum Islam
di
Terhadap Praktik Akad Jual Beli
secara
perbolehkan
harga
tersebut.
sepihak
ikut
menentukan
Berawal
dari
akan
dicari
kepada tengkulak dengan harga yang tentukan
yang
muslimin.
penulis
Ikan Nelayan (Studi Kasus di Desa
2
Pangkalan
Kecamatan
Sluke
Desa
Kabupaten Rembang).
2. Menjelaskan
Dari latar belakang di atas dapat
dirumuskan
permasalahan
yang
Kecamatan
Sluke Kabupaten Rembang.
B. Perumusan Masalah
maka
Pangkalan
akan
pandangan
hukum
Islam terhadap praktek akad jual
pokok
beli ikan yang dilakukan nelayan
diteliti,
di Desa Pangkalan Keacamatan
yaitu:
Sluke Kabupaten Rembang.
1. Bagaimana
praktek
akad
jual
D. Manfaat Penelitian
beli ikan di Desa Pangkalan Kecamatan
Sluke
Penelitian
Kabupaten
Islam
bermanfaat pandangan
tentang
Praktek
menulis
lakukan ini mudah-mudahan dapat
Rembang? 2. Bagaimana
yang
Hukum
bagi
penulis
sendiri
maupun bagi para pembaca atau
Akad
pihak-pihak
lain
yang
Jual-beli Ikan Nelayan di Desa
berkepentingan:
Pangkalan
a. Secara teoritis, Penelitian ini erat
Kecamatan
Sluke
Kabupaten Rembang?
hubungan
C. Tujuan Penelitian Tujuan
yang
fiqh akan
dicapai
tentang
Muamalah,
Islam
dari penelitian ini: 1. Mendeskripsikan
dengan mata kuliah
sehingga
melakukan secara
jelas
etika
penelitian
bisnis dengan ini
diharapkan penulis, semua pihak
praktek akad jual beli
yang
ikan yang dilakukan nelayan di
berkepentingan
memahaminya
dan
dapat semoga
penelitian ini dapat memperluas
3
khazanah
keilmuan
keislaman
lafal al-syira yang berarti membeli.
terutama bidang hukum Islam,
Menurut Hanafiyah pengertian jual
bagi
beli (al-bay) secara definitif yaitu
peneliti
khususnya,
dan
bagi pembaca pada umumnya
tukar-menukar
harta
serta menjadi rujukan penelitian
sesuatu
diinginkan
berikutnya tentang jual beli ikan.
sesuatu yang sepadan melalui cara
b. Secara
Praktis,
sumbangan informasi
memberikan
kepada
masyarakat
atau
dengan
tertentu yang bermanfaat.2
memberikan
dan
yang
benda
Syarat dan Rukun Jual-beli 1. Syarat Jual-beli
tentang praktek jual beli ikan
Syarat sahnya jual beli yang dilakukan oleh pihak penjual dan
yang dilakukan nelayan.
pihak pembeli sah yang terdiri dari
LANDASAN TEORI
syarat subjek, syarat objek, dan A. Tinjauan Teoritik
syarat lafadz.3
1. Tinjauan Umum tentang Jual-
a. Syarat yang menyangkut subyek
beli
jual
a. Pengertian Jual-beli
berakal,
Secara terminologi fiqh jual
menjual,
menukar yang
mengganti,
dengan
haruslah
kehendaknya
(sudah dewasa).
dan
sesuatu dengan sesuatu
lain.
Lafal
al-ba’i
2
dalam
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah (jakarta: Kencana, 2012), hlm. 101 3 Chairuman Pasaribu dan suhrawadi k. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam (jakarta: Sinar Grafika, 1996), hlm. 35
terminologi fiqh terkadang dipakai untuk
tersebut
sendiri (bukan dipaksa), baliq
beli disebut denga al-ba’i yang berarti
beli
pengertian lawannya,
yaitu 4
b. Syarat objek haruslah memenuhi
orang yang berakad (penjual dan
syarat-syarat sebagai berikut :
pembeli), Shighat (lafal ijab dan
bersih
kabul), barang yang dibeli, nilai
barangnya,
dapat
tukar pengganti barang.5
dimanfaatkan, milik orang yang melakukan
akad,
menyerahkannya,
Rukun jual beli terdiri dari:6
mampu mengetahui,
a. Penjual
dan
pembeli
(Syarat
barang yang diakadkan ada di
penjual dan pembeli adalah sama
tangan.
dengan
c. Syarat lafaz: 1. Adanya kesuaian antara
ijab
pada
umumnya). b. Uang dan benda yang di beli
dalam
(Suci, ada manfaatnya, barang
majelis tertentu. Jual beli belum
dapat diserahkan, kepunyaan si
dikatakan
penjual, barang diketahui.
ijab
sah
kabul
subyek
2.
Pernyataan
dan
syarat
kabul
tanpa
adanya
keridhaan.
c. Lafal Ijab dan kabul (ijab dan
2. Rukun Jual-beli
kabul
berhubungan,
Jual beli dikatakan sah apabila
keduanya
telah terpenuhi rukun dan syarat
disangkutkan
yang telah di tentukan syara’
berwaktu).
Menurut Hanafiyah, rukun jual-
makna
sama, yang
tidak lain,
tidak
2. Landasan Hukun Jual-beli
beli adalah ijab dak kabul.4 Adapun rukun jual beli menurut Jumhur
Ulama
ada
4
5
Yazid Afandi, Fiqih muamalah dan Implementasinya dalm Lembaga Keuangan Syariah (Yogjakarta: Lagung Pustaka, 2009), hlm. 57 6 Gemala Dewi, Dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia (jakarta: Kencana,2005),hlm. 103-105
yaitu:
4
Burhanudin, Hukum Kontrak Syariah (Yogyakarta: BPFE, 2009), hlm. 70
5
Terdapat sejumlah ayat Al-
(Field Research), Dalam hal ini
Qur’an dan Sunnah Nabi SAW yang
yaitu
Praktek
Akad
berbicara tentang jual beli, antara
Hasil
ikan
Nelayan
Desa
lain adalah sebagai berikut:
Pangkalan,
Kecamatan
Sluke,
Qs. Al-baqarah (2): 275
Kabupaten Rembang.
Jual-beli
2. Pendekatan Penelitian
Metode untuk
Dan Allah menghalalkan jual-beli serta mengharamkan riba. (Al Baqarah 275).
mendekati
adalah yang
yang
digunakan masalah
pendekatan bersifat
ini
kualitatif
deskriptif,
yaitu
Hadist Rasul penelitian
yang
bertujuan
memberikan penelitian terhadap keadaan atau fenomena sosial yang
Usaha terbaik adalah hasil usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap Jual-beli yang mabrur. (HR Bajjar, Hakim menyahihkannya dari Rifa’ah ibnu rafi)
berhubungan
dengan
praktek akad Jual-beli hasil Ikan Nelayan B. Tempat dan Subjek Penelitian
METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Jenis dan Pendekatan
Peneliti
1. Jenis Penelitian Ditinjau
peneliti
Pangkalan,
Kecamatan
Sluke,
Kabupaten
sebagai
jenis
maka
penelitian
Rembang
ini termasuk penelitian lapangan
penelitian.
penelitiannya,
6
tempat
Desa
dari
di
mengambil
daerah
2. Subjek Penelitian
Metode Pengumpulan Data
a. Populasi
1. Observasi
Populasi adalah keseluruhan obyek
penelitian
diteliti.7
yang
Peneliti
Observasi
akan
adalah
pengumpulan
mengambil
alat
data
yang
dilakukan cara mengamati dan
populasi dari orang-orang yang
mencatat
terkait dengan praktik akad jual
gejala-gejala yang di selidiki.10
beli
ikan
nelayan
Pangkalan.
Jumlah
yang
terdapat
di
Desa
sistematik
2. Wawancara
populasi
di
secara
Wawancara
proses
tempat
tanya
penelitian yaitu pemilik perahu
yang
119 orang nelayan dan 15 orang
dalam mana dua orang atau lebih
tengkulak
bertatap
muka
secara
langsung
sehingga
total
populasinya adalah 134 orang.8
dalam penelitian
berlangsung secara lisan
mendengarkan informasi-
informasi atau keterangan.11
b. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi
jawab
adalah
yang
memiliki
3. Dokumentasi
sifat-
Dokumentasi yang penyusun
sifat yang sama dari obyek yang
maksudkan
merupakan sumber data.9
pengumpulan data yang didapat dengan
adalah
cara
usaha
mengumpulkan
7
Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,1997), hlm 107 8 Wawancara dengan bapak Supali selaku ketua nelayan Desa Pangkalan, 28 Januarai 2015, waktu 14.00 WIB. 9 Sukandar rumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti
Pemula (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,2006), hlm 50 10 Nawari, Metode Penelitian bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada Universty Press, 1991), hlm 100 11 Ibid, hlm. 53
7
dokumen-dokumen
yang
ada
KECAMATAN SLUKE
seperti buku-buku atau tulisantulisan
serta
monografi
yang
terdapat
dalam
KABUPATEN REMBANG
desa
Dari hasil penelitian yang
agenda
dilakukan oleh peneliti mendapatkan
maupun arsip yang ada di lokasi di
kantor
kelurahan
beberapa poin besar yang menjadi
Desa
bahan
Pangkalan.
Metode
analisis
data
nelayan
menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan untuk
pemahaman yang
meningkatkan
peneliti
di
Desa
Kecamatan
Sluke
Kabupaten
Rembang.
Agar
dengan
dan
terjadi
Pangkalan
analisis
membagi
tentang
diteliti
yang
memudahkan
bagian-bagian apa
tujuan
peneliti sesuai peneliti
melakukan penelitian tersebut. Dari
menyajikan sebagai temuan bagi orang lain.
dengan
terhadap praktek akad jual beli ikan
merupakan upaya mencarai dan
kasusu
dianalisis
menggunakan tinjauan hukum Islam
C. Metode Analisis Data
lainnya
untuk
data
yang
dikumpulkan
telah
12
dideskripsikan didalam BAB II dan
TINJAUAN HUKUM ISLAM
BAB IV untuk menganalisis praktek
TERHADAP PRAKTEK AKAD
akad jual beli ikan nelayan di Desa
JUAL BELI IKAN NELAYAN DI
Pangkalan
DESA PANGKALAN
melalui
tinjaun
hukum
Islam adalah sebagai berikut: 1. Dari Segi Penjual dan Pembeli.
12
Muhadjir Noeng, Metode Penelitian Kualitatif (Yogjakarta: Rake Sarasi, 1989), hlm. 71
8
Dalam hal ini praktek jual
diserah terimakan, dan barang yang
beli ikan di desa Pangkalan sudah
diperjualbelikan dapat diketahui si
memenuhi
penjual dan si pembeli baik bentuk,
syarat
jual
beli
yang
sesuai dengan syariat Islam, karena
zat, ukuran dan sifat-sifatnya.
jual beli ini tidak ada pemaksaan atas
Berdasarkan
penjual dan pembeli.
uraian
diatas,
maka barang tersebut jelas barangnya
Syarat jual beli ikan di Desa
baik
mengenai
kualitas
Pangkalan diantaranya jual beli ikan
kehalalannya,
di lakukan oleh orang yang berakal,
syarat dalam praktek jual beli yang
jual beli dilakukan atas kemauan
sah. Menurut penulis hal tersebut
sendiri (tidak dipaksa), penjual dan
sudah sesuai dengan syariat Islam,
pembeli sudah baliq atau dewasa dan
karena tidak ada barang yang cacat
saling rela antara kedua belah pihak.
dalm diperjual belikan.
2. Dari Segi Barang Yang Dijual
3. Dari segi Ijab dan kabul.
Belikan
memenuhi
Ijab dan kabul dalam praktek jual
Syarat uang dan barang yang
beli ikan yang digunakan di Desa
diperjualbelikan di Desa Pangkalan
Pangkalan yaitu :
diantaranya keadaan barang suci atau
sehingga
dan
dapat
di
sucikan,
diperjual-belikan
a.
yang
mempunyai
Dengan
cara
lisan,
karena
mereka
menggunakan
sistem
kepercayaan antara kedua belah
manfaat,
barang
yang
diperjual-
pihak.
belikan
adalah
milik
sipenjual,
Dari analisis di atas maka
barang yang diperjual-belikan dapat
akad pelaksanaan dalam praktek
9
jual beli ikan tidak bertentangan dengan telah
hukum
Islam,
memenuhi
c. Pembayaran
karena
syarat
dan
penyerahan
dalam jual beli ikan.
dalam
Dalam pelaksanaan jual beli
melakukan akad atau perjanjian,
ikan
karena
tidak
penyerahan yang dilakukan oleh
dalam
pelaksanaannya
ada
pemaksaan yaitu
pembayaran
tengkulak
dan
dan nelayan secara
sesuai dengan kemampuan tiap
kontan di tempat penimbangan
pihak
ikan.
baik
dari penjual dan
pembeli,
sehingga
yang
dirugikan
tidak
ada
d. Saksi dalam praktek jual beli
dalam
ikan.
pelaksanaan jual beli ikan.
Saksi dalam jual beli ikan
b. Penentuan harga dalam jual beli
nelayan
ikan.
di
Desa
Pangkalan
adalah Pendego (yaitu anak buah
Praktek jual beli ikan nelayan
kapal
yang
lainnya)
dan
di Desa Pangkalan di tentukan
karyawan
oleh tengkulak, hal ini di dasari
Memperkuat adanya jual beli hal
dengan kesepakatan-kesepakatan
ini akan berguna manakala suatu
kedua belah pihak atas kerelaan
saat terjadi perselisihan.
nelayan.
Dari analisis di atas
e. Perselisihan dalam praktek jual
maka kami menganggap proses jual
beli
tersebut
tetap
tengkulak.
beli ikan.
sah
Dalam praktek jual beli ikan
karena sudah memenuhi rukun
yang ada di Desa Pangkalan
jual beli.
Kecamatan
10
Sluke
Kabupaten
Rembang,
yang
sering
terjadi
memberitahukan
adalah para nelayan merasa ada
timbangan
kecurangan
dalam
tengkulak
dalam
penimbangan ikan.
dapatkan,
menganggap
yang
digunakan
penimbangan
adanya
kecurangan.
Dari beberapa sumber yang kami
bahwa
para
dalam
Pemecahan
nelayan
terjadi
transaksi
tersebut
di
masalah Desa
yang
Pangkalan
menggunakan
mereka merasa dirugikan karena
kekeluargaan
ada kecurangan ketika tengkulak
menjadi adat di Desa Pangkalan
melakukan
tersebut. Sehingga akan tercipta
penimbangan
ikan
tersebut.
keadaan
Jika hal itu adalah sebuah
saling
yang
sistem
masayarakat menghargai
sudah
yang
sesamanya,
kebenaran, maka jual beli ikan
begitu juga dalam hal kegiatan
tersebut termasuk jual beli fasid
praktek jual beli ikan tersebut,
yang dilarang oleh agama dan
karena adat suatu daerah yang
hukumnya haram.
tidak
bertentangan
dengan
hukum
Islam dapat
dijadikan
Mengenai masalah,
kedua
penyelesaian belah
memilih menyelesaikannya kekeluargaan, mendatangi tengkulak
dengan
pihak
sumber hukum. Dari analisis di
untuk
atas peneliti berpendapat untuk
cara
masalah
nelayan
tidak
kerumahnya
dan
bertentangan
hukum
untuk
berlandaskan
11
penyelesaiannya
Islam, dengan
dengan karena adat
kebiasaan yang ada di Desa
Kecamatan
Sluke
Kabupaten
tersebut yang tidak bertentangan
Rembang, dilakukan oleh: a. Penjual dan pembeli
dengan hukum Islam.
dalam
melakukan praktek praktek jual
PENUTUP
beli adalah orang yang berakal, A. Kesimpulan
atas kemauan, sudah baliq atau
Dari beberapa uraian yang
dewasa, dan saling rela antara
telah dibahas didalam bab-bab
kedua belah pihak. transaksi jual
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
yang
beli tidak ada pemaksaan dalam
berkaitan
prakteknya, maka jual beli ini
dengan praktek jual beli ikan di Desa Sluke
Pangkalan
hukumnya sah
Kecamatan
Kabupaten
b. Barang yang diperjual belikan di
Rembang
dalam transaksi ini jelas, baik
adalah sebagai berikut:
mengenai
1. Praktek jual beli ikan di Desa Pangkalan
Kecamatan
Sluke
Rembang
telah
Kabupaten
kehalalannya,
c. Ijab kabul dalam praktek jual beli
dan ijab kabul.
ini
menggunakan
sighat
akad secara lisan berdasarkan
2. Tinjauan hukum Islam terhadap
di
maka jual
berdasarkan hukum Islam.
benda yang di perjual belikan,
nelayan
tidak
beli ini yang di anggap sah
penjual dan pembeli, uang dan
akad
maupun
dan
mengandung cacat,
memenuhi rukun jual beli yaitu:
praktek
kualitas
sistem kepercayaan. Begitu pula
jual beli ikan Desa
mengenai penentuan harga juga
Pangkalan 12
di dasari dengan kesepakatan.
dirugikan karena ada kecurangan
Dalam
ketika
hal
pembayaran dilakukan
pelaksanaan
dan oleh
penyerahan
tengkulak
tengkulak
penimbangan
melakukan
ikan
tersebut.
dan
Berdasrakan hal tersebut maka
nelayan secara kontan di tempat
praktek jual beli ikan nelayan di
penimbangan
di
Desa
Pangkalan
dan
Sluke
Kabupaten
ikan
serta
saksikan
oleh
karyawan
tengkulak.
tersebut
pendego
terlihat
Transaksi
sah
hukumnya
karena
tersebut penuh
belah
pihak,
proses
dilaksanakan
dengan
kesadaran
dan
Rembang, sah
dalam
penyusun
skripsi
hukum Islam.
berdasarkan kesepakatan antara kedua
tidak
Kecamatan
B. Saran Selesainya ini,
maka penulis memberikan
sesuai
sedikit saran kepada pembaca,
dengan rukun jual beli. Akan
masyarakat dan para pengambil
tetapi setelah dikaji lebih dalam
keputusan dalam hukum Islam.
ada beberapa syarat yang belum
1. Membentuk sistem praktek akad
terpenuhi yaitu dalam penetapan
jual
harga sepihak
saling
oleh
yang dilakukan
tengkulak
menimbulkan
nelayan
menguntungkan
yang oleh
kedua belah pihak di sesuaikan
unsur
dengan sistem jual beli yang disyariatkan dalam Islam.
Para nelayan menganggap dalam mereka
ikan
sehingga
keterpaksaan pada pihak nelayan
transaksi
beli
merasa
13
2. Bagi pihak nelayan untuk lebih
Azhar Bassjir, Ahmad. 1983. Asasasas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam). Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.
memperhatikan sistem jual beli ikan yang tidak memberatkan. 3. Bagi tengkulak untuk melakukan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
jual beli ikan dengan jujur dan juga
membentuk
kesepakatan
bersama dalam sistem jual beli yang tidak
Dewi, Gemala, Dkk. 2005. Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
mengandung unsur
paksaan. 4. Bagi
semua
muslim
Fakultas
yang
melakukan praktek akad jual beli harus mengutamakan kejujuran, tidak ada unsur paksaan dan menghindari haram yang
jual tidak
beli
Agama Islam. 2013. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Firdaus, Syarifatul 2008. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Akad Jual Beli Ikan dalam Perahu di Desa Angin-angin Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
barang
bermanfaat
bagi orang lain juga melanggar hukum agama.
Mardani. DAFTAR PUSTAKA
Afandi,
2012. Fiqh Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Narbuko, Cholid. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Yazid. 2009. Fiqh Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Logung Pustaka.
Nawari.
14
1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Noeng,
S.
Muhadjir. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasi.
Burhanudin. 2009. Kontrak Yogyakarta: Yogyakarta.
Hukum Syariah. BPEE
Syafe’i, Rachmat. 1999. Ilmu Ushul Fiqh, Bandung: Pustaka Setia.
Suhendi, Hendi. 2007. Muamalah. Jakarta: Kencana. Pasaribu,
Fiqh
Chairuman dan Lubis, Suhrawadi k. 1996. Hukum Perjanjian dalam Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Wijayanti, Eka 2006. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Reyeng dalam Jula beli Ikan di Desa Bojomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Semarang: IAIN Walisongo.
15