Tingkatkan Nilai Bisnis, Benahi Manajemen SDM UNAIR NEWS – Membenahi manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah cara untuk mrningkatkan nilai tambah pada bisnis. Itulah inti dari kuliah tamu yang dipaparkan oleh konsultan manajemen SDM dari Singapura Cidi Wee yang diadakan sivitas akademika program studi S-3 Ilmu Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Senin (8/8). Kuliah tamu itu diselenggarakan dengan tujuan untuk membentuk dan meningkatkan daya saing mahasiswa, alumni, dan staf pengajar. Acara bertema “Talent Management in the 21st Century” itu diikuti oleh 94 mahasiswa jenjang S-1, S-2, dan S-3 FKM UNAIR. Cidi Wee menyampaikan dua materi yang berjudul “Managing Global Project Succesfully” dan “Talent Management”. Cidi Wee menyampaikan, perencanaan sumber daya manusia yang tepat bisa menjadi nilai tambah bagi sebuah usaha sehingga visi misi perusahaan bisa tercapai. “Untuk meningkatkan nilai bisnis, melalui talent management kita bisa belajar mengenai perencanaan tenaga kerja, mulai dari rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja supaya terbentuk SDM yang berkualitas,” tutur Cidi Wee di Aula Sabdoabdi, FKM UNAIR. Salah satu faktor penentu SDM yang berkualitas adalah tes seleksi penerimaan sumber daya. Dari situlah, perlu adanya berbagai macam tes dalam proses rekrutmen, seperti tes kecerdasan, kepribadian, dan bakat. Dari tes tersebut, bisa diketahui potensi sumber daya manusia yang unggul untuk diterima di perusahaan. Kuliah tamu yang berjalan selama empat jam ini tak menyurutkan antusiasme dari peserta acara. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan kepada pembicara. Di akhir pertemuan, pimpinan prodi dan fakultas juga memberikan suvenir kepada pembicara,
dan selanjutnya acara ditutup dengan foto bersama. (*) Penulis: Disih Sugianti Editor: Defrina Sukma S.
Putu Widhi, Tak Sia-sia Tinggalkan Keluarga, Jadi Wisudawan Terbaik Keperawatan UNAIR NEWS: Bagi perempuan yang telah menikah dan memiliki buah hati (anak), meninggalkan keluarga demi melanjutkan studi merupakan salah satu tantangan. Namun, berkat keteguhan hatinya, Putu Widhi Sudariani berhasil merampungkan studi dan predikat wisudawan terbaik jenjang S-2 Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga. Ia berhasil meraih IPK 3,88. Ketika sedang sibuk-sibuknya menjalani residensi di Rumah Sakit UNAIR, anaknya yang berusia tiga tahun, sempat jatuh sakit. Di satu sisi, ia harus merampungkan studi, sementara anaknya sedang sakit dan membutuhkan kehadiran dirinya. ”Terus terang, kendala paling besar yang saya hadapi itu adalah ketika anak saya sakit dan harus masuk rumah sakit tanpa ada saya yang mendampingi. That was horrible. I felt bad for my son at that time. And I would never, ever, forget that moment,” tutur penulis tesis “Pengembangan Model Kompetensi Kepemimpinan Kepala Ruang Keperawatan RSUD Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat”. Pada tahun 2015, perempuan kelahiran 15 Oktober 1986 ini telah bekerja sebagai Koordinator Verifikasi Internal RSUD Kota Mataram. Kemudian, Widhi memperoleh izin tugas belajar dari
Pemkot Mataram untuk fokus menyelesaikan studi. Perjuangannya untuk fokus kuliah dan mendalami riset telah berbuah manis. Ketika menjalani residensi, Widhi dan kawannya yang lain di RS UNAIR diminta untuk membuat inovasi dalam bidang keperawatan. Saat ini, alumnus SMUN III Mataram ini masih menunggu keputusan dari Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram untuk penempatan kerja kembali. Ia mengaku membutuhkan surat pengembalian dari kampus sebagai notifikasi bahwa masa studinya telah selesai. “Terlepas dari urusan kampus, I think I’m a happy wife and a proud mother. I’m currently enjoying being near of my family,” pungkasnya. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S.
Suka Linguistik, Mahasiswa S-2 Jadi Anggota Terbaik Kamus Hidup Oxford UNAIR NEWS – Kecintaan pada bahasa membuat Angkita Kirana pernah dinobatkan sebagai member of the month pada Kamus Hidup Oxford (Oxford Living Dictionary). Angkita dinobatkan sebagai anggota terbaik tepat pada bulan Juni 2016 lalu. “Kaget. Nggak nyangka aja kenapa bisa jadi member of the month itu,” tutur Angkita ketika ditanya mengenai kesannya meraih predikat itu. Ia berbagi cerita tentang kegemarannya dalam memperbarui kosakata dwibahasa Inggris – Indonesia dan
sebaliknya, di sela-sela liburan kuliahnya di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga. Mahasiswa program studi S-2 Magister Linguistik FIB UNAIR itu mengaku tak mengetahui secara pasti alasan manajemen memberikan predikat member of the month kepada dirinya. Namun, Angkita meyakini, ia terpilih sebagai anggota terbaik dengan alasan pengirim terbanyak jumlah kosakata ke sistem Kamus Hidup Oxford (KHO). Ketika ditanya soal jumlah kosakata yang ia kirimkan, Angkita tak mengingat dengan pasti banyaknya perbendaharaan kata yang ia kirimkan pada bulan Juni lalu. Meski ia sudah meraih predikat anggota terbaik, ia mengaku masih aktif mengirimkan kosakata ke sistem KHO. Terakhir, Angkita baru saja menambahkan kata baru di KHO sekitar tiga hari yang lalu. Biasanya, Angkita mengirimkan kosakata baru ke KHO pada saat waktu luang, terutama malam hari menjelang waktu tidur. Pernah dalam sehari saja, ia mengirimkan hingga 20 jumlah kosakata ke KHO. Tentu pengguna tak bisa sembarangan dalam mengirimkan kosakata sebagai penambahan kata dalam kamus hidup. Angkita mengaku, dirinya harus melakukan cek dan ricek terhadap penggunaan kata dan konteks agar tak salah makna. Sembari menunjukkan berbagai laman internet yang dibiarkan terbuka, Angkita bercerita mengenai proses penerjemahan kata. “Misalnya, contoh aja kata kencur. Saya cari dulu apakah kata tersebut sudah tersedia atau belum di Oxford. Kalau belum, baru saya tambahkan. Kalau mau menerjemahkan, ’kan tidak bisa langsung satu banding satu. Ini harus mencari referensi yang lain. Kadang, saya cari di ensiklopedia juga. Saya coba cari kata yang memiliki persamaan dengan kencur. Di ensiklopedia, ketemunya adalah zedoaria,” terang Angkita. Kamus hidup
Apa itu kamus hidup? Kamus hidup adalah kamus dalam jaringan (daring) yang kosakatanya bisa diperbarui oleh para anggota yang terdaftar. Bila konteksnya adalah KHO, maka hanya para anggota tersebut yang bisa menambah kosakata baru dalam KHO. Kamus hidup itu muncul dari fenomena kebahasaan karena bahasa merupakan sesuatu yang dinamis. Ada kata atau frase baru yang kini sering digunakan oleh penutur. Ada pula kata atau frase lama yang muncul kembali namun dimaknai berbeda. Fenomena kebahasaan yang dinamis itulah yang akhirnya mengundang para linguis untuk berkontribusi dalam pembaruan kosakata. “Ada kosakata yang sering dipakai padahal dulu beberapa tahun lalu yang tidak ada. Contohnya, mager (malas bergerak, -red). Kira-kira sepuluh tahun yang lalu, ‘kan tidak ada kosakata mager itu. Ada pula kosakata yang dari dulu ada tapi baru sekarang populer. Contohnya, galau. Ada pula kosakata yang dari dulu ada tapi sekarang jarang digunakan. Contohnya, syahbandar,” terang Angkita. Dukungan perkembangan teknologi informasi juga turut serta dalam memengaruhi munculnya kamus hidup. Angkita menambahkan, kamus hidup merupakan perkembangan yang luar biasa, karena adanya daring merupakan sesuatu yang praktis daripada harus membawa kamus cetak yang begitu tebal. (*) Penulis : Defrina Sukma S. Editor
: Binti Q. Masruroh