TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan
Disusun Oleh : HENNI DWI PUSPITOSARI NIM. B10.024
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
i
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013
Disusun oleh : HENNI DWI PUSPITOSARI NIM. B10.024
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :
Pembimbing
RAHAJENG PUTRININGRUM, S.ST.,M.Kes NIK. 201083059
ii
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013
Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh : HENNI DWI PUSPITOSARI NIM. B10.024
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Stikes Kusuma Husada Surakarta Pada tanggal : Penguji I
Penguji II
RETNO WULANDARI, S.ST NIK. 200985034
RAHAJENG PUTRININGRUM, S.ST.,M.Kes NIK. 201083059
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui Ka. Prodi DIII Kebidanan
DHENY ROHMATIKA, S.SiT NIK. 200582015
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikanKarya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1 – 3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar”.Karya Tulis Ilmiah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Rahajeng Putriningrum, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu Sumini, S.Pd selaku Kepala PAUD Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
v
Juni 2013
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013 Henni Dwi Puspitosari NIM: B10. 024 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013 xiii + 46 halaman + 16 lampiran + 9 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang: Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Pengetahuan dan kesadaran para ibu balita khususnya dan para guru serta masyarakat pada umumnya sangat perlu dalam melaksanakan pemantauan perkembangan motorik dan memberikan rangsangan terhadap perkembangan anak. Berdasarkan studi pendahuluan di KelompokBermain (KB) Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar pada bulan Oktober 2012, jumlah balita yang ikut belajar di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar sebanyak 31 anak. Hasil wawancara dari sepuluh ibu yang memiliki balita usia 1-3 tahun, pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita adalah 7 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 3 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan kurang. Di KB Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar guru juga mengajarkan mengenai tingkat perkembangan motorik balita.
Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar pada kategoribaik, cukup dan kurang Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif, dilakukan di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar pada bulan Mei 2013. Sampel yang digunakan berjumlah 31 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampling jenuh. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang motorik balita dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 4 ibu (12,90%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 24 ibu (77,42%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 ibu (9,68%). Kesimpulan: Jadi responden dalam penelitan ini sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu 24 responden (77,42%) Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Tumbuh Kembang Motorik, Balita Kepustakaan : 18 literatur (2004-2012)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO ¾ Peraihan terpenting dalam hidup adalah menjadi sesuatu bukan menemukan sesuatu ¾ Jangan harapkan kesuksesan jika tak mampu menempuh sabar melalui ujian ¾ Either you run the day, or the day runs you ¾ Beranilah mengambil resiko, sebab tidak ada hal lain yang bisa meggantikan pengalaman (Paolo Coelho)
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, Karya Tuis Ilmiah ini penulis persembahkan: Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga terwujud karya tulis kecil ini Bapak dan ibuk tercinta terimakasih atas sayangdan doa restunya selama ini, tanpa kalian penulis bukanlah apa-apa Kakakku, Sabia, serta penyemangatku tercinta yang telah memberi support dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmia ini IbuRahajeng yang selalumemberimotivasidan semua dosen STIKes KH Surakarta, trimakasih atas bimbingannya Teman-teman
kost
panca
putri
yang
selalu
menghibur disaat penulis sedih (Amel, Ambar, Kartika, Mbak Dyah) Tak lupa kawan-kawan seperjuangan yang telah memberikan masukan bagi penulis
vii
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Henni Dwi Puspitosari
Tempat /TanggalLahir
: Sragen, 14 Januari 1992
Agama
: Islam
JenisKelamin
: Perempuan
Alamat
: Gemolong, RT 03A, RW III, Gemolong, Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD Negeri 2, Gemolong
Lulus Tahun 2004
2. SMP MTA, Gemolong
Lulus Tahun 2007
3. SMA Negeri 1, Sumberlawang
Lulus Tahun 2010
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun 2010
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii CURICULUM VITAE ..................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ....................................................................... 5 F. Sistematika Penulisan .................................................................. 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ............................................................................. 7 1. Pengetahuan ........................................................................... 7
ix
2. Balita ...................................................................................... 10 3. Tumbuh Kembang Balita ....................................................... 11 a. Pengertian Tumbuh Kembang ...................................... 11 b. Perkembangan Motorik............................................. ... 11 c. Tahapan Perkembangan Motorik Anak...................... ... 15 d. Pengaruh Perkembangan motorik Terhadap Perkembangan Individu ................................................ 17 e. Gangguan Perkembangan Motorik Anak................ ..... 18 B. Kerangka Teori............................................................................. 20 C. Kerangka Konsep ......................................................................... 21 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenisdan Rancangan Penelitian .................................................... 22 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 22 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 23 D. Instrumen Penelitian .................................................................... 24 E. Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 26 F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 28 G. Variabel Penelitian ....................................................................... 29 H. Definisi Operasional .................................................................... 29 I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 30 J. Etika Penelitian ............................................................................ 33 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian…………………… ............ 35 B. Hasil Penelitian……..... ................................................................ 36 ..................................................................
x
C. Pembahasan………….. ................................................................. 41 D. Keterbatasan…………. ................................................................. 44 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 45 B. Saran .............................................................................................. 45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori…………………………………………………….20 Gambar 2.2 Kerangka Konsep………………………………………………….21
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan Perkembangan Motorik BalitaUsia 1-2 tahun……………
16
Tabel 2.2 Tahapan Perkembangan Motorik Balita Usia 2-3 tahun……………
16
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner………………………………………………….
25
Tabel 3.2 Definisi Operasional………………………………………………..
29
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur………………………
36
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan…………………...
37
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan……………………..
37
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan dan Standar Deviasi Berdasarkan SPSS…..
39
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu TentangTumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati………………
xiii
40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Jadwal Penelitian Lampiran 2.Surat PermohonanStudiPendahuluan Lampiran 3.Surat Balasan Dari Lahan Lampiran 4.Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Lampiran 5.Surat Balasan Dari Lahan Lampiran 6.Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7.Surat Balasan Dari Lahan Lampiran 8.Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Tabulasi Kuesioner Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 16. Rumus Mean dan Standart Deviasi Lampiran 17. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya tersebut untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya (Narendra, 2008). Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri bila pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat, karena itu perkembangan awal merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya (Depkes RI, 2005). Sekitar 16 % dari anak usia di bawah lima tahun (balita) di Indonesia mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat (Depkes, 2004). Perkembangan motorik anak merupakan hasil interaksi antara faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor lingkungan, baik lingkungan prenatal maupun lingkungan postnatal. Faktor lingkungan post natal ini
1
2
meliputi berbagai macam lingkungan. Salah satunya lingkungan biologis, yang terdiri dari kepekaan terhadap penyakit yaitu imunisasi (IDAI, 2006). Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan, maka masa balita disebut sebagai “masa keemasan”(golden period ), “jendela kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical period ) (Depkes RI, 2006). Kebutuhan-kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak terutama dicukupi oleh ibu, ayah, anggota keluarga serta lingkungan sekitar. Upaya mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut dilakukan melalui interaksi yang adekuat, terus menerus, sesuai dengan tahapan umur. Semakin erat dan semakin sering faktor di lingkungan tersebut berinteraksi dengan anak, maka faktor tersebut semakin besar peranannya dalam menentukan kualitas tumbuh kembang anak (Widyastuti, 2005). Sebagian besar pertumbuhan otak bayi terjadi setelah lahir dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan termasuk stimulasi, serta pengasuhan orang tua. Pengasuhan yang baik merupakan pengasuhan yang bertanggung jawab, dalam hal ini memerlukan pengetahuan yang baik dari orang tua khususnya ibu (Narendra, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan di Kelompok Bermain (KB) Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar pada bulan Oktober 2012, jumlah balita yang ikut belajar di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar sebanyak 31 anak. Hasil wawancara dari sepuluh ibu yang memiliki balita usia 1-3 tahun, pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita adalah 7 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 3 orang ibu
3
memiliki tingkat pengetahuan kurang. Di KB Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar guru juga mengajarkan mengenai tingkat perkembangan motorik balita. Ada banyak hal yang masih belum diketahui oleh para orang tua yaitu perkembangan motorik anaknya sehinga penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar Tahun 2013”. Dikarenakan memang penting bagi orang tua untuk mengetahui tumbuh kembang motorik balita.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar Tahun 2013?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar.
4
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar pada tingkat baik. b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar pada tingkat cukup. c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ibu Sebagai bahan masukan dan informasi kepada ibu agar lebih memahami dan lebih mengetahui dalam pertumbuhan dan perkembangan motorik balita usia 1-3 tahun. 2. Bagi Diri Sendiri Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan juga sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di STIKes Kusuma Husada Surakarta, khususnya dalam masalah pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita 1-3 tahun.
5
3. Bagi Institusi a. Pendidikan Bagi Institusi pendidikan STIKes dapat digunakan sebagai bahan bacaan diperpustakaan yang mana dapat dimanfaatkan oleh semua mahasiswa/i.
STIKes
Kusuma
Husada Surakarta,
yang akan
melakukan penelitian selanjutnya. b. Kelompok Bermain Sekar Melati Sebagai bahan masukan dan informasi kepada Kelompok Bermain Sekar Melati sebagai acuan untuk pemantauan tumbuh kembang bagi balita. E. Keaslian Penelitian Adita Ratnaningtyas (2006) telah melakukan penelitian tentang “Tingkat Perkembangan Motorik Kasar-Halus Anak Usia Prasekolah Pada TK Full Day School dan TK Bukan Full Day School”. Penelitian ini dilakukan di TKIT Nurul Islam dan TK Negeri 1 Sleman, Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, instrument yang digunakan adalah format pengkajian tes Denver II, sampel yang digunakan adalah anak usia 4-6 tahun, dan waktu penelitian pada bulan November 2006. Hal-hal yang berbeda dengan penelitian ini adalah, tempat, metode, instrument, sampel, dan waktu penelitian, dan adapun persamaannya dengan penelitian ini adalah materi yang digunakan mengenai pertumbuhan dan perkembangan motorik.
6
F. Sistematika Penelitian Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori dan masalah yang diteliti, kerangka teori, kerangka konsep penelitian, dan hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi opersional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian. BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan gambaran umum, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan dalam penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, telinga. Pengetauan atau kognisi merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2009). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2008), tingkat pengetahuan meliputi: 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah depelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (review) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh lahan yang dipenuhi atau rangsangan yang telah diterima.
7
8
2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 4) Analisis (Analisys) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara yang satu dengan yang lain. 5) Sintesis (Sintesys) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan
bagian-bagian
didalam
suatu
bentuk
keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu
kriteria
yang
ditentukan
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
sendiri
atau
9
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoadmojo, (2003) yaitu : 1. Umur Umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai saat ini. Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan baru. Semakin bertambahnya umur seseorang maka semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang dimiliki. 2. Pendidikan Pendidikan
merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh
kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran sehingga dalam pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan seseorang) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru. 3. Pekerjaan Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu untuk memenuhi kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan mayoritas dari ibu karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah pekerja yang berpenghasilan cukup sehingga kebanyakan ibu menganggap sosial ekonomi keluarga akan mengganggu dalam pemenuhan nutrisi anaknya.
10
4. Sumber Informasi Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi. Mempengaruhi kemampuan, semakin banyak sumber informasi yang diperoleh maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.Media informasi untuk komunikasi misal terdiri dari : a) Media cetak yaitu surat kabar, majalah,buku pamphlet dan lainlain. b) Media elektronik yaitu radio, tv, film, dan sebagainya (Notoadmojo, 2003). 2. Balita Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (Supartini, 2004).
11
3. Tumbuh Kembang Balita a. Pengertian Tumbuh Kembang Balita Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),
ukuran
panjang
(cm,
meter),
umur
tulang
dan
keseimbangan metabolik (Mary E. Muscari, 2005). Perkembangan
(development)
adalah
bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masingmasing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Mary E. Muscari, 2005). b. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik didefinisikan oleh Hurlock (2007), sebagai perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik dan dikoordinir oleh syaraf pusat. Kecakapan seseorang menunjukkan
fungsi fisik semakin
matang sehingga
mampu
12
menunjukkan kemampuan
kemampuan ini
yang
dipengaruhi
lebih
juga
oleh
baik.
Disamping
kemampuan
itu,
berfikir.
Perkembangan motorik merupakan modifikasi berkelanjutan yang melibatkan interaksi beberapa faktor: 1) Kematangan neuromoskuler 2) Pertumbuhan fisik dan karakteristik perilaku anak 3) Tempo
pertumbuhan
fisik,
kematangan
biologis,
dan
perkembangan perilaku 4) Akibat dari pengalaman gerak sebelumnya 5) Pengalaman gerakan baru (Marlina, 2004). Hurlock (2007), mengemukakan sebagian kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik, antara lain: 1) Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik 2) Semakin aktif janin, semakin cepat perkembangan motorik anak jika lingkungan pasca lahir mendukung 3) Kondisi pralahir yang baik, khususnya gizi makanan sang ibu, lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa pascalahir dibandingkan dengan kondisi pralahir yang tidak baik 4) Kelahiran yang sulit, khususnya apabila terdapat kerusakan pada otak akan memperlambat perkembangan motorik
13
5) Kesehatan dan gizi yang baik selama awal kehidupan pascalahir akan mempercepat perkembangan motorik 6) Anak yang IQ-nya tinggi menunjukkan perkembangan yang lebih cepat daripada anak yang IQ-nya normal atau dibawah normal 7) Adanya
rangsangan,
menggerakkan
semua
dorongan, bagian
dan tubuh
kemampuan akan
untuk
mempercepat
perkembangan motorik 8) Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan berkembnagnya kemampuan motorik 9) Karena rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orang tua, maka perkembangan motorik anak yang pertama cenderung lebih baik daripada anak yang lahir kemudian 10) Lahir prematur biasanya memperlambat perkembangan motorik karena tingkat perkembangan motorik pada waktu lahur berada di bawah tingkat perkembangan bayi yang lahir tepat waktunya 11) Cacat fisik, seperti kebutuhan akan memperlambat perkembangan motorik 12) Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin warna kulit, dan sosial ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan motivasi dan metode pelatihan anak dibandingkan karena perbedaan bawaan. Malina (2004), mengungkapkan bahwa lingkungan dimana anak diasuh dan jumlah saudara juga berperan dan perkembangan motorik
14
anak. Selain itu, terdapat beberapa hal penting dalam mempelajari ketrampilan motorik, yaitu kesiapan belajar, kesempatan belajar, model yang baik, bimbingan dan motivasi. Perkembangan motorik meliputi dua hal, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar dan motorik halus diperlikan agar anak dapat berkembang secara optimal. Perbedaanya, motorik kasar sangat bergantung pada kematangan anak sedangkan motorik halus bisa dilatih (Soetjiningsih, 2012). 1) Perkembangan motorik kasar Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otototot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usia batita. Diawali dengan kemampuan berjalan, lantas lari, lompat dan lempar.Modal dasar untuk perkembangan ini ada 3 (yang berkaitan dengan
sensori
utama),
yaitu
keseimbangan,
rasa
sendi
(propioceptif) dan raba (taktil). Untuk melatihnya yang jelas lakukan sedini mungkin saat semua perkembangan sensorinya terpenuhi. Berkaitan dengan ini, orang tua harus bijak melihat kesiapan anak. Misal, anak 12 bulan yang sudah bisa berjalan bisa distimulasi untuk perkembangan berikutnya yaitu lari, lompat, dan
15
lempar. Sebaliknya, bila fase berjalan belum dilalui anak dengan baik, tentu tahapan perkembangan berikutnya pun belum bisa diajarkan. Lantaran itulah, penting bagi kita untuk mengetahui tahap-tahap
perkembangan
per
usia
anak.
Cara
ini
juga
memungkinkan kita mendeteksi gangguan yang siapa tahu dialami si kecil (Hanum Marimbi, 2010). 2) Perkembangan motorik halus Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal (Sudarti, 2010). c. Tahapan Perkembangan Motorik Anak Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakanhasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak, (Sudarti, 2010).
16
Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa sama, tergantung proses kematangan masing-masing anak. Berikut tahapantahapan perkembangannya: Tabel 2.1 Tahapan Perkembang Motorik Balita Usia 1-2 tahun Motorik Kasar Motorik Halus • mengambil benda kecil dengan ibu • merangkak jari atau telunjuk • berdiri dan berjalan • membuka 2-3 halaman buku secara beberapa langkah bersamaan • berjalan cepat • menyusun menara dari balok • cepat-cepat duduk agar • memindahkan air dari gelas ke gelas tidak jatuh lain • merangkak di tangga • belajar memakai kaus kaki sendiri • berdiri di kursi tanpa pegangan • menyalakan TV dan bermain remote • menarik dan mendorong benda-benda berat • belajar mengupas pisang • melempar
Tabel 2.2 Tahapan Perkembang Motorik Balita Usia 2-3 tahun Motorik Kasar • melompat-lompat • berjalan mundur dan jinjit • menendang bola • memanjat meja atau tempat tidur • naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir • berdiri dengan 1 kaki
Motorik Halus • mencoret-coret dengan 1 tangan • menggambar garis tak beraturan • memegang pensil • belajar menggunting • mengancingkan baju • memakai baju sendiri
17
d. Pengaruh Perkembangan motorik Terhadap Perkembangan Individu Hurlock (2007), memaparkan pengaruh perkembangan motorik terhadap perkembangan individu sebagai berikut: 1) Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang memiliki
ketrampilan
memainkan
boneka,
melempar
dan
menangkap bolaatau memainkan alat-alat mainan. 2) Melalui ketrampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri. 3) Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas awal-awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris. 4) Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan). 5) Perkembangan
keterampilan
motorik
sangat
perkembangan self-concept atau kepribadian anak.
penting
bagi
18
e. Gangguan Perkembangan Motorik Anak Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satupenyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia.Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular sepeti muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian
anak
dalamperkembangan
juga
dapat
motorik.
mempengaruhi
Anak
yang
keterlambatan
tidak
mempunyai
kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik (Endang Khoirunisa, 2010) Berikut beberapa gangguan perkembangan motorik yang nampak pada anak usia dini menurut (Feni Sudilarsih, 2009) 1) Berat badan yang tidak normal dalam perkembangan koordinasi motorik, yang tidak disebabkan oleh retardasi mental, gangguan neurologisyang
didapat
maupun
konginental
(Development
Coordination Disorder). 2) Gangguan ini bisa bersamaan dengan kesulitan bicara
19
3) Saat bayi anak tidak bisa merangkak, kalau merangkak seperti merayap 4) Bila duduk posisi kaki seperti huruf “ w” 5) Anak tampak aneh dalam berjalan, sering jatuh, tersandung dan menabrak 6) Lambat belajar berlari, melompat dan naik turun tangga 7) Kesulitan mengikat sepatu 8) Kesulitan memasang dan melepaskan kancing, melempar dan menangkap bola 9) Anak tampak lamban dalam gerak halus & kasar 10) Benda yang dipegang sering jatuh 11) Tidak pandai menggambar, tulisannya sangat jelek 12) Sulit mengerjakan permainan jigsaw, menggunakan permainan yang konstruksional 13) Sering disebut juga : the clumsy child syndrome 14) Sering dijumpai kesulitan bersekolah, 15) Pada beberapa kasus bersamaan dengan gangguan perkembangan emosional dan perilaku. 16) Pada beberapa kasus, dijumpai adanya riwayat komplikasi perinatal misalnya berat badan lahir rendah
20
B. KerangkaTeori
Motorik Halus Pengetahuan Ibu
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Sumber Informasi
Balita
Tumbuh kembang Motorik
Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik: 1. Sifat dasar genetik 2. Semakain aktif janin 3. Kondisi pralahir yang baik 4. Kelahiran yang sulit 5. Kesehatan dan gizi yang baik 6. Anak yang IQ-nya tinggi 7. Adanya rangsangan, dorongan, dan kemampuan 8. Perlindungan yang berlebihan 9. Lahir prematur 10. Cacat fisik
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2003), Hurlock (2004)
Motorik Kasar
21
C. Kerangka Konsep Baik
Pengetahuan Ibu tentang Tumbu Kembang Motorik
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Sumber Informasi
Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan teknik penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi. Kuantitatif adalah data yang dihasilkan berupa angka (Riwidikdo, 2009). Pada penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi adalah suatu penjelasan teoritis yang dikaitkan dengan tata ruang suatu tempat yang akan digunakan untuk melakukan sesuatu kejadian atau suatu tempat yang akan digunakan untuk melakukan sesuatu kejadian atau peristiwa (KBBI, 2011). Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu Karanganyar.
22
23
2. Waktu Penelitian Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung (KBBI, 2011). Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita usia 1-3 tahun yang menyekolahkan anaknya di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar yang berjumlah 31 ibu 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana yang akan diteliti atau sebagian jumlah, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2008). Apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah
24
subjeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari : a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya resiko yang ditangung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah 31 responden yang mempunyai balita usia 1 -3 tahun 3.
Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Arikunto, 2006). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh, yaitu pengambilan sampel bila semua anggoata populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).
D. Instrumen Penelitian Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang,
25
dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Nototmodjo, 2005). Untuk mengetahui pengetahuan ibu, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga mereka tinggal memilih. Jenis pernyataan dalam kuensioner tersebut ialah favourable (+) yaitu pernyataan yang jawabannya benar, jika dijawab benar mendapatkan skor 1, jika dijawab salah mendapatkan skor 0 dan pernyataan un-favourable (-) yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika dijawab salah maka mendapatkan skor 1, jika dijawab benar mendapatkan skor 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan member tanda (¥) pada jawaban yang dianggap benar. Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner No
Aspek
1. 2.
Pengertian tumbuh Pengertian Perkembangan
3.
Kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik
4. 5. 6.
Pengertian motorik kasar Pengertian motorik halus Tahapan perkembangan anak
7.
Gangguan perkembangan motorik Pengaruh perkembangan motorik terhadap perkembangan individu Jumlah Soal
8.
No. Kuesioner Favorabel Unfavorabel 1,2 3 4
Jumlah 2 2
5,6,7,8,10, 11,12,13, 15 16 17 18,19,20, 22 23,24,25
9,14
11
21
1 1 5
26,27,28, 30
29
3 5
30
26
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian yang telah dilakukan di PAUD Aisyiyah Mutiara Hati Pokoh Ngijo Tasikmadu Karanganyar. Dengan jumlah responden yaitu 30 ibu yang memiliki balita usia 1-3 tahun. E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2006). Sebuah instrument dilakatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment. Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (Riwidikdo, 2009). Uji validitas dapat menggunakan rumus pearson product moment (Hidayat, 2007). Dengan menggunakan oleh data SPSS (Rumus Pearson Product Moment) adalah : rxy = Keterangan : N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien skorelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
27
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan di PAUD ‘Aisyiyah Mutiara Hati Pokoh, Tasikmadu, dari 30 soal diperoleh 25 soal yang valid sedangkan yang tidak valid berjumlah 5 soal, yaitu soal no 12,14, 19, 27, dan 29 sehingga harus dihilangkan. Dengan demikian alat yang digunakan ini valid dengan hasil rhitung > rtabel dengan responden berjumlah 31 orang. Dan dinyatakan valid ini dibuktikan bahwa rhitung (0,373-0,648) > rtabel (0,361).
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama. Pengujian reliabilitas instrument dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu. Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (Į) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2009). Untuk menguji reliabilitas instrument peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan Komputer SPSS for windows.
28
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut : r11 = Keterangan : r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si2 = Jumlah varian butir Si2
= Varians Total Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode Alpha Cronbach
diperoleh nilai koefisian alpha sebesar 0,861 hasil ini lebih besar dari 0,7. Sehingga kuesioner penelitian dinyatakan realibel dan selanjutnya dapat dipergunakan sebagai penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data Data adalah pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun angka (Arikunto, 2006). Berdasarkan cara memperolehnya data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2009). 1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek / objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2009). Data Primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh jawaban dari pernyataan yang disediakan melalui kuesioner.
29
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Cara mendapat data sekunder ini adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, dan surat kabar (Arikunto, 2006). Data sekunder diperoleh dari jumlah adalah semua ibu yang memiliki balita usia 1-3 tahun yang menyekolahkan anaknya di KB Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar berdasarkan data induk siswa
G. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik.
H. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang batasi ruang lingkup atau
pengertian
(Notoatmodjo, 2010).
variabel-variabel
yang
diamati
atau
diteliti
30
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional
Skala
Hasil
Ukur Tingkat pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita
I.
Ordinal Kemampuan/pengetahuan ibu menjawab tentang tumbuh kembang motorik balita meliputi: a. Pengertian tumbuh b. Pengertian Perkembangan c. Kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik d. Pengertian motorik kasar e. Pengertian motorik halus Tahapan perkembangan anak f. Gangguan perkembangan motorik g. Pengaruh perkembangan motorik terhadap perkembangan individu
a.Baik, bila nilai yang diproleh (x) > mean +1 SD b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Arikunto (2006), setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data ada 4 yaitu : a.
Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap.
31
Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b.
Coding Kegiatan ini member kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.
c.
Data Entry (Memasukkan Data) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d.
Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup, dan kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normative yang menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan buku (standard deviation).
32
Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai berikut: Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Menurut Riwidikdo (2009), rumus mean yaitu: Rumus : X =
¦x n
Keterangan : X
: rata-rata ( mean )
¦x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah responden Menurut Riwidikdo (2009), Simpangan baku (standard deviation)
adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Rumus : n
¦ (x
1
SD =
x)2
i 1
n 1
Keterangan: x
: Nilai responden
n
: Jumlah responden Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Menghitung frekuensi dan distribusi dengan cara menghitung prosentase sebagai berikut:
33
Keterangan: P= Prosentase f= Jumlah jawaban yang benar n= Jumlah soal
J.
Etika Penelitian Menurut Notoatmodjo (2010), Etika Penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti,pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Etika penelitian ini mencakup juga perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap subyek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat. Menurut Hidayat (2010), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
Informed Consent adalah agar subjek mengerti makdus dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
34
2. Anonimity (Tanpa Nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik ionformasi maupun masalahmasalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu adalah sebuah lembaga pendidikan non formal yang berada di desa Papahan kecamatan Tasikmadu. Kelompok Bermain Sekar Melati merupakan PAUD terpadu yang di dalamnya ada lembaga TK, yaitu TK Papahan 03 yang terdiri dari kelompok A yang di dalamnya anak didik yang berumur 1-3 tahun, kelompok B anak didik berumur 4-5 tahun, dan kelompok C yang didalamnya anak didik yang berumur 5-6 tahun. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain Sekar Melati. Jumlah anak didiknya untuk tahun ajaran 2012/2013 terdiri dari 31 dan jumlah pengajar sebanyak 5 guru. Kelompok Bermain Sekar Melati terdiri dari 1 ruang pengelola,1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1 ruang bermain di dalam, 3 ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) dan 1 ruang sebagai area (area balok, area musik, area keluarga, area masak, area olah raga dan area baca tulis), Selain itu ruang bermain berada di luar dan alat bermainnya bermacam-macam, sehingga di sekolah tercipta suasana bermain sambil belajar. Belajar seraya bermain karena dalam belajar anak didampingi oleh guru yang sudah berpengalaman dan dengan latar pendidikan di bidang PAUD.
35
36
B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitia ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita usia 1-3 tahun yang menyekolahkan anaknya di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu yang berjumlah 31 orang dapat dikategorikan dalam kelompok umur, pendidikan, dan pekerjaan, yaitu: a. Karakteristik Responden berdasarkan Umur Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur No
Umur
Frekuensi
Prosentase (%)
1
20-25 tahun
9
29,03
2
26-30 tahun
16
51,61
3
>30 tahun
6
19,35
31
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel karakteristik responden di atas 9 responden (29,03%) berumur 20-25 tahun, 16 responden (51,61%) berumur 26-30 tahun dan 6 responden (19,35%) berumur lebih dari 30 tahun. Sehingga sebagian responden berumur 26-30 tahun yaitu sebanyak 16 responden (51,61%).
37
b. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan No
Umur
Frekuensi
Prosentase (%)
1
SD
2
6,42
2
SMP
7
22,58
3
SMA
18
58,06
4
PT
4
12,90
31
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel karakteristik di atas dapat diketahui responden yang dengan pendidikan SD terdapat sebanyak 2 responden (6,45%), pendidikan SMP sebanyak 7 responden (22,58%), pendidikan SMA sebanyak 18 responden (58,06%), dan pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 4 responden (12,90%). Responden dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikn SMA yaitu sebanyak 18 responden (58,06%). c. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
No
Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase (%)
1
Swasta
21
67,74
2
IRT
8
25,81
3
PNS
2
6,45
31
100
Jumlah Sumber : Data Primer
38
Berdasarkan tabel karakteristik pekerjaan responden diatas 21 responden (67,74%) bekerja di bidang swasta, 8 responden (25,81%) sebagai Ibu Rumah Tangga dan 2 responden (6,45%) sebagai Pegawai Negeri Sipil. Jadi pekerjaan responden dalam penelitian ini sebagian besar dibidang swasta yaitu 21 responden (67,74%). 2. Hasil Penelitian Berikut ini tabel hasil analisis Tingkat Pengetahuan Ibu tentang tunbuh kembang motorik balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu. Sebelum diketahui tingkat pengetahuan pada kategori baik, cukup, dan kurang maka harus diketahui Mean ( X ) dan Standar Deviasi (SD)
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi berdasarkan SPSS Variabel Penelitian
Mean ( X )
Standar Deviasi (SD)
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita Usia 1-3 tahun Sumber : Data Primer
22,55
1,21
Setelah diperoleh rata-rata dan Standar Deviasi maka, dapat dikatakan : Baik, jika
X > mean + 1 SD X > 22,55 + 1× 1,21 X > 23,76
Cukup, jika
mean – 1 SD < X < mean + 1 SD
39
22,55– 1×1,21 X 22,55 + 1×1,21 21,29 X 23,76 Kurang, jika
X < mean – 1 SD X < 22,55 – 1×1,21 X < 21,29
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik BalitaUsia 13 tahun di Kelompok Bermain Papahan, Tasikmadu. No
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase (%)
1
Baik
4
12,90
2
Cukup
24
77,42
3
Kurang
3
9,68
31
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Dengan demikian, tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu, yang berpengetahuan baik sebanyak 4 ibu (12,90%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 24 ibu (77,42%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 ibu (9,68%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu pada tingkat cukup, yaitu sebanyak 24 ibu (77,42%).
40
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu yang berpengetahuan baik sebanyak 4 ibu (12,9%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 24 ibu (77,42%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 ibu (9,68%). Hasil tersebut dapat disebutkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papapahan, Tasikmadu pada tingkat cukup yaitu sebanyak 24 ibu (77,42%). Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, telinga. Pengetahuan atau kognisi merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2009). Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita dari murid kelompok bermain sekar melati Papahan, Tasikmadu, Karanganyar dengan kategori cukup sebanyak 24 ibu (77,42%) dari 31 ibu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pekerjaan, dan usia ibu. Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan, pekerjaan, dan usia seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan informasi yang didapat. Mulai dari usia ibu 20 tahun sampai lebih dari 30 tahun, ibu yang berpengetahuan cukup adalah ibu yang berusia lebih dari 26 tahun. Pendidikan atau tamatan sekolah ibu mulai dari tamatan
41
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi yang berpengetahuan cukup adalah ibu yang berpendidikan terakhir SMA dan Perguruan Tinggi sedangkan pekerjaan ibu mulai dari sebagai ibu rumah tangga, pekerja/pegawai swasta, Pegawai Negeri Sipil yang memiliki tingkat pengetahuan cukup adalah ibu yang bekerja sebagai pekerja/pegawai swasta dan Pegawai Negeri Sipil karena ibu yang hanya diam dirumah akan sangat berbeda dengan tingkat pengetahuan ibu yang bekerja, karena ibu yang bekerja dapat berinteraksi dengan orang banyak dan dapat bertukaran pikiran sehingga informasi yang didapat akan lebih banyak. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Setiap gerakan sesederhana apapun merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak, (Sudarti, 2010) Perkembangan motorik didefinisikan oleh Hurlock (2007), sebagai perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik dan dikoordinir oleh syaraf pusat. Kecakapan seseorang menunjukkan fungsi fisik semakin matang sehingga mampu menunjukkan kemampuan yang lebih baik. Perkembangan motorik meliputi dua hal, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar dan motorik halus diperlihatkan agar anak dapat berkembang secara optimal. Perbedaanya, motorik kasar sangat bergantung
42
pada kematangan anak sedangkan motorik halus bisa dilatih (Soetjiningsih, 2012). Diharapkan ibu dengan pengetahuan yang tinggi dapat memberi pembelajaran untuk anaknya yang berhubungan dengan tumbuh kembang motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus agar anak dapat mencapai perkembangan sesuai dengan umur. Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi atau anak dengan kecacatan anggota yang disebabkan oleh cacat hubungan saraf di antara bagian otak dengan bagian badan saat dilahirkan, hal ini dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas yaitu kelainan sistem syaraf pusat yang ditandai oleh otot yang terus menerus menerima impuls/rangsangan untuk menjadi kaku, athetosis yaitu pergerakan yang lambat ,ataksia yaitu merupakan kondisi yang ditandai dengan berkurangnya koordinasi otot saat melakukan berbagai gerakan seperti berjalan, memegang, mengambil sesuatu. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit kelainan tonus otot sepeti muscular distrofi atau disebabkan karena penyakit keturunan di mana otot-otot yang mengawal pergerakan (otot sadar) secara perlahan-lahan melemah memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta
43
kepribadian
anak
juga
dapat
mempengaruhi
keterlambatan
dalam
perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami
keterlambatan
dalam
mencapai
kemampuan
motorik
(Endang Khoirunisa, 2010). Dengan cukupnya tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita usia
1-3 tahun diharapkan ibu lebih mempelajari dan
mengaplikasikan tentang tumbuh kembang pada anak usia 1-3 tahun agar dapat memberikan stimulasi atau pelajaran yang tepat bagi anak sehingga anak menjadi cerdas, sehat, dan kreatif.
44
D. Keterbatasan 1.
Kendala Penelitian Kendala dalam penelitian ini adalah dalam mengumpulkan responden secara bersama-sama dengan waktu yang terbatas dikarenakan responden tidak memberikan sepenuh waktunya untuk mengisi kuesioner.
2.
Kelemahan Penelitian a.
Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.
b.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Usia 1-3 Tahun.
BAB V PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik BalitaUsia 1-3 Tahundi Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu maka peneliti mengambil sampel 31 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik BalitaUsia 13 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu termasuk dalam kategori baik yaitu 4 ibu (12,90 %). 2. Tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu termasuk dalam kategori cukup yaitu 24 ibu (77,42%). 3. Tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 13 Tahundi Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu termasuk dalam kategori kurang yaitu 3 ibu (9,68%).
45
46
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah : 1.
Bagi Responden Diharapkan dapat lebih mendalami dan
menambah
informasinya
tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun agar dapat memberikan stimulasi. 2.
Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak.
3.
Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan institusi PAUD dapat kerjasama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun pada orang tua dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinekacipta. Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita, Jakarta. Dep. Kes RI. 2004. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta: Derektorat Bin. Kes. Ga. FeniSudilarsih. 2009. Buku Pintar Dunia Balita. Jogjakarta: Garailmu. Hanum Marimbi. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika. Hidayat, A.A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Jakarta Salemba Medika. Hurlock. 2007 Peranan Orang Tua Terhadap Pertumbuhan Anak. Available at: www.hurlock.com/ peranan-orangtua-terhadap-perkembangan-anak.htm 20. Oktober 2012 Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2006. Tumbuh Kembang Balita. Edisi Pertama. Jakarta: Sagung Seto. Narendra, M.S, dkk. 2008. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja IDAI. Jakarta : Sagung Seto. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. ___________________ 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. ___________________ 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka, Cipta. Rataningtyas, Adita. 2006. Tingkat Perkembangan Motorik Kasar-Halus Anak Usia Prasekolah Pada TK Full Day School dan TK bukan Full Day School di Yogyakarta Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Skripsi yang tidak dipublikasikan Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cindikia.
47
48
Sudarti, Endang Khoirunisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta : Nuha Medika. Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajaran Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.