STRATEGI KOGNITIF DAN SELF-CONFIDENCE MAHASISWA PASCA MENTORING BERBANTUAN MICROSOFT MATH PADA PERKULIAHAN GEOMETRI
Iman, Bistari, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email :
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi kognitif serta selfconfidence mahasiswa pasca mentoring berbantuan microsoft math pada materi geometri di program studi pendidikan matematika FKIP untan Pontianak angkatan 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Sedangkan bentuk penelitian ini adalah studi kasus. Subyek penelitian ini terdiri dari 3 mahasiswa kelas B serta 3 mahasiswa kelas C yang masing-masing mengikuti mentoring tanpa bantuan microsoft math dan berbantuan microsoft math. Ketiga mahasiswa dari tiap kelas mewakili kelompok tingkat pengetahuan yaitu kelompok atas, tengah, dan bawah. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat berbagai macam strategi kognitif mahasiswa pada saat menyelesaikan permasalahan geometri pasca mentoring berbantuan microsoft math maupun tanpa microsoft math. Sedangkan self-confidence mahasiswa kelas B dan C, keduanya mengalami penurunan. Akan tetapi penurunan paling besar dialami oleh mahasiswa kelas C. Kata Kunci : Strategi Kognitif, Self-Confidence, Mentoring Abstract:This studyaims to determine the cognitive strategies and self-confidence of post mentoring students assisted microsoft math on the material geometry in mathematics education study program FKIP UNTAN Pontianak in generation 2012. The method used is descriptive analysis. While forms of research are case study. The subjects of this study consisted of 3 students of class B and 3 students of class C respectively in the mentoring unassisted microsoft math and assisted microsoft math. The three students from each class representing the level of knowledge group namely the upper group, middle, and bottom. The results of the data analysis showed that there are several kinds of cognitive strategies when solve the problems of geometry in post mentoring assisted microsoft math although unassisted microsoft math. Whileselfconfidence of studentsof class B and C, both descended. However, the biggest desc end found on the students of class C. Keywords: CognitiveStrategies, Self-Confidence, Mentoring
1
B
erbagai cara maupun strategi yang digunakan mahasiswa untuk memecahkan permasalahan matematika dengan benar khususnya pada materi yang berkaitan dengan geometri yang membutuhkan analisa dan visualisasi yang baik. Namun kenyataannya di lapangan terdapat banyak cara ataupun strategi yang dilakukan mahasiswa FKIP Untan untuk menyelesaikan permasalahan geometri, akan tetapi tidak dapat menyelesaikannya dengan baik. Hal ini bisa saja terjadi dikarenakan analisa secara simbolik sudah benar akan tetapi dalam mengambil keputusan untuk menarik kesimpulan kurang tepat. Proses berpikir serta pengambilan keputusan sesungguhnya merupakan bagian dari strategi kognitif seseorang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gagne (dalam Yamin, 2011: 5) strategi kognitif adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Untuk itu dirasa perlu memberikan informasi secara lengkap pada saat mempelajari geometri terutama informasi secara visual agar proses berpikir yang dilakukan mahasiswa tepat dan dapat menyelesaikan permasalah geometri dengan benar. Untuk memberikan informasi visual secara lengkap dan tepat maka media pembelajaran yang dapat digunakan ialah microsoft mathsebagai. Peneliti memilih microsoft math dikarenakan aplikasi komputer yang satu ini tidak membutuhkan bahasa pemrograman yang sulit seperti aplikasi yang lain. Selain itu penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi merupakan sesuatu hal yang tepat sebagaimana dalam The Technology Principle, menurut National Council of Teacher Mathematics (2000: 24) mengatakan bahwa “Technology is essential in teaching and learning mathematics; it influences the mathematics that is taught and enhances students learning” yang maknanya teknologi merupakan hal yang penting dalam mengajar matematika, teknologi memberi pengaruh dalam hal pengajaran dan dapat meningkatkan kemauan belajar siswa. Diharapkan dengan memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran. Informasi-informasi yang disajikan secara visual dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa. Microsoft math tidak hanya dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas melainkan dapat juga di luar kelas, yakni sebagai misal dalam sebuah mentoring. Anderson dan Shannon (dalam Tee dan Chin, 2012) mengusulkan definisi mentoring yang lebih mendetail sebagai berikut “A nurturing in which a more skill or more experienced person, serving as a role model, teaches, sponsors, encourages, counsels, and befriends a less skilled or less experienced person for the purpose of promoting the latter’s professional and/or personal development. Mentoring fucntions are carried out within the contexts of an ongoing, caring relationship between the mentor and the protégé”maknanya kira-kira adalah sebuah pembinaan yang dilakukan oleh orang yang lebih terampil atau lebih berpengalaman, yang memiliki peran sebagai panutan, mengajar, mendorong, memberikan nasihat, dan berteman dengan orang yang kurang terampil atau kurang berpengalaman bertujuan untuk meningkatkan keprofesionalan dan perkembangan pribadi. Fungsi mentoring dilakukan dalam konteks yang berkelanjutan, serta menjaga hubungan antara mentor dan anak didik. Sehingga dari pendapat diatas sudah dapat di ketahui dengan sangat jelas siapa yang berhak menjadi seorang mentor dan siapa yang yang mengikuti mentoring serta apa yang harus dilakukan dalam mentoring.
2
Disamping banyaknya penelitian dalam aspek kognitif, dalam beberapa tahun terakhir ini aspek afektif pun mulai banyak diteliti. Salah satunya adalah self-confidence (kepercayaan diri). Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) menyatakan bahwa self-confidence peserta didik di Indonesia masih rendah yaitu dibawah 30% (TIMSS, 2007: 181). Self-confidence di dalam matematika dirasa perlu ditingkatkan karena menurut Fitriani (2012: 4) Self-confidence yang baik akan memberikan kesuksesan siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian strategi kognitif dan self-confidence pasca mentoring berbantuan microsoft math pada materi geometri. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Metode diskriptif analitis adalah prosedur untuk mengambarkan subyek/obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Kemudian dari fakta tersebut dicari pemecahannya dengan memberikan perlakuan (Sulipan, 2009). Sedangkan bentuk penelitian ini adalah penelitian studi kasus, dimana penelitian dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisme, lembaga atau gejala tertentu ditinjau dari wilayahnya (Arikunto, 2010: 185). Subyek penelitian ini adalah tiga mahasiswa dari masing-masing kelas B dan C yang mengikuti perkuliahan geometri ii di FKIP Untan angkatan 2012. Ketiga mahasiswa ini mewakili setiap kelompok tingkat pengetahuan yakni kelompok bawah, tengah, dan atas. Adapaun cara pengelompokan tingkat pengetahuan yaitu dari hasil pretest yang diberikan kemudian di kelompokkan berdasarkan skor yang didapat. Untuk kelompok atas adalah semua mahasiswa yang memiliki skor ≥ + 1 SD; kelompok tengah yaitu − 1 SD ≤ skor mahasiswa ≤ + 1 SD; kelompok bawah yaitu mahasiswa yang memiliki skor ≤ − 1 SD (Arikunto, 2009). Teknik pengumpul data yang digunakan adalah teknik komunikasi tidak langsung berupa angket self-confidence (angket tertutup) yang terdiri dari lima jawaban selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), pernah (P), tidak pernah (TP). Kemudian teknik komunikasi langsung berupa wawancara tidak terstruktur, kemudian yang terakhir adalah teknik pengukuran berupa posttest. Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu : 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap akhir. Tahap Persiapan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi 1) menyiapkan instrumen penelitian berupa kisi-kisi soal pretest dan posttest, soal pretest dan posttest, kisi-kisi angket self-confidence, angket self-confidence. 2) memvalidasi instrumen penelitian. 3) merevisi hasil validasi Tahap Pelaksanaan 1) Memberikan soal pretest kepada mahasiswa Kelas B dan C angkatan 2012 yang mengikuti perkuliahan Geometri II pada tanggal 6 Juli 2013 pukul 08.00-09.30 2) Mengoreksi jawaban mahasiswa dan mengelompokkan tingkat kemampuan mahasiswa.
3
3) Memilih 1 orang mahasiswa pada setiap kelompok dari masing-masing kelas berdasarkan pertimbangan yang telah dipaparkan pada bagian subjek penelitian. 4) Menentukan kelas mana yang menggunakan mentoring dengan bantuan microsoft math dan tanpa microsoft math. 5) Memberikan angket self-confidencesebelum mentoring pada 6 mahasiswa dari kedua kelas. 6) Melakukan tahapan mentoring yang dikemukakan oleh McKimm, dkk (2007) terhadap mahasiswa a. Tahap I: Initiation, orientation or courtship stage b. Tahap II: Getting established, adolescence, dependency, nursing or honeymoon stage. c. Tahap III: Maturing, developing independence or autonomy stage. d. Tahap IV: Ending, termination or divorce stage 7) Memberikan angket self-confidencesesudah mentoring kepada mahasiswa 8) Melakukan wawancara terhadap mahasiswa Tahap Akhir Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir meliputi: 1) Mendeskripsikan hasil penelitian, 2). menganalisis data, 3) Membuat kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP Untan, mentoring dilakukan terhadap 3 mahasiswa kelas B serta 3 mahasiswa kelas C angkatan 2012 program studi pendidikan matematika. Mahasiswa kelas B mengikuti mentoring tanpa bantuan microsoft math sedangkan mahasiswa kelas C mengikuti mentoring berbantuan microsoft math.Dari hasil penelitian ini diperoleh dua kelompok data, yaitu data untuk melihat strategi kognitif mahasiswa (posttest dan wawancara), serta data untuk mengukur selfconfidence mahasiswa. Terdapat tiga butir soal dalam posttest. Adapun soal posttest sebagai berikut: soal nomor 1 diketahui sebuah bidang ∶ + 2 + = 5, buatlah dua buah persamaan garis yang sejajar dengan bidang , dengan syarat bidang harus berada diantara kedua garis tersebut. Soal nomor 2 Tentukan kedudukan bidang dan = 4 + 11 garis berikut.Bidang ∶ 2 − + = 3, garis : = −2 − 3. Kemudian yang =2 +2 terakhir soal nomor 3,diketahui bidang : 2 + − = 4, buatlah persamaan bidang dan dengan syarat ketiga bidang saling tegak lurus. Buatlah sebuah sket yang menggambarkan ketiga bidang saling tegak lurus (tidak dalam koordinat kartesius). Dari data posttest dan pretest mahasiswa kelas B secara umum strategi kognitif mahasiswa sebagai berikut: Soal nomor 1) Pertama, mencari vektor arah garis yang sejajar dengan bidang dengan cara mencari mencari vektor arah garis yang apabila dikali titikkan dengan vektor normal hasilnya harus nol. Kedua, mencari dua buah titik dengan syarat bidang harus berada diantara dua titik yang di cari. Ketiga, membuat persamaan garis menggunakan vektor arah dan dua buah titik yang didapat dengan menggunakan bentuk persamaan simetrik garis. Soal nomor 2). mahasiswa menyelidiki kedudukan garis dan bidang dari vektor arah garis dan vektor normal bidang yang dikali titikkan dan kemudian menginterpretasikan hasil kali titik tersebut. 4
Soal nomor 3) Mahasiswa melakakukan tahapan sebagai berikut. Pertama, mencari vektor normal dari masing-masing bidang dan . Untuk vektor normal bidang ( ) mencarinya dengan cara mencari salah satu vektor yang jika dikali titikkan dengan hasilnya harus nol. Kemudian untuk mencari dengan cara mengali silangkan dan . Tahap yang kedua adalah menentukan sebuah titik yang akan dilaui dan . Jika telah didapat titik yang diinginkan maka tahap yang terakhir adalah membentuk persamaan bidang dan .Untuk proses menggambar ketiga bidang , dan secara umum mahasiswa kelas B melakukan tahapan sebagai berikut. Pertama, mencari titik tembus masing-masing sumbu koordinat dengan bidang . Jika telah titik tembus tersebut kemudian titik tersebut di hubungkan. Tahapan kedua untuk menggambar bidang dan dilakukan dengan cara yang sama seperti tahapan pertama. Untuk mahasiswa kelas C strategi kognitif secara umum yang dilakukan sebagai berikut: Soal nomor 1). Pertama, membuat vektor arah garis yang sejajar dengan bidang dari dua titik yang diambil dari bidang . Kedua, Mencari dua buah titik yang berada di atas dan di bawah bidang . Tahap yang terakhir yaitu tahap ketiga adalah membuat dua persamaan garis dari dua vektor dan dua titik yang telah didapat. Untuk soal nomor 2) strategi kognitif yang dilakukan mahasiswa adalah dengan mengali titikkan vektor arah garis dan vektor normal bidang sehingga dapat diketahui kedudukan bidang dan garis tersebut (melakukan interpretasi hasil kali titik). Soal nomor 3 Pertama, mencari vektor normal bidang dengan cara mencari salah satu vektor yang jika dikali titikkan dengan vektor normal hasilnya akan nol, kemudian dilanjutkan dengan mencari sebuah titik sebarang. Kedua, membuat bidang dari vektor normal dan titik yang telah didapat. Ketiga, mencari vektor normal bidang dengan cara mengali silangkan vektor normal dan . Kemudian dilanjukan dengan mencari sebuah titik sebarang. Keempat, membuat persamaan bidang dari vektor normal dan titik yang telah didapat. Pada saat menggambar, strategi kognitif mahasiswa secara umum adalah sebagai berikut. menggambar bidang α dengan cara mencari tiga buah titik yang masing-masing merupakan titik potong bidang terhadap ketiga sumbu koordinat. Kemudian meletakkannya di koordinat kartesius dan menghubungkannya. Begitu pula untuk bidang yang lain. Utnuk self-confidence sebelum dan sesudah mentoring mahasiswa kelas B dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa hanya aspek optimis dan senang terhadap tantangan yang mengalami kenaikan rata-rata antara sebelum dan sesudah mentoring, yaitu mengalami kenaikan sebesar 0,25 poin . Sedangkan untuk aspek yang lain mengalami penurunan rata-rata antara sebelum dan sesudah mentoring. Penurunan rata-rata yang paling besar terjadi pada selalu berpikiran rasional dan realistis, yaitu mengalami penurunan sebesar 0,33 poin. Jika dilihat secara keseluruhan mahasiswa kelas b mengalami penurunan selfconfidence antara sebelum dan sesudah mentoring. Penurunan Self-confidence yang terjadi sebesar 0,1 poin
5
Tabel 1 Hasil Angket Self-Confidence Mahasiswa Kelas B Sebelum dan Sesudah Mentoring Aspek SelfNo. Confidence Angket Yakin dengan 6, 12 6 5,67 3 2,83 kemampuan diri sendiri Bersikap 1, 4, 5, tenang 13,33 12,67 3,33 3,17 8 dalam bertindak Optimis dan 3, 7, 11, senang 12,67 13,66 3,17 3,42 13 terhadap tantangan Selalu 2, 9, 10, berpikiran 15,99 14,67 4 3,67 14 rasional dan realistis 13,5 13,1 Jumlah 3,37 3,27 Rata-Rata Keterangan : ∑ : Jumlah skor angket sebelum mentoring ∑ : Jumlah skor angket sesudah mentoring : Rata-rata jumlah skor angket sebelum mentoring : Rata-rata jumlah skor angket sesudah mentoring Kategori : Kategori self-confidence sebelum mentoring Kategori : Kategori self-confidence sesudah mentoring
Kategori Kategori
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Kemudian untuk self-confidence sebelum dan sesudah mentoring mahasiswa kelas C dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa aspek optimis dan senang terhadap tantangan mengalami kenaikan rata-rata antara sebelum dan sesudah mentoring. Sedangkan untuk aspek yang lain mengalami penurunan ratarata antara sebelum dan sesudah mentoring. Kenaikan rata-rata pada aspek optimis dan senang terhadap tantangan mengalami kenaikan sebesar 0,08 poin. Sebaliknya, penurunan rata-rata yang paling besar terjadi pada aspek bersikiap tenang dalam bertindak serta selalu berpikiran rasional dan realistis, yaitu mengalami penurunan sebesar 1 poin. Jika dilihat secara keseluruhan mahasiswa kelas C mengalami penurunan selfconfidence antara sebelum dan sesudah mentoring. Penurunan Self-confidence yang terjadi sebesar 0,52 poin.
6
Tabel 2 Hasil Angket Self-Confidence Mahasiswa Kelas C Sebelum dan Sesudah Mentoring Aspek SelfNo. Confidence Angket Yakin dengan 6, 12 kemampuan diri sendiri Bersikap 1, 4, 5, tenang 8 dalam bertindak Optimis dan 3, 7, senang 11, 13 terhadap tantangan Selalu 2, 9, berpikiran rasional dan 10, 14 realistis Jumlah Rata-Rata
Kategori Kategori
6,67
6,33
3,34
3,17
Sedang
Sedang
15,66
11,67
3,92
2,92
Tinggi
Sedang
15,67
16
3,92
4
Tinggi
Tinggi
15,67
11,67
3,92
2,92
Tinggi
Sedang
15,09 3,77
13,00 3,25
Tinggi
Sedang
Keterangan : ∑ : Jumlah skor angket sebelum mentoring ∑ : Jumlah skor angket sesudah mentoring : Rata-rata jumlah skor angket sebelum mentoring : Rata-rata jumlah skor angket sesudah mentoring Kategori : Kategori self-confidence sebelum mentoring Kategori : Kategori self-confidence sesudah mentoring Pembahasan Berdasarkan bagian hasil penelitian yang telah dipaparkan bahwa terdapat tiga butir soal yang di berikan pada saat pretest untuk melihat strategi kognitf serta untuk mendalami sategi kognitif mahasiswa dilakukan wawancara setelah mahasiswa selesai mengerjakan soal-soalpretest yang diberikan. Adapun strategi kognitif mahasiswa yang telah dipaparkan di bagian hasil penelitian merupakan strategi kognitif mahasiswa secara umum di setiap kelas. Untuk stregi kognitif mahasiswa kelas B pada saat mengerjakan soal nomor 1 (dapat dilihat di bagian hasil penelitian) pada saat melakukan tahapan mencari vektor arah garis, ada mahasiswa yang mencari 1 vektor dan ada juga yang mencari 2 vektor arah. Hal ini tidak menjadi masalah asalkan vektor-vektor yang didapat apabila dikali titikkan dengan vektor normal bidang hasilnya harus nol yang berarti kedua vektor saling tegak lurus sehingga garis dan bidang sejajar. Kemudian untuk kelas C, stregi kognitif yang dilakukan mahasiswa kelas C dalam menyelesaikan soal nomor 1 hampir 7
sama dengan yang dilakukan mahasiswa kelas B, akan tetapi terdapat perbedaan pada saat mencari vektor arah garis. Pada tahapan tersebut mahasiswa kelas C mencari vektor arah garis dengan cara mengambil 2 buah titik di bidang kemudian dari titik-titik itu dibuat 2 buah vektor arah garis. Tahapan yang dilakukan mahasiswa kelas C adalah benar. Hal ini dikarenakan vektor yang sudah dibentuk kedudukannya adalah berimpit dengan bidang . Ketika membentuk persamaan garis titik yang digunakan adalah titik yang berada diluar bidang sehingga garis tersebut sejajar dengan bidang . Untuk strategi kognitif mahasiswa kelas B pada saat mengerjakan nomor 2 (dapat dilihat di bagian hasil penelitian), Semua mahasiswa melakukan tahapan diatas akan tetapi pada saat interpretasi mahasiswa dari hasil kali titik kedua vektor berbedabeda. Salah satunya ada yang mengatakan karena ∙ ≠ 0 berarti kedua vektor tidak saling tegak lurus atau garis tersebut tidak tegak lusus terhadap vektor normal, sehingga ada kemungkinan garis tersebut tegak lurus terhadap bidang. Interpretasi seperti ini sebenarnya tidak bisa dikatakan salah akan tetapi interpretasi seperti ini belum memiliki kepastian kedudukan antara bidang dan garis. Untuk itu ada 2 orang mahasiswa kelas B yang melakukan tahapan lanjutan selain malakukan 2 tahapan diatas. DM melakukan tahapan lanjutan yaitu mencari titik tembus garis terhadap bidang dan GF melakukan pengamatan terhadap vektor arah dan vektor normal yang ternyata saling berkelipatan. kedua mahasiswa itu menyatakan dengan tegas bahwa kedudukan bidang dan garis saling tegak lurus. Menurut peneliti tahapan yang paling efektif adalah mengamati kedua vektor karena dengan mengetahui kedua vektor saling berkelipatan berarti vektor normal dan vektor arah sejajar sehingga garis dan bidang saling tegak lurus. Untuk mahasiswa kelas C strategi kognitif yang dilakukan sama seperti mahasiswa kelas B. Untuk mahasiswa yang hanya melakukan tahapan diatas interpretasinya sama. Akan tetapi untuk CH yang melakukan pengamatan terhadap vektor arah dan vektor normal dan menyatakan kedua vektor berkelipatan jelas memiliki interpretasi yang berbeda. CH mengatakan karena kedua vektor berkelipatan sehingga bidang sejajar garis, walaupun demikian interpretasi CH ini masih salah. Untuk strategi kognitif mahasiswa kelas B pada saat mengerjakan nomor 3 (dapat dilihat di bagian hasil penelitian). Tidak semua mahasiswa kelas B melakukan tahapan diatas. Contohnya OM, OM hanya bisa menjawab soal nomor 3 sampai membentuk persamaan bidang , ini dikarenakan OM tidak bisa mencari vektor normal bidang . Sama halnya dengan mahasiswa kelas B. Mahasiswa kelas C tidak semua mahasiswa melakukan tahapan-tahapan diatas. Sebagai contoh JP, untuk membuat persamaan bidang dan JP tidak mencari sebuah titik untuk masing-masing bidang. JP beranggapan bahwa dimanapun titik yang akan digunakan (di luar bidang ataupun di suatu bidang) bidang yang di bentuk akan tetap tegak lurus bidang dan bidang yang dibentuk akan tetap tegak lurus dan . Sesungguhnya sangat sulit untuk untuk mengelompokkan strategi kognitif mahasiswa, hal ini juga sejalan dengan yang dikatakan oleh gagne (dalam Yamin, 2011: 5) bahwa strategi kognitif adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir dan kemampuan berpikir setiap orang dalam memecahkan masalah berbeda-beda. Selanjutnya untuk self-confidence sebelum dan sesudah mentoring.Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa kedua kelas yang mengikuti mentoring berbantuan microsoft math dan tanpa microsoft mathmengalami penurunan self-confidence. Akan tetapi mahasiswa yang mengalami penurunan self-confidence 8
paling sedikit adalah mahasiswa kelas b yaitu mahasiswa yang mengikuti mentoring tanpa bantuan microsoft math. Penurunan nilai rata-rata secara keseluruhan yang terjadi di kelas b adalah 0,1 poin. Sedangkan untuk mahasiswa kelas c yaitu mahasiswa yang mengikuti mentoring berbantuan microsoft math mengalami penurunan nilai rata-rata secara keseluruhan sebesar 0,52 poin. Hal ini berarti dalam penelitian yang telah dilakukan penggunaan microsoft math saat mentoring memiliki kecenderungan menurunkan self-confidence mahasiswa. Penurunan ini terjadi mungkin dikarenakan microsoft math merupakan sesuatu yang baru bagi para mahasiswa sehingga tingkat keyakinan mahasiswa terhadap microsoft math rendah. Penurunan yang terjadi juga sangat bertentangan dengan kegunaan media pembelajaran yang dikemukakan oleh sadiman, dkk yaitu dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan dapat memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan, yang diharapkan dapat membentuk self-confidence mahasiswa dalam pembelajaran matematika sesuai dengan yang dikemukakan oleh Jurdak (2009: 111) yaitu “student self confidence in learning mathematics is primarily formed as a result of student’s interaction with the math teacher and with classroom peers during math instruction”, yang maknanya adalah pembentukan utama dari self confidence peserta didik dalam pembelajaran matematika adalah interaksi siswa baik dengan pengajar maupun dengan sesama siswa. Berdasarkan dua pendapat ahli diatas penelitian ini akan jauh lebih baik jika microsoft math digunakan secara langsung oleh mahasiswa. Hal ini dikarenakan apabila mahasiswa menggunakannya secara langsung akan mengakibatkan interaksi yang lebih intens antara sesama mahasiswa dan bahkan antara mahasiswa dengan seorang mentor. Dengan demikian pembentukan self-confidence mahasiswa akan semakin kuat. Selain itu dalam penelitian ini peneliti tidak mewawancarai mahasiswa yang mengikuti mentoring untuk menggali lebih dalam tentang turunnya self-confidence mahasiswa. Sehingga peneliti tidak mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan banyak mahasiswa yang mengalami penurunan self-confidence. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang dipaparkan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat disampaikan sebagai berikut. (1) Strategi kognitif mahasiswa kelas C yang mengikuti mentoring berbantuan microsoft math adalah sebagai berikut. Dari 3 soal yang diberikan saat posttest, soal nomor 2 yang memiliki strategi kognitif paling bervariasi yaitu mahasiswa kelas C melakukan tahapan sebagai berikut. Mahasiswa menyelidiki kedudukan bidang dan garis dengan cara menyelidiki dari vektor arah garis ( ) dan vektor normal bidang ( ). Yaitu dengan cara mengali titikkan kedua vektor tersebut. Kemudian dari hasil kali titik vektor tersebut mahasiswa menginterpretasikan kedudukan kedudukan kedua vektor tersebut. (2) Strategi kognitif mahasiswa kelas B yang mengikuti mentoring tanpa bantuan microsoft math adalah sebagai berikut. Dari 3 soal yang diberikan saat posttest, soal nomor 3 yang memiliki strategi kognitif paling bervariasi yaitu. Mahasiswa terlebih dahulu mencari vektor dan . Untuk mencari vektor normal dengan cara mencari vektor yang normal apabila dikali titikkan dengan vektor normal hasilnya harus nol. Untuk mencari vektor normal dengan cara mengali silangkan vektor normal yang sudah didapat dengan 9
vektor normal bidang . Selanjutnya mencari sebuah titik yang akan dilalui bidang , setelah mendapatkan titik yang dimaksud dilanjutkan dengan membentuk persamaan bidang . Kemudian mencari sebuah titik yang akan dilalui bidang , setelah mendapatkan titik yang dimaksud dilanjutkan dengan membentuk persamaan bidang . (3) Perubahan Self-Confidence yang terjadi pada mahasiswa kelas C yang mengikuti mentoring berbantuan microsoft math adalah mengalami penurunan antara sebelum dan sesudah mentoring. Hal ini disebabkan terjadi penurunan yang sangat besar pada aspek bersikap tenang dalam bertindak serta aspek selalu berpikiran rasional dan realistis. (4) Perubahan Self-Confidence yang terjadi pada mahasiswa kelas B yang mengikuti mentoring tanpa bantuan microsoft math adalah mengalami penurunan antara sebelum dan sesudah mentoring. Hal ini disebabkan terjadi penurunan yang sangat besar pada aspek selalu berpikiran rasional dan realistis. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Untuk pemberian pretest dan posttest diharapkan untuk mengawasi mahasiswa dengan baik, sehingga tidak ada mahasiswa yang menyontek. (2) Jika ada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang mentoring diharapkan untuk melakukan mentoring lebih dari 1 siklus. (3) Jika ada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang setema dan menggunakan microsoft math diharapkan untuk penggunaan microsoft math tidak hanya digunakan oleh mentor/pengajar melainkan digunakan pula oleh mentee/mahasiswa yang sedang mempelajari suatu materi matematika. (4) Untuk pengukuran self-confidence akan lebih baik jika angket di kombinasi dengan pengukuran dengan teknik observasi (langsung maupun tidak langsung) dan tentunya menggunakan pedoman observasi. Hal ini untuk mengantisipasi jika terdapat mahasiswa yang kurang serius dalam mengisi angket. (5) Akan lebih baik jika dilakukan wawancara terhadap mahasiswa untuk menggali lebih dalam tentang self-confidence. Baik wawancara terhadap mahasiswa yang mengalami penurunan self-confidence maupun yang mengalami kenaikan self-confidence. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Fitriani, Nelly. (2012). Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Secara Berkelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self Confidence. Bandung: UPI Jurdak, Murad. (2009). Toward Equity in Quality in Mathematics Education. New York: Springer Science+Business Media, LLC. McKimm, Judy., Jollie, Carol dan Hatter, Mark. (2007). Mentoring: Theory and Practice. Diambil dari http://www.faculty.londondeanery.ac.uk/elearning/feedback/files/ Mentoring_Theory_and_Practice.pdf [19 Mei 2013]. National Council of Teachers of Mathematics. (2000). Principles and Standard for School Mathematics. Reston, VA: Author.
10
Sulipan. (2009). Penelitian Deskriptif Analisis Berorientasi Pemecahan Masalah. Artikel. Diambil dari http://www.scribd.com/doc/54186671/ PenelitianDeskriptif-Analitis-Sulipan [23 Maret 2013]. Tee dan Chin. (2012). Two Self-Developed Mentoring Models for Mathematics Teaching in Taiwan. Journal of Research in Education Sciences, 57(1), 113-144. TIMSS. (2008). TIMSS 2007 International Mathematics Report: Finding From IEA’s Trend In International Mathematics and Science Study the Fourth and Eight Grades. Boston: TIMSS & PIRLS International Study Center. Yamin, Martinis. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
11