eJournal Administrasi Bisnis, 2014, 2 (1): 66-80 ISSN 0000-0000 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2013
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN) “BHAKTI NUSA” SMK NEGERI 4 SAMARINDA Ludfi Zaldi 1 Abstrak Bagi koperasi, modal kerja sangat penting sehingga kebanyakan badan usaha berusaha menyediakan modal kerja yang relatif besar dengan perputaran yang cepat. Bila modal kerja dari badan usaha tersebut terlalu kecil disertai perputaran yang lambat ataupun sebaliknya maka akan sangat mempengaruhi penentuan kebijaksanaan yang telah dibuat badan usaha tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal kerja dikaitkan dengan rasio likuiditas, aktivitas dan rentabilitas pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda. Variable penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio rentabilitas Koperasi dan alat analisis yang digunakan adalah dengan menghitung rasio lancer, rasio cepat, perputaran modal kerja dan rentabilitas ekonomi. Setelah diadakan analisis efisiensi modal kerja Koperasi Pegawai Negeri (KPN) “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda diperoleh hasil Current Ratio tahun 2009 adalah 152%; tahun 2010 adalah ∞%; tahun 2011 adalah 393%. Rasio cepat tahun 2009 adalah 131,5%; tahun 2010 adalah ∞%; dan tahun 2011 adalah 380%. Ratio Aktivitas : Perputaran modal kerja serta periode perputarannya tahun 2009 adalah 2,11 kali; tahun 2010 adalah 1,51 kali; dan tahun 2011 adalah 0,97 kali. Rentabilitas modal kerja tahun 2009 adalah 44%; tahun 2010 adalah 43%; dan tahun 2011 adalah 37%. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa tingkat efisiensi penggunaan modal kerja Koperasi Pegawai Negeri (KPN) “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda tahun 2009-2011 bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah dikeluarkan oleh Departemen Koperasi dan PKM adalah : satu rasio likuiditasnya sangat efisien; rasio aktivitasnya adalah cukup efisien dan rasio rentabilitasnya adalah sangat efisien. Atas hasil penelitian disarankan agar modal yang besar dapat dimanfaatkan pengelolaannya dengan baik sehingga penjualan dapat lebih bervariasi jenis dan barangnya kemudian tren penjualan tiap tahunnya akan meningkat. Kata Kunci : Efisiensi Penggunaan Modal Kerja 1
Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja (Lutfi Zaldi)
Pendahuluan Undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan, selanjutnya penjelasan tersebut menyatakan bahwa kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang – perorang dan perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi, menempatkan koperasi baik dalam kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional (Penjelasan pasal 33 UUD 1945). Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hokum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaaan. Memperhatikan kedudukan koperasi maka peranan koperasi sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan. Pada masa perkembangan ekonomi yang berjalan demikian cepat, pertumbuhan koperasi selama ini belum menampakkan perannya sebagai mana dimaksud dalam UUD 1945, haruslah diperkuat dan dikembangkan keberadaan koperasi dalam rangka menumbuhkan demokrasi ekonomi sebagai salah satu landasan bagi tercapainya masyarakat yang berkeadilan sosial. Koperasi Pegawai Negeri (KPN) adalah organisasi koperasi sebagai suatu sistem social-ekonomi yang beranggotakan pegawai negeri sipil dengan tujuan memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri sipil menyangkut pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, pemukiman, pendidikan dan kesehatan baik bagi yang bersangkutan maupun bagi keluarganya. Agar sasaran kegiatan pokok KPN tercapai, maka KPN harus mengadakan usaha-usaha yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya.Untuk itu setiap badanusahasepertikoperasi dalam mengelola usahanya membutuhkan modal kerja yang optimal sehingga bisa beroperasi secara efisien. Agar pengelolaan usaha koperasi dapat berjalan dengan baik perlu pembinaan dan pengawasan secara efektif dalam penyediaan dan penggunaan modal kerja. Apabila modal kerja yang berlebihan maka menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi koperasi karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disiasiakan. Sebaliknya adanya ketidak cukupan dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan satu koperasi. Sebagai gambaran Koperasi Pegawai Negeri “Bhakti Nusa” adalah badan usaha yang sudah memiliki badan hukum yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dengan SK Badan Hukum Nomor: 1111/BH/PAD/KWK.17/XI/96 tanggal 6 Nopember 1996. KPN “Bhakti Nusa” mempunyai permodalan terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dan dana cadangan serta3 bidang usaha yang dilaksanakannya antara lain bidang usaha
67
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 66-80
perdagangan, bidang kerjasama dengan Gajah Mada, dan bidang usaha jasa kredit. KPN “Bhakti Nusa” setiap tahunnya diadakan rapat tahunan yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Sebagai lembaga musyawarah untuk melaporkan hasil yang dicapai oleh pengurus dan mengevaluasi kinerja semua komponen yang ada dalam koperasi selama satu tahun serta merencanakan satu tahun kedepan dalam rangka memajukan koperasi. Kas sebagai modal kerja diperlukan untuk membiayai operasional seharihari. Penerimaan dan pengeluaran kas dalam koperasi akan berlangsung secara terus menerus selama hidup koperasi. Dengan demikian kas akan terus mengalir dalam tubuh koperasi yang memungkinkan koperasi dapat melangsungkan kegiatannya atau disamping kas piutang usaha merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar dalam rantai perputaran modal kerja. Piutang merupakan hal yang penting bagi koperasi terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang. Semua perputaran unsur-unsur modal kerja sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya sisahasilusahakoperasi. Koperasi sebagai pelaku ekonomi harus mampu memperoleh hasil atau laba dari kegiatan usahanya. Sebuah perusahaan atau koperasi dikatakan sehat jika perkembangan hasil usahanya semakin meningkat. Peningkatan hasil usaha koperasi menunjukkan tingkat rentabilitasnya tinggi. Mengingat begitu pentingnya pengelolaan modal kerja bagi suatu koperasi maka penulis tertarik untuk mengambil judul : Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda. Kerangka Dasar Teori Pengertian Modal Kerja Suatu analisis sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi pengendalian intern maupun ekstern. Disamping masalah modal kerja tersebut erat hibungannya dengan operasional koperasi sehari-hari, juga menunjukkan tingkat keamanan para kreditur jangka pendek. Adanya modal kerja dengan jumlah yang cukup sangat penting bagi suatu koperasi, karena dengan modal kerja yang cukup memungkinkan untuk beroperasi seekonomis mungkin serta diharapkan tidak mengalami kesulitan masalah keuangan. Modal kerja mempunyai peranan penting bagi suatu perusahaan sebab modal kerja dalah modal yang selalu berputar dalam perusahaan dan setiap perputaran akan menghasilakan aliran pendapatan (current income) yang berguna bagi perusahaan (Hendar, dkk., 2005:66). Pengertian modal kerja menurut Prastowo (2002:104) “modal kerja dapat didefinisikan sebagai total aktiva lancar (gross working capital) atau selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar”. 68
Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja (Lutfi Zaldi)
Adapun mengenai pengertian modal kerja dapat dikemukakan tiga konsep modal kerja yang digunakan, yaitu : Konsep Kuantitatif Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsurunsur aktiva lancar, dimana aktiva ini marupakan aktiva yang sekali tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam jangka pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar (Riyanto, 2001:57). Modal kerja dalam pengertian ini disebut modal kerja bruto (Gross working capital). Konsep Kualitatif Modal kerja dalam konsep kualitatif ini di kaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar dan utang lancar. Oleh kerenanya modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancer yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa diganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya (Riyanto, 2001:58). Modal kerja kualitatif disebut modal kerja neto (Net working capital ). Konsep Fungsional Modal kerja menurut fungsional mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan (Riyanto, 2001:58). Pengertian Efisiensi Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Efisiensi merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Menurut Jumingan (2006: 132) “Untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerja dapat menggunakan perputaran modal kerja yakni rasio antara penjualan dengan modal kerja”. Dari perputaran modal kerja tersebut dapat diketahui perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah. Selain itu rasio efisiensi modal kerja dapat dipergunakan sebagai indikator efisiensi modal kerja. Rasio ini menggunakan dasar pemikiran pengukuran keuntungan operasi dari setiap modal kerja bruto yang di miliki perusahaan. Menurut Suad Husnan (1998: 550) “semakin besar kemampuan modal kerja tersebut menghasilkan keuntungan operasi, semakin efisien pengelolaan modal kerja tersebut.” Rasio ini di hitung dengan membagi laba operasi dengan aktiva lancar. Sedangkan pengertian efisiensi yang lain menurut Supriyono (1991: 26) “efisiensi adalah rasio keluaran terhadap masukan, di mana dengan menggunakan sumber atau biaya atau masukan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah sama ataupun sebaliknya. Modal kerja yang efisiensi bagi perusahaan adalah modal kerja yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai usaha sehari-hari, upah, gaji pegawai, kwintansi, dan lain-lain. Di mana uang dana yang telah dikeluarkan, diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam kas. Dalam waktu yang 69
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 66-80
pendek melalui hasil penagihan kredit atau hasil penjualan. Dana yang masuk tersebut akan dikeluarkan lagi untuk membiayai usaha atau operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus-menerus berputar setiap periodenya selama beroperasinya perusahaan. Analisis Rasio Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan atarajumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alatanalisa berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepadapenganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatuperusahaan tertentu, apabila angka rasio tersebut dibandingkan denganangka rasio perbandingan yang digunakan sebagai standar.Sehingga untuk mengukur efesiensi modal kerja pada koperasi, makapenulis akan menggunakan beberapa alat analisis yaitu rasio likuiditas, rasioaktivitas dan rasio rentabilitas. 1. Rasio likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukurkemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alatalatlikuid sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saatditagih (Riyanto, 2001:331). Rasio likuiditas yang digunakan adalahRasio lancar (current ratio) dan Rasio cepat (quick ratio). 1. Rasio lancar (current ratio) Rasio lancar (current ratio) adalah kemampuan untuk membayarutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancer (Riyanto, 2001:332). Rasio ini menunjukan bahwa nilai kekayaanlancar dari sekian kalinya utang jangka pendek. Semakin tinggirasio lancar semakin tinggi pula jaminan utang lancar olehaktiva lancar perusahaan. Rasio lancar yang digunakan sebagaititik tolak untuk analisis, yaitu sebesar 200%. Rasio lancar sebesar 200% kadang-kadang sudah memuaskan bagi suatuperusahaan. Rasio lancar dapat diukur dengan rumus sebagaiberikut :
2. Rasio cepat (quick ratio) Rasio cepat (quick ratio) adalah kemampuan untuk membayarutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yanglebih likuid (Riyanto, 2001:333). Pada umumnya rasio cepatsemakin mendekati 100% menunjukkan posisi likuiditasperusahaan baik. Rasio cepat dapat diukur dengan rumus :
2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untukmengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalammenjalankan sumbersumber dananya (Riyanto, 2001: 331). Rasioaktivitas yang digunakan 70
Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja (Lutfi Zaldi)
adalah rasio perputaran kas, rasioperputaran piutang, dan rasio perputaran persediaan. 1. Perputaran dan periode rata-rata pengumpulan piutang(Receivable turnover dan Average collection periode) Perputaran piutang adalah kemampuan dana yang tertanamdalam piutang yang berputar dalam periode tertentu (Riyanto,2001:334). Sedangkan periode rata-rata pengumpulan piutangadalah periode ratarata yang dipergunakan untukmengumpulkan piutang. Tinggi randahnya perputaran piutangberpengaruh langsung terhadap besar kecilnya modal yangdiinvestasikan dalam piutang. Semakin tinggi atau semakin cepattingkat perputarannya berarti makin pendek terikatnya modalkerja dalam piutang. Tingkat perputaran piutang dapatdihitung dengan rumus :
Periode rata-rata
2. Perputaran dan periode rata-rata persediaan tersimpan di gudang(Inventory turnover dan Average day’s inventory) Perputaran persediaan adalah kemampuan dana yang tertanamdalam persediaan berputar dalam satu periode tertentu (Riyanto,2001: 334) dan dapat juga diartika berapa kali persediaan digantidalam artian dibeli dan dijual kembali (Munawir, 2001:119).Sedangkan periode rata-rata persediaan tersimpan digudangadalah periode tertahannya persediaan berada di gudang. Tinggirendahnya tingkat perputaran persediaan berpengaruh langsungterhadap kebutuhan modal kerja yang diivestasiakan dalampersediaan. Semakin cepat tingkat perputarannya, makin pendekjangka waktu terikatnya modal kerja dalam persediaan, hal iniberarti semakin cepat persediaan berubah maenjadi piutang ataukas, sehingga modal kerja yang dibutuhkan akan lebih kecil.Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung dengan rumus :
Periode rata-rata persediaan
3. Perputaran modal kerja (Working capital turnover)
71
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 66-80
Perputaran modal kerja adalah kemampuan modal kerja (neto)berputar dalam suatu periode siklus kas dari perusahaan(Riyanto, 2001:335). Perputaran modal kerja menunjukkanbanyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiaprupiah modal kerja. Perputaran modal kerja dapat dihitungdengan rumus :
3. Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukurkemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periodetertentu dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto, 2001:35). Rentabilitas yang digunakan adalah : Rasio laba bersih sebelumpajak dengan total aktiva (Rate of ROA) dan Rentabilitas modalsendiri (Rate of retun on net worth) 1. Rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva (Rate ofROA) Rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva (Rate ofROA) adalah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalamkeseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto,2001:336). Labadalam perhitungan ini adalah laba sebelumdikurangi beben bunga dan pajak. Rumus Rasio laba bersihsebelum pajak dengan total aktiva (Rate of ROA) adalah : Rasio laba bersih sblm pajak
2. Rentabilitas modal sendiri (Rate of return on net worth) Rentabilitas modal sendiri (Rate of return on net worth) adalahkemampuan suatu perusahaan dari modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto, 2001: 336). Dalam perhitungan ini laba yang digunakan adalah laba usahasetelah dikurangi dengan beban bunga dan pajak. Rumusrentabilitas modal sendiri adalah:
Definisi Konsepsional Definisi konsepsional merupakan unsure pokok dari suatu penelitian, penentuan sangat penting agar persoalan tidak menjadi rancu serta menghindarkan terjadinya salah pengertian dari konsep yang akan digunakan.
72
Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja (Lutfi Zaldi)
Dengan demikian definisi konsepsional dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: Efisiensi adalah ketepatan cara antara (usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaannya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989:219). Efisiensi dalam pekerjaan adalah perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai. Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi : (a) segi hasil (b) segi usaha Modal kerja dalam konsep kualitatif ini di kaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar dan utang lancar. Oleh kerenanya modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa diganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya (Riyanto, 2001:58). Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan. Penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja (Munawir, 2001:125) Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsipprinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggotanya pada khususnya dan masyarakat daerah pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian nasional (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002:271). Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuid sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat di tagih (Riyanto, 2001:331). Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menjalankan sumbersumber dananya (Riyanto, 2001: 331). Rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto, 2001:35). Pembahasan Analisis dan Pembahasan Untuk menganalisis efesiensi penggunaan modal kerja pada KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda, digunakan beberapa alat analisis yaitu rasio likuiditas, aktivitas dan rentabilitas adalah sebagai berikut : 1. Analisis Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek suatu koperasi. 73
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 66-80
Untuk mengetahui besarnya tingkat likuiditas KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda digunakan dua rasio yaitu : 1. Rasio lancar (current ratio) Rasio lancar adalah rasio yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam melunasi utang yang segera dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio lancar dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio lancar KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda tahun 2009-2011 dapat dilihat dalam perhitungan di bawah ini : a. Pada tahun 2009 diketahui jumlah aktiva lancar sebesar Rp 304.309.431,- sedangkan jumlah hutang lancarnya adalah sebesar Rp 20.000.000,Jadi rasio lancar dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :
=152% b. Pada tahun 2010 diketahui jumlah aktiva lancar sebesar Rp 336.559.866,73 sedangkan jumlah hutang lancarnya adalah sebesar Rp 0,Jadi rasio lancar dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :
=∞ % c. Pada tahun 2011 diketahui jumlah aktiva lancar sebesar Rp 393.319.295,07 sedangkan jumlah hutang lancarnya adalah sebesar Rp 10.000.000,00 Jadi rasio lancar dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :
= 393 % 2. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat adalah rasio yang menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar utang lancar yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Rasio cepat dapat dihitung dengan membandingkan atara jumlah kas, efek dan piutang dengan utang lancar. Rasio cepat KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda tahun 2009-2011 dapat dilihat dalam perhitungan dibawah ini: 74
Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja (Lutfi Zaldi)
a. Pada tahun 2009 diketahui jumlah Kas+Efek+Piutang sebesar Rp 263.018.783,- sedangkan jumlah hutang lancarnya adalah sebesar Rp 20.000.000,Jadi rasio cepat dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :
=131,5% b. Pada tahun 2010 diketahui jumlah Kas+Efek+Piutang sebesar Rp 318.216.116,73 sedangkan jumlah hutang lancarnya adalah sebesar Rp 0,Jadi rasio cepat dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :
=∞ % c. Pada tahun 2011 diketahui jumlah Kas+Efek+Piutang sebesar Rp 380.159.795,07 sedangkan jumlah hutang lancarnya adalah sebesar Rp 10.000.000,Jadi rasio cepat dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :
=380% 2. Analisis Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasiountuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menjalankan sumber-sumber dananya. Untuk melihat seberapa besar efektivitas KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda tahun 2009-2011 dapat dilihat dalam perhitungan tingkat perputaran modal kerja sebagai berikut : a. Pada tahun 2009 diketahui jumlah penjualan bersih sebesar Rp 602.803.100,- Sedangkan modal kerja (aktiva lancar – hutang lancar) adalah sebesar Rp 285.559.431,Perputaran modal kerja dengan rumus :
75
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 66-80
= 2.11 Kali b. Pada tahun 2010 diketahui jumlah penjualan bersih sebesar Rp 510.009.900,- Sedangkan modal kerja (aktiva lancar – hutang lancar) adalah sebesar Rp 336.559.866,73. Perputaran modal kerja dengan rumus :
= 1.51 Kali c. Pada tahun 2011 diketahui jumlah penjualan bersih sebesar Rp 372.494.000,- Sedangkan modal kerja (aktiva lancar – hutang lancar) adalah sebesar Rp 383.319.295,07 Perputaran modal kerja dengan rumus :
= 0.97 Kali 3. Analisis Rasio Rentabilitas Analisis rasio rentabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan suatu badan usaha untuk menghasilkan laba. Rasio ini digunakan untuk mengukur efesiensi dan efektifitas penggunaan modal kerja. Untuk mengetahui besarnya tingkat rentabilitas KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini : a. Pada tahun 2009 diketahui laba usaha sebesar Rp 128.443.403,- (dari laba bersih – biaya operasi) sedangkan modal usaha adalah sebesar Rp 285.559.431,Maka perhitungan rentabilitasnyasebagai berikut :
= 44 % b. Pada tahun 2010 diketahui laba usaha sebesar Rp 148.176.491,- (dari laba bersih – biaya operasi) sedangkan modal usaha adalah sebesar Rp 341.839.866,73,Maka perhitungan rentabilitasnya sebagai berikut :
76
Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja (Lutfi Zaldi)
= 43 % c. Pada tahun 2011 diketahui laba usaha sebesar Rp 146.736.961,- (dari laba bersih – biaya operasi) sedangkan modal usaha adalah sebesar Rp 386.599.295,07,Maka perhitungan rentabilitasnya sebagai berikut :
= 37 % Pembahasan Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan di atas maka dapat dilihat efesiensipenggunaan modal kerjapadaKPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda dari periode tahun 2009-2011, serta dikaitkan dengan kriteria penilaian efisiensi penggunaan modal kerja sebagai berikut : 1) AnalisisLikuiditas 1. Rasiolancar(current ratio) Tabel Analisis Rasio Lancar TAHUN RASIO STANDAR KRITERIA LANCAR 2009 152% 150% - 174% Baik 2010 ∞% >175% Sangat Baik 2011 393% >175% Sangat Baik Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rasio lancar KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda periode tahun 2009 adalah 152% yang berarti setiap utang lancar Rp 1.00,- dijamin dengan aktivalancarRp 1.52,-dan bila angka tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio lancar pada tahun 2009 dalam criteria baik. Pada tahun 2010rasio lancar adalah tak terhingga karena pada tahun tersebut Koperasi tidak mempunyai hutang lancar dan bila dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio lancar pada tahun 2010 dalam criteria sangat baik. sedangkanrasiolancar yang dicapaitahun 2011adalah 393% yang berartisetiaputanglancarRp 1.00,dijamindenganaktivalancarRp 3.93,- dan bila dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio lancar pada tahun 2010 dalam criteria sangat baik. Dari rincian di atas dapat diketahui bahwa Current Ratio atau kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek dengan aktiva lancar pada KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011sangat efisien karena berdasarkan standar pengukuran efisiensi modal kerja yang dikeluarkan 77
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 66-80
departemen koperasi dan PKM yaitu lebih dari 175 % atau termasuk dalam kriteria sangat efisien. Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek dengan aktiva lancar sangat baik.Keadaan ini sangat menguntungkan bagi kreditur, karena pinjaman yang diberikan dijamin 3,93 kali dengan aktiva lancar koperasi 2. Rasiocepat(quick ratio) Tabel Analisis Rasio Cepat TAHUN RASIO STANDAR KRITERIA CEPAT 2009 131,5% 125% - 149% Baik 2010 ∞% >100% Sangat Baik 2011 380% >100% Sangat Baik Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rasio cepat KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda periode tahun 2009 adalah 131,5 % yang berarti setiap utang lancar Rp 1.00,- dijamin dengan aktiva yang lebih likuid (Kas, efek dan piutang) Rp 1.315,- dan bila angka tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio cepat pada tahun 2009 dalam criteria baik. Rasio cepat yang dicapai tahun 2010 adalah tak terhingga karena pada tahun tersebut Koperasi tidak mempunyai hutang lancardan bila angka tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio lancar pada tahun 2010 dalam criteria sangat baik. Sedangkan rasio cepat yang dicapai tahun 2011 adalah 380% yang berarti setiap utang lancar Rp 1.00,- dijamin dengan aktiva yang lebih likuid Rp 3.80,- dan bila angka tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio lancar pada tahun 2011 dalam criteria sangat baik. Dari rincian di atas dapat diketahui bahwa Quick Ratio atau kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek dengan aktiva lancar yang lebih likuid pada KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011sangat efisien karena berdasarkan standar pengukuran efisiensi modal kerja yang dikeluarkan departemen koperasi dan PKM yaitu lebih dari 100 % atau termasuk dalam kriteria sangat efisien. 2) Analisis Aktivitas Tabel Analisis Perputaran Modal Kerja PERPUTARAN TAHUN STANDAR KRITERIA MODAL KERJA 2009 2,11 kali 3 kali – 2 kali Efisien 2010 1,51 kali 1 kali – 0 kali Cukup Efisien 2011 0,97 kali 1 kali – 0 kali Cukup Efisien Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa perputaran modal kerja pada KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda yang dicapai pada 78
Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja (Lutfi Zaldi)
tahun 2009 adalah 2,11 kali yang berarti dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 2,11 kali dalam setahunnya dan bila dibandingkan dengan standar pengukuran maka penggunaan modal kerja masuk kriteria efisien. Tahun 2010 tingkat perputaran modal kerja adalah 1,51 kali yang berarti dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 1,51 kali dalam setahunnya dan bila dibandingkan dengan standar pengukuran maka penggunaan modal kerja masuk kriteria cukup efisien.Sedangkan untuk tahun 2011 tingkat perputaran modal kerja adalah 0,97 kali yang berarti dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 0,97 kali dalam setahunnya dan bila dibandingkan dengan standar pengukuran maka penggunaan modal kerja masuk kriteria cukup efisien pada tahun 2011. Dari gambaran rasio aktivitas diatas dapat dilihat kemampuan modal kerja KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda yang berputar dalam satu periode siklus kas pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 cukup efisien. 3) Analisis Rentabilitas Tabel Analisis Rasio Rentabilitas MODAL TAHUN STANDAR KRITERIA SENDIRI 2009 44 % >21 % Sangat Efisien 2010 43 % >21 % Sangat Efisien 2011 37 % >21 % Sangat Efisien Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa rentabilitas modal sendiri KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda yang dicapai tahun 2009 adalah 44% yang berarti setiap Rp 100,- modal sendiri menghasilkan sisa hasil usaha setelah pajak Rp 0.044. dan tahun 2010 adalah 43% yang berarti setiap Rp 100,- modal sendiri menghasilkan sisa hasil usaha setelah pajak Rp 0.043. sedangkan untuk tahun 2011 adalah 37% yang berarti setiap Rp 100,- modal sendiri menghasilkan sisa hasil usaha setelah pajak Rp 0.037. Bila angka-angka tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran maka rentabilitas pada KPN “Bhakti Nusa” SMK N 4 Samarinda termasuk dalam kriteria sangat efisien. Dari gambaran rasio rentabilitas tersebut diatas maka kemampuan KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda dari modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 sudah sangat efisienkarena berdasarkan standar pengukuran efisiensi modal kerja yang dikeluarkan departemen koperasi dan PKM yaitu lebih dari 21 % atau termasuk dalam kriteria sangat efisien. Penutup Adapun hasil penelitian tentang efisiensi penggunaan modal kerja pada Koperasi KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda, maka penulis mengambil suatu kesimpulan bahwahasil analisis likuiditas KPN “Bhakti 79
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 66-80
Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda menunjukkan rasio lancar rata-rata tahun 2009-2011 bila dibandingkan standar pengukuran adalah sangat baik, kemudianrasio cepat rata-rata tahun 2009-2011 bila dibandingkan denganstandar pengukuran adalah sangat baik dengan demikian keadaan koperasi dalam keadaan likuid. hasil analisis rasio aktivitas KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda menunjukkan bahwa perputaran modal kerja rata-rata tahun 2009-2011 bila dibandingkan standar pengukuran adalah cukup efisien. Hasil analisis rasio rentabilitas KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda menunjukkan bahwa rasio laba bersih tahun 2009-2011 bila dibandingkan standar pengukuran adalah sangat efisien. Modal yang besar dapat dimanfaatkan pengelolaannya dengan baik sehingga penjualan dapat lebih bervariasi jenis dan barangnya kemudian tren penjualan tiap tahunnya akan meningkat. Manajer koperasi hendaknya lebih kreatif dalam mengelola modal koperasi sehingga sisa hasil usahanya dapat meningkatkan kesejahteraan pegawainya. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi,Prof. Dr. 1998. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Gitosudarmo,Indriyo,Drs.H. 1999. Manajemen keuangan, BPFE, Yogyakarta. Hendar, dkk. 1999. Ekonomi Koperasi, Lembaga Penerbit FE – UI, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Munawir, Drs.Akt.1993. Analisis Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta. Nazir, Muhammad, Ph. D.1999. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Pedoman Klasifikasi Koperasi No : 129/KEP/M.KUKMI/XI/2002. Riyanto, Bambang, Prof. Dr. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta. Sudarsono, Drs. SH. M,Si. 2004. Manajemen Koperasi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta. Tunggal, Amin Widjaja, Drs. Ak. MBA. 1995. Akuntansi untuk Koperasi, Rineka Cipta, Jakarta.
80