MANAJEMEN KOPERASI STIE Widya Praja Tanah Grogot
Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan di banyak pengelolaan koperasi, sebagaimana Hanel dikutip dari Hendar (2010) menyebutkan salah satu kritik koperasi adalah tingkat efisiensi perusahaan-perusahaan koperasi yang rendah seperti manajemen yang tidak baik, penyelewengan, korupsi, nepotisme dan lain-lain.
2.
Untuk itu, pengelolaan koperasi haruslah dilakukan secara benar dan profesional sehingga terwujud koperasi yang sehat yang dapat memajukan kesejahteraan anggotanya. Materi kali ini akan coba memaparkan mengenai hal-hal yang terkait dengan manajemen keuangan koperasi yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.
4.
SUMBER DANA KOPERASI Untuk menjalankan usahanya, koperasi memerlukan dana atau modal. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyebutkan bahwa modal
koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal Sendiri dapat berasal dari: 1. Simpanan pokok, sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota;
3.
Simpanan wajib, jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota; Dana cadangan, sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan; Hibah.
Modal Pinjaman dapat berasal dari: 1. Anggota; 2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya; 3. Bank dan lembaga; 4. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya; 5. Sumber lain yang sah. Selain modal sebagaimana di atas, koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan, baik yang bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat, dilaksanakan dalam rangka memperkuat kegiatan usaha koperasi terutama yang berbentuk investasi. Modal pernyertaan ikut menanggung risiko. Pemilik modal penyertaan tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota dan dalam menentukan kebijaksanaan koperasi secara keseluruhan. Namun demikian, pemilik modal penyertaan dapat diikutsertakan dalam pengelolaan dan pengawasan usaha investasi yang didukung tersebut sesuai dengan perjanjian sebelumnya.
MANAJEMEN KOPERASI STIE Widya Praja Tanah Grogot
MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI Selama satu periode, kumpulan dana yang ada pada koperasi mengalami perubahan, yang kemudian disebut aliran dana. Keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dan menggunakan atau mengelola dana tersebut dalam koperasi disebut pembelanjaan koperasi atau
manajemen keuangan koperasi. Sebagaimana manajemen pada umumnya, manajemen keuangan koperasi dituntut untuk didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas, baik fungsi pendanaan (pemenuhan dana koperasi) maupun fungsi pengelolaan (penggunaan dana koperasi).
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian. LAPORAN KEUANGAN KOPERASI Laporan keuangan koperasi sesuai PSAK No. 27 meliputi Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan Catatan atas Laporan Keuangan 1.
2.
Fungsi pendanaan terkait dengan bagaimana koperasi mengusahakan dan memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Setiap sumber dana yang dipilih memiliki sifat dan biaya masing-masing dan memiliki konsekuensi yang berbeda-beda. Sementara, fungsi pengelolaan berarti bahwa setiap dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk memberikan manfaat-manfaat keanggotaan koperasi. Dana yang digunakan dalam aktiva jangan sampai mengganggu likuiditas dan kontinuitas usaha koperasi sendiri, demikian pula sebaliknya ketika banyak dana tidak terkelola baik akan menimbulkan pengangguran dana. Untuk itulah, pelaporan keuangan memegang peranan penting dalam penegakan transparansi dalam akuntabilitas koperasi. Laporan keuangan koperasi berarti (Hendar, 2010): 1. Menilai sejauhmana pertanggungjawaban pengurus; 2. Menilai prestasi atau kinerja pengurus; 3. Menilai sejauh mana perusahaan koperasi memberikan manfaat kepada anggotanya; dan 4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya, karya, dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi. Saat ini, standar akuntansi yang disepakati dalam penyusunan laporan keuangan mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yaitu
3.
4.
5.
Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. Perhitungan Hasil Usaha harus memuat hasil usaha dengan dengan anggota dan laba atau rugi dengan non-anggota. Ini menyajikan informasi mengenai pendapatan dan bebanbeban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha. Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu. Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan ini mencakup empat unsur, yaitu: a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama. b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama. c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi. d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha. Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan pengungkapan (disclosures) yang memuat: a. Perlakuan akuntansi antara lain, mengenai: 1) Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi dengan anggota dan non-anggota. 2) Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang dan sebagainya. 3) Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non-anggota. b. Pengungkapan informasi lain, antara lain:
MANAJEMEN KOPERASI STIE Widya Praja Tanah Grogot
1) Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi. 2) Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota. 3) Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota. 4) Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota. 5) Pembatasan penggunaan dan risiko atas akyiva tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan. 6) Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi. 7) Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari perusahaan swasta. 8) Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan. 9) Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan. 10) Penyelenggaraan rapat anggota dan keputusan-keputusan penting yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan. Bentuk penyajian laporan sebagai ilustrasi penerapan dari PSAK No. 27 di atas, terlampir bersama ini. Urutan penyajian dan deskripsi, bila perlu, dapat diubah sesuai dengan kondisi masing-masing koperasi agar tercapai penyajian laporan keuangan secara wajar.
rasio keuangan tersebut dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio operasi dan rasio profitabilitas. 1.
Rasio Likuiditas, menunjukkan apakah suatu koperasi akan mampu menutup kewajiban jangka pendeknya ketika jatuh tempo. a.
Rasio Lancar (Current Ratio), mengukur kemampuan koperasi dalam membayar utang lancarnya dengan harta lancarnya. Rasio Lancar
=
Harta Lancar Utang Lancar
Rasio ini kadang-kadang disebut rasio modal kerja. Umumnya penganalisis keuangan menyarankan agar menjaga rasio ini paling sedikit 200% untuk menjaga tingkat modal kerja yang cukup. b. Rasio Cepat (Quick Ratio), mengukur kemampuan koperasi dalam membayar utang lancarnya dengan harta yang paling likuid. Rasio Cepat
=
Kas + Piutang Utang Lancar
Rasio cepat merupakan ukuran yang spesifik mengenai kemampuan perusahaan koperasi untuk membayar utang lancar apabila penjualan tiba-tiba berhenti. Umumnya rasio yang cukup memuaskan adalah 100%. Rasio <100% menunjukkan koperasi terlalu bergantung pada persediaan dan penjualan yang akan datang untuk menutup utangutang jangka pendeknya. Sebaliknya jika >100% menunjukkan kondisi keuangan koperasi sangat aman.
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Rasio Solvabilitas, mengukur kemampuan perusahaan koperasi untuk membayar seluruh utang-utangnya.
Untuk menilai kinerja dari laporan keuangan koperasi
a.
dapat
diketahui
Keuangan,
melalui
Analisis
Rasio
yaitu teknik yang menunjukkan hubungan antara dua unsur akunting yang memungkinkan pemilik bisnis menganalisis kinerja keuangan perusahaan (Hendar, 2010). Secara umum,
2.
Rasio Utang atas Harta (Debt Ratio), mengukur kemampuan perusahaan koperasi dengan harta yang dimilikinya untuk membayar utang-utangnya. Rasio Utang atas Harta
=
Total Utang Total Harta
MANAJEMEN KOPERASI STIE Widya Praja Tanah Grogot
membayar diambil.
Rasio Utang atas Harta yang tinggi berarti pemberi pinjaman menyediakan persentase besar dalam mendanai perusahaan, dan karenanya menanggung risiko keuangan perusahaan. Pengelola koperasi umumnya menyukai persentase utang atas harta yang tinggi, yang bila tidak, dana untuk keperluan bisnis harus disediakan oleh harta anggota sebagai pemilik koperasi. Meskipun demikian, kreditor lebih menyukai rasio utang atas harta yang menengah, karena rasio yang rendah menunjukkan peluang kerugian yang lebih kecil bagi kreditor apabila terjadi likuidasi perusahaan koperasi. Sedang rasio yang tinggi, bagi kreditor, menunjukkan tingginya risiko bila terjadi masalah. b. Rasio Utang atas Modal Sendiri, mengukur kemampuan modal sendiri yang dimiliki perusahaan koperasi dalam membayar seluruh utang-utangnya. Rasio Utang atas Modal Sendiri
=
Total Utang Modal Sendiri
Semakin tinggi rasio ini semakin banyak utang yang dimanfaatkan perusahaan dan semakin rendah tingkat keamanan bagi kreditor apabila bisnis ini gagal. Tapi jika rasio ini terlalu tinggi berarti perusahaan koperasi mempunyai kemampuan meminjam yang lebih kecil, pemberi pinjaman atau kreditor memandang perusahaan koperasi telah tergadaikan. Sebaliknya rasio yang lebih rendah berkaitan dengan keamanan keuangan yang lebih tinggi, yang membuat kemampuan perusahaan koperasi untuk meminjam lebih tinggi. Bila rasio mendekati 100% berarti kepentingan kreditor terhadap bisnis ini semakin mendekati kepentingan pemiliknya. Bila >100% berarti kepentingan kreditor terhadap perusahaan lebih besar dari kepentingan pemiliknya, dan bisnis ini berarti kekurangan modal. c.
Rasio Bunga atas Laba, mengukur kemampuan perusahaan koperasi untuk
Rasio Bunga atas Laba
bunga
=
atas
pinjaman
yang
Laba sebelum Bunga & Pajak Total Beban Bunga
Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan koperasi tidak kesukaran dalam membayar bunga atau pinjaman yang diambilnya. Kreditor melihat hal ini sebagai petunjuk keamanan untuk memberikan pinjaman di masa yang akan datang. Sebaliknya, rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan koperasi telah terlalu banyak meminjam. Banyak kreditor yang menginginkan rasio ini paling sedikit 4:1 atau bahkan 6:1 sebelum menyatakan bahwa sebuah koperasi mempunyai risiko kredit yang baik. 3.
Rasio Operasi (Operating Ratio), mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan koperasi dalam memanfaatkan sumber dayanya. a.
Tingkat Perputaran Persediaan, memberikan petunjuk apakah persediaan dikelola dengan baik atau tidak. Tingkat Perputaran Persediaan
Persediaan Rata-rata
=
=
Harga Pokok Persediaan Persediaan Rata-rata Jumlah Persediaan Awal & Akhir 2
Rasio ini menunjukkan seberapa cepat barang dagangan bergerak melalui bisnis itu dan menyeimbangkan persediaan perusahaan koperasi pada garis tipis antara kelebihan dan kekurangan. Tidak ada nilai ideal dalam rasio ini, tergantung dari jenis usaha, ukuran dan kemampulabaan, metode penilaian persediaan dan faktor lain yang relevan. b. Rasio Umur Piutang, mengukur banyaknya hari yang diperlukan untuk menguangkan piutang dagangnya.
MANAJEMEN KOPERASI STIE Widya Praja Tanah Grogot
Rasio Umur Piutang
=
Rasio Putaran Piutang
=
dipunyai untuk menghasilkan penjualan. Ini bermanfaat bila dibandingkan dengan koperasi sejenis. Bila rasio berada di bawah rata-rata industri menunjukkan bahwa perusahaan koperasi tidak dapat menghasilkan penjualan yang cukup dari harta yang dimiliki.
365 hari Rasio Putaran Piutang
Penjualan Kredit Piutang Dagang
e.
Penerapan yang paling bermanfaat dari rasio ini adalah dengan membandingkanya dengan rasio rata-rata industri, yang akan menunjukkan tingkat pengendalian perusahaan koperasi terhadap penjualan kredit dan lama penagihannya. Tapi petunjuk paling mudah adalah agar rasio piutang tidak melebih sepertiga persyaratan kredit, misalnya persyaratan kredit yang diberikan 45 hari maka rasio umur piutang tidak lebih dari 60 hari. c.
Rasio Umur Utang, mengukur jumlah hari yang diperlukan perusahaan koperasi untuk membayar utang dagangnya. Rasio Umur Utang
=
Rasio Putaran Utang
=
Rasio Putaran Utang
Pembelian Utang Dagang
d. Rasio Penjualan Bersih atas Harta Total atau Rasio Perputaran Harta, mengukur penghasilan penjualan sehubungan dengan harta yang dipunyai. Rasio Perputaran Harta
=
Rasio Penjualan Bersih atas Modal Kerja
=
Modal Kerja
=
Penjualan Bersih Modal Kerja
Harta Lancar Utang Lancar
Rasio ini menunjukkan sejauh mana efisiensi penggunaan modal kerja untuk menghasilkan penjualan. Jika rasio ini sangat rendah menunjukkan perusahaan koperasi tidak memanfaatkan modal kerja secara efisien atau menguntungkan. Sebaliknya jika terlalu tinggi menunjukkan bahwa perusahaan koperasi kekurangan modal kerja untuk mempertahankan penjualan dalam tingkat tertentu dan menempatkan pemberi pinjaman dalam posisi rawan.
365 hari
Rasio ini yang berlebihan tingginya jelas menunjukkan bahwa banyak utang yang telah jatuh tempo. Idealnya rasio utang sama dengan waktu yang diperlukan untuk mencairkan persediaan dalam bentuk penjualan sampai menjadi uang tunai.
Rasio Penjualan Bersih atas Modal Kerja, mengukur seberapa rupiah penjualan yang dihasilkan dengan menggunakan setiap rupiah modal kerja.
4.
Rasio Profitabilitas (Kemampulabaan), menunjukkan seberapa efisien suatu perusahaan koperasi, atau seberapa besar kemampuannya, memberikan manfaat atas modal yang diinvestasikan anggotanya. a.
Rasio Manfaat atas Penjualan, mengukur manfaat per rupiah penjualan Rasio Manfaat atas Penjualan
=
Manfaat Langsung
=
SHU + Manfaat Langsung Penjualan
Penjualan Bersih Harta Bersih Total
Rasio ini menunjukkan seberapa produktif perusahaan memanfaatkan harta yang
Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan
Kunci rasio ini adalah mengetahui SHU + Manfaat Langsung untuk setiap usaha
MANAJEMEN KOPERASI STIE Widya Praja Tanah Grogot
tertentu. Bila SHU + Manfaat Langsung terlalu rendah akan membawa masa depan koperasi ke arah bahaya. b. Rasio Manfaat atas Modal (Ekuitas), mengukur tingkat pengembalian terhadap investasi anggota. Rasio Manfaat atas Modal
=
SHU + Manfaat Langsung Modal Pemilik
Rasio ini merupakan salah satu indikator yang paling penting mengenai efisiensi manajemen koperasi. Bila rasio ini terlalu kecil, pemilik modal (anggota) mungkin lebih baik dimanfaatkan di tempat lain.
SUMBER BACAAN Hendar. Manajemen Perusahaan Koperasi. 2010. Jakarta: Penerbit Erlangga Maslinawati Mohamad, Intan Waheedah Othman dan Arun Mohamed. Accountability Issues and Challenges: The Scenario for Malaysian Cooperative Movement. International Journal of Social, Behavioral, Educational, Economic and Management Engineering Vol:7, No.: 6, 2013 Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27. http://www.depkop.go.id/ cipsed.com/pdf-3/HO.D1.1.psak-27-revisi-98-akuntansiperkoperasian.pdf diakses pada 22 November 2015
Sekilas Tentang
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Ikatan Akuntan Indonesia merupakan perkumpulan akuntan Indonesia yang didirikan pada 23 Desember 1957. Tujuan IAI kala itu adalah untuk membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan dan pekerjaan akuntan. Ketua IAI Pertama adalah Prof. DR. Soemardjo Tjitrosidojo, merupakan salah satu akuntan pribumi awal yang lulus pendidikan akuntan di Belanda tahun 1956. Saat ini IAI merupakan satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan Indonesia secara keseluruhan, anggota International Federation of Accountants -organisasi profesi akuntan dunia. Tujuan IAI saat ini adalah mengembangkan dan mendayagunakan potensi Akuntan Indonesia sehingga terbentuk suatu cipta dan karya Akuntan Indonesia untuk didarmabaktikan bagi kepentingan bangsa dan negara. Sebagai anggota IAI, Akuntan Indonesia akan dikenal sebagai profesional terdepan di bidang akuntansi, audit, perpajakan, bisnis, manajerial dan tata kelola keuangan dalam tataran global. Menjadi anggota IAI, seorang Akuntan akan bergabung dalam komunitas profesional di bidang akuntansi yang dijaga kualitasnya sesuai standar internasional. Lebih detail mengenai IAI ini bisa diakses melalui www.iaiglobal.or.id atau IAI Wilayah Kalimantan Timur yang beralamatkan di Jl. M. Yamin No. 35 Samarinda 75124, Telp./Faks. (0541) 765-465, 7053-888
A KUNTANSI P ERKOPERASIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
PSAK N O . 27 (R EVISI 1998)
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT NERACA 31 Desember 19X1 dan 19X0 AKTIVA
19X1
19X0
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
AKTIVA LANCAR Kas dan Bank Investasi Jangka Pendek Piutang Usaha Piutang Pinjaman Anggota Piutang Pinjaman NonAnggota Piutang Lain-lain Peny. Piutang Tak Tertagih Persediaan Pendapatan Akan Diterima
Rp xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
Rp xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx (xxxxx) xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx (xxxxx) xxxxx xxxxx
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Hutang Usaha Hutang Bank Hutang Pajak Hutang Simpanan Anggota Hutang Dana Bagian SHU Hutang Jangka Panjang Akan Jatuh Tempo Biaya Harus Dibayar
Jumlah Aktiva Lancar
Rp xxxxx
Rp xxxxx
INVESTASI JANGKA PANJANG Penyertaan Pada Koperasi Rp xxxxx Penyertaan Pada Non- Kop. xxxxx Jumlah Investasi Jangka Panjang Rp xxxxx AKTIVA TETAP Tanah/Hak atas Tanah Bangunan Mesin Iventaris Akumulasi Penyusutan
Rp xxxxx xxxxx Rp xxxxx
Rp xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx (xxxxx)
Rp xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx (xxxxx)
Rp xxxxx
Rp xxxxx
AKTIVA LAIN-LAIN Ak. Tetap Dalam Konstruksi Beban Ditangguhkan
Rp xxxxx xxxxx
Rp xxxxx xxxxx
Jumlah Aktiva Lain-lain
Rp xxxxx
Rp xxxxx
Rp xxxxx
Rp xxxxx
Jumlah Aktiva Tetap
JUMLAH AKTIVA
27.18
Jml. Kwj. Jangka Pendek
19X1
19X0
Rp xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
Rp xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx
Rp xxxxx
Rp xxxxx
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang Bank Rp xxxxx Hutang Jangka Panjang lainnya xxxxx Jumlah Kewajiban Jangka Panjang Rp xxxxx EKUITAS Simpanan Wajib Simpanan Pokok Modal Penyetaraan Partisipasi Anggota Modal Penyertaan Modal Sumbangan Cadangan SHU Belum Dibagi Jumlah Ekuitas
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Rp xxxxx xxxxx Rp xxxxx
Rp xxxxx xxxxx
Rp xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
Rp xxxxx
Rp xxxxx
Rp xxxxx
Rp xxxxx
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
A KUNTANSI P ERKOPERASIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
PSAK N O . 27 (R EVISI 1998)
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT PERHITUNGAN HASIL USAHA Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 19X1 dan 19X0
PARTISIPASI ANGGOTA Partisipasi Bruto Anggota Beban Pokok Partisipasi Neto Anggota PENDAPATAN DARI NON-ANGGOTA Penjualan Harga Pokok Laba(Rugi) Kotor Dengan Non-Anggota Sisa Hasil Usaha Kotor
19X1 Rp xxxxxx (xxxxxx)
19X0 Rp xxxxxx (xxxxxx)
Rp
xxxxxx
Rp
xxxxxx
Rp
xxxxxx (xxxxxx)
Rp
xxxxxx (xxxxxx)
Rp
xxxxxx
Rp
xxxxxx
Rp
xxxxxx
Rp
xxxxxx
BEBAN OPERASI: Beban Usaha
(xxxxxx)
(xxxxxx)
Sisa Hasil Usaha Koperasi Beban Perkoperasian
Rp
xxxxxx (xxxxxx)
Rp
xxxxxx (xxxxxx)
Sisa Hasil Usaha Setelah Beban Perkoperasian Pendapatan dan Beban Lain-lain
Rp
xxxxxx xxxxxx
Rp
xxxxxx xxxxxx
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pos-pos Luar Biasa Pendapatan Dan Beban Luar Biasa
Rp
xxxxxx xxxxxx
Rp
xxxxxx xxxxxx
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Pajak Penghasilan
Rp
xxxxxx (xxxxxx)
Rp
xxxxxx (xxxxxx)
Rp
xxxxxx
Rp
xxxxxx
Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
27.19
A KUNTANSI P ERKOPERASIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
PSAK N O . 27 (R EVISI 1998)
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 19X1 dan 19X0 (Koperasi Konsumen) 19X1
19X0
PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA: - Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar Harga Koperasi - Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar Harga Pasar Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
(xxxxxx)
(xxxxxx)
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA: - Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar Rp xxxxxx - Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxxx) Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang Untuk Anggota Rp xxxxxx MANFAAT EKONOMI DARI SIMPAN PINJAM LEWAT KOPERASI: - Penghematan Beban Pinjaman Anggota - Kelebihan Balas Jasa Simpanan Anggota Jumlah Promosi Ekonomi Dari Transaksi Penyediaan Jasa Untuk Anggota Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan Untuk Anggota Jumlah Promosi Ekonomi Anggota
27.20
Rp xxxxxx (xxxxxx) Rp xxxxxx
Rp xxxxxx (xxxxxx)
Rp xxxxxx (xxxxxx)
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
A KUNTANSI P ERKOPERASIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
PSAK N O . 27 (R EVISI 1998)
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 19X1 dan 19X0 (Koperasi Produsen) 19X1
19X0
PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA: - Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar Harga Pasar - Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar Harga Koperasi Jumlah Promosi Ekonomi Dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
(xxxxxx)
(xxxxxx)
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA: - Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar Rp xxxxxx - Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxxx) Jumlah Promosi Ekonomi Dari Transaksi Pengadaan Barang Untuk Anggota Rp xxxxxx MANFAAT EKONOMI DARI PENYEDIAAN JASA UNTUK ANGGOTA: - Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Pasar - Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Koperasi Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa Untuk Anggota Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan Untuk Anggota Jumlah Promosi Ekonomi Anggota
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Rp xxxxxx (xxxxxx) Rp xxxxxx
Rp xxxxxx (xxxxxx)
Rp xxxxxx (xxxxxx)
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
27.21