TEMU ILMIAH IPLBI 2016
Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung Enggar Septika D. Program Magister, Jurusan Rancang Kota, Fakultas Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB
Abstrak Pada kawasan perkotaan, Jalur pejalan kaki merupakan suatu elemen penataan kota yang sangat penting untuk diperhatikan, Faktor kenyamanan sangat mempengaruhi kualitas dari jalur pejalan kaki. Seperti halnya pada jalur pejalan kaki Jalan Asia Afrika, Bandung. Untuk mengetahui tingkat kenyamanan perlu dilakukan kajian tingkat kenyamanan untuk mengetahui kondisi pejalan kaki yang nyaman dan dapat dinikmati oleh semua kalangan. Artikel ini dibuat untuk mengetahui dan memahami aspirasi masyarakat untuk menciptakan jalur pejalan kaki yang nyaman, salah satunya dibuat studi untuk mengetahui tingkat kenyamanan pada Jalan Asia Afrika, Bandung. Untuk menampung aspirasi masyarakat dilakukan dengan metode eksploratif dengan proses pengumpulan data survei dengan alat survei wawancara (Online). Hasil analisis merupakan aspirasi tingkat kenyamanan jalur pejalan kaki Jalan Asia Afrika, Bandung. Artikel ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap peningkatan kualitas jalur pedestrian Jalan Asia Afrika, Bandung. Kata-kunci : jalan asia afrika, bandung, jalur pejalan kaki, tingkat kenyamanan
Pengantar Jalur pejalan kaki dapat diartikan sebagai suatu media pergerakan atau sirkulasi perpindahan manusia dari suatu tempat asal menuju tempat tujuan dengan berjalan kaki. Shirvani (1985) mengatakan bahwa pengguna jalan memerlukan jalur khusus yang disebut juga dengan pedestrian, yang merupakan salah satu dari elemenelemen perancangan kawasan yang dapat menentukan keberhasilan dari proses perancangan di suatu kawasan kota. Menurut Rubenstein (1992), Elemen–elemen yang harus terdapat pada jalur pejalan kaki antara lain : 1.
Paving, adalah trotoar atau hamparan yang rata. Dalam meletakkan paving, sangat perlu untuk memperhatikan pola, warna, tekstur dan daya serap air. Material paving meliputi: beton, batu bata, aspal, dan sebagainya.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Lampu, adalah suatu benda yang digunakan sebagai penerangan di waktu malam hari. Sign atau tanda, merupakan rambu-rambu yang berfungsi untuk memberikan suatu tanda, baik itu informasi maupun larangan. Sign haruslah gampang dilihat dengan jarak mata manusia memandang dan gambar harus kontras serta tidak menimbulkan efek silau. Sculpture, merupakan suatu benda yang memiliki fungsi untuk memberikan suatu identitas ataupun untuk menarik perhatian mata pengguna jalan. Pagar pembatas, mempunyai fungsi sebagai pembatas antara jalur pedestrian dengan jalur kendaraan. Bangku, mempunyai fungsi sebagai tempat untuk beristirahat bagi para pengguna jalan. Tanaman peneduh, mempunyai fungsi sebagai pelindung dan penyejuk area pedestrian. Telepon umum, mempunyai fungsi sebagai sarana untuk pengguna jalan agar bisa Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | A 111
Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung
berkomunikasi jarak jauh terhadap lawan bicaranya. 9. Kios, shelter, dan kanopi, keberadaannya dapat untuk menghidupkan suasana pada jalur pedestrian sehingga tidak biasa dan menimbulkan aura yang tidak biasanya. Berfungsi sebagai tempat menunggu angkutan dan sebagainya. 10. Jam, tempat sampah. Jam berfungsi sebagai petunjuk waktu. Sedangkan tempat sampah berfungsi sebagai sarana untuk pejalan kaki yang membuang sampah, agar pedestrian tetap nyaman dan bersih. Elemen-elemen jalur pejalan kaki tersebut dapat menjadi salah satu cara untuk memberikan kenyamanan pada jalur pejalan kaki. Adanya jalur pedestrian yang nyaman akan menimbulkan keinginan masyarakat untuk berjalan kaki. Semakin tinggi tingkat kenyamanan jalur pejalan kaki, semakin banyak pula masyarakat yang memilih untuk berjalan kaki untuk mencapai akses aktivitasnya (Diyarni:2015) Seperti halnya pada Jalur pejalan kaki jalan asia afrika, Bandung. Adanya jalur pejalan kaki pada Jalan asia afrika, Bandung sudah didukung kelengkapan jalur pejalan kaki, dimana terdapat bangku, tempat sampah, pencahayaan, perkerasan (paving) dan vegetasi. Namun, seiring dengan penggunaan nya perlu dilakukan kajian terhadap tingkat kenyamanan untuk memastikan bahwa dilengkapinya fasilitas tersebut, benar dapat memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Untuk itu dilakukan penelitian “Kajian Tingkat kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung” . Penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk meningkatkan kenyamanan jalur pejalan kaki Jalan Asia Afrika, Bandung.
makna yang bersumber dari pengalaman individu,nilai nilai sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu) atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya: orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya.
A qualitative approach is one in which the inquirer often makes knowledge claims based primarily on constructivist perspectives (i.e. the multiple meanings of individual experiences, meanings socially and historically constructed, with an intent of developing a theory or pattern) or advocacy/ participatory perspectives (i.e. political, issue-oriented, collaborative or change oriented) or both (Creswell, 2003, hal.18). Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kualitatif dengan alat survey kuisioner (Online). Pertanyaan yang diberikan dalam kuisioner bersifat tidak terstruktur (Unstructured) dan bersifat terbuka (Open-ended). Metode pengumpulan data ini sengaja dilakukan untuk memunculkan pandangan maupun opini para responden (Creswell-.2010:267) Metode Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan Grounded Theory (Creswell, 1998) dengan langkah-langkah sebagai berikut : A. B. C.
Metode
D.
Analisis data yang dilakukan menggunakan metode analisis kualitatif (Creswell, 2003). Menurut creswell (2003) penelitian kualitatif dapat membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan prespektif-konstruktif (misalnya, makna-
E.
A 112 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
Mengorganisir data Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. Open coding, peneliti membentuk kata kunci yang selanjutnya dibuat kategori informasi terkait dengan opini responden tentang jalur pejalan kaki, Jalan Asia Afrika, Bandung. Axial coding, dari kategori yang telah ditentukan, peneliti mengidentifikasi, menyelidiki frekuensi dari setiap kata kunci yang didapat dari proses open coding. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan
Enggar Septika D.
kategori di dalam model axial coding. Analisis yang dilakukan adalah mengkorespondensikan tingkat kenyamanan dan alasan pemilihan tingkat kenyamanan dari masing-masing responden. Karakteristik Responden Untuk menampung aspirasi pejalan kaki, dilakukan analisis data jumah responden yang pernah berjalan kaki di jalur pejalan kaki, Asia Afrika, Bandung, Pertanyaan pertama dalam wawancara adalah asal responden dan seberapa sering responden melewati Jalan Asia Afrika.
Diagram 1. Grafik Mozaik asal responden dengan seberapa sering melewati Jalan Asia Afrika. Tabel 1. Jumlah responden dengan seberapa sering responden melewati Jalan Asia Afrika.
luar Bandung. Dari analisis responden tersebut didapat hasil 42 responden sering dan 86 jarang melewati Jalan Asia Afrika, Bandung. Analisis dan Interpretasi Analisis data dilakukan dengan menterjemahkan jawaban-jawaban responden menjadi suatu data untuk dianalisis lebih lanjut dengan Open coding, axial coding dan selectv koding. Pertanyaan Umum yang diajukan adalah Bagaimana Kondisi Jalur Pejalan Kaki yang nyaman menurut anda? Dalam menganalisis pertanyaan umum ini dilakukan sampai tahap axial coding, hasil analisis dapat dijadikan faktor yang mempengaruhi kenyamanan pedestrian pada umumnya. Setelah melalui tahap open coding dalam pencarian kata kunci dan axial koding didapat frekuensi pendapat responden mengenai Jalur pedestrian yang nyaman menurut responden sebagai berikut : Dari 128 Responden, 44 responden berpendapat jalan tidak rusak, 28 responden berpendapat tidak ada PKL, 29 responden berpendapat ada jalur diffable, 39 responden berpendapat bersih dar sampah, 31 responden berpendapat jalan lebar(luas), 25 responden berpendapat terdapat pohon rindang, 34 responden berpendapat tidak dilalui kendaraan / parkir, 12 responden berpendapat aman dari kejahatan, 6 responden berpendapat ada jembatan penyebrangan, 8 responden berpendapat ada lampu penerangan, 6 responden menjawab terdapat tempat beristirahat dan 11 responden menjawab ada rambu informasi. Masing-masing responden menjawab lebih dari satu pendapat. Dari analisis tersebut didapat hasil kriteria jalur pejalan kaki yang dianggap dapat memberikan kenyamanan bagi para pejalan kaki. Selanjutnya dilakukan analisis lebih mendalam terhadap jalur pedestrian jalan asia Afrika, Bandung dengan tahapan open coding, axial coding dan selectiv coding sebagai berikut :
Total jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 128 orang dengan 98 orang berasal dari Bandung dan 30 orang berasal dari Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | A 113
Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung
histogram diatas dapat menjelaskan bahwa responden paling banyak menyebutkan jalur pejalan kaki Jalan Asia Afrika, Bandung “nyaman” untuk dilewati. Dari hasil analisis tersebut, analisis data text dengan mencari kata kuci dari jawaban pertanyaan, “Mohon menjelaskan anda memberikan jawaban seperti diatas”. Dari hasil jawaban tersebut didapat data text berupa kata kunci yang kemudian di kategorikan. Selanjutnya dilakukan analisis axial koding dengan menghitung jumlah opini dari setiap kategori. Diagram 2. Histogram Variabel jalur pejalan kaki yang nyaman menurut responden.
Dilakukan analisis terhadap tingkat kenyamanan jalur pejalan kaki Jalan asia afrika Bandung, dimana responden diberi pertanyaan, Apakah jalan Asia Afrika, bandung sudah nyaman untuk dilalui pejalan kaki ? terdapat 5 pilihan jawaban yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.
Sangat nyaman Nyaman Agak nyaman Kurang nyaman Tidak nyaman
Dari pertanyaan tersebut didapat jawaban, 14 sangat nyaman, 66 Nyaman, 31 Agak Nyaman, dan 17 orang menjawab kurang nyaman. Dari 128 responden tidak ada responden yang menilai jalan asia afrika tidka nyaman.
Pada responden yang menjawab “ 1. Sangat nyaman” didapat kata kunci sebagai berikut : No 1 2 3 4
Kata Kunci Terdapat kursi kursi untuk beristirahat Terdapat street furniture, kursi, lampu penerangan Jalan sudah baik, tidak ada yang rusak dan fasilitas sudah terpenuhi . Jalan sudah bersih, terdapat street furniture, memberikan ciri khas.
Pada responden yang menjawab “ 2. Nyaman” didapat kata kunci sebagai berikut : No 1 2 3
Kata Kunci Jalan sudah baik, bagus, tidak licin dan tidak terdapat bolong-bolong Jalur pedestrian sudah cukup lebar (besar), sudah memenuhi standar, aman untuk dilewati Sudah rapih dan bersih, asri dan sua=dah terdapat rambu informasi untuk memberi petunjuk jalan.
Selanjutnya masyarakat yang menjawab “3. Agak Nyaman” didapat kata kunci sebagai berikut : No 1 2 3 4 Diagram 3. Histogram Tingkat Kenyamanan Responden terhadap Jalan Asia Afrika, Bandung.
A 114 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
5
Kata Kunci Banyak pedagang asongan, banyak pedagang kaki lima. Jalur diffable belum maksimal. Banyak pengamen dipinggir jalan, masih banyak pedagang kaki lima Jika ada event, jalur pedestrian belum dapat menampung jumlah pengunjung even Sulit untuk menyebrang, jembatan masih kurang memenuhi
Enggar Septika D.
Selanjutnya masyarakat yang menjawab “4. Kurang nyaman” ditemukan kata kunci sebagai berikut : No 1 2 3
Kata Kunci Masih terdapat parkir yang menggunakan badan jalan, kurang penerangan dimalam hari. Tidak terdapat pohon, terdapat motor parkir di jalur pedestrian, kurang jembatan penyebrangan Kurang hijau, estetika kurang, tidak terdapat vegetasi.
Selanjutnya tahap analisis selectiv koding, Analisis yang dilakukan adalah mengkorespondensikan tingkat kenyamanan dan alasan pemilihan tingkat kenyamanan dari masing-masing responden. Berikut hasil analisis korespondensi antara tingkat kenyamanan dan alasan memeilih tingkat kenyamanan, hasil analisis berupa dendogram yang dapat dlihat pada gambar 5 dibawah ini :
Dari kata kunci tersebut kemudian dibuat kategori yang selanjutnya dihitung frekuensi dari setiap kategori tersebut, kategori yang didapat dari alasan masyarakat menjawab kondisi jalur pedestrian Jalan Asia Afrika, Bandung adalah : Respon 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Positiv Jalan tidak rusak. Bersih dari sampah. Jalan lebar (Sudah memenuhi standar) Aman dari kejahatan Memiliki ciri khas(furniture) Terdapat tempat ber-istirahat Terdapat lampu penerangan Terdapat rambu informasi
Respon Negativ 9. Terdapat Pedagang Kaki Lima (PKL) 10. Banyak pengamen 11. Kurang vegetasi 12. Kurang jembatan penyebrangan 13. Jalur diffable belum maksimal 14. Terdapat parkir liar
Respons Positiv
Diagram 5. Dendogram hubungan tingkat kenyamanan dan alasan memilih tingkat kenyamanan.
Dari hasil analisis korespondensi yang diinterpretasikan dengan tabel dendogram diatas, dapat diketahui bahwa tingkat jalur pedestrian pada jalan asia Afrika, Bandung dianggap sangat nyaman dikarenakan terdapat tempat beristirahat, terdapat lampu penerangan, dan memiliki ciri khas (furniture). Selain itu jalur pedestrian tersebut dianggap nyaman dikarenakan jalan tidak rusak, terdapat rambu informasi, jalan lebar(sudah memenuhi standar) serta bersih dari sampah. Selanjutnya, jalur pedestrian jalan Asia Afrika dianggap agak nyaman dikarenakan terdapat Pedagang kaki Lima (PKL), jalur diffable belum maksimal dan banyak pengamen, dan yang terakhir dikatakan kurang nyaman dikarenakan kurangnya vegetasi, terdapat parkir liar dan kurangnya jembatan penyebrangan.
Respons Negativ
Diagram 4. Histogram Tingkat Kenyamanan Responden terhadap Jalan Asia Afrika, Bandung
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | A 115
Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Dari penelitian yang telah dilakukan, sebanyak 129 responden dengan jumlah 98 orang berasal dari Bandung dan 30 orang berasal dari luar Bandung. Dari analisis responden tersebut didapat hasil 42 responden sering dan 86 jarang melewati Jalan Asia Afrika, Bandung.
Creswell,
Faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan menurut responden adalah jalan tidak rusak tidak ada PKL ada jalur diffable, bersih dari sampah, jalan lebar(luas), terdapat pohon rindang, tidak dilalui kendaraan / parkir, ada jembatan penyebrangan ada lampu penerangan, terdapat tempat beristirahat dan ada rambu informasi. Selanjutnya hasil analisis tingkat kenyamanan jalan asia afrika, dari 128 responden menyatakan tingkat kenyamanan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
14 responden menyatakan sangat nyaman 66 responden menyatakan Nyaman 31 responden menyatakan Agak Nyaman, 17 responden menyatakan kurang nyaman. 0 responden menyatakan tidak nyaman
Setelah melalui tahap mencari kata kunci, membuat kategori dan frekuensi dan melakukan analisis korespondensi tingkat kenyamanan dan alasan responden menjawab, didapat hasil sebagai berikut : 1.
Sangat nyaman : Terdapat tempat beristirahat, terdapat lampu penerangan, memiliki ciri khas (furniture).
2.
Nyaman : Jalan tidak rusak, erdapat rambu informasi, jalan lebar (sudah memenuhi standar), bersih dari sampah.
3.
Agak nyaman : Terdapat Pedagang kaki Lima (PKL), jalur diffable belum mak-simal dan banyak pengamen.
4.
Kurang nyaman : Kurangnya vegetasi, terdapat parkir liar dan kurangnya jembatan penyebrangan.
A 116 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
J.W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition.
California: SAGE Publication, Inc. Creswell, J.W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Rubenstein, Harvey M. (1992). Pedestrian Malls, Streetcapes, and Urban Spaces. John Wiiley and Sons: USA Shirvani, Hamid. (1985). The Urban Design Process. New York. VNR Company.