PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG BPR SYARIAH TERHADAP KEPUTUSAN UNTUK MENABUNG DI BPR SYARIAH DANA AMANAH KOTA SURAKARTA
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : ANNISA NURHIDAYATI NIM. 12.22.3.1.022
PRODI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2017
SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI
Assalamu’alaikum Wr. Wb Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Annisa Nurhidayati
Nim
: 12.22.3.1.022
Jurusan
: Perbankan Syariah
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis Islam
Menyatakan bahwa penelitian skripsi berjudul “PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG BPR SYARIAH TERHADAP KEPUTUSAN UNTUK MENABUNG DI BPR SYARIAH DANA AMANAH KOTA SURAKARTA”. Benar-benar bukan merupakan plagiasi dan belum pernah diteliti sebelumnya. Apabila dikemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan plagiasi, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Demikian surat ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, 04 Januari 2017
Annisa Nurhidayati iv
Datien Eriska Utami, SE.,M.Si Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta NOTA DINAS Hal
: Skripsi
Sdr
: Annisa Nurhidayati
Kepada Yang Terhormat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Di Surakarta Asslamu’alaikum Wr. Wb Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan bahwa setelah menelaah dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami memutuskan bahwa skripsi saudara Annisa Nurhidayati NIM : 12.22.3.1.022 yang berjudul : PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG BPR SYARIAH TERHADAP KEPUTUSAN UNTUK MENABUNG DI BPR SYARIAH DANA AMANAH KOTA SURAKARTA Sudah dapat dimunaqosahkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) dalam bidang Perbankan Syariah. Oleh karena itu kami mohon agar skripsi tersebut segera di munaqosahkan dalam waktu dekat. Demikian atas dikabulkannya permohonan ini disampaikan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, 04 Januari 2017 Dosen Pembimbing Skripsi
Datien Eriska Utami, SE.,M.Si NIP. 19750824 199903 2 005
v
PENGESAHAN PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG BPR SYARIAH TERHADAP KEPUTUSAN UNTUK MENABUNG DI BPR SYARIAH DANA AMANAH KOTA SURAKARTA
Oleh : ANNISA NURHIDAYATI NIM. 12.22.3.1.022 Telah menyatakan lulus dalam ujian munaqosah pada hari Kamis tanggal 02 Februari 2017 dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Dewan Penguji : Penguji I (Merangkap Ketua Sidang) : Rais Sani Muharrami, S.EI., M. EI NIP. 19870828201403 1 002 Penguji II Budi Sukardi, S. EI., M. SI NIP. 197911112006041003 Penguji III Khairul Imam, SHI. M.SI NIP. 19821120 201403 1 001
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta
Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph. D NIP. 19561011 198303 1 002 vi
MOTTO
“Hati yang terang akan senantiasa berada dalam suasana damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tentran dan menentramkan”. ( Aa Gym ) “Kegagalan dan kekecewaan membuat kita begitu tertekan, tetapi ia juga mendatangkan kekuatan membentuk watak dan ketahanan diri yang menjadi bekal penting guna mencapai kesuksesan”. ( Penulis ) “Sia - sialah orang hidup didunia yang hanya bisa melihat kelemahan orang lain, tetapi tidak bisa melihat kelemahan diri sendiri”. (Penulis)
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini dengan segenap cinta dan doa : 1. Ibuku Sri Suparni tercinta yang telah melahirkan dan membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih sayang. Semoga setiap doa dan air mata yang jatuh dari matamu atas segala kepentinganku, menjadi sungai untukmu di Surga nanti. Amin. 2. Ayahku Sadino, S.Ag tercinta yang menjadi motivator terbaik dan panutan hidupku. Semoga kerja kerasmu dalam menopang hidupku dan keluarga mendapat balasan yang terbaik dari Allah SWT. Amin. 3. Kakak-kakakku tersayang, Luluk Arifatul Chorida, S.T dan Dwi Eva Murviana, S.S yang telah memberikan semangat dan motivasi selama ini. 4. Buat yang selalu memberi semangat Febri Rio 5. Sahabat-sahabatku, Maya Nuriatul Fadilah, Duwi Nur Cahyanti, Melinda Nurrista Sari, Ana Muslimah. 6. Teman-temanku tercinta Perbankan Syariah A angkatan 2012 dan seluruh teman-teman IAIN Surakarta. Yang selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayang yang tulus tiada ternilai Terima kasih
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “pengaruh persepsi nasabah tentang BPR syariah terhadap keputusan untuk menabung di bpr syariah dana amanah kota surakarta”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta”. Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan, bimbingan dan dorongan dari pihak yang telah menyumbangkan pikiran, waktu, tenaga dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Dr. Mudofir Abdullah, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
2.
Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3.
Budi Sukardi, S. EI., M. SI selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4.
Datien Eriska Utami, S.E., M.Si., Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak perhatian dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi.
5.
Erland Cahyo Saputro, S.Sos., M.Si., Kepala Perpustakaan IAIN Surakarta.
ix
6.
Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.
7.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta yang telah memberikan bekal yang bermanfaat bagi penulis.
8.
Nasabah BPR Syariah Dana Amanah Kota Surakarta yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu penulis alam mengisi kuisioner.
9.
Ibu dan Bapakku, terima kasih atas do’a, cinta dan pengorbanan yang tak pernah ada habisnya, kasih sayangmu tak akan pernah ku lupakan dan tak akan tergantikan.
10.
Teman-teman yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.
11.
Sahabat-sahabat dan teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2012 yang telah memberikan keceriaan dan semangat kepada penulis selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta. Tehadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya doa
serta puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan kepada semuanya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, 04 Januari 2017
Penulis
x
ABSTRACK This objective is to analyze the influence of location, beliefs / religiosity, quality of service, knowledge, products, reputation, promotions, and for the results of the customer's decision to save in BPR Syariah Trust Fund Surakarta. The total sample is 100 customers selected by nonprobability methods, ie purposive sampling method. The data in this study are primary data, process data collection tools used were questionnaires distributed to respondents. Data were analyzed using mixed logit regression using SPSS 21:00 dara processing applications. The results of this study prove that there is a positive and significant influence of the location, beliefs / religiosity, quality of service, knowledge, products, reputation, promotion and sharing to the customer's decision to save in BPR Syariah Trust Fund Surakarta because the p-value is smaller than a significant level of 0.05. Key words: the perception of consumers, the decision to save.
xi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh lokasi, keyakinan/religiusitas, kualitas pelayanan, pengetahuan, produk, reputasi, promosi, dan bagi hasil terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPR Syariah Dana Amanah Kota Surakarta. Jumlah sampel adalah 100 nasabah yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data dalam penelitian ini adalah data primer, proses pengumpulan data yang digunakan adalah alat bantu kuisioner yang disebarkan kepada responden. Data dianalisis menggunakan regresi logit yang diolah menggunakan aplikasi pengolahan dara SPSS 21.00. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dari lokasi, keyakinan/religiusitas, kualitas pelayanan, pengetahuan, produk, reputasi, promosi dan bagi hasil terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPR Syariah Dana Amanah Kota Surakarta karena nilai p-value lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05. Kata kunci: persepsi nasabah, keputusan menabung.
xii
ABSTRACK This objective is to analyze the influence of location, beliefs / religiosity, quality of service, knowledge, products, reputation, promotions, and for the results of the customer's decision to save in BPR Syariah Trust Fund Surakarta. The total sample is 100 customers selected by nonprobability methods, ie purposive sampling method. The data in this study are primary data, process data collection tools used were questionnaires distributed to respondents. Data were analyzed using mixed logit regression using SPSS 21:00 dara processing applications. The results of this study prove that there is a positive and significant influence of the location, beliefs / religiosity, quality of service, knowledge, products, reputation, promotion and sharing to the customer's decision to save in BPR Syariah Trust Fund Surakarta because the p-value is smaller than a significant level of 0.05. Key words: the perception of consumers, the decision to save.
xi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh lokasi, keyakinan/religiusitas, kualitas pelayanan, pengetahuan, produk, reputasi, promosi, dan bagi hasil terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPR Syariah Dana Amanah Kota Surakarta. Jumlah sampel adalah 100 nasabah yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data dalam penelitian ini adalah data primer, proses pengumpulan data yang digunakan adalah alat bantu kuisioner yang disebarkan kepada responden. Data dianalisis menggunakan regresi logit yang diolah menggunakan aplikasi pengolahan dara SPSS 21.00. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dari lokasi, keyakinan/religiusitas, kualitas pelayanan, pengetahuan, produk, reputasi, promosi dan bagi hasil terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPR Syariah Dana Amanah Kota Surakarta karena nilai p-value lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05. Kata kunci: persepsi nasabah, keputusan menabung.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI .........................................
iii
SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI .........................................
iv
HALAMAN NOTA DINAS .......................................................................
v
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASAH ..........................................
vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
viii
KATA PENGANTAR ................................................................................
ix
ABSTRAK ..................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xviii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xix
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xx
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
1.2. Identifikasi Masalah....................................................................
5
1.3. Batasan Masalah .........................................................................
6
1.4. Rumusan Masalah .......................................................................
6
1.5. Tujuan Penelitian ........................................................................
7
1.6. Manfaat Penelitian ......................................................................
8
xiii
1.7. Sistematika Penulisan Skripsi .....................................................
9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teori ...........................................................................
11
2.1.1. Pengertian Persepsi ..........................................................
11
2.1.2. Lokasi ...............................................................................
13
2.1.3. Keyakinan/Religiusitas .....................................................
15
2.1.4. Kualitas Pelayanan ...........................................................
20
2.1.5.Pengetahuan .......................................................................
24
2.1.6.Produk ...............................................................................
26
2.1.7.Reputasi .............................................................................
33
2.1.8.Promosi ..............................................................................
34
2.1.9.Bagi Hasil ..........................................................................
36
2.2. Penelitian Terdahulu ...................................................................
40
2.3. Kerangka Pemikiran ...................................................................
43
2.4. Hipotesis Penelitian ....................................................................
45
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian ...................................................
49
3.2. Jenis Penelitian ...........................................................................
49
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................
49
3.3.1. Populasi ............................................................................
49
3.3.2. Sampel ..............................................................................
50
3.4.Data dan Sumber Data .................................................................
50
3.5. Instrumen Penelitian ...................................................................
51
xiv
3.6. Variabel-variabel ........................................................................
52
3.7. Definisi Operasional Variabel ....................................................
52
3.8. Teknik Analisis Data ..................................................................
57
3.8.1. Analisis Regresi Logistik..................................................
57
3.8.2. Analisis Deskriptif ............................................................
59
3.8.3. Uji Validitas......................................................................
60
3.8.4. Uji Reliabilitas ..................................................................
61
3.8.5. Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test ........
61
3.8.6. Uji Omnibus Test of Model Coefficients .........................
62
3.8.7. Uji Wald ...........................................................................
62
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil BPR Syari’ah Dana Amanah ............................................
64
4.1.1. Gambaran Umum BPR Syari’ah Dana Amanah ..............
64
4.2. Pengujian dan Hasil Analisis Data .............................................
68
4.2.1. Gambaran Umum Responden Penelitian ..........................
68
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......
68
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...................
68
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan...........
69
4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .............
70
4.3. Pengujian Instrumen Penelitian ..................................................
71
4.3.1. Uji Validitas Variabel Lokasi ...........................................
71
4.3.2. Uji Validitas Variabel Keyakinan/Religiusitas.................
71
4.3.3. Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan .......................
72
xv
4.3.4. Uji Validitas Variabel Pengetahuan .................................
72
4.3.5. Uji Validitas Variabel Produk ..........................................
73
4.3.6. Uji Validitas Variabel Reputasi ........................................
73
4.3.7. Uji Validitas Variabel Promosi ........................................
74
4.3.8. Uji Validitas Variabel Bagi Hasil .....................................
74
4.3.9. Uji Reliabilitas ..................................................................
75
4.4. Uji Hosmer’s and Lemeshow’s Goodness of Fit Test ................
76
4.5. Uji Wald......................................................................................
76
BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan .................................................................................
79
5.2. Saran ...........................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
81
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................
39
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ..............................................................
67
Tabel 4.2 Frekuensi Umur..............................................................................
68
Tabel 4.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ...........................................
69
Tabel 4.4 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan .............................................
69
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Lokasi ..............................................................
70
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Keyakinan/Religiusitas\ ..................................
71
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan ..........................................
71
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Pengetahuan ....................................................
72
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Produk .............................................................
72
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Reputasi.........................................................
73
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Promosi .........................................................
73
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Bagi Hasil ......................................................
74
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................
75
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Jumlah Nasabah Tabungan BPR Syariah Dana Amanah ...........
`3
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................
43
Gambar 5.1 Jumlah Nasabah Tabungan BPR Syariah Dana Amanah ...........
79
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian Lampiran 2 Kuisioner Lampiran 3 Data Penelitian Lampiran 4 Karakteristik Responden Lampiran 5 Hasil Uji Lampiran 6 Surat Keterangan Dari BPR Syariah Dana Amanah Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup
xx
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah Nasional
(DSN) adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah (DSNMUI, 2003). Definisi ini menegaskan bahwa suatu LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur kesesuaian dengan syariah Islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan. Sebagai respon atas tingginya kebutuhan layanan perbankan yang berbasis syariah, pada tahun 2008 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Hal ini menjadi angin segar yang menstimulus tumbuh dan berkembangnya perbankan syariah di Indonesia. Berdasarkan data statistik dari lama www.bi.go.id saat ini terdapat 12 Bank Umum Syariah (BUS) dan 161 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Saat ini, lembaga perbankan yang resmi, kredibel dan profitable menawarkan opsi yang lebih bersahabat dalam format BPRS. Meskipun namanya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, fungsi BPRS tidak sebatas pada layanan pembiayaan saja. Tapi juga dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan investasi syariah baik untuk jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Sama halnya dengan bank pada umumnya, BPRS juga menawarkan produk investasi dapat dijadikan opsi untuk layanan yang aman, nyaman dan
2
menguntungkan. Di antaranya berupa produk tabungan dan deposito yang pastinya menggunakan dasar prinsip dan akad sesuai syariah. Di Surakarta terdapat beberapa BPR Syari’ah, salah satunya yaitu BPRS Dana Amanah yang sudah berdiri sejak tahun 2008. Banyaknya BPR Syari’ah yang ada menyebabkan pihak manajemen harus menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk menarik minat konsumen agar menjadi nasabah di perusahaan perbankan mereka. Sebab nasabah memiliki pilihan untuk menentukan mana BPRS yang dapat memberikan kepuasan yang lebih tinggi. Dalam hal tersebut BPR Syari’ah Dana Amanah berusaha untuk merebut perhatian nasabah dan memberikan pelayanan yang memuaskan dalam menawarkan jenis produk-produk BPR Syari’ah, yaitu Tabungan ib Amanah, Deposito dan Pembiayaan. Tabungan ib Amanah yaitu Tabungan dalam mata uang rupiah yang memberikan keleluasaan dalam melakukan setoran dan penarikan melalui ATM Bank Jateng dan jaringan ATM Prima. Deposito atau yang sering juga disebut sebagai deposito berjangka, merupakan produk bank sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan kepada masyarakat. Dana dalam deposito dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
3
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Dana Amanah sangat mengedepankan keadilan dan kemaslahatan bersama agar setiap nilai tambah yang diperoleh dapat memberikan keberkahan dan ketentraman lahir dan batin baik di dunia maupun diakhirat. BPRS Dana Amanah dari tahun 2008 sampai bulan September 2016 mengalami peningkatan jumlah nasabah tabungan yang bervariasi, yaitu : Gambar1.1 Jumlah Nasabah Tabungan 250 200 150 100 50 Series1
0
Sumber : BPR Syariah Dana Amanah Dari grafik diatas, maka dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 BPR Syariah Dana Amanah mengalami peningkatan jumlah nasabah tabungan dibandingkan tahun 2008, yaitu dari 100 nasabah menjadi 201 nasabah. Penelitian
terdahulu
membuktikan
bahwa
masyarakat
memutuskan
menabung dipengaruhi beberapa faktor, yaitu dalam penelitian Pertiwi (2012) analisis minat menabung masyarakat pada bank muamalat di kota Kisaran. Ada
4
tiga faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pelayanan baik pelayanan sarana maupun pelayanan bertransaksi, faktor keyakinan serta faktor lokasi (jarak). Dilihat dari ketiga faktor yang diteliti mengenai pengaruh terhadap pengambilan keputusan menabung pada bank muamalat dikota Kisaran faktor keyakinan dan sesuai syariah yang lebih dominan sebagai faktor pendorong masyarakat Kisaran menabung di bank Muamalat. Scoot Robinette dalam Hurriyati (2005 : 125), menyatakan bahwa terdapat pengaruh terhadap keputusan nasabah untuk menabung, semakin tinggi nilai yang dirasakan semakin tinggi pula keputusan nasabah untuk menabung. Keputusan nasabah untuk menabung merupakan efek akhir dari suatu pembelian yang diartikan sebagai suatu sikap dan niat untuk berperilaku di masa depan. Konsumen dalam memutuskan untuk transaksi akan mempertimbangkan produk yang dimiliki perusahaan. Produk terdiri dari dua yaitu barang dan jasa. Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak memiliki kepemilikan sesuatu. Produk adalah sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, ataudikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Philip Kotler, 2003: 54). Produk simpanan yang dimiliki lebih dari satu dan masing masing tabungan mempunyai kelebihan, ada yang diutamakan untuk penyimpanan uang, untuk deposito atau untuk simpanan haji. Produk tabungan yang ditujukan untuk menyimpan uang harus memiliki kelebihan, agar dapat menarik nasabah untuk mau menabung. Yang perlu dipertimbangan untuk menarik nasabah agar memanfaatkan tabungan antara lain nisbah bagi hasil
5
tabungan tinggi, persyaratan pembukaan dan penutupan tabungan mudah, besarnya nilai pembukaan dan penutupan tabungan, adanya undian hadiah. Tanggapan atau sikap nasabah terhadap BPR Syariah Dana Amanah cukup beragam, baik mengenai pelayanannya, kemudahan untuk memperoleh akses pendanaa, maupun mengenai produk-produk yang ditawarkan. Oleh karena itu perkembangan BPR Syariah perlu mendapatkan perhatian dari seluruh pihak terkait. Nasabah adalah salah satu elemen terpenting dalam dunia perbankan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis berkeinginan mengetahui apa saja yang mempengaruhi nasabah untuk memutuskan menabung di BPR Syari’ah Dana Amanah Kota Surakarta. Maka penulis berkeinginan untuk mengambil judul “PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG BPR SYARIAH TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENABUNG DI BPR SYARIAH DANA AMANAH KOTA SURAKARTA .”
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka diidentifikasikan
masalah sebagai berikut : 1.
Terjadinya penurunan jumlah nasabah yang signifikan pada BPR Syariah Dana Amanah.
2.
Adanya persepsi nasabah tentang lokasi, keyakinan/religiusitas, kualitas pelayanan, pengetahuan, produk, reputasi, promosi dan sistem bagi hasil terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPR Syariah Dana Amanah.
6
1.3
Pembatasan Masalah Setiap penelitian pada dasarnya mempunyai batasan-batasan penelitian, hal
ini untuk memberikan ruang lingkup yang jelas sehingga hasil yang diperoleh akan mudah dilihat dan jelas arahnya, agar tidak terjadi perbedaan penafsiran terhadap judul penelitian ini dan agar pembahasan tidak terlalu luas jangkauannya, maka permasalahan perlu dibatasi pada elemen-elemen (Lokasi, Keyakinan/Religiusitas, Kualitas pelayanan, Pengetahuan, Produk, Reputasi, Promosi, Bagi hasil). Pada penelitian ini hanya produk tabungan saja yang menjadi obyek penelitian. Jumlah nasabah tabungan di BPR Syari’ah Dana Amanah sebanyak 999 nasabah.`
1.4
Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1)
Apakah Lokasi berpengaruh secara positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Kota Surakarta?
2)
Apakah Keyakinan/Religiusitas berpengaruh secara positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Kota Surakarta?
3)
Apakah Kualitas Pelayanan berpengaruh secara positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Kota Surakarta?
4)
Apakah Pengetahuan berpengaruh secara positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Kota Surakarta?
7
5)
Apakah Produk berpengaruh secara positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Kota Surakarta?
6)
Apakah Reputasi berpengaruh secara positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Kota Surakarta?
7)
Apakah Promosi berpengaruh secara positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Kota Surakarta?
8)
Apakah Sistem Bagi Hasil berpengaruh secara positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Kota Surakarta?
1.5
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1)
Pengaruh persepsi lokasi terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Kota Surakarta.
2)
Pengaruh persepsi keyakinan/religiusitas terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Kota Surakarta.
3)
Pengaruh persepsi kualitas pelayanan terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta.
4)
Pengaruh persepsi pengetahuan terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta.
5)
Pengaruh persepsi produk terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta.
6)
Pengaruh persepsi reputasi terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta.
8
7)
Pengaruh persepsi promosi terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta.
8)
Pengaruh persepsi sistem bagi hasil terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta.
1.6
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut : 1.
Bagi Akademisi a. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan bagi peneliti berikutnya. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah akademik sehingga berguna untuk pengembangan ilmu.
2.
Bagi BPRS Dana Amanah a. Sebagai masukan bagi BPR Syari’ah Dana Amanah untuk lebih mengembangkan BPRS dari kemajuan yang akan datang sebagai bahan pemikiran yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan usaha secara syari’ah.
1.7
Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan penelitian adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
9
Bab ini menjelaskan penjelasan awal permasalahan yang akan dibahas, meliputu Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Perumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan lebih lanjut tentang kajian atau landasan teori yang berkaitan dengan penjelasan BPRS, lokasi BPRS Dana Amanah, religiusitas/keyakinan
masyarakat,
kualitas
pelayanan,
pengetahuan
masyarakat, produk BPRS Dana Amanah, Reputasi BPRS Dana Amanah, Promosi, dan Bagi hasil, serta penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang lokasi penelitian, jenis penelitian, obyek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengelolahan data, dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi penjelasan atas seluruh proses penelitian yang terdiri dari deskripsi obyek penelitian (instansi), pengujian dan analisis data, pembuktian hipotesis dan pembahasan analisis data. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari serangkaian pembahasan skripsi, keterbatasan atau kendala-kendala dalam penelitian serta saran-saran yang perlu untuk disampaikan baik untuk obyek penelitian maupun bagi peneliti.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kerangka Teori 1.1.1. Pengertian Persepsi Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagimanusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya.Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern danekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentangpersepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. MenurutKamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan)langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melaluipanca inderanya. Kehidupan bermasyarakat tidak akan lepas dari persepsi masyarakat itu sendiri. Persepsi merupakan tanggapan atau penerimaan langsung dari seseorang. Menurut Jalaludin Rackhmat (2011: 50) persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan menurut Bimo Walgito (2002: 87) persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan yaitu proses stimulus oleh individu melalui proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan diproses selanjutnya merupakan proses persepsi. Pendapat lain dari Leavitt Harold J (1978: 3) persepsi dapat dilihat dalam arti sempit yaitu penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
11
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Proses persepsi tidak dapat terlepas dari proses penginderaan dan proses tersebut merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Penginderan sendiri dapat diartikan suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yang disebut indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luasnya. Dari stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang sesuatu yang diindera kemudian tercipta persepsi. Persepsi dapat disimpulkan sebagai suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memberikan pandangan, memahami dan dapat mengartikan tentang stimulus yang diterimanya. Proses menginterpretasikan ini biasanya dipengaruhi oleh pengalaman dan proses belajar individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi, sebagai berikut (Jalaludin Rakhmat, 2011: 54), yaitu: a.
Faktor-faktor fungsional Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut sebagai faktor-faktor personal. Krech dan Crutchfield (Jalaludin Rakhmat, 2011: 55) merumuskan dalil persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa obyek-obyek yang mendapat tekanan dalam persepsi biasanya obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
12
b.
Faktor-faktor struktural Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi berasal dari luar individu, seperti lingkungan, budaya, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam mempersepsikan sesuatu. Beberapa faktor persepsi yang mempengaruhi nasabah untuk menabung di
BPR Syariah yaitu lokasi, keyakinan/religiusitas, kualitas pelayanan, pengetahuan nasabah, produk, reputasi, promosi dan sistem bagi hasil. Dengan demikian dari beberapa konsep persepsi diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pengorganisasian dan proses penafsiran seorang terhadap stimulasi yang dipengaruhi oleh berbagai pengetahuan, keinginan dan pengalaman yang relevan terhadap stimulasi yang dipengaruhi oleh perilaku manusia dalam menentukan pilihan hidupnya.
1.1.2. Lokasi Lupiyoadi (2008), berpendapat bahwa lokasi adalah keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya ditempatkan. Persepsi nasabah tentang lokasi yaitu Letak geografis yang menyediakan berbagai fasilitas untuk tujuan tertentu. Seperti halnya pendirian bank syariah, adanya bank syariah ini untuk transaksi jasa keuangan dizaman yang semakin maju. Indikator : a.
Lokasi bank yang terjangkau
b.
Banyak cabang
c.
Kantor cabang utama yang nyaman.
13
Menurut Lupiyoadi (2001: 61) mendefinisikan lokasi adalah tempat dimana perusahaan harus bermarkas melakukan operasi. Jadi lokasi disini adalah tempat dimana suatu jenis usaha atau bidang usaha akan dilaksanakan. Dalam penelitian ini yang dimaksud lokasi adalah letak BPR Syari’ah Dana Amanah Kota Surakarta. Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha. Menurut Kotler (2002: 60) salah satu kunci sukses adalah lokasi. Lokasi di mulai dengan memilih komunitas, keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya. Hubungan lokasi terhadap keputusan pembelian menurut Ma’ruf (2005: 114) menyatakan bahwa lokasi memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian di mana lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses di bandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama. Dalam penentuan lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan, yang penting dalam lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat (Huryati, 2005). Lokasi strategis atau yang bagus memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mengeluarkan biaya yang sedikit. Sementara lokasi yang kurang memadai akan memaksa pelanggan untuk mengeluarkan lebih banyak biaya. BPR Syariah dapat membuka kantor cabang hanya dalam wilayah provinsi yang sama dengan kantor pusatnya. Pembukaan kantor cabang BPR Syariah dapat dilakukan hanya dengan izin Direksi Bank Indonesia. Oleh karena itu letak Bank
14
Syariah yang berada di tempat-tempat yang strategis maka ini menjadi salah satu minat bagi nasabah untuk menggunakan jasa perbankan syariah. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi menurut Kotler (2009) meliputi faktor: a.
Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.
b.
Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.
c.
Tempat parkir yang luas dan aman.
d.
Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk peluasan usaha di kemudian hari.
e.
Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.
1.1.3. Keyakinan/Religiusitas Religiusitas berasal dari kata region (agama). Menurut Harun Nasution yang dikutip oleh Jalaluddin (2010: 12), pengertian agama berasal dari kata al-Din, yang berarti undang-undang atau hukum. Religius adalah keadaan dimana dalam diri seseorang dalam merasakan dan mengakui adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia dengan cara melaksanakan semua perintah Tuhan dan meninggalkan seluruh larangannya, sehingga hal ini akan membawa ketenangan dan ketentraman diri. Indikator : a.
Keberpihakan kepada umat
b.
Sesuai syariat islam
15
c.
Mekanisme perbankan dijalankan sesuai dengan syariah
d.
Bank syariah tidak menggunakan prinsip bunga. Menurut Nourcholis Majid (dalam Sahlan, 2011: 42). agama bukanlah
sekedar tindakan-tindakan ritual seperti shalat dan membaca do’a. Agama lebih dari itu, yakni keseluruhan tingkah laku manusia yang terpuji yang dilakukan demi memperoleh ridha atau perkenan Allah. Menurut Anshori dalam Ghufron & Risnawita (2010:168) agama menunjuk pada aspek-aspek formal yang berkaitan demgan aturan dan kewajiban, sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek agama yang telah dihayati oleh seseorang dalam hati. Ghufron & Risnawita menegaskan lebih lanjut bahwa religiusitas merupakan tingkat keterikatan individu terhadap agamanya. Apabila individu telah menghayati dan mengintemalisasikan ajaran agamanya, maka ajaran agama akan berpengaruh dalam segala tindakan dan pandangan hidupnya. Menurut Glock & Stark (dalam Ancok, 2008: 77-78) mengatakan bahwa terdapat lima dimansi dalam religiusitas, yaitu: 1.
Dimensi keyakinan atau Ideologis Dimensi keyakinan adalah tingkatan sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya, misalnya kepercayaan kepada Tuhan, malaikat, surga, dan neraka. Pada dasarnya setiap agama juga menginginkan adanya unsur ketaatan bagi setiap pengikutnya. Adapun dalam agama yang dianut oleh seseorang, makna yang terpenting adalah kemauan untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam ajaran agama yang dianutnya. Jadi dimensi keyakinan lebih bersifat doktriner yang harus ditaati
16
oleh penganut agama. Dengan sendirinya dimensi keyakinan ini menuntut dilakukannya praktek-praktek peribadatan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. 2.
Dimensi praktik agama atau Ritualistik Dimensi praktik agama yaitu tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini mencakup pemujaan, ketaatan, serta hal-hal yang lebih menunjukkan komitmen seseorang dalam agama yang dianutnya. Wujud dari dimensi ini adalah perilaku masyarakat pengikut agama tertentu dalam Pertimbangan syariah merupakan salah satu faktor penentu keputusan konsumsi. Wibowo dan Widodo (2005) mengungkapkan bahwa alasan nasabah penyimpan dana membuka rekening tentunya bukan pada bunga yang tinggi, tetapi pada metode bagi hasil sesuai dengan syariah dan tersedianya fasilitas tabungan Biaya Naik Haji. Menabung di perbankan syariah tentunya semua produk yang diberikan dan segala transaksinya sudah sesai dengan syariah Islam. Dengan begitu, menabung di perbankan syariah dijamin halal dan terbebas dari riba. Menjalankan ritus-ritus yang berkaitan dengan agama. Dimensi praktik agama dalam Islam dapat dilakukan dengan menjalankan ibadah shalat, puasa, zakat, haji ataupun praktik muamalah lainnya.
3.
Dimensi pengalaman atau Eksperiensial Dimensi pengalaman adalah perasaan-perasaan atau pengalaman yang pernah dialami dan dirasakan. Misalnya merasa dekat dengan Tuhan,
17
merasa takut berbuat dosa, merasa doanya dikabulkan, diselamatkan oleh Tuhan, dan sebagainya. 4.
Dimensi pengetahuan agama atau Intelektual Dimensi pengetahuan agama adalah dimensi yang menerangkan seberapa jauh seseorang mengetahui tentang ajaran-ajaran agamanya, terutama yang ada di dalam kitab suci maupun yang lainnya. Paling tidak seseorang yang beragama harus mengetahui hal-hal pokok mengenai dasardasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi. Dimensi ini dalam Islam meliputi pengetahuan tentang isi Al-Qur’an, pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan, hukum Islam dan pemahaman terhadap kaidahkaidah keilmuan ekonomi Islam/ perbankan syariah.
5.
Dimensi Konsekuensi Yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya dalam kehidupan sosial, misalnya mengunjungi orang yang sakit, menolong orang yang sedang kesulitas, mendermakan hartanya, dan lain-lain. Thouless (1995: 34) membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
sikap keagamaan atau religiusitas menjadi empat macam, yaitu: 1.
Pengaruh pendidikan dan pengajaran dan berbagai tekanan sosial. Faktor ini mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan keagamaan itu, termasuk pendidikan dari orang tua, tradisi-tradisi sosial, tekanan dari lingkungan sosial untuk menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati oleh lingkungan itu.
18
2.
Faktor pengalaman Berkaitan dengan berbagai jenis pengalaman yang membentuk sikap keagamaan. Terutama pengalaman mengenai keindahan, konflik moral dan pengalaman emosional keagamaan. Faktor ini umumnya berupa pengalaman spiritual yang secara cepat dapat mempengaruhi perilaku individu.
3.
Faktor kehidupan Kebutuhan-kebutuhan ini secara garis besar dapat menjadi empat, yaitu: (a) kebutuhan akan keamanan atau keselamatan, (b) kebutuhan akan cinta kasih, (c) kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan (d) kebutuhan yang timbul karena adanya ancaman kematian.
4.
Faktor intelektual Berkaitan dengan berbagai proses penalaran verbal atau rasionalisasi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap individu
berbeda-beda tingkat religusitasnya dan dipengaruhi oleh dua macam faktor secara garis besarnya yaitu internal dan eksternal. Faktor internal di sini seperti adanya pengalaman-pengalaman keagamaan, kebutuhan individu yang mendesak untuk dipenuhi seperti kebutuhan akan rasa aman, harga diri, cinta kasih dan sebagainya. Sedangkan pengaruh eksternalnya seperti pendidikan formal, pendidikan agama dalam keluarga, tradisi-tradisi sosial yang berlandaskan nilainilai keagamaan, tekanan-tekanan lingkungan sosial dalam kehidupan individu.
19
2.1.4. Kualitas Pelayanan Definisi kualitas pelayanan berpusat pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut (Tjiptono, 2006) kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Sehubungan dengan kontak personal yang sangat penting dalam menentukan kualitas pelayanan, setiap perusahaan memerlukan service excellence maksudnya pelayanan unggul yaitu suatu sikap/cara karyawan dalam melayani konsumen secara memuaskan. Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampainya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut Wyckof yang dikutip oleh Tjiptono (2000) bahwa kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Sedangkan menurut Goetch and Davis yang dikutip oleh Tiptono (2000 : 51) menyatakan bahwa kualitas pelayanan adalah penyampaian secara excellence/superior dibandingkan oleh harapan konsumen. Menurut Payne (2007: 275 ) kualitas jasa berkaitan dengan kemampuan sebuah organisasi untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Menurut Lovelock dalam Tjiptono (2000: 58) mengemukakan bahwa kualitas pelayanan merupakan tingkatan kondisi baik buruknya sajian yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam rangka memuaskan konsumen dengan cara
20
memberikan atau menyampaikan jasa yang melebihi harapan konsumen. Jadi penilaian konsumen terhadap kualitas pelayanan merupakan refleksi persepsi evaluatif terhadap pelayanan yang diterimanya pada waktu tertentu. Menurut Kotler (2002: 83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Menurut Tho’in (2011) bahwa kualitas pelayanan lebih menitik-beratkan pada kepuasan pelanggan, dimana kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampainnya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Pelayanan terbaik pada pelanggan dan tingkat kualitas dapat dicapai secara konsisten dengan memperbaiki pelayanan dan memberikan perhatian khusus pada standar kinerja karyawan baik internal maupun eksternal. Indikator kualitas pelayanan yaitu sebagai berikut :
a.
Profesional staf karyawan
b.
Karyawan yang ramah
c.
Suasana bank yang nyaman
d.
Penampilan dan pakaian staf yang sopan
e.
Mudah menjadi nasabah di bank syariah
f.
Bank syariah menawarkan produk yang variatif
21
Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Umar (2000 : 8-9), untuk mengevaluasi kualitas jasa pelanggan umumnya menggunakan 5 dimensi adalah sebagai berikut : a.
Tangibles Merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen. Pentingnya dimensi tangibles ini akan menumbuhkan image penyedia jasa terutama bagi konsumen baru dalam mengevaluasi kualitas jasa. Dimensi tangibles adalah suatu lingkungan fisik di mana jasa disampaikan dan di mana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan komponen-komponen tangibles akan memfasilitasi komunikasi jasa tersebut. Komponen-komponendari dimensi tangibles meliputi penampilan fisik seperti gedung, ruangan front-ofifce, tempat parkir, kebersihan, kerapian, kenyamanan ruangan, dan penampilan karyawan.
b.
Reliability Reliability atau keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu. Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan konsumen akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi reliability ini merupakan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan jasa secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat.
22
c.
Responsiveness Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan
karyawan
yang
terlibat
untuk
menanggapi
permintaan,
pertanyaan, dan keluhan konsumen. Jadi komponen atau unsur dari dimensi ini terdiri dari kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan, dan penanganan keluhan pelanggan. d.
Assurance Assurance atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku employee untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. Dimensi ini sangat penting
karena
melibatkan
persepsi
konsumen
terhadap
resiko
ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampauan penyedia jasa. Komponen dari dimensi ini terdiri dari kompetensi karyawan yang meliputi ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki karyawan untuk melakukan pelayanan dan kredibilitas perusahaan yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan konsumen kepada perusahaan seperti, reputasi perusahaan, prestasi dan lain-lain. e.
Emphaty Emphaty
merupakan
kemampuan
perusahaan
yang
dilakukan
langsung oleh karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk juga kepekaan akan kebutuhan konsumen. Jadi
23
komponen dari dimensi ini merupakan gabungan dari akses (acces) yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi merupakan kemampuan melakukan untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau memperoleh masukan dari konsumen dan pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.1.5. Pengetahuan Masyarakat Pengetahuan berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang diketahui, atau segala segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan suatu hal. Engel, Blackwell dan Miniard (1994: 317) membagi pengetahuan konsumen kedalam tiga hal jenis pengetahuan yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian. Robanni (2012) menjelaskan bahwa tingkat pemahaman masyarakat terhadap perbankan Syariah masih tergolong rendah. Persepsi mereka terhadap keSyariahan Bank Syariah, riba, bunga dan bagi hasil masih beragam, kebanyakan dari mereka masih belum paham dan belum tahu istilah-istilah tersebut. Menurut KBBI, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui; kepandaian; segala sesuatu yang dikatehui berkenaan dengan hal (mata pelajaran) (www.kbbi.web.id). Sedangkan menurut Bloom (1979: 201): “ Knowledge as defined here, involves the recall of specifics and universals, the recall of methods and processes, or the recall of a pattern, structure or
24
setting. For measurement purposes, the recall situation involves little more than bringin to ind the appropiate material” Bloom membagi pengetahuan menjadi tiga domain, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). 1.
Kognitif (Pengetahuan) Bloom (1979: 7), menyatakan tentang kognitif sebagai berikut: “Cognitive domain includes those objectives which deal with recall or
recognition of knowledge an the development of intelectual abilities and skills. Most central to the work of much current test development”. Dalam kalimatnya tersebut, Bloom mengemukakan bahwa domain kognitif mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan dengan pengingatan atau pengenalan pengatahuan dalam perkembangan kemampuan intelektual dan keterampilan. Kebanyakan digunakan untuk pengembangan tes saat ini. Bloom juga menyatakan bahwa kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi menjadi enam kategori, yaitu: tahu (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis dan evaluasi (evaluation). 2.
Sikap (Afektif) Ranah afektif (Affective domain) adalah ranah yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Ranah ini berisi perilaku-perilaku yang menekan aspek perasaan dan emosi, seperti minat sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang. Lima jenjang tersebut adalah penerimaan, tanggapan, penghargaan, pengorganisasian, dan karakterisasi.
25
3.
Keterampilan (Psikomotor) Ranah psikomotor adalah kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi motorik
manusia yang berupa keterampilan untuk melakukan sesuatu. Keterampilan tersebut,
meliputi
keterampilan
motorik,
keterampilan
intelektual,
dan
keterampilan sosial. Rincian domain ini tidak dibuat oleh Bloom, namun oleh ahli lain tetapi tetap berdasarkan domain yang dibuat oleh Bloom. Ranah psikomotorik ini dikembangkan oleh Simpson (dalam Purwanto, 2011), dan klasifikasi ranah psikomotorik tersebut meliputi persepsi, kesiapan, respon terpimpin, mekanisme, respon tampak yang kompleks, penyesuaian, dan penciptaan.
2.1.6. Produk Produk Syariah sebenarnya tidak ada perbedaan dengan produk pada umunya karena produk Syariah pada dasarnya sama, yang membedakan adalah pada maslahat produk tersebut dan produk Syariah sesuai dengan sistem Islam yang berlandaskan pada ajaran-ajaran Syariah (Soedarsono 2008: 57). Bank Indonesia menyebutkan beberapa karakteristik produk bank syariah yaitu sebagai berikut : (1) Tidak Terdapat unsur riba, (2) Menggunakan prinsip nisbah bagi hasil, (3) Tidak menggunakan unsur ketidakpastian dalam transaksi dan (4) Tidak adanya unsur gambling.
Hubungan ekonomi berdasarkan syariah Islam secara garis besar ditentukan oleh hubungan aqad yang terdiri dari lima konsep dasar. Bersumber dari lima
26
konsep dasar inilah dapat ditemukan produk-produk lembaga keuangan bank syariah dan lembaga keuangan bukan bank syariah untuk dioperasionalkan. Kelima konsep tersebut adalah: 1.
Prinsip Simpanan Murni (Al-Wadi’ah) Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank
syariah untuk memberikan kesempatanm bentuk al-Wadi’ah. Fasilitas al-Wadi’ah biasa diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan seperti halnya giro dan tabungan. Dalam dunia perbankan konvensional al-Wadi’ah identik dengan giro. 2.
Bagi Hasil (Syirkah) Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil
usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah. Lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan atau penyertaan. 3.
Prinsip Jual Beli (at-Tijarah) Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli,
dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga
27
sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). Implikasinya dapat berupa: Murabahah, salam, dan Istishna’. 4.
Prinsip Sewa (al-Ijarah) Prinsip ini secara garis besar terbagi menjadi dua jenis: (1) Ijarah, sewa
murni, seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk lainnya (operating lease). Dalam teknis perbankan, bank dapat membeli dahulu equipment yang dibutuhkan nasabah kemudian menyewakan dalam waktu dan hanya yang telah disepakati kepada nasabah. (2) Bai al takjiri atau ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa (finansial lease). 5.
Prinsip Jasa/ Fee (al-Ajr walumullah) Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank.
Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain Bank Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa, Transfer, dll. Secara syariah prinsip ini didasarkan pada konsep al ajr wal umullah. Pada sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha), dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan. Secara garis besar, pengembangan produk bank syariah dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: a.
Produk Penghimpunan Dana
b.
Produk Penyaluran Dana
28
c.
Akad Pelengkap Adapun penjelasan dari masing-masing produk operasional bank syariah
adalah sebagai berikut: 1.
Produk Penghimpunan Dana Produk ini terdiri dari dua prinsip, yaitu prinsip wadi’ah dan prinsip mudharabah. a. Prinsip Wadi’ah Prinsip wadi’ah implikasi hukumnya adalah nasabah bertindak sebagai yang meminjamkan uang dan bank bertindak sebagai peminjam. Prinsip ini dikembangkan berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1) Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung bank, sedang pemilik dana tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu insentif. 2) Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya mencakup ijin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain yang disepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 3) Terhadap pembukaan rekening ini bank dapat mengenakan pengganti biaya administrasi untuk sekedar menutupi biaya yang benar-benar terjadi. 4) Ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening giro dan tabungan tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah
29
Prinsip wadi’ah dalam produk bank syariah dapat dikembangkan menjadi dua jenis, yaitu wadi’ah yad amanah dan wadi’ah yad dhomanah 1.
Prinsip Mudharabah Aplikasi prinsip ini adalah bahwa deposan atau penyimpan bertindak
sebagai shahibul mal dan bank sebagai mudharib. Dana ini digunakan bank untuk melakukan pembiayaan akad jual beli maupun syirkah. Jika terjadi kerugian maka bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. Prinsip mudharabah mempunyai rukun, yaitu ada pemilik dana, ada usaha yang akan dibagihasilkan, ada nisbah, dan ada ijab qabul. Aplikasi prinsip mudharabah ini terdapat pada tabungan berjangka dan deposito berjangka. Muhammad (2011:92) menyebutkan bahwa berdasarkan kewenangan, prinsip mudharabah dibagi menjadi tiga, yaitu: 1.
Mudarabah mutlaqah Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan jasa yang dihimpun.
2.
Mudharabah Muqayadah on Balance Sheet Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank.
30
3.
Mudharabah Muqayadah off Balance Sheet Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syaratsyarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksana usahanya.
2.
Produk Penyaluran Dana Menurut Muhammad (2011:96), produk penyaluran dana di bank syariah
dapat dikembangkan dengan tiga model, yaitu: a.
Prinsip Jual Beli (Tijaroh) Mekanisme jual beli adalah upaya yang dilakukan dengan dua pola, yaitu: (1) Dilakukan untuk transfer of property, (2) Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi harga jual barang. Prinsip jual beli ini dikembangkan menjadi bentuk-bentuk pembiayaan sebagai berikut:
Pembiayaan Murabahah (dari kata ribhu yang berarti keuntungan). Bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Barang diserahkan segera dan pembayaran dilakukan secara tangguh.
Salam (jual beli barang belum ada). Pembayaran tunai, barang diserahkan tangguh. Bank sebagai pembeli, dan nasabah sebagai penjual. Dalam transaksi ini ada kepastian tentang kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan.
31
Istishna’, jual beli seperti akad salam maupun pembayarannya dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran. Istishna’ diterapkan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
b.
Prinsip Sewa (Ijarah) Transaksi ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, namun perbedaannya terletak pada obyek transaksinya. Bila pada jual beli obyek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah obyek transaksinya adalah jasa. Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.
c.
Prinsip Bagi Hasil (Syirkah) Prinsip
bagi
hasil
untuk
produk
pembiayaan
di
bank
syariah
dioperasionalkan dengan pola-pola sebagai berikut: 1) Musyarakah, adalah kerjasama dalam suatu usaha oleh dua pihak. 2) Mudharabah, kerjasama dengan shahibul mal memberikan dana 100% kepada mudharib yang memiliki keahlian. 3.
Akad Pelengkap Akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa. Akad ini dioperasionalkan dengan pola sebagai berikut: a. Alih Utang-piutang (Al-Hiwalah), transaksi pengalihan utang piutang. Dalam praktik perbankan fasilitas hiwalah lazimnya digunakan untuk
32
membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank endapat ganti biaya atas jasa pemindahan pitang. b. Gadai (Rahn), untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan. c. Al-Qardh, pinjaman kebaikan. Al-Qardh digunakan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan berjangka pendek. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan shadaqah. d. Wakalah. Nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer, dsb. e. Kafalah, bank garansi digunakan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mempersyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadi’ah. Bank dapat ganti biaya atas jasa yang diberikan.
2.1.7. Reputasi BPR Syari’ah Menurut Weiss et al., dalam Pursetyaningsih (2008: 192) “reputasi merupakan kepercayaan menyeluruh atau keputusan mengenai tingkat dimana sebuah perusahaan diberi penghargaan tinggi dan terhormat”. Bagi suatu perusahaan dimana produk utama yang dihasilkan adalah suatu jasa, maka reputasi dan nama baik sangat menentukan. Upaya pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan, terutama merujuk adanya anggapan bahwa
33
reputasi yang berupa citra merk (brand image), citra perusahaan (company image), reputasi merk (brand reputation), nama yang terbaik (the best name), pelayanan prima (service excelent) dan semua yang beruhubungan dengan kepuasan nasabah mendapatkan proritas. (Azis, 2001:16). Munfaat (2003) dalam Rachman (2006: 30) merekomendasikan perlunya perusahaan
membangun
kompetensi
khusus
(distinctive
competencies).
Kompetensi khusus harus dibangun dengan mengintegrasikan empat komponen, yaitu kompetensi manajerial dan fokus strategi, kompetensi berdasarkan sumber daya, kompetensi berdasarkan transformasi, dan kompetensi berdasarkan pengeluaran. Variabel Reputasi perusahaan dibentuk oleh tiga indikator, yaitu kompetensi perusahaan, kredibilitas dan nama baik. (Rachman, 2006:42)
2.1.8. Promosi Promosi merupakan suatu usaha dari produsen menginformasikan dan mempengaruhi individu atau kelompok lain sehingga tertarik untuk melakukan transaski atau pertukaran produk jasa atau produk barang yang dipasarkannya. Kegiatan promosi dilakukan dengan cara periklanan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) dan hubungan masyarakat yang direncanakan untuk mencapai tujuan (Umar, 2003: 80). Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan ketiga kegiatan, baik produk, harga, dan lokasi. Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan
34
seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. (Kashmir, 2008: 155) Menurut Kashmir (2008:156), dalam praktiknya paling tidak ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya. Secara garis besar keempat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh perbankan adalah sebagai sebagai berikut : a.
Periklanan, yaitu merupakan suatu bentuk komunikasi dengan tujuan mengajak orang yang melihat, membaca atau mendengarnya untuk melakukan sesuatu. Promosi pada umumnya mencakup nama produk atau layanan serta bagaimana produk dan layanan tersebut dapat memberikan manfaat bagi pembeli dalam rangka untuk mengajak calon pembeli yang memiliki potensial untuk membeli atau mengkonsumsi produk tertentu.
b.
Promosi atau yang biasa disebut dengan Advertising mempunyai tujuan khusus, yaitu untuk membujuk, mempengaruhi dan menginformasikan serta mengingatkan seorang pengguna (pelangggan) tentang perusahaan ataupun berbagai produk/jasa yang dimilikinya.
c.
Publisitas, yaitu penempatan berupa artikel, tulisan, foto, atau tayangan visual yang sarat nilai berita baik karena luar biasa, penting, atau mengandung unsur-unsur emosional, kemanusiaan, dan humor) secara gratis dan bertujuan untuk memusatkan perhatian terhadap suatu tempat, orang, orang, atau suatu institusi yang biasanya dilakukan melalui penerbitan umum.
35
d.
Penjualan pribadi atau personal selling adalah salah satu sarana komunikasi yang membawa pesan sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan spesifik dari setiap konsumen.
2.1.9. Sistem Bagi Hasil Menurut Adiwarman Karim sebagaimana dikutip oleh Roem Syibly, bahwa berdasarkan potensi pasar terdapat tiga kelompok masyarakat dalam memilih perbankan, diantaranya : syariah commited market, floating market, dan conventional market. Masih dikutip oleh Roem Syibly, bahwa berdasarkan penelitian Adiwarman Karim bank syariah cenderung untuk bermain pada Floating Market. Floating Market adalah masyarakat yang tidak fanatik terhadap sistem perbankan
(syariah/konvensional),
mereka
menentukan
tempat
untuk
menginvestasikan dananya berdasarkan atas profit yang ditawarkan. Hal ini diperkuat dengan beberapa penelitian tentang alasan masyarakat memilih bank syariah. Diantaranya seperti yang dikutip oleh Nasrah, bahwa penelitian Husnelly dan Mangkuto menyatakan faktor yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam menginvestasikan dananya di bank syariah adalah faktor return bagi hasil. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Mubasyiroh, menyatakan bahwa potensi pasar perbankan syariah terbesar saat ini adalah floating market yang mempunyai ciri lebih menunjukkan pada aspek financial benefit, dibandingkan dengan aspek syariah ataupun konvensional.
36
Dengan adanya penemuan diatas, menjadi hal yang sangat penting bagi bank untuk menetapkan profit bagi hasil yang cukup menarik bagi nasabahnya. Nasabah penyimpan dana akan selalu mempertimbangkan tingkat imbalan yang akan diperoleh dalam melakukan investasi pada perbankan syariah. Jika keuntungan yang ditawarkan relatif tinggi, maka nasabah penyimpan dana akan memilih bank syariah sebagai tempat berinvestasi. Tetapi apabila bank konvensional menawarkan keuntungan yang lebih besar, maka nasabah akan mengalihkan dananya pada bank konvensional. Sehingga tingkat bagi hasil menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan bank syariah dalam menghimpun dana pihak ketiga. Bagi hasil menurut istilah adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana. Sedang menurut terminologi asing (Inggris) bagi hasil dikenal dengan profit sharring. Profit sharring dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif profit sharring diartikan: "Distribusi beberapa bagian dari laba (profit) pada para pegawai dari suatu perusahaan". Lebih lanjut dikatakan, bahwa hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan. Bentuk-bentuk pembagian laba yang tidak langsung mencakup alokasi saham-saham (penyertaan) perusahaan pada para pegawai, dibayar melalui laba perusahaan, dan memberikan para pegawai opsi untuk membeli saham-saham sampai pada jumlah tertentu dimana yang akan datang pada tingkat harga
37
sekarang, sehingga memungkinkan para pegawai memperoleh keuntungan baik dari pembagian deviden maupun setiap pertumbuhan dalam nilai saham yang dihasilkan dari peningkatan dalam kemampuan memperoleh laba. Jika dalam suatu perusahaan, maka perolehan bagian laba sering dianjurkan untuk meningkatkan tanggung jawab pegawai dan dengan demikian meningkatkan produktivitas. Pada mekanisme lembaga keuangan syari'ah atau bagi hasil, pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian-sebagian, atau bentuk bisnis korporasi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis yang disebut tadi, harus melakukan transparansi dan kemitraan secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin untuk kepentingan pribadi yang menjalankan proyek. Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proporsional antara shahibul maal dengan mudharib. Dengan demikian, semua pengeluaran rutin yang berkaitan dengan bisnis mudlarabah, bukan untuk kepentingan pribadi mudharib, dapat dimasukkan ke dalam biaya operasional. Keuntungan bersih harus dibagi antara shahibul maal dan mudharib sesuai dengan proporsi yang disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal. Tidak ada pembagian laba sampai semua kerugian telah ditutup dan ekuiti shahibul maal telah dibayar kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum habis masa perjanjian akan dianggap sebagai pembagian keuntungan di muka.
38
Inti mekanisme investasi bagi hasil pada dasarnya adalah terletak pada kerjasama yang baik antara shahibul maal dengan mudharib. Kerjasama atau partnership merupakan karakter dalam masyarakat ekonomi Islam. Kerjasama ekonomi harus dilakukan dalam semua lini kegiatan ekonomi, yaitu: produksi, distribusi barang maupun jasa. Salah satu bentuk kerjasama dalam bisnis atau ekonomi Islam adalah qirad atau mudlarabah. Qirad atau mudlarabah adalah kerjasama antara pemilik modal atau uang dengan pengusaha pemilik keahlian atau ketrampilan atau tenaga dalam pelaksanaan unit-unit ekonomi atau proyek usaha. Melalui qirad atau mudlarabah kedua belah pihak yang bermitra tidak akan mendapatkan bunga, tetapi mendapatkan bagi hasil atau profit dan loss sharing dari proyek ekonomi yang disepakati bersama. Sistem ekonomi Islam menggunakan bagi hasil dan tidak menggunakan sistem bunga. Hal ini didasarkan pada ayat-ayat Al-qur'an yang mendasarinya. Dasar pijakannya adalah : 1.
Doktrin kerjasama dalam ekonomi Islam dapat menciptakan kerja produktif sehari-hari dari masyarakat (QS. 2: 190)
Artinya : “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” Melalui kerjasama ekonomi akan terbangun pemerataan dan kebersamaan. Fungsi-fungsi di atas menunjukkan bahwa melalui bagi hasil akan menciptakan suatu tatanan ekonomi yang lebih merata. Implikasi dari kerjasama ekonomi ialah
39
aspek sosial politik dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah untuk memperjuangkan kepentingan bersama di bidang ekonomi, kepentingan negara dan kesejahteraan rakyat. Lembaga keuangan (bank) adalah sebuah lembaga perantara antara pihak surplus dana kepada pihak minus dana. Dengan demikian, bank dengan sendirinya memainkan peranan penting dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan umat, jika bank mampu memobilisasikan uang dari masyarakat, secara langsung maupun melalui lembaga keuangan non bank. Disamping itu, uang disalurkan tersebut harus mampu membangkitkan produktivitas pengusaha-pengusaha yang potensial.
2.2. Penelitian Terdahulu
Nama Penelitian Dan Judul Penelitian Anita Rahmawaty (2014) Judul: Pengaruh Persepsi Tentang Bank Syari’ah Terhadap Minat Menggunakan
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Variabel Metode Analisis Penelitian Data
Variabel Bebas : Persepsi tentang bunga bank, Sistem bagi hasil, Variabel Terikat : Produk Bank Syari’ah
Metode Analisis Regresi Berganda
Hasil Penelitian
Persepsi tentang bunga bank dan sistem bagi hasil berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat menggunakan produk bank syari’ah. Sedangkan
40
produk di BNI Syari’ah Semarang
Mohammad Zubair Hippy, Zulkifli Bokiu, Mahdalena Judul: Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Minat Menabung di Bank Muamalat Cabang Gorontalo
produk bank syari’ah tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menggunakan produk bank syari’ah. Variabel Bebas : Pelayanan, Pengetahuan, Produk Syari’ah, Promosi
Regresi Linier Berganda
Variabel terikat : Minat menabung
Syari’ah, meskipun tidak signifikan.
Dalam Memilih Menabung Pada Bank Syari’ah Asih Fitri Cahyani, Saryadi, & Sendhang Nurseto Judul : Pengaruh persepsi bunga bank dan kualitas pelayanan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelayanan, pengetahuan masyarakat, produk syari’ah, dan promosi berpengaruh signifikan terhadap minat menabung.
Variabel Bebas : Persepsi bunga bank, Kualitas Pelayanan
Regresi sederhana, dan regresi berganda, dioalah menggunakan SPSS for Variabel terikat windows 16.00 : Minat menabung dan Bank Syariah
Variabel persepsi bunga bank dan kualitas pelayanan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat menabung pada bank BNI
41
Syari’ah di kota Semarang.
terhadap minat menabung pada bank BNI Syariah di Kota Semarang Dita Pertiwi dan Haroni Doli H. Ritonga (2012) Judul: Analisis Minat Menabung Masyarakat Pada Bank Muamalat di Kota Kisaran
Variabel Bebas : Lokasi, Keyakinan, Pelayanan,
Dalam pengambilan keputusan untuk menabung, ada tiga faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pelayanan baik pelayanan sarana maupun pelayanan bertransaksi, faktor keyakinan serta faktor lokasi (jarak)
SPSS dengan melakukan uji asumsi klasik, analisis linier berganda, dan uji hipotesis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktorfaktor sepeti pengetahuan, religiusitas, produk, reputasi, dan pelayanan di Bank Syari’ah memiliki pengaruh positif terhadap keputusan menabung di Bank Syari’ah, meskipun tidak
Variabel terikat : Keputusan Menabung
Ananggadipa Abhimantra, Andisa Rahmi Maulina, Eka Agustianingsih (2013)
Variabel Bebas : Pengetahuan, Religiusitas, Produk, Reputasi, Pelayanan
Judul :
Variabel Terikat : Keputusan memilih menabung di Bank Syari’ah
Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Nasabah (Mahasiswa) Dalam Memilih Menabung pada Bank Syari’ah
Menggunakan SPSS versi 16,0 dan Microsoft Excel 2007
42
signifikan. Rachmad Hidayat, Sabarudin Akhmad, Mahmud. Judul : Effects of Service Quality, Customer Trust, and Customer Religious Commitmen on Customer Satisfaction and Loyalty of Islamic Banks in East Java.
Variabel bebas : Service Quality, Customer Trust, and Customer Religious Commitment Variabel Terikat : Customer Satisfaction and Loyalty
Metode : Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling/SEM)
Results indicated that service quality and customer trust of Islamic banks jointly had significant effects on customer satisfaction. Service quality and customer trust had direct and indirect effects on customer loyalty mediated by satisfaction of Islamic banks’ customer in East Java. Religious commitment had no direct and indirect effect on customer satisfaction and customer loyalty.
43
2.3. Kerangka Pemikiran Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan bahwa “Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.” Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen, bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu diikutkan. Pertautan antar variabel tersebut tersebut selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian yang didasarkan pada kerangka berpikir
44
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Lokasi
H1 (+)
Keyakinan
H2 (+)
Kualitas pelayanan
H3 (+) H4 (+)
Pengetahuan H5 (+) Produk
Keputusan Menabung di BPR Syari’ah
H6 (+) Reputasi
Promosi
H7 (+) H8 (+)
Sistem Bagi Hasil
2.4. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkanya. Drs. Marzuki (2002:35). Dari permasalahan yang ada maka hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Kedekatan lokasi maupun kestrategisan responden dalam melakukan transaksi menjadi pemicu untuk bertransaksi di BPR Syari’ah Dana Amanah Surakarta. Selain itu, gedung yang meliputi tata ruang, dan kondisi yang kondusif juga menjadi pertimbangan responden ketika sedang melakukan transaksi.
45
Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pertiwi (2012), Barna (2010), dan Ramadhaning Tyas (2012) yang menyatakan bahwa lokasi berpengaruh terhadap minat nasabah bertransaksi di bank syariah. H1
: Ada pengaruh positif dan signifikan antara lokasi terhadap keputusan masyarakat untuk menabung di BPR Syari’ah Dana Amanah Kota Surakarta. Keyakinan atau pemahaman islami sangat mempengaruhi minat nasabah
bertransaksi. Pemahaman prinsip-prinsip agama dan kehalalan jasa maupun produk menjadi pemicu utama untuk bertransaksi. Keyakinan nasabah terhadap produk dan jasa yang baik dan halal akan membawa barokah dan manfaat yang baik. Terbebasnya dari unsur ribawi akan mempengaruhi juga minat nasabah bertransaksi, karena unsur ribawi dilarang oleh Islam. Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pertiwi (2012), Muchlis (2013), dan Muchlis (2011) yang menyatakan bahwa keyakinan/religiusitas berpengaruh terhadap minat nasabah bertransaksi di bank syariah. H2
: Ada pengaruh positif dan signifikan antara keyakinan/religiusitas terhadap keputusan masyarakat untuk menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta. Pelayanan yang cepat dan akurat serta perilaku sopan karyawan sangat
mempengaruhi minat nasabah bertransaksi. Kecepatan karyawan dalam melayani nasabah dan pemberian solusi atau menghadapi masalah memberi ketertarikan nasabah untuk melakukan transaksi, serta tidak pernah melakukan kesalahan
46
pencatatan. Penelitian yang dilakukan Pertiwi (2010) menyatakan daya tanggap yang tinggi mempengaruhi minat nasabah bertransaksi dan Barna (2009) mengatakan bahwa kecepatan dan kesabaran pegawai bank saat melayani mempengaruhi minat nasabah bertransaksi. Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fauzi (2010), Efendi (2009), dan Hutabarat (2012) yang menyatakan bahwa pelayanan berpengaruh terhadap minat nasabah bertransaksi di bank syariah. H3
: Ada pengaruh positif dan signifikan antara kualitas pelayanan terhadap keputusan masyarakat menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta. Pengetahuan yang mendalam mengenai BPR Syari’ah akanmempengaruhi
keputusan nasabah, sehingga mau menggunakan produk yang ada di BPR Syari’ah tersebut. Robbani (2012) menjelaskan bahwa tingkat pemahaman masyarakat tentang perbankan syari’ah masih tergolong rendah. Persepsi mereka terhadap keSyari’ahan Bank Syari’ah, riba, bunga dan bagi hasil masih beragam, kebanyakan dari mereka belum paham dan belum tahu istilah-istilah tersebut. H4
: Ada pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan masyarakat terhadap keputusan masyarakat menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta. Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anita Rahmawaty (2014)
bahwa produk bank syari’ah berpengaruh positif terhadap minat masyarakat menggunakan produk tersebut.
47
H5
: Ada pengaruh positif dan signifikan antara produk BPR Syari’ah tehadap keputusan masyarakat untuk menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Neneng Fajriyah (2013) dengan judul
Pengaruh Promosi, Reputasi, dan Lokasi Strategis terhadap Keputusan Nasabah menggunakan Produk Tabungan Haji Bank Mandiri KCP Tangerang Bintaro Sektor III. Diketahui, penelitian ini mengindikasi bahwa motivasi promosi, reputasi, dan lokasi strategis berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan tabungan haji baik secara parsial maupun simultan. H6
: Ada pengaruh positif dan signifikan antara reputasi terhadap keputusan masyarakat menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta. Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Wirapradnyana (2014), Muchlis (2013), Fauzi (2010), dan Barna (2010). H7
: Ada pengaruh positif dan signifikan antara promosi terhadap keputusan masyarakat menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta. Program bagi hasil memberikan konstribusi terbaik setelah konsep bunga
yang diterapkan di bank konvensional. Bagi hasil memberikan keuntungannya dengan taraf seimbang yang diberikan ke sesama nasabah, dimana keuntungan dibagi rata sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Barna (2010), Irawan (2009), dan Muchlis (2011). H8
: Ada pengaruh positif antara Bagi Hasil terhadap keputusan masyarakat menabung di BPRS Dana Amanah Surakarta.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian Waktu penelitian di BPR Syari’ah Dana Amanah ini terhitung sejak 2 September 2016 sampai 14 Oktober 2016. BPRS Dana Amanah kantor kas berlokasi sangat strategis tepat berada dipinggir jalan raya yaitu Jl. Dr. Radjiman No. 663 A Surakarta Fax (0271) 730 495, Telp. (0271) 725 754.
3.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau dapat disebut sebagai penelitian empiris, yaitu penelitian yang data informasinya diperoleh dari kegiatan di lapangan. Data diperoleh dengan cara menyebar kuisioner. Penelitian ini dikategorikan kedalam penelitian pengujian hipotesis. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang dilakukan dalam penelitian dengan cara menggunakan pertanyaan yang standar dan terdapat jawaban yang sudah tersedia dalam kuisioner yang dibagikan kepada responden.
49
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang menabung di BPR Syari’ah Dana Amanah di Kota Surakarta. Jumlah nasabah tabungan yang diperoleh di BPRS Dana Amanah adalah sebanyak 655 nasabah.
3.3.2. Sampel Sugiyono (2008: 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Roscoe memberikan saran untuk ukuran sampel dalam penelitian bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan 500 responden. Menurut Fraenkel dan Waller (Ariyani, dkk, 2009) dalam besaran sampel minimum penelitian deskriptif adalah 100. Berdasarkan dua pendapat diatas, karena sifat penelitian adalah deskriptif dan pertimbangan teknis di lapangan maka ukuran sampel ditentukan sebanyak 100 responden.
50
3.4. Data dan Sumber Data a. Data Primer Menurut Sugiyono, sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Jadi data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya melalui kuisioner. Dalam hal ini, data primer berasal dari responden, respondennya ialah seluruh masyarakat surakarta yang menabung maupun tidak menabung di BPR Syari’ah Dana Amanah. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Data tersebut didapatkan dengan cara mempelajari buku maupun internet yang dapat mendukung penelitian yang berhubungan dengan BPR Syari’ah, lokasi, keyakinan, kualitas pelayanan, pengetahuan masyarakat, produk BPR Syari’ah, Reputasi BPR Syari’ah, promosi dan bagi hasil.
3.5. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2013:398) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati dan secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara kuisioner atau angket, yaitu dengan menyebarkan kuisioner pada responden secara langsung maupun melalui perantara, responden diminta memberikan
51
jawaban berupa kuisioner tertutup. Kuisioner tertutup yakni kuisioner yang sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih dan menjawab sevara langsung (Sugiyono, 2008:142). Alternatif jawaban menggunakan skalai Likert 1-5 untuk memberikan skornya. Kuisioner ini ditujukan kepada masyarakat Kota Surakarta yang menjadi nasabah di BPRS Dana Amanah Surakarta untuk mengetahui berapa banyak nasabah yang menabung di BPRS Dana Amanah tersebut.
3.6. Variabel-variabel Variabel penelitian adalah suatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006 : 31). Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan dianalisa yaitu : 1.
Variabel Bebas (Independent Variabel) Variabel bebas adalah variabel yang diduga secara bebas berpengaruh
terhadap variabel terikat, yaitu persepsi tentang lokasi, keyakinan, kualitas pelayanan, pengetahuan, produk, reputasi, promosi, dan sistem bagi hasil. 2.
Variabel Terikat (Dependent Variabel) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu
keputusan nasabah untuk menabung di BPR Syari’ah.
52
3.7. Definisi Operasional Variabel Suatu konsep yang digambarkan dalam definisi konsep tentu saja tidak akan dapat diobservasi atau diukur gejalanya di lapangan. Untuk dapat diobservasi atau diukur, maka suatu konsep harus didefinisikan secara operasional. Definisi operasional variabel berisikan indikator-indikator dari suatu variabel, yang memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang relevan untuk variabel tersebut. Dalam penelitian ini, definisi operasional variabel adalah sebagai berikut : 1.
Keputusan Masyarakat untuk menabung di BPRS Dana Amanah Kota Surakarta. Menurut Sekaran (2010:141), variabel
keputusan masyarakat untuk
menabung diukur dengan menggunakan 2 poin skala, responden diminta untuk memberikan konfirmasi atas pernyataan-pernyataan yang diberikan dalam skala 1 untuk jawan “ya” dan 0 untuk jawaban “tidak”. 2.
Lokasi Lokasi
adalah
tempat
kedudukan
bank
yang
mempengaruhi
perilakukonsumen dalam keputusan menabung karena ada unsur kedekatan danmudah dijangkau transportasi. (Mariyaningsih dalam Wulandari, 2013:68) Variabel lokasi diukur dengan menggunakan 5 poin skala, responden diminta untuk memberikan konfirmasi atas pernyataan-pernyataan yang diberikan dalam skala 1 untuk jawaban “sangat tidak setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, 3 untuk “kurang setuju”, 4 untuk “setuju”, dan 5 untuk “sangat setuju” (Sekaran, 2010:141).
53
Indikator untuk variabel lokasi yaitu : Akses yang mudah dijangkau, Visibilitas (lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan), tempat parkir yang luas dan aman, ketersediaan tempat yang luas untuk peluasan usaha dikemudian hari, dan lingkungan sekitar.
3.
Keyakinan/Religiusitas Religiusitas diartikan sebagai seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh
keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan kaidah dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. Bagi seorang Muslim, religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas agama Islam. Variabel keyakinan/religiusitas diukur dengan menggunakan 5 poin skala, responden diminta untuk memberikan konfirmasi atas pernyataan-pernyataan yang diberikan dalam skala 1 untuk jawaban “sangat tidak setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, 3 untuk “kurang setuju”, 4 untuk “setuju”, dan 5 untuk “sangat setuju” (Sekaran, 2010:141). Indikator untuk variabel keyakinan/religiusitas yaitu : tidak mengandung unsur riba. 4.
Kualitas Pelayanan Dalam kamus ekonomi Winardi (1991) dinyatakan bahwa pelayanan adalah
bentuk pemberian layanan yang diberikan oleh produsen baik terhadap pengguna barang diproduksi maupun jasa yang ditawarkan. Salah satu hal yang paling penting dalam suatu usaha adalah memberikan pelayanan yang maksimal, sehingga konsumen akan merasa puas jika pelayanan yang diberikan sangat baik.
54
Variabel kualitas pelayanan diukur dengan menggunakan 5 poin skala, responden diminta untuk memberikan konfirmasi atas pernyataan-pernyataan yang diberikan dalam skala 1 untuk jawaban “sangat tidak setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, 3 untuk “kurang setuju”, 4 untuk “setuju”, dan 5 untuk “sangat setuju” (Sekaran, 2010:141). Indikator untuk variabel kualitas pelayanan yaitu : pelayanan yang diterima nasabah melebihi apa yang diharapkan.
5.
Pengetahuan Robanni (2012) menjelaskan bahwa tingkat pemahaman masyarakat
terhadap perbankan syari’ah masih tergolong rendah. Persepsi mereka terhadap keSyari’ahan Bank Syari’ah, bunga dan bagi hasil masih beragam, kebanyakan dari mereka masih belum paham dan belum tahu istilah-istilah tersebut. Variabel pengetahuan diukur dengan menggunakan 5 poin skala, responden diminta untuk memberikan konfirmasi atas pernyataan-pernyataan yang diberikan dalam skala 1 untuk jawaban “sangat tidak setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, 3 untuk “kurang setuju”, 4 untuk “setuju”, dan 5 untuk “sangat setuju” (Sekaran, 2010:141). Indikator untuk variabel pengetahuan yaitu : lebih menguntungkan, hasil usaha dan investasi yang halal dan bernilai ibadah.
6.
Produk Indikator-indikator dari variabel ini adalah: bentuk produk tabungan
mudharabah, nama produk tabungan mudharabah yang menggunakan istilah Islam, manfaat produk tabungan mudharabah, dan jaminan keamanan produk mudharabah.
55
Variabel produk diukur dengan menggunakan 5 poin skala, responden diminta untuk memberikan konfirmasi atas pernyataan-pernyataan yang diberikan dalam skala 1 untuk jawaban “sangat tidak setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, 3 untuk “kurang setuju”, 4 untuk “setuju”, dan 5 untuk “sangat setuju” (Sekaran, 2010:141). Indikator untuk variabel produk yaitu : tidak mengandung unsur riba, prinsip nisbah bagi hasil, tidak menggunakan unsur ketidakpastian dalam transaksi, dan tidak adanya unsur gambling.
7.
Reputasi Menurut
Weiss
“reputasimerupakan
et
al.,
kepercayaan
dalam menyeluruh
Pursetyaningsih atau
keputusan
(2008:192) mengenai
tingkatdimana sebuah perusahaan diberi pernghargaan tinggi dan terhormat”. Variabel reputasi diukur dengan menggunakan 5 poin skala, responden diminta untuk memberikan konfirmasi atas pernyataan-pernyataan yang diberikan dalam skala 1 untuk jawaban “sangat tidak setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, 3 untuk “kurang setuju”, 4 untuk “setuju”, dan 5 untuk “sangat setuju” (Sekaran, 2010:141). Indikator untuk variabel reputasi yaitu : nama/merk produk, kepercayaan nasabah terhadap BPR Syariah.
8.
Promosi Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatanini
merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan ketiga kegiatan,baik produk, harga, dan lokasi. Dalam kegiatan ini setiap bank berusahauntuk mempromosikan
56
seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baiklangsung maupun tidak langsung. (Kashmir, 2008: 155) Variabel promosi diukur dengan menggunakan 5 poin skala, responden diminta untuk memberikan konfirmasi atas pernyataan-pernyataan yang diberikan dalam skala 1 untuk jawaban “sangat tidak setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, 3 untuk “kurang setuju”, 4 untuk “setuju”, dan 5 untuk “sangat setuju” (Sekaran, 2010:141). Indikator untuk variabel promosi yaitu : periklanan, personal selling, publisitas, dan promosi penjualan.
9.
Bagi Hasil Pada mekanisme lembaga keuangan syari'ah atau bagi hasil, pendapatan
bagi hasil ini berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian-sebagian, atau bentuk bisnis korporasi (kerjasama). Variabel promosi diukur dengan menggunakan 5 poin skala, responden diminta untuk memberikan konfirmasi atas pernyataan-pernyataan yang diberikan dalam skala 1 untuk jawaban “sangat tidak setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, 3 untuk “kurang setuju”, 4 untuk “setuju”, dan 5 untuk “sangat setuju” (Sekaran, 2010:141). Indikator variabel bagi hasil yaitu : keuntungan yang ditawarkan relatif tinggi.
3.8. Teknik Analisis Data Menurut
Lexy
J.
Moleong
(2000)
analisis
data
adalah
proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
57
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Sedangkan metode analisis data menurut Sugiyono (2010) dalah metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan.
3.8.1. Analisis Regresi Logistik Untuk menganalisis keputusan masyarakat dalam menabung di BPRS Dana Amanah digunakan analisis regresi logistik. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (Sulistyo, 2010:49). Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik. Regresi logistik adalah sebuah pendekatan untuk membuat model prediksi seperti halnya regresi linear atau yang biasa disebut dengan istilah Ordinary Least Squares (OLS) regression. Perbedaannya adalah pada regresi logistik, peneliti memprediksi variabel terikat yang berskala dikotomi. Skala dikotomi yang dimaksud adalah skala data nominal dengan dua kategori, misalnya: Ya dan Tidak, Baik dan Buruk atau Tinggi dan Rendah. Menurut Hair, et all (2006) dalam Asmoro (2010) ada beberapa alasan mengapa regresi logistik merupakan sebuah alternatif yang atraktif untuk analisis diskriminan di mana variabel dependen hanya mempunyai dua kategori : a.
Regresi logistik dipengaruhi lebih sedikit dibandingkan analisis diskriminan oleh ketidaksamaan variance/covariance dalam kelompok, sebuah asumsidasar dari analisis diskriminan.
58
b.
Regresi logistik dapat menghandel variabel independent categorical secaramudah di mana pada analisis diskriminan penggunaan variabel dummy menimbulkan masalah dengan kesamaan variance/covariance.
c.
Regresi
logistik
menghasilkan
persamaan
regresi
berganda
berkenaaninterpretasi dan pengukuran diagnosis casewise yang tersedia untuk residual yang diuji. Regresi logistik merupakan salah satu metode statistik nonparametik untuk menguji hipotesis. Metode regresi logistik adalah metode matematika yang menggambarkan hubungan antara satu atau lebih variabel bebas dengan satu variabel tak bebas yang dikotomi yang variabelnya dianggap mempunyai dua nilai yang mungkin yaitu 0 dan 1. Secara umum model regresi logistik dapat dinyatakan sebagai berikut:
Li = Log
∑
Li : Variabel dependen (= 1 bila mengalami kesulitan keuangan dengan predikat ―cukup bagus‖ dan ―tidak bagus‖ ; = 0 bila tidak mengalami keuangan dengan predikat ―sangat bagus‖ dan ―tidak bagus‖) Pi : Probabilitas Xij : Variabel independen
59
3.8.2. Analisis Deskriptif Iqbal Hasan (2001:7) menjelaskan bahwa statistik deskriptif adalah bagian dari statistika yang mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistika deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan. Dengan kata statistika deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoala. Penarikan kesimpulan pada deskriptif (jika ada) hanya ditujukan pada kumpulan data yang ada. Sedangkan Bambang Suryoatmojo (2004:18) menyatakan bahwa statistika deskriptif adalah statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja. Dan menurut Sugiyono (2004:169) analisa deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), maksimum dan minimum (Ghozali, 2011). Sugiyono (2009) menyatakan statistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukanmembuat analisis dan kesimpulan yang umum.
60
3.8.3. Uji Validitas Validitas adalah sifat yang menunjukkan adanya kemampuan suatu instrumen atau alat ukur untuk dapat mengungkapkan sesuatu yang menjadi pokok sasaran penelitian. Untuk menghitung valid tidaknya instrumen penelitian yang dipakai, digunakan korelasi Product Moment sebagai berikut (Azwar, 1999:183). Ri
=
∑
(∑ )(∑ )
√* (∑ ) +* ∑ ) + *(∑ ) +
Dimana : Ri = Uji Validitas N = Jumlah Populasi X = total skor butir-butir pernyataan percobaan pertama Y = total skor butir-butir pernyataan percobaan kedua Jika nilai rhitung positif dan lebih besar dari rtabel, maka butir yang diuji dinyatakan valid. Tetapi jika nilai rhitung lebih kecil dari rtabel atau bertanda negatif, maka butir yang diuji dinyatakan tidak valid dan harus dikeluarkan dari proses analisis berikut.
3.8.4. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas dimaksud untuk mendapatkan data yang reliabel atau handal. Suatu data dinyatakan handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu serta menghasilkan yang
61
konsisten. Penguji yang realibilitasnya menggunakan pengukuran koefisien Alpha Cronbach. Yang rumusnya dapat ditulis sebagai berikut (Azwar, 1999:93). Hasil yang diperoleh dalam range 0 hingga 1, jika mendekati 1 semakin reliable dan jika semakin mendekati 0 berarti tidak reliable. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nila cronbach Alpha > 0,6 (ghozali, 2001:39).
3.8.5. Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Pengujian ini bertujuan untuk menguju ketepatan dan kecukupan data pada model regresi logistik. Uji kecocokan model ini dilakukan dengan menggunakan uji Hosmer-Lemeshow. Uji Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit) (Ghazali, 2011: 341). Hipotesisnya adalah sebagai berikut : (
H0 = H1 ≠
)
(
) (
(
)
model cocok dengan data pengamatan
model tidak cocok dengan data pengamatan
)
Nilai statistik Chi-square untuk uji kecocokan Hosmer-Lemeshow dapat diperoleh jika kriteria ujinya adalah tolak H0 jika X2HL ≥ X2(α.ɡ - 2) atau p-value ≤ α dan terima dalam hal lainnya. Apabila uji Hosmer and Lemeshow’s of fit Test atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara
62
model dengan nlai observasinya. Sehingga goodness of fit model buruk karena tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer dan Lemeshow’s goodness of fit lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol diterima. Berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat diartikan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
3.8.6. Uji Omnibus Test of Model Coefficients Pengujian tersebut digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau tidak. Apabila nilai probabilitas uji chi-square omnibus test statistic kurang dari 0,05 maka hipotesis awal ditolak. Hal ini bisa diartikan bahwa secara keseluruhan variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen, begitupula sebaliknya. Jika probabilitas lebih besar lebih besar dari 0,05 maka hipotesis awal ditolak.
3.8.7. Uji Wald Selain diuji secara simultan, parameter dari model yang diperoleh juga diuji secara parsial. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Wald. Hipotesis untuk uji Wald adalah: H0: βi= 0 (peubah penjelas tidak berpengaruh terhadap respon) H1: βi≠0 (peubah penjelas berpengaruh terhadap respon) dimana H0 akan ditolak pada saat |W|>Zα/2.
63
Statistik uji Wald dapat dituliskan dengan: 𝑊=𝛽𝑖𝑆𝐸 (𝛽𝑖 ). Statistik uji Wald mengikuti sebaran normal baku. Dalam regresi logistik, uji t atau uji secara parsial digantikan dengan uji wald. Signifikan untuk uji wald adalah > 0,05.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Perusahaan 4.1.1. Gambaran Umum BPR Syari’ah Dana Amanah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR Syariah) adalah salah satu lembaga keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya mengikuti prinsip–prinsip syariah ataupun muamalah islam. BPRS berdiri berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Pada pasal 1 (butir 4) UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah selanjutnya diatur menurut Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999 tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam hal ini, secara teknis BPR Syariah bisa diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah terutama bagi hasil. Istilah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dikenalkan pertama kali oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada akhir tahun 1977, ketika BRI mulai menjalankan tugasnya sebagai Bank pembina lumbung desa, bank pasar, bank desa, bank pegawai dan bank-bank sejenis lainnya. Pada masa pembinaan yang dilakukan
64
oleh BRI, seluruh bank tersebut diberi nama Bank Perkreditan Rakyat (BPR).Menurut Keppres No. 38 tahun 1988 yang dimaksud dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah jenis bank yang tercantum dalam ayat (1) pasal4 UU. No. 14 tahun 1967 yang meliputi bank desa, lumbung desa, bank pasar, bank pegawai dan bank lainnya. Status hukum Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pertama kali diakui dalam pakto tanggal 27 Oktober 1988, sebagai bagian dari Paket Kebijakan Keuangan, Moneter, dan perbankan. Secara historis, BPR adalah penjelmaan dari beberapa lembaga keuangan, seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai Lumbung Pilih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Desa (BKPD) dan atau lembaga lainnya yang dapat disamakan dengan itu. Sejak dikeluarkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang Pokok Perbankan, keberadaan lembaga-lembaga keuangan tersebut status hukumnya diperjelas melalui ijin dari Menteri Keuangan. Dalam perkembangan selanjutnya perkembangan BPR yang tumbuh semakin banyak dengan menggunakan prosedur-prosedur Hukum Islam sebagai dasar pelaksanaannya serta diberi nama BPR Syariah. BPR Syariah yang pertama kali berdiri adalah adalah PT. BPR Dana Mardhatillah, kec. Margahayu, Bandung, PT. BPR Berkah Amal Sejahtera, kec. Padalarang, Bandung dan PT. BPR Amanah Rabbaniyah, kec. Banjaran, Bandung. Pada tanggal 8 Oktober 1990, ketiga BPR Syariah tersebut telah mendapat ijin prinsip dari Menteri Keuangan RI dan mulai beroperasi pada tanggal 19 Agustus 1991.
65
Selain itu, latar belakang didirikannya BPR Syariah adalah sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturasi perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijakan keuangan, moneter, dan perbankan secara umum. Secara khusus mengisi peluang terhadap kebijakan bank dalam penetapan tingkat suku bunga (rate of interest) yang selanjutnya secara luas dikenal sebagai sistem perbankan bagi hasil atau sistem perbankan Islam dalam skala outlet retail banking (rural bank). UU No.10 Tahun 1998 yang merubah UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan nampak lebih jelas dan tegas mengenal status perbankan syariah, sebagaimana disebutkan dalam pasal 13, Usaha Bank Perkreditan Rakyat. Pasal 13 huruf C berbunyi : Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI. Keberadaan BPRS secara khusus dijabarkan dalam bentuk SK Direksi BI No. 32/34/Kep/Dir, tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah dan SK Direksi BI No. 32/36/Kep/Dir, tertanggal 12 Mei 1999 dan Surat Edaran BI No. 32/4/KPPB tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah. Perkembangan bank syariah dari awal keberadaannya hingga November 2001 terdapat 81 BPRS. BPRS tersebut distribusi jaringan kantor tersebar pada 18 provinsi yang beradadi Indonesia. BPR Syari’ah Dana Amanah adalah BPR Syari’ah yang ke 2 (dua) berdiri di kota Surakarta, yang diresmikan oleh Bank Indonesia Pada tanggal 23 Mei 2008M atau bertepatan dengan tanggal 17 Jumadil Ula 1429H, yang mulai beroperasi 2 Juni 2008M atau 27 Jumadil Ula 1429 H. Sebagai upaya meningkatkan kemakmuran bersama melalui pengamalan perbankan yang sesuai kaidah syari’ah.
66
BPR Syari’ah Dana Amanah terus berupaya memberikan pelayanan perbankan yang profesional dan amanah, melalui produk dan jasa layanan yang aman, nyaman, inovatif dan menguntungkan, serta terus tumbuh secara sehat, dengan kinerja dan reputasi positif. Misi kami adalah ”Memperdayakan Ekonomi umat dengan menjunjung prinsip keadilan dan maslahat bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.” Dengan kredo ”Menebar Syariah Menuai Barokah” dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, serta saling menolong, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai tambah bagi para stakeholders. BPR Syaria’h Dana Amanah didirikan dengan tujuan yang baik dan mulia. Adapun visi dan misi adalah: 1)
Visi Menjadikan BPRS Dana Amanh yang sehat, profesional dan terpecaya.
2)
Misi Memperdayakan Ekonomi umat dengan menjunjung prinsip keadilan dan maslahat bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan. Dengan kredo ”Menebar Syariah Menuai Barokah” dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, serta saling menolong. ”Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum di pungut) jika kamu orang yang beriman jika kamu tidak melaksanakannya, maka Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu....”(QS Al-Baqarah [2]: 278-279).
67
4.2.
Pengujian dan Hasil Analisa Data
4.2.1. Gambaran Umum Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah para nasabah yang menabung di BPR Syari’ah Dana Amanah yang kebetulan ditemui di BPR Syari’ah Dana Amanah dengan kriteria yang ditentukan peneliti adalah responden yang memiliki nomor rekening di BPR Syari’ah Dana Amanah.
4.2.2.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Gambaran jumlah responden nasabah BPR Syari’ah Dana Amanah berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden No.
Jenis Kelamin
Banyaknya
Prosentase
1.
Laki-laki
39
39%
2.
Perempuan
61
61%
Jumlah
100
100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 Responden pada penelitian 39 responden atau 39% adalah laki-laki dan 61 responden atau 61% adalah perempuan.
68
4.2.3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur Gambaran responden nasabah BPR Syari’ah Dana Amanah berdasarkan umur ditunjukkan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Frequency
Frekuensi Umur Percent Valid percent
Cumulative percent
<=20 tahun
9
9.0
9.0
9.0
21-30 tahun
52
52.0
52.0
61.0
31-40 tahun
21
21.0
21.0
82.0
41-50 tahun
11
11.0
11.0
93.0
>50 tahun
7
7.0
7.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2016 Responden dalam penelitian di BPR Syari’ah Dana Amanah adalah responden dengan kategori umur 21-30 tahun yang berjumlah 52 orang. Responden dengan umur kurang dari 20 tahun berjumlah 9 orang. Responden dengan umur lebih dari 50 tahun memiliki jumlah paling sedikit yaitu 7 orang.
4.2.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Gambaran responden di BPR Syari’ah Dana Amanah berdasarkan pendidikan ditunjukkan pada tabel 4.3.
69
Tabel 4.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Frequency
Percent
Valid percent
Cumulative percent
SD
13
13.0
13.0
13.0
SLTP
18
18.0
18.0
31.0
SMU
26
26.0
26.0
57.0
DIII
5
5.0
5.0
62.0
S1
36
36.0
36.0
98.0
S2
2
2.0
2.0
100
Total
100
100.0
100.0
Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Responden
berdasarkan
Pendidikan
paling
banyak
adalah
yang
berpendidikan S1, sedangkan yang paling sedikit adalah yang berpendidikan S2.
4.2.5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan Gambaran responden di BPR Syari’ah Dana Amanah berdasarkan pekerjaan ditunjukkan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Pegawai Swasta
Frequency
Percent
Valid percent
Cumulative percent
37
37.0
37.0
37.0
70
PNS
30
30.0
30.0
67.0
Wiraswasta
32
32.0
32.0
99.0
Mahasiswa
1
1.0
1.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2016 Responden BPRS Dana Amanah berdasarkan pekerjaan yang paling banyak adalah para pegawai swasta yang berjumlah 37 orang, sedangkan yang paling sedikit adalah mahasiswa hanya 1 orang.
4.3. Pengujian Instrumen Penelitian 4.3.1. Uji Validitas Variabel Lokasi Hasil Uji Validitas untuk butir pernyataan yang berkaitan dengan lokasi dapat dilihat dalam tabel 4.5 di bawah ini Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Lokasi No.
rhitung
rtabel
Keterangan
1
0,932
0,361
Valid
2
0,095
0,361
Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Hasil olah data dengan menggunakan SPSS 21.00 dapat diketahui bahwa nilai rhitung> rtabel pada α = 5% dab N = 30, maka dapat disimpulkan semua item untuk variabel lokasi adalah valid.
71
4.3.2. Uji Validitas Variabel Religiusitas Hasil Uji Validitas untuk butir pernyataan yang berkaitan dengan religiusitas dapat dilihat dalam tabel 4.6 di bawah ini Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Religiusitas No.
rhitung
rtabel
Keterangan
1
0,933
0,361
Valid
2
0,914
0,361
Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Hasil olah data dengan menggunakan SPSS 21.00 dapat diketahui bahwa nilai rhitung> rtabel pada α = 5% dab N = 30, maka dapat disimpulkan semua item untuk variabel religiusitas adalah valid.
4.3.3. Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan Hasil Uji Validitas untuk butir pernyataan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan dapat dilihat dalam tabel 4.7 di bawah ini Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan No.
rhitung
rtabel
Keterangan
1
0,718
0,361
Valid
2
0,764
0,361
Valid
3
0,825
0,361
Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2016
72
Hasil olah data dengan menggunakan SPSS 21.00 dapat diketahui bahwa nilai rhitung> rtabel pada α = 5% dab N = 30, maka dapat disimpulkan semua item untuk variabel kualitas pelayanan adalah valid.
4.3.4.Uji Validitas Variabel Pengetahuan Masyarakat Hasil Uji Validitas untuk butir pernyataan yang berkaitan dengan pengetahuan masyarakat dapat dilihat dalam tabel 4.8 di bawah ini
No. 1
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Masyarakat rhitung rtabel Keterangan 0,1
0,361
Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Hasil olah data dengan menggunakan SPSS 21.00 dapat diketahui bahwa nilai rhitung> rtabel pada α = 5% dab N = 30, maka dapat disimpulkan semua item untuk variabel pengetahuan masyarakat adalah valid.
4.3.5.Uji Validitas Variabel Produk Hasil Uji Validitas untuk butir pernyataan yang berkaitan dengan produk dapat dilihat dalam tabel 4.9 di bawah ini Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Produk No.
rhitung
rtabel
Keterangan
1
0,808
0,361
Valid
73
2
0,700
0,361
Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Hasil olah data dengan menggunakan SPSS 21.00 dapat diketahui bahwa nilai rhitung> rtabel pada α = 5% dab N = 30, maka dapat disimpulkan semua item untuk variabel produk adalah valid.
4.3.6.Uji Validitas Variabel Reputasi Hasil Uji Validitas untuk butir pernyataan yang berkaitan dengan reputasi dapat dilihat dalam tabel 4.10 di bawah ini Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Reputasi No.
rhitung
rtabel
Keterangan
1
0,878
0,361
Valid
2
0,873
0,361
Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Hasil olah data dengan menggunakan SPSS 21.00 dapat diketahui bahwa nilai rhitung> rtabel pada α = 5% dab N = 30, maka dapat disimpulkan semua item untuk variabel reputasi adalah valid.
4.3.7.Uji Validitas Variabel Promosi Hasil Uji Validitas untuk butir pernyataan yang berkaitan dengan promosi dapat dilihat dalam tabel 4.11 di bawah ini
74
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Promosi No.
rhitung
rtabel
Keterangan
1
0,805
0,361
Valid
2
0,763
0,361
Valid
3
0,833
0,361
Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Hasil olah data dengan menggunakan SPSS 21.00 dapat diketahui bahwa nilai rhitung> rtabel pada α = 5% dab N = 30, maka dapat disimpulkan semua item untuk variabel promosi adalah valid.
4.3.8.Uji Validitas Variabel Bagi Hasil Hasil Uji Validitas untuk butir pernyataan yang berkaitan dengan bagi hasil dapat dilihat dalam tabel 4.12 di bawah ini Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Bagi Hasil No.
rhitung
rtabel
Keterangan
1
0,962
0,361
Valid
2
0,968
0,361
Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Hasil olah data dengan menggunakan SPSS 21.00 dapat diketahui bahwa nilai rhitung> rtabel pada α = 5% dab N = 30, maka dapat disimpulkan semua item untuk variabel bagi hasil adalah valid.
75
4.3.9
Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran
tersebut memberikan hasil yang tidak berbeda jika dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Pengujian dilakukan dengan metode Cronbach Alpha. Dengan kriteria penilaian dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih besar dari 0,60. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini : Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Nilai Cronbach Alpha
Keterangan
Lokasi
0,810
Reliabel
Religiusitas
0,825
Reliabel
Kualitas Pelayanan
0,656
Reliabel
Produk BPRS
0,797
Reliabel
Reputasi
0,695
Reliabel
Promosi
0,719
Reliabel
Bagi Hasil
0,925
Reliabel
Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 21.00 seperti terlihat diatas dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan dari dua variabel yang diteliti adalah reliabel karena mempunyai nilai Cronbach Alpha >60, kecuali variabel pengetahuan masyarakat.
76
4.4. Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit Test Menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai denganmodel. Jika nilai statistik Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti adaperbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehinggaGoodnes fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilaiobservasinya. Jika nilai Statistik Hosmer and lameshow Goodness of fit lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berartimodel mampu memprediksi nilai observasinya. Nilai Chi Square pada uji Hosmer dan Lemeshow’s adalah 0,704 ini berarti lebih besar dari 0,05 maka hipotesis dapat diterima atau signifikan.
4.5.Uji Wald pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (α) = 5%. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji wald, didapat hasil sebagai berikut : Hipotesis pertama menyatakan bahwa faktor lokasi berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,007 yang lebih kecil dari α = 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel lokasi berpengaruh positif terhadap keputusan menabung dengan kata lain H1 diterima. Hipotesis
kedua
menyatakan
bahwa
faktor
keyakinan/religiusitas
berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,023 yang lebih kecil dari α = 0,05.
77
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel keyakinan/religiusitas berpengaruh positif terhadap keputusan menabung dengan kata lain H2 diterima. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa faktor kualitas pelayanan berpengaruh positif
terhadap
keputusan
nasabah
untuk
menabung.
Hasil
pengujian
menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,031 yang lebih kecil dari α = 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan menabung dengan kata lain H3 diterima. Hipotesis keempat menyatakan bahwa faktor pengetahuan berpengaruh positif
terhadap
keputusan
nasabah
untuk
menabung.
Hasil
pengujian
menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,013 yang lebih kecil dari α = 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan berpengaruh positif terhadap keputusan menabung dengan kata lain H4 diterima. Hipotesis kelima menyatakan bahwa faktor produk berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,003 yang lebih kecil dari α = 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel produk berpengaruh positif terhadap keputusan menabung dengan kata lain H5 diterima. Hipotesis keenam menyatakan bahwa faktor reputasi berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,004 yang lebih kecil dari α = 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel reputasi berpengaruh positif terhadap keputusan menabung dengan kata lain H6 diterima.
78
Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa faktor promosi berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,021 yang lebih kecil dari α = 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel promosi berpengaruh positif terhadap keputusan menabung dengan kata lain H7 diterima. Hipotesis kedelapan menyatakan bahwa faktor bagi hasil berpengaruh positif
terhadap
keputusan
nasabah
untuk
menabung.
Hasil
pengujian
menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,045 yang lebih kecil dari α = 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel bagi hasil berpengaruh positif terhadap keputusan menabung dengan kata lain H8 diterima.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor seperti lokasi, keyakinan/religiusitas, kualitas pelayanan, pengetahuan, produk, Reputasi, Promosi, dan Bagi Hasil memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah untuk menabung.
2.
Berdasarkan data yang didapat dari BPR Syari’ah Dana Amanah dapat disimpulkan bahwa kurangnya minat nasabah untuk menabung di BPRS tersebut, terbukti jumlah nasabah tabungan dari tahun 2008 sampai bulan september 2016 jumlah nasabah tabungan menurun. Dapat dilihat dalam grafik dibawah ini : Grafik 5.1 Jumlah nasabah tabungan
250 200 150 100 50 0
Series1
80
5.2. Saran Berdasarkan simpulan diatas, maka saran-saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1.
Sebaiknya
pihak
manajemen
BPR
Syari’ah
Dana
Amanah
terus
mempertahankan kualitas pelayanan yang selama ini sudah terbangun, mengingat menurut responden kulaitas pelayanan BPR Syari’ah Dana Amanah saat ini dinilai memuaskan. 2.
Sebaiknya pihak manajemen BPR Syari’ah Dana Amanah terus mengedukasi pasar dengan melakukan sosialisasi, agar masyarakat dapat mengetahui perbedaan antara BPR konvensional dan BPR Syari’ah. Hal ini dikarenakan adanya mispersepsi di masyarakat yang masih menyamakan BPR Syari’ah dengan BPR Konvensional.
DAFTAR PUSTAKA __________. (2002) . Manajemen Pemasaran. Jakarta : Prenhallinho. Abhimantra, Ananggadipa. Maulina, Andisa Rahmi. Agustianingsih, Eka. (2013). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Nasabah (Mahasiswa) Dalam Memilih Menabung Pada Bank Syari’ah. Jurnal Nasional, Vol. 5. Addin. (2014). Pengaruh Persepsi Tentang Bank Syari’ah terhadap Minat Menggunakan Produk di BNI Syari’ah Semarang, Jurnal Nasional, Vol. 8, No. 1. Ancok, Djamaludin dan Fuat Nasori Suroso. Cetakan VII. (2008). Psikologi Islami: Solusi Islam atas Problem-Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azis, Sisnanto. (2001). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reputasi (Studi pada Bank Mandiri Purwokerto)”. Universitas Diponegoro. Semarang. Bimo Walgito. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Cahyani, Asih Fitri. Saryadi & Sendhang Nurseto. (2013). Pengaruh Persepsi Bunga Bank dan Kualitas Pelayanan terhadap Minat Menabung pada Bank BNI Syari’ah di Kota Semarang, Diponegoro Journal of Social and Politic. Engel, F. James; Roger, D. Blackwell; Paul W. Miniard. (1994). Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara. Hidayat, Rachmad. Akhmad, Sabarudin. Machmud. (2015). Effects of Service Quality, Customer Trust and Customer Religious Commitment on Customer Satisfaction and Loyalty of Islamic Banks in East Java. Jurnal International.
81
82
Hippy, Mohammad Zubair. Bokiu, Zulkifli. Mahdalena. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Menabung di Bank Muamalat Cabang Gorontalo. Jurnal Nasional. Hurriyati, Ratih. (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung : CV. Alfabeta. Jalaludin Rakhmat, (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Kasmir. (2008). Pemasaran Bank (Edisi Revisi”). Jakarta : Kencana. Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. (2003). Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia. Kotler, Philip dan K.L. Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Leavitt Harold J. (1978). Psikologi Manajemen. (edisi ke empat alih bahasa oleh Musclichah Zarkasi). Jakarta: Erlangga. Lupiyoadi, Rambat. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Lupiyoadi. (2008). Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat: Jakarta. Payne, Adrian. (2007). The Essence Of Service Marketing Pemasaran Jasa. Yoyakarta: Andy. Pertiwi, Dita. Doli H. Ritongga, Haroni. Analisis Minat Menabung Masyarakat pada Bank Muamalat di Kota Kisaran. Jurnal Nasional. Pursetyaningsih. (2008). “Pengaruh Harga, Reputasi, Kualitas Jasa, Promosi, Keterpaksaan Berpindah, dan Rekomendasi pada Perilaku Nasabah Berpindah Bank ”. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Tahun 1 No.3, Desember.
83
Rachman, Soviadi Nor. (2006). “Analisis Pengaruh Keunggulan Produk, Reputasi Perusahaan dan Asosiasi Merek terhadap Kesuksesan Produk Baru dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi kasus pada Outlet Penjualan Produk Telkom Flexi di Semarang)”. Universitas Diponegoro. Semarang. Robbani. (2012). Analisis Pemahaman Nasabah tentang KeSyariahan Bank BNI Syariah (Study Kasus Pada Bank BNI Syariah Godean, Sleman, Yogyakarta). Yogyakarta: Tesis program Pasca Sarjana pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Sahlan, Asmaun. (2011). Religiusitas Perguruan Tinggi: Potret Tradisi Keagamaan di Perguruan Tinggi Islam. Malang: UIN Maliki Press. Saifuddin, Azwar. (1992). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sekaran, Uma. (2011). Research Methods for Business. Jakarta. Salemba Empat. Simamora, Bolson. (2003). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Jakarta: PT. Gramedia. Sudarsono, Heri. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: EKONISIA. Sudarsono. (2003). Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskriptif dan Ilustrasi, Edisi Kedua, Cetakan Pertama Ekonomi, FE UI, Yogyakarta. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV ALFABETA. Susyanti, Jeni. Pengelolaan Lembaga Keuangan Syari’ah. Malang. Empat Dua. Tho’in, Muhammad. (2011). Pengaruh Faktor-faktor Kualitas Jasa terhadap Kepuasan Nasabah di Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Tekun Karanggede Boyolali. Muqtasid Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah STAIN Salatiga. Vol. 2, Juli 73-89. Tjiptono, Fandy. (2000). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andy.
84
Tjiptono, Fandy. (2006). Manajemen Jasa. Edisi Ketiga. Andi Ofset: Yogyakarta. Umar, Husein. (2000). Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Umar, Husein. (2003). Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT GRAMEDIA. Winardi. (1991). Marketing dan perilaku konsumen Mundur maju, Bandung. http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-danpemahaman-persepsi.html diakses 7 Nopember 2016 pukul 17:32 http://bprsalsalaam.co.id/main/berita/menabung-di-bank-syariah-amannyaman-dan-menguntungkan diakses 7 Nopember 2016 pukul 17:35 bankjateng.co.id/contentphp?query=menu&kat=content&id_content=89 diakses 12 Februari 2017 pukul 20.45 https://id.wikipedia.org/wiki/Deposito diakses 12 Februari 2017 pukul 20.55 syariahcooperation.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-pembiayaan-padaperbankan.html