eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (1): 51-65 ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2013
PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN) “BHAKTI NUSA” DI SMK NEGERI 4 SAMARINDA Achmad Khoyri 1
Abstrak Tujuan pendirian koperasi adalah mensejahterakan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Meskipun demikian, sebagai badan usaha koperasi tetap bertujuan mencari laba. Dari kegiatan usahanya, koperasi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dianalilis. Dari hasil analisis, kita dapat mengetahui pengaruh penggunaan modal kerja di KPN “ Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan modal kerja koperasi pegawai negeri (KPN) “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda berpengaruh terhadap rentabilitas ekonominya?. Penelitian ini bertujuan : Untuk mengetahui pengaruh penggunaan modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda. Obyek penelitian ini adalah Koperasi Pegawai Negeri (KPN) “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan menghitung rasio aktivitas dan rasio rentabilitas Koperasi. Setelah diadakan pengunaan modal kerja Koperasi Pegawai Negeri KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda diperoleh hasil Rasio aktivitas terdiri dari perputaran modal kerja pada tahun 2009 sebanyak 2.11 kali, pada tahun 2010 sebanyak 1.51 kali dan pada tahun 2011 sebanyak 0.97 kali. Sedangkan rasio rentabilitas rata-rata pada tahun 2009 sebesar 44%, pada tahun 2010 sebesar 43% dan pada tahun 2011 sebesar 37%. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan mengenai perputaran modal kerja dengan rentabilitas Ekonomi Koperasi Pegawai Negeri (KPN) “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda. Atas hasil penelitian disarankan agar manajemen Koperasi Pegawai Negeri KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda perlu melakukan pembatasan jangka waktu peminjaman dan menigkatkan pendapatannya dengan cara memperbesar volume usahanya pada unit usaha yang memiliki konstribusi yang cukup besar sehingga akan meningkatkan laba yang nantinya akan berdampak pada Rentabilitas. Kata Kunci : Modal Kerja, Rentabilitas Ekonomi
_________________ 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected] 1
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 51-65
Pendahuluan Negara – negara sedang berkembang seperti halnya Indonesia yang berusaha untuk mengembangkan diri dari suatu keadaan ekonomi yang baru berkembang menuju kepada keadaan yang lebih baik. Hal ini terbukti dengan adanya usaha kerakyatan yang telah menjadi program pemerintah yang dilaksanakan bersama-sama dengan rakyat Indonesia dan juga telah menyebabkan terjadinya kemajuan-kemajuan di dalam tata kerja dan tata kehidupan bangsa dengan kemajuan tersebut tentu bertambah maju pula ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan semakin berkembangnya dunia usaha seperti koprasi. Undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan, selanjutnya penjelasan tersebut menyatakan bahwa kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang – perorang dan perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi, menempatkan koperasi baik dalam kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional (Penjelasan pasal 33 UUD 1945). Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaaan. Memperhatikan kedudukan koperasi maka peranan koperasi sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan. Pada masa perkembangan ekonomi yang berjalan demikian cepat, pertumbuhan koperasi selama ini belum menampakkan perannya sebagai mana dimaksud dalam UUD 1945, haruslah diperkuat dan dikembangkan keberadaan koperasi dalam rangka menumbuhkan demokrasi ekonomi sebagai salah satu landasan bagi tercapainya masyarakay yang berkeadilan sosial. KPN (Koperasi Pegawai Negeri) adalah organisasi koperasi sebagai suatu sistem sosial-ekonomi yang beranggotakan pegawai negeri sipil dengan tujuan memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri sipil menyangkut pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, pemukiman, pendidikan dan kesehatan baik bagi yang bersangkutan maupun bagi keluarganya. KPN berfungsi sebagai wadah untuk usaha bersama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. Oleh karena itu, agar sasaran kegiatan pokok KPN tercapai, maka KPN harus mengadakan usaha-usaha yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya secara efisien menurut Achmad (1993:21). Koperasi mempunyai bidang ekonomi maka diperlukan pengolahan yang baik oleh pengurus sesuai dengan bidang usahanya. Salah satu permasalahan koperasi dalam melaksanakan kegiatan usaha untuk mencapai tujuan dibidang ekonomi adalah masalah permodalan, memejemen permodalan menyentuh segala 52
Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi, (Achmad Khoyri)
fungsi usaha dan keputusan dalam bidang usaha mempunyai hubungan yang sangat erat dengan segi-segi keuangan, sehingga keputusan tersebut saling mendukung. Tidak dapat dipungkiri bahwa koperasi adalah badan usaha yang kelahirannya dilandasi oleh pikiran sebagai usaha kumpulan orang-orang bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh lepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan utama koperasi adalah berusaha meningkatkan kemakmuran para anggotanya. Dalam rangka mencapai tujuannya tersebut koperasi selalu berjuang untuk dapat bekerja secara efisien, sehingga setiap biaya yang dikeluarkan bidang organisasi harus dapat ditutup oleh penghasilan koperasi perusahaan.(Hendar dkk, 1999:38). Salah satu faktor yang diperhitungkan dalam koperasi adalah modal kerja, sebab modal kerja adalah modal yang selalu berputar dalam koperasi dan setiap perputaran akan menghasilkan aliran pendapatan (current income) yang dapat berguna bagi koperasi. Modal merupakan salah satu unsur pembukuan bagi perputaran roda organisasi khususnya koperasi yang bersumber permodalannya didapat dari modal sendiri dan modal dari luar atau pinjaman. Dengan modal kerja yang di miliki, koperasi dapat menggunakannya seefektif dan seefisien mungkin agar dapat menghasilkan sisa hasil usaha secara kontinyu, namun sering terjadi koperasi hanya mendapat sisa hasil usaha yang besar pada tahun - tahun pertamanya saja dan tahun – tahun berikutnya mulai menurun. Salah satu penyebabnya pihak manajemen koperasi tidak menggunakan modal kerja yang dimiliki secara efektif dan efisien dalam pengelolaan kekayaan koperasi yang dimiliki. Diketahui bahwa modal kerja yang dimiliki koperasi pegawai negeri “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda pada tahun 2009 sebesar Rp. 285.559.431,00. pada tahun 2010 sebesar Rp. 341.839.866,73. kemudian pada tahun 2011 sebesar Rp. 386.599.295,07. Akan tetapi total penjualan pada tahun 2009 sebesar Rp. 602.803.100,00 pada tahun 2010 sebesar Rp. 510.009.900,00 dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 372.494.000,00 maka perputaran modal kerja pada koperasi KPN “Bhakti Nusa” Di SMK Negeri 4 Samarinda pada setiap tahunnya mengalami penurunan perputaran modal kerja. Berlatar belakang dari hal tersebut ditas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Koprasi Pegawai Negeri “Bhakti Nusa” Di SMK Negeri 4 Samarinda“. Kerangka Dasar Teori Pengertian Koperasi Koperasi di Indonesia merupakan sektor penggerak ekonomi rakyat dan juga merupakan sokoguru perekonomian nasional. Untuk itu peranan pemerintah sangat penting dalam keberhasilan koperasi untuk mengembangkan usahanya. Peranan pemerintah dapat berupa pemberian pembinaan terhadap koperai, perlindungan dan peluang usaha sehingga koperasi dapat tumbuh dan berkembang menjadi suatu badan usaha yang dikelola secara professional. Di dalam 53
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 51-65
pelaksanaan dan pengelolaan usahanya agar dapat tumbuh dan berkemabng maka koperasi perlu berpedoman pada ketentuan-ketentuan pemerintah termasuk dalam perlakuan akuntansinya. Koperasi sebagai salah satu sektor ekonomi merupakan suatu wahana pengembangan demokrasi dan sekaligus merupakan wahana untuk menghimpun potensi pembangunan yang terpencar diantara warga masyarakat golongan ekonomi kebawah. Ikatan Akuntan Indonesia dalam “Standar Akuntansi Keuangan (SAK)” No. 27 paragraf 01 mendefinisikan koperasi sebagai berikut. “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskankan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Didalam menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat, koperasi mempunyai prinsip-prinsip dasar yang dijadikan landasan pokok. Prinsip-prinsip tersebut terdiri dari : kemandirian, keanggotaan bersifat terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis pendidikan perkoperasian, kerjasama antar koperasi dan pembagian sisa hasil usaha yang dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, mengemukakan modal kerja dapat dibagi menurut konsep sebagai berikut : a. Konsep Kwantitatif. Modal kerja menurut konsep kwalitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital). Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek. Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya. b. Konsep Kwalitatif. Menurut konsep kwalitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar diatas hutang lancar. Digunakan kerja ini merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk
54
Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi, (Achmad Khoyri)
membiayai operasi perusahan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja netto (net working capital). Defenisi ini bersifat kwalitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di mana mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar. c. Konsep Fungsional. Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode- periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan. Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadilah idle fund. Padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Tetapi bilamana modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli bahan mentah, membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus dilunasi. Jenis-jenis Modal Kerja Jenis-jenis modal kerja menurut Bambang Riyanto dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan” adalah sebagai berikut: a. Modal kerja permanen (permanen working capital).Modal kerja yang harus terus ada pada perusahaan untuk dapat terus menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang sacara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dibedakan menjadi : b. Modal kerja primer yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas perusahaan. c. Modal kerja normal yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Pengertian normal disini adalah dalam artian yang dinamis. d. Modal kerja variable. Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dibedakan menjadi : 55
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 51-65
e. Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah yang disebabkan fluktuasi musim. f. Modal kerja siklus yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur. g. Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya. Perputaran Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan” berpendapat bahwa “Modal kerja selalu dalam keadaan berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas”. Menurut Hendar dan Kusnadi dalam bukunya yang berjudul “Ekonomi Koperasi” memaparkan bahwa “Tingkat perputaran modal usaha/kerja digunakan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating asset dalam suatu periode tertentu”. Semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja, semakin efisien dalam penggunaan modal kerjanya, karena setiap kali modal kerja berputar akan menghasilkan aliran pendapatan bagi perusahaan atau koperasi. Menurut Hendar dan Kusnadi dalam bukunya “Ekonomi Koperasi”, tingkat perputaran modal kerja dapat diukur dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Penjualan Bersih Perputaran Modal Kerja Modal Kerja Keterangan: a. Penjualan atau pendapatan: pendapatan/penjualan di perusahaan/koperasi yang bersangkutan b. Modal Kerja : modal kerja bersih perusahaan/koperasi. Persamaan ini menunjukan berapa kali modal kerja berputar dalam satu periode (biasanya dalam 1 tahun). Tingkat perputaran modal kerja mengindikasikan berapa besar perusahaan dapat menghasilkan penjualan atau pendapatan dengan menggunakan setiap Rp. 1 dari modal kerja yang tersedia. Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat untuk memudahkan orang yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu badan usaha untuk menganalisis dan mengetahui kondisi keuangan badan usaha tersebut. Laporan ini dapat dijadikan sebagai dasar analisis untuk membantu manajer dalam menyususn rencana perusahaan serta dalam pengambilan keputusan. Penerbitan laporan keuangan ini dilakukan secara periodic biasanya dilakukan secara umum dilakukan adalah secara tahunan. Sama halnya dengan perusahaan secara umum kondisi keuangan koperasi juga akan dapat dilihat dan diketahui dari laporan keuangan koperasi. 56
Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi, (Achmad Khoyri)
Menurut Sofyan Syarif Harahap dalam bukunya “Analisa Krisis Atas Laporan Keuangan” menyatakan secara garis besar laporan keuangan suatu perusahaan terdiri dari empat jenis : a. Daftar Neraca, yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Neraca smenggambarkan posisi harta, utang dan modal pada tanggal tertentu. b. Perhitungan Laba Rugi, yang menggambarkan jumlah hasil, biasa laba/rugi perusahaan periode tertentu. Laba/rugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama satu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya. c. Laporan Arus Kas, laporan ini merupakan intisari arus kas keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok-kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pembiayaan. d. Laporan Sumber Penggunaan Dana yang menurut sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode, Hal ini juga diungkapkan dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)” No.1 pada paragraf 7 ditulis mengenai “Komponen laporan keuangan, yaitu terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan” adalah sebagai berikut “Laporan Keuangan (Financial Statement), memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansiil suatu perusahaan, dimana neraca (Balance Sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan Rugi&Laba (Income Statement) mencerminkan hasilhasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun”. Suatu hal yang penting adalah bahwa prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan harus digunakan atau dipertahankan secara terus menerus atau kontinyu dan konsisten dari tahun ketahun. Hal ini perlu dilakukan sehingga pengguna laporan keuangan untuk mneganalisa perkembangan perusahaan dan dapat pula membandingkan laporan keuangan tiap periode dengan mudah karena samanya prosedur yang digunakan tiap periode. Namun bukan berarti bahwa perusahaan tidak merubah standar laporan keuangannya, sehingga pengguna laporan keuangan tersebut jelas dasar mana yang sesungguhnya digunakan. Rentabilitas Ekonomi Secara umum rentabilitas ekonomi adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua modal yang ada dalam perusahaan. Adapun beberapa pengertian rentabilitas ekonomi adalah sebagai berikut. Menurut Sutrisno dalam bukunya “Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi” memaparkan pengertian rentabilitas ekonomi sebagai berikut, “Rentabilitas Ekonomi atau sering disebut juga sebagai Return On Asset (ROA) adalah perbandingan antara laba usaha dengan total aktiva yang dipergunakan untuk menghasilkan laba dan dinyatakan dalam persentase”. 57
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 51-65
Sedangkan pengertian rentabilitas ekonomi menurut Mamduh M. Hanafi dalam bukunya yang berjudul “Analisa Laporan Keuangan”, sebagai berikut, “ Rentabilitas ekonomi adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu”. Adapun pengertian rentabilitas ekonomi menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, adalah sebagai berikut, “Rentabilitas ekonomi ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri atau modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase. Oleh karena pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi untuk penggunaan modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba”. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja dalam perusahaan (Operating Cappital Asset). Dengan demikian maka modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain yang berupa investasi jangka panjang tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Demikian juga laba yang diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi, hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (Net Operating Income). Berdasarkan keterangan diatas rentabilitas ekonomi adalah jumlah laba operasi dibagi dengan total aktiva usaha. Bila perusahaan memiliki aktiva non operasional, maka aktiva tersebut perlu dikeluarkan dari perhitungan. Adapun persamaan dari rentabilitas ekonomi adalah sebagai berikut :
Laba ( SHU ) Operasi ROA 100 % Total Aktiva }} Sumber :Analisa Laporan Keuangan; Mamduh M. Hanafi;2003 Keterangan : Laba (SHU) Operasi : laba di perusahaan/koperasi yang bersangkutan Total Aktiva : Keseluruhan jumlah aktiva yang ada pada perusahaan/koperasi. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Peranan modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan modal kerja kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga dengan baik. Modal kerja setiap perusahaan akan terus berputar selama perusahaan beroperasi. Cepat atau lambatnya perputaran modal akan berpengaruh terhadap laba yang dihasilkan oleh perusahaan, dengan kata lain semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja maka semakin efisien dalam penggunaan modal kerjanya untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan atau koperasi. Adanya hubungan antara perputaran modal kerja dengan rentabilitas ekonomi adalah dengan semakin tinggi atau rendahnya tingkat perputaran modal kerja maka akan mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Seperti yang diungkapkan oleh Hendar dan Kusnadi dalam bukunya “Ekonomi Koperasi” adalah sebagai berikut, “Perhitungan rentabilitas ekonomis secara tidak langsung dilakukan 58
Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi, (Achmad Khoyri)
dengan menghitung terlebih dahulu profit margin (PM) dan tingkat perputaran modal usaha (TPMU). Perkalian antara PM dengan TPMU merupakan rentabilitas ekonomis”. Dari keterangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa cepat atau lambatnya perputaran modal akan berpengaruh terhadap laba yang dihasilkan oleh perusahaan, dengan kata lain semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja maka semakin efisien dalam penggunaan modal kerjanya untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan atau koperasi tersebut. Dengan demikian pengelolaan modal kerja yang baik dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan dengan kata lain dapat menghasilkan rentabilitas ekonomi yang diharapkan. Definisi Operasional Dalam bab ini penjabaran dari definisi operasional, yaitu suatu indikator yang digunakan dalam penelitian masalah yang disajikan. Berikut penulis akan memberikan penjelasan hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan modal kerja yaitu: Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancer yang ada dalam perusahaan yang dugunakan untuk kegiatan operasi sehari-hari. “Modal kerja selalu dalam keadaan berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas”. Peranan modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan modal kerja kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga dengan baik. Modal kerja setiap perusahaan akan terus berputar selama perusahaan beroperasi. Cepat atau lambatnya perputaran modal akan berpengaruh terhadap laba yang dihasilkan oleh perusahaan, dengan kata lain semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja maka semakin efisien dalam penggunaan modal kerjanya untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan atau koperasi. Adanya hubungan antara perputaran modal kerja dengan rentabilitas ekonomi adalah dengan semakin tinggi atau rendahnya tingkat perputaran modal kerja maka akan mempengaruhi rentabilitas ekonomi Hasil Penelitian dan Pembahasan Penyajian Data Untuk mengetahui Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Koprasi Pegawai Negeri “Bhakti Nusa” Di SMK Negeri 4 Samarinda, maka penulis menyajikan data dari neraca dan laporan rugi laba dari sumber data laporan keuangan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda yang dapat dilihat sebagai berikutnya. Tabel Perputaran Modal Kerja Penjualan Banyaknya No Tahun Modal Kerja Bersih perputaran 59
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 51-65
1 2009 602.803.100 285.559.431,00 2 2010 510.009.900 341.839.866,73 3 2011 372.494.000 396.599295,07 Sumber data : data diolah Tabel Rentabilitas Ekonomi No
Tahun
Laba Usaha
Modal Usaha
modal kerja 2.11 kali 1.51 kali 0.97 kali
Rentabilitas ekonomi 44 % 43 % 37 %
1 2009 128.443.403 285.559.431 2 2010 148.176.491 341.839.866,73 3 2011 146.736.961 386.599.295,07 Sumber data : data diolah Analisis dan Pembahasan Untuk menganalisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Koprasi Pegawai Negeri “Bhakti Nusa” Di SMK Negeri 4 Samarinda “, digunakan beberapa alat analisis yaitu rasio aktivitas dan rentabilitas adalah sebagai berikut : a. Analisis Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menjalankan sumber-sumber dananya. Untuk melihat seberapa besar efektivitas KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda tahun 2009-2011 dapat dilihat dalam perhitungan tingkat perputaran modal kerja sebagai berikut : a. Pada tahun 2009 diketahui jumlah penjualan bersih sebesar Rp 602.803.100,- Sedangkan modal kerja (aktiva lancar – hutang lancar) adalah sebesar Rp 285.559.431,Perputaran modal kerja dengan rumus :
= 2.11 Kali b. Pada tahun 2010 diketahui jumlah penjualan bersih sebesar Rp 510.009.900,- Sedangkan modal kerja (aktiva lancar – hutang lancar) adalah sebesar Rp 336.559.866,73. Perputaran modal kerja dengan rumus :
= 1.51 Kali
60
Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi, (Achmad Khoyri)
c. Pada tahun 2011 diketahui jumlah penjualan bersih sebesar Rp 372.494.000,- Sedangkan modal kerja (aktiva lancar – hutang lancar) adalah sebesar Rp 383.319.295,07 Perputaran modal kerja dengan rumus :
b.
= 0.97 Kali Analisis Rasio Rentabilitas Analisis rasio rentabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan suatu badan usaha untuk menghasilkan laba. Rasio ini digunakan untuk mengukur efesiensi dan efektifitas penggunaan modal kerja. Untuk mengetahui besarnya tingkat rentabilitas KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini : a. Pada tahun 2009 diketahui laba usaha sebesar Rp 128.443.403,- (dari la ba bersih – biaya operasi) sedangkan modal usaha adalah -sebesar Rp 285.559.431,Maka perhitungan rentabilitasnya sebagai berikut :
= 44 % b. Pada tahun 2010 diketahui laba usaha sebesar Rp 148.176.491,- (dari laba bersih – biaya operasi) sedangkan modal usaha adalah sebesar Rp 341.839.866,73,Maka perhitungan rentabilitasnya sebagai berikut :
= 43 % c. Pada tahun 2011 diketahui laba usaha sebesar Rp 146.736.961,- (dari laba bersih – biaya operasi) sedangkan modal usaha adalah sebesar Rp 386.599.295,07,Maka perhitungan rentabilitasnya sebagai berikut :
= 37 % 61
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 51-65
Pengaruh penggunaan modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi 1. Analisis Regresi Linier Berdasarkan analisis regresi linier dengan melakukan penskoran masingmasing indikator diperoleh nilai X dan Y yang kemudian diolah dengan SPSS 13. 0 for Windows untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel X (perputaran modal kerja) terhadap variabel Y (rentabilitas). Tabel Regresi Linier Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 32.065 4.344 7.381 .086 1 VAR00001 6.058 2.716 .912 2.230 .268 a. Dependent Variable: VAR00002 Dari table Coefficients di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 32.065 + 6..058 X Berdasarkan persamaan regresi Y = 32.065 + 6.058X a. Konstanta (α) sebesar 890 artinya ketika perputaran modal kerja = 0 maka jumlah rentabilitas (Y) yang di peroleh 0.32 % b. Koefisien perputaran modal kerja sebesar 6.058, artinya apabila perputaran modal kerja meningkat sebesar 1,00 kali maka rentabilitas akan mengalami kenaikan sebesar 60.58 %. 2. Koefisien Determinasi
Model
1
Tabel Koefisien Determinasi Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 32.065 4.344
7.381
.086
.912
2.230
.268
(Constant) VAR0000 6.058 2.716 1 a. Dependent Variable: VAR00002
t
Sig.
Dari perhitungan menggunakan SPSS 13.0 for Windows diperoleh R square adalah 0.833. artinya 83,3 % rentabilitas bisa dijelaskan oleh variabel perputaran modal kerja. Sedangkan 16,7 % dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti. 3. Uji F
62
Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi, (Achmad Khoyri)
Untuk menganalisis signifikansi pengaruh dari perputaran modal kerja (X) terhadap Rentabilitas (Y) digunakan uji F. Tabel Uji F ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 23.868 1 23.868 4.974 .268b 1 Residual 4.799 1 4.799 Total 28.667 2 a. Dependent Variable: VAR00002 b. Predictors: (Constant), VAR00001 Dari table Anova di atas diperoleh nilai F sebesar 4.974 dimana nilai tersebut merupakan nilai Fhitung sedangkan Ftabel 10.13 untuk taraf signifikansi 5%. Hasil yang diperoleh Fhitung > Ftabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran modal kerja modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan di atas maka dapat dilihat pengaruh penggunaan modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) “Bhakti Nusa” di SMK Negeri 4 Samarinda dari periode tahun 2009-2011sebagai berikut : a. Analisis Aktivitas Tabel Analisis Perputaran Modal Kerja PERPUTARAN TAHUN STANDAR MODAL KERJA 2009 2,11 kali 3 kali – 2 kali 2010 1,51 kali 1 kali – 0 kali 2011 0,97 kali 1 kali – 0 kali Sumber data : Data diolah Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa perputaran modal kerja pada KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda yang dicapai pada tahun 2009 adalah 2,11 kali yang berarti dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 2,11 kali dalam setahunnya dan bila dibandingkan dengan standar pengukuran maka penggunaan modal kerja masuk kriteria efisien. Tahun 2010 tingkat perputaran modal kerja adalah 1,51 kali yang berarti dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 1,51 kali dalam setahunnya dan bila dibandingkan dengan standar pengukuran maka penggunaan modal kerja masuk kriteria cukup efisien. Sedangkan untuk tahun 2011 tingkat perputaran modal kerja adalah 0,97 kali yang berarti dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 0,97 kali dalam setahunnya dan bila dibandingkan dengan
63
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 2014: 51-65
standar pengukuran maka penggunaan modal kerja masuk kriteria cukup efisien pada tahun 2011. Dari gambaran rasio aktivitas diatas dapat dilihat kemampuan modal kerja KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda yang berputar dalam satu periode siklus kas pada tahun 2009 sudah efisien dan pada tahun 2010-2011 cukup efisien. Terjadi penurunan pada tiap tahun karena penjualan yang diperoleh terlihat menurun. b. Analisis Rentabilitas Tabel Analisis Rasio Rentabilitas MODAL TAHUN STANDAR SENDIRI 2009 44 % >21 % 2010 43 % >21 % 2011 37 % >21 % Sumber data : Data diolah Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa rentabilitas modal sendiri KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda yang dicapai tahun 2009 adalah 44% yang berarti setiap Rp 100,- modal sendiri menghasilkan sisa hasil usaha setelah pajak Rp 44. dan tahun 2010 adalah 43% yang berarti setiap Rp 100,modal sendiri menghasilkan sisa hasil usaha setelah pajak Rp 43%. sedangkan untuk tahun 2011 adalah 37% yang berarti setiap Rp 100,- modal sendiri menghasilkan sisa hasil usaha setelah pajak Rp 37%. Dari gambaran rasio rentabilitas tersebut diatas maka kemampuan KPN “Bhakti Nusa” SMK Negeri 4 Samarinda dari modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan pada tahun 2009-2011, walaupun terlihat tiap tahun mengalami penurunan persentase modal sendiri dari angka 44% pada tahun 2009, 43% pada tahun 2010, dan 37% pada tahun 2011. c. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Dari hasil analisis regresi dengan menggunakan SPSS 13.0 for windows dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 890 yang berarti setiap perputaran modal kerja sama dengan 0 maka jumlah rentabilitas sebesar 0,32 %, koefisien perputaran modal kerja menunjukkan bahwa apabila perputaran modal kerja meningkat sebesar Rp. 1.00 maka rentabilitas akan mengalami kenaikan sebesar 60,58 %, selain itu juga diperoleh nilai Fhitung sebesar 4.974 sedangkan Ftabel 10.13 pada taraf signifikansi 5 %. Dari hasil yang diperoleh Fhitung > Ftabel, sehingga Ha diterima, yang artinya terdapat pengaruh antara modal kerja dengan rentabilitas. Sedangkan R square adalah 0.833 yang artinya 83,3 % rentabilitas bisa dijelaskan oleh variabel modal kerja dan 16,7 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. sehingga dalam penelitian yang dilakukan menyatakan terdapat pengaruh antara perputaran modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi.
64
Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi, (Achmad Khoyri)
Penutup Adapun kesimpulan dari hasil penelitian mengenai pengaruh peputaran modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi yaitu berdasarkan hasil perhitungan rasio aktivitas dan rasio rentabilitas pada KPN “Bhakti Nusa” pada tahun 2009 – 2011 diketahui perputaran modal kerja pada tahun 2009 sebanyak 2.11 kali, pada tahun 2010 sebanyak 1.51 kali dan pada tahun 2011 sebanyak 0.97 kali. Sedangkan rentabilitas ekonomi rata-rata pada tahun 2009 sebesar 44%, pada tahun 2010 sebesar 43% dan pada tahun 2011 sebesar 37%. Selain itu dari analisis regresi sederhana diperoleh hasil bahwa F hitung > F tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat pengaruh antara perputaran modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi. Untuk dapat lebih meningkatkan tingkat perputaran modal kerja, pihak koperasi harus dapat lebih meningkatkan tingkat pendapatannya yang berasal dari unit usaha simpan pinjam, dan unit usaha penjualan barang dagangan. Perlu juga dipertimbangkan oleh pihak koperasi untuk bisa meningkatkan usaha dari tersediaya jumlah modal yang ada. Untuk meningkatkan tingkat rentabilitas ekonomi pada KPN “Bhakti Nusa” di SMK Negeri 4 Samarinda dapat dilakukan dengan cara lebih mengoptimalkan jumlah aktiva, dan juga modal agar dapat menghasilkan laba yang optimal pula. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi,Prof. Dr. 1998. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Gitosudarmo,Indriyo,Drs.H. 1999. Manajemen keuangan, BPFE, Yogyakarta. Hendar dan Kusnadi. 1999. Ekonomi Koperasi, Lembaga Penerbit FE – UI, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Munawir, Drs.Akt.1993. Analisis Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta. Riyanto, Bambang, Prof. Dr. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta. Pedoman Klasifikasi Koperasi No : 129/KEP/M.KUKMI/XI/2002.
65