PROSEDUR REALISASI PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPR SYARIAH DANA AMANAH SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Oleh : ERNI DINA MARIRA MAGHFIROH 201 06 023
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2009
PROSEDUR REALISASI PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPR SYARIAH DANA AMANAH SURAKARTA
TUGAS AKHIR Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Keuangan dan Perbankan Islam
Oleh : ERNI DINA MARIRA MAGHFIROH 201 06 023
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2009
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 2 (dua) eksemplar Hal
Salatiga, 10 Agustus 2009
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir Saudara : Nama
: Erni Dina Marira Maghfiroh
NIM
: 201 06 023
Judul
: PROSEDUR REALISASI PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPR SYARIAH DANA AMANAH SURAKARTA
Dapat diajukan dalam sidang munaqasah. Demikian untuk menjadi periksa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Drs. Imam Baihaqi, M. Ag. NIP. 19571108 198703 1 001
iii
PENGESAHAN
JUDUL TUGAS AKHIR
: PROSEDUR MURABAHAH
REALISASI DI
BPR
PEMBIAYAAN SYARIAH
DANA
AMANAH SURAKARTA NAMA
: Erni Dina Marira Maghfiroh
NIM
: 201 06 023
PROGRAM STUDI
: Keuangan dan Perbankan Islam
Telah dipertahankan dalam sidang munaqasah pada tanggal 20 Agustus 2009 dan dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya. Ketua STAIN Salatiga
Sekretaris
DR. Imam Sutomo, M. Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
DR. H. Muh. Saerozi, M. Ag NIP. 19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
H. Agus Waluyo, M. Ag. NIP.19750211 200003 1 001
Faqih Nabhan, SE, MM. NIP.19741230 200212 1 002
Pembimbing
Drs. Imam Baihaqi, M. Ag NIP. 19571108 198703 1 001
iv
MOTTO
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Jangan sekali-sekali berputus asa. Tetapi jika engkau masih berputus asa juga, teruslah bekerja dalam putus asa itu. Lihatlah kepada orang yang dibawahmu dan janganlah kamu melihat orang diatasmu. Maka hal itu lebih baik untuk tidak meremehkan nikmat Allah atas kamu (Muttafaqun ‘Alaih).
v
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini penulis persembahkan kepada : Almamaterku, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Bapak dan Ibu yang selalu memberikan yang terbaik untukku Kakakku, Adik-Adikku yang
menemani disaat susah maupun
senang Teman-teman anggota Son Club yang memberikan warna diharihariku Sahabat-sahabatku yang jauh dimata dekat dihati Teman-teman mahasiswa/mahasiswi satu angkatan Progdi DIII Keuangan Perbankan Islam
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Segala puji bagi Allah SWT -Rabb semesta alam- yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga hari akhir nanti. Alhamdulillah Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan dengan baik guna memenuhi persyaratan lulus dari Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Islam STAIN Salatiga. Penulisan Tugas Akhir ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak H. Agus Waluyo, M. Ag selaku Kaprogdi DIII Keuangan dan Perbankan Islam. 3. Bapak Nafis Irkhami selaku Dosen Pembimbing Lapangan. 4. Bapak Drs. Imam Baihaqi, M. Ag selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan arahan hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. 5. Bapak Khotim Zaini Ashiddiq selaku Direktur Utama BPR Syariah Dana Amanah Surakarta yang telah memberi izin atas waktu dan tempat pelaksanaan magang. 6. Seluruh karyawan BPRS Dana Amanah Surakarta yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu.
vii
7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan dan dorongan. 8. Teman dan tempat yang telah berbagi waktu dibelakang layar. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, dan penulispun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca yang budiman. Akhir kata semoga dapat bermanfaat untuk sekedar diambil ilmu yang terkandung di setiap kalimat yang berbaris di dalamnya oleh para pembaca sekalian. Wassalam. Salatiga, Juli 2009
Penulis
viii
ABSTRAK
BPRS Dana Amanah merupakan Lembaga Keuangan yang menjalankan kegiatan usaha secara syariah dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak BPRS Dana Amanah menjadi salah satu Lembaga Keuangan Syariah yang melakukan kegiatan perbankan di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Kegiatan penghimpunan dana (funding) dilakukan dengan menawarkan produk tabungan dan deposito. Sedangkan kegiatan penyaluran dana (financing) diwujudkan dalam bentuk pemberian fasilitas pembiayaan antara lain pembiayaan murabahah, salam, istishna’ berbasis margin; pembiayaan mudharabah dan musyarakah berbasis bagi hasil; dan pembiayaan qard, ijarah, wakalah, hawalah, dan kafalah berbasis fee. Pembiayaan murabahah merupakan fasilitas penyaluran dana dengan sistem jual beli berbasis margin yang diberikan oleh BPRS Dana Amanah dalam rangka memenuhi kegiatan usaha (seperti modal usaha dan investasi berupa pengadaan bahan baku, persediaan barang dagangan, perlengkapan usaha, peralatan produksi dan lain-lain) maupun kebutuhan pribadi (seperti kendaraan bermotor). Pembiayaan murabahah menjadi salah satu produk pembiayaan yang paling diminati oleh masyarakat di BPRS Dana Amanah. Namun perkembangan nasabahnya senantiasa mengalami peningkatan dan atau penurunan disetiap pergantian periode. Salah satu faktor yang menjadikan minat masyarakat berkurang terhadap pembiayaan ini adalah karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep syariat yang ada didalamnya serta prosedur yang terkesan berbelit-belit untuk realisasinya. Teknik perhitungan margin yang digunakan oleh pihak BPRS Dana Amanah dalam pembiayaan murabahah adalah dengan membagi hasil dari perkalian antara plafond pembiayaan dan persentase margin dengan jangka waktu pembiayaan. Permasalahan yang muncul akibat pembiayaan ini (pembiayaan macet) dapat ditangani melalui paradigma pencegahan dan penanggulangan. Pencegahan dilakukan dengan cara customer visit dan telephone call and sms call. Sedangkan penanggulangannya dilakukan dengan pembinaan dan pengawasan khusus, penagihan khusus, restrukturisasi, pengambilalihan dan eksekusi agunan serta penghapusan pembiayaan.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR ..............................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iv
MOTTO .......................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .................................................................................
vii
ABSTRAK ..................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................
2
C. Tujuan dan Kegunaan ........................................................
3
D. Metode Penelitian ...............................................................
4
E. Sistematika Penulisan .........................................................
5
LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka....................................................................
6
B. Kerangka Teoritik ...............................................................
8
LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum BPRS Dana Amanah Surakarta .............
x
22
1. Latar Belakang dan Sejarah BPRS Dana Amanah Surakarta ........................................................
22
2. Tujuan BPRS Dana Amanah Surakarta ........................
23
3. Visi dan Misi BPRS Dana Amanah Surakarta ..............
23
4. Struktur organisasi .......................................................
24
5. Job Description ............................................................
24
B. Data-Data Deskriptif ..........................................................
31
1. Produk-Produk BPRS Dana Amanah ...........................
31
2. Ketentuan Umum Pembiayaan .....................................
35
3. Penerapan Prinsip Pembiayaan .....................................
38
4. Sasaran Pembiayaan Murabahah ..................................
41
5. Tingkat
Perkembangan
Nasabah
Pembiayaan
Murabahah BPRS Dana Amanah ................................. BAB IV
42
ANALISIS A. Prosedur Realisasi Pembiayaan Murabahah .......................
44
B. Teknik Perhitungan Margin ...............................................
57
C. Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah BPRS Dana Amanah ............................................................................. BAB V
58
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................
66
B. Saran .................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Pembiayaan Murabahah ...............................................
15
Gambar 1.2 Struktur Organisasi BPRS Dana Amanah .................................
24
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Perhitungan Margin Pembiayaan Murabahah per Tahun .........
Tabel 2.2
Data Perkembangan Nasabah Pembiayaan Murabahah di BPRS Dana Amanah ...............................................................
Tabel 2.3
39
42
Kriteria Portofolio Kolektabilitas Pembiayaan Murabahah Bermasalah ..............................................................................
xiii
59
ABSTRAK BPRS Dana Amanah merupakan Lembaga Keuangan yang menjalankan kegiatan usaha secara syariah dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak BPRS Dana Amanah menjadi salah satu Lembaga Keuangan Syariah yang melakukan kegiatan perbankan di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Kegiatan penghimpunan dana (funding) dilakukan dengan menawarkan produk tabungan dan deposito. Sedangkan kegiatan penyaluran dana (financing) diwujudkan dalam bentuk pemberian fasilitas pembiayaan antara lain pembiayaan murabahah, salam, istishna’ berbasis margin; pembiayaan mudharabah dan musyarakah berbasis bagi hasil; dan pembiayaan qard, ijarah, wakalah, hawalah, dan kafalah berbasis fee. Pembiayaan murabahah merupakan fasilitas penyaluran dana dengan sistem jual beli berbasis margin yang diberikan oleh BPRS Dana Amanah dalam rangka memenuhi kegiatan usaha (seperti modal usaha dan investasi berupa pengadaan bahan baku, persediaan barang dagangan, perlengkapan usaha, peralatan produksi dan lain-lain) maupun kebutuhan pribadi (seperti kendaraan bermotor). Pembiayaan murabahah menjadi salah satu produk pembiayaan yang paling diminati oleh masyarakat di BPRS Dana Amanah. Namun perkembangan nasabahnya senantiasa mengalami peningkatan dan atau penurunan disetiap pergantian periode. Salah satu faktor yang menjadikan minat masyarakat berkurang terhadap pembiayaan ini adalah karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep syariat yang ada didalamnya serta prosedur yang terkesan berbelit-belit untuk realisasinya.
Teknik perhitungan margin yang digunakan oleh pihak BPRS Dana Amanah dalam pembiayaan murabahah adalah dengan membagi hasil dari perkalian antara plafond pembiayaan dan persentase margin dengan jangka waktu pembiayaan. Permasalahan yang muncul akibat pembiayaan ini (pembiayaan macet) dapat ditangani melalui paradigma pencegahan dan penanggulangan. Pencegahan dilakukan dengan cara customer visit dan telephone call and sms call. Sedangkan penanggulangannya dilakukan dengan pembinaan dan pengawasan khusus, penagihan khusus, restrukturisasi, pengambilalihan dan eksekusi agunan serta penghapusan pembiayaan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia saat ini memberikan dampak negatif diberbagai sektor kehidupan. Dalam sektor industri, perusahaan-perusahaan yang bisa bertahan sekarang ini harus memiliki strategi khusus yang dapat digunakan untuk mempertahankan eksistensinya di dunia perindustrian. Salah satu dampak krisis ekonomi dalam kehidupan masyarakat adalah sulitnya pemenuhan akan kebutuhan modal usaha karena sumber dana yang sulit didapat. Karena kesulitan yang dialami oleh para pengusaha kecil dan menengah dalam hal permodalan tersebut, diperlukan pihak-pihak yang bisa membantu agar bisnis yang dijalani bisa berkembang dengan baik. Di Indonesia terdapat banyak pelaku ekonomi, salah satunya yaitu perbankan. Lembaga Keuangan tersebut turut berperan dalam membantu para pengusaha yang membutuhkan modal dengan meminta penyaluran kredit. Berdasarkan cara penentuan harga, lembaga perbankan dibedakan atas Bank Konvensional dan Bank Syariah (Kasmir, 2004: 30). Pengoperasian kedua jenis lembaga tersebut memiliki prinsip yang berbeda. Bank Konvensional menggunakan sistem bunga sedangkan Bank Syariah menggunakan sistem bagi hasil.
1
2
Salah satu Lembaga Keuangan Syariah bersistem bagi hasil adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dana Amanah Surakarta. Kegiatan BPRS Dana Amanah adalah funding dan financing seperti pada BPR pada umumnya. Salah satu pembiayaan yang ditawarkan oleh BPRS Dana Amanah adalah pembiayaan murabahah. Dalam pembiayaan tersebut, BPRS Dana Amanah akan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan penyediaan modal barang agar usaha yang dijalani mampu berkembang. Dengan demikian, pembiayaan murabahah dapat dijadikan sebagai instrumen investasi dan untuk menggerakkan sektor riil perekonomian. Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti diuraikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: PROSEDUR REALISASI PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPR SYARIAH DANA AMANAH SURAKARTA.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas, yaitu: 1. Bagaimana prosedur realisasi pembiayaan murabahah di BPR Syariah Dana Amanah? 2. Bagaimana teknik perhitungan margin pada pembiayaan murabahah di BPRS Dana Amanah? 3. Bagaimana penanganan terhadap pembiayaan murabahah bermasalah di BPRS Dana Amanah?
3
C. Tujuan dan Kegunaan Tujuan merupakan hal-hal yang akan dicapai sebagai upaya pemecahan masalah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan murabahah di BPR Syariah Dana Amanah. 2. Untuk
mengetahui teknik perhitungan margin pada pembiayaan
murabahah di BPRS Dana Amanah. 3. Untuk
mengetahui
penanganan
terhadap
pembiayaan
murabahah
bermasalah di BPRS Dana Amanah. Adapun kegunaan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1. Bagi penulis Untuk memberikan pengetahuan yang luas tentang operasional perbankan dalam penerapan teori-teori yang diperoleh selama kuliah. 2. Bagi BPR Syariah Dana Amanah Surakarta Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman dalam penerapan pembiayaan murabahah. 3. Bagi Lembaga STAIN Salatiga Dapat menambah informasi dan referensi bagi mahasiswa Program Studi Keuangan dan Perbankan Islam (KPI) pada khususnya dan sebagai bahan bacaan ilmiah di perpustakaan pada umumnya.
4
D. Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan secara terperinci dan efektif sehingga diketahui bahwa seseorang melakukan penelitian ilmiah adalah untuk mendapatkan suatu interpelasi yang sistematik dan menunjang. Dengan penelitian diharapkan dapat diketahui prosedur realisasi pembiayaan murabahah yang telah diterapkan di BPRS Dana Amanah. Jenis data : a. Data Primer Data ini didapatkan langsung dari Bank, sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain data angsuran pembiayaan murabahah, data perkembangan nasabah, data jenis-jenis pembiayaan bermasalah dan data teknik perhitungan margin. b. Data sekunder Merupakan data untuk melengkapi data pokok yang didapatkan dari kepustakaan Bank meliputi latar belakang dan sejarah, tujuan, visi dan misi, struktur organisasi dan job description dari BPRS Dana Amanah. c. Interview Wawancara atau interview dilakukan secara langsung dengan karyawan atau pimpinan Bank. Teknik pengumpulan data ini digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui percakapan.
5
E. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode penelitian dan sistematika penulisan Tugas Akhir.
BAB II
LANDASAN TEORI Mendeskripsikan tentang produk pembiayaan murabahah yang ditinjau dari teori-teori yang ada, dan menitikberatkan pada teoriteori kepustakaan.
BAB III
LAPORAN OBJEK Menguraikan gambaran umum tentang BPRS Dana Amanah, mulai dari latar belakang dan sejarah, tujuan, job description, struktur organisasi, produk-produk, hingga visi dan misi lembaga keuangan tersebut.
BAB IV
ANALISIS Berisi tentang prosedur dalam realisasi pembiayaan murabahah serta penanganan terhadap pembiayaan murabahah bermasalah.
BAB V
PENUTUP Memberi kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi industri perbankan pada umumnya dan BPRS Dana Amanah pada khususnya.
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka Pembiayaan merupakan bentuk penyaluran dana yang diberikan oleh Bank Syariah kepada masyarakat. Dalam Tugas Akhirnya yang berjudul “Pembiayaan Mudharabah di BMT Sumber Usaha Kembangsari tahun 2004-2006”, Diwan Abdillah menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara pembiayaan dan kredit. Ini menandakan bahwa pandangan sebagian besar masyarakat yang selama ini menganggap bahwa pembiayaan itu sama dengan kredit adalah kurang benar. Perbedaan antara pembiayaan dan kredit terletak pada instansi perbankan yang menggunakan kedua istilah tersebut. Pembiayaan digunakan oleh Lembaga Keuangan Syariah, sedangkan kredit digunakan oleh Lembaga Keuangan Konvensional. Hal tersebut dikarenakan antara keduanya terdapat perbedaan yang mendasar, yaitu pada motif mendapatkan keuntungan. Pembiayaan didasarkan pada prinsip bagi hasil, sedangkan kredit dengan prinsip bunga. Prinsip bagi hasil dan bunga inilah yang menjadi perbedaan utama antara Bank Syariah dan Bank Konvensional, sehingga pemakaian istilah pembiayaan hanya ada dalam dunia perbankan yang menganut sistem Syariah. Yeni Puspitasari dalam Tugas Akhirnya yang berjudul “Penerapan Prinsip Murabahah dalam Pembiayaan Kepemilikan Rumah atau KPR
7
Syariah Cabang Solo” menyatakan bahwa Bank Syariah bukan sekedar lembaga keuangan yang bersifat sosial, namun Bank Syariah juga sebagai lembaga bisnis dalam rangka memperbaiki perekonomian umat. Sesuai dengan hal tersebut maka dana yang dikumpulkan dari masyarakat harus disalurkan dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan. Yeni Puspitasari menyebutkan bahwa murabahah merupakan akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan, termasuk harga pembelian barang, kemudian mensyaratkan atas barang tersebut berupa laba dalam jumlah tertentu. Dipandang dari teknik perbankan, murabahah adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia barang, dengan nasabah selaku pemesan barang, dan bank mendapatkan keuntungan yang disepakati bersama. Yeni Puspitasari juga menyebutkan bahwa akad murabahah digunakan oleh bank untuk memfasilitasi nasabah melakukan pembelian dalam rangka memenuhi kebutuhan akan : 1. Barang konsumsi, seperti rumah, kendaraan, alat-alat rumah tangga (tidak termasuk renovasi atau proses pembangunan) 2. Persediaan barang dagangan 3. Bahan baku dan atau bahan pembantu produksi (tidak termasuk proses produksi) 4. Barang modal, seperti pabrik, mesin, dan lain-lain 5. Aset lain yang tidak bertentangan dengan Syariah dan disetujui bank
8
Budiyanto dalam tugas akhirnya yang berjudul “Prosedur Pembiayaan Murabahah di BMT Tanon Sragen” menyebutkan bahwa pembiayaan murabahah memberikan kesempatan luas kepada masyarakat untuk menumbuhkan ladang-ladang usaha baru, sehingga mampu meningkatkan pendapatan per kapita penduduk.
B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Prosedur Prosedur adalah tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas (Depdiknas, 2007: 899). 2. Pengertian Realisasi Realisasi adalah proses menjadikan nyata (Depdiknas, 2007: 936). 3. Pengertian Margin Margin adalah keuntungan yang diperoleh bank pada saat menjual barang kepada nasabah (Frianto Pandia, dkk, 2005: 191). Dengan kata lain Margin merupakan keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga jual dengan harga beli barang. 4. Pengertian BPR Syariah Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1996, pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank (badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka
meningkatkan
taraf
hidup
rakyat
banyak)
yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
9
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Frianto Pandia, dkk, 2005: 31). Pengertian syariah adalah hukum atau ketentuan-ketentuan yang datangnya dari Allah SWT dan merupakan ketetapan-Nya untuk dijalankan oleh umat manusia sebagai pedoman hidup menuju jalan yang diridhai-Nya. Dari pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha sesuai Syariat Islam dan non riba. 5. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2004: 73). Pembiayaan dalam arti luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan dari lembaga pembiayaan seperti Bank Syariah kepada nasabah (Muhamad, 2007:160). a. Jenis Pembiayaan Menurut
Antonio,
M.
S.
(2001:160),
berdasarkan
penggunaannya, pembiayaan dibagi menjadi dua, yaitu :
sifat
10
1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi. 2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. b. Prinsip Analisis Pembiayaan Menurut Muhamad (2002:761), ada lima prinsip (5C) yang digunakan oleh lembaga keuangan dalam melakukan analisis pembiayaan, yaitu : 1) Character artinya sifat atau karakter, nasabah pengambil pinjaman. 2) Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil. 3) Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam. 4) Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank. 5) Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak. c. Tujuan Analisis Pembiayaan Menurut Muhamad (2007:261), analisis pembiayaan bertujuan untuk hal-hal berikut: 1) Untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam 2) Untuk menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan 3) Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak
11
6. Pengertian Murabahah Murabahah didefinisikan oleh para fuqaha sebagai penjualan barang seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah mark up atau margin keuntungan yang disepakati (Wiroso, 2005:13). Berdasarkan fatwa DSN No.04/DSN-MUI/IV/2000, murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba (Workshop Manajemen Perbankan Syariah). 7. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan murabahah merupakan bagian terpenting dari jual beli dan akad ini mendominasi pendapatan bank-bank syariah dari produkproduk yang ditawarkan. Pembiayaan murabahah adalah penyediaan dana atau tagihan oleh Bank Syariah untuk transaksi jual beli barang sebesar harga pokok ditambah margin/keuntungan berdasarkan kesepakatan dengan nasabah yang harus membayar sesuai akad. Pengertian tsaman atau harga dalam jual beli adalah biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan hasil kesepakatan (Burhanuddin Susanto, 2008: 290). a. Jenis Pembiayaan Murabahah Menurut Wiroso ( 2005:37), pembiayaan dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut:
12
1) Murabahah tanpa pesanan, yaitu ada pesanan atau tidak, ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dagangannya. penyediaan barang ini tidak terpengaruh atau terkait langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli. 2) Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya adalah bank syariah baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan. Pada murabahah ini, pengadaan barang sangat tergantung atau terkait langsung dengan pesanan atau pembeli barang tersebut. Murabahah berdasarkan pesanan terlebih dulu seperti tersebut di
atas,
memungkinkan
bank
untuk
menghindari
kerugian
perdagangan, bank tidak pernah membeli barang kecuali telah ada pembeli yang pasti, yang juga memberi tahu pada bank tentang bagaimana mendapatkan barang yang diinginkan pembeli tersebut (Frank E.Vogel, dkk, 2007: 171). b. Syarat Pembiayaan Murabahah Menurut Ghafur, A. (2008:66), dalam transaksi murabahah, terdapat syarat minimal yang harus dipenuhi, yaitu: 1) Bank menyediakan dana pembiayaan berdasarkan perjanjian jual beli barang. 2) Jangka waktu pembayaran harga barang oleh nasabah kepada bank ditentukan berdasarkan kesepakatan bank dan nasabah.
13
3) Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. 4) Dalam hal bank mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli barang, maka akad murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank. 5) Bank dapat meminta nasabah untuk membayar uang muka atau urbun saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan barang oleh nasabah. 6) Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan agunan tambahan selain barang yang dibiayai bank. 7) Kesepakatan margin harus ditentukan satu kali pada awal akad dan tidak berubah selama periode akad. 8) Angsuran pembiayaan selama periode akad harus dilakukan secara proporsional. c. Landasan Syariat DSN (2000:22-24), dalam fatwa MUI Nomor 04/DSNMUI/IV/2000
tanggal
1
April
2000
tentang
murabahah,
sebagai landasan syariah transaksi murabahah adalah sebagai berikut :
14
Al-Qur’an 1) Q.S. An-Nisa : 29
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. 2) Al-Baqarah :275
“…dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” 3) Q.S. Al-Baqarah : 280
“ Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan...” Al-Hadits 1) Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah, Nabi SAW bersabda, “Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual-beli tidak secara tunai, muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dan jewawut untuk kepentingan rumah tangga, bukan untuk dijual” (HR Ibnu Majah dari Shuhaib).
15
2) Hadits Nabi riwayat Jamaah : “Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman” 3) Hadits Nabi riwayat Abd Al-Raziq dari Zaid bin Adam : Rasulullah ditanya tentang urbun (uang muka) dalam jual beli, maka beliau menghalalkannya. 4) Hadits Nabi dari Ibn Said Al-Khudri, dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasullulah SAW bersabda, “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka” (HR Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban). d. Alur Pembiayaan Murabahah Menurut Antonio, M. S. (2001:107), alur pembiayaan murabahah secara umum digambarkan sebagai berikut :
(1) Negosiasi & persyaratan (2) Akad jual beli
Bank
Nasabah
(6) Bayar (3) Beli barang
Supplier penjual
(5) Terima barang & dokumen (4) Kirim
Gambar 1.1 Alur pembiayaan murabahah e. Teknis Perbankan Menurut Sudarsono (2003:48), Pelaksanaan pembiayaan murabahah diperbankan syariah dapat digambarkan seperti berikut:
16
1)
Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari produsen (pabrik/toko) ditambah keuntungan (margin). Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembiayaan.
2)
Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlaku akad. Dalam perbankan,
murabahah
lazimnya
dilakukan
dengan
cara
pembayaran cicilan ( bitsaman ajil). 3)
Dalam transaksi ini, bila sudah ada barang diserahkan segera kepada nasabah, sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
f.
Akad Dalam transaksi murabahah yang dilakukan antara bank dan nasabah, akad yang digunakan adalah akad jual beli. Dalam hal ini bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Akad jual beli murabahah dilakukan setelah barang ada, dan barang tersebut secara prinsip telah menjadi milik bank. Apabila barang yang disimpan oleh nasabah belum dikuasai oleh bank maka akad harus dibatalkan, karena transaksi jual beli murabahah tidak memenuhi rukun jual beli, yakni harus ada barang, dan barang tersebut harus benar-benar dimiliki oleh penjual tanpa ada hak orang lain pada barang tersebut.
17
g. Objek Transaksi Murabahah Menurut Wiroso (2005:33), barang yang diperjualbelikan dalam transaksi murabahah harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu : 1) Barangnya suci dan halal menurut syara’ 2) Dapat diambil manfaatnya 3) Mudah diserahkan sewaktu akad 4) Barang dimiliki oleh penjual, dalam hal ini pihak bank 5) Spesifikasi barang diketahui dengan jelas oleh pembeli yaitu nasabah h. Harga Perolehan Barang Dalam transaksi jual beli murabahah, nasabah melakukan pembayaran secara tunai maupun cicilan. Namun pada umumnya, pembayaran dilakukan secara cicilan. Dalam hal ini nasabah berhutang kepada bank sebesar harga jual barang yang telah disepakati. Harga jual barang tersebut adalah harga perolehan barang dengan keuntungan yang disepakati. Yang dimaksud harga perolehan barang adalah harga barang ditambah dengan beban-beban yang dikeluarkan sehubungan dengan barang tersebut, sehingga barang yang bersangkutan mempunyai nilai ekonomis dan barang yang diperjualbelikan adalah barang jadi (Wiroso, 2005:76).
18
Harga perolehan barang harus diberitahukan secara jujur kepada nasabah, dan Bank Syariah selaku penjual harus membeli barang atas nama sendiri, sehingga diketahui dengan jelas harga perolehan barang yang diperjualbelikan. i.
Jaminan Jaminan merupakan otot pengaman terhadap kemungkinan tidak mampunya debitur melunasi kredit yang diterimanya sesuai dengan perjanjian (Wiroso, 2005:84). Jaminan menjadi salah satu cara mengurangi resiko pembiayaan yang macet, dan menjadi salah satu cara penyelesaian apabila resiko tersebut benar-benar terjadi dengan cara menjualnya.
j.
Denda Sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN), apabila nasabah
tidak
dapat
memenuhi
kewajibannya,
bank
berhak
mengenakan denda kepada nasabah. Fatwa
DSN
Nomor
17/DSN-MUI/IX/2000
tanggal
6
September 2000 : (Wiroso, 2005:135) 1) Sanksi yang disebut dalam fatwa ini adalah sanksi yang dikenakan kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-nunda pembayaran dengan sengaja. 2) Nasabah yang tidak/belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi.
19
3) Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan atau tidak mempunyai kemauan dan i’tikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi. 4) Sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir, yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya. 5) Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditanda tangani. 6) Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial. Pihak Bank Syariah dapat mengetahui kemampuan nasabah dari hubungan kemitraan antara kedua belah pihak. Dengan interaksi kepada nasabah, kemudian saling bersilaturrahim dan melakukan kunjungan, serta keterbukaan antara bank dengan nasabah akan diketahui apakah nasabah mampu atau tidak dalam memenuhi kewajibannya. k. Uang Muka Salah satu cara untuk mengikat kepada nasabah, dalam transaksi murabahah adalah dengan meminta uang muka harga barang dari nasabah. Dan uang muka tersebut dibayarkan kepada bank, bukan kepada supplier. Fungsi dari uang muka ini adalah sebagai pengurang hutang nasabah, bukan sebagai angsuran pertama. Jika bukan uang muka yang diminta, maka bank dapat meminta urbun. Sama seperti uang muka, urbun merupakan tanda kesungguhan dari nasabah atas
20
transaksi murabahah yang dilakukan. Namun pembayaran urbun dilaksanakan setelah transaksi terjadi, sedangkan uang muka dilaksanakan sebelum akad. Menurut Anshori, A. G. (2008:67), dalam hal bank meminta nasabah untuk membayar uang muka atau urbun, berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) Dalam hal uang muka, jika nasabah menolak untuk membeli barang setelah membayar uang muka, maka biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut, dan bank harus mengembalikan kelebihan uang muka kepada nasabah. Namun jika nilai uang muka kurang dari nilai kerugian yang harus ditanggung oleh bank, maka bank dapat meminta lagi pembayaran sisa kerugian kepada nasabah. 2) Dalam hal urbun, jika nasabah batal membeli barang, maka urbun yang telah dibayarkan nasabah menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut, dan jika urbun tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya. l.
Diskon dari supplier Pada prinsipnya, diskon yang diberikan oleh supplier atas barang yang diperjualbelikan dalam transaksi murabahah adalah milik nasabah. Namun diskon yang tidak jelas pemiliknya merupakan dana kebajikan (Wiroso, 2005:54).
21
m. Pembagian Pokok dan Keuntungan (Margin) Pembayaran murabahah yang dilakukan secara tangguh, maka pembagian pokok dan margin harus dilakukan secara proporsional, merata dan tetap selama jangka waktu angsuran. Sehingga tidak dikenal pembayaran pokok dulu atau margin dulu (Wiroso, 2005:55).
22
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum BPRS Dana Amanah Surakarta BPRS Dana Amanah Surakarta adalah bank yang sedang tumbuh dan berkembang, sehingga sangat prospek untuk investasi atau bermitra dalam usaha. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang kedua berdiri di Surakarta ini terletak di Jl. K.H. Agus Salim No.18 Surakarta. Letaknya yang cukup strategis membuat lembaga perbankan ini mudah dijangkau oleh masyarakat. Meskipun BPRS Dana Amanah belum lama beroperasi, masyarakat tidak perlu ragu dengan keamanan simpanan mereka di lembaga keuangan ini, karena BPRS Dana Amanah telah dijamin pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dengan kredo "Menebar Syariah Menuai Barokah", BPRS Dana Amanah memberikan penekanan pada semangat kewirausahaan, saling menolong, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai tambah bagi para stakeholder.
1. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya BPR Syariah Dana Amanah Surakarta BPR Syariah Dana Amanah Surakarta diresmikan pada tanggal 23 Mei 2008 M atau bertepatan dengan tanggal 17 Jumadil Ula 1429 H oleh Bank Indonesia (BI), yang mulai beroperasi pada tanggal 2 Juni 2008 M atau 27 Jumadil Ula 1429 H.
23
BPRS Dana Amanah yang memakan waktu kurang lebih dua tahun dalam proses perijinannya pada Bank Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kemakmuran bersama melalui pengamalan perbankan sesuai Syariat Islam.
2. Tujuan BPR Syariah Dana Amanah Surakarta BPRS Dana Amanah Surakarta berdiri sebagai upaya untuk meningkatkan kemakmuran bersama melalui pengamalan perbankan yang sesuai kaidah syariah.
3. Visi dan Misi BPRS Dana Amanah Surakarta BPRS Dana Amanah terus berupaya memberikan pelayanan perbankan yang profesional dan amanah, melalui produk dan jasa layanan yang aman, nyaman, inovatif dan menguntungkan serta terus tumbuh secara sehat dengan kinerja dan reputasi positif. Dengan mengusung visi menjadi BPR Syariah yang sehat, profesional dan terpercaya, BPRS Dana Amanah memiliki misi untuk memberdayakan ekonomi umat dengan menjunjung prinsip keadilan yang bermanfaat
untuk
berkelanjutan.
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
yang
24
4. Struktur Organisasi RUPS
Komisaris
DPS
Direktur Utama
Accounting
Teller
Marketing
Customer Service
Personalia dan Umum
Security Gambar 1.2 Struktur Organisasi BPRS Dana Amanah
5. Job Description a. DPS (Dewan Pengawas Syariah) Tugas : 1) Menilai aspek syariah terhadap pedoman operasional, dan produk yang dikeluarkan BPRS. 2) Memberikan opini dari aspek syariah terhadap pelaksanaan operasional BPRS secara keseluruhan dalam laporan publikasi.
25
3) Melaporkan
hasil
pengawasan
syariah
beserta kertas kerja
pengawasan disampaikan kepada Direksi, Komisaris, DSN-MUI, dan Bank Indonesia sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan sekali sesuai Pedoman Pengawas Syariah dan Tata Cara Pelaporan Hasil Pengawasan bagi DPS. 4) Memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional BPRS terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN. b. Direksi Tugas : 1) Mengelola BPRS dengan menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipertanggungjawabkan, independen, dan memenuhi kewajaran. 2) Menyusun dan mengimplementasikan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) dengan melakukan pengelolaan strategis sebagai pedoman operasional BPRS yang sehat dan memenuhi prinsip kehati-hatian. 3) Memperhatikan kebutuhan modal minimum berdasarkan ATMR dengan memperhitungkan risiko pembiayaan (credit risk) dan melaporkan KPMM selambat-lambatnya tanggal 21 pada bulan berikutnya dalam bentuk disket dan hasil olahan komputer kepada kantor Bank Indonesia. 4) Memantau dan menyesuaikan rencana ekspansi dalam batas-batas yang dapat ditampung dengan permodalan BPRS secara sehat.
26
5) Meningkatkan dan menjamin kemampuan serta efektivitas BPRS dalam mengelola dana masyarakat yang disimpan melalui Lembaga Penjamin Simpanan dan risiko pembiayaan (credit risk) dengan meminimalkan potensi kerugian atas penyaluran dana sehingga dapat
mendukung
kemampuan
likuiditas
BPRS
secara
komprehensif. c. Komisaris Tugas : 1) Menggariskan kebijakan Rencana Kerja Anggaran Tahunan dan keuangan BPRS. 2) Menyusun tata cara pengawasan dan pengelolaan BPRS yang sehat. 3) Dalam hal seluruh Direksi sedang tidak berada di bank untuk sementara waktu, maka Komisaris wajib mengurus BPRS. 4) Dalam hal hanya ada anggota Komisaris, maka semua wewenang bagi Komisaris Utama ataupun para Komisaris juga berlaku baginya. 5) Menyutujui kebijaksanaan Rencana Kerja Anggaran Tahunan dan keuangan BPRS yang akan diajukan kepada kantor Bank Indonesia. 6) Menilai dan meneliti Laporan Keuangan bank yang disampaikan oleh Direksi. 7) Memberikan pertimbangan dan saran atau nasehat kepada Direksi dalam pengelolaan BPRS sesuai aspek prudential banking.
27
d. Kepala Bagian Pemasaran Tugas : 1) Membantu Direksi merumuskan kebijakan bidang pembiayaan, melaksanakan kebijakan dan memantau perkembangan portofolio pembiayaan sesuai prinsip kehati-hatian. 2) Memberi saran atau masukan kepada Direksi dalam penyusunan kebijakan pembiayaan terutama dalam penanganan aktiva produktif bermasalah. 3) Mengerahkan serta membina bawahan dalam mendukung kelancaran kerja dan memprioritaskan pelayanan memuaskan kepada calon debitur. 4) Melaksanakan
investigasi
atas
fasilitas
pembiayaan
sesuai
kewenangan dan menilai pemenuhan syarat kelengkapan agunan. 5) Mengecek/me-review proses pengikatan agunan maupun pengurusan asuransi pembiayaan syariah. 6) Menyiapkan, mengurus dan membuat laporan analisis pembiayaan sebagai usulan kepada Direktur dalam mengambil keputusan untuk mengabulkan,
mengabulkan
dengan
syarat
atau
menolak
permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon debitur sesuai kewenangannya. 7) Memberikan legal opini atas pengajuan kredit sesuai dengan kewenangannya.
28
8) Membantu dan memantau kelancaran proses realisasi pembiayaan dibagian operasional. 9) Membuat laporan realisasi dan pembatalan/penolakan pembiayaan serta perkembangan kolektabilitas secara rutin. 10) Melakukan pembinaan atas pembiayaan yang diberikan dalam rangka monitoring perkembangan kemampuan membayar debitur. 11) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajemen. e. Accounting Tugas : 1) Menyusun sistem rekening atau nomor perkiraan yang akan digunakan dalam transaksi, khususnya pada laporan keuangan neraca dan rugi laba. 2) Melakukan pencatatan kode transaksi dengan membuat kode perkiraan transaksi. 3) Melakukan pencatatan transaksi pada jurnal sesuai nomor transaksi. 4) Mencatat transaksi overbooking atau pemindahbukuan antar aplikasi yang tersedia. 5) Melakukan posting data transaksi yang dilakukan oleh teller dalam suatu periode yang ditentukan bila belum dilakukan oleh teller. 6) Melakukan
validasi
jurnal transaksi
yang
sudah dilakukan
penjurnalan sebelumnya. 7) Melakukan pencetakan laporan keuangan Bank Indonesia dan untuk internal BPRS.
29
8) Melakukan tugas rekonsiliasi Antar Bank Aktiva dan Antar Bank Pasiva. 9) Tidak melakukan pencatatan manipulatif (window dressing). 10) Membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk menilai dan menginterpretasikan kondisi BPRS. 11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan terkait implementasi sikap profesionalisme dalam bekerja. f. Teller Tugas : 1) Menerima dan melakukan verifikasi warkat/slip/bukti kas setoran nasabah
produk
tabungan
mudharabah
dan
atau
deposito
mudharabah maupun angsuran dan atau pencairan pembiayaan murabahah/ mudharabah atau pemindahbukuan secara teliti. 2) Menghitung dan memeriksa keaslian uang tunai/cek/bilyet giro. 3) Memeriksa kelengkapan otorisasi sesuai kewenangannya dalam pencatatan jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas sesuai bukti kas. 4) Mencetak buku dan kartu kontrol tabungan. 5) Melindungi kas yang ada ditangan dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.
30
g. Customer Service Tugas : 1) Memberikan informasi secara langsung, tertulis maupun via telepon mengenai persyaratan pembukaan/penutupan produk. 2) Mengurus administrasi pembukaan/penutupan produk. 3) Mengarsip spesimen nasabah, kartu angsuran dan merekap warkat. 4) Menyampaikan informasi saldo produk maupun angsuran apabila diminta oleh nasabah. 5) Mengurus permohonan penutupan rekening tabungan. 6) Memberikan laporan secara rutin dan berkala kepada atasan. h. Personalia dan Umum Tugas : 1) Menyusun peraturan perusahaan yang memuat tata tertib pegawai. 2) Menyusun Surat Keputusan penerimaan dan pengangkatan pegawai baru maupun pegawai yang sudah ada, termasuk surat peringatan dan surat tugas khusus. 3) Melakukan penempatan pegawai pada jabatan yang tepat. 4) Merekap waktu hadir bagi semua pegawai. 5) Membuat dan merekap daftar gaji sesuai administrasi penghitungan serta pembayaran hak karyawan.merencanakan program pelatihan dan pengembangan pegawai dengan memberikan kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan sesuai bidang tugasnya.
31
6) Merencanakan dan melaporkan hasil penilaian kinerja seluruh pegawai kepada pimpinan. 7) Melakukan pembelian barang sesuai harga perolehan atau harga pasar wajar untuk pembiayaan. 8) Melakukan pemesanan dan atau pembelian alat tulis kantor dan keperluan lain. B. Data-Data Deskriptif 1. Produk-Produk BPRS Dana Amanah a. Produk Penghimpunan Dana (Funding) 1) Tabungan Dana Amanah Tabungan Dana Amanah merupakan simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip mudharabah berbasis bagi hasil dimana penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat sesuai ketentuan yang berlaku di BPRS Dana Amanah. 2) Deposito Dana Amanah Deposito Dana Amanah merupakan simpanan investasi dengan prinsip mudharabah berbasis bagi hasil dengan dengan jangka waktu 3, 6 atau 12 bulan dana nasabah akan diinvestasikan untuk pembiayaan usaha kecil yang halal. b. Produk Penyaluran Dana (Financing) 1) Pembiayaan Murabahah, Salam dan Istishna' Adalah fasilitas penyaluran dana dengan sistem jual beli. Produk ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha
32
(modal usaha dan investasi : pengadaan bahan baku, persediaan barang dagangan, perlengkapan usaha, peralatan produksi, dan lainlain) maupun pribadi (misalnya kendaraan bermotor, renovasi rumah, dan lain-lain). Salam merupakan akad jual beli barang antara pihak Bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli, dengan penyerahan barang dilakukan pada tanggal yang ditentukan. Istishna’ hampir sama dengan salam, namun harga atas barang dibayar terlebih dahulu dimuka, walaupun dapat diangsur sesuai dengan jadwal dan syarat-syarat yang disepakati bersama, dan barang diserahkan kemudian hari. 2) Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Adalah pembiayaan dalam bentuk modal/dana yang diberikan oleh BPRS Dana Amanah untuk dikelola dalam usaha yang telah disepakati bersama. Selanjutnya nasabah dan bank sepakat untuk berbagi hasil atas pendapatan usaha tersebut. Jenis usaha yang dapat dibiayai antaralain perdagangan industri, koperasi, karyawan, usaha dasar dasar atas kontrak, dapat berupa modal kerja dan investasi. 3) Qard, Ijarah, Hawalah, Kafalah, dan Wakalah Produk penyaluran dana ini menggunakan sistem tabarru berbasis fee.
33
Qard merupakan fasilitas pembiayaan lunak kepada pengusaha kecil yang benar-benar kekurangan modal dengan pengembalian sebesar pinjaman pokok tanpa perlu membagi keuntungan kepada pihak Bank, tetapi cukup membayar biaya administrasi saja. Ijarah merupakan pembiayaan untuk pengadaan barang ditambah keuntungan yang disepakati antara Bank dan nasabah dengan
sistem
pembayaran
sewa
tanpa
diakhiri
dengan
kepemilikan (objek ijarah tetap menjadi milik Bank. Hawalah merupakan perpindahan tanggung jawab dari nasabah kepada Bank untuk membayarkan hutangnya kepada pihak ketiga. Atas persetujuan bersama, pihak Bank membayarkan hutang pihak nasabah kepada pihak ketiga dan dalam waktu yang bersamaan pihak nasabah memiliki hutang kepada bank. Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh Bank atas permintaan nasabah untuk pelaksanaan kewajiban tertentu, misalnya proyek. Wakalah merupakan perwakilan dari pihak Bank kepada nasabah untuk suatu urusan tertentu (misalnya untuk membeli barang) dan bertindak atas namanya. 4) Jasa Layanan Bagi Nasabah Pembayaran zakat, infaq, dan shadaqah.
34
5) Bentuk Kerjasama a) Penerimaan Setoran Biaya Pendidikan BPRS Dana Amanah dapat
memberikan layanan
penerimaan setoran biaya pendidikan di sekolah dan juga dapat menyediakan formulir dengan desain khusus untuk media penyetoran siswa. b) Penerimaan Setoran Tabungan BPRS Dana Amanah dapat penerimaan
setoran
rekening
memberikan layanan di
sekolah/pondok
pesantren/perusahaan. c) Pembayaran Gaji Via Rekening Adalah sistem layanan pembayaran gaji melalui rekening karyawan. d) Pick Up Service Adalah layanan pengambilan setoran ke tempat nasabah oleh karyawan BPRS Dana Amanah . e) Standing Instruction Yaitu
perintah
nasabah
untuk
memindahbukukan
sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan ke rekening pihak lain secara otomatis dan berkala. f) Pembayaran Zakat Otomatis Yaitu zakat yang dipotongkan dari bagi hasil tabungan maupun deposito setiap bulan secara otomatis.
35
2. Ketentuan Umum Pembiayaan Murabahah a. Jangka Waktu Maksimal jangka waktu di BPRS Dana Amanah adalah 3 (tiga) tahun. Apabila nasabah debitur meminta jangka waktu angsuran lebih dari jangka waktu maksimal yang ditetapkan, pihak Bank tidak dapat menerimanya. b. Plafond Pembiayaan Maksimal plafond pembiayaan yang akan diberikan oleh pihak Bank adalah sebesar nilai objek agunan dan besaran nilai tersebut didasarkan pada perhitungan nilai pasar dan nilai likuidasi agunan yang dilakukan oleh surveyor. BPRS
Dana
Amanah
mengalokasikan
dananya
untuk
pembiayaan per individu sebesar 10% dari total aset yang dimiliki sesuai dengan Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan (BMPP). Plafond Pembiayaan yang akan dicairkan oleh Bank adalah nominal yang tidak melampaui BMPP dan maksimal setara dengan nilai agunan. c. Agunan Objek yang dapat dijadikan agunan dalam pembiayaan murabahah ada dua macam, yaitu sertifikat untuk jaminan fixed asset dan BPKB untuk jaminan kendaraan bermotor. Sebelum realisasi pembiayaan dilaksanakan, pihak Bank akan melakukan penilaian terhadap kondisi fisik tanah, properti dan atau kendaraan guna
36
mengetahui kelayakan untuk direkomendasikan sebagai agunan yang menjadi dasar bagi Bank dalam pencairan plafond pembiayaan. Dalam hal ini, surveyor akan melakukan perhitungan berdasarkan nilai pasar dan nilai likuidasi agunan. Objek agunan yang akan diserahkan harus berdasarkan atas nama nasabah bersangkutan. Namun pihak Bank tidak membatasi pemberian apabila objek agunan adalah milik pihak lain., dengan syarat pihak yang berhak atas objek tersebut bersedia untuk menyerahkannya
sebagai
agunan
kepada
Bank.
Misalnya
menggunakan Sertifikat Tanah atau BPKB atas nama orang tua. Usia pemilik agunan maksimal 55 tahun. d. Asuransi Nasabah debitur yang melaksanakan pembiayaan murabahah akan di-cover dengan asuransi jiwa dan wajib menutup beban asuransi pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh pihak BPRS Dana Amanah dan menetapkan pihak Bank sebagai pihak yang berhak menerima pembayaran klaim atas asuransi (Banker’s Clause). e. Uang Muka Untuk mengetahui seberapa besar keseriusan nasabah dalam pengajuan pembiayaan, pihak Bank meminta uang muka atas pembayaran pembelian. Persentase uang muka yang ditetapkan pihak Bank
adalah
sebesar
30%
dari
total
plafond
pembiayaan.
Pembayarannya dilakukan sebelum berlangsungnya akad. Apabila
37
Rapat
Komite
Pembiayaan
memutuskan
bahwa
permohonan
pembiayaan disetujui, maka pembayaran uang muka segera dilakukan melalui rekening calon nasabah yang bersangkutan pada BPRS Dana amanah. f. Biaya pra Realisasi Merupakan biaya yang timbul berkaitan dengan fasilitas pembiayaan murabahah yang menjadi beban tanggungan yang wajib dibayar dimuka oleh calon nasabah sebelum penandatanganan akad perjanjian. Biaya ini dipersiapkan di rekening calon nasabah pada saat Rapat Komite Pembiayaan menyetujui proposal pembiayaan yang diajukan. Biaya pra realisasi ini meliputi: 1) Biaya administrasi sebesar 1,5% dari plafond pembiayaan 2) Biaya notaris 3) Biaya materai 4) Premi asuransi jiwa g. Rekening Tabungan Calon nasabah yang telah disetujui pengajuan pembiayaannya oleh Rapat Komite Pembiayaan, diwajibkan membuka rekening pada BPRS Dana Amanah, guna kelancaran transaksi yang berkaitan dengan pembiayaan. Saldo minimal pada rekening adalah sebesar satu kali angsuran pembiayaan. Melalui rekening ini pula, nasabah dapat menyetorkan uang muka dan biaya pra realisasi. Pengangsuran
38
pembiayaan dilakukan melalui rekening tersebut untuk kemudian dilakukan pendebetan. 3. Penerapan Prinsip Pembiayaan Murabahah a. Akad Akad
akan
dilaksanakan
setelah
nasabah
memenuhi
persyaratan berikut ini: 1) Telah menyerahkan surat atau formulir permohonan pesanan barang yang berisi rincian barang yang akan dibeli serta tanggal penyerahan barang yang dikehendaki berdasarkan perjanjian. 2) Telah menyerahkan semua dokumen. 3) Telah menandatangani Surat Perjanjian dan perjanjian-perjanjian jaminan yang dipersyaratkan. 4) Biaya pra realisasi dan uang muka telah disiapkan pada rekening calon nasabah. 5) Telah menyerahkan Surat Pengakuan Utang sebagai Surat Sanggup untuk membayar lunas harga jual kepada BPRS Dana Amanah. 6) Telah menyerahkan Surat Kuasa Menjual Agunan yang dijadikan jaminan atas perjanjian. b. Perhitungan Margin Margin keuntungan pembiayaan murabahah bersifat tetap tanpa dipengaruhi oleh menurunnya jumlah nilai pokok pinjaman.
39
Perhitungan margin dilakukan dengan menggunakan sistem flat sesuai tabel. Tabel 2.1 Perhitungan Margin Pembiayaan Murabahah per Tahun Produk Pembiayaan
Murabahah
Jangka Waktu
Rasio/Tahun
1 tahun
20%
2 tahun
19%
3 tahun
18%
Sumber: Tabel Angsuran Pembiayaan Murabahah di BPRS Dana Amanah Perhitungan sistem flat pada tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Margin pembiayaan 1 (satu) tahun : 1 x (harga pokok x 20%) 2) Margin pembiayaan 2 (dua) tahun : 2 x (harga pokok x 19%) 3) Margin pembiayaan 3 (satu) tahun : 3 x (harga pokok x 18%) Pembayaran margin dilakukan setiap bulan selama jangka waktu yang ditetapkan dan dibayar bersamaan dengan angsuran pokok.
40
c. Pembayaran Angsuran Sistem pembayaran pembiayaan murabahah dilakukan dengan cara mengangsur pada tiap-tiap bulan pada hari kerja Bank. Besarnya angsuran bersifat tetap, baik angsuran pokok maupun angsuran margin. Angsuran pertama dibayarkan setelah 1 (satu) bulan terhitung sejak akad dilangsungkan (realisasi pembiayaan). Pembayaran angsuran disesuaikan dengan jadwal dan besarnya angsuran ditetapkan dalam Surat Sanggup untuk membayar lunas. d. Potongan Pembiayaan Apabila nasabah debitur dapat melaksanakan pelunasan sebelum jangka waktu pembiayaan berakhir, pihak Bank akan memberikan potongan atas pelunasan yang dipercepat tersebut, berupa potongan atas margin yang belum jatuh tempo. Pemberian
potongan
pembiayaan
murabahah
tidak
diperjanjikan dalam akad dan diatur sesuai kebijakan Bank oleh Tim Komite Pembiayaan. e. Denda Apabila sampai dengan akhir bulan berjalan nasabah belum membayar angsuran, maka pihak Bank akan mengenakan biaya keterlambatan angsuran atau penalti (kafarah) yang besarnya 0,000500 dari jumlah tertunggak per hari. Biaya ini akan disetorkan ke rekening ZIS sebagai dana infaq dan shadaqah. Pembebanan biaya keterlambatan angsuran tersebut dimulai sejak tanggal jatuh tempo.
41
4. Sasaran Pembiayaan Murabahah Fasilitas pembiayaan murabahah BPRS Dana Amanah diberikan kepada individu maupun badan usaha yang memerlukan jasa perbankan untuk diberikan pembiayaan yang akan digunakan untuk membeli barangbarang modal usaha dan atau barang-barang konsumtif. Contoh dari pembiayaan konsumtif adalah jual beli kendaraan bermotor. Untuk pembiayaan investasi atau barang modal pada badan usaha dispesifikasikan kedalam beberapa sektor usaha sebagai berikut: 1. Dealer sepeda motor/mobil 2. Kontraktor 3. Bengkel atau toko sparepart 4. Toko ATK (alat tulis kantor) 5. Toko kelontong 6. Usaha musiman yang pangsa pasarnya jelas dan pasti 7. Rental mobil 8. Usaha catering 9. Usaha batik 10. Percetakan 11. Ricemill 12. Toko furniture 13. BMT atau Baitul Mal Wattamwil yang sehat dan berada di sekitar keresidenan Surakarta Dan lain-lain.
42
5. Tingkat Perkembangan Nasabah Pembiayaan Murabahah di BPRS Dana Amanah Tabel 2.2 Data Perkembangan Nasabah Pembiayaan Murabahah di BPRS Dana Amanah No
Bulan
Jumlah Nasabah
Jumlah Pembiayaan (rupiah)
1
Juni
2 account
15.000.000.-
2
Juli
14 account
241.000.000,-
3
Agustus
5 account
56.000.000,-
4
September
5 account
125.000.000,-
5
Oktober
6 account
128.000.000,-
6
November
3 account
18.000.000,-
7
Desember
5 account
139.000.000,-
Total Pembiayaan
722.000.000,-
Sumber: Pembukuan Data Nasabah Pembiayaan Murabahah BPRS Dana Amanah Data pada tabel di atas menunjukkan perkembangan produk pembiayaan murabahah pada BPRS Dana Amanah pada satu tahun pertama setelah pihak bersangkutan beroperasi. Dari data tersebut, dapat diketahui pada periode pertama bulan Juni, BPRS Dana Amanah mampu menarik 2 (account) nasabah untuk bermitra dengan pihak Bank. Untuk bulan berikutnya, jumlah nasabah pembiayaan murabahah mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu 14 (empat belas) account dengan
43
total pembiayaan yang cukup besar. Sementara untuk bulan berikutnya, terjadi penurunan jumlah nasabah yang cukup drastis dengan jumlah yang sama untuk periode berikutnya pada bulan September, yaitu 5 (lima) account. Pada bulan Oktober, jumlah nasabah meningkat dengan jumlah 6 (enam) account, diiringi dengan penurunan kembali hingga 50% persen menjadi 3 (tiga) account pada bulan November. Dan peningkatan jumlah nasabah pembiayaan murabahah terjadi pada periode selanjutnya pada bulan Desember dengan jumlah 5 (lima) account. Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan murabahah pada BPRS Dana Amanah senantiasa mengalami peningkatan dan atau penurunan pada setiap pergantian periode.
44
BAB IV ANALISIS
A. Prosedur Realisasi Pembiayaan Murabahah Prosedur
realisasi
pembiayaan
murabahah
diawali
dengan
permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah kepada BPRS Dana Amanah dengan cara mengisi Formulir Permohonan Pembiayaan serta melengkapi berkas-berkas persyaratan. Surat Permohonan 1 atau SP1 akan segera diterbitkan oleh marketing dari calon nasabah untuk kemudian diserahkan kepada Bagian Pembiayaan. Form SP1 adalah surat permohonan aktivitas pendukung proses pembiayaan yang berisi tentang data-data calon nasabah, yaitu: 1. Bidang Usaha Nasabah 2. Alamat 3. Tujuan Pembiayaan 4. Plafond Pembiayaan 5. Jangka Waktu 6. Berkas-berkas yang masih kurang Oleh Bagian Pembiayaan, Form SP1 diperiksa dan diteruskan kepada Direktur Utama. Apabila Direktur Utama menolak Form SP1, maka pengajuan pembiayaan tidak dapat diteruskan untuk direalisasi dan dibuat surat penolakan kepada nasabah atau dengan cara memberitahukan kepada pemohon segera via telepon atau secara langsung. Namun apabila Form SP1
45
disetujui, akan segera dilaksanakan survei terhadap usaha, agunan dan hal-hal yang berkaitan dengan si pemohon oleh tim surveyor. Survei ini dilakukan untuk menganalisis kelayakan pengajuan pembiayaan. Setelah survei dilaksanakan, Bagian Pembiayaan akan menerbitkan Surat Permohonan 2 (SP2) untuk diserahkan pada Rapat Komite Pembiayaan. Form SP2 berisi sebagai berikut: 1. Dokumen Analisis hasil survei a. Form Analisis Karakter b. Form Analisis Yuridis c. Form Analisis Kelayakan Ekonomi d. Form Analisis Taksasi e. Form Analisis Syariah 2. Dokumen Pendukung Untuk calon nasabah Badan Usaha: a. Aplikasi Pembiayaan b. Akta Pendirian Usaha c. NPWP Usaha d. Surat Penetapan dan Pengesahan Pengurus/Pegawai e. Hasil Penilaian Kesehatan Usaha f. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan Usaha g. Fotokopi KTP semua pengurus dan pengawas h. Fotokopi Agunan i. Fotokopi PBB Agunan
46
j. Foto lokasi dan tempat usaha k. Foto Agunan Untuk nasabah individu: a. Aplikasi Pembiayaan b. Fotokopi KTP c. Fotokopi KK/Kartu Keluarga d. Fotokopi Akta Nikah e. NPWP f. Laporan Penilaian Objek Agunan g. Foto Agunan h. Foto Properti 3. Form Indeks Nominatif Pembiayaan Berisi tentang jumlah poin pembiayaan yang akan menjadi dasar dalam penilaian kelayakan pembiayaan. Dalam Rapat Komite Pembiayaan, dokumen-dokumen dalam Surat Permohonan 2 akan dibahas bersama-sama untuk diputuskan mengenai kelayakan pengajuan pembiayaan untuk direalisasi. Apabila Tim Komite Pembiayaan memutuskan untuk menolak pengajuan tersebut, maka realisasi tidak dapat dilaksanakan dan berkas-berkas pembiayaan dikembalikan. Namun apabila Tim Komite Pembiayaan menyetujui proposal pembiayaan dari pemohon, pihak Bank akan mengeluarkan Surat Offering Letter yaitu surat persetujuan pihak BPRS Dana Amanah untuk memberikan fasilitas pembiayaan. Dan calon nasabah harus segera membuka rekening di
47
BPRS Dana Amanah guna memperlancar transaksi yang berkaitan dengan pembiayaan murabahah. Melalui rekening tersebut, calon nasabah akan membayar uang muka dan biaya pra realisasi yang telah disepakati sebelum pelaksanaan akad. Selanjutnya, calon nasabah mengisi Form Rencana Pembelian Barang untuk objek yang akan diperjualbelikan dalam transaksi murabahah dan kemudian calon nasabah meminta nota pembelian barang pada supplier atas nama yang bersangkutan untuk selanjutnya diserahkan pada pihak Bank sebagai bentuk perwakilan dari barang pada saat akad. Setelah nota diterima, pihak Bank akan membuat jadwal angsuran atas jual beli barang yang akan dilaksanakan, untuk kemudian menjadi salah satu berkas yang akan ditandatangani dalam akad perjanjian. Setelah semua hal tersebut di atas terpenuhi, akad segera dilaksanakan. Pada saat akad dilangsungkan, calon nasabah diminta untuk menandatangani beberapa dokumen dan Surat Perjanjian. Sebelum ditandatangani, nasabah harus membaca atau dibacakan tentang semua isi perjanjian serta dokumendokumen yang menjadi lampiran dalam Surat Perjanjian, sehingga calon nasabah memahami sepenuhnya segala yang akan menjadi akibat hukum setelah menandatanganinya. Berikut dokumen-dokumen yang terlampir dalam Surat Perjanjian, yaitu:
48
1. Surat Sanggup Berisi kesanggupan nasabah dalam membayar pinjaman dengan cara melakukan transfer/penyetoran ke rekening nasabah pada BPRS Dana Amanah untuk selanjutnya dilakukan pendebetan. 2. Surat Kuasa Menjual Berisi tentang penyerahan agunan dari nasabah kepada BPRS Dana Amanah sebagai agunan dalam pembiayaan 3. Surat Kuasa Debet Berisi tentang pemberian kuasa dari nasabah kepada BPRS Dana Amanah
untuk
melakukan
pendebetan
terhadap
rekening
yang
bersangkutan di BPRS Dana Amanah. Dengan ditandatanganinya Surat Perjanjian dan beberapa dokumen tersebut di atas oleh nasabah, maka fasilitas pembiayaan murabahah telah sah diberikan kepada nasabah. Kemudian dihadapan notaris yang telah ditunjuk oleh BPRS Dana Amanah, nasabah melakukan pengikatan agar perjanjian pembiayaan memiliki kekuatan hukum. Setelah akad dilaksanakan, dilaksanakan proses pengikatan dihadapan notaris. Apabila calon nasabah berstatus belum menikah, orang tua yang bersangkutan harus ikut hadir dalam akad. Dan apabila statusnya telah menikah, akad harus disaksikan oleh suami/istri beserta anak-anak yang bersangkutan yang menjadi ahli waris. Jika jaminan yang digunakan untuk transaksi murabahah adalah atas nama orang lain, maka yang berhak atas jaminan tersebut turut serta dihadirkan.
49
Setelah akad dan pengikatan selesai, maka pencairan dana pembiayaan akan dilakukan oleh Bank untuk membayar nota atas barang pada supplier, dimana pembayaran dilakukan bersama nasabah dan selanjutnya nasabah dapat langsung membawa barang tersebut. Apabila terdapat sisa atas dana untuk pembelian barang, dana tersebut akan disetorkan pada rekening tabungan nasabah. Kemudian pembayaran angsuran dapat dilakukan nasabah dengan menyetorkan melalui rekening tersebut untuk kemudian dilakukan pendebetan oleh pihak Bank. Sedangkan uang muka yang telah diserahkan oleh nasabah pada rekening tabungan di BPRS Dana Amanah, dapat diambil kembali oleh yang bersangkutan, karena uang tersebut hanya sebatas syarat yang harus dipenuhi sebagai pengukur keseriusan nasabah atas pengajuan pembiayaan. Apabila dijabarkan secara lengkap mengenai prosedur pembiayaan murabahah tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pembiayaan Murabahah a. WNI b. Telah cakap untuk melakukan perbuatan hukum c. Usia maksimal 55 tahun d. Memiliki penghasilan/pekerjaan yang dapat menjamin kelangsungan kewajiban pembayaran angsuran e. Tidak memiliki kredit bermasalah di Lembaga Keuangan lain
50
2. Persyaratan Pembiayaan Murabahah Berikut ini adalah berkas-berkas persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon nasabah, yaitu: a. Fotokopi KTP b. Fotokopi KTP Suami/Istri, jika calon nasabah telah menikah c. Fotokopi KTP orang tua, jika calon nasabah belum menikah d. Fotokopi Kartu Keluarga (KK) e. Fotokopi Akta Nikah jika berstatus telah menikah f. Fotokopi Surat Cerai jika berstatus janda/dua (cerai) g. Fotokopi Surat Kematian Suami/Istri jika berstatus janda/duda (meninggal) h. Fotokopi Agunan (Sertifikat/BPKB) i.
Fotokopi Slip Gaji Terakhir
j.
Fotokopi PBB terakhir
k. Fotokopi rekening PLN/PDAM/telepon l.
Fotokopi NPWP Apabila objek yang menjadi agunan bukan milik calon nasabah
(atas nama orang lain), maka ketentuan berikut harus dipenuhi. a. Usia maksimal agunan adalah 55 tahun b. Melampirkan data pemilik agunan berupa: 1) Fotokopi KTP 2) Fotokopi KTP Suami/Istri 3) Fotokopi KK
51
4) Fotokopi Surat Nikah 3. Prosedur Analisis Pembiayaan Murabahah Survei yang dilaksanakan oleh tim surveyor adalah untuk mengetahui keadaan ekonomi calon nasabah, kondisi jaminan, prospek usaha dan kemampuan calon nasabah dalam membayar angsuran. a. Analisis Karakter Analisis karakter dilakukan untuk mengetahui dan memahami watak dan perilaku calon nasabah. Analisis ini didapatkan dari hasil survei terhadap kehidupan lingkungan sekitar calon nasabah, termasuk melakukan wawancara kepada calon nasabah, serta mencari informasi dari kolega, relasi dan masyarakat sekitar tempat tinggal calon nasabah. Berikut beberapa aspek yang dinilai dalam analisis karakter: 1) Aspek kejujuran 2) Aspek komitmen dan tanggung jawab Ditunjukkan oleh kedisiplinan dalam memenuhi kewajibankewajibannya kepada beberapa institusi seperti PLN, PDAM, pajak, bank, koperasi, leasing, dan lain-lain. b. Analisis Yuridis Adalah analisis terhadap data-data yang berkaitan dengan calon nasabah, meliputi: 1) Identitas diri (nama, alamat, nomor telepon) 2) Tanggal pendirian usaha 3) SIUP
52
4) Akad Pembiayaan 5) Plafond Pembiayaan 6) Uang muka 7) Jangka waktu 8) Kegunaan Pembiayaan 9) Jaminan c. Analisis Kelayakan Ekonomi Analisis ini bertujuan untuk menyimpulkan kelayakan si calon nasabah untuk diberi pembiayaan, apakah termasuk dalam kategori diprioritaskan, boleh, dihindari atau tidak boleh diberi pembiayaan. Analisis kelayakan ekonomi dilakukan dengan mempertimbangkan halhal berikut: 1) Sektor usaha 2) Kelompok profesi 3) Wilayah/daerah tempat tinggal 4) Jenis agunan 5) Plafond pembiayaan 6) Jangka waktu pembiayaan 7) Agama 8) Usia calon nasabah Dan lain-lain.
53
d. Analisis Taksasi Analisis taksasi adalah analisis terhadap laporan penilaian objek agunan. Penilaian terhadap objek agunan berupa sertifikat untuk fixed asset, meliputi hal-hal berikut: 1) Hak kepemilikan tanah 2) Penguasaan tanah 3) Peruntukan tanah 4) Letak tanah 5) Luas dan bentuk tanah 6) Batas properti (bagian depan, belakang, kanan dan kiri), fasilitas umum, peruntukan properti dan lingkungan properti) 7) Bangunan dan sarana pelengkap Meliputi jenis bangunan, atap, lantai, pintu, jendela, pagar, fasilitas, kondisi, tahun pendirian, pondasi dan lain-lain. Penilaian terhadap objek agunan berupa BPKB untuk kendaraan bermotor meliputi hal-hal berikut : 1) Nomor plat 2) Tahun pembuatan 3) Negara penghasil kendaraan bermotor 4) Merek dan tipe kendaraan Dalam Memorandum Taksasi, dilampirkan foto lokasi tempat usaha yang ingin dibiayai dan foto objek agunan.
54
e. Analisis Syariah Merupakan analisis yang berkaitan dengan hukum Syariat Islam yang diterapkan pada usaha/aktivitas ekonomi/pekerjaan dan memberi kesimpulan apakah pengajuan pembiayaan bisa direkomendasikan untuk dapat dipertimbangkan sebaiknya diberi pembiayaan, diberi pembiayaan dengan harus memenuhi syarat dan atau tidak diberi pembiayaan. f. Indeks Nominatif Pembiayaan Merupakan jumlah poin pembiayaan yang dihitung dari hasil penilaian studi kelayakan pembiayaan yang diajukan oleh calon debitur. Beberapa hal yang dinilai dalam Form Indeks Nominatif Pembiayaan adalah sebagai berikut: 1) Sektor usaha 2) Kelompok profesi 3) Wilayah/daerah tempat usaha dan tempat tinggal 4) Jenis agunan 5) Nominal plafond 6) Jangka waktu 7) Usia calon debitur 8) Agama yang dianut Penilaian terhadap hal-hal tersebut di atas harus mencapai poin tertentu, hingga pengajuan pembiayaan dinilai layak untuk direalisasi.
55
4. Rapat Komite Pembiayaan Rapat Komite Pembiayaan dilaksanakan oleh Komite Pembiayaan. Organisasi Komite Pembiayaan dibagi dalam empat tingkatan yaitu: Dalam Rapat Komite Pembiayaan, pembahasan dilakukan pada hal-hal berikut: a. Melakukan evaluasi terhadap setiap proposal pembiayaan dan analisisnya sesuai dengan aturan-aturan dan norma yang berlaku dengan memperhatikan prinsip-prinsip transaksi syariah. b. Memberikan rekomendasi, persetujuan atau penolakan terhadap proposal pembiayaan berdasarkan hasil evaluasi proposal dan analisisnya
yang
dilakukan
secara
profesional
(objektif
dan
transparan). Prosedur realisasi pembiayaan murabahah BPRS Dana Amanah memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan, antara lain sebagai berikut : Kelemahan : 1. Objek agunan tidak di-cover dengan asuransi, sehingga tidak ada pihak yang menjamin apabila terjadi kerusakan atau kehilangan terhadap objek agunan. 2. Pengenaan biaya administrasi masih menggunakan persentase, sehingga makin besar plafond makin besar biaya yang harus ditanggung oleh nasabah.
56
3. Nasabah wajib membuka rekening tabungan untuk pembayaran biaya pra realisasi dan uang muka serta angsuran, sehingga prosedur terkesan berbelit-belit. 4. Nasabah tidak dapat menjual atau menyewakan barang yang menjadi objek agunan selama masa angsuran. Kelebihan : 1. Kemudahan dalam pembayaran biaya pra realisasi serta angsuran melalui rekening tabungan nasabah pada BPRS Dana Amanah. 2. Pengenaan denda sebesar 0,000500 dari jumlah tertunggak per hari tidak terlalu besar, sehingga tidak terlalu membebani nasabah. 3. Tanpa ada asuransi lain selain asuransi jiwa, tidak menambah beban nasabah dalam membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan pembiayaan murabahah. 4. Terdapat potongan pembiayaan untuk nasabah yang mampu melakukan pelunasan sebelum tanggal jatuh tempo sehingga meringankan nasabah dalam membayar kewajibannya. 5. Memudahkan nasabah untuk memiliki suatu barang walaupun si nasabah tidak memiliki uang yang cukup pada saat itu. 6. Meringankan nasabah dalam melakukan pembayaran, karena dilakukan dengan cara mengangsur.
57
B. Teknik Perhitungan Margin Berikut ini akan dijelaskan mengenai teknik perhitungan margin (per bulan) untuk pembiayaan murabahah di BPRS Dana Amanah : Plafond
Rp m
Jangka waktu
t bulan
Margin
(A) = m x (x%) t m (B) = t
Angsuran Total angsuran
(C) = (A) + (B)
Pengajuan plafond pembiayaan sebesar Rp m, dengan jangka waktu selama t bulan, maka jumlah angsuran margin adalah sebesar : (A) = m x (X%) dan jumlah angsuran pokok adalah (B) = m , sehingga t t total angsuran adalah (C) = A + B. Dimana
x%
adalah persentase untuk
menentukan jumlah margin per tahun.
Contoh kasus : Tuan Hakim mengajukan pembiayaan kepada BPRS Dana Amanah sebesar Rp. 12.500.000,- untuk pembelian satu unit sepeda motor Honda Beat yang akan digunakan sebagai kendaraan pribadi. Jangka waktu pembiayaan satu tahun. Angsuran pokok =
Rp.12.500.000 = Rp. 1.041.700,12
Margin = Rp. 12.500.000 x 20% = Rp. 208.300,12
58
Total angsuran = Rp. 1.041.700 + Rp. 208.300 = Rp. 1.250.000,Keterangan : 20% = persentase margin untuk jangka waktu pembiayaan satu tahun Teknik perhitungan margin pada BPRS Dana Amanah memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan sebagai berikut. Kelemahan : 1. Persentase margin yang semakin besar untuk jangka waktu yang semakin panjang akan menjadikan beban nasabah semakin besar. 2. Bagi nasabah yang mengalami tunggakan angsuran akan semakin berat dalam membayar hutangnya kepada Bank karena terdapat angsuran margin. 3. Angsuran margin bersifat tetap meskipun jumlah pinjaman berkurang. 4. Harga barang menjadi lebih tinggi. Kelebihan : 1. Nasabah dapat mengetahui transparansi Bank dalam pengambilan keuntungan. 2. Margin sebagai pendapatan Bank atas penyediaan fasilitas pembiayaan bagi nasabah.
C. Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah BPRS Dana Amanah Penggolongan kualitas aktiva produktif atau portofolio kolektabilitas pembiayaan meliputi kategori lancar, kurang lancar, diragukan dan macet.
59
Termasuk dalam pembiayaan bermasalah adalah kategori kurang lancar, diragukan dan macet. Tabel 2.3 Kriteria Portofolio Kolektabilitas Pembiayaan Murabahah Bermasalah Kemampuan
Kurang Lancar
Membayar Masa angsuran
-
Diragukan
Terdapat
-
Terdapat
Macet -
Terdapat
bulanan :
tunggakan
tunggakan
tunggakan yang
Angsuran
angsuran yang
yang
telah
pokok dan atau
telah melewati
melewati 6-12
angsuran
3-6 bulan
bulan
margin.
-
Pembiayaan telah
-
jatuh
telah
Pembiayaan
Pembiayaan
jatuh
jatuh
telah melewati 2
tempo
telah melewati
dengan
1-2 bulan
bulan
12 bulan -
tempo sampai 1
melewati
tempo
bulan -
Telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau telah diajukan penggantian ganti kepada perusahaan asuransi pembiayaan.
Sumber: Surat Keputusan No. SK-5/Dir/BPRS-DA/V/2009
rugi
60
Untuk mengatasi ketiga kategori pembiayaan bermasalah tersebut di atas, penanganan dilakukan dengan paradigma “pencegahan” (preventive) dan “penanggulangan” (tracking/curative). 1. Pencegahan Strategi pencegahan untuk pembiayaan bermasalah adalah melalui pembinaan dan pengawasan secara langsung maupun tidak langsung. Pembinaan secara langsung dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: a. Customer Visit Merupakan silaturrahim dengan melakukan kunjungan kepada nasabah untuk membangun suasana ukhuwah, mengecek usaha nasabah, mengumpulkan informasi dari lingkungan tempat tinggal maupun tempat usaha untuk mengetahui kondisi ekonomi dan usaha nasabah, mengecek kondisi agunan serta memberikan saran-saran. b. Telephone Call and SMS Call Menghubungi nasabah melalui telepon atau SMS (Short Message Service) untuk memberikan perhatian, menumbuhkan rasa segan, memberikan motivasi, mengucapkan selamat apabila yang bersangkutan mendapat kesuksesan dan mengingatkan jadwal jatuh tempo angsuran. Sedangkan pembinaan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Mencermati aktivitas rekening tabungan debitur yang bersangkutan.
61
b. Mengikuti perkembangan debitur untuk usaha tertentu melalui laporanlaporan yang berhasil dihimpun. c. Mencari informasi dan sumber lain tentang segala sesuatu yang menyangkut nasabah tertentu. 2. Penanggulangan (Tackling/Curative) Penanganan
pembiayaan
bermasalah
dalam
paradigma
penanggulangan harus dilakukan melalui tahapan berikut: a. Melakukan analisis terhadap sebab-sebab pembiayaan bermasalah tersebut. b. Memastikan penyebab utama (independent variable) dan penyebab pendukung (dependent variable). c. Menggolongkan penyebab tersebut ke dalam kategori berikut: 1) Moral Hazard yaitu melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai/melanggar Syariat, pembiayaan yang diterima tidak digunakan sebagaimana akad, serta data dan informasi yang diberikan dimanipulasi dan tidak benar. 2) Miss Management yaitu kesalahan dalam pengelolaan usaha oleh debitur baik disengaja maupun tidak disengaja. 3) Dirugikan atau diperdaya oleh pihak lain. 4) Force Majeur, yaitu karena bencana alam, kondisi dan kebijakan ekonomi pemerintah. d. Melakukan analisis ulang atas kondisi dan prospek usahanya kedepan.
62
e. Menentukan pilihan dari alternatif solusi yang ada dan bermusyawarah dengan debitur agar terjadi saling memahami dan menerima dengan baik solusi tersebut. Bentuk-bentuk alternatif penanggulangan pembiayaan bermasalah, yaitu: a. Pembinaan dan Pengawasan Khusus Pembinaan dan pengawasan khusus dilakukan melalui customer visit minimal satu bulan sekali dan telephone call minimal dua minggu sekali untuk mengetahui secara fisik kondisi dan keadaan usaha nasabah, memberikan saran-saran yang diperlukan yang menyangkut problematika dalam rangka penyehatan dan pemulihan usaha debitur serta mengingatkan jadwal pembayaran angsuran. b. Penagihan Khusus Penagihan khusus mutlak dilakukan melalui kunjungan langsung ke rumah atau tempat usaha nasabah untuk menagih komitmen yang telah disepakati oleh marketing, pihak bagian penanganan pembiayaan bermasalah, tim khusus atau pihak lain yang ditunjuk oleh Bank. c. Restrukturisasi Restrukturisasi adalah suatu langkah manajemen dalam rangka menyelamatkan aset Bank atas terjadinya penurunan tingkat kualitas aktiva produktif, dan meningkatkan portofolio kolektabilitas melalui tindakan rescheduling yaitu penjadwalan ulang atas jumlah angsuran, jangka waktu angsuran dan masa tenggang, atau reconditioning yaitu
63
mengkondisikan ulang melalui perubahan sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan meliputi jadwal pembayaran, jangka waktu atau persyaratan lain sejauh tidak mengubah besarnya saldo pembiayaan. d. Pengambilalihan dan Eksekusi Agunan Pengambilalihan agunan adalah tindakan manajemen dalam rangka menyelamatkan aset Bank. Agunan yang diambil alih harus secepatnya dilikuidasi atau dijual menjadi kas. Langkah-langkah dalam pengambilalihan agunan adalah sebagai berikut: 1) Melakukan taksasi ulang atas agunan. 2) Melakukan negosiasi kepada debitur dan keluarganya untuk meminimalisasi dampak sosial dan psikologinya. 3) Tindakan pengambilalihan agunan dan tata cara likuidasi atau penjualan agunan yang telah diambil alih diputuskan oleh Tim Komite Pembiayaan. e. Penghapusan Pembiayaan (Write Off) Melalui PPAP Manajemen dapat memutuskan untuk melakukan tindakan administratif dengan menghapusbukukan pembiayaan untuk kategori macet dari neraca sebesar kewajiban debitur. Keputusan ini bersifat rahasia dan secara yuridis tidak menghapus hak tagih Bank kepada debitur.
64
Besarnya pembiayaan yang dihapusbukukan adalah seluruh sisa kewajiban debitur, yaitu angsuran pokok + angsuran margin + kewajiban lain yang dibebankan ke Pos Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP). Jumlah kerugian yang dibebankan dalam PPAP saat penghapusbukuan adalah: 1) Untuk pembiayaan yang tidak diasuransikan sebesar baki debet pembiayaan dikurangi nilai agunan yang diambil alih. 2) Untuk pembiayaan yang diasuransikan sebesar baki debet pembiayaan dikurangi ganti rugi yang telah diterima dari perusahaan asuransi. 3) Untuk pembiayaan yang direstrukturisasi dengan pengurangan pokok pembiayaan, pembebanan PPAP sebesar selisih antara baki debet pembiayaan lama dan baki debet pembiayaan baru. Tindakan
penghapusbukuan
pembiayaan
ditentukan
dan
diputuskan oleh Komite Pengelolaan Aset atas rekomendasi dan permintaan Komite Pembiayaan. Pembiayaan dan tagihan yang dihapusbukukan ini tetap dicatat agar kewajiban debitur dapat diketahui setiap saat dalam rangka penagihan/pembuktian kepada debitur. Tenaga pemasaran, dalam hal ini marketing, bertanggung jawab sepenuhnya untuk melaksanakan penyelesaian pembiayaan bermasalah untuk kategori diragukan dan macet, kecuali untuk portofolio yang tengah ditangani oleh Bagian Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah. Sedangkan koordinasi dan
65
monitoring-nya dilakukan oleh Bagian Operasional atau Bagian Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah. Jika tidak ditemukan penyelesaian yang memuaskan, pihak marketing dapat meminta bantuan Kantor Pengacara maupun pihak eksternal yang ditunjuk oleh Direksi. Tindakan pelimpahan upaya penagihan kepada pihak lain tersebut bukan berarti melepaskan tanggung jawab marketing sampai tercapainya penyelesaian sampai tuntas.
66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang diuraikan di muka, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Prosedur realisasi pembiayaan murabahah pada BPRS Dana Amanah diawali dengan pengajuan pembiayaan dari calon nasabah dengan cara mengisi Formulir Permohonan Pembiayaan serta memenuhi persyaratan. Selanjutnya pihak marketing akan mengajukan Surat Permohonan 1 (SP1) kepada Bagian Pembiayaan. Apabila Form SP1 disetujui, proses survei akan dilaksanakan dan Surat Permohonan 2 (SP2) akan diterbitkan serta Rapat Komite Pembiayaan akan dilaksanakan. Jika dalam rapat tersebut Tim Komite Pembiayaan memutuskan bahwa pengajuan pembiayaan layak untuk direalisasi, maka calon nasabah segera membuka rekening di BPRS Dana Amanah dan membayar kewajiban atas uang muka dan biaya pra realisasi melalui rekening tersebut. Kemudian calon nasabah mengisi Form Rencana Pembelian Barang dan meminta nota pembelian barang kepada supplier atas nama yang bersangkutan sebagai bentuk perwakilan barang pada saat akad, dan pada saat itu juga nasabah akan menandatangani surat perjanjian dan beberapa dokumen penting untuk kemudian diadakan pengikatan perjanjian secara notariil. Bersamaan dengan nasabah, Bank akan membeli barang dari supplier untuk kemudian diserahkan kepada nasabah. Apabila hal-hal tersebut di atas telah
67
terpenuhi, maka pembiayaan murabahah telah dilaksanakan. 2. Teknik perhitungan margin pada BPRS Dana Amanah dilakukan dengan cara mengalikan jumlah plafond pembiayaan dengan persentase margin yang disepakati, kemudian membagi hasilnya dengan jangka waktu pembiayaan. 3. Untuk mengatasi pembiayaan bermasalah pada BPRS Dana Amanah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu upaya pencegahan dan upaya penanggulangan. Upaya pencegahan dilakukan melalui customer visit dan telephone call and SMS call. Sedangkan upaya penanggulangan dapat dilakukan dengan cara pembinaan dan pengawasan khusus, penagihan khusus, restrukturisasi, pengambilalihan dan eksekusi agunan, hingga penghapusan pembiayaan (write off).
B. Saran Berikut ini, penulis memberikan saran-saran kepada pihak BPRS Dana Amanah dan diharapkan saran-saran tersebut dapat menjadi masukan yang akan berguna bagi perkembangan kedepan yang lebih baik sebagai berikut: 1. Mengubah kebijakan pembebanan biaya administrasi yang masih menggunakan persentase. 2. Meng-cover objek agunan dengan asuransi. 3. Tingkat perkembangan nasabah pembiayaan murabahah yang senantiasa naik turun pada setiap pergantian periode agar lebih diperhatikan agar pihak Bank lebih bisa memacu minat masyarakat untuk mau bermitra dengan pihak bersangkutan, karena hal ini akan berpengaruh pada
68
pendapatan Bank. 4. Mempromosikan
produk
murabahah
kepada
masyarakat
dengan
pendekatan agar mereka mampu memahami konsep Syariat didalamnya sehingga menghilangkan kesan bahwa prosedur pembiayaan murabahah di BPRS Dana Amanah sangat rumit dan berbelit-belit.