TINGKAT SELF CONFIDENCE DALAM PERTANDINGAN FUTSAL ANTAR KELAS PADA MAHASISWA PJKR FKIP UNISMA BEKASI Apta Mylsidayu1 Universitas Islam “45” Bekasi
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat self confidence dalam pertandingan futsal antar kelas pada mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasinya adalah mahasiswa yang mengikuti pertandingan futsal antar kelas Program Studi PJKR FKIP UNISMA Bekasi berjumlah 32 tim (160 orang) . Teknik sampel yang digunakan adalah accidental sampling dengan uji coba sampel 50 orang, dan sisanya 70 orang dijadikan sampel penelitian. Instrumennya angket tertutup dengan likert. Validitas menghasilkan nilai > 0.279 sebanyak 19 butir dari 20 butir pernyataan, 1 soal drop out karena r hitung < r tabel (0.221 < 0.279). Uji reliabilitas diperoleh nilai alpha sebesar 0.722 > 0,444 artinya reliabel. Uji normalitas diperoleh nilai sebesar 2.66, karena p value (sig.) > 0.05 artinya berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta pertandingan futsal yang mengalami lack confidence sebanyak 6 orang yakni sebesar 8.6%, percaya diri optimal sebanyak 64 orang yakni sebesar 91.4%, over confidence tidak ada yakni sebesar 0%. Kata kunci: self confidence, pertandingan futsal.
Orang yang tidak menyadari bahwa rendahnya self confidence dapat menimbulkan hambatan besar dalam menjalankan kegiatan sehari-hari termasuk di dalam berolahraga. Self confidence hampir selalu dianggap sebagai sesuatu yang terjadi di dalam diri atlet, bukan sesuatu yang dapat dikendalikan. Kemenangan atau sukses dalam beberapa pertandingan dianggap sebagai satu-satunya cara nyata untuk meraih kepercayaan diri. Self confidence merupakan salah satu aspek mental yang sangat penting di dalam olahraga. Seorang atlet profesional pun akan menjadi tidak maksimal ketika self confidence dirinya hilang. Permainan futsal merupakan permainan yang sangat cepat dan dinamis. Saat ini, futsal dimainkan oleh orang dewasa hingga anak-anak. Sebagai contoh, banyaknya ekstrakulikuler futsal baik di SD, SMP. SMA, hingga Perguruan Tinggi. Futsal merupakan olahraga yang saat ini paling banyak digemari oleh kalangan muda, termasuk mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi.
1
Apta Mylsidayu; Dosen PJKR FKIP Universitas Islam “45” Bekasi
48
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 Perasaan kurang percaya diri merupakan tumpuan yang lemah untuk mencapai prestasi maksimal dalam pertandingan futsal antar kelas pada mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi yang rutin diadakan setahun sekali. Kenyataannya, tidak semua mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi memiliki rasa percaya diri, terkadang mahasiswa minder dengan kemampuannya ketika bertanding dengan kakak tingkat atau bertemu dengan tim yang salah satu anggotanya adalah atlet. Padahal, untuk mengikuti pertandingan futsal tersebut harus mempunyai percaya diri optimal supaya tujuan yang diharapkan dapat tercapai yakni menjadi juara. Hal lainnya yang terlihat adalah ketika mahasiswa bertemu dengan tim lawan yang dianggapnya lebih tangguh, tim tersebut menetapkan target lebih rendah atau hanya ingin berpartisipasi saja. Hal ini menunjukkan ketdakpercayaan diri pemain. Untuk menumbuhkan percaya diri, harus dimulai dari dalam dirinya sendiri. Hal ini sangat penting untuk mengatasi rasa kurang percaya diri yang ada pada dirinya tetapi rasa percaya diri pun tidak boleh terlalu berlebihan karena akan menganggap remeh lawan. Selain itu, rata-rata tim merasa tidak perlu mempersiapkan diri jauh-jauh hari dengan berlatih/latihan sebelum pertandingan. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa peserta pertandingan futsal masih ada yang menganggap lemah lawan, dan ketika bertanding melakukan kesalahan terlihat memarahi diri sendiri. Prestasi setiap atlet akan optimal apabila memiliki fisik, teknik, taktik, dan mental. Apabila atlet memiliki fisik, teknik, dan taktik tetapi tidak didukung dengan mental yang baik salah satunya self confidence, maka atlet akan mengalami lack confidence atau over confidence. Artinya, tingkat self confidence yang optimal dapat mempengaruhi penampilan atlet menjadi maksimal, tetapi jika atlet mengalami lack confidence atau over confidence maka akan mengacaukan penampilan atau performa. Hingga saat ini belum ditemukan penelitian mengenai tingkat self confidence dalam pertandingan futsal antar kelas pada mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat self confidence dalam pertandingan futsal antar kelas pada mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi. Self Confidence Horn (2008: 66) mendefinisikan self confidence sebagai keyakinan bahwa seseorang memiliki sumber daya internal, terutama kemampuan, untuk mencapai
49
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 keberhasilan, maksudnya self confidence berakar pada keyakinan dan harapan. Self confidence merupakan modal utama seorang atlet untuk dapat maju karena pencapaian prestasi yang tinggi harus dimulai dengan percaya bahwa mampu dan sanggup melampaui prestasi yang pernah diraih (Sudibyo Setyobroto, 2002: 43). Menurut Yusuf Al-Uqshari (2005: 14) self confidence adalah sebentuk keyakinan kuat pada jiwa, kesepahaman dengan jiwa, dan kemampuan menguasai jiwa. Self confidence adalah rasa percaya pada kemampuan sendiri bahwa mampu mencapai prestasi tertentu dan apabila prestasinya sudah tinggi makan individu tersebut akan lebih self confidence. Self confidence akan menimbulkan rasa aman yang dapat dilihat dari sikap dan tingkah laku yang tampak tenang, tidak mudah ragu-ragu, tidak mudah gugup, dan tegas. Atlet yang penuh percaya diri (full confidence) biasanya menetapkan target sesuai dengan kemampuannya sehingga berusaha untuk mencapai target tersebut. Apabila mengalami kegagalan, maka akan dihadapi dan diterima dengan lapang dada tanpa harus frustasi. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan self confidence adalah keyakinan pada diri sendiri untuk mencapai sesuatu/target yang telah ditentukan. Selanjutnya, faktor yang mempengaruhi self confidence dalam olahraga ada 3 antara lain sebagai berikut: (1) Budaya organisasi yang merupakan aspek struktural dan budaya dari subkultur olahraga yang dapat mencakup hal-hal seperti tingkat persaingan, iklim motivasi, perilaku pembinaan, dan harapan dari program olahraga yang berbeda, (2) karakteristik demografi yang berkaitan dengan jenis kelamin dan ras, dan (3) karakteristik kepribadian yang terfokus pada orientasi tujuan dan optimisme. Self confidence optimal (percaya diri yang optimal). Percaya diri yang optimal berarti seseorang akan merasa menjadi begitu yakin dapat mencapai tujuan, akan berusaha keras untuk dapat melakukannya. Seseorang tidak selalu akan selalu tampil baik, tetapi penting untuk mencapai potensi (Apta Mylsidayu, 2014: 106). Keyakinan yang kuat akan membantu mengurangi kesalahan dan dengan kesalahan akan berusaha untuk memperbaiki dan dapat menuju kesukesesan, serta setiap orang memiliki tingkat percaya diri yang optimal. Lack confidence (kurang percaya diri). Banyak orang memiliki keterampilan fisik untuk dapat meraih sukses akan tetapi banyak yang kurang percaya diri pada kemampuannya pada waktu permainan ataupun pertandingan. Keraguan diri merusak
50
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 kinerja yakni keraguan dapat menciptakan kegelisahan, memecahkan konsentrasi dan menimbulkan keraguan, individu yang kurang percaya diri menjadi terganggu, seseorang menjadi ragu akan kemampuan dia sendiri. Kurang percaya diri artinya meragukan kemampuan sendiri (Apta Mylsidayu, 2014: 107). Kurang percaya diri merupakan hambatan untuk mencapai prestasi. Anak didik/atlet akan merasa kurang mampu/kurang percaya atas kemampuannya apabila mengalami kegagalan. Akibatnya mudah putus asa dan apabila dituntut untuk berprestasi lebih tinggi maka akan mengalami frustasi. Anak didik/atlet yang lack of confidence (kurang percaya diri) cenderung menetapkan target lebih rendah dari tingkat kemampuannya sehingga individu seperti ini tidak akan menjadi juara. Over confidence (terlalu percaya diri). Seseorang yang terlalu percaya diri diartikan bahwa kepercayaannya lebih besar dari kemampuannya (Apta Mylsidayu, 2014: 107). Kinerja menjadi menurun karena percaya bahwa tidak perlu mempersiapkan diri atau mengerahkan usaha untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin. Atlet tidak bisa terlalu percaya, namun jika keyakinan anda didasarkan pada keterampilan dan kemampuan aktual sebagai aturan umum terlalu percaya diri bisa mengakibatkan kegagalan. Individu yang over confidence mengakibatkan sesuatu yang kurang menguntungkan karena merasa tidak terkalahkan atau menganggap lemah lawan. Over confidence ini terjadi karena anak didik/atlet menilai kemampuan dirinya sendiri melebihi dari kemampuan yang dimiliki sehingga sering melakukan perhitungan yang salah dalam menghadapi pertandingan dan kalah. Berdasarkan pemaparan di atas, ada beberapa cara untuk membangkitkan self confidence pada diri atlet apabila mengalami penurunan self confidence dalam pertandingan, yakni sebagai berikut: (1) bangkitkan kembali ingatan pada kesuksesan yang pernah diraih di masa lalu, (2) ingatlah kembali kekuatan yang ada pada diri, kuatkan kenyataan bahwa telah bermain di masa lalu berarti dapat mengulanginya lagi, (3) percaya pada kemampuan dan diri sendiri, (4) hindari menghakimi diri sendiri, dan (5) jangan terlalu berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan selama bertanding. Futsal Permainan
futsal
lebih
sering dikenal
dengan
futsal
yang diminikan.
Permainan futsal memang identik dengan lapangan yang lebih kecil dan dimainkan dengan pemain yang jumlahnya lebih sedikit atau separuh dari pemain sepakbola.
51
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 Perbedaan antara futsal dan sepakbola hanya pada law of the game saja, sedangkan untuk elemen teknik dasar tetap sama. Secara umum, permainan futsal dan sepakbola relatif sama, yaitu
memainkan
bola
dengan
kaki
(kecuali
penjaga
gawang
boleh menggunakan tangan) untuk menciptakan atau menggagalkan terciptanya gol. Perbedaan mendasar yakni pada lapangan yang digunakan dengan perbandingan kurang
lebih
satu
banding
enam,
sehingga
menuntut peralatan dan peraturan
pertandingan atau permainan yang disesuaikan. Menurut A. Handoyo (2012: 1) futsal adalah jenis permainan yang tidak jauh berbeda dengan sepkbola. Inti permainannya adalah menyepak bola, memperebutkan bola antar pemain dengan tujuan memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan lainnya,
lapangan
futsal
dibatasi
garis,
sepak bola bukan
net
dalam ruangan atau
papan
(http://www.arthazone.com/newsdetail.php?nid=784). Adapun karakakteristik permainan futsal antara lain: (1) menggunakan ukuran bola yang nomor empat dengan diameter 62-68 cm, (2) jumlah pemain lima orang, (3) permainan
dipimpin
oleh referee and assistant referee dalam lapangan, (4)
setiap babak dilakukan selama 20 menit bersih (khusus selama ball in play), tanpa pembatasan jumlah pergantian pemain, (5) diberikan kesempatan satu kali untuk melakukan time out, (6) tidak ada offside, (7) batas waktu empat detik untuk memulai permainan kembali, (8) tendangan ke dalam menggantikan lemparan ke dalam, (9) pemain yang dikeluarkan (kena kartu merah) dapat digantikan, dan (10) tidak diperbolehkan ada benturan badan bahkan merebut dengan sliding.
METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Setelah ditetapkan metode penelitian yang digunakan, maka langkah selanjutnya adalah membuat desain penelitian. Menurut Suchman (1967) dalam Nazir (2011: 84) desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Adapun desain penelitiannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
52
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
Gambar 1. Desain penelitian Menurut Sugiyono (2012: 119) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasinya adalah mahasiswa yang mengikuti pertandingan futsal antar kelas Program Studi PJKR FKIP UNISMA Bekasi berjumlah 32 tim (160 orang) . Teknik sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Menurut Darmadi (2011: 61) accidental sampling adalah memilih secara kebetulan karena peneliti memang sengaja memilih sampel kepada siapa pun yang ditemuinya pada tempat, waktu, dan cara yang ditentukan. Adapun yang menjadi uji coba sampel penelitian sebanyak 50 orang, dan sisanya 70 orang dijadikan sampel penelitian. Lokasi pengambilan data pada lapangan unipreneur di lingkungan UNISMA Bekasi. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah (Suharsimi Arikunto, 2007: 101). Adapun instrumen penelitian menggunakan angket tertutup. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini untuk masing-masing item tes dan norma tes menggunakan skala likert yakni selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah. Berikut kisi-kisi angket penelitian dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Kisi-kisi angket penelitian Indikator Sub indikator No butir soal Self confidence Lack confidence (tidak 1,2,3,4,5,6, (percaya diri) percaya diri) Self confidence optimal 7,8,9,10,11,12,13,14,15, 53
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 Over confidence percaya diri)
(terlalu 16,17,18,19,20.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah membagikan angket kepada peserta pertandingan futsal antar kelas ketika peserta tidak sedang bertanding. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data. Analisis data diolah melalui analisis statistik deskriptif. Adapun teknik analisis data yang dilakukan terdiri atas: (1) uji validitas, (2) uji reliabilitas, (3) uji
normalitas, dan (4) perhitungan persentase tingkat self confidence dalam
pertandingan futsal antar kelas pada mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi. Perhitungan validitas sampel dilakukan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan, biasanya digunakan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikan 5%, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Perhitungan validitas data dalam penelitian ini menggunakan bivariate pearson (produk momen Pearson) pada SPSS 17.0. selanjutnya, perhitungan reliabilitas sampel berfungsi sebagai digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Perhitungan reliabilitas data dalam penelitian ini menggunakan cronbach’s alpha pada SPSS versi 17.0. Perhitungan normalitas sampel adalah pengujian terhadap normal tidaknya data yang akan dianalisis. Perhitungan normalitas data dalam penelitian ini menggunakan kolmogorof smirnov pada SPSS versi 17.0. Selanjutnya, untuk mengetahui atau memperoleh hasil pengolahan data sehingga dapat menggambarkan masalah yang diungkap, yaitu tingkat self confidence dalam pertandingan futsal antar kelas pada mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi, maka penulis menggunakan teknik penghitungan data dengan rumus:
Keterangan: P
= Jumlah atau besarnya prosentasi yang dicari
∑X
= Jumlah skor berdasarkan alternatif jawaban
∑X
= Jumlah skor total
54
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan dilakukan uji coba instrumen adalah untuk memenuhi syarat sebagai pengumpulan data agar instrumen tersebut valid dan reliabel. Berikut hasil validitas dan reliabilitas dari instrumen angket tingkat self confidence dalam pertandingan futsal antar kelas pada mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi. Validitas. Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi bivariate pearson (Produk Momen Pearson). Jumlah butir angket yang diberikan untuk penelitian adalah sebanyak 20 pernyataan yang meliputi pernyataan lack confidence, percaya diri optimal, dan over confidence. Nilai r tabel dengan signifikan 5% dengan n= 50 adalah sebesar 0.279. Berdasarkan hasil analisis didapat nilai korelasi untuk butir angket yang memiliki nilai > 0.279 sebanyak 19 butir dari 20 butir pernyataan (r hitung > r tabel), artinya sebaran data valid, kecuali item nomor 16 dinyatakan tidak valid karena r hitung < r tabel (0.221 < 0.279). Sehingga pada saat pengambilan data, jumlah pernyataan angket hanya berjumlah 19, satu pernyataan di drop out. Reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Sulistyo, 2010: 46). Uji reliabilitas menggunakan metode cronbach’s Alpha. Hasil analisis diperoleh nilai alpha sebesar 0.722, sedangkan nilai r kritis pada signifikansi 5% dengan n (butir pernyataan) = 20 sebesar 0,444, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel. Uji Normalitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal (Sulistyo, 2010: 50). Teknik yang digunakan dalam uji normalitas adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Pada uji normalitas diperoleh nilai sebesar 2.66, karena p value (sig.) > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah melakukan uji validitas, reliabilitas, dan normalitas, langkah selanjutnya adalah menyajikan deskriptif data hasil penelitian seperti berikut ini. Tabel 2. Deskriptif data hasil penelitian No 1 2 3
N 70 70 70
Range 3.00 3.00 3.00
Minimum 1.00 1.00 1.00 55
Maximum 4.00 4.00 4.00
Mean 1.9714 2.0000 1.6286
SD .74155 .94792 .83703
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00
1.6571 1.7714 1.9571 3.3714 3.3286 3.0286 3.0857 2.8857 2.8571 2.9571 3.0429 2.7143 2.0143 2.2714 1.6714 2.1571
.77806 .87097 .82419 .93517 .95889 .96266 .79387 .92537 .96738 .93925 .85864 .87050 1.01429 .75989 .69619 .94233
Selanjutnya, peneliti melakukan analisis tingkat self confidence dalam pertandingan futsal antar kelas pada mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi yang dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Tingkat self confidence dalam pertandingan futsal antar kelas pada mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi No 1 2 3
Tingkat self confidence Lack confidence Percaya diri optimal Over confidence Jumlah
Jumlah 6 64 0 70
Persentase (%) 8.6 91.4 0 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa peserta pertandingan futsal yang mengalami lack confidence sebanyak 6 orang yakni sebesar 8.6%, percaya diri optimal sebanyak 64 orang yakni sebesar 91.4%, over confidence tidak ada yakni sebesar 0%. Secara lebih jelas, dapat dilihat pada diagram berikut ini.
56
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
Tingkat self confidence dalam pertandingan futsal 70 60 50 40 30 20 10 0 lack confidence
PD optimal
over confidence
Jumlah
Gambar 2. Tingkat self confidence dalam pertandingan futsal antar kelas pada mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi Peserta pertandingan futsal yang mengalami lack confidence dikarenakan kemampuan dirinya terbatas dalam bermain futsal. Artinya, peserta yang mengalami lack confidence maka hasil kerjanya tidak akan optimal dalam pertandingan. Adanya persaingan yang ketat di antara peserta futsal untuk menjadi yang terbaik dan meraih juara mendorong para peserta untuk menjadi percaya diri optimal. Persaingan yang terjadi merupakan persaingan di antara mahasiswa olahraga yang hampir rata-rata menyukai futsal. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi memiliki percaya diri optimal ketika bertanding futsal. Apabila seseorang mempunyai percaya diri yang optimal, maka orang tersebut dapat mengontrol dirinya agar tidak over confidence atau merasa lack confidence. Selain itu, adanya percaya diri yang optimal akan mendorong seseorang memiliki motivasi yang kuat dalam bertanding. Tanpa berlatih dan praktek langsung di lapangan, keterampilan tidak akan meningkat. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan percaya diri harus berlatih. Sebab peserta yang mengalami lack confidence biasanya memiliki kemampuan keterampilan di bawah rata-rata temannnya. Adapun faktor-faktor pendukung lainnya dari keberhasilan peserta dalam pertandingan futsal antara lain organisasi kelompok yang
57
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 jelas, jumlah latihan yang dilakukan (persiapan pertandingan),adanya motivasi yang tinggi, dan waktu latihan yang tersedia.
SIMPULAN Berdasarakan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa tingkat self confidence dalam pertandingan futsal antar kelas pada mahasiswa PJKR FKIP UNISMA Bekasi dalam kategori percaya diri optimal sebanyak 64 orang yakni sebesar 91.4%, sisanya dalam kategori lack confidence sebanyak 6 orang yakni sebesar 8.6%.
DAFTAR PUSTAKA A. Handoyo. 2012. Bermain futsal. Jakarta: Nobel Edumedia. Apta Mylsidayu. 2014. Psikologi olahraga. Jakarta: Bumi Aksara. Horn, Thelma S. 2008. Advances in sport psychologist. USA: Human Kinetics, Inc. http://www.arthazone.com/newsdetail.php?nid=784 diunduh tanggal 3 Februari 2015. Justinus Lhaksana. 2011. Taktik dan strategi futsal modern. Jakarta: Be Champion. Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Sudibyo Setyobroto. 2002. Psikologi Olahraga. Jakarta: Unit Percetakan UNJ. SuharsimiArikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitin Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Yusuf al-Uqshari. 2005. Percaya diri, pasti! Jakarta:Gema Insani Press.
58