Persepsi pejalan kaki terhadap kenyamanan jalur pedestrian StudiKasus : Ruang terbuka publik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta
Sugi Hendi Lala dan Andjar Widajanti Program StudiArsitektur, UniversitasMercuBuana, Jakarta-Indonesia e-mail:
[email protected]
ABSTRACT On open space of the faculty of public performance art jakarta art institute absence of the barrier between place be active with pedestrian paths make circulation public open space that is irregular, So the university students doing activity and gather at pedestrian paths public open space. Who expected the purpose of this research is to find how perception pedestrians to convenience pedestrian paths in circulation public open space of the faculty of performance art jakarta arts institute. A study that used to capture data is the questionnaire and an interview to obtain data and information of this research As by observation field using this method place centre map. Based on the research and comfort pedestrian paths of the art show jakarta institute of art the conclusions from these studies are as follows. From research seen from perception function, Pedestrian paths the faculty of performance art institute of jakarta art not in accordance with its function, Many respondents that declares not agree with cleanliness pedestrian paths and material also cover / pavement pedestrian paths. Look at of perceptual comfort , pedestrian paths the faculty of the art of performing jakarta art institute have not fulfilled factors comfort. Keywords : perception pedestrians to convenience pedestrian paths, function and comfort of pedestrian, behavior a pedestrian.
ABSTRAK Pada ruang terbuka publik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta tidak adanya pembatas antara tempat beraktivitas dengan jalur pedestrian membuat sirkulasi ruang terbuka publik yang ada tidak teratur, sehingga Mahasiswa melakukan aktivitas dan berkumpul di jalur pedestrian ruang terbuka publik. Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi pejalan kaki terhadap kenyamanan jalur pedestrian di sirkulasi ruang terbuka publik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta. Alat penelitian yang digunakan untuk menjaring data adalah kuesioner dan wawancara untuk memperoleh data dan informasi penelitian ini, serta dengan observasi lapangan yang menggunakan metode place centre map. Berdasarkan pembahasaan data dan hasil penelitian kenyamanan jalur pedestrian Fakultas Seni pertunjukan Institut Kesenian Jakarta, maka kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut. Dari penelitian dilihat dari persepsi fungsi, jalur pedestrian Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta belum sesuai dengan fungsinya, Banyak responden yang menyatakan tidak setuju dengan kebersihan jalur pedestrian dan juga material penutup/perkerasan jalur pedestrian. Di lihat dari persepsi kenyamanan, jalur pedestrian Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta belum memenuhi faktor kenyamanan. Kata kunci : Persepsi pejalan kaki terhadap kenyamanan jalur pedestrian, fungsi dan kenyamanan pedestrian, perilaku pejalan kaki.
1
PENDAHULUAN Ruang terbuka publik di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta selain digunakan sebagai wadah sirkulasi pejalan kaki juga digunakan sebagai tempat beraktivitas dan tempat berkumpul. Di area ruang terbuka publik Institut Kesenian Jakarta terdapat pelaku aktivitas di sirkulasi ruang terbuka publik tersebut. pengguna tersebut menempati sebagian badan jalan sebagai tempat beraktivitas dan tempat berkumpul. Menurut Rustam Hakim, 1987, menjelaskan bahwa fungsi ruang publik adalah sebagi tempat bermain dan berolahraga, tempat bersantai, tempat sosial komunitas, tempat peralihan / tempat menunggu, tempat terbuka untuk mendapatkan udara segar, penghubung antara tempat yang satu dengan tempat yang lain, pembatas jarak antar bangunan dan tempat berdagang. Oleh karena itu, salah satu hal penting yang harus dikaji adalah kenyaman pedestrian. Menurut Richard Unterman (1984) tingkat kenyamanan dihubungkan dengan kondisi kesesakan dan kepadatan, dipengaruhi oleh keamanan dan persepsi manusia dan kemudahan untuk bergerak. Kapasitas jalur pejalan kaki meliputi jumlah pejalan kaki persatuan waktu seperti orang berjalan per hari. Adapun kapasitas jalur pejalan kaki (walkway capasity) dipengaruhi oleh penghentian, lebar jalur pedestrian, ruang pejalan kaki, volume, tingkat pelayanan, harapan pemakai, jarak berjalan. Hasil ini memberikan rekomendasi bentuk-bentuk perbaikan pada tapak sebagai bahan pertimbangan perencanaan lebih lanjut ruang pedestrian yang selain mendukung keindahan, juga memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Pada ruang terbuka publik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta tidak adanya pembatas antara tempat beraktivitas dengan jalur pedestrian membuat sirkulasi ruang terbuka publik yang ada tidak teratur, sehingga Mahasiswa melakukan aktivitas dan berkumpul di jalur pedestrian ruang terbuka publik. Hal tersebut membuat pejalan kaki dalam hal ini Mahasiswa/i, Dosen maupun pengunjung yang mau menuju ke Gedung Fakultas Seni Rupa dan Ruang Pamer ataupun yang mau menuju keluar mencari dan memilih jalan disekitar area ruang terbuka publik tersebut. Berdasarkan Issue di atas maka Penelitian ini mencoba mencari tahu persepsi yang timbul dari pejalan kaki yang melewati jalur pedestrian ruang terbuka publik dalam upaya memberikan kenyamanan dan keamanan. dan Apakah kondisi tersebut mempengaruhi perilaku pejalan kaki ? Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi pejalan kaki terhadap kenyamanan jalur pedestrian di sirkulasi ruang terbuka publik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta.
METODOLOGI Lokasi penelitian adalah sebagai studi kasus, dalam hal ini lokasi yang dimaksud adalah ruang terbuka publik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta, karena mahasiswa/i yang menggunakan area sirkulasi pedestrian untuk beraktivitas dan berkumpul, maka Pejalan kaki yang mayoritas adalah mahasiswa/I, dosen dan pengunjung mencari dan memilih jalan disekitar area tersebut. Alat penelitian yang digunakan untuk menjaring data adalah kuesioner dan wawancara untuk memperoleh data dan informasi penelitian ini, serta dengan observasi lapangan yang menggunakan metode place centre map. Tahap Penelitian a) Kajian pustaka tentang kenyamanan di pedestrian. b) Menyusun materi wawancara Setelah melakukan kajian pustaka, peneliti dapat menyusun materi-materi wawancara dari kenyaman di jalur pedestrian. Menurut Richard Unterman (1984) tingkat kenyamanan dihubungkan dengan kondisi kesesakan dan kepadatan, dipengaruhi oleh keamanan dan persepsi manusia dan kemudahan untuk bergerak. Kapasitas jalur pejalan kaki meliputi jumlah pejalan kaki persatuan waktu 2
seperti orang berjalan per hari. Materi wawancara yang disusun oleh peneliti hanya dua jenis kenyaman yaitu jalur pedestrian dan kondisi pedestrian. Dikarenakan di kawasan ruang terbuka publik Fakultas seni pertunjukan Institut Kesenian Jakarta terdapat masalah mengenai jalur pedestrian dan kondisi pedestrian, diantaranya adalah keberadaan aktivitas mahasiswa,dan tidak adanya pembatas antara tempat beraktivitas dengan jalur pedestrian. c) Melakukan evaluasi materi wawancara Tahap selanjutnya peneliti melakukan evaluasi materi wawancara kepada teman yang bertujuan untuk mengetahui materi wawancara yang telah disusun oleh peneliti sehingga dapat dimengerti oleh responden dengan baik dan untuk mengetahui apakah materi wawancara sudah sesuai dengan kondisi di pedestrian ruang terbuka publik Fakultas Seni Pertunjukan IKJ. d) Pengumpulan data Pengumpulan data yang dilakukan pada setiap aktivitas mahasiswa dan situasi yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan, yaitu dengan observasi dan wawancara dengan mengadakan kuesioner. 1. Observasi Sebelum melaksanakan observasi, terlebih dahulu peneliti membuat rencana observasi. Tujuannya yaitu agar langkah-langkah yang dilaksanakan dalam observasi tersebut fokus dan terarah sesuai dengan rencana penelitian. Pelaksanaan observasi tersebut dilaksanakan tiga kali dalam sehari selama lima hari berturut-turut. Setelah melaksanakan observasi peneliti dapat mengetahui kondisi fisik yang ada di pedestrian, mengetahui keramaian di pedestrian, dan mengetahui hal apa saja yang ada di pedestrian. 2. Wawancara dengan menggunakan kuesioner Prinsip dasar wawancara adalah menemui responden sebagai subyek penelitian dan menanyakan secara lisan atau tertulis, data pribadi ataupun pendapat mengenai suatu hal. Kuesioner di gunakan untuk mendapatkan informasi dari responden tentang masalah yang di teliti dan faktor-faktor apa saja yang di hadapi mahasiswa yang sedang berjalan. 3. Analisis -Tabulasi Data Kegiatan selajutnya adalah tabulasi data, yaitu pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukan data dari hasil kuisioner ke dalam table, bertujuan suapa mempermudah dalam pengamatan dan evaluasi. Hasil tabulasi data adalah gambaran dari hasil penelitian. memasukan data ke dalam table sehingga dapat diketahui hasil penelitian. Pada penelitian ini tabulasi data dengan lembaran kode ( code sheet ) yang dilakukan dengan aplikasi computer. - Analisia Data Kegiatan terakhir dalam mengolah data adalah analisis data secara analisis inferensial yang bertujuan untuk menghasilkan suatu temuan yang dapat digeneralisasikan secara lebih luas ke dalam wilayah populasi, interprestasi ini dilakukan secara bersamaan pada saat analisis data dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil observasi penelitian pada kondisi pedestrian dilihat dari titik keramaian di jalur pedestrian dapat di lihat dari gambar berikut.
3
Gambar 1 kondisi jalur pedestrian saat ada aktivitas mahasiswa
Gambar di atas di ambil pada sore hari pukul 15.00 wib di area ruang terbuka publik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta pada saat jam perkuliahan selesai dan aktivitas mahasiswa di mulai, penelitian di lakukan selama lima hari berturur-turut, kondisi jalur pedestrian di pagi hari tidak begitu ramai bila di bandingkan dengan kondisi di siang dan sore hari. 2. Hasil observasi penelitian pada kondisi fisik jalur pedestrian dapat di lihat dari gambar berikut.
Gambar 2 kondisi fisik jalur pedestrian
Gambar diatas merupakan gambar kondisi jalur pedestrian dengan material perkerasan yang sudah tidak bagus, Kondisi gambar tersebut diambil dari area ruang terbuka publik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta pada pukul 08.00 wib. 3. Hasil observasi penelitian kondisi jalur pedestrian dengan keberadaan aktivitas parkir sepeda motor dapat dilihat dari gambar berikut.
Gambar 3 kondisi jalur pedestrian saat ada aktivitas parkir sepeda motor
Gambar di atas di ambil pada sore hari pukul 16.00 wib di area ruang terbuka publik FSP IKJ pada saat jam perkuliahan selesai dan aktivitas di mulai, aktivitas parkir di jalur pedestrian membuat pejalan kaki mencari jalan disekitar kendaraan yang parkir. Dari hasil pengumpulan data, didapatkan 73 data dari responden yang memenuhi persyaratan untuk dianalisa. Berikut adalah jabaran hasil yang didapatkan.
Fungsi 4
Dari hasil penelitian pada aspek fungsi pedestrian di ruang terbuka publik FSP terdapat hasil pernyataan dari responden yang sangat beragam.
Gambar 4 Bar chart persepsi aspek fungsi
Pada hasil jawaban responden diatas di dapat sebanyak 9 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan fungsi pedestrian, sebanyak 37 responden menyatakan tidak setuju dengan fungsi pedestrian, sebanyak 15 responden menyatakan cukup setuju dengan fungsi pedestrian, sebanyak 9 orang menyatakan setuju dengan fungsi pedestrian, dan sebanyak 3 responden yang menyatakan sangat setuju dengan fungsi pedestrian yang ada. Dapat dilihat bahwa kecenderungan responden menjawab tidak setuju dengan fungsi pedestrian diruang terbuka publik FSP, hal ini membuktikan bahwa fungsi jalur pedestrian diruang terbuka publik FSP Institut Kesenian Jakarta belum sesuai dengan fungsinya.
Gambar 5 bar chart persepsi jalur pejalan kaki harusnya di buat khusus
Pada hasil jawaban responden diatas di dapat sebanyak 2 responden menyatakan sangat tidak setuju jalur pejalan kaki harusnya di buat khusus, sebanyak 4 responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 16 responden menyatakan cukup setuju, sebanyak 26 orang menyatakan setuju, dan sebanyak 25 responden yang menyatakan sangat setuju jalur pejalan kaki harusnya di buat khusus. Dari bar chart diatas dapat dilihat bahwa kecenderungan responden menjawab setuju dengan jalur pejalan kaki harusnya di buat khusus, hal ini membuktikan bahwa fungsi jalur pedestrian diruang terbuka publik FSP Institut Kesenian Jakarta belum sesuai dengan fungsinya dan responden menginginkan jalur pejalan kaki harusnya dibuat khusus.
Kenyamanan
Dari hasil penelitian pada faktor kenyamanan pedestrian di ruang terbuka publik FSP terdapat hasil pernyataan dari responden sebagai berikut.
5
gambar 6 bar chart persepsi faktor tanaman hijau
Dari hasil penelitian pada faktor tanaman hijau (vegetasi) sudah rindang sebanyak 6 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan tanaman hijau sudah rindang, sebanyak 41 responden menyatakan tidak setuju tanaman hijau sudah rindang, sebanyak 18 responden menyatakan cukup setuju tanaman hijau sudah rindang, sebanyak 7 orang menyatakan setuju tanaman hijau sudah rindang, dan di dapat 1 orang menyatakan sangat setuju dengan tanaman hijau sudah rindang. Melihat jawaban responden yang dominan tidak setuju dan diperkuat dengan adanya responden yang menyatakan sangat tidak setuju tanaman hijau sudah rindang, maka dapat disimpulkan bahwa tanaman hijau (vegetasi) belum rindang.
gambar 7 bar chart persepsi jalur pedestrian tidak kebising
Dari hasil penelitian pada faktor suasana jalur pedestrian tidak bising di dapatkan sebanyak 5 responden menyatakan sangat tidak setuju suasana tidak bising, sebanyak 17 responden menyatakan tidak setuju suasana tidak bising, sebanyak 32 responden menyatakan cukup setuju suasana tidak bising, sebanyak 14 responden menyatakan setuju suasana tidak bising, sebanyak 5 responden menyatakan sangat setuju suasana tidak bising. Terjadi rentang jawaban yang cukup beragam dan relatif berimbang antara jawaban tidak setuju dan cukup setuju, hal ini dimungkinkan karena ketenangan/kebisingan hanya berada pada zona tertentu (tidak sepanjang jalur pedestrian) atau karena perbedaan persepsi setiap responden, Jawaban responden sangat dominan mengarah ke cukup setuju membuktikan bahwa suasana jalur pedestrian cukup tenang (tidak bising).
gambar 8 bar chart persepsi material penutup baik
Dari hasil penelitian pada tingkat kondisi perkerasan jalur pejalan kaki baik sebanyak 24 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan kondisi perkerasan baik, sebanyak 28 responden menyatakan tidak setuju kondisi perkerasan baik, sebanyak 10 responden menyatakan cukup setuju 6
kondisi perkerasan baik, sebanyak 9 responden menyatakan setuju kondisi perkerasan baik, dan sebanyak 2 responden menyatakan sangat setuju dengan kondisi perkerasan baik. Jawaban responden sangat dominan mengarah ke tidak setuju dan sangat tidak setuju, membuktikan bahwa kondisi perkerasan yang ada belum cukup baik.
gambar 9 bar chart persepsi kebersihan terjaga baik
Dari hasil penelitian pada tingkat kebersihan terjamin saat berjalan di jalur pedestrian sebanyak 28 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan kebersihan terjaga baik di jalur pedestrian, sebanyak 29 responden menyatakan tidak setuju kebersihan terjaga baik di jalur pedestrian, sebanyak 9 responden menyatakan cukup setuju kebersihan terjaga baik di jalur pedestrian, sebanyak 4 responden menyatakan setuju kebersihan terjaga baik di jalur pedestrian, dan sebanyak 3 responden menyatakan sangat setuju dengan kebersihan terjaga baik di jalur pedestrian. Jawaban responden sangat dominan mengarah ke tidak setuju dan sangat tidak setuju, membuktikan bahwa kebersihan di jalur pedestrian belum cukup baik.
Keamanan
gambar 10 bar chart persepsi keamanan terjamin
Dari hasil penelitian pada tingkat keamanan terjamin saat berjalan di jalur pedestrian sebanyak 6 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan keamanan terjamin saat berjalan di jalur pedestrian, sebanyak 15 responden menyatakan tidak setuju keamanan terjamin saat berjalan di jalur pedestrian, sebanyak 32 responden menyatakan cukup setuju keamanan terjamin saat berjalan di jalur pedestrian, sebanyak 14 responden menyatakan setuju keamanan terjamin saat berjalan di jalur pedestrian, dan sebanyak 6 responden menyatakan sangat setuju dengan keamanan terjamin saat berjalan di jalur pedestrian. Dapat dilihat terjadi variasi jawaban dengan kecenderungan cukup setuju keamanan terjamin saat berjalan di jalur pedestrian, hal ini membuktikan bahwa keamanan terjamin saat berjalan di jalur pedestrian. Dari hasil penelitian pada faktor fungsi, kenyamanan dan keamanan pedestrian di ruang terbuka publik FSP didapat hasil jawaban sebagai berikut.
7
Responden Minimum Maximum Rata-rata Jalur pejalan kaki di ruang terbuka 73 1 5 2,45 publik FSP sesuai dengan fungsinya Keberadaan Parkir sepeda motor di jalur pedestrian Keberadaan aktivitas/kegiatan berkumpul di sekitar jalur pedestrian Jalur pejalan kaki harusnya di buat khusus Tanaman hijau (vegetasi) rindang
73
1
5
2,60
73
1
5
3,66
73
1
5
3,93
73
1
5
2,40
Suasana jalur pedestrian tenang
73
1
5
2,96
Material penutup/perkerasan jalur pedestrian baik Kebersihan terjaga baik di jalur pedestrian Keamanan terjamin saat berjalan di jalur pedestrian
73
1
5
2,14
73
1
5
1,97
73
1
5
2,99
Tabel 1 persepsi responden
Pada pernyataan tersebut dengan jumlah sample sebanyak 73 responden, maka nilai mean ratarata pada jalur pejalan kaki sesuai dengan fungsinya memiliki kecenderungan tidak setuju (2,45), untuk keberadaan parkir sepeda motor memiliki kecenderungan tidak setuju (2,60) untuk keberadaan aktivitas mahasiswa memiliki kecenderungan setuju (3,66), untuk jalur pejalan kaki harusnya dibuat khusus (3,93) untuk tanaman hijau sudah rindang memiliki kecenderungan tidak setuju (2,40), untuk suasana jalur pedestrian tidak bising memiliki kecenderungan cukup setuju (2,96), untuk perkerasan di jalur pedestrian memiliki kecenderungan tidak setuju (2,14), untuk kebersihan terjaga baik di jalur pedestrian memiliki kecenderungan tidak setuju (1,97), untuk keamanan terjamin saat berjalan di jalur pedestrian memiliki kecenderungan cukup setuju (2,99). Dari nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan berdasarkan analisis data responden dilihat dari segi fungsi, kenyamanan dan keamanan bahwa rata-rata responden merasa kondisi jalur pedestrian belum sesuai dengan fungsinya, dapat dilihat pada pernyataan jalur pejalan kaki harusnya di buat khusus memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 3,93 yang berarti responden menginginkan jalur pejalan kaki harusnya di buat khusus dan responden merasa faktor kenyamanan masih kurang baik keadaannya, dapat dilihat pada pernyataan material penutup/perkerasan jalur pejalan kaki baik terlihat memiliki nilai rata-rata rendah yaitu 2,14 yang berarti responden tidak setuju dengan kondisi fisik pedestrian di Fakultas Seni Pertunjukan. Dan dapat dilihat pada pernyataan kebersihan terjaga baik di jalur pedestrian memiliki nilai yang paling rendah yaitu 1,97 yang berarti bahwa responden tidak setuju dengan kebersihan kondisi jalur pedestrian yang ada.
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasaan data dan hasil penelitian kenyamanan jalur pedestrian Fakultas Seni pertunjukan Institut Kesenian Jakarta, maka kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Dari penelitian dilihat dari persepsi fungsi, jalur pedestrian pada ruang terbuka publik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta belum sesuai dengan fungsinya, banyak responden yang menyatakan tidak setuju dengan fungsi jalur pedestrian. Hal tersebut juga tidak sesuai dengan teori mengenai jalur pedestrian. jalur pedestrian banyak digunakan untuk aktivitas-aktivitas lain selain untuk berjalan kaki, dalam hal ini sebagai tempat mahasiswa
8
berkumpul dan keberadaan sepeda motor parkir di jalur pedestrian yang mengganggu pejalan kaki. Oleh karena itu pejalan kaki menginginkan jalur pejalan kaki di buat khusus. 2. Dari penelitian dilihat dari persepsi kenyamanan, jalur pedestrian Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta belum memenuhi faktor kenyamanan, hal tersebut juga tidak sesuai dengan teori mengenai kenyamanan jalur pedestrian. Banyak responden yang menyatakan tidak setuju dengan kebersihan jalur pedestrian dan juga material penutup/perkerasan jalur pedestrian. 3. Dari penelitian dilihat dari persepsi keamanan, keamanan jalur pedestrian Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta sudah memenuhi faktor keamanan, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya responden yang menyatakan cukup setuju.
REKOMENDASI 1. Di buat pembatas antara jalur pedestrian dan area beraktivitas agar jalur pedestrian tidak terganggu serta dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. 2. Jalur pejalan kaki harusnya dibuat khusus agar pejalan kaki dapat terpola ketika berjalan di area jalur pedestrian ruang terbuka publik Fakultas Seni Pertunjukan. 3. Material yang ada di perbaiki agar kenyamanan dan keamanan pejalan kaki bisa terpenuhi. 4. Sarana aktivitas harusnya di buat khusus agar tidak mengganggu pejalan kaki. 5. Tanaman hijau atau vegetasi harusnya di perbanyak, mengingat Institut Kesenian Jakarta berada di tengah ibu kota.
DAFTAR PUSTAKA Ching, Francis D.K., 1996. Interior Design Illustrated. New York: Van Nostrand Reinhold Company Inc. Gideon, Giovany, 1977. Human Aspect of Urban Form. Haryadi dan B. Setiawan. 2010. Arsitektur, Lingkungan Dan Perilaku ; Pengantar ke Teori, Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta Hergiawan. Dwi. 2004. Kampus Institut Kesenian Jakarta. Universitas Indonesia. Depok Iswanto, Danoe. 2006. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota Dan Pemukiman : Pengaruh Elemen – Elemen Pelengkap Jalur Pedestrian Terhadap Kenyamanan Pejalan Kaki ( Studi Kasus : Penggal Jalan Pandanaran, Dimulai Dari Jalan Randusari Hingga Kawasan Tugu Muda ). Enclosure Kaplan, S., and R. Kaplan. 1982. Cognition and Environment: Functioning in an Uncertain World. New York: Praeger. Lang,j . 1987, creating architectural theory, van nostrand reinhold,company,newyork Moleong, Lexy J, Metodologo penelitian kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998. Sukriswanto, Ucang 2012. Tesis Analisis Kelayakan Revitalisasi pasar umum gubub kabupaten Grobogan, Magister Teknik Sipil Universitas Dipenogoro (Semarang) Pawaka. Indra. 2006. Hubungan Fungsi dan Jalur Kenyamanan Pedestrian. Universitas Diponegoro. Semarang PDDIKTI. 2014. Pangkalan data pendidikan tinggi direktorat Jendral pendidikan tinggi www.forlap.dikti.com (1 jan 2015) 9
Pusat kesenian Jakarta (2014) Sejarah TIM www.tamanismailmarzuki.co.id (13 juli 2014) Randi. 2014. Persepsi masyarakat terhadap kualitas pencahayaan di malam hari pada Fatahillah square. Rappoport, A. 1980. Human Aspects of Urban Form. Inggris: Pergamon Press Roger scurton. 1984. Public Space and the classical vernacular Rubenstein, Harvey M. 1992. Pedestrians malls, streetsapes and urban space. Newyork : Jhon Waley and Sons Inc Rustam, Hakim. 1987. Unsur Perancangan Dalam Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bina Aksara Sarlito, Wirawan Sarmono. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Sarrisa, 2013. Hubungan Perilaku Pejalan Kaki Dengan Pola Pedestrian Simonds, J.o, 1978 LANDSCAPE ARCHITECTURE, Mc. Graw Hill Book, Newyork. Sirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Proses. New York : Van Nostrand Company Sommer 1980. Behavioral mapping Stephen Carr, et all. 1992. Public Space. Cambridge : Cambridge University Press Strauss, A& Corbin (1990). Basic Qualitatitve Research. Sage Publication,Newbury Park. Syafrudin, 1987. Pedestrian Kota Bandung Jurusan Teknik Planologi, ITB Bandung. Triandi Laksmiwati, Chairil Budiarto Amiuza Universitas Brawijaya
2013. Evaluasi Ruang Terbuka di Kampus
Untermann, Richard. K. (1984) Accomodating the pedestrian, Van Nonstrad Reinhold Company, Seattle, Washington. Watson, J.B. 1924. Behaviorism. Columbia University Weissman, Gerald. (1981), Evaluating architectural Legibility. Environment and Behavior.
10