TINJAUAN ATAS ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam Menempuh Ujian Diploma III Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama
Disusun oleh: Nama : Rapih Kurnia Dewi NRP
: 03.05.011
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI – UNIVERSITAS WIDYATAMA Terakreditasi (acredited) Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor: 014/BAN-PT/Ak-III/Dpl-III/IX/2003
BANDUNG 2008
TINJAUAN ATAS ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam Menempuh Ujian Diploma III Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama
Disusun oleh: Nama : Rapih Kurnia Dewi NRP
: 03.05.011
Menyetujui, Dosen Pembimbing,
( Robertus Ary Novianto, S.E., Ak. )
Mengetahui, Pjs. Dekan Fakultas Ekonomi,
Ketua Program Studi Akuntansi
( H. Supriyanto Ilyas, S.E., M.Si., Ak. )
( Eriana Kartadjumena, S.E., M.M., Ak. )
Hiasilah hidup ini
dengan membaca dan
mengamalkan Al – quran. Keabadian dari kejujuran adalah iven kehidupan. Materi adalah adalah penunjang, maka jujurlah dalam bermanajemen.
Tugas akhir ini kupersembahkan bagi kedua orang tua tercinta, dan adikadik-adikku tersayang .
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Rapih Kurnia Dewi
NPM
: 03.05.011
Tempat Tanggal Lahir
: Bandung, 19 April 1987
Menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini yang berjudul “Tinjauan Atas Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung”, adalah benar karya saya sendiri. Bila terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Widyatama.
Bandung, 13 September 2008 Penulis,
( Rapih Kurnia Dewi )
INTISARI Tinjauan atas Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung
Bagi sebuah koperasi hal yang terpenting adalah usaha untuk meningkatkan efisiensi modal kerja, karena masalah modal kerja erat hubungannya dengan kegiatan operasi sehari-hari. Tingkat modal kerja koperasi dapat dilihat melalui analisis sumber dan penggunaan modal kerja, karena dengan melakukan analisis tersebut dapat mengetahui bagaimana koperasi mengalami penurunan atau kenaikan modal kerja, penyebab dari kenaikan dan penurunan dan dapat diketahui bagaimana koperasi menggunakan dana yang dimilikinya. Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka penulis memilih metode deskripif analitis dalam proses pemecahan masalahnya. Untuk menunjang keberhasilan penelitian ini penulis mengumpulkan data yang aktual mengenai permasalahan diatas melalui studi lapangan, observasi dan wawancara. Sedangkan untuk mengolah data-data tersebut penulis menggunakan data yang diperoleh dari laporan keuangan pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung yang meliputi neraca, perhitungan sisa hasil usaha (SHU) yang kemudian dilakukan analisis sumber dan penggunaan modal kerja yang diperbandingkan antara tahun sekarang dengan tahun sebelumnya. Analisis tersebut menggunakan metode kertas kerja. Berdasarkan hasil analisis maka penulis dapat menjelaskan bahwa penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh KPKB mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tahun 2007. Kemudian dari hasil analisis sumber dan penggunaan modal kerja dapat dijelaskan bahwa terdapat sumber dan penggunaan modal kerja yang paling utama yaitu sumber pada simpanan wajib sebesar Rp 8.619.067.707,00 dan penggunaan pada hutang jangka panjang sebesar Rp 1.014.090.314,58 Berdasarkan kesimpulan di atas penulis memberikan beberapa rekomendasi diantaranya : Sebaiknya koperasi lebih menitik beratkan kepada simpanan anggota khususnya simpanan pokok dan simpanan khusus, koperasi lebih efisien dalam menggunakan kas agar jangan sampai terjadi lagi penurunan kas ditahun yang akan datang, koperasi melakukan seleksi terhadap anggota yang mengajukan permintaan pinjaman kredit kepada KPKB terutama kepada anggota baru yang mungkin akan mengakibatkan kesulitan dalam pengembalian pinjaman yang dapat mengancam kelangsungan usaha. Sehingga beban hutang dan resiko tidak kembalinya dana yang dipinjam anggota akan semakin besar.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan dan keridhoan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil peninjauan yang penulis lakukan di Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung. Penulis menyadari sepenuhnya penulisan tugas akhir ini masih terbatas dan jauh dari sempurna. Namun demikian penulis telah berusaha dan bekerja keras supaya Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis, KPKB dan para pembaca lainnya. Penulis menyadari Laporan Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya dorongan dan dukungan serta bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Terima kasih setulus-tulusnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis yang dengan sabar dan penuh kasih sayang telah membimbing dan memberikan dorongan baik moril maupun material kepada penulis. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak memperoleh bantuan, bimbingan serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Papa dan Mama tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang, nasehat dan bantuan moril maupun materil selama penulis menempuh pendidikan dari awal sampai dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2. Yang tersayang Adik-adikku Pusparini dan Gathot Tri Pardani untuk doa, dukungan, semangat dan tawa serta kasih sayang yang kalian berikan.
3. Bapak Robertus Ary Novianto, S.E., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran, saran serta nasehat dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 4. Bapak Eriana Kartadjumena, S.E., M.M., Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 5. Ibu Tetty Lasniroha, S.E., M. Ak., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 6. Ibu Prof. Dr. Hj. Koesbandijah Abdoel Kadir S.E., M.S., Ak., selaku Ketua Badan Pengurus Yayasan Universitas Widyatama. 7. Bapak Dr. H. Mame S. Sutoko, Ir. D.E.A., selaku Rektor Universitas Widyatama Bandung. 8. Para Dosen dan Akuntansi Diploma III Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penilis selama masa perkuliahan. 9. Staf Administrasi dan perpustakaan Universitas Widyatama atas semua bantuan yang diberikan. 10. Bapak Rosidi S.E., selaku pihak Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung di Bagian Akuntansi yang telah banyak membantu memberikan data-data serta arahan-arahan yang penulis butuhkan. 11. Sahabat-sahabatku Rahmi, Rina, Erni, Yanti, Ria, Tika yang memberikan masukan mengenai tugas akhir ini serta sahabat-sahabatku di Bandung Korea Community khususnya traditional dance yang memberikan dukungan, doa serta semangatnya ceongmal komapseumnida, neodeureul saranghaeyo…. Akhir kata semoga bantuan yang telah diberikan dengan ikhlas mendapatkan balasan dan rahmat dari Allah SWT dan semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin Bandung, 13 September 2008 Penulis,
( Rapih Kurnia Dewi )
DAFTAR ISI
INTISARI ........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN … ................................................................................ viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ....................................................................
1
1.2
Identifikasi Masalah ............................................................
3
1.3
Maksud Tujuan Kerja Praktik .............................................
3
1.4
Kegunaan Kerja Praktik ......................................................
4
1.5
Metodologi Kerja Praktik ....................................................
4
1.6
Lokasi dan Waktu Kerja Praktik .........................................
5
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
2.2
Tinjauan Umum Koperasi ...................................................
6
2.1.1
Pengertian Koperasi ................................................
6
2.1.2
Karakteristik Koperasi .............................................
7
2.1.3
Landasan dan Asas Koperasi ..................................
8
2.1.4
Fungsi dan Tujuan Koperasi ...................................
9
2.1.5
Prinsip-prinsip Koperasi .........................................
9
2.1.6
Jenis-jenis Koperasi ................................................ 10
2.1.7
Modal Koperasi ....................................................... 11
2.1.8
Perangkat Organisasi Koperasi ............................... 12
2.1.9
Penyajian Laporan Keuangan Koperasi .................. 14
Laporan Keuangan .............................................................. 19 2.2.1
Pengertian Laporan Keuangan ............................... 19
2.2.2
Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan ................. 20
2.3
2.4
2.2.3
Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan ............. 21
2.2.4
Bentuk-bentuk Laporan Keuangan ......................... 22
Analisis Laporan Keuangan ................................................ 24 2.3.1
Pengertian Analisis Laporan Keuangan .................. 24
2.3.2
Tujuan Analisis Laporan Keuangan ........................ 25
2.3.3
Rasio Modal Kerja atau Likuiditas ......................... 27
2.3.4
Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan .... 28
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja .................. 29 2.4.1
Pengertian Analisis Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja ..................................................... 29 2.4.2
Tujuan Analisis Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja .................................................... 31
BAB III
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja .................... 31
2.4.4
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ..... 34
OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR 3.1
3.2
BAB IV
2.4.3
Objek Tugas Akhir .............................................................. 36 3.1.1
Sejarah Koperasi ..................................................... 36
3.1.2
Keadaan Umum ....................................................... 37
3.1.3
Visi dan Misi Koperasi ........................................... 37
3.1.4
Bidang Umum dan Kegiatan Koperasi ................... 38
3.1.5
Struktur Organisasi dan Uraian Tugas .................... 39
Metode Tugas Akhir ........................................................... 44 3.2.1
Jenis dan Sumber Data ............................................ 45
3.2.2
Teknik Pengolahan Data ......................................... 45
ANALISIS 4.1
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja pada KPKB ........... 46
4.2
Kenaikan atau Penurunan modal Kerja pada Laporan Keuangan .............................................................................. 52
4.3
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Verja ................... 53
4.4
4.3.1
Analisis Sumber Modal Kerja ................................. 54
4.3.2
Analisis Penggunaan Modal Kerja ........................... 56
Persentase Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja terhadap total Modal Kerja ......................................... 58 4.4.1
Persentase Sumber Modal Kerja terhadap Total Modal Kerja ............................................................. 58
4.4.2
Persentase Penggunaan Modal Kerja terhadap Total Modal Kerja ............................................................. 59
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan ............................................................................. 60
5.2
Saran ..................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Neraca Komparatif ........................................................................ 47
Tabel 4.2
Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) ........................................... 48
Tabel 4.3
Kertas Kerja Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ..... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Struktur Organisasi Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung Lampiran 2 : Daftar Hadir Kerja Lapangan Lampiran 3 : Surat Keterangan Praktek Kerja Lampiran 4 : Surat Magang Lampiran 5 : Data Diri Lampiran 6 : Surat Pemberitahuan Praktek Kerja Lampiran 7 : Catatan Laporan Keuangan Lampiran 8 : Kartu Bimbingan Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang sangat pesat menyebabkan terjadinya
persaingan yang kuat didalam dunia usaha. Beberapa sektor usaha yang ada mengalami banyak kendala dalam mempertahankan kelangsungan usahanya yang terkadang mematikan kegiatan usaha tersebut, oleh karena itu dibutuhkan badan usaha yang berperan untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur yang mengutamakan kesejahteraan bersama, sehingga tercipta suatu tatanan hidup yang selaras dengan UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai suatu usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Maka bentuk usaha yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Banyak diantara usaha koperasi yang tidak mampu meneruskan usahanya yang disebabkan oleh kurang baiknya menganalisis dan tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan usahanya dengan baik. Baik tidaknya koperasi tersebut dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dapat dilihat dari pengurus dan pengelola koperasi tersebut didalam melaksanakan analisis yang ada pada koperasi. Tujuan utama koperasi adalah mengembangkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sesuai dengan tujuannya koperasi diharapkan mampu menjadi sokoguru perekonomian Indonesia. Koperasi harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Salah satunya dengan melakukan analisis laporan keuangan koperasi, yang diwujudkan dalam laporan keuangan. Secara periodik perusahaan atau koperasi selalu mengeluarkan laporan keuangan yang dibuat oleh bagian akunting dan dibagikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan misalnya pemerintah, kreditor, pemilik perusahaan, dan pihak menajemen, selanjutnya pihak-pihak tersebut akan melakukan pengolahan data dengan melakukan perhitungan lebih lanjut. Laporan keuangan berguna untuk mengetahui hasil yang dicapai pada suatu periode akuntansi. Peran laporan
keuangan sangat penting dalam mengukur perkembangan koperasi yang meliputi kemajuan dan kelancaran koperasi tersebut. Umumnya laporan keuangan koperasi dibukukan dalam buku laporan pertanggungjawaban pengurus koperasi yang dibagikan kepada setiap anggota koperasi pada Rapat Anggota Tahunan (RAT). Laporan yang dibuat umumnya neraca, Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU), dan laporan-laporan pendukung lainnya seperti laporan perincian piutang, laporan permodalan Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung dan besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diterima masing-masing anggota. Laporan keuangan yang telah dianalisis dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan posisi keuangan dan hasil operasi koperasi tersebut dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Melalui analisis laporan keuangan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada suatu periode. Hasil analisa laporan keuangan juga menjadi salah satu dasar dalam menentukan perencanaan pada periode yang akan datang. Salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah dengan menggunakan analisis sumber dan penggunaan modal kerja. Analisis tersebut dibuat karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan, kelancaran koperasi dan untuk mengetahui kebehasilan pencapaian tujuan koperasi. Hal ini disebabkan segala aktivitas koperasi tidak terlepas dari permodalan. Pada umumnya dana diartikan sebagai kas (dan setara kas) atau modal kerja. Analisis sumber dan penggunaan dana dalam pengertian modal kerja menggambarkan suatu ringkasan sumber dan modal kerja dan perubahan unsurunsur modal kerja yang terjadi pada perusahaan atau koperasi selama periode tertentu. Dengan menggunakan teknik (alat) analisis sumber dan penggunaan dana ini, pengelola perusahaan akan mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana dana tersebut dibelanjai selain itu dapat memperoleh informasi mengenai sebab-sebab terjadinya surplus (defisit) modal kerja selama periode tertentu, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang permodalan. Hasil analisis ini dilaporkan dalam laporan keuangan yang disebut
laporan sumber dan penggunaan modal kerja. Melalui laporan ini dapat diketahui bagaimana koperasi atau perusahaan menggunakan dana yang dimilikinya. Hasil analisis sumber dan penggunaan modal kerja yang dilaporkan dalam laporan tugas akhir ini penulis dapatkan dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua periode akuntansi. Dengan analisis ini dapat diketahui apakah analisis sumber dan penggunaan modal kerja dari periode ke periode berikutnya mengalami penurunan atau kenaikan dan apa penyebab dari kenaikan dan penurunan tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk tugas akhir dengan judul “TINJAUAN ATAS ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG”
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas yang
menjadi pokok masalah dalam tugas akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana penyajian laporan keuangan pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung ? 2. Bagaimana analisis sumber dan penggunaan modal kerja pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung ?
1.3
Maksud dan Tujuan Laporan Tugas Akhir Maksud dari penelitian ini, dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
dalam menyusun Laporan Tugas Akhir program D 3 Fakultas Ekonomi. Adapun tujuan penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui penyajian laporan keuangan pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung. 2. Mengetahui analisis sumber dan penggunaan modal kerja pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung.
1.4
Kegunaan Laporan Tugas Akhir Data serta informasi yang diperoleh dari hasil kerja praktik yang
berhubungan dengan analisa rasio ni diharapkan dapat digunakan untuk hal-hal : 1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan analisis laporan keuangan, mengetahui tentang perkoperasian termasuk sisa hasil usaha koperasi serta mendapat pengalaman yang berguna untuk menyusun laporan tugas akhir. 2. Bagi Pihak Perusahaan Dapat berguna dalam menilai keberhasilan koperasi serta dapat dijadikan pedoman dalam menyusun rencana dan kebijakan yang ditetapkan untuk perusahaan di masa yang akan datang. 3. Bagi Pihak Lain Dapat menambah pengetahuan sehingga dapat dijadikan bahan acuan atau reverensi dalam penelitian lebih lanjut.
1.5
Metodologi Laporan Tugas Akhir
1. Metode Deskriptif Analitis Dilakukan dengan cara merumuskan fakta atau data yang diperlukan kemudian dianalisis dan disimpulkan serta diajukan beberapa saran yang dipandang perlu bila ada masalah yang diselesaikan. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Filed Research, yaitu studi lapangan dengan mempelajari dan menelaah bacaan-bacaan dan merangkum teori yang berkaitan. b. Observasi dengan melakukan pengamatan dan pencatatan sistemais atas masalah-masalah yang diselidiki. c. Wawancara dengan melakukan tanya jawab dengan orang yang terkait. d. Library Research, yaitu Suatu teknik pengumpulan data yang bersifat teoritis, berdasarkan literatur catatan kuliah dan sumber-sumber informasi lainnya yang dapat menunjang dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.
3. Teknik Pengolahan Data Menggunakan data yang diperoleh dari laporan keuangan pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung yang meliputi neraca, Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU), dan laporan-laporan pendukung lainnya seperti laporan perincian piutang, laporan permodalan Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung dan besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diterima masing-masing anggota.
1.6
Lokasi dan Waktu Kerja Praktik Kerja praktik dilakukan pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung
yang berlokasi di Jalan Wastukancana No. 5 (Belakang) Bandung 40117. Lamanya kerja praktik adalah 1 bulan yang dimulai dari tanggal 2 Juni 2008 sampai dengan tanggal 30 Juni 2008.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Umum Koperasi Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional
memiliki ketentuan-ketentuan pokok tersendiri dalam menjalankan fungsi sosial dan ekonominya. Dalam melaksanakan kegiatannya, koperasi berdasarkan asas kekeluargaan. Asas kekeluargaan dalam koperasi sebenarnya merupakan cerminan dari pasal 33 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.” Sesuai dengan asas itu, dalam melakukan kegiatan usahanya koperasi harus mementingkan prinsip kebersamaan. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945. Untuk lenih jelas, dibawah ini akan diuraikan pengertian koperasi, karakteristik koperasi, landasan dan asas koperasi, fungsi dan tujuan koperasi, prinsip-prinsip koperasi, jenis koperasi, modal koperasi, perangkat organisasi koperasi. Penyajian laporan keuangan koperasi menurut PSAK No. 27 tahun 2007.
2.1.1
Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa Inggris cooperation. Sesuai dengan arti kata
itu, koperasi secara harfiah berarti kerja sama. Pengertian koperasi Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 : “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.”
Sedangkan pengertian koperasi menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998) tahun 2007 : “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.” Dari pengertian di atas tentang perkoperasian menghendaki agar koperasi dapat dijadikan sebagai gerakan ekonomi rakyat. Karena ekonomi rakyat harus diberdayakan. Seluruh rakyat perlu menghimpun diri dalam koperasi agar dapat berasing dalam hal kualitas dan hidup berdampingan dengan badan-badan usaha ekonomi lainnya, seperti BUMN dan badan-badan usaha ekonomi milik swasta.
2.1.2
Karakteristik Koperasi Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tahun 2007,
karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of the member), yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi (user own oriented firm), oleh karena itu : a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi, selain itu anggota-anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain. c. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya. d.
Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota (promotion of the members welfare);
e. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi.
2.1.3
Landasan dan Asas Koperasi Dalam melaksanakan kegiatannya, koperasi berdasar asas kekeluargaan.
Sesuai dengan asas itu, dalam melakukan kegiatan usahanya koperasi harus mementingkan kebersamaan. Artinya, pengelolan koperasi dilakukan oleh, dari, dan untuk para anggota secara kekeluargaan. Jadi, maju mundurnya koperasi sangat tergantung pada keputusan dan kehendak para anggota secara keseluruhan. Kunci penting dalam asas kekeluargaan itu ialah kebersamaan dan gotong royong dalam menjalankan kegiatan koperasi agar para anggota dan pengurus dapat menciptakan kesejahteraan bersama sesuai denagn kepastiannya masing-masing. Landasan koperasi adalah dasar atau pedoman yang harus dmiliki oleh setiap koperasi dalam menentukan arah, tujuan dan kegiatan koperasi. Menurut Suyanto dan Nurhadi dalam bukunya yang berjudul “Ekonomi” (2003 : 41) Secara rinci landasan koperasi dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Landasan Idil Koperasi memiliki landasan idil Pancasila. Artinya, koperasi harus mendasarkan dirinya kepada Pancasila dalam upaya mencapai cita-citanya. 2. Landasan Struktural Landasan struktural koperasi adalah UUD 1945. Secara eksplisit pasal 33 ayat 1 tidak menyebutkan koperasi sebagai salah satu bangun struktural perekonomian Indonesia. Akan tetapi, kata-kata asas kekeluargaan yang dapat menjamin keberadaan struktural koperasi (kekeluargaan) merupakan asas bagi seluruh koperasi. 3. Landasan Mental Koperasi memiliki landasan mental berupa kesetiakawanan dan kesadaran pribadi. Maksudnya, diantara sesama anggota koperasi harus ada rasa kesetiakawanan, kebersamaan, rasa kekeluargaan, sadar akan pentingnya bekerja sama dan sekaligus mempunyai rasa percaya diri.
4. Landasan Operasional Landasan operasional koperasi berupa undang-undang dan peraturanperaturan yang disepakati secara bersama. Oleh karena itu, landasan operasional koperasi meliputi : a. Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian; b. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi.
2.1.4
Fungsi dan Tujuan Koperasi Berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 4 menyatakan
bahwa : 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sokogurunya. 4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional berupa usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
2.1.5
Prinsip-prinsip Koperasi Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 menyartakan
bahwa : 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 3. Pembagian sisa hasil usaha (keuntungan) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5. Kemandirian.
2.1.6
Jenis-jenis Koperasi Menurut Suyanto dan Nurhadi dalam bukunya yang berjudul “Ekonomi”
(2003 : 43) jenis-jenis koperasi meliputi : 1. Koperasi Konsumen Koperasi konsumen merupakan koperasi yang beranggotakan para konsumen. Pada hakekatnya ada dua tujuan penting didirikannya koperasi konsumen, yaitu : a. Meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi dengan menjual barangbarang konsumsi dengan harga yang relatif murah dan kualitas yang baik; b. Meningkatkan pendapatan para anggota koperasi melalui penghematanpenghematan pembelian barang konsumsi akibat lebih murahnya harga barang-barang yang dijual di koperasi. Agar tujuan-tujuan koperasi itu tercapai, maka barang yang dijual ke anggota harus : a. Dibeli langsung dari produsen; b. Memiliki ukuran, takaran dan timbangan yang benar; c. Memiliki kualitas yang tinggi. 2. Koperasi Produsen Koperasi produsen merupakan koperasi yang beranggotakan para produsen barang atau jasa tertentu. Koperasi produsen didirikan dengan tujuan antara lain : a. Menghindari persaingan diantara para produsen dalam menjual barang hasil produksi, sehingga harga barang dapat dipertahankan pada tingkat yang lebih menguntungkan; b. Mempertahankan mutu barang hasil produksinya agar tetap sesuai dengan cita rasa atau selera konsumen, sehingga barang yang dihasilkan tetap laku dipasar. c. Menjaga kestabilan harga barang yang dihasilkan melalui kesepakatan terhadap jumlah barang yang dihasilkan.
3. Koperasi Pemasaran Koperasi pemasaran menguntungkan bagi para konsumen. Koperasi pemasaran merupakan koperasi yang kegitaan ekonominya memasarkan barang atau jasa tertentu. Koperasi pemasaran bertujuan mencapi tingkat harga yang menguntungkan bagi para anggota koperasi. Keuntungan didirikannya koperasi pemasaran antara lain sebagai berikut : a. Harga akan dapat dijamin stabilitasnya b. Persaingan harga yang sering merugikan produsen dapat dihindarkan; c. Ketersediaan barang-barang di pasar juga dapat terjamin. 4. Koperasi Simpan Pinjam Koperasi
simpan
pinjam
merupakan
koperasi
yang
meningkatkan
kesejahteraan anggotanya dengan kegiatan kredit berbunga rendah. Koperasi simpan pinjam tidak saja harus memberipinjaman denagn tingkat bunga yang rendah, tetapi ia harus memberikan pinjaman kepada anggota dengan prosedur yang cepat dan mudah. 5. Koperasi Serba Usaha Koperasi Serba Usaha (KUH) adalah koperasi yang kegiatan ekonominya lebih dari satu bidang usaha. Oleh kaena itu dalam koperasi serba usaha bidang-bidang usaha atau kegiatan ekonomi seperti produksi, konsumsi, kredit, pemasaran dan jasa dilakukan oleh koperasi itu secara bersama. 6. Koperasi Jasa Koperasi jasa merupakan koperasi dengan kegiatan utama pelayanan jasa. Jasa dalam koperasi ini bukanlah seperti jasa pada koperasi simpan pinjam. Layanan utama yang diberikan atau dijual oleh koperasi kepada anggotanya dan masyarakat adalah berupa jasa antara lain jasa bidang angkutan, asurasi, perlistrikan dan perumahan.
2.1.7
Modal Koperasi Menurut UU RI No. 25 tahun 1992 modal koperasi terdiri dari modal
sendiri dan modal pinjaman.
1. Modal Sendiri Modal sendiri yang dimiliki koperasi adalah modal yang menanggung risiko atau disebut juga dengan modal ekuiti. Dikatakan menanggung risiko karena jika koperasi menderita rugi dalam usaha ekonominya, modal sendiri koperasi itulah yang digunakan untuk menutup kerugian. Modal sendiri meliputi : a. Simpanan Pokok Simpanan pokok merupakan sejumlah uang sama banyak yang wajib dibayarkan kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. b. Simpanan Wajib Simpanan wajib merupakan jumlah simpanan yang tidak harus sama, yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. c. Dana Cadangan Dana cadangan merupakan sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, untuk menambah modal sendiri dan menutup kerugian koperasi bila diperlukan. d. Hibah Hibah merupakan sejumlah uang yang didapatkan oleh koperasi dari sumbangan atau bantuan pihak lain secara sukarela. 2. Modal Pinjaman Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 41 ayat 3, modal pinjaman dapat berasal dari : a. Anggota b. Koperasi lainnya dan atau anggotanya c. Bank dan atau lembaga keuangan lainnya d. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya dan e. Sumber lainnya yang sah.
2.1.8
Perangkat Organisasi Koperasi Menurut Pasal 21 UU No. 25 tahun 1992, perangkat organisasi koperasi
meliputi :
1. Rapat Anggota Koperasi harus melakukan rapat anggota paling sedikit sekali dalam satu tahun. Kedudukan rapat anggota dalam koperasi sangat penting, hal ini ditegaskan dalam UU No. 25 tahun 1992 bahwa : a. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi; b. Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar. 2. Pengurus Koperasi Tugas pengurus koperasi meliputi : a. Mengelola koperasi dan usahanya; b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi; c. Menyelenggarakan rapat anggota; d. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan investasi secara tertib; f. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus. 3. Pengawas Koperasi Prosedur mengenai pembentukan pengawas dan ketentuan mengenai tugas maupun wewenang pengawas diatur dalam UU Perkoperasian No. 25 tahun 1992 pasal 38 dan 39. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar. Pembentukan pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota serta bertanggungjawab kepada rapat anggota. Sedangkan tugas dan wewenang koperasi adalah sebagai berikut : 1) Tugas : a. Melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
kebijakan
pengelolaan koperasi; b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
dan
2) Wewenang : a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi; b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. 3) Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
2.1.9
Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Laporan keuangan koperasi meliputi neraca, perhitungan hasil usaha,
laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan. Berikut ini adalah contoh penyajian laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 (2007 : 15-18)
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT NERACA 31 DESEMBER 20XX DAN 20XX AKTIVA
20XX
20XX
AKTIVA LANCAT Kas dan Bank Investasi Jangka Pendek
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
20XX
20XX
Rp xxx
Rp xxx
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Rp xxx
Rp xxx
Hutang Usaha
xxx
xxx
Hutang Bank
xxx
xxx
Piutang Usaha
xxx
xxx
Hutang Pajak
xxx
xxx
Piutang Pinjaman Anggota
xxx
xxx
Hutang Simpanan Anggota
xxx
xxx
Piutang Pinjaman Non Anggota
xxx
xxx
Hutang Dana Bagian SHU
xxx
xxx
Piutang Lain-Lain
xxx
xxx
Hutang Jangka Panjang aka jatuh tempo
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
Biaya Harus Dibayar
xxx
xxx
Persediaan
xxx
xxx
Pendapatan Akan Diterima
xxx
xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Peny. Piutang Tak Tertagih
Jumlah Aktiva Lancar
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
INVESTASI JANGKA PANJANG Penyertaan Pada Koperasi Penyertaan Pada Non Koperasi Jumlah Investasi Jangka Panjang AKTIVA TETAP Tanah atau Hak atas Tanah
Jumlak Kewajiban Jangka Pendek
Rp xxx
Rp xxx
Hutang Bank
xxx
xxx
Hutang Jangka Panjang Lainnya
xxx
xxx
Rp xxx
Rp xxx
Jumlah kewajiban Jangka Panjang Lainnya
Rp xxx
Rp xxx
EKUITAS Rp xxx
Rp xxx
Simpanan Wajib
Rp xxx
Rp xxx
Bangunan
xxx
xxx
Simpanan Pokok
xxx
xxx
Mesin
xxx
xxx
Modal Penyertaraan Partisipasi Anggota
xxx
xxx
Investasi
xxx
xxx
Modal Penyertaan
xxx
xxx
Akumulasi Penyusutan
(xxx)
(xxx)
Modal Sumbangan
xxx
xxx
Jumlah Aktiva Tetap
xxx
xxx
Cadangan
xxx
xxx
xxx
xxx
SHU Belum Dibagi Jumlah Ekuitas
AKTIVA LAIN-LAIN
xxx xxx
xxx
Beban ditangguhkan
xxx
xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
JUMLAH AKTIVA
xxx Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
xxx
Ak. Tetap Dalam Kontruksi Jumlah Aktiva Lain-lain
xxx Rp xxx
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT PERHITUNGAN HASIL USAHA Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20xx dan 20xx 20XX
20XX
PARTISIPASI ANGGOTA Partisipasi Bruto Anggota Beban pokok Partisipasi Netto Anggota
Rp xxx (xxx) Rp xxx
Rp xxx (xxx) Rp xxx
PENDAPATAN DARI NON ANGGOTA Penjualan Harga Pokok Laba (Rugi) Kotor dengan Non-Anggota Sisa Hasil Usaha Kotor
Rp xxx (xxx) Rp xxx Rp xxx
Rp xxx (xxx) Rp xxx Rp xxx
BEBAN OPERASI Beban Usaha Sisa Hasil Usaha Koperasi Beban Perkoperasi Sisa Hasil Usaha Setelah Beban Perkoperasian Pendapatan dan Beban Lain-lain Sisa Hasil Usaha Sebelum Pos-pos Luar Biasa Pendapatan dan Beban Luar Biasa Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Pajak Penghasilan Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak
(xxx) Rp xxx (xxx) Rp xxx xxx Rp xxx xxx Rp xxx (xxx) Rp xxx
(xxx) Rp xxx (xxx) Rp xxx xxx Rp xxx xxx Rp xxx (xxx) Rp xxx
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20xx dan 20xx (Koperasi Konsumen) 20xx
20xx
PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA : - Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga Koperasi Rp xxx - Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga Pasar (xxx) Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota Rp xxx MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA - Pengadaan Barang atas Dasar Harga Pasar - Pengadaan Barang atas Dasar Harga Koperasi Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang Untuk Anggota
PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan Untuk Anggota Jumlah Promosi Ekonomi Anggota
Rp xxx
Rp xxx (xxx)
Rp xxx (xxx)
Rp xxx
Rp xxx
MANFAAT EKONOMI DARI SIMPAN PINJAM LEWAT KOPERASI - Penghematan Beban Pinjaman Anggota Rp xxx - Kelebihan Balas Jasa Simpanan Anggota (xxx) Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa Untuk Anggota Rp xxx Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan
Rp xxx (xxx)
Rp xxx (xxx) Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20xx dan 20xx (Koperasi Produsen) 20xx
20xx
Rp xxx (xxx)
Rp xxx (xxx)
Rp xxx
Rp xxx
PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN ANGGOTA : - Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga Pasar - Pemasaran Produk Anggota atas Dasar HargaKoperasi Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota
MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA - Pengadaan Barang atas Dasar Harga Pasar Rp xxx - Pengadaan Barang atas Dasar Harga Koperasi (xxx) Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang Untuk Anggota Rp xxx MANFAAT EKONOMI DARI PENYEDIAAN JASA UNTUK ANGGOTA - Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Pasar Rp xxx - Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Koperasi (xxx) Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa Untuk Anggota Rp xxx Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan Untuk Anggota Jumlah Promosi Ekonomi Anggota
Rp xxx (xxx) Rp xxx
Rp xxx (xxx) Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
2.2
Laporan Keuangan
2.2.1
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana
dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi harus dicatat, diklasifikasikan dan diikhtisarkan untuk selanjutanya dilaporkan dalam suatu bentuk laporan keuangan, didalam laporan keuangan ini terlihat jelas pengaruh setiap transaksi terhadap harta, hutang, biaya-biaya, dan pendapatan. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan, penulis akan mengemukakan pendapat Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK (2007 : 2) yang dimaksud laporan keuangan adalah sebagai berikut : “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca, laporan rugi atau laba, laporan perubahan posisi keuangan yang disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.” Menurut Myer dalam bukunya yang berjudul financial statement analysis mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah “Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar ini adalah neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi atau laba. Pada akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan).” Menurut Aliminsyah dan Padji (2003:225) dalam bukunya yang berjudul “Kamus Istilah Akuntansi” menyatakan bahwa, “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan baik didalam maupun diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan rugi atau laba, dan laporan perubahan posisi keuangan.”
Menurut Bambang Riyanto (1998:137) dalam bukunya yang berjudul “dasar-dasar pembelanjaan perusahaan” menyebutkan bahwa “Laporan financial (financial statement), memberikan ikhtisar mengenai keadaan financial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, laporan laba atau rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu, biasanya selama satu tahun.” Dari pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan terdiri dari neraca (balance sheet), laporan laba atau rugi (income statement), laporan laba ditahan dan laporan perubahan posisi modal.
2.2.2
Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Posisi kuangan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta untuk merumuskan efektifitas perusahaan dalam memenfaatkan sumber daya. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode pelaporan. Informasi ini juga berguna untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus kas tersebut.
Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship) atau menggambarkan pertanggungjawaban manajemen atau sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007:1.2) tujuan laporan keuangan adalah : Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi : a. Aktiva ; b. Kewajiban ; c. Equitas ; d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugiankerugian ; e. Arus kas. 2.2.3
Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2000:6) di bawah ini akan diuraikan mengenai sifat
dan keterbatasan laporan keuangan. Sifat laporan keuangan adalah histories, sarta menyeluruh dan sebagai progress report laporan keuangan terdiri dari data yang merupakan hasil dari kombinasi antara 1. Fakta yang telah dicatat (Recorded Fact) Bahwa laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam kas perusahaan maupun yang disimpan di bank, jumlah piutang, persediaan, barang dagang, hutang maupun jumlah aktiva tetap. 2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan didalam akuntansi (Accounting convention and postulate) Data yang dicatat berdasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (general accepted accounting principles), hal tersebut dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan (expediensi) atau untuk keseragaman.
3. Pendapat pribadi (Personal Judgment) Pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang menjadi standar praktek pembukuan, tetapi penggunaan dalil-dalil tersebut tergantung dari akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Dengan memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain : 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report dan bukan merupakan laporan final. 2. Laporan keuangan menujukan angka dalam rupiah yang kelihatan pasti tetapi yang sebenarnya dasar penyusunan dengan standar nilai berbeda. 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau satuan moneter (nilai rupiah) dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya. 4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan, karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang.
2.2.4
Bentuk-bentuk Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2000:13) bentuk-bentuk laporan keuangan terdiri
dari : 1. Neraca Neraca adalah laporan yang sistematik tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : a. Aktiva Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih dialokasikan pada penghasilan yang
akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets) misalnya goodwill, hak paten, hak menerbitkan dan sebagainya. b. Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. c. Modal Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutang. Bentuk neraca yang umum digunakan antara lain : a. Bentuk skontro (Account Form) dimana semua aktiva tercantum disebelah kiri atau debit dan hutang serta modal tercantum disebelah kanan atau kredit. b. Bentuk vertikal (Report Form) dimana semua aktiva nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal. c. Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan perusahaan, bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yang dikehendaki nampak dengan jelas, misalnya besarnya modal kerja netto atau jumlah modal perusahaan. 2. Laporan Rugi atau Laba Laporan rugi atau laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Bentuk dari laporan rugi atau laba antara lain : a. Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok, sehingga untuk menghitung rugi atau laba bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan.
b. Bentuk Multiple Step, yaitu dengan dilakukan pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum. 3. Laporan Laba yang Ditahan Laba atau rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan laba-rugi atau dicantumkan dalam laporan laba yang ditahan atau dalam laporan perubahan modal, tergantung pada konsep yang dianut perusahaan. Jika perusahaan mengikuti clean surplus principle atau all inclusive concept, maka semua rugi-laba insidentil nampak dalam laporan rugi laba, dan dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi : a) Net income yang ditransfer dari laporan rugi laba b) Deklarasi (pembayaran) dividend c) Penyisihan dari laba (Appropriation of retained earning) Jika perusahaan mengikuti non clean surplus principle atau current operating performance, maka dalam laporan rugi laba hanya menentukan hasil dari operasi normal periode itu, sedangkan rugi laba yang timbul secara isidentil nampak dalam laporan perubahan modal atau laporan laba yang ditahan.
2.3
Analisis Laporan Keuangan
2.3.1
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Secara harfiah, analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu
analisis dan laporan keuangan. Ini berarti bahwa laporan keuangan merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya yang berjudul “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan” (2004 : 107) menyatakan bahwa : “Analisis laporan keuangan merupakan penguraian pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Analisis” sendiri didefinisikan sebagai berikut “Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.” Menurut pengertian tersebut, analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedakan laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur-unsur tersebut dan menelah hubungan diantara unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Ini berarti para analisis laporan keuangan dituntut mempunyai pengertian yang cukup tentang unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan.
2.3.2
Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim dalam bukunya yang
berjudul “Analisis Laporan Keuangan” (2003:6) tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu : 1. Investasi pada saham Risiko yang berkaitan dengan investasi saham pada dasarnya sama dengan risiko yang berkaitan dengan perusahaan pada umumnya. Beberapa faktor antara lain : kondisi ekonomi (inflasi atau persaingan), dan faktor dari perusahaan contohnya kualitas manajemen, good will dan paten-paten yang dimiliki. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan dan mempengaruhi tingkat keuangan perusahaan. Analisis rasio memfokuskan pada kemungkinan bangkrutnya perusahaan atau kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Analisis risiko bisa difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa-masa sulit dan kemudian memproyeksi kemampuan ini untuk periode-periode masa mendatang.
2. Pemberian Kredit Tujuan
pokoknya
adalah
menilai
kemampuan
perusahaan
untuk
mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. Fokus dalam analisis ini adalah kemampuan perusahaan dalam jangka panjang. 3. Kesehatan Pemasok (Supplier) Perusahaan yang melakukan kerja sama, analisis dari pihak perusahaan akan berusaha menganalisis profitabilitas perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasi sehari-harinya dan kemampuan membayar kewajiban pada saat jatuh tempo. Pengetahuan akan kondisi keuangan supplier juga akan bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan negosiasi dengan supplier. 4. Kebutuhan pelanggan Informasi mengenai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis yang dilakukan akan tergantung pada besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan, dan lain-lain. 5. Kesehatan perusahaan ditinjau dari karyawan Untuk memastikan apakah perusahaan yang dimasuki mempunyai keuangan yang bagus. Faktor yang dianalisis antara lain profitabilitas perusahaan, kondisi keuangan perusahaan dan kemampuan menghasilkan kas dari perusahaan. 6. Pemerintah Untuk menentukan besarnya pajak yang dibayarkan atau menentukan tingkat keuntungan yang wajib bagi suatu industri. 7. Analisis Internal Untuk menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan. Informasi ini digunakan sebagai basis evaluasi prestasi manajemen. Bagi pihak manajemen digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, untuk perencanaan atau untuk mengevaluasi perubahan strategi.
8. Penilaian kerusakan Untuk menentukan besarnya ganti rugi yang dibayarkan ke perusahaan
2.3.3
Rasio Modal Kerja atau Likuiditas Menurut S. Munawir dalam bukunya yang berjudul “Analisa Laporan
Keuangan” (2000: 72) menyatakan bahwa rasio modal kerja terdiri dari : 1. Current ratio Perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. 2. Acid test ratio Rasio ini sering disebut sebagai quick ratio yaitu perbandingan antara (aktiva lancar – persediaan) dengan hutang lancar. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya persediaan lebih likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) dari pada piutang. 3. Perputaran piutang Piutang yang dimiliki perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu (turn over receivable) dengan membagi total penjualan kredit (netto) dengan piutang rata-rata. 4. Perputaran persediaan Turn over persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan. Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti).
5. Perputaran modal kerja Untuk menganalisis posisi modal kerja dapat juga digunakan beberapa rasio lainnya misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva, rasio antara tiap pos-pos dalam aktiva lancar dengan total aktiva lancar, rasio antara total hutang lancar dengan total hutang, rasio antara tiap-tiap pos hutang lancar dengan total hutang lancar dan lainnya.
2.3.4
Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut Dwi Prastowo D. dan Rifka Julianty dalam bukunya yang
berjudul “Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi” (2002 : 54) secara umum metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : a. Metode Analisis Horizontal (Dinamis) Metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut metode analisis horizontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda. Disebut metode analisis dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode), teknik analisis yang termasuk dalam metode ini antara lain teknik analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan penggunaan dana, analisis perubahan laba kotor. b. Metode analisis vertikal (Statis) Metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada periode tertentu yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk periode yang sama. Disebut metode statis karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada periode yang sama. Teknik-teknik yang termasuk dalam metode ini antara lain analisis persentase perkomponen (common size), analisis rasio dan analisis impas.
Menurut S. Munawir, dalam bukunya yang berjudul “Analisa Laporan Kauangan” (2000:36) metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui
perubahan-peubahan
masing-masing
pos
pos
tersebut
bila
diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, semuanya itu merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisa laporan keuangan dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
2.4
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
2.4.1
Pengertian Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Menurut S. Munawir dalam bukunya yang berjudul “Analisa Laporan
Keuangan” (2000:113) menyatakan bahwa : “Dalam melaporkan sumber dan penggunaan dana sering terdapat perbedaan tentang pengertian “dana” atau “fund”. Pengertian yang pertama dana diartikan modal kerja, baik dalam arti modak kerja bruto maupun modal kerja netto, sehingga dengan demikian laporan sumber dan penggunaan dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan modal kerja dan perubahan unsur-unsur modal kerja selama periode yang bersangkutan. Pengertian yang kedua, dana diartikan sama dengan kas, dengan demikian laporan sumber dan penggunaan dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan kas selama periode yang bersangkutan. Pengertian lain dari dana adalah sebagai net monetary assets, yaitu kas atau aktiva-aktiva lain yang mempunyai sifat sama dengan kas.” Setiap perusahaan terlibat dalam berbagai aktivitas investasi dan pembelanjaan. Ketika melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut, perusahaan menghasilkan dana, dana diartikan sebagai kas dan setara kas dan dapat juga diartikan sebagai modal kerja. Modal kerja didefinisikan sebagai total aktiva lancar (gross working capital) atau selisih antara aktiva lancar dan utang lancar (net working capital).
Menurut Dwi Prastowo D. dan Rifka Julianty dalam bukunya yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi” (2002:107) menyatakan bahwa “Setiap transaksi yang menyebabkan naiknya modal kerja disebut sumber modal kerja. Sebaliknya transaksi yang menyebabkan penurunan modal kerja disebut penggunaan modal kerja.” Transaksi-transaksi yang hanya mempengaruhi rekening lancar atau rekening tidak lancar saja, bukan sumber ataupun penggunaan modal kerja. Sebagai contoh penerimaan kas dan penagihan piutang akan menaikan kas dan menurunkan piutang dagang dalam jumlah yang sama. Transaksi ini hanya mempengaruhi rekening lancar, sehingga bukan merupakan sumber ataupun pengunaan modal kerja, karena jumlah modal kerja tidak mengalami perubahan. Contoh lain adalah pembayaran utang dagang. Transaksi ini mengurangi kas dan menurunkan utang dagang, keduanya rekening lancar, oleh karena itu jumlah modal kerja tidak boleh berubah oleh transaksi ini, maka tidak ada sumber atau penggunaan modal kerja. Terdapat tiga konsep atau definisi modal kerja yang umum dipergunakan yaitu : 1. Konsep kuantitatif Konsep ini menitik beratkan kepada kwantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau menujukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. 2. Konsep kualitatif Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital) yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan.
3. Konsep fungsional Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan.
2.4.2
Tujuan Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Menurut S. Munawir dalam bukunya yang berjudul “Analisa Laporan
Keuangan” (2000: 113) menyatakan bahwa Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan alat analisis keuangan yang sangat penting bagi financial manager ataupun para calon kreditur atau bagi bank dalam menilai permintaan kredit yang diajukan kepadanya. “Dengan analisis dan penggunaan dana akan dapat diketahui bagaimana perusahaan mengelola atau menggunakan dana yang dimilikinya.” Menurut
Sudarsono
dan
Edilius
dalam
bukunya
yang berjudul
“Manajemen Koperasi Indonesia” (2004:193) menyatakan bahwa “Tujuan analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah untuk mengetahui
bagaimana
dana
dipergunakan
dan
bagaimana
memenuhi kebutuhan dana tersebut.”
2.4.3
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Berikut ini adalah penjelasan sumber modal kerja menurut Dwi
Prastowo D. dan Rifka Julianty (2002: 109) apabila transaksi atau kejadian yang mengakibatkan kenaikan modal kerja dipandang sebagai aktivitas pembelanjaan (financing activities), sedangkan transaksi atau kejadian yang menurunkan modal kerja dipandang sebagai aktivitas investasi (investing activities), maka dapat didefinisikan empat klasifikasi sumber dan empat klasifikasi penggunaan modal kerja.
Empat aktivitas pembelanjaan (sumber) yang memberikan modal kerja, yaitu : 1. Aktivitas operasi periode berjalan. Sumber modal yang penting adalah yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan selama periode berjalan. Laporan laba atau rugi memuat data tentang aktivitas operasi perusahaan, maka kita dapat menggunakan data tersebut untuk menentukan jumlah modal kerja yang berasal dari operasi. Penghasilan yang dicatat berdasarkan (accrual basis) mengakibatkan penaikan aktiva lancar seperti kas, atau piutang maka menaikan modal kerja. Biaya yang dicatat atas dasar accrual basis, mengakibatkan penurunan aktiva lancar seperti kas atau kenaikan utang lancar seperti utang dagang maka biaya menurunkan modal kerja. 2. Penjualan aktiva tidak lancar Apabila perusahaan menjual aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainnya secara tunai, maka modal kerja perusahaan akan naik sebesar jumlah yang diterima dari penjualan tersebut. Setiap laporan laba atau rugi penjualan aktivatidak lancar yang dilaporkan pada laporan rugi atau laba dikurangkan laba bersih untuk menentukan jumlah modal kerja yang berasal dari operasi. 3. Penerbitan utang jangka panjang Penerbitan surat utang jangka panjang, seperti wesel atau obligasi secar tunai akan mengakibatkan kenaikan modal kerja sebesar jumlah yang diterima pada saat utang tersebut diterbitkan. Utang jangka pendek bukanlah sumber modal kerja, karena utang jangka pendek tidak menaikan modal kerja. Transaksi utang jangka pendek hanya mempengaruhi rekening-rekening lancar saja. 4. Penerbitan modal kerja Penerbitan saham istimewa atau saham biasa secara tunai atau aktiva lancar lainnya, akan meningkatkan modal kerja, karena transaksi ini mengakibatkan kenaikan aktiva lancar dan modal dengan jumlah yang sama. Hal yang sama juga berlaku untuk penerbitan kembali treasury stock secara tunai atau aktiva lancar lainnya yang mengakibatkan kenaikan modal kerja.
Pertambahan investasi berupa aktiva lancar yang dilakukan oleh pemilik individual atau partner merupakan sumber modal kerja. Tetapi penerbitan saham sebagai
deviden saham (stock dividen) atau stock split tidak mempengaruhi
modal kerja, karena transaksi ini hanya mempengaruhi rekening modal kerja. Empat Aktivitas investasi yang memerlukan modal kerja, yaitu : 1. Pembelian aktiva tidak lancar Apabila pembelian aktiva tidak lancar seperti tanah, gedung, mesin, peralatan atau investasi jangka panjang dibeli denga cara ditukar dengan aktiva lancar atau utang lancar, maka modal kerja akan mengalami penurunan dengan jumlah sebesar harga beli aktiva tersebut. 2. Pembayaran utang jangka panjang Apabila perusahaan menggunakan aktiva lancar untuk membayar utang jangka panjang seperti utang obligasi, maka modal kerja perusahaan akan mengalami penurunan sebesar jumlah aktiva lancar yang digunakan tersebut. Maka transaksi ini merupakan penggunaan modal kerja. Bila aktiva lancar seperti kas digunakan untuk melunasi utang jangka panjang, maka transaksi ini tidak akan berpengaruh terhadap modal kerja perusahaan, karena transaksi tersebut hanya mempengaruhi rekening lancar saja yaitu aktiva lancar dan utang lancar dengan jumlah yang sama. 3.
Pembelian atau penarikan kembali modal saham Apabila kas atau aktiva lainnya digunakan oleh perusahaan untuk membeli saham untuk ditarik kembali atau dimiliki kembali sebagai treasury, maka modal kerja akan berkurang (penggunaan modal kerja) sebesar jumlah aktiva lancar yang digunakan. Demikian pula apabila pemilik perusahaan menarik dana dari perusahaan, maka modak kerja perusahaan juga akan berkurang.
4. Pengumuman dividen kas Pengumuman dividen yang dibayar secara tunai akan menyebabkan modal kerja berkurang yang berarti penggunaan modal kerja. Pengumuman dividen membentuk utang dividen (utang lancar) yang menyebabkan modal kerja berkurang. Pada saat kas harus dibayarkan atas dividen tersebut, aktiva lancar (kas) dan utang lancar (utang dividen) akan berkurang dengan jumlah yang sama sehingga tidak mempengaruhi modal kerja.
Menurut
Sudarsono
dan
Edilius
dalam
bukunya
yang berjudul
“Manajemen Koperasi Indonesia” (2004:195) yang merupakan sumber dan penggunaan modal kerja, yaitu : 1. Sumber-sumber dari modal kerja adalah : a. Berkurangnya aktiva tetap b. Bertambahnya hutang jangka panjang c. Bertambahnya modal d. ada keuntungan dari operasi perusahaan 2. Penggunaan modal kerja adalah : a. Bertambahnya aktiva tetap b. Berkurangnya hutang jangka panjang c. Berkurangnya modal d. Pembayaran kas deviden e. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan.
2.4.4
Laporan sumber dan Penggunaan Modal Kerja Menurut Dwi Prastowo D. dan Rifka Julianty (2002: 116) laporan sumber
dan penggunaan modal kerja dibagi ke dalam 4 bagian, yaitu : 1) Format laporan Laporan perubahan posisi keuangan yang berbasis modal kerja memberikan ringkasan mengenai aktivitas investasi dan perkembangan perusahaan. Secara khusus, laporan ini menggambarkan bagaimana modal kerja diberikan oleh aktivitas pembelanjaan perusahaan dan berapa banyak modal kerja digunakan untuk aktivitas investasi. Selisih antara jumlah modal kerja yang diberikan oleh aktivitas pembelanjaan dan jumlah modal kerja yang digunakan ditunjukan sebagai penurunan atau kenaikan modal kerja selama periode tertentu. 2) Sumber informasi yang digunakan Dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : a. Sumber informasi utama yang terdiri atas laporan rugi atau laba, laporan perubahan laba ditahan dan neraca komparatif.
b. Sumber informasi pendukung diperoleh denga cara mengadakan analisis terhadap perubahan rekening-rekening aktiva tidak lancar. Dari analisis tersebut akan diperoleh informasi mengenai sumber dan penggunaan modal kerja. 3) Langkah-langkah penyusunan laporan a. Menghitung perubahan modal kerja selama periode tertentu b. Menganalisis perubahan saldo rekening-rekening tidak lancar, untuk menentukan sumber-sumber penggunaan modal kerja. Langkah ini dilakukan dengan metode -
Langsung
-
Keras kerja baik 3 maupun 5 kolom
-
Rekening (T account)
c. Menyusun laporan perubahan posisi keuangan basis modal kerja 4) Kegunaan laporan a. Melaporkan aktivitas investasi dan pembelanjaan penting perusahaan yang menyebabkan perubahan modal kerja selama periode tertentu. b. Menjadi suplemen laporan laba atau rugi, perubahan laba ditahan dan neraca dengan menjelaskan alas an-alasan terjadinya kenaikan atau penurunan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. c. Menyajikan sumber-sumber modal kerja utama perusahaan, baik yang berasal dari operasi maupun non operasi d. Menyajikan penggunaan-penggunaan modal kerja utama perusahaan e. Menjadi dasar bagi proses perencanaan.
BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR
3.1
Objek Tugas Akhir Laporan sumber dan penggunaan modal kerja Koperasi Pegawai
Pemerintah Kota Bandung merupakan objek yang dipilih dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir. Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung ini berlokasi di jalan Wastukencana No.5 (belakang) Bandung. Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung merupakan satu-satunya wadah untuk mewujudkan kesejahteraan para pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bandung. Setiap pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Bandung diwajibkan menjadi anggota Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung.
3.1.1
Sejarah Koperasi Pada tahun 1961 di lingkungan Kantor Pemerintah Kotapraja Bandung
telah berdiri tujuh buah koperasi simpan pinjam yang berada pada beberapa unit kerja. Dengan adanya anjuran dari Pemerintah pusat, bahwa pada setiap jawatan atau instansi hanya diperbolehkan satu Koperasi Pegawai, maka koperasi-koperasi simpan pinjam yang ada di unit-unit kerja tadi sepakat untuk mendirikan satu Koperasi Pegawai. Pada tanggal 11 Mei 1962 berdirilah Koperasi yang diberi nama Koperasi Pegawai Otonom Kotapraja Bandung disingkat “KPOKB”, dan pada tahun 1966 namanya menjadi Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung disingkat menjadi “KPKB”. Kedudukan KPKB dikuatkan dengan diberinya status Badan Hukum oleh Kanwil Koperasi Jawa Barat tanggal 6 September 1986 No.42A/BH/9-12/67. KPKB dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 1 disebut KOPERASI yang didirikan pada tanggal 11 Mei 1962 berkedudukan di jalan Wastukencana No.5 (belakang) dengan wilayah kerja dilingkungan kantor-kantor Pemerintah Kota Bandung. Sesuai Anggaran Dasar Pasal 1 ayat (1) dan (2). Badan Usaha ini bernama Koperasi Pegawai Republik Indonesia Kantor Pemerintah Kotamadya
DT II Bandung dengan nama Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung disingkat KPKB di Jalan Wastukencana No.5 (belakang) Bandung.
3.1.2
Keadaan Umum Keadaan umum Koperasi Pegawai Pmerintah Kota Bandung yakni,
Nama
: Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung
Didirikan
: 11 Mei 1962
Alamat
: Jalan Wastukencana No.5 (belakang) Bandung 40117 Telepon (022) 4206476, Fax : (022) 4224036
[email protected]
Badan Hukum : No.1522 / KEP / KWK – 10 / XI / 24 November 1997 Prestasi
: 1. KPKB sejak tahun 1980 predikat sebagai Koperasi Terbaik Non KUD Tingkat Nasional 2. Tahun 1981 mendapat predikat Koperasi Teladan Tingkat Nasional sampai Tahun 1986 3. Tahun 1987 mencapai prestasi Koperasi Teladan Utama Nasional sampai sekarang.
3.1.3
Visi dan Misi Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung
Visi Koperasi adalah : “Terwujudnya Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung yang Sehat, Profesional, Mandiri dan memberikan manfaat bagi para anggotanya.” Misi Koperasi adalah : 1. Mengembangkan
unit-unit
usaha
KPKB
yang
dapat
mendatangkan
kesejahteraan anggota dan keluarga. 2. Mendaya gunakan potensi anggota dan keluarga dalam menciptakan jenis usaha yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. 3. Berperan aktif dalam memanfaatkan peluang usaha yang kompetitif dan menguntungkan bagi KPKB dari faktor intern dan ekstern.
4. Meningkatkan kesejahteraan anggota beserta keluarga dengan melalui program yang nyata dari KPKB. Merencanakan, melaksanakan dan mengelola segala usaha dan kegiatan koperasi yang meliputi simpan pinjam, usaha niaga dan usaha lainnya yang menguntungkan. a. Merencanakan dan melaksanakan pendidikan dan pelatihan kegiatan sosial bagi anggota. b. Melaksanakan segala kegiatan dalam rangka pengembangan serta peningkatan kesejahteraan anggota Koperasi Pegawai Kota Bandung.
3.1.4
Bidang Usaha dan Kegiatan Koperasi Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) merupakan koperasi
serba usaha yang memiliki beberapa unit usaha. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Koperasi Pegawai Kota Bandung (KPKB) menetapkan jenis-jenis usaha koperasi sebagai berikut: 1. Unit Jasa Unit ini berupa kegiatan KPKB dengan pihak ketiga guna menjalin kerjasama dalam pelaksanaan proyek di berbagai bidang. Adapun proyek-proyek yang pernah ditangani oleh KPKB berupa pembuatan pakaian dinas pegawai, pembangunan sarana dan gedung di lingkungan pemerintah dan lain-lain. 2. Unit Niaga Unit ini melaksanakan kegiatan penjualan barang, baik secara tunai maupun kredit melalui toko yang terdekat di depan kantor KPKB. Adapun barangbarang yang diperjual belikan unit niaga berupa barang-barang kebutuhan sehari-hari anggota dan non anggota. 3. Unit Simpan Pinjam Unit ini melayani permohonan kredit para anggota dengan syarat yang mudah dan bunga yang relatif lebih rendah. Adapun ketentuan jumlah kredit tanpa jaminan
dibatasi
sampai
Rp.5.000.000,00.
Sedangkan
untuk
diatas
Rp.5.000.000,00 disertai jaminan berupa Taspen, sertifikat rumah atau surat kendaraan (KPKB). Pinjaman tersebut diangsur selama antara1-3 tahun.
4. Unit lainnya Selain unit-unit usaha diatas, KPKB pun memiliki jenis usaha lain yang berupa : a. Usaha jasa foto copy : usaha ini dibuka untuk membantu memudahkan pemda maupun masyarakat dalam mengadakan surat-surat. b. Usaha kredit sepeda motor, KPKB bekerjasama dengan Bentuk Jabar Banten sejak tahun 1981 untuk mengusahakan kredit motor dengan jangka waktu cicilan antara 30-48 bulan. c. Usaha sewa kontrak rumah makan d. Usaha kantin e. Usaha penyediaan kapling tanah KPKB menyediakan usaha Kapling Siap Bangun (KSB). Selama 7-10 tahun yang berlokasi di Desa Cigondewah Rahayu kecamatan Bandung kulon wilayah tegalega Bandung dengan ukuran 72 m², 150 m² dan 200 m². KSB tersebut dikreditkan selama 7-10 tahun tanpa uang muka. f. Usaha penyediaan beras untuk pegawai lokal atau harian. g. Usaha konfeksi.
3.1.5
Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Tata kerja KPKB diatur berdasarkan keputusan pengurus KPKB No.11
tahun 2002. Adapun susunan organisasi dan tata kerja KPKB adalah sebagai berikut: Pengurus Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB), terdiri atas: 1. Ketua Pengurus Koperasi adalah : a. Memimpin dan bertanggung jawab atas segala kegiatan pengelolaan organisasi. b. Melaksanakan tugas yang telah disahkan pada rapat anggota tahunan. c. Mengkoordinir penyusunan rencana kerja. d. Mengawasi pengelolaan keuangan, material dan obyek-obyek lainnya yang menjadi usaha koperasi. e. Menandatangani segala bentuk surat keluar bersama-sama sekretaris.
f. Memberikan persetujuan penerimaan dan pengeluaran keuangan, pemberian kredit yang bersifat khusus serta menandatangani cek untuk kepentingan organisasi, bersama-sama dengan bendahara. g. Melakukan hubungan kerja dengan badan, lembaga tertentu dalam usaha mencari atau penambahan modal kerja. h. Mewakili organisasi apabila terjadi sengketa dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan organisasi, baik di pengadilan maupun diluar pengadilan. i. Melakukan tugas lainnya sesuai dengan kewenangannya. 2. Wakil Ketua Pengurus Koperasi bertugas untuk : a.
Mewakili
ketua
dalam
melaksanakan
tugasnya,
apabila
ketua
berhalangan. b.
Mengawasi urusan penelitian dan pengembangan pelaksanaan organisasi.
c.
Mengkoordinir usaha-usaha dalam bidang pendidikan dan latihan para karyawan dan anggota.
d.
Melakukan
penelitian
dan
peninjauan
AD/ART
dalam
rangka
penyempurnaan apabila dipandang perlu. e.
Memberikan persetujuan terhadap permohonan kredit uang bagi anggota.
f.
Mengkoordinir, menganalisis, mengawasi unit simpan pinjam secara profosional dan proporsional.
g.
Melakukan tugas lainnya sesuai mandat ketua dan kesepakatan pengurus.
3. Sekretaris Pengurus Koperasi bertugas untuk : a.
Memimpin
dan
bertanggung
jawab
didalam
penyelenggaraan
administrasi atau ketatausahaan organisasi,baik keluar maupun kedalam b.
Membantu dan mendampingi Ketua, wakil Ketua dalam bidang tugasnya.
c.
Melakukan penelitian, dan pertimbangan atas pelaksanaan kegiatan karyawan, menyusun formasi sesuai kebutuhan organisasi yang berhasil guna dan berdaya guna.
d.
Merencanakan dan menyusun kebutuhan organisasi menyangkut personil, material dan keuangan intern.
e.
Memberikan pertimbangan kepada ketua terhadap kebijakan-kebijakan organisasi.
f.
Meneliti dan menganalisa serta menandatangani segala bentuk surat organisasi bersama-sama ketua.
g.
Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas bagian umum secara profesional.
h.
Melakukan tugas lainnya, sesuai mandat ketua dan kesepakatan pengurus.
4. Wakil sekretaris pengurus koperasi, bertugas untuk: a.
Mewakili sekretaris, apabila sekretaris berhalangan dalam pelaksanaan tugasnya.
b.
Melakukan penataan administrasi/personalia dan penggajian, serta penelitian absensi pengurus maupn karyawan.
c.
Melakukan penilaian aktivitas karyawan, penelitian untuk kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, upah lembur, dan insentif lainnya.
d.
Menggerakkan, mengembangkan, dan mengawasi unit usaha Niaga secara profesional dan proporsional.
e.
Mencatat, menyimpan buku daftar pengurus, buku daftar badan pengawas, buku daftar anggota dan buku tamu.
f.
Menyusun dan menyimpan notulen dan berita acara hasil-hasil rapat-rapat pengurus maupn rapat-rapat lainnya.
g.
Menyusun persiapan Rapat Anggota Tahun (RAT).
h.
Melakukan tugas lainnya sesuai mandate ketua dan kesepakatan pengurus.
5. Bendahara pengurus koperasi, bertugas untuk : a. Membantu dan mendampingi ketua dalam upaya menata penyelenggaraan administrasi keuangan. b. Menerima dan menyimpan semua pendapatan pada Bank yang sudah ditunjuk atas kewenangan pengurus. c. Mengawasi semua transaksi keuangan yang terjadi setiap hari atau bulan.
d. Melakukan penelitian atau pemeriksaan terhadap kelengkapan bukti-bukti keabsyahan suatu pembayaran, sebelum bukti pembayaran ditanda tangani ketua. e. Melakukan kas Opname pada semua kasir, setiap minggu/bulan atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan secara terpadu dan menyeluruh. f. Melaporkan setiap minggu atau bulan mengenai keuangan atau kas posisi keuangan kepada ketua. g. Menyusun cash flow setiap bulan, untuk pembahasan rutin pengurus, setiap tanggal 25 pada bulan yang bersangkutan. h. Melaksanakan pembayaran kepada pihak ketiga setelah ada persetujuan ketua atau pengurus. i. Meneliti dan mengawasi keuangan hasil-hasil usaha Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung. j. Mengkoordinir dan mengawasi secara intensif bagian Keuangan, agar selalu terjaga. k. Menyusun rencana anggaran dan laporan keuangan yang akan disampaikan pada rapat anggota tahunan. L. Melakukan tugas lainnya, sesuai mandat ketua dan kesepakatan pengurus. Disamping itu terdapat Unit simpan pinjam, terdiri dari: 1.
Manajer simpan pinjam, bertugas untuk : a. Membantu pengurus dalam melaksanakan tugasnya. b. Memimpin kegiatan usaha unit simpan pinjam. c. Menyusun dan merumuskan perencanaan sistem simpan pinjam yang terarah, tertib dan terkendali. d. Menganalisa dan merekomendasikan permohonan kredit anggota melalui kepala bagian Keuangan. e. Melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan unit simpan pinjam secara berkala setiap bulan kepada pengurus. f. Manajer melakukan konsultasi kepada coordinator masing-masing bidangnya. g. Melaksanakan tugas lainnya sesuai perintah pengurus.
2.
Urusan kredit uang, bertugas untuk : a. Menerima dan menganalisis kelengkapan permohonan diajukan anggota. b. Merekap dan merekomendasikan pemberian besarnya pinjaman kepada urusan keuangan, manajer dan pengurus. c. Melakukan proses input data software komputer sesuai jenis dan sumber dana untuk diajukan proses kredit pada urusan keuangan.
3.
Urusan keuangan, bertugas untuk: a. Memeriksa dokumen usulan pinjaman yang diajukan oleh urusan kredit. b. Mempersiapkan laporan cash flow untuk direview bersama manajer simpan pinjam dan pengurus baik bulanan maupun tahunan. c. Mengevaluasi seluruh permintaan berdasarkan jenis dan sumber modal sesuai dengan laporan cash flow.
4.
Urusan akuntansi, bertugas untuk: a. Melakukan codering dan proses jurnal berdasarkan voucher pengeluaran, bukti potongan laporan kas, buku bank dan rekapitulasi kredit ke dalam buku pembantu maupun buku besar. b. Mengadakan koordinasi dengan urusan proses kredit, AR control dan keuangan untuk membuat laporan neraca dan cash flow. c. Menganalisis
keputusan
keuangan
atas
kinerja
dan
efektivitas
penggunaan modal. 5.
Urusan Piutang atau AR bertugas untuk: a. Menyusun pembuatan daftar tagihan baik simpanan maupun pinjaman anggota berdasakan voucher pengeluaran uang yang telah ditandatangani. b. Mencatat semua data pada buku pembantu piutang sesuai jenis dan sumber modal. c. Melakukan pergerakan saldo piutang atau simpanan per anggota maupun per unit kerja.
6.
Kasir, bertugas untuk: a. Menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang berdasarkan bukti penerimaan dan pengeluaran yang telah disyahkan b. Mendistribuskan tanda bukti kas pada urusan accounting dan AR control.
3.2
Metode Tugas Akhir Metode yang digunakan oleh penulis dalam menyusun Laporan Tugas
Akhir adalah metode deskriptif analisis, yaitu metode penelitian yang tujuannya adalah untuk memecahkan, menganalisis, dan mengklasifikasikan data-data yang telah diperoleh dan ditarik kesimpulan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti. Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis ini menggunakan dua pendekatan, yaitu : 1. Field Research Studi lapangan ini merupakan metode pendekatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi atau data melalui observasi dan wawancara sehingga diperoleh informasi atau data yang pasti dan dapat dipercaya. a. Observasi Metode yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data melalui pengamatan langsung ke lapangan dengan mempelajari laporan keuangan. Penulis melakukan kerja praktik di KPKB. Penulis ditempatkan dibagian akuntansi. Tujuannya untuk memperoleh data yang lengkap, dan mengetahui bagaimana laporan keuangan di KPKB. b. Wawancara Merupakan komunikasi verbal semacam Tanya jawab dengan bagian akuntansi untuk memperoleh data yang diperlukan terkait dengan objek penelitian. 2. Library Research Suatu teknik pengumpulan data yang bersifat teoritis, yaitu berdasarkan literatur catatan kuliah dan sumber-sumber informasi lainnya yang dapat menunjang dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir. Tujuannya untuk mendapatkan data sekedar yang akan digunakan sebagai dasar perbandingan dengan masalah yang akan dibahas dalam kerja praktik.
3.2.1
Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan penulis adalah :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan staf yang berwenang. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui dokumen-dokumen yang dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.2.2
Teknik Pengolahan Data Adapun teknik pengolahan data yang digunakan adalah dengan cara
menyusun dan menganalisis secara sistematis. Data yang diperoleh tersebut berfungsi untuk kelancaran penyusunan Laporan Tugas Akhir kemudian seluruh data yang telah dikumpulkan dibandingkan dengan teori yang telah penulis pelajari dan selanjutnya ditarik kesimpulan atas data hasil kerja praktik tersebut.
BAB IV ANALISIS
4.1
Penyajian Laporan Keuangan pada KPKB Setiap transaksi yang menyebabkan naiknya modal kerja disebut sumber
modal kerja. Sebaliknya transaksi yang menyebabkan penurunan modal kerja disebut penggunaan modal kerja. Umumnya laporan keuangan koperasi dibukukan dalam buku laporan pertanggung jawaban pengurus koperasi yang dibagikan kepada setiap anggota koperasi pada Rapat Anggota Tahunan (RAT). Laporan yang dibuat umumnya neraca, laporan perhitungan SHU, dan laporan-laporan pendukung lainnya seperti laporan perincian piutang, laporan permodalan Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung dan besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diterima masingmasing anggota. Untuk melihat sumber dan penggunaan dana pada KPKB adalah dengan membandingkan laporan keuangan antara periode sekarang dengan periode sebelumnya. Dalam pembahasan ini akan dilakukan perhitungan pada masing-masing pos dalam neraca komparatif yang diperbandingkan antara periode sekarang dengan periode sebelumnya. Sumber dana utama adalah penurunan aktiva, peningkatan kewajiban dan atau ekuitas. Sedangkan penggunaan dana adalah peningkatan aktiva, penurunan pada kewajiban dan atau ekuitas. Tabel berikut merupakan laporan keuangan komparatif, perhitungan sisa hasil usaha (SHU) dan laporan sumber dan penggunaan modal kerja yang terdapat pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung.
46
TABEL 4.1 KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 Keterangan AKTIVA LANCAR Kas Bank Piutang Usaha Piutang Pinjaman Piutang Lain-lain Persediaan Persediaan Habis dipakai Pendapatan yang harus diterima Biaya Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar
31 Desember 2007 Rp
Rp Rp
504,233,503.95 1,741,572,887.69 1,676,712,116.73 10,283,474,944.00 68,611,763.00 283,349,534.03 16,613,085.00 2,038,000.00 14,576,605,834.40
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
616,136,709.62 1,306,186,652.73 9,700,383,372.00 904,863,793.00 290,134,616.42 17,876,100.00 480,409,500.00 3,372,000.00 13,319,362,743.77
Rp Rp Rp Rp
128,141,932.39 2,084,217,399.00 1,190,107,788.07 3,402,467,119.46
Rp Rp Rp Rp
129,888,849.39 2,160,229,971.50 916,778,177.62 3,206,896,998.51
Rp
17,979,072,953.86
Rp
16,526,259,742.28
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Hutang Usaha Hutang Lain-lain Hutang Simpanan Anggota Hutang Dana Bagian SHU Hutang Bank Hutang Dana Lain-lain Pendapatan yang ditangguhkan Jumlah kewajiban jangka pendek
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
21,635,702.42 9,426,482.00 291,473,951.00 87,384,225.52 1,590,150,708.08 105,935,226.52 240,000,000.00 2,346,006,295.54
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
25,629,753.76 172,948,228.00 200,913,732.58 111,961,413.04 711,129,736.61 85,631,706.94 360,000,000.00 1,668,214,570.93
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang Jangka Panjang Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
Rp Rp
1,014,090,314.58 1,014,090,314.58
Rp Rp
1,301,381,897.58 1,301,381,897.58
EKUITAS Simpanan pokok Simpanan Wajib Simpanan Khusus Simpanan 12 Juli Modal Sumbangan Cadangan Jumlah Ekuitas SHU Sebelum Pajak JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
162,605,000.00 8,619,067,707.00 375,507,271.00 338,100,350.00 1,699,992,505.56 2,494,238,053.01 13,689,510,886.57 929,465,457.17 17,979,072,953.86
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
143,161,000.00 7,775,457,081.00 301,783,994.00 231,627,450.00 1,699,992,505.56 2,571,404,118.32 12,723,426,148.88 833,237,124.89 16,526,259,742.28
AKTIVA TIDAK LANCAR Investasi Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Jumlah Aktiva Tidak lancar JUMLAH AKTIVA
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
31 Desember 2006
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
TABEL 4.2 KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) PERHITUNGAN HASIL USAHA Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2007 dan 2006 No A
B
C
Uraian Partisipasi Anggota Partisipasi Bruto Beban Pokok Partisipasi Netto Beban Usaha dengan Anggota dan Perkoperasian Sisa partisipasi anggota (SPA) Pendapatan dari Non Anggota Penjualan HPP Laba (Rugi) kotor Biaya Usaha Laba (Rugi) bisnis SHU Sebelum Pendapatan atau beban lain-lain Pendapatan Lain-lain Biaya lain-lain SHU Sebelum Pajak Pajak SHU Sebelum Pajak
31 Desember 2007 Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp
4,744,326,131.00 4,744,326,131.00 2,596,599,344.52 2,147,726,786.48
1,568,029,025.65 579,697,760.83 579,697,760.83
351,274,124.30 1,506,427.96 929,465,457.17 929,465,457.17
31 Desember 2006 Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp
Rp
4,268,676,721.97 4,268,676,721.97 2,097,744,040.91 2,170,932,681.06
1,414,233,486.42 756,699,194.64 756,699,194.64
Rp
76,537,930.25 833,237,124.89
Rp
833,237,124.89
Penjelasan Perhitungan SHU A. Partisipasi Anggota Terdiri dari : Partisipasi Bruto Jumlah tersebut terdiri dari : a. Penjualan Barang Rp 1,691,646,508.00 b. Pendapatan Jasa Pinjaman Rp 2,359,584,376.00 c. Pendapatan Jasa Kredit Barang Rp 214,649,266.00 d. Pendapatan Jasa Kredit Motor Rp 3,016,416.00 e. Provisi Rp 135,382,656.00 f. Sewa Gedung dan Kantor Rp 143,500,000.00 g. Sewa Ruang Serba Guna Rp 10,100,000.00 h. Usaha Proyek Rp 176,850,109.00 i. Fotocopy administrasi Rp 4,366,800.00 j. Administrasi SP Rp 5,230,000.00 Partisipasi Netto Beban Usaha dengan Anggota dan Beban Perkoperasian Jumlah tersebut terdiri dari : Beban Usaha dengan Anggota a. Gaji Rp 385,385,800.00 b. Tunjangan-tunjangan Rp 153,347,500.00 c. Transport Rp 162,145,000.00 d. Pakaian Dinas Rp 20,800,000.00 e. Asuransi Karyawan Rp 12,950,000.00 f. Listrik, Telepon dan ledeng Rp 49,091,567.00 g. Bahan Bakar Rp 155,000.00 h. Upah Pungut Uang dan Barang Rp 81,417,578.00 i. Upah Pengembangan Usaha Rp 39,948,035.00 j. Ongkos Surat Rp 8,849,112.00 k. Photo copy, ATK dan cetakan Rp 51,200,115.00 l. Pemeliharaan Aktiva Tetap Rp 82,084,639.00 m. Penyusutan Aktiva tetap Rp 181,500,722.50 n. Bunga Pinjaman dan Administrasi Bank Rp 592,124,218.02 o. Premi Kredit Barang Rp 15,514,959.00 p. Studi Banding Rp 15,000,000.00 q. Audit Rp 8,000,000.00 r. Penyisihan Piutang Rp 5,000,000.00 s. Rapat dan koordinasi Rp 40,913,350.00 t. Pajak Rp 12,706,086.00 u. Sosial Rp 349,165,755.00 v. Usaha Niaga Rp 960,700.00 w. Pengembalian Jasa Rp 277,500.00 x. Perjalanan Dinas Rp 1,000,000.00 y. Lembur Rp 10,495,000.00 z. Asuransi Kendaraan Rp 20,537,000.00 Beban Perkoperasian Beban tersebut terdiri dari : a. Harkop dan Pameran Rp 39,253,350.00 b. RAT Rp 80,000,000.00 c. Rekreasi Rp 50,000,000.00 d. Alat Rumah Tangga Rp 9,876,358.00 e. Jasa Pembinaan Rp 116,900,000.00 Sisa Partisipasi Anggota Pendapatan dari Non Anggota Terdiri dari : Harga Pokok Penjualan Jumlah tersebut terdiri dari : Persediaan awal Pembelian Dalam Tahun 2007 Persediaan Akhir Laba (Rugi/Kotor) SHU Sebelum Pendapatan Lain-lain Terdiri Dari : Pendapatan Lain-lain Jumlah tersebut terrdiri dari : a. Giro Bank b. Cetaka c. Penalty Anggota e. Lian-lain f. SHU Intern g. Penjualan Aktiva Tetap h. Lomba Senam / MM Biaya Lain-lain Jumlah tersebut terrdiri dari : a. Administrasi Bank b.Kerugian Barang Anggota SHU Sebelum Pajak
Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp
Rp
4,744,326,131.00
Rp
4,744,326,131.00
Rp
2,300,569,636.52
Rp
296,029,708.00
Rp
2,147,726,786.48
Rp
1,568,029,025.65
Rp
579,697,760.83
Rp
351,274,124.30
Rp
1,506,427.96
Rp
929,465,457.17
92,793,616.42 1,561,243,943.26 86,008,534.03
6,662,897.91 3,932,000.00 148,035,573.00 175,689,226.69 1,253,083.00 10,050,600.00 5,650,743.50
436,159.56 1,070,268.40
TABEL 4.3 KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) KERTAS KERJA LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA 31 Desember 2006 dan 2007 31 Desember 2007
31 Desember 2006
Perubahan
Keterangan Debit
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Kredit
Sumber
Modal Kerja
Penggunaan
Naik
Turun
AKTIVA LANCAR Kas
Rp
504,233,503.95
Bank
Rp
1,741,572,887.69
Rp
616,136,709.62 -
Rp Rp
111,903,205.67
1,741,572,887.69
Rp
Rp
111,903,205.67
1,741,572,887.69
Piutang Usaha
Rp
1,676,712,116.73
Rp
1,306,186,652.73
Rp
370,525,464.00
Rp
370,525,464.00
Piutang Pinjaman
Rp
10,283,474,944.00
Rp
9,700,383,372.00
Rp
583,091,572.00
Rp
583,091,572.00
Piutang Lain-lain
Rp
68,611,763.00
Rp
904,863,793.00
Rp
836,252,030.00
Rp
836,252,030.00
Persediaan
Rp
283,349,534.00
Rp
290,134,616.42
Rp
6,785,082.42
Rp
6,785,082.42
Persediaan Habis dipakai
Rp
16,613,085.00
Rp
17,876,100.00
Rp
1,263,015.00
Rp
1,263,015.00
Pendapatan yang harus diterima
-
Rp
480,409,500.00
Rp
480,409,500.00
Rp
480,409,500.00
Rp
1,334,000.00
Rp
1,334,000.00
Rp
90,560,218.42
Biaya Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar
Rp
2,038,000.00
Rp
3,372,000.00
Rp
14,576,605,834.37
Rp
13,319,362,743.77
AKTIVA TIDAK LANCAR Investasi
Rp
128,141,932.39
Rp
129,888,849.39
Rp
1,746,917.00
Rp
1,746,917.00
Aktiva Tetap
Rp
2,084,217,399.00
Rp
2,160,229,971.50
Rp
76,012,572.50
Rp
76,012,572.50
Aktiva Lain-lain
Rp
1,190,107,788.07
Rp
916,778,177.62
Jumlah Aktiva Tidak lancar
Rp
3,402,467,119.46
Rp
3,206,896,998.51
JUMLAH AKTIVA
Rp
17,979,072,953.83
Rp
16,526,259,742.28
Rp
273,329,610.45
Rp
273,329,610.45
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Hutang Usaha
Rp
21,635,702.42
Rp
25,629,753.76
Rp
3,994,051.34
Rp
3,994,051.34
Hutang Lain-lain
Rp
9,426,482.00
Rp
172,948,228.00
Rp
163,521,746.00
Rp
163,521,746.00
Hutang Simpanan Anggota
Rp
291,473,951.00
Rp
200,913,732.58
Hutang Dana Bagian SHU
Rp
87,384,225.52
Rp
111,961,413.04
Rp
24,577,187.52
Rp
24,577,187.52
Hutang Bank
Rp
1,590,150,708.08
Rp
711,129,736.61
Rp
879,020,971.47
Rp
879,020,971.47
Hutang Dana Lain-lain
Rp
105,935,226.52
Rp
85,631,706.94
Rp
20,303,519.58
Rp
20,303,519.58
Pendapatan yang ditangguhkan
Rp
240,000,000.00
Rp
360,000,000.00
Rp
2,346,006,295.54
Rp
1,668,214,570.93
Jumlah kewajiban jangka pendek
Rp
Rp
120,000,000.00
90,560,218.42
Rp
120,000,000.00
Lanjutan TABEL 4.3 KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) KERTAS KERJA LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA 31 Desember 2006 dan 2007 KETERANGAN
31 Desember 2007
Perubahan
31 Desember 2006 Debit
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Kredit
Sumber
Modal Kerja
Penggunaan
Naik
Turun
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang Jangka Panjang Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
Rp
1,014,090,314.58
Rp
1,301,381,897.58
Rp
1,014,090,314.58
Rp
1,301,381,897.58
Rp
287,291,583.00
Rp
287,291,583.00
Rp
77,166,065.31
EKUITAS Simpanan pokok
Rp
162,605,000.00
Rp
143,161,000.00
Rp
19,444,000.00
Rp
19,444,000.00
Simpanan Wajib
Rp
8,619,067,707.00
Rp
7,775,457,081.00
Rp
843,610,626.00
Rp
843,610,626.00
Simpanan Khusus
Rp
375,507,271.00
Rp
301,783,994.00
Rp
73,723,277.00
Rp
73,723,277.00
Simpanan 12 Juli
Rp
338,100,350.00
Rp
231,627,450.00
Rp
106,472,900.00
Rp
106,472,900.00
Modal Sumbangan
Rp
1,699,992,505.56
Rp
1,699,992,505.56
Cadangan
Rp
2,494,238,053.01
Rp
2,571,404,118.32
Jumlah Ekuitas
Rp
13,689,510,886.57
Rp
12,723,426,148.88
Rp
929,465,457.17
Rp
833,237,124.89
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Rp
17,979,072,953.86
Rp
16,526,259,742.28
SHU Sebelum Pajak
Rp
Rp Kenaikan Modal Kerja
77,166,065.31
3,645,070,167.31
Rp
96,228,332.28
Rp
96,228,332.28
Rp
3,645,070,167.34
Rp
1,217,238,624.78
Rp
637,787,258.76
Rp
579,451,366.02
Rp
3,007,282,908.55
Rp
Rp
2,427,831,542.56 579,451,365.99
Rp
1,217,238,624.78
Rp
3,007,282,908.55
4.2
Kenaikan atau Penurunan Modal Kerja pada Laporan Keuangan Berdasarkan tabel 4.3 pada kertas kerja laporan sumber dan penggunaan
modal kerja maka dapat dilihat setiap perubahan pada akun-akunnya dari tahun 2006 hingga tahun 2007. Modal kerja mengalami kenaikan karena jumlah aktiva lancar lebih besar dibandingkan dengan kewajiban lancar. Adanya kenaikan aktiva lancar terjadi pada akun-akunnya, yaitu : 1. Bank
Rp
1.741.572.887,69
2. Piutang Usaha
Rp
370.525.464,00
3. Piutang Pinjaman
Rp
583.091.568,00
Rp
2.695.189.919
1. Kas
Rp
111.903.205,67
2. Piutang Lain-lain
Rp
836.252.030,00
3. Persediaan
Rp
6.785.082,42
4. Persediaan habis dipakai
Rp
1,263,015.00
5. Pendapatan yang harus diterima
Rp
480.409.500,00
6. Biaya dibayar dimuka
Rp
1.334.000,00
Rp
1.437.946.833,10
Jumlah Sedangkan penurunan aktiva lancar terjadi pada :
Jumlah
Walaupun terdapat penurunan pada aktiva lancar yang dapat menyebabkan modal kerja turun namun karena adanya jumlah aktiva lancar yang mengalami kenaikan dan sebagian besar jumlah kewajiban pendeknya mengalami penurunan, sehingga dapat menahan turunnya modal kerja. Adapun penurunan kewajiban lancar terjadi pada : 1. Hutang Usaha
Rp
3.994.051,34
2. Hutang Lain-lain
Rp
163.521.746,00
3. Hutang Dana Bagian SHU
Rp
24.577.187,52
4. Pendapatan yang ditangguhkan
Rp
120.000.000,00
Rp
312.092.984,9
Jumlah
Sedangkan kenaikan kewajiban lancar terjadi pada : 1. Hutang Simpanan Anggota
Rp
90.560.218,42
2. Hutang Bank
Rp
879.020.971,47
3. Hutang Dana Lain-lain
Rp
20.303.519,58
Rp
989.884.709,40
Jumlah
4.3
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan alat analisis keuangan
yang sangat penting bagi financial manager ataupun para calon kreditur atau bagi koperasi dalam menilai permintaan kredit yang diajukan kepadanya. Selanjutnnya agar lebih jelas mengenai sumber dan penggunaan modal kerja, berikut ini penulis sajikan laporan sumber dan penggunaan modal kerja. Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007 I. Sumber Modal Kerja : 1. Penurunan Investasi
Rp
1.746.917,00
2. Penurunan Aktiva Tetap
Rp
76.012.572,50
3. Kenaikan Simpanan Pokok
Rp
19.444.000,00
4. Kenaikan Simpanan Wajib
Rp
843.610.626,00
5. Kenaikan Simpanan Khusus
Rp
73.723.277,00
6. Kenaikan Simpanan 12 Juli
Rp
106.472.900,00
7. Kenaikan SHU
Rp
96.228.332,28
Jumlah
Rp
1.217.238.624,78
1. Kenaikan Aktiva lain-lain
Rp
273.329.610,45
2. Penurunan Hutang Jangka Panjang
Rp
287.291.583,00
3. Penurunan Cadangan
Rp
77.166.065,31
Jumlah
Rp
637.787.258,76
Kenaikan modal kerja
Rp
579,451,366.02
II. Penggunaan Modal Kerja :
Dari hasil analisis yang telah dijelaskan di atas dapat diketahui bahwa kenaikan modal kerja sebesar Rp 579.451.366,02 yang terjadi pada tahun 2007 diperoleh dari total sumber modal kerja Rp 1.217.238.624,78 dikurangi dengan total penggunaan modal kerja Rp 637.787.258,76. kenaikan tersebut disebabkan karena sumber yang diperoleh KPKB lebih besar dari pada penggunaannya.
4.3.1
Analisis Sumber Modal Kerja Berdasarkan laporan sumber dan penggunaan modal kerja terdapat sumber
KPKB terbesar yaitu berasal dari simpanan wajib Rp 843.610.626,00 jumlah tersebut terdiri dari penerimaan simpanan wajib dan pengeluaran simpanan wajib tahun di tahun 2007 Rp 1.494.522.096,00 dan Rp 650.011.470,00 serta pengurangan potongan. Selain simpanan wajib terdapat sumber KPKB yang terbesar kedua yaitu simpanan 12 Juli yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran simpanan 12 Juli di tahun 2007 Rp 127.900.000 dan Rp 21.427.100. Dari kertas kerja laporan sumber dan penggunaan modal kerja pada tabel 4.3 terdapat perubahan yang cukup besar yang terjadi pada modal kerja koperasi yaitu : 1. Kenaikan Bank yang tadinya berjumlah nihil pada tahun 2006 menjadi Rp 1.741.572.887,69 pada tahun 2007, maka mengalami kenaikan sebesar jumlah tersebut, ini dikarenakan adanya uang simpanan KPKB pada tahun 2007 dengan rincian sebagai berikut : b. Bank Jabar cab. taman sari No. Rek. 0270020002337 Rp
736.285.398,00
c. Bank Jabar cab. taman sari No. Rek. 0003584925001 Rp 1.000.245.000,00 d. Bank Niaga
Rp
5.042.489,69
Jumlah Rp 1.000.245.000 merupakan penyertaan atau penerimaan tambahan modal dari PEMKOT, Rp 245.000 merupakan saldo awal Bank pada saat pembukaan rekening. Pada saldo Bank tahun 2006 nihil karena adanya pengeluaran sebesar Rp 510.075.755,10 dengan rincian sebagai berikut: a. Bank Jabar cab.Wastukencana No Rek. 027002002337 Rp 507.842.114,00 b. Bank Niaga cab. Lembang 136010013309
Rp
1.929.064,13
c. Bank Niaga cab.Buah Batu No. Rek 010720011000035 Rp
304.577,00
Pengeluaran tersebut masuk ke kas, karena merupakan pengeluaran kas yang dipergunakan untuk pembayaran sewa kontrakan dan bukan merupakan simpanan. 2. Kenaikan Piutang Usaha yang tadinya sebesar Rp 1.306.186.652,73 pada tahun 2006 menjadi Rp 1.676.712.116,73 pada tahun 2007, sehingga mengalami kenaikan sebesar Rp 370.525.464,00 jumlah tersebut merupakan pinjaman kepada anggota yang merupakan pinjaman kredit yang terdiri dari : a. Barang atau niaga sebesar Rp 118.472.567,00 dan Motor Rp 6.095.632,00 b. Jasa Rp 495.093.663 yang merupakan proyek dengan pemda yang digunakan untuk percetakan, pengadaan seragam Pemda, dan alat tulis kantor. 3. Kenaikan Piutang Pinjaman yang tadinya berjumlah Rp 9.700.383.372,00 pada tahun 2006 menjadi Rp 10.283.474,944 pada tahun 2007, sehingga mengalami kenaikan sebesar Rp 583.091.568,00 jumlah tersebut merupakan pinjaman anggota yang berasal dari unit simpan pinjam. 4. Penurunan Hutang Lain-lain yang tadinya berjumlah Rp 172.948.228,00 pada tahun 2006 menjadi Rp 9.426.482,00 pada tahun 2007, sehingga mengalami kenaikan modal kerja sebesar Rp 163.521.746 dikarenakan adanya hutang kepada pihak ke III yang terdiri dari : a. Pada Anggota
Rp 40.679.846
b. Pada Pihak ke III (Bendahara)
Rp 122.841.900
5. Penurunan
Pendapatan
yang
ditangguhkan
yang
tadinya
berjumlah
Rp 360.000.000 pada tahun 2006 menjadi Rp 240.000.000 pada tahun 2007, sehingga mengalami kenaikan modal kerja sebesar Rp 120.000.000, jumlah tersebut merupakan pendapatan sewa gedung KPKB baru yang akan diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya. Perubahan modal kerja yang telah dijelaskan di atas merupakan sumber modal kerja koperasi karena modal kerja koperasi tersebut mengalami kenaikan.
4.3.2
Analisis Penggunaan Modal Kerja Berdasarkan laporan sumber dan penggunaan modal kerja terdapat
Penggunaan KPKB terbesar yaitu terdapat pada hutang jangka panjang yang terdiri dari hutang dana kesehatan dan hutang pinjaman dari PEMKOT Rp 14.090.314,58 dan Rp 1.000.000.000,00. Selain hutang jangka panjang terdapat penggunaan KPKB yang terbesar kedua yaitu aktiva lain-lain sebesar Rp 273.329.610,45 merupakan biaya kepemilikan tanah di cingised. Jumlah tersebut terdiri dari : a. Aktiva dalam proses (penguruan tanah)
Rp
43.800.000,00
b. Bunga Bank Mega
Rp 175.675.346,6
(merupakan pembayaran kepada Bank Mega atas bunga tanah) c. Piutang Macet (piutang tidak lancar)
Rp 447.504.957
Dari kertas kerja laporan sumber dan penggunaan modal kerja pada tabel 4.3 terdapat perubahan yang cukup besar yang terjadi pada modal kerja koperasi yaitu : 1. Penurunan kas yang tadinya sebesar Rp 616.136.709,62 pada tahun 2006 menjadi Rp 504.233.503,95, sehingga mengalami penurunan sebesar Rp 111.903.205,67 dikarenakan adanya saldo kas gabungan per 31 desember 2007 Rp 417,958,972.03 dengan rincian sebagai berikut : a. Kas Pusat
Rp
5.125.286,83
b. Kas Niaga
Rp 196.386.363,10
c. Kas Simpan Pinjam
Rp 216.447.322,10
Dan adanya pengurangan kas sebesar Rp 529,862,177.75 dengan rincian sebagai berikut : a. Kas Jasa dan Usaha lainnya
Rp
19.786.422,62
b. Bank Jabar cab. Wastukancana no. rek 027002002337 Rp 507.842.114,00 c. Bank Niaga cab. Lembang no rek 1360100133009
Rp
1.929.064,13
d. Bank Mega cab. Buah Batu no rek 010720011000036 Rp
304.577,00
2. Penurunan Piutang Lain-lain yang tadinya berjumlah Rp 904.863.793,00 pada tahun 2006 menjadi Rp 68.611.763,00 pada tahun 2007 sehingga mengalami penurunan sebesar Rp 836.252.030 dikarenakan adanya pembayaran piutang yang terdiri dari : a. Karyawan Rp 21.988.000 b. Anggota Rp 44.052.483 dan Bendahara Rp 13.766.547. Pada tahun 2006 terdapat pembayaran piutang kepada pihak ke III sebesar Rp 756.445.000 sehingga piutang pada tahun 2007 mengalami penurunan. 3. Penurunan pendapatan yang harus diterima yang tadinya berjumlah Rp 480.409.500,00 pada tahun 2006 menjadi nihil pada tahun 2007 sehingga mengalami penurunan sebesar Rp 480.409.500,00 Ini terjadi karena menurut KJA jumlah tersebut dikoreksi dan dimasukan ke pendapatan yang ditangguhkan pada kewajiban lancar sebesar Rp 360.000.000 dan jumlah pendapatan yang diterima selama satu tahun Rp 120.000.000 (480.000.000/4) dimasukan ke rencana anggaran pendapatan dan belanja pada pendapatan usaha sewa gedung baru, sehingga pendapatan yang ditangguhkan pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar Rp 240.000.000. Dilakukan koreksi karena pendapatan tersebut ditangguhkan untuk tahun berikutnya sedangkan Rp 409.500 merupakan kerja sama usaha dengan PT. Permata Nur Arafah yang berasal dari unit jasa. 4. Kenaikan Hutang Bank yang tadinya Rp 711.129.736,61 pada tahun 2006 menjadi
Rp 1.590.150.708,08 pada tahun 2007, sehingga mengalami
penurunan modal kerja Rp 879.020.971,40 yang dikarenakan adanya hutang kepada Bank yang terdiri dari : a. Bank Mandiri
Rp 395.519.063,40
b. Bank Niaga
Rp 483.501.908,00
Perubahan modal kerja yang telah dijelaskan di atas merupakan penggunaan modal kerja koperasi karena modal kerja koperasi tersebut mengalami penurunan.
4.4
Persentase Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja terhadap Total Modal Kerja Untuk lebih memperjelas mengenai sumber dan penggunaan modal kerja
maka berikut akan disajikan sumber dan penggunaan modal kerja dalam bentuk persentase berdasarkan pada tabel 4.3.
4.4.2
Persentase Sumber Modal Kerja terhadap total Modal Kerja
Investasi
Rp 1.746.917,00
x 100 %
=
0,14 %
x 100 %
=
6,24 %
x 100 %
=
1,59 %
x 100 %
=
69,30%
x 100 %
=
6,06 %
x 100 %
=
8,75%
x 100 %
=
7,90 %
Rp 1.217.238.624,78
Aktiva Tetap
Rp 76.012.572,50 Rp 1.217.238.624,78
Simpanan Pokok
Rp 19.444.000,00 Rp 1.217.238.624,78
Simpanan Wajib
Rp 843.610.626,00 Rp 1.217.238.624,78
Simpanan Khusus
Rp 73.723.277,00 Rp 1.217.238.624,78
Simpanan 12 Juli
Rp 106.472.900,00 Rp 1.217.238.624,78
SHU Sebelum Pajak Rp 96.228.332,28 Rp 1.217.238.624,78
4.4.3
Persentase Penggunaan Modal Kerja terhadap total Modal Kerja
Aktiva Lain-lain
Rp 273.329.610,45
x 100 %
= 42,85 %
x 100 %
= 45,04 %
x 100 %
= 12,09 %
Rp 637.787.258,76
Hutang Jangka Panjang
Rp 287.291.583,00 Rp 637.787.258,76
Cadangan
Rp 19.444.000,00 Rp 637.787.258,76
Berdasarkan persentase sumber dan penggunadan modal kerja, sumber modal kerja sebesar Rp 1.217.238.624 dimana dapat terlihat KPKB mempunyai sumber yang paling besar pada simpanan wajib yaitu 69,30 %. Sedangkan penggunaan modal kerja sebesar Rp 637.787.258,76 penggunaan modal kerja paling besar ada pada hutang jangka panjang yaitu 45,04 %. Dari laporan SHU yang telah disajikan pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa koperasi mengalami kenaikan yang tadinya Rp 833.237.124,89 pada tahun 2006 menjadi Rp 929.465.457,17 pada tahun 2007 yang berarti mengalami kenaikan sebesar Rp 96.228.332,3. Dengan laporan perubahan sumber dan penggunaan modal kerja dapat diketahui dari mana KPKB memperoleh modal dan bagaimana modal tersebut digunakan, sehingga dapat memberikan gambaran kepada manajemen untuk dipergunakan sebagai dasar perencanaan modal kerja di masa yang akan datang. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja adalah laporan yang disusun guna menunjukan perubahan baik bertambah ataupun berkurangnya modal kerja selama periode tertentu dan memeberikan gambaran sebab-sebab perubahan tersebut. Hasil dari laporan sumber dan penggunaan modal kerja ini mengalami perubahan yaitu sumber modal kerja lebih besar daripada penggunaan modal kerja. Kenaikan modal kerja tersebut direncanakan untuk membiayai keperluan koperasi seperti alat-alat kantor, kebutuhan pokok para pegawai. Selain untuk keperluan koperasi kenaikan modal kerja juga digunakan untuk pinjaman anggota.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Tujuan utama koperasi melakukan analisis sumber dan penggunaan modal
kerja adalah untuk mengevaluasi segala tindakan yang telah dilaksanakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Kegiatan analisis modal kerja yang dilakukan adalah untuk dapat mengetahui dan memperkirakan kenaikan atau penurunan dalam modal kerja, sehingga dengan analisis yang dilakukan pada koperasi dapat digunakan lebih efektif untuk kelancaran koperasi sehari-hari. Setelah mengadakan penelitian atau pembahasan atas data dan informasi yang terkumpul serta dengan mengkaji ulang penulisan laporan ini pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penyajian laporan keuangan pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tahun 2007. Adapun penyajian laporan keuangan tentang sumber dan penggunaan modal kerja ini dilakukan dengan menggunakan metode kertas kerja atau disebut reversal method. 2. Sesuai dengan hasil analisis sumber dan penggunaan modal kerja pada KPKB, maka dapat diketahui modal kerja koperasi mengalami kenaikan sebesar Rp 579.451.366,02, dari kenaikan tersebut terdapat sumber modal kerja yang paling utama diperoleh dari simpanan wajib yang terdiri dari penerimaan simpanan wajib khusus tahun 2007 sebesar Rp 1.494.522.096,00 dan pengeluaran simpanan wajib tahun 2007 sebesar Rp 650.011.470,00 dengan jumlah keseluruhan Rp 8.619.067.707,00 sedangkan penggunaan modal kerja yang paling utama yaitu pada hutang jangka panjang yang terdiri dari hutang dana kesehatan Rp 14.090.314,58 dan hutang pinjaman dari PEMKOT Rp 1.000.000.000,00 dengan jumlah keseluruhan Rp 1.014.090.314,58
5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan berguna bagi KPKB untuk meninjau kembali akan modal kerja yang terdapat pada KPKB yaitu : 1. Sebaiknya koperasi lebih menitik beratkan kepada simpanan anggota khususnya simpanan pokok dan simpanan khusus. 2. Sebaiknya koperasi lebih efisien dalam menggunakan kas agar jangan sampai terjadi lagi penurunan kas ditahun yang akan datang. 3. Penggunaan modal kerja harus dapat ditekan, namun sumber pendapatan haruslah dioptimalkan agar tidak terjadi penurunan modal kerja. 4. Sebaiknya koperasi melakukan seleksi terhadap anggota yang mengajukan permintaan pinjaman kredit kepada KPKB terutama kepada anggota baru yang mungkin akan mengakibatkan kesulitan dalam pengembalian pinjaman yang dapat mengancam kelangsungan usaha. Sehingga beban hutang dan risiko tidak kembalinya dana yang dipinjam anggota akan semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, dan Edilius, 2004, Manajemen Koperasi Indonesia, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Harahap, Sofyan Safari, 2004, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, cetakan keempat, penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Mamduh M. Hanafi, dan Abdul Halim, 2003, Analisis Laporan Keuangan. Penerbit UPP AMP YKPN Munawir, S., 2000, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kesebelas, Penerbit Liberti, Yogyakarta. Padji, dan Aliminsyah, Kamus Istilah Akuntansi, Cetaka Kedua, Penerbit Yrama Widya, Bandung. Prastowa, Dwi dan Rifka Julianty, 2002, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kedua (revisi), Penerbit UPP AMP YKPN. Sudarsono, dan Asri, 2005, Pedoman Prakis Memahami Laporan Keuangan, Penerbit Andi, Jakarta. Suyanto, dan Nurhadi, 2003, IPS Ekonomi, Penerbit Erlangga, Yogyakarta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI Nama
: Rapih Kurnia Dewi
Npm
: 03.05.011
Tempat dan Tanggal lahir : Bandung, 19 April 1987 Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Ajudan Jendral No. 269 C Rt 04/Rw 02 KPAD Gegerkalong Bandung 40153
PENDIDIKAN FORMAL 1992-1993
TK TERANG
1993-1995
SDN HALIMUN IV
1995-1998
SDN SUKAPURA 1
1998-1999
SDN KPAD 1
1999-2002
SMP KARTIKA III-2
2002-2005
SMA KARTIKA III-1
2005-2008
UNIVERSITAS WIDYATAMA