7ennn
Teknis fungsional .\on Penetin 100-
TINJAUAN EKONOMIS PENGGEMUKAN SAPI POTONG DENGAN SISTEM DIKANDANGKAN DAN PERBAIKAN MUTU PAKAN (STUDI KASUS KELOMPOK TERNAK SARI JAYA DI IPPT MOJOSARI) MOH . SA ¬RI DAN IMAM SI IMONO Balui Peni~kujiun Teknulogi Pertuniun P. (I Box 18N. Malang 65101
RINGKASAN Sapi potong memiliki potensi cukup besar dalam penermaan protein hewani yang ditunjang jumlah populasinya cukup besar dengan pemebaranma merata di seluruh pelosok tanah air . Dari data \ang ada kebutuan daging sapi Nasional masih jauh dari cukup . maka peluang pengembangan sapi 1xYtong masih terbuka lebar . ( saha ternak sapi potong secara umum dilakukan secara individu dengan rata-rata pemilikan I-? ekor per orang dan merupakan usaha sambilan dengan %%aktu pemeliharaan relatit lama ( I-I .5 tahun ) . jika dihitung secara ekonomis usaha ini tidak menguntungkan karena bia,a tenaga kerja sangat tinggi . Tulisan ini memajikan hasil pengamatan pada peternak Sari Java Mojosari-Mojokerto yang melaksanakan usaha penggemukan sapi potong sistem dikandangkan dan perbaikan mutu pakan Nang pemilikanma secara kolektit: Sapi Nang dipelihara sejumlah 20 ekor . dikelola oleh I orang penanggung ja%sah dengan 2 orang tenaga kerja . Dari hasil analisis input output menunjukkan bah" bia),a .ang dikeluarkan adalah sebesar Rp . 83 .397 .240 .-. pemeliharaa n dilakukan selama 4 bulan ' mulai bulan ,Mare( s/d luni 2002 . sedangkan penerimaan dari usaha ini sebesar Rp . 95 .364 .000 . - maka keuntungan kolektit sebesar Rp . 11 .969 .760 . - dengan tingkat etisiensi R/C Ratio sebesar 1 .14 . hata F:unci : sapi potong . penggemukan . sistem dikandangkan
PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kebutuhan daging dalam negeri yang berasal dari sapi potong terus meningkat dan tidak seimbang dengan kemampuan produksinya. sehingga impor sapi potong tidak dapat dihindarkan . Berdasarkan data statistik dari Dirjen Peternakan menunjukkan bahwa kebutuhan konsumsi daging sapi dalam negerj pada tahun 1994 sebesar 1 .508 .500 ton. sedangkan kemampuan produksi dalam negerj hanya 336.461 ton ( 22.30 %). Angka ini meningkat tajam pada tahun 1998 yaitu menjadi 2 .000 .700 ton. dengan kemampuan produksj 35 1 .414 ton atau (17.56 %) . Akibatnya impor sapi potong bakalan pada kurun waktu yang sama meningkat dari 611 .157 ekor menjadi 926.364 ekor. (Anonimous . 1998) . Kondisi ini menunjukkan bahwa produktivitas sap] potong dalam negeri masih rendah karena belum mampu dijadikan andalan sebagai salah
146
7emn Teknis Fungsionul \'on Penelin 100=
satu sumber utama produksi daging dalam negeri . Oleh sebab itu upaya peningkatan produktivitas sapi potong khususnya Jawa Timur yang memiliki populasi sapi cukup besar yaitu ± 27.81 % dari populasi sapi potong nasional perlu mendapatkan penanganan yang lebih intensif karena lebih dari 90 % sapi potong dipelihara oleh peternak kecil (usaha sambilan) . Peternakan sapi potong rakyat merupakan pelaku produksi dan memiliki populasi terbesar dari usaha penggemukan/pembibitan sapi potong di Indonesia, namun pola pemeliharaan yang dilaksanakan masih tradisional clan belum maksimal . Oleh sebab itu perlu adanya perbaikan melalui penerapan clan pemnfaatan teknologi yang telah ada dengan tingkat efisiensi yang tinggi . Menurut Dwiyanto clan Privanto (1994) . Dalam usaha penggemukan sapi potong diperlukan adanya perlakuan - perlakuan khusus . Hal ini menunjukkan bahwa perlu penerapan clan pemanfaatan teknologi terhadap usaha penggemukan sapi potong rakyat clan pemeliharaan induk sebagai sumber bibit. Pemeliharaan induk di tingkat peternakan rakyat kurang efisien dimana estrum post purtum sampai 12 bulan. Dengan demikian usaha penggemukan sapi potong diharapkan "mampu tumbuh clan berkembang menjadi salah satu usaha andalan bagi peternak maupun bagi daerah setempat dalam upaya peningkatan efisiensi pengelolaan sapi potong . Selain itu. penyebab rendahnya produktivitas sapi potong adalah kualitas ransum yang diberikan belum mampu mencukupi kebutuan minimum ternak potong sehingga produktivitasnya belum optimal (Aryogi dkk. 1999). Dengan segala keterbatasan pada kondisi usaha peternakan rakyat (pengetahuan). sikap. keterampilan clan faktor sosial ekonomi yang dimiliki masih rendah . maka diperlukan upaya peningkatan kualitas ransurn clan peningkatan sistem pemeliharaan ternak potong . Pemanfaatan probiotik dalam upaya meningkatkan efisiensi penggunaan zat-zat nutrisi ransum cukup menjanjikan. Disamping itu juga pemanfaatan teknologi pembuatan pakan lengkap (ransum komposit dari bahan-bahan limbah pertanian clan industri pertanian) clan amoniasi/fermentasi jerami sebagai pakan pengganti hijauan rumput perlu dikembangkan karena kandungan zat gizinya lebih baik . Pemilihan penggunaan pakan alternatif tersebut merupakan upaya efisiensi penggunaan nutrisi ransum . Teknologi fermentasi sudah tersedia sejak tahun 1970 . namun belum diadopsi oleh peternak . sedangkan untuk meningkatkan nilai gizi jerami digunakan Urea clan mikroba (starbio) . Produksi jerami padi dapat mencapai 5-8 ton/ha/musim tergantung pada lokasi clan jenisnya . Jerami padi yang dihasilkan ini dapat digunakan sebagai pakan sapi dewasa sebanyak 2-3 ekor sepanjang tahun. jika sawah dengan pola tanamnya padi dua kali maka mampu memberikan pakan 4-6 ekor sapi . (Anonimous . 2002) disamping jerami masih ada katul yang potensi untuk pakan tambahan . Dengan demikian jika masa penggemukan dapat diperpendek clan efisiensi produksi dapat ditingkatkan . maka diharapkan dapat
14 7
lens /eknic Fnng.wonol %on Penehn '00
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kebutuhan daging sapi dapat diatasi .
peternak dan
permasalahan
b. Permasalahan Peternakan sapi potong sebagian besar merupakan usaha peternakan rakyat yang bercirikan : teknologi sederhana. pakan sederhana dan merupakan usaha sambilan sehingga produktivitasnya masih rendah . Motivasi pemeliharaan sapi potong masih bertujuan sebagai tabungan yang sewaktuwaktu dijual sesuai dengan kebutuhan rumah tangga . Skala pemeliharaan berkisar antara 1-4 ekor clan umumnya disesuaikan dengan modal dan kemampuan tenaga dalam keluarga untuk pemeliharaan ternak terutama dalam mencari pakan. Oleh karena itu hasil pengkajian menunjukkan bahwa peternak dengan pola pikir peternakan rakyat yang hanya berorientasi untuk kebutuhan rumah tangga clan tabungan saja mencapai 92 %. di samping itu jumlah ternak yang dipelihara juga ditentukan oleh pemberi modal dalam sistem bagi hasil/sistem gaduh. Ternak gaduhan yang berada di peternak mencapai 60-80 %. (Sunandar dkk. 1996 clan Wiyono dkk . 2000) . Kondisi ini menggambarkan bahwa pemeliharaan sapi potong rakyat berada pada posisi yang lemah dalam permodalan usaha. Keterbatasan modal di tingkat peternak sebenarnya merupakan peluang bagi pemodal untuk menanamkan modalnya di bidang peternakan . Yang menJadi permasalahan adalah pola pikir peternak yang masih konsumtif sehingga sulit mendapatkan kepercayaan dari pemodal yang pada umumnya mempunyai prinsip tidak mau resiko kehilangan modal . bahkan ada agunan pun tidak dapat diterima. Dari hasil pemantauan tersebut. timbul pemikiran kelompok peternak SARI JAYA Mojosari untuk memantaatkan peluang yang sudah dicanangkan pemerintah vaitu pengusaha besar harus membantu/membina pengusaha kecil dalam hal permodalan guna mendukung pengembangan usaha ternak sapi potong secara berkelompok yang lebih menguntungkan . c. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi usaha sapi potong clan dapat beternak lebih cepat dengan cara perbaikan mutu pakan dengan kualitas yang baik clan harga murah . memanfaatkan Jerami padi yang melimpah pada saat panen yang selama ini kurang dimanfaatkan . METODOLOGI l. Waktu dan tempat Penelitian ini mengkaji pada Kegiatan kelompok ternak SARI JAYA yang beranggotakan pegawai IPPTP Mojosari - Mojokerto . tempat yang
14 8
[emu 7-eknr+ ! im,Y-sionui \on Penelin 100:
digunakan adalah kandang percobaan IPPTP Mojosari. Kegiatan ini bekerja sama dengan PT Semen Gresik sebagai pemberi pinjaman dengan kesepakatan bunga modal adalah 6 % per tahun. Modal Yang disalurkan berupa uang pembelian sapi potong bakalan clan biaya pemeliharaan selama dua tahun. sapi yang digemukkan sejumlah 20 ekor. waktu pelaksanaan penggemukan selama 4 bulan clan dilanjutkan selama 6 periode . Periode pertama dilaksanakan pada bulan Maret s/d Juni 2002 . kandang yang digunakan adalah kandang permanen lantai cor. dinding tembok. clan atap genting . Luas kandang kurang lebih 100 m2. kandang dibangun memanjang bersekat-sekat . tiap sekat lebarnya 2.5 meter . Selanjutnya tiap sekat ditempati 2 ekor sapi bakalan yang memenuhi syarat berumur 1 .5-2 tahun . 2. Kandang yang digunakan Kandang berfungsi sebagai tempat berlindung sapi clan tempat pengumpulan kotoran ternak yang akan diproses menjadi pupuk organik . alas kandang terbuat dari cor semen dengan harapan tidak mudah becek . Kotoran sapi clibersihkan setiap hari clan dikumpulkan pada tempat yang telah Kandang disediakan untuk selanjutnya diproses menjadi pupuk kandang . kelompok untuk 20 ekor sapi bakalan menggunakan kandang milik IPPTP Mojosari yang sudah lama dibangun dengan ukuran luas ± 300 m2 kandang dibangun memanjang clan bersekat-sekat tiap sekat lebar 2 meter yang ditempati 2 ekor sapi . Tempat pakan clan minum di taruh didepan sapi dibangun seperti bak dengan ukuran disesuaikan dengan kondisi badan ternak. Tempat pakan dapat dibuat dengan ukuran tinggi 80 cm . lebar 80 cm clan kedalaman 60 cm . Kandang harus memiliki ventilasi Yang baik. pagar kandang dapat dibuat dari batu bata atau kayu/bambu Yang cukup besar clan kuat. 3. Pengadaan sapi potong bakalan Sapi bakalan yang digunakan adalah peranakan Ongole (lokal) . Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan sapi bakalan adalah Sapi jantan umur 1 .5-3 tahun Skor tubuh dinilai berdasarkan kondisi tubuh. Sapi yang akan dipilih tidak terlalu kurus clan tidak terlalu gemuk. Skor tubuh sedapat mungkin 4 .0-4 .5 pada skala penilaian 7. Sebagai indikator dalam penilaian sapi bakalan yang baik antara lain adalah bentuk tubuh yang edial . kerangka cukup besar clan kuat. jarak antara ospubis cukup lebar. bagian belakang (antara pinggul sampai pangkal ekor) cukup luas clan mendatar . Kesehatan temak pada saat pemilihan bakalan perlu pula diperhatikan .
lenin leknis l-nng.sional Aon PenelNl 200=
Pengadaan sapi bakalan dilakukan oleh tem pembelian yang ditunjuk kelompok ternak . tem ini beranggotakan beberapa anggota kelompok clan oleh satu orang ahli dalam mendai ternak bakalan yaitu peternak yang sudah berkali-kali menggemukkan sapi potong. sapi dibeli di pasar sapi tingkat Propinsi. dimana sapi-sapi yang clatang berasal dari beberapa kota di Jawa Timur. sehingga banyak sapi yang baik yang bisa dipilih sebagai sapi bakalan .
4. Penyediaan pakan sapi Pakan utama yang digunakan pada kegiatan ini adalah jerami padi yang telah dilakukan fermentasi/amoniasi . Untuk meningkatkan mutu gizi jerami padi perlu dilakukan proses fermentasi terbuka selama 21 hari dengan ditambahkan probiotik (campuran berbagai mikroorganisme) untuk mempercepat proses pemecahan serat jerami padi supaya lebih mudah dicerna oleh ternak . Proses amoniasi jerami dilakukan didalam lahan IPPTP Mojosari. hal MI dilakukan karena daerah Mojosari merupakan sentra produksi padi di daerah Mojokerto . sehingga jerami padi sangat mudah didapat dengan harga murah . bahkan tanpa dibeli .
5. Pembuatan Jerami Fermentasi Bahan I . Jerami segar
= I ton
2. Star Bio
= 5 kg
3.
= 5 kg
Urea
4. Tetes
= I liter + 40 liter air
Cara Proses fermentasi terbuka dapat dilakukan pada tempat yang terlindung dari hujan clan sinar matahari langsung. Proses pembuatan jerami fermentasi dilakukan dua tahap. yaitu tahap fermentasi clan tahap pengeringan clan penyimpanan . Pada tahap pertama jerami segar (kadar air 65 %) clikumpulkan pada tempat yang telah disediakan. ditata dengan ketebalan 20-25 cm kemudian ditaburi urea clan probiotik (starbio) . clan diteruskan pada lapisan jerami berikutnya yang juga setebal 20 cm . demikian seterusnya hingga ketebalan tumpukan jerami padi mencapai I-2 meter . Pencampuran Urea clan Starbio pada jerami dilakukan secara merata. kemudian didiamkan selama 21 hari agar proses fermentasi berlangsung secara sempurna. Pada tahap kedua . tumpukan jerami padi yang telah mengalami proses fermentasi dikeringkan dengan sinar matahari clan diangin-anginkan sehingga
Temu Teknis Fungsional \'on Penehn =00?
cukup kering sebelum diberikan pada ternak atau disimpan pada tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. 6. Pemberian Pakan Jerami padi yang sudah diolah/fermentasi dijadikan sebagai pakan berserat utama pada usaha penggemukan sapi potong . jerami diberikan sebanyak 6-8 kg/ekor/hari . Pemberian pakan tambahan berupa konsentrat Pada sapi yang digemukkan disesuaikan dengan status fisiologis ternak . 1-2 kg/hari/ekor . Pemberian pakan pada usaha konsentrat diberikan 1 . penggemukan sapi ini dapat dilihat pada Tabel Tabel 1 . Ransum Pakan sapi oleh kelompok ternak Sari Jaya Mojosari pada Usaha Penggemukan sapi potong . No.
1
2 3 4 5
__ Uraian Ampas Tahu Konsentrat Dedak halus Hijauan Jerami Fermentasi
Volume (kg/e/ hr) 4-5 2 2-3 3-5 6-8
HASIL PENGAMATAN Upaya meningkatkan efisiensi penggemukan sapi potong bakalan adalah dengan menggunakan pakan jerami fermentasi ditambah probiotik yang diimbangi dengan pemberian pakan tambahan (konsentrat) yang secara nyata telah mampu memberikan keuntungan bagi peternak . Pola penggemukan adalah usaha percepatan dalam penggemukan/pembesaran ternak sampai mencapai berat badan sesuai dengan permintaan pasar dalam jangka waktu yang lebih pendek . Pada sapi potong yang digemukkan dengan perbaikan pakan melalui pemberian konsentrat sampai dengan 1 .5 % dengan penambahan probiotik . mampu meningkatkan pertambahan berat badan harian rata-rata sapi potong (kelebihan berat badan sama dengan 50 % yaitu sekitar 0.4-0.5 kg/ekor/hari) sehingga lama pemeliharaan penggemukan dibutuhkan waktu ± 4 bulan . (Aryogi dkk . 1998). Pada kegiatan ini peternak tidak melakukan penimbangan badan sapi baik pada awal kegiatan maupun diakhir kegiatan . karena peternak tidak memiliki slat timbang badan sapi. namun untuk menilai pertambahan ukuran sapi yang telah dipelihaira maka peternak menggunakan jasa penaksir yang sudah ahli yaitu belantik sapi guna menentukan nilai jual sapi . Dari hasil taksiran tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menjual sapi-sapi yang sudah siap jual dengan harga pasaran umum. Dari hasil taksiran tersebut diperoleh data yang tersaji pada Lampiran I .
lenni lekni .% fnn,Qsional .\on l'enelrtr =0112
Sedan-r an hasil analisis usaha penggemukan sapi potong diperoleh data sebagaj ;; , ;tiut : Total biava yang dikeluarkan untuk usaha penggemukan sapi adalah sebesar Rp 83 .397 .240.- bjava terbesar digunakan untuk pengadaan sapi bakalan 20 ekor sebesar Rp. 65 .190.000.-. denga n harga rata-rata Rp . 3 .259.500.- biaya vang lain adalah untuk pengadaan pakan . tenaga kerja dan bunga modal sebesar Rp. 18 .207.240 .-. Kemudia n hasil penjualan sapi yang sudah digemukkan sejumlah 20 ekor adalah sebesar Rp. 94 .500 .000.-. dengan harga rata-rata Rp. 4 .725 .000.-. Sedangka n hasil penjualan pupuk kandang adalah sebesar Rp. 864 .000.-. Tabel 2 . Analisis Usaha Penggemukan 20 Ekor Sapi Potong Kelompok Ternak Sari Java dengan sistem kandang dan perbaikan mutu pakan I ; raian Volume _ Bia ~, a I. Sapi Bakalan 20 ekor ?. Ampas I -ahu 9 .60)0) kg 3. 4 .80)0 ka Konsentrat 4. Katul 4 .8111) kv 19 .2001 . ka 5. Jerami Fermentasi 6. H i jauan 7 .200 kg 7. 4001 cc ()bat Cacing 8. Ienaga Kerja 2401 hok 9. Se%%a Kandane 4 bulan 10 . Lain-Lain 11 . B unga Modal 4 hulan Iotal BiaNa If Produksi I. Sapi Gemuk 201 ekor '_ Pupuk Kandang 14.400 kg Total Penerimaan Keuntungan ( 11 - I ) R/C Ratio = Total penerimaan : Total Bla)a I
No .
r
Satuan (Rp .) I erlampir 200I 750 501(1 1511 400 380 (1 .0001 101 .00)0
4 .670) .01001 601
I
Nilai (Rp .) 65 .190 ) .000 ) 1 .920 .000 3 .61)11,1)(1() 2 .400) .000 2 .880 .000 2 .880 .000 152 .000 2 .400 .000 =10 .000 300 .000 1 .635 .240 83 .397 .240
94 .500 .0001 864 .000 95 .364 .000 11 .969 .760 1 1 .14
Total penerimaan usaha adalah sebesar Rp. 95 .364.000.- . Keuntungan yang diperoleh dari usaha penggemuakan sapi ini adalah total penerimaan dikurangi total biaya vaitu Rp. 95 .364 .000.- - Rp. 83 .397.000. - sebesar Rp . 11 .966.760.- . Sedangka n untuk mengetahui tingkat efisiensinya digunakan rumus R/C Ratio . yaitu total penerimaan dibagi dengan total biaya : Rp . 95 .364.000.- : Rp. 83 .397.000.- = 1 .14 . Dari hasil analisis diperoleh angka R/C Ratio 1 .14 (lebih besar dari satu) maka usaha ini dapat di kategorikan sebagai usaha yang menguntungkan . Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.
lenm leknis Fnngsional \on Penelin 2002
KESIMPULAN Penggemukan sapi potong dengan perbaikan mutu pakan yang dilakukan secara kolektif oleh kelompok ternak Sari Jaya Mojosari adalah cukup menguntungkan (efisien) karena R/C Ratio lebih besar dari 1 (1 .14). dapat memberikan manfaat bagi anggota kelompok ternak Sari Jaya. dengan keuntungan bersih mencapai Rp. 11 .969 .760.- dengan sitem penggemukan selama 4 bulan (skala 20 ekor) . Usaha penggemukan ini adalah periode pertama dari modal pinjaman yang dikucurkan oleh PT Semen Gresik. sedangkan masih ada beberapa kali periode lagi dengan kegiatan yang sama. tentunya kekurangan clan kelemahan yang terjadi pada pereode pertama adalah pengalaman untuk periode berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Anonimus.1998. Buku Statistik Peternakan Pertanian . Jakarta . Departemen
1998 .Dirjen
Peternakan .
Anonimus. 2002 Panduan Teknis Sistem Integrasi Padi -Ternak . Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian . Departemen Pertanian Aryogi . D .B. Wiyono . D.E . Wahyon o clan U . Umiyasih .1998. Pengkajian Teknolog Penggemukan sapi potong. Seminar Hasil penelitian BPTP Karangploso . Putu. IG. P. Situmorang . A . Lubis. TD. Chaniago . E. Triwulaningsih . T. Sugiarti . IW . Matiu s clan B. Sudariyanto . 1998. Pengaruh Pemberian Konsentrat tambahan selama 2 bulan sebelum clan sesudah kelahiran terhadap produksi clan reproduksi sapi potong . Semnas . Peternakan clan Veteriner Puslitbangnak Bogor. Wiyono DB . U . Umiyasih . M . A . Yusran . L . Apand i clan A . Rasid. 2000 . Pengaruh Perbaikan sapi potong induk bunting dadn menyusui terhadap evisiensi reproduksi di peternakan Undip Inpres. Wiyono DB .. U Umiyasih . MA . Yusran clan L. Apandi . 1998. Tampilan kondisi badan pertumbuhan sapi potong dara clan kejadian estrus porpartus di peternakan rakyat Pros. Seminar Nasional Peternakan clan Veteriner Puslitbangnak Bogor .
Temn Teknis Fringsional ion Penelat :00=
Lampiran I : Nomor sa i 1
Nilai bell dan nilai jual sapi-sapi yang digemukkan petemak sari jaya Kec . Mojosari mulai bulan Maret s/d juni 2002. Harga Beli (Rp)
;
Harga .lual (Rp)
Nilai Tambah (R ) 1 .400 .000 1 .350 .0oo 1 .475 .000 1 . 4 50 .000 1 .400 .000 1 .500 .000 1 .750 .000 1 .650 .000 1 .650 .000 1 .400 .000 1 .420 .000 1 .400 .000 1 .425 .000 1 . :175 .000 1 .400 .000 1 .450 .000 1 .365 .000 1 .450 .000 1 .400 .00 0 1 .500 .00 0
3 .450 .000 3 .450 . 000 3 .475 .000 4 .000 .000 3 .550 .0 00 3 .600 .000 2 .100 .000 2 .100 .000 2 . 0 50 .000 2 .()00 .000 3 .630 .0(x) 3 .550 .000 3 .475 .000 3 .475 .(x)0 3 .500 .((x) 3 .550 .000 3 .385 .000 3 .650 .00 3 .5(() .0(x) 3 .700 .000
4 .850 .00x0 4 .800 .000 4 .950 .000 5 .450 .000 4 .95 0 . 0 00 5 .10 0 . 0 00 3 .850 . 000 3 .750 .000 3 .70 0 .0 011 3 .400 .(1(10 5 .050 .()00 4 .950 .00x0 4 .800 .000 4 .850 .000 4 .900 .01)0 5 .000 .0(x) 4 .750 .000 5 .100 .()0() 4 .900 .00 0 5 .200 .00 0
65,190.00() Nilai Nilai 3 .259 .5(x) Rata
94 .500,1)()(1
29 .311) .000
4 .725 .0(9)
1 .465 .500
3 4 5 6 7 9 10 II 12 13 14 15 16 17 18 19 20 10141
i