TINGKAT PERKEMBANGAN NASABAH PENABUNG MUDHARABAH DI BPRS DANA AMANAH SURAKARTA
TUGAS AKHIR Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) pada Progam Studi Keuangan dan Perbankan Islam
Disusun Oleh: SALISATUL AFIFAH NIM: 20106031
JURUSAN SYARI’AH PROGAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKANISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2009 i
TINGKAT PERKEMBANGAN NASABAH PENABUNG MUDHARABAH DI BPRS DANA AMANAH SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli madya pada progam Studi Keuangan dan Perbankan Islam
Disusun Oleh: SALISATUL AFIFAH NIM: 20106031
JURUSAN SYARI’AH PROGAM STUDI KEUANGAN PERBANKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2009
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lampiran
: 2 (dua) Eksemplar
Salatiga, 11 Agustus 2009
Hal
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir Kepada: Yth. Ketua STAIN Salatiga DiSalatiga
Assalamu alaikum Wr.Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir Saudari: Nama
: Salisatul Afifah
NIM
: 201 06 031
Judul
: Tingkat Perkembangan Nasabah Penabung Mudharabah di BPRS Dana Amanah Surakarta
Dapat diajukan dalam sidang munaqasah. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamu alaikum wr.wb. Pembimbing
Mochlasin, M.Ag NIP.19710923 200604 1 002
iii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl.Tentara pelajar 02 Telp (0298) 323706 Fax. 323433 Kode pos.50721 Salatiga http//www.Salatiga.ac.id e-mail : akademik stainsalatig.ac.id
PENGESAHAN TUGAS AKHIR JUDUL TUGAS AKHIR
:
TINGKAT
PERKEMBANGAN
PENABUNG
NASABAH
MUDHARABAH DI BPRS
DANA AMANAH SURAKARTA NAMA
:
SALISATUL AFIFAH
NIM
:
201 06 031
PROGAM STUDI
:
Keuangan dan Perbankan Islam
Telah dipertahankan disidang munaqashah pada tanggal 20 Agustus 2009 dan dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya. Salatiga, 3 Sebtember 2009 Dewan Penguji Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag. NIP . 19660215 199103 1 001
Penguji 1
Penguji 11
Abdul Aziz. N.P., S.Ag., M.M. NIP. 19701028 200003 1 001
Desi Trisnawati, MM. NIP. 19751207 199903 2 002
Pembimbing
Mochlasin, M.Ag NIP.19710923 200604 1 002
iv
MOTTO
Do’a memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuatkan orang yang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan Inginkan mutiara selamilah lautan …inginkan bahagia tempuhlah penderitaan… inginkan kejayaan relalah pengorbanan …ketahuilah bahwa setiap kepahitan itu sebenarnya terkandung seribu kemanisan.
PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada: 1. Bapak, Ibu dan Paman dan Keluarga, yang dengan tulus memberikan kasih sayang, dorongan spiritual maupun materiil dan menjadi penuntun dalam mengarungi hidup 2. Kakak dan adik- adikku tersayang yang selalu memberikan semangat. 3. Teman-teman yang ada di pondok Al-Manar yang tersayang yang telah memberikan semangat dan selalu menemaniku saat suka dan duka..
4. Teman-teman DIII KPI angkatan 2006, serta seluruh teman dan sahabat penulis yang ada di STAIN Salatiga
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbilal amiin, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang berkuasa membolak-balikan hati hamba-Nya, sehingga adakalanya hati menodai menjadi dekat dengan-Nya berkat bimbingan dan rahmat-Nya dan adakalanya jauh darinya karena penyimpangan dan kemaksiatan yang dilakukannya. Kita berlindung kepada-Nya agar senantiasa beroleh rahmat dan pengampunan sehingga selalu berada dalam kedekatan dengan-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, pemimpin orang-orang yang bertaqwa dan anutan orangorang yang sholih. Sholawat dan salam semoga tercurahkan juga segenap keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umat islam yang mengikuti sunahsunahnya sampai hari pembalasan.Berkat atas rahmat dan karunia Allah jugalah Tugas Akhir dengan judul ”TINGKAT PERKEMBANGAN NASABAH PENABUNG TABUNGAN MUDHARABAH DI BPRS DANA AMANAH SURAKARTA” ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu atas terselesaikannya penulisan Tugas Akhir ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak H.Agus Waluyo, M.Ag, Selaku Ketua Progam Studi DIII KPI STAIN Salatiga. 3. Bapak Mochlasin, M.Ag selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang rela mencurahkan waktu dan perhatian-nya kepada penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
vi
4. Pimpinan BPRS Dana Amanah Surakarta Bapak Khotim Zaini Ashiddiq, yang telah memberikan ijin tempat Magang kepada kami. 5. Segenap karyawan dan karyawati di BPRS Dana Amanah yang telah membantu pelaksanaan Magang dan banyak memberikan pengetahuan serta pengarahan dalam melaksanakan Magang. 6. Orang tua, kakak dan adik yang tercinta yang selalu membantu, mendorong dan memacu semangat penulis agar segera menyelesaikan studi di STAIN Salatiga . 7. Teman-teman pondok yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir. 8. Semua pihak yang langsung maupun tidak langsung ikut membantu dalam penyusunan penulisan Tugas Akhir. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari akan segala kekurangan dan keterbatasan,
sehingga Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran penulis akan terima dengan senang hati dan lapang dada. Akhirnya
penulis
berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pada umumnya bagi pembaca. Salatiga, Agustus 2009 Penulis
vii
ABSTRAK
Afifah Salisatul NIM 201 06 031 TINGKAT PERKEMBANGAN NASABAH PENABUNG MUDHARABAH DI BPRS DANA AMANAH SURAKARTA
Tingkat perkembangan penabung mudharabah dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kenaikan jumlah nasabah setiap bulannya dan mengetahui strategi yang digunakan bank dalam mengembangkan produknya. Tingkat perkembangan penabung mudharabah adalah proses menjadi banyak jumlah nasabah yang menabung di bank yang menggunakan prinsip bagi hasil. BPRS Dana Amanah Surakarta dalam menetapkan tingkat perkembangan setiap bulannya adalah untuk mengetahui perkembangan jumlah nasabah yang menabung di bank yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dan menjaring masyarakat untuk mewujudkan BPRS Dana Amanah lebih berkembang pesat. Dalam peningkatan jumlah nasabah penabung mudharabah itu dipengaruhi beberapa variabel yaitu kualitas produk, pelayanan terhadap nasabah yaitu dengan cara pelayanan yang ramah dan strategi pemasaran yang baik. Dalam hal ini tingkat perkembangan nasabah penabung mudharabah di BPRS Dana Amanah Surakarta mengalami kenaikan setiap bulannya meskipun setiap bulan nasabah yang masuk mengalami naik turun tapi jumlah keseluruhannya tetap naik.
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR .................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
iii
HALAMN PENGESAHAN ............................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
v
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vi
ASBTRAK ......................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xiii
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
1
B. Rumusan Masalah .............................................................................
6
C. Tujuan Dan Kegunaan .....................................................................
7
D. Metode Penulisan ..............................................................................
8
E. Sistematika Penulisan ...................................................................
ix
10
BAB II. LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ..............................................................................
12
B. Kerangka Teoritik ..........................................................................
13
BAB III GAMBARAN UMUM BPRS DANA AMANAH SURAKARTA A. Sejarah Singkat Berdirinya BPRS DanaAmanah ...........................
28
B. Lokasi BPRS Dana Amanah ...........................................................
29
C. Visi dan Misi ....................................................................................
29
D. Struktur Organisasi .........................................................................
30
E. Tugas dan Tanggung jawab Pegawai ..............................................
31
F. Jenis Produk BPRS Dana Amanah .................................................
45
G. Ketentuan Teknis Produk
45
H. Bentuk Kerjasama
……………………………………
........................................................................
47
A. Strategi Pemasaran Tabungan Mudharabah .....................................
50
B. Prosedur Tabungan Mudharabah .....................................................
55
C. Tingkat Perkembangan Penabung Mudharabah ................................
60
BAB IV ANALISIS
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. KESIMPULAN .................................................................................
66
B. IMPLIKASI.......................................................................................
67
x
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR WAWANCARA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Aplikasi Perbankan Syari’ah Al-Mudharabah .................…
19
Gambar 1.2 Aplikasi hubungan Penabung Bank dan Nasabah peminjam
19
Gambar 1.3 hubungan Penabung, Bank, Nasabah Peminjam dengan berbagai
macam akad …………………… .....................................…
Gambar 1.4 Struktur Organisasi BPRS Dana Amanah …………………
xii
20 30
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Nasabah Penabung Mudharabah ……………………..
xiii
60
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Jumlah nasabah penabung mudharabah …………………………… 61 Grafik 1.2 Jumlah nasabah penabung mudharabah dalam prosentase …………..61
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keterangan Lampiran 2 : Daftar Riwayat Hidup Lampiran 3: Pemohonan pembukaan tabungan Lampiran 4 : Formulir Identitas Nasabah Lampiran 5 : Surat perjanjian Lampiran 6 : Formulir Permohonan Pembiayaan Lampiran 7 : Aplikasi Deposito Mudharabah Lampiran 8 : Kartu Contoh Tanda Tangan Lampiran 9 : Bukti Setoran Lampiran 10 : Slip Penarikan Lampiran 11 : Permohonan Penutupan Rekening Lampiran 12 : Sampul Buku Tabungan Lampiran 13 : Brosur
xv
ABSTRAK Afifah Salisatul NIM 201 06 031 TINGKAT PERKEMBANGAN NASABAH PENABUNG MUDHARABAH DI BPRS DANA AMANAH SURAKARTA Tingkat perkembangan penabung mudharabah dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kenaikan jumlah nasabah setiap bulannya dan mengetahui strategi yang digunakan bank dalam mengembangkan produknya. Tingkat perkembangan penabung mudharabah adalah proses menjadi banyak jumlah nasabah yang menabung di bank yang menggunakan prinsip bagi hasil. BPRS Dana Amanah Surakarta dalam menetapkan tingkat perkembangan setiap bulannya adalah untuk mengetahui perkembangan jumlah nasabah yang menabung di bank yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dan menjaring masyarakat untuk mewujudkan BPRS Dana Amanah lebih berkembang pesat. Dalam peningkatan jumlah nasabah penabung mudharabah itu dipengaruhi beberapa variabel yaitu kualitas produk, pelayanan terhadap nasabah yaitu dengan cara pelayanan yang ramah dan strategi pemasaran yang baik. Dalam hal ini tingkat perkembangan nasabah penabung mudharabah di BPRS Dana Amanah Surakarta mengalami kenaikan setiap bulannya meskipun setiap bulan nasabah yang masuk mengalami naik turun tapi jumlah keseluruhannya tetap naik.
1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai lembaga bisnis yang bergerak dalam bidang jasa keuangan khususnya islam, bank syari’ah tidak bisa lepas dari persaingan dengan lembaga keuangan yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Lembaga keuangan yang sejenis maupun yang tidak sejenis tersebut meliputi: bank konvensional baik bank Umum maupun BPR dan bank umum syari’ah serta BPR Syari’ah. Sedangkan lembaga yang tidak sejenis jumlahnya sangat banyak seperti modal ventura, lembaga asuransi, lembaga pembiayaan serta lembaga lain yang bergerak dalam penyediaan jasa keuangan. Sebagai pendatang baru, bank syari’ah masih memiliki berbagai keterbatasan, baik keuangan maupun non keuangan termasuk di dalamnya jaringan pelayanan. Meskipun diakui, bahwa pertumbuhan bank syari’ah jauh lebih pesat dibanding bank konvesional. Namun, portofolio bank syari’ah masih sangat rendah. Masyarakat ekonomi belum dapat membedakan secara pasti tentang produk dan pelayanan bank syari’ah dengan bank konvesional. Bagi kebanyakan masyarakat, bunga dan bagi hasil masih dianggap hanya berbeda dalam pengistilahan dan belum berbeda pada hakekatnya. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, mengingat kehadiran bank syari’ah baru muncul pada dekade 90, an, yang berarti baru 18 tahun bandingkan dengan bank konvensional yang sudah ada sejak tahun lalu. Namun demikian tidak
2
argumentativ jika membiarkan lambannya penyampaian informasi bank syari’ah kepada masyarakat. Diperlukan langkah-langkah edukatif yang komprehensif kepada masyarakat sehingga pemahamannya tidak terputus. Langkah ini harus diimbangi dengan kinerja yang semakin baik dari para bankir syariah, untuk menunjukan bahwa bank syari’ah dapat berkembang dengan baik.1 Sesuai labelnya, bank syariah adalah institusi keuangan yang berbasis syari’ah Islam. Hal ini berarti bahwa secara makro bank syari’ah adalah institusi keuangan yang memposisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam mendukung dan memainkan kegiatan insvetasi di masyarakat sekitarnya. Di satu sisi (pasiva atau liability) bank syari’ah adalah lembaga keuangan yang mendorong dan mengajak masyarakat untuk ikut aktif berinvestasi melalui berbagai produknya, sedangkan di sisi lain (aktiva atau aset), bank syari’ah aktif untuk melakukan investasi di masyarakat. Dalam kacamata makro, bank syariah adalah institusi keuangan yang menjamin seluruh aktivitas insvestasi yang menyertainya telah sesuai dengan syariah. Secara umum bank syari’ah dapat didefinisikan seperti bank dengan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik dalam produk pembiayaan, maupun dalam produk lainnya. Produk-produk bank syari’ah mempunyai kemiripan tetapi tidak sama dengan bank konvensional karena adanya pelarangan riba, gharar dan maysir. Oleh karena itu, produk-produk
1
Muhammad Ridwan, Konstruksi Bank Syari ah Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka SM, 2007), hlm.61.
3
pendanaan dan pembiayaan pada bank syari’ah harus meghindari unsur-unsur yang dilarang tersebut. Bentuk utama produk bank syari’ah terutama menggunakan pola bagi hasil, sesuai dengan karakteristiknya. Selain pola bagi hasil, bank syari’ah juga mempunyai produk-produk pendanaan dan pembiayaan dengan pola bagi hasil. Dalam produk pendanaan, bank syari’ah dapat juga menggunakan prinsip wadi ah, qardh, maupun ijarah. Dalam produk pembiayaan, bank syari’ah dapat juga menggunakan pola jual beli
(dengan prinsip murabahah,
salam, dan istishna) dan pola sewa (dengan prinsip ijarah, dan ijarah wa iqtina ). Selain itu, bank syari’ah juga menyediakan produk jasa perbankan berupa jasa keuangan, non keuangan, dan jasa keagenan. Produk-produk jasa keuangan yang di tawarkan antara lain wakalah, kafalah, hiwalah, rahn, qardh, sharf, dan ujr. Produk-produk jasa non keuangan yang ditawarkan antara lain wadi ah yad amanah (safe deposit box/ kotak penitipan barang). Sementara
itu, produk jasa keagenan yang ditawarkan antara lain
mudharabah muqayadah (investasi terikat). Pembahasan mengenai produk-produk bank syari’ah tidak terlepas dari jenis akad yang digunakan. Jenis akad yang digunakan oleh suatu produk biasanya
melekat pada nama produk tersebut. Sebagai contoh, tabungan
wadi ah berarti produk tabungan yang menggunakan akad wadi’ah. Hal ini berati segala ketentuan mengenai akad wadi ah berlaku untuk tabungan ini.
4
Bank dilihat dari jenisnya dibagi menjadi dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan. Sedangkan dilihat dari sistem operasionalnya, baik Bank Umum maupun Bank Perkreditan dibagi menjadi dua juga yakni Bank Umum Syari’ah dan Bank Perkreditan Rakyat syari’ah. Baik bank Umum Syari’ah maupun Bank Perkreditan Rakyat syari’ah, merupakan lembaga bisnis yang berorientasi mendapatkan keuntungan. Para pemegang sahamnya tetap menghendaki adanya laba pada setiap akhir tahun buku. Sebagai lembaga bisnis bank harus mampu menunjukan kinerja yang baik. Tingkat efektifitas dan efisiensi menjadi tolak ukur kinerja bank tersebut.2 BPR menurut Undang–undang perbankan No 7 tahun 1992 adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Sedangkan menurut (pasal 1 ayat 4) UU Perbankan No 10 tahun 1998 disebutkan bahwa BPR adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian BPRS Syari’ah dapat diartikan sebagai lembaga keuangan BPR yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan pada prinsip-prinsip syari’ah.3 Sepanjang yang menyangkut ketentuan mengenai BPR yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syari’ah diatur dalam UU itu telah memperoleh peraturan pelaksanaan berupa surat Direksi BI No 32/36/KEP/12 Mei 1999. 2
Ascaya, Akad dan Produk Bank Syari ah, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007), hlm.1-3. Burhanuddin Susanto, Hukum Perbankan Syari ah di Indonesia, (Yogyakarta: UII Press, 2008), hlm.179. 3
5
maka dalam teknisnya BPR Syari’ah bisa diarahkan lembaga keuangan sebagaimana BPR Konvensional yang operasionalnya menggunakan prinsip syari’ah. PT BPRS Dana Amanah merupakan lembaga intermediasi untuk menghimpun dana dari masyarakaat yang memiliki kelebihan dana dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dana dengan prinsip mudharabah atau dasar bagi hasil dan sesuai dengan prinsipprinsip syari’ah islam. Banyak kelebihan yang dimiliki BPRS Dana Amanah yaitu Pertama, BPR Syari’ah Dana Amanah merupakan bank yang sedang tumbuh dan berkembang, sehingga sangat prospek untuk investasi atau untuk bermitra dalam usaha. Kedua, BPR Syari’ah Dana Amanah merupakan bank yang dijamin oleh Pemerintah melalui Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), sehingga simpanan yang dihimpun akan aman. Ketiga, BPR Syari’ah Dana Amanah sangat menentramkan hati dan nurani yang ingin kafah dalam beriman dan ber-Islam dikarenakan Anti Riba, Anti Bunga Bank (Interest) dan Aman. Keempat, Dana yang diinvestasikan dan disimpan di BPR Syari’ah Dana amanah akan menguntungkan dengan Bagi Hasil yang Kompetitif, dari hasil usaha dan investasi yang halal dan bernilai ibadah. Kelima, Sebagai katalisator bagi lahir dan tumbuhnya sistem ekonomi Islami yang riil bersama lembaga penunjang lainnya, sebagai solusi nyata ekonomi masyarakat. Keenam,
Terus
(excellence/Ahsanu
tumbuh
dan
dikembangkan
pelayanan
terbaik
amala), dan profesional dengan penekanan pada
semangat kewirausahaan, tolong menolong, keunggulan manajemen dan
6
orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai tambah bagi stake holders. BPR Syari’ah Dana Amanah sangat mengedepankan keadilan dan kemaslahatan bersama agar setiap nilai tambah yang diperoleh dapat memberikan keberkahan dan ketentraman lahir dan batin baik di dunia maupun di akhirat. BPRS Dana Amanah dalam operasionalnya mengeluarkan produkproduk unggulan yaitu simpanan dan pembiayaan. Simpanan menggunakan prinsip mudharabah sedangkan pembiayaan meliputi pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan hawalah, dan lain sebagainya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis berkeinginan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh BPRS Dana Amanah sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syari’ah. Maka penulis berkeinginan untuk mengambil judul ”Tingkat Perkembangan Nasabah Penabung Mudharabah di BPRS Dana Amanah Surakarta”
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana strategi pemasaran produk tabungan mudharabah di BPRS Dana Amanah? 2. Bagaimana prosedur tabungan mudharabah di BPRS Dana Amanah Surakarta ? 3. Bagaimana tingkat perkembangan tabungan mudharabah pada bulan juni 2008 sampai Desember 2008?
7
C. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir adalah a. Untuk mengetahui strategi pemasaran tabungan mudharabah yang ada di BPRS Dana Amanah. b. Untuk mengetahui prosedur nasabah tabungan mudharabah di BPRS Dana Amanah. c. Mengetahui tingkat perkembangan nasabah tabungan mudharabah di BPRS Dana Amanah. 2. Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan tugas akhir adalah: a. Bagi Penulis 1) Untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian akhir progam DIII jurusan KPI. 2) Untuk menambah pengalaman penulis dalam bidang perbankan khususnya tentang kiprah BPRS. 3) Untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan informasi dari dunia praktis
yang
sangat
berguna
untuk
disinkronkan
dengan
pengetahuan teori yang didapat dari bangku kuliah. 4) Penulis dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang berkaitan dengan sistem tabungan mudharabah.
8
b. Bagi BPRS Dana Amanah 1) Sebagai motivator untuk lebih mengembangkan BPRS dari kemajuan yang akan datang sebagai bahan pemikiran yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan usaha secara syari’ah. 2) Dengan atribut-atribut yang melekat pada BPRS yang mendasari sikap nasabah, maka perusahaan dapat mengevaluasi bagaimana strategi mereka bekerja dan membantu penyesuaian untuk meningkatkan keaktifannya. 3) Bank dapat melakukan sosialisasi yang lebih efektif dengan mengetahui kelompok sosial yang paling berpengaruh terhadap niat berperilaku para nasabah. c. Bagi STAIN 1) Merupakan referensi serta informasi bagi mahasiswa khususnya mahasiswa STAIN Salatiga progam studi DIII KPI. 2) Sebagai sarana untuk menjalin kerjasama antara lembaga STAIN dengan PT BPRS dana Amanah.
D. Metode Penulisan 1. Tipe Penelitian Disini penulis dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriftif dimana suatu penelitian itu bertujuan menggambarkan suatu tujuan. Penelitian deskriftif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
9
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat dilakukan.4 2. Jenis Data Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan diatas data yang dipakai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah berupa: a. Data primer adalah data yang berisi tentang variabel produk PT BPRS Dana Amanah yang ada untuk digunakan dalam analisis. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku, jurnal, internet serta sumber-sumber lain yang relevan. 3. Tehnik pengumpulan data yang digunakan penulis antara lain: a. Observasi Adalah pengamatan langsung terhadap BPRS Dana Amanah yang akan diteliti yang dilakukan dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian. b. Wawancara/ Interview Wawancara adalah Tehnik pengamatan data dengan menggunakan sistem tanya jawab, percakapan secara langsung dengan pimpinan dan karyawan-karyawan yang berkaitan dengan nasabah. c. Dokumentasi Dokumentasi
adalah
penelusuran
dokumen-dokumen
yang
dikeluarkan oleh lembaga BPRS Dana Amanah.
4
Syharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm.234.
10
E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematis bab demi bab agar laporan hasil penelitian ini memperoleh gambaran yang berurutan saling berkaitan. Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut: Bab 1 : Pendahuluan Pada bab
ini disajikan lima pokok permasalahan dalam penulisan
laporan yaitu Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan kegunaan, Metode Penulisan, Sistematika penulisan. Bab 2 : Landasan Teori Dalam bab ini berisi telaah pustaka yang di dalamnya dibahas telaah pustaka dari hasil penelitian dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah pada penelitian ini terdapat pula sub bab kerangka teoritik. Bab 3 : Gambaran Umum BPRS Dana Amanah Pada bab ini menyajikan mengenai sejarah berdirinya BPRS, Struktur organisasi, Tugas-tugas Pegawai, Produk-produk BPRS Dana Amanah dan lain-lain. Bab 4 : Penyajian dan Analisa Pada bab ini menyajikan telaah kritis terhadap masalah yang telah dirumuskan berdasarkan landasan teori dan informasi-informasi obyek penulisan TA terlebih dahulu informasi yang bersifat khusus dan terfokus pada sub-sub, data-data deskriptif yang terdapat di BPRS Dana Amanah.
11
Bab 5 : Kesimpulan dan Implikasi Bab ini menggambarkan kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan pada analisis dan implikasi terhadap praktik-praktik pemasaran,
prosedur,
dan
perkembangan
mudharabah yang terjadi di BPRS Dana Amanah.
nasabah
penabung
12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka Tabungan menurut UU Perbankan No 10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan bilyet, giro atau alat lainya yang dipersamakan dengan itu.1 Menurut penelitian Eni Wijayanti tahun 2008 yang berjudul “Analisis Produk Simpanan Taharah di BPRS Artha Surya Barakah Semarang” tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank tanpa penetapan jangka waktu pada bank dan penarikannya menggunakan syarat-syarat tertentu dengan setoran pertama sekurang-kurangnya 10.000. Menurut Zainul Arifin dalam buku yang berjudul Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah, penabung boleh menerima hasil yang berfluktuasi sesuai dengan hasil yang diperoleh bank, setuju untuk berbagai risiko dengan bank. 2 Menurut Kasmir dalam buku yang berjudul Dasar-Dasar perbankan, tabungan merupakan simpanan yang paling populer dikalangan masyarakat umum. Dari sejak kanak-kanak kita sudah dianjurkan untuk hemat dengan cara menabung.3
1
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Pt Grafindo Persada, 2004), hlm.57. Zainal Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, (Jakarta: Alvabet, 2002), hlm.40. 3 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Pt Grafind Persada, 2004), hlm.83. 2
13
Di BPRS
Dana
Amanah
mengeluarkan produk yaitu
tabungan
mudharabah. Disini mudharabah menurut muhammad Ridwan dalam buku yang berjudul Kontruksi Bank Syari’ah Indonesia mudharabah adalah akad kerjasama dua orang atau lebih, dimana salah satu pihak menyediakan modal secara penuh dan pihak lain menjalankan usaha.4 Menurut penelitian Muttaqin tahun 2004 yang berjudul “Sistem Tabungan Mudharabah pada BMT AL Fatah di Susukan Kab. Semarang menyimpulkan bahwa dalam pencapaian tabungan mudharabah ada kesepakatan (akad) untuk bagi hasil antara bank dengan nasabah. Tabungan mudharabah di dalam pengambilannya dapat dilakkan sewaktu-waktu dengan ketentuan dan syarat yang telah ditentukan bagi hasilnya.
B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Tingkat Perkembangan Tabungan Mudharabah Tingkat
dapat
berarti proses, kejadian, babakan, dan tahap.
Perkembangan berarti perihal berkembang, sedangkan berkembang memiliki arti menjadi luas, menjadi besar, menjadi banyak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat perkembangan yaitu proses menjadi banyak, luas/besar.5 Menurut Muhammad Ridwan dalam bukunya berjudul Kontruksi Bank Syariah, Al Mudharabah bersasal dari kata Dharaba yang berarti memukul
4
Muhammad Ridwan, Konstruksi Bank Syari’ah Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka SM, 2007), hlm.41. 5 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm.950.
14
atau berjalan.sedang yang dimaksud dengan memukul atau berjalan, yaitu seseorang yang memukul tangannya untuk berjalan di muka bumi dalam mencari karunia Allah SWT. Secara praktis akad mudharabah yaitu akad kerja sama dua orang atau lebih, dimana satu pihak menyediakan modal secara penuh dan pihak lain menjalankan usaha. Pemilik modal disebut dengan shahibul maal atau rabbul maal, sedangkan pengusaha disebut mudharib. Antar keduanya terikat dengan kerjasama usaha. Pembagian keuntungan disepakati bersama, sedang kerugiannya ditanggung oleh pemilik modal, jika kerugian itu disebabkan bukan kelalaian pengusaha. Tetapi jika kerugian tersebut disebabkan kelalaian pengusaha, maka pengusaha berkewajiban menanggung kerugian tersebut. Mudharabah ini hukumnya boleh dengan mengambil dasar: «!$# È@ôÒsù `ÏB tbqäótGö6tƒ ÇÚö‘F{$# ’Îû tbqç/ÎŽôØtƒ tbrã•yz#uäur “Ada orang yang berjalan di muka bumi untuk mencari karunia Allah SWT”(Al- Muzammil [73]: 20).6 :
. “Juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas Sayyidina bi Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung : Diponegara, 1995), hlm.459.
15
lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikannya syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah pun membolehkannya”. (HR Thabrani)
“Dalam hadits yang lain dari Shalih bin Shuhaib, r.a. bahwa rasulullah SAW bersabda tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan, yaitu: “jual beli, secara tangguh muqaradhah (mudharabah), serta mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah tangga dan bukan untuk dijual”.7 Menurut Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu dan Achmad Abror dalam bukunya yang berjudul Lembaga keuangan, tabungan mudharabah merupakan simpanan yang didapat dipergunakan oleh mudharabah (bank Muamalat), dengan memperoleh keuntungan bagi hasil (mudharabah). Keuntungan akan diberikan kepada shahibul maal atau deposan berdasarkan kesepakatan bersama. Penarikan dan penyetoran menggunakan buku tabungan, dapat dilakukan secara tunai, maupun kliring dan pemindah bukuan. Digunakan pula mutasi sehingga dihitung saldo rata-rata.8
7
Ibnu Majah, Sunan Ibni Majah, Kairo, (Darul Kutub Al Ilmiah), Vol 2, hadits 2289, hlm.768. 8 Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu dan Achmad Abror, Lembaga keuangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm.64.
16
Menurut Martono dalam bukunya yang berjudul “Bank dan Lembaga Keuangan lainnya” tabungan mudharabah adalah dana yang disimpan oleh nasabah akan dikelola oleh bank, untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan bersama.9 2. Syarat –syarat mudharabah Menurut Sayyid Sabiq, mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai, jika berbentuk perhiasan, emas, perak atau barang dagangan, maka itu tidak sah. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Munzir, “ semua orang yang ilmunya kami jaga, bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk mudharabah. Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung kedalam nilai uang. b. Bahwa diketahui dengan jelas. Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan keuntungan yang diperoleh, untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan, pada waktu akad. c. Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (persentasenya). d. Menurut Maliki dan Syafi’i, mudharabah itu bersifat mutlak atinya pemilik modal/investor tidak membatasi kepada pengelola usaha,
9
Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Yogyakarta: Ekosia, 2002), hlm.90.
17
untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana, kapan dan dengan siapa harus bermuamalah. Namun Hambali dan Hanafi, membolehkan mudharabah baik dengan mutlaq maupun muqayyad. Baik dengan persyaratan tetentu maupun bebas. Dalam mudharabah muqayyadah, pengusaha tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang telah ditetapkan. Jika pengusaha tetap menyimpang, maka ia harus menjamin dan menggantinya. Beberapa syarat pokok mudharabah menurut Usmani (1999) antara lain sebagai berikut: a. Usaha Mudharabah Shahibul maal boleh menemukan usaha apa yang akan dilakukan oleh mudharib, dan mudharib menginvestasikan modal ke dalam usaha tersebut saja. b. Pembagian Keuntungan Untuk validitas mudharabah diperlukan bahwa para pihak sepakat, pada awal kontrak, pada proporsi tertentu dari keuntungan nyata yang menjadi bagian masing-masing. Tidak ada proporsi tertentu yang ditetapkan oleh mereka
syari’ah, melainkan diberi kebebasan bagi
dengan kebebasan
bersama. Mereka
dapat
membagi
keuntungan dengan proporsi yang sama. Mereka juga dapat membagi keuntungan dengan proporsi yang berbeda.
18
c. Penghentian Mudharabah Kontrak mudharabah dapat dihentikan kapan saja oleh salah satu pihak dengan syarat memberi tahu pihak lain terlebih dahulu.10 3. Jenis-jenis mudharabah Secara umum, al- mudharabah dibagi menjadi dua bagian, yakni: a. Mudharabah Mutlaqah (bebas). Akad mudharabah mutlaqah yaitu akad kerjasama antara dua atau lebih, atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas. Artinya dalam akad tersebut tidak ada batasan tertentu, baik dalam jenis usaha, daerah bisnis, waktu usaha maupun yang lain. Intinya pengusaha memiliki kewenangan penuh untuk menjalankan usahanya, sesuai dengan peluang bisnis yang ada. b.
Mudharabah Muqayadah (terikat) Mudharabah muqayyadah yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib, dimana investor memberikan batasan tetentu baik jenis usaha, waktu maupun tempat. Persyaratan tidak boleh dilanggar oleh pengusaha..11
10
Ascaya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007), hlm.63. Muhammad Ridwan, Konstruksi Bank Syari’ah Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka SM, 2007), hlm.41-43. 11
19
Aplikasi perbankan syari’ah al-mudharabah dapat digambarkan dalam skema berikut:
Perjanjian bagi hasil Nasabah (Mudharib).
Keahlian Ketrampilan
Modal 100%
Bank(shahibul maal).
Proyek/ usaha Nisbah X%
Pembagian keuntungan
Modal
Nisbah Y%
Pengambilan Modal pokok
Gambar 1.112 Ini juga skema tentang hubungan Penabung Bank dan Nasabah peminjam
Penabung Shahibul maal
Bank Mudharib shahibul maal
Nasabah Peminjam Mudharib
Gambar 1.213
12
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: Unit penerbit dan percetakan AMPYKPN, 1987), hlm.90. 13 Ibid, hlm. 104.
20
Dan juga skema hubungan Penabung, Bank, Nasabah Peminjam dengan berbagai macam akad Shahibul maal
Mudharib/ Bank
Nasabah peminjam
Akad Mudharabah Musyarakah Murabahah Ba’I as Salam Ba’I al Ististna Ijarah
Akad Mudharabah
Gambar 1.314
4. Manfaat mudharabah a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank hingga bank tidak akan pernah mengalami negative spreed. c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan Cash flow/ arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
14
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’h dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm.138.
21
e. Prinsip bagi hasil al-mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.15 5. Prinsip Mudharabah Aplikasi prinsip ini adalah bahwa deposan atau penyimpan bertindak sebagai shahibul maal dan bank sebagai mudharib. Dana ini digunakan bank untuk melakukan pembiayaan akad jual beli maupun syirkah. Jika terjadi kerugian maka bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. Rukun Mudharabah: a. Ada pemilik dana b. Ada usaha yang akan dibagi-bagikan c. Ada nisbah d. Ada ijab kabul Berdasarkan kewenangan, prinsip mudharabah: 1) Mudharabah Mutlaqah Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana yaitu: tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Ketentuan umum:
15
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’h dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani press, 2001), hlm.98
22
a) Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dan mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan
secara
risiko
yang
dapat
ditimbulkan
dari
penyimpanan dana, yang dicantumkan dalam akad. b) Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan. c) Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuatu
dengan
perjanjian
yang
disepakati,
namun
tidak
diperkenankan mengalami saldo negatif. d) Ketentuan-ketentuan yang lain yang berkaitan dengan tabungan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan syari’ah. 2) Mudharabah Muqayadah on Balance Sheet Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restriced invesment) dimana pemilik dan dapat menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Misalnya disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau disyaratkan digunakan dengan akad tertentu, atau disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu. Ketentuan Umum:: a) Pemilik dana wajib menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank, wajib membuat akad yang mengatur persyaratan penyaluran dana tabungan. b) Bank
wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai
nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan atau pembagian
23
keuntungan
secara
risiko
yang
dapat
ditimbulkan
dari
penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad. c) Sebagai tanda bukti simpanan, bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib memisahkan dana dari rekening lain. 3) Mudharabah Muqayadah off Balance Sheet Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara yang mempertemukan antar pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksanaan usahanya. Ketentuan Umum: a. Sebagai tanda bukti tabungan bank menerbitkan bukti tabungan khusus. Bank wajib memisahkan dana dari rekening lainnya. Simpanan khusus dicacat pada porsi tersendiri dalam rekening administrasi. b. Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang diamanatkan oleh pemilik dana. c. Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan antara pemilik dana dan pelaksana dana yang masih berlaku.
24
Prinsip
mudharabah
dalam
produk
bank
syari’ah
dapat
dikembangkan untuk jenis produk tabungan maupun deposito.16 6. Sifat-sifat Tabungan Mudharabah Sifat-sifat dari tabungan mudharabah sebagai berikut: a. Tabungan mudharabah merupakan simpanan pihak ketiga di bank syari’ah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kali sesuai dengan perjanjian. b.
Dalam hal ini bank syari’ah sebagai mudharib dan deposan sebagai shahib al maal.
c. Bank mudharib akan membagi keuntungan kepada shahibul maal sesuai dengan nisbah yang telah disetujui bersama. Pembagian keuntungan dapat dilakukan setiap bulan berdasarkan saldo minimal yang mengendap selama periode tersebut.17 Contoh perhitungan: saldo rata-rata Tuan Basir di Bank Syariah sebesar 2.000.000,- nisbah bagi hasil 50% : 50% diasumsikan total saldo rata-rata dan tabungan mudharabah di Bank syariah sebesar Rp 400.000.000,- dan keuntungan yang diperoleh dana tabungan Rp 12.000.000,-. Dengan demikian pada akhir bulan nasabah akan memperoleh dana bagi hasil sebesar: Rp 2.000.000,00 x Rp 12.000.000 x 50% : Rp 30.000,00 Rp 400.000.000
16
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: Unit penerbit dan percetakan AMPYKPN, 1987), hlm.87-89. 17 Karnaen Permataatmadja dan Muhammad Syafi’I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992), hlm. 20.
25
7. Ketentuan Tabungan Mudharabah a. Pada waktu penerimaan nasabah baru, bank per ketentuan internal diwajibkan untuk menerangkan esensi dari tabungan mudharabah serta kondisi penerapannya. Hal yang wajib dijelaskan antara lain meliputi esensi tabungan mudharabah sebagai bentuk investasi nasabah ke bank, definisi dan terminologi, keikutsertaan dalam skema penjaminan, profit sharing atau revenue sharing, terms, and conditions, dan tata cara perhitungan bagi hasil. b. Bank wajib meminta nasabah untuk mengisi formulir. Jika tidak ada akad yang disertakan, maka formulir ini harus dianggap sebagai akad perikatan permohonan keikutsertaan investasi dalam bentuk tabungan mudharabah. Pada formulir tersebut wajib di informasikan: 1) Tanggal dan Tempat mengisi formulir. 2) Definisi dan esensi tabungan Mudharabah. 3) Posisi nasabah sebagai pemilik dan dan bank sebagai pengelola dana. 4) Hak dan kewajiban nasabah dan bank. 5) Kebebasan
bank
dalam
mengelola
dana
sepanjang
tidak
bertentangan dengan syariah. 6) Jumlah uang yang akan disetorkan. 7) Jangka waktu tabungan, berarti tak dapat ditarik atau ditambah sewaktu-waktu.
26
8) Perubahan jumlah uang yang diinvestasikan adalah dimungkinkan (karena tarikan atau tambahan), sepanjang telah disepakati pada awal akad dan sesuai jadwal waktu yang disepakati. 9) Nisbah bagi hasil yang disepakati dan tidak berubah sepanjang hasil hanya dapat dilakukan pada akhir periode tabungan dan menimbulkan konsekuensi akad baru. 10) Metode perhitungan: profit sharing atau revunue sharing. 11) Rumus
perhitungan dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pendapatan yang akan dibagi. 12) Lembaga yang akan berfungsi untuk menyelesaikan persengketaan antara bank dan nasabah, apabila terjadi sengketa. c. Nasabah wajib menandatangani formulir permohonan tersebut sebagai bukti adanya kehendak dari pihak pemilik dana untuk menyerahkan dananya kepada bank pengelola. d. Apabila bank setuju, bank wajib menandatangani formulir tersebut sebagai bukti adanya kesanggupan pihak bank sebagai pihak pengelola dana, menerima dana kelolaan tersebut. e. Nasabah wajib menyetorkan dana sebesar nominal yang ditulis dalam formulir permohonan dimaksud sebagai bukti investasi tunai bukan utang serta menegaskan jumlah investasi yang sesuai dengan yang disepakati. f. Apabila terdapat perubahan nisbah bagi hasil untuk periode mendatang, maka bank wajib mengumumkannya sebelum nisbah bagi
27
hasil tersebut diberlakukan dalam jangka waktu minimal sesuai kebijakan bank. g. Bank wajib mengumumkan pendapatan yang akan dibagihasilkan (basis angka, share base) yang menjadi acuan pembagian hasil baik pada setiap dilakukannya proses pembagian hasil oleh bank untuk periode tertentu. h. Tabungan hanya dapat ditutup setelah periode investasi berakhir.18
18
230.
Ascaya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007), hlm.229-
28
BAB III Gambaran Umum BPRS Dana Amanah
A. Sejarah Singkat PT BPRS Dana Amanah Surakarta BPR Syari’ah Dana Amanah adalah BPR Syari’ah yang ke 2 (dua) berdiri di kota Surakarta, yang diresmikan oleh Bank Indonesia Pada tanggal 23 Mei 2008M atau bertepatan dengan tanggal 17 Jumadil Ula 1429H, yang mulai beroperasi 2 Juni 2008M atau 27 Jumadil Ula 1429 H. Sebagai upaya meningkatkan kemakmuran bersama melalui pengamalan perbankan yang sesuai kaidah syari’ah. BPR Syari’ah Dana Amanah terus berupaya memberikan pelayanan perbankan yang profesional dan amanah, melalui produk dan jasa layanan yang aman, nyaman, inovatif dan menguntungkan, serta terus tumbuh secara sehat, dengan kinerja dan reputasi positif. Misi kami adalah ”Memperdayakan Ekonomi umat dengan menjunjung prinsip keadilan dan maslahat bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.” Dengan kredo ”Menebar Syariah Menuai Barokah” dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, serta saling menolong, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai tambah bagi para stakeholders.1
1
Profil BPRS Dana Amanah.
29
B. Lokasi BPRS Dana Amanah Surakarta BPRS Dana Amanah kantor kas berlokasi sangat strategis tepat berada di pinggir jalanraya berada dalam komplek perkotaan, dikelilingi dengan masjid Surakarta yaitu jalan KH Agus Salim No 18 Surakarta.
C. Visi dan Misi BPR Syaria’h Dana Amanah didirikan dengan tujuan yang baik dan mulia. Adapun visi dan misi adalah: 1. Visi Menjadikan BPRS Dana Amanh yang sehat, profesional dan terpecaya. 2. Misi Memperdayakan Ekonomi umat dengan menjunjung prinsip keadilan dan maslahat bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan. Dengan kredo ”Menebar Syariah Menuai Barokah” dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, serta saling menolong. ”Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum di pungut) jika kamu orang yang beriman jika kamu tidak
melaksanakannya,
maka
Allah
dan
memerangimu....”(QS Al-Baqarah [2]: 278-279).2
2
Brosur
Rasul-Nya
akan
30
D. Struktur Organisasi Berikut ini adalah susunan organisasi BPR Syari’ah Dana Amanah
RUPS
Dewan Komisaris
DPS
DIREKTUR
Bidang operasional Kabag operasional
CS
Teller
Bidang pemasaran dan umum
Kabag personalia dan umum
Accounting
Office boy
Kabag pemasaran
Administrasi pembiayaan
security
Sekretaris
Account manager Gambar 1.4
Account office
31
E. Tugas dan Tanggung Jawab Pegawai 1. Dewan Pengawas Syari’ah Tugas Dewan Pengawas Syari’ah antara lain: a. Menilai aspek syari’ah terhadap pedoman operasional, dan produk yang dikeluarkan BPRS. b. Memberikan
opini dari aspek
syari’ah terhadap
pelaksanaan
operasional BPRS secara keseluruhan dalam laporan publikasi BPRS. c. Melaporkan
hasil
pengawasan
syari’ah
beserta
kertas
kerja
pengawasan disampaikan kepada Direktur, Komisaris, DSN-MUI, dan Bank Indonesia sekurang-kurangnya setiap 6 bulan sekali sesuai Pedoman Pengawasan Syari’ah dan tata Cara pelaporan Hasil Pengawasan bagi Dewan Pengawas Syari’ah. d. Memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional BPRS terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN. 2. Komisaris Tugas: a. Menggariskan kebijaksanaan Rencana Kerja Anggaran Tahunan dan keuangan BPRS. b. Menyusun tata cara pengawasan dan pengelolaan BPRS yang sehat. c. Dalam seluruh Direktur sedang tidak berada di bank untuk sementara waktu, maka Komisaris wajib mengurus BPRS. d. Dalam hal ini hanya ada anggota Komisarias, maka semua wewenang bagi Komisaris juga berlaku baginya.
32
e. Menyetujui kebijaksanaan Rencana Kerja Tahunan dan keuangan BPRS yang akan diajukan kepada Kantor Bank Indonesia. f. Menilai dan meneliti laporan keuangan bank yang disampaikan oleh Direktur. g. Memberikan pertimbangan dan saran atau nasehat kepada Direktur dalam pengelolaan BPRS sesuai aspek prudential banking. 3. Direktur Tugas: a. Mengelola
BPRS
dengan
menerapkan
prinsip-prinsip
keterbukaan/transparansi, akuntabilitas, dapat dipertanggungjawaban, independen, dan memenuhi kewajaran. b. Menyusun dan mengimpletasikan Rencana Kerja Tahunan (RKAT) dengan melakukan pengelolaan strategis sebagai pedoman operasional BPRS yang sehat dan memenuhi prinsip kehati-hatian. c. Memperhitungkan kebutuhan modal minimum berdasarkan ATMR dengan memperhitungkan risiko pembiayaan (credit risk) dan melaporkan KPMM selambat-lambatnya tanggal 21 pada bulan berikutnya dalam bentuk disket dan hasil olahan komputer kepada Kantor Bank Indonesia. d. Memantau dan menyesuaikan rencana ekspansi dalam batas-batas yang dapat di tampung dengan permodalan BPRS secara sehat. e. Meningkatkan dan menjamin kemampuan serta efektivitas BPRS dalam mengelola dana masyarakat yang di simpan melalui Lembaga
33
Penjamin Simpanan dan risiko pembiayaan (credit risk)
dengan
meminimalkan potensi kerugian atas penyaluran dan sehingga dapat mendukung kemampuan likuiditas BPRS secara komprehensif. f. Melakukan pengawasan pelaksanaan sistem, prosedur dan kebijakan tertulis yang konsisten dan sangat efektif dalam penerangan prinsip pengenalan nasabah dengan memperhatikan penerimaan nasabah, pengiriman data nasabah, monitoring, dan pelaporan STR maupun peneranagan high risk customer, high risk business, produk risk product/ services. g. Melakukan evaluasi dan memberikan persetujuan atas usulan pejabat eksekutif dalam bidang operasional, pemasaran, personalia, dan umum. h. Menjamin kepatuhan dalam melaksanakan sistem, prosedur, dan kebijakan yang ditetapkan BPRS secara tertulis dan sangat memadai terutama peraturan Bank Indonesia. i. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesionalnya pegawai untuk mendukung terciptanya kondisi industri BPRS yang sehat, kuat, dan efisien. j. Memelihara kesehatan bank dengan memperhatikan aspek permodalan, kualitas aset, manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha BPRS. k. Menyampaikan kepada bank Indonesia, segala keterangan, dan penjelasan mengenai usaha BPRS menurut tata cara yang berkaitan oleh Bank Indonesia.
34
l. Menyampaikan laporan keuangan BPRS kepada bank Indonesia secara bulanan, semesteran dana tahunan serta penjelasannya, maupun laporan berkala lainnya termasuk laporan publikasi pada waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh bank Indonesia. m. Melaksanakan pengendalian inter secara efektif menindakan temuan ataupun
masukan Satuan Pengawas Intern dan Dewan Pengawas
Syariah. n. Memberikan kesempatan bagi pemeriksaan buku-buku dan berkasberkas
yang ada, serta bantuan yang diperlukan dalam rangka
memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang dilaporkan. 4. Personalia dan umum Tugas: a. Menyusun peraturan perusahaan yang memuat tata tertib pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dan perencanaan serta melaksanakan proses rekruitmen hingga seleksi pegawai. b. Menyusun surat keputusan penerimaaan dan pengangkatan pegawai baru maupun pegawai yang sudah ada, termasuk menyusun surat peringatan maupun surat untuk tugas-tugas khusus. c. Melakukan penempatan pegawai pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian, ketrampilan, bakat, minat, kemampuan dan pengalaman tanpa diskriminatif.
35
d. Merekap waktu hadir/absensi bagi semua pegawai berdasar kartu jam hadir manual/otomatis untuk penentuan upah/gaji. e. Membuat dan merekap daftar gaji/upah sesuai perhitungan serta pembayaran hak karyawan, meliputi: upah/gaji/honor, tunjangantunjangan, penghargaan maupun kompensasi pelengkap lainnya sesuai peraturan pemerintah. f. Merencanakan progam pelatihan dan pengembangan pegawai dengan memberikan kesempatan yang sama mengikuti pelatihan sesuai bidang tugasnya melakukan pembinaan pegawai kearah peningkatan kualitas, efisiensi kerja dan produktivits. g. Merencanakan dan melaporkan hasil kenerja seluruh pegawai pada pimpinan untuk penentuan tingkat kompensasi maupun pengembangan garis secara berkala. h. Melakukan pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dan inventaris secara transparan sesuai harga perolehan serta menghitung penyusutan/amortisasi dengan teliti untuk dicek silang (crosschek) bersama Kepala Bagian Operasional. i. Melakukan pembelian barang sesuai harga perolehan atau harga pasar wajar untuk keperluan pembiayaan mudharabah/murabahah/salam/ istshna, kecuali dalam hal BPRS mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli barang pada akad Murabahah. j. Melakukan pemesanan dan pembelian alat tulis kantor maupun keperluan rumah tangga kantor lainnya.
36
k. Memberi masukan dewan direktur dalam penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan (RKAT) sebagai pedoman BPRS. l.
Merealisasikan
pelaksanaan
peraturan/ketentuan
semua
urusan
personalia dan umum sesuai sisdur yang digariskan perusahaan dan Bank Indonesia. 5. Customer service Tugas: a. Memberikan informasi lengkap secara langsung, tertulis maupun via telepon mengenai persyaratan pembukaan/penutupan produk tabungan mudharabah dan atau deposito mudharabah maupun permohohan pembiayaan murabahah atau mudharabah. b. Mengurus administrasi pembukaan/penutupan
produk
tabungan
mudharabah dan atau deposito mudharabah maupun permohonan pembiayaan murabahah/ mudharabah, meliputi: 1) Mendaftar /mencatat identitas nasabah dan mengelolanya untuk kepentingan manajemen sehingga dapat diketahui dengan pasti jumlah dan detail karakteristik nasabah. 2) Mengecek data seluruh rekening yang dimiliki nasabah. c. Menjamin akurasi dan otorisasi administrasi simpanan maupun pembiayaan sesuai prosedur. d. Mengarsip specimen nasabah, kartu angsuran dan merekap bilyet deposito atau warkat-warkat lainnya.
37
e. Menyampaikan informasi saldo produk tabungan mudharabah atau deposito
mudharabah
maupun
murabahah/mudharabah bila dimint
angsuran
pembiayaan
oleh nasabah sendiri/yang
bersangkutan. f. Mengurus
permohonan
penutupan
rekening
tabungan
dengan
mengisikan formulir yang diperlukan serta membuat laporannya. g. Memberikan laporan-laporan kepada atasan secara rutin/berkala sesuai tugas yang terkait. h. Memberikan solusi penyelesaian terbaik pada nasabah secara memuaskan dengan tetap bersikap ramah bila menerima keluhan. 6. Teller Tugas a. Menerima dan melakukan verifikasi warkat/slikp/bukti kas setoran nasabah produk tabungan mudharabah/deposito mudharabah maupun angsuran dan pencairan pembiayaan murabahah/mudharabah atau pemindah bukuan secara teliti. b. Untuk produk tabungan mudharabah/wadiah: 1) Melakukan pencatatan tabungan secara tunai pada data rekening kepada nasabah tabungan. Adapun nasabah yang sudah tercatat di Customer Service selanjutnya dimasukan kedata rekening tabungan supaya mempunyai rekening tabungan.
38
2) Mencatat transaksi tabungan yang bukan merupakan uang tunai/cash,
melainkan
pemindahbukuan/overbooking
berupa dengan
mengimput
transaksi tanggal
transaksi, nomor rekening tabungan, nomor kwitansi dari transaksi, kode transaksi yang mau dilakukan, nilai nominal transaksi yang dilakukan, dan keterangan tambahan yang diberikan. 3) Melakukan pencetakan laporan nominatif tabungan (saldo akhir) dalam kartu/buku tabungan sesuai nomor rekening tabungan dan tanggal laporan yang di cetak, bagi hasil yang diterima, pajak dan administrasi. 4) Melakukan
proses menvalidasikan transaksi sesuai dengan
slip/bukti transaiksi. c. Untuk produk deposito mudharabah: 1) Melakukan pencatatan deposito dalam data rekening deposan mudharabah. 2) Melakuakn proses overbooking bagi hasil deposito dengan memasukaan bagi hasil yang akan dibagikan kedalam rekening titipan, atau ditambahkan kepokok deposito untuk perhitunghan bulan berikutnya, kemudian dimasukan rekening tabungan yang dimasukan kerekening tabungan yang diinginkan sesuai dengan transaksi pengembalian yang akan diberikan.
39
3) Melakukan pencatatan perpanjangan/penutupan deposito yang telah jatuh tempo melalui input proses perpanjangan otomatis (Automatic Roll Over). 4) Melakukan proses penutupan atau pencairan deposito secara tunai atau melalui overbooking ke rekening tabungan. 5) Melakukan pencatatan bilyet deposito sesuai nomor rekeningnya dan tanggal laporan dicetak, bagi hasil yang diterima, pajak, dan administrasi. 6) Melakukan proses menvalidasikan transaksi deposito sesuai dengan slip/bukti transaksi. d. Untuk produk pembiayaan mudharabah/murabahah: 1) Mencatat dan memeriksa transaksi pembayaran angsuran. e. Menghitung dan memeriksa keaslian uang tunai/cek/bilyet giro sebagai setoran pro realisasi secara teliti. f. Memeriksa kelengkapan otorisasi sesuai kewenangannya dalam pencatatan jurnal penerimaan kas (mutasi pembiayaan) dan jurnal pengeluaran kas (mutasi debet) sesuai bukti kas. g. Membubuhkan cap stempel “telah terima”,”telah dibayar “atau lunas setelah dilakukan validasi warkat/slip/bukti kas setiap transaksi secara teliti. h. Mencetak buku dan kartu kontrol tabungan. 7. Administrasi Pembiayaan Tugas:
40
a. Melakukan pencatatan data nasabah pembiayaan/debitur. b. Mencetak kartu atau slip/bukti kas pencairan/realisasi,angsuran, dan pelunasan pembiayaan. c. Mencetak dan membacakan Akad Pembiayaan (SPK), Surat Perjanjian Penyerahan Jaminan, Surat Pengakuan Hutang. d. Melakukan input SID debitur. e. Menyiapkan dan melakukan pengikatan agunan ataupun pengurusan asuransi dan pembiayaan syari’ah. f. Menyediakan, menggunakan, menyimpan dan melaporkan materai pembiayaan untuk administrasi. g. Menyimpan agunan di brankas dan berkas pembiayaan di tempat penyimpanaan sesuai nomor urut. h. Menyimpan berkas-berkas pembiayaan yang ditolak. i.
Membuat laporan target dan realisasi/pencairan pembiayaan.
j.
Melakukan prosedur administrasi pembiayaan sesuai peraturan yang ditetapkan Bank Indonesia.
8. Akutansi Tugas: a. Menyusun laporan keuangan laba/rugi b. Melakukan posting data transaksi-transaksi yang dilakukan oleh teller. c. Melakukan validasi jurnal transasksi yang sudah dilakukan dalam penjurnalan sebelumnya.
41
d. Melakukan pencetakan laporan keuangan untuk Bank Indonesia dan internal BPRS. e. Melakukan tugas rekonsilidasi antar bank aktiva dan antar bank pasiva secara rutin dengan dilengkapi laporan. f. Membantu pihak-pihak yang berkepentingan dan untuk menilai dan meninterpresikan kondisi BPRS khususnya Akuntan Publik, Kantor Pelayan Pajak dan pemeriksa dari Bank Indonesia 9. Kabag Pemasaran Tugas: a. Membantu direktur merumuskan kebijakan bidang pembiayaan, melaksanakan kebijakan dan memantau perkembangan portofolio pembiayaan sesuai prinsip kehati-hatian. b. Memberi saran atau masukan kepada direktur dalam penyusunan kebijakan pembiayaan terutama dalam penanganan aktiva produktif bermasalah. c. Mengarahkan serta membina bawahan dalam mendukung kelancaran kerja dan mempriotaskan pelayanan memuaskan kepada calon debitur. d. Melaksanakan intenvidasi atas permohonan fasilitas pembiayaan sesuai kewenangan dan menilai pemenuhan syarat kelengkapan agunan. e. Mengecek/mereview proses pengikatan agunan maupun pengurusan asuransi pembiayaan syari’ah.
42
f. Menyiapkan, mengurus dan membuat laporan analisis pembiayaan sebagai usulan kepada direktur dalam mengambil keputusan untuk mengabulkan atau menolak permohonan pembiayaan yang diajukan. g. Memberikan legal opini atas pengajuan kredit sesuai dengan kewenangannya. h. Membantu dan memantau kelancaran proses realisasi pembiayaan dibagian operasional. i.
Membuat
laporan realisasi dan pembatalan/penolakan pembiayaan
serta perkembangan kolektibilitas secara rutin. j.
Melakukan pembinaan atas pembiayaan yang diberikan dalam rangka monotoring perkembangan kemampuan membayar debitur.
10. Account Officer Tugas: a. Melayani
calon
debitur
yang
mengajukan
permohonan
piutang/pembiayaan. b. Mengumpulkan data sebagai bahan evaluasi sesuai prinsip 5C (character,capacity,capital,collateral,condition dan economy) melalui interview. c. Mempelajari aspek pemasaran. d. Menerapkan analisis pembiayaan. e. Membuat laporan analisis pembiayaan. f. Memastikan adanya persetujuan para pihak dalam perjanjian pembiayaan.
43
g. Melakukan penagihan angsuran. h. Melakukan penyelamatan dana BPRS yang tertanam dalam bentuk pembiayaan bermasalah dengan memperhatikan usaha debitur yang berprospek cukup baik. 11. Security Tugas: a. Membuka dan menutup pintu kantor saat jam masuk dan pulang kerja. b. Menerima kedatangan dan kepulangan nasabah dengan memberi salam dan bersikap ramah. c. Melakukan tindakan pengamanan di dalam kantor maupun pada saat tugas di luar kantor. d. Bekerja sama dengan pihak kepolisian dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat sdekitar, dalam mencegah timbulnya tindak kejahatan. 12. Office Boy Tugas: a. Menjaga kebersihan kantor, membersihkan setiap ruangan dan menata dan merawat sarana dan prasarana kerja. b. Menyiapkan minuman untuk seluruh pengurus dan pegawai BPRS serta tamu –tamu penting. c. Menyusun dan melaporkan daftar inventaris yang ada pada setiap ruangan.
44
13. Sekretaris Tugas: a. Mengatur dan melakukan hubungan telepon keluar atau telepon masuk, serta menerima dan mengirim faxcimile/telex. b. Memproses surat masuk atau keluar, menyusun dan mengetik konsep surat, mengaatur pengantaran surat. c. Melakukan pengarsipan, pengkopian dan penyimpanan dokumendokumen maupun arsip penting lainnya menggunakan map (folders), ordner, kartu-kartu, checklist, maupun index. d. Mengelola, penyediaan,penyimpanan, peminjaman dan penggunaan alat-alat tulis dan perlengkapan kantor. e. Menyimpan, mencatat dan melaporkan penggunaan uang tunai f. Mengatur jadwal meeting dan membuat notulen. g. Merencanakan dan menyusun jadwal penerimaan tamu. h. Menjadi perantara dalam hubungan pimpinan dengan para bawahan, pegawai, dan pejabat. i.
Mengurus persiapan perjalanan dinas ataupun akomodasi lainnya.
j.
Mengenai kegiatan humas dan keprotokolan serta mencatat hari ulang tahun relasi.
k. Mengatur pemberian cindeaamata atau pengiriman karangan bunga untuk para relasi.3
3
Dokumentasi BPRS Dana Amanah.
45
F. Jenis Produk BPRS Dana Amanah 1. Produk Penghimpunan Dana (Funding) a. Tabungan Dana Amanah (Sistem Investasi dengan basis Bagi Hasil) b. Deposito Mudharabah (Sistem Investasi dengan basis Bagi Hasil) 2. Produk Penyaluran Dana (Financing) a. Pembiayaan Murabahah, Salam, dan Istishna’ (Sistem Jual-beli berbasis Margin) b. Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah (Sistem Investasi berbasis Bagi Hasil) c. Qard, Ijarah, Hawalah, Kafalah, dan Wakalah (Sistem Tabarru’ berbasis Fee) 3. Jasa Layanan Bagi Nasabah a. Pembayaran Zakat, infaq & Shadaqah (ZIS).
G. Ketentuan Teknis Produk Produk Simpanan 1. Tabungan Dana Amanah (Mudharabah) Adalah simpanan yang dapat disetor dan diambil setiap saat. Simpanan pada BPRS Dana Amanah dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip mudharabah berbasis bagi di mana penyetorannya dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat sesuai keuntungan yang berlaku di BPRS Dana Amanah.
46
Keuntungan dan fasilitas : a. Bagi hasil sangat menarik, kompetitif, otomatis ditambahkan di rekening tabungan setiap bulannya. b. Dapat diambil setiap saat selama jam kerja. Persyaratan : 1) Setoran awal Rp. 50.000,2) Setoran selanjutnya minimal Rp. 10.000,3) Foto Copy Identitas diri ( KTP,SIM atau Paspor) 4) Mengisi formulir pembukaan tabungan. 2. Deposito Dana Amanah ( Mudharabah ) Merupakan pilihan investasi dengan jangka waktu : 3, 6 dan 12 bulan. Simpanan investasi dengan prinsip mudharabah berbasis bagi hasil dengan jangka waktu ,6, bulan Dana Anda akan akan kami investasikan untuk pembiayaan usaha kecil yang halal yang sesuai syariah. Keuntungan dan Fasilitas : a. Memperoleh bagi hasil yang sangat menarik setiap bulan. b. Investasi disalurkan untuk pembiayaan usaha produktif yang halal. c. Dapat diperpanjang secara otomatis pada saat jatuh tempo. d. Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan atau referensi BPRS Dana Amanah.
47
Persyaratan : 1) Nasabah perorangan : jumlah deposito minimal Rp. 1.000.000,dengan mengisi formulir pembukaan deposito, melampirkan foto copy identitas diri 2) Nasabah perusahaan : jumlah deposito minimal Rp. 1.000.000,dengan mengisi formulir pembukaan deposito dan melampirkan foto copy NPWP dan TDP dan SIUP.
H. Bentuk Kerjasama 1. Penerimaan setoran biaya pendidikan BPR Syariah Dana Amanah dapat memberikan layanan penerimaan setoran biaya pendidikan di sekolah dan juga dapat menyediakan formulir dengan design khusus untuk media penyetoran siswa. 2. Penerimaan setoran tabungan BPR Syariah Dana Amanah dapat memberikan layanan penerimaan setoran rekening di sekolah/pondok pesantren/perusahaan. 3. Pembayaran gaji via rekening (payroll system) Adalah system layanan pembayaran gaji melalui rekening karyawan. a. Bentuk Kerjasama Layanan 1) Pick Up Service Adalah layanan pengambilan setoran ke tempat nasabah oleh karyawan BPRS Dana Amanah.
48
2) Standing Instruction Yaitu perintah nasabah untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening Ybs. ke rekening pihak lain secara otomatis dan berkala. 3) Pembayaran Zakat Otomatis Zakat yang dapat dipotongkan dari bagi hasil tabungan maupun deposito setiap bulan secara otomatis. b. Bentuk Kerjasama Pembiayaan 1) Pembiayaan Murabahah, Salam dan Istishna’ Adalah fasilitas penyaluran dana dengan sistem jual beli. Produk ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha (modal usaha dan investasi: pengadaan bahan baku, persediaan barang dagangan, perlengkapan usaha, peralatan produksi) maupun pribadi (misal kendaraan bermotor, renovasi rumah dan lain-lain). 2) Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Pembiayaan dalam bentuk modal/dana yang diberikan oleh BPRS Dana Amanah untuk dikelola dalam usaha yang telah disepakati bersama. Selanjutnya nasabah dan bank sepakat untuk berbagihasil atas pendapatan usaha tersebut. Jenis usaha yang dapat dibiayai antara lain perdagangan, industri,
koperasi karyawan,
usaha atas dasar kontrak, dapat berupa modal kerja dan investasi.
49
Persyaratan 1. Foto Copy KTP yang masih berlaku 2. Foto Copy KK (bagi yang sudah berkeluarga) 3. Foto Copy Surat Nikah (bagi yang sudah menikah) 4. Slip gaji (bagi yang angsuran pembiayaan lewat pemotongan gaji) 5. Foto Copy Sertifikat atau BPKB (untuk BPKB usia kendaraan maksimal tahun 2000) dan persyaratan lain yang dibutuhkan kemudian. 4
4
Profil BPRS Dana Amanah.
50
BAB IV ANALISIS
A. Strategi Pemasaran Produk Tabungan Mudharabah. Stategi pemasaran merupakan kegiatan yang diterapkan oleh seorang manager agar tujuan perusahaan tercapai. Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan perkembangan hidup atau usaha dibutuhkan strategi pemasaran yang sesuai, untuk itu banyak pengusaha yang menerapkan strategi dalam memasarkan produknya, sehingga tercapai sesuai tujuan perusahaan, begitu pula yang dilakukan oleh BPRS Dana Amanah. Kegiatan pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yan berorientasi pada profit maupun usaha-usaha sosial. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran juga dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat. Kegiatan pemasaran yang dilakukan sutau perusahaan memilih tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam melakukan pemasaran, bank memiliki beberapa sasaran yang hendak dicapai. Artinya nilai penting pemasaran bank terletak dari tujuan yang ingin dicapai tersebut seperti dalam hal meningkatkan mutu pelayanan dan menyediakan ragam produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah. Untuk mencapai sasaran tersebut maka bank perlu:
51
1. Menciptakan
produk
yang
sesuai
dengan
keinginan
kebutuhan
nasabahnya. 2. Memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan dibandingkan dengan produk pesaing. 3. Menciptakan produk yang memberikan keuntungan dan keamanan terhadap produknya. 4. Memberikan informasi yang benar-benar dibutuhkan nasabah dalam hal keuangannya pada saat dibutuhkan. 5. Memberikan pelayanan yang maksimal mulai dari calon nasabah menjadi nasabah bank yang bersangkutan. 6. Berusaha menarik minat konsumen untuk menjadi nasabah bank. 7. Berusaha untuk mempertahankan nasabah yang lama dan berusaha menjadi nasabah baru baik dari segi jumlah maupun kualitas nasabah. Berdasarkan hasil wawancara penulis lakukan dengan manager pemasaran BPRS Dana Amanah Surakarta, strategi pemasaran yang di inginkan oleh BPRS itu sendiri sudah sesuai dengan strategi pemasaran pada keuangan syari’ah. Pada dasarnya BPRS dalam menjalankan usahanya mempunyai strategi pemasaran yang dapat menarik nasabah, terutama yang dilakukan oleh BPRS sebagai berikut:1
1
Hasil Wawancara dengan Sri Brahmanto ( Bagian Surveyer BPRS Dana Amanah) pada tanggal 5 Juni 2009.
52
a.
Marketing Mix BPRS Dana Amanah dalam menghimpun dana menggunakan strategi marketing Mix meliputi 4 variabel: 1) Attention (produk) Untuk merebut calon nasabah penabung mudharabah, maka BPRS Dana Amanah
harus berusaha keras. Nasabah tidak akan datang
sendiri tanpa ada sesuatu yang menarik perhatian, sehingga berminat untuk membeli produk bank. Yang paling utama untuk menarik perhatian
nasabah
adalah
keunggulan
produk
yang
dimiliki.
Keunggulan ini harus dimiliki jika di bandingkan dengan produk lain dan untuk memberikan keunggulan maka BPRS Dana Amanah dalam hal pengenalan produk tabungan mudharabah
melakukan promosi
yaitu dengan cara sebagai berikut: a) Melalui aktivitas pengajian. b) Plamflet. c) Menyebarkan brosur dan memasang spanduk serta yang lainnya. Di samping itu BPRS mempunyai produk tabungan unggulan yaitu tabungan mudharabah. Dalam merencanakan produk BPRS
harus
memperhatikan kepuasan nasabah yang dijabarkan melalui bagi hasil.
53
2) Interesting (harga) Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. Dalam hal ini nilai pertabungan adalah a)
Tabungan mudharabah yaitu tabungan yang penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Nisbah bagi hasil yaitu 50% untuk nasabah dan 50% untuk bank.
b)
Potongan administrasi perbulan adalah 1500 dari bagi hasilnya. Jika bagi hasilnya tidak mencukupi untuk biaya administrasi maka simpanan pokoknya tidak berkurang
c)
Dipotong zakat 2.5% dari bagi hasilnya apabila nasabah berkesepakatan menghendaki diambil zakatnya.
d)
Pajak 20% dari bagi hasil jika nominal tabungan lebih dari 7.500.000.
3) Desire (mengambil keputusan) Dalam strategi ini pihak bank mengambil keputusan terhadap nasabah, atas pembukaan rekening di BPRS Dana Amanah. Bank dalam mengambil keputusan dengan cara komunikasi langsung dengan nasabah. 4)
Action (melakukan aksi) Dalam strategi ini bank mengambil tindakan dan memproses pembukaan rekening di BPRS Dana Amanah setelah ada keputusan yang pasti dari strategi desire.
54
b. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok
menjadi suatu pasar, menjadi kelompok
pembeli-pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk pasar tertentu. Menentukan segmen yang akan dibidik untuk produk tabungan mudharabah ini segmen yang dibidik adalah masyarakat yang berada di wilayah Boyolali, Sukoharjo, Surakarta, Klaten, baik dari kalangan muslim maupun non muslim, dari orang kaya maupun orang miskin yang mempunyai kelebihan dana. c. Pendekatan/ sosialisasi kepada masyarakat. Pendekatan yang dilakukan BPRS Dana Aamanah antara lain: 1)
Mendatangi rumah nasabah
2)
Mendatangi toko-toko
3)
Mendatangi tempat usaha nasabah
d. Pelayanan dan Keramahan Pelayanan dan keramahan para pegawai bank juga diperhatikan. Dengan adanya pelayanan dan keramahan yang memuaskan, secara tidak langsung akan mempengaruhi BPRS dan menawarkan produknya terutama produk tabungan mudharabah sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. e. Kerjasama dengan Instansi Untuk strategi ini BPRS Dana Amanah dengan lembaga (perusahaan) yaitu:
melakukan kerjasama
55
1) STAIN Surakarta. 2) SD atau MI, SMP atau MTS, dan SMA yang ada di Surakarta. 3) Pondok pesantren yang ada di Surakarta. 4) Perusahaan lain yang ada di Surakarta. f. Kerjasama dengan BMT BPRS Dana Amanah dalam hal ini melakukan kerjasama dengan BMT dengan cara tabungan BMT disalurkan di Bank untuk di investasikan kenasabah peminjam. g. Kunjungan yang berulang-ulang Strategi yang dilakukan bank adalah
melakukan kunjungan
berulang-ulang tujuannya adalah untuk meyakinkan calon nasabah atas kesediaannya menabung di BPRS Dana Amanah.2
B. Prosedur Tabungan Mudharabah. Dalam menjalankan operasionalnya BPRS Dana Amanah menggunakan sistem bagi hasil. Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional Bank Syari’ah yang berprinsip Mudharabah. Berdasarkan prinsip ini BPRS akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung bank akan bertindak sebagai mudharib (pengelola) sedangkan penabung sebagai shahibul maal (penyandang dana). Diantara kedua belah pihak ini
2
Ibid
56
diadakan akad mudharabah menyatakan pembagian keuntungan masingmasing pihak. 1. Ketentuan Umum dalam Tabungan Mudharabah a. Penyimpan dana adalah perorangan atau kelompok. b. Penarikannya/ penyetorannya dapat dilakukan bebas pada tiap jam kerja. c. Untuk penarikan atau penyetoran ataupun pemindahbukuan harus menunjukan buku simpanan. d. Dalam penyetoran dan penarikan apabila buku tidak dibawa bisa menggunakan slip setoran BPRS Dana Amanah. e. Administrasi setiap bulan adalah 1500 diambil dari bagi hasil, kalau bagi hasil tidak mencukupi tidak memotong simpanan pokok. f. Di potong pajak 20% dalam bagi hasil untuk nasabah yang jumlah nominal tabungannya 7.500.000. g. Saldo yang mengendap adalah 20.000. h. Penutupan Rekening 10.000. i.
Apabila buku hilang maka nasabah harus melaporkan kepihak bank dan bank akan mengganti buku tabungan yang hilang dengan biaya 5.000.
j.
Potongan Zakat 2,5% dari bagi hasil bagi nasabah yang awalnya sepakat apabila bagi hasilnya dipotong zakat.
k. Nisbah bagi hasil 50% nasabah :50% bank l.
Apabila penarikan tabungan nasabah harus memperlihatkan KTP.
57
m. Dalam pengambilan atau penarikan tabungan oleh bukan penabung maka harus dilengkapi dengan surat kuasa dari penyimpan disertai KTP penabung (identitas penabung) dan identitas penarik atau orang yang mengambil tabungan. n. Dalam perhitungan bagi hasil diterapkan berdasarkan keuntungan BPRS Dana Amanah yang dihitung setiap bulan. 3 2. Prosedur Pembukaan Tabungan Untuk menjadi nasabah sangatlah mudah. Syarat-syarat Pembukaan Tabungan Mudaharabah a. Foto Kopi identitas diri (KTP/ SIM/ Paspor) yang masih berlaku. b. Mengisi formulir pembukaan tabungan mudharabah c. Setoran awal 50.000. d. Setoran selanjutnya 10.000. Prosedur Pembukaan Tabungan mudharabah 1) Customer Service ketika nasabah datang menjelaskan kepada calon penabung umum (misalnya setoran awal saldo minimal, maksimum frekuensi penarikan, minimum jumlah setoran dan lain sebaginnya). 2) Minta calon penabung atau untuk mengisi dan menandatangani: a) Permohonan pembukaan Rekening Tabungan b) Syarat-syarat umum tabungan. c) Kartu tanda tangan
3
Hasil Wawancara dengan Vita Ayu Sukmaningsih ( Bagian Teller BPRS Dana Amanah). pada tanggal 1 juli 2009.
58
3) Minta kartu pengenal/identitas calon nasabah yang sah dan masih berlaku seperti KTP, SIM dan Paspor. 4) Catat nomor serta tanggal dikeluarkannya pada formulir pembukaan rekening tabungan, kemudian foto kopi dan cocokkan tanda tangannya dengan tandatangan yang tertera diatas formulir/dokumen tabungan paraf mengenai kecocokan tanda tangan dan kebenaran dari dokumen tersebut dibubuhi cap/stempel ” sesuai dengan aslinya”. 5) Memasukan data pembukaan tabungan baru pada komputer Customer Service 6) Periksa kembali dokumen-dokumen tersebut dan diserahkan kepada direktur bank untuk disetujui dan ditandatangani. 7) Bubuhkan
nomor
dan
nama
pemegang
rekening
dengan
mempergunakan pensil. 8) Minta nasabah membubuhkan tanda tangan penabung pada tempat yang ada di dalam buku tabungan dengan dilapisi spectroline. 9) Periksa dan yakinkan bahwa tanda tangan penabung tersebut sama dengan yang tercantum dalam kartu identitas dan kartu identitias dan kartu contoh tanda tangan (aplikasi pembukaan). 10) Mintakan supervisor untuk mengotorisasi pembukaan rekening tabungan tersebut dan menandatangani buku tabungan sebagai direktur bank. 11) Mengisi slip setoran penyetoran.
59
12) Setorkan buku tabungan dan slip setoran tersebut langsung kepada bagian kas atau cetak transaksi. 13) Jenis transaksi bisa dilakukan berupa tunai, pemindah bukuan, kliring (setoran dengan wakaf lainnya) 3. Prosedur Penutupan Tabungan a. Minta penabung untuk mengisi dan menandatangani permohonan punutupan tabungan dan slip permohonan penutupan tabungan dan slip penarikan untuk penarikan saldo rekening tabungannya. b. Meminta kepada nasabah foto kopi KTP atau identitas lainnya yang masih berlaku. c. Minta kepada penabung untuk mengembalikan buku tabungan yang masih ada pada penabung (jika ada). d. Permohonan tersebut diajukan ke direktur yang berwenang untuk persetujuan. e. Keluarkan permohonan membuka rekening tabungan dari rekening tabungan dan dilekatkan pada lembar permohonan penutupan rekening tabungan. f. Lakukan proses penutupan rekening tabungan dalam sistem, sesuai dengan prosedur operasional yang berlaku, termasuk persetujuan dari direktur. g. Mempersilakan nasabah untuk mengambil saldo tabungannya setelah dipotong biaya administrasi di bagian teller.
60
h. Berlanjut dari point 2 dan 4 setelah transaksi selesai kemudian diberikan stempel ”rekening penutupan”.4
C. Tingkat Perkembangan Nasabah Penabung Mudharabah pada BPRS dana Amanah. Nasabah atau anggota merupakan bagian terpenting bagi suatu lembaga keuangan. Karena jumlah nasabah merupakan tolak ukur keberhasilan dari kegiatan pemasaran, jumlah nasabah yang mempercayakan dananya untuk disimpan di BPRS Dana Amanah. Jumlah nasabah yang diperoleh di BPRS pada bulan Juni sampai Desember 2008 adalah sebagai berikut:
Jumlah Nasabah Penabung Mudharabah No
Bulan
Prosentase
1 Juni
27
24,11%
2 Juli
30
26,79%
3 Agustus
10
8,93%
4 September
18
16,07%
5 Oktober
8
7,14%
6 Nopember
11
9,82%
7 Desember
8
7,14%
jumlah
112
100%
Tabel 1.1 4
Hasil Wawancara dengan Milla Dina Permatasari Amanah) pada tanggal 2 juli 2009.
(Customer Service BPRS Dana
61
Daftar jumlah nasabah dari tabel diatas, dapat pula dibuat grafik sebagai berikut:
30 25
Juni Juli
20
Agustus
15
Sebtember Oktober
10
November
5 0
Desember
Juni Juli Agst Sebt Okt Nov Des Grafik 1.1
Grafik jumlah nasabah penabung mudharabah BPRS Dana Amanah Dalam daftar jumlah nasabah dari tabel diatas dalam prosentasenya dapat pula di buat grafik sebagai berikut:
30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
Juni Juli Agst Sebt Okt Nov Des Grafik 1.2 Grafik jumlah nasabah mudharabah dalam prosentase
62
Dari tabel dan grafik diatas yang diperoleh di BPRS Dana Amanah Surakarta pada bulan Juni sampai Desember 2008 adalah 112 orang. Pada bulan Juni jumlah nasabah penabung mudharabah yang masuk adalah 27 orang. Pada bulan Juli nasabah yang masuk adalah orang 30. Pada bulan Agustus adalah 10 orang. Pada bulan Sebtember nasabah yang masuk adalah 18 orang. Pada bulan Oktober nasabah yang masuk adalah 8 orang . Pada bulan November nasabah yang masuk adalah 11 orang. Pada bulan Desember nasabah yang masuk adalah 8 orang. Berdasarkan tabel dan grafik diatas jumlah nasabah penabung mudharabah di BPRS Dana Amanah mengalami kenaikan setiap bulannya yaitu bulan Juni jumlah nasabah mencapai 24,11%. Pada bulan Juli jumlah nasabah mengalami kenaikan 26,79%. Pada bulan Agustus jumlah nasabah mengalami kenaikan 8,93%. Pada bulan Sebtember jumlah nasabah mengalami kenaikan 16,07%. Padabulan Oktober jumlah nasabah mengalami kenaikan 7,14%. Pada bulan November jumlah nasabah mengalami kenaikan 9,82%. Pada bulan Desember jumlah nasabah mengalami kenaikan 7,14%. Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat perkembangan jumlah nasabah tabungan mudharabah dari bulan April-Desember mengalami naik turun tetapi jumlah keseluruhan nasabah tetap meningkat. Meskipun demikian BPRS Dana Amanah tetap berusaha meningkatkan jumlah nasabah tabungan. Hal ini dilakukan agar tetap eksis di dunia perbankan syari’ah.
63
Meningkatnya jumlah nasabah dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu: 1. Kualitas Produk Jika kualitas produk itu baik pasti perkembangan nasabah penabung mudharabah semakin bertambah. 2. Pelayanan terhadap nasabah Jika pelayanannya itu ramah, sopan pasti nasabah akan senang menabung di BPRS Dana Amanah. 3. Strategi pemasaran Jika strategi pemasarannya itu baik maka nasabah akan tertarik mau menyimpan uang di BPRS Dana Amanah.5 Di samping mengalami kemudahan dalam strategi pemasaran BPRS Dana Amanah Surakartra juga mendapatkan kendala dalam memasarkan produknya antara lain: a. Produk kurang dikenal masyarakat Kiprah BPR Syari’ah Dana Amanah kurang dikenal masyarakat sebagai BPR yang berprinsipkan syari’ah, bahkan beberapa pihak menganggap BPR syari’ah sama seperti dengan bank konvensional. Oleh karena itu BPR syari’ah perlu menegaskan dan menangguhkan identitasnya sebagai BPR yang menggunakan prinsip-prinsip syari’ah. Dan secara umum, produk perbankan syari’ah memang belum banyak
5
Hasil Wawancara dengan Khotim Zaini Ashiddiq Amanah) pada tanggal 1 Juni 2009.
(Direktur Utama
BPRS Dana
64
dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu hal ini merupakan suatu kendala dalam mengenalkan produk kepada masyarakat. b. Rendahnya SDM Upaya untuk meningkatkan profesionalitas kadang terhalang rendahnya sumber daya manusia yang di miliki oleh BPR syari’ah sehingga proses BPR Syari’ah dalam melakukan aktivitasnya cenderung lambat dan respon terhadadap permasalahannya ekonomi rendah. Maka upaya untuk meningkatkan SDM perlu diarahkan disemua posisi, baik di posisi pemegang saham kebijakan ataupun berposisi di lapangan. c. Minimnya Koordinasi Kurang adanya koordinasi diantara BPR syari’ah, demikian juga dengan bank syari’ah dan BMT, sebagai lembaga keuangan yang mempunyai tujuan syiar Islam tentunya lamgkah koordinasi dalam rangka mendapatkan strategi yang terpadu dapat dilakukan guna mengangkat ekonomi masyarakat. Oleh karena itu di butuhkan framework yang bisa dijadikan acuan diantara lembaga keuangan ditingkat
kabupaten,
kecamatan,
desa
ataupun
pasar
dalam
melangsungkan aktivitasnya tanpa mengeyampingkan keberadaan lembaga keuangan orang lain. d. Kurangnya Syiar Sebagai lembaga keuangan yang memiliki konsep Islam tentunya juga bertanggungjawab terhadap nilai-nilai keis-lam-an masyrakat
65
yang ada di sekitar BPR syari’ah tersebut. Aktivitas BPR syari’ah dibidang keuangan sering kali tidak menyisakan waktu untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan syiar Islam, artinya aktivitas keuangan BPR syari’ah bisa dikatakan syiar, tetapi aktivitas ke-Islaman yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat seharihari perlu juga BPR syari’ah perhatikan. Perlu BPR syari’ah memprakarsai terbentuknya majelis-majelis ta’lim dan semacamnya. e. Adanya BMT Banyaknya BMT yang berdiri di Surakarta, jadi keberadaan BMT bisa dijadikan rekan yang baik. Akan tetapi kadang keadaan seperti ini tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena keberadaan BMT di Surakarta sudah berdiri lebih awal dari pada BPRS. Karena salah pengertian tersebut banyak calon nasabah yang lari ke BMT. f. Persaingan sesama bank syari’ah di Surakarta. Banyak persaingan sesama bank syari’ah yang sudah berdiri di Surakarta sebelum BPRS Dana Amanah didirikan. Dengan persaingan tersebut BPRS Dana Amanah masih tetap berusaha menetapkan strategi pemasaran yang tepat agar keberadaannya mendapat posisi di hati masyarakat.6
6
Hasil Wawancara dengan Milla Dina Permatasari Amanah) pada tanggal 2 juli 2009.
(Customer Service BPRS Dana
66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang dilakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Strategi pemasaran khususnya tabungan mudharabah yang diterapkan oleh BPRS Dana Amanah meliputi beberapa strategi, yakni strategi ”marketing mix” yang terdiri dari empat variabel yaitu attention, interesting, desire, dan action, segmentasi pasar, pendekatan kepada nasabah, bekerjasama dengan instansi (Perusahaan atau pendidikan), bekerjasama dengan BMT dan berkunjung secara berulang-ulang, pelayanan dan keramahan. 2. Prosedur Pembukaan tabungan mudharabah yang diterapkan di BPRS Dana Amanah adalah nasabah datang, mengisi formulir, menandatangani formulir, menyerahkan uangnya, mengisi slip penyetoran, memberikan foto kopi KTP atau indentitas lainnya, disetujui oleh Direktur Utama, dicetak buku tabungan oleh teller. Prosedur penutupan tabungan adalah nasabah datang ke Bank mengisi formulir penutupan rekening, menyerahkan foto kopi KTP atau tanda bukti identitas lain yang masih berlaku, mengisi slip penarikan, buku diserahkan pihak bank, buku dicetak oleh teller. 3. Tingkat perkembangan pada BPRS Dana Amanah dari bulan Juni sampai Desember 2008 jumlah nasabah mengalami kenaikan setiap bulannya
67
yaitu bulan Juni jumlah nasabah mencapai 24,11%. Pada bulan Juli jumlah nasabah mengalami kenaikan
26,79%. Pada bulan Agustus jumlah
nasabah mengalami kenaikan 8,93%. Pada bulan Sebtember jumlah nasabah mengalami kenaikan 16,07%. Pada bulan Oktober jumlah nasabah mengalami kenaikan 7,14%. Pada bulan November jumlah nasabah mengalami kenaikan 9,82%. Pada bulan Desember jumlah nasabah mengalami kenaikan 7,14%. B. Implikasi Berdasarkan hal-hal yang berkaitan dengan tingkat perkembangan nasabah penabung mudaharabah di BPRS Dana Amanah Surakarta, maka penulis memberikan saran. 1. Bagi STAIN a. Mengadakan kerjasama dengan perbankan syari’ah atau pihak bank lainnya dalam segala hal khududnya yang berhubungan dengan progam study syari’ah terutama dalam praktek bank syari’ah maupun magang sehingga memudahkan mahasiswa maupun dosen dalam pelaksanaan. b. Untuk kegiatan pratek selanjutnya mohon dibuat jadwal yang rapi, agar mahasiswa tidak terlalu terbebani dalam membuat pelaporan. c. Adanya komunikasi yang baik, dari pihak lembaga dan mahasiswa. d. Untuk penyusunan Tugas Akhir mohon diberi buku pedoman Tugas Akhir agar mahasiswa tidak terlalu bingung menyusun Tugas Akhir.
68
2. Bagi BPRS Dana Amanah a. Pemasaran hendaknya diperluas agar jumlah nasabah semakin bertambah. Dengan bertambahnya jumlah nasabah, maka aset yang dimiliki BPRS juga akan bertambah, sehingga perkembangan BPRS akan terwujud dengan baik. b. Diharapkan adanya pelatihan terhadap pengelola BPRS Dana Amanah Surakarta. c. Untuk menarik nasabah, maka sosialisasi maupun promosi harus gencar dilakukan. Selain itu
BPRS Dana Amanah harus tetap
meningkatkan pelayanan yang prima dan ramah terutama dalam pelayanan Customer Service. d. Produk tabungan yang ditawarkan hendaknya memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh lembaga kuangan lain baik itu menyangkut kualitas maupun bagi hasilnya.
69
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemah. 1995. Departemen RI. Bandung: Diponegoro. Antonio, Karnaen, Muhammad Syafi’I, Perwataatmadja. 1992. Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press. Arifin, Zainal. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah. Jakarta: Alfabet. Arikunto, Syharsini. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ascaya. 2007. Akad dan produk Bank Syari’ah. Jakarta: PT Grafindo Persada. Departemen Pendidikan Nasional.1989. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Kasmir. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Majah Ibnu. Sunan Ibni Majah, vol 2.hadits 2289 Kairo: Darul Kutub Al Ilmiah. Martono.2002. Bank dan Lembaga keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia. Muhammad. 1989. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: AMPYKPN Pandio, Frianto, Elly, EmpuUnggu. 2005. Lembaga Keuangan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ridwan, Muhammad. 2007. Konstruksi Bank Syari’ah Indonesia 1. Yogyakarta: Pustaka SM. Susanto, Burhanuddin. 2008. Yogyakarta: UII Press.
Hukum Perbankan Syari’ah di Indonesia.
70
DAFTAR WAWANCARA
Wawancara dengan Khotim Zaini Ashiddiq Amanah) pada tanggal 1 Juni 2009.
(Direktur Utama
BPRS Dana
Wawancara dengan Sri Brahmanto (Bagian Surveyer BPRS Dana Amanah) pada tanggal 5 Juni 2009. Wawancara dengan Milla Dina Permatasari Amanah) pada tanggal 2 Juli 2009. Wawancara dengan Vita Ayu Sukmaningsih Amanah) pada tanggal 1 Juli 2009.
(Customer Service BPRS Dana
(Bagian Teller BPRS Dana