TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI PAPAHAN TASIKMADU TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : GEJORA INAYA MUNTARINA NIM. B10 022
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI PAPAHAN TASIKMADU TAHUN 2013 Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : GEJORA INAYA MUNTARINA NIM B10 022 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Karya Tulis Ilmiah Program D III Kebidanan Pada tanggal : 18 Juli 2013
PENGUJI I
(HUTARI PUJI ASTUTI, S.SiT., M.Kes) NIK. 200580012 PENGUJI II
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu”.Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M. Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 3. Ibu Sumini, S.Pd, selaku pengelola Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 4. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 5. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
iv4
5
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, April 2013
Penulis
v
6
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Gejora Inaya Muntarina B10 022
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI PAPAHAN TASIKMADU TAHUN 2013 xiv + 54 halaman + 17 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Target utama MDGs dalam hal menurunkan angka kematian anak adalah menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya antara tahun 1990 hingga tahun 2015. Untuk menurunkan angka kematian balita pemerintah mempunyai target menurunkan prevalensi gizi buruk menjadi <3,5% dan gizi kurang <15% (Depkes RI, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu pada tanggal 17 Oktober 2012 terhadap 5 orang Ibu didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu masih kurang. Tujuan : adalah untuk mengetahui pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) pada tingkatan baik, cukup, dan kurang. Metode Penelitian : Jenis Penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi penelitian diambil di Kelompok Bermain Sekar Melati pada bulan Maret 2013. Jumlah populasi sebanyak 30 ibu dan sampel sebanyak 30 responden, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisa data menggunakan analisisunivariat. Hasil Penelitian : Dari penelitian didapatkan hasil 6 ibu (20,0%) termasuk dalam tingkat pengetahuan baik, Sebagian besar ibu yaitu 21 ibu (70,0%) termasuk dalam tingkat pengetahuan cukup, dan sejumlah 3 ibu (10,0%) termasuk dalam tingkat pengetahuan kurang. Kesimpulan : Dari penelitian diperoleh kesimpulan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) pada tingkat cukup yang berjumlah 21 ibu (70,0%). Kata Kunci : Pengetahuan, Anak Usia Toddler, Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Toddler Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2003 s/d 2012)
vi
vi
7
MOTTO v Kebenaran itu adalah dari Tuhan, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang ragu ( Al-Baqarah : 147). v Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah SWT maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Fatir : 2). v Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya (Albert Einstein). v Jangan jadikan suatu kegagalan sebagai alasan untuk takut mengalaminya kembali sehingga tak mau mencoba lagi, tapi lihatlah kegagalan sebagai kesuksesan mengetahui cara yang salah. v Jangan pernah berhenti belajar dan ingin tahu, jadikan ilmu sebagai penerang dalam mengejar impianmu. Awali setiap langkahmu dengan senyum dan do’a. PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahan : v Bapak dan ibu tercinta, yang telah menjadi inspirasi utama, terima kasih atas doa restu dan cinta kasih yang selalu membimbing disetiap waktu. v Adikku tercinta yang telah memberikan support. v Keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan dan kasih sayangnya selama ini. v Ibu Dheny Rohmatika, S. ST, terimakasih atas kritik, saran dan bimbingannya demi kemajuan Karya Tulis Ilmiah ini. v Sahabat–sahabatku tercinta, terimakasih atas kebersamaan dan dukungan selama ini. v Teman-teman seperjuangan yang telah memberi support. v Almamater tercinta STIKes Kusuma Husada Surakarta.
vii
8
CURICULUM VITAE
Nama
: Gejora Inaya Muntarina
Tempat / Tanggal Lahir
: Karanganyar, 26 Mei 1992
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Pokoh Rt. 02/VII, Ngijo, Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah
Riwayat Pendidikan : 1. SD N 03 Papahan, Tasikmadu
LULUS TAHUN 2004
2. SMP N 1 Karanganyar, Karanganyar
LULUS TAHUN 2007
3. SMA N 1 Karanganyar, Karanganyar
LULUS TAHUN 2010
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta ANGKATAN 2010/2011
viii
9
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv ABSTRAK ...................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii CURICULUM VITAE ..................................................................................viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5 E. Keaslian Penelitian ................................................................................. 5 F. Sistematika Penelitian ............................................................................ 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ....................................................................................... 8 1. Pengetahuan ..................................................................................... 8
ix
10
a. Pengertian Pengetahuan ............................................................. 8 b. Tingkatan Pengetahuan .............................................................. 8 c. Sumber-sumber Pengetahuan ..................................................... 9 d. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ................................. 9 e. Cara Memperoleh Pengetahuan ............................................... 13 f. Pengukuran Pengetahuan ......................................................... 16 2. Anak Usia Toddler .......................................................................... 16 a. Pengertian Anak Usia Toddler .................................................. 16 b. Batasan Anak Usia Toddler ...................................................... 17 c. Tahap Perkembangan Anak Usia Toddler ................................ 17 d. Karakteristik Umum Perkembangan Anak Usia Toddler ......... 18 e. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Toddler ... 19 3. Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler ...................................... 20 a. Pengertian Gizi ......................................................................... 20 b. Tujuan Pemenuhan Kebutuhan Gizi Anak Usia Toddler .......... 21 c. Manfaat Pemenuhan Kebutuhan Gizi Anak Usia Toddler ........ 21 d. Kebutuhan Gizi Anak Usia Toddler.......................................... 22 e. Penyiapan menu Anak Usia Toddler ........................................ 29 B. Kerangka Teori ..................................................................................... 31 C. Kerangka Konsep ................................................................................. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 33 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 33
x
11
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ 34 D. Instrumen Penelitian ............................................................................. 35 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39 F. Variabel Penelitian ............................................................................... 40 G. Definisi Operasional ............................................................................. 41 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 42 I. Etika Penelitian .................................................................................... 45 J. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ................................................................................. 47 B. Hasil Penelitian .................................................................................... 48 C. Pembahasan .......................................................................................... 49 D. Keterbatasan ......................................................................................... 51 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 53 B. Saran ..................................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
12
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 31 Gamber 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 32
xii
13
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner .......................................................................... 37 Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian ....................................................... 41 Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi ......................... 48 Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati .................................. 48
xiii
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 5
Surat Jawaban Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 6
Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 7
Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 8
Surat Permohonan Responden
Lampiran 9
Surat Persetujuan Responden
Lampiran 10
Kuesioner Penelitian
Lampiran 11
Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian
Lampiran 12
Uji Validitas
Lampiran 13
Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 14
Hasil Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 15
Uji Mean dan Standar Deviasi
Lampiran 16
Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 17
Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Suatu bangsa dapat dikatakan semakin maju jika tingkat pendidikan penduduknya tinggi, derajat kesehatannya tinggi, usia harapan hidupnya panjang, dan pertumbuhan fisiknya optimal. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan berkelanjutan merupakan tujuan pembangunan nasional. Tujuan utama pembangunan nasional kemudian direalisasikan dalam tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs). Target utama MDGs dalam hal menurunkan angka kematian anak adalah menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya antara tahun 1990 hingga tahun 2015. Untuk menurunkan angka kematian balita pemerintah mempunyai target menurunkan prevalensi gizi buruk menjadi <3,5% dan gizi kurang <15% (Depkes RI, 2010). Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia. Hal mana merupakan faktor kunci dalam keberhasilan pembangunan suatu bangsa (Almatsier, 2009). Secara nasional sudah terjadi penurunan prevalensi kurang gizi (berat badan menurut umur) pada balita dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9% tahun 2010. Penurunan terjadi pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4% pada tahun 2007 menjadi 4,9% tahun 2010. Tidak terjadi penurunan pada
1
2
prevalensi gizi kurang, yaitu tetap 13,0%. Prevalensi pendek pada balita adalah 35,7%, menurun dari 36,7% pada tahun 2007. Penurunan terutama terjadi pada prevalensi balita pendek yaitu dari 18,0% tahun 2007 menjadi 17,1% tahun 2010. Sedangkan prevalensi balita sangat pendek hanya sedikit menurun yaitu dari 18,8% tahun 2007 menjadi 18,5% tahun 2010. Penurunan juga terjadi pada prevalensi anak kurus, dimana prevalensi balita sangat kurus menurun
dari
13,6%
tahun
2007
menjadi
13,3%
tahun
2010
(Depkes RI, 2010). Menurut WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan. Terbagi dalam usia 0-3 tahun (infancy toddlerhood), usia 3-6 tahun (early childhood) dan usia 6-12 tahun (middle childhood). Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan inteligensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. (Adriani dan Wirjatmadi, 2012) Terdapat beberapa masalah gizi terutama pada anak yang dapat mengganggu perkembangan optimal fisik dan mental anak (Arisman, 2004). Sementara orang tua terkadang tidak tahu mengapa anaknya yang sehat harus ditimbang setiap bulan. Oleh karena itu, pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan tingkat pengetahuan seseorang. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pemberian gizi yang baik,
3
bagaimana menjadi kesehatan anaknya. Pendidikan ibu sangat berperan penting karena dapat berpengaruh terhadap perkembangan gizi anaknya, karena dengan mengetahui gizi maka diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui pertambahan berat badan/gizi balita setiap bulan (Almatsier, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada anak usia toddler (1-3 tahun) yang dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2012 di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu didapatkan hasil secara keseluruhan murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu berjumlah 30 murid. Dari 10 ibu dari 10 murid yang berhasil diwawancarai, ibu yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 5 ibu (50%), ibu yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 3 ibu (30%), dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 orang (20%). Hal ini menunjukkan masih kurangnya pengetahuan ibu. Berdasarkan latar belakang diatas, dengan diketahuinya beberapa ibu yang masih belum paham tentang kebutuhan gizi pada anak usia 1-3 tahun, diharapkan dapat lebih mempelajari tentang kebutuhan gizi pada anak usia 13 tahun agar dapat memberikan asupan nutrisi yang tepat bagi anak. Dan apabila ibu kurang paham tentang kebutuhan gizi pada anak usia 1-3 tahun, pelaksanaannya dapat mengganggu perkembangan optimal fisik dan mental anak sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu Tahun 2013.
4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka perumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu Tahun 2013 ?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu pada tingkat cukup. c. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu pada tingkat kurang.
5
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya. 2. Bagi penulis a. Mendapatkan pengalaman nyata dari kegiatan penelitian dan dalam membuat karya tulis. b. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah dengan di lapangan. 3. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya Gizi pada Balita bagi pembaca dan juga menjadi masukan untuk penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian Berdasarkan survei yang telah penulis lakukan belum ada penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) sehingga ini merupakan penelitian yang pertama.
6
F. Sistematika Penelitian Sistematika penulisan Karya Tulis ini terdiri dari V BAB yang secara berurutan meliputi: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan gambaran tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, keaslian dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan teori tentang pengetahuan (pengertian, tingkatan perkembangan pengetahuan, sumber pengetahuan, faktor yang mempengaruhi pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, dan cara pengukuran pengetahuan), anak usia Toddler (pengertian, anak usia Toddler, batasan anak usia Toddler, tahap perkembangan anak usia Toddler, karakteristik umum anak usia Toddler, tahap pertumbuhan dan perkembangan anak usia Toddler), Kebutuhan Gizi pada anak usia Toddler (pengertian gizi, tujuan pemenuhan kebutuhan gizi pada anak usia Toddler, manfaat pemenuhan kebutuhan gizi anak usia Toddler, kebutuhan gizi pada anak usia Toddler, penyiapan menu pada anak usia toddler), kerangka teori dan kerangka konsep.
7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian. BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan gambaran umum, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan dalam penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil tahu dari menusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya) (Taufik, 2007). b. Tingkatan Perkembangan Pengetahuan Menurut August Comte 1798-1857 dalam Notoatmodjo (2010), membagi tiga tingkat perkembangan ilmu pengetahuan ke dalam tahap religius, metafisik, dan ilmiah. 1) Tahap Religius Tahap ini dimaksudkan dalam tahap pertama maka asas religilah yang dijadikan postulat atau dalil ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi atau penjabaran dari ajaran religi (deducto). 2) Tahap Metafisik Dalam tahap kedua ini orang mulai berspekulasi berasumsi, atau membuat hipotesis-hipotesis tentang metafisik (keberadaan)
8
9
wujud yang menjadi objek penelaahan yang terbahas dari dogma religi, dan mengembangkan sistem pengetahuan berdasarkan postulat metafisika tersebut (hipotetico). 3) Tahap Ilmiah Tahap ketiga adalah tahap pengetahuan ilmiah, dimana asasasas yang dipergunakan diuji secara positif dalam proses verifikasi yang objektif (verifikatif). c. Sumber-Sumber Pengetahuan Sumber dari pengetahuan didapat dari penginderaan. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003). d. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain : 1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang
10
didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan
dimana
diharapkan
seseorang
dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut. 2) Media Massa/informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal
dapat
memberikan
pengaruh
jangka
pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam
media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa
11
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3) Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga
status
sosial
ekonomi
ini
akan
mempengaruhi
pengetahuan. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh
mengulang
kembali
kebenaran
pengetahuan
pengetahuan
yang
dengan
diperoleh
cara dalam
12
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar
dalam
bekerja
yang
dikembangkan
memberikan
pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil
keputusan
yang
merupakan
manifestasi
dari
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 6) Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak menggunakan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup : a) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
13
b) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan
bertambahnya
usia,
khususnya
pada
beberapa
kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia. e. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), cara memperoleh pengetahuan adalah : 1) Cara tradisional atau nonilmiah Cara tradisional yaitu tanpa melalui penelitian ilmiah. Caracara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi : a) Cara coba salah (trial and error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kemungkinan ketiga dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara
14
ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-coba). b) Secara kebetulan Penemuan kebetulan secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh yang bersangkutan. c) Cara kebetulan atau otoritas Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokok agama, maupun para ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang terbaik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
suatu
cara
untuk
memperoleh
kebenaran
pengetahuan. e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan
diyakini
oleh
pengikut-pengikut
agama
yang
15
bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sinilah manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. i) Induksi Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. 2) Cara modern atau cara ilmiah Cara modern yakni melalui proses penelitian. Cara baru atau cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
16
penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology). f. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Menurut
Riwidikdo
(2010),
pengetahuan
seseorang
dapat
diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif, yaitu : 1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2) Cukup, bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD 3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD 2. Anak Usia Toddler a. Pengertian anak usia toddler Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2005). Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan anak yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (UU tahun 2002).
17
Pengertian toddler menurut National Association For The Education Of Young Children (NAEYC) ialah anak yang mulai berjalan sendiri sampai dengan usia tiga tahun. b. Batasan anak usia toddler Menurut WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan. Terbagi dalam usia 0-3 tahun (infancy toddlerhood), usia 3-6 tahun (early childhood) dan usia 6-12 tahun (middle childhood). Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/ toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,55 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun) (Hidayat, 2005). c. Tahap perkembangan anak usia toddler Menurut
Whalley
dan
Wong
dalam
Hidayat
(2005),
perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar. Secara umum perkembangan bayi pada tahun pertama adalah terjadi peningkatan beberapa organ fisik/ biologis. Sedangkan perkembangan adaptasi
sosial
dimulai
kemampuan
untuk
bertepuk
tangan,
menyatakan keinginan, sudah mulai minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang, main-main bola atau lainnya dengan orang. Perkembangan pada tahun kedua pada anak akan mengalami beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik. Pada perkembangan
18
adaptasi sosial mulai membantu keggiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok gigi serta mencoba memakai baju. d. Karakteristik umum perkembangan anak usia toddler Menurut
teori
perkembangan
psikoseksual
anak
yang
dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam Hidayat (2005), tahap anal terjadi pada umur 1-3 tahun dengan perkembangan sebagai berikut: 1) Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja. 2) Anak akan menunjukkan keakuannya dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap diri sendiri dan sagat egoistik. 3) Mulai memperlajari struktur tubuhnya. Menurut teori perkembangan psikososial anak yang dikemukakan oleh Erikson dalam Hidayat (2005), tahap kemandirian, rasa malu dan ragu terjadi pada umur 1-3 tahun (toddler) dengan perkembangan sebagai berikut: 1) Anak sudah mulai mencoba mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti motorik dan bahasa. 2) Anak sudah mulai latihan jalan sendiri, berbicara dan pada tahap ini pula anak akan merasakan malu apabila orang tua terlalu melindungi atau tidak memberikan kemandirian atau kebebasan anak dan menuntut tinggi harapan anak.
19
e. Tahap pertumbuhan dan perkembangan anak usia toddler Tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak
menurut
Marmi dan Rahardjo (2012), sebagai berikut: 1) Umur 12-18 bulan a) Berdiri sendiri tanpa berpengangan. b) Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali. c) Berjalan mundur 5 langkah. d) Memanggil ayah dengan kata “papa”, memanggil ibu dengan kata “mama”. e) Menumpuk 2 kubus. f) Memasukkan kubus di kotak. g) Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis atau merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu. 2) Umur 18-24 bulan a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik. b) Berjalan tanpa terhuyung-huyung. c) Bertepuk tangan, melambai-lambai. d) Menumpuk 4 buah kubus. e) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk. f) Menggelindingkan bola ke arah sasaran. g) Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti. h) Membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga.
20
i) Memegang cangkir sendiri, belajar makan minum sendiri. 3) Umur 24-36 bulan a) Jalan naik tangga sendiri. b) Dapat bermain dan menendang bola kecil. c) Mencoret-coret pensil pada kertas. d) Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata. e) Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta. f) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih. g) Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta. h) Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah. i) Melepas pakaiannya sendiri. 3. Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler a. Pengertian Gizi Gizi
adalah
makanan
yang
dapat
memenuhi
kesehatan
(Waryana, 2010). Zat Gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur prosesproses kehidupan (Almatsier, 2009).
21
b. Tujuan pemenuhan kebutuhan gizi pada anak usia Toddler Di Indonesia, faktor gizi di samping faktor-faktor lain dianggap penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan
pengembangan
sumber
daya
manusia
berkualitas
(Almatsier, 2009). Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak (Marmi dan Rahardjo, 2012). Menurut Adriani dan Wirjatmadi (2012), untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal maka pemenuhan gizi disesuaikan dengan usianya. c. Manfaat pemenuhan kebutuhan gizi pada anak usia Todller Menurut Almatsier (2009), makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh yaitu: 1) Memberi energi Zat-zat gizi yang memberikan energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas. 2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh Protein, mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara dan menggantikan sel-sel yang rusak.
22
3) Mengatur proses tubuh Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam prosesproses oksidasi. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh. d. Kebutuhan gizi pada anak usia Toddler Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada usia toddler sebaiknya penyediaan bervariasi menunya untuk mencegah kebosanan, berikan susu dan makanan yang dianjurkan antara lain daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Pada anak usia toddler juga perlu makanan padat sebab kemampuan mengunyah sudah mulai kuat (Hidayat, 2005). Menurut Almatsier (2009), kebutuhan gizi pada batita diantaranya energi, protein, lemak, air, hidrat arang, dan vitamin mineral. 1) Energi Zat-zat gizi yang mengandung energi terdiri dari protein, lemak, dan karbohidrat. Dianjurkan agar jumlah energi yang diperlukan didapat dari 50-60% karbohidrat, 25-35% lemak, sedangkan selebihnya 10-15% berasal dari protein. 2) Protein Angka kecukupan protein yang dianjurkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 25 g/kg BB. Semua protein hewani kecuali gelatin, merupakan protein
23
komplit dengan nilai biologi tinggi dan bermutu tinggi. Sebagian besar protein nabati kecuali kacang kedelai dan kacang-kacangan lain merupakan protein tidak komplit. Campuran dua jenis protein nabati dan penambahan sedikit protein hewani ke protein nabati akan menghasilkan protein bermutu tinggi dengan harga relatif rendah. 3) Air Air merupakan zat gizi yang sangat penting bagi bayi dan anak karena bagian terbesar dari tubuh terdiri atas air, kehilangan air melalui kulit dan ginjal pada bayi dan anak lebih besar daripada orang dewasa. Kebutuhan air sehari pada anak usia 12 bulan adalah 120-135 ml/kg BB dan pada anak usia 2-3 tahun adalah 115-125 ml/kg BB. Di samping sumber air yang nyata berupa air dan minuman lain, hampir semua makanan mengandung air. Sebagian besar buah dan sayuran mengandung sampai 95% air, sedangkan daging, ayam dan ikan sampai 70-80%. 4) Lemak Asam lemak esensial atau asam lemak yang dubutuhkan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan janin dan bayi, karena pada periode inilah terjadi pertumbuhan paling cepat sel-sel tubuh. Kebutuhan lemak tidak dinyatakan dalam angka mutlak, dianjurkan 15-20% energi total berasal dari lemak. Masukan lemak setelah umur 6
24
bulan sebanyak 30-35% dari jumlah energi seluruhnya masih dianggap normal, akan tetapi seharusnya tidak lebih rendah. 5) Hidrat Arang Pada ASI dan sebagian besar susu formula bayi, 40-50% kandungan kalori berasal dari hidrat arang terutama laktosa. Karbohidrat diperlukan anak-anak yang sedang tumbuh sebagai sumber energi, dan tidak ada ketentuan tentang kebutuhan minimal karbohidrat, karena glukosa dalam sirkulasi dapat dibentuk dari protein dan gliserol. Gula yang terdapat dalam minuman manis, selai, kue, gula-gula dan cokelat harus dibatasi dan tidak melebihi 10% dari jumlah energi. Monosakarida dan disakarida lainnya terdapat dalam buah-buahan dan susu serta produk susu. Buah, susu dan produk susu merupakan sumber vitamin dan trace element untuk anak yang sedang tumbuh. 6) Vitamin dan Mineral Kebutuhan vitamin untuk batita digunakan untuk : a) Vitamin A berfungsi bagi pembentukan dan pemeliharaan selsel epitel, membantu pertumbuhan, pembentukan tulang dan gigi, memelihara kekebalan. Angka kecukupan vitamin A menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 400 RE/kg BB. Untuk mencegah kekurangan vitamin A pada anak usia bawah lima tahun dianjurkan pemberian vitamin A takaran tinggi 200.000 SI
25
selama 4-6 bulan sekali. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam lemkanya) dan mentega. b) Vitamin
B1
berfungsi
untuk
metabolisme karbohidrat,
pertumbuhan, nafsu makan normal, pencernaan dan fungsi saraf. Angka kecukupan vitamin B1 menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 0,5 mg/kg BB. Sumber utama vitamin B1 di dalam makanan adalah serealia tumbuk/ setengah giling, di Indonesia serealia yang dimakan sebagai makanan pokok adalah beras. Sumber vitamin B1 lain adalah kacang-kacangan, termasuk sayur kacang-kacangan, semua daging organ, daging tanpa lemak, unggas, ikan dan kuning telur. c) Vitamin B2 berperan dalam metabolisme energi, pernafasan, pertumbuhan, penglihatan dan kesehatan kulit. Angka kecukupan vitamin B2 menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 0,5 mg/kg BB. Vitamin B2 terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati, yaitu di dalam susu, keju, hati, daging dan sayuran berwarna hijau. d) Vitamin B6 berfungsi dalam pembentukan sel-sel darah merah dan dalam proses pertumbuhan. Angka kecukupan vitamin B6 menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 0,5 mg/kg BB. Sumber vitamin B6
26
paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang-kacangan, kentang dan pisang. Susu, telur, sayur dan buah mengandung sedikit vitamin B6. e) Vitamin C berperan dalam peyembuhan luka, kekebalan, pembentukan tulang dan mencegah reaksi alergis. Vitamin C juga membantu absorbsi kalsium, meningkatkan daya tahan terhadap infeksi dan dapat mencegah serta menyembuhkan kanker. Angka kecukupan vitamin C menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 40 mg/kg BB. Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati yaitu sayur dan buah terutama yang asam seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol. f) Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan. Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin D yaitu kuning telur, hati, krim, mentega dan minyak hati-ikan. Vitamin D berfungsi
mengatur
kadar
kapur
dan
fosfor,
untuk
pertumbuhan serta perkembangan ttulang dan gigi. Angka kecukupan vitamin D menurut Widyakarya Nasional Pangan
27
dan Gizi (2004), untuk anak umur 1-3 tahun adalah 5µg/kg BB. g) Vitamin E berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah. Angka kecukupan vitamin E menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 6 mg/kg BB. Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Sayuran, buah-buahan, daging, unggas, ikan dan kacang-kacangan merupakan sumber vitamin E yang baik. h) Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protombin yang berarti penting dalam proses pembekuan darah. Angka kecukupan vitamin K menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 15 µg/kg BB. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan makanan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buahbuahan, dan sayuran lain.
28
i) Vitamin digolongkan sebagai vitamin larut dalam lemak (ADEK) dan vitamin larut dalam air yaitu vitamin B Kompleks (B1, B2, B6, asam folat, dan B12) dan vitamin C. Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Adapun kebutuhan gizi mineral mikro yang lebih dibutuhkan saat usia batita adalah : a) Zat besi sebagai transportasi oksigen dalam darah. Besi juga terlibat dalam proliferasi sel, produksi dan pembuangan radikal bebas oksigen, kegiatan hormon sistemik dan beberapa aaspek kekebalan tubuh. Angka kecukupan besi menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 8 mg/kg BB. Sumber baik besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. b) Iodium ada di dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensintesis triiodotironin.
hormon
tiroksin,
Hormon-hormon
tetraiodotironin ini
diperlukan
dan untuk
pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan mental manusia. Angka kecukupan iodium yang dianjurkan oleh Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun
29
adalah 120 mg/kg BB. Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan, udang, dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber iodium yang baik. c) Seng berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka. Angka kecukupan seng menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 8,3 mg/kg BB. Sumber paling baik adalah sumber protein hewani terutama daging, hati, kerang dan telur. Serealia tumbuk dan kacang-kacangan juga merupakan sumber yang baik. e. Penyiapan menu pada anak usia toddler Setelah anak berumur satu tahun, menu makanannya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia (bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Anak berumur 1½-2 tahun biasanya telah mempunyai geraham sehingga dapat diberikan makanan biasa seperti pada orang dewasa. Untuk anak 1-3 tahun, jadwal pemberian makanan tidak berbeda, kecuali masih diperlukan waktu khusus untuk pemberian makan, terpisah dari waktu makan keluarga (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
30
Menurut Sulistyoningsih (2012), anjuran makanan satu hari untuk golongan umur 1-3 tahun sebagai berikut: 1) Nasi 450 gram atau padanannya (225 gram beras) 2) Ikan 25 gram atau padanannya (setengah potong sedang) 3) Tempe 50 gram atau padanannya (2 potong sedang) 4) Sayur 100 gram atau padanannya (1 gelas setelah dimasak dan ditiriskan) 5) Buah 100 gram atau padanannya (3 buah sedang pisang ambon) 6) Susu 200 cc (1 gelas)
31
B. Kerangka Teori Sumber Pengetahuan Penginderaan : Anak Usia Toddler : 1. Penglihatan 2. Pendengaran 3. Penciuman 4. Rasa dan raba
Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Media massa
1. Pengertian anak usia Toddler 2. Batasan anak usia Toddler 3. Tahap perkembangan anak usia Toddler 4. Karekteristik umum anak usia Toddler 5. Tahap pertumbuhan dan perkembangan anak usia Toddler
3. Sosial budaya dan ekonomi
Kebutuhan Gizi pada anak usia Toddler : 1. Pengertian gizi 2. Tujuan pemenuhan kebutuhan gizi pada anak usia Toddler 3. Manfaat pemenuhan kebutuhan gizi pada anak usia Toddler 4. Kebutuhan gizi pada anak usia Toddler 5. Penyiapan menu pada anak usia toddler
4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Menurut Notoatmodjo (2010)
32
C. Kerangka Konsep
Baik Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada
Cukup
Anak Usia Toddler Kurang
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
Metode
penelitian
deskriptif
adalah
penelitian
yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Kuantitatif adalah data
yang berbentuk angka-angka
(Arikunto, 2010). Metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi
penelitian
adalah
lokasi
dilakukan
penilitian
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu.
33
34
2. Waktu Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Pada penelitian ini populasi yang diteliti adalah seluruh ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu yang berjumlah 30 ibu. 2. Sampel Sampel
adalah
sebagian
atau
wakil
populasi
yang
diteliti
(Arikunto, 2010). Menurut Arikunto (2006), besarnya sampel yang harus diambil, apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik di ambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya lebih dari 100 bisa di ambil 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
35
c. Besar kecilnya resiko yang diambil peneliti. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah seluruh ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu serjumlah 30 ibu. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Teknik pengambilan sampling jenuh yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2007).
D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). a. Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah kuesioner. Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup.
36
b. Bentuk Kuesioner Kuesioner ini digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu. Kuesioner ini menggunakan pilihan “Ya” atau “Tidak”. Pertanyaan dalam kuesioner ini menggunakan pertanyaan favorabel atau pertanyaan positif yang berjumlah 21 soal dan pertanyaan unfavorabel atau pertanyaan negatif yang berjumlah 9 soal, sehingga apabila responden menjawab dengan benar maka mendapat skor 1, dan jika menjawab dengan salah mendapat skor 0 (Notoatmodjo, 2003). Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini valid atau reliabel, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis diluar lokasi penelitian. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner Karya Tulis Ilmiah telah dilakukan di PAUD ‘Aisyiyah Mutiara Hati Pokoh, Ngijo Tasikmadu kepada 30 orang ibu. c. Kisi-Kisi Soal Kuesioner Dalam instrumen penelitian ini ada 30 soal tentang pengertian gizi, tujuan pemenuhan kebutuhan gizi pada anak usia Toddler, manfaat pemenuhan kebutuhan gizi anak usia Toddler, kebutuhan gizi pada anak usia Toddler, dan penyiapan menu pada anak usia toddler.
37
Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) Variabel
Sub Variabel
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun)
1. Pengertian 2. Tujuan pemenuhan gizi pada anak usia toddler 3. Manfaat pemenuhan gizi pada anak usia toddler 4. Kebutuhan gizi pada anak usia toddler 5. Penyiapan menu pada anak usia toddler
No.Item Favorabel 1, 4, 14 12, 16, 22, 24
No.Item Unfavorabel 11 7
Jumlah Soal 4 5
6, 10, 18, 21
23
5
2, 8, 9, 19, 20, 26
13
7
3, 5, 25
15, 17
5
Jumlah
26
2. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Suatu instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat digunakan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel.
Rumus product moment adalah:
38
rxy
N . XY - X. Y {N X 2
2
X }{N Y 2 -
2
Y }
Keterangan: rxy : koefisien korelasi setiap item dengan skor total N
: Jumlah responden
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total Untuk mengetahui apakah suatu item pertanyaan valid, maka angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel. Suatu pertanyaan dinyatakan valid jika rhitung > rtabel, dengan taraf signifikansi 0,05 dan rtabel 0,361 (Arikunto, 2010). Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan di PAUD ‘Aisyiyah Mutiara Hati Pokoh, Tasikmadu, kepada 30 ibu dari murid yang berusia 1-3 tahun, didapatkan hasil dari 30 pertanyaan diperoleh 26 pertanyaan yang valid sedangkan yang tidak valid berjumlah 4 pertanyaan, yaitu pertanyaan no 2, 14, 19 dan 23 sehingga harus dihilangkan. Dengan demikian alat yang digunakan ini valid dengan hasil rhitung > rtabel.
3. Uji Reliabilitas
39
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Spearman Brown (Hidayat, 2011). Adapun rumus Spearman Brown adalah sebagai berikut: r11
2.rb 1 rb
Keterangan: r11
: Koefisien Reliabilitas Internal seluruh item
rb
: Korelasi product moment antara belahan
Jika sudah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel product moment. Jadi apabila r11 > rtabel berarti reliabel, dan apabila r11 > rtabel tidak reliabel, dengan taraf signifikasi 0,05, rtabel 0,364 dan dk: n-2 (Hidayat, 2011). Setelah dilakukan uji reliabilitas di PAUD ‘Aisyiyah Mutiara Hati Pokoh, Tasikmadu diperoleh nilai Spearman Brown sebesar 0,879 sehingga kuesioner dinyatakan reliabel.
40
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Data primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian (Hidayat, 2007). Data primer pada penelitian yang dilakukan adalah data dari hasil pemberian kuesioner kepada ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu sehingga didapatkan hasil berupa identitas responden dan diketahui tingkat pengetahuan responden. 2. Data sekunder Data sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari orang atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Data yang digunakan berasal dari studi pendahuluan. Data sekunder pada penelitian ini adalah data yang diperoleh berupa data jumlah ibu, umur, pendidikan, pekerjaan ibu dari anak di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu.
41
F. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapat, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun).
G. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011). Definisi operasional pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
42
Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian Nama Variabel 1.
Tingkat pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun)
Pengertian
Hasil Ukur
Alat Ukur Segala sesuatu 1. Baik : Bila nilai Kuesioner yang diketahui responden yang ibu tentang diperoleh (x) > mean + 1 Kebutuhan Gizi SD : Bila nilai Pada Anak Usia 2. Cukup Toddler (1-3 responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD tahun) 3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data melalui tahaptahap antara lain: a. Penyuntingan (Editing) Kegiatan
yang
dilakukan
dalam
penyuntingan
ini
adalah
memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dilakukan responden, dengan memperhatikan beberapa hal dalam pemeriksaan yaitu: 1) Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan. 2) Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan. 3) Mengecek macam isian data. b. Pengkodean (Coding) Setelah penyuntingan diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan memberi kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika
Skala Ordinal
43
akan menggunakan komputer, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Memasukkan data (Data Entry) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. d. Tabulating Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. e. Pembersih Data (Cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau korelasi. 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Perhitungan dalam penelitian ini menggunakan teknik komputerisasi dengan program SPSS for windows. Selanjutnya menurut Riwidikdo (2010), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu ditunjukkan dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut:
44
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) < mean -1 SD Nilai rata-rata (mean) diperoleh dari menjumlahkan semua data yang ada kemudian membagi dengan jumlah data yang ada sehingga notasi statistik untuk mencari mean adalah:
xi n
X
Keterangan:
X
: Rata-rata (mean)
xi
: Besaran/nilai dari data
n
: Jumlah data Standar Deviasi adalah simpangan baku, artinya seberapa data tersebut
menyimpang dari rata-ratanya. Rumus simpangan baku adalah sebagai berikut:
SD =
(X i X )2 ( n 1)
Keterangan: SD
: Simpangan baku
xi
: Besaran/nilai data
n
: Jumlah data Skor prosentase sering digunakan untuk merubah skor mentah menjadi
kategori misalnya dalam kategori baik, cukup dan kurang. Prosentase ini
45
sering digunakan dalam analisis deskriptif tingkat pengetahuan. Adapun rumus untuk memperoleh skor prosentase adalah: SkorPr osentase
I.
Skor yang diperolehresponden 1000 0 10 Total skor m aksim umyang seharusnyadiperoleh
Etika Penelitian Menurut Hidayat (2011), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain: 1. Informed Concent Informed Concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. 2. Anonymity (tanpa nama) Merupakan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
46
3. Kerahasiaan hasil (confidentiality) Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J.
Jadwal Kegiatan Dalam Jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian ini terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu. Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu adalah sebuah lembaga pendidikan non formal yang berada di desa Papahan kecamatan Tasikmadu. Kelompok Bermain Sekar Melati merupakan PAUD terpadu yang didalamnya ada lembaga TK, yaitu TK Papahan 03 yang terdiri dari kelompok A yang didalamnya anak didik yang berumur 4-5 tahun, kelompok B anak didik berumur 5-6 tahun. Jumlah anak didiknya untuk tahun ajaran 2012/2013 terdiri dari 30 dan jumlah pengajar sebanyak 5 guru. Kelompok Bermain Sekar Melati terdiri dari 1 ruang pengelola,1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1 ruang bermain didalam, 3 ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) dan 1 ruang sebagai area (area balok, area musik, area keluarga, area masak, area olah raga dan area baca tulis), Selain itu ruang bermain berada diluar dan alat bermainnya bermacam-macam. Sehingga
di sekolah tercipta suasana bermain sambil
belajar dan belajar seraya bermain karena dalam belajar anak didampingi oleh guru yang sudah berpengalaman dan dengan latar pendidikan di bidang PAUD.
47
48
B. Hasil Penelitian Berikut ini tabel hasil analisis Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu. 1. Tabel Mean dan Standar Deviasi Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi berdasarkan SPSS Variabel Penelitian
Mean ( X )
Standar Deviasi (SD)
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler Sumber : Data Primer
22,833
1,510
2. Tabel Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu. No
Tingkat Pengetahuan
1 2 3 Jumlah Sumber : Data Primer
Baik Cukup Kurang
Frekuensi
Prosentase (%)
6 21 3 30
20,0 70,0 10,0 100,0
Dengan demikian, tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu, yang berpengetahuan baik sebanyak 6 ibu (20,0%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 21 ibu (70,0%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 ibu
49
(10,0%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu pada tingkat cukup, yaitu sebanyak 21 ibu (70,0%).
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papapahan, Tasikmadu yang berpengetahuan baik sebanyak 6 ibu (20,0%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 21 ibu (70,0%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 ibu (10,0%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papapahan, Tasikmadu pada tingkat cukup yaitu sebanyak 21 ibu (70,0%). Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya apa air, apa manusia, apa alam
dan
sebagainya
(Notoatmodjo,
2010).
Adapun
faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain : pendidikan, media massa/informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman, usia (Notoatmodjo, 2007). Gizi adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan (Waryana, 2010). Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak (Marmi dan Rahardjo, 2012).
50
Menurut Almatsier (2009), makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh yaitu memberi energi, sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, dan mengatur proses tubuh. Menurut Almatsier (2009), kebutuhan gizi pada batita diantaranya energi, protein, lemak, air, hidrat arang, dan vitamin mineral. Kebutuhan vitamin untuk batita berupa vitamin larut dalam lemak (ADEK) vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K dan vitamin B kompleks (vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, asam folat, dan vitamin B12) dan vitamin C. Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Adapun kebutuhan gizi mineral mikro yang lebih dibutuhkan saat usia batita yaitu zat besi, iodium, dan seng. Setelah anak berumur satu tahun, menu makanannya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia
(bubur beras, roti),
daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Anak berumur 1½-2 tahun biasanya telah mempunyai geraham sehingga dapat diberikan makanan biasa seperti pada orang dewasa. Untuk anak 1-3 tahun, jadwal pemberian makanan tidak berbeda, kecuali masih diperlukan waktu khusus untuk pemberian makan, terpisah dari waktu makan keluarga (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
51
Kategori tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada anak usia toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu pada tingkat cukup yaitu sebanyak 21 ibu (70,0%). Dilihat dari kuesioner, sebagian besar kesalahan responden dalam pengertian gizi, penyiapan menu pada anak usia toddler, tujuan pemenuhan gizi pada anak usia todller, dan kebutuhan air untuk anak usia toddler. Kategori tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada anak usia toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu pada tingkat cukup kemungkinan dipengaruhi oleh informasi dan pengalaman responden. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan responden tentang pemenuhan gizi anak usia toddler. Dan kurangnya pengalaman dari setiap responden yaitu pengalaman responden yang sudah pernah memiliki anak berbeda dengan yang baru pertama kali mendapatkan pengalaman dalam memberikan asupan nutrisi pada anak. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka orang tersebut memiliki pengetahuan baik dan berwawasan lebih luas. Sedangkan semakin banyak pengalaman seseorang maka pengetahuannya semakin luas.
D. Keterbatasan 1. Kendala Penelitian Kendala
dalam
penelitian
ini
adalah
peneliti
tidak
dapat
mengumpulkan responden secara bersama-sama sehingga peneliti harus mencari waktu untuk menemui setiap responden.
52
2. Kelemahan Penelitian a. Dalam penelitian ini ada kelemahan pada alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia. b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler.
BAB V PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu maka peneliti mengambil sampel 30 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu dapat disimpulkan bahwa : 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu termasuk dalam kategori baik yaitu 6 ibu (20,0 %). 2. Tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu termasuk dalam kategori cukup yaitu 21 ibu (70,0%). 3. Tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu termasuk dalam kategori kurang yaitu 3 ibu (10,0%).
53
54
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah : 1. Bagi Responden Diharapkan dapat lebih mendalami dan menambah informasinya tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak usia toddler (1-3 tahun) agar dapat memberikan asupan nutrisi yang tepat bagi anak. 2. Bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Diharapkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat menambah literatur ataupun bahan bacaan tentang kebutuhan Gizi pada Anak Usia Toddler, sehingga dapat memberikan informasi tentang kebutuhan gizi bagi anak pada orang tua wali murid. 3. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan dapat menambah literatur ataupun bahan bacaan tentang Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Balita dan lebih mengembangkan penelitian yang lebih lanjut tentang Kebutuhan Gizi. 4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak.
55
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M, Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmi Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. . 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC Depkes RI. 2010. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Available : http : // www.kesehatananak.depkes.go.id 16 Okt, 2012. . 2011. Pengertian Anak Usia Toddler. Available : http : // www.repositori.usu.ac.id 13 Nov, 2012. Depkumham RI. 2011. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Available : http : // www.depkumham.go.id 13 Nov, 2012. Hidayat, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika. . 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis. Jakarta : Salemba Medika. Marmi, Rahardjo, K. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. NAEYC. 2005. Developmentally Appropriate Practice (DAP). Available : // www.naeyc.org/DAP 15 Nov, 2012. Notoatmodjo, S. 2003. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. . 2007. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. . 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
56
Riwidikdo, H. 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihana. Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu. Taufik, M, 2007. Prinsip-Prinsip Promosi Keperawatan. Jakarta : CV.Infomedika.
Kesehatan
Dalam
Bidang
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihana. World Health Organization. 2012. Child Growth Standards And The Identification Of Severe Acute Malnutrition In Infants And Children. Available : http : // www.who.int/childgrowth/en/ 13 Nov, 2012.