BPS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA No. 05/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
TINGKAT KEMISKINAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2013 SEBESAR 15,03 PERSEN RINGKASAN
Garis kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada September 2013 sebesar Rp 303.843,- per kapita per bulan. Sementara garis kemiskinan pada Maret 2013 sebesar Rp 283.454,- per kapita per bulan, atau garis kemiskinan mengalami kenaikan sekitar 7,19 persen. Bila dibandingkan kondisi September 2012 yang sebesar Rp 270.110,- per kapita per bulan maka dalam kurun satu tahun terjadi kenaikan sebesar 12,49 persen.
Peran komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September 2013, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 72,22 persen, tidak jauh berbeda dengan September 2012 yang sebesar 71,50 persen.
Jumlah penduduk miskin, yaitu penduduk yang konsumsinya berada di bawah garis kemiskinan, pada September 2013 di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 535,18 ribu orang. Jika dibandingkan dengan keadaan Maret 2013 yang jumlahnya mencapai 550,19 ribu orang, berarti jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 15,01 ribu orang dalam setengah tahun. Bila dibandingkan keadaan September 2012 yang jumlah penduduk miskinnya mencapai 562,11 ribu orang, maka selama satu tahun terjadi penurunan sebesar 26,93 ribu jiwa.
Tingkat kemiskinan yaitu persentase penduduk miskin dari seluruh penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta pada September 2013 sebesar 15,03 persen. Apabila dibandingkan dengan keadaan Maret 2013 yang besarnya 15,43 persen berarti ada penurunan sebesar 0,40 poin selama setengah tahun. Sedangkan bila dibandingkan dengan kondisi September 2012 dengan persentase penduduk miskin sebesar 15,88 persen, terjadi penurunan sebesar 0,85 poin.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada periode September 2012 - September 2013 mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin juga semakin menyempit. .
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 05/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
1
1. Garis Kemiskinan September 2012-September 2013 Secara umum kemiskinan didefinisikan sebagai suatu kondisi kehidupan dimana terdapat sejumlah penduduk tidak mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok (basic needs) minimum dan mereka hidup di bawah tingkat kebutuhan minimum tersebut (Todaro dan Smith, 2007). Konsep yang dipakai BPS dalam mengukur kemiskinan juga berdasarkan kebutuhan dasar (basic needs approach). Nilai kebutuhan dasar minimum digambarkan dengan garis kemiskinan (GK), yaitu batas minimum pengeluaran per kapita per bulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan non makanan, yang memisahkan seseorang tergolong miskin atau tidak. Garis kemiskinan pada September 2013 adalah Rp 303.843,-per kapita per bulan. Jika dibandingkan dengan kondisi September 2012yang garis kemiskinannya sebesar Rp 270.110,- per kapita per bulan, terjadi kenaikan sebesar 12,49 persen dan jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2013 yang besarnya Rp 283.454,- per kapita per bulan, maka tampak adanya kenaikan garis kemiskinan sebesar 7,19 persen. Terjadinya peningkatan garis kemiskinan ini sejalan dengan terjadinya inflasi September 2012 ke September 2013 yang sebesar 7,60 persen, serta inflasi Maret 2013 - September 2013 yang mencapai 3,49 persen.
Tabel 1. Garis Kemiskinan menurut Tipe Daerah September 2012 – September 2013 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Daerah/Tahun Makanan
Bukan Makanan
Total
Sept 2012
196 430
88 119
284 549
Maret 2013
206 534
90 856
297 391
Sept
222 466
95 459
317 925
Sept 2012
186 710
55 266
241 975
Maret 2013
193 711
62 847
256 558
Sept 2013
213 359
62 427
275 786
Sept 2012
193 133
76 976
270 110
Maret 2013
202 158
81 296
283 454
Sept
219 422
84 421
303 843
Perkotaan
2013
Perdesaan
Kota+Desa
2013
Sumber: Susenas September 2012, Maret 2013, dan September 2013
2
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 05/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
Bila dilihat komponen Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September 2012 sumbangan GKM terhadap GK sebesar 71,50 persen dan 72,22 persen pada September 2013. Pada September 2013 garis kemiskinan di daerah perkotaan sebesar Rp 317.925,- per kapita per bulan, mengalami kenaikan 11,73 persen dibanding keadaan September 2012 yang sebesar Rp 284.549,- per kapita per bulan. Garis kemiskinan di daerah perdesaan pada September 2013 sebesar Rp 275.786,- per kapita per bulan, mengalami kenaikan 13,97 persen dibanding keadaan September 2012 yang mencapai Rp 241.975,- per kapita per bulan.
2. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta Jumlah penduduk miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta pada periode Maret 2009 - September 2013 mengalami fluktuasi, meskipun ada kecenderungan menurun. Pada periode Maret 2009 - Maret 2011 cenderung menurun dari tahun ke tahun, tetapi dari Maret 2011- Maret 2012 mengalami sedikit kenaikan dan turun kembali pada periode Maret 2012- September 2013. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2009 tercatat 585,78 ribu orang dan pada Maret 2011 turun menjadi 560,88 ribu, namun sampai dengan kondisi bulan Maret 2012 jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 565,32 ribu. Sementara pada periode Maret 2012- September 2013 mengalami penurunan. Perkembangan jumlah penduduk miskin seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta Maret 2009 - September 2013 (dalam ribu orang) 585,78 577,30 560,88
564,23
565,32
562,11 550,19 535,18
Maret 2009
Maret 2010
Maret 2011
Sept 2011
Maret 2012
Sept 2012
Maret 2013
Sept 2013
Sumber: Susenas Maret 2009 - September 2013 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 05/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
3
Penduduk miskin tersebar di perkotaan (60,83 persen) maupun perdesaan (39,17 persen). Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2013 sebanyak 325,53 ribu orang, bertambah 19,02 ribu orang bila dibandingkan keadaan September 2012 yang mencapai 306,51ribu orang. Jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2013 sebanyak 209,66 ribu orang, mengalami penurunan sekitar 46 ribu dari keadaan September 2012 yang jumlahnya mencapai 255,60 ribu orang (Tabel 1). Tabel 2. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin menurut Tipe Daerah, September 2012 - September 2013 Daerah/Tahun
Jumlah penduduk miskin (000)
Persentase penduduk miskin
306,51 315,47 325,53
13,10 13,43 13,73
255,60 234,73 209,66
21,29 19,29 17,62
562,11 550,19 535,18
15,88 15,43 15,03
Perkotaan September 2012 Maret 2013 September 2013 Perdesaan September 2012 Maret 2013 September 2013 Kota+Desa September 2012 Maret 2013 September 2013
Sumber: Susenas September 2012, Maret 2013, dan September 2013
3. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta Tingkat kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada periode Maret 2009-Maret 2013 cenderung mengalami penurunan. Persentase penduduk miskin pada Maret 2009 sebesar 17,23 persen, turun menjadi 15,03 persen pada September2013. Perkembangan tingkat kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta selengkapnya seperti terlihat pada Gambar 2. Tingkat kemiskinan di daerah perkotaan lebih kecil daripada di perdesaan. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2013 sebesar 13,73 persen mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan keadaan September 2012 yang besarnya mencapai 13,10 persen. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2013 sebesar17,62 persen, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan keadaan September 2012 yang mencapai 21,29 persen.
4
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 05/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
Gambar 2. Persentase Penduduk Miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta Maret 2009 - September2013 18
17,23 16,83
17
16,08
16,14
16,05
16
15,88 15,43 15,03
15 14 Maret 2009
Maret 2010
Maret 2011
Sept 2011
Maret 2012
Sept 2012
Maret 2013
Sept 2013
Sumber: Susenas Maret 2009 - September 2013
4. Kualitas Kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta Persoalan kemiskinan bukan hanya berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman (poverty gap index) dan tingkat keparahan (poverty severity index) dari kemiskinan. Artinya, selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan berkaitan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan tingkat keparahan kemiskinan itu. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada periode September 2012- September 2013 mengalami penurunan. Indeks kedalaman kemiskinan turun dari 2,89 pada September 2012 menjadi 2,13 pada September 2013. Demikian pula Indeks keparahan kemiskinan turun dari 0,75 menjadi 0,46 pada periode yang sama (Tabel 2). Penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin juga semakin menyempit. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada September 2013 di daerah perkotaan lebih tinggi dari pada perdesaan. Pada bulan September 2013 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan mencapai 2,18, sementara di daerah perdesaan mencapai 2,04. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perkotaan 0,52 sementara di daerah perdesaan mencapai 0,34. Hal ini berarti rata-rata pengeluaran konsumsi penduduk miskin terhadap garis kemiskinan di perkotaan lebih besar dibandingkan di perdesaan. Kesenjangan pengeluaran konsumsi antar penduduk miskin di daerah perkotaan juga lebih lebar dibandingkan dengan di daerah perdesaan.
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 05/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
5
Tabel 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Daerah Istimewa Yogyakarta Menurut Daerah, September 2012- September 2013 Tahun
Kota
Desa
Kota + Desa
September 2012
2,29
4,07
2,89
Maret
2013
2,08
3,02
2,40
September 2013
2,18
2,04
2,13
September 2012
0,58
1,10
0,75
Maret
2013
0,50
0,63
0,55
September 2013
0,52
0,34
0,46
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Sumber: Susenas Maret 2012, September 2012, dan Maret 2013
6
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 05/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014